173132244 laporan akhir peta dan dasar dasar pemetaan

Upload: andra-andaru

Post on 06-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

peta

TRANSCRIPT

9

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPeta merupakan suatu hal yang sangat penting, karena peta memberikan berbagai macam informasi suatu daerah yang kita butuhkan dengan informasinya yang beragam sesuai dengan jenis peta tersebut. Peta mengandung berbagai macam informasi yang dapat bermanfaat bagi kita terutama informasi-informasi yang berkaitan dengan pertambangan. Oleh karena itu agar kita dapat memanfaatkan dan memahami peta kita perlu mempelajari semua hal tentang perpetaan, baik pengertian, unsur-unsur peta, simbol-simbol yang terdapat didalam peta, dan lain sebagainya.

1.2 Maksud dan Tujuan1.2.1 MaksudPraktikum kali ini dilaksanakan dengan maksud, agar dapat mengetahui dan memahami semua hal-hal yang berkaitan dengan peta termasuk cara-cara perhitungan untuk mengkonversikan bilangan-bilangan yang digunakan dalam peta seperti bilangan seksagesimal dan bilangan sentisimal.1.2.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah : Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang peta. Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang dasar-dasar pemetaan. Praktikan dapat mengubah atau mengkonversikan bilangan seksagesimal menjadi bilangan sentrisimal, maupun sebaliknya. Dan juga dapat mencari dan menggambarkan arah suatu azimuth.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Definisi PetaBumi ini berbentuk bulat, oleh karena itu untuk menggambar sebuah peta pada kertas atau pada bidang datar harus menggunakan proyeksi. Proyeksi adalah sebuah sistem bayangan yang digunakan untuk menggambar sebuah objek tiga dimensi menjadi sebuah objek dua dimensi, selain itu juga proyeksi digunakan untuk memperkirakan arah, bentuk dan jarak.Hal-hal yang telah dijelaskan diatas adalah berbagai unsur penting yang harus diperhatikan untuk mendapatkan sebuah peta yang lengkap dan sempurna yang didalamnya tedapat nama jalan, sungai, gunung, ketinggian serta kedalam suatu tempat atau daerah.Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi yang digambar pada bidang datar seperti kertas dengan perbandingan tertentu, perbandingan itu disebut dengan skala. Skala adalah suatu ukuran perbandingan jarak dipeta yang digambar pada kertas, dengan ukuran jarak sebenarnya dilapangan.

2.2 Klasifikasi PetaDari beragam banyak jenis peta, peta dapat diklasifikasikan berdasarkan isinya, skala, serta penggunaannya. Berikut penjelasan mengenai pengklasifikasian peta :1. Berdasarkan isiBerdasarkan isinya peta dibagi menjadi beberapa macam. Berikut dalah macam-macam peta berdasarkan isinya : Peta kadaster : peta yang memuat informasi mengenai kepemilikan tanah serta batas-batasnya. Peta hidrografi : peta yang berisi informasi tentang kedalaman laut dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran. Peta geologi : peta yang berisi informasi mengenai keadaan geologi suatu daerah.

Sumber : aryadhani.blogspot.comGambar 1Peta Geologi Peta topografi : peta yang menggambarkan bentuk relief permukaan bumi. Dalam peta topografi digunakan garis kontur yaitu garis yang menghubungan dua objek atau lebih yang memiliki ketinggian yang sama. Peta geografi : peta yang berisi tentang ikhtisar peta.2. Berdasarkan skalaBerdasarkan skalanya peta dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : Peta skala kecil, berskala lebih kecil dari 1 : 10.000 Peta skala sedang, berskala 1 : 10.000 1 : 100.000 Peta skala besar, berskala lebih besar dari 1 : 100.0003. Berdasarkan penurunan dan penggunaanBerdasarkan penurunannya peta dibagi menjadi sebagai berkikut : Peta khusus merupakan peta yang hanya menggambarkan kenampakan tertentu saja. Peta ini biasa disebut dengan peta tematik. Contoh, peta penggunaan lahan, peta geologi, kepadatan penduduk, peta pariwisata, peta navigasi, peta kontur dan lain-lain.

Sumber : Farid-rizky.blogspot.comGambar 2Peta Penggunaan Lahan Peta umum adalah peta yang menggambarkan segala sesuatu yang ada dalam suatu daerah yang dipetakan. Contoh, peta topografi, peta chorografi, dan peta dunia.

2.3 Unsur-Unsur PetaUntuk membuat sebuah peta yang lengkap dan sempurna kita harus memperhatikan juga unsur-unsur yang harus dicantumkan dalam sebuah peta agar peta tersebut menjadi sebuah peta yang sempurna, lengkap dan mudah dipahami, berikut ini unsure-unsur peta yang harus dicantumkan dalam peta agar peta mejadi peta lengkap :1. JudulDalam pembuatan peta, supaya peta tersebut menjadi peta lengkap maka unsur pertama yang harus diperhatikan adalah judul, judul ini haruslah sesuai dengan isi peta yang dibuat, pembuatan judul ini haruslah mencerminkan isi dan tipe peta yang telah dibuat, dalam meletakan judul ini tidak boleh sembarangan karena ada aturan dalam meletakan judul pada peta ini, judul pada peta biasanya diletakan di atas tengah, atau kanan atas dari peta tesebut.2. LegendaLegenda adalah unsur penting lainnya yang harus dicantumkan dalam peta, dan legenda ini adalah sebuah kunci yang penting untuk mambaca dan memahi peta, agar peta mudah dipahami maka legenda yang dicantumkan haruslah sesuai dengan standar yang telah disepakati, dalam legenda biasanya terdapat sebuah simbol-simbol yang memberikan keterangan mengenai sebuah tempat seperti gunung, sungai, kota, dan sebagainya.

Sumber : google.comGambar 3Legenda Peta3. Tanda arah mata anginTanda arah yang dimaksud disini adalah tanda arah mata angin, dalam peta perlu juga mencantumkan tanda arah agar peta tersebut mudah dipahami, biasanya penempatan tanda arah itu diletakkan di tempat yang sesuai, tanda arah ini biasanya berupa tanda panah ke arah atas peta, selain berupa tanda panah banyak juga simbol-simbol yang lain yang menunjukan tanda arah, namun apabila didalam peta ada garis lintang dan garis bujur serta koordinat maka arah akan dapat diketahui, karena berfungsi juga sebagai penunjuk arah.

Sumber : google.comGambar 4Arah Mata Angin4. SkalaSkala adalah sebuah perbandingan yang digunakan didalam peta, perbandingan ini dapat mewakili jarak serta luas didalam peta dengan jarak dan luas pada lapangan sesungguhnya, skala perlu dicantumkan dalam peta karena dengan adanya skala kita dapat tahu jarak dan luas suatu daerah yang digambar pada peta terhadap jarak dan luas pada keadaan yang sebenarnya.5. Garis astronomisSeperti yang telah kita ketahui garis astronomis adalah garis-garis yang terdapat dalam peta untuk mengetahui letak dan posisi daerah yang digambar pada peta, garis astronomi ini terbagi menjadi dua yaitu garis lintang dan garis bujur, oleh karena itu untuk membuat peta yang lengkap maka garis astronomi ini harus dicantumkan pula didalm peta.6. Sumber dan tahun pembuatanUntuk membuat peta yang berisikan informasi yang lengkap, kita harus memperhatikan berbagai hal yang telah dijelaskan diatas, salah satunya adalah mencamtumkan sumber dan tahun, yang dimaksud dengan sumber disini adalah, dari mana sumber data yang kita dapatkan untuk membuat peta tersebut, dan tahun pembuatan peta tersebut juga kita harus mencantumkanya agar menjadi peta yang lengkap.

2.4 Syarat-Syarat PetaSetiap peta bisa dikatakan peta dikarenakan telah memenuhi syarat-syarat suatu peta. Adapun syarat-syarat peta adalah sebagai berikut : Peta ekuidistan : jarak-jarak yang digambar pada peta harus tepat perbandingannya dengan jarak sesungguhnya di lapangan. Peta conform : bentuk daerah, pulau, maupun benua yang digambar pada peta harus sama bentuknya dengan kenyataan di lapangan. Peta ekuivalen : artinya daerah yang digambar sama luasnya jika dilakukan perhitungan menggunakan skala peta. Peta harus mudah dipahami, rapih dan bersih. Peta harus memiliki indeks, daftar isi, dan keterangan.

2.5 PemetaanPemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesungguhnya dilapangan keatas kertas gambar atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, simbol dan warna. Adapun pengertian pemetaan lainnya adalah suatu proses pengukuran, perhitungan serta penggambaran permukaan bumi dengan menggunakan metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa pengaplikasian pada peta yang nantinya dapat dimuatkan kedalam software. Dalam suatu pemetaan memiliki beberapa tahapan sebagai berikut :1. Tahap pencarian dan pengumpulan data Secara langsungPencarian data secara langsung dilakukan menggunakan metode konvensional dengan melakukan penelitian secara langsung ke lapangan dimana daerah tersebut merupakan daerah yang akan dilakukan pemetaan. Cara ini disebut dengan teristris, cara ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat pemetaan seperti GPS, theodolite, busur, roll meter dan alat-alat lainnya. Selain dengan teristris dapat pula dilakukan dengan cara fotogrameti, yaitu dengan penggambilan foto dari satelit. Secara tak langsungPencarian data dengan cara ini dilakukan dengan mencari data pada peta-peta yang telah ada.2. Tahap pengolahan dataData yang diperolah dari pencarian data selanjutnya dibedakan berdasarkan data kualitatif dan data kuantitatif. Dari data kuantitatif ini dilakukan perhitungan yang rinci.3. Tahap penyajian dan penggambaran dataData yang telah didapat dari tahap-tahap diatas selanjutnya diolah secara manual ataupun menggunakan software. 4. Tahap penggunaan dataDalam tahap ini akan ditentukan baik atau buruknya peta yang telah dibuat.2.6 Aplikasi Perpetaan dalam Dunia PertambanganPenggunaan peta dalam dunia pertambangan sangat penting dan berguna karena salah satu kegiatan pertambangan seperti eksplorasi dalam pengerjaannya harus menggunakan peta guna memperlancar proses ekspolrasinya. Eksplorasi sendiri merupakan suatu kegiatan di lapangan untuk mengumpulkan data dan informasi secara lengkap mengenai keberadaan, kuantitas dan kualitas sumberdaya yang terkandung didalam bumi. Eksplorasi yang dilakukan secara langsung oleh explorer yang akan datang ke suatu tempat yang diperkirakan mengandung sumberdaya dengan berbekal peta geologi dan peta daerah, ataupun secara tidak langsung yang dilakukan oleh explorer dengan melihat pada peta geologi yang telah ada sebelumnya.

BAB IIITUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1TugasDalam praktikum kali ini kita diberi tugas untuk mengkonversikan sistem seksagesimal kedalam sistem sentrisimal dan juga sebaliknya, dan kita juga diberi tugas untuk mencari contoh peta menurut jenisnya dan perhitungan trigonometri.

3.2Pembahasan

C : 13,5 mB : 5 m : ?Jawab : = = = 21,71561728

B : 21,75 m : 33A = ?C = ?Jawab :

A = sin 33 x 21,75A = 11,84589901 m

C = cos 33 x 21,75C = 18,24108485 m

B = 8,14 mC = 3,05 m = ?A = ?Jawab : A2 = B2 + C2A2 = 8,142 + 3,052A2 = 66,2596 + 9,3025A2 = 75,5621A = A = 8,692646317

= = 69,46

BAB IVANALISA

Untuk mempermudah mengkonversi sistem seksagesimal ke dalam sistem sentrisimal maupun sebaliknya, kita harus mengkonversi terlebih dahulu 1g 1c 1cc kedalam satuan derajat, detik dan menit dengan rumus berikut ini :1g = 1g x = a

1c = a x 1c x = b

1cc = b x 1cc x = c Sehingga didapat :1g = 09 ; 1c = 0,54 ; 1c = 0,324Setelah kita mengetahui hal tersebut maka kita akan dengan mudah menkonversikan sistem seksagesimal menjadi sistem sentrisimal yang memiliki nilai yang lebih besar dari 1g 1c 1cc dengan cara kita hanya perlu mengkalikan sistem seksagesimal yang telah diketahui dengan nilai tetapan konversi yang telah didapat tadi. Untuk mengkonversikan sistem sentrisimal menjadi sistem seksagesimal langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menkonversikan hal tersebut, sama dengan langkah-langkah ketika kita menkonversikan sistem seksagesimal menjadi sistem sentrisimal, namun rumus yang digunakan untuk mengkonversikannya tentu saja berbeda. Berikut ini adalah rumus-rumus tersebut :1 = 1g x = ag

1 = a x 1 x = bc

1 = bc x = cccSehingga didapat :1 = 1g,111111111 ; 1 = 1c,851851852 ; 1 = 3g,086419753Dari hasil semua perhitungan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, kita dapat mengetahui bahwa terdapat perbedaan hasil konversi anatara sistem seksagesimal dengan sistem sentrisimal, tetapi kedua sistem tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama berbanding lurus, yaitu dimana setiap nilai dari sistem seksagesimal maupun nilai sentrisimal yang memiliki nilai yang besar maka hasil konversinya pun akan besar begitu juga sebaliknya, apabila nilai seksagesimal maupun sentrisimalnya kecil maka nilai hasil konversinya pun kecil. Hal tersebut dikarenekan kedua sistem tersebut sama-sama memiliki arah yang sama yaitu ditarik searah jarum jam, sehingga hasilnya pun sama-sama berbanding lurus.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan Dalam praktikum kali ini kita jadi dapat mengetahui dan memahami semua hal tentang peta dimana peta merupakan sumber informasi yang penting dari suatu daerah, yang mana informasi tersebut bisa kita manfaatkan untuk berbagai keperluan.Dalam praktikum kali ini juga kita jadi dapat mengetahui dan memahami bagaimana dasar-dasar dari pemetaan itu sendiri dimana kegiatan inti dari dasar pemetaan dilakukan untuk membuat sebuah peta yang memberikan berbagai macam informasi dari suatu daerah yang kita butuhkan.Pada praktikum kali ini juga kita dapat mengubah atau menkonversikan dari sistem seksagesimal dan sistem sentrisimal, dimana kedua jenis sistem tersebut memiliki perbedaan pada satuannya maupun tetapannya. Kali ini juga kita dapat mencari dan menggambarkan arah azimuth yang diambil berdasarkan nomor pokok mahasiswa.

5.1 Saran Dalam mengkonversikan sistem seksagesimal dan juga sistem sentrisimal atau sebaliknya, sebaiknya pada saat melakukan perhitungan kita harus mencamtumkan semua angka yang keluar didalam kalkulator, sehingga tidak ada pembulatan. Hal tersebut dikarenakan agar hasil yang kita dapatkan tersebut akurat.

DAFTAR PUSTAKA

http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/buku-catatan/pengertian-peta/ http://geografi-bumi.blogspot.com/2009/09/pengertian-peta.html http://id.wikipedia.org/wiki/Peta http://belajargeografiyuk.blogspot.com/2009/11/prinsip-prinsip-dasar-membuat-peta.html http://ipankreview.wordpress.com/tag/membuat-peta/

lAMPIRAN9