145999584 asean regulasi kosmetik

Upload: susantitjoa

Post on 12-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • Edisi Maret 2004

    Vol. 5, No. 2, Maret 2004

    EditorialHARMONISASIASEAN DALAM

    BIDANG REGULASIKOSMETIK

    Halaman 1

    InfoPOMBADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

    Pembaca yth,Dalam rangka menghadapipenerapan ASEAN Cosmetic Di-rective yang akan diberlakukanmulai 1 Januari 2008, pada edisikali ini kami sajikan artikel denganjudul Harmonisasi ASEAN dalamBidang Regulasi Kosmetik.Makanan selingan berupa maka-nan ringan (snack food) umumnyadisukai oleh semua golonganumur, tidak terbatas hanya padaanak-anak saja. Namun nilai gizidari makanan ringan umumnyasangat terbatas. Oleh karena itusebagai artikel kedua kami sajikanartikel Penambahan ikan teri(Stolephorus sp) sebagai sumberprotein dalam pembuatan tortillachips, yang semoga dapatmenambah wawasan pembaca.Wabah demam berdarah masihbelum teratasi, hampir setiap hariada pasien demam berdarah den-gue yang meninggal. Terkaitdengan wabah tersebut, di edisibulan ini kami tampilkanKeterangan Pers Kepala BadanPOM tentang Hasil SementaraPenelitian Ekstrak Daun JambuBiji (Psidium guajava) sebagaiobat Penyakit Demam BerdarahDengue.Selain itu dapat anda simak lan-jutan Keterangan Pers KepalaBadan Pengawas Obat danMakanan Tentang Kinerja BadanPom Tahun 2003.Selamat membaca.

    Redaksi.

    I. Harmonisasi ASEAN dalam bidang Regulasi KosmetikACCSQ (ASEAN ConsultativeCommittee on Standard and Quality)adalah forum di lingkungan ASEANyang membahas berbagai hal yangberkaitan dengan kegiatan standardan penilaian kesesuaian, terutamauntuk mendukung proses AFTA(ASEAN Free Trade Area), yangdibentuk pada tahun 1983. Untukkegiatan teknisnya ACCSQmembentuk Working Group, yangsalah satunya adalah Working Groupon Standard and Mutual RecognitionArrangements (MRA) atau WG 1yang membawahi Kelompok Kerjabidang Kosmetik (Cosmetic ProductWorking Group CPWG). CPWG inidibentuk pada bulan Maret 1998, danbertugas menyusun Harmonisasi

    ASEAN dalam bidang RegulasiKosmetik.

    II. Kesepakatan HarmonisasiRegulasi Kosmetik

    Dalam tugasnya sejak tahun 1998,CPWG telah melakukan pem-bahasan-pembahasan intensif yangumumnya dilakukan dua kali satutahun, dalam rangka penyusunanmateri kesepakatan

    Dari pembahasan-pembahasantersebut, maka disepakati bahwatujuan Harmonisasi RegulasiKosmetik tersebut adalah :

    1. Meningkatkan kerjasama antarnegara-negara anggota dalamrangka menjamin keamanankualitas dan klaim manfaat darisemua kosmetik yang dipasarkandi ASEAN

    Edisi Maret 2004

    ISSN 1829-9334

  • Edisi Maret 2004Halaman 2

    INFOPOM Badan POM

    INFOPOMPenasehat : Drs. H. Sampurno, MBA; Penanggung Jawab: Dra. Mawarwati Djamaluddin; Pimpinan Redaksi : Dra. Aziza NurainiMM; Sekretaris Redaksi : Dra. Reri Indriani; Redaksi : Dra. Rosmulyati Ilyas, Dra. Sutarni, Ir. Wisnu Broto, MS, Drs. KetutKertawijaya, Dra. Sumaria, Dra. Elza Rosita, MM, Dra. Rr Maya Gustina A, Dra. Yunida Nugrahanti; Redaksi Pelaksana : Dra.Murti Hadiyani, Irhama SSi, Dra. T. Asti Isnariani M.Pharm, WardhonoTirtosudarmo, Ssi, Irmayanti S. Kom; Sirkulasi :Yulinar SKM, Triswanto, Netty Sirait.Alamat Redaksi : Pusat Informasi Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat,Telp. 021-42889117, Fax. 021-42889117, e-mail : [email protected]

    Redaksi menerima naskah yang berisi informasi yang terkait dengan OMKABA. Kirimkan melalui alamat redaksi dengan format MS.Word 97 spasi ganda maksimal 2 halaman kuarto. Redaksi berhak mengubah sebagian isi naskah untuk diterbitkan.

    Harmonisasi ASEAN dalam Bi-

    dang Regulasi Kosmetik.

    Penambahan ikan teri (Stole-phorus sp) sebagai sumber pro-tein dalam pembuatan tortillachips

    Public Relations dan Konfik

    Keterangan Pers Kepala Badan

    POM tentang Hasil Sementara

    Penelitian Ekstrak Daun Jambu

    Biji (Psidium guajava) sebagaiobat Penyakit Demam Berdarah

    Dengue

    Keterangan Pers Kepala Badan

    Pengawas Obat dan Makanan

    Tentang Kinerja Badan Pom

    Tahun 2003 (lanjutan)

    2. Menghapuskan hambatan dalamperdagangan kosmetik antarnegara anggota ASEAN, melaluiharmonisasi persyaratan teknis,pengakuan persetujuan registrasikosmetik dan mengadopsi ASEANCosmetic Directive.

    Sedangkan cakupan ASEANHarmonisasi di bidang RegulasiKosmetik adalah :

    Schedule A : Mutual RecognitionArrangement (MRA), yaitu salingpengakuan atas persetujuanregistrasi kosmetik.

    Schedule B : Penerapan AseanCosmetic Directive dan dimulai padatanggal 1 Januari 2008.

    Adapun ASEAN Technical Do-cuments, atau Dokumen TeknisUmum Asean terdiri dari :

    1. ASEAN Cosmetic GMPMerupakan petunjuk sederhanayang ditujukan untuk kepentinganpemerintah dan industri. Waktuuntuk penerapan bagi industri kos-

    metik, pada saat ini masih dalampembahasan.

    2. Common Product RegistrationRequirementsAdalah persyaratan minimum re-gistrasi hanya apabila menerapkantahap I dengan waktu pemrosesanpendaftaran 30 hari

    3. Common Labeling RequirementInformasi yang harus dicantumkanpada label produk. Bahan kosmetikyang dipergunakan pada produktersebut harus ditulis lengkap.Penulisannya mengikuti sistemINCI (International NomenclatureCosmetics Ingredients)

    4. Common Claims GuidelinesMemberikan gambaran bahwaklaim kosmetik beda dengan klaimobat. Tidak ada daftar klaim yangdilarang ataupun diizinkansehingga klaim harus diawasi olehmasing-masing negara.

    5.Common Import / ExportRequiments

    DAFTAR ISI

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

  • Edisi Maret 2004 Halaman 3

    INFOPOM Badan POM

    Semua kosmetik harus mengikutiASEAN Directive dan dokumenteknisnya. Izin dan persyaratanekspor dan impor harus diawasimasing-masing negara.

    6. Cosmetic Ingredients ListsMengikuti daftar bahan kosmetikseperti yang tercantum dalamdaftar ilustrasi EU (EuropeanUnion) dan ASEAN Handbook ofCosmetic Ingredients.

    7. Illustrative List By Category Cos-metic Products

    Merupakan daftar ilustrasi EUmengenai produk kosmetik, yangsekarang terbuka dan berkembang.Semua produk yang memenuhidefinisi kosmetik pasti dimasukkanke dalam kosmetik.

    III. ASEAN Cosmetic Com-mittee (ACC)

    Pada tanggal 2 September 2003 telahdilakukan penandatanganan Kese-pakatan Harmonisasi ASEAN dibidang Regulasi Kosmetik. Dalam halini Indonesia diwakili oleh MenteriPerdagangan dan Perindustrian,Rini MS Soewandi. Dengan demikiantugas CPWG digantikan oleh ASEANCosmetic Committee (ACC) yangbertanggungjawab terhadap efektifitasfungsi dari kesepakatan tersebut.

    ACC terdiri dari satu orang perwakilanresmi dari masing-masing negara danperwakilan tersebut mempunyaitanggungjawab terhadap otoritasregulasi di bidang kosmetik,perwakilan dari Sekretariat ASEANdan perwakilan dari ASEAN Cosmetic

    Association (ACA). Pada saat sidangACC, masing-masing perwakilanresmi dapat menyertakan anggotadelegasinya. Dalam sidangnya, ACCmembahas dan membuat keputusanyang berkenaan dengan koordinasi,pengkajian ulang, dan monitoring dariimplementasi kesepakatan.

    Pada sidang pertama ACC bulanDesember 2003 di Hanoi, telah terpilihsebagai Ketua (Chair) yaitu Mrs.Werawan Tangkeo (Thailand) dansebagai wakilnya (Co Chair) adalahDrs. Ruslan Aspan, MM (Indonesia).Dengan demikian sesuai aturanmainnya, 2 tahun setelah masatugasnya sebagai Co Chair, Drs.Ruslan Aspan akan menjadi ketuaACC. Merupakan kesempatan bagiIndonesia untuk dapat berperan dalampenentuan keputusan-keputusanyang berkenaan dengan kebijakanHarmonisasi ASEAN di bidangKosmetik.

    IV. Yang diperlukan dalam Harmonisasi ASEANCosmetic GMPMenginterpretasikan dan menerapkanCPKB (Cara Produksi Kosmetik yangBaik) ASEAN yang konsisten antarPemerintah dan Industri diantaraNegara ASEAN

    Product Safety Evaluation / PostMarketing SurveillanceSuatu prinsip keamanan produk danmekanisme untuk menjamin bahwaproduk kosmetik yang dipasarkanhanya yang aman dan berkualitas

    Keracunan ???Jangan panik

    segera hubungi:

    BIDANG INFORMASI KERACUNANBADAN POM

    Jl. Percetakan Negara No. 23Jakarta Pusat 10560

    Telp. (021) 42889117; (021) 4259945Fax. (021) 42889117

    Hp : 081310826879 (24 jam)e-mail: [email protected] [email protected]

  • Edisi Maret 2004

    ASEAN Cosmetic Scientific BodyDibentuknya Scientific Body, yangterdiri dari wakil pemerintah, industri,profesi/akademik, untuk meninjaukembali masalah teknis/keamananDaftar Bahan Kosmetik ASEAN.

    V. Persiapan Indonesia

    Merupakan pekerjaan rumah yangtidak sederhana bagi Indonesia untukmelakukan persiapan secara

    menyeluruh menjelang implementasiASEAN Directives. Penataantersebut harus dilakukan bagi industridan pelaku usaha di bidang kosmetikserta aparat otoritas regulasi.Masalah yang paling mendesakadalah kesiapan industri kosmetikdalam penerapan CPKB. Menurutdata yang ada, dari 744 Industri Kos-metik yang ada di Indonesia, barusekitar 16 yang telah memiliki ser-

    tifikat CPKB. Selain itu ada 38 industriyang menggunakan sarana produksifarmasi pemegang sertifikat CPOB.Hal tersebut menunjukkan bahwarendahnya potensi daya saing produkkita dibandingkan dengan negara lainyang telah siap dalam implementasiASEAN Directives, seperti Malaysia,Singapura, dan Filipina.

    Badan POM dalam hal ini sebagai

    leading sector, telah menyusunroadmap dalam strategi pengawasankosmetik, untuk persiapanimplementasi Harmonisasi Aseanuntuk regulasi kosmetik, diantaranyabeberapa aktivitas yang segeradilakukan adalah: mendorong industridalam penerapan CPKB, perubahanRegulasi Kosmetik secara bertahapuntuk disesuaikan dengan ASEANDirectives, serta peningkatan kualitas

    INFOPOM Badan POM

    Halaman 4

    sumber daya manusia terutama padaotoritas regulasi kosmetik dan industrimelalui pelatihan dan pembinaanintensif serta in house training ter-hadap 600 industri kecil, pelatihan sis-tem post marketing surveillance danproduct safety evaluation, sertapelatihan-pelatihan yang berkaitandengan laboratorium

    VI. Penutup

    Dari uraian di atas, maka dapat di-simpulkan bahwa ASEAN Harmo-nisasi di bidang Regulasi Kosmetikmerupakan terobosan positif dalampeningkatan perekonomian,menghindari pengujian ulangkosmetik di tiap-tiap negara ASEAN,mengurangi biaya, meningkatkankompetisi dan inovasi, perlindungankonsumen dan merupakan forumregulator di kawasan ASEANberinteraksi.

    Perlu sikap positif dan semangat yangtinggi serta kerjasama lintas sektoryang komprehensif dalammenghadapi ASEAN Harmonisasitersebut, mengingat Indonesiamemiliki jumlah penduduk yang besar,area negara yang luas dan sumberdaya alam yang sangat beraneka.Harmonisasi ASEAN di bidangRegulasi Kosmetik, merupakantantangan yang harus kita jawab danbuktikan, bahwa Indonesia mampubersaing dan menjadi yang terdepan.(Dra. RR. Maya Gustina)

    MengenaiObat, Makanan, Obat Tradisional, PKRT dan Napza

    ATAU HUBUNGIULPK di Kantor Balai Besar / Balai POM

    di seluruh Indonesia

    Konsultasi GratisTelp/Fax. 021-4263333Senin-Jumat, Jam 08.00-18.00

    Unit Layanan PengaduanKonsumen (ULPK) Badan POM

  • Edisi Maret 2004

    LATAR BELAKANG

    ebutuhan manusia akanbahan makanan tidak hanyaterpenuhi dari bahan

    makanan pokok saja, akan tetapimemerlukan bahan makanantambahan lain sebagai makananselingan, yang dikonsumsi diantarawaktu makan utama. Makananselingan berupa makanan ringan(snack food) umumnya disukai olehsemua golongan umur, tidak terbatashanya pada anak-anak saja. Akantetapi nilai gizi dari makanan ringanini umumnya sangat terbatas.

    Tortilla chips adalah salah satu jenismakanan ringan yang popular diMeksiko dan Amerika Tengah. Saatini di Indonesia pun, terutama dikota-kota besar seperti Jakarta, Bandungdan Surabaya jenis makanan inisudah mulai banyak disukai. Bahanbaku utama pembuatan tortilla chipsadalah jagung, hal mana sangatmenguntungkan karena jagungmempunyai potensi yang cukup baikdi Indonesia. Menurut data BPS(tahun 2000), produksi jagung di In-donesia mencapai 9.344.800 tondengan luas panen 3.459.300 hektaryang berarti rata-rata panen 2701 kg/hektar. Dengan demikian tortilla chips

    PENAMBAHAN IKAN TERI(Stolephorus sp)

    SEBAGAI SUMBER PROTEINDALAM PEMBUATAN

    T o r t i l l a C h i p sdapat dijadikan salah satu alternatifpenganekaragaman olahan jagung.

    Tortilla chips yang merupakan produkolahan jagung, mengandung energiyang cukup tinggi tetapi kandunganproteinnya relatif rendah terutamapada kandungan asam aminoessensialnya. Berdasarkan haltersebut maka diperlukan suple-mentasi bahan yang tinggi kandung-an proteinnya baik dari bahan nabatimaupun bahan hewani pada produkolahan jagung tersebut. Protein he-wani memiliki kelebihan pada mutuproteinnya jika dibandingkan denganprotein nabati, yaitu memiliki mutucerna lebih tinggi dan asam-asamamino yang lebih lengkap.

    Di Indonesia, ikan teri merupakansalah satu jenis ikan peligis yangsangat populer di masyarakat sebagaiikan yang dikonsumsi sehari-hari baikdalam bentuk olahan (kering, pindang,asin dan lain-lain) (Deptan, 1999). Ikanteri mengandung cukup protein dankaya kalsium sehingga dapatmemberikan tambahan protein dankalsium. Selain itu, harga ikan terirelatif lebih murah dibandingkandengan sumber protein hewani lainnyadan ketersediaannya cukup melimpahdi Indonesia.

    INFOPOM Badan POM

    K

    Halaman 5

  • Edisi Maret 2004

    Menurut Anonymous (1998), ikan teridalam sistematika dimasukan dalam:

    Ordo : MalacoptrygiiFamili : ClupeidaeGenus : StolephorusSpesies : Commersonii

    Penelitian Penambahan Ikan Teri(Stolephorus sp) sebagai sumber pro-tein dalam pembuatan Tortilla chipsini dilakukan di Laboratorium Pe-ngolahan Pangan dan LaboratoriumKimia Gizi, Jurusan Gizi Masyarakatdan Sumber daya Keluarga, FakultasPertanian, Institut Pertanian Bogorserta Laboratorium Pilot Plant, PusatAntar Universitas Pangan dan Gizi,Institut Pertanian Bogor. Penelitian iniberlangsung sejak bulan Juli sampaiOktober 2002.

    Pemanfaatan ikan teri sebagai bahansuplementasi dalam pembuatantortilla chips diharapkan dapatmeningkatkan daya guna ikan terisebagai upaya penganekaragamanpangan. Selain itu hasil penelitian inidiharapkan dapat memberi informasitentang zat gizi tortilla chips yang

    mengandung ikan teri.

    Tujuan umum penelitiaan ini adalahmempelajari penambahan ikan teri(Stolephorus sp) sebagai sumberprotein dalam pembuatan tortillachips.

    Sedangkan tujuan khususnyameliputi :

    (1) Menentukan komposisi gizi (pro-

    INFOPOM Badan POM

    KomposisiKomposisi Kimia dan asam amino esensial jagung dan ikan teri :

    1. Komposisi Kimia Jagung dan Ikan Teri (per 100 g BDD)*

    Jumlah

    Jagung Ikan Teri

    Energi 355 kkal 77 kkalProtein 9.2 g 16.0 gLemak 3.9 g 1.0 gKarbohidrat 73.7 g 0 gKalsium 10 mg 500 mgFosfor 256 mg 500 mgBesi 2.4 mg 1.0 mgVitamin A 60 RE 47 RE

    2. Komposisi Asam Amino Esensial Protein Jagung dan Ikan Teri*

    Jumlah

    Jagung Ikan Teri

    Isoleusin 32.3 45.20Leusin 106.5 90.10Lisin 25.8 67.40Metiopnin + Sistin 30.8 32.60Fenilalanin + Tirosin 57.0 63.80Treonin 43.9 39.30Triptofan 6.7 11.80Valin 45.3 51.90

    *Sumber : Hardinsyah & Briawan (1990)

    Asam amino (mg/g protein)

    Komponen

    Halaman 6 Edisi Maret 2004

  • Edisi Maret 2004

    tein, kalsium, lemak, kadar air,kadar abu dan karbohidrat) dandaya cerna protein jagung dantepung ikan teri,

    (2) Menentukan formula tortilla chipsdengan penambahan tepung ikanteri,

    (3) Mempelajari pengaruh penam-bahan tepung ikan teri terhadapdaya terima tortilla chips yangdihasilkan,

    (4) Mempelajari pengaruh penam-bahan tepung ikan teri terhadapkomposisi gizi (protein, kalsium,lemak, kadar air, kadar abu dankarbohidrat) dan daya cerna pro-tein tortilla chips yang dihasilkan.

    Tortilla chips merupakan hasil pema-sakan alkali secara umum dapatdibuat dengan dua cara yaitu caratradisional dan dengan cara prosesekstrusi.

    Metode tradisonal masih digunakandi Amerika latin, yaitu jagungdimasak dalam larutan kapur(sekitar 0,5 1%) atau dengan abukayu jika kapur tidak tersedia. Suhupemasakan yang digunakan 82Cdengan waktu sebentar (

  • Edisi Maret 2004

    INFOPOM Badan POM

    Daya cerna protein berkisar52,47%53,87%.

    Berdasarkan uj i s idik ragampenambahan tepung ikan teriberpengaruh nyata ( = 0,05)terhadap kadar protein, kadar abudan kadar lemak, namun tidakberpengaruh nyata terhadap kadarair, kadar karbohidrat, kadarkalsium dan daya cerna protein.Kandungan gizi tort i l la chipsmeliputi kadar air, kadar abu, kadarprotein dan kadar kalsium sertadaya cerna protein memil ik ikecenderungan meningkat dengansemakin besarnya tarafpenambahan tepung ikan teri,sedangkan pada kadar lemak dankadar karboh idra t memi l i k ikecenderungan menurun dengansemakin meningkatnya penambahantepung ikan teri.

    KESIMPULAN

    1. Hasil analisis kandungan gizimenunjukkan bahwa kadar airtortilla chips berkisar 1,93% 2,56% (bb), Kadar abu berkisar4,22% 4,76% (bk), proteinberkisar 6,65% 11,42% (bk),lemak berkisar 15,56% 19,33% (bk), karboh idra tberkisar 68,13% 69,79% (bk),kalsium berkisar 301,33mg 423,90 mg, dan Daya cerna pro-tein berkisar 52,47% 53,87%.

    2. Penambahan tepung ikan teridapat d i lakukan sampaidengan taraf 30% terhadapjagung.

    3. Penambahan tepung ikan teriberpengaruh nyata ( = 0,05)terhadap warna, rasa dan aro-ma tortilla chips tetapi tidakberpengaruh nyata terhadap

    kerenyahan tort i l la chips,berdasarkan uji kesukaan,maka tortilla chips dengantaraf penambahan sampai10% yang mendapat tingkatkesukaan terbaik.

    4. Penambahan tepung ikan teriberpengaruh nyata ( = 0,05)terhadap kadar protein, kadarabu dan lemak, namun tidakberpengaruh nyata terhadapkadar air, kadar karbohidrat,kadar kalsium dan daya cernaprotein.

    SARAN

    Per lu d i lakukan pene l i t ianlanjutan untuk mengurangi aromakhas ikan teri pada tortilla chipsdengan penambahan f lavorseperti flavor bawang putih atauke ju . Se la in i tu meng ingatkandungan kalsium pada tortillachips relatif tinggi maka perludilakukan analisis bioavaibilitaskalsium. (Ati Widya Perana, SP)

    DAFTAR PUSTAKA

    BPS. 2000. Statistik Indone-s ia . B i ro Pusat Sta t is t i k ,Jakarta.

    Muhad j i r, F. 1988.Karak ter is t i k TanamanJagung. Dalam Subandi, M.Syam & A. Widjono (Eds),Jagung (hlm. 13-18). BadanPene l i t ian dan Pengem-bangan Per tan ian, PusatPene l i t ian danPengembangan TanamanPangan, Bogor.

    Sediaoetama, A.D. 1999. IlmuGizi (j i l id 2). Dian Rakyat,Jakarta.

    Winarno, F.G. 1997. Kimia Pa-ngan dan Gizi. Gramedia Pus-taka Utama, Jakarta.

    Halaman 8

    www.pom.go.idBerita Aktual

    PublikasiPeringatan Publik

    Peraturan dan Perundang-undanganBrosur

    Press Release

    SilahkankunjungiSitus kami

  • Edisi Maret 2004

    INFOPOM Badan POM

    Halaman 9

    agi dunia bisnis, dampak darikonflik yang berupa pemogokan,merupakan persoalan yang

    serius. Dalam hal ini pengaruh secaraekonomi akan sangat signifikan.Produktifitas perusahaan pasti akanterhambat. Konsekuensinya adalahpendapatan perusahaan akanberkurang atau tidak ada sama sekali.Keadaan seperti ini jelas harusdicarikan solusinya.

    Bagi para praktisi public relations,konflik merupakan tantangan yangtidak mudah. Hanya saja, dengan basisilmu komunikasi, para praktisi publicrelations melihat konflik sebagaisesuatu distorsi dalam komunikasi.Oleh karena itu, harus didesainlangkah-langkah strategis untukmemperbaiki komunikasi yangterhambat tadi. Bagaimanapun,konflik bagaikan tamu yang tidakdiundang, akan muncul jika salurankomunikasi terhambat. Sementara itu,dalam konflik seringkali dilupakanfaktor negosiasi, apalagi jika emosidan ego sudah menguasai semua pihakyang telibat konflik tersebut.

    Dalam menanggulangi konflik,sebagai langkah awal adalahpemahaman akar dari konflik tersebut.

    Public Relations dan Konflik

    Untuk itu, harus dilakukan penelitiantentang faktor-faktor yang dominandalam konflik tadi. Dengan adanyapemahaman yang mendalam makaselanjutnya harus dibuat strategikomunikasi sebagai solusi di antarapihak-pihak yang konflik tadi. Salahsatu pendekatan yang bisa dipakaiadalah model dua arah yang asimetris.Sasaran dari model ini adalah upayaperusahaan atau organisasiberkomunikasi secara persuasif agarpihak lain menerima kepentinganperusahaan. Sebagai alternatif darimodel ini adalah model dua arah yangsimetris. Model terakhir ini memilikikeunggulan karena terdapat prosesyang seimbang. Artinya, di satu sisiperusahaan akan mempengaruhi pihaklain yang dalam hal ini boleh jadikaryawan atau masyarakat, sedangkandi sisi lain masyarakat atau karyawanberpeluang untuk mempengaruhiperusahaan.

    Mengingat konflik seringkaliberujung pada suasana panas dan bolehjadi tidak terkendali, maka harus adapihak ketiga sebagai penengah. Disini terdapat peluang besar bagi parapraktisi public relations untukmemainkan peranan yang penting.

    Dengan komunikasi dua arah untukmencapai hasil yang menang-menang, para praktisi public relationssangat tepat dalam posisi seperti ini.Dalam kaitan ini, para praktisi publicrelations harus menginterpretasikanmasyarakat kepada manajemenperusahaan yang seringkali disebutsebagai koalisi dominan. Selain itu,tanggung jawab para praktisi publicrelations adalah menginterpretasikanperusahaan atau koalisi dominankepada masyarakat.

    Pengendalian konflik dengantujuan agar semua pihak bisamenang, pada dasarnya adalahmembuat keseimbangan antarakepentingan perusahaan dengankepentingan masyarakat. Sementaraitu, tujuan yang lebih jauh adalah agarantara perusahaan dengan masyarakatterjalin rasa percaya. Kalausebelumnya sudah pernah ada rasapercaya kemudian terganggu, tentudibutuhkan upaya yang lebih besar lagiagar rasa percaya tersebut bisamenyambung kembali.

    Tumbuhnya rasa percaya antaraperusahaan dengan masyarakatmerupakan landasan yang kuat agarbisnis berjalan lancar. Bagaimanapun,masyarakat adalah kelompokberkepentingan terhadap perusahaan.Oleh karena itu, komunikasi denganmasyarakat harus diprioritaskan agartumbuh saling pengertian yangmerupakan kekuatan bagi perusahaanuntuk membuat dan melaksanakankebijakan yang pro-masyarakat, selainproduk dan jasanya yang disenangimasyarakat. (AFA News)

    Konflik dalam alam demokrasi bisa dilihat sebagai sesuatu yanglumrah. Ini tidak lain karena akar dari konflik adalah perbedaanpendapat. Dan, justru demokrasi bisa tumbuh dengan subur jikaperbedaan pendapat tidak dihambat. Namun, persoalannya akanlain jika konflik tersebut berkepanjangan dan manifestasinyaberbentuk pemogokan. Walau begitu, pemogokan punmerupakan hak azasi manusia, yang sebetulnya tidak perludikhawatirkan.

    B

    Edisi Maret 2004

  • Edisi Maret 2004

    12. Operasi pengawasan produksi dan distribusi obat selama tahun2003 juga makin ditingkatkan. Tindak lanjut dari hasil peme-riksaan yang dilakukan antara lain ialah :

    peringatan keras kepada 9 industri farmasi penghentian sementara kegiatan kepada 1 industri farmasi peringatan keras kepada 60 PBF penghentian sementara kegiatan terhadap 9 PBF peringatan kepada 73 apotek peringatan keras kepada 12 apotek penghentian sementara kegiatan 6 apotek.

    13. Badan POM juga telah melakukan pengawasan terhadap iklanyang mencakup penilaian sebelum iklan ditayangkan dan moni-toring terhadap iklan yang sudah ditayangkan. Selama tahun2003 jumlah iklan yang dinilai/dievaluasi oleh Tim IndipendenIklan Badan POM mencakup 536 iklan obat bebas, 535 iklansuplemen makanan dan 309 iklan obat tradisional dimana sekitar15% ditolak karena konsep iklan tidak sesuai dengan kandunganproduknya. Hasil pengawasan/monitoring terhadap iklan yangberedar memperlihatkan bahwa sebagian besar pelanggaranmenyangkut produk obat tradisional kemudian berturut-turutproduk suplemen makanan dan produk pangan. Rincian hasilpemantauan iklan adalah sebagai berikut : Dari 703 iklan obat bebas yang diawasi sekitar 18% masih

    belum sesuai dengan yang disetujui Badan POM.

    Dari 717 iklan produk obat tradisional yang dipantau sekitar60% masih tidak memenuhi persyaratan karenamenyampaikan klim yang berlebihan dimana iklan tersebutsebagian besar tidak melalui pre review Badan POM.

    Dari 517 iklan suplemen makanan yang diamati sekitar 31%masih mencakup klim yang tidak sesuai sesuai denganyang disetujui Badan POM.

    Dari 3572 iklan kosmetik yang diawasi hanya sekitar 2%yang memberikan klim berlebihan, tidak etis atau tidakrelevan dengan kandungan produknya.

    Dari 1052 iklan produk pangan sekitar 30% memberikaninformasi yang berlebihan dan menyesatkan.

    Selain itu Badan POM selama tahun 2003 mengawasi/memonitoriklan rokok yang mencakup 5.594 iklan. Dari jumlah iklan rokokyang dipantau tersebut sebanyak 4.260 iklan tidak memenuhiketentuan.

    14. Dalam pada itu, pada tahun 2003 Badan POM telah melakukanoperasi penyelidikan mencakup 1.376 sasaran dan 323 kasusditindak lanjuti dengan Pro justitia. Kasus pro justitia yang ditanganiBadan POM mencakup: obat 250 kasus; makanan 36 kasus; obattradisional 30 kasus; kosmetika 3 kasus; dan alkes 4 kasus. Darisekian kasus pidana tersebut sebagian telah mendapat keputusanPengadilan dengan sanksi pidana dan sanksi denda yangbervariasi sebagai Kasus tindak pidana bidang obat: pidana penjara mulai dari

    14 hari sampai dengan pidana penjara 1 tahun 2 bulan;pidana denda mulai dari Rp. 150.000,- sampai denganRp. 5.000.000,- subsider 3 bulan.

    Kasus tindak pidana bidang makanan: pidana penjara mulaidari 15 hari sampai dengan pidana penjara 8 bulan masapercobaan 1 tahun 6 bulan; pidana denda mulai dariRp. 50.000,- sampai dengan Rp. 400.000,- subsider 15 hari.

    Kasus pidana bidang obat tradisional: pidana penjara mulaidari 5 hari sampai dengan 4 bulan; pidana denda mulai dariRp 50.000,- sampai dengan Rp. 10.000.000,-

    15. Dari hasil operasi pengawasan Badan POM diketemukan31 produk impor kosmetika illegal/tidak terdaftar pada BadanPOM yang mengandung bahan-bahan yang terlarang terutamamerkuri (Hg) dan Rhodamin B. Diserukan kepada masyarakatluas untuk ekstra hati-hati terhadap produk-produk yang tidakterdaftar, karena konsumen akan menghadapi resiko yangmerugikan kesehatannya. Daftar kosmetika impor illegal yangmengandung bahan yang dilarang dapat dilihat pada lampiran.

    16. Untuk mengantisipasi dan menindaklanjuti keluhan/pengaduankonsumen, Badan POM telah mengembangkan Unit LayananPengaduan Konsumen di kantor pusat maupun di Balai Besar/Balai POM diseluruh Indonesia. Selama tahun 2003 Badan POMtelah menerima 3236 pengaduan dan permintaan informasi darimasyarakat yang berkaitan dengan obat dan makanan. Permintaaninformasi terbanyak menyangkut produk pangan 43% disusulberturut-turut informasi obat 14%, obat tradisional 12%, kosmetik 11%dan informasi lain-lain sekitar 23%.

    KETERANGAN PERSKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

    TENTANG

    KINERJA BADAN POM TAHUN 2003

    (LANJUTAN)

    Jakarta, 8 Januari 2004BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

    KEPALA

    H. SAMPURNO

    INFOPOM Badan POM

    Halaman 10 Edisi Maret 2004

  • Edisi Maret 2004 Halaman 11

    Lampiran :

    1 UB.Ginsara Pearl Cream.Pot 5 g Production By Thai Hg (Merkuri)Techniques.CO.Ltd

    2 Cream Malam - Hg (Merkuri)3 Yifuli meibai Quban Huican Su.Pot 25 gr - Hg (Merkuri)4 Yifuli Texiao Zengbai Quibanwang.

    Pot 25 gr - Hg (Merkuri)5 QL Cream Botol 18gr Lusicao, Guang Zhou, China Hg (Merkuri)6 QF Cream Botol 18gr Lusicao, Guang Zhou, China Hg (Merkuri)7 Renny Lipstick Lip Life 300 Tidak tercantum Merah K 10 (Rhodamin B)8 Violentine Ruby Light Moisture Lips PT. Violentine Ruby Cosm Corp Merah K 10 (Rhodamin B)

    (tidak memiliki legalitas perusahaan)9 Deluxe Case P 15 Lipstik Made in China Merah K 10 (Rhodamin B)10 Sella Lipstik - Merah K 10 (Rhodamin B)11 Aika Lipstik 153,154,157 ; 89-69 ;89-70 - Merah K 10 (Rhodamin B)12 Thailamei Eye Shadow.Blush,Way Thailamei Cosmetic Industrial Comp Merah K 10 (Rhodamin B)

    Cake No.513 Tiannuo Lipstik Exploit Longue Tenne et - Merah K 10 (Rhodamin B)

    Comfort Poids Plume 102,107,116 stik 1,8 gr14 Thai La Mei Color Control Two Way Cake - Merah K 10 (Rhodamin B)

    Eye Shadow 3 in 115 Thai La Mei Crystal Two Way Cake & - Merah K 10 (Rhodamin B)

    Multi Color Eye Shadow16 Casandra ColorFix Lipstik with Vit. E - Merah K 10 (Rhodamin B)17 Perona mata Dily -kotak - Merah K 10 (Rhodamin B)18 Lipstik Tokyo 7 - Stick - Merah K 10 (Rhodamin B)19 Lipstik Tokyo 11 - Stick - Merah K 10 (Rhodamin B)20 Lipstik Tokyo 12 - Stick - Merah K 10 (Rhodamin B)21 Luoys Eye Colour Pot. Limei Cosmetics Co.LTD Merah K 322 Bamboo Blue No. 21 Lipstics . Tube Chun Gao Merah K 323 Tai Lai Mei Eye Shadow Two Way Cake - Merah K 10 (Rhodamin B)24 Tai Lai Mei 21 ST Century Foundation - Merah K 10 (Rhodamin B)25 Multiple Eye Shadow & Two Way Cake Camco Tai Lai Mei Cosmetic Industrial Merah K 10 (Rhodamin B)

    Company26 New Rody Special Rosedew Daily Chemical Factory Hg (Merkuri)27 Fate of Flower Eye Shadow H.K. Luck Flower Cosmetics Merah K 3

    Group Limited28 Hengfang 2 in 1 Lipcolor & Eye Shadows Shantou Hengfang Cosmetics Merah K 10 (Rhodamin B)

    Enterprise Co. Ltd29 Lelinda Make Up Kit - Merah K 10 (Rhodamin B)30 Perona Mata Dily - Merah K 10 (Rhodamin B)31 Eye Colour Luoys Colour Limei Cosmetics Co. Ltd Merah K 10 (Rhodamin B)

    Nama Produsen / negara asal Hasil Uji PositifMengandungNo. Nama Kosmetika / Kemasan

    INFOPOM Badan POM

    Edisi Maret 2004

    HASIL TEMUAN DI PEREDARAN KOSMETIK YANG MENGANDUNGHASIL TEMUAN DI PEREDARAN KOSMETIK YANG MENGANDUNGHASIL TEMUAN DI PEREDARAN KOSMETIK YANG MENGANDUNGHASIL TEMUAN DI PEREDARAN KOSMETIK YANG MENGANDUNGHASIL TEMUAN DI PEREDARAN KOSMETIK YANG MENGANDUNGBAHAN YANG DILARANG TAHUN 2003BAHAN YANG DILARANG TAHUN 2003BAHAN YANG DILARANG TAHUN 2003BAHAN YANG DILARANG TAHUN 2003BAHAN YANG DILARANG TAHUN 2003

  • Edisi Maret 2004

    Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakityang disebabkan oleh virus dengue dengan angka ke-matian dan kesakitan yang cukup tinggi. Sampai saat inipengobatan DBD masih bersifat suportif, yaitu mengatasikehilangan cairan plasma sebagai akibat peningkatanpermeabilitas pembuluh darah kapiler dan sebagai akibatperdarahan, pada kasus-kasus tertentu pemberian tranfusidarah diperlukan.

    Sejak tahun 2003 Badan POM bekerjasama denganFakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi UniversitasAirlangga melakukan penelitian pengembangan ekstrakdaun jambu biji untuk pengobatan DBD. Pada tahap awalpenelitian dimulai dengan pengujian preklinik

    Pada tahap awal dilakukan penelitian preklinik di FakultasKedokteran Universitas Airlangga yang menggunakanhewan model mencit dengan pemberian oral ekstrak daunjambu biji terbukti dapat menurunkan permeabilitaspembuluh darah. Pada penelitian tersebut dilaporkan jugabahwa ekstrak daun jambu biji terbukti dapat meningkatkanjumlah sel hemopoetik terutama megakariosit padapreparat dan kultur sumsum tulang mencit. Pada uji ke-amanan (toksisitas) ekstrak daun jambu biji termasuk zatyang praktis tidak toksik .

    Daun jambu biji mengandung berbagai macam komponendiantaranya yang mungkin berkhasiat mengatasi DBDadalah kelompok senyawa tanin dan kelompok flavonoidyang dinyatakan sebagai quersetin. Dilaporkan bahwa se-nyawa tanin dalam ekstrak daun jambu biji dapat meng-hambat aktivitas enzim reverse trancriptase yang berartimenghambat pertumbuhan virus yang berinti RNA. Dalamkaitan dengan itu telah dilakukan uji in vitro ekstrak daunjambu biji dimana ekstrak tersebut terbukti dapat meng-hambat pertumbuhan virus dengue. Kelak setelah dilaku-kan penelitian lebih lanjut diharapkan ekstrak daun jambubiji dapat digunakan sebagi obat anti virus dengue.

    Telah dilakukan uji pemula berupa penelitian open labeldi beberapa rumah sakit di Jawa Timur pada penderitaDBD dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian tersebutmenunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu bijidapat mempercepat peningkatan jumlah trombosit tanpadisertai efek samping yang berarti, misalnya sembelit.Penelitian open label ini masih perlu dilanjutkan denganuji klinik untuk membuktikan kasiat dengan evidence baseyang lebih kuat/bukti bukti ilmiah.

    Pengamatan lain yang sedang dikerjakan dalam penelitianini adalah pengaruh pemberian ekstrak daun jambu bijiterhadap :

    Sekresi GM-CSF dan IL-11 untuk mengetahui meka-nisme kerjanya pada trombopoiesis

    Aktivitas sistem komplemen dan sekresi TNF- olehmonosit dalam hubungannya dengan mekanismeterjadinya penurunan permeabilitas pembuluh darah.

    KETERANGAN PERSKEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN RI

    TENTANG

    HASIL SEMENTARA PENELITIAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA)SEBAGAI OBAT PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

    No. KH. 00.01.241.259.III.2004Tanggal 10 Maret 2004

    BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANANKEPALA

    H. S A M P U R N O

    Pada tahun 2004 akan dilakukan uji klinik di RSUD Dr. Soe-tomo/Fakultas Kedokteran Unair Surabaya yang akan dipimpinoleh Prof. DR. Dr. Sugeng Sugijanto DSA yang dibantu dr M.Nasirudin dengan Dr. Ugrasena untuk pasien DBD anak danProf. dr. Edy Soewandojo SpPD untuk pasien DBD dewasa.

    INFOPOM Badan POM

    Halaman 12 Edisi Maret 2004

    maret1maret2maret3maret4maret5maret6maret7maret8maret9maret10maret11maret12