1.sistemtenaga

7
1. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM) 1. DASAR TEORI Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen utama, yaitu : 1. Power suplay equipment Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin- mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama). Tenaga yang dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut : sirkulasi lumpur, hoisting, dan rotary drill string. 2. Distribution (transmission) equipment Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak utama, yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi) yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis dan sistem transmisi listrik (electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau distribusi tersebut dikurangi sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien. Sistem tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara prinsip harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut : fungsi angkat, fungsi rotasi, fungsi pemompaan, dan fungsi penerangan.

Upload: elde-praga-destirani

Post on 22-Jun-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sisem tenaga

TRANSCRIPT

Page 1: 1.SISTEMTENAGA

1. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)

1. DASAR TEORI

Sistem tenaga dalam suatu operasi pemboran terdiri dari dua subkomponen

utama, yaitu :

1. Power suplay equipment

Tenaga yang dibutuhkan pada suatu operasi pemboran dihasilkan oleh mesin-

mesin besar, yang dikenal dengan "prime mover" (penggerak utama). Tenaga

yang dihasilkan tersebut digunakan untuk keperluan-keperluan sebagai berikut :

• sirkulasi lumpur,

• hoisting, dan

• rotary drill string.

2. Distribution (transmission) equipment

Berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan tenaga dari penggerak utama,

yang diperlukan untuk suatu operasi pemboran. Sistem distribusi (transmisi)

yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu sistem transmisi mekanis dan

sistem transmisi listrik (electric). Rig tidak akan berfungsi dengan baik bila

distribusi tenaga yang diperoleh tidak mencukupi. Oleh sebab itu diusahakan

tenaga yang hilang karena adanya transmisi atau distribusi tersebut dikurangi

sekecil mungkin, sehingga kerja mesin akan lebih efisien.

Sistem tenaga yang dipasang pada suatu unit operasi pemboran secara prinsip

harus mampu memenuhi keperluan-keperluan sebagai berikut :

• fungsi angkat,

• fungsi rotasi,

• fungsi pemompaan, dan

• fungsi penerangan.

Page 2: 1.SISTEMTENAGA

a. Menghitung keperluan tenaga untuk fungsi angkat

Tenaga dari fungsi angkat dari motor melalui transmisi, drawwork, drilling

cable dan sistem takel yang terdiri dari crown block dan travelling block

diteruskan ke rangkaian pipa bor.

Maka, rendemen total antara motor dan hook :

• Conventiser : 0,7 - 0,8

• Transmisi : 0,88

• Drawwork : 0,90

• Takel : 0,87 untuk 8 kabel dan 0,85 untuk 10 kabel

sehingga, rendemen total untuk 10 kabel adalah

0,75 x 0,88 x 0,90 x 0,85 = 0,505

Tenaga untuk fungsi pengangkatan harus mampu untuk melayani pemboran

sampai kedalaman limit pada kondisi ekonomis.

b. Menghitung tanpa fungsi rotasi

Tenaga untuk fungsi rotasi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut

:

Pr = C x W75

.............................. (1)

dimana,

Pr = tenaga fungsi rotasi, pk

C = kopel dalam kgm

W = kecepatan sudut, rad/detik

Sehingga, secara empiris tenaga untuk fungsi rotasi dapat dihitung dengan

menggunakan persamaan :

Pr = +

1030 100L N P

D .................... (2)

dimana,

Pr = tenaga rotasi, pk

L = kedalaman sumur, m

Page 3: 1.SISTEMTENAGA

N = putaran rotary table, rpm

P = beratan pada pahat (WOB), ton

D = diameter lubang bor, inch

c. Tenaga hidrolik

Tenaga hidrolik dapat dirumuskan sebagai berikut :

Ph Q x p=

450 ............................. (3)

dimana,

Ph = tenaga hidrolik, pk

Q = debit dalam liter/menit = D2 x 19

p = tekanan sirkulasi , kg/cm2

d. Tenaga penerangan

Dengan effisiensi 70% tenaga listrik yang diperlukan untuk berbagai

keperluan seperti penerangan, pemanas, shale shaker dan lain-lain biasanya

berkisar antara 30-48 kw generator berkapasitas 75 kw.

2. PRIME MOVER UNIT

Hampir semua operasi pemboran menggunakan prime mover jenis internal

combution unit. Penentuan jenis mesin yang akan digunakan didasarkan pada

besarnya jumlah tenaga yang diperlukan yang dapat diketahui dari casing program

yang telah disusun dan kedalaman sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover

berkisar antara 500 - 5000 HP. Salah satu spesifikasi prime mover dapat dilihat pada

Tabel 1.

Page 4: 1.SISTEMTENAGA

Tabel 1 Spesifikasi Prime Mover

• Maks. beban hook yang bekerja 400 tf

• Kedalaman pemboran yang direko-mendasikan

dengan drill pipe 4 1/2 in.

7000 m

• Power yang tersedia (tanpa pompa lumpur) 3600 HP

• Jumlah mesin yang digunakan 4

• Hoisting line diameter 35 mm

• Gaya maks. pada hoisting line 44 tf

• Jumlah line pada sistem pengangkatan 12

• Tenaga untuk drawwork 3000 HP

• Kecepatan drawworks 4 + 2 R

• Kecepatan maks. pada pembebanan 0,37 m/s

Peletakan prime mover tergantung dari berbagai faktor, antara lain Sistem

transmisi (distribusi) yang digunakan, dan Ruang yang tersedia.

Beberapa letak prime mover yang umum adalah sebagai berikut :

• di bawah rig

• di atas lantai bor

• di samping atau di sisi rig, baik di atas tanah maupun di atas lantai bor pada

struktur yang terpisah.

• jauh dari rig

Sedangkan jumlah mesin yang biasa digunakan adalah :

a) Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau tiga

mesin.

b) Empat, untuk pemboran yang lebih dalam menggunakan tenaga yang lebih besar

sehingga mesin yang diperlukan empat buah.

Jenis mesin yang digunakan :

Page 5: 1.SISTEMTENAGA

a. Diesel compression engines.

b. Gas (spark ignition) engines

3. SISTEM TRANSMISI (DISTRIBUSI TENAGA)

Rig dapat berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang didistribusikan

dapat mencukupi semua kebutuhan tenaga yang dibutuhkan. Sebagian besar tenaga

yang dihasilkan didistribusikan ke drawwork, rotary table, dan mud pump.

Disamping itu perlu untuk penerangan, rig instrument (driller's console,) , serta air

conditioners.

Tenaga transmisi dihasilkan oleh satu atau lebih mesin harus diteruskan ke

komponen utama rig yaitu hoisting, rotating dan circulation system. Sistem-sistem di

atas dapat ditunjukkan pada Tabel 2.

Sistem transmisi yang digunakan untuk distribusi tenaga dalam suatu operasi

pemboran ada dua jenis yaitu sistem mekanik (mechanical power transmission) dan

sistem listrik (electrical power transmission).

Tabel 2 Sistem dan Komponen Operasi Pemboran

Sistem Utama Komponen

Sistem Pengangkatan Drawwork

Sistem Pemutar Rotary Table

Sistem Lumpur Mud Pump

3.1. MECHANICAL POWER TRANSMISSION

Dalam proses distribusi tenaga dengan menggunakan sistem transmisi

mekanik, maka tenaga yang dihasilkan oleh mesin diteruskan secara mekanis.

Proses transmisi yang terjadi adalah sebagai berikut :

• Tenaga yang dihasilkan oleh Prime Mover harus diteruskan dan dihubungkan

bersama-sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang

Page 6: 1.SISTEMTENAGA

diinginkan. Hal ini dilakukan dengan hidraulic coupling (torque converter) yang

dihubungkan bersama-sama.

• Tenaga ini kemudian diteruskan melalui elaborate sproket chain linking (sistem

rantai) yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke unit-unit yang membutuhkan

tenaga. Sistem ini sekarang banyak digantikan oleh tenaga listrik.

3.2. ELECTRIC POWER TRANSMISSION

Tenaga listrik yang biasa digunakan dihasilkan dari tenaga diesel (diesel-

electrik). Pada sistem transimisi dengan diesel listrik, mesin diesel digunakan tenaga

listrik dari generator listrik yang di depan block. Generator menghasilkan arus listrik,

yang kemudian dialirkan melalui kabel ke suatu "control unit". Dari unit pengontrol

tersebut tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke motor listrik yang

langsung dihubungkan ke sistem peralatan yang membutuhkan tenaga.

Keuntungan distribusi tenaga dengan menggunakan electric power

transmission antara lain adalah :

• Lebih fleksibel, terutama mengenai peletakan,

• Tidak memerlukan rantai (sabuk) penghubung,

• Bentuknya lebih kompak dan portable.

4. PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan suatu operasi pemboran sistem putar di perlukan

kebutuhan tenaga yang tidak sedikit, yang pada umumnya disuplay oleh suatu

penggerak utama yang disebut "prime mover". Jenis dan jumlah dari penggerak

utama yang akan digunakan ditentukan berdasarkan pada besarnya jumlah tenaga

yang diperlukan, yang dipengaruhi oleh casing program yang telah disusun dan

kedalaman sumur.

Untuk meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh prime mover, diperlukan suatu

sistem penyalur (sistem transmisi) yang berfungsi untuk mendistribusikan tenaga

tersebut. Sistem transimisi yang dikenal ada dua jenis yaitu sistem mekanik

(mechanical power transmission) dan sistem listrik (electric power transmission).

Pada dasarnya penggunaan mechanical power transmission maupun electric power

Page 7: 1.SISTEMTENAGA

transmission adalah sama, yaitu untuk mendistribusikan tenaga dari pembangkit ke

sistem peralatan yang membutuhkannya dalam suatu operasi pemboran. Akan tetapi

electric power transmission lebih banyak diminati, karena kemudahan-kemudahan

yang ditawarkan terutama yang berhubungan dengan perawatan, pengoperasian,

peletakan serta dari dimensinya.

Perencanaan sistem tenaga, baik itu sistem pembangkit maupun sistem

transmisi harus optimum, karena sistem peralatan dalam operasi pemboran tidak

akan dapat berfungsi dengan baik jika tenaga yang diperoleh tidak mencukupi

ataupun distribusi tenaganya tidak maksimal.

5. KESIMPULAN

Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas adalah sebagai

berikut :

1. Dalam suatu pemboran, prime mover unit merupakan kebutuhan yang pokok,

tanpa ini pemboran tidak akan berjalan.

2. Penggunaan mesin ini ditentukan besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan

pada casing program dan kedalaman sumur.

3. Pemakaian sistem transmisi listrik (electric power transmission) mempunyai

beberapa keuntungan dari sistem yang lain yaitu :

• lebih fleksibel letaknya,

• tidak memerlukan rantai penghubung, dan

• pada umumnya lebih kompak serta portable.

4. Sistem peralatan pemboran tidak akan dapat berfungsi dengan baik jika distribusi

tenaga tidak mencukupi kebutuhan yang ada.