159950608 gangguan haid

17
GANGGUAN HAID I. PENDAHULUAN Haid telah lama menjadi pertanda penting dari perkembangan seksual wanita, yang merupakan salah satu tanda nyata dari endokrin wanita dan maturasi sistem reproduksi. Haid spontan dan reguler membutuhkan (a) aksis sistem endokrin hipotalamus- hipofisis- ovarium yang intak; (b) kemampuan endometrium untuk merespon stimulasi hormon steroid; dan (c) aliran keluar yang intak dari genitalia internal ke eksternal. 1 Siklus haid manusia dipengaruhi dari faktor lingkungan dan stresor. Jadi, ketidakteraturan haid tidak selalu mencerminkan hal patologis. Bagaimanapun, pemanjangan atau haid yang hilang persisten dapat menjadi salah satu tanda awal adanya kelainan neuroendokrin atau anatomi. 1 Siklus menstruasi irreguler sering pada beberapa tahun awal menarche. Bagaimanapun, kebanyakan wanita ovulasi secara reguler dan periode menstruasi menjadi reguler dalam 5- 7 tahun setelah menarche. Pada saat ini, jarak siklus haid yang normal disetujui dalam rentang waktu antara 24 dan 35 hari (rata-rata 28 hari), dengan perdarahan haid terjadi dari 3- 7 hari (rata-rata 4 hari) dan rata-rata kehilangan darah haid 35 ml ( 20 -80 ml). Berbagai perdarahan yang keluar melebihi batas ini dikatakan abnormal. 2 Semua dokter harusnya mengetahui dasar dari proses reproduksi tersebut yang dibutuhkan untuk keberhasilan mencapai ovulasi, fertilisasi dan implantasi. Jumlah abnormalitas dapat mempengaruhi tiap proses tersebut dan menyebabkan infertilitas atau tidak hamil. Pada beberapa perempuan, siklus ovulasi terjadi pada hari ke 25- 35 dimana interval berlanjut sampai hampir 40 tahun antara waktu menarche dan menopause. Untuk perempuan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi, terdapat sekitar 400 kesempatan untuk hamil, yang dapat terjadi dengan hubungan seksual pada beberapa hari dari 1200 hari (pada hari ovulasi dan 2 hari yang sebelumnya). Fertilisasi dikontrol oleh produksi regulasi dari steroid ovarium yang menyebabkan regenerasi optimal dari endometrium yang mulai dengan berakhirnya mestruasi. 3 II. SIKLUS HAID Rangkaian pengaturan fase yang bermanifestasi sebagai haid yang teratur digunakan untuk memastikan hanya satu oosit berovulasi pada satu siklus dan implantasi dari embrio dapat menghentikan proses pelepasan endometrium dan memastikan kelangsungan hidupnya.

Upload: arsy-prestica-rosadi

Post on 15-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jdjd

TRANSCRIPT

Page 1: 159950608 Gangguan Haid

GANGGUAN HAID

I. PENDAHULUAN

Haid telah lama menjadi pertanda penting dari perkembangan seksual wanita, yang

merupakan salah satu tanda nyata dari endokrin wanita dan maturasi sistem reproduksi. Haid

spontan dan reguler membutuhkan (a) aksis sistem endokrin hipotalamus- hipofisis- ovarium

yang intak; (b) kemampuan endometrium untuk merespon stimulasi hormon steroid; dan (c)

aliran keluar yang intak dari genitalia internal ke eksternal. 1

Siklus haid manusia dipengaruhi dari faktor lingkungan dan stresor. Jadi,

ketidakteraturan haid tidak selalu mencerminkan hal patologis. Bagaimanapun, pemanjangan

atau haid yang hilang persisten dapat menjadi salah satu tanda awal adanya kelainan

neuroendokrin atau anatomi. 1

Siklus menstruasi irreguler sering pada beberapa tahun awal menarche. Bagaimanapun,

kebanyakan wanita ovulasi secara reguler dan periode menstruasi menjadi reguler dalam 5- 7

tahun setelah menarche. Pada saat ini, jarak siklus haid yang normal disetujui dalam rentang

waktu antara 24 dan 35 hari (rata-rata 28 hari), dengan perdarahan haid terjadi dari 3- 7 hari

(rata-rata 4 hari) dan rata-rata kehilangan darah haid 35 ml ( 20 -80 ml). Berbagai perdarahan

yang keluar melebihi batas ini dikatakan abnormal. 2

Semua dokter harusnya mengetahui dasar dari proses reproduksi tersebut yang

dibutuhkan untuk keberhasilan mencapai ovulasi, fertilisasi dan implantasi. Jumlah

abnormalitas dapat mempengaruhi tiap proses tersebut dan menyebabkan infertilitas atau

tidak hamil. Pada beberapa perempuan, siklus ovulasi terjadi pada hari ke 25- 35 dimana

interval berlanjut sampai hampir 40 tahun antara waktu menarche dan menopause. Untuk

perempuan yang tidak pernah menggunakan kontrasepsi, terdapat sekitar 400 kesempatan

untuk hamil, yang dapat terjadi dengan hubungan seksual pada beberapa hari dari 1200 hari

(pada hari ovulasi dan 2 hari yang sebelumnya). Fertilisasi dikontrol oleh produksi regulasi

dari steroid ovarium yang menyebabkan regenerasi optimal dari endometrium yang mulai

dengan berakhirnya mestruasi. 3

II. SIKLUS HAID

Rangkaian pengaturan fase yang bermanifestasi sebagai haid yang teratur digunakan

untuk memastikan hanya satu oosit berovulasi pada satu siklus dan implantasi dari embrio

dapat menghentikan proses pelepasan endometrium dan memastikan kelangsungan hidupnya.

Page 2: 159950608 Gangguan Haid

Haid bulanan merupakan tanda yang nyata dari berbagai tingkat interaksi antara hipotalamus,

hipofisis, ovarium, dan uterus berfungsi. Gangguan dari aksis ini pada titik tertentu dapat

mengakibatkan gangguan haid. 4

Meskipun istilah siklus haid, sejak haid merupakan kejadian bulanan yang nyata selama

fase reproduksi, siklus haid normal paling banyak menggambarkan fase ovarium. Pemilihan

dan pertumbuhan folikel dominan mengakibatkan peningkatan konsentrasi dari estrogen di

darah, stimulasi pertumbuhan endometrium. Kemudian, melalui LH surge, estrogen ovarium

dan progesteron dari korpus luteum menginduksi perubahan sekretori endometrium dan

penurunan pada produksi steroid luteal karena tidak adanya kehamilan akibat onset dari haid.

Karena itu, penggambaran dari hubungan klinis dari siklus menstruasi harusnya fokus pada

fisiologi haid, sementara tidak mengabaikan peran di hipotalamus dan hipofisis dan pada

tingkat uterus. 4

Siklus haid diatur oleh keduanya antara endokrin dan parakrin. Secara endokrinologi,

ada jalur feedback yang memodulasi pelepasan dari hormon gonadotropin dari hipofisis

dengan steroid ovarium sebagai jalur afferen. Beberapa penelitian telah memulai untuk

menguraikan rangkaian kompleks dari proses parakrin yang berlangsung dalam jaringan

ovarium dan uterus untuk menentukan pengaturan lokal. 4

Siklus haid terdiri dari dua siklus, yaitu siklus ovarium dan siklus endometrium. Siklus

ovarium terdiri dari beberapa fase, yaitu : 3,5

a. Fase Folikular/ Preovulasi

Selama fase folikular, kadar estrogen meningkat pada pertumbuhan yang paralel dari folikel

yang dominan dan peningkatan jumlah dari sel granulosa. Sel granulosa tempat ekslusif dari

reseptor FSH. Peningkatan sirkulasi FSH selama fase luteal dari siklus sebelumnya

merangsang peingkatan dari reseptor FSH dan kemampuan untuk mengaromatisasi sel theka

untuk derivat androstenedion menjadi estradiol. FSH menginduksi enzim aromatase dan

pelebaran antrum dari folikel yang bertumbuh. Folikel dengan kelompok sangat berespon

terhadap FSH seperti untuk memproduksi dan mengawali tanda dari reseptor LH. Setelah

terlihat reseptor LH, sel granulosa preovulasi mulai untuk mensekresi sejumlah progesteron.

Sekresi preovulasi progesteron, walaupun jumlahnya terbatas, dipercaya untuk mengirimkan

feedback positif pada estrogen utama hipofisis yang menyebabkan atau membantu menambah

pelepasan LH. Selama fase folikuler lambat, LH menstimulasi produksi sel theka dari

androgen. Terutama androstenedion, yang kemudian dilanjutkan ke folikel dimana mereka

dimetabolisme menjadi estradiol. Selama fase folikel awal, sel granulosa juga menghasilkan

Page 3: 159950608 Gangguan Haid

inhibin B, yang menghambat pelepasan FSH. Karena folikel dominan mulai berkembang,

hasil dari estradiol dan inhibin meningkat, menghasilkan penurunan FSH. Penurunan ini

bertanggung jawab untuk kegagalan dari folikel lain untuk mencapai preovulasi tingkat

folikel the Graaf selama satu siklus. Jadi, 95 persen dari estradiol plasma diproduksi pada

waktu itu disekresi oleh folikel dominan, yang dipersipakan untuk ovulasi. 3

b. Fase Ovulasi

Ovulasi merupakan peningkatan kadar estrogen yang menghambat pengeluaran FSH,

kemudian hipofise mengeluarkan LH (lutenizing hormon). Peningkatan kadar LH

merangsang pelepasan oosit sekunder dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang

tidak matur (sel primordial). Sebelum ovulasi, satu sampai 30 folikel mulai matur didalam

ovarium dibawah pengaruh FSH dan estrogen. Lonjakan LH sebelum terjadi ovulasi

mempengaruhi folikel yang terpilih. Di dalam folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi

ovulasi, folikel yang kosong memulai berformasi menjadi korpus luteum. Korpus luteum

mencapai puncak aktivitas fungsional 8 hari setelah ovulasi, dan mensekresi baik hormon

estrogen maupun progesteron. 3,5

c. Fase Luteal / Postovulasi

Setelah terjadi ovulasi, korpus luteum berkembang dari tetai dominan atau folikel de Graff

pada proses ini disebut sebagai lutenisasi. Ruptur dari folikel mengawali berbagai perubahan

morfologi dan kimiawi mengakibatkan transformasi menjadi korpus luteum. Membran

basalis pemisah dari sel granulosa luteal dan theka luteal rusak, dan hari kedua postovulasi,

pembuluh darah dan kapiler menembus ke lapisan sel granulosa. Neovaskularisasi yang cepat

pada granulosa avaskuler dikarenakan variasi dari faktor angiogenik meliputi faktor

pertumbuhan endotel vaskuler dan produksi lain pada respon terhadap LH oleh sel theka

lutein dan granulosa lutein. Selama luteinisasi, sel itu mengalami hipertrofi dan meningkat

kapasitas mereka untuk mensintesis hormon. PADa wanita, masa hidup dari korpus luteum

tegantung pada LH atau Human Chorionic Gonadotropin (hCG). Pada siklus normal wanita,

korpus luteum dipertahankan oleh frekuensi rendah, amplitudo tinggi dari sekresi LH oleh

gonadotropin pada hipofisis anterior. 3

Sedangkan siklus endometrium terbagi dalam beberapa fase, yaitu: 5

a. Fase Menstruasi

Implantasi atau nidasi ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7 sampai 10 hari setelah ovulasi.

Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus luteum yang mensekresi estrogen

dan progesteron menyusut. Seiring penyusutan kadar estrogen dan progesteron yang cepat,

Page 4: 159950608 Gangguan Haid

arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional terhenti dan

terjadi nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal dan perdarahan menstruasi

dimulai. Pada fase ini, endometrium terlepas dari dinding uterus dengan disertai pendarahan

dan lapisan yang masih utuh hanya stratum basale. Rata-rata fase ini berlangsung selama

lima hari (rentang 3-6 hari). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron, LH

(Lutenizing Hormon) menurun atau pada kadar terendahnya selama siklus dan kadar FSH

(Folikel Stimulating Hormon) baru mulai meningkat. 5

b. Fase Proliferasi

Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak sekitar hari

ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus haid, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-15 siklus

28 hari, hari ke-18 siklus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal

sekitar empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh

menjadi setebal ± 3,5 mm atau sekitar 8-10 kali lipat dari semula, yang akan berakhir saat

ovulasi. Fase proliferasi tergantung pada stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium.

5

c. Fase Sekresi

Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode

menstruasi berikutnya. Pada akhir fase sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan

sempurna mencapai ketebalan tertentu dan halus. Endometrium menjadi kaya dengan darah

dan sekresi kelenjar. 5

Page 5: 159950608 Gangguan Haid

GAMBAR SIKLUS HAID

(dikutip dari kepusatakaan 5)

III. KLASIFIKASI GANGGUAN HAID

Gangguan haid dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan

dalam: 6

1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid:

a. Hipermenore atau menoragia

b. Hipomenore

2. Kelainan siklus:

a. Polimenore

b. Oligomenore

c. Amenore

3. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid: Dismenore

Page 6: 159950608 Gangguan Haid

III.1 Hipermenore/Menoragia

Hipermemore ialah perdarahan haid yang lebih banyak dari normal, atau lebih lama dari

normal (lebih dari 8 hari). Pasien dengan menoragi biasanya mengeluh peningkatan

perdarahan menstruasi sehingga membutuhkan perawatan yang lebih baik. 6

Adapun etiologi gangguan tersebut: 4, 6, 7

Uterus

a) Fibroid

b) Polip endometrium

c) Endometriosis

d) Pelvic Inflammatory Disease

Sistemik

a) Gangguan koagulasi

b) Penyakit Von Willebrand

c) Idiopathic Thrombocytopaenia Purpura

d) Defisiensi faktor V,VII,X dan XI

e) Hipotiroid

Iatrogenik

a) Kontrasepsi progesteron

b) Alat kontrasepsi dalam rahim

c) Antikoagulan

Langkah- langkah untuk penegakan diagnosis: 4

Anamnesis

a) Berapa lama waktu menstruasinya?

b) Apakah ada gumpalan?

c) Berapa lama biasanya mestruasinya berlangsung dan seberapa sering terjadi?

d) Apakah terdapat perubahan antara mensturasinya?

e) Apakah ada perdarahan setelah berhubungan?

f) Apakah ada nyeri pinggang atau dispareunia?

g) Kontrasepsi apa yang telah digunakan?

Pemeriksaan 4, 7

a) Papsmear

b) Hematologi dan biokimia

Page 7: 159950608 Gangguan Haid

Darah rutin harus dilakukan pada pasien yang mengeluh menoragia karena sering

menimbulkan anemia. Pemeriksaan terhadap gangguan pembekuan hanya dilakukan jika

terdapat indikasi klinis, misalnya, menoragi sejak menarche dan riwayat perdarahan sejak

lahir.

c) Imaging

Transvaginalsonografi (TVS) biasanya menjadi pemeriksaan utama. TVS mengukur

ketebalan endometrium dan mendiagnosa polip dan leiomioma dengan sensitivitas 80% dan

spesifitas 69%

d) Pengambilan sampel endometrium

Tujuan pengambilan sampel endometrium pada menoragia adalah untuk menyingkirkan atau

mendiagnosis kanker atau hiperplasia endometrium. Pengambilan sampel endometrium

direkomendasikan pada wanita dengan umur lebih dari 40 tahun dan mereka dengan

peningkatan risiko keganasan endometrium. Risiko-risiko tersebut berupa obesitas, DM,

hipertensi, anovulasi kronik, nulipara dengan riwayat infertilitas, riwayat keluarga dengan

kanker endometrium. Pada wanita muda pengambilan sampel endometrium juga bisa sebagai

indikasi jika terjadi perdarahan abnormal yang tidak membaik dengan pemberian obat.

Metode yang umum digunakan yaitu dengan aspirasi kuretase, dilatasi dan kuretase,

histeroskopi.

Tujuan terapi adalah untuk menurunkan kehilangan darah, menurunkan risiko anemia

dan meningkatkan kualitas hidup. Terapi medis diindikasikan ketika ada tanda abnormalitas

pelvis dan wanita tersebut ingin mempertahankan fertilitasnya. 4

Terapi medis dapat dibagi menjadi 2 kelas utama, yaitu nonhormonal dan hormonal.

Terapi Nonhormonal 4

Terapi nonhormonal diberikan ketika sedang terjadi menstruasi dan harus menjadi lini

pertama dalam penanganan yaitu menggunakan NSAID seperti asam mefenamat atau

antifibrinolitik seperti asam traneksamat.

NSAID memiliki kandungan untuk menghambat pembentukan prostaglandin dan juga

mengikat reseptor prostaglandin yang meningkat pada uterus wanita dengan menoragi.

Banyaknya darah yang hilang akibat menstruasi juga telah dievaluasi untuk jenis NSAID

seperti naproxen, ibuprofen, sodium diclofenac, dan flurbiprofen.

Dosis optimal sangat sulit untuk ditentukan. Beberapa peneilitian telah menganalisa

regimen mulai dari menstruasi hari pertama dan dilanjutkan sampai 5 hari atau sampai

Page 8: 159950608 Gangguan Haid

menstruasi berhenti. Efek samping yang umum dengan penggunaan NSAID adalah iritasi

saluran gastrointestinal dan inhibisi agregasi platelet. Penghambat spesifik COX-2 mungkin

dapat efektif pada pengobatan menoragia, tetapi masih terdapat ketidak jelasan mengenai

keamanan dari obat ini. Obat lain yang dapat diberikan selain NSAID adalah antifibrinolitik

karena pada kasus menoragia terdapat peningkatan aktivitas fibrinolitik endometrium.

Terapi Hormonal 4

Untuk terapi hormonal terdiri dari progestogen, estrogen, gonadotropin-releasing

hormon agonist, AKDR dengan hormon seperti levonorgestrel, anti-progestational agents,

Operasi 4

Operasi mungkin diperlukan pada kasus-kasus seperti polip, fibroid, atau ada massa

pada endometrium. Tindakannya bisa melalui pengangkatan polip pada endometrium, ablasi

endometrium, myomektomi, hingga histerektomi.

III. 2 Hipomenore

Hipomenore ialah perdarahan haid yang lebih pendek dan/atau lebih kurang dari biasa

(kurang dari 2 hari). Penurunan jumlah darah menstruasi biasanya efek samping umum dari

kontrasepsi hormonal, seperti kontrasepsi pil, AKDR hormonal, atau hormonal implan. 6

Adapun etiologi gangguan tersebut : 6

Sindrom Asherman yaitu terjadi adhesi intrauterin

Uterus: Bisa disebabkan oleh karena ukuran rongga uterus mengecil misalnya karena

miomektomi

Emosional dan psikologi

Langkah- langkah penegakan diagnosis :

Anamnesis

Laboratorium

Jumlah FSH, LH, estrogen, prolactin.

USG

Untuk melihat ketebalan dari endoemtrium

Tidak ada terapi yang khusus kecuali jika ditemukan sebab yang nyata, terapi terdiri

atas menenangkan penderita. Adanya hipomenore tidak mengganggu fertilitas.

Page 9: 159950608 Gangguan Haid

III. 3 Polimenore

Pada polimenorea siklus haid lebih pendek dari biasa (kurang dari 21 hari). Perdarahan

kurang lebih sama atau lebih banyak dari haid biasa. Hal yang terakhir ini diberi nama

polimenoragia atau epimenoragia. 6

Polimenorea dapat disebabkan oleh gangguan hormonal yang mengakibatkan gangguan

ovulasi, atau menjadi pendeknya masa luteal. Sebab lain ialah kongesti ovarium karena

peradangan, endometriosis, dan sebagainya. 6

III. 4 Oligomenore

Di sini siklus haid lebih panjang, lebih dari 35 hari. Apabila panjangnya siklus lebih

dari 3 bulan, hal itu sudah mulai dinamakan amenore. Perdarahan pada oligomenore biasanya

berkurang. 6

Oligomenore dan amenore sering kali mempunyai dasar yang sama, perbedaannya

terletak dalam tingkat. Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan wanita tidak

terganggu, dan fertilitas cukup baik. Siklus haid biasanya juga ovulatoar dengan masa

proliferasi lebih panjang dari biasa. 6

III. 5 Amenore

Amenore adalah tidak adanya haid. Amenore yang fisiologis terjadi pada wanita yang

belum puber, sementara hamil dan laktasi, dan sesudah menopause. Amenore patologik

terjadi pada 5% usia wanita yang reproduktif. Penderita yang mengalami amenore harus

diperiksa lebih lanjut untuk mengetahui penyebab yang mendasarinya. 6, 9

Penyebab umum amenore: 1

Defek Hipotalamus

Defek pada transportasi GnRH. Adanya gangguan pada transportasi GnRH dari hipotalamus ke

hipofisis bisa diakibatkan oleh trauma, kompresi, radiasi, tumor, infeksi.

Defek pada produksi GnRH. Akibat adanya penurunan pada produksi GnRH maka LH dan

FSH yang dapat dilepas sangat sedikit atau bahkan tidak ada, akibatnya tidak terjadi

pembentukan folikel, tidak terjadi pembentukan estradiol, dan terjadilah amenore. Hal ini

terjadi pada wanita yang belum puber, dan yang terlambat puber seperti anorexia nervosa,

stress berat, penurunan berat badan secara ekstrim, kegiatan olahraga berlebihan, dan

hiperprolaktinemia. Kadang juga penyebabnya masih idiopatik.1

Defisiensi GnRH kongenital. Disebut juga hipogonadotopik hipogonadisme idiopatik ketika

terjadi fenomena terisolasi, dan Kallmann’s Syndrome ketika berhubungan dengan anosmia.

Page 10: 159950608 Gangguan Haid

Defek Hipofisis 1

Disfungsi hipofisis kongenital. Kondisi ini sangat jarang terjadi

Disfungsi hipofisis didapat. Sindrom Sheehan yang ciri-cirinya adalah amenore pasca

melahirkan, yang terjadi akibat nekrosis hipofisis akibat perdarahan hebat dan hipotensi,

tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Operasi dan pemaparan radiasi akibat tumor hipofisis juga

dapat menyebabkan amenore.

Disfungsi Ovarium 1

Hal yang paling sering terjadi ialah disgenesis gonad. Gangguan ini biasa berhubungan

dengan abnormalitas kromoson, yang mengakibatkan gangguan perkembangan gonad,

deplesi prematur dari folikel ovarium dan oosit, dan tidak adanya sekresi estradiol.

Kegagalan ovarium primer ditandai dengan meningkatnya gonadotropin dan rendahnya

estradiol (hipergonadotropic hipogonadisme). Kegagalan ovarium sekunder hampir selalu

diakibatkan oleh disfungsi hipotalamus dan ditandai dengan normal atau rendahnya

gonadotropin dan rendahnya estradiol (hipogonadotropic hipogonadisme)

Gangguan gonad dapat juga mengakibatkan disgenesis ovarium (sindrom Turner),

sindrom testicular feminization.

Amenore terbagi menjadi amenore primer dan amenore sekunder.

a. Amenore primer

Amenore primer ialah apabila seseorang tidak mendapat haid di atas umur 16 tahun

atau tidak mendapat haid diatas 13 tahun dimana tidak adanya pertumbuhan dan

perkembangan seks sekunder. Biasanya merupakan hasil dari genetik dan abnormalitas

anatomi. 8

Etiologi tersering dari amenore primer : 8

Abnormalitas kromosom yang menyebabkan disgenesis gonadal

Psikologik akibat keterlambatan puberitas

Mullerian agenesis

Transvers septum vagina atau himen imperforata

Tidak adanya produksi Gonadotropin-releasing hormone (GnRH) oleh hipotalamus

Anorexia nervosa

Hipopituitarism

Diagnosis :

Anamnesis 6, 8

Page 11: 159950608 Gangguan Haid

Dapat ditanyakan bagaimana tanda-tanda pubertas, riwayat keluarga dengan gangguan

pubertas, adanya tanda-tanda stres seperti perubahan berat badan atau perubahan pola makan,

apakah ada kemungkinan kehamilan, apakah ada menderita penyakit akut atau menahun dan

penyakit metabolik.

Pemeriksaan Fisis 6,8

Mengevaluasi perkembangan pubertas termasuk tinggi, berat, payudara, apakah ada tanya

hirsutisme, pemeriksaan ginekologi.

USG 8

Untuk melihat apakah ada kelainan kongenital pada uterus, ovarium dan serviks.

Penatalaksanaan

Penanganan pada amenore primer ditujukan langsung terhadap kelainan yang terjadi,

membantu penderita untuk mendapatkan fertilitas, dan mencegah komplikasi dari penyakit.

Untuk kelainan anatomi kongenital biasanya dibutuhkan operasi. Untuk kegagalan ovarium

bisa diberikan terapi pengganti hormonal.

b. Amenore sekunder

Amenore sekunder ialah tidak adanya haid selama 3 siklus haid pada wanita yang

sebelumnya pernah mendapat haid atau selama 6 bulan berturut-turut. Amenore sekunder

terjadi pada 0,7% – 3% wanita. 8

Etiologi : 8

Disfungsi hipotalamus

Polycystic Ovarian Syndrome

Kelainan hipofisis

Kegagalan ovarium prematur

Sindrom Asherman

Faktor emosional dan stress

Diagnosis

Anamnesis 8

Riwayat stress (perubahan berat badan, pola makan)

Penggunaan obat-obat yang berhubungan dengan amenore

Page 12: 159950608 Gangguan Haid

Gejala-gejala penyakit hipotalamus-hipofisis yaitu sakit kepala, gangguan penglihatan, cepat

lelah, poliuri dan polidipsi.

Gejala-gejala defisiensi estrogen, seperti vagina kering, gangguan tidur atau penurunan

libido

Tes Kehamilan 8

Tes kehamilan adalah langkah pertama dalam mengevaluasi amenore sekunder. Pengukuran

serum beta hCG adalah tes yang paling sensitif.

Pemeriksaan Fisis 8

Pengukuran berat badan, tinggi badan, tanda-tanda penyakit lain, penilaian dari kulit,

payudara, dan jaringan gential harus diperhatikan untuk mengevaluasi defisiensi estrogen.

Permeriksaan payudara untuk melihat apakah terdapat galaktorea, pemeriksaan kulit untuk

melihat hirsutism, jerawat, stria vitiligo.

Laboratorium 8

Selain pemeriksaan beta hCG, juga harus diperiksa serum prolaktin, thyrotropin, FSH.

Pemeriksaan TSH dan FT4 dilakukan karena hipotiroid dapat menyebabkan

hiperprolaktinemia yang dapat mengakibatkan terjadinya amenore.

Penatalaksanaan 8

Pada wanita yg atletik harus dikonsultasikan tentang pemberikan intake kalori yang

lebih tinggi atau mengurangi latihan. Untuk wanita nonatletik yang kurus harus diberikan

konsultasi tentang nutrisi dan pengobatan masalah pola makannya. Hiperprolaktinemia

diterapi dengan dopamin agonis seperti bromokriptin. Bromokriptin akan berikatan dan

menstimulasi reseptor dopamin (D2) dan sel laktotroph adenomatous dalam keadaan normal.

Terapi ini akah menghasilkan normoprolaktinemia atau mengembalikan menstruasi.

Kegagalan ovarium diterapi dengan terapi pengganti hormonal. Sindrom Asherman diterapi

dengan melisiskan adhesi melalui histeroskopi.

III. 6 Dismenore

Dismenore adalah nyeri menstruasi, biasanya terasa kram dan berpusat pada perut

bagian bawah. Dismenore juga sering menjadi suatu sindrom atau kumpulan gejala-gejala

seperti nausea, vomiting, sakit kepala, cepat lelah, diare, pingsan, nyeri perut bawah, mood

yang berubah-ubah, nyeri punggung, dan pusing. Kumpulan gejala ini biasanya muncul 24-

48 jam sebelum atau saat menstruasi dan maksimal 48 jam setelah itu. Nyeri pelvis

Page 13: 159950608 Gangguan Haid

berhubungan dengan menstruasi sebagai reaksi fisiologis dari terjadinya ovulasi,

premenstrual sindrom, dismenore primer atau sekunder. 9, 10

Dismenore termasuk salah satu kasus terbanyak dari banyak kelainan ginekologi.

Perkiraan insidensi dari wanita yang sedang menstruasi bervariasi dari 3% hingga 90%,

tergantung dari populasi yang diteliti dan kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan

dismenore. Wanita dengan riwayat menarche pada usia yang lebih muda dan memiliki

perdarahan yang berat pada periodenya beresiko menderita dismenore. 9, 10

Dismenore terbagi menjadi 2 kategori, yaitu primer dan sekunder. 9, 10

a. Dismenore Primer

Pada dismenore primer, tidak terdapat tanda kelainan klinis yang dapat dideteksi

(idiopatik). Biasanya dimulai saat siklus ovulatori dari umur 6 – 12 bulan sampai 2 tahun

setelah menarche dan terus memberat, memuncak saat usia 23 sampai 27 tahun, kemudian

nyerinya mulai menurun. 9

Nyeri dismenore primer biasanya pada bagian tengah bawah, dan mungkin menjalar ke

punggung atau sela paha bagian dalam. Rasa tidak nyaman mulai 2 hari sebelum, saat, atau

sesudah onset dari menstruasi. Nyeri bisa berat pada hari pertama dan biasanya bertahan tidak

lebih dari 48 jam. Nyeri bisa bersamaan dengan peningkatan darah menstruasi dan gejala-

gejala tadi. Nyeri biasanya progresif dari tahun ke tahun, kemudian mulai menurun setelah

umur 27 tahun atau pada saat hamil. 9

Etiologi 9, 10

Peningkatan produksi dan pelepasan prostaglandin uterus (PGE2 dan PGF2). Peningkatan

prostaglandin selama menstruasi memberikan peningkatan aktivitas uterus yang abnormal

yang menghasilkan iskemi pada uterus dan memberikan rasa nyeri.

Faktor perilaku dan psikologi. Menurut beberapa penelitian, hubungan dismenore dan faktor

psikologi masih relatif kecil.

Faktor serviks. Penelitian mendapatkan terdapat penyempitan yang signifikan dari kanalis

servikalis pada beberapa wanita yang mengalami dismenore.

Faktor hormonal.

Faktor lainnya seperti anemia, cepat lelah, penyakit sistemik seperti DM, TB dapat

dihubungkan dengan insidens terjadinya dismenore primer.

Penatalaksanaan 9

1. NSAID

Page 14: 159950608 Gangguan Haid

Contoh obat NSAID yang bagus digunakan ialah Asam Mefenamat 500 mg per oral,

Ibuprofen 400 mg, 600 mg, 800 mg per oral, dan Naproxen Sodium 550 mg dosis awal per

oral.. Kontraindikasinya pada penderita tukak lambung, asma, hipersensivitas pada obat

NSAID, dan penyakit hati atau ginjal.

2. Menghambat Ovulasi.

Kontrasepsi oral bisa diberikan pada penderita yang ingin menggunakan kontrasepsi untuk

mengendalikan nyeri, tidak sembuh dengan penggunaan NSAID, dan tidak mempunyai

kontraindikasi untuk menggunakan kontrasepsi pil.

Kontrasepsi pil kombinasi (tinggi progesteron, rendah estrogen) telah digunakan untuk

mengobati dismenore primer dengan hasil yang memuaskan.

3. AKDR

AKDR mengandung progesteron (Progestasert) mungkin dapat menurunkan nyeri dismenore.

Tetapi, penggunaannya juga dapat menyebabkan rasa nyeri dan menimbulkan efek samping

lain.

4. Betamimetic agen

Terbutalin dapat menurunkan rasa nyeri yang signifikan pada beberapa penderita. Tetapi,

memiliki banyak efek samping seperti tremor, palpitasi, dan peningkatan kehilangan darah

haid.

5. Akupuntur dan akupresur

Lokasi akupresur pada tangan di sela-sela antara ibu jari dan telunjuk, area lumbosacral, dan

3 cm di atas malelous medial.

b. Dismenore Sekunder 9

Adalah nyeri menstruasi yang disebabkan oleh proses patologi pada pelvis. Nyeri yang

terjadi pada haid pertama atau setelah umur 25 tahun tanpa gejala-gejala yang disebut di awal

tadi, perlu dipikirkan kelainan anatomi.

Penyebabnya sangat banyak seperti adenomiosis, endometriosis, fibroid intramural atau

submukosa , polip endometrium dan endoserviks, AKDR, Pelvic Inflammatory Disease

(PID), kelainan kongenital uterus, dan lain-lain.

Gejala dan pola nyerinya tergantung dari penyebabnya. Penting untuk menentukan usia

saat pertama kali nyeri, lama nyerinya, gejala-gejala ian, sifat tidak nyaman, dan

hubungannya dengan siklus haidnya. Dismenore sekunder harus dicurigai jika nyeri haid

Page 15: 159950608 Gangguan Haid

mulai setelah umur 20 tahun. Sifatnya ialah nyeri panggul yang konstan yang kadang

menjalar hingga ke belakang. Kadang dihubungkan dengan infertilitas dan dispareunia. 9

Untuk menegakkan diagnosis, langkah-langkahnya sama seperti dismenore primer.

Sedangkan penanganannya disesuaikan dengan penyebabnya.

Page 16: 159950608 Gangguan Haid

DAFTAR PUSTAKA

1. DeCherney AH, Nathan L., Goodwin TM. Current Diagnosis & Treatment Obstetric &

Gynecology, Tenth Edition. United States: The McGraw-Hill Companies; 2007. p. 342- 3.

2. Hopkins Michael and Meniru Godwin. Abnormal Uterine Bleeding. In: Curtin M, Overholt

S., and Hopkins M, editors. Glass’ Office Gynecology Sixth Edition. London: Lippincott

Williams and Wilkins; 2006. p. 177 -8.

3. Gilstrap Larry and Wenstrom Katharine. Williams Obstetrics. Twenty-Second Edition.

United States: The McGraw-Hill Companies; 2005. p. 26-7.

4. Ledger William. The menstrual cycle. In: Edmonds Keith editor. Dewhurst’s Textbook of

Obstetric and Gynecology Seventh Edition.. United States: Blackwell Publishing; 2007. p.

348.

5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24617/4/Chapter%20II.pdf

6. Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. p. 203- 33.

7. Pitkin J, Peattie A, and Magowan B. Obstetrics and Gynaecology. United States: Churchill

Livingstone; 2006. p. 122-5.

8. Chan PD and Johnson Susan. Gynecology and Obstetrics. United States: Current Clinical

Strategies Publishing; 2004. p 29- 34.

9. Tilton Patti. Dysmenorrhea. In: Haven Carol and Sullivan Nancy, editors. Manual of

Outpatient Gynecology 4th Edition. United States: Lippincott Williams & Wilkins; 2002. p.

140-5.

10. Speroff, Leon and Fritz, Marc. Clinical Gynecologic Endocrinology & Infertility, &&th

Edition. United States: Lippincott Williams & Wilkins; 2005. p. 540- 3.

Page 17: 159950608 Gangguan Haid

Nyeri

Dismenore primer terjadi akibat endometrium mengandung prostaglandin dalam jumlah tinggi dan

prostaglandin menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat serta mampu menyempitkan

pembuluh darah yang mengakibatkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri

(Morgan, 2009).

Dismenore primer memiliki gejala seperti kram perut, ketidaknyamanan sehari atau dua hari

sebelum menstruasi, diare, mual atau muntah, pusing dan pingsan. Dismenore sekunder

memiliki gejala sesuai dengan etiologinya. Endometriosis memiliki gejala nyeri yang meningkat

selama menstruasi dan nyeri yang menetap. Penyakit radang panggul memiliki gejala nyeri

tekan saat palpasi serta massa adneksa yang dapat teraba. Fibroid uterus gejalanya perubahan

aliran menstruasi, nyeri kram dan polip dapat teraba. Prolaps uterus gejalanya nyeri punggung

yang dimulai saat pramenstruasi serta disertai dispareunia (Morgan dan Hamilton, 2009).