195864783 kasus parkinson revisi

Upload: actinina

Post on 10-Jan-2016

175 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

parkinson

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUSPARKINSON SYNDROME

PEMBIMBING:

dr. Julintari Indriyani Sp. S

DISUSUN OLEH:

Rayhan Adji Harimurthi

030.09.195

KEPANITERAAN KLINIK NEUROLOGIRUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

TAHUN 2013PENDAHULUANPenyakit Parkinson (paralysis agitans) atausindromparkinson (parkinsonismus) merupakansuatupenyakit/sindromkarenagangguanpada ganglia basalisakibatpenurunanatautidakadanyapengirimandarisubstansianigrakeglobuspalidus/neostriatum (striatal dopamine deficiency). Parkinson dikenalsebagaisalahsatugangguanneurologis yang paling seringdijumpai, terjadipada 1% orang tuausia> 60 tahun.

Pertama kali dikenalkanoleh James Parkinson seorangphysiciandariInggrispadatahun 1817. James Parkinson sendirimenggunakanistilahparalysis agitansataushaking palsy danbarupadatahun 1887 dinamakanpenyakit Parkinson oleh Jean Martin Charcot. Padatahun 1921, Charles Foixberhasilmengungkapkansecaratepatkelainan di batangotakyaitu di substansianigramesensefalonsebagaisubstratpenyakit Parkinson.

Penyakit Parkinson dijumpaipadasegalabangsa, dan 1-5 di antara 1000 pendudukmenderitapenyakitini.Kebanyakan para penderita mulai dilanda penyakit ini pada usia antara 40-60 tahun, dengan perbandingan laki-laki dan wanita 5 : 4. Factor genetik mungkin mempunyai peranan penting pada beberapa keluarga, khususnya bila terdapat pada usia di bawah 40 tahun (parkinsonismus juvenilis). Insiden Parkinson di dunia mencapai 4,5-21 per 100.000 populasi per tahun, sedangkan prevalensinya rata-rata 120 per 100.000 populasi. Insiden dan prevalensi parkinson semakin meningkat seiring dengan meningkatnya usia, rata-rata onsetnya terjadi pada usia 60 tahun.

Parkinson yang bersifat idiopatik terjadi diduga karena 2 faktor yaitu genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan meliputi penggunaan pestisida, paparan herbisida, konsumsi air yang kurang sehat, daerah tempat tinggal yang kumuh, serta daerah industri atau daerah pertambangan.LAPORAN KASUSI. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap

: Ny. T (90-95-47)

Jenis kelamin: Perempuan

Umur: 50Tahun

Suku bangsa: Indonesia

Status perkawinan: Menikah

Agama

: Islam

Pekerjaan: Ibu rumah tangga

Pendidikan: Alamat

: Jl. Cilunggup Duren SawitTanggal masuk poli :19/12/2013II. ANAMNESIS ( Tgl 19 Desember 2013 Pkl 11.00 )

Keluhan utama

:

Tangan kiri bergetar sejak 1 tahun SMRS.

RiwayatPenyakitSekarang :

Pasiendatangkepoli RSBA dengankeluhantangankiri yang bergetar dan telah dirasakansejakkira kira 1 tahun yang lalu. Awalnya tangan bergetar hanya sedikit, namun lama kelamaan getaran pada tangan kiri makin memberat sampai dirasa menganggu aktivitas pasien. Tangan bergetar sepanjang hari secara terus menerus. Pasien merasa lelah karena tangan bergetar terus menerus sepanjang hari walaupun sedang istirahat.Terkadang pasien juga merasa nyeri pada tangan kirinya. Lama kelamaan tangan kiri juga dirasa menjadi agak kaku dan pegal. Pasien juga merasa agak susah berjalan karena merasa tidak seimbang saat berjalan. Gangguan aktifitas yang paling dirasakan pasien adalah saat ingin mengancing baju atau mengikat sesuatu barang, hal itu menjadi susah dilakukan karena tangan yang bergetar dan kaku.

Tidak ada kesulitan dalam menelan. Tidak ada gangguan juga pada pola BAB dan BAK pasien. Riwayat pernah terkena infeksi otak disangkal, pengobatan tb juga disangkal. Pasien tidak mempunyai riwayat trauma khususnya kepala. Pasien juga menyangkal pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida dan sebagainya.Riwayatpenyakitdahulu :Pasien mempunyai riwayat darah tinggi yang tidak terkontrol sejak lama. Riwayat kencing manis disangkal.Riwayatpenyakitkeluarga :Tidak ada dalam keluarga pasien yang mengalami gejala seperti ini. Riwayat darah tinggi, kencing manis dalam keluarga pasien disangkal.

Riwayatpengobatan :-RiwayatAlergi :

Pasienmenyangkaladanyaalergiterhadapobatataumakanantertentu.

Riwayatsosialdankebiasaan:

Pasientidak merokok, namun meminum 1 2 gelas kopi per hari.III. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum

: Tampak sakit ringanTekanan Darah

: 190 / 100 mmHg

Nadi

: 80x/menit

Suhu

: 36,7oCPernafasaan

: 20x/menit

Kepala

Ekspresi wajah :Datar.

Rambut : Hitam merata

Bentuk

: NormocephaliMataKonjungtiva

: pucat (-/-)

Sklera

: ikterik (-/-)

Kedudukan bola mata: ortoforia/ortoforia

Pupil

: bulat isokor 3mm/3mm.

Telinga

Selaput pendengaran: tidak dinilai

Lubang

: lapangPenyumbatan

: -/-

Serumen

: +/+Perdarahan

: -/-

Cairan

: -/-

Mulut

Bibir

: Sianosis (-)

luka (-)Leher

Trakhea terletak ditengahTidak teraba benjolan/KGB yang membesar

Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar

Thoraks

Bentuk

: Simetris

Pembuluh darah

: Tidak tampak pelebaran pembuluh darah

Paru Paru

PemeriksaanDepanBelakang

InspeksiKiriTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

KananTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

PalpasiKiriTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

KananTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

PerkusiKiriTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

KananTidak di lakukan pemeriksaanTidak di lakukan pemeriksaan

AuskultasiKiri- Suara vesikuler- Wheezing (-), Ronki (-)- Suara vesikuler- Wheezing (-), Ronki (-)

Kanan- Suara vesikuler- Wheezing (-), Ronki (-)- Suara vesikuler- Wheezing (-), Ronki (-)

Jantung

Inspeksi: Tidak di lakukan pemeriksaanPalpasi: Tidak di lakukan pemeriksaan

Perkusi :

Batas kanan: Tidak di lakukan pemeriksaan Batas kiri

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Batas atas

: Tidak di lakukan pemeriksaan

Auskultasi: Bunyi jantung I-II murni reguler, Gallop (-), Murmur (-).Abdomen

Inspeksi: tidak ada lesi, tidak ada bekas operasi, datar, simetris, smiling umbilicus (-),

dilatasi vena (-)Palpasi

Dinding perut : supel, tidak teraba adanya massa / benjolan, defense muscular (-), tidakterdapatnyeritekanpada epigastrium, tidakterdapatnyerilepas.

Hati : tidakteraba

Limpa : tidakteraba

Ginjal

: ballotement-/-

Perkusi : timpani di keempat kuadran abdomen

Auskultasi: bising usus (+) normalEkstremitas

Akral Teraba hangat pada keempat ekstremitas. edema (-).

Kelenjar Getah Bening

Preaurikuler

: tidakterabamembesar

Postaurikuler

: tidakterabamembesar

Submandibula

: tidakterabamembesar

Supraclavicula

: tidakterabamembesar

Axilla

: tidakterabamembesar

Inguinal

: tidakterabamembesar

STATUS NEUROLOGISA. Kesadaran

: Kompos mentisB. Gerakan Abnormal: Pada tangan kiriC. Leher

: Sikapbaik, Gerak bebasD. NervusKranialis

N.I ( Olfaktorius )

SubjektifTidakDilakukan

N. II ( Optikus )

Tajampenglihata (visus bedside)normalnormal

LapangpenglihatanTidakDilakukanTidakDilakukan

MelihatwarnaTidakDilakukanTidakDilakukan

UkuranIsokor, D 3mmIsokor, D 3mm

Fundus OkuliTidakdilakukan

N.III, IV, VI ( Okulomotorik, Trochlearis, Abduscen )

Nistagmus--

Pergerakan bola mataBaik ke segala arahBaik ke segala arah

Kedudukan bola mataOrtoforiaOrtoforia

ReflekCahayaLangsung&TidakLangsung++

Diplopia--

N.V (Trigeminus)

Membukamulut++

MenggerakanRahang++

Oftalmikus++

Maxillaris++

Mandibularis++

N. VII ( Fasialis )

Perasaanlidah ( 2/3 anterior )TidakDilakukan

MotorikOksipitofrontalisBaikBaik

MotorikorbikularisokuliBaikBaik

MotorikorbikularisorisBaikBaik

N.VIII ( Vestibulokoklearis )

TespendengaranTidakdilakukan

TesKeseimbanganTidakdilakukan

N. IX,X ( Vagus )

PerasaanLidah ( 1/3 belakang )TidakDilakukan

RefleksMenelanBaik

RefleksMuntahTidakDilakukan

N.XI (Assesorius)

MengangkatbahuBaik

MenolehBaik

N.XII ( Hipoglosus )

PergerakanLidahSimetris

DisatriaTidak

E. SistemMotorikTubuh

KananKiri

Ekstremitas Atas

Postur TubuhBaikFleksi lengan & jari jariRigiditas +

Atrofi OtotEutrofikEutrofik

Tonus Otot NormalNormal

Gerak involunter(-)(+)

Kekuatan Otot55555533

KananKiri

Ekstremitas Bawah

Postur TubuhBaikBaik

Atrofi OtotEutrofikEutrofik

Tonus Otot NormalNormal

Gerak involunter(-)(-)

Kekuatan Otot55555555

F. RefleksPemeriksaanKananKiri

Refleks Fisiologis

Bisep++

Trisep++

Patela++

Achiles++

PemeriksaanKananKiri

Refleks Patologis--

BabinskiChaddok----

OppenheimGordon----

Klonus--

Hoffman Tromer--

G. GerakanInvolunter

KananKiri

Tremor-+

Chorea--

Athetosis--

Myocloni--

Ties--

Resting tremor + (getaran berkurang saat pasien diminta untuk memegang palu)H. Tes Sensorik (sentuhan )RegioKananKiri

Brachii++

Antebrachii++

Femoralis++

Cruris++

I. FungsiAutonom

Menurut anamnesis tidak ada gangguan pola BAB maupun BAKJ. Keseimbangandankoordinasi

Hasil

Tes disdiadokinesisBaik

Tes tunjuk hidung dan jariBaik

Tes tunjuk jari kanan dan kiriBaik

Tes rombergBaik

Tes tandem gaitPasien merasa ingin jatuh (tidak seimbang)

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaanV. RESUME

Seorang perempuan berumur 50 tahun datang ke poli neurologi RSUD Budhi Asih dengan keluhan tangan kiri pergelangan tangan bergetar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Awalnya getaran sedikit, makin lama makin memberat sampai mengganggu aktivitas sehari hari seperti mengancing baju maupun mengikat suatu barang. Tangan kiri juga dirasakan nyeri dan menjadi kaku, kemudia menjadi sulit untuk menggerakkan jari jemari tangan kiri. Berjalan menjadi agak susah karena dirasa tidak seimbang.

Pada pemeriksaan neurologis didapatkan kesadaran compos mentis, E4V5M6. Muka topeng.Lengan danjari jemari tangan kiri nampak fleksi, resting tremor pada pergelangan tangan kiri, rigiditas +, motorik tangan kiri 5533.

VI. Diagnosis Diagnosis klinis: Parkinson Syndrome Dengan gejala resting tremor +, rigiditas+, bradikenesia +Diagnosis etiologi:Idiopatik.

Diagnosis topis: Substansia nigraDiagnosa patologis: DegeneratifVII. Penatalaksanaan:

1. Non medikamentosa

Edukasi

Pasiensertakeluargadiberikanpemahamanmengenaipenyakitnya, misalnyapentingnyameminumobatteraturdanmenghindarijatuh.Menimbulkan rasa simpatidanempatidarianggotakeluarganyasehinggadukunganfisikdanpsikikmerekamenjadimaksimal.2. MedikamentosaDari Spesialis Saraf : Levodopa 3 x 1

Trihexyphenidyl 2 x 2gr Amlodipine 1 x 10mg

IX. Prognosis

Ad vitam

: Ad bonamAd fungsionam: Dubia ad malam

Ad Sanationam: Dubia ad malam

ANALISA KASUS

Parkinson Syndrome adalah salah satu contoh kasus dalam bidang neurologi yang sering kita jumpai. Penyakit ini adalah penyakit neurodegeneratif terbanyak nomer dua di dunia setelah penyakit Alzheimer. Walaupun banyak dijumpai, namun banyak pasien yang tidak mengenali gejala dari penyakit ini dan mengakibatkan datang terlambat ke rumah sakit saat penyakit sudah dalam stadium menengah keatas.

Biasanya pasien datang ke rumah sakit apabila sudah ada gangguan fungsional seperti tangan yang bergetar sehingga aktifitas sehari hari menjadi terganggu. Tangan bergetar atau tremor pada kasus parkinson juga khas, yaitu resting tremor. Tremor hanya terjadi saat posisi istirahat, saat kita menggerakkan tangan kita tremor berkurang sampai berhenti. Ini yang menjadi salah satu tanda patognomonik dari penyakit parkinson

Pasien datang ke poliklinik RSUD Budhi Asih dengan keluhan tangan kiri bergetar sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu. Dari inspeksi pertama kali pasien datang dengan tubuh yang agak membungkuk, langkah kecil kecil, dengan tangan kiri yang di fleksikan dan bergetar pada pergelangan tangan kirinya, mukanya datar tanpa ekspresi seperti muka topeng. Dari situ kita dapat memikirkan kemungkinan pasien ini menderita parkinson sindrom. Setelah itu dilakukan anamnesis dari mulai identitas Ny T dengan umur 50 tahun yang merupakan umur rata rata penderita parkinson (40-60tahun)

Pasien mengeluh tangan kiri yang bergetar sejak 1 tahun lalu, pasien baru datang berobat karena merasa getarannya menjadi memberat. Dahulu hanya kecil lama kelamaan getaran semakin hebat sehingga dirasa mengganggu aktifitas pasien. Pasien belum pernah pergi ke dokter sebelumnya atau meminum obat sebelumnya. Pasien juga mengeluh tangannya menjadi kaku lama kelamaan dan merasa kesulitan saat mengancingkan baju atau mengikat suatu barang.Penyebab dari parkinson sindrom umumnya adalah idiopatik (parkinson primer), diduga ada faktor genetik dan faktor lingkungan yang mempengaruhi. Namun pasien menyangkal pernah keracunan bahan bahan kimia seperti pestisida dan lain lainnya. Pasien juga menyangkal pernah menderita penyakit infeksi di otak maupun trauma di kepala yang merupakan penyebab dari parkinson sekunder.Penyebab parkinson sekunder yang paling sering adalah pasca stroke. Banyak pasien yang mengalami stroke dan tidak jarang mereka datang kembali dengan penyakit parkinson. Maka dari itu wajib ditanyakan apakah ada riwayat stroke pada pasien.

Pada pasien ditemukan trias parkinson yaitu tremor, rigiditas, dan akinesia. Salah satucirikhasdaripenyakitparkinsonadalahtangantremor (bergetar) jikasedangberistirahat. Namun, jika orang itudimintamelakukansesuatu, getarantersebuttidakterlihatlagi.Itu yang disebutresting tremor, yang hilangjugasewaktutidur.Tremor terdapatpadajaritangan, tremor kasarpadasendimetakarpofalangis, kadang-kadang tremor sepertimenghitunguanglogamataumemulung-mulung (pill rolling).Tremor inimenghilangwaktuistirahatdanmenghebatwaktuemositerangsang (resting/ alternating tremor).

Kaku juga ditemukan pada pasien saat lengan dan jari jarinya digerakkan. Kekakuan ini bisa terjadi selain di tangan contohnya di leher. Pasien juga merasa pegal sekitar leher. Maka dari itu jalannya menjadi membungkuk dan dirasa tidak seimbang karena tubuhnya terasa kaku. Rigiditasdisebabkanolehpeningkatan tonus padaototantagonisdanototprotagonisdanterdapatpadakegagalaninhibisiaktivitasmotoneuronototprotagonisdanototantagonissewaktugerakan.Meningkatnyaaktivitasalfamotoneuronpadaototprotagonisdanototantagonismenghasilkanrigiditas yangterdapatpadaseluruhluasgerakandariekstremitas yang terlibat.

Pada akinesia ditandai dengan gerakan pasien yang serba melambat. Pasien menjadi sulit juga melakukan gerakan halus seperti mengancingkan baju, mengikat sepatu. Salah satu tanda pada parkinson juga mikrografia yaitu tulisan tangan lama kelamaan menjadi mengecil. Namun karena tangan yang terkena adalah tangan kiri, hal ini belum tampak terlihat. Wajah pasien juga menjadi datar tanpa ekspresi.

Kekurangandopaminjuga dapatmenyebabkantertekan, motivasirendah, kesulitanmemberikanperhatiandanberkonsentrasi, berpikirlambat, mengalamigangguantidur dan merasa ada gejala depresi. Namun pasien menyangkal hal ini.

Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat disimpulkan :Diagnosis klinis: Parkinson Syndrome Dengan gejala resting tremor +, rigiditas+, bradikenesia +

Diagnosis etiologi:Idiopatik.

Diagnosis topis: Substansia nigra

Diagnosa patologis: Degeneratif

Tatalaksana pada kasus ini adalah diberi preparat levodopa (Dopamin precursor) dan Trihexylphenidyl (Antikolinergik). Pada pasien ini diberikan levodopa karena levodopa akan masuk ke blood brain barrier, masuk ke otak dan akan berubah menjadi dopamin, dimana dopamin pada kasus parkinson kadarnya rendah. Diharapkan dengan terapi ini akan meningkatkan kadar dopamin sehingga gejala ekstrapiramidal berkurang. Pemberian antikolinergik juga dimaksudkan untuk mengurangi gejala tremornya karena pada kasus pasien ini gejala tremor paling dominan. Tremor ini terjadi karena ketidak seimbangan antara Dopamin yang berkurang dengan asetilkolin yang lebih dominan. Sehingga pemberian antikolinergik ini akan menurunkan asetilkolin yang berfungsi membangkitkan dan membuat kadar dopamin dan asetilkolin lebih seimbang.Pasien diberi terapi levodopa dan dilihat perkembangannya apakah gejala berkurang atau tidak. Pada parkinson gejala akan sangat berkurang setelah diberi terapi levodopa, maka dari itu pasien harus rutin kontrol untuk melihat perkembangan penyakitnya dan penyesuaian dosis maupun apakah diperlukan obat obatan lain seperti Dopamin agonis, MAOB inhibitor, COMT inhibitor yang akan menaikkan kadar dopamin dan membuat terapi levodopa makin meningkat efeknya.

Terapi pada parkinson meliputi simptomatik, neuroprotektan, dan neurorestorasi. Terapi linipertama sesuai dengan ketersediaan obat, harga obat, dan lain lain hal yang perlu dipertimbangkan. Bila gejala tremor dominan, antikolinergik adalah obat pilihan utama untuk gejala tremornya. Levodopa adalah obat tertua, dan murah, dan bisa mengurangi gejala parkinson karena dia adalah precursor dari dopamin. Namun untuk jangka panjang obat ini banyak memiliki efeksamping karena diteliti obat ini dalam tubuh mempunyai zat sisa metabolit yang neurotoksis terhadap neuron sel otak yang masih sehat. Jangka panjang dapat menimbulkan gejala motorik yang lebih, dan timbul gejala non motorik seperti gangguan otonom seperti sulit berkemih dan konstipasi, gangguan suasana perasaan depresi dan terdapat gangguan tidur.Apalagi bila parkinson yang terjadi pada pasien di bawah 40 tahun (juvenil parkinson), terapi dengan penggunaan levodopa dihindari sebisa mungkin karena besar resiko akan terjadi efek samping pada jangka panjang nya nanti. Terapi yang lebih dianjurkan adalah dengan menggunakan dopamin agonis.DAFTAR PUSTAKA

1. Sjahrir H, Nasution D, Gofir A. Parkinsons Disease & Other Movement Disorders. PustakaCedekiadanDepartemenNeurologi FK USU Medan. 2007. Hal 4-53.

2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I. Penyakit Parkinson. BukuAjarIlmuPenyakitDalamJilid III. FKUI. 2007. Hal 1373-1377.

3. Price SA, Wilson LM, Hartwig MS. GangguanNeurologisdenganSimtomatologiGeneralisata. PatofisiologiKonsepKlinis Proses-proses PenyakitVol 2. PenerbitBukuKedokteran EGC. 2006. Hal 1139-1144.

4. Harsono. Penyakit Parkinson. BukuAjarNeurologisKlinis. PerhimpunanDokterSpesialisSaraf Indonesia dan UGM. 2008. Hal 233-243.

5. Duus Peter. Diagnosis TopikNeurologiAnatomi, Fisiologi, TandadanGejalaEdisi II. PenerbitBukuKedokteran EGC. 1996. Hal 231-243.