2. bab iibab ii gambaran pelayanan dinas pertanian dan kehutanan 2.1. tugas, fungsidan struktur...
TRANSCRIPT
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
2.1. Tugas, Fungsidan Struktur Organisasi
Sesuai dengan amanat dalam Perda Nomor 3 Tahun 2008 Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Kulon Progo mempunyai fungsi penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian dan kehutanan,
sedangkan tugasnya sebagai berikut:
a. menyelenggarakan kegiatan di bidang tanaman pangan;
b. menyelenggarakan kegiatan di bidang hortikultura;
c. menyelenggarakan kegiatan di bidang kehutanan;
d. menyelenggarakan kegiatan di bidang perkebunan;
e. melaksanakan kegiatan ketatausahaan;
Sesuai dengan amanat Peraturan Bupati Nomor 69 Tahun 2008 tentang tugas
dan fungsi eselon III, yaitu : Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan, Bidang Hortikultura,
Bidang Kehutanan dan Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Kehutanan
adalah sebagai berikut :
1. Sekretariat, mempunyai fungsi pelaksanaan urusan umum dan
Kepegawaian, perencanaan dan keuangan.
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah tangga,perlengkapan,
perbekalan , ketatausahaan, kearsipan dan kepustakaan serta urusan
kepegawaian.
b. Sub Bagian Perencanaan
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan,
pengembangan dan pelaporan
c. Sub Bagian Keuangan
Mempunyai tugas melaksanakan penyusunan perencanaan,
pengembangan dan pelaporan
2. Bidang Tanaman Pangan, mempunyai fungsi penyelenggaraan bimbingan
teknis, serealia, kacang-kacangan dan umbi-umbian.
a. Seksi Serealia
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis serealia.
b. Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis kacang kacangandan
umbi-umbian.
3. Bidang Hortikultura, mempunyai fungsi penyelenggaraan bimbingan teknis
sayuran dan tanaman obat, buah-buahan dan tanaman hias.
a. Seksi Sayuran dan Tanaman Obat
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis sayuran dan tanaman
obat.
b. Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis buah buahan dan tanaman
hias.
4. Bidang Kehutanan, mempunyai fungsi penyelenggaraan konservasi dan
rehabilitasi, perhutanan sosial dan aneka usaha.
a. Seksi Konservasi dan Rehabilitasi
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis konservasi dan rehabilitasi
bidang kehutanan.
b. Seksi Perhutanan Sosial dan Aneka Usaha
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis di bidang perhutanan
sosial dan aneka usaha kehutanan.
5. Bidang Perkebunan, mempunyai fungsi penyelenggaraan produksi dan
perlindungan, kelembagaan dan bina usaha.
a. Seksi Produksi dan Perlindungan
Mempunyai tugas menyelenggarakan, menyusun kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis di bidang produksi
perkebunan.
b. Seksi Kelembagaan dan Bina Usaha
Mempunyai tugas menyelenggarakan penyusunan kebijakan teknis
serta menyelenggarakan bimbingan teknis di bidang bina usaha
perkebunan
Kedudukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) lingkup Dinas Pertanian dan
Kehutanan diatur dalam Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang pembentukan, organisasi
dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas daerah di lingkungan pemerintah Kabupaten
Kulon Progo yang terdiri dari UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura dan
UPTD Perbibitan Kehutanan Perkebunan. UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan
Hortikultura mempunyai fungsi penyelenggaraan perbibitan tanaman pangan dan
hortikultura sedangkan tugasnya adalah:
1. menyelenggarakan usaha perbibitan tanaman pangan dan hortikultura;
2. memasarkann dan mengembangkan usaha perbibitan tanaman pangan dan
hortikultura;
3. membina pengembangan produksi dan distribusi di bidang benih dan bibit
tanaman pangan dan hortikultura; dan
4. melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
UPTD Perbibitan Kehutanan Perkebunan mempunyai fungsi penyelenggaraan
perbibitan kehutanan perkebunan sedangkan tugasnya adalah:
1. menyelenggarakan usaha perbibitan kehutanan dan perkebunan;
2. melaksanakan pemasaran dan pengembangan usaha perbibitan kehutanan dan
perkebunan;
3. membina pengembangan produksi dan distribusi di bidang benih dan bibit
tanaman kehutanan dan perkebunan; dan
4. melaksanakan kegiatan ketatausahaan.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 3 Tahun 2008
tentang Pembentukan, organisasi dan tata kerja dinas daerah, Dinas Pertanian dan
Kehutanan memiliki susunan organisasi sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat terdiri dari:
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2) Sub Bagian Perencanaan
3) Sub Bagian Keuangan
c. Bidang Tanaman Pangan terdiri dari:
1) Seksi Serealia
2) Seksi Kacang-kacangan dan Umbi-umbian
d. Bidang Hortikultura terdiri dari :
1) Seksi Sayuran dan Tanaman Obat
2) Seksi Buah-buahan dan Tanaman Hias
e. Bidang Kehutanan terdiri dari :
1) Seksi Konservasi dan Rehabilitasi
2) Seksi Perhutanan Sosial dan Aneka Usaha
f. Bidang Perkebunan terdiri dari :
1) Seksi Produksi dan Perlindungan
2) Seksi Kelembagaan dan Bina Usaha
g. Unit Pelaksana Teknis Dinas (diatur lebih lanjut dalam Perda No. 5 Tahun
2008
1) UPTD Perbibitan Tanaman Pangan dan Hortikultura
2) UPTD Perbibitan Kehutanan dan Perkebunan
h. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional yang berada di Dinas Pertanian dan
Kehutanan :
1. Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) yang diatur
dalam Peraturan Bupati Nomor 54 Tahun 2006
2. Analis Pasar Hasil Pertanian (APHP) yang diatur dalam Peraturan
Bupati Nomor 23 Tahun 2014 tanggal 30 Mei 2014 tentang Perubahan
Perbub Nomor 42 Tahun 2012 tentang Kualifikasi JFT pada Pemerintah
Daerah.
Bagan struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan disajikan pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1.Bagan struktur organisasi Dinas Pertanian dan Kehutanan
BIDANG TANAMAN
PANGAN
BIDANG HORTIKULTURA BIDANG KEHUTANAN
SEKRETARIAT
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN
PERENCANAANi.) SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKSI SEREALIA
SEKSI KACANG-KACANGAN DAN UMBI-
UMBIAN
SEKSI KONSERVASI DAN
REHABILITASI
SEKSI PERHUTANAN SOSIAL DAN ANEKA
USAHA
BIDANG PERKEBUNAN
SEKSI SAYURAN DAN
TANAMAN OBAT
SEKSI BUAH-BUAHAN
DAN TANAMAN HIAS
SEKSI PRODUKSI DAN
PERLINDUNGAN
SEKSI KELEMBAGAAN DAN BINA USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
UPDT PERBIBITAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
UPTD PERBIBITAN KEHUTANAN PERKEBUNAN
KEPALA DINAS
2.2. Sumber Daya
2.2.1. Sumber Daya SKPD
2.2.1.1. Sumber Daya Manusia
Sumberdaya yang dimiliki Dinas Pertanian dan Kehutanan dalam memberikan
pelayanan antara lain sumber daya manusia dan sarana dan prasarana. Sumberdaya
manusia Dinas Pertanian dan Kehutanan berupa pegawai dengan jumlah pegawai pada
Tahun 2013 sebanyak 89 orang.Dilihat dari susunan kepegawaian, terdiri dari 1 orang
pejabat eselon II, 5 orang pejabat eselon III, 13 orang pejabat eselon IV, 7 orang
pejabat fungsional tertentu dan 63 orang jabatan fungsional umum.Perincian
selengkapnya disajikan pada Tabel 2.1 .
Tabel 2.1. Data Keadaan Pegawai Dinas Pertanian dan Kehutanan
KabupatenKulon Progo Tahun 2013
No. Klasifikasi Pegawai Jumlah
1 2 3
1. Berdasarkan Golongan
- Golongan IV 8 orang
- Golongan III 62 orang
- Golongan II 17 orang
- Golongan I 2 orang
2. Berdasarkan jenjang pendidikan (pendidikan
terakhir)
- S-2 Manajemen Agribisnis 3 orang
- S-2 Ekonomi Pembangunan 1 orang
- S-1 Pertanian 29 orang
- S-1 Biologi 3 orang
- S-1 Statistik 1 orang
- S-1 Administrasi Negara 2 orang
- S-1 Ekonomi (Manajemen) 1 orang
- D-3 Penyuluhan Pertanian/Peternakan 2 orang
- D-3 Pertanian 7 orang
- SMA 11 orang
- SMEA 4 orang
- SPP/SPMA 7 orang
- SPP Nak/SNAKMA 1 orang
- STM Pertanian 1 orang
- STM 7 orang
- SPbMA 5 orang
- SKMA 1 orang
- SMP 2 orang
- SD 1 orang
3. Berdasarkan Jenis Kelamin
- Laki-laki 62 orang
- Perempuan 27 orang
4. Tenaga Honorer
a). Dengan SK Kepala Dinas (penjaga malam) 1 orang
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan (2013).
Kondisi kepegawaian pada Dinas Pertanian dan Kehutanan di akhir Tahun 2013
berdasarkan Peraturan Bupati No 107 Tahun 2008 tentang Kualifikasi Jabatan
Struktural dan Jabatan Fungsional Umum pada Pemerintah Daerah dan Peraturan
Bupati Nomor 54 Tahun 2006 tentang Jabatan Fungsional Tertentu pada Perangkat
Daerah disajikan padatabel 2.2 .
Tabel 2. 2. Kondisi Kepegawaian Dinas Pertanian dan Kehutanan
Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
No. Jabatan Jumlah
Sesuai Perbup Kondisi saat ini 1. Eselon II b 1 orang 1 orang 2. Eselon III a 1 orang 1 orang 3. Eselon III b 4 orang 4 orang 4. Eselon IV a 13 orang 13 orang 5. Fungsional POPT 7 orang 7 orang 6. Fungsional APHP 3 orang - 7. Fungsional Umum 97 orang 63 orang Jumlah 126 89
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan (2014).
2.2.1.2. Asset
Kondisi asset Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun
2011-2013 disajikan pada Tabel 2.3 sedangkanAsset bangunan gedung dan tanah Dinas
Pertanian disajikan pada tabel 2.4
Tabel 2.3. Kondisi Asset Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2013
No Jenis Asset Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah (Unit)
Kondisi Baik
% Jumlah (Unit)
Kondisi Baik
% Jumlah (Unit)
Kondisi Baik
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kendaraan Roda Empat 4 4 100 4 4 100 4 4 100
2 Kendaraan Roda Dua 55 55 100 63 63 100 69 69 100
3 Komputer/Laptop 22 22 100 35 35 100 43 43 100
4 Aalat-alat bengkel dan alat ukur 58 58 100 12 12 100 5 5 100
5 Alat-alat pertanian/peternakan 162 162 100 351 351 100 118 118 100
6 Alat –alat kantor dan rumah tangga 577 577 100 617 617 100 257 257 100
7 Alat-alat studio dan komunikasi 42 42 100 46 46 100 46 46 100
8 Alat-alat laboratorium - - 11 11 100 5 5 100 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2013
Tabel 2.4 Asset Bangunan Gedung dan Tanah Dinas Pertanian dan KehutananKabupaten
Kulon Progo Tahun 2013
No. Jenis Luas
Tanah (m2)
Luas Bangunan
(m2) Keterangan
1. Bangunan Gedung Dinas
(Sekretariat, Bidang TP,
Bidang Hortikultura)
2.856 758,54 Status Tanah
Pembelian Tahun
1974
2. Lantai jemur 629 - Status tanah
pembelian tahun
1974
3. Bangunan Gedung
Bidang Kehutanan,
Bidang Perkebunan
1.500 532,25 Status tanah
pembelian tahun
1998
4. UPTD Perbibitan Tan
Pangan dan Hortikultura
1.990 1.529,79 Status tanah
pembelian tahun
2005
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan , 2013
2.2.2.Sumber Daya Lainnya
2.2.2.1.Kondisi Sumber Daya Alam
Secara administratif Kabupaten Kulon Progo terdiri dari 12 kecamatan, 87 desa
dan 1 kelurahan. Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo 58.627 ha dengan perincian
penggunaan lahan pada tahun 2013 sebagai berikut:
a. Lahan sawah : 10.297 ha
b. Lahan bukan sawah : 35.027 ha
c. Lahan bukan pertanian : 13.303 ha
Lahan sawah yang ada di Kabupaten Kulon Progo selama kurun waktu 10 tahun
terakhir (2004 s/d 2013) cenderung menurun. Penurunan luas lahan sawah dari tahun
ke tahun disebabkan oleh adanya alih fungsi lahan sawah ke sektor lain seperti untuk
perumahan, jalan dan sebagainya. Kondisi lahan sawah di Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2004 sampai dengan 2013 disajikan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Luas Lahan Sawah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2004-2013
Sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 390 Tahun
2007tentang PenetapanStatus Daerah Irigasi Yang Pengelolaannya Menjadi
wewenang dan Tanggung Jawab Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota, Daerah Irigasi yang berada di Kabupaten Kulon Progo terbagi dalam
3 daerah irigasi yaitu DI Kalibawang (Kewenangan Pusat), DI Sapon (Kewenangan
Propinsi) dan DI Kecil (Kewenangan Kabupaten) Pembagian daerah irigasi
selengkapnya disajikan pada tabel 2.5.
Tabel 2.5. Pembagian Daerah Irigasi menurut Kewenangan
di KabupatenKulon Progo Tahun 2013
No Nama Daerah Irigasi Luas
Daerah Wilayah Kecamatan
Irigasi (Ha)
I D I Kalibawang ( Kewenangan Pusat ) 1.1 Intake Kalibawang 2.594 Kalibawang, Samigaluh,
Girimulyo,Nanggulan, Sentolo
1.2 Bendung Papah 983 Sentolo,Pengasih,Lendah
1.3 Bendung Clereng 150 Pengasih,Nanggulan
1.4 Bendung Jelog 80 Sentolo
1.5 Bendung Krengseng 80 Nanggulan
1.6 Bendung Monggang 30 Sentolo
1.7 Bendung Nabin 26 Pengasih
1.8 Bendung Brangkal 22 Nanggulan
1.9 Bendung Tawang 10 Nanggulan,Pengasih
1.10 Bendung Degung 8 Sentolo
10.86710.833 10.833
10.397
10.280 10.280 10.304 10.304 10.29910.297
9.900
10.000
10.100
10.200
10.300
10.400
10.500
10.600
10.700
10.800
10.900
11.000
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Lua
s La
ha
n S
aw
ah
(H
a)
Luas Lahan Sawah Kabupaten Kulon Progo Th 2004-2013
1.11 Bendung Gedangan 8 Sentolo
1.12 Bendung Kali Salak 8 Sentolo
1.13 Bendung Sadang 6 Nanggulan
1.14 Bendung Gayam 5 Nanggulan
1.15 Bendung Pengasih 2.035 Pengasih,Kokap,Wates, Temon,Panjatan
1.16 Bendung Kamal 80 Pengasih
1.17 Bendung Pekik Jamal 827 Wates,Panjatan
1.18 Bugel (Lahan Pantai) 80 Panjatan
1.19 Garongan (lahan Pantai) 60 Panjatan
1.20 Pleret (Lahan Pantai) 60 Panjatan
JUMLAH I 7.152
II. D I Sapon ( Kewenangan Propinsi )
2.1 D I Sapon 1.900 Lendah,Galur,Panjatan
JUMLAH II 1.900
III. D I Kecil ( Kewenangan Kabupaten )
3.1 D I Balong 7 Samigaluh
3.2 D I Banaran 3 Girimulyo
3.3 D I Banjaran 17 Pengasih
3.4 D I Belik 2 4 Samigaluh
3.5 D I Bogor 15 Pengasih
3.6 D I Borongaren 8 Kalibawang
3.7 D I Brangkalan 21 Kalibawang 3.8 D I Cikli 36 Girimulyo
3.9 D I Clangkring 4 Samigaluh
3.10 D I Clumprit 5 Samigaluh 3.11 D I DAS Nganten 30 Samigaluh 3.12 D I Dukuh 8 Samigaluh
3.13 D I Dung Dekem 8 Samigaluh 3.14 D I Mudal 26 Samigaluh
3.15 D I Gegunung 7 Pengasih
3.16 D I Germalang 11 Samigaluh
3.17 D I Grembul 6 Kalibawang
3.18 D I Jambiaji 30 Samigaluh
3.19 D I Jati 6 Samigaluh
3.20 D I Jetis 8 Samigaluh
3.21 D I Jurug 59 Lendah
3.22 D I Kanjangan 37 Kokap
3.23 D I Karang 12 Samigaluh
3.24 D I Kayangan 198 Girimulyo
3.25 D I Kebon Harjo 24 Samigaluh
3.26 D I Kedung Banteng 5 Samigaluh
3.27 D I Kedung Bisu 5 Samigaluh
3.28 D I Kedung Kobong 5 Samigaluh
3.29 D I Kedung Mejing 4 Samigaluh
3.30 D I Kembang Malang 4 Samigaluh
3.31 D I Klampok 3 Pengasih
3.32 D I Kluwihan 8 Samigaluh
3.33 D I Mejing 6 Samigaluh
3.34 D I Melar 30 Samigaluh
3.35 D I Ngobaran 30 Samigaluh
3.36 D I Niten 125 Girimulyo
3.37 D I Nyemani 15 Samigaluh
3.38 D I Pandan 7 Samigaluh
3.39 D I Penggung 32 Girimulyo
3.40 D I Pengkol 34 Samigaluh
3.41 D I Pereng 7 Samigaluh
3.42 D I Plelen 74 Pengasih
3.43 D I Promasan 5 Kalibawang
3.44 D I Sarigono 30 Samigaluh
3.45 D I Sarimulyo 4 Samigaluh
3.46 D I Ngancar 9 Pengasih
3.47 D I Sepranti 6 Samigaluh
3.48 D I Singo Goweng 25 Girimulyo
3.49 D I Soko 8 Samigaluh
3.50 D I Sumitro 98 Girimulyo 3.51 D I Tulangan 15 Samigaluh 3.52 D I Wadas 20 Nanggulan
JUMLAH III 1.204 JUMLAH ( I+ II + III ) 10.256
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013
Sumber irigasi lain berasal dari Waduk Sermo dan dari sumur-sumur ladang
yang dibangun di lahan pantai. Waduk Sermo di Kecamatan Kokap mempunyai luas
genangan 157 ha, dengan sumber air berasal dari Kali Dungpapak beserta anak-anak
cabangnya, Kali Menguri dan anak-anak cabangnya, Kali Pantaran, Kali Kembang, Kali
Papon dan sungai-sungai kecil lain yang bermuara ke Kali Ngrancah. Kali Ngrancah
yang mempunyai 6 anak-cabang beserta ranting-rantingnya dalam keadaan normal
menghasilkan sekitar 15% dari seluruh aliran Kali Serang. Daerah peresapan untuk Kali
Ngrancah adalah 22 km2 sedangkan Kali Serang lebih kurang 270 km2. Besarnya aliran
Kali Ngrancah secara rata-rata pertahun adalah 1,39 m3/detik. Air dari Waduk Sermo ini
mampu berfungsi sebagai suplisi irigasi untuk mengairi sawah seluas kurang lebih
1.500 ha yang berada di Kecamatan Temon, Wates dan Pengasih.
Dari potensi lahan di Kabupaten Kulon Progo, yang perlu mendapat perhatian
adalah masih dijumpainya lahan kritis dengan luasan tersebar di 12
Kecamatan.Penurunan luas lahan kritis setiap tahun merupakan dampak keberhasilan
rehabilitasi hutan dan lahan baik melalui metode vegetatif (penanaman) dan sipil teknis
(pembuatan bangunan konservasi tanah dan air). Data luas hutan rakyat Tahun 2009 -
2013 selengkapnya disajikan pada tabel 2.6 sedangkan sebaran lahan kritis Tahun
2009-2013 disajikan pada tabel 2.7.
Tabel. 2.6 Luas Hutan Rakyat Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009– 2013
No Kecamatan Luas Hutan Rakyat (Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Temon 794,25 799,75 804,25 807,15 810,5
2 Wates 184,00 184,00 186,9 189,3 190
3 Panjatan 651,00 659,50 669,5 681,4 688,4
4 Galur 291,63 301,75 310 313,75 317,5
5 Lendah 572,67 582,35 590 594,4 594,4
6 Sentolo 947,55 972,55 997,55 1010 1.013,00
7 Pengasih 1.389,50 1.489,50 1589,5 1.618,5 1.688,50
8 Kokap 4.247,31 4.347,31 4447,31 4.515,31 4.742,10
9 Nanggulan 435,00 460,00 470 475 477
10 Girimulyo 3.095,50 3.195,00 3245 3.287 3.407,00
11 Samigaluh 3.675,00 3.770,00 3870 3.980 4.090,00
12 Kalibawang 1.855,37 1.970,26 2020,26 2.075,5 2.159,29
Jumlah 18.138,78 18.731,97 19.200,27 19.547,31 20.177,69
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2013
Tabel. 2.7 Luas Lahan Kritis Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009– 2013
No Kecamatan Luas Lahan Kritis (Ha)
2009 2010 2011 2012 2013
1 Temon 822,90 807,25 791,5 775,75 756,56
2 Wates 331,31 325,00 319 312 296,87
3 Panjatan 702,09 690,00 680 672 663,5
4 Galur 774,56 764,56 749,56 737,15 727,45
5 Lendah 200,28 190,68 180,65 176,75 170,75
6 Sentolo 536,27 516,85 490,63 479,3 471,67
7 Pengasih 340,34 310,15 280,3 272,95 267,72
8 Kokap 252,11 235,00 220 213 197,12
9 Nanggulan 154,88 144,85 134,8 127,5 118,5
10 Girimulyo 578,36 542,10 515,3 499,3 484,96
11 Samigaluh 659,83 608,00 552,43 507,45 478
12 Kalibawang 742,14 713,14 691,14 675,2 623,9
Jumlah 6.095,07 5.847,58 5.605,31 5.448,35 5.257,00
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2013
2.2.2.2. Kondisi Sumber Daya Manusia
Keberadaan kelompok tani sebagai wadah berkumpulnya petani menjadi hal
yang sangat penting, mengingat konsep pemberdayaan petani yang dilakukan oleh
Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah pemberdayaan kelompok tani. Dengan
semakin banyaknya jumlah petani yang mau bergabung dalam kelompok tani akan
mempermudah dinas dan stakeholder terkait untuk memberdayakan petani.
Jumlah petani dan buruh tani di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2013 sebanyak
142.086 orang, dan yang tergabung dalam kelompok tani sebanyak 78.271 orang.
Jumlah kelompok tani pada tahun 2013 sebanyak 1.702 kelompok. Jumlah petani dan
keanggotaan dalam kelompok tani Tahun 2009-2013 disajikan dalam tabel 2.8
sedangkan perkembangan jumlah dan kelas Kelompok Tani disajikan dalam tabel 2.9.
Tabel 2.8 Jumlah Petani dan Keanggotaan dalam Kelompok Tani Kabupaten
Kulon Progo Tahun 2009-2013
No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013
1. Jumlah
petani/buruh tani
140.729 135.669 137.521 137.359 142.086
2. Jumlah
keanggotaan
kelompok tani
70.998 72.431 74.181 75.813 78.271
3. Rasio (%) 50,45 53,38 53,94 55,19 56,55
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, 2013
Tabel 2.9 Perkembangan Jumlah dan Kelas Kelompok Tani Kabupaten Kulon
Progo Tahun 2009-2013
No Tahun Kelas Kelompok
Pemula Lanjut Madya Utama Jumlah
1 2009 468 337 561 79 1.445
2 2010 349 456 646 87 1.538
3 2011 392 473 662 87 1.614
4 2012 377 551 655 71 1.654
5 2013 348 517 742 95 1.702
Sumber : Kantor Ketahanan Pangan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan, 2013
Di samping kelembagaan kelompok tani, terdapat juga lembaga petani yang lain
yaitu Gapoktan sejumlah 88, Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) sebanyak 36,
Koperasi Tani sebanyak 12 Kelompok, Kelompok Penangkar Benih sebanyak 14, Regu
Pengendali Hama sebanyak 36, Asosiasi Tebu Rakyat, Asosiasi Kopi, Asosiasi Kakao,
Asosiasi Cengkeh, Asosiasi Kelapa, Asosiasi Teh, Asosiasi Empon-empon, Asosiasi
Jagung, Asosiasi Tanaman Hias, 13 Kelompok Gabungan P3A dan 228 organisasi
P3A, 12 Kelompok KTNA tingkat Kecamatan dan 1 Kelompok KTNA tingkat Kabupaten
sertaHKTI sebanyak 1 lembaga.
2.2.2.3. Kondisi Sarana Prasarana Pertanian
Kondisi Sarana berupa alat dan mesin pertanian di Kabupaten Kulon Progo
Tahun 2011- 2013disajikan dalamTabel 2.10. sedangkan kondisi prasarana berupa
jalan pertanian dan jaringan irigasi disajikan dalam tabel 2.11.
Tabel 2.10. Alat dan Mesin Pertanian Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2013
No. Jenis Alsintan Jumlah Kondisi Baik
2011 2012 2013
1 Traktor Roda Dua 536 580 608
2 Transplanter 1 1 3
3 Hand Sprayer dan Power Sprayer 3.698 4.366 4.325
4 Emposan tikus 159 233 225
5 Pembersih Gulma 418 387 371
6 Pompa Air 3.046 3.491 3.485
7 Sabit bergerigi 3.167 2.539 2.399
8 Pemotong Padi Type Gunting (Reaper) 1 13 13
9 Perontok Padi (Thresher) 3.109 3.304 3.250
10 Pemipil Jagung (Cornsheller) 97 102 92
11 Perontok Kedelai 2 2 2
12 Pembersih Gabah (winower) 1 1 2
13 Pengering Tipe Datar (Flat Bed Dryer) 3 4 5
14 Pengering Type Vertikal (Continuous Dryer) 3 3 1
15 Penggilingan Padi Kecil (Small Rice Mill) 132 152 149
16 Penggilingan Padi Menengah (Medium Rice Mill) 89 89 86
17 Penggilingan Padi Besar (Large Rice Mill) 65 67 67
18 Penyimpanan Hasil Tanaman Pangan (Silo) 16 16 16
19 Alat Pembuat Pupuk Organik 21 50 52
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo, 2013
Tabel 2.11. Kondisi Jalan Pertanian dan Jaringan Irigasi Kabupaten Kulon Progo tahun 2011-2013
No Jenis Prasarana 2011 2012 2013
1 Jalan Pertanian (meter) 46.170 62.502 80.253,68
2 Jaringan Irigasi (meter) 55.825 65.706 75.093
2.3. Kinerja Pelayanan SKPD
Kinerja pelayanan Dinas Pertanian dan Kehutanan adalah dalam urusan
pertanian dan kehutanan yang selengkapnya disajikan dalam tabel 2.12. sedangkan
anggaran dan realisasi pendanaan Dinas Pertanian dan Kehutanan untuk urusan
pertanian dan urusan kehutanan Tahun 2012-2014 disajikan pada tabel 2.13 dan 2.14.
Program dan Kegiatan dalam Urusan Pertanian dilaksanakan dengan tujuan
untuk mewujudkan target-target capaian indikator kinerja yang telah dituangkan dalam
RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 terutama perwujudan misi ke 3, yaitu
mewujudkan kemandirian ekonomi daerah yang berbasis pada pertanian dalam arti
luas, industri dan pariwisata yang berdaya saing dan berkelanjutan bertumpu pada
pemberdayaan masyarakat.
Tabel 2.12 menunjukkan bahwa Indikator Kinerja Kunci (IKK) untuk urusan
pertanian yaitu Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
mengalami penurunan pada tahun 2013 dibanding tahun 2012.Penurunan produktivitas
padi pada tahun 2013 disebabkan adanya kelangkaan bahan bakar solar untuk traktor
pada musim tanam Sub Round 1.Hal tersebut menyebabkan mundurnya pengolahan
tanah sehingga bibit padi yang ditanam sudah tua dan akibatnya anakan produktif yang
dihasilkan sedikit.Kondisi yang demikian menyebabkan produktivitas padi relatif
menurun. Disamping hal tersebut adanya serangan Organisme Pengganggu
Tanaman terutama hama wereng dan hama tikus di Sub Round 3 menyebabkan
penurunan produktivitas padi.
Indikator Kinerja Kunci Kontribusi Sektor Pertanian terhadap PDRB juga
mengalami penurunan pada Tahun 2013. Hal tersebut disebabkan adanya penurunan
produksi komoditas pertanian yang mempunyai kontribusi cukup besar terhadap PDRB
yaitu untuk komoditas padi palawija, komoditas sayuran dan buah semusim serta
komoditas perkebunan.
Indikator Kinerja Kunci urusan Kehutanan yaitu Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Kritis mengalami peningkatan. Hal tersebut merupakan indikasi keberhasilan upaya
rehabilitasi hutan dan lahan, terutamayang dilaksanakan melalui metode penanaman
(vegetatif) . Untuk Indikator Kinerja Kunci Kerusakan Kawasan Hutan pada Tahun 2013
cukup berhasil yaitu dengan tidak adanya kerusakan kawasan hutan.
Terkait dengan Millenium Development Goals (MDG’s), Dinas Pertanian dan
Kehutanan berkontribusi terhadap pencapaian tujuan ke-7 yaitu Memastikan
Kelestarian Lingkungan Hidup dengan 2 indikator yaitu:1)Rasio luas kawasan tertutup
pepohonan berdasarkan hasil pemotretan citra satelit dan survey foto udara terhadap
luas daratan dan 2).Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian
keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan. Dari 2 indikator ini terjadi
peningkatan capaian pada Tahun 2013 dibanding tahun 2012.
Tabel 2.12 menunjukkan bahwa pada tahun 2012 dan tahun 2013sembilan
indikator kinerja RPJMD untuk urusan pertanian dapat mencapai target sedangkan 3
(tiga) indikator kinerja tidak dapat mencapai target. Pada tahun 2012, indikator kinerja
yang dapat mencapai target adalah produksi padi dan palawija, produksi sayuran dan
buah-buahan semusim, produksi buah dan sayuran tahunan, produksi tanaman obat,
alsin budidaya, alsin pasca panen/pengolahan, kemitraan usaha, peningkatan jalan
pertanian/perkebunan dan peningkatan jaringan irigasi. Tiga indikator kinerja yang tidak
dapat memenuhi target adalah produksi perkebunan, penyusunan SOP/GAP dan
Peningkatan Bangunan Konservasi Air. Pada tahun 2013, indikator kinerja yang dapat
mencapai target adalah produksi buah dan sayuran semusim, produksi buah dan
sayuran tahunan, produksi tanaman obat, peningkatan jumlah alat mesin pertanian
(alsin budidaya dan alsin pasca panen/pengolahan), terjalinnya kemitraan usaha
pertanian/perkebunan, penyusunan SOP/GAP, peningkatan jalan
pertanian/perkebunan, peningkatan jaringan irigasi dan peningkatan bangunan
konservasi air. Adapun indikator kinerja yang tidak dapat mencapai target adalah
produktivitas padi, produksi padi dan palawija serta produksi perkebunan .
Pada Tahun 2013, indikator kinerja yang mengalami peningkatan capaian dari
Tahun 2012 adalah sejumlah 7 (tujuh) indikator sedangkan5 (lima) indikator kinerja
mengalami penurunan .
Produksi padi dan palawija pada Tahun 2013 mencapai 198.769,00 ton. Dalam
hal ini terjadi penurunan produksi sebesar 9,86% dibanding produksi pada tahun 2012
yaitu 220.505,00 ton. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD sebesar 210.269
ton, indikator ini tidak dapat memenuhi target yaitu dengan capaian 94,53%. Penurunan
produksi padi dan palawija serta tidak tercapainya target selain disebabkan oleh
adanya penurunan produktivitas juga disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar
4,48% yaitu 32.287 Ha pada tahun 2012 menjadi 30.839 Ha pada tahun 2013.
Produksi buah-buahan dan sayuran tahunan pada tahun 2013 mencapai
65.203,70 ton. Dalam hal ini terjadi peningkatan sebesar 3,48 % dari tahun 2012
dengan produksi sebesar 63.012,70 ton. Luas panen untuk kelompok komoditas ini
meningkat sebesar 3,38%.
Peningkatan produksi disebabkan oleh peningkatan luas panen dan juga
peningkatan produktivitas. Dalam hal ini peningkatan produktivitas sangat dipengaruhi
oleh adanya peningkatan penerapan teknologi maupun peningkatan kualitas dan
kuantitas sarana produksi. Apabila dibandingkan dengan terget RPJMD, capaian untuk
indikator produksi buah-buahan dan sayuran tahunan dapat mencapai terget yaitu
sebesar 102,21%.
Produksi sayuran dan buah-buahan semusim pada tahun 2013 mencapai
49.839,50 ton. Dalam hal ini terjadi penurunan sebesar 3,17 % dari produksi tahun
2012 yang mencapai 51.470,70 ton . Luas panen kelompok komoditas ini meningkat
sebesar 4,44%. Penurunan produksi untuk beberapa komoditas utama (cabe,
semangka, melon) disebabkan oleh penurunan produktivitas. Apabila dibandingkan
dengan terget RPJMD, indikator produksi sayuran dan buah-buahan semusim dapat
mencapai terget dengan capaian sebesar 105,07%.
Produksi tanaman obat pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 7,00
% yaitu sebesar 15.035,54 ton dibandingkan tahun 2012 dengan produksi 14.051,29
ton, sedangkan luas panennya meningkat sebesar 6,62%. Hal ini menunjukkan bahwa
secara umum komoditas tersebut mengalami kenaikan produktvitas dikarenakan
peningkatan produksi lebih besar dibandingkan peningkatan luas panennya.
Produksi tanaman perkebunan mengalamai penurunan sebesar 2,18 % yaitu
66.873,48 ton pada tahun 2012 menjadi 65.417,12 ton pada tahun 2013. Untuk luas
panen juga mengalami penurunan sebesar 0,49%. Penurunan produksi selain
disebabkan oleh penurunan luas panen juga disebabkan oleh penurunan produktivitas
pada beberapa komoditas utama yaitu kopi, cengkeh dan tebu. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD, indikator produksi tanaman perkebunan tidak dapat memenuhi
target. Capaian untuk indikator ini sebesar 89,12%.
Jumlah penambahan alat dan mesin pertanian budidaya turun sebesar 33,33%
yaitu sejumlah 126 unit pada tahun 2013 sedangkan pada tahun 2012 mencapai 189
unit. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD, indikator ini dapat memenuhi target
dengan capaian sebesar 157,50%. Jenis alat mesin pertanian untuk budidaya antara
lain Traktor roda-2, Traktor roda-4, pompa air, dan handsprayer.
Jumlah alat dan mesin pertanian pasca panen/pengolahan mengalami
peningkatan yaitu sebesar 1,32%. Pada tahun 2013 penambahan alat dan mesin
pertanian pasca panen/pengolahan mencapai 459 unit sedangkan pada tahun 2012
sejumlah 453 unit. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD, indikator ini dapat
memenuhi target dengan capaian sebesar 459,00%.Jenis alat mesin pertanian untuk
pasca panen/pengolahan antara lain : RMU, Treser bermotor, peralatan pembuat gula
semut, alsin pasca panen dan pengolahan biofarmaka.
Indikator kinerja terjalinnya kemitraan usaha pertanian/perkebunan pada tahun
2013 dapat terealisasi 2 paket yaitu kemitraan dengan Bank Indonesia dalam rangka
pengembangan komoditas cabai dan kemitraan dengan PT Pertamina dalam rangka
pengembangan komoditas durian. Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 ada
peningkatan sebesar 100% sedangkan dilihat dari capaian terhadap target untuk
indikator ini mencapai 200%.
Indikator kinerja penyusunan SOP/GAP pada tahun 2013 dapat terealisasi
sejumlah 4 SOP untuk komoditas rambutan, bawang merah, kelapa dan padi.
Dibandingkan dengan realisasi tahun 2012 ada peningkatan yang cukup signifikan
di mana pada tahun 2012 tidak ada realisasi penyusunan SOP/GAP. Capaian
terhadap target untuk indikator ini mencapai 100%.
Indikator kinerja peningkatan jalan pertanian/perkebunan dapat memenuhi
target RPJMD dengan capaian sebesar 164,37%. Apabila dibandingkan dengan
realisasi tahun 2012, peningkatan jalan pertanian/perkebunan mengalami kenaikan
sebesar 8,69% . Peningkatan jalan pertanian/perkebunan pada tahun 2013 mencapai
17.751,68 meter sedangkan pada tahun 2012 mencapai 16.332 meter .
Indikator kinerja peningkatan jaringan irigasi dapat memenuhi target RPJMD
dengan capaian sebesar 193,42%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2012,
peningkatan jaringan irigasi mengalami kenaikan sebesar 17,45%. Peningkatan
jaringan irigasi pada tahun 2013 mencapai 11.605,00 meter sedangkan pada tahun
2012 mencapai 9.881,00 meter.
Indikator kinerja peningkatan bangunan konservasi air dapat memenuhi target
RPJMD dengan capaian sebesar 114,81%. Apabila dibandingkan dengan realisasi
tahun 2012, peningkatan bangunan konservasi air mengalami kenaikan sebesar
181,82%. Peningkatan bangunan konservasi air pada tahun 2013 mencapai 31 unit
sedangkan pada tahun 2012 mencapai 11 unit. Jenis bangunan konservasi air yang
dibangun pada tahun 2013 meliputi Jaringan Irigasi Tanah Dangkal dan Pompa,
Embung Kawasan Hortikultura danWaduk Mini.
Program dan kegiatan dalam Urusan Kehutanan dilaksanakan dengan tujuan
untuk mewujudkan target-terget capaian indikator kinerja yang telah dituangkan dalam
RPJMD Kabupaten Kulon Progo 2011-2016 terutama perwujudan misi ke 5, yaitu
mewujudkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan
berkelanjutan.Adapun sasarannya adalah menurunnya kerusakan sumber daya lahan.
Pada Tahun 2012, enam indikator kinerja RPJMD Urusan Kehutanan dapat
mencapai target sedangkan empat indikator kinerja tidak dapat mencapai target.
Indikator kinerja yang dapat mencapai target adalah Luas hutan rakyat, populasi
tanaman kayu, Luas lahan kritis, jumlah pelaku usaha kehutanan (kayu dan bukan
kayu), produksi kayu olahan primer dan jumlah desa yang tertib melakukan
penatausahaan hasil hutan kayu. Indikator kinerja yang tidak mencapai target adalah
bangunan konservasi tanah dan air, produksi kayu bulat, produksi hasil hutan bukan
kayu madu dan bambu. Pada Tahun 2013 ,tujuh indikator kinerja dapat mencapai
target sedangkan 3 (tiga) indikator kinerja tidak dapat mencapai target. Indikator kinerja
yang dapat mencapai target adalah luas hutan rakyat, populasi tanaman kayu,
bangunan konservasi tanah dan air, luas lahan kritis, jumlah pelaku usaha kehutanan
(kayu dan bukan kayu), produksi kayu olahan primer dan jumlah desa yang tertib
melakukan penatausahaan hasil hutan kayu. Adapun indikator kinerja yang tidak
mencapai target adalah, produksi kayu bulat dan produksi hasil hutan bukan kayu
(madu) dan hasil hutan bukan kayu (bambu). Apabila dibandingkan dengan pencapaian
target pada Tahun 2012, ada 7 (tujuh) indikator kinerja yang mengalami kenaikan
sedangkan 2 (dua) indikator kinerja mengalami penurunan yaitu produksi kayu bulat
dan produksi kayu olahan primer.
Luas hutan rakyat Tahun 2013 dibandingkan Tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 3,22%, yaitu dari 19.547,31 Ha menjadi 20.177,69 Ha. Apabila
dibandingkan dengan target RPJMD, capaian untuk luas hutan rakyat adalah 101,50%.
Populasi tanaman kayu mengalami peningkatan sebesar 3,10% yaitu dari
13.485.213 batang pada tahun 2012 menjadi 13.902.822 batang pada tahun 2013.
Dilihat dari target RPJMD, untuk populasi tanaman kayu juga dapat memenuhi target
dengan capaian 101,34%. Peningkatan populasi tanaman kayu diikuti dengan
peningkatan luas hutan rakyat akan tetapi sebagian besar kegiatan penanaman pohon
yang dilakukan bersifat pengkayaan (penambahan populasi per luasan lahan).Upaya
rehabilitasi hutan dan lahan dalam urusan kehutanan selain dilaksanakan melalui
metode penanaman (vegetatif), juga dilaksanakan melalui metode sipil teknis yaitu
melalui pembuatan bangunan konservasi tanah dan air.Pembuatan bangunan
konservasi tanah dan air pada tahun 2013 mencapai 27 unit. Dalam hal ini terjadi
peningkatan sebesar 22,73% apabila dibandingkan dengan tahun 2012 yang
melaksanakan pembuatan bangunan sipil teknis sejumlah 22 unit.
Apabila dibandingkan dengan target kinerja RPJMD, capaian untuk peningkatan
bangunan konservasi tanah dan air ini adalah sebesar 108%. Adapun jenis bangunan
konservasi tanah dan air yang dibangun pada tahun 2013 meliputi dam penahan, gully
plug (pengendali jurang) dan rehabilitasi teras.
Program dan kegiatan dalam urusan kehutanan yang dilaksanakan sebagai
upaya memberdayakan kelompok tani dalam pengelolaan lahan dan air telah
memberikan kontribusi nyata dalam upaya penurunan luas lahan kritis. Luas lahan kritis
mengalami penurunan sebesar 3,51% yaitu dari 5.448,35 Ha pada tahun 2012 menjadi
5.257,00 Ha pada tahun 2013. Dilihat dari target RPJMD, untuk indikator penurunan
lahan kritis juga dapat memenuhi target dengan capaian 100,32%.
Jumlah pelaku usahan kehutanan (kayu dan bukan kayu) pada tahun 2013
berjumlah 28 unit sedangkan pada tahun 2012 berjumlah 24 unit. Dalam hal ini terjadi
peningkatan sebesar 16,67%. Dilihat dari target RPJMD, untuk indikator ini dapat
memenuhi target dengan capaian 116,67%.
Pelaku usaha kehutanan untuk kayu adalah pada produk kayu bulat dan kayu
olahan primer yang sebagian besar berupa kayu gergajian. Untuk pelaku usaha
kehutanan bukan kayu adalah pada produk lebah madu, kerajinan bambu dan olahan
tanaman bawah tegakan.
Produksi hasil hutan kayu rakyat berupa kayu bulat (gelondong) mengalami
penurunan sebesar 3,8 % dibanding tahun 2012 atau 44.196,08 m3 pada tahun 2012
menjadi 42.516,00 m3 pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD,
untuk indikator ini tidak dapat memenuhi target, yaitu dengan capaian 89,51%.
Jumlah desa yang tertib melaksanakan penatausahaan hasil hutan kayu pada
tahun 2013 dibandingkan tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 46,67%, yaitu
dari 30 desa menjadi 44 desa. Apabila dibandingkan dengan target RPJMD, capaian
untuk indikator ini adalah 141,94%.
Peningkatan capaian dari tahun 2012 dan terpenuhinya target RPJMD pada
tahun 2013 untuk indikator jumlah desa yang tertib melaksanakan penatausahaan hasil
hutan kayu dipengaruhi oleh adanya peraturan perundangan baru tentang
Penatausahaan Hasil Hutan yang Berasal dari Hutan Hak yang mulai diberlakukan
pada tanggal 20 Agustus 2013. Peraturan perundangan baru ini membawa perubahan
yang cukup mendasar dan substansial dalam hal penatausahaan hasil hutan kayu.
Dalam hal ini desa mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal penerbitan
Dokumen legalitas angkutan kayu yaitu SKAU (Surat Keterangan Asal-Usul).
Produksi madu pada tahun 2013 mencapai 1.614,00 liter atau meningkat
sebesar 13,32% dari produksi tahun 2012 yaitu 1.424,3 liter. Apabila dibandingkan
dengan target RPJMD, capaian untuk produksi madu adalah 92,16%. Peningkatan
produksi madu disebabkan mulai berkembangnya kegiatan pengembangan lebah madu
di beberapa kelompok tani di Kecamatan Kokap dan Kecamatan Samigaluh. Untuk ke
depannya lebah madu ini merupakan salah satu produk hasil hutan bukan kayu yang
cukup potensial dan prospektif untuk dikembangkan mengingat harga jualnya yang
relatif tinggi.
Produksi bambu pada tahun 2013 mencapai 58.412 m3 atau meningkat sebesar
2,09% dari produksi tahun 2012 yaitu 57.512,75 m3. Apabila dibandingkan dengan
target RPJMD, capaian produksi bambu adalah 76,35%. Peningkatan produksi bambu
disebabkan adanya penanaman bambu berkaitan dengan rencana penetapan bambu
sebagai komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) unggulan Kabupaten Kulon Progo.
Capaian produksi madu dan bambu yang belum memenuhi target RPJMD
disebabkan pengembangan kedua hasil hutan bukan kayu ini belum dilaksanakan
secara intensif (masih merupakan usaha sampingan).
Tabel 2.13 menunjukkan bahwa rasio anggaran untuk Pendapatan Asli Daerah
mengalami penurunan pada Tahun 2013 dibanding Tahun 2012. Hal ini disebabkan
adanya penurunan hasil retribusi daerah berupa penjualan bibit tanaman hortikultura
dan tanaman perkebunan serta kehutanan. Untuk belanja langsung, rasio anggaran
mengalami peningkatan yaitu 0,95 pada tahun 2012 menjadi 0,96 pada tahun 2013.
Rasio anggaran kurang dari 1 disebabkan adanya sisa lelang untuk barang yang
diserahkan kepada masyarakat danpenyesuaian antara Standarisasi Harga Barang
dan Jasa dengan harga riil di pasaran.
Tabel 2.14 menunjukkan bahwa dari program yang dilaksanakan oleh Dinas
Pertanian dan Kehutanan rasio anggaran pada Tahun 2012 mencapai 0,95 sedangkan
pada Tahun 2013 mencapai 0,97.Rata-rata pertumbuhan anggaran mencapai 38%
sedangkan rata-rata pertumbuhan realisasi mencapai 43%. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan serapan/realisasi anggaran. Rasio yang tidak bisa mencapai 1,00
sebagian besar disebabkan oleh adanya sisa lelang untuk Belanja barang yang
diserahkan kepada masyarakat serta penyesuaian antara Standarisasi Harga Barang
dan Jasa dengan harga di pasaran. Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya
perlu dilakukan telaah lebih lanjut didalam mekanisme penganggaran untuk dapat
disusun solusi optimasi pelaksanaan anggaran dan belanja.
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
Tantangan yang dihadapi oleh Dinas Pertanian dan Kehutanan dalam hal
pengembangan pelayanan adalah sebagai berikut:
1. Adanya alih fungsi lahan pertanian dan konversi lahan produktif
2. Pemilikan lahan usaha tani relatif sempit
3. Posisi tawar produk pertanian lemah
4. Biaya produksi usahatani oleh petani masih tinggi
5. Terbatasnya pengetahuan, kemampuan dan permodalan tani
6. Adanya ancaman serangan hama dan penyakit serta bencana alam dan
ketidakpastian iklim
7. Degradasi sumber daya lahan dan air
8. Rendahnya akses permodalan
9. Berkembangnya pasar bebas
Adapun peluang dalam pengembangan pelayanan adalah sebagai berikut :
1. Partisipasi aktif stakeholders
2. Tersedia IPTEK pertanian terapan spesifik lokalita
3. Peluang pasar yang masih terbuka
4. Dukungan potensi sumber daya alam dan agroklimat yang sesuai
5. Dukungan infrastruktur dan sarana prasarana
6. Terbentuknyakelembagaan/organisasi pendukung dan pelaksana kegiatan
pertanian dan kehutanan
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 dan Peraturan
Daerah Nomor 3 tahun 2008, maka macam pelayanan dalam lingkup urusan Pertanian
dan Kehutanan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a. Urusan Pertanian
- Perumusan kebijakan teknis pertanian/perkebunan
- Bimbingan teknis, konsultasi, koordinasi, rekomendasi dan pelayanan
teknis usaha sektor pertanian/perkebunan
- Fasilitasi penyediaan sarana prasarana pertanian/perkebunan
b. Urusan Kehutanan
- Perumusan kebijakan teknis kehutanan
- Bimbingan teknis, konsultasi, koordinasi, rekomendasi dan pelayanan
teknis usaha sektor kehutanan
- Fasilitasi penyediaan sarana prasarana kehutanan