1_perdata
DESCRIPTION
dfgTRANSCRIPT
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 1
MAHKAMAH AGUNG
KAIDAH HUKUM : “Dengan tidak dipenuhinya janji untuk
mengawini, perbuatan tersebut adalah suatu
perbuatan melawan hukum karena melanggar
norma kesusilaan dan kepatutan dalam
masyarakat.”
NOMOR REGISTER : 3277 K/Pdt/2000
TANGGAL PUTUSAN : 18 Juli 2003
MAJELIS : – Bagir Manan, SH.
– H. Parman Suparman, SH.
– Arbijoto, SH.
KLASIFIKASI : Tentang Perikatan (Perbuatan melawan hukum)
DUDUK PERKARA : – Bahwa pada tanggal 24 November 1995
dihadapan orang tua penggugat, tergugat
bermaksud menjadikan penggugat sebagai
istrinya kelak dan sejak saat itu setiap Sabtu
sore tergugat secara rutin datang dan
menginap dirumah penggugat dan diijinkan
orang tua penggugat dengan pertimbangan
tempat tinggal tergugat jauh sehingga tidak
memungkinkan tergugat kembali ketempat
tinggalnya malam itu juga.
– Bahwa hubungan penggugat dengan tergugat
sudah terlalu jauh bahkan telah melakukan
hubungan seksual sebagaimana layaknya
suami isteri.
– Bahwa orangtua tergugat juga merestui
hubungan penggugat dengan tergugat.
– Bahwa penggugat dan orangtua penggugat
menuntut janji tergugat yang akan
mengawini penggugat, namun tergugat
selalu mengelak dengan mengulur ulur waktu
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 2
bahkan tergugat meninggalkan rumah
orangtuanya sebagai tempat tinggalnya untuk
menghilangkan jejak sehingga penggugat
sulit berkomunikasi dengan tergugat.
– Bahwa akibat perbuatan tergugat yang tidak
menepati janji kawin telah menjatuhkan
kehormatan dan nama baik penggugat
sebagai guru dan penggugat menderita
kerugian yang dikeluarkan penggugat selama
hidup bersama dengan tergugat yaitu biaya
hidup Rp.5.000.000,- + ongkos pulang pergi
Surabaya–Bojonegoro sebesar Rp.2.500.000,
yang keseluruhannya berjumlah
Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu
rupiah) dan ganti rugi pemulihan nama baik
penggugat sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh
juta rupiah).
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
– Bahwa keberatan kasasi dapat dibenarkan dengan alasan sebagai berikut :
a. Gugatan dalam petitum butir 2 adalah analog dengan putusan M.A.
tanggal 8 Februari 1986 No. 3191 K/Pdt/1984, yang berpendapat
dengan tidak dipenuhinya janji untuk mengawini tersebut, tergugat
telah melanggar norma kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat
dan perbuatan tergugat dalam masyarakat dan perbuatan tergugat
adalah suatu perbuatan melawan hukum, sehingga menimbulkan
kerugian terhadap penggugat, maka tergugat wajib memberi kerugian
sebagaimana tercantum dalam amar putusan nanti. Mahkamah Agung
berpendapat petitum butir 2 dalam konvensi cukup jelas.
b. Bahwa mengenai besarnya ganti rugi tidak harus tercantum dalam
petitum gugatan, apalagi menurut Yurisprudensi (putusan M.A.
tanggal 22 Juni 1988 No. 2559 K/Pdt/1996) hakim berwenang untuk
menentukan jumlah ganti rugi secara ex aequo et bono.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 3
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
– Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon kasasi : Wetty Trisnawati,
BA.
– Membatalkan putusan PT. Surabaya tanggal 13 April 1999 No. 51/Pdt/1999/PT.SBY, yang membatalkan putusan PN. Surabaya tanggal
28 Oktober 1997 No. 142/Pdt.G/1997/PN.SBY.;
MENGADILI SENDIRI :
Dalam Konvensi :
– Mengabulkan gugatan penggugat sebagian;
– Menyatakan hukum bahwa karena tergugat tidak menepati janjinya untuk
mengawini penggugat, maka harus membayar kembali kepada penggugat
segala biaya yang telah dikeluarkan penggugat untuk membiayai kehidupan
tergugat selama tergugat menjalin hubungan asmara dengan penggugat
sebagai suami istri tanpa ikatan perkawinan yang sah;
– Menghukum tergugat untuk membayar ganti rugi sebagai pemulihan nama baik penggugat sejumlah Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
– Menghukum tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.51.500,-
(lima puluh satu ribu lima ratus rupiah).
– Menolak gugatan penggugat selebihnya;
Dalam Rekonvensi :
– Menolak gugatan rekonvensi penggugat rekonvensi;
PEMBUAT KAIDAH HUKUM
ttd. KLEMENTINA SIAGIAN, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 4
PUTUSAN
Nomor : 3277 K/Pdt/2000
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan
sebagai berikut dalam perkara :
WETTY TRISNAWATI, BA., bertempat tinggal di Jalan Teuku
Umar No.96 Bojonegoro, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya :
1. HARI PURWADI, SH.M.HUM, 2. AGUS MUWARTO,
SH.M.HUM, Pengacara dan UKBH UNTAG Surabaya, berkantor
di Jalan Semolowaru 45 Surabaya, berdasarkan surat kuasa
khusus tanggal 11 Maret 2000, Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat-Terbanding;
melawan
Drs. HARI WISNU, bertempat tinggal terakhir di Perumahan
Kampus IKIP Ketintang No.53 Surabaya, Termohon Kasasi
dahulu Tergugat-Pembanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dan surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat asli telah menggugat sekarang
Termohon Kasasi dahulu sebagai Tergugat asli di muka persidangan Pengadilan
Negeri Surabaya dengan dalil-dalil :
1. Bahwa Penggugat asli kenal dengan Tergugat asli pada tanggal 12 November 1993 melalui seorang teman yang sama-sama sebagai guru
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 5
ditempat Penggugat asli mengajar, yang pernah menjadi mahasiswa
Tergugat asli;
2. Bahwa perkenalan tersebut berbuntut Tergugat asli menaruh hati pada
Penggugat asli, meski pada mulanya Penggugat asli menganggapnya
sebagai teman biasa;
3. Bahwa setidak-tidaknya pada bulan November 1995 antara Penggugat asli
dan Tergugat asli terlibat percakapan lewat telepon dimana Tergugat asli
mengungkapkan isi hatinya bahwa Tergugat asli berniat secara sungguh-
sungguh untuk menjalin hubungan asmara dengan Penggugat asli;
4. Bahwa pada tanggal 24 November 1995, Tergugat asli datang ke rumah
Penggugat asli dan pada saat ini juga Tergugat asli dihadapan orang tua
Penggugat asli bahwa maksud kedatangannya untuk menjalin hubungan
asmara dengan Penggugat asli dan untuk meminta Penggugat asli kelak
menjadi isterinya. Bahkan dihadapan ibu dan adik Penggugat asli serta
Penggugat asli sendiri. Tergugat asli mengungkapkan tidak akan
meninggalkan Penggugat asli, dalam arti memutuskan hubungan dengan
Penggugat asli;
5. Bahwa sejak saat itu, Tergugat asli datang secara rutin ke rumah Penggugat
asli, bahkan tidur ditempat tinggal Penggugat asli untuk beberapa hari.
Orang tua Penggugat asli maupun Penggugat asli mengizinkan Tergugat
asli tidur ditempat tinggal Penggugat asli disamping karena pertimbangan
tempat tinggal Tergugat asli yang cukup jauh dan tempat tinggal
Penggugat asli, juga karena orang tua Penggugat asli maupun Penggugat
asli menganggap Tergugat asli datang beritikad baik dan datang untuk
menjalin hubungan lebih baik dengan Penggugat asli;
6. Bahwa karena Tergugat asli datang setiap hari Sabtu sore dan baru pulang hari Senin pagi selama tidak kurang dan satu tahun, Penggugat asli dan
Tergugat asli terlibat hubungan jauh, dalam arti melakukan hubungan
seksual sebagaimana layaknya dilakukan oleh seseorang yang telah menjadi
suami isteri. Disamping itu, Penggugat asli terbuai dengan rayuan Tergugat
asli karena Tergugat asli dalam merayu juga menyebut nama Allah bahwa
Tergugat asli tidak akan meninggalkan Penggugat asli atau tidak akan
menghianati Penggugat asli, dan hal itu diucapkan berulang kali;
7. Bahwa karena telah baiknya hubungan Penggugat asli dengan Tergugat asli,
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 6
termasuk hubungan Penggugat asli dengan orang tua Tergugat asli, segala
biaya Tergugat asli untuk datang ketempat tinggal Penggugat asli tidak
segan-segan diberi oleh Penggugal asli;
8. Bahwa dasar kunjungan orang tua Penggugat asli ketempat tinggal orang
tua Tergugat asli, baik orang tua Penggugat asli maupun orang tua
Tergugat asli telah merestui Penggugat asli dan Tergugat asli kawin
secepatnya;
9. Bahwa setidak-tidaknya pada bulan Oktober 1996, Tergugat asli datang
ketempat tinggal Penggugat asli dan menemui orang tua Penggugat asli.
Pada saat itulah, orang tua Penggugat asli menanyakan kepastian saat
perkawinan antara Penggugat asli dan Tergugat asli, namun Tergugat asli
mengatakan “belum bisa berfikir dan secepatnya ibu (maksudnya ibu
Penggugat asli) saya beri kabar sebab tanggungan saya (maksudnya
Tergugat asli) masih banyak;
10. Bahwa setelah itu, Tergugat asli menunjukkan gelagat tidak baik, bahkan
mengatakan kepada Penggugat asli dan adik-adik Penggugat asli bahwa
Tergugat asli tidak mau dihubungi, baik langsung maupun melalui telepon.
Tergugat asli juga mengatakan kepada Penggugat asli bahwa Tergugat asli
mau datang sebulan, dua bulan, lima bulan, mau menikahi satu tahun, dua
tahun, atau lima tahun itu bukan urusan Penggugat asli. Tergugat asli juga
mengatakan bahwa tidak ada orang yang bisa memaksa Tergugat asli,
termasuk orang tua Penggugat asli;
11. Bahwa sikap tidak baik Tergugat asli juga ditunjukkan pada kesempatan
lain ketika bertemu dengan adik Penggugat asli bahwa Tergugat asli
mengatakan, dulu pernah hidup serumah selama tujuh tahun dengan
perempuan lain dan melakukan hubungan layaknya suami isteri, perempuan
itupun tidak menuntut kawin dengan Tergugat asli;
12. Bahwa sejak saat itu Tergugat asli sulit dihubungi bahkan sama sekali tidak pernah menghubungi, seolah-olah segala yang pernah dilakukan Tergugat
asli terhadap Penggugat dan hubungan Penggugat asli dan keluarga
Penggugat asli dengan orang tua Tergugat asli yang baik dalam rangka
mengharapkan antara Tergugat asli dan Penggugat asli melangsungkan
perkawinan yang baik tidak berbekas sama sekali;
13. Bahwa sejak saat itu, Penggugat asli kehilangan komunikasi dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 7
Tergugat asli, lebih-lebih pada saat Tergugat asli meninggalkan rumah
orang tua Tergugat asli yang semula menjadi tempat tinggal Tergugat asli.
Itulah cara Tergugat asli menghindar dari janji untuk mengawini Penggugat
asli dan hanya menjadikan Penggugat asli sebagai sandaran untuk
memenuhi kebutuhan keuangan Tergugat asli atas segala tanggungan-
tanggungan Tergugat asli, baik kebutuhan keuangan untuk keperluan hidup
sehari-hari Tergugat asli maupun kebutuhan keuangan Tergugat asli semasa
Tergugat asli menempuh studi S-2 (pascasarjana);
14. Bahwa untuk mencari jalan keluar dan kepedihan, kesusahan dan kehancuran
hati Penggugat asli atas janji Tergugat asli untuk mengawini Penggugat
asli yang tidak ditepati, Penggugat asli masih mencari jalan kekeluargaan,
hingga Penggugat asli meminta bantuan Dekan FPOK IKIP Negeri
Surabaya sebagai atasan langsung, namun Tergugat asli tetap menunjukkan
itikad buruknya;
15. Bahwa atas sikap Tergugat asli tersebut Penggugat asli telah melakukan
pemanggilan-pemanggilan melahui Pengacara Penggugat asli (UKBH
UNTAG Surabaya) secara tertulis untuk membicarakan secara kekeluargaan,
Tergugat asli tidak mengindahkannya;
16. Bahwa menurut kaidah hukum dalamYurisprudensi Mahkamah Agung
melalui putusan Mahkamah Agung No. 3191 K/Pdt/1984 tanggal 8
Februari 1986, perbuatan Tergugat asli yang tidak memenuhi perjanjian
untuk melangsungkan perkawinan dikualifikasikan sebagai pelanggaran
norma kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat, sekaligus merupakan
perbuatan melawan hukum, sehingga merugikan Penggugat asli. Lebih-
lebih Tergugal asli adalah seorang guru, yang dengan demikian perbuatan
Tergugat asli amat tidak pantas dilakukan;
17. Bahwa karena perbuatan Tergugat asli yang tidak memenuhi perjanjian
untuk mengawini Penggugat asli tersebut, Penggugat asli menderita malu
karena perbuatan Tergugat asli tersebut menjatuhkan kehormatan dan nama
baik Penggugat asli yang dikenal oleh warga masyarakat sebagai guru, baik
kepada keluarga Penggugat asli maupun masyarakat sekitar tempat tinggal
Penggugat asli dan teman-teman Penggugat asli dan Tergugat asli yang
mengetahui hubungan Penggugat asli dan Tergugat asli serta janji kawin
Penggugat asli dan Tergugat asli;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 8
18. Bahwa karena perbuatan Tergugat asli yang tidak memenuhi perjanjian
untuk mengawini Penggugat asli, Penggugat asli menuntut kerugian
finansial yang di keluarkan Penggugat asli selama hidup bersama tersebut,
yaitu biaya hidup Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah), ongkos pulang pergi
Surabaya Bojonegoro sebesar Rp.2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu
rupiah), hingga keseluruhannya berjumhah Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima
ratus ribu rupiah);
19. Bahwa Penggugat juga menuntut kerugian pemulihan nama baik Penggugat
asli sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dan sebagai jaminan
bagi Penggugat asli, mohon Pengadilan meletakkan sita jaminan
pekarangan milik keluarga Tergugat asli yang terletak di Kompleks
Perumahan Kampus IKIP Negeri Ketintang No.53 Surabaya;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka Penggugat asli mohon
kepada Pengadihan Negeri Surabaya agar memberikan putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya
2. Menyatakan hukum bahwa karena Tergugat tidak menepati janjinya untuk mengawini Penggugat maka harus membayar kembali kepada Penggugat
segala biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai
kehidupan Tergugat selama Tergugat menjalin hubungan asmara dengan
Penggugat sebagai suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah;
3. Menghukum kepada Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada
Penggugat sejumhah Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah)
yaitu biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai
kehidupan Tergugat selama Penggugat masih berhubungan asmara dengan
Tergugat;
4. Menghukum pula Tergugat untuk membayar ganti rugi sebagai pemulihan
nama baik Penggugat sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
5. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan tanah pekarangan milik keluarga
Tergugat yang terlelak di Perumahan Kampus IKIP Ketintang No.53
Surabaya, apabila Tergugat tidak sanggup membayar ganti rugi tersebut
kepada Penggugat;
6. Menghukum Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul akibat
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 9
perkara ini;
7. Atau mohon putusan yang seadil-adilnya;
Bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat telah mengajukan
gugatan rekonvensi dengan dalil-dalil :
1. bahwa semua yang terurai dalam jawaban pertama tersebut diatas, adalah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan gugatan dalam rekonvensi
ini dan oleh karena itu mohon dianggap sebagai tertulis/terulang kembali
dalam gugatan rekonvensi ini;
2. bahwa Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi telah berturut-turut melakukan serangkaian perbuatan melawan hukum dan
memfitnah Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi, yang
dimuat dalam surat-surat kabar harian dan majalah mingguan, antara lain
adalah sebagai berikut :
1) Harian Memorandum, hari Jum’at tanggal 14 Maret 1997 halaman
pertama kolom 1, 2, 3 dan 4 yang bersambung di halaman 7 kolom 3
dan 4;
2) Harian Jawa Pos, tanggal 14 Maret 1997 halaman 9 kolom 1, 2 dan 3
bagian bawah dan bersambung ke halaman 10 kolom 1, 2 dan 3 bagian
bawah;
3) Majalah Mingguan “Wanita Indonesia” No.392/IX/Minggu-IV/24-30
Maret 1997 halaman 10 kolom 4 dan 5 dan halaman 11 kolom 1, 2, 3,
4 dan 5;
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi, maka nama baik Penggugat
dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi menjadi cemar, oleb karena
itu, Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi haruslah minta
maaf kepada Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam Konvensi, lewat
surat kabar harian : 1. Memorandum, 2. Jawa Pos dan Majalah Mingguan
“Wanita Indonesia”;
Bahwa Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi telah
melakukan perbuatan melawan hukum yang kedua, yaitu melibatkan IKIP
Negeri Surabaya, padahal Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 10
Konvensi tidak pernah membawa-bawa nama IKIP Negeri Surabaya, oleh
sebab itu Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi haruslah
dihukum minta maaf kepada seluruh pimpinan IKIP Negeri Surabaya, lewat
surat kabar seperti tersebut diatas;
Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat dalam Rekonvensi/
Tergugat dalam Konvensi mohon kepada Pengadilan Negeri Surabaya
menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Menerima gugatan Penggugat dalam Rekonvensi untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi telah
melakukan perbuatan melawan hukum, seperti yang terurai diatas;
3. Menghukum Tergugat dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi untuk meminta maaf kepada Penggugat dalam Rekonvensi/Tergugat dalam
Konvensi dan minta maaf kepada seluruh pimpinan IKIP Negeri Surabaya,
lewat surat kabar harian : Memorandum, Jawa Pos, dan Majalah Mingguan
“Wanita Indonesia” yang luas/kolomnya sama dengan luas kolom Tergugat
dalam Rekonvensi/Penggugat dalam Konvensi memuat dan berturut-turut
selama 3 (tiga) hari;
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI :
– Menghukum Penggugat dalam Konvensi/Tergugat dalam Rekonvensi untuk
membayar semua biaya perkara;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Surabaya telah
mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 28 Oktober 1997 Nomor
:142/Pdt.G/1997/PN.SBY. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONVENSI :
– Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
– Menyatakan hukum bahwa karena Tergugat tidak menepati janjinya untuk
mengawini Penggugat, maka harus membayar kembali kepada Penggugat
segala biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 11
kehidupan Tergugat selama Tergugat menjalin hubungan asmara dengan
Penggugat sebagai suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah;
– Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat
sejumlah Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), yaitu biaya
yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai kehidupan
Tergugat selama Penggugat masih berhubungan asmara dengan Tergugat;
– Menghukum pula Tergugat untuk membayar ganti rugi sebagai pemulihan
nama baik Penggugat sejumlah Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
– Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.51.500,-
(lima puluh satu ribu lima ratus rupiah);
– Menolak gugatan Penggugat selebihnya;
DALAM REKONVENSI :
– Menolak gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi;
DALAM KONVENSI/REKONVENSI :
– Membebani biaya perkara nihil;
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Tergugat telah dibatalkan
oleh Pengadilan Tinggi Surabaya dengan putusannya tanggal 13 April 1999
Nomor : 51/PDT/1999/PT.SBY. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
– Menerima permohonan banding dan kuasa Tergugat Pembanding tersebut;
– Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 28 Oktober
1997 No. 142/Pdt.G/1997/PN.SBY. yang dimohonkan banding tersebut.
DAN MENGADILI SENDIRI :
DALAM KONVENSI :
DALAM POKOK PERKARA :
– Menyatakan gugatan Penggugat Terbanding tidak dapat diterima;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 12
DALAM REKONVENSI :
– Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Surabaya tanggal 28 Oktober 1997
No. 142/Pdt.G/1997/PN.SBY. dalam rekonvensi;
DALAM KONVENSI DAN REKONVENSI :
– Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Pembanding untuk
membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat
banding sebesar Rp.40.000,- (empat puluh ribu rupiah).
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada Penggugat
Terbanding pada tangga 13 Maret 2000 kemudian terhadapnya oleh Penggugat-
Pembanding dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 11 Maret 2000 diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 15
Maret 2000 sebagaimana ternyata dan akte permohonan kasasi Nomor :
142/Pdt.G/1997/PN. Surahaya yo Nomor : 51 /Pdt/1999/PT.Sby. yang dibuat
oleh Panitera Pengadilan Negeri Surabaya, permohonan mana kemudian disusul
dengan memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 29 Maret 2000;
Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Pembanding yang pada tanggal 1 April
2000 telah diberitahukan tentang memori kasasi dan Penggugat-Terbanding,
namun Tergugat/Pembanding tidak mengajukan jawaban memori kasasi;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka oleh karena
itu permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi dalam memori kasasinya ialah :
1. Bahwa Pengadilan Tinggi Surabaya telah salah dalam menerapkan
hukumnya, yaitu berkenaan dengan diabaikannya pemeriksaan perkara ini
yang telah memasuki pokok perkara;
2. Bahwa Pengadilan Tinggi Surabaya telah salah menerapkan hukumnya,
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 13
mengingat Termohon Kasasi dalam gugatannya tidak menyatakan eksepsi
tentang kaburnya gugatan dari Pemohon Kasasi. Dengan demikian Hakim
telah memutus lebih dari yang ada dalam jawaban Termohon Kasasi;
3. Bahwa Pengadilan Tinggi Surabaya telah salah dalam penerapan hukum
berkaitan dengan kualifikasi kabur atau tidaknya tuntutan ganti rugi.
Sebenarnya pihak Pemohon Kasasi dalam gugatannya secara jelas telah
merinci kerugiannya. Tapi kalau toh itu dianggap kabur oleh hakim
Pengadilan Tinggi, maka yang terjadi adalah kekeliruan Hakim Pengadilan
Tinggi Surabaya dalam melakukan “kualifikasi hukum” kabur dalam
perkara ini. Mengingat kasus ini adalah kasus khusus, yaitu menyangkut
pengingkaran janji kawin, maka bentuk kerugian tidak dapat disamakan
dengan tuntutan kerugian dalam dunia perdagangan. Tidaklah lazim “seorang
calon isteri” yang baik membuat perincian uang yang telah diberikan kepada
calon suaminya, apalagi dalam benaknya tidak terpikir jika kemudian akan
ditinggal oleh calon suaminya. Oleh karena itu Hakim Pengadilan Tinggi
Surabaya mestinya menggunakan dasar “kepatutan” terhadap kerugian yang
diderita oleh seorang wanita yang dirugikan oleh lelaki yang telah
menodainya serta meninggalkan kawin dengan wanita lain;
Menimbang, bahwa atas keberatan-keberatan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
mengenai keberatan-keberatan ad. 1, 2 dan 3 :
bahwa keberatan-keberatan tersebut dapat dibenarkan, karena judex facti
telah salah menerapkan hukum berdasarkan alasan-alasan sebagai berikut :
a. Bahwa petitum butir 2 dan gugatan dalam konvensi telah diajukan
berdasarkan posita butir 16, sehingga berdasarkan gugatan subsidair,
gugatan dalam petitum butir 2 tersebut adalah analog dengan putusan
Mahkamah Agung tanggal 8 Februari 1986 No.3191 K/Pdt/1984, yang
pokoknya berpendapat dengan tidak dipenuhinya janji untuk mengawini
tersebut, Tergugat asal telah melanggar norma kesusilaan dan kepatutan
dalam masyarakat dan perbuatan Tergugat asal tersebut adalah suatu
perbuatan melawan hukum, sehingga menimbulkan kerugian terhadap diri
Penggugat asal, maka Tergugat asal wajib memberi kerugian seperti apa
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 14
yang tertera dalam amar putusan nanti. Jadi in casu Mahkamah Agung
berpendapat petitum butir 2 dan gugatan dalam konvensi adalah cukup jelas;
b. Bahwa mengenai perincian besarnya ganti rugi tidak harus tercantum dalam
petitum gugatan, apalagi menurut yurisprudensi (putusan Mahkamah
Agung tanggal 22 Juni 1988 No.2559 K/Pdt/1986) hakim berwenang
untuk menentukan jumlah ganti rugi secara ex aequo et bono;
Menimbang, bahwa berdasarkan apa yang dipertimbangkan diatas, maka
permohonan kasasi yang diajukan oheh Pemohon Kasasi : Wetty Trisnawati,
BA. dapat dikabulkan dan Mahkamah Agung akan membatalkan putusan
Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 13 April 1999 Nomor :
51/PDT/1999/PT.SBY. yang telah membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Surabaya tanggal 28 Oktober 1997 Nomor : 142/Pdt.G/1997/PN.SBY., serta
selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri perkara ini dengan
mengambil alih pertimbangan Pengadilan Negeri yang telah tepat dan benar
dengan amar seperti tersebut dibawah ini;
Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dikabulkan dan
Termohon Kasasi sebagai pihak yang kalah maka dihukum untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, baik tingkat pertama, banding
maupun dalam tingkat kasasi ini.
Memperhatikan Pasal-Pasal dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970,
Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 dan Undang-Undang lain yang
bersangkutan;
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dan Pemohon Kasasi : WETTY
TRISNAWATI, BA, tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Surabaya tanggal 13 April 1999
Nomor : 51/PDT/1999/PT.SBY. yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri
Surabaya tanggal 28 Oktober 1997 Nomor : l42/Pdt.G/1997/PN.SBY.;
MENGADILI SENDIRI :
DALAM KONVENSI :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 15
– Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;
– Menyatakan hukum bahwa karena Tergugat tidak menepati janjinya untuk mengawini Penggugat, maka harus membayar kembali kepada Penggugat
segala biaya yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai
kehidupan Tergugat selama Tergugat menjalin hubungan asmara dengan
Penggugat sebagai suami isteri tanpa ikatan perkawinan yang sah;
– Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Penggugat
sejumlah Rp.7.500.000,- (tujuh juta lima ratus ribu rupiah), yaitu biaya
yang telah dikeluarkan oleh Penggugat untuk membiayai kehidupan
Tergugat selama Penggugat masih berhubungan asmara dengan Tergugat;
– Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah);
– Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.51.500,-
(lima puluh satu ribu lima ratus rupiah);
– Menolak gugatan Penggugat selebihnya;
DALAM REKONVENSI :
– Menolak gugatan rekonvensi Penggugat Rekonvensi;
Menghukum Termohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam semua
tingkat peradilan, baik tingkat pertama, banding maupun dalam tingkat kasasi,
yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan sebanyak Rp.100.000,- (seratus ribu
rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Mahkamah
Agung pada hari JUM’AT tanggal 18 Juli 2003 oleh Bagir Manan Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, H. Parman Suparman, SH. dan
Arbijoto, SH. Hakim-Hakim Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua sidang tersebut dengan dihadiri oleh
H. Parman Suparman, SH. dan Arbijoto, SH. Hakim-Hakim Anggota, Shirley
P. Widodo, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
ttd. ttd.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 16
H. Parman Suparman, SH. Bagir Manan, SH.
ttd.
Arbijoto, SH.
Panitera Pengganti.
ttd.
Shirley P. Widodo, SH.
Biaya-biaya :
1. Meterai............................................ Rp. 6.000,-
2. Redaksi. ......... ............................. Rp. 1.000,-
3. Administrasl ................................... Rp. 93.000,-
Jumlah Rp. 100.000,-
(seratus ribu rupiah)
Keterangan :
Tanpa dilampirkan Putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 17
MAHKAMAH AGUNG
KAIDAH HUKUM : “Suami istri yang telah pisah tempat tinggal
selama 4 tahun dan tidak saling memperdulikan
sudah merupakan fakta adanya perselisihan dan
pertengkaran sehingga tidak ada harapan untuk
hidup rukun dalam rumah tangga dapat dijadikan
alasan untuk mengabulkan gugatan perceraian.”
NOMOR REGISTER : 1354 K/Pdt/2000
TANGGAL PUTUSAN : 8 September 2003
MAJELIS : – Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, SH. – DR. Rifyal Ka’bah M.A.
– Drs. H. Andi Syamsu Alam, SH.MH.
KLASIFIKASI : Tentang Perceraian
DUDUK PERKARA : – Bahwa penggugat dan tergugat
melangsungkan perkawinan pada tanggal 6
Desember 1972 sesuai akte No. 73 dan
dikarunia 3 anak yaitu :
1. Margaret lahir tanggal 24 Maret 1973.
2. Nora lahir tanggal 5 November 1974.
3. Dicky Julianto lahir tanggal 10 Juli 1978.
– Bahwa penggugat dan tergugat selalu berbeda
pandangan hidup yang menyebabkan
perselisihan dan pertengkaran sehingga tidak
dapat hidup rukun sebagai suami istri.
– Bahwa penggugat telah mencoba
memperbaiki keadaan dengan pisah tempat
tidur namun tidak berhasil dan sejak Agustus
1995 penggugat pergi ke Jakarta untuk usaha
cari nafkah.
– Bahwa harapan untuk hidup rukun tidak ada
lagi penggugat mohon perkawinan
dinyatakan putus karena perceraian.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 18
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
– Bahwa keberatan kasasi dapat dibenarkan dengan alasan sebagai berikut :
– Pasal 19 huruf F Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975
(perselisihan dan percekcokan ditafsirkan secara luas dengan melihat
fakta-fakta yang menunjukkan adanya perselisihan dan pertengkaran
tersebut menyebabkan perkawinan pecah, sehingga tidak ada lagi
harapan untuk hidup rukun dalam rumah tangga.
– Pisah tempat tinggal antara penggugat dan tergugat lebih dari 4 tahun dan tidak saling memperdulikan lagi sudah merupakan fakta adanya
perselisihan, karena tidak mungkin suami istri pisah tempat tinggal
dan tidak saling memperdulikan tanpa adanya perselisihan.
– Bahwa Dicky Julianto yang telah berusia lebih 18 tahun, karena itu
tidak dibawah kekuasaan orang tua lagi, sehingga gugatan agar anak
tersebut dibawah perwalian ibu ditolak.
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
– Mengabulkan permohonan kasasi dari : Sie Swie Hak (Sie Sioe Hwa).
– Membatalkan putusan PT. Jawa Timur tanggal 14 April 2000 No.
710/Pdt/1999/PT.SBY dan putusan PN. Surabaya tanggal 10 Mei 1999
No. 76/Pdt.G/1999/PN.SBY.
DAN MENGADILI SENDIRI :
Dalam Konpensi :
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan perkawinan antara penggugat dan tergugat yang dilaksanakan pada tanggal 6 Desember 1972 tercatat dengan akta perkawinan No. 73
tanggal 18 Desember 1972 putus karena perceraian;
3. Memerintahkan kepada Panitera PN. Surabaya untuk mengirim salinan
putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap kepada Kantor
Catatan Sipil tempat perkawinan tersebut dicatat dalam daftar/register yang
disediakan untuk itu;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 19
4. Menolak gugatan penggugat untuk selain dan selebihnya;
Dalam Rekonpensi :
– Menolak gugatan penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
Dalam Konpensi dan Rekonpensi :
Menghukum Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan dalam tingkat kasasi sebesar
Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
PEMBUAT KAIDAH HUKUM
ttd. KLEMENTINA SIAGIAN, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 20
PUTUSAN
Nomor : 1354 K/Pdt/2001
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan
sebagai berikut dalam perkara :
SIE SWIE HAK (SIE SlOE HWA), bertempat tinggal di Jalan
Lebak Arum III/38 Surabaya, dalam hal ini diwakili oleh
kuasanya ADI S. RAHARDJA S.H., Pengacara berkantor di
Jalan Manyar Kartika V/16, Surabaya berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tertanggal 26 Oktober 2000, Pemohon Kasasi, dahulu
Penggugat/Pembanding;
m e l a w a n
HADI SUBIANTO DJAJAPURNAMA bertempat tinggal di
Jalan Lebak Arum III/38 Surabaya, Termohon Kasasi, dahulu
Tergugat/Terbanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi sebagai Penggugat Asli telah menggugat sekarang Termohon
Kasasi sebagai Tergugat Asli di muka persidangan Pengadilan Negeri Surabaya
pada pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa Penggugat Asli dan Tergugat Asli melangsungkan perkawinan di
Jember pada tanggal 6 Desember 1972 dengan Akta Perkawinan No. 73, Catatan
Sipil Jember, tanggal 18 Desember 1972.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 21
Bahwa dalam perkawinan tersebut telah dikaruniai 3 (tiga) orang anak yaitu
:
– Margaret, perempuan, lahir di Jember pada tanggal 24 Maret 1973.
– Nora, perempuan, lahir di Jember pada tanggal 5 Nopember 1974.
– Dicky Julianto, laki-laki, lahir di Jember pada tanggal 10 Juli 1978.
Bahwa antara Penggugat Asli dan Tergugat Asli kemudian ternyata telah
terjadi jurang pemisah yang dalam, karena adanya perbedaan pandangan hidup
yang menyolok yang menjadi sebab terjadinya perselisihan dan pertengkaran
terus menerus dan tidak dapat hidup rukun lagi sebagai suami isteri.
Bahwa Penggugat Asli merasa tidak ada lagi keharmonisan untuk hidup sebagai suami isteri karena sering terjadinya pertengkaran tersebut.
Bahwa Penggugat Asli telah mencoba usaha perbaikan dengan pisah
kamar/tempat tidur, namun tidak berhasil dan sejak bulan Agustus 1995,
Penggugat Asli telah meninggalkan Tergugat Asli pergi ke Jakarta untuk
berusaha mencari nafkah.
Bahwa Penggugat Asli datang ke Surabaya pada waktu Margaret menikah
bulan Nopember 1995 dan bulan April pada waktu Nora sakit, serta bulan
Agustus 1997 pada waktu Margaret melahirkan. Kemudian setelah itu kembali
lagi ke Jakarta.
Bahwa anak yang bernama Dicky Julianto lahir di Jember tanggal 10 juli
1978 belum cukup umur dan selama ini Penggugat Asli yang mengasuh,
mendidik dan memeliharanya, maka adalah wajar apabila Penggugat Asli yang
ditetapkan sebagai wali anak tersebut.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas Penggugat mohon
kepada Pengadilan Negeri Surabaya untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan perceraian Penggugat ini.
2. Menyatakan putus karena perceraian (Daftar perkawinan pokok tahun 1972),
perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang dilangsungkan di
Jember, Akte Perkawinan No. 73 Catatan Sipil Jember, tanggal 18
Desember 1972.
3. Menetapkan Penggugat sebagai wali ibu dan anak Penggugat dengan
Tergugat, yang belum cukup umur bernama :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 22
DICKY JULIANTO, laki-haki, lahir di Jember, pada tanggal 10 Juli 1978.
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri di Surabaya, untuk
mengirimkan turunan resmi keputusan ini kepada Kantor Pencatatan Sipil
di Surabaya, untuk dicatat dalam buku daftar perceraian, bilamana putusan
ini telah berkekuatan hukum tetap.
5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut, Tergugat Asli telah
mengajukan gugat rekonpensi sebagai berikut :
Bahwa Tergugat Rekonpensi telah pergi ke Jakarta dengan meninggalkan anak-anak tanpa alasan yang sah, dengan demikian Tergugat Rekonpensi telah
mengabaikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai ibu yang baik bagi anak-
anaknya, terutama anak bernama Dicky Julianto yang masih di bawah umur.
Bahwa berdasarkan hal tersebut, apabila perkawinan Penggugat Rekonpensi
dan Tergugat Rekonpensi tidak dapat dipertahankan lagi dan gugatan cerai
Tergugat Rekonpensi dikabulkan, maka agar Penggugat Rekonpensi ditetapkan
sebagai wali ayah dan anak bernama Dicky Julianto tersebut.
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian di atas, Penggugat Rekonpensi
mohon kepada Pengadilan Negeri Surabaya untuk memberikan keputusan
sebagai berikut :
DALAM REKOPENSI :
1. Menerima gugatan rekonpensi Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi
untuk seluruhnya;
2. Menetapkan Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi sebagai wali ayah dan anak yang masih di bawah umur bernama DICKY JULIANTO, lahir di
Jember pada tanggal 10 Juli 1978, sebagaimana ternyata dan kutipan Akte
Kelahiran No. 29 tahun 1978 tertanggal 22 Juli 1978 yang dikeluarkan oleh
Catatan Sipil Daerah Tingkat II Jember;
DALAM KONPENSI DAN REKOPENSI :
– Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekopensi untuk membayar
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 23
biaya perkara;
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Surabaya telah
mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 10 Mei 1999
No.76/Pdt.G/1999/PN.SBY. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM KONPENSI :
– Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;
DALAM REKONPENSI :
– Menyatakan bahwa gugatan Penggugat Rekonpensi dinyatakan tidak dapat
diterima.
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
– Menghukum Penggugat Konpensi/Tergugat Rekonpensi untuk membayar
biaya perkara yang diperhitungkan sebesar Rp. 88.000,- (delapan puluh
delapan ribu rupiah).
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat telah
dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Jawa Timur dengan putusannya tanggal 14
April 2000 No. 710/Pdt/1999/PT.SBY.;
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat/Pembanding pada tanggal 23 Oktober 2000 kemudian terhadapnya
oleh Penggugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya khusus, berdasarkan
surat kuasa khusus tanggal 26 Oktober 2000, diajukan permohonan
untuk pemeriksaan kasasi secara tertulis pada tanggal 26 Oktober 2000
sebagaimana ternyata dari Risalah Pernyataan Permohonan Kasasi
No.76/Pdt.G/1999/PN/SBY. yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadian Negeri
Surabaya, permohonan mana disertai oleh memori kasasi yang memuat alasan-
alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Surabaya tersebut
pada tanggal 26 Oktober 2000;
Bahwa setelah itu oleh Tergugat/Terbanding yang pada tanggal 1 Nopember
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 24
2000 telah diberitahukan tentang memori kasasi dan Penggugat/Pembanding,
telah diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Surabaya pada tanggal 13 Nopember 2000;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya yang
telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu
permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima.
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan Pemohon Kasasi
dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
Bahwa judex facti telah salah menerapkan hukum karena tidak
memperhatikan dan mempertimbangkan sebagaimana mestinya dalil-dalil yang
dikemukakan oleh Pemohon Kasasi diantaranya adalah bahwa Pemohon Kasasi
dan Termohon Kasasi telah pisah tempat tinggal lebih dari 4 (empat) tahun dan
keterangan saksi yang diajukan Pemohon Kasasi menguatkan adanya pisah
tempat tinggal tersebut, yaitu Widyawati Santoso dan Rani Santoso. Keduanya
secara jelas menerangkan bahwa Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi telah
lebih 4 (empat) tahun tidak tinggal satu rumah lagi, Pemohon Kasasi semula di
Jakarta dan kemudian tinggal di rumah kontrakan di Surabaya. Disamping itu
ketiga anak Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi menerangkan bahwa
Pemohon dan Termohon Kasasi sudah lebih dari 4 (empat) tuhun tidak tinggal
satu rumah lagi, sehingga timbul pertanyaan apakah pisah tempat tinggal lebih
dari 4 (empat) tahun tersebut dapat dikatakan tidak ada perselisihan yang
mendasar. Oleh karena itu Pemohon Kasasi mohon agar putusan judex facti
tersebut dibatalkan.
Menimbang, mengenai keberatan tensebut Mahkamah Agung berpendapat :
Bahwa keberatan ini dapat dibenarkan, dalam perkara a quo judex facti telah
salah menerapkan hukum karena memahami perselisihan dan percekcokan yang
diatur dalam Pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975 sebagai
perselisihan dan pertengkaran secara fisik, cek cok mulut dengan suara keras dan
emosi tinggi, seharusnya pasal tersebut ditafsirkan secara luas dengan melihat
kepada fakta-fakta yang menunjukkan adanya perselisihan dan pertengkaran
tersebut menyebabkan perkawinan pecah, sehingga tidak ada harapan untuk hidup
rukun lagi dalam rumah tangga.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 25
Bahwa pisah tempat tinggal antara Penggugat dan Tergugat lebih dari 4
(empat) tahun dan tidak saling memperdulikan lagi sudah merupakan fakta bahwa
adanya perselisihan antara Penggugat dan Tergugat, karena tidak mungkin suami
isteri sah pisah tempat tinggal dan tidak saling memperdulikan tanpa adanya
suatu perselisihan.
Menimbang, bahwa tentang anak yang bernama Dicky Julianto lahir
tanggal 10 Juli 1978 telah berusia lebih dari 18 tahun, oleh karena itu tidak di
bawah kekuasaan orang tuanya lagi, sehingga gugatan agar anak tersebut di
bawah perwalian ibunya harus ditolak.
Menimbang pula, bahwa mengenai tuntutan rekonpensi Tergugat agar
ditunjuk sebagai wali dan anak bernama Dicky Julianto tersebut sebagaimana
telah dipertimbangkan di atas, oleh karena anak tersebut sudah dewasa, maka
gugatan rekonpensi tentang perwalian anak dan Tergugat harus ditolak.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas
terdapat cukup alasan untuk mengabulkan permohonan kasasi dan Pemohon
Kasasi : SIE SWIE HAK (SIE SIOE HWA) tersebut dan membatalkan putusan
Pengadilan Tinggi Jawa Timur No. 710/Pdt/1999/PT.SBY. tanggal 14 April
2000 dan putusan Pengadilan Negeri Surabaya No.76/Pdt.G/1999/PN.SBY.
tanggal 10 Mei 1999 tersebut, selanjutnya Mahkamah Agung mengadili sendiri
dengan amar sebagaimana akan disebut di bawah ini;
Menimbang, bahwa Termohon Kasasi sebagai pihak yang kalah, maka
perkara dalam seluruh tingkat Peradilan dibebankan kepada Termohon Kasasi;
Memperhatikan pasal-pasal dan Undang-Undang No. 14 tahun 1970, Undang-Undang No. 1 tahun 1974 dan Peraturan lain yang bersangkutan;
MENGADILI :
Mengabulkan permohonan kasasi dan Pernohon Kasasi : SIE SWIE HAK
(SIE SIOE HWA) tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jawa Timur tanggal 14 April
2000 No. 710/Pdt/1999/PT.SBY. dan putusan Pengadilan Negeri Surabaya
tanggal 10 Mei 1999 No. 76/Pdt.G/1999/PN.SBY.;
Mengadili sendiri :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 26
DALAM KONPENSI :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilaksanakan
pada tanggal 6 Desember 1972 tercatat dengan Akta Perkawinan No. 73
tanggal 18 Desember 1972, putus karena perceraian;
3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Surabaya untuk mengirim salinan putusan ini yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
kepada kantor Catatan Sipil tempat perkawinan tersebut dicatatkan untuk
dicatat dalam daftar/register yang disediakan untuk itu;
4. Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
DALAM REKOPENSI :
– Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi untuk seluruhnya;
DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI :
Menghukum Tergugat Konpensi/Penggugat Rekonpensi untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan dalam tingkat kasasi ini sebesar
Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
pada hari Kamis tanggal 10 Juli 2003 dengan Drs. H. SYAMSUHADI IRSYAD
S.H.MH. Ketua Muda yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai
Ketua Sidang, DR. RIFYAL KA’BAH MA., dan Drs. H. ANDI SYAMSU
ALAM, SH, M.H., sebagai Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan dalam Sidang
terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 18 September 2003 oleh karena
Ketua Sidang tersebut, dengan dihadiri oleh DR. RIFYAL KA’BAH MA. dan
Drs. H. ANDI SYAMSU ALAM, SH. Hakim-Hakim Anggota dan Drs. EDI
RIYADI, SH.MH., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah
pihak;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 27
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
ttd. ttd.
DR. Rifyal Ka’bah, MA. Drs. H. Syamsuhadi Irsyad, SH.MH.
ttd.
Drs. H. Andi Syamsu Alam, SH.MH.
Panitera Pengganti.
ttd.
Edi Riyadi, SH,M.H.
Biaya-biaya :
1. Meterai............................................ Rp. 6.000,-
2. Redaksi. ......... ............................. Rp. 1.000,-
3. Administrasi ................................... Rp. 193.000,-
Jumlah Rp. 200.000,-
(dua ratus ribu rupiah)
Keterangan :
Tanpa dilampirkan Putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 28
MAHKAMAH AGUNG
KAIDAH HUKUM : “Pemberian sawah oleh Ayah dan Ibu kepada
anaknya perempuan yang baru kawin sebagai
bekal hidupnya yang disaksikan oleh pengetua
adat pemberian tersebut dibenarkan dalam
hukum Adat Batak (Idahan Arian).”
NOMOR REGISTER : 753 K/Pdt/2000
TANGGAL PUTUSAN : 15 Agustus 2002
MAJELIS : – H. Soekirno, SH. – M. Said Harahap, SH.
– Ny. Hj. Supraptini Sutarto, SH.
KLASIFIKASI : Tentang Tanah (Penguasaan tanah tanpa hak)
DUDUK PERKARA : – Bahwa tahun 1968 setelah penggugat
menikah, ayah dan ibu penggugat memberi
sawah seluas 3 rante kepada penggugat
sebagai hadiah perkawinan yang terletak di
Dusun Panjaitan, Kel. Nagahuta, Kec.
Siantar Marihat, Kodya P. Siantar, dan
diusahai penggugat. Pada tahun 1987
penggugat menggadai sawah tersebut kepada
Oppu Si Ridwan br. Simanjuntak.
– Bahwa para tergugat (Istri kedua dari ayah
penggugat serta 2 orang anaknya) menguasai
dan mengusahai sawah tersebut tanpa seijin
penggugat sejak tahun 1995.
– Bahwa perbuatan para tergugat adalah
perbuatan melawan hukum karena menguasai
sawah sengketa tanpa alasan yang sah.
Karena itu para tergugat patut dihukum
untuk menyerahkan sawah tersebut kepada
penggugat sebagai pemilik dan para tergugat
membayar ganti rugi sebanyak 120 kaleng
padi setiap tahun terhitung sejak tahun 1995
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 29
sampai putusan perkara dilaksanakan.
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
– Bahwa keberatan kasasi dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai
berikut :
– Bahwa berdasarkan bukti-bukti dan saksi-saksi telah terbukti
pemberian sawah seluas 3 rante dari almarhum ayah dan almarhum Ibu
penggugat kepada penggugat yang disaksikan pengetua adat.
– Bahwa dalam hukum Adat Batak maksud pemberian tersebut adalah tanda kasih sayang orang tua kepada anaknya perempuan yang baru
kawin sebagai bekal hidupnya dan pemberian tersebut dinamakan
“Indahan Arian”.
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
– Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi : Paenna Panjaitan.
– Membatalkan putusan PT. Medan tanggal 2 Juni 1999 No.83/Pdt/1999/PT.Mdn;
DAN MENGADILI SENDIRI :
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk sebahagian;
2. Menyatakan tergugat-tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum (Onrechat matigedaad);
3. Menyatakan tanah sawah sengketa seluar ± 3 rante dengan batas-batas
sebagai berikut :
– Timur berbatas dengan tanah Tumpel br. Simanjuntak;
– Barat berbatas dengan tanah Tirosma Br. Panjaitan;
– Utara berbatas dengan tanah Bonder;
– Selatan berbatas dengan tanah alm. Gading Panjaitan, adalah hak dan
milik penggugat;
4. Menghukum tergugat I, II, III untuk menyerahkan sawah terperkara kepada
penggugat dalam keadaan baik dan kosong tanpa beban.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 30
5. Menghukum tergugat I, II dan III membayar ganti rugi kepada penggugat
sebanyak 120 kaleng padi lokal dan kering, sekaligus dan kontan setiap
tahun atau uang senilai 120 kaleng padi terhitung sejak perkara terdaftar di
Kepaniteraan PN. P. Siantar.
6. Menghukum Tergugat-Tergugat membayar ongkos perkara dan saat ini
dihitung sebesar Rp.298.000,-;
7. Menolak gugatan penggugat selain dan selebihnya,
Menghukum para termohon kasasi/para tergugat asal untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan dalam tingkat kasasi
ditetapkan sebesar Rp.100.000,- (Seratus ribu rupiah).
PEMBUAT KAIDAH HUKUM
ttd. KLEMENTINA SIAGIAN, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 31
PUTUSAN
Nomor : 753 K/Pdt/2000
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan
sebagai berikut dalam perkara :
PAENNA PANJAITAN, bertempat tinggal di Jalan Singgalang
No. Seribudolok, Kecamatan Silimakuta, Kabupaten
Simalungun, dalam hal ini diwakili oleh kuasanya DAME
PANDIANGAN, S.H. dan kawan-kawan, alamat di Jalan Nias
Ujung No. 65 Pematang Siantar, berdasarkan surat kuasa khusus
tanggal 1 Juni 1998, Pemohon Kasasi dahulu
Penggugat/Terbanding;
melawan :
1. RISMA ULI SIAHAAN,
2. MAROJAHAN PANJAITAN,
3. PUNGU PANJAITAN, ketiganya berternpat tinggal di
Dusun Panjaitan, Kelurahan Nagahuta, Kecamatan Siantar
Marihat, Kotamadya Pematang Siantar,
para Termohon Kasasi dahulu para Tergugat/para Pembanding;
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dan surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Pemohon Kasasi sebagai Penggugat asli telah menggugat sekarang para
Termohon Kasasi sebagai para Tergugat asli dimuka persidangan Pengadilan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 32
Negeri Pematang Siantar pada pokoknya atas dalil-dalil :
bahwa Penggugat asli adalah anak perempuan kandung dari almarhum
Gading Panjaitan dengan istrinya almarhumah Kamelia Br. Omppusunggu;
bahwa setelah Kamelia Br. Omppusunggu meninggal dunia, maka
almarhum Gading Panjaitan kawin dengan Risma Uli Siahaan (Tergugat asli I)
dan dan perkawinan tersebut melahirkan enam orang anak yaitu : 1. Erika Br.
Panjaitan, 2. Marojahan Panjaitan (Tergugat asli II), 3. Pungu Panjaitan
(Tergugat asli III), 4. Ferry Panjaitan, 5. Berton Panjaitan, 6. Tabita Br.
Panjaitan;
bahwa dari perkawinan almarhum Gading Panjaitan dengan almarhumah
Kamelia Br. Omppusunggu, telah lahir dua orang anak perempuan, yaitu 1.
Tirosma Br. Panjaitan (almarhumah) dan 2. Paenna Br. Panjaitan (Penggugat
asli);
bahwa semasa hidupnya almarhum Gading Panjaitan dan Kamelia Br.
Omppusunggu (orang tua Penggugat asli) ada mempunyai tanah, darat dan
persawahan seluas kira-kira 1 Ha (satu hektare) yang terletak di Dusun Panjaitan,
Kelurahan Nagahuta, Kecamatan Siantar Marihat, Kotamadya Pematang Siantar;
bahwa setelah Penggugat asli menikah, maka orang tua Penggugat asli ada memberikan sawah miliknya tersebut seluas kira-kira 3 (tiga) rante kepada
Penggugat asli sebagai hadiah perkawinan pada tahun 1968, dengan batas-
batasnya seperti tersebut dalam surat gugatan;
Dan pemberian sawah tersebut dilakukan secara upacara adat yang disaksikan para
Pengetua Kampung;
bahwa setelah sawah tersebut diserahkan sejak tahun 1968, maka Penggugat
asli menguasai dan mengusahainya secara terus menerus, dan kemudian
Penggugat asli menggadaikannya kepada orang yang bernama Oppu Si Ridwan
Br. Simanjuntak pada tahun 1987, dan Penggugat asli belum menebus gadai
tersebut hingga sampai sekarang;
bahwa kemudian para Tergugat asli telah menguasai dan mengusahai sawah
milik Penggugat asli tersebut tanpa seijin dan sepengetahuan Penggugat asli
sejak tahun 1995;
bahwa para Tergugat asli telah menguasai dan mengusahai sawah sengketa
tanpa atas hak yang sah menurut hukum, maka perbuatan para Tergugat asli
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 33
tersebut dapat dikwalifikasikan sebagai perbuatan melawan hukum, dan para
Tergugat asli patut dihukum untuk mengosongkan sawah sengketa dan
menyerahkannya kembali kepada Penggugat asli;
bahwa para Tergugat asli juga patut dihukum untuk membayar ganti rugi
kepada Penggugat asli atas hasil sawah sengketa, karena para Tergugat asli telah
menguasai secara melawan hukum;
bahwa para Tergugat asli harus membayar ganti rugi secara tanggung
menanggung kepada Penggugat asli sebanyak 120 (seratus dua puluh) kaleng
padi lokal yang kering dan bersih dengan kontan dan sekaligus setiap tahun
terhitung sejak tahun 1995 sampai dengan putusan dalam perkara ini dapat
dilaksanakan sepenuhnya;
bahwa para Tergugat asli patut pula dihukum membayar secara tanggung
menanggung uang paksa (dwang soom) kepada Penggugat asli sebanyak
Rp.25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) setiap hari apabila para Tergugat asli
lalai menyerahkan sawah sengketa kepada Penggugat asli terhitung sejak putusan
dalam perkara ini berkekuatan hukum yang tetap;
bahwa Penggugat asli menduga bahwa para Tergugat asli akan mengalihkan
sawah sengketa pada saat perkara ini masih dalam proses peradilan, maka
Penggugat asli mohon agar Pengadilan Negeri Pematang Siantar meletakkan sita
pemilikan (Revindicatoir Beslag) atau setidak-tidaknya Sita Penjagaan
(Conservatoir Beslag) atas sawah sengketa;
bahwa agar gugatan Penggugat asli tidak menjadi hampa dikemudian hari, maka Penggugat asli mohon agar Pengadilan Negeri Pematang Siantar
meletakkan sita penjagaan (Conservatoir beslag) atas harta kekayaan para Tergugat
asli baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang akan ditunjuk oleh
Penggugat asli kemudian;
bahwa karena gugatan ini berdasarkan atas hak yang sah dan tidak dapat
disangkal oleh para Tergugat asli, maka Penggugat asli mohon agar putusan
dalam perkara ini dapat dilaksanakan secara serta merta (Uitvoerbaar bij
voorraad) walaupun ada perlawanan, banding maupun kasasi;
bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat asli mohon
kepada Pengadilan Negeri Pematang Siantar berkenan memberikan putusan
sebagai berikut :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 34
1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat-Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrechtmatige daad)
3. Menyatakan sawah sengketa adalah hak atau milik dari Penggugat;
4. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk mengosongkan sawah sengketa dan
menyerahkannya kepada Penggugat dalam keadaan baik dan tanpa beban;
5. Menyatakan Sita Pemilikan (Revindicatoir Beslag) atau Sita Penjagaan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas sawah sengketa adalah sah dan
berharga;
6. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk membayar secara tanggung
menanggung ganti rugi kepada Penggugat, sebanyak 120 (seratus dua
puluh) kaleng padi lokal yang bersih dan kering atau uang senilai 120
(seratus dua puluh) kaleng padi lokal yang bersih dan kering dengan kontan
dan sekaligus setiap tahun terhitung sejak tahun 1995 sampai dengan
putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan sepenuhnya;
7. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk membayar secara tanggung
menanggung uang paksa (dwangsoom) kepada Penggugat sebanyak
Rp.25.000,- (dua puluh lima ribu rupiah) setiap hari apabila Tergugat-
Tergugat lalai menyerahkan sawah sengketa kepada Penggugat yang
terhitung sejak putusan dalam perkara ini berkekuatan hukum yang tetap;
8. Menyatakan Sita Penjagaan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas harta
kekayaan Tergugat-Tergugat baik yang bergerak maupun tidak bergerak
adalah sah dan berharga;
9. Menyatakan putusan Pengadilan dalam perkara/gugatan ini dapat
dilaksanakan serta merta (Uitvoerbaar bij voorraad) walaupun ada
perlawanan, banding maupun kasasi;
l0. Menghukum Tergugat-Tergugat untuk membayar secara tanggung
menanggung semua ongkos perkara yang timbul dalam perkara ini;
A T A U :
– Apabila Hakim Majelis Persidangan/Pengadilan Negeri Pematang Siantar
berpendapat lain, maka Penggugat memohon putusan yang seadil-adilnya
(ex aequo et bono);
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 35
bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Pematang Siantar telah
mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 3 Desember 1998 No.
14/Pdt.G/1998/PN.Pms., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian.
2. Menyatakan Tergugat-Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad);
3. Menyatakan tanah sawah sengketa seluas ± 3 rante dengan batas-batas
sebagai berikut :
– Timur berbatas dengan tanah Tumpal Br. Simanjuntak;
– Barat berbatas dengan tanah Tirosma Br. Panjaitan;
– Utara berbatas dengan tanah Bondar (Kecil);
– Selatan berbatas dengan tanah almarhum Gading Panjaitan;
adalah hak dan milik dari Penggugat.
4. Menghukum Tergugat I, II dan III untuk menyerahkan tanah sawah
terperkara kepada Penggugat dalam keadaan baik dan kosong tanpa
beban;
5. Menghukum Tergugat I, II dan III membayar ganti rugi kepada
Penggugat sebanyak 120 kaleng padi lokal dan kering, sekaligus dan
kontan setiap tahun atau uang senilai 120 kaleng padi tersebut,
terhitung sejak perkara ini terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Pematang Siantar;
6. Menghukum Tergugat-Tergugat tersebut membayar ongkos perkara
yang timbul dan hingga saat ini dihitung sebesar Rp.298.000,- (dua
ratus sembilan puluh delapan ribu rupiah);
7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan para Tergugat telah
dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Medan dengan putusannya tanggal 2 Juni
1999 No. 83/Pdt/1999/PT.Mdn., yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
– Menerima permohonan banding dari Tergugat-Tergugat/Pembanding tersebut;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 36
– Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 3
Desember 1998 No. 14/Pdt.G/1998/PN.Pms, yang dimohonkan
banding tersebut;
DAN MENGADILI SENDIRI :
– Menyatakan menohak gugatan Penggugat/Terbanding seluruhnya;
– Menghukum Penggugat/Terbanding untuk membayar biaya perkara dalam
kedua tingkat peradilan yang untuk tingkat banding adalah sebesar
Rp.75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);
bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada
Penggugat/Terbanding pada tanggal 21 September 1999 dan kepada para
Tergugat/para Pembanding pada tanggal 2 September 1999 kemudian
terhadapnya oleh Penggugat/Terbanding dengan perantaraan kuasanya khusus,
berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 1 Juni 1998 diajukan permohonan kasasi
secara tertulis pada tanggal 4 Agustus 1999 sebagaimana ternyata dari akte
permohonan kasasi No. 13/Pdt.G/Ks/1998/PN.Pms. yang dibuat oleh Wakil
Panitera Pengadilan Negeri Pematang Siantar, permohonan mana kemudian
disusul oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima
dikepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada tanggal 15 Oktober 1999;
bahwa setelah itu oleh para Tergugat/para Pembanding yang pada tanggal
25 Oktober 1999 telah diberitahu tentang memori kasasi dan
Penggugat/Terbanding, dengan tidak diajukan jawaban memori kasasi;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-undang, maka oleh karena
itu permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Pengadiban Tinggi telah salah menafsirkan pengertian “Ulos Nasora Buruk” dengan “Indahan Arian”;
Bahwa berbagai macam pemberian tanah dikalangan orang Batak Toba dari
pihak orang tua isteri (Batak :Hula-Hula) kepada pihak menantu laki-laki
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 37
(Batak Toba: Boru) disebut dengan istilah “SABA BANGUNAN atau
PAUSEANG atau INDAHAN ARIAN” (lihat buku “Mr. B. TER HAAR,
BZN, asas-asas dan susunan Hukum Adat, Penerbit Pradya Paramata,
Jakarta, cetakan keempat, halaman 120 dan 240);
Bahwa semua pemberian berupa tanah atau sawah, baik itu berupa Saba
Bangunan atau Pauseang atau Indahan Arian adalah merupakan pemberian
yang didasari Perkawinan, sehingga pemberian tersebut termasuk konsepsi
“HADIAH PERKAWINAN”;
2. Bahwa semua hadiah perkawinan dalam sistim hukum adat Batak (Toba)
yang merupakan tanah atau sawah, baik itu dibawah nama : PAUSEANG,
SABA BANGUNAN atau INDAHAN ARIAN, dikenal dengan istilah
“ULOS NASORA BURUK” karena tanah atau sawah yang dihadiahkan atau
dihibahkan itu sifatnya tetap dan kekal seperti kata pepatah, yaitu “Tak
Lekang dipanas tak lapuk dihujan”;
Bahwa istilah “ULOS NASORA BURUK” adalah istilah yuridis untuk sifat
pemberian atau penghibahan yang berwujud sebidang “Tanah atau Sawah”,
sedangkan istilah “PAUSEANG atau INDAHAN ARIAN” menunjukkan
konsepsi formil dan peristiwa hukum yang terjadi;
Bahwa berdasarkan alasan tersebut maka Pengadilan Tinggi telah salah
menafsirkan Ulos Nasora Buruk dengan pengertian “Indahan Arian”;
3. Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat asal mendalilkan dalam gugatan bahwa orang tua Pemohon Kasasi/Penggugat asal (almarhum Gading Panjaitan dan
Kamelia br. Ompusunggu) ada memberikan sawah miliknya seluas kira-kira
3 (tiga) Rante kepada Pemohon Kasasi/Penggugat asal sebagai “Pemberian
atau Hadiah Perkawinan” (Batak Toba Ulos Nasora Buruk) pada tahun
1968 dan seterusnya;
Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat asal mendasarkan gugatan atas alas hak
“Pemberian atau Hadiah Perkawinan” atas sebidang sawah, dan karena
pemberian atau hadiah perkawinan itu berwujud sebidang sawah yang
sifatnya tetap, maka apa yang diberikan itu dalam bahasa Batak Toba
dikenal dengan istilah “Ulos Nasora Buruk”;
Bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat asal telah membuktikan adanya
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 38
pemberian sawah kepada Pemohon Kasasi/Penggugat asal pada tahun 1968
sesuai dengan keterangan saksi-saksi Pemohon Kasasi/Penggugat asal yang
turut langsung menghadiri upacara tersebut, maka Pengadilan Tinggi telah
keliru mengatakan bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat asal tidak dapat
membuktikan dalil gugatannya;
4. Bahwa Pengadilan Tinggi mempertimbangkan dalam putusannya pada
halaman 5 alinea kedua bahwa pembuktian Pemohon Kasasi/Penggugat asal
memperoleh tanah sawah terperkara berdasarkan Indahan Arian, tetapi
ternyata Pengadilan Tinggi mengatakan dalam amar putusan : “Menolak
gugatan Penggugat/Terbanding seluruhnya;
Bahwa apabila Pengadilan Tinggi berpendapat bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat asal terbukti memperoleh tanah terperkara berdasarkan
“Indahan Arian”, maka seharusnya Pengadihan Tinggi membuat putusan
dengan amar putusan Menyatakan gugatan Penggugat/Terbanding tidak
dapat diterima, dan bukan menolak gugatan seluruhnya;
5. Bahwa Pengadilan Tinggi telah salah menerapkan hukum pembuktian
dalam menilai BP II, karena dalam BP II dijelaskan bahwa Pemohon
Kasasi/Penggugat asal dengan kakak Pemohon Kasasi/Penggugat asal
memperoleh 6 (enam) Rante sawah dan almarhum Gading Panjaitan dan
Kamelia Br. Ompusunggu (orang tua Pemohon Kasasi/Penggugat asal)
sehingga Pemohon Kasasi/Penggugat asal hanya memperoleh sawah seluas
3 (tiga) Rante saja dan bukan 6 (enam) Rante sebagaimana dipertimbangkan
Pengadilan Tinggi dalam putusannya pada halaman 6 alinea pertama;
Bahwa Pengadilan Tinggi telah keliru meragukan keabsahan BP II karena
saksi Desmon Panjaitan, Rambio Simbolon dan Tiraman br Siahaan telah
menegaskan surat pernyataan tersebut dipersidangan;
Menimbang :
mengenai keberatan-keberatan ad. 1 s/d ad. 5 :
bahwa keberatan-keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi
salah menerapkan hukum dengan pertimbangan sebagai berikut :
– bahwa berdasarkan bukti-bukti maupun keterangan saksi-saksi telah terbukti
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 39
adanya pemberian sawah seluas 3 (tiga) Rante dan ayah Penggugat
almarhum Gading Panjaitan dan almarhumah Kamelia Br. Ompusunggu
(orang tua Penggugat) kepada Penggugat ± tahun 1968 dan pemberian
tersebut disaksikan oleh Pengetua Adat;
– bahwa sesuai dengan Hukum Adat Batak bahwa maksud pemberian tersebut
adalah tanda kasih sayang orang tua kepada anaknya perempuan yang baru
kawin yang dimaksudkan sebagai bekal hidupnya dan pemberian tersebut
dinamakan “Indahan Arian”;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas menurut
pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi PAENNA
PANJAITAN tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan
tanggal 2 Juni 1999 No. 83/Pdt/1999/PT.Mdn. yang membatalkan putusan
Pengadilan Negeri Pematang Siantar tanggal 3 Desember 1998 No.
14/Pdt.G/1998/PN.Pms. serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini
dengan amar seperti yang akan disebutkan dibawah ini;
Menimbang, bahwa oheh karena para Termohon Kasasi/para Tergugat asal
berada dipihak yang dikalahkan, maka kepadanya dibebankan membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan;
Memperhatikan pasal-pasal dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1970 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 yang bersangkutan;
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dan Pemohon Kasasi : PAENNA
PANJAITAN tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 2 Juni 1999 No.
83/Pdt/1999/PT.Mdn.;
DAN MENGADILI SENDIRI :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebahagian;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 40
2. Menyatakan Tergugat-Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum
(Onrecht matigedaad);
3. Menyatakan tanah sawah sengketa seluas ± 3 Rante dengan batas-batas
sebagai berikut :
Timur berbatas dengan tanah Tumpel Br Simanjuntak;
Barat berbatas dengan tanah Tirosma Br Panjaitan;
Utara berbatas dengan tanah Bonder (kecil);
Selatan berbatas dengan tanah Alm. Gading Panjaitan;
adalah Hak dan Milik dan Penggugat;
4. Menghukum Tengugat I, II dan III untuk menyerahkan tanah sawah
tenperkara kepada Penggugat dalam keadaan baik dan kosong tanpa beban;
5. Menghukum Tergugat I, II dan III, membayar ganti rugi kepada Penggugat
sebanyak 120 kaleng padi lokal dan kering, sekaligus dan kontan setiap
tahun atau uang senilai 120 kaleng padi tersebut, terhitung sejak perkara ini
terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Pematang Siantar;
6. Menghukum Tergugat-Tergugat tersebut membayar ongkos perkara yang timbul dan hingga saat ini dihitung sebesar Rp. 298.000,- (dua ratus
sembilan puluh delapan ribu rupiah);
7. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya;
Menghukum para Termohon Kasasi/para Tergugat asal untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat peradilan, dan dalam tingkat kasasi ini
ditetapkan sebanyak Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
pada hari Rabu, tanggal 31 Juli 2002 dengan H. Soekirno,S.H. Hakim Agung
yang ditunjuk oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Sidang, M. Said
Harahap, S.H. dan Ny. Hj. Supraptini Sutarto, SH. Hakim-Hakim Anggota, dan
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari : KAMIS, tanggal 15
Agustus 2002 oleh Ketua Sidang tersebut dengan dihadiri oleh M. Said Harahap,
S.H. dan Ny. Hj. Supraptini Sutarto, S.H. Hakim-Hakim Anggota, Ny. Hj.
Supriati, S.H. Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh kedua belah pihak.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 41
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
ttd. ttd.
M. Said Harahap, SH. H. Soekirno, SH.
ttd.
Ny. Hj. Supraptini Sutarto, SH.
Panitera Pengganti,
ttd.
Ny. Hj. Supriati, SH.
Biaya-biaya :
1. Meterai............................................ Rp. 6.000,-
2. Redaksi. ......... ............................. Rp. 1.000,-
3. Administrasi Kasasi....................... Rp. 93.000,-
Jumlah Rp. 100.000,-
(seratus ribu rupiah)
Keterangan :
Tanpa dilampirkan Putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 42
MAHKAMAH AGUNG
KAIDAH HUKUM : “Peralihan hak atas tanah dinyatakan cacat hukum
karena pemalsuan tanda tangan sehingga batal
demi hukum jual beli tanah harus dibuktikan
melalui pemeriksaan dari laboratorium
kriminologi atau ada putusan pidana yang
menyatakan tanda tangan dipalsukan.”
NOMOR REGISTER : 1974 K/Pdt/2001
TANGGAL PUTUSAN : 29 September 2003
MAJELIS : – Ny. Chairani A. Wani, SH. – Titi Nurmala Siagian, SH.
– Prof. Dr. Valerine J.L.K. SH.MA.
DUDUK PERKARA : – Bahwa penggugat memiliki tanah seluas
97.501 m2 terletak di Desa Buaran dan
Pondok Benda, Kec. Serpong Tangerang, Ja-
Bar sebagaimana disebut dalam gugatan.
– Bahwa sekitar tahun 1990 dan 1992 tergugat
I, II memalsukan tanda tangan penggugat
untuk membuat akte jual beli dihadapan
tergugat III dan IV sebagaimana tertera dalam
gugatan.
– Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kab.
Tangerang telah menerbitkan sertifikat tanah
atas nama tergugat I kemudian dialihkan
tergugat I kepada Tergugat V dan tergugat V
membangun Perumahan Bumi Eksekutif
diatas tanah milik penggugat. Meskipun
penggugat membuat somasi agar
pembangunan perumahan dihentikan namun
tidak ditanggapi tergugat V bahkan
menjualnya kepada orang lain.
– Bahwa tergugat I s/d V telah melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 43
penggugat karena itu penggugat menuntut
pembatalan akte jual beli tanah dan ganti
rugi.
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
– Bahwa keberatan kasasi dapat dibenarkan dengan alasan :
– Bahwa P.T. Bandung menyatakan tergugat I s/d V dan turut tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menyatakan cacat
hukum, sehingga batal demi hukum seluruh jual beli atas tanah-tanah
sengketa yang dibuat oleh tergugat III dan IV, sehingga batal demi
hukum peralihan hak milik atas tanah milik penggugat kepada
tergugat I dengan alasan tanda tangan dipalsukan.
– Bahwa putusan demikian tidak dapat dibenarkan, karena tanda tangan
palsu atau tidaknya harus ada pemeriksaan dari laboratorium
Kriminologi, dan atau ada putusan yang menyatakan tanda tangan
palsu hal ini tidak dapat dibuktikan oleh penggugat, oleh sebab itu
gugatan penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima.
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
– Mengabulkan permohonan kasasi dari :
1. Rony Harunsyah Gunawan, SH.
2. Ny. Umi Suskandi Sutamto, SH.
3. P.T. Puri Ayu Lestari
4. Soedjono Wibowo.
– Membatalkan putusan PT. Bandung tanggal 29 Juni 2000 No. 445/Pdt/1999/PT.Bdg, yang membatalkan putusan PN. Tangerang tanggal
24 Maret 1999 No. 107/Pdt.G/1998/PN.Tgr.;
MENGADILI SENDIRI :
Dalam Eksepsi :
– Menolak eksepsi tergugat I dan IV.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 44
Dalam Konpensi :
– Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima;
Dalam Rekonpensi :
– Menyatakan gugatan penggugat tidak dapat diterima;
Menghukum termohon kasasi/penggugat asal untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
sebanyak Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah).
PEMBUAT KAIDAH HUKUM
ttd. KLEMENTINA SIAGIAN, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 45
P U T U S A N
Nomor : 1974 K/Pdt/2001
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa perkara perdata dalam tingkat kasasi telah mengambil putusan
sebagai berikut dalam perkara :
1. RONY HARUNSYAH GUNAWAN, SH., Notaris dahulu
beralamat di Jalan Soleh Ali Nomor 1 Tangerang, sekarang
beralamat di Jalan Pangeran Jayakarta No. 72-74 Blok C-1
Komplek Jayakarta Citra Lestari Jakarta Pusat, dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Rosyani, SH. Pengacara,
berkantor di Jalan Anggrek Garuda II/44 Blok i Slipi Jakarta
Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 16 Oktober
2000;
2. NY. UMI SUSKANDI SUTAMTO, SH. Notaris, dahulu
beralamat di Jalan Petukangan/Ir. H. Juanda No. 5
Tangerang, sekarang beralamat di Jalan Galur I No. 9
Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam hal ini memberikan
kuasa kepada Ny. Dewi Prasetiawati, SH. Notaris, bertempat
tinggal di Villa Tomang Baru Blok C.5/56 Rt.01/02 desa
Kutajaya, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang,
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Juli 1998,
3. P.T. PURI AYU LESTARI, beralamat di Jalan Pamulang Permai II Pondok Benda Bumi Eksekutif Serpong
Tangerang, Jawa Barat, dalam hal ini memberikan kuasa
kepada Roesito Santjojo, SH. Karyawan PT. Puri Ayu
Lestari beralamat di Jalan Pamulang Permai II Pondok
Benda-Bumi Eksekutif Serpong Tangerang, Jawa Barat
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 46
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 26 Oktober 2000,
4. SOEDJONO WIBOWO, dahulu beralamat di Jalan Dr.
Rajiman No. 7 Rt.003/Rw.02 Bandung, Jawa Barat,
sekarang beralamat di Jalan Bukit Hijau VII No. 2 Pondok
Indah Jakarta Selatan, dalam hal ini memberikan kuasa
kepada Nanda Hidayat, SH. Pengacara berkantor di Jalan
Cemara No. 5 Jakarta Pusat, berdasarkan Surat Kuasa
Khusus tanggal 6 Desember 2000,
Para Pemohon Kasasi dahulu Para Tergugat/Terbanding;
melawan
MUSTAFA DJUANG HARAHAP, SH., beralamat di Jalan
Sisingamangaraja No. 33 Kebayoran Baru Jakarta Selatan, dalam
hal ini memberi kuasa kepada Yusrizal, SH. dan Alexander
Pasaribu, SH. Pengacara/Penasehat Hukum pada Kantor Harahap
dan Partner, Jalan Sisingamangaraja No. 33 Kebayoran Baru
Jakarta Selatan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 7
Desember 2000, Termohon Kasasi, dahulu
Penggugat/Pembanding,
d a n
1. NORAINI bin KEMIS, dahulu beralamat di Jalan Cilandak
Bawah IV No. 18 Cilandak, Jakarta Selatan, sekarang tidak
diketahui alamatnya.
2. PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA cq. BADAN PERTANAHAN NASIONAL PUSAT cq. BADAN PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN TANGERANG, beralamat di Tiga Raksa Tangerang, Jawa
Barat.
Para Turut Termohon Kasasi, dahulu Tergugat II/Turut
Tergugat/Para Terbanding;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 47
Mahkamah Agung tersebut;
Membaca surat-surat yang bersangkutan;
Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang
Termohon Kasasi sebagai Penggugat Asli telah menggugat sekarang Para
Pemohon Kasasi dan Turut Termohon Kasasi sebagai Para Tergugat Asli dimuka
persidangan Pengadilan Negeri Tangerang pada pokoknya atas dalil-dalil :
Bahwa Penggugat Asli memiliki sebidang tanah seluas 97.501 m2 yang
seluruhnya terletak di desa Buaran dan Pondok Benda, Kecamatan Serpong,
Tangerang, Jawa Barat, yaitu :
1. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 625 luas tanah 2.195 m2 (dua ribu seratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 9081 tanggal 4
Juni 1992;
2. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 626 luas tanah 2.415 m2 (dua ribu empat
ratus lima belas meter persegi) Gambar Situasi No. 9082 tanggal 4 Juni
1992;
3. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 627 luas tanah 1.875 m2 (seribu delapan
ratus tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 9083 tanggal 4
Juni 1992;
4. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 628 luas tanah 975 m2 (sembilan ratus
tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 9084 tanggal 4 Juni
1992;
5. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 629 luas tanah 4.010 m2 (empat ribu
sepuluh meter persegi) Gambar Situasi No. 9085 tanggal 4 Juni 1992;
6. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 630 luas tanah 4.540 m2 (empat ribu lima
ratus empat puluh meter persegi) Gambar Situasi No. 9086 tanggal 4 Juni
1992;
7. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 631 luas tanah 3.590 m2 (tiga ribu lima
ratus sembilan puluh meter persegi) Gambar Situasi No. 9081 tanggal 4
Juni 1992;
8. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 405 luas tanah 1.935 m2 (seribu sembilan ratus tiga puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 4013 tanggal 27
Mei 1985;
9. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 406 luas tanah 1.665 m2 (seribu enam
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 48
ratus enam puluh enam meter persegi) Gambar Situasi No. 4014 tanggal 27
Mei 1985;
10. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 407 luas tanah 2.700 m2 (dua ribu tujuh
ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4015 tanggal 27 Mei 1985;
11. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 408 luas tanah 2.500 m2 (dua ribu lima
ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4017 tanggal 27 Mei 1985;
12. Tanah Sertifikat Hak Milik No. 409 luas tanah 2.395 m2 (dua ribu tiga
ratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 4018 tanggal
27 Mei 1985;
13. Tanah seluas 2.421 m2 dengan Akta Jual Beli No. 831/JB/Agr/1985 tanggal
24 Mei 1985;
14. Tanah seluas 4.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 830/JB/Agr/1985 tanggal 24 Mei 1985;
15. Tanah seluas 1.625 m2 dengan Akta Jual Beli No. 596/JB/Agr/1982 tanggal
8 Juni 1982;
16. Tanah seluas 1.935 m2 dengan Akta Jual Beli No. 320/JB/Agr/1985 tanggal
16 Desember 1982;
17. Tanah seluas 3.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 324/JB/Agr/1982 tanggal
19 Agustus 1982;
18. Tanah seluas 3.305 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3943/JB/Agr/1985
tanggal 16 Desember 1982;
19. Tanah seluas 1.900 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3944/JB/Agr/1982
tanggal 16 Desember 1982;
20. Tanah seluas 2.665 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1935/JB/Agr/1982
tanggal 26 Agustus 1982;
21. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/604/JB/Agr/1986
tanggal 10 Maret 1986;
22. Tanah seluas 1.564 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2938/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
23. Tanah seluas 1.438 m2 dengan Akta Jual Beli No. 505/JB/Agr/1983 tanggal
4 Maret 1983;
24. Tanah seluas 1.805 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3939/JB/Agr/1982
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 49
tanggal 16 Desember 1982;
25. Tanah seluas 1.145 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2937/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
26. Tanah seluas 2.420 m2 dengan Akta Jual Beli No. 96/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
27. Tanah seluas 2.500 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982 tanggal
13 Juli 1982;
28. Tanah seluas 3.890 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/5471/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 18 Desember 1985;
29. Tanah seluas 1.585 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1936/JB/Agr/1982 tanggal 26 Agustus 1982;
30. Tanah seluas 1.085 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/3365/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
31. Tanah seluas 9.80 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
32. Tanah seluas 1.500 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/3364/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
33. Tanah seluas 1.218 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590
3366/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
34. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/JB/Kec.Cpt/1986 tanggal 10 Maret 1986;
35. Tanah seluas 2.390 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982 tanggal 13 Juli 1982;
36. Tanah seluas 2.470 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/5472/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 1 Desember 1985;
37. Tanah seluas 16.450 m2 bekas Milik Adat masing-masing berdasarkan : C.930 Ps.40 D.II, C.833 Ps.41.S.III, C.912 Ps.41.S.III, C.278
Ps.62.S.III, C.2151 Ps.41.S.III dan C.2095 Ps.57.D.I.;
Bahwa diatas tanah milik Penggugat Asli tersbeut berdiri 2 (dua) buah
rumah tinggal permanen masing-masing berukuran seluas 60 m2 (enam puluh
meter persegi) dan seluas 120 m2 (seratus dua puluh meter persegi) ditambah 1
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 50
(satu) buah lapangan tenis serta ditanami 20 (dua puluh) batang Durian Bangkok;
Bahwa terhadap tanah-tanah milik Penggugat tersebut diatas hingga saat ini
Penggugat Asli belum pernah menjual, menggadaikan ataupun melakukan
perbuatan hukum lainnya dengan tujuan untuk mengalihkan hak milik
Penggugat Asli tersebut kepada orang lain;
Bahwa ketika Penggugat Asli melihat tanah-tanah milik Penggugat Asli
tersebut tahun 1996, baru diketahui bahwa kondisi tanah tersebut telah gundul,
diratakan dan disekelilingnya dipagari tembok beton setinggi 2 (dua) meter, dan
terhadap tanah-tanah tersebut oleh Developer PT. Puri Ayu Lestari (Tergugat
Asli V) telah selesai membangun 5 (lima) rumah tinggal permanen dan sedang
membangun 15 (lima belas) rumah tinggal permanen yang disebut Perumahan
Bumi Eksekutif;
Bahwa terhadap tanah-tanah milik Penggugat Asli tersebut pada No. 1
diatas, sekitar tahun 1990 dan tahun 1992, Tergugat Asli I dan Tergugat Asli II
secara melawan hukum dengan memalsukan tandatangan Penggugat Asli, telah
membuat Akte-Akte Jual Beli palsu dihadapan Tergugat Asli II dan Tergugat
Asli IV, seolah-olah Penggugat Asli pernah menghadap Tergugat Asli III dan
Tergugat Asli IV untuk membuat Akte Jual Beli tanah-tanah dalam point 1
tersebut, padahal Penggugat Asli tidak pernah menghadap bahkan tidak pernah
kenal dengan Tergugat Asli III dan Tergugat Asli IV;
Bahwa Akta-Akta Jual Beli palsu yang dibuat oleh Tergugat I dan Tergugat
II dihadapan Tergugat III sebagai Notaris adalah sebagai berikut :
a. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1136/26/V/Serpong/1992;
b. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1135/25/V/Serpong/1992;
c. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1134/24/V/Serpong/1992;
d. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1133/23/V/Serpong/1992;
e. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1132/22/V/Serpong/1992;
f. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1131/21/V/Serpong/1992;
g. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1137/27/V/Serpong/1992;
Bahwa akta-akta Jual Beli yang dibuat oleh Tergugat I dan Tergugat II terhadap tanah-tanah milik Penggugat tersebut dihadapan Tergugat IV sebagai
Notaris adalah sebagai berikut :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 51
h. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 658/24/V/Serpong/JB/1990;
i. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 659/25/V/Serpong/JB/1990;
j. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 660/26/V/Serpong/JB/1990;
k. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 661/27/V/Serpong/JB/1990;
l. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 662/28/V/Serpong/JB/1990;
Bahwa berdasarkan Akta-Akta Jual Beli yang palsu tersebut pada No. 6 dan
No. 7 diatas, Tergugat Asli I telah membalik-namakan seluruh Sertifikat Hak
Milik Penggugat Asli tersebut kepada Turut Tergugat Asli (Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten Tangerang) menjadi atas nama Tergugat Asli I sendiri
dengan mencoret nama Penggugat Asli sebagai pemilik yang sah atas tanah-
tanah tersebut;
Bahwa kemudian diketahui pula, bahwa Turut Tergugat Asli (Badan
Pertanahan Nasional Kabupaten Tangerang) telah mengeluarkan Sertifikat Hak
Milik yang baru atas nama Tergugat Asli I terhadap tanah-tanah Hak Milik
Penggugat Asli sebagaimana disebutkan dalam point 1 diatas;
Bahwa kemudian Tergugat Asli I menyerahkan seluruh tanah milik
Pengguat Asli tersebut kepada Tergugat Asli V dimana Tergugat Asli I selaku
Komisarisnya, yang kemudian Tergugat Asli V memperoleh Sertifikat Hak
Guna Bangunan No. 5957 tanggal 2 September 1992 dari Turut Tergugat Asli;
Bahwa Penggugat Asli telah membuat Somasi kepada Tergugat Asli V
sebagai pihak yang menguasai fisik tanah-tanah milik Penggugat Asli tersebut
dengan cara telah membangun dan atau akan membangun Perumahan Bumi
Eksekutif, agar Tergugat Asli V menghentikan segala bentuk aktivitas dan
Penguasaan terhadap tanah-tanah milik Penggugat Asli, namun somasi tersebut
hingga saat ini tidak diindahkan oleh Tergugat Asli V bahkan Tergugat Asli V
masih tetap juga melakukan aktivitas pembangunan rumah dan penjualan
terhadap tanah-tanah milik Penggugat Asli kepada orang lain;
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat
Asli, Tergugat Asli II, Tergugat Asli III, Tergugat Asli IV dan Tergugat Asli V
sebagaimana telah diuraikan tersebut diatas, mengakibatkan kerugian besar bagi
Penggugat Asli, kerugian mana adalah berupa :
1. Hilangnya/beralihnya Hak Penggugat Asli atas tanah-tanah milik
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 52
Penggugat Asli sebagaimana diuraikan dalam No. 1 diatas kepada Tergugat
Asli I dan Tergugat Asli V;
2. Hilangnya/musnahnya 2 (dua) buah rumah tinggal permanen milik
Penggugat Asli masing-masing berukuran seluas 60 m2 (enam puluh meter
persegi) dan seluas 120 m2 (seratus dua puluh meter persegi) ditambah 1
(satu) buah lapangan tenis serta 20 (dua puluh) batang durian bangkok;
Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat
Asli I, Tergugat Asli II, Tergugat Asli III, Tergugat Asli IV dan Tergugat Asli
V, mengakibatkan Penggugat Asli menderita kerugian berupa uang dengan
perincian sebagai berikut :
a. Hilangnya tanah milik Penggugat Asli seluas 97.501 m2 dengan harga
Rp.250.000,- permeter persegi. Jumlah seluruhnya adalah 97.501 m2 x
Rp.250.000,- = Rp.24.375.250.000,- (dua puluh empat milyar tiga ratus
tujuh puluh lima juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
b. Ganti kerugian atas 2 (dua) buah rumah tinggal permanen, satu lapangan
tenis dan 20 (dua puluh) batang pohon durian bangkok sebesar
Rp.400.000.000,- (empat ratus juta rupiah);
c. Biaya untuk mengurus/mengembalikan seluruh sertifikat dan seluruh
sertifikat dan seluruh tanah milik Penggugat Asli kepada keadaan semula
ditambah biaya Pengacara (Kuasa Hukum) sebesar Rp. 240.000.000,- (dua
ratus empat puluh juta rupiah);
Maka jumlah seluruh kerugian yang dialami oleh Penggugat Asli adalah sebesar Rp. 25.015.250.000,- (dua puluh lima milyar lima belas juta dua
ratus lima puluh ribu rupiah);
Bahwa oleh karena itu patut dan layak menurut hukum jika Penggugat Asli
mengajukan tuntutan ganti rugi kepada Tergugat Asli I, Tergugat Asli II,
Tergugat Asli III, Tergugat Asli IV dan Tergugat Asli V sebesar
Rp.25.015.250.000,- (dua puluh lima milyar lima belas juta dua ratus lima
puluh ribu rupiah);
Bahwa untuk menjamin tuntutan Penggugat Asli maka dengan hormat
Penggugat Asli memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Negeri Tangerang
agar meletakkan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) atas tanah-tanah milik
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 53
Tergugat-Tergugat Asli yaitu :
1. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat
Asli I yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Bukit Hijau VII/2
Pondok Indah, Jakarta Selatan;
2. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat
Asli I yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Pamulang Raya No. 1
Pamulang, Tangerang, Jawa Barat;
3. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat Asli III yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Galur I No. 9
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan;
4. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat
Asli IV yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Pangeran Jayakarta
Citra Lestari, Jakarta Pusat;
5. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat
Asli V yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Metro Pondok Indah
Kav. 2 BAC, Jakarta Selatan;
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas kiranya Pengadilan Negeri
Tangerang memberikan putusan sebagai berikut :
1. Menerima gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V
dan Turut Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum yang
merugikan Penggugat;
3. Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum seluruh Akta Jual
Beli yang dibuat oleh Tergugat III dan Tergugat IV atas tanah-tanah milik
Penggugat yaitu :
3.1. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1136/26/V/Serpong/1992;
3.2 Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1135/25/V/Serpong/1992;
3.3. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1134/24/V/Serpong/1992;
3.4. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1133/23/V/Serpong/1992;
3.5. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1132/22/V/Serpong/1992;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 54
3.6. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1131/21/V/Serpong/1992;
3.7. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1137/27/V/Serpong/1992;
3.8. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
658/24/V/Serpong/JB/1990;
3.9. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
659/25/V/Serpong/JB/1990;
3.10. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
660/26/V/Serpong/JB/1990;
3.11. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 661/27/V/Serpong/JB/1990;
3.12. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
662/28/V/Serpong/JB/1990;
4. Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum peralihan hak milik
atas tanah-tanah milik Penggugat kepada atas nama Tergugat I sebagaimana
dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 625, SHM No. 626, SHM No.
627, SHM No. 628, SHM No. 629, SHM No. 630, SHM No. 631, SHM
No. 405, SHM No. 406, SHM No. 407, SHM No. 408, dan SHM No.
409;
5. Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum peralihan hak atas
tanah-tanah Penggugat kepada atas nama Tergugat V sebagaimana dalam
Sertifikat Hak Guna Bangunan yaitu : SHGB No. 5956 dan SHGB No.
5957;
6. Menghukum Turut Tergugat untuk membalik-namakan seluruh Sertifikat Hak Milik (SHM) atas nama Tergugat-I kepada atas nama Penggugat yaitu
SHM No. 625, SHM No. 626, SHM No. 627, SHM No. 628, SHM No.
629, SHM No. 630, SHM No. 631, SHM No. 405, SHM No. 406, SHM
No. 407, SHM No. 408, dan SHM No. 409 dan menghukum lagi Turut
Tergugat untuk membalik-namakan seluruh Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB) atas nama Tergugat V kepada atas nama Penggugat yaitu : SHGB
No. 5956 dan SHGB No. 5967;
7. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan
Tergugat V untuk mengembalikan kepada Penggugat seluruh tanah Hak
Milik Penggugat yaitu :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 55
7.1. Sebidang tanah Hak Milik No. 625 luas tanah 2.195 m2 (dua ribu seratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 9081
tanggal 4 Juni 1992;
7.2. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 626 luas tanah 2.415 m2
(dua ribu empat ratus lima belas meter persegi) Gambar Situasi No.
9082 tanggal 4 Juni 1992;
7.3. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 627 luas tanah 1.875 m2 (seribu delapan ratus tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi
No. 9083 tanggal 4 Juni 1992;
7.4. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 628 luas tanah 975 m2 (sembilan ratus tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No.
9084 tanggal 4 Juni 1992;
7.5. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 629 luas tanah 4.010 m2 (empat ribu sepuluh meter persegi) Gambar Situasi No. 9085 tanggal
4 Juni 1992;
7.6. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 630 luas tanah 4.540 m2
(empat ribu lima ratus empat puluh meter persegi) Gambar Situasi
No. 9086 tanggal 4 Juni 1992;
7.7. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 631 luas tanah 3.590 m2 (tiga ribu lima ratus sembilan puluh meter persegi) Gambar Situasi
No. 9081 tanggal 4 Juni 1992;
7.8. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 405 luas tanah 1.935 m2 (seribu sembilan ratus tiga puluh lima meter persegi) Gambar Situasi
No. 4013 tanggal 27 Mei 1985;
7.9. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 406 luas tanah 1.665 m2 (seribu enam ratus enam puluh enam meter persegi) Gambar Situasi
No. 4014 tanggal 27 Mei 1985;
7.10. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 407 luas tanah 2.700 m2 (dua ribu tujuh ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4015 tanggal
27 Mei 1985;
7.11. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 408 luas tanah 2.500 m2 (dua ribu lima ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4017 tanggal
27 Mei 1985;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 56
7.12. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 409 luas tanah 2.395 m2 (dua ribu tiga ratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar
Situasi No. 4018 tanggal 27 Mei 1985;
7.13. Sebidang tanah seluas 2.421 m2 dengan Akta Jual Beli No. 831/JB/Agr/1985 tanggal 24 Mei 1985;
7.14. Tanah seluas 4.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 830/JB/Agr/1985 tanggal 24 Mei 1985;
7.15. Tanah seluas 1.625 m2 dengan Akta Jual Beli No. 596/JB/Agr/1982
tanggal 8 Juni 1982;
7.16. Tanah seluas 1.935 m2 dengan Akta Jual Beli No. 320/JB/Agr/1985 tanggal 16 Desember 1982;
7.17. Tanah seluas 3.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 324/JB/Agr/1982
tanggal 19 Agustus 1982;
7.18. Tanah seluas 3.305 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3943/JB/Agr/1985
tanggal 16 Desember 1982;
7.19. Tanah seluas 1.900 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3944/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
7.20. Tanah seluas 2.665 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1935/JB/Agr/1982
tanggal 26 Agustus 1982;
7.21. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/604/JB/Agr/1986 tanggal 10 Maret 1986;
7.22. Tanah seluas 1.564 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2938/JB/Agr/1982
tanggal 16 Desember 1982;
7.23. Tanah seluas 1.438 m2 dengan Akta Jual Beli No. 505/JB/Agr/1983
tanggal 4 Maret 1983;
7.24. Tanah seluas 1.805 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3939/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
7.25. Tanah seluas 1.145 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2937/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
7.26. Tanah seluas 2.420 m2 dengan Akta Jual Beli No. 96/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
7.27. Tanah seluas 2.500 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 57
tanggal 13 Juli 1982;
7.28. Tanah seluas 3.890 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/5471/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 18 Desember 1985;
7.29. Tanah seluas 1.585 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1936/JB/Agr/1982 tanggal 26 Agustus 1982;
7.30. Tanah seluas 1.085 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/3365/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
7.31. Tanah seluas 9.80 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
7.32. Tanah seluas 1.500 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/3364/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
7.33. Tanah seluas 1.218 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590 3366/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
7.34. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/JB/Kec.Cpt/1986 tanggal 10 Maret 1986;
7.35. Tanah seluas 2.390 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982 tanggal 13 Juli 1982;
7.36. Tanah seluas 2.470 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/5472/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 1 Desember 1985;
7.37. Tanah seluas 16.450 m2 bekas Milik Adat masing-masing berdasarkan : C.930 Ps.40 D.II, C.833 Ps.41.S.III, C.912 Ps.41.S.III, C.278
Ps.62.S.III, C.2151 Ps.41.S.III dan C.2095 Ps.57.D.I.;
8. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V secara bersama-sama/tanggung renteng untuk membayar ganti
rugi kepada Penggugat sebesar Rp.25.015.250.000,- (dua puluh lima
milyar lima belas juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);
9. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) yang diletakkan atas harta-harta milik Tergugat-Tergugat yaitu :
9.1. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik Tergugat I yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Bukit Hijau
VII/2 Pondok Indah, Jakarta Selatan.
9.2. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 58
Tergugat I yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Pamulang
Raya No. 1 Pamulang, Tangerang, Jawa Barat.
9.3. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik
Tergugat III yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Galur I No.
9 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
9.4. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik
Tergugat IV yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Pangeran
Jayakarta Citra Lestari, Jakarta Pusat.
9.5. Sebidang tanah berikut bangunan yang melekat diatasnya milik
Tergugat V yang terletak dan setempat dikenal sebagai Jl. Metro
Pondok Indah Kav. 2 BAC, Jakarta Selatan.
10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V untuk membayar uang paksa (dwangsoom) kepada Penggugat
sebesar Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) per-hari apabila Para Tergugat
tidak melaksanakan putusan ini dengan suka rela;
11. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V secara tanggung renteng untuk membayar biaya yang timbul
dalam perkara ini;
12. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan meskipun ada verzet, Banding maupun Kasasi (Uit voerbaar bij vooraad);
Atau :
Bilamana Pengadilan Negeri Tangerang berpendapat lain, maka mohon
diputus dengan putusan yang seadil-adilnya (Ex aequo et bono);
Bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat I, III, IV, V mengajukan eksepsi yang pada pokoknya atas dalil-dalil :
1. Bahwa gugatan Penggugat sangat kabur (Obscuur Libel).
a. Penggugat dalam pembukaan gugatan menyebutkan dirinya “bertindak
untuk diri sendiri” atas obyek gugatan sebidang tanah seluas 97.501
m2 yang terletak didesa Buaran dan Pondok Benda adalah miliknya atas
nama Penggugat pada Posita angka 1.1 sampai dengan 1.37;
b. Obyek-obyek gugatan Penggugat satu sama lain tidak jelas
hubungannya karena ada yang nama orang lain dan tidak satupun yang
memberikan batas-batas letaknya secara terang sesuai petunjuk
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 59
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI;
c. Obyek-obyek gugatan yang tidak jelas hubungannya tersebut
digunakan oleh Penggugat untuk membohongi bahwa semua obyek
gugatan posita angka 1.1 sampai dengan 1.37 adalah miliknya/atas
namanya sendiri, terbukti dalam posita angka :
1.9. Tanah bersertifikat Hak Milik No. 406 luas tanah 1.665 m2.
Gambar Situasi No. 4014 tanggal 27 Mei 1985 atas nama
Iswanjudi Djuang Harahap,
1.11. Tanah bersertifikat Hak Milik No. 408 luas tanah 2.500 m2,
Gambar Situasi No. 4017 tanggal 27 Mei 1985 atas nama
Iswanjudi Djuang Harahap,
1.12. Tanah bersertifikat Hak Milik No. 409 luas tanah 2.395 m2,
Gambar Situasi No. 4018 tanggal 27 Mei 1985 atas nama
Iswanjudi Djuang Harahap, (bukti T-T-1, halaman 6 posita
angka 10).
Atas dasar dalil tersebut maka hak Penggugat atas tanah tersebut menjadi tidak jelas, oleh karena ada nama orang lain, karenanya sangat
tepat apabila Majelis Hakim yang mengadili perkara ini berkenan
memperhatikan Putusan MARI tertanggal 21 Agustus 1974 No. 565
K/Sip/1974 dikutib.
“Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena diatas gugatan
tidak sempurna, dalam hal ini karena hak Penggugat atas tanah
sengketa tidak jelas”.
Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Tangerang telah
mengambil putusan, yaitu putusannya tanggal 24 Maret 1999 Nomor
107/Pdt.G/1998/PN.Tgr. yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI :
– Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat IV;
DALAM KONPENSI :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 60
– Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
– Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang sampai saat
ini ditaksir sebesar Rp.1.718.000,- (satu juta tujuh ratus delapan belas ribu
rupiah);
DALAM REKONPENSI :
– Menolak gugatan Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima;
– Menghukum Penggugat Rekonpensi membayar biaya perkara sejumlah
nihil;
Putusan mana dalam tingkat banding atas permohonan Penggugat/Pembanding
telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi Bandung dengan putusannya tanggal 29
Juni 2000 Nomor : 445/Pdt/1999/PT.Bdg. yang amarnya berbunyi sebagai
berikut :
– Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat;
– Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tangerang tertanggal 24 Maret
1999 No. 107/Pdt/G/1998/PN.Tng. yang dimohonkan banding tersebut;
DAN MENGADILI SENDIRI :
DALAM KONPENSI :
DALAM EKSEPSI :
– Menolak eksepsi Tergugat I/Terbanding dan Tergugat IV/Terbanding;
DALAM POKOK PERKARA :
– Mengabulkan gugatan Penggugat, sekarang Pembanding untuk sebagian;
– Menyatakan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V,
Turut Tergugat/Para Terbanding telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang merugikan Penggugat/Pembanding;
– Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum seluruh jual beli atas
tanah-tanah sengketa tersebut diatas, sebagaimana tercantum dalam akte-akte
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 61
jual beli yang dibuat oleh Tergugat III/Terbanding dan Tergugat
IV/Pembanding yaitu :
3.1. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1136/26/V/Serpong/1992;
3.2 Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1135/25/V/Serpong/1992;
3.3. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1134/24/V/Serpong/1992;
3.4. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1133/23/V/Serpong/1992;
3.5. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1132/22/V/Serpong/1992;
3.6. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1131/21/V/Serpong/1992;
3.7. Akta Jual Beli tanggal 9 Juli 1992 No. 1137/27/V/Serpong/1992;
3.8. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
658/24/V/Serpong/JB/1990;
3.9. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
659/25/V/Serpong/JB/1990;
3.10. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
660/26/V/Serpong/JB/1990;
3.11. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No.
661/27/V/Serpong/JB/1990;
3.12. Akta Jual Beli tanggal 16 Agustus 1990 No. 662/28/V/Serpong/JB/1990;
– Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum peralihan hak milik
atas tanah-tanah milik Penggugat kepada atas nama Tergugat I sebagaimana
dalam Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 625, SHM No. 626, SHM No.
627, SHM No. 628, SHM No. 629, SHM No. 630, SHM No. 631, SHM
No. 405, SHM No. 406, SHM No. 407, SHM No. 408, dan SHM No.
409;
– Menyatakan cacad hukum sehingga batal demi hukum peralihan hak atas
tanah-tanah Penggugat kepada atas nama Tergugat V sebagaimana dalam
Sertifikat Hak Guna Bangunan yaitu : SHGB No. 5956 dan SHGB No.
5957;
– Menghukum Turut Tergugat untuk membalik-namakan seluruh Sertifikat
Hak Milik (SHM) atas nama Tergugat-I kepada atas nama Penggugat yaitu
SHM No. 625, SHM No. 626, SHM No. 627, SHM No. 628, SHM No.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 62
629, SHM No. 630, SHM No. 631, SHM No. 405, SHM No. 406, SHM
No. 407, SHM No. 408, dan SHM No. 409 dan menghukum lagi Turut
Tergugat untuk membalik-namakan seluruh Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SHGB) atas nama Tergugat V kepada atas nama Penggugat yaitu : SHGB
No. 5956 dan SHGB No. 5967;
– Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan
Tergugat V untuk mengembalikan kepada Penggugat seluruh tanah Hak
Milik Penggugat yaitu :
1. Sebidang tanah Hak Milik No. 625 luas tanah 2.195 m2 (dua ribu seratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No. 9081
tanggal 4 Juni 1992;
2. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 626 luas tanah 2.415 m2 (dua
ribu empat ratus lima belas meter persegi) Gambar Situasi No. 9082
tanggal 4 Juni 1992;
3. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 627 luas tanah 1.875 m2 (seribu delapan ratus tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi
No. 9083 tanggal 4 Juni 1992;
4. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 628 luas tanah 975 m2
(sembilan ratus tujuh puluh lima meter persegi) Gambar Situasi No.
9084 tanggal 4 Juni 1992;
5. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 629 luas tanah 4.010 m2 (empat ribu sepuluh meter persegi) Gambar Situasi No. 9085 tanggal
4 Juni 1992;
6. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 630 luas tanah 4.540 m2
(empat ribu lima ratus empat puluh meter persegi) Gambar Situasi
No. 9086 tanggal 4 Juni 1992;
7. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 631 luas tanah 3.590 m2 (tiga ribu lima ratus sembilan puluh meter persegi) Gambar Situasi
No. 9081 tanggal 4 Juni 1992;
8. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 405 luas tanah 1.935 m2
(seribu sembilan ratus tiga puluh lima meter persegi) Gambar Situasi
No. 4013 tanggal 27 Mei 1985;
9. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 406 luas tanah 1.665 m2
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 63
(seribu enam ratus enam puluh enam meter persegi) Gambar Situasi
No. 4014 tanggal 27 Mei 1985;
10. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 407 luas tanah 2.700 m2 (dua
ribu tujuh ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4015 tanggal 27
Mei 1985;
11. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 408 luas tanah 2.500 m2 (dua
ribu lima ratus meter persegi) Gambar Situasi No. 4017 tanggal 27
Mei 1985;
12. Sebidang tanah Sertifikat Hak Milik No. 409 luas tanah 2.395 m2 (dua
ribu tiga ratus sembilan puluh lima meter persegi) Gambar Situasi
No. 4018 tanggal 27 Mei 1985;
13. Sebidang tanah seluas 2.421 m2 dengan Akta Jual Beli No.
831/JB/Agr/1985 tanggal 24 Mei 1985;
14. Tanah seluas 4.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 830/JB/Agr/1985 tanggal 24 Mei 1985;
15. Tanah seluas 1.625 m2 dengan Akta Jual Beli No. 596/JB/Agr/1982
tanggal 8 Juni 1982;
16. Tanah seluas 1.935 m2 dengan Akta Jual Beli No. 320/JB/Agr/1985
tanggal 16 Desember 1982;
17. Tanah seluas 3.010 m2 dengan Akta Jual Beli No. 324/JB/Agr/1982
tanggal 19 Agustus 1982;
18. Tanah seluas 3.305 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3943/JB/Agr/1985
tanggal 16 Desember 1982;
19. Tanah seluas 1.900 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3944/JB/Agr/1982
tanggal 16 Desember 1982;
20. Tanah seluas 2.665 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1935/JB/Agr/1982
tanggal 26 Agustus 1982;
21. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/604/JB/Agr/1986 tanggal 10 Maret 1986;
22. Tanah seluas 1.564 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2938/JB/Agr/1982 tanggal 16 Desember 1982;
23. Tanah seluas 1.438 m2 dengan Akta Jual Beli No. 505/JB/Agr/1983
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 64
tanggal 4 Maret 1983;
24. Tanah seluas 1.805 m2 dengan Akta Jual Beli No. 3939/JB/Agr/1982
tanggal 16 Desember 1982;
25. Tanah seluas 1.145 m2 dengan Akta Jual Beli No. 2937/JB/Agr/1982
tanggal 16 Desember 1982;
26. Tanah seluas 2.420 m2 dengan Akta Jual Beli No.
96/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
27. Tanah seluas 2.500 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982
tanggal 13 Juli 1982;
28. Tanah seluas 3.890 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/5471/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 18 Desember 1985;
29. Tanah seluas 1.585 m2 dengan Akta Jual Beli No. 1936/JB/Agr/1982
tanggal 26 Agustus 1982;
30. Tanah seluas 1.085 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/3365/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
31. Tanah seluas 9.80 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/3363/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
32. Tanah seluas 1.500 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/3364/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
33. Tanah seluas 1.218 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590
3366/JB/Kec.Cpt/1984 tanggal 1 September 1984;
34. Tanah seluas 1.685 m2 dengan Akta Jual Beli No.
590/JB/Kec.Cpt/1986 tanggal 10 Maret 1986;
35. Tanah seluas 2.390 m2 dengan Akta Jual Beli No. 282/JB/Agr/1982
tanggal 13 Juli 1982;
36. Tanah seluas 2.470 m2 dengan Akta Jual Beli No. 590/5472/JB/Kec.Cpt/1985 tanggal 1 Desember 1985;
37. Tanah seluas 16.450 m2 bekas Milik Adat masing-masing berdasarkan
: C.930 Ps.40 D.II, C.833 Ps.41.S.III, C.912 Ps.41.S.III, C.278
Ps.62.S.III, C.2151 Ps.41.S.III dan C.2095 Ps.57.D.I.;
– Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat V/Para Terbanding secara
bersama-sama/tanggung renteng untuk membayar ganti rugi kepada
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 65
Penggugat/Pembanding sebesar Rp.2.000.000.000,- (dua milyar rupiah);
– Menghukum Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat V/Para Terbanding untuk
membayar uang paksa (dwangsoom) kepada Penggugat/Pembanding sebesar
Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perhari apabila Para Tergugat/Para
Terbanding tidak melaksanakan putusan ini dengan suka rela;
– Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat
V/Para Terbanding tidak melaksanakan putusan ini dengan suka rela;
– Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat
V/Para Terbanding secara tanggung renteng untuk membayar biaya perkara
dalam kedua tingkat peradilan ini yang dalam tingkat pertama sebesar
Rp.1.718.000,- (satu juta tujuh ratus delapan belas ribu rupiah) dan di
tingkat banding sebesar Rp.75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah);
– Menolak gugatan Penggugat/Pembanding selain dan selebihnya;
DALAM REKONPENSI :
– Menyatakan gugatan Penggugat Rekonpensi tidak dapat diterima;
– Menghukum Penggugat Rekonpensi/Tergugat V dalam Konpensi untuk
membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ini, yang dalam
tingkat banding ditetapkan nihil;
Bahwa sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada kedua belah pihak
pada tanggal 10 Oktober 2000, 16 Oktober 2000, 15 November 2000 dan 4
Desember 2000 kemudian terhadapnya oleh Para Tergugat/Para Terbanding
dengan perantaraan kuasanya khusus, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 16
Oktober 2000, 27 Juli 1998, 26 Oktober 2000 dan 6 Desember 2000 diajukan
permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 19 Oktober 2000, 28 Oktober
2000, 24 November 2000 dan 18 Desember 2000 sebagaimana ternyata dari akte
permohonan kasasi Nomor 107/Pdt.G/98/PN.TNG. yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Negeri Tangerang permohnan mana kemudian disusul oleh memori
kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima dikepaniteraan Pengadilan
Negeri tersebut pada tanggal 30 Oktober 2000, 7 November 2000, 7 Desember
2000 dan 22 Desember 2000;
Bahwa setelah itu oleh Penggugat/Pembanding yang pada tanggal 7
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 66
Desember 2000, 7 November 2000, 7 Desember 2000 dan 22 Desember 2000
telah diberitahu tentang memori kasasi dari Para Tergugat/Para Terbanding
diajukan jawaban memori kasasi yang diterima dikepaniteraan Pengadilan Negeri
Tangerang pada tanggal 7 Desember 2000, 7 Desember 2000, 13 Desember 2000
dan 6 Februari 2001;
Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah
diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama diajukan dalam tenggang
waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam Undang-Undang, maka oleh karena
itu permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi I dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan hukum Judex
Facti halaman 4, 5, dan 6 karena pertimbangan hukum tersebut adalah
pertimbangan hukum yang keliru, salah menerapkan hukum dan melanggar
hukum;
2. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan hukum Judex
Facti halaman 7, 8 dan 9 khususnya yang menyangkut Pemohon Kasasi
yang menyatakan :
Menimbang, bahwa tentang jual beli tanah sengketa yang dibuat dihadapan Tergugat IV/Terbanding yaitu tertuang dalam akte jual beli tertanggal 16
Agustus 1990 No. 658 s/d No. 662 tersebut diatas, Pengadilan Tinggi
berpendapat fakta-fakta seperti diuraikan diatas, yaitu ternyata pada saat
sidang tambahan di Pengadilan Tinggi tersebut diatas, terbukti bahwa :
Butir a :
Setelah mencocokan tanda tangan Penggugat/Pembanding yang dibubuhkan
dimuka persidangan denah yang tercantum dalam akte-akte jual beli
tersebut, menurut penglihatan Pengadilan Tinggi keduanya sangat jauh
berbeda, dimana tanpa bantuan seorang ahlipun dengan penglihatannya
sendiri Hakim dapat menyatakan bahwa tanda-tanda tangan tersebut adalah
berbeda”;
Bahwa pertimbangan Judex Facti butir (a) tersebut adalah pertimbangan
hukum yang keliru, salah menerapkan hukum karena Judex Facti
mengambil kesimpulan dengan keyakinan sendiri bahwa tanda tangan yang
dibubuhkan dimuka persidangan jauh berbeda dengan yang tercantum di
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 67
dalam akta.
Bahwa berbeda (non identik) atau tidaknya tanda tangan yang dibubuhkan
Termohon Kasasi dimuka persidangan dengan yang tercantum di dalam akta
menurut hukum haruslah dibuktikan dengan keterangan seorang ahli dari
Laboratorium Kriminologi (Labkrim) Polri bahwa benar tanda tangan
tersebut berbeda (non identik);
3. Pertimbangan Judex Facti butir b, c, d, dan e menyatakan terbukti bahwa
tanggal 16 Agustus 1990, Penggugat/Pembanding tidak berada di Jakarta,
pada saat itu Termohon Kasasi berada di Medan adalah pertimbangan hukum
yang tidak benar dan keliru, karena pertimbangan hukum tersebut hanya
mendasarkan dari keterangan Termohon Kasasi tanpa didukung oleh bukti-
bukti yang cukup;
4. Bahwa pertimbangan hukum putusan Judex Facti yang menyatakan akta
perjanjian jual beli dan kuasa No. 358 tanggal 16 Agustus 1990 dibuat
dihadapan Notaris Nyonya Siti Pertiwi Henny Shidki, SH. tidak sah dan
mengandung cacat hukum serta adanya pemalsuan adalah pertimbangan
hukum yang keliru dan salah menerapkan hukum, tanpa mengikut sertakan
notaris Nyonya Siti Pertiwi Henny Shidki, SH. tersebut, sebagai pihak
dalam perkara ini, dengan tidak diikut sertakannya Nyonya Siti Pertiwi
Henny Shidki, SH. sebagai pihak dalam perkara ini maka adalah beralasan
hukum gugatan Termohon Kasasi dinyatakan kurang baik, karenanya
pertimbangan hukum Judex Facti berlaan hukum untuk ditolak dan
dibatalkan.
Menimbang, bahwa atas keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi II dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat keberatan atas pertimbangan hukum
halaman 4, 5, 6, 7, 8, dan 9, karena pertimbangan hukum tersebut adalah
pertimbangan hukum yang keliru, membingungkan dan salah menerapkan
hukum;
Pemohon Kasasi selaku PPAT telah membuat 7 (tujuh) akta jual beli
tertanggal 29 Juni 1992, yaitu :
– No. 1131/21/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 630/Buaran,
Kecamatan Serpong;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 68
– No. 1132/22/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 629/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– No. 1133/23/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 628/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– No. 1134/24/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 627/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– No. 1135/25/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 626/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– No. 1136/26/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 625/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– Kesemuanya tertulis atas nama Mustafa Djuang Harahap, SH.
– No. 1137/27/V/Serpong/1992 atas Hak Milik No. 631/Buaran,
Kecamatan Serpong;
– tertulis atas nama Iswanyudi Djuang Harahap yang dibuat atas dasar
kuasa yang diberikan dari Mustafa Djuang Harahap, SH/Termohon
Kasasi, sebagai penjual/pemilik kepada Soedjono Wibowo/Pemohon
Kasasi I, sebagai Pembeli, dalam akta Perjanjian Jual Beli dan Kuasa
tertanggal 16 Agustus 1990 No. 358, yang dibuat dihadapan Ny. Siti
Pertiwi Henny Shidki, SH. Notaris di Jakarta. Sedangkan untuk
Iswanyudi Djuang Harahap yang masih dibawah umur telah ada izin
dari Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kepada orang tuanya, yaitu
Termohon Kasasi dan Pemohon Kasasi II yang kemudian dengan akta-
akta Jual Beli tersebut maka sertifikat-sertifikat tersebut diurus
baliknamanya keatas nama Pemohon Kasasi I, oleh Pemohon Kasasi I
sendiri di Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi III dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Pemohon Kasasi/Tergugat V/Terbanding V, sangat berkeberatan
pertimbangan hukum dalam halaman 8, 9 dan 10 karena pertimbangan
hukum tersebut adalah pertimbangan hukum yang keliru, salah dalam
penerapan hukum dan bertentangan dengan keacaraan, untuk selanjutnya
akan Pemohon Kasasi uraikan sekaligus dengan pertimbangan hukum yang
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 69
khususnya menyangkut Pemohon Kasasi;
2. Bahwa, pertimbangan hukum Judex Facti yang menyatakan “tanah-tanah
selebihnya sebagaimana tercantum dalam point gugatan angka 1.13 s/d 1.37
yang berdasarkan alat bukti P.2-13 s/d P.2-35 adalah milik
Penggugat/Pembanding juga, sudah tercantum dalam point gugatan angka
1.13 s/d 1.37 yang berdasarkan alat bukti P.2-13 s/d P.2.35 adalah milik
Penggugat/Pembanding juga, ternyata sudah tercantum dalam sertifikat Hak
Guna Bangunan PT. Puri Ayu Lestari/Tergugat/Terbanding V, bukti T.V-2
dan T.V-3 yaitu sertifikat Hak Guna Bangunan No. 5956 dan No. 5957,
yang tidak jelas dasar peralihannya dari Penggugat/Pembanding kasasi
Tergugat V/Terbanding V tersebut;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi IV dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah :
1. Bahwa Pemohon Kasasi sangat berkeberatan terhadap Putusan Pengadilan
Tinggi Bandung karena :
1. Pengadilan Tinggi tidak berwenang dan melampaui batas wewenang mengadili;
2. Pengadilan Tinggi tidak melakukan tertib beracara sebagai mana
seharusnya yang ditentukan Undang-undang;
3. Pengadilan Tinggi salah tidak menerapkan Hukum Sebagaimana yang
diharuskan oleh Undang-undang;
2. Bahwa, Pemohon Kasasi I/Terbanding sangat berkeberatan atas
pertimbangan hukum halaman 4, 5, 6, 7, 8 dan 9 karena pertimbangan
hukum tersebut adalah pertimbangan hukum yang tak berdasarkan bukti-
bukti dan salah menerapkan hukum yang tak berdasarkan bukti-bukti dan
salah menerapkan hukum khususnya terhadap Pemohon Kasasi I;
3. Bahwa pertimbangan hukum Judex Facti yang menyatakan Pemohon
Kasasi I, Pemohon Kasasi II dan Pemohon Kasasi IV, telah memalsukan
tanda tangan Termohon Kasasi/Penggugat, adalah salah dalam menerapkan
hukum, karena untuk melumpuhkan Akte Otentik tersebut sebagai Akte
yang tidak benar karena ada kepalsuan mengenai isi dan tanda tangan, maka
untuk itu diperlukan adanya suatu tuntutan pidana terhadap orang tersebut
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 70
dengan dakwaan Pemalsuan;
Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi tersebut diatas dapat
dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan hukum dengan
pertimbangan sebagai berikut :
– Bahwa putusan Pengadilan Tinggi Bandung, mengabulkan gugatan
Penggugat sebahagian, menyatakan Tergugat I s/d Tergugat V dan Turut
Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum dan menyatakan cacad
hukum, sehingga batal demi hukum seluruh jual beli atas tanah-tanah
sengketa tersebut diatas, sebagaimana tercantum dalam akte-akte jual beli
yang dibuat oleh Tergugat III dan Tergugat IV atas tanah-tanah sengketa
milik Penggugat dan menyatakan cacat hukum, sehingga batal demi hukum
peralihan hak milik atas tanah. Tanah sengketa milik Penggugat kepada
atas nama Tergugat I sebagaimana seluruhnya tercantum dalam amar
putusan Pengadilan Tinggi Bandung dengan alasan tanda tangan dipalsukan;
– Bahwa putusan demikian tidak dapat dibenarkan, karena tanda tangan palsu
atau tidaknya harus ada pemeriksaan dari Laboratorium Kriminologi, dan
atau ada putusan pidana yang menyatakan tanda tangan palsu, hal ini tidak
dapat dibuktikan oleh Penggugat, oleh sebab itu gugatan Penggugat harus
dinyatakan tidak dapat diterima;
Menimbang, bahwa karena Termohon Kasasi/Penggugat Asal pihak yang
kalah, maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat
peradilan;
Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 dan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 yang bersangkutan;
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi :
1. RONY HARUNSYAH GUNAWAN, S.H. 2. NY. UMI SUSKANDI SUTAMTO, SH.
3. P.T. PURI AYU LESTARI,
4. SOEDJONO WIBOWO,
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 71
tersebut;
Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 29 Juni 2000
No. 445/Pdt/1999/PT.Bdg. yang membatalkan Putusan Pengadilan Negeri
Tangerang tanggal 24 Maret 1999 No. 107/Pdt.G/1998/PN.Tgr.
MENGADILI SENDIRI
DALAM EKSEPSI :
– Menolak Eksepsi Tergugat I dan Tergugat IV;
DALAM KONPENSI :
– Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
DALAM REKONPENSI :
– Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
Menghukum Termohon Kasasi/Penggugat Asal untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini ditetapkan
sebanyak Rp.200.000,- (dua ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Mahkamah
Agung pada hari SENIN, tanggal 29 September 2003 dengan Ny. Chairani A.
Wani, SH. Hakim Agung yang ditunjuk oleh Ketua Muda Mahkamah Agung
sebagai Ketua Sidang, Titi Nurmala Siagian, SH. dan Prof. Dr. Valerine J.L.K.
SH,MA. Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk
umum pada hari itu juga oleh Ketua Sidang tersebut dengan dihadiri oleh Titi
Nurmala Siagian, SH. dan Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA. Hakim-Hakim
Anggota, Hj. Jurnalis Amrad, SH. Panitera Pengganti dengan tidak
dihadiri oleh kedua belah pihak.
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
ttd. ttd.
Titi Nurmala Siagian, SH. Ny. Chairani A. Wani, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 72
ttd.
Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.MA.
Panitera Pengganti.
ttd.
Hj. Jurnalis Amrad, SH.
Biaya-biaya :
1. Meterai............................................ Rp. 6.000,-
2. Redaksi. ......... ............................. Rp. 1.000,-
3. Administrasl ................................... Rp. 193.000,-
Jumlah Rp. 200.000,-
(dua ratus ribu rupiah)
Keterangan :
Tanpa dilampirkan Putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 73
MAHKAMAH AGUNG
KAIDAH HUKUM : “Secara Yuridis tertanggung mempunyai
kewajiban untuk memberitahukan keadaan yang
sebenarnya dari kapal yang akan diasuransikan,
jika ternyata ada yang disembunyikan sewaktu
penutupan polis asuransi maka perjanjian asuransi
batal demi hukum.”
NOMOR REGISTER : 698 PK/Pdt/2001
TANGGAL PUTUSAN : 27 Februari 2003
MAJELIS : – Prof. Dr. Paulus E.L., SH. – Ny. Chairani A. Wani, SH.
– Prof. Dr. Valerine J.L.K. SH.MA.
KLASIFIKASI : Tentang Asuransi
DUDUK PERKARA : – Bahwa pada tanggal 31 Januari 1992 kapal
M.V. Lucky Fortune milik Penggugat I
diasuransikan kepada Tergugat yang
dipertanggungkan adalah :
– Hull & Machinary sebesar US $
1.000.000.00 (satu juta U.S. $)
– Removal of Wreck sebesar US $
250.000.00 (dua ratus lima puluh ribu
US $)
– Bahwa pada tanggal 28 Januari 1993 Kapal
diterjang badai dan terbalik. Musibah ini
dilaporkan kepada tergugat dan penggugat
mengajukan claim all Risk. Tergugat
menunjuk Surveyor untuk mengetahui
kerusakan kapal dan hasil survery, kapal
dalam keadaan total loss dan jika diperbaiki
biaya perbaikan melebihi biaya asuransi.
– Bahwa tergugat menolak claim asuransi yang
diajukan penggugat dengan alasan Non
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 74
disclosure material facts. Alasan tersebut
tidak tepat sebab tergugat sudah mengetahui
status, klasifikasi dan kondisi kapal sedang
dalam perbaikan.
– Bahwa karena Tergugat keberatan atas hasil
survey, penggugat menunjuk Surveyor lain
dan hasil survey yang kedua kapal dalam
keadaan total loss, karena itu penggugat
berhak mendapat ganti rugi.
– Bahwa tergugat telah wanprestasi, karena itu
penggugat dirugikan dan mengajukan ganti
rugi sebagai berikut :
– Claim pertanggungan US$ 1.000.000.00
(satu juta US$) untuk Hull dan
Machinary US$ 250.000.00 (dua ratus
lima puluh ribu US$) untuk asuransi
removal of wrecks.
– Hilangnya charter Hire sebesar US$ 5.000 perhari terhitung sejak 1 Januari
1994.
– Hilangnya nilai investasi 2% tiap bulan
dari US$ 1.000.000.00 terhitung sejak
April.
PERTIMBANGAN HUKUM MAHKAMAH AGUNG :
– Bahwa alasan-alasan Peninjauan Kembali dapat dibenarkan dengan alasan
sebagai berikut :
– Bahwa bukti T.3 yang diajukan Termohon PK Penggugat asal ternyata adalah Klasifikasi Kapal Bethesda 2 yang terbakar tanggal 16
Desember 1990 sesuai dengan lampiran laporan Adjuster Zoreale
ditemukan surveyor Report dari Bureau Veritas tanggal 24-25 Februari
1992 Tuentum Name of Ship” Betesda 2.
– Bahwa ternyata penggugat asal/Termohon PK tidak memberitahukan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 75
seluruh keadaan kapal yang sebenarnya atau The Whole Truth dari
kapal M.V. Lucky Fortune yaitu :
Bahwa kapal sesungguhnya sudah tidak mempunyai klasifikasi dari
Bureau Veritas.
– Bahwa para Penggugat/para Termohon PK secara yuridis mempunyai kewajiban bagi tertanggung untuk memberitahukan keadaan yang
sebenarnya dari kapal yang akan dipertanggungkan dan dilarang
menyembunyikan semua keadaan yang diketahuinya.
Dalam hal ini tertanggung tidak memberitahukan hal-hal yang
sebenarnya kepada Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat asal.
Penggugat Asal/Termohon PK hanya memberitahukan kapal tersebut
dalam perbaikan, pada hal kapal Lucky Fortune adalah ex kapal
Bethesda 2 yang terbakar pada tanggal 16 Desember 1990 dengan
keadaan Total Loss atau Constuctive Total Loss;
– Bahwa dari pertimbangan diatas Penggugat asal/Termohon PK
melakukan kebohongan yaitu sengaja menyembunyikan keadaan yang
sebenarnya kepada Pemohon PK/Tergugat asal sewaktu penutupan
polis asuransi atas kapal yang ditanggungkan, maka akibat
kebohongan tersebut ancaman perjanjian itu batal demi hukum. Oleh
karena itu gugatan para Penggugat harus ditolak.
AMAR PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG :
– Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari P.T. Wataka General Insurance :
– Membatalkan putusan Mahkamah Agung tanggal 14 Oktober 1999 No.916
K/Pdt/1997;
MENGADILI SENDIRI :
Dalam Provisi :
– Menolak tuntutan Provisi dari para penggugat;
Dalam Pokok Perkara :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 76
– Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat Peninjauan Kembali sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus
ribu rupiah).
PEMBUAT KAIDAH HUKUM
ttd.
KLEMENTINA SIAGIAN, SH.
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 77
P U T U S A N
Nomor : 698 PK/Pdt/2001
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
M A H K A M A H A G U N G
Memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sebagai
berikut dalam perkara :
P.T. WATAKA GENERAL INSURANCE, dalam hal ini diwakili oleh Drs. Shafaat Andika Ramly, MBA Direktur Utama
PT. Wataka General Insurance beralamat di Wisma Tugu I Lt. 1
Jalan H.R. Rasuna Said Kav. C 8-9 Kuningan Jakarta, dalam hal
ini memberikan kuasa kepada Sahat Maruli Hutahaean, SH.
Advokat dan Pengacara beralamat di Jalan Bangka Raya No. 96
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 15 Pebruari 2001,
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu
Tergugat/Pembanding/Termohon Kasasi;
melawan
1. INTERCONTINENTAL MARITIME PTE LTD,
berkedudukan di 10 Anson Road 30-12 International Plaza,
Singapore 0207,
2. P.T. LAYAR SENTOSA SHIPPING CORPORATION,
berkedudukan di Jalan Majapahit No. 2B C-D Jakarta,
Para Termohon Peninjauan Kembali dahulu Para
Penggugat/Terbanding/Para Pemohon Kasasi;
Mahkamah Agung tersebut;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 78
Menimbang, bahwa dari surat-surat yang bersangkutan ternyata Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Tergugat/Pembanding/Termohon Kasasi
telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Mahkamah
Agung tanggal 14 Oktober 1999 No. 916 K/Pdt/1997 yang telah berkekuatan
hukum yang tepat, dalam perkaranya melawan Para Termohon Peninjauan
Kembali dahulu sebagai Para Penggugat/Terbanding/Para Pemohon Kasasi
dengan posita perkara sebagai berikut :
Bahwa Penggugat I adalah sebagai pemilik kapal MV. Lucky Fortune
sedangkan Penggugat Asli II sebagai Managing Agent, adapun ciri-ciri kapal
MV. Lucky Fortune tersebut adalah terurai dalam surat gugatan;
Bahwa pada tanggal 31 Januari 1992 kapal tersebut telah diasuransikan
kepada Tergugat selaku sebuah perusahaan asuransi di Indonesia dengan kondisi
seperti tersebut dalam surat gugatan;
Bahwa pada tanggal 4 Februari 1992 dengan Endorsement No. 01 telah
disetujui perubahan-perubahan dalam Polis tersebut, seperti yang terurai dalam
gugatan;
Bahwa dengan demikian dalam Polis Asuransi disebutkan bahwa
Tertanggung adalah Intercontinental Maritime PTE LTD Care of PT. Layar
Sentosa Shipping Corporation as Managing Agent, dan yang dipertanggungkan
adalah :
– Hull & Machinary dengan pertanggungan sebesar, US$ 1.000.000.00 (satu juta US$);
– Removal of Wreck sebesar US$ 250.000,00- (dua ratus lima puluh ribu
US$);
Bahwa pada tanggal 28 Januari 1993 pada waktu kapal tersebut sedang
berlabuh jangkar telah terjadi amukan badai/topan di Pelabuhan Tanjung Priok
sehingga banyak kapal-kapal yang terhempas badai dan terbalik termasuk kapal
milik Penggugat;
Bahwa Para Penggugat telah berusaha untuk menyelamatkan kapal tersebut,
namun karena cuaca sangat buruk dan membahayakan untuk kepentingan
keselamatan, maka penguasa pelabuhan tidak memberi izin kepada semua
pemakai jasa pelabuhan melakukan aktivitas di laut, termasuk pelarangan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 79
pemberian fasilitas kapal tunda dan kepanduan;
Bahwa mengenai musibah itu telah dilaporkan kepada Tergugat dengan surat
tanggal 30 Januari 1993 No. 001/FD/LET/LARSEN/I/93 dan dengan surat
tanggal 4 Februari 1993 No. 003FD/LET/LARSEN/II/93;
Bahwa Penggugat telah mengajukan Claim Constructive Total Loss kepada
Tergugat tanggal 12 Februari 1993 No. 005FD/LET/LARSEN;
Bahwa Tergugat telah memberitahukan kepada Penggugat bahwa telah
ditunjuk PT. Suisindo selaku Surveyor untuk melakukan survey terhadap
kerusakan kapal tersebut;
Bahwa Tergugat telah mengadakan survey terhadap kapal tersebut yang
dilakukan oleh PT. Suisindo;
Bahwa dalam pelaksanaan survey tersebut telah hadir semua pihak yang berkepentingan;
Bahwa sesuai hasil survey PT. Suisindo menyalakan bahwa telah terjadi
kerusakan karena badai topan tanggal 28 Februari 1993 dan kondisi kapal dalam
keadaan Total Loss dan Constructive Total Loss sehingga apabila kapal itu
diperbaiki biayanya akan jauh melebihi biaya pertanggungan;
Bahwa dalam rapat, Tergugat tidak mengajukan keberatan terhadap hasil
survey akan tetapi dikemudian hari Tergugat tidak menyetujui hasil survey yang
telah dilakukan oleh PT. Suisindo;
Bahwa menurut hasil survey dari surveyor PT. Suisindo itu yang
disampaikan dalam rapat tersebut, menyatakan bahwa kondisi kapal dalam
keadaan Total Loss and Constructive Total Loss, maka Penggugat mengajukan
claim asuransi kepada Tergugat dengan surat tanggal 25 Agustus 1993 dan
tanggal 30 Juni 1994;
Bahwa akan tetapi claim asuransi yang diajukan oleh Penggugat ditolak
oleh Tergugat dengan alasan Non disclosure of material facts;
Bahwa akan tetapi alasan Non Disclosure of Materials Facts tersebut
tidaklah tepat dan tidak relevan karena sejak awal Tergugat telah mengetahui
status, klasifikasi dan kondisi kapal sedang dalam perbaikan sehingga dengan
keadaan seperti itu Tergugat sejak semula tidak bersedia menutup pertanggungan
secara All Risk melainkan hanya bersedia menutup pertanggungan Total Loss
ataupun Constructive Total Loss termasuk Removal of Wreck (pemindahan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 80
bangkai kapal) saja;
Bahwa Tergugat secara diam-diam menunjuk surveyor lain yaitu PT.
Aureole untuk melakukan survey kedua yang dilakukan secara illegal tanpa
sepengetahuan Penggugat dan pihak-pihak yang terkait;
Bahwa hasil survey yang kedua itu tidak sah, karena dilakukan secara illegal
tanpa mengikutsertakan Penggugat selaku yang berkepentingan;
Bahwa karena biaya pemindahan bangkai kapal adalah termasuk yang
diasuransikan kepada Tergugat, sedang Tergugat belum memenuhi claim
asuransinya maka sangat diperlukan adanya putusan sela untuk memindahkan
bangkai kapal itu ketempat lain karena Penggugat telah mendapat tegoran
berulangkali dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan PT. Pelabuhan
Indonesia II;
Bahwa oleh keadaan-keadaan yang tersebut diatas maka Penggugat telah
berkonsultasi kembali dengan PT. Radita Hutama Internusa selaku Adjuster dari
Tergugat dan dari hasil konsultasi itu PT. Radita Hutama Internusa menyarankan
pada Penggugat untuk menunjuk surveyor lain yang independen dan
berpengalaman serta cukup dikenal yaitu PT. Carsurin untuk melakukan lagi
survey secara obyektif dan sejujurnya berhubung PT. Radita Hutama Internusa
sendiri sering berkonsultasi dengan mereka mengenai permasalahan yang hampir
sama;
Bahwa untuk menghadiri pelaksanaan survey PT. Carsurin tersebut Penggugat telah mengundang semua pihak terkait termasuk Tergugat dan PT.
Asuransi Intan Mulia Perkasa untuk menyaksikan pelaksanaan survey;
Bahwa akan tetapi Tergugat dan PT. Asuransi Intan Mulia Perkasa tidak
hadir;
Bahwa sesuai survey PT. Carsurin, maka biaya untuk memperbaiki kapal
tersebut adalah sebesar US$ 2.255.000.00,-;
Bahwa dari hasil kedua survey tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
akibat kecelakaan telah terjadi Total Loss aau Constructive Total Loss;
Bahwa karena itu secara hukum Penggugat berhak untuk mendapat ganti
rugi dari Tergugat sesuai dengan Polis Asuransi No. 01.81.92.00004 tanggal 31
Januari 1992;
Bahwa akibat penolakan claim asuransi tersebut Penggugat telah
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 81
mengalami kerugian, selain kerugian berupa nilai pertanggungan sebesar US$
1.000.000,00,- (satu juta US$) dan kerugian berupa hilangnya charter Hire
terhadap kapal itu yang direncanakan mulai dioperasikan pada bulan Januari
1994, tetapi juga kerugian berupa hilangnya nilai investasi dari claim asuransi
yaitu sebesar 2% setiap bulan dari jumlah US$ 1.000.000,00- (satu juta US$)
sesuai nilai bunga Bank yang berlaku;
Bahwa dengan demikian kerugian Penggugat sampai hari ini tanggal 10
Maret 1995 adalah sebagai berikut :
1. Claim asuransi pertanggungan US$ 1.000.000,00- (satu juta US$) untuk
Hull & Machinary US$ 250.000,00- (dua ratus lima puluh US$) untuk
asuransi removal of wrecks;
2. Hilangnya Charter Hire sebesar US$ 5.000 perhari terhitung sejak 1 Januari
1994;
3. Hilangnya nilai investasi 2% setiap bulan dari US$ 1.000.000.00-
terhitung sejak April 1994;
Bahwa dari kejadian-kejadian tersebut diatas, jelas Tergugat telah melakukan
cidera janji (wanprestasi);
Bahwa untuk menjamin agar claim asuransi dan ganti rugi yang diajukan
Penggugat tidak sia-sia, mohon diletakkan sita jaminan (conservatoir beslag)
terhadap harta kekayaan Tergugat, baik yang bergerak maupun tidak bergerak;
Bahwa gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang kuat dan akurat oleh karena itu beralasan untuk meminta agar putusan dalam perkara ini dapat
dijalankan terlebih dahulu walaupun ada banding, kasasi atau verzet (Uitvoerbaar
bij voorraad);
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas kiranya Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan memberikan putusan sebagai berikut :
I. DALAM PROVISI :
1. Memerintahkan pada Tergugat agar dalam waktu 30 hari memindahkan
bangkai kapal tersebut keluar daerah pelabuhan Tanjung Priok;
2. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsoom)
sebesar Rp.10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk setiap hari ia
lalai menjalankan putusan provisi ini;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 82
II. DALAM POKOK PERKARA :
1. Menyatakan sita jaminan tersebut sah dan berharga;
2. Menyatakan secara hukum bahwa perjanjian asuransi antara Penggugat
dengan Tergugat yang tertuang dalam Polis Asuransi No.
01.81.92.00004 31 Januari 1992 adalah sah dan mempunyai kekuatan
hukum;
3. Menyatakan secara hukum bahwa pada tanggal 28 Januari 1992 telah terjadi suatu kecelakaan terhadap kapal motor MV. Lucky Fortune
akibat badai/topan diluar kesalahan Penggugat;
4. Menyatakan secara hukum bahwa kecelakaan tersebut telah
menimbulkan kerusakan berat pada kapal MV. Lucky Fortune dengan
kerugian yang ditaksir sebesar US$ 2.225.00,- (dua juta dua ratus dua
puluh lima ribu US$);
5. Menyatakan secara hukum hasil survey yang dilakukan oleh PT.
Carsurin pada tanggal 6 s/d 18 Oktober 1993, tersebut dalam
Certificate of Damage Survey, Sertifikat No. 30211.0223, adalah sah
dan mempunyai kekuatan hukum;
6. Menyatakan Tergugat telah cidera janji (wanprestasi) karena lalai
melakukan kewajibannya membayar claim asuransi kepada Penggugat
sebagaimana seharusnya;
7. Menghukum Tergugat membayar claim asuransi kepada Penggugat
sebagai berikut :
– Asuransi Hull & Machinary sebesar Rp.1.000.000,00 (satu juta
US$);
– Asuransi Removal of Wrecks sebesar US$ 250.000,00 (dua ratus
lima puluh ribu US$);
8. Menghukum Tergugat membayar ganti rugi kepada Penggugat yaitu :
1. Charter Hire sebesar US$ 5.000.00 perhari terhitung sejak tanggal 1 Januari 1994 sampai adanya pembayaran kerugian itu secara
lunas;
2. Nilai investasi dari jumlah pertanggungan sebesar 2% perbulan
dari jumlah pertanggungan sebesar US$ 1.000.000,00 terhitung
sejak bulan April 1994 sampai keseluruhan pertanggungan itu
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 83
dan nilai investasinya dibayar lunas;
9. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan terlebih dahulu
walaupun Tergugat naik banding, kasasi atau verzet (Uitvoerbaar bij
voorraad);
10. Menghukum Tergugat membayar ongkos-ongkos dalam perkara ini;
11. Et aequo et Bono, apabila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan
yang seadil-adilnya;
Menimbang, bahwa amar putusan Mahkamah Agung RI tanggal 14
Oktober 1999 No. 916 K/Pdt/1997 yang telah berkekuatan tetap tersebut adalah
sebagai berikut :
– Mengabulkan permohonan kasasi dari Para Pemohon Kasasi : 1.
Intercontinental Maritime PTE LTD, 2. PT. Layar Sentosa Shipping
Corporation tersebut;
– Membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 14 Agustus 1996 No. 240/Pdt/1996/PT.DKI;
MENGADILI SENDIRI :
I. DALAM EKSEPSI :
– Menolak tuntutan Provisi dari Para Penggugat;
II. DALAM POKOK PERKARA :
1. Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk sebagian;
2. Menyatakan secara hukum bahwa Perjanjian Asuransi antara
Penggugat dengan Tergugat yang tertuang dalam Polis Asuransi Kapal
Laut No.01.81.92-00004, 31 Januari 1992 adalah sah dan mempunyai
kekuatan hukum;
3. Menyatakan Tergugat telah melakukan ingkar janji (wanprestasi) terhadap Para Penggugat;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya Claim Asuransi kepada
Para Penggugat sebesar :
– US$ 1.000.000.00,- untuk asuransi hull & Machinary ditambah
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 84
dengan;
– US$ 250.000.00,- untuk asuransi Removal of Wrecks;
5. Menghukum Tergugat untuk membayar ganti rugi kepada Para
Penggugat 1% setiap bulannya dari nilai pertanggungan US$
1.000.000.00,- terhitung dari tanggal gugatan ini diajukan ke
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sampai dibayar lunasnya nilai
pertanggungan tersebut;
6. Menolak gugatan Para Penggugat untuk selebihnya;
Menghukum Termohon Kasasi/Tergugat Asal untuk membayar biaya
perkara dalam semua tingkat peradilan yang dalam tingkat kasasi ini sebesar
Rp.50.000,- (lima puluh ribu rupiah);
Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap i.c. putusan Mahkamah Agung tanggal 14 Oktober 1999 Nomor :
916 K/Pdt/1997 diberitahukan kepada Termohon Kasasi dahulu
Tergugat/Pembanding pada tanggal 12 Februari 2001 kemudian terhadapnya oleh
Termohon Kasasi dahulu Tergugat/Pembanding dengan perantaraan kuasanya
khusus berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 15 Februari 2001 diajukan
permohonan Peninjauan Kembali secara tertulis di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan tanggal 21 Mei 2001, kemudian disusul dengan memori
alasan-alasannya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri tersebut pada
hari itu juga;
Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah
diberitahu kepada pihak lawannya dengan seksama pada tanggal 2 Juli 2001,
kemudian terhadapnya oleh pihak lawannya telah diajukan jawaban yang diterima
di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tanggal 30 Juli 2001;
Menimbang, bahwa oleh karena itu sesuai dengan Pasal 68, 69, 71 dan 72 Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 permohonan peninjauan kembali a quo
beserta alasan-alasannya yang diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara
yang ditentukan Undang-undang, oleh karena itu formil dapat diterima;
Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali telah mengajukan
alasan-alasan peninjauan kembali yang pada pokoknya berbunyi sebagai berikut :
1. Bahwa Majelis Hakim Kasasi telah salah/keliru menerapkan hukum karena
dalam pertimbangan hukumnya yang menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 85
salah menerapkan hukum dengan pertimbangan bahwa sesuai bukti T-3
(asli dan terjemahan) ternyata penangguhan klasifikasi baru merupakan
saran dari Surveyor, sedangkan pelaksanaan penangguhan klasifikasi tidak
ada. Dengan demikian Penggugat tidak melanggar Pasal 251 KUHDadang
karena telah memberitahukan klasifikasi kapal yang sesungguhnya.
Sedangkan pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi yang dimaksud
Mahkamah Agung yang terdapat dalam putusan No.240/Pdt/1996/PT.DKI.
menyatakan bahwa Para Penggugat/Para Terbanding ternyata tidak berhasil
membuktikan kebenaran gugatannya, sehingga gugatan Para
Penggugat/Para Terbanding harus ditolak untuk seluruhnya. Dengan
demikian Pengadilan Tinggi tidak salah menerapkan hukum, ternyata hanya
memberikan pertimbangan berdasarkan penilaian terhadap fakta-fakta,
sedang dalam pemeriksaan tingkat kasasi hanya berkenaan dengan tidak
dilaksanakan atau ada kesalahan dalam pelaksanaan hukum;
2. Bahwa Kapal Lucky Fortune yang telah diasuransikan oleh
Penggugat/Termohon Peninjauan Kembali, setelah terjadi musibah badai
kencang pada tanggal 28 Januari 1993 ternyata bekas Kapal Bethesda 2 yang
telah terbakar pada tanggal 16 Desember 1990, sesuai dengan lampiran
laporan Adjuster Aoreole ditemukan Surveyor Report dari Bureau Veritas
tanggal 24-25 Februari tercantum Name of Ship Bethesda 2 (TBR Lucky
Fortune);
3. Bahwa Claim Asuransi ditolak oleh Tergugat/Pemohon Peninjauan
Kembali dengan alasan misrepresentation dan non disclosure of material
facts, i.e. :
a. Tidak memberitahukan bahwa kapal Lucky Fortune adalah bekas kapal
Bethesda 2 yang telah terbakar hingga menjadi Constructive Total
Loss (CTL);
b. Klasifikasi yang diberikan pada tertanggung adalah klasifikasi
mendiang Kapal Bethesda 2;
4. Bahwa dalil Penggugat/Termohon Peninjauan Kembali yang menyatakan bahwa :
a. Tidak benar Lucky Fortune waktu penutupan asuransi tidak
mempunyai klasifikasi;
b. Bahwa ada klasifikasi, yaitu klasifikasi pada Surveyor Report tanggal
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 86
24-25 Februari 1992 yang isinya :
– Bahwa penangguhan klasifikasi baru merupakan saran dari
surveyor, sedangkan pelaksanaan penangguhan klasifikasi tidak
ada;
– Bahwa klasifikasi kapal dari Bureau Veritas Paris tidak
disembunyikan dan tercantum dalam Polis Asuransi yang
berbunyi Last Classification Bureau Veritas Paris;
– Dengan demikian kesimpulan Judex Facti yang mengatakan
bahwa pada waktu penutupan asuransi kapal tersebut
sesungguhnya sudah tidak mempunyai klasifikasi dari Bureau
Veritas, adalah kesimpulan yang keliru sehingga penerapan
hukumnya menjadi salah;
5. Bahwa Penggugat/Termohon Peninjauan Kembali telah memberikan half truth yang mengaburkan keadaan yang sebenarnya, telah melakukan
kebohongan dan tipu muslihat, karena berdasarkan laporan Bureau Veritas
tanggal 24-25 Februari 1992 membuktikan bahwa rincian klasifikasi yang
diajukan Penggugat adalah rincian klasifikasi Kapal Bethesda 2 yang telah
musnah terbakar pada tanggal 16 Desember 1990 dan pada rinciannya
dicantumkan Lase Special Survey 1989 Occasional Survey November
1990. Sedangkan dalam permintaan penutupan asuransi
Penggugat/Termohon Peninjauan Kembali menyatakan Lase Classification
Bureau Veritas :
– Docking Survey : Last Special Survey in 1989
– Occasional Survey : November 1990.
6. Bahwa klasifikasi yang dimaksudkan Penggugat/Termohon Peninjauan
Kembali untuk Kapal Lucky Fortune terbukti klasifikasi Kapal Bethesda 2
yang telah musnah terbakar, sehingga pada waktu penutupan asuransi
Lucky Fortune pada tanggal 31 Januari 1992 identifikasi rincian klasifikasi
yang diberikan Penggugat merupakan kebohongan;
7. Bahwa berdasarkan laporan Survey Bureau Veritas tertanggal 24-25 Februari
1992 :
a. Bahwa pada waktu penutupan asuransi kapal Lucky Fortune pada
tanggal 31 Januari 1992, Kapal Lucky Fortune tidak mempunyai
klasifikasi;
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 87
b. Bahwa klasifikasi yang diberikan adalah klasifikasi Kapal Bethesda 2 yang telah musnah terbakar;
mengenai keberatan ad.1 s/d ad.7
Menimbang, bahwa alasan-alasan Peninjauan Kembali ad.1 s/d ad.7 dapat
dibenarkan, karena terdapat kekeliruan yang nyata didalam memberikan
pertimbangan terhadap bukti T.3 dari Majelis Hakim Kasasi dengan
pertimbangan sebagai berikut :
– bahwa bukti T.3 yang diajukan sebagai bukti oleh Termohon Peninjauan
Kembali/Penggugat Asal ternyata adalah Klasifikasi Kapal Bethesda 2 yang
telah terbakar pada tanggal 16 Desember 1990 yang sesuai dengan lampiran
laporan adjuster zoreale ditemukan Surveyor Report dari Bureau Veritas
tanggal 24-25 Februari 1992 Tuentum Name of Ship Bethesda 2 (TBR
Lucky Fortune);
– bahwa sesuai dengan keterangan diatas kapal Lucky Fortune sewaktu penutupan polis asuransi Para Penggugat/Termohon Peninjauan Kembali
tidak memberitahukan seluruh keadaan kapal yang sebenarnya atau The
Whole Truth dari Kapal M.V. Lucky Fortune yaitu : Bahwa kapal
sesungguhnya sudah tidak mempunyai klasifikasi dari Bureau Veritas;
– bahwa Para Penggugat/Para Termohon Peninjauan Kembali secara yuridis
mempunyai kewajiban bagi tertanggung untuk memberitahukan keadaan
yang sebenarnya dari kapal yang akan dipertanggungkan/diansuransikan dan
dilarang menyembunyikan semua keadaan yang diketahuinya, dalam hal ini
ternyata tertanggung tidak memberitahukan hal yang sebenarnya kepada
Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat Asal yaitu Penggugat
Asal/Termohon Peninjauan Kembali tetapi hanya menceritakan kapal
tersebut dalam perbaikan, pada hal kapal Lucky Fortune tersebut adalah ex
kapal Bethesda 2 yang terbakar pada tanggal 16 Desember 1990 dengan
keadaan Total Loss atau Constructive Total Loss;
Bahwa dengan demikian berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas
Penggugat Asal/Termohon Peninjauan Kembali telah sengaja menyembunyikan
(melakukan kebohongan) keadaan yang sebenarnya kepada Pemohon Peninjauan
Kembali/Tergugat Asal sewaktu penutupan polis asuransi terhadap kapal yang
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 88
ditangguhkan kepada Pemohon Peninjauan Kembali/Tergugat Asal, maka akibat
kebohongan tersebut ancaman perjanjian itu batal demi hukum, oleh karenanya
gugatan Para Penggugat harus ditolak;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas
menurut pendapat Mahkamah Agung terdapat cukup alasan untuk mengabulkan
permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Kasasi, membatalkan putusan
Mahkamah Agung tanggal 14 Oktober 1999 Nomor : 916 K/Pdt/1997, yang
amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Menimbang, bahwa oleh karena Termohon Peninjauan Kembali sebagai
pihak yang kalah maka dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat
peninjauan kembali ini;
Memperhatikan Pasal 67 huruf a s/d f Undang-Undang Nomor 14 Tahun
1985;
M E N G A D I L I :
Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon P.T.
WATAKA GENERAL INSURANCE tersebut;
Membatalkan putusan Mahkamah Agung tanggal 14 Oktober 1999 Nomor
: 916 K/Pdt/1997;
MENGADILI KEMBALI :
DALAM PROVISI :
– Menolak tuntutan Provisi dari Para Penggugat;
DALAM POKOK PERKARA :
– Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;
Menghukum Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar biaya
perkara dalam tingkat Peninjauan Kembali ini ditetapkan sebanyak Rp.500.000,-
(lima ratus ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Mahkamah
Agung pada hari : KAMIS, TANGGAL 27 FEBRUARI 2003 dengan Prof. Dr.
Paulus Effendie Lotulung, SH. Ketua Muda Mahkamah Agung sebagai Ketua
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI 89
Sidang, Ny. Chairani A. Wani, SH. dan Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff,
SH.MA. sebagai Hakim-Hakim Anggota dan diucapkan dalam sidang terbuka
untuk umum pada hari : ITU JUGA oleh Ketua Sidang tersebut dengan dihadiri
oleh Ny. Chairani A. Wani, SH. dan Prof. Dr. Valerine J.L. Kriekhoff, SH.MA.
Hakim-Hakim Anggota, Slamet Suparjoto, SH.MH. Panitera Pengganti dengan
tidak dihadiri oleh Pemohon dan Para Termohon Peninjauan Kembali.
Hakim-Hakim Anggota K e t u a
ttd. ttd.
Ny. Chairani A. Wani, SH. Prof. Dr. Paulus E.L. SH.
ttd.
Prof. Dr. Valerine J.L.K., SH.
Panitera Pengganti.
ttd.
Slamet Suparjoto, SH.MH.
Biaya-biaya :
1. Meterai............................................ Rp. 6.000,- 2. Redaksi. ......... ............................. Rp. 1.000,-
3. Administrasl ................................... Rp. 493.000,-
Jumlah Rp. 500.000,-
(lima ratus ribu rupiah)