sick building sindrom adatya

34
Sick Building Sindrom Adatya Stevani P Putuhena 102010253 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected] Pendahuluan Sick bullding sindrom merupakan keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan yang timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan. Gejala yang ditimbulkan tidak spesifik, seperti sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk kering yang tidak kunjung sembuh. Padahal keluhan ini indikator dari Sick Building Syndrom (SBS). Penyebab dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar oleh radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun luar ruangan. Contohnya tercemar oleh mikroba atau disebabkan karena ventilasi udara kurang baik. Keluhan-keluhan yang ada biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup mengganggu dan yang penting sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat dipertimbangkan bila lebih dari 20%, atau bahkan sampai 50%, pengguna suatu gedung mempunyai keluhan-keluhan seperti di atas. bila hanya 2

Upload: eleonorabandu

Post on 27-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sick

TRANSCRIPT

Page 1: Sick Building Sindrom Adatya

Sick Building Sindrom

Adatya Stevani P Putuhena

102010253

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Pendahuluan

Sick bullding sindrom merupakan keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan

yang timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan

berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan. Gejala yang ditimbulkan tidak

spesifik, seperti sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung

berair, tenggorokan gatal, kesulitan dalam berkonsentrasi, kulit terasa kering serta batuk

kering yang tidak kunjung sembuh. Padahal keluhan ini indikator dari Sick Building

Syndrom (SBS).  Penyebab dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar oleh

radikal bebas (bahan kimiawi) yang berasal dari dalam maupun luar ruangan. Contohnya

tercemar oleh mikroba atau disebabkan karena ventilasi udara kurang baik. Keluhan-keluhan

yang ada biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup mengganggu dan yang penting sangat

berpengaruh terhadap produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat

dipertimbangkan bila lebih dari 20%, atau bahkan sampai 50%, pengguna suatu gedung

mempunyai keluhan-keluhan seperti di atas. bila hanya 2 atau 3 orang maka mungkin sekali

mereka sedang menderita penyakit infeksi saluran nafas atas.1,2

Ada tujuh langkah diagnosis okupasi yaitu :

I. Diagnosis Klinis

1) Anamnesis

a) Identitas, meliputi : nama, nomor induk pokok, umur, jenis kelamin,

jabatan, unti/bagian kerja, lama bekerja, nama perusahaan, jenis

perusahaan dan alamat perusahaan.

b) Riwayat penyakit : keluhan, RPS(riwayat penyakit sekarang),

RPD(riwayat penyakit dahulu), RPK(riwayat penyakit keluarga)

Page 2: Sick Building Sindrom Adatya

c) Riwayat pekerjaan :

- Sudah berapa lama bekerja sekarang

- Riwayat pekerjaan sebelumnya

- Alat kerja, bahan kerja, proses kerja

- Barang yang diproduksi/dihasilkan

- Waktu bekerja sehari

- Kemungkinan pajanan yang dialami

- APD(Alat pelindung diri) yang dipakai

- Hubungan gejala dan waktu kerja

- Pekerja lain ada yang menghalami hal sama

Anamnesis tentang riwayat penyakit dan riwayat pekerjaan dimaksudkan untuk

mngetahui kemungkinan salah satu faktor di tempat kerja, pada pekerjaan dan atau

lingkungan kerja menjadi penyebab penyakit akibat kerja. Riwayat penyakit

meliputi antara lain awal-mula timbul gejala atau tanda sakit pada tinggkat dini

penyakit, perkembangan penyakit, dan terutama penting hubungan antara gejala

serta tanda sakit dengan pekerjaan dan atau lingkungan kerja.3

Riwayat pekerjaan harus ditanyakan kepada penderita dnegan seteliti-telitinya dari

permulaan sekali sampai dengan waktu terakhir bekerja. Jangan sekali-kali hanya

mencurahkan perhatian pada pekerjaan yangg dilakukan waktu sekarang, namun

harus dikumpulkan informasi tentang pekerjaan sebelumnya, sebab selalu

mungkin bahwa penyakit akibat kerja yang diderita waktu ini penyebabnya adalah

pekerjaan atau lingkungan kerja dari pekerjaan terdahulu. Hal ini lebih penting

lagi jika tenaga kerja gemar pindah kerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.

Buatlah tabel yang secara kronologis memuat wkatu , perusahaan, tempat bekerja,

jenis pekerjaan, aktivitas pekerjaan, faktor dalam pekerjaan atau lingkungan kerja

yang mungkin menyebabkan penyakit akibat kerja. Penggunaan kuestioner yang

direncanakan dengan tepat sangat membantu.3

Perhatian juga diberikan kepada hubungan antara bekerja dan tidak bekerja

dengan gejala dan tanda penyakit. Pada umumnya gejala dna tanda penyakit

akibat kerja berkurang, bahkan kadang-kadang hilang sama sekali, apabila

penderita tidak masuk bekerja; gejala dan tanda itu timbul lagi atau menjaid lebih

berat, apabila ia kembali bekerja. Fenomin seperti itu sangat jelas misalnya pada

penyakit dermatosis akibat kerja atau pada penyakit bissinosis atau asma

Page 3: Sick Building Sindrom Adatya

bronkhiale akibat kerja atau lainnya. Informasi dan dan data hasil pemeriksaan

kesehata khusus sangat penting artinya bagi keperluan menegakkan diagnosis

penyakit akibat kerja. Akan lebih mudah lagi menegakkan diagnosis penyakit

akibat kerja, jika tersedia data kualitatif dan kuantitatif faktor-faktor dalam

pekerjaan dan lingkungan kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan

penyakit akibat kerja.3

2) Pemeriksaan Fisik :

Pemeriksaan umum dan khusus

Pemeriksaan fisik dimaksudkan untuk menemukan gejala dan tanda yang sesuai

untuk suatu sindrom, yang sering-sering khas untuk suatu penyakit akibat kerja.

a. Kesadaran

b. TTV(tanda-tanda vital) berupa tekanan darah, suhu, denyut nadi, dan

frekuensi napas.

c. Tinggi dan berat badan

d. Kepala dan muka : rambut, mata (strabismus, refleks pupil, kornea dan

konjungtiva), hidung (mukosa, penciuman, epistaksis, tenggorokan, tonsil,

suara), rongga mulut (mukosa, lidah, gigi), leher (kelenjar gondok), toraks

(bentuk, pergerakan, paru, jantung), abdomen (hati, limpa), genetalia,

tulang punggung, ekstremitas(refleks:fisiologis/patologis, koordinasi otot :

tremor, tonus, paresis, paralisis dan lain-lain).

3) Pemeriksaan penunjang : laboratorium, rontgem, spirometer, audiometer, dsb.

Pemeriksaan laboratoris dimaksudkan untuk mencocokkan benar tidaknya

penyebab penyakit akibat kerja yang bersangkutan ada dalam tubuh tenaga kerja

yang menderita penyakit tersebut. Guna menegakkan diagnosis penyakit akibat

kerja, biasanya tidak cukup sekedar pembuktian secara kualitatif yaitu tentang

adanya faktor penyebab penyakit, melainkan harus ditunjukkan juga banyaknya

atau pembuktian secara kuantitatif. Pemeriksaan laboratoris berupa pemeriksaan

darah, urin, tinja, serta pemeriksaan tambahan /monitoring biologis berupa

pengukuran kadar bahan kimia penyebab sakit di dalam tubuh tenaga kerja

misalnya kadar dalam urin, darah dna sebagainya,

Pemeriksaan rontgen (sinar tembus) sering sangat membantu dalam menegakkan

diagnosis penyakit akibat kerja, terutama untuk penyakit yang disebabkan

penimbunan debu dalam paru dan reaksi jaringan paru terhadapnya sinar tembus

Page 4: Sick Building Sindrom Adatya

baru ada maknanya jika dinilai dengan riwayat penyakit dan pekerjaan serta hasil

pemeriksaan lainnya dan juga data lingkungan kerja.

4) Pemeriksaan tempat kerja : misalnya kelembaban, kebisingan, penerangan.

Pemeriksaan tempat dan ruang kerja yang dimaksudkan untuk memastikan adanya

faktor penyebab penyakit di tempat atau ruang kerja serta mengukur kadarnya.

Hasil pengukuran kuantitatif di tempat atau ruang kerja sangat perlu untuk

melakukan penilaian dan mengambil kesimpulan, apakah kadar zat sebagai

penyebab penyakit akibat kerja cukup dosisnya atau tidak untuk menyebab sakit.

Meliputi faktor lingkungan kerja yang dapat berpengaruh terhadap skait penderita

(faktor fisis, kimiawi, biologis, psikososial), faktor cara kerja yang dapat

berpengaruh terhadap sakit penderita (peralatan kerja, proses produksi, ergonomi),

waktu paparan nyata (per hari, perminggu) dan alat pelindung diri.

II. Pajanan yang dialami

a) Meliputi pajanan saat ini dan sebelumnya. Informasi ini diperoleh terutama dari

anamnesis yang teliti. Akan lebih baik lagi jika dilakukan pengukuran

lingkungan kerja. Pajanan fisik

Kemajuan pembangunan industri di Indonesia diikuti dengan pemanfaatan dan

penerapan berbagai tingkat kemanjuan teknologi. Kemajuan perkembangan

teknologi mempunyai dampak, yaitu dampak positif dan negatif. Dampak

positifnya adalah produk yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan, sedangkan

dampak negatifnya kerusakan lingkungan dan gangguan kesehatan.4

Pajanan bahaya potensial faktor fisik:

- Pendingin udara (kaitannya dengan suhu dan kelembaban ruangan). Secara

umum, pengkondisian udara (air conditioning) dilakukan dengan

mengkondisikan udara dari luar bisa dipanaskan (untuk heating mode seperti

di negeri-negeri dingin) atau didinginkan (untuk cooling mode seperti halnya

di Indonesia) sehingga udara yang disemburkan ke dalam ruangan mencapai

kondisi set-point (temperature dan kelembaban) yang diinginkan. Pendingin

udara diklasifikasikan menjadi pendingin udara local dan central. Pendingin

udara local yaitu pendingin udara yang umum dipakai di rumah-rumah atau

beberapa ruangan kantor (biasanya ruang pejabat structural, namun sekarang

hampir seluruh ruang baik ruang staf maupun umum sudah dipasang

pendingin udara/AC), sedangkan pendingin udara sentral adalah pendingin

udara yang dikendalikan di satu tempat tersendiri oleh operator khusus,

Page 5: Sick Building Sindrom Adatya

biasanya hotel-hotel, tempat perbelanjaan, dan gedung perkantoran yang

berskala besar. Kedua pendingin udara ini berpotensi dalam menyebarkan

berbagai virus dan bakteri. Idealnya, filter mesin AC dibersihkan dan

dibubuhi disinfektan setidaknya 3-4 kali dalam setahun. Jika tidak AC

menjadi lokasi ideal bagi perkembangbiakan rombongan bakteri. Kawanan

Chlamidia sp, Escherichia sp, Legionella sp, akan bersarang dengan nyaman

di sela filter AC yang berair dan lembab. Ketika udara AC menyembur ke

seluruh sudut ruangan, saat itu pula koloni kuman menyusup ke saluran

pernapasan, terhirup melalui mulut, hidung atau masuk lewat lubang telinga.

Bagi orang sehat dengan stamina prima, masuknya kuman tak mendatangkan

masalah. Lain soal jika korban yang dipapar kuman adalah mereka yang daya

tahan tubuhnya sedang buruk. Dhermatopagoides pteronnyssinus dan

Dhermatopagoides farina adalah tungau debu rumah yang sering ditemukan

pada gedung yang menyebabkan sensitisasi alergi.6

- Debu di dalam ruang kerja. Debu merupakan partikel-partikel zat padat,

disebabkan oleh kekuatan-kekuatan mekanis atau alami seperti pengolahan,

penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan, dan lain-lain

dari bahan baik organic maupun non-organik. Sumber alamiah partikulat

atmosfir adalah debu yang memasuk atmosfir karena terbawa oleh angin.

Oleh karena itu, debu bisa terdapat dimana saja, misalnya untuk indoor,

penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu. Karena

ukurannya yang kecil, debu dapat terhirup dan tersangkut di dalam paru

sehingga dapat mengganggu aktivitas pernapasan manusia.6

- Karpet yang tidak dirawat. Partikel debu yang dibawa oleh manusia dari luar

ruangan, pestisida yang disemprotkan ke ruangan akan menempel pada

karpet. Selain itu ada juga kutu debu yang biasanya tinggal diantara sela-sela

karpet, mengkonsumsi partikel-partikel kulit mati yang diproduksi oleh

manusia setiap harinya Juga alas karpet serta perekat yang digunakan untuk

merekatkan karpet tersebut acap kali mengeluarkan senyawa-senyawa

organik yang mudah menguap. Sebagian besar orang pernah merasakan bau

kuat yang menyengat dari karpet yang baru dipasang. Bila karpet tidak

terawat, jarang dibersihkan dan dijemur, maka pertikel debu, dan pencemar

lain yang menempel di karpet akan ikut masuk ke dalam sistem pernafasan

manusia sehingga dapat mengganggu kesehatan.6

Page 6: Sick Building Sindrom Adatya

b) Pajanan biologik

Polusi biologi disebabkan oleh kutu debu, jamur, bakteri, serbuk sari tanaman, dan

organisme lain. Terutama, perkantoran modern yang biasanya menggunakan

pendingin tanpa ventilasi alami. Pekerja dapat berisiko mengidap penyakit,

diantaranya:6

- Humidifier fever yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh organisme yang

menyebabkan sakit pada saluran pernafasan dan alergi. Organisme ini

biasanya terdapat dan hidup pada air yang terdapat di sistem pendingin.

- Legionnaire disease penyakit ini juga berhubungan dengan system pendingin

dalam ruang namun disebabkan oleh spesifik bakteri terutama bakteri

legionella pneumophila. Penyakit ini terutama akan lebih berbahaya pada

pekerja dengan usia lanjut. Reaksi legionella memang sering tidak disertai

gejala mencolok bahkan seperti flu biasa. Paling-paling hanya demam,

menggigil, pusing, batuk berdahak, badan lemas, tulang ngilu dan selera

makan lenyap.4,6

c) Pajanan kimia

Penggunaan pewangi ruangan merupakan salah satu penyebab polusi dalam ruang

karena pewangi ruangan tersebut akan memaparkan bermacam bahan yang serba

kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi, pusing, hingga mual. Dilaporkan

bahwa 95% bahan kimia dalam pewangi adalah senyawa sintesis yang berasal

dari petrokimia, termasuk turunan benzene, aldehida dan banyak toksin serta

agen pembuat peka lain. Pajanan yang berulang-ulang akan memicu peningkatan

sensitivitas dan reaksi yang semakin kuat. Sensitivitas ke beragam bahan lain.

Bahan-bahan ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, termasuk

reaksi alergi, masalah pernapasan dan sensitivitas.pada pajanan berulang, bahan-

bahan tersebut dapat meyebabkan keadaan yang lebih serius, misalnya cacat

lahir, gangguan saraf pusat, dan kanker. Selain itu, juga penyemprot nyamuk,

rokok, mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon, penggunaan berbagai

desinfektan, hingga tanaman hidup yang tidak pernah dikeluarkan dari ruangan.

Tanaman yang jarang dikeluarkan dari ruangan juga kurang baik karena pada

malam hari tanaman mengeluarkan karbondioksida dan mengkonsumsi oksigen.

Terlebih jika tanaman tersebut berada di dalam ruangan kantor yang jarang

dibuka ventilasi udara segarnya. Selain itu juga banyak materi bangunan modern,

seperti cat diding yang masih baru diaplikasikan, papan partikel (particle board),

Page 7: Sick Building Sindrom Adatya

papan fiber (fiber board), dan berbagai macam perabotan plastik yang

mengeluarkan gas organik dalam jangka tahunan.4,5

d) Ergonomi

Dengan posisi kerja yang tidak nyaman atau posisi yang salah dapat

mengakibatkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja yaitu low back pain.5

e) Pajanan psikososial

Stress psikis, monoton kerja, tuntutan pekerjaan, hubungan sesama sejawat, mass

psychogenic illness dan lain-lain.5

III. Hubungan pajanan dengan penyakit

Untuk mengetahui hubungan pajanan dengan penyakit dilakukan identifikasi pajanan

yang ada. Evidence based berupa pajanan yang menyebabkan penyakit. Kemudian

perlu diketahui hubungan gejala dan waktu kerja, pendapat pekerja (apakah

keluhan/gejala ada hubungan dengan pekerjaan).

a. Pendingin udara (air conditioning) AC yang jarang dibersihkan serta ventilasi

udara yang kurang menjadi lokasi ideal bagi perkembangbiakan rombongan

bakteri. Kawanan Chlamidia sp, Escherichia sp, Legionella sp, akan bersarang

dengan nyaman di sela filter AC yang berair dan lembab. Ketika udara AC

menyembur ke seluruh sudut ruangan, saat itu pula koloni kuman menyusup ke

saluran pernapasan, terhirup melalui mulut, hidung atau masuk lewat lubang

kuping.7

b. Debu di dalam ruang kerja Sumber alamiah partikulat atmosfir adalah debu

yang memasuk atmosfir karena terbawa oleh angin. misalnya untuk indoor,

penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu. Karena ukurannya

yang kecil, debu dapat terhirup dan tersangkut di dalam paru sehingga dapat

mengganggu aktivitas pernapasan manusia.7

c. Karpet yang tidak dirawat Bila karpet tidak terawat, jarang dibersihkan dan

dijemur, partikel debu yang dibawa oleh manusia dari luar ruangan, pestisida yang

disemprotkan ke ruangan akan menempel pada karpet. Selain itu ada juga kutu

debu yang biasanya tinggal diantara sela-sela karpet, mengkonsumsi partikel-

partikel kulit mati yang diproduksi oleh manusia setiap harinya. Sebagian iritasi

pada Sick Building Syndrome disebabkan oleh alergen yang terdapat pada karpet,

seperti tungau atau kapang. Juga alas karpet serta perekat yang digunakan untuk

Page 8: Sick Building Sindrom Adatya

merekatkan karpet yang ikut masuk ke dalam sistem pernafasan manusia sehingga

dapat mengganggu kesehatan.7

d. Pajanan biologi seperti kutu debu, jamur, bakteri, serbuk sari tanaman, dan

organisme lain Humidifier fever yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh

organisme yang menyebabkan sakit pada saluran pernafasan dan alergi.

Organisme ini biasanya terdapat dan hidup pada air yang terdapat di sistem

pendingin. Legionnaire disease penyakit ini juga berhubungan dengan system

pendingin dalam ruang namun disebabkan oleh spesifik bakteri terutama bakteri

legionella pneumophila. Penyakit ini terutama akan lebih berbahaya pada pekerja

dengan usia lanjut. Reaksi legionella memang sering tidak disertai gejala

mencolok bahkan seperti flu biasa. Paling-paling hanya demam, menggigil,

pusing, batuk berdahak, badan lemas, tulang ngilu dan selera makan lenyap.7

e. Pajanan kimia. Penggunaan pewangi ruangan merupakan salah satu penyebab

polusi dalam ruang karena pewangi ruangan tersebut akan memaparkan bermacam

bahan yang serba kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi, pusing, hingga

mual. Dilaporkan bahwa 95% bahan kimia dalam pewangi adalah senyawa

sintesis yang berasal dari petrokimia, termasuk turunan benzene, aldehida.

Pajanan yang berulang-ulang akan memicu peningkatan sensitivitas dan reaksi

yang semakin kuat. Bahan-bahan ini dapat menimbulkan berbagai masalah

kesehatan, termasuk reaksi alergi, masalah pernapasan dan sensitivitas.pada

pajanan berulang, Selain itu, juga penyemprot nyamuk, rokok, mesin fotokopi

yang mengeluarkan ozon, penggunaan berbagai desinfektan, hingga tanaman

hidup yang tidak pernah dikeluarkan dari ruangan. Tanaman yang jarang

dikeluarkan dari ruangan juga kurang baik karena pada malam hari tanaman

mengeluarkan karbondioksida dan mengkonsumsi oksigen. Terlebih jika tanaman

tersebut berada di dalam ruangan kantor yang jarang dibuka ventilasi udara

segarnya. Selain itu juga banyak materi bangunan modern, seperti cat diding yang

masih baru diaplikasikan, papan partikel (particle board), papan fiber (fiber

board), dan berbagai macam perabotan plastik yang mengeluarkan gas organik

dalam jangka tahunan.

Page 9: Sick Building Sindrom Adatya

f. Pajanan Ergonomi. Posisi tubuh yang membungkuk dan jongkok saat bekerja dan

leher menoleh menekuk.

g. Pajanan Psikososial. Stress psikis, monoton kerja, tuntutan pekerjaan, dan lain-

lain.7

IV. Pajanan yang dialami cukup besar

Mencari tahu patofisiologis penyakitnya, bukti epidemiologis, kualitatif beurpa cara

atau proses kerja, lama kerja, lingkungan kerja. Kemudian dilakukan observasi tempat

dan lingkungan kerja, pemakaian APD, serta jumlah pajanan berupa data lingkungan,

data ,monitoring biologis serta hasil surveilans.

V. Peranan faktor individu

Berupa status kesehatan fisik adakah alergi /atopi, riwayat penyakit dalam keluarga,

serta bagaimana kebiasaan berolah raga, status kesehatan mental, serta higine

perorangan.

VI. Faktor lain di luar pekerjaan

Adakah hobi, kebiasaan buruk (misalnya merokok) pajanan di rumah serta pekerjaan

sambilan yang dapat menjadi faktor pemicu penyakit yang diderita.

VII. Diagnosis okupasi

Diagnosis okupasi dilakukan dengan meneliti dari langkah 1-6, referinsi atau bukti ilmiah

yang menujukkan hubungan kausal pajanan & penyakit.

Diagnosis kerja

Sick building sindrom merupakan keluhan dan kumpulan permasalahan kesehatan

yang timbul berkaitan dengan waktu yang dihabiskan dalam suatu bangunan dan

berhubungan dengan kualitas udara dalam lingkungan, ruang kerja tertutup full AC, radikal

bebas dari Printer, AC, asap rokok, vertical blind dan lain lain akan menimbulkan keluhan

seperti sakit kepala, iritasi mata, badan cepat letih, perut terasa kembung, hidung berair,

tenggorokan gatasl, sulit berkonsentrasi, kulit terasa kulit menjadi kering dan gatal, badan

lemah dan lain-lain batuk kering.  Sepintas banyak orang beranggapan ini sebagai virus

influensa biasa. Padahal keluhan ini indikator dari Sick Building Syndrom (SBS).  Penyebab

dari SBS antara lain ; kualitas udara dalam ruangan tercemar oleh radikal bebas (bahan

kimiawi) yang berasal dari dalam maupun luar ruangan. Contohnya tercemar oleh mikroba

atau disebabkan karena ventilasi udara kurang baik. Penyebab lainnya adalah polutan yang

Page 10: Sick Building Sindrom Adatya

bisa mencemari ruangan, misalnya asap rokok, ozon yang berasal dari mesin fotocopi dan

printer, volatile organics compounds yang berasal dari karpet, perabotan cat, bahan

pembersih, debu, carbon monoxide, formalde-hyde, dll. Akumulasi radikal bebas tersebut

tanpa kita sadari dapat menimbulkan penyakit. Radikal bebas ini dapat menyebabkan

penyakit jangka panjang dan jangka pendek. Jangka panjang berupa penyakit kronis seperti

kanker & jantung koroner, sedangkan jangka pendek menyebabkan kerusakan sel-sel daya

tahan tubuh sehingga kita mudah terserang . Dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan

oleh SBS adalah, berbagai gangguan salurang pernafasan, seperti ; pneumonia, paru-paru,

jantung dan penyakit kronis lain terkait dengan pencemaran udara. Beberapa penyakit kronis

lain adalah gagal ginjal, gangguan system reproduksi, system syaraf, kanker, penurunan usia

harapan hidup, dan penyakit paru serta jantung. Resiko menderita gangguan SBS terkait erat

dengan erat dengan factor lingkungan yang menjadi media pencemar fisik, kimia, biologis,

dan radiasi dimana kita kontak relatif lama terjadi. Terutama di tempat kerja, factor resiko

lingkungan tersebut akan kontak dengan karyawan paling tidak 8 jam sehari, sehingga

peluang resiko untuk terpajan dan mengalami SBS akan semakin besar. 2

Gejala -gejala yang timbul diduga berhubungan erat dengan kondisi tidak sehatnya

udara di dalam suatu gedung. Keluhan yang ditemui pada sindroma ini antara lain dapat

berupa batuk-batuk kering, sakit kepala, iritasi pada mata, hidung dan tenggorok. Keluhan-

keluhan tersebut biasanya berlangsung setidaknya 2 minggu. Keluhan-keluhan yang ada

biasanya tidak terlalu hebat, tetapi cukup mengganggu dan yang penting sangat berpengaruh

terhadap produktifitas kerja seseorang. Sindrom gedung sakit baru dapat dipertimbangkan

bila lebih dari 20%, atau bahkan sampai 50%, pengguna suatu gedung mempunyai keluhan-

keluhan seperti di atas. bila hanya 2 atau 3 orang maka mungkin sekali mereka sedang

menderita penyakit infeksi saluran nafas atas. Untuk dapat mengetahui penyebab sindroma

ini, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kondisi lingkungan udara atau sistem ventilasi

udara di dalam suatu gedung. The National Institute for Occupational Safety and Health

(NIOSH), suatu badan untuk kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika Serikat telah

memeriksa 446 gedung di negara itu.2,4

Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan permintaan dari pemilik/pengguna gedung-

gedung itu untuk menilai apakah gedung tempat mereka bekerja masih dalam keadaan sehat

atau tidak. Di Indonesia, masalah sindroma gedung sakit belum banyak diketahui oleh

masyarakat luas dari belum ada kesadaran pemilik atau pengguna suatu gedung untuk

memeriksakan gedung mereka bila dicurigai adanya pencemaran udara di dalam suatu

gedung. Dari hasil pemeriksaan NIOSH ( 1984) menunjukkan ada 6 sumber utama penyebab

Page 11: Sick Building Sindrom Adatya

pencemaran udara yang berasal dari dalam maupun luar suatu gedung yaitu

1. Pencemaran dari alat-alat gedung 17%

2. Pencemaran dari luar gedung 11 %

3. Pencemaran akibat bahan banguna 3%

4. Pencemaran akibat mikroba 5%

5. Gangguan ventilasi 52%

6. Tidak di ketahui 1%

Pencemaran udara dalam suatu gedung antara lain disebabkan oleh karena pemakaian

mesin foto kopi, asap rokok dan dapur, peptisida, bahan-bahan pembersih ruangan, cat,

karpet, sofa dan lain-lain Pencemaran akibat bahan bangunan seperti formaldehid, lem,

asbes, fiber glass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen bangunan pembentuk

gedung tersebut. Pencemaran akibat mikroba berupa bakteri, protozoa dan produk mikroba

lainnya yang dapat ditentukan di saluran udara dan alat pendingin (AC) beserta seluruh

sistemnya. Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, buruknya

distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara. Pencemaran dari luar

gedung dapat terjadi karena masuknya gas buang kendaraan bermotor yang lalu lalang, gas

dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, yang kesemuanya terjadi akibat

penempatan lokasi lubang ventilasi atau lobang pemasukan udara segar yang tidak tepat.

Kualitas udara dalam ruangan yang baik didefinisikan sebagai udara yang bebas bahan

pencemar penyebab iritasi, ketidaknyamanan atau terganggunya kesehatan penghuni.

Temperatur dan kelembaban ruangan juga mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan

penghuni. Baku mutu bahan pencemar tertinggi yang diperkenankan dari beberapa bahan

pencemar udara ruangan telah dideskripsikan dalam American Society of Health,

Refrigerating, and Air Conditioning Engineers (ASHRAE) tahun 1989. Sedangkan baku

mutu tertinggi yang diperkenankan untuk kelompok bahan pencemar spesifik dan pedoman

kenyamanan dalam ruangan untuk parameter fisik yang spesifik diuraikan dalam Guideline

for Good Indoor Air Quality.

Polusi udara dalam ruang adalah tingginya konsentrasi partikel polusi yang mengudara

(airborne contaminants), bau, dan penyebab alergi yang ditimbulkan oleh penghuni/

pengguna gedung itu sendiri atau merupakan kontaminasi polusi udara luar yang masuk ke

dalam gedung. Polusi dalam ruang digolongkan menjadi:

a. Polusi fisik, yang termasuk ke dalam polusi fisik adalah:

a. Pendingin udara (kaitannya dengan suhu dan kelembaban ruang).

Page 12: Sick Building Sindrom Adatya

Secara umum, pengkondisian udara (air-conditioning) dilakukan dengan

mengkondisikan udara dari luar bisa dipanaskan (untuk heating mode seperti

di negeri-negeri dingin) atau didinginkan (untuk cooling mode seperti halnya

di Indonesia) sehingga udara yang disemburkan ke dalam ruangan mencapai

kondisi set-point (temperatur dan kelembaban) yang diinginkan.

Pendingin udara diklasifikasikan menjadi pendingin udara lokal dan sentral.

Pendingin udara lokal yaitu pendingin udara yang umum dipakai di rumah-

rumah, atau beberapa ruangan kantor (biasanya ruang pejabat struktural,

namun sekarang hampir seluruh ruang baik ruang staf maupun umum sudah

dipasang pendingin udara/AC), sedangkan pendingin udara sentral adalah

pendingin udara yang dikendalikan dari satu tempat tersendiri oleh operator

khusus, biasanya hotel-hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung perkantoran

berskala besar. Kedua pendingin udara ini berpotensi dalam menyebarkan

berbagai virus dan bakteri. Idealnya, filter mesin AC dibersihkan dan dibubuhi

disinfektan setidaknya 3-4 kali setahun. Jika tidak, AC menjadi lokasi ideal

bagi perkembangbiakan rombongan bakteri. Kawanan Chlamydia sp,

Escherichia sp, dan Legionella sp, akan bersarang dengan nyaman di sela

filter AC yang berair dan lembab. Ketika udara AC menyembur ke seluruh

sudut ruangan, saat itu pula koloni kuman menyusup ke saluran pernapasan,

terhirup melalui mulut, hidung, atau masuk lewat lubang kuping. Bagi orang

sehat dengan stamina prima, masuknya kuman tak mendatangkan masalah.

Lain soal jika korban yang dijambangi kuman adalah mereka yang daya tahan

tubuhnya sedang buruk.

b. Debu di ruangan kerja

Debu merupakan partikel-partikel zat padat, yang disebabkan oleh kekuatan-

kekuatan alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,

pengepakan yang cepat, peledakan, dan lain-lain dari bahan, baik organik

maupun anorganik, misalnya batu, kayu, bijih, logam, arang batu, butir-butir

zat dan sebagainya, yang memiliki ukuran antara 0,1 – 2,5 mikron. Sumber

alamiah partikulat atmosfir adalah debu yang memasuki atmosfir karena

terbawa oleh angin. Oleh karena itu, debu bisa terdapat di mana saja, misalnya

untuk indoor, penumpukan barang-barang bekas yang menimbulkan debu.

Page 13: Sick Building Sindrom Adatya

Karena ukurannya yang kecil, debu dapat terhirup dan tersangkut di dalam

paru sehingga dapat mengganggu akivitas pernafasan manusia.

c. Karpet yang tidak dirawat

Karpet merupakan salah satu bahan bangunan yang paling membahayakan

bagi kesehatan, dan apabila memungkinkan, maka disarankan pencegahan

penggunannya. Hal tersebut karena partikel debu yang dibawa oleh manusia

dari luar ruangan, pestisida yang disemprotkan ke ruangan, akan menempel

pada karpet. Selain itu ada juga kutu debu yang biasanya tinggal di antara sela-

sela karpet, mengkonsumsi partikel-partikel kulit mati yang diproduksi oleh

manusia setiap harinya. Sebagian iritasi pada Sick Building Syndrome

disebabkan oleh alergen yang terdapat pada karpet, seperti tungau atau

kapang. Juga alas karpet serta perekat yang digunakan untuk merekatkan

karpet tersebut acap kali mengeluarkan senyawa-senyawa organik yang mudah

menguap. Sebagian besar orang pernah merasakan bau kuat yang menyengat

dari karpet yang baru dipasang. Bila karpet tidak terawat, jarang dibersihkan

dan dijemur, maka pertikel debu, dan pencemar lain yang menempel di karpet

akan ikut masuk ke dalam sistem pernafasan manusia sehingga dapat

mengganggu kesehatan.

b. Polusi biologi

Polusi biologi disebabkan oleh kutu debu, jamur, bakteri, serbuk sari tanaman, dan

organisme lain. Terutama, perkantoran modern yang biasanya menggunakan

pendingin tanpa ventilasi alami. Pekerja dapat berisiko mengidap penyakit,

diantaranya:

- Humidifier fever yaitu suatu penyakit yang disebabkan oleh organisme yang

menyebabkan sakit pada saluran pernafasan dan alergi. Organisme ini biasanya

terdapat dan hidup pada air yang terdapat di sistem pendingin.

- Legionnaire disease penyakit ini juga berhubungan dengan sistem pendingin

dalam ruang namun disebabkan oleh spesifik bakteri terutama bakteri legionella

pneumophila. Penyakit ini terutama akan lebih berbahaya pada pekerja dengan

usia lanjut. Reaksi legionella memang sering tidak sertai gejala mencolok bahkan

seperti flu biasa. Paling-paling hanya demam, menggigil, pusing, batuk berdahak,

badan lemas, tulang ngilu dan selera makan lenyap.

Page 14: Sick Building Sindrom Adatya

c. Polusi kimia

Penggunaan pewangi ruangan merupakan salah satu penyebab polusi dalam ruang

karena pewangi ruangan tersebut akan memaparkan bermacam bahan yang serba

kimiawi. Ada yang bisa menyebabkan alergi, pusing, hingga mual. Dilaporkan bahwa

95% bahan kimia dalam pewangi adalah senyawa sintesis yang berasal dari

petrokimia, termasuk turunan benzene, aldehida dan banyak toksin serta agen

pembuat peka lain. Pajanan yang berulang-ulang akan memicu peningkatan

sensitivitas dan reaksi yang semakin kuat.

Sensitivitas ke beragam bahan lain. Bahan-bahan ini dapat menimbulkan berbagai

masalah kesehatan, termasuk reaksi alergi, masalah pernapasan dan sensitivitas.pada

pajanan berulang, bahanbahan tersebut dapat meyebabkan keadaan yang lebih serius,

misalnya cacat lahir, gangguan saraf pusat, dan kanker. Selain itu, juga penyemprot

nyamuk, rokok, mesin fotokopi yang mengeluarkan ozon, penggunaan berbagai

desinfektan, hingga tanaman hidup yang tidak pernah dikeluarkan dari ruangan.

Tanaman yang jarang dikeluarkan dari ruangan juga kurang baik karena pada malam

hari tanaman mengeluarkan karbondioksida dan mengkonsumsi oksigen. Terlebih jika

tanaman tersebut berada di dalam ruangan kantor yangjarang dibuka ventilasi udara

segarnya.

d. Polusi gas

Polusi gas, selain datang dari asap pembuangan kendaraan bermotor, juga terjadi di

bangunan tempat tinggal kita seperti tungku api dan pemanas yan g tidak disertai

dengan sistem ventilasi yang baik, dan juga dari kompor gas yang mengeluarkan

karbonmonoksida, karbondioksida, dan nitrogen dioksida. Selain itu juga banyak

materi bangunan modern, seperti cat rumah yang masih baru diaplikasikan, papan

partikel (particle board), papan fiber (fiber board), dan berbagai macam perabotan

plastik yang mengeluarkan gas organik dalam jangka tahunan.

e. Polusi radiasi

Radiasi alam

Di antara sekian banyak sumber radiasi alam, radon merupakan sumber radiasi alam

yang paling banyak mendapatkan perhatian sehubungan dengan efek merugikan yang

ditimbulkannya. Efek merugikan tersebut berkaitan dengan kesehatan manusia. Radon

merupakan gas radioaktif yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan secara

Page 15: Sick Building Sindrom Adatya

kimia tidak reaktif. Zat ini terbentuk dari turunan radium-226 yang termasuk dalam

rantai luruhan uranium-238 yang ada di dalam batu, tanah dan air. Zat ini dapat

bermigrasi dari batuan dan tanah masuk ke atmosfir. Berbagai bahan bangunan seperti

granit, italian tuff serta alum shale konkrete ringan, mengandung konsentrasi radium-

226 yang dapat menjadi sumber migrasi radon di dalam ruangan. Ternyata udara luar

berperan penting bagi masuknya radon ke udara ruangan melalui ventilasi udara

maupun pintu dan jendela.

Komponen terbesar dari paparan radon pada manusia melalui inhalasi radon dan

turunannya yang berumur pendek. Radon dan sekitar sepertiga hasil luruhannnya akan

terinhalasi dan masuk ke dalam organ paru sebagai organ target. Gas radon yang

terinhalasi ini dapat masuk ke dalam darah serta berbagai organ maupun jaringan

tubuh manusia. Penggunaan bahan-bahan tambang seperti asbes dan sisa-sisa hasil

pengolahan bahan tambang sebagai bahan bangunan untuk perumahan ataugedung,

dapat memperbesar kadar radon.

Patofisiologi

Terdapat 3 hipotesis untuk menjelaskan gejala SBS antara lain hipotesis kimia bahwa

volatile organic compounds (VOCs) yang berasal dari perabot, karpet, cat serta debu, karbon

monoksida atau formaldehid yang terkandung dalam pewangi ruangan dapat menginduksi

respons reseptor iritasi terutama pada mata dan hidung. Iritasi saluran napas menyebabkan

asma dan rinitis melalui interaksi radikal bebas sehingga terjadi pengeluaran histamin,

degradasi sel mast dan pengeluaran mediator inflamasi menyebabkan bronkokonstriksi.

Pergerakan silia menjadi lambat sehingga tidak dapat membersihkan saluran napas,

peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar, rusaknya sel pembunuh

bakteri di saluran napas, membengkaknya saluran napas dan merangsang pertumbuhan sel.

Akibatnya terjadi kesulitan bernapas, sehingga bakteri atau mikroorganisme lain tidak dapat

dikeluarkan dan memudahkan terjadinya infeksi saluran napas.

Hipotesis ke dua adalah hipotesis bioaerosol; penelitian cross sectional menunjukkan bahwa

individu yang mempunyai riwayat atopi akan memberikan reaksi terhadap VOCs konsentrasi

rendah dibandingkan individu tanpa atopi. Hipotesis ke tiga ialah faktor pejamu, yaitu

kerentanan individu akan mempengaruhi timbulnya gejala. Stres karena pekerjaan dan faktor

fisikososial juga mempengaruhi timbulnya gejala SBS.5

Page 16: Sick Building Sindrom Adatya

Diagnosis Banding

a. Influenza

Influenza, yang lebih dikenal dengan sebutan flu, merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus RNA dari famili Orthomyxoviridae (virus influenza), yang

menyerangunggas dan mamalia. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah

menggigil, demam, nyeri tenggorok, nyeri otot, nyeri kepala berat, batuk, kelemahan,

dan rasa tidak nyaman secara umum. Influenza ditularkan melalui udara lewat batuk atau

bersin, yang akan menimbulkan aerosol yang mengandung virus. Influenza juga dapat

ditularkan melalui kontak langsung dengan tinja burung atau ingus, atau melalui kontak

dengan permukaan yang telah terkontaminasi. Aerosol yang terbawa oleh udara (airborne

aerosols) diduga menimbulkan sebagian besar infeksi, walaupun jalur penularan mana yang

paling berperan dalam penyakin ini belum jelas betul. Virus influenza dapat diinaktivasi

oleh sinar matahari, disinfektan, dan deterjen.  Sering mencuci tangan akan mengurangi

risiko infeksi karena virus dapat diinaktivasi dengan sabun.

Influenza menyebar ke seluruh dunia dalam epidemi musiman, yang menimbulkan kematian

250.000 dan 500.000 orang setiap tahunnya,9 bahkan sampai jutaan orang pada beberapa

tahun pandemik. Rata-rata 41.400 orang meninggal tiap tahunnya diAmerika Serikat dalam

kurun waktu antara tahun 1979 sampai 2001 karena influenza

Gejala influenza dapat dimulai dengan cepat, satu sampai dua hari setelah infeksi.

Biasanya gejala pertama adalah menggigil atau perasaan dingin, namun demam juga sering

terjadi pada awal infeksi, dengan temperatur tubuh berkisar 38-39 °C (kurang lebih 100-

103 °F).  Banyak orang merasa begitu sakit sehingga mereka tidak dapat bangun dari tempati

tidur selama beberapa hari, dengan rasa sakit dan nyeri sekujur tubuh, yang terasa lebih berat

pada daerah punggung dan kaki. Gejala influenza dapat meliputi:

Demam dan perasaan dingin yang ekstrem (menggigil, gemetar)

Batuk

Hidung tersumbat

Nyeri tubuh, terutama sendi dan tenggorok

Kelelahan

Nyeri kepala

Iritasi mata, mata berair

Page 17: Sick Building Sindrom Adatya

Mata merah, kulit merah (terutama wajah), serta kemerahan pada mulut, tenggorok, dan

hidung

Penatalaksanaan

Orang yang menderita flu disarankan untuk banyak beristirahat, meminum banyak

cairan, menghindari penggunaan alkohol dan rokok, dan apabila diperlukan, mengonsumsi

obat seperti asetaminofen (parasetamol) untuk meredakan gejala demam dan nyeri otot yang

berhubungan dengan flu. Karena influenza disebabkan oleh virus, antibiotik tidak memiliki

pengaruh terhadap infeksi; kecuali diberikan untuk infeksi

sekunder seperti pneumonia bakterialis. Pengobatan antiviral dapat efektif, namun sebagian

jalur inflenza dapat menunjukkan resistensi terhadap obat-obat antivirus standar

b. Common cold

Flu biasa (juga dikenal sebagai nasopharyngitis, rhinopharyngitis, coryza akut, atau

dingin) adalah virus penyakit menular pada saluran pernapasan bagian atas yang

mempengaruhi terutama hidung. Gejala termasuk batuk, sakit tenggorokan, pilek , dan

demam yang biasanya sembuh dalam tujuh sampai sepuluh hari, dengan beberapa gejala yang

berlangsung sampai tiga minggu. Nah lebih dari 200 virus yang terlibat dalam penyebab flu

biasa, sedangkan rhinoviruses adalah yang paling umum.

Infeksi saluran pernapasan atas yang longgar dibagi dengan daerah mereka

mempengaruhi, dengan flu biasa terutama mempengaruhi hidung, tenggorokan ( faringitis ),

dan sinus ( sinusitis ). Gejala sebagian besar disebabkan oleh tubuh kekebalan respon

terhadap infeksi daripada kerusakan jaringan oleh virus itu sendiri. Metode utama

pencegahan adalah dengan mencuci tangan dengan beberapa bukti untuk mendukung

efektivitas memakai masker wajah

Gejala khas dingin termasuk batuk , pilek , hidung tersumbat dan sakit tenggorokan ,

kadang disertai sakit otot , kelelahan , sakit kepala , dan kehilangan nafsu makan .  Sakit

tenggorokan terjadi pada sekitar 40% dari kasus dan batuk pada sekitar 50%, sementara sakit

otot terjadi pada sekitar setengah. Pada orang dewasa, suatu demam umumnya tidak hadir

tetapi sering terjadi pada bayi dan anak kecil.  Batuk biasanya ringan dibandingkan dengan

yang menyertainya influenza . Sementara batuk dan demam menunjukkan kemungkinan yang

lebih tinggi dari influenza pada orang dewasa, banyak kesamaan ada antara dua kondisi.

Sejumlah virus yang menyebabkan flu biasa juga dapat mengakibatkan infeksi tanpa

Page 18: Sick Building Sindrom Adatya

gejala . Warna dari sputum atau sekresi hidung dapat bervariasi dari jelas ke kuning ke hijau

dan tidak memprediksi kelas agen penyebab infeksi.

Penatalaksanaan

1. Medika mentosa

a. Pengobatan dilakukan berdasarkan simptom:

- Decongstan: membantu melancarkan pernafasan dan pengeluaran mucus

atau lendir dari hidung.

- Dextromethorpan atau ambroxol: membantu mengeluarkan dahak atau

mengencerkan dahak.

- Paracetamol, ibuprofen, aspirin: demam, sakit kepala dan nyeri seluruh

badan.

- Antibiotik jika ada infeksi bakteri.3,5

2. Non-medika mentosa

- Menghilangkan sumber kontaminasi penyebab SBS, misalnya dengan

pembersihan AC secara berkala

- Jangan merokok, karena dapat memperberat penyakit

- Menghilangkan sumber polutan. Jika suatu gedung telah dinyatakan telah

terkena SBS, maka perlu dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mencari

sumber polutan yang dominan. Setelah sumber tersebut ditemukan, maka

langkah selanjutnya adalah menghilangkan sumber polutan tersebut.

- Meningkatkan laju pertukaran udara. Ini dapat dilakukan dengan

melakukan modifikasi terhadap sistem ventilasi yang telah ada disesuaikan

dengan standar baku yang telah ada.

- Membersihakan udara yang disirkulasikan di dalam gedung. Hal ini dapat

dilakukan dengan menggunakan filter yang dapat menyaring udara,

meskipun sangat terbatas.

- Menjaga temperature dan kelembapan ruangan dalam rentang dimana

kontaminasi biologis susah bertahan hidup. Biasanya dalam temperature

70oF dan kelembapan 40-60%.

- Jendela sedapat mungkin dibuka untuk membantu proses pertukaran udara

dalam dan udara luar.3,5

Page 19: Sick Building Sindrom Adatya

Pencegahan

Keluhan yang timbul pada penderita biasanya dapat ditanggulangi secara simtomatis

asal diikuti dengan upaya lain agar suasana lingkungan udara di gedung tempat kerja menjadi

lebih sehat dan nyaman, bagaimana agar udara luar yang segar dapat masuk ke dalam gedung

secara baik dan terdistribusi secara merata ke semua bagian di dalam suatu gedung. Dalam

hal ini perlu juga diperhatikan agar lubang tempat masuknya udara luar tidak berdekatan

dengan sumber-sumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar tidak terhisap masuk

ke dalam gedung, rencana renovasi ruangan, penambahan batasbatas ruangan dan

penambahan jumlah orang yang bekerja dalam satu ruangan hendaknya dilakukan setelah

memperhitungkan agar setiap bagian ruangan dan setiap individu mendapat ventilasi udara

yang cukup memadai. Ternyata upaya pencegahannya cukup luas, menyangkut bagaimana

gedung itu dibangun, bagaimana desain ruangan, bahan-bahan yang digunakan di dalam

gedung, perawatan alat-alat dan lain-lain. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan

meliputi:5,6

1. Umumnya penderita Sick building syndrom akan sembuh apabila keluar dari dalam

gedung tersebut, gejala-gejala penyakitnya dapat disembuhkan dengan obat-obat

simtomatis (obat-obat penghilang gejala penyakit).

2. Upaya agar udara luar yang segar dapat masuk ke dalam gedung secara baik dan

terdistribusi secara merata ke semua bagian di dalam suatu gedung. Dalam hal ini

perlu diperhatikan agar lubang tempat masuknya udara luar tidak berdekatan dengan

sumbersumber pencemar di luar gedung agar bahan pencemar tidak terhisap masuk ke

dalam gedung. Ventilasi dan sirkulasinya udara dalam gedung diatur sedemikian rupa

agar semua orang yang bekerja merasa segar, nyaman dan sehat, jumlah supply udara

segar sesuai dengan kebutuhan jumlah orang didalam ruangan, demikian pula harus

diperhatikan jumlah supply udara segar yang cukup apabila ada penambahan-

penambahan karyawan baru dalam jumlah yang signifikan.

3. Perlu pula diperhatikan pemilihan bahan-bahan bangunan dan bahan pembersih

ruangan yang tidak akan mencemari lingkungan udara di dalam gedung dan lebih

ramah lingkungan (green washing, non toxic, natural, ecological friendly)..

4. Penambahan batas-batas ruangan dan penambahan jumlah orang yang bekerja dalam

satu ruangan hendaknya dilakukan setelah memperhitungkan agar setiap bagian

ruangan dan setiap individu mendapat ventilasi udara yang memadai.

Page 20: Sick Building Sindrom Adatya

5. Jangan asal membuat sekat ruangan saja, dan jangan terus menerus menambah jumlah

orang untuk bekerja dalam satu ruangan sehingga menjadi penuh sesak.

6. Alat-alat kantor yang mengakibatkan pencemaran udara, seperti mesin fotocopy,

diletakkan dalam ruangan terpisah.

7. Renovasi kantor dengan menggunakan bahan-bahan bangunan baru, cat baru, lem

baru, agar dipasang exhaust fan yang memadai agar pencemaran dari volatile organic

compounds (VOCs), terutama uap benzene dan formaldehyde yang berasal dari

bahan-bahan bangunan baru dapat segera dibuang.

Prognosis

Baik saat dilakukan penangan dengan cepat dan benar dan melihat apakah ada hubungannya

dengan pekerjaa atau tidak

Penutup

Penyakit sick building syndrome (SBS) biasanya timbul pada lokasi atau tempat kerja

sehari-hari yang kurang sehat. Kehidupan masyarakat yang modern dan dikelilingi

dengan perangkat teknologi bisa berdampak buruk bagi tubuh, salah satunya adalah

penyakitnya SBS. SBS adalah istilah yang menyatakan bahwa gedung-gedung industri,

perkantoran, perdagangan, dan rumah tinggal yang menimbulkan dampak penyakit. SBS

sangat mungkin menurunkan produktivitas. Berbagai penyakit itu muncul disebabkan

polutan dari berbagai perangkat dan peralatan di dalam ruangan gedung, kantor, dan

rumah. Polutan yang mencemari ruangan kerja itu seperti asap rokok, ozone yang berasal

dari mesin fotokopi dan printer, kuman dan bakteri yang berasal dari karpet. Sedangkan

di rumah tangga seperti furnitur rumah tangga, pembersih cat, vacum cleaner, debu, dan

karbon monoksida. Memang penyakit yang ditimbulkan lewat oleh SBS tersebut tidak

seketika terjadi. Namun, jika terus-menerus terkena dampak tersebut bisa memicu

munculnya berbagai penyakit dalam tubuh.

Jadi, yang perlu dibenahi adalah rumah atau lingkungan tempat kerja. Caranya

misalnya dengan memberikan ruang sanitasi udara yang cukup, begitu juga untuk

pancaran sinar matahari.

Page 21: Sick Building Sindrom Adatya

Daftar pustaka

1. Harrianto Ridwan. Buku ajar Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC ; 2009

2. Dian Yulianti, Mukhtar Ikhsan dan Wiwien Heru Wiyono. Tinjauan Pustaka

Sick Building Syndrome. CDK-189/vol.39 no1, th 2012. Depertemen

Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas

indonesia-RS Persahabatan, Jakarta, Indonesia

3. Suma’mur DR. Higine perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes). Jakarta :

CV Sagung Seto. 2009.

4. Jaakkola K, Jaakkola MS. Sick building syndrome. In: Hendrik DJ, Burge PS,

Beckett WS, Churg A, editors. Occupational disorder of the lung: recognation

management and prevention. 5th ed. London: WB Saunders;2002. Page 241-

55.

5. Utami ET. Hubungan antara kualitas udara pada ruangan ber-AC sentral dan

sick building sindrome. Jateng-DIY. Tesis DIY:UNNES:2005.

6. Aditama TY, Andarini SL. Sick building syndrome. Jakarta: Med J Indones;

2002. Page 124-31.

7. Winarti M, Basuki B, Hamid A. Air movement, gender and risk of sick

building syndrome headache among employees in Jakarta office. Med J

Indones 2003. Page 171-2.

8. Jeyaratnam J, Koh David. Buku Ajar Praktik Kedokteran Kerja . Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2009.4

9. Hodgson M. Indoor environmental exposure and symptoms. Environ Health

Perspect 2002. Page 663-7.

10. Fischman ML. Current Occupational & Environmental Medicine. Ed. 4. New

York : Mc Graw Hill ; 2007. Page 718-719.

Page 22: Sick Building Sindrom Adatya