document1

39
BAB I PENDAHULUAN Sebagaian besar perawatan ortodonti dewasa ini dilakukan selama periode pertumbuhan, yaiu usia 10-15 tahun. Oklusi dan posisi dari gigi-gigi juga ditentukan selama periode pertumbuhan itu, dan perubahan sesudah pertumbuhan yang terjadi umumnya relatif kecil. Beberapa tindakan dilakukan untuk mengubah oklusi pada tahap awal perrtumbuhan, misal dengan mencabut gigi, barangkali bisa menimbulkan beberapa perubahan pada perkembangan oklusi yang bervariasi antar individu, bisa mempengaruhi kebutuhan atau perawatan ortodonsi dan saat serta tipe perawatan. Karena itulah, pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang serta perkembangan oklusal sangatlah penting dalam praktik ortodonsi. Walaupun dewasa ini, kebanyakan perawatan ortodonsi dilakukan dengan berdasarkan pada gambar foto dari oklusi, tanpa pengetahuan akan pertumbuhan sebelumnya, makin disadari pentingnya pengetahuan mengenai perubahan pertumbuhan sebelumnya dalam menentukan rencana perawatan dan saat perawatan dalam kaitannya dengan pertumbuhan yang memungkinkan perkembangan semacam ini. Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh seorang dokter gigi dalam merawat pasien anak. Hal ini berkaitan dengan rencana perawatan yang akan dilakukan. Selain itu, rencana 1

Upload: alber-dian-megan

Post on 11-Dec-2014

88 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Document1

BAB I

PENDAHULUAN

Sebagaian besar perawatan ortodonti dewasa ini dilakukan selama periode

pertumbuhan, yaiu usia 10-15 tahun. Oklusi dan posisi dari gigi-gigi juga ditentukan

selama periode pertumbuhan itu, dan perubahan sesudah pertumbuhan yang terjadi

umumnya relatif kecil. Beberapa tindakan dilakukan untuk mengubah oklusi pada tahap

awal perrtumbuhan, misal dengan mencabut gigi, barangkali bisa menimbulkan beberapa

perubahan pada perkembangan oklusi yang bervariasi antar individu, bisa mempengaruhi

kebutuhan atau perawatan ortodonsi dan saat serta tipe perawatan. Karena itulah,

pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang serta perkembangan oklusal

sangatlah penting dalam praktik ortodonsi. Walaupun dewasa ini, kebanyakan perawatan

ortodonsi dilakukan dengan berdasarkan pada gambar foto dari oklusi, tanpa pengetahuan

akan pertumbuhan sebelumnya, makin disadari pentingnya pengetahuan mengenai

perubahan pertumbuhan sebelumnya dalam menentukan rencana perawatan dan saat

perawatan dalam kaitannya dengan pertumbuhan yang memungkinkan perkembangan

semacam ini.

Pertumbuhan dan perkembangan gigi merupakan hal yang penting untuk

dipahami oleh seorang dokter gigi dalam merawat pasien anak. Hal ini berkaitan dengan

rencana perawatan yang akan dilakukan. Selain itu, rencana perawatan juga sering

kali dihubungkan dengan usia anak ketika anak tersebut memiliki keluhan pada giginya.

Waktu erupsi gigi tiap anak berbeda-beda, dipengaruhi oleh nutrisi dan ras. Faktor nutrisi

yang mempengaruhi antara lain kandungan gizi, pola makan, dan jenis makanan.

Kebiasaan makan dan jenis makanan pada setiap ras juga berbeda-beda.

1

Page 2: Document1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tumbuh kembang orokraniofasial

1.1 definisi tumbuh kembang orokraniofasial

pertumbuhan dan perkembangan pada rahang, kranium dan fasial.

1.2 anatomi Tumbuh kembang orokraniofasial

Pertumbuhan wajah

1. Nasion (perbatasan ulang nasal dan frontal)

2. Gnathion atau Menton (batas anterior bawah), Pogonion (paling menonjol)

3. Porion – lubang telinga (batas posterior atas)

4. Gonion – sudut gonial (batas posterior bawah, pertemuan ramus horizontal

dan ramus ascenden)

Tulang maksila dan Palatina

- Rahang atas: tulang maksila dan tulang palatine

- Proses resorpsi penting untuk menjaga bentuk tulang dan mengurangi

ketebalan jaringan tulang bila tidak diperlukan

- Sutura fronto-maxilaris (miring), pertumbuhan rahang atas ke depan dan

ke bawah

2

Page 3: Document1

Tulang Sphenoid:

- tidak langsung berbatasan dengan wajah

- berartikulasi dengan sutura semua tulang kepala.

- Pada masa pertumbuhan tuberositas tidak kontak dengan proc.

Pterygoideus, tapi terletak disebelah lateral dan terpisah oleh proc.

Piramidalis dari tulang palatina

- Proc. Piramidalis mengalami resorpsi, hal ii memungkinkan tulang

palatina berkembang dari orbital ke piramidal.

Setelah satu tahun proc. Pterygoideus hanya tumbuh ke bawah. Tuberositas

tumbuh ke depan sehingga posisi maksila terdorong ke depan.

Tulang palatum terdiri dari tulang maxilla (sepasang) dan tulang palatina

(sepasang) yang dihubungkan dengan sutura palatna mediana dan sutura palatina

transversa.

Palatum tidak pernah terlalu tebal, bila terjadi deposisi permukaan nasal maka

resorpsi pada permukaan oral dan sebaliknya. Deposisi permukaan tulang

alveolaris, menambah lebar wajah. Dimensi terbesar saat lahir adalah lebar wajah,

yang kemudian akan tumbuh paling sedikit. Sementara deposisi permukaan proc.

Alveolaris dan sutura di maxilla, proses resorpsi membentuk sinus maxillaris.

3

Page 4: Document1

Tulang zygomaticus

- membentuk kedalaman wajah dengan pertumbuhan pada sutura

zygomatico-maxilaris dan sutura zygomatico-temporalis

- Deposisi bagian lateral dan resorpsi bagian medial

Pertumbuhan mandibula

- tulang mandibula berasal dari jaringan membran

- setelah tulang terbentuk, tumbuh tulang rawan yang terpisah, kaput

kandilus, proc.koronoideus, angulus.

- Pertumbuhan kaput kondilus, menambah tinggi dan kedalaman wajah

(tergantung lengkung angulus)

4

Page 5: Document1

- bila sudut tegak lurus, hanya akan menambah tinggi wajah.

- Lebar kranium bertambah, kondilus ke lateral

- Proc.horisontalis mandibula memanjang antero-posterior, penambahan sisi

posterior ramus ascenden memperlebar wajah

Keturunan dan fungsi

secara normal, pertumbuhan wajah tidak melebihi ukuran genetik

Kecuali oleh karena:

5

Page 6: Document1

- penyakit tertentu, misal penyakit tulang paget dan akromegali (pertumbuhan

melebihi normal)

- Rangsangan otot selama pertumbuhan

Pertumbuhan menurut BROADBENT

- Nasion, ke atas dan depan

- Spina nasalis anterior, ke bawah dan depan

- Dagu, ke bawah dan depan

- Gonion, ke bawah dan belakang

- Fissura pterygomaxilaris dan spina nasalis posterior, lurus ke bawah

- Atap hidung dan palatum durum, sejajar dengan posisi sebelumnya

- Bidang oklusal dan tepi bawah mandibula, ke bawah hampir sejajar dengan

sebelumnya

Bridie membagi wajah:

- area nasal

- area alveolar dan gigi rahang atas

6

Page 7: Document1

- area gigi dan rahang bawah

dari garis antara sela tursica ke nasion didapatkan pertumbuhan:

- hidung, ke depan

- Palatum, ke bawah

- Spina nasalis posterior, lurus ke bawah

- Spina nasalia anterior, ke bawah dan ke depan

Mekanisme dan daerah-daerah pertumbuhan

- pertumbuhan kartilaginus. Pertumbuhan ini terjadi pada basis tengkorak dan

septum hidung, kurang lebih sampai usia 12-16 tahun. Pertumbuhan kondil

mandibula berperan penting, tetapi peranan kartilago kondil masih diragukan.

- Pertumbuhan sutura. Pertumbuhan ini penting pada tahun-tahun awal ketika

tulang-tulang kranium membesar, namun peranan pertumbuhan ini diragukan

sesudah 6-7 tahun.

- Pertumbuhan periosteal dan endosteal. Pertumbuhan ini membesarkan kepala

ke segala dimensi. Berperan untuk pertumbuhan dan remodeling melalui

aposisi dan esorpsi tulang

-

1.3 faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang orokraiofasial

1. genetik

2. jenis kelamin

3. kondisi patologis tertentu

2. Fase erupsi gigi

2.1 definisi erupsi gigi

Erupsi gigi merupakan suatu proses yang berkesinambungan dimulai

dari awal pembentukan melalui beberapa tahap sampai gigi muncul ke rongga

mulut (Stewart, 1982; Koch, 1991). Ada dua fase yang penting dalam proses

erupsi gigi (Proffit dan Fields, 1993), yaitu erupsi aktif dan pasif. Erupsi aktif

adalah pergerakan gigi yang didominasi oleh gerakan ke arah vertikal, sejak

7

Page 8: Document1

mahkota gigi bergerak dari tempat pembentukannya di dalam rahang sampai

mencapai oklusi fungsional dalam rongga mulut,sedangkan erupsi pasif adalah

pergerakan gusi ke arah apeks yang menyebabkan mahkota klinis bertambah

panjang dan akar klinis bertambah pendek sebagai akibat adanya perubahan

pada perlekatan epitel di daerah apikal.

2.2 tahap perkembangan gigi

Tahap awal dari perkembangan gigi

berkembangnya lamina dental yang timbul dari epitelium oral. Lamina

dental berkembang menjadi selapis epitel oral didorong ke bawah mesenkim di

sekeliling batas dari maksila dan mandibular joint. Pada pinggir utama dari lamina

dental terdapat 20 area perluasan untuk pertumbuhan 20 gigi desidui.

Pada tahap awal setiap tunas/pertumbuhan gigi sudah ditentukan

morfologi apakah itu insisivus, kaninus, dan molar.

Tahap perkembangan gigi geligi merupakan proses yang

berkesinambungan namun memiliki karakteristik yang dapat dibedakan melalui

tahap-tahapnya yaitu tahap bud, cap, dan bell. Masing-masing tahap menjelaskan

bentuk dari organ epitel enamel yang merupakan bagian dari perkembangan gigi.

Tahap inisial, tahap bud berbentuk bulat, pertumbuhan sel epitel bersifat lokal

dikelilingi oleh sel mesenkim yang mengalami poliferasi. Berangsur-angsur

epitelial bud yang bulat itumembesar, permukaannya semakin konkaf, merupakan

awal dari tahap cap. Saat ini sel dari epitelial menjadi enamel organ dan sisanya

menjadi lamina. Mesenkim membentuk dental papila yang akhirnya menjadi

dental pulpa. Jaringan yang mengelilingi dua struktur ini adalah dental folikel.

Setelah perkembangan lebih lanjut dari papila dan enamel organ, gigi

mengalami tahap morfodiferensiasi dan histodiferensiasi yang dikenal juga

dengan tahap bud. Pada tahap ini sel inner epitelium dapat dikarekteristikkan dari

pembentukan bentuk gigi. Sel enamel organ juga berdiferensiasi menjadi sel outer

enamel epitelium yang menutupi enamel organ yang akhirnya menjadi ameloblast

yang membentuk enamel dari mahkota gigi. Antara kedua lapisan sel ini terdapat

8

Page 9: Document1

sel retikulum stelata yang berbentuk “star shape” dimana prosesusnya melekat

satu sama lain.

Lapisan keempat dalam enamel organ dibentuk sel stratum intermedium.

Sel ini terletak bersebelahan dengan inner epitelium. Sel-sel ini membantu

ameloblas dalam pembentukan enamel. Fungsi outer enamel epitelium adalah

untuk mengatur jaringan kapiler yang membawa nutrisi ke ameloblas. Dari outer

enamel nutrisi disalurkan melalui retikulum stelata ke ameloblas. Selama tahap

bell, sel yang terletak pada bagian luar dari dental papil menjadi odontoblas. Sel

ini berdiferensiasi menjadi mesenkim. Odontoblas memanjang dan menjadi

kolumnar, mereka membentuk serat-serat matriks kologen yang diidentifikasikan

predentin.

Setelah 24 jam terjadi penambahan kalsifikasi matriks, pembentuk dentin.

Ketika beberapa penambahan dentin telah terbentuk, amebloblas yang

terdiferensiasi memiliki enamel matriks. Dentinogenesis selalu mendahului

amelogenesis, setelah enamel organ berdiferensiasi, dental lamina mulai

berdegenerasi dan mengalami lisis. Dental lamina menghilang di bagian anterior

dari mulut walaupun yang tersisa menjadi aktif di regio posterior selama beberapa

tahun.

Interaksi sel melalui sistem efektor, modulator, double setter disebut

signaling sel. Sebagai contoh dari sistem tersebut adalah interaksi epitel

mesenkim pada pembentukan gigi. Sel prekursor, odontoblas, dan ameloblas

membuktikan relasi posisional dalam arti efektor dan reseptor berada pada

permukaan sel. Pertama kali ameloblas berdiferensiasi, sehingga prekursor

odontoblas berdiferensiasi, membina hubungan dengan membran basal dari

ameloblas kemudian membentuk matriks dentin. Setelah formasi terjadi,

ameloblas membentuk matriks dentin, mengalami substansi yang dapat

menyebabkan sel berganti.Pembentukan dental papila sel padat merupakan

karakteristik dari dental papil. Hal ini nyata/jelas pada tahap bud, selama sel

9

Page 10: Document1

berpoliferasi mengelilingi tooth buds yang meluas pada pinggir dari dental

lamina. Sel papila sangat cepat dalam pembentukan enamel organ ke dalam tahap

cap dan bell. Sel padat membantu pertumbuhan enamel organ. Sel pada dental

papilauntuk menjadi fibroblas dan muncul sebagai retikulum yang halus.

Pembuluh darah yang muncul pada dental papila, pada awalnya di regio sentral

sepanjang serabut nervus yang dihubungkan dengan pembuluh ini. Pembuluh ini

membawa nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan organ. Misalnya pertumbuhan

papila, pembuluh kecil sering terlihat di area perifer, membawa nutrisi untuk

perpanjangan odontoblas. Pergantian sel berakhir pada pertumbuhan kulit keras

yang mengelilingi sentral papila. Selanjutnya papila akan menjadi dental pulpa.

Dentinogenesis

Perpanjangan odontoblas memperoleh protein untuk memproduksi sel.

Proses perkembangan batas proksimal pada sel, berdekatan dengan dentinoenamel

junction. Secara berangsur-angsur sel bergerak ke ruang pulpa, dan sel berproses,

dikenal dengan proses odontoblas. Odontoblas dalam pembentukan matriks

dentinal sama pada osteoblas sewaktu bergerak ke arah lain dari spikula pada

tulang. Pertambahan pada dentin dibentuk sepanjang dentinoenamel junction.

Dentinal matriks adalah jalinan pertama serabut kolagen, dalam 24 jam akan

terkalsifikasi, disebut predentin sebelum kalsifikasi dan dentin setelah

terkalsifikasi. Suatu saat dental papila akan menjadi dental pulpa yang dikelilingi

dentin. Odontoblas menopang proses perpanjangan di tubulus dentin.

Sewaktu odontoblas berfungsi, odontoblas menempati lapisan yang paling

dasar dari sel organ menjadi lebih jelas di sel sitoplasma. Penampilan dari

glanular retikulum endoplasmik, kompleks golgi dan mitokondria menandakan

protein-produksi alami dari sel ini. Odontoblas mengeluarkan protein secara

ektrem melalui pembuluh pada ujung dari sel dan sepanjang proses sel. Matriks

kolegen dentinal dikeluarkan dalam penambahan tulang atau enamel yang

berfungsi setiap hari pada pembentukan jaringan keras.

10

Page 11: Document1

Dentinogenesis ada 2 phase, pertama pembentukan matriks kolagen,

diikuti deposisi dari kristal kalsium phospate (hydroksiapatit) di dalam matriks.

Kalsifikasi inisial muncul kristal dalam pembuluh kecil pada permukaan dan

dalam serabut kolagen. Perkembangan kristal, menyebar dan bergabung sampai

kalsifikasi matriks komplit. Hanya dengan cara yang baru pertumbuhan

sekumpulan dari matriks dentinal sepanjang tepi pulpa tidak terkalsifikasi.

Pembentukan matriks dan mineralisasi merupakan hubungan yang tertutup.

Proses mineralisasi dengan peningkatan density mineral dentin. Suatu saat

peningkatan pertumbuhan dentin terjadi sepanjang batas pulpa, berbatasan dengan

perifer dari formasi predentin sebelum terkalsifikasi dan menjadi dentin.

Amelogenesis

Ameloblas mulai deposisi enamel setelah beberapa mm dari dentin telah

disimpan pada dentinoenamel junction. Pada tahap bell, sel dari inner enamel

epitelium berdiferensiasi. Sel inner enamel bertambah panjang dan siap menjadi

secretory ameloblast yang aktif. Ameloblas kemudian menunjukkan pergantian

(berdiferensiasi) dan memiliki 5 fungsi antara lain:

1. Morfogenesis

2. Organization dan diferensiasi

3. Sekresi

4. Maturasi

5. Proteksi

Aparatus Golgi muncul dekat dengan pusat dalam ameloblas, yang banyak

pada retikulum endoplasmik (RER) bertambah di area apikal. Deretan ameloblas

menyokong ameloblas perlekatan sel-sel (desmosom) pada kedua bagian

proksimal dan distal yang paling jauh dari sel penyokong sel dalam deretan

bergerak lebih ke perifer dari dentinoenamel junction yang menyimpan matriks

enamel.

11

Page 12: Document1

Tomes’ Processes menghasilkan apikal dan pada ameloblas selama tahap

sekretori. Junction kompleks disebut terminal bar apparatus muncul pada

persambungan sel bodi dan proses tomes’ dan menyokong kontak di antara sel

yang bersebelahan.

Diferensiasi ameloblas, matriks adalah dalam RER, dimana perpindahan

ke aparatus golgi, diperkuat dan diikat dalam granul yang diikat oleh ikatan kimia.

Pembuluh berjalan ke apikal sel, dimana ameloblast bagian luar disimpan pertama

kali sepanjang junction dari enamel-dentin.

Saat ameloblas mulai bersekresi, pergantian stratum intermedium dalam

bentuk gelondong ke bentuk piramid. Pada proses amelogenesis, kedua lapisan sel

ameloblas dan stratum intermedium, berperan sama dengan sel junctional

complexes dikenal dengan istilah desmosomes, dengan sintesa pada enamel

terjadi pada kedua sel. Substansi ini dibutuhkan untuk produksi enamel tiba

melalui pembuluh darah dan sampai pada retikulum stelata lalu ke stratum

intermedium dan ameloblas. Pada tahap ini, protein

amelogenin diproduksi. Hanya sedikit ameloblas pada ujung dari mulai

puncak ke fungsi awal. Proses diteruskan, banyak, ameloblas menjadi aktif, dan

penambahan dari enamel matriks menjadi lebih menonjol keluar.

Pertumbahan pada ujung individual dengan penambahan deposisi yang

kontinu sampai gigi erupsi. Ditemukan di posterior multicuspit gigi yang mana

ameloblas secara kontinu untuk berdiferensiasi dari inner enamel epitelium dan

formasi enamel. Puncaknya kemudian bersatu dalam regio intercuspal pada

crown. Pada radiografi, ujung inisial muncul secara terpisah dan bergabung

bersama dalam perkembangan dan pertumbuhan. Inner enamel epitelium

membentuk blueprint untuk pembentukan crown.

Tahap siap erupsi

Preeruptive Phase

12

Page 13: Document1

Persiapan dari gigi erupsi, dimana terjadi pergerakan dalam perkembangan

dan pertumbuhan gigi dalam processus alveolaris sebelem terbentuknya akar gigi.

Dalam fase ini gigi bergerak untuk tetap mempertahankan posisinya akibat

pertumbuhan rahang dengan melakukan bodily movement dan eccentric growth.

Bodily movement adalah pergerakan seluruh benih gigi, dan eccentric growth

adalah bertumbuhan relatif di salah satu bagian gigi, dimana bagian lainnya tetap

diam.

Prefunctional eruptive Phage

Phase ini ditandai oleh inisiasi pembentukan akar dan diakhiri ketika gigi

mencapai occlusal. Fase ini terdiri dari lima kejaidan utama, yaitu Berhentinya

amelogenesis secretory phage sebelum permulaan terbentuknya akar,

intraosseous stage terjadi karena proliferasi dari epithelial root sheat dan

mesenchymal tissue dental papilla dan dental follicle, supraosseous stage terjadi

ketika mahkota gigi menembus crypta tulang sampai reduced enamel epithelial

tissue yang menutupi mahkota gigi menyentuh dan berfusi dengan epithelial

mucosa membentuk double epithelial layered, mahkota gigi menembus double

epithelial layered, gigi yang erupsi terus tumbuh ke arah occlusal dengan

kecepatan maximum

Functional Phage

Fase dimana Gigi telah mencapai bidang occlusal dan terus berlangsung

selama gigi berada dalam rongga mulut. Dalam fase ini berlangsu penambahan

tinggi processus alveolaris, pertambahan densitas tulang akar, berlanjutnya

pembentukan akar, meingkatnya diameter fiber bundle, terbentuknya

vaskularisasi, dan sistem syaraf.

Pematangan Crown

Setelah proses amelogenesis selesai, amelogenin mulai mengalami

mineralisasi. Sebagaimana kristal dalam mineral disimpan, mereka mulai

berkembang semakin panjang dan melebar. Deposisi awal pada mineral

meningkat 25% dari total enamel lebih dari 70% mineral enamel adalah

pertumbuhan dari kristal (5% dari enamel adalah air). Waktu antara deposisi

13

Page 14: Document1

matriks enamel dan proses mineralisasinya singkat. Walaupun begitu, proses

mineralisasi hampir mengikuti proses pembentukan matrix deposisi. Deposisi

matriks yang pertama adalah mineralisasi enamel di sepanjang dento enamel

junction. Pembentukan matriks dan proses mineralisasi berlanjut ke daerah

perifer dari cusp dan kemudian ke arah lateral dari crown, mengikuti

pembentukan enamel intermedial deposisi. Akhirnya daerah cervical dari crown

termineralisasi. Selama proses ini, protein enamel berubah atau menjadi matang

dan proses ini disebut enamelin.

Kandungan mineral pada enamel sekitar 95% dan berlangsung cepat. 69%

dari dentin menjadi jaringan yang paling banyak terkalsifikasi dari tubuh manusia.

Karena tingginya kandungan mineral dalam enamen hampir semua air dan

mineral organik hilang selama proses maturasi. Setelah pembentukan ameloblas

lengkap, pada fase matriks deposisiterminal bar apparatus menghilang, dan

permukaan enamel menjadi halus. Fase ini ditandai dengan munculnya sel dan

berfungsinya sel tersebut dalam ameloblas. Ujung apikal pada sel ini menjadi

bergelombang sepanjang permukaan enamel. Panjang ameloblas berkurang sesuai

dengan jumlah orgenela di dalamnya. Pada saat ini, enamel telah mencapai fase

maturasi dan ameloblas menjadi lebih aktif dalam menyerap matriks organik dan

air dari enamel yang diikuti oleh proses mineralisasi.

Peningkatan kandungan mineral pada enamel tergantung pada kehilangan

cairan dan protein. Proses ini berubah banyak melalui proses maturasi enamel dan

hal ini tidak terbatas pada tahap akhir proses mineralisasi. walaupun gigi telah

selesai erupsi, mineralisasi enamel tetap berlanjut.

Pada akhirnya, setelah ameloblas terbentuk pada fase mineralisasi, sekret

dari kutikula organik pada permukaan enamel yang dikenal sebagai

developmental atau kutikula primer. Ameoblas melekatkan diri pada lapisan

organik enamel oleh hemidosmosom. Hemidosmosom adalah sebagian dari

14

Page 15: Document1

perlekatan plak desmosom. Fungsi desmosom dalam perlekatan sel ke sebuah sel

adjament, suatu hemidosmosom berhubungan pada perlekatan sel pada

permukaan membrane. Perlekatan plak hemidosmosom tergantung oleh ameloblas

dan tahap-tahap pembentukan dan perlekatan plak yang dikenal sebagai tahap

protektif dari fungsi ameloblas. Ameloblas berhubungan dengan stratum

intermedium dan epitel enamel lainnya yang menyatu membentuk enamel

ephitelium. Sel organik ini menutupi permukaan enamel sampai gigi erupsi di

ronnga mulut. Dengan adanya proses mineralisasi enamel, crown gigi dibentuk.

Pembentukan Akar

Sama seperti pembentukan crown, proliferasi sel berlanjut pada daerah

servikal atau dasar dari organ enamel dimana sel epitel enamel dalam dan luar

bergabung membentuk akar. Ketika pembentukan korona lengkap, sel pada

daerah enamel ini terus bertumbuh membentuk dua lapisan sel yang disebut epitel

akar atau lapisan hertwigs.

Lapisan dalam sel akar, dibentuk dari epitel enamel bagian dalam atau

amelobas di korona dan enamel. Pada akar, sel membentuk odontoblas dari

papilla dental, berdiferensiasi dan menbentuk dentin. Pembentukan akar berawal

dari berkhirnya deposit enamel. Saat akar memanjang, terjadi pembentukan awal

pada akar. Panjang, kelengkungan, ketebalan, dan jumlah akar semuanya

tergantung dari sel-sel di dalam akar. Saat akar dentin dibentuk, sel-sel luar pada

akar berfungsi pada deposisi sementum intermediet, suatu lapisan tipis dari

sementum aseluler yang menutupi tubulus dentin dan permukaan akar. Kemudian

sel-sel luar akan terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil dan bergerak dari

permukaan akar menjadi sisa-sisa epitel. Pada akhir proses proliferasi akar miring

45 derajat. Daerah ini dinamakan sekat epitel. Sekat epitel mengelilingi apeks

yang terbuka pada pulpa gigi selama pembentukan akar. Ini adalah ploriferasi sel

yang menyebabkan terjadinya pertumbuhan akar.

15

Page 16: Document1

Pada saat odontoblas berdiferensiasi sepanjang batas pulpa, terjadi proses

dentinogenesis pada akar dan akan memanjang. Pembentukan dentin berlanjut

dari korona hingga ke akar. Dentin meruncing dari crown hingga ke akar sampai

ke epikal batas epitel. Pada perbatasan pulpa dengan pusat epitel, terjadi

proliferasi seluler. Hal ini dikenal dengan zona proliferas pulpa. Daerah ini

memproduksi sel-sel baru yang dibutuhkan untuk proses pemanjangan akar. Akar

semakin mengecil ke bagian apikal dan terbuka kira-kira 1-3 mm sehingga dapat

mensyarafi dan menyuplai darah ke pulpa dan jaringan periodonsium. Bersamaan

dengan memanjangnya akar, gigi mulai bergerak erupsi, yang akan menyediakan

ruangan untuk proses pemanjangan akar. Akar memanjang sesuai dengan

pergerakan erupsi gigi.

Akar Tunggal

Lapisan akar dari gigi berakar tunggal adalah tumbuh memanjang pada sel

epitel yang berasal dari organ-organ enamel, menutupi tubulus dentin dan

perkembangan pulpa. Segera setelah sel akar membentuk sementum intermedium,

akar mulai hancur dan membentuk sisa-sisa epitel. Sisa-sisa epitel bertahan dan

bergerak dari daerah permukaan akar ke daerah folikular. Sel mesenkim dari

folikel gigi bergerak di antara sisa-sisa epitel hingga dapat berkonta dengan

permukaan akar. Di sini terjadi diferensiasi menjadi sementoblas dan mulai

mensekresi sementoid pada permukaan sementum intermedium. Sementoid

adalah sementum yang belum terkalsifikasi kemudian berkalsifikasi menjadi

sementum yang matang. Lapisan akar tidak pernah terlihat sebagai struktur yang

berkembang karena lapisan sel-selnya segera hancur setelah akar dentin terbentuk.

Bagaimanapun, daerah dari sel epitel tetap dipertahankan sampai akar terbentuk

sempurna dan kemudian hilang.

Akar Ganda

Gigi berakar ganda dibentuk dengan cara yang sama dengan gigi berakar

tunggal hingga terbentuk daerah furkasi. Bagian dari akar mengambil tempat

melalui perkembangan diferensial dari lapisan akar. Sel-sel dari sekat epitel

16

Page 17: Document1

bertumbuh secara berlebihan pada dua daerah atau lebih sampai berkontak dengan

epitel memanjang. Perpanjangan ini menyatu dan menjadi pembukaan awal

menjadi dua atau tiga tahap pembukaan. Sekat epitel mengelilingi daerah terbuka

pada setiap pertumbuhan akar. Ketika perkembangan gigi molar dimulai, tahap-

tahapnya dibagi berdasarkan pertumbuhan pada bagian tengah akar. Yang akan

menunjukkan lapisan akar seperti pulau-pulau sel.

Setelah akar ganda terbentuk, tiap-tiap akar dibentuk oleh unsur yang

sama seperti pada gigi berakar tunggal. Setelah akar lengkap dan lapisannya

hancur, sel epitel berpindah dari permukaan akar sama seperti pada gigi berakar

tunggal. Sementum kemudian dibentuk pada permukaan sementum intermedial.

Sementum biasanya mempunyai sel, sementum yang berada dekat semento

enamel junction lebih sedikit sel daripada di apikal akar. Karena apikal sementum

lebih tipis, maka lebih banyak terdapat sel-sel yang vital. Fungsi utama dari

sementum adalah perlekatan dengan serat-serat ligamen periodontal.

Perkembangan Jaringan Pendukung

Sel-sel mesenkim yang mengelilingi gigi disebut dengan folikel gigi.

Beberapa sel folikel gigi terbentuk dekat enamel dan berpindah selama tahap cap

dan bell dari organ enamel perifer ke folikel untuk membentuk tulang alveolar

dan ligamen periodontal. Sel-sel berdiferensiasi menjadi osteoblas, membentuk

tulang dan fibroblast yang akan membentuk serat-serat ligamen. Setelah gigi

erupsi jaringan ini akan mendukung gigi selama gigi berfungsi.

Ligamen Periodontal

Sel-sel folikel gigi berdiferensiasi menjadi kolagen pada ligamen dan

membentuk semontablast yang terletak pada sementum akar gigi, sel-sel lain pada

daerah ligamen membentuk serat-serat ligamentum, yang terlihat di sepanjang

akar dekat daerah serviks, ini memungkinkan sel fibroblast membentuk kumpulan

serat-serat yang menghilangakan pada saat akar elongasi. Serat-serat ini berada

pada sementum pada permukaan akar dan perlekatan lain pada tulang. Serat-serat

ini berganti secara cepat dan terus-menerus memperbaiki diri. Serat kolagen

17

Page 18: Document1

berjalan melalui ligamen, pertukaran serat yang paling tinggi terjadi pada daerah

apeks dan yang paling sedikit pada daerah serviks. Maturasi ligamen terjadi ketika

gigi telah beroklusi. Pada masa ini, kumpulan-kumpulan serat bertambah banyak.

Proses Alveolar

Pada saat perkembangan gigi dan juga tulang alveolar terjadi pemanjangan

akar. Pertama, prosesus alveolar membentuk lempeng labial dan lingual yang

membentuk organ-organ gigi. Pada saat lapisan dinding ini memanjang, septum

tulang muncul diantara gigi untuk melengkapi kripta. Ketika gigi erupsi, prosesus

alveolar dan ligamen periodontal mendukung fungsi gigi. Tulang yang dibentuk

diantara akar gigi disebut tulang interradikular. Tulang alveolar dibentuk oleh

tulang pendukung. Tulang alveolar pendukung melapisi soket gigi dan dibentuk

oleh tulang spongiosa dan tulang kompak. Tulang pendukung membentuk

lempengan yang menutupi mandibula.

2.3 schedule erupsi gigi

Perkembangan Gigi Desidui dan Gigi Permanen

Perkembangan gigi desidui dan gigi permanen sangat mirip, walaupun

perkembangan gigi desidui lebih cepat daripada gigi permanen. Gigi desidui

mulai berkembang sejak di dalam rahim dan korona mulai lengkap sebelum lahir,

sementara gigi permanen mulai dibentuk saat lahir atau setelah lahir. Beberapa

kelainan sistemik prenatal dapat mempengaruhi mineralisasi korona gigi desidui.

Sedangkan trauma postnatal dapat mempengaruhi perkembangan korona gigi

permanen.

Gigi desidui berfungsi dalam mulut kira-kira sampai umur 8,5 tahun.

Periode waktu ini dapat dibagi atas tiga periode: pertama, perkembangan mahkota

dan akar, kedua, maturasi akar dan resorpsi akar, dan ketiga gigi tanggal. Periode

18

Page 19: Document1

pertama berlangsung sekitar satu tahun, periode kedua sekitar 3,75 tahun, dan

tahap terakhir resorpsi dan pergantian gigi berlangsung sekitar 3,5 tahun.

Sedangkan beberapa gigi permanen berada pada mulut dari umur 5 tahun sampai

meninggal. Hal yang harus dipertimbangkan adalah molar permanen yang muncul

di rongga mulut dari umur 25 tahun sampai tanggal pada saat individu meninggal.

Gigi permanen berfungsi 7-8 kali sama seperti gigi desidui banyak pemisahan

yang terjadi selama beberapa milimeter selama perkembangan gigi. Contoh dari

proses kompleks selama pembentukan gigi adalah tidak terjadi resorpsi pada gigi

desidui dan pembentukan akar gigi permanen.Pada anak umur 6 gigi molar

pertama tumbuh/formatif dan berlangsung sampai muncul gigi permanen dengan

jumlah 28 atau 32 gigi, 20 gigi desidui terjadi resorpsi. Pada proses formatif, gigi

desidui mengalami resorpsi dan regenerasi pulpa.

19

Page 20: Document1

2.4 faktor-aktor yang mempengaruhi erupsi gigi

Erupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa

terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi,

terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap

sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi

masih berkisar antara 2 tahun (Van der Linden, 1985).

Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor. faktor-

faktor tersebut ialah sebagai berikut :

2.4.1 Faktor Keturunan (Genetik)

Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi

(Koch, dkk., 1991). Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam

menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi (Moyers,

2001). Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%

(Stewart, dkk., 1982; Moyers, 2001).

2.4.2. Faktor Ras

20

Page 21: Document1

Perbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi

permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan

Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan

Amerika Indian (Moyers, 2001). Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan

Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan

perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar (Stewart, dkk., 1982).

2.4.3. Jenis Kelamin

Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada

setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat

dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan (Clark,

1994).

2.4.4. Faktor Lingkungan

Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan

tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor

keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar

20% (Moyers, 2001).

Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:

a. Sosial Ekonomi

Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi,

kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan (Stewart,

dkk., 1982). Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung

menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak

dengan tingkat ekonomi menengah (Moyers, 2001).

b. Nutrisi

Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan

perkembangan rahang (Djoharnas, 2000). Nutrisi sebagai faktor

pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi.

Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor

kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.

21

Page 22: Document1

Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1%

(Moyers, 2001).

2.4.5. Faktor Penyakit

Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit

sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial

dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial

synostosis dan Hemifacial atrophy (Stewart, dkk., 1982).

2.4.6. Faktor Lokal

Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi

ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi,

mukosa gusi yang menebal, dan gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya

(Salzmann, 1975).

22

Page 23: Document1

2.5 gambaran radiologis erupsi gigi

23

Page 24: Document1

BAB III

KESIMPULAN

Pada manusia terdapat 20 gigi desidui dan 32 gigi permanen yang berkembang

dari interaksi sel epitel rongga mulut dan sel bawah mesenkim. Setiap gigi berbeda-beda

secara anatomi, tapi dasar proses pertumbuhannya sama pada semua gigi.

Setiap gigi tumbuh berturut-turut mulai dari tahap bud, cup, dan tahap bell. Pada

tahap bell dibentuk enamel dan dentin. Mahkota terbentuk dan termineralisasi, akar gigi

mulai terbentuk juga. Setelah kalsifikasi akar, jaringan pendukung gigi, sementum,

ligamentum periodontal, serta tulang alveolar tumbuh. Pertumbuhan ini terjadi pada gigi

insisivus dengan akar satu, premolar dengan beberapa akar atau molar dengan akar

multipel. Kemudian mahkota gigi komplit erupsi ke rongga mulut. Pertumbuhan akar

dan sementogenesis yang lanjut sampai gigi berfungsi dan didukung oleh struktur gigi

yang tumbuh sempurna.

Erupsi gigi dipengaruhi oleh faktor intrinsik, yaitu ras, genetik, dan jenis kelamin

dan ekstrinsik, serta faktor ekstrinsik yang meliputi nutrisi dan tingkat ekonomi (Oewen,

1998). Erupsi gigi dimulai setelah pembentukan mahkota dilanjutkan dengan

pembentukan akar selama usia kehidupan dari gigi (Moyers, 1988) dan terus

berlangsung walaupun gigi telah mencapai oklusi dengan gigi antagonisnya

(Newman, 2002).

Waktu erupsi gigi permanent dimulai saat anak berusia 6 sampai 7 tahun, ditandai

dengan erupsi gigi molar pertama rahang bawah bersamaan dengan insisif pertama

rahang bawah dan molar pertama rahang atas. Gigi insisif sentral rahan atas erupsi umur

7 tahun dilanjutkan dengan gigi insisif lateral rahang bawah. Gigi insisif lateral rahang

atas erupsi umur 8 tahun dan gigi kaninus rahang bawah umur 9 tahun. Gigi premolar

pertama rahang atas erupsi umur 10 tahun, dilanjutkan dengan erupsi gigi premolar

kedua rahang atas, premolar pertama rahang bawah, kaninus rahang atas dan premolar

kedua rahang bawah. Erupsi gigi molar kedua rahang bawah terjadi umur 11 tahun dan

24

Page 25: Document1

molar kedua rahang atas umur 12 tahun. Erupsi gigi paling akhir adalah molah ketiga

rahang atas dan rahang bawah (McDonald dan Avery, 2000).

25

Page 26: Document1

DAFTAR PUSTAKA

26