160190537 sick building sindrom rozma 251

27
Wanita 30 Tahun Batuk Pilek Berulang sejak 3 Minggu. Teman Sekerjanya juga Mengalami Hal Serupa. Rozma Connica Bertha Ompusunggu* 102009251 *Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Alamat korespondensi: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 *Email : [email protected] Pendahuluan Kehidupan modern di kota-kota besar negara kita menuntut tersedianya prasarana yang memadai. Salah satu di antaranya adalah gedung-gedung kantor yang megah yang dilengkapi dengan sistem AC sentral. Gedung-gedung seperti ini biasanya dibuat tertutup dan mempunyai sirkulasi udara sendiri. Gedung yang baik dengan sarana yang memadai tentu menjadi tempat yang amat nyaman untuk bekerja, dan karena itu dapat pula meningkatkan produktifitas kerja karyawan. Tetapi, di pihak lain, kita perlu mengenal kemungkinan adanya gangguan kesehatan pada gedung-gedung seperti itu yang pada akhirnya justru akan menurunkan 1

Upload: christian-salim

Post on 01-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Wanita 30 Tahun Batuk Pilek Berulang sejak 3 Minggu. Teman Sekerjanya juga Mengalami Hal Serupa.

Rozma Connica Bertha Ompusunggu*102009251

*Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Alamat korespondensi:Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No. 6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

*Email : [email protected]

Pendahuluan

Kehidupan modern di kota-kota besar negara kita menuntut tersedianya prasarana yang

memadai. Salah satu di antaranya adalah gedung-gedung kantor yang megah yang dilengkapi

dengan sistem AC sentral. Gedung-gedung seperti ini biasanya dibuat tertutup dan mempunyai

sirkulasi udara sendiri. Gedung yang baik dengan sarana yang memadai tentu menjadi tempat

yang amat nyaman untuk bekerja, dan karena itu dapat pula meningkatkan produktifitas kerja

karyawan. Tetapi, di pihak lain, kita perlu mengenal kemungkinan adanya gangguan kesehatan

pada gedung-gedung seperti itu yang pada akhirnya justru akan menurunkan produktifitas kerja

karyawannya yang bekerja di dalamgedung-gedung itu. Para ahli di beberapa negara mulai

banyak menulis tentang adanya gedung-gedung pencakar langit yang "sakit", dan menimbulkan

sindrom gedung sakit.

Istilah sindrom gedung sakit (sick building syndrome) pertama-tama diperkenalkan oleh para ahli

dari negara Skandinavia di awal tahun 1980an yang lalu. Istilah ini kemudian digunakan secara

luas dan kini telah tercatat berbagai laporan tentang sindrom ini dari berbagai Negara Eropa,

Amerika dan bahkan dari negara tetangga kita Singapura. Sindrom gedung sakit adalah

kumpulan gejala akibat adanya gedung yang "sakit", artinya terdapat gangguan pada sirkulasi

1

Page 2: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

udara di dalam gedung itu. Adanya gangguan itulah yang menyebabkan gedung tersebut

dikatakan "sakit", sehingga timbul sindrom ini yang memang terjadi karena para penderitanya

menggunakan suatu gedung yang sedang "sakit". Gejala-gejala yang timbul memang

berhubungan dengan tidak sehatnya udara di dalam gedung. Keluhan yang ditemui pada sindrom

ini antara lain dapat berupa batuk-batuk kering, sakit kepala, iritasi di mata, hidung dan

tenggorok, kulit yang kering dan gatal, badan lemah dan lain-lain. Keluhan-keluhan tersebut

biasanya menetap setidaknya dua minggu. Keluhan-keluhan yang ada biasanya tidak terlalu

hebat, tetapi cukup terasa mengganggu dan yang penting amat berpengaruh terhadap

produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat dipertimbangkan bila lebih dari

20%, atau bahkan sampai 50% pengguna suatu gedung mempunyai keluhan-keluhan seperti di

atas. Kalau hanya dua atau tiga orang maka mereka mungkin sedang kena flu biasa.1

Pembahasan

I. Diagnosa klinik

A. Anamnesis

Skenario 2

A, seorang perempuan usia 30 tahun, datang ke klinik anada dengan keluhan batuk pilek

berulang sejak 3 minggu yang lalu. Ini adalah kedatangannya yang ke-3 ke dokter;

kunjungan pertama dan kedua ke dokter B, tetapi kambuh lagi padahal sudah mendapat

antibiotika untuk keluhan yang sama. Keluhan lain yang dialami adalah demam yang hilang

timbul, mata sering panas, mual, nyeri diseluruh badan dan kadang-kadang gatal, sejak 3

minggu yang lalu juga. A bekerja sebagai karyawati bagian administrasi, di gedung X lantai

5, dijalan sudirman Jakarta. A sudah bekerja selama satu tahun, jam kerja 8.00 sampai jam

17.00 dan banyak bekerja didepan computer. A baru lulu dan langsung bekerja disini, serta

tidak mempunyai riwayat alergi. Beberapa orang di tempat kerjanya ini mengalami hal yang

serupa dengan A.

2

Page 3: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Yang harus kita tanyakan kepada orang tua pasien adalah:

a) Riwayat penyakit

Identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin, pekerjaan)

Keluhan utama

o ibu keluhannya apa? Batuk pilek sejak 3 minggu yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang

o Batuknya berdahak atau batuk kering? Dahaknya warna apa?

o Batuknya saat kapan? Saat beraktifitas atau malam hari?

o Ada sesak nafas atau tidak? Sekret hidung berwarna apa dan kekentalan

bagaimana?

o Batuknya ini terus-terusan selama 3 minggu atau hilang timbul?

o Keluhan yang ibu rasakan itu lebih sering saat dalam ruang kerja atau dimanapun

ibu berada?

o Ada riwayat alergi? (tidak ada)

o Ibu merokok tidak?

Keluhan tambahan

o Selain itu ada keluhan lain? (demam hilang timbul, mata terasa panas, mual, nyeri

diseluruh badan, kadang-kadang gatal)

o Sifat demamnya bagaimana apakah hilang timbul, atau terus menerus?

o Kapan mata terasa panas? Apakah ada penurunan ketajaman pengelihatan dan

mata merah?

o Riwayat sakit lambung sebelumnya? Mualnya kapan, apakah disertai muntah,

ataukah pasien sedang stress?

o Untuk nyeri diseluruh badan tanyakan apakah ada daerah yang lebih sakit

dibagian tertentu, sakitnya kapan, bagaimana karakter nyeri?

o Lokasi dan sifat dari gatalnya bagaimana?

Riwayat pengobatan

o Sebelumnya sudah mencoba berobat? Bagaimana hasilnya? (sudah tapi nihil)

Riwayat penyakit dahulu dan keluarga

o Dulu pernah seperti ini juga ibu?

3

Page 4: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

o Keluarga ada yang seperti ini juga? Ada penyakit keturunan?

b) Riwayat pekerjaan

Ibu bekerja? Sudah berapa lama? (bagian administrasi selama 1 tahun)

Riwayat pekerjaan sebelumnya? (belum ada)

Ibu kerja dibagian administrasi atau pabrik? (dibagian administrasi)

Ruangan tempat ibu berkerja bagaimana dengan system sirkulasi udaranya?

Jika menggunakan air condition berapa kali dalam setahun dibersihkan?

Ditempat ibu bekerja ada ruangan yang sedang direnovasi atau yang baru dicat ulang

tidak?

Waktu bekerja sehari? ( dari jam 8.00 sampai jam 17.00)

Apakah teman sekerja ibu juga ada yang mengalami hal yang sama?

Selain bekerja di tempat itu, apakah ibu ada bekerja ditempat lain juga? Bekerja sebagai

apa?

Hobi dan kebiasaan ibu apa?

Bagaimana hubungan ibu dengan rekan kerja dan atasan? Adakah stress waktu bekerja?

B. Pemeriksaan

a. Pemeriksaan fisik

TTV

Table B.1. Pemeriksaaan tanda-tanda vital yang dilakukan

Pemeriksaan Normal

Suhu tubuh 36̊BC-37BC

Frekuensi nadi 70-80 X/menit

Tekanan darah 120/80 mmHg

Frukensi pernapasan 12-20 /menit

4

Page 5: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Pemeriksaan mata dan visus

Pemeriksaan mata berdasarkan inspeksi bagian luar mata. Pemeriksaan visus ini

dilakukan karena mengingat si pasien bekerja sebagai administrative. Lebih banyak

terpapar dengan radiasi computer.

Pemeriksaan abdomen

Untuk mengetahui daerah nyeri tekan pada perut pasien berdasarkan 9 regio. Dan juga

lakuakn palpasi organ hepar, ginjal, lambung, appendix.

Pemeriksaan paru patologis

Pemeriksaan fisik dasar, yaitu;

a. Inspeksi = bentuk thoraks dan gerakan napas, cek frekuensi, kedalaman dan upaya

bernapas; dengarkan pernapasan pasien dan retraksi saat inspirasi.

b. Palpasi = untuk mengetahui area nyeri tekan, abnormalitas yang terlihat dan ekspansi

dada. Lakukan fremitus taktil.

c. Perkusi = bunyi tergantung dengan jaringan apa yang ada dibawahnya, maka akan

timbul berbagai nada (pekak, redup, sonor, hipersonor dan timpani).

d. Auskultasi = cek apakah ada bunyi paru patologi atau tidak (mengi, stupor, rongki)

b. Pemeriksaan penunjang

Cek sputum

Bahan sputum terbaik yang diperiksa adalah sputum pagi setelah bangun tidur, sesudah

kumur dan gosok gigi, sehingga sputum tidak bercampur dengan ludah. Pemeriksaan ini

bertujuan untuk mencari infeksi parasit paru.

Tes kulit

Tes kulit sebagai sarana penunjang diagnosis penyakit alergi. Tujuannya adalah untuk

menentukan antibodi IgE spesifik dalam kulit pasien, yang secara tidak langsung

menggambarkan adanya antibodi yang serupa pada organ yang sakit. Di bidang alergi,

5

Page 6: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

cara-cara tes kulit yang dilakukan adalah prick test, scratch test, friction test, patch test

dan intradermal test.

Cek darah lengkap (leukosit)

Peningkatan jumlah leukosit menunjukkan adanya proses infeksi atau radang akut

(pneumonia, tuberculosis, apendisitis) ataupun karena obat-obatan (aspirin, alopurinol,

kanamisin, streptomisin). Normal dewasa = 4000-10.000/mm3

Pemeriksaan radiologis paru

Hal ini dilakukan untuk membedakan apakah pasien menderita penyakit tuberculosis atau

tidak, mengingat batuknya sudah 3 minggu. Pada penderita tuberculosis terdapat

gambaran cavitas, kosolidasi pada apex paru.

c. Pemeriksaan tempat kerja

Sirkulasi udara

Kantor biasanya menggunakan pendingin udara yang dapat meningkatkan efisiensi kerja

karyawan. Namun air conditione juga dapat menimbulkan penyakit jika tidak dibersihkan.

Radiasi dari computer

Radiasi dari computer dan pencahayaan ditempat kerjanya juga perlu diperhatikan untuk

kesehatan matanya.

Keadaan ruang kerjanya dan kebersihan

Perhatikan apakah ada ruangan yang sedang direnovasi atau masih dalam proses

pengecatan (gedung masih baru). Dan bagaimana kebersihan kantor.

C. Working diagnose

Istilah sindrom gedung sakit (sick building syndrome) pertama dikenalkan oleh para ahli

di negara Skandinavia di awal tahun 1980-an. Istilah SBS dikenal juga dengan TBS (tigh

building syndrome) atau nonspecific building-related symptoms (BRS), karena sindrom ini

umumnya dijumpai dalam ruangan gedung-gedung pencakar langit. Namun dari penelitian

6

Page 7: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

tahun 1978-1988 oleh NIOSH (national institute for occupational safety and health)

ditemukan pada gedung-gedung biasa dengan karakteristik kualitas udara yang buruk. EPA

(environmental protection agency of America) mendefinisikan SBS merupakan istilah

untuk menguraikan situasi dimana penghuni gedung atau bangunan mengalami gangguan

kesehatan akut dan efek timbul saat berada dalam bangunan, tetapi tidak ada penyebab yang

spesifik. Penggunaan istilah Sick Building Syndrome apabila terdapat petunjuk-petunjuk

utama bahwa gedung sebagai penyebabnya, antara lain :

adanya gejala-gejala ketika bekerja atau tinggal di dalam gedung,

kejelasan berkurangnya gejala-gejala ketika meninggalkan gedung atau bekerja di tempat

lain untuk sementara.

munculnya gejala-gejala ketika kembali ke gedung

serta adanya gejala-gejala yang dialami oleh banyak orang.2

SBS menurut Juli Soemirat Slamet yang dikutip oleh G. Sujayanto adalah gejala-gejala

gangguan kesehatan, umumnya berkaitan dengan saluran pernafasan. Sekumpulan gejala ini

dihadapi oleh orang yang bekerja di gedung atau di rumah yang ventilasinya tidak

direncanakan dengan baik. Sedangkan menurut Alan Hedge, SBS merupakan kategori

penyakit umum yang berkaitan dengan beberapa aspek fisik sebuah gedung dan selalu

berhubungan dengan sistem ventilasi. 

Gejala klinik SBS

Tjandra Yoga Aditama, membagi keluhan atau gejala dalam tujuh kategori sebagi berikut:

1) iritasi selaput lendir, seperti iritasi mata, pedih, merah dan berair

2) iritasi hidung, seperti iritasi tenggorokan, sakit menelan, gatal, bersin, batuk kering

3) gangguan neurotoksik (gangguan saraf/gangguan kesehatan secara umum),seperti sakit

kepala, lemah, capai, mudah tersinggung, sulit berkonsentrasi

4) gangguan paru dan pernafasan, seperti batuk, nafas bunyi, sesak nafas, rasa berat di dada

5)  gangguan kulit, seperti kulit kering, kulit gatal

6̊)  gangguan saluran cerna, seperti diare

7)  gangguan lain-lain, seperti gangguan perilaku, gangguan saluran kencing, dll.

Orang dinyatakan menderita SBS apabila memiliki keluhan sejumlah kurang lebih 2/3 dari

sekumpulan gejala seperti lesu, hidung tersumbat, kerongkongan kering, sakit kepala, mata

gatal-gatal, mata pedih, mata kering, pilek-pilek, mata tegang, pegal-pegal, sakit leher atau

7

Page 8: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

punggung, dalam kurun waktu bersamaan. Untuk menegakkan adanya SBS maka berbagai

keluhan tersebut harus dirasakan oleh sekitar 20%-50% pengguna suatu gedung, dan

keluhan-keluhan tersebut biasanya menetap setidaknya dua minggu.3

D. Differential diagnose

Rhinitis alergi

Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien

atopi yang sebelumnya sudah tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu

mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebut. Gejala rinitis

alergi yang khas ialah terdapatnya serangan bersin berulang. Sebetulnya bersin merupakan gejala

yang normal, terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontak dengan sejumlah besar debu. Hal

ini merupakan mekanisme fisiologik, yaitu proses membersihkan sendiri (self cleaning process).

Bersin dianggap patologik, bila terjadinya lebih dari 5 kali setiap serangan, sebagai akibat

dilepaskannya histamin. Disebut juga sebagai bersin patologis.Gejala lain ialah keluar ingus

(rinore) yang encer dan banyak, hidung tersumbat, hidung dan mata gatal, yang kadang-kadang

disertai dengan banyak air mata keluar (lakrimasi). Tanda-tanda alergi juga terlihat di hidung,

mata, telinga, faring atau laring. Tanda hidung termasuk lipatan hidung melintang – garis hitam

melintang pada tengah punggung hidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan

pemberian hormat (allergic salute), pucat dan edema

II. Pajanan yang dialami

Berdasarkan hasil pemeriksaan NIOSH (The National lnstitutefor Occupational Safety

and Health), suatu badan untuk kesehatan dan keselamatan di Amerika Serikat menunjukkan

enam sumber utama pencamaran udara di dalam suatu gedung yaitu:

Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung (17%) Pencemaran akibat mesin foto kopi,

asap rokok, pestisida, bahanbahan pembersih ruangan dan lain-lain.

Pencemaran dari luar gedung (11 %) Masuknya gas buang kendaraan bermotor yang lalu

lalang, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, yang

kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan pemasukan udara yang tidak tepat.

8

Page 9: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Pencemaran akibat bahan bangunan (3%) Formaldehid, lem, asbes, fiber glass dan bahan-

bahan lain yang merupakan komponen bangunan pembentuk gedung tersebut.

Pencemaran mikroba (5%) Bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang

dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin (AC) beserta seluruh lokasi lubang

sistemnya.

Gangguan ventilasi (52%) Kurangnya udara segar yang masuk, buruknya distribusi udara

dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara temyata punya peranan besar dalam

menentukan sehat tidaknya lingkungan udara di dalam suatu gedung.

Tak diketahui (12%).1,2,3

Pajanan yang mungkin pada kasus ini antara lain:

1. Biologis

Pajanan biologis yang mungkin berhubungan dengan SBS adalah pajanan mikroba

(dekomposisi mikrobiotik/pembusukan, lingkungan kerja, individu atau ternak yang

terinfeksi, benda-benda kontaminasi)

2. Fisik

Pajanan fisik yang mungkin berhubungan dengan SBS adalah kondisi tempat kerja (suhu,

radiasi, cahaya dan bising).

3. Kimia

Pajanan kimia yang mungkin berhubungan dengan SBS adalah sirkulasi udara dan polusi

udara dari dalam ruangan (pengecatan) maupun dari luar.

4. Ergonomis

Pajanan ergonomis yang berhubungan dengan SBS adalah bentuk meja dan kursi kerja, posisi

saat bekerja, serta desain tangga kantor.

5. Psikologis

Penyebab pajanan psikologis adalah faktor psikososial (upah yang kecil, beban kerja yang

berat, tidak ada prospek dalam jejaring karir, kurang penghargaan) dan faktor individu (tidak

9

Page 10: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

ada kesempatan untuk belajar, bekerja terlalu lama, jam istirahat kurang, jam kerja lama,

kondisi lingkungan kerja yang tidak baik.4

III.Hubungan pajanan dengan penyakit

Tabel 2. Kemungkinan hubungan pajanan dengan penyakit.

Jenis pajanan Pajanan yang mungkin di alamin

Biologis Status gizi Jenis makanan yang dimakan

kurang memenuhi gizi

seimbang, jam makan yang

tidak teratur

Imunologik Kondisi kesehatan yang tidak

fit

Kuman dan virus Ruangan yang jarang

dibersihkan, banyak debu di

sekitar meja kerja

Fisik Suhu Terlalu panas atau dingin

Radiasi Layar computer yang tidak

diberi antiradiasi, cahaya dari

mesin fotokopi

Cahaya Terlalu silau, remang-remang

Kebisingan Jumlah pekerja dalam satu

ruangan yang terlalu banyak

Kimia Sirkulasi udara Ventilasi, AC, exhaust fan

Polusi udara dari dalam dan

luar ruangan

Asap rokok, volatile organic

compounds

10

Page 11: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Ergonomis Model meja dan kursi kerja Yang tidak sesuai standar

Posisi saat bekerja Yang tidak benar

Desain tangga Yang tidak sesuai standar

Psikologis Jam kerja dalam sehari Maksimal 8 jam sehari

Beban pekerjaan dalam

sehari

Tugas yang menumpuk

Hubungan dengan atasan

serta rekan kerja

Kurang harmonis

Polusi dalam ruang digolongkan menjadi:

1. Polusi fisik

Yang termasuk ke dalam polusi fisik adalah:

a. Pendingin udara (kaitannya dengan suhu dan kelembaban ruang)

Idealnya, filter mesin AC dibersihkan dan dibubuhi disinfektan setidaknya 3-4 kali

setahun. Jika tidak, AC menjadi lokasi ideal bagi perkembangbiakan rombongan bakteri.

Kawanan Chlamydia sp, Escherichia sp, dan Legionella sp, akan bersarang dengan

nyaman di sela filter AC yang berair dan lembab. Ketika udara AC menyembur ke

seluruh sudut ruangan, saat itu pula koloni kuman menyusup ke saluran pernapasan,

terhirup melalui mulut dan hidung.

b. Debu di ruangan kerja

Karena ukurannya (0,1 – 2,5 mikron) yang kecil, debu dapat terhirup dan tersangkut di

dalam paru sehingga dapat mengganggu akivitas pernafasan manusia.

c. Karpet yang tidak dirawat

Sebagian iritasi pada Sick Building Syndrome disebabkan oleh alergen yang terdapat pada

karpet, seperti tungau. Juga alas karpet serta perekat yang digunakan untuk merekatkan

karpet tersebut acap kali mengeluarkan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap

2. Polusi biologi

11

Page 12: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

- Humidifier fever (dalam system pendingin) yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh

organisme yang menyebabkan sakit pada saluran pernafasan dan alergi.

- Legionnaire disease (pada pendingin ruangan) disebabkan oleh spesifik bakteri terutama

bakteri legionella pneumophila. Gejala kliniknya Reaksi seperti flu biasa, demam, menggigil,

pusing, batuk berdahak, badan lemas, tulang ngilu dan hilangnya selera makan.

3. Polusi kimia

Penggunaan pewangi ruangan merupakan salah satu penyebab polusi dalam ruang karena

pewangi ruangan tersebut termasuk turunan benzene dan aldehida yang akan memaparkan

bermacam bahan yang serba kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi, pusing, hingga

mual. Selain itu, juga penyemprot nyamuk, rokok, mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon,

penggunaan berbagai desinfektan.

4. Polusi gas

Polusi gas, selain datang dari asap pembuangan kendaraan bermotor juga dari kompor gas

yang mengeluarkan karbonmonoksida, karbondioksida, dan nitrogen dioksida. Selain itu,

juga banyak materi bangunan modern, seperti cat rumah yang masih baru diaplikasikan,

papan partikel (particle board), papan fiber (fiber board), dan berbagai macam perabotan

plastik yang mengeluarkan gas organik dalam jangka tahunan.5

IV. Besarnya pajanan

Patofisiologi penyakit

Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya

yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk kegiatan perkantoran.

Lingkungan kerja perkantoran biasanya disebut secara berbeda dari pabrik. Fenomena SBS

berkaitan dengan kondisi gedung, terutama rendahnya kualitas udara ruangan. Berbagai bahan

pencemar (kontaminan) dapat mengganggu lingkungan udara dalam gedung (indoor air

environment) melalui empat mekanisme utama, yaitu:

(1)gangguan sistem kekebalan tubuh (imunologik );

(2) terjadinya infeksi;

(3) bahan pencemar yang bersifat racun (toksik);

(4) bahan pencemar yang mengiritasi dan menimbulkan gangguan kesehatan.

12

Page 13: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Gangguan sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi. Konsumsi zat gizi yang

baik akan memperbaiki status gizi, sehingga meningkatkan ketahanan fisik dan meningkatkan

produktivitas kerja, di samping membantu mengurangi infeksi. Sedangkan bahan kimia yang

bersifat racun (toksik) lebih banyak diserap oleh orang usia muda dan tua dibanding pada orang

dewasa.

Epidemiologi

Dua puluh tahun belakangan ini di dunia banyak sekali dibangun gedung-gedung

bertingkat tertutup rapat lengkap dengan ventilasi udara yang tergantung sepenuhnya pada

berbagai mesin, seperti kantor atau perkantoran yang merupakansalah satu tempat kerja yang

menggunakan ventilasi dengan sistem Air Conditioner (AC). Hal tersebut menyebabkan polusi,

terutama polusi udara yang diakibatkan ventilasi sistem  ACmempunyai sirkulasi udara sendiri,

sehingga akan mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan. Menurut Kepala Badan

Kependudukan Nasional (Baknas), diseluruh dunia diperkirakan 2,7 juta jiwa meninggal akibat

polusi udara, 2,2 juta diantaranya akibat indoor pollution atau polusi udara di dalam ruangan.

Padahal 70-80 persen sebagian besar waktu manusia dihabiskan di dalamnruangan. Secara

konsisten EPA mengurutkan polusi dalam ruangan sebagai urutan lima besar resiko lingkungan

pada kesehatan umum.6̊

V. Faktor individu

Perhatikan kesehatan fisik pasien. Tanyakan riwayat alergi, kebiasaan olahraga (berapa

banyak dalam seminggu dan berapa lama), dan riwayat penyakit keluarga (penyakit keturunan

dan apakah anggota keluarga lain juga menderita hal yang sama). Lalu tanyakan juga kesehatan

mentalnya (cara penanganan dikala stress, apabila di pernah cek tanyakan tipe kepribadiannya

karena orang dengan tipe kepribadian A cenderung mudah stress). Kebersihan perorangan juga

penting karena kemungkinan saja keluhannya itu disebabkan karena dia tidak bersih (tidak mandi

—gatal-gatal; jarang membersihkan ruangan tempat ia bekerja sehingga banyak debu—batuk

pilek).7

VI. Faktor lain diluar pekerjaan

13

Page 14: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Selain faktor dari individu pasien itu sendiri. Kita juga perlu menanyakan faktor-faktor lain,

seperti:

-Hobi = karena ada kemungkinan keluhannya ini karena hobinya (menonton tv, traveling, kuliner,

main game sampai lupa waktu)

-Kebiasaan (merokok, minum alcohol)

-Pajanan rumah = ini penting untuk mencari penyebab spesifik dari keluhannya (rumah/daerah

sekitar rumah sedang dalam tahap renovasi, sirkulasi udara dirumah berhubungan dengan

ventilasi dan kebersihan pendingin udara, kebersihan rumah, adakah dirumah yang merokok)

-Pekerjaan sambilan = sepulang dari kantor apakah ada pekerjaan sambilan juga seperti menjadi

penjaga toko tua, tukang cet.7

VII. Diagnosa okupasi

Berdasarkan pembahasan di atas, diambil kesimpulan bahwa penyakit yang dialami

pasien merupakan penyakit akibat kerja yaitu sick building syndrome (SBS).

Penyakit akibat kerja = pajanan yang dialami akibat bekerja langsung degan bahan biologi

atau merupakan hasil langsung dari proses kerja yang dilakukan pekerja. Contohnya;

pekerja di peternakan—infeksi dari bakteri ternak

Penyakit akibat hubungan kerja = pajanan yang dialami akibat tercemarnya lingkungan kerja

dan merupakan akibat tidak langsung akibat proses kerja. Contohnya; hiegene dan

pemeliharaan tempat kerja yang kurang baik.7

Penyakit bukan akibat kerja = pajanan bilogi yang secara alamiah berada diwilayah

lingkungan tempat kerja yang banyak menyebabkan gangguan kesehatan pada

masyarakat tertentu. Contohnya; malaria dan demam berdarah.8

VIII. Penatalaksanaan

14

Page 15: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Mediakamentosa

Penanganan berdasarkan gejala yang di alami.

Asupan suplemen antioksidan terbukti menurunkan SBS hingga 6̊5 persen, penelitian ini

menunjukkan bahwa berbagai gangguan atau keluhan SBS yang terjadi pada para karyawan

berbagai perusahaan di Jakarta dapat diturunkan setelah mengkonsumsi suplemen antioksidan

secara teratur setiap hari selama 3 bulan, untuk selalu menjaga tubuh tentu harus dikonsumsi

rutin karena tubuh memerlukanya dan kita dapatkan dari makanan yang sehat atau suplemen

yang mengandung zat antioksidan.

Antibiotik makrolida seperti clarithromycin dan azithromycin lebih efektif dibandingan dengan

eritromisin. Tetapi banyak pasien dengan penyakit ini hanya diobati dengan macrolides dan

antibiotic betalaktam.9

Non medikamentosa

- Berikan edukasi kepada pasien

- Gunakan masker selama di kantor untuk mengurangi pajanan kimia yang ada di ruang kerja.

- Pada komputer gunakan layar antiradiasi untuk mengurangi radiasi dari layer komputer.

IX. Pencegahan

Keluhan yang timbul pada penderita SBS biasanya dapat ditangani secara simtomatis asal diikuti

dengan upaya agar suasana lingkungan udara digedung tempat kerja menjadi lebih sehat. Yang

perlu mendapat perhatian utama tentu bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan untuk

menghindari suatu gedung menjadi penyebab SBS.10 Ternyata upaya pencegahannya cukup luas,

menyangkut bagaimana gedung itu dibangun, bagaimana desain ruangan, bahan-bahan yang

digunakan di dalam gedung, perawatan alat-alat dan lain-lain.

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

1. Umunnya penderita SBS akan sembuh apabila keluar dari dalam gedung tersebut, gejala-

gejala penyakitnya dapat disembuhkan dengan obat-obat simtomatis.

2. Upaya agar udara luar yang segar dapat masuk ke dalam gedung secara baik dan

terdistribusi secara merata ke semua bagian di dalam suatu gedung. Dalam hal ini perlu

diperhatikan agar lubang tempat masuknya udara luar tidak berdekatan dengan sumber-

15

Page 16: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

sumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar tidak terhisap masuk ke dalam

gedung. Ventilasi dan sirkulasinya udara dalam gedung diatur sedemikian rupa agar semua

orang yang bekerja merasa segar, nyaman dan sehat, jumlah supply udara segar sesuai

dengan kebutuhan jumlah orang di dalam ruangan, demikian pula harus diperhatikan jumlah

supply udara segar yang cukup apabila ada penambahan-penambahan karyawan baru dalam

jumlah signifikan.

3. Perlu pula diperhatikan pemilihan bahan-bahan bangunan dan bahan pembersih ruangan

yang tidak akan mencemari lingkungan udara di dalam gedung dan lebih ramah lingkungan

(green washing, non toxic, ecological friendly).

4. Penambahan batas-batas ruangan dan penambahan jumlah orang yang bekerja dalam satu

ruangan hendaknya dilakukan setelah memperhitungkan agar setiap bagian ruangan dan

individu mendapat ventilasi udara yang memadai.

5. Jangan adal membuat sekat ruangan saja, dan jangan terus-menerus menambah jumlah

orang untuk bekerja dalam satu ruangan sehingga menjadi penuh sesak.

6̊. Alat-alat kantor yang mengakibatkan pencemaran udara, seperti mesin fotokopi, diletakkan

dalam ruangan terpisah.

7. Renovasi kantor dengan menggunakan bahan-bahan bangunan baru, cat baru, lem baru, agar

dipasang exhaust fan yang memadai agar pencemaran dari volatile organic compounds

(VOCs), terutama uap benzene dan formaldehyde yang berasal dari bahan-bahan bangunan

baru dapat segera dibuang.11

X. Prognosis

Prognosis untuk kasus ini baik bila penyebab dapat diatasi dengan segera. Sehingga kualitas

kerja para pekerja baik, dan akhirnya produktivitas perusahaan baik

PENUTUP

16

Page 17: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

Sick Building Syndrome adalah sekumpulan gejala yang dialami oleh penghuni gedung

atau bangunan dimana di dalamnya terjadi gangguan sirkulasi udara, yang dihubungkan dengan

waktu yang dihabiskan di dalam gedung tersebut, tetapi tidak terdapat penyakit atau penyebab

khusus yang dapat diidentifikasi.Penyebab terjadinya Sick Building Syndrome berkaitan erat

dengan ventilasi udara ruangan yang kurang memadai karena kurangnya udara segar masuk ke

dalam ruangan gedung, distribusi udara yang kurang merata, serta kurang baiknya perawatan

sarana ventilasi (indoor air quality). Seseorang dinyatakan menderita Sick Building Syndrome

apabila memiliki keluhan sejumlah kurang lebih 2/3 dari sekumpulan gejala lesu, hidung

tersumbat, kerongkongan kering, sakit kepala, mata gatal-gatal, mata pedih, mata kering, pilek-

pilek, mata tegang, pegal-pegal,sakit leher atau penggung, dalam kurun waktu yang bersamaan.

DAFTAR PUSTAKA

17

Page 18: 160190537 Sick Building Sindrom ROZMA 251

1. A. M. Sugeng Budiono, R. S. M. Jusuf dan Adriana Pusparini. 2003.Bunga Rampai

Hiperkes & KK.Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

2. Alan Hedge. 2003.Addressing the Psychological Aspects of Indoor Air Quality.

ADevision of the National Safety Council. 1025 ConnecticilAvenue. NW. Suite 1200.

Washington, DC. Available:http://www.epa.gov/niehs/ieqwww.txt

3. Balai KK & Hiperkes. 2004. Panduan Praktikum Laboratorium KeselamatanKerja Dan

Hiperkes Mahasiswa Unnes. Semarang: Balai KK& Hiperkes.

4. Boediono dan Wayan Koster. 2002.Teori Dan Aplikasi Statistika Dan

Probalitas.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

5. Ladou J,editor. Current occupational and environmental medicine. 4th ed. New York : The

McGraw Hill companies; 2007.p.719-24.

6̊. Burge PS. Sick building syndrome. Occup environ med 2004;6̊1 :125-190.

7. Sumamur PK. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta : Sagung seto;2009.

8. Widoyono. Penyakit tropis. Edisi ke 2. Jakarta : penerbit erlangga;2011.h.204-8.

9. Levy BS, Wegman DH, Baro SL, Sokas RK. Ocuupational and environmental health. 5 th

ed. Philadelphia : Lippincot williams and wilkins; 2006̊.p.415-17.

10. Jawetz, Melnick, Adelberg. Mikrobiologi kedokteran. Edisi 23. Jakarta: EGC; 2007

11. Hemlich JE. Sick building syndrome. Fact sheet community development COFS-194-

08;2008.

18