15 etika & filsafat komunikasi

Upload: angga-ariyanto

Post on 16-Oct-2015

43 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

iya itu filsafat ilmu komunikasi

TRANSCRIPT

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dicky Andika M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI 1

    FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

    UNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA

    MODUL 15 Etika dan Filsafat Komunikasi ( 3 ) SKS Pokok Bahasan : Strategi Komunikasi

    Dosen : Dicky Andika, S. Sos.I. M.Si

    DESKRIPSI Dalam pokok bahasan ini adalah memperkenalkan dan membahas terhadap

    filsafat sebagai induk etika. Setelah mempelajari konsep-konsep pokok-pokok

    dan cabang-cabang filsafat, pembahasan lebih mendalam difokuskan pada isu

    yang dihadapi oleh pelaku komunikasi dalam profesi dan masyarakat, khususnya

    berkaitan dengan dilemma-dilema etik.

    TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah membaca modul dan mengikuti mata kuliah ini diharapkan mahasiswa

    mampu menjelaskan tentang manusia sebagai pelaku komunikasi

    Kepustakaan :

    1. Ardianto, Elvinaro. (2007) Filsafat Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik . Bandung

    . Simbiosa Rekatama Media.

    2. Fajar Kurniawati, Marhaeni . (2009) Ilmu Komunikasi : Teori & Praktik .

    Yogyakarta . Graha Ilmu

    3. Suhartono, Suparlan. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: Ar Ruzz

    4. Bertens, K, Etika, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001

    5. Day, Louis, Ethics in Media Communications: Cases and Controversies,

    Wadsworth, 1991

    6. Effendy, Onong Uchjana, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Citra Aditya

    Bakti, 1993

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dicky Andika M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI 2

    7. Katsoff, Louis O, Pengantar Filsafat, Tiara Wacana, Yogyakarta, 1996

    8. Mulyana, Deddy, Etika Komunikasi, Remaja Rodakarya, Bandung, 1996

    9. M Mufid. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta: PT Kencana

    STRATEGI KOMUNIKASI

    Telah dijelaskan bahwa khalayak memiliki kekuatan penangkal yang

    bersifat psikologi dan social bagi setiap pengaruh yang berasal dari luar diri dan

    kelompoknya. Disamping itu khalayak tidak hanya dirangsang oleh hanya satu

    pesan saja melainkan banyak pesan dalam waktu yang bersamaan. Artinya

    terdapat juga kekuatan pengaruh dari pesan-pesan lain yang dating dari sumber

    (Komunikator) lain dalam waktu yang sama, maupun sebelum dan sesudahnya.

    Dengan demikian pesan yang diharapkan menimbulkan efek atau perubahan

    pada khalayak bukanlah satu-satunya kekuatan, melainkan, hanya satu antara

    semua kekuatan pengaruh yang bekerja dalam proses komunikasi, untuk

    mencapai efektivitas.

    Jadi efek tidak lain dari panduan sejumlah kekuatan yang bekerja dalam

    keseluruhan proses komunikasi. Justru itu, maka pesan sebagai satu-satunya

    kekuatan yang dimiliki oleh komunikator harus mempu mengungguli semua

    kekuatan yang ada untuk menciptakan efektivitas. Kekuatan pesan ini, dapat

    didukung oleh metoda penyajian, media dan kekuatan kepribadian komunikator

    sendiri. Dalam hal ini maka perencanaan dan perumusan strategi dalam proses

    komunikasi,terutama dalam Komunikasi Inovasi, Public Relation, Komunikasi

    Internasional dan sebagainya, semakin jelas diperlukan.

    1. MENGENAL KHALAYAK

    Mengenal khalayak haruslah merupakan langkah pertama bagi

    komunikator dalam usaha komunikasi yang efektif. Sebagaimana telah dijelaskan

    bahwa dalam proses komunikasi, khalayak itu sama sekali tidak pasif, melainkan

    aktif, sehingga antara komunikator dan komunikan bukan saja terjadi saling

    hubungan, tetapi juga saling mempengaruhi. Artinya khalayak dapat dipengaruhi

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dicky Andika M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI 3

    oleh kominikator tetapi komunikator juga dapat dipengaruhi oleh komunikan atau

    khalayak.

    Dalam proses komunikasi, baik komunikator maupun khalayak,

    mempunyai kepentingan yang sama. Tanpa persamaan kepentingan, komunikasi

    tak mungkin berlangsung. Justru itu, untuk berlangsungnya suatu komunikasi

    dan kmudian tercapainya hasil yang positif, maka komunikator harus

    menciptakan persamaan kepentingan dengan khalayak terutama dalam pesan,

    metoda dan media.

    Untuk menciptakan persamaan kepentingan tersebut, maka komunikator

    harus mengerti dan memahami kerangka pengalaman dan kerangka referensi

    khalayak secara tepat dan seksama, yang meliputi :

    a. Kondisi kepribadian dan kondisi fisik khalayak yang terdiri dari :

    Pengetahuan khalayak mengenai pokok persoalan kemampuan khalayak untuk menerima pesan-pesan lewat media

    yang digunakan

    Pengetahuan khalayak terhadap perbendaharaan kata-kata yang digunakan

    b. Pengaruh kelompok dan masyarakat serta nilai-nilai dan norma-norma

    kelompok dan masyarakat yang ada

    c. Situasi di mana khalayak itu berada

    Dengan sendirinya hal-hal tersebuat dapat diketahui melalui orientasi,

    penjajakan atau penelitian. kesemuanya ini merupakan usaha untuk

    mengadakan identifikasi mengenai publik.

    Dalam Observasi atau penelitian, public dapat diidentifikasi dari beberapa

    segi. dari segi pengetahuan khalayak misalnya terhadap pesan-pesan yang

    disampaikan, dapat ditemukan khalayak yang tidak memiliki pengetahuan,

    memiliki hanya sedikit, memiliki banyak dan yang ahli tentang masalah yang

    disajikan. sedang dari segi sikap khalayak terhadap isi pesan yang disampaikan

    dapat ditemukan khalayak yang setuju, ragu-ragu, dan yang menolak.

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dicky Andika M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI 4

    Demikian juga dari segi kesediaan khalayak menerima pengaruh,

    khususnya mengenai Inovasi, memalui penelitian dapat diperoleh identifikasi

    public atau khalayak. dalam hal ini Schoen-feld (dalam Astrid S. Soesanto, 141-

    142, 1974) mengemukakan klasifikasi khalayak sebagai berikut :

    1. Innovator, ataupun penemu idea adalah orang-orang yang kaya akan

    idea baru dan karenanya mudah atau sukar menerima idea baru orang

    lain

    2. Early adopters atau orang-orang yang cepat bersedia untuk mencoba apa

    yang dianjurkan kepadanya.

    3. Early Majority atau kelompok orang-orang yang mudah menerima idea-

    idea baru asal saja sudah diterima oleh orang banyak.

    4. Majority atau kelompok dalam jumlah terbanyak yang menerima atau

    menolak idea baru, terbatas pada suatu daerah

    5. Non-adpters ataupun orang-orang yang tidak suka menerima idea baru

    dan mengadakan perubahan-perubahan atas pendapatnya yang semula.

    Tentunya saja segi-segi yang diuraikan diatas erat kaitannya dengan

    segi-segi lainnya seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status social,

    hubungan social dan sebagainya. dalam suatu penelitian hal itu memang

    merupakan variable dasar.

    Mengenai pengaruh kelompok dan nilai-nilai kelompok, memang

    merupakan hal yang harus dikenal dan diteliti oleh komunikator untuk

    menciptakan komunikasi yang efektif, sebab manusia hidup dalam dan dari

    kelompoknya.

    Sebagaimana diketahui bahwa selalu berusaha mencapai keserasian

    antara kepentingan pribadi dengan kepentingan kelompoknya. ia akan selalu

    berusaha sekuat-kuatnya untuk mempertahankan kehadiran dirinya dalam

    kelompok, dengan mendapatkan penilaian dan penghargaan sebagai suatu

    kebutuhan social.Itulah sebabnya setiap pesan dan rangsangan yang

    menyentuhnya selalu diukur melalui keacamata kelompoknya, sehingga peranan

    kelompok terhadap individu sangat besar sekali.

  • PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Dicky Andika M.Si ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI 5

    Pengenalan mengenai khalayak sangat diperlukan, dan hal ini hendaknya

    dilakukan melalui observasi, penjajakan atau penelitian. disamping itu

    pengenalan mengenai khalayak dapat juga diperoleh melalui pendugaan-

    pendugan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan teoritis mengenai manusia

    baik sebagai makhluk biologic maupun sebagai makhluk sosial. Justru itu

    pengenalan mengenai manusia sangat diperlukan.

    Unsur manusia dalam proses komunikasi adalah unsure yang sangat

    penting dan merupakan inti dari proses komunikasi dan publisistik. manusialah

    pelaku dan sekaligus sasaran dari kegiatan komunikasi atau publisistik itu

    Pada dasarnya komunikasi dilakukan oleh manusia adalah untuk

    memenuhi kebutuhan-kebutuhannya baik yang bersifat pribadi maupun yang

    bersifat social. Pemenuhan kebutuhan itu tidak lain daripada usaha manusia

    untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya. Dengan kata lain usaha

    pemenuhan kebutuhan hidup itu merupakan perwujudan perjuangan manusia

    untuk hidup. hal inilah yang memotivasi segala aktivitas dan dinamika manusia

    dalam hidupnya, termasuk dalam member reaksi terhadap rangsangan-

    rangsangan pesan yang menyentuhnya.

    Kebutuhan-kebutuhan manusia yaitu bersifat pribadi, social dan

    keagamaan, merefleksikan kalakuan-kelakuan daripada manusia itu dapat

    disimpulkan dalam 3 golongan yaitu :

    1. Tingkat kelakuan vital biologic : Tidur, Makan , Olahraga, dsb

    2. Tingkat kelakuan (niveau) sosio cultural : Belajar, Menonton, dsb

    3. Tingkat kelakuan Metafisik (Religius) yang bersifat keagamaan dan

    metafisik seperti hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Kuasa,

    sembahyang, yoga, semadi, dsb.

    Itulah pengenalan tentang manusia, sebagai sumber dan sasaran bahkan

    tujuan dari segala kegiatan komunikasi. Dalam mencapai efektivitas, pengenalan

    tentang manusia adalah hal yang penting sekali.

    2. MENYUSUN PESAN