1.tari sanghyang sebagai potensi wisata nusa lembongan
TRANSCRIPT
-
7/22/2019 1.Tari Sanghyang Sebagai Potensi Wisata Nusa Lembongan
1/3
TARI SANGHYANG WUJUD POTENSI WISATA BUDAYA
NUSA LEMBONGAN
Bali dan budaya adalah dua hal yangtidak bisa dipisahkan. Keragaman budaya
spiritual masyarakat Bali banyak menjadi
daya tarik wisatawan. Tari Sanghyang
sebagai salah satu tarian spiritual yang
sempat tenggelam di daerah Nusa
Lembongan saat ini kembali bangkit dan bisa
menjadi potensi wisata budaya yang menarik
dan tidak ternilai harganya.
Pulau Bali merupakan pulau yang terkenal dengan kearifan budaya lokalnya. Bali
memiliki potensi budaya yang menarik bagi masyarakat domestik maupun internasional.
Berbagai macam wisata budaya yang dimiliki antara lain seni tari, seni gamelan, keunikan tata
cara persembahyangan dan upacara ngaben masyarakat Bali. Potensi budaya yang paling
banyak diminati wisatawan hingga saat ini adalah seni tari. Tari Bali terkenal memiliki keunikan
tersendiri. Tari bali tidak hanya memiliki tujuan untuk menghibur masyarakat namun tarian Bali
mengandung makna spiritual bagi mayarakat Hindu tersendiri. Jenis tarian Bali yang memiliki
tujuan spiritual sangat beragam, salah satu diantaranya yang belum terlalu banyak dikenal
adalah Tari sanghyang. Tari Sanghyang merupakan tarian yang tidak dimiliki setiap wilayah di
Provinsi Bali. Tarian ini hanya dimiliki oleh wilayah yang dianggap telah berumur tua, salah
satunya adalah Pulau Nusa Lembongan.
Nusa Lembongan adalah desa yang termasuk bagian dari Kecamatan Nusa Penida. Nusa
Lembongan secara geografis dibatasi oleh lautan. Letaknya yang terletak di sebelah Tenggara
Pulau Bali menjadi salah satu tujuan pariwisata budaya masyarakat. Nusa Lembongan terkenal
dengan wisata bahari dan wisata budayanya. Tari Sanghyang adalah wisata budaya yang akhir-
akhir ini mulai dikembangkan . Tarian ini mulai diperhatikan untuk menjadi salah satu potensi
-
7/22/2019 1.Tari Sanghyang Sebagai Potensi Wisata Nusa Lembongan
2/3
budaya Nusa Lembongan. Tari ini tidak hanya dapat berfungsi untuk melestarikan budaya
leluhur yang hampir hilang namun tarian ini adalah salah satu potensi yang nantinya akan
dikembangkan untuk menjadi wisata budaya yang menarik di kawasan Nusa Lembongan.
Salah satu narasumber yang merupakan pemilik wisata Goa Gala-Gala dan pelopor
bangkitnya kembali Tari Sanghyang di Nusa Lembongan, bapak Wayan Suwarbawa
mengatakan, Tari Sanghyang yang dimiliki Nusa Lembongan berbeda dari tari Sanghyang yang
lain. Tari Sanghyang Grodag yang merupakan tarian klasik di daerah Nusa Lembongan yang
memiliki 23 Jenis Tarian Sanghyang. Tari Sanghyang ini dilaksanakan tiap tahun saat sasih
Karo. Tarian Sanghyang ini dipersembahkan sebagai aci pakraman atau desa selama 11 hari
pada sasih karo mulaipinanggal kaping pitu sampaipanglong kaping kalih. Tari Sanghyang ini
merupakan perpaduan sempurna antara irama gending (nyanyian), rupa ( wujud dan bentuk )
dengan agem ( gerak). Tari Sanghyang ini sempat tidak dilaksanakan sejak 33 tahun yang lalu
Berbagai alasan mendasari tidak diteruskannya pergelaran Tari Sanghyang ini.
Pada tahun 2008, beberapa warga termasuk Wayan Suwarba ingin kembali meneruskan
warisan leluhur Nusa Lembongan. Beliau bersama beberapa warga berkumpul untuk
membicarakan kembali bangkitnya eksistensi Tari Sanghyang. Tari Sanghyang ini selain
memiliki nilai spiritual magis juga memiliki nilai-nilai kehidupan yang sangat dekat dengan
masyarakat sekitar seperti penolak bala dan sarana memohon hujan dan kesuburan tanah serta
mata pencaharian penduduk setempat. Dalam perjalanan awalnya niat Wayan Suwarba dan rekan
untuk mulai melestarikan Tari Sanghyang ini mengalami hambatan. Keterbatasan dana dan
kesulitan untuk mengingat irama gending (nyanyian) menjadi kendala utama. Setelah 33 tahun
penyanyi tarian Sanghyang sulit untuk ditemukan.
Pada tahun 2008 Wayan Suwarba dibantu salah seorang warga Nusa Lembongan lainnya
berhasil menemukan satu-satunya wanita yang dahulu pernah menyanyikangendingSanghyang.
Keterbatasan dana yang awalnya menjadi kendala utama juga berhasil diselesaikan. Beranjakdari hal tersebut, masyakat Nusa Lembongan memiliki keyakinan bahwa Tari untuk Sanghyang
akan mampu kembali menemukan masa kejayannya seperti 33 tahun silam.
Tari Sanghyang pertama kali kembali digelar pada tahun 2012 dimana tarian ini
dilaksanakan oleh masyarakat Nusa Lembongan selama 11 hari dengan 23 rangkaian Tarian
-
7/22/2019 1.Tari Sanghyang Sebagai Potensi Wisata Nusa Lembongan
3/3
Sanghyang diantaranya Sang Hyang Sampat, Bumbung, Penyalin,Lingga, Dukuh Ngaba Cicing,
Jaran, Dukuh Masang Bubu, Sampi, Bangu-bangu, Kebo, Tiling-Tiling, Enjo, Manjangan, Tutut,
Jangolan, Barong, Kelor, Capah, Perahu, Sumbul, Payung, dan Bunga.
Saat pertama kali diadakan kembali, Tari Sanghyang ini mendapatkan repon positif dari
masyarakat sekitar Nusa Lembongan. Tari Sanghyang ini kedepannya selain berfungsi untuk
melestarikan warisan leluhur, diharapkan mampu berfungsi untuk menarik minat wisatawan
baik domestik maupun internasional sehingga menambah khasanah budaya wisata yang dimiliki
pulau Nusa Lembongan selain wisata bahari dan wisata bangunan Goa Gala-Gala yang terkenal
di daerah tersebut.