makalah kosmetik banjar
TRANSCRIPT
“KOSMETIKA BANJAR”BAB I
PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang
Alam yang kaya akan tanaman obat, rempah-rempah, dsb, oleh masyarakat dahulu digunakan
sebagai kosmetik tradisional yang mereka olah secara tradisional pula. Misalnya rempah-rempah,
gingseng dsb, biasanya digunakan sebagai campuran mandi para putri raja pada jaman dahulu
hingga sekarang kosmetik tradisional tersebut juga masih diminati oleh kebanyakan masyarakat
karena dipercaya lebih alami dan memberikan efek yang lebih sehat.
Di Indonesia masing-masing suku memiliki cara dan ramuan khas untuk memperbaiki wajah ,
kulit dan tubuh. Kita mengenal lulur, ramuan tradisional, dan kosmetik alami diberbagai daerah.
Maka dari itu kelompok kami tertarik untuk mempelajari kosmetik tradisional didaerah banjar.
1.2Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dari daerah Banjar ?
2. Bagaimana sejarah kosmetik tradisional ?
3. Kosmetik tradisional apakah yang terdapat didaerah Banjar ?
1.3Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik dari daerah Banjar.
2. Untuk mengetahu sejarah kosmetik tradisional
3. Untuk mengetahui kosmetik tradisional yang terdapat didaerah Banjar.
1 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Karakteristik Daerah Banjar
Suku bangsa Banjar adalah suku bangsa atau etnoreligius muslim yang menempati sebagian
besar wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, dan sejak abad ke-17 mulai menempati sebagian
Kalimantan Tengah dan sebagian Kalimantan Timur terutama kawasan dataran rendah dan bagian
hilir dari Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah tersebut. Suku Banjar terkadang juga disebut
Melayu Banjar, tetapi penamaan tersebut jarang digunakan.
Kabupaten Banjar berada diantara 2°49’55 -3°43’38 Lintang Selatan dan diantara 114°30’20" -
115°35’37" Bujur Timur. Kab. Banjar memiliki Luas Wilayah ±4.688 Km2 (Data Kab. Banjar
dalam Angka 2006-BPS) dan merupakan kabupaten terluas ketiga di Propinsi Kalimantan Selatan.
Daerahnya dilintasi oleh sebuah sungai besar yaitu Sungai Martapura, sungai yang menghubungkan
kota Martapura (ibukota Kabupaten Banjar) dengan Banjarmasin (ibukota Provinsi Kalimantan
Selatan) kemudian muaranya bersatu dengan Sungai Barito.
Batas wilayah Kabupaten Banjar
2 | P a g e
Utara Kabupaten Tapin
Selatan Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut
Timur Kabupaten Kotabaru & Tanah Bumbu
Barat Kota Banjarmasin dan Kabupaten Barito Kuala
a. Sejarah
Mitologi suku Dayak Meratus (Dayak Bukit) menyatakan bahwa Suku Banjar
(terutama Banjar Pahuluan) dan Suku Bukit merupakan keturunan dari dua kakak beradik yaitu
Si Ayuh (Sandayuhan) yang menurunkan suku Bukit dan Bambang Basiwara yang menurunkan
suku Banjar. Dalam khasanah cerita prosa rakyat berbahasa Dayak Meratus ditemukan legenda
yang sifatnya mengakui atau bahkan melegalkan keserumpunan genetika (saling berkerabat
secara geneologis) antara orang Banjar dengan orang Dayak Meratus. Dalam cerita prosa rakyat
berbahasa Dayak Meratus dimaksud terungkap bahwa nenek moyang orang Banjar yang
bernama Bambang Basiwara adalah adik dari nenek moyang orang Dayak Meratus yang
bernama Sandayuhan. Bambang Basiwara digambarkan sebagai adik yang berfisik lemah tapi
berotak cerdas. Sedangkan Sandayuhan digambarkan sebagai kakak yang berfisik kuat dan jago
berkelahi. Sesuai dengan statusnya sebagai nenek-moyang atau cikal-bakal orang Dayak
Maratus, maka nama Sandayuhan sangat populer di kalangan orang Dayak Meratus. Banyak
sekali tempat-tempat di seantero pegunungan Meratus yang sejarah keberadaannya
diceritakan berasal-usul dari aksi heroik Sandayuhan. Salah satu di antaranya adalah tebing batu
berkepala tujuh, yang konon adalah penjelmaan dari Samali’ing, setan berkepala tujuh yang
berhasil dikalahkannya dalam suatu kontak fisik yang sangat menentukan. Orang Banjar
merupakan keturunan Dayak yang telah memeluk Islam kemudian mengadopsi budaya Jawa,
Melayu, Bugis dan Cina
Suku bangsa Banjar diduga berasal mula dari penduduk asal Sumatera atau daerah
sekitarnya, yang membangun tanah air baru di kawasan Tanah Banjar (sekarang wilayah
provinsi Kalimantan Selatan) sekitar lebih dari seribu tahun yang lalu. Setelah berlalu masa
yang lama sekali akhirnya,–setelah bercampur dengan penduduk yang lebih asli, yang biasa
dinamakan sebagai suku Dayak, dan dengan imigran-imigran yang berdatangan belakangan–
3 | P a g e
terbentuklah setidak-tidaknya tiga subsuku, yaitu (Banjar) Pahuluan, (Banjar) Batang Banyu,
dan Banjar (Kuala).
b. Bahasa
Bahasa Banjar merupakan bahasa ibu Suku Banjar. Bahasa ini berkembang sejak zaman
Kerajaan Negara Dipa dan Daha yang bercorak Hindu-Buddha hingga datangnya agama
Islam di Tanah Banjar. Banyak kosakata-kosakata bahasa ini sangat mirip dengan Bahasa
Dayak, Bahasa Melayu, maupun Bahasa Jawa.
c. Keadaan Sosial Dan Budaya
Pendidikan
Jumlah sekolah negeri yang ada Kabupaten Banjar sebanyak 419 buah, dengan
rincian 356 SD Negeri, 53 SMP dan 10 SMA. Sekolah swasta berjumlah 15 buah.
Secara keseluruhan jumlah murid yang ditampung adalah 58.617 orang dengan 4.509
guru, berarti ratio guru : murid berkisar pada perbandingan 1:13. Sementara sekolah
yang berada dalam lingkup Kandep Agama berjumlah 187 buah, dengan 2.866 guru dan
26.621 murid, sehingga ratio guru dan murid sekitar 1 : 9.
Perekonomian
Perekonomian Kabupaten Banjar ini lebih banyak didukung sektor Pertanian
dengan sumbangan sebesar 23,79 persen terhadap perekonomian, disusul oleh sektor
Perdagangan, Restoran dan Hotel dengan sumbangan sebesar 23,72 persen, dan sektor
Pertambangan dan Penggalian dengan sumbangan sebesar 23,34 persen. Sementara
sektor lainnya hanya menyumbang kurang lebih 10 %, bahkan sektor Listrik dan Air
Bersih hanya menyumbang 0,65 persen. Dari jumlah NTB yang dihasilkan
perekonomian
Kabupaten Banjar tersebut, jika dibagi dengan jumlah penduduk Kabupaten Banjar
selama tahun 2008 maka ternyata per jiwa atau per kapita telah menghasilkan nilai
tambah bruto sebesar 10,96 juta rupiah atau disebut juga dengan PDRB perkapita.
4 | P a g e
Agama
Data pada Kandep Agama mencatat sebanyak 469.220 penduduk merupakan
pemeluk agama Islam, 462 pemeluk agama Kristen Protestan, 216 pemeluk agama
Katholik, 88 pemeluk agama Hindu dan 539 pemeluk Budha/ Animisme. Sementara
untuk melakukan peribadatan telah tersedia 329 mesjid, 987 mushala/langgar.
2.2 Sejarah Kosmetik Tradisional Daerah Banjar
Ramuan tradisional tidak dapat dipastikan sejak kapan digunakan untuk pengobatan
ataupun kosmetik karena tidak ada tulin yang dengan jelas menyebutkan waktunya. Namun, dari
informasi yang berkembang selama ini disebutkan bahwa pengobatan ataupun kosmetika
tradisional telah dilakukan nenek moyang sejak zaman dahulu dan diwariskan sevara turun
temurun kepada anak cucunya. Artinya, pengetahuan mengenai ramuan tradisional diterima dari
angkatan sebelumnya dan dipergunakan begitu saja sesuai dengan pengalaman atau anjuran
generasi sebelumnya.
Di Indonesia, penggunaan ramuan tradisional erat kaitannya dengan kosmetika dan
pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Pembuatan dan penjualannya
biasanya dilakukan hanya dilakukan para sesepuh di desa, dan penjual jamu gendongan. Namun
keadaan tersebut berubah dengan cepat, ditandai dengan tentara Jepang di Pulau Jawa pada tahun
1942. Sejak saat itu, dipicu oleh menipisnya obat-obatan paten, dokter-dokter di Indonesia
terpaksa mencari alternative obat-obat baru sebagai penggantinya. Sejak itu obat-obatan yang
berasal dari tanaman asli Indonesia mulai mendapat perhatian yang layak dari dunia ilmu
kedokteran di Indonesia.
2.3 Kosmetik Tradisional Daerah Banjar
Daerah Banjar memiliki beberapa macam kosmetik tradisional yang masih digunakan oleh
masyarakat. Kosmetik tradisional ini mempunyai banyak kegunaan yang berguna untuk perawatan
kecantikan seorang wanita. Kosmnetik tradisisonal tersebut diantaranya :
3.2.1. Pupur Bangka
5 | P a g e
a. Pengertian
Bedak dingin atau yang dalam bahasa Banjar Kalimantan Selatan disebut pupur
bangka, ternyata telah digunakan oleh para wanita Kalimantan sejak ratusan tahun
silam. Pupur Bangka pada dasarnya sama seperti bedak dingin yang berbentuk bulatan
sebesar kelereng tetapi memiliki butiran kasar (scrub)
b. Manfaat
Untuk menghaluskan kulit wajah,menghilangkan flek hitam bahkan bisa jadi
penangkal sinar matahari.
c. Bahan
Kunyit, beras, temu giring, bengkoang, pandan, kenanga dan melati
d. Cara pembuatan dan pemakaian
Kunyit, beras, temu giring, bengkoang, pandan, kenanga dan melati dicampur
kemudian ditumbuk di wadah tumbuk. Setelah hancur dan semuanya tercampur dengan
baik, diberikan air sedikit dan dioleskan ke wajah, dan dibiarkan beberapa menit sampai
mengering. Selanjutnya di bilas dengan air sampai bersih.
e. Gambar
3.2.2. Jeruk Purut
a. Pengertian
6 | P a g e
Jeruk purut atau dikenal dengan nama latin Citrus hystrix, adalah golongan
tanaman perdu yang berukuran kecil dan bulat telur. Sedikit berbeda dengan jeruk pada
umumnya, tanaman khas Asia Tenggara ini memiliki kulit buah yang berkerut,
berbenjol-benjol dengan rasa asam agak pahit. Idealnya tanaman ini tumbuh di atas
tanah lempung yang memiliki kandungan humus, tata air dan udara yang sangat baik.
b. Manfaat
Untuk menetralkan bau amis
c. Bahan
Jeruk nipis
Telur
d. Cara penggunaan
Sediakan gelas untuk minum jamu seduhan yang dicampur dengan telur, cuci
dengan air abu dapur, sabun dan yang terakhir dibilas dengan irisan jeruk nipis.
e. Gambar
3.2.3. Timung
a. Pengertian
Mandi uap dengan ramuan rempah-rempah, dimana kita duduk diatas kursi dan
dibawah tempat duduk tersebut diberikan uap dari rebsan rempah-rempah.
b. Manfaat
Untuk perawatan badan
7 | P a g e
Untuk mengeluarkan keringat dan membersihkan pori-pori
Untuk melancarkan peredaran darah dan menghilangkan bau badan
c. Bahan
Jahe, jeruk purut, akar wangi, temugiring, kayu manis, garam.
d. Cara pembuatan dan pemakaian
Semua bahan diblender jadi satu kecuali akar wangi. Keringkan dan rebus
sampai mendidih.
Cara pemakaian, sediakan tikar pandan kemudian lilitkan pada badan sampai
batas leher. Letakkan ramuan dibawah kursi yang kita duduki. Tutup lubang
sekitar dengan handuk sehingga uap tidak akan keluar.
e. Gambar
3.2.4. Boreh
a. Pengertian
Ramuan rempah-rempah yang digunakan pada saat selesai timung.
b. Manfaat
Menghangatkan tubuh
Merileksasi otot-otot
Mengharumkan badan
8 | P a g e
c. Bahan
Jahe, kencur, kayu manis, sari bunga cengkeh, klabet, serta cendana.
d. Cara pembuatan dan pemakaian
Semua bahan diblender jadi satu, kasih air jeruk purut dan rebus. Simpan pada
botol kecil roll on.
Cara pemakaiannya gosokkan pada area ketiak, dada, bagian belakang dan
pelipis kanan kiri.
e. Gambar
3.2.5. Rampe Rambut
a. Pengertian
Kosmetik yang digunakan pada area rambut.
b. Manfaat
Mengharumkan rambut dengan aroma yang khas tradisional
c. Bahan
Jeruk purut
Pandan
Kembang kenanga
Kembang kantil
9 | P a g e
d. Cara pembuatan dan pemakaian
Daun pandan diiris tipis-tipis, kemudian jeruk purut diparut beserta kembang
kenanga dan kembang katil dan dicampur jadi satu. Remas sampai daun pandan
mengeluarkan air dan campur dengan air jeruk purut. Simpan pada lemari es air agar
aroma tetap wangi.
e. Gambar
3.2.6. Rumput Fatimah
a. Pengertian
Rumput Fatimah yang biasa di sebut Mawar Jeriko oleh orang barat,
merupakan obat-obatan herbal yang dipercaya memiliki kegunaan untuk memperlancar
proses persalinan. Rumput Fatimah sendiri biasanya dibeli oleh para jamaah haji sebagai
oleh-oleh dari tanah suci. Rumput Fatimah berbentuk seperti tanaman perdu yang
kering, namun apabila dimasukkan ke dalam air maka tumbuhan tersebut akan mekar
kembali. Untuk lebih jelasnya silahkan lihat gambar di samping.
b. Manfaat
Rumput Fatimah atau labisia pumila adalah tanaman herbal yang berkhasiat
mengobati: Pelancaran haid pada wanita, menghilangkan rasa sakit ketika datang haid,
10 | P a g e
mempercepat proses penyembuhan setelah melahirkan, meningkatkan hormon pada
perempuan, melangsingkan tubuh, dan mengobati diare.
c. Bahan
Rumput fatimah
d. Cara penggunaan
Rendam rumput fatimah dalam air minum secukupnya. Biarkan beberapa saat,
sampai akar ini melebar atau mekar. Setelah itu, ambil airnya, gunakan untuk minum
sebagian, dan untuk cuci bagian kewanitaan (cebok) sebagian sisanya. Dapat pula
diusapkan di perut.
e. Gambar
3.2.7. Perawatan Vagina Pasca Melahirkan
a. Pengertian
Kosmetik yang digunakan pada area vagina pasca melahirkan.
b. Manfaat
Mengecilkan diameter vagina pasca melahirkan
c. Bahan
Pasir laut
11 | P a g e
Daun sirih
d. Cara pembuatan dan pemakaian
Daun sirih diiris-iris kemudian disangrai dengan pasir laut. Kemudian taruh pada
kain yang bersih. Cara pemakaiannya dengan cara ditekan-tekan pada area vagina.
e. Gambar
12 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kabupaten Banjar berada diantara 2°49’55 -3°43’38 Lintang Selatan dan diantara
114°30’20" - 115°35’37" Bujur Timur. Kab. Banjar memiliki Luas Wilayah ±4.688 Km2
(Data Kab. Banjar dalam Angka 2006-BPS) dan merupakan kabupaten terluas ketiga di
Propinsi Kalimantan Selatan.
Di Indonesia, penggunaan ramuan tradisional erat kaitannya dengan kosmetika dan
pengobatan tradisional yang diwariskan secara turun temurun. Pembuatan dan penjualannya
biasanya dilakukan hanya dilakukan para sesepuh di desa, dan penjual jamu gendongan.
Namun keadaan tersebut berubah dengan cepat, ditandai dengan tentara Jepang di Pulau Jawa
pada tahun 1942. Sejak saat itu, dipicu oleh menipisnya obat-obatan paten, dokter-dokter di
Indonesia terpaksa mencari alternative obat-obat baru sebagai penggantinya. Sejak itu obat-
obatan yang berasal dari tanaman asli Indonesia mulai mendapat perhatian yang layak dari
dunia ilmu kedokteran di Indonesia.
Daerah Banjar memiliki beberapa macam kosmetik tradisional yang masih digunakan
oleh masyarakat. Kosmetik tradisional ini mempunyai banyak kegunaan yang berguna untuk
perawatan kecantikan seorang wanita. Kosmnetik tradisisonal tersebut diantaranya : Pupur
Bangka, Jeruk Purut, Timung, Boreh, Rampe Rambut, Rumput Fatimah, Perawatan Vagina
Pasca Melahirkan.
13 | P a g e
Daftar Pustaka
http://www.pn-martapura.go.id/index.php?content=umum&id=87
http://banjarmasin.tribunnews.com/2012/02/25/inilah-perawatan-kecantikan-ala-perempuan-barabai
http://aisyafadhila.tumblr.com/post/6054822547/bangka-tengah-kep-bangka-belitung-worktrip
http://hiromisono.wordpress.com/2012/01/05/mari-bereksperimen-meramu-masker-untuk-wajah-d/
http://hiromisono.wordpress.com/2012/01/05/mari-bereksperimen-meramu-masker-untuk-wajah-d/
http://istriorganik.wordpress.com/2011/09/29/bedak-dingin-kalimantan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk_purut
Sugiarto, Agung. 2008. 273 Ramuan Tradisional. Jakarta: PT Agro Media Pustaka
14 | P a g e