2 alat analisa keuangan

27
ANALISA RATIO Analisa ratio (Ratio Analysis) merupakan alat analisa keuangan perusahaan yang menggunakan perbandingan item-item laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam satu atau lebih periode. Analisa rasio cukup banyak digunakan oleh manajemen, analis keuangan untuk mengungkapkan berbagai kinerja perusahaan, yang tidak dapat diketahui dari gambaran sepintas laporan keuangan perusahaan. Analisa rasio dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Rasio Likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera yang tercantum dalam kelompok kewajiban lancar. Setiap perusahaan seharusnya mampu memenuhi kewajiban lancar, karena hanya perusahaan yang mampu menjaga likuitasnya yang dapat dipercaya oleh rekan dan mitra usaha seperti pemasok. Seperti diketahui bahwa unsur utama utang lancar adalah utang dagang, dan bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pemasok pada saat jatuh tempo, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan barang dikemudian hari, yang berarti merupakan ancaman bagi kelanjutan operasi perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban lancar dinyatakan tidak likuid (illiquid). 2. Rasio Solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui jaminan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yaitu apakah harta atau modal yang ada masih dalam jumlah yang cukup untuk membayar kewajiban. Asumsi rasio ini didasarkan pada kondisi likuidasi atau pemburaran usaha. 3. Rasio Aktivitas yang dipakai untuk mengukur aktivitas dan perputaran harta perusahaan. Perputaran harta menjadi Analisa Keuangan 1

Upload: erlanggachrisnanda

Post on 18-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Manajemen Keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: 2 Alat Analisa Keuangan

ANALISA RATIO

Analisa ratio (Ratio Analysis) merupakan alat analisa keuangan perusahaan yang menggunakan perbandingan item-item laporan keuangan untuk menggambarkan kinerja manajemen dalam satu atau lebih periode. Analisa rasio cukup banyak digunakan oleh manajemen, analis keuangan untuk mengungkapkan berbagai kinerja perusahaan, yang tidak dapat diketahui dari gambaran sepintas laporan keuangan perusahaan.

Analisa rasio dapat dikelompokkan sebagai berikut:1. Rasio Likuiditas yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang segera yang tercantum dalam kelompok kewajiban lancar. Setiap perusahaan seharusnya mampu memenuhi kewajiban lancar, karena hanya perusahaan yang mampu menjaga likuitasnya yang dapat dipercaya oleh rekan dan mitra usaha seperti pemasok. Seperti diketahui bahwa unsur utama utang lancar adalah utang dagang, dan bila perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban kepada pemasok pada saat jatuh tempo, perusahaan tersebut akan mengalami kesulitan dalam memperoleh pasokan barang dikemudian hari, yang berarti merupakan ancaman bagi kelanjutan operasi perusahaan. Perusahaan yang tidak dapat memenuhi kewajiban lancar dinyatakan tidak likuid (illiquid).

2. Rasio Solvabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban baik kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Rasio ini bermanfaat untuk mengetahui jaminan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yaitu apakah harta atau modal yang ada masih dalam jumlah yang cukup untuk membayar kewajiban. Asumsi rasio ini didasarkan pada kondisi likuidasi atau pemburaran usaha.

3. Rasio Aktivitas yang dipakai untuk mengukur aktivitas dan perputaran harta perusahaan. Perputaran harta menjadi penting karena karena dapat memperlihatkan bagaimana perusahaan mengefektifkan penggunaan harta untuk menunjang penjualan. Misalnya, perusahaan dianggap makin efektif menggunakan hartanya bila perusahaan itu makin mampu meningkatkan penjualan dengan total harta yang sama.

4. Rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba. Kemampuan itu dapat dilihat dari sisi modal sendiri ataupun dari sisi total investasi (total harta).

Analisa Keuangan 1

Page 2: 2 Alat Analisa Keuangan

Analisa Keuangan 2

Page 3: 2 Alat Analisa Keuangan

Rasio Likuiditas : Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio.

Harta LancarCurrent Ratio = ------------------ x 100 %

Utang Lancar

= --------------------------- x 100 % =……%

Harta Lancar - PersediaanQuick Ratio = ------------------ -----------------x 100 %

Utang Lancar

= -------------------------- x 100 %=….. %

KasCash Ratio = ------------------ x 100 %

Utang Lancar

= ------------------- x 100 % =…..%

Rasio Solvabilitas : Rasio Total Utang terhadap Total Harta, Rasio Total Utang Terhadap Modal, Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal

Rasio Total Utang terhadap Total Harta

Total Utang= --------------- x 100 %

Total Harta

= ----------------- x 100 % = …..%

Analisa Keuangan 3

Page 4: 2 Alat Analisa Keuangan

Rasio Total Utang Terhadap Modal

Total Utang= ---------------- x 100 %

Total Modal

= ---------------x 100 % =….. %

Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal

Total Utang Jangka Panjang= ----------------- -------------------x 100 %

Total Modal

= --------------- x 100 % = …..%

Rasio Aktivitas: Perputaran Harta, Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan

Penjualan BersihPerputaran Harta = --------------------- x 1 kali

Total Harta

= ------------------- x 1 kali = ….. kali

Penjualan BersihPerputaran Modal Kerja = ------------------------------------- x 1 kali

Harta Lancar – Utang Lancar

= ------------------ x 1 kali = …. kali

Penjualan BersihPerputaran Piutang = ----------------------------- x 1 kali

Rata-Rata Piutang

Analisa Keuangan 4

Page 5: 2 Alat Analisa Keuangan

= -------------------- x 1 kali = …..kali

Penjualan BersihPerputaran Persediaan = ------------------------------ x 1 kali

Rata-Rata Persediaan

= ------------------ x 1 kali = …..kali

Jangka Waktu Pengumpulan Piutang

Rata-Rata Piutang= ----------------------------------- x 365 hari

Penjualan Kredit Rata-Rata

= ---------------------- x 365 hari =…. hari

Rata-Rata PiutangUmur Rata-Rata Piutang = ----------------------- x 1 hari

365 hari

= ------------------------- x 1 hari = …..hari

Rasio Profitabilitas : Rasio Laba Penjualan, Rasio Laba Terhadap Harta, Rasio Laba Terhadap Modal Sendiri

Rasio Laba Terhadap Penjualan

Laba Operasi= ------------------------- x 100 %

Penjualan Bersih

= ------------------------ x 100 % = ………..%

Rasio Laba Terhadap Harta

Laba Operasi= ------------------------- x 100 %

Jumlah Harta

= ------------------------ x 100 % = ………..%

Analisa Keuangan 5

Page 6: 2 Alat Analisa Keuangan

Rasio Laba Terhadap Modal Sendiri

Laba Operasi= ---------------- ----- x 100 %

Modal Sendiri

= ---------------- x 100 % = ………..%

Kemampuan Prediksi Rasio Keuangan

Dimuka telah dipelajari sejumlah rasio keuangan. Rasio mana yang akan dipakai oleh manajemen dan analis keuangan tergantung pada persepsi mereka tentang kemampuan prediksi terhadap masalah yang sedang dihadapi dan keputusan yang akan diambil. Persepsi ini dapat bersifat subjektif atau objektif. Sebagian besar prakiraan kemampuan prediksi itu didasarkan pada pengalaman analis dan manajemen. Karena didasarkan pada pengalaman maka estimasi itu lebih bersifat subjektif dan berbeda dari satu orang ke orang yang lain.

Sejumlah penelitian telah menggunakan kemampuan prediksi rasio keuangan, antaranya adalah William H. Beaver yang menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kegagalan perusahaan. Beaver menggunakan model dechatomous classification test Studi lain dilakukan Edward L. Altman menggunakan rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan dengan menggunakan Analisa Diskriminan.

Analisa Keuangan 6

Page 7: 2 Alat Analisa Keuangan

ANALISA PERBANDINGAN

Perbandingan dapat dilakukan dalam 2 (dua) bentuk yaitu :

1. Perbandingan data intern perusahaan yang dapat dilakukan dengan

Membandingkan item-item laporan keuangan dalam tahun yang sama (Common Size Analysis yang disebut juga Vertical Analysis dan Static Analysis)

Membandingkan item-item laporan keuangan dalam tahun yang berbeda (Index Analysis yang disebut juga Horizontal Analysis dan Analisa Dinamis)

2. Perbandingan data antar perusahaan dalam satu atau beberapa periode

Pada kesempatan ini akan diberikan bagaimana perbandingan data intern perusahaan.

Analisa Vertikal

Dalam analisa ini dihitung persentase item-item laporan neraca terhadap total harta, dan untuk item-item laporan rugi laba dihitung persentase terhadap total penjualan.

Ilustrasi : Dari data berikut dihitung persentase terhadap Total Harta

1998 1999Harta Lancar

Kas 12.000 15.000Piutang 37.000 22.500

Total Harta 150.000 175.000

Analisa Vertikal

1998 1999Harta Lancar

Kas 8,00% 8,57%Piutang 24,67% 12,85%

Total Harta 100% 100%

Kita dapat memanfaatkan angka persentase tersebut untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada tahun 1998 dan 1999 sebagai berikut:

Analisa Keuangan 7

Page 8: 2 Alat Analisa Keuangan

Dana yang tertanam dalam kas pada tahun 1998 adalah 8 % dari jumlah harta, dan tahun 1999 menjadi 8,57%.

Dana yang tertanam dalam piutang pada tahun 1998 24,67% dari jumlah harta, dan pada tahun 1999 menjadi 12,85%.

Analisa Horizontal

Dalam analisa ini dihitung indeks, dengan menetapkan satu tahun sebagai tahun dasar, dan kemudian dihitung indeks untuk tahun berikutnya. Ilustrasi : Dari data berikut dihitung indeks dengan menetapkan 1997 menjadi tahun dasar.

1997 1998 1999Harta Lancar

Kas 11.000 12.000 15.000Piutang 25.000 37.000 22.500

Total Harta 125.000 150.000 175.000

Analisa Horizontal

1997 1998 1999Harta Lancar

Kas 100% 109% 136%Piutang 100% 148% 90%

Total Harta 100% 120% 140%

Kita dapat memanfaatkan angka indeks tersebut untuk menjelaskan kondisi keuangan perusahaan pada tahun 1998 dan 1999 sebagai berikut: Dana yang tertanam dalam kas secara relatif naik dari tahun

1997 ke tahun 1998 dan tahun 1999 Dana yang tertanam dalam piutang pada tahun 1997 meningkat

48% pada tahun 1998 tetapi kemudian meturun tajam pada tahun 1999.

Analisa Keuangan 8

Page 9: 2 Alat Analisa Keuangan

ANALISA SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA

Bila pada satu ketika diketahui bahwa jumlah kas yang dimiliki perusahaan sebesar Rp. 15 juta dan setelah satu tahun kemudian kas menjadi Rp.25 juta. Apakah kesan anda tentang kenaikan jumlah kas itu ? Bagi seorang pengusaha yang kurang profesional akan segera melihat bahwa penambahan kas itu adalah keuntungan yang dapat dipakai untuk konsumsi. Untuk orang yang kurang memahami arus masuk dan keluarnya kas ke dalam perusahaan dapat melihat bahwa penambahan nilai kas merupakan penambahan keuntungan yang segera dapat dinikmati.

Manajemen keuangan menyediakan satu alat analisa untuk mempelajari arus dana kas masuk dan keluar dalam suatu periode. Alat ini dapat memperlihatkan mengapa terjadi perubahan kas dari jumlah Rp. 15 juta menjadi Rp.25 juta. Dengan memahami penyebab naiknya jumlah kas itu, pengusaha dapat mengambil keputusan bagaimana memanfaatkan kenaikan tersebut.

Analisa sumber dan penggunaan dana dipakai untuk mempelajari kinerja manajemen dalam pengelolaan dana khususnya dari mana sumber dana diperoleh dan bagaimana dana telah digunakan dalam suatu periode akuntansi. Dana dalam pengertian analisa ini dapat diartikan sebagai kas atau modal kerja bersih.

Dana Kalam Arti Kas

Kas adalah bagian harta perusahaan dalam bentuk alat pembayaran yang sah seperti uang kartal dan uang giral. Uang kartal yang dikenal antara lain adalah uang logam dan uang kertas baik dalam mata bentuk rupiah maupun dalam bentuk mata uang asing. Uang giral adalah alat pembayaran yang biasa kita kenal dalam bentuk cek.

Untuk menganalisa sumber dan penggunaan dana dalam bentuk kas ditempuh tahapan berikut:Tahap 1 : Mengklasifikasikan perubahan pada dua titik waktu

laporan neraca : yang menambah dan yang mengurangi dana (kas)

Tahap 2 : Mengklasifikasikan perubahan laporan rugi laba dan laporan perubahan modal : yang menambah dan yang mengurangi dana (kas)

Tahap 3 : Menggabungkan kedua tahap diatas ke dalam laporan sumber dan penggunaan dana.

Analisa Keuangan 9

Page 10: 2 Alat Analisa Keuangan

Sumber dana (kas) :1. Penurunan nilai aktiva lancar, diluar kas2. Penurunan nilai aktiva tetap3. Kenaikan nilai utang jangka pendek dan jangka panjang4. Penjualan saham dalam portfolio5. Dana yang diperoleh dari kegiatan operasi

Penggunaan dana (kas):1. Kenaikan nilai aktiva lancar diluar, di luar kas2. Kenaikan nilai aktiva tetap3. Penurunan nilai utang jangka pendek dan jangka panjang4. Pembelian kembali saham 5. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai

Ilustrasi

Uraian 31 Des. 1998

31 Des. 1999

Harta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000Surat Berharga 7.000 9.000

Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Harta TetapKendaraan 35.000 30.000

Total Harta 67.000 79.000

Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000Utang Lainnya 5.000 5.000

Jumlah Utang Lancar 20.000 21000

Utang Jangka PanjangHipotek 20.000 22.000

Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000

Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000

Analisa Keuangan 10

Page 11: 2 Alat Analisa Keuangan

Laporan Perubahan Neraca

Uraian 31 Des. 1998

31 Des. 1999

PerubahanMenaikka

n KasMenurunka

n KasHarta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000 5.000Surat Berharga 7.000 9.000 2.000

Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Harta TetapKendaraan 35.000 30.000 5.000

Total Harta 67.000 79.000

Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000 1.000Utang Lainnya 5.000 5.000

Jumlah Utang Lancar 20.000 21000

Utang Jangka PanjangHipotek 10.000 22.000 12.000

Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000 1.000

Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000

Perubahan item diluar dana kas 18.000 8.000Kenaikan Kas 10.000

Jumlah 18.000 18.000

Analisa Sumber dan Penggunaan Dana (Kas)

Sumber Dana (Kas): Penurunan Nilai Aktiva Tetap Rp. 5.000.000 Kenaikan Utang Dagang Rp. 1.000.000 Kenaikan Utang Hipotek Rp. 12.000.000

Jumlah Sumber Rp. 18.000.000Penggunaan Dana (Kas):

Analisa Keuangan 11

Page 12: 2 Alat Analisa Keuangan

Kenaikan Piutang Dagang Rp. 5.000.000 Kenaikan Surat Berharga Rp. 2.000.000 Penurunan Laba Ditahan Rp. 1.000.000

Jumlah Penggunaan Rp. 8.000.000 Kenaikan Dana (Kas) Rp. 10.000.000

Dana Dalam Arti Modal Kerja

Konsep modal kerja dalam keuangan perusahaan antara lain diartikan sebagai modal kerja bersih (net working capital). Pengertian modal kerja bersih adalah selisih lebih harta lancar diatas utang lancar perusahaan. Batasan ini menjelaskan ketersediaan dana lancar perusahaan untuk membelanjai kegiatan operasional tambahan setelah memperhitungkan kewajiban jangka pendek.

Pengertian modal kerja bersih inilah yang digunakan sebagai salah satu pengertian dana dalam analisa sumber dan penggunaan dana.

Untuk menganalisa sumber dan penggunaan dana dalam bentuk modal kerja ditempuh tahapan berikut:Tahap 1 : Mengklasifikasikan perubahan pada dua titik waktu

laporan neraca : yang menambah dan yang mengurangi dana modal kerja

Tahap 2 : Mengklasifikasikan perubahan laporan rugi laba dan laporan perubahan modal : yang menambah dan yang mengurangi dana modal kerja

Tahap 3 : Menggabungkan kedua tahap diatas ke dalam laporan sumber dan penggunaan dana.

Sumber dana modal kerja :1. Penurunan nilai aktiva tetap2. Kenaikan nilai utang jangka panjang3. Penjualan saham dalam portfolio4. Dana yang diperoleh dari kegiatan operasi

Penggunaan dana (kas):1. Kenaikan nilai aktiva tetap2. Penurunan nilai utang jangka panjang3. Pembelian kembali saham 4. Pembayaran dividen dalam bentuk tunai

Dengan menggunakan ilustrasi dimuka kita dapat menyusun Laporan Perubahan Neraca

Analisa Keuangan 12

Page 13: 2 Alat Analisa Keuangan

Uraian 31 Des. 1998

31 Des. 1999

PerubahanMenaikkan Modal

Kerja

Menurunkan Modal

KerjaHarta LancarKas 15.000 25.000Piutang Dagang 10.000 15.000Surat Berharga 7.000 9.000

Jumlah Harta Lancar 32.000 49.000Utang LancarUtang Dagang 15.000 16.000Utang Lainnya 5.000 5.000

Jumlah Utang Lancar 20.000 21000Modal Kerja 12.000 28.000

Harta TetapKendaraan 35.000 30.000 5.000

Total Harta 67.000 79.000

Utang Jangka PanjangHipotek 10.000 22.000 12.000

Modal Modal Saham 30.000 30.000Laba Ditahan 7.000 6.000 1.000

Jumlah Modal 37.000 36.000Total Utang dan Modal 67.000 79.000

Perubahan item diluar modal kerja 17.000 1.000Kenaikan Modal Kerja 16.000

Jumlah 17.000 17.000

Analisa Sumber dan Penggunaan Dana (Modal Kerja)

Sumber Dana (Modal Kerja): Penurunan Nilai Aktiva Tetap Rp. 5.000.000 Kenaikan Utang Hipotek Rp. 12.000.000

Jumlah Sumber Rp. 17.000.000Penggunaan Dana (Modal Kerja): Penurunan Laba Ditahan Rp. 1.000.000

Jumlah Penggunaan Rp. 1.000.000 Kenaikan Dana (Modal Kerja) Rp. 16.000.000

Analisa Keuangan 13

Page 14: 2 Alat Analisa Keuangan

Analisa Keuangan 14

Page 15: 2 Alat Analisa Keuangan

ANALISA PULANG POKOK(BREAK EVEN ANALYSIS)

Analisa pulang pokok merupakan salah satu alat analisa untuk perencanaan jangka pendek. Analisa ini cukup populer dalam manajemen perusahaan dan diungkapkan dalam berbagai mata kuliah seperti Akuntansi Biaya, Manajemen Keuangan, Manajemen Operasional. Analisa ini terutama membantu perencana untuk menyusun rencana produksi dengan menggunakan dasar analisa marginal costing.

Marginal costing adalah salah satu pendekatan keuangan yang mengklasifikasikan biaya atas dasar biaya variabel dan biaya tetap, seperti berikut :

Total Penjualan XXXTotal Biaya Variabel XXX (-/-)Margin untuk Biaya Tetap dan Laba XXXTotal Biaya Tetap XXX (-/-)

Laba XXX

Bila diketahui bahwa :

Total Penjualan (Total Revenue/TR) = P x QTotal Biaya Variabel (Total Variabel Cost/TVC) = UVC x QTotal Biaya Tetap (Total Fixed Cost/TFC) = TFCTotal Biaya (Total Cost/TC) = TVC + TFC

Maka kondisi pulang pokok (Break Even Point/BEP)

Total Revenue (TR) = Total Cost (TC)TR = TVC + TFCP x Q = (UVC x Q) + TFC(P x Q) – (UVC x Q) = TFCQ (P – UVC) = TFC

TFCQ = --------------------

(P – UVC)

Jadi jumlah barang yang dihasilkan pada pulang pokok adalah :

TFC Total BiayaQ (BEP) = -------------- = -----------------------------------

(P – UVC) Contribution margin per unit

Jumlah penjualan pada kondisi BEP

Analisa Keuangan 15

Page 16: 2 Alat Analisa Keuangan

TFCTR (BEP) = -----------------

(1 – UVC/P)

Kondisi BEP ini dapat pula digambarkan secara grafis seperti berikut :

Ilustrasi :

Harga jual produk akuatan Rp.16.000 per karton. Biaya variabel per karton Rp.14.000, sedang biaya tetap tiap tahun sebesar Rp.155 juta.

Jumlah minuman akuatan yang harus dihasilkan dalam 1 tahun pada kondisi BEP adalah :

155.000.000Q (BEP) = ------------------------ x 1 karton = 77.500 karton

16.000 – 14.000

Bila perusahaan merencanakan laba operasi Rp. 100 juta, maka jumlah yang dihasilkan adalah :

TFC + Laba diharapkanQ (laba Rp.100 juta) = --------------------------------------

P - UVC

155.000.0000 + 100.000.000= ------------------------------------------ x 1 karton

2.000

= 127.500 karton

Analisa Keuangan 16

TFC

TR

TVC

R,C

Q

Profit area

Losses area

BEP

Page 17: 2 Alat Analisa Keuangan

Dengan demikian untuk mencapai laba Rp. 100 juta perusahaan akuatan harus mengupayakan produksi dan penjualan sebanyak 127.500 karton per tahun. Bagaimana perusahaan menjual itu dan kemana dia harus menjual, perusahaan harus mencari pemecahannya. Analisa Break Even hanya menunjukkan jumlah yang harus diproduksi dan dijual, bukan cara menjualnya.

Untuk membuktikan bahwa benar perusahaan memperoleh laba Rp. 100 juta bila berhasil menjual 127.500 karton, dapat digunakan pendekatan marginal costing seperti disebutkan dimuka. Perhitungannya diperlihatkan berikut ini :

Total Penjualan = 127.500 karton x Rp. 16.000 = Rp. 2.040.000.000Total Biaya Variabel = 127.500 karton x Rp. 14.000 = Rp. 1.785.000.000Margin untuk Biaya Tetap dan Laba = Rp. 255.000.000Total Biaya Tetap = Rp. 155.000.000

Laba = Rp. 100.000.000

Secara grafis kondisi perusahaan akuatan dapat digambarkan sebagai berikut:

Analisa Keuangan 17

TR=16.000

TVC=14.000

TFC=155 juta

TR=2.040 juta

TC=1.785 juta

Q = 127.500 kartonQ = 77.500 kartonTR=TC

Page 18: 2 Alat Analisa Keuangan

Pengaruh Biaya Tetap Terhadap BEP

Keterangan :TC1 TC2 = Total biaya tetap naikTC1 TC3 = Total biaya tetap turun

Pengaruh Biaya Variabel Terhadap BEP

Analisa Keuangan 18

Q1Q3 Q2

TC1

TC3

TC2

TR

Q1Q3 Q2

TC3

TC1

TC2

TR

Page 19: 2 Alat Analisa Keuangan

Keterangan :TC1 TC2 = biaya variabel per unit naikTC1 TC3 = biaya variabel per unit turun

Pengaruh Harga Jual Terhadap BEP

Keterangan :TR1 TR2 = harga jual naikTR1 TR3 = harga jual turun

Analisa Keuangan 19

TR2

TR1 TR3TC

Q1Q2 Q3

Page 20: 2 Alat Analisa Keuangan

BANK PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYANERACA PER 31 DESEMBER 1999 DAN 1998

1999 1998 Aktiva

Aktiva Lancar

Kas 63.929

33.040

Giro pada BI 18.423

18.527

Giro pada Bank Lain 13.159

12.204

Penempatan pada Bank Lain 57.500

70.500

Penyisihan ph Penempatan (798)

(176)

Surat-Surat Berharga 50.500

76.250

Penyisihan/penurunan nilai Surat Berharga (821)

(445)

Kredit yang diberikan :1. Pihak Terkait dengan Bank 59

6 776

2. Pihak Lain 190.581

173.284

Penyisihan ph Kredit (4.165)

(10.833)

Penyertaan 254 Pendapatan Yang Masih Akan Diterima 3.67

1 5.284

Biaya Dibayar Dimuka 808

309

Uang Muka Pajak 2.783 Jumlah Aktiva Lancar 393.383 381.757

Aktiva TetapAktiva Tetap 62.28

1 55.935

Akumulasi ph Aktiva Tetap (13.658)

(9.599)

Aktiva Lainnya 10.288

10.710

Jumlah Aktiva Tetap 58.911 57.046 Total Aktiva 452.294 438.803

PASSIVAKewajiban Giro 164.96

5 199.858

Kewajiban Segera Lainnya 5.00 8.491

Analisa Keuangan 20

Page 21: 2 Alat Analisa Keuangan

6 Tabungan 142.61

3 104.398

Deposito Berjangka 56.186

57.808

Pinjaman Yang Diterima 15.189

17.214

Beban Yang Masih Harus Dibayar 863

749

Taksiran Utang Pajak 1.275

5.044

Kewajiban Lain-Lain 4.474

2.866

Modal Pinjaman 15.140

-

Jumlah Kewajiban 405.711 396.428 EkuitasModal Disetor 28.61

3 27.072

Laba Ditahan 17.970

15.303

Jumlah Ekuitas 46.583 42.375 Total Kewajiban dan Ekuitas 452.294 438.803

BANK PEMBANGUNAN DAERAH IRIAN JAYALAPORAN LABA RUGI PERIODE 1 JANUARI - 31 DESEMBER 1999

DAN 19981999 1998

I. PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONALA. Pendapatan Bunga1. Hasil Bunga 95.54

8 96.990

2. Provisi dan Komisi Kredit 1.875

1.424

97.423

98.414

Beban Bunga1. Beban Bunga 38.83

2 43.632

2. Beban Lain Selain Bunga 134

143

38.966

43.775

Pendapatan Bunga Bersih 58.457 54.639

Analisa Keuangan 21

Page 22: 2 Alat Analisa Keuangan

B. Pendapatan Operasioal LainnyaProvisi dan Komisi Selain Kredit 4.57

0 3.245

Pendapatan Operasioal Lainnya 63.027 57.884 C. Beban Operasional Lainnya1. Beban Administrasi dan Umum 18.38

5 15.077

2. Beban Personalia 23.795

19.883

3. Penyisihan dan Penurunan atas aktiva produktif

6.781

11.142

Beban Operasional Lainnya 48.961 46.102

PENDAPATAN/BEBAN OPERASIONAL BERSIH

14.066 11.782

II. PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL1. Pendapatan Non Operasional 4.01

3 3.375

2. Beban Non Operasional 574

192

Pendapatan dan Beban Non Operasional 3.439 3.183

III. PENDAPATAN DAN BEBAN LUAR BIASALaba/Rugi sebelum pajak penghasilan 17.50

5 14.965

Taksiran Pajak Penghasilan 5.918

5.044

IV. LABA/RUGI TAHUN BERJALAN 11.587 9.921

Laba Ditahan Tahun Berjalan 6.383

5.382

V. LABA DITAHAN AKHIR PERIODE 17.970 15.303

Analisa Keuangan 22