2. metodologi studi islam
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 2. Metodologi Studi Islam
1/5
METODOLOGI AGAMA ISLAM
-
7/27/2019 2. Metodologi Studi Islam
2/5
Pengertian agama Islam
-
7/27/2019 2. Metodologi Studi Islam
3/5
PENDEKATAN di DALAM MEMAHAMI
AGAMAA. Pendekatan Teologis Normatif
upaya memahami agama dengan menggunakan kerangka Ilmu Ketuhanan yang bertolak dari suatukeyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benardibandingkan dengan lainnya.
B. Pendekatan Antropologis
Pendekatan antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya
memahami agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembangdalam masyarakat. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.
C. Pendekatan Sosiologis
sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikiandapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secaraproporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dan ilmu sosiologi.
Jalaluddin Rahmat dalam bukunya yang berjudul Islam Alternatif, menunjukkan betapa besarnyaperhatian agama Islam terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan sebagai berikut :
-
7/27/2019 2. Metodologi Studi Islam
4/5
1). Pertama, dalam Alquran atau kitab-kitab hadis, proporsi terbesar keduasumber hukum Islam itu berkenaan dengan urusan muamalah. Menurut AyatullahKhomaeni dalam bukunyaAl-Hukumah Al-Islamiyah yang dikutip JalaluddinRahmat, dikemukakan bahwa perbandingan antara ayat-ayat ibadah dan ayat-ayatyang menyangkut kehidupan sosial adalah satu berbanding seratus untuk satu
ayat ibadah, ada seratus ayat muamalah (masalah sosial). 2). Kedua, bahwa ditekankannya masalah muamalah (sosial) dalam Islam ialah
adanya kenyataan bahwa bila urusan ibadah bersamaan waktunya dengan urusanmuamalah yang penting, maka ibadah boleh diperpendek atau ditangguhkan(tentu bukan ditinggalkan), melainkan dengan tetap dikerjakan sebagaimanamestinya.
3). Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi ganjaran
lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan. Karena itu shalat yangdilakukan secara berjemaah dinilai lebih tinggi nilainya daripada shalat yangdikerjakan sendirian (munfarid) dengan ukuran satu berbanding dua puluh derajat.
4). Keempat, dalam Islam terdapat ketentuan bila urusan ibadah dilakukan tidaksempurna atau batal, karena melanggar pantangan tertentu, maka kifaratnya(tembusannya) adalah melakukan sesuatu yang berhubungan dengan masalahsosial.
5). Kelima, dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidangkemasyarakatan mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah.
-
7/27/2019 2. Metodologi Studi Islam
5/5
D. Pendekatan Filosofis
Filsafat mencari sesuatu yang mendasar, asas, dan inti yang terdapat di balik yang bersifat lahiriah.
E. Pendekatan Historis
Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris danmendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat
dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.
F. Pendekatan Kebudayaan
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akalbudi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat; dan berarti pula kegiatan (usaha) batin (akal dansebagainya) untuk menciptakan sesuatu yang termasuk hasil kebudayaan. Sementara itu, Sutan Takdir Alisjahbanamengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang terjadi dari unsur-unsur yang berbedaseperti pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan segala kacakapan lain yang diperolehmanusia sebagai anggota masyarakat.
Dengan demikian, kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengarahkan segenappotensi batin yang dimilikinya.
G. Pendekatan Psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah jiwa yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang dapatdiamatinya. Menurut Zakiah Daradjat, perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi olehkeyakinan yang dianutnya. Ilmu jiwa agama sebagaimana yang dikemukakan Zakiah Daradjat, tidak akanmempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan adalahbagaimana keyakinan agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.
Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami dan diamalkanseseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengantingkatan uasianya. Dengan ilmu agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya.