2 alat analisa keuangan
DESCRIPTION
Manajemen KeuanganTRANSCRIPT
ANALISA RATIO
Analisa ratio (Ratio Analysis) merupakan alat analisa keuangan perusahaan yang menggunakan perbandingan item-item laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam satu atau lebih periode. Analisa rasio cukup banyak digunakan oleh manajemen, analis keuangan untuk mengungkapkan berbagai kinerja perusahaan, yang tidak dapat diketahui dari gambaran sepintas laporan keuangan perusahaan.
Analisa rasio dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Rasio Likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera yang tercantum dalam kelompok kewajiban lancar. Setiap perusahaan seharusnya mampu memenuhi kewajiban lancar, karena hanya perusahaan yang mampu menjaga likuitasnya yang dapat dipercaya oleh rekan dan mitra usaha seperti pemasok. Seperti diketahui bahwa unsur utama utang lancar adalah utang dagang, dan bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pemasok pada saat jatuh tempo, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan barang dikemudian hari, yang berarti merupakan ancaman bagi kelanjutan operasi perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban lancar dinyatakan tidak likuid (illiquid).
2. Rasio Solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui jaminan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yaitu apakah harta atau modal yang ada masih dalam jumlah yang cukup untuk membayar kewajiban. Asumsi rasio ini didasarkan pada kondisi likuidasi atau pemburaran usaha.
3. Rasio Aktivitas yang dipakai untuk mengukur aktivitas dan perputaran harta perusahaan. Perputaran harta menjadi penting karena karena dapat memperlihatkan bagaimana perusahaan mengefektifkan penggunaan harta untuk menunjang penjualan. Misalnya, perusahaan dianggap makin efektif menggunakan hartanya bila perusahaan itu makin mampu meningkatkan penjualan dengan total harta yang sama.
4. Rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kemampuan itu dapat dilihat dari sisi modal sendiri ataupun dari sisi total investasi (total harta).
Analisa Keuangan 1
Analisa Keuangan 2
Rasio Likuiditas : Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio.
Harta LancarCurrent Ratio = ------------------ x 100 %
Utang Lancar
= --------------------------- x 100 % =……%
Harta Lancar - PersediaanQuick Ratio = ------------------ -----------------x 100 %
Utang Lancar
= -------------------------- x 100 %=….. %
KasCash Ratio = ------------------ x 100 %
Utang Lancar
= ------------------- x 100 % =…..%
Rasio Solvabilitas : Rasio Total Utang terhadap Total Harta, Rasio Total Utang Terhadap Modal, Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal
Rasio Total Utang terhadap Total Harta
Total Utang= --------------- x 100 %
Total Harta
= ----------------- x 100 % = …..%
Analisa Keuangan 3
Rasio Total Utang Terhadap Modal
Total Utang= ---------------- x 100 %
Total Modal
= ---------------x 100 % =….. %
Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal
Total Utang Jangka Panjang= ----------------- -------------------x 100 %
Total Modal
= --------------- x 100 % = …..%
Rasio Aktivitas: Perputaran Harta, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan
Penjualan BersihPerputaran Harta = --------------------- x 1 kali
Total Harta
= ------------------- x 1 kali = ….. kali
Penjualan BersihPerputaran Modal Kerja = ------------------------------------- x 1 kali
Harta Lancar – Utang Lancar
= ------------------ x 1 kali = …. kali
Penjualan BersihPerputaran Piutang = ----------------------------- x 1 kali
Rata-Rata Piutang
Analisa Keuangan 4
= -------------------- x 1 kali = …..kali
Penjualan BersihPerputaran Persediaan = ------------------------------ x 1 kali
Rata-Rata Persediaan
= ------------------ x 1 kali = …..kali
Jangka Waktu Pengumpulan Piutang
Rata-Rata Piutang= ----------------------------------- x 365 hari
Penjualan Kredit Rata-Rata
= ---------------------- x 365 hari =…. hari
Rata-Rata PiutangUmur Rata-Rata Piutang = ----------------------- x 1 hari
365 hari
= ------------------------- x 1 hari = …..hari
Rasio Profitabilitas : Rasio Laba Penjualan, Rasio Laba Terhadap Harta, Rasio Laba Terhadap Modal Sendiri
Rasio Laba Terhadap Penjualan
Laba Operasi= ------------------------- x 100 %
Penjualan Bersih
= ------------------------ x 100 % = ………..%
Rasio Laba Terhadap Harta
Laba Operasi= ------------------------- x 100 %
Jumlah Harta
= ------------------------ x 100 % = ………..%
Analisa Keuangan 5
Rasio Laba Terhadap Modal Sendiri
Laba Operasi= ---------------- ----- x 100 %
Modal Sendiri
= ---------------- x 100 % = ………..%
Kemampuan Prediksi Rasio Keuangan
Dimuka telah dipelajari sejumlah rasio keuangan. Rasio mana yang akan dipakai oleh manajemen dan analis keuangan tergantung pada persepsi mereka tentang kemampuan prediksi terhadap masalah yang sedang dihadapi dan keputusan yang akan diambil. Persepsi ini dapat bersifat subjektif atau objektif. Sebagian besar prakiraan kemampuan prediksi itu didasarkan pada pengalaman analis dan manajemen. Karena didasarkan pada pengalaman maka estimasi itu lebih bersifat subjektif dan berbeda dari satu orang ke orang yang lain.
Sejumlah penelitian telah menggunakan kemampuan prediksi rasio keuangan, antaranya adalah William H. Beaver yang menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Beaver menggunakan model dechatomous classification test Studi lain dilakukan Edward L. Altman menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Analisa Diskriminan.
Analisa Keuangan 6
ANALISA PERBANDINGAN
Perbandingan dapat dilakukan dalam 2 (dua) bentuk yaitu :
1. Perbandingan data intern perusahaan yang dapat dilakukan dengan
Membandingkan item-item laporan keuangan dalam tahun yang sama (Common Size Analysis yang disebut juga Vertical Analysis dan Static Analysis)
Membandingkan item-item laporan keuangan dalam tahun yang berbeda (Index Analysis yang disebut juga Horizontal Analysis dan Analisa Dinamis)
2. Perbandingan data antar perusahaan dalam satu atau beberapa periode
Pada kesempatan ini akan diberikan bagaimana perbandingan data intern perusahaan.
Analisa Vertikal
Dalam analisa ini dihitung persentase item-item laporan neraca terhadap total harta, dan untuk item-item laporan rugi laba dihitung persentase terhadap total penjualan.
Ilustrasi : Dari data berikut dihitung persentase terhadap Total Harta
1998 1999Harta Lancar
Kas 12.000 15.000Piutang 37.000 22.500
Total Harta 150.000 175.000
Analisa Vertikal
1998 1999Harta Lancar
Kas 8,00% 8,57%Piutang 24,67% 12,85%
Total Harta 100% 100%
Kita dapat memanfaatkan angka persentase tersebut untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada tahun 1998 dan 1999 sebagai berikut:
Analisa Keuangan 7
Dana yang tertanam dalam kas pada tahun 1998 adalah 8 % dari jumlah harta, dan tahun 1999 menjadi 8,57%.
Dana yang tertanam dalam piutang pada tahun 1998 24,67% dari jumlah harta, dan pada tahun 1999 menjadi 12,85%.
Analisa Horizontal
Dalam analisa ini dihitung indeks, dengan menetapkan satu tahun sebagai tahun dasar, dan kemudian dihitung indeks untuk tahun berikutnya. Ilustrasi : Dari data berikut dihitung indeks dengan menetapkan 1997 menjadi tahun dasar.
1997 1998 1999Harta Lancar
Kas 11.000 12.000 15.000Piutang 25.000 37.000 22.500
Total Harta 125.000 150.000 175.000
Analisa Horizontal
1997 1998 1999Harta Lancar
Kas 100% 109% 136%Piutang 100% 148% 90%
Total Harta 100% 120% 140%
Kita dapat memanfaatkan angka indeks tersebut untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada tahun 1998 dan 1999 sebagai berikut: Dana yang tertanam dalam kas secara relatif naik dari tahun
1997 ke tahun 1998 dan tahun 1999 Dana yang tertanam dalam piutang pada tahun 1997 meningkat
48% pada tahun 1998 tetapi kemudian meturun tajam pada tahun 1999.
Analisa Keuangan 8
ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA
Bila pada satu ketika diketahui bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan sebesar Rp. 15 juta dan setelah satu tahun kemudian kas menjadi Rp.25 juta. Apakah kesan anda tentang kenaikan jumlah kas itu ? Bagi seorang pengusaha yang kurang profesional akan segera melihat bahwa penambahan kas itu adalah keuntungan yang dapat dipakai untuk konsumsi. Untuk orang yang kurang memahami arus masuk dan keluarnya kas ke dalam perusahaan dapat melihat bahwa penambahan nilai kas merupakan penambahan keuntungan yang segera dapat dinikmati.
Manajemen keuangan menyediakan satu alat analisa untuk mempelajari arus dana kas masuk dan keluar dalam suatu periode. Alat ini dapat memperlihatkan mengapa terjadi perubahan kas dari jumlah Rp. 15 juta menjadi Rp.25 juta. Dengan memahami penyebab naiknya jumlah kas itu, pengusaha dapat mengambil keputusan bagaimana memanfaatkan kenaikan tersebut.
Analisa sumber dan penggunaan dana dipakai untuk mempelajari kinerja manajemen dalam pengelolaan dana khususnya dari mana sumber dana diperoleh dan bagaimana dana telah digunakan dalam suatu periode akuntansi. Dana dalam pengertian analisa ini dapat diartikan sebagai kas atau modal kerja bersih.
Dana Kalam Arti Kas
Kas adalah bagian harta perusahaan dalam bentuk alat pembayaran yang sah seperti uang kartal dan uang giral. Uang kartal yang dikenal antara lain adalah uang logam dan uang kertas baik dalam mata bentuk rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing. Uang giral adalah alat pembayaran yang biasa kita kenal dalam bentuk cek.
Untuk menganalisa sumber dan penggunaan dana dalam bentuk kas ditempuh tahapan berikut:Tahap 1 : Mengklasifikasikan perubahan pada dua titik waktu
laporan neraca : yang menambah dan yang mengurangi dana (kas)
Tahap 2 : Mengklasifikasikan perubahan laporan rugi laba dan laporan perubahan modal : yang menambah dan yang mengurangi dana (kas)
Tahap 3 : Menggabungkan kedua tahap diatas ke dalam laporan sumber dan penggunaan dana.
Analisa Keuangan 9
Sumber dana (kas) :1. Penurunan nilai aktiva lancar, diluar kas2. Penurunan nilai aktiva tetap3. Kenaikan nilai utang jangka pendek dan jangka panjang4. Penjualan saham dalam portfolio5. Dana yang diperoleh dari kegiatan operasi
Penggunaan dana (kas):1. Kenaikan nilai aktiva lancar diluar, di luar kas2. Kenaikan nilai aktiva tetap3. Penurunan nilai utang jangka pendek dan jangka panjang4. Pembelian kembali saham 5. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai
Ilustrasi
Uraian 31 Des. 1998
31 Des. 1999
Harta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000Surat Berharga 7.000 9.000
Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Harta TetapKendaraan 35.000 30.000
Total Harta 67.000 79.000
Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000Utang Lainnya 5.000 5.000
Jumlah Utang Lancar 20.000 21000
Utang Jangka PanjangHipotek 20.000 22.000
Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000
Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000
Analisa Keuangan 10
Laporan Perubahan Neraca
Uraian 31 Des. 1998
31 Des. 1999
PerubahanMenaikka
n KasMenurunka
n KasHarta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000 5.000Surat Berharga 7.000 9.000 2.000
Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Harta TetapKendaraan 35.000 30.000 5.000
Total Harta 67.000 79.000
Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000 1.000Utang Lainnya 5.000 5.000
Jumlah Utang Lancar 20.000 21000
Utang Jangka PanjangHipotek 10.000 22.000 12.000
Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000 1.000
Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000
Perubahan item diluar dana kas 18.000 8.000Kenaikan Kas 10.000
Jumlah 18.000 18.000
Analisa Sumber dan Penggunaan Dana (Kas)
Sumber Dana (Kas): Penurunan Nilai Aktiva Tetap Rp. 5.000.000 Kenaikan Utang Dagang Rp. 1.000.000 Kenaikan Utang Hipotek Rp. 12.000.000
Jumlah Sumber Rp. 18.000.000Penggunaan Dana (Kas):
Analisa Keuangan 11
Kenaikan Piutang Dagang Rp. 5.000.000 Kenaikan Surat Berharga Rp. 2.000.000 Penurunan Laba Ditahan Rp. 1.000.000
Jumlah Penggunaan Rp. 8.000.000 Kenaikan Dana (Kas) Rp. 10.000.000
Dana Dalam Arti Modal Kerja
Konsep modal kerja dalam keuangan perusahaan antara lain diartikan sebagai modal kerja bersih (net working capital). Pengertian modal kerja bersih adalah selisih lebih harta lancar diatas utang lancar perusahaan. Batasan ini menjelaskan ketersediaan dana lancar perusahaan untuk membelanjai kegiatan operasional tambahan setelah memperhitungkan kewajiban jangka pendek.
Pengertian modal kerja bersih inilah yang digunakan sebagai salah satu pengertian dana dalam analisa sumber dan penggunaan dana.
Untuk menganalisa sumber dan penggunaan dana dalam bentuk modal kerja ditempuh tahapan berikut:Tahap 1 : Mengklasifikasikan perubahan pada dua titik waktu
laporan neraca : yang menambah dan yang mengurangi dana modal kerja
Tahap 2 : Mengklasifikasikan perubahan laporan rugi laba dan laporan perubahan modal : yang menambah dan yang mengurangi dana modal kerja
Tahap 3 : Menggabungkan kedua tahap diatas ke dalam laporan sumber dan penggunaan dana.
Sumber dana modal kerja :1. Penurunan nilai aktiva tetap2. Kenaikan nilai utang jangka panjang3. Penjualan saham dalam portfolio4. Dana yang diperoleh dari kegiatan operasi
Penggunaan dana (kas):1. Kenaikan nilai aktiva tetap2. Penurunan nilai utang jangka panjang3. Pembelian kembali saham 4. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai
Dengan menggunakan ilustrasi dimuka kita dapat menyusun Laporan Perubahan Neraca
Analisa Keuangan 12
Uraian 31 Des. 1998
31 Des. 1999
PerubahanMenaikkan Modal
Kerja
Menurunkan Modal
KerjaHarta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000Surat Berharga 7.000 9.000
Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000Utang Lainnya 5.000 5.000
Jumlah Utang Lancar 20.000 21000Modal Kerja 12.000 28.000
Harta TetapKendaraan 35.000 30.000 5.000
Total Harta 67.000 79.000
Utang Jangka PanjangHipotek 10.000 22.000 12.000
Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000 1.000
Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000
Perubahan item diluar modal kerja 17.000 1.000Kenaikan Modal Kerja 16.000
Jumlah 17.000 17.000
Analisa Sumber dan Penggunaan Dana (Modal Kerja)
Sumber Dana (Modal Kerja): Penurunan Nilai Aktiva Tetap Rp. 5.000.000 Kenaikan Utang Hipotek Rp. 12.000.000
Jumlah Sumber Rp. 17.000.000Penggunaan Dana (Modal Kerja): Penurunan Laba Ditahan Rp. 1.000.000
Jumlah Penggunaan Rp. 1.000.000 Kenaikan Dana (Modal Kerja) Rp. 16.000.000
Analisa Keuangan 13
Analisa Keuangan 14
ANALISA PULANG POKOK(BREAK EVEN ANALYSIS)
Analisa pulang pokok merupakan salah satu alat analisa untuk perencanaan jangka pendek. Analisa ini cukup populer dalam manajemen perusahaan dan diungkapkan dalam berbagai mata kuliah seperti Akuntansi Biaya, Manajemen Keuangan, Manajemen Operasional. Analisa ini terutama membantu perencana untuk menyusun rencana produksi dengan menggunakan dasar analisa marginal costing.
Marginal costing adalah salah satu pendekatan keuangan yang mengklasifikasikan biaya atas dasar biaya variabel dan biaya tetap, seperti berikut :
Total Penjualan XXXTotal Biaya Variabel XXX (-/-)Margin untuk Biaya Tetap dan Laba XXXTotal Biaya Tetap XXX (-/-)
Laba XXX
Bila diketahui bahwa :
Total Penjualan (Total Revenue/TR) = P x QTotal Biaya Variabel (Total Variabel Cost/TVC) = UVC x QTotal Biaya Tetap (Total Fixed Cost/TFC) = TFCTotal Biaya (Total Cost/TC) = TVC + TFC
Maka kondisi pulang pokok (Break Even Point/BEP)
Total Revenue (TR) = Total Cost (TC)TR = TVC + TFCP x Q = (UVC x Q) + TFC(P x Q) – (UVC x Q) = TFCQ (P – UVC) = TFC
TFCQ = --------------------
(P – UVC)
Jadi jumlah barang yang dihasilkan pada pulang pokok adalah :
TFC Total BiayaQ (BEP) = -------------- = -----------------------------------
(P – UVC) Contribution margin per unit
Jumlah penjualan pada kondisi BEP
Analisa Keuangan 15
TFCTR (BEP) = -----------------
(1 – UVC/P)
Kondisi BEP ini dapat pula digambarkan secara grafis seperti berikut :
Ilustrasi :
Harga jual produk akuatan Rp.16.000 per karton. Biaya variabel per karton Rp.14.000, sedang biaya tetap tiap tahun sebesar Rp.155 juta.
Jumlah minuman akuatan yang harus dihasilkan dalam 1 tahun pada kondisi BEP adalah :
155.000.000Q (BEP) = ------------------------ x 1 karton = 77.500 karton
16.000 – 14.000
Bila perusahaan merencanakan laba operasi Rp. 100 juta, maka jumlah yang dihasilkan adalah :
TFC + Laba diharapkanQ (laba Rp.100 juta) = --------------------------------------
P - UVC
155.000.0000 + 100.000.000= ------------------------------------------ x 1 karton
2.000
= 127.500 karton
Analisa Keuangan 16
TFC
TR
TVC
R,C
Q
Profit area
Losses area
BEP
Dengan demikian untuk mencapai laba Rp. 100 juta perusahaan akuatan harus mengupayakan produksi dan penjualan sebanyak 127.500 karton per tahun. Bagaimana perusahaan menjual itu dan kemana dia harus menjual, perusahaan harus mencari pemecahannya. Analisa Break Even hanya menunjukkan jumlah yang harus diproduksi dan dijual, bukan cara menjualnya.
Untuk membuktikan bahwa benar perusahaan memperoleh laba Rp. 100 juta bila berhasil menjual 127.500 karton, dapat digunakan pendekatan marginal costing seperti disebutkan dimuka. Perhitungannya diperlihatkan berikut ini :
Total Penjualan = 127.500 karton x Rp. 16.000 = Rp. 2.040.000.000Total Biaya Variabel = 127.500 karton x Rp. 14.000 = Rp. 1.785.000.000Margin untuk Biaya Tetap dan Laba = Rp. 255.000.000Total Biaya Tetap = Rp. 155.000.000
Laba = Rp. 100.000.000
Secara grafis kondisi perusahaan akuatan dapat digambarkan sebagai berikut:
Analisa Keuangan 17
TR=16.000
TVC=14.000
TFC=155 juta
TR=2.040 juta
TC=1.785 juta
Q = 127.500 kartonQ = 77.500 kartonTR=TC
Pengaruh Biaya Tetap Terhadap BEP
Keterangan :TC1 TC2 = Total biaya tetap naikTC1 TC3 = Total biaya tetap turun
Pengaruh Biaya Variabel Terhadap BEP
Analisa Keuangan 18
Q1Q3 Q2
TC1
TC3
TC2
TR
Q1Q3 Q2
TC3
TC1
TC2
TR
Keterangan :TC1 TC2 = biaya variabel per unit naikTC1 TC3 = biaya variabel per unit turun
Pengaruh Harga Jual Terhadap BEP
Keterangan :TR1 TR2 = harga jual naikTR1 TR3 = harga jual turun
Analisa Keuangan 19
TR2
TR1 TR3TC
Q1Q2 Q3
BANK PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYANERACA PER 31 DESEMBER 1999 DAN 1998
1999 1998 Aktiva
Aktiva Lancar
Kas 63.929
33.040
Giro pada BI 18.423
18.527
Giro pada Bank Lain 13.159
12.204
Penempatan pada Bank Lain 57.500
70.500
Penyisihan ph Penempatan (798)
(176)
Surat-Surat Berharga 50.500
76.250
Penyisihan/penurunan nilai Surat Berharga (821)
(445)
Kredit yang diberikan :1. Pihak Terkait dengan Bank 59
6 776
2. Pihak Lain 190.581
173.284
Penyisihan ph Kredit (4.165)
(10.833)
Penyertaan 254 Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 3.67
1 5.284
Biaya Dibayar Dimuka 808
309
Uang Muka Pajak 2.783 Jumlah Aktiva Lancar 393.383 381.757
Aktiva TetapAktiva Tetap 62.28
1 55.935
Akumulasi ph Aktiva Tetap (13.658)
(9.599)
Aktiva Lainnya 10.288
10.710
Jumlah Aktiva Tetap 58.911 57.046 Total Aktiva 452.294 438.803
PASSIVAKewajiban Giro 164.96
5 199.858
Kewajiban Segera Lainnya 5.00 8.491
Analisa Keuangan 20
6 Tabungan 142.61
3 104.398
Deposito Berjangka 56.186
57.808
Pinjaman Yang Diterima 15.189
17.214
Beban Yang Masih Harus Dibayar 863
749
Taksiran Utang Pajak 1.275
5.044
Kewajiban Lain-Lain 4.474
2.866
Modal Pinjaman 15.140
-
Jumlah Kewajiban 405.711 396.428 EkuitasModal Disetor 28.61
3 27.072
Laba Ditahan 17.970
15.303
Jumlah Ekuitas 46.583 42.375 Total Kewajiban dan Ekuitas 452.294 438.803
BANK PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYALAPORAN LABA RUGI PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 1999
DAN 19981999 1998
I. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALA. Pendapatan Bunga1. Hasil Bunga 95.54
8 96.990
2. Provisi dan Komisi Kredit 1.875
1.424
97.423
98.414
Beban Bunga1. Beban Bunga 38.83
2 43.632
2. Beban Lain Selain Bunga 134
143
38.966
43.775
Pendapatan Bunga Bersih 58.457 54.639
Analisa Keuangan 21
B. Pendapatan Operasioal LainnyaProvisi dan Komisi Selain Kredit 4.57
0 3.245
Pendapatan Operasioal Lainnya 63.027 57.884 C. Beban Operasional Lainnya1. Beban Administrasi dan Umum 18.38
5 15.077
2. Beban Personalia 23.795
19.883
3. Penyisihan dan Penurunan atas aktiva produktif
6.781
11.142
Beban Operasional Lainnya 48.961 46.102
PENDAPATAN/BEBAN OPERASIONAL BERSIH
14.066 11.782
II. PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL1. Pendapatan Non Operasional 4.01
3 3.375
2. Beban Non Operasional 574
192
Pendapatan dan Beban Non Operasional 3.439 3.183
III. PENDAPATAN DAN BEBAN LUAR BIASALaba/Rugi sebelum pajak penghasilan 17.50
5 14.965
Taksiran Pajak Penghasilan 5.918
5.044
IV. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN 11.587 9.921
Laba Ditahan Tahun Berjalan 6.383
5.382
V. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE 17.970 15.303
Analisa Keuangan 22