1.6 b manual kecerdasan emosi dan gambar diri positif (unfinished)

32
PENGEMBANGAN DIRI Manual 6

Upload: robby-chandra

Post on 28-May-2015

6.125 views

Category:

Technology


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

PENGEMBANGAN DIRI

Manual

6

Page 2: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Pelatihan bagi Generasi Muda

Kecerdasan Emosi dan

Gambar

Diri yang Positif

Page 3: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Isi

Page 4: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Penjelasan dasar

Page 5: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

M E R U M U S K A N V I S I D A N M I S I

1

Bagian

1

Page 6: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Manual Kecerdasan Emosi dan Gambar Diri yang Positif

1. Menyimak suara Alkitab

Ada orang yang peduli Tuhan dan peduli realitas. Kita bisa saja hanya peduli suara Tuhan dan mengabaikan realitas. Sebaliknya bisa juga kita mengambil pilihan lain yaitu, peduli pada suara realitas saja.

Jemaat Kisah para rasul yang baru sudah mengalami persoalan. Bukan persoalan doktrin, spiritual atau hal yang lebih mendasar. Tapi masalahnya adalah logistik, ada keluhan tentang ketidak seimbangan perhatian dan pembagian materi bagi para duafa. Keluhan tadi cukup merebak.

Wajarnya para rasul menanggapi dengan teguran agar anggota jemaat tahu diri sebagai jemaat yang masih baru seharusnya menahan diri dari mengangkat persoalan-persoalan yang remeh. Tapi para rasul tidak melakukan hal itu, mereka ternyata menangani masalah tadi dengan serius.

Page 7: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Pertama, para pemimpin mengambil inisiatif untuk menangani masalah yang ada. Mereka mengumpulkan umat. Mereka tidak mengabaikan suara ketidakpuasan yang ada.

Kedua, mereka mengakui,”kami tidak puas dengan apa yang ada.”

Artinya, mereka jujur terhadap perasaan yang ada dalam diri mereka dan membaca kenyataan dengan terbuka. Tapi mereka juga menggunakan tolok ukur yang berlandas pada misi dari Tuhan. Hal ini jarang terjadi sekarang. Biasanya orang menutupi perasaan mereka, apa lagi pemimpin, demi memberikan kesan/penampilan yang baik.

Artinya selanjutnya, mereka juga punya persepsi yang tajam dan mampu mengungkapkan perasaan diri sendiri. Terkadang orang tidak mampu mengenali perasaan sendiri, kalaupun mereka mampu mengenali hal itu, seringkali mereka tidak mampu mengungkapkan dengan tepat. Misalnya, mengungkapkan kemarahan pada istri yang sering pergi, padahal sebenarnya rindu/ ingin lebih sering bersama.

Ketiga, kebih lanjut lagi, para rasul atau pemimpin mampu menawarkan jalan keluar dari masalah yang ada. Padahal umumnya manusia mampu mengenali masalah, mempermasalahkan, namun tidak mampu menghadirkan pilihan jalan keluar.

3

Page 8: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

2. Bagaimana dengan realita

Walaupun ada contoh indah dari Alkitab, namun ada realita yang berbeda, walaupun realita itu ada di gereja. Realitas ini perlu kita simak.

a. seringkali orang menyembunyikan perasaannya atau tidak mengekspresikannyaContoh: ibu saya tidak pernah memuji saya tapi ketika meninggal, susternya menyampaikan bhw mami sering memuji dan sering ingin ketemu saya. Saya tidak pernah tahu hal itu, karena beliau tidak pernah mengungkapkan pada saya. Seorang pendeta baru masuk ke jemaat dan mulai pelayanan dengan baik tapi beberapa tahun kemudian jemaat mengeluh. Hal ini terjadi karena kurang komunikasi. Pendeta dan jemaat tidak pernah saling berkomunikasi tentang harapan masing-masing. Masing-masing berasumsi, tidak mengungkapkan perasaan. Berbeda sekali dengan di jemaat pertama, yang tercermin dalam Kisah rasul yaitu, para rasul peka pada perasaan jemaat. b. Orang sekarang tidak peka pada respon emosi orang lain.

c. Ketika menyadari perasaan orang lainpun, sering orang tidak bersikap win win ketika mengolahnya. Bahkan sering kita mengharapkan agar orang lain berubah, padahal diri sendiri tidak. Contoh ketidak

4

Page 9: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

pekaan misalnya: Istri merasa dilalaikan hari ulang tahunnya.

d. Seringkali orang tidak mengenal atau menyadari emosinya sendiri. Kita tahu bahwa melayani orang banyak tidak selalu enak. Mungkin ada saat kita memberikan kepercayaan pada orang yang salah. Setelah persetujuan rapat lalu ada perubahan pelaksanaan di lapangan. Hal itu terjadi karena tidak sadar akan respon orang pada saat mengambil keputusan. Kemudian sebagai hasilnya, kita marah namun memendam kemarahan tadi bahkan tidak menyadarinya.

Masih banyak contoh-contoh lain....

Ini realita banyak gereja saat ini. Jadi ada beda yang tajam antara realita dan suara Alkitab. Bahkan di dalam gereja, realitas yang diinspirasikan Alkitab tidak terwujud. Kira-kira kenapa sebabnya?

Tonggak-tonggak keberhasilan

5

Page 10: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

4

Kompetensi dan spiritualitas sebagaipendukung pelayanan

peng

etah

uan keteram

pilansikap

Untuk berhasil melakukan pelayanan, seorang harus memiliki keempat tonggak dimana tiga merupakan wujud dan satu merupakan dasarnya.

Dasar: Spiritualitas yaitu, mutu seseorang bergaul dengan Tuhan. Nama lainnya adalah bagaimana memaknai pengalaman hidup dalam kacamata hubungan dengan Tuhan.

Tonggak keberhasilan pertama: pengetahuan, artinya seseorang harus mau terus belajar meski proses ini tidak disukai.

Tonggak keberhasilan kedua adalah: trampil melakukan apa yang perlu dilakukan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Tonggak ketiga adalah adanya sikap yang pas untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan tadi.

6

Page 11: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Pelatihan kali ini adalah merupakan bagian dari pengembangan Keterampilan

Prelude to Kecerdasan Emosi

Manusia sering melihat pentingnya IQ alias kecerdasan nalar, padahal sebenarnya Kecerdasan emosi atau Emotional Quotient lebih penting.

Orang yang cerdas secara nalar artinya orang itu dapat menyadari dinamika emosi pada dirinya dan orang lain, ia bahkan dapat mengendalikan dan menata hubungan yang terkait dengan emosi.

EQ ternyata lebih penting dari IQ karena manusia bukan terdiri dari cuma nalar tapi juga emosi.

5. Apa itu kecerdasan emosi ?

Kecerdasan emosi adalah bagian dari kompentensi diri. Kompetensi diri yang terkait dengan kecerdasan emosi terdiri dari dua aspek yaitu

a. Kompetensi diri sendiri,

7

Page 12: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

b. Kompetensi sosial

Contoh:

Dua orang menemani seorang pembicara dari Amerika selama seminggu sebagai asistennya. Yang satu lulusan Universitas Indonesia. Yang satu lulusan SMA Bina bangsa. Pembicara lebih senang dengan yang asissten kedua. Kenapa? Asisten yang kedua dianggap bisa mendeteksi emosi, affirmasi dan memberi alternatif jalan keluar. Ia juga menanggapi keluhan dengan baik, mengenali emosi orang lain dan tidak terpancing bila sang tamu sedang marah atau kesal.

Terlihat di dalam contoh di atas: Kita disini dibiasakan meredam emosi. Apalagi pria. Akibatnya, kehidupan emosinya kering. Sebaliknya, wanita masih punya beberapa cara mengungkapkan emosi. Umumnya pria hanya mengungkapkan emosi dengan satu macam saja, yang lain diredam.Padahal di dalam Alkitab terbaca bahwa, Yesus pernah marah, mengungkapkan emosi marahnya.

Contoh : 1. Memahami Diri SendiriSaya sedang rindu istri saya. Teman mengajak saya keluar. Saya memberitahu mood saya. Ia mengatakan akan tetap bersedia mengajak saya dan juga siap menerima sikap saya yang diwarnai mood tadi selama bersama dia

8

Page 13: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Menurut anda, bolehkah seorang pendeta mengatakan hal seperti ini? Mengakui perasaan sendiri.

6. Memahami diri

A. Untuk mampu melakukan hal itu maka kita perlu belajar, mengenali dan mengakui serta memahami perasaan diri. Juga kita perlu mengakui bahwa manusia itu tidak stabil, ada saat turun naik secara emosi.

Kita perlu mengakui hal ini secara jujur di hadapan Tuhan dan sesama.

Indikator orang yang memahami diri (berarti cerdas secara emosi di dalam aspek ini adalah):

o Menilai diri realistis: kelebihan dan kekurangan

o Menertawakan kebodohan sendiri misal: Gatek.

o Mengenal luka batin agar menyadari respon diri terhadap hal-hal tertentu misalnya, pelit karena mengalami pernah mengalami krisis ekonomi pengguntingan uang. Contoh lain adalah seorang pemain golf berani bayar mahal untuk main tapi marah karena merasa harga soto terlalu mahal 5000 rupiah. Orang ini merasa miskin dan takut kehilangan uang

9

Page 14: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

walaupun secara nyata ia sudah sangat kaya

7. Selain memahami diri, diperlukan juga pengendalian diri:

Pada suatu hari, seorang pendeta bernama Lie Sian Hui alm, mengemudikan mobilnya dan di tengah jalan ia diserempet sebuah sepeda motor. Pengemudi motor turun dan memaki-maki pendeta ini. Pendeta ini hanya diam terus menerus hingga orang tersebut selesai marah. Akhirnya ketika sang pendeta meulai bciara, sang pengemudi motor pergi.

Murid-muridnya heran dan bertanya-tanya. Pendeta menjelaskan ”Apa gunanya marah. Padahal di dalam hidup masih banyak hal yang perlu diurusi?”

Memang pendeta ini, hampir tidak pernah marah, sangat pandai mengendalikan diri. Orang yang mengendalikan diri memiliki suatu indikator yaitu, mempertimbangkan akibat yang akan terjadi suatu perbuatan.

Perlu dicatat disini bahwa orang yang mengendalikan diri tidak sama dengan orang yang menahan diri.

10

Page 15: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Mengendalikan diri berarti mengetaui tempat, waktu dalam menata serta mengekspresikan emosinya.

Indikator dari seorang yang mengendalikan diri adalah tidak munafik, serta dapat berbicara apa adanya. Ia juga dapat menghadapi perubahan serta krisis.

Indikator lainnya ialah bahwa ia mampu untuk keluar dari ruang nyaman. Artinya ia tidak terikat pada pola yang ia merasa nyaman, misalnya, nyaman untuk marah dengan meledak, nyaman untuk mengalah terus menerus dan seterusnya.

8. Aspek ketiga dalam kompetensi diri adalah penataan motivasi

Masayarakat menbutuhkan orang yang bermotivasi tinggi: Contoh karyawan yang tahun depan mau nikah dan belum punya uang cukup, pasti highly motivated.

Indikator ( motivasi yang seharusnya )

o Saya mau meninggalkan sesuatu yang baik (legacy).

o Lebih baik optimis walaupun menghadapi kemungkinan kegagalan yang besar

o Dapat melihat kerajaan Allah secara totalitas meski ada perbedaan. Aneh jika

11

Page 16: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

bisa toleransi dan bekerja sama dengan umat agama lain daripada dengan yang orang seiman tapi beda gaya dan ajaran.

9. Kompetensi sosial

A. Empati :

Orang yang mampu memberikan empati adalah orang yang dapat menempatkan diri di dalam hati orang ketika berelasi. Ia dapat menghayati perasaan orang lain dan kebutuhan mereka.

Indikator:

Seorang yang memiliki empati yang kuat akan mampu memahami orang yang sangat berbeda dengan dirinya sekalipun. Ia akan mampu bergaul dengan orang yang datang dari latar belakang etnis atau sosial yang berbeda. Ia juga akan mampu memperkirakan respon-respon emosi orang ketika berhadapan dengannya.

Contoh : Ada orang yang ditinggal mati anak tunggalnya. Ia sedang bekerja di kantor sedang istrinya mendesign bangunan di kamar kerjanya. Sementara itu, anaknya yang berusia empat tahun bermain-main. Ketika ibunya lengah, sang anak memasuki kolam renang dan kemudian tenggelam serta meninggal.

12

Page 17: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Ketika mendengar apa yang terjadi, sang suami kembali dengan cepat ke rumahnya. Setibanya, ia memeluk istrinya terus menerus. Ia seakan mengabaikan jenazah sang anak.

Kemudian hari ketika orang lain bertanya, mengapa ia seakan memperhatikan istrinya saja? Ia menjelaskan bahwa, sebenarnya ia sangat kehilangan. Namun ia menyadari bahwa sang istri sangat merasa bersalah dan sangat membutuhkan perlindungan serta dukungan atas kehancuran perasaan yang ia rasakan. Sang anak sudah tidak memiliki kebutuhan apa-apa. Ia melakukan hal itu karena ia memahami dan menghayati respons yang istrinya sedang miliki ketika anak yang mereka sayangi meninggal, padahal ia berada di sekitar anak itu.

Contoh lain:Seorang ibu kehilangan anak satu-satunya yang masih kecil. Bagaimana Andadapat menunjukkan empati ketika hadir di dekatnya?

Yang lebih menunjukkan empati adalah menemani atau sekedar berada di dekatnya. Affirmasi situasi & perasaannya. Baru setelah itu memberi hiburan dengan perkataan/Firman Tuhan.

Contoh lain:

Seorang istri yang bawel mengeluh karena akan dicerai suaminya. Empati adalah bertanya,

13

Page 18: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

mencari tahu penyebabnya. Bukan langsung menegur, menghakimi. Bisa membaca perasaan orang dengan tepat. Bisa mengungkapkan ulang apa yang seorang komunikasikan. Bisa menyampaikan komunikasi dengan bahasa yang dimengerti orang tersebut.

B. Terampil menghubungkan atau menjembatani

Contoh :

Di berbagai perusahaan, tenaga Sales sering berkelahi dengan bagian keuangan. Di gereja, bendahara sering berkelahi dengan komisi pemuda. Karena komisi pemuda sering melakukan program dan pembiayaan mendadak sesuai dengan dinamika kejiwaan mereka, sedangkan para bendahara sering terlalu melakukan perhitungan. Kedua pihak masing-masing punya cara pandang dan kepentingan sendiri. Seorang yang memiliki kompetensi sosial yang baik akan berupaya menghubungkan kedua perbedaan yang ada. Jadi ia bukannya malah mempertajam perbedaan yang ada serta memecah belah.

10. Apakah Kecerdasan emosi dapat dipelajari?

14

Page 19: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Mari kita review dulu aspek-aspek dari kecerdasan emosi

Ada dua kompetensi dasar dari seorang yang cerdas secara emosi

1. Kompetensi DiriKenal diriKendali diriMotivasi yang kuat dan stabil

2. Kompetensi sosialkemampuan berempatimembangun hubungan

Tanya jawab: Di belakang teori Kecerdasan Emosi ini ada sebuah asumsi dasar, yaitu ”Buanglah ketakutan. Jangan takut mengungkapkan. Cobalah jujur. Pilihan perilaku kita, harus dilakukan secara sadar dan jujur, bukan karena takut ditolak, takut melukai dll.

Mulailah dengan pemahaman: apapun yang kita lakukan dengan diri sendiri, akan berdampak pada orang lain dan pada Tuhan. Jadi, boleh saja seseorang hidup menahan diri asal jangan hal itu dilakukan karena didasari ketakutan.

Kita selalu punya pilihan ber-respon dalam menghadapi berbagai peristiwa di dalam hidup. Misalnya, bila kita dimarahi orang secara tidak adil, wajarnya kita balik marah. Orang yang rendah dalam kecerdasan emosinya, seakan

15

Page 20: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

mengatakan bahwa tidak ada pilihan respon yang lain terhadap apa yang ia alami. Sebenarnya selalu ada pilihan lain. Misalnya marah bisa dilakukan dengan cara lain. Banyak orang gagal karena merasa tidak ada pilihan.

Bagaimana cara mekanisme latihan untuk hal ini ?

* Ini akan jadi PR kita

Pertanyaan:

Adakah hub antara kecerdasan emosi & kecerdasan spiritual ?

Jawab:Pasti ada hubungan. Contoh : pengalaman naik mobil didahului mobil lain yang ugal-ugalan. Ketika hendak ngebut mengejar mobil tsb, ada yang mengingatkan bahwa kemungkinan mobil yang mendahului itu sedang berisi seorang wanita hamil yang harus segala melahirkan.

Spiritual Quotient = seorang yang memiliki SQ yang tinggi adalah seorang yang memaknai peristiwa-peristiwa yang dihadapinyanya dan memiliki keintiman dengan Tuhan. Hal ini berimbas ke dalam ranah emosinya.

Kecerdasan emosi dapat dikembangkan melalui pelatihan dan mentoring serta peneladaanan.

16

Page 21: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

11. Bagaimana mengembangkannya

Untuk Memahami diri:

Orang yang dewasa harus berani minta feedback pada orang lain. Tentu saja dengan mempertimbangkan waktu & tempat yang tepat. Suatu feed back atau masukan adalah bagaikan seorang coach yang dapat menolong kita mengenali hal-hal yang terluput dari pengamatan kita. Tanpa feedback, kita akan mengalami bahaya berada di tempat yang salah atau melakukan perjalanan yang salah.

Kenali diri:

Pola marah: ada orang yang marah dengan mencicil dan bergurau, ada juga yang mengungkapkan kemarahan dengan bicara keras, dan marah dengan diam. Kenalilah pola marah Anda, minta masukan bagaimana pendapat orang tentang hal itu. Sayang sekali sering kita tidak memiliki teladan yang baik mengenai mengekspresikan marah dengan efektif: contohnya ialah anggota DPR yang berperilaku seperti anak-anak ketika marah.

Menata motivasi: seringkali ada orang yang bermotivasi tinggi bila mengerjakan sesuatu yang menyenangkannya. Padahal, apakah

17

Page 22: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

sesuatu itu menyenangkan atau tidak, selama hal itu bermakna, kita harus bisa mengerjakan dengan motivasi yang kuat.

Sangkal diri: Ada saat di dalam pekerjaan kita tidak menyukai sesuatu atau serasa berbeda dengan jati diri, namun demi kebutuhan orang banyak, dan tujuan yang luas kita harus bisa mengesampingkan atau membuang preferensi pribadi. Seorang yang EQ yang tinggi akan mampu melakukan hal itu.

18

Page 23: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

15

+

=

1. Mulai dari Kesadaran dan Pemahaman

Fokus: Saya memiliki kemungkinan memilih dalam keadaan apapun

Mulai dari mana?

Mulai dari kesadaran dan Pemahaman diri

Fakta di lapangan menunjukkan bahwa kita tidak bisa mengendalikan berbagai peristiwa atau kejadian dalam hidup sehari-hari. Masalah selalu ada dan dapat timbul sewaktu-waktu. Peristiwa dan masalah tadi sering tidak bisa dikendalikan. Namun, respon terhadap mereka dapat dikendalikan atau dipilih. Jadi perlu kita menyadari hal ini bahwa ”Saya punya kesempatan menentukan hasil. Saya bisa membuat pilihan dalam keadaan apapun. Minimum saya dapat menentukan dan memilih respon saya sendiri.”

Secara teologis dapat dikatakan bahwa kita diberi Tuhan kemampuan memilih.

19

Page 24: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Tapi kita sering hanya memilih yang nyaman untuk kita. Sebagai akibatnya maka pola respons yang terbentuk adalah pola yang nyaman walaupun tidak tepat

Contoh, bila anak kita tidak bikin PR, kita pukul. Lalu anak jadi taat. Suatu pola terbentuk. Ia hanya membuat PR bila dipukul. Kita hanya bisa mengubah dia dengan memukul. Bisakah merubah pola seperti itu? Misalnya dengan nasehat. Atau sistem apresiasi?

Contoh: Rapat berjam-jam coba dirubah lebih efisien misalnya jam dipersingkat/dibatasi, tapi nyatanya orang nyaman atau lebih suka melakukan pola rapat yang bertele-tele.. Walaupun hasilnya sama.

Bila istri saya marah dan menangis, biasanya saya berespon dengan memeluk, kali itu tidak. Dia bertanya, kenapa tidak memeluk. Dengan memberi respon berbeda, saya tahu kebutuhan istri adalah dipeluk. Dan istri juga belajar lebih terbuka mengungkapkan kebutuhan tadi tanpa menggunakan pola menangis.

Latihan : Coba ingat peristiwa dalam 6 bulan/setahun yang saudara responi dengan pola yang berbeda dan hasilnya bagus.

Pola respon tadi kita pelajari dari orang tua atau dari tokoh tertentu dalam hidup kita.

20

Page 25: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Khususnya pengaruh itu tertanam pada usia balita. Merubah pola perilaku lama tidak mudah. Perlu proses. Dengan kata lain, perlu tahu asal pola respon pribadi.

Banyak eksekutif muda di Jakarta mengalami burn out pada usia 30-an, karena kerja mati-matian mengejar mimpi duniawi/materi. Kemudian ketika hal itu tercapai banyak efek samping sudah muncul, misalnya kesehatan jelek. Pola ini terjadi karena asumsi bahwa manusia harus sukses dengan ukuran dunia/materi.

Pola harus dikenali sebelum dirubah.- Kenal gejala nya- kenal pemicu nya

Latihan:

Tahap pertama:1. Bagaimana cara Anda marah ?

- Kondisi apa yang bisa membuat marah besar ?

2. Hal apa yang membuat Andasedih/tertekan ?

- Bagaimana pola perilaku bila sedih / tertekan ?

- Apa pemicunya ?

3. Hal apa yang membuat Anda senang / bahagia ?

- Apa pemicunya ?

4. Hal apa yang membuat Anda putus asa ?

21

Page 26: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

- Bagaimana cara Anda mengungkapkannya ?

- Apa pemicunya ?

Tahap kedua :

Coba renungkan dan sharing, kenapa seperti ini ?Apa hubungan dengan gambar diri ?Bila menyadari ada hubungan dengan gambar diri yang kurang sehat, silahkan mulai memikirkan perubahan konsep dan merencanakan hal-hal yang perlu untuk melakukan perubahan sedikit demi sedikit. Bahkan, jika perlu kita harus menata ulang value system kita/hal-hal yang bernilai bagi diri kita.

Siapakah Tuhan bagi kita : majikan, kekasih, sahabat, debitor ? Kita perlu membedah gambaran kita tentang Tuhan dan asal dari gambaran tadi, karena hal itu akan menjadi dasar dan pengaruh kuat ketika kita memperlakukan diri dan orang lain.

Gambaran yang dapat Anda pilih

Tuhan menjaga kita demikian ketat dan untuk waktu lama. Ketika kita menjadi janin selama 9 bulan kali 30 hari kali 24 jam kali 60 menit kali 60 detik kita mengalami berbagai perubahan di tingkat sel. Tuhan mengawal sepanjang proses sehingga kita ada seperti ini. Tanpa itu kita

22

Page 27: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

sudah mati atau mengalamiberbagai kerusakan fatal.

Jadi, kita berharga di hadapan Tuhan. Jika tidak sadar hal ini maka akan sulit menghargai orang lain apalagi memberi penghargaan. Ingatlah bahwa di Asia orang cenderung menggunakan kata-kata pedas dan keras serta negatif dalam mendidik anak dan siswa. Karena itu seringkali sejak kecil orang Asia memiliki gambar diri yang negatif. Seringkali di dalam keadaan sulit, seorang Asia akan merasa tidak berharga sehingga hidup jadi tidak bermakna

Alat :

Kenali hal-hal/sikon yang membuat Anda merasa berharga !

Kenali hal-hal/sikon yang membuat Anda tidak dihargai !

Kini kita bicara tentang kebutuhan.

Ada orang yang punya kebutuhan berkuasa.

23

Page 28: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

Ada kebutuhan bersahabat, berafiliasi.

Dan ada kebutuhan berprestasi

Setiap orang berbeda kebutuhan.

Kita harus jujur mengenali diri, yang mana yang paling penting :

PR :

1. Dalam waktu seminggu setelah pelatihan ini, silahkan Anda merenung dan menjawab 7 pertanyaan ini. Setiap hari 1 pertanyaan. Buat jurnal harian tertulis jawaban Anda (untuk seluruh PR).

2. Hari ke 8 – 14 coba saling memeriksa, mengingatkan dengan sesama anggota kelompok, sharing hasil jawaban (melalui telpon, sms)

3. Buat praktek: rencanakanlah perubahan dan pelaksanaan. Khususnya untuk no 7 / tentang indikator.

4. Mengamati orang-orang yang buruk dan yang EQ baik. Hal-hal apa yang Anda pelajari dari mereka.

24

Page 29: 1.6 B Manual Kecerdasan Emosi Dan Gambar Diri Positif (Unfinished)

25