142093

16
PEMANAS AIR DAN PEMANAS RUANGAN SEDERHANA MEMANFAATKAN ENERGI SURYA DENGAN TEKNOLOGI NON-PHOTOVOLTAIC MAKALAH Disusun untuk Memenuhi Tugas Olimpiade Sains Nasional Pertamina ( OSN-Pertamina ) 2012 Seleksi Tingkat Nasional Oleh : Muh. Yasin Y. B. I. C. Bidang Fisika 142093 JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

Upload: muhyasinybic

Post on 06-Aug-2015

139 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 142093

PEMANAS AIR DAN PEMANAS RUANGAN SEDERHANA

MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

DENGAN TEKNOLOGI NON-PHOTOVOLTAIC

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Olimpiade Sains Nasional Pertamina ( OSN-Pertamina ) 2012

Seleksi Tingkat Nasional

Oleh :

Muh. Yasin Y. B. I. C.

Bidang Fisika

142093

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: 142093

i

PEMANAS AIR DAN PEMANAS RUANGAN SEDERHANA

MEMANFAATKAN ENERGI SURYA

DENGAN TEKNOLOGI NON-PHOTOVOLTAIC

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas

Olimpiade Sains Nasional Pertamina ( OSN-Pertamina ) 2012

Seleksi Tingkat Nasional

Oleh :

Muh. Yasin Y. B. I. C.

Bidang Fisika

142093

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 3: 142093

ii

KATA PENGANTAR

Saya panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan

Penyayang atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah, saya dapat menyelesaikan

tugas makalah ini yang berjudul β€œ Pemanas Air dan Pemanas Ruangan Sederhana

Memanfaatkan Energi Surya dengan Teknologi Non-Photovoltaic ” untuk

memenuhi tugas Olimpiade Sains Nasional Pertamina ( OSN-Pertamina) 2012

seleksi tingkat Nasional.

Saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Drs. K. Sofyan F, MSc dan

2. Dr. Priyono, M.Si selaku dosen pembimbing dalam penyusunan makalah

ini, serta

3. teman- teman dan semua pihak yang ikut membantu dan mendukung dalam

penyusunan dan penyelesaian makalah ini.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat

kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para

pembaca sangat saya harapkan. Semoga makalah ini dapat menjadi bagian dalam

pengembangan intelektualitas, kreativitas dan inovasi bagi pembaca, semoga

bermanfaat.

Semarang, November 2012

Penyusun

Page 4: 142093

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah ...............................................................................2

1.3. Tujuan Penyusunan Makalah ..............................................................2

BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Energi Surya ....................................................................3

2.2. Perbandingan Energi Surya Non-Photovoltaic

dengan Photovoltaic ...........................................................................3

2.3. Penerapan Teknologi Non-Photovoltaic

pada Peralatan Rumah tangga ............................................................4

2.4. Energi Surya sebagai Energi untuk

Pemanas Air dan Ruangan .................................................................4

2.5. Mekanisme Kerja Pemanas Air dan

Pemanas Ruangan Energi Surya ........................................................4

2.6. Rancangan Pemanas Bertenaga Surya

Non-Photovoltaic Sederhana .............................................................6

2.7. Efektivitas dan Efisiensi Alat

dengan Asumsi Secara Fisis ...............................................................8

BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan .........................................................................................9

3.2. Saran ...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

LAMPIRAN .....................................................................................................11

Page 5: 142093

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam masa modern, kebutuhan energi sangat besar karena aktivitas dan

peralatan teknologi membutuhkan banyak energi. Pemanfaatan energi di dunia

saat ini paling banyak mengandalkan sumber energi berbasis fosil ( minyak bumi,

batu bara, dan lain-lain) untuk kelangsungan aktivitas hidup manusia misalnya

untuk transportasi dan industri. Sumber energi berbasis fosil tidak dapat

diperbaharui dan ketersediannya semakin berkurang karena eksplotasi yang terus-

menerus maka energi berbasis fosil tersebut akan cepat habis dan terjadi

kelangkaan ( krisis) energi.

Sebenarnya berbagai sumber energi lain selain fosil tersedia di alam dalam

jumlah cukup melimpah yang diantaranya dapat diperoleh dengan cuma-cuma dan

dapat diperbaharui, misalnya energi surya dan energi angin. Permasalahannya

yaitu energi surya dan angin tidak dapat dengan mudah dipindah-pindah tempat,

akan tetapi dengan teknik tertentu dan kemajuan teknologi maka energi surya dan

angin menjadi energi alternatif yang lebih mudah, murah dan efisien.

Salah satu contoh penggunaan energi surya yaitu untuk pemanas air dan

pemanas ruangan dalam skala besar untuk industri sampai skala kecil untuk

kebutuhan rumahtangga, sehingga tidak perlu menggunakan bahan bakar fosil

ataupun listrik.

Sudah banyak pemanas air dan pemanas ruangan efeisien yang dijual di

pasaran, akan tetapi harganya relatif mahal dapat mencapai puluhan juta

tergantung kapasitas dan kualitas, sehingga tidak terjangkau bagi masyarakat

secara luas. Hal tersebut membuat penerapan teknologi energi di Indonesia kurang

optimal, sehingga diperlukan teknik peralatan penghasil energi sederhana yang

terjangkau bagi masyarakan secara luas.

Page 6: 142093

2

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, rumusan masalah dari makalah ini yaitu

bagaimana sistem kerja dan desain alat pemanas air dan ruangan sederhana untuk

skala kecil yang dapat dibuat dengan mudah, murah dan efektif dengan bahan

yang mudah didapat sehingga ekonomis dan terjangkau untuk masyarakat.

1.3 Tujuan Penyusunan Makalah

Tujuan makalah ini berdasarkan dari rumusan tersebut yaitu memberikan ide

inovasi dan penjelasan tentang sistem kerja dan desain alat pemanas air dan

ruangan sederhana untuk skala kecil yang dapat dibuat dengan mudah, murah dan

efektif dengan bahan yang mudah didapat sehingga ekonomis dan terjangkau

untuk masyarakat.

Page 7: 142093

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Energi Surya

Energi surya merupakan suatu energi dari matahari yang diberikan melalui

radiasi cahayanya. Energi surya berupa radiasi membawa energi dalam bentuk

kalor dan sekaligus dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber energi.

Teknologi pemanfaatan kalor dari energi surya melalui serapan kalor disebut

photothermic atau non-photovoltaic, sedangkan yang memanfaatkan foton dari

energi surya melalui efek fotolistrik yang menghasilkan energi listrik disebut

photovoltaic.

Untuk pemanas tenaga surya teknik non-photovoltaic lebih menguntungkan

karena langsung menyerap energi surya dalam bentuk kalor dan juga lebih efektif

dan efisien.

2.2 Perbandingan Energi Surya Non-Photovoltaic dengan Photovoltaic.

Energi surya non-photovoltaik atau photothermic menggunakan panel yang

menyerap kalor misalnya logam yang dicat hitam, sedangkan photovoltaic

menggunakan efek fotolistrik yang diterapkan pada semi konduktor.

Kelebihan teknologi energi surya non-photovoltaic dibandingkan dengan yang

berbasis photovoltaic antara lain :

1. secara umum non-photovoltaic lebih murah

2. lebih efisien dalam serapan energi

3. secara umum membutuhkan luas tempat yang lebih sempit untuk

menghasilkan energi yang sama

4. dapat dibuat secara konvensional, mudah dan sederhana

5. perawatan dan perbaikan lebih mudah

akan tetapi teknologi non-photovoltaic memiliki kekurangan diantaranya:

1. menghasilkan energi kalor yang secara umum susah untuk dikonversi ke

bentuk energi yang lain

Page 8: 142093

4

2. mengandalkan panas dari sinar matahari sehingga kurang optimal katika

kondisi berawan dan hujan.

2.3 Penerapan Teknologi Non-Photovoltaic pada Peralatan Rumah tangga

Penerapan penggunaan energi surya non-photovoltaic pada peralatan rumah

tangga tentunya yang lebih mudah berhubungan dengan kalor, misalnya:

1. pemanas air, pemanas ruangan

2. pendingin ruangan, lemari pendingin

3. kompor masak, penghangat makanan dan minuman

4. pengering cucian pakaian, pangering hasil pertanian, dll.

2.4 Energi Surya sebagai Energi untuk Pemanas Air dan Ruangan

Pemanas air diperlukan di rumah tangga karena air panas digunakan untuk

keperluan mandi yang berguna bagi kesehatan, proses mencuci alat dapur dan

pakaian, dan memasak agar lebih cepat. Dengan menggunakan pemanas air tenaga

surya maka akan lebih hemat energi dan pengeluaran sehingga menguntungkan.

Rumah Sakit, Puskesmas, dan Rumah Bersalin membutuhkan air panas untuk

perawatan pasien, kontrol suhu ruang terapi dan untuk proses sterilsasi alat,

sehingga dengan pemanas energi surya dapat membantu panghematan.

Pemanas ruangan dapat digunakan untuk ruangan dalam rumah ataupun kantor.

Pemanas ruangan dapat digunakan sebagai pemanas ruangan pada musim hujan,

dan pada musim kemarau sebagai pandingin ruangan karena menyerap kalor pada

siang hari dan sebagai pemanas ruangan pada malam harinya.

2.5 Mekanisme Kerja Pemanas Air dan Pemanas Ruangan Energi Surya

Mekanisme dari pemanas bertenaga surya yaitu panas dari matahari masuk

kedalam kolektor panel surya temik melalui kaca ( hanya sedikit cahaya yang

dipantulkan) yang akan menyebarkan panas tersebut di dalam kolektor, pipa air

yang dicat hitam akan menyerap kalor. Air yang berada dalam pipa di dalam

kolektor akan menyerap kalor tersebut, sehingga dihasilkan panas yang sebanding

dengan panas yang berada di dalam kolektor.

Page 9: 142093

5

Gambar 2.1 Mekanisme kerja pemanas air tenaga surya.

Pada gambar 2.1 warna menunjukan arah aliran air ,warna biru adalah air

dingin setalah melewati kolektor bagian bawah akan mengalami pemanasan di

gambarkan berwarna merah. Mekanisme kerja pemanas air tenaga surya, air

dingin dipompa masuk melalui bagian bawah kolektor sehingga berubah menjadi

air panas yang keluar melalui bagian atas kolektor menuju tangki penampungan

air panas yang sudah di rancang untuk mencegah radiasi panas keluar.

Pemanas air tenaga surya dengan kapasitas kacil ( kurang dari 600 liter) lebih

efektif tidak menggunakan pompa dalam mengalirkan air, tetapi menggunakan

prinsip kerja efek thermoshipon. Prinsip efek thermosiphon adalah metode pasif

pertukaran panas secara konveksi yang menyebabkan air dengan suhu lebih tinggi

akan terdorong oleh air dengan suhu lebih rendah akibat perbedaan massa

jenisnya karena suhu menyebabkan pemuaian. Sehingga sistem pemanas air

tenaga surya tersebut tidak memerlukan pompa air untuk bekerja mengalirkan air

dalam kolektor surya.

Gambar 2.2 Pemanas air tenaga surya terdiri dari kolektor yang dihubungkan ke

tangki penampungan.

Page 10: 142093

6

Pemanas air tenaga surya seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.2

memiliki ruang kolektor yang dibuat sehitam mungkin agar terjadi penyerapan

maksimal dari panas matahari yang masuk melewati kaca kristal di atasnya. Pipa

aluminium yang juga dihitamkan dirancang dengan bentuk berbelok-belok seperti

susunan huruf S dengan maksud air akan mengalir lebih lama di dalamnya

sehingga penyerapan panas oleh air di dalamnya akan berlangsung lebih baik.

Pada pemanas air tenaga surya terdapat dua buah terminal air, yaitu terminal

masuk dan keluar, lalu sebuah tangki penampungan air yang dibuat seperti

thermos berfungsi sebagai penyimpan air hasil sirkulasi yang tidak langsung

digunakan. ( Sidopekso, 2011).

2.6 Rancangan Pemanas Bertenaga Surya Non-Photovoltaic Sederhana

Mekanisme pemanas air dan pemanas ruangan ini sama saja dengan pemanas

bertenaga surya yang sudah ada, yaitu intinya menyerap kalor dari sinar matahari

kemudian memberikan kalor itu kepada fluida ( air atau udara). Akan tetapi

pemanas ini dari segi desain lebih efisien dan ekonomis dari yang sudah ada dan

merupakan alat pemanas yang dapat dibuat sendiri ( handmade) oleh masyarakat

dengan bahan yang mudah didapat, murah dan cukup efisien.

2.6.1 Pemanas Air

Pemanas air ini terdiri dari beberapa bagian dengan bahan tertentu. Bagian-

bagian tersebut yaitu:

a. Wadah merupakan tempat dari kolektor surya menggunakan bahan kayu

untuk mengurangi perpindahan kalor dari kolektor kelingkungan.

b. Kolektor surya merupakan bagian penerima dan penyerap kalor dari sinar

matahari, menggunakan pipa yang langsung sebagai penyerap panas sehingga

susunannya dirapatkan dan berbelak-belok secara horisontal.

Pipa dicat hitam untuk meningkatkan daya serap kalor dan bagian bawah diberi

isolator kalor untuk mengurangi perpindahan kalor kelingkungan. Isolator kalor

menggunakan kain bekas selain mudah didapat juga lebih ekonomis.

Bagian atas dari kolektor menggunakan kaca agar kalor terkurung dalam

kolektor, hal ini menggunakan prisip efek rumah kaca sehingga penyerapan kalor

lebih efektif.

Page 11: 142093

7

Pipa yang dapat digunakan yaitu pipa PVC karena murah, mudah didapat dan

mudah dibentuk serta tahan terhadap korosi. Akan tetapi daya konduktivitas

termal pipa PVC jauh lebih kecil dibandingkan dengan pipa logam, sehingga lebih

baik menggunakan pipa aluminium karena tahan terhadap korosi.

Gambar 2.3 Penampang melintang pemanas air tenaga surya

c. Tandon merupakan tempat penampung air dingin dan air panas dari sirkulasi

pada kolektor yang tidak langsung digunakan.

Tandon diberi isolator kalor dari kain bekas pada bagian luarnya untuk

mengurangi perpindahan kalor dari tandon kelingkungan. Pipa bagian bawah dari

tandon dihubungkan dengan bagian bawah dari kolektor surya demikian pula pipa

bagian atas dari tandon dihubungkan dengan bagian atas dari kolektor surya,

sehingga pada tandon air bagian atas adalah air panas dan yang bagian bawah

adalah air dingin.

Gambar 2.4 Rangkaian susunan pemanas air tenaga surya

Tandon mempunyai keluaran bagian atas untuk air panas dan bagian bawah

untuk air dingin sehingga keluaran dari tandon tidak hanya air panas saja, serta

kaca

pipa

dicat hitam

isolator kain kotak kayu

panel pemanas surya

air masuk

ke tandon

merah : air panas

biru : air dingin

air panas

air dingin

tandon air

Page 12: 142093

8

terdapat pipa yang langsung masuk ke bagian dasar tandon sebagai masukan air

dari sumber air.

2.6.2 Pemanas Ruangan

Rancangan pemanas ruangan sama dengan pemanas air hanya saja ukuran

tandon diperbesar dan air dalam pipa dan tandon diganti dengan udara.

Gambar 2.5 Rangkaian pemanas ruangan tenaga surya

Tandon mempunyai keluaran bagian atas untuk udara panas yang dialirkan ke

bagian atas dari ruangan, dan bagian bawah untuk udara dingin yang dihubungkan

ke bagian bawah dari ruangan dan udara luar sebagai kontrol suhu.

2.7 Efektivitas dan Efisiensi Alat dengan Asumsi Secara Fisis

Perkiraan energi dari matahari rata-rata sebesar 1300 W/m2 dan alat pemanas

ini dengan luas kolektor 1 m2, diasumsikan efisiensi sekitar 60% (kaca 85%, pipa

90%, wadah 85%, tandon 90%). Suhu luar (lingkungan) 35oC dan suhu kamar

25oC suhu didalam panel surya dapat mencapai 40

oC.

Distribusi aliran air dalam pipa dengan diameter 1,5 inch mencapai 4,6 gr/s dan

kelajuannya 0,47 cm/s sedangkan untuk udara dengan kondisi yang sama

mencapai 94,5 gr/s dan kelajuannya 9,8 m/s.

Temperatur keluaran pipa atas tandon ( pipa panas ) setinggi 75% dari tinggi

tandon dengan asumsi temperatur terdistribusi linier sebesar 36oC dan pipa bawah

tandon ( pipa dingin ) berada di dasar tandon sebesar 25oC.

panel pemanas surya

tandon udara

ruangan

pipa udara ke luar

untuk kontrol suhu

merah : udara panas

biru : udara dingin

Page 13: 142093

9

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan ulasan ide tersebut dapat dibuat alat pemanas air dan ruangan

sederhana yang inovatif dengan sistem kerja dan desain sederhana untuk skala

kecil yang dapat dibuat dengan mudah, murah, mudah didapat dan efektif dengan

bahan tandon air, kotak kayu, kain bekas, pipa, dan kaca sehingga ekonomis dan

terjangkau untuk masyarakat.

3.2 Saran

Makalah ini hanya sedikit memberi ide inovatif tentang penggunaan energi

surya. Untuk mengoptimalkan penerapan teknologi energi di Indonesia perlu

adanya teknik yang mudah dan sederhana serta ekonomis sehingga terjangkau

bagi masyarakat, maka dengan itu masyarakat dapat membuat dan

menerapkannya sendiri sehingga didapat penerapan teknologi yang optimal.

Page 14: 142093

10

DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, Rudy. Pemanas Air Tenaga Surya.

http://RudyDewantoblog.blogspot.com/pemanas Tanggal akses 3 Oktober

2012 08.30 PM

Rahardjo dan Ekadewi.1999.Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor Surya

Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup. Jurnal Teknik Mesin Vol.

1, No. 2, Oktober 1999, hal 116-121.Universitas Kristen Petra.

Sidopekso, Satwiko.2011.Studi Pemanfaatan Energi Matahari sebagai

Pemanas Air. Jurnal Berkala Fisika Vol. 14, No. 1, Januari 2011, hal 23-26.

Jakarta: UNJpress.

www.wikipedia.org/Energisurya Tanggal akses 3 Oktober 2012 08.00 PM

Page 15: 142093

11

LAMPIRAN

Besarnya konduktivitan termal bahan- bahan yang digunakan.

Bahan Konduktivitas Termal ( W/moC)

Perak (murni) 410

Tembaga (murni) 385

Aluminium (murni) 202

Besi (murni) 73

PVC 1,50

Kaca jendela 0,78

Kayu 0,17

Kain 0,038

Tabel konduktivitas panas beberapa bahan ( sumber: Wikipedia)

Perkiraan energi dari Matahari dan efisiensi alat sebagai berikut

Energi dari matahari karena ada serapan dari atmosfer sehingga rata-rata

sebesar 1300 W/m2, misalkan asumsi efisien dari alat panel surya adalah 60%

(kaca 85%, pipa 90%, wadah 85%, tandon 90%) berdasarkan energi yang dapat

diserap oleh alat dan luas panel surya adalah 1 m2. Suhu luar 35

oC dan suhu

kamar 25oC suhu didalam panel surya dapat mencapai 40

oC, diketahui kapasitas

kalor jenis air yaitu 4200 J/Kg.K sedangkan untuk udara sebesar 550 J/Kg.K,

maka:

Page 16: 142093

12

berdasarkan dari uraian tersebut untuk pemanas air didapat aliran air sebesar 4,6

gr/s dan kelajuannya 0,47 cm/s dengan pipa berdiameter 3,5 cm dan luas panel

1m2, sedangkan untuk pemanas ruangan sebagai berikut:

dari uraian tersebut untuk pemanas ruangan didapat aliran udara sebesar 94,5 gr/s

dan kelajuannya 9,8 m/s dengan pipa berdiameter 3,5 cm dan luas panel 1m2.

Misalkan keluaran pipa atas tandon ( pipa panas ) setinggi 75% dari tinggi

tandon sedangkan pipa bawah tandon ( pipa dingin ) berada di dasar tandon, maka

distribusi temperatur sebagai berikut:

dari uraian tersebut diperoleh besarnya temperatur keluaran pada tandon untuk

pipa panas sebesar 36oC sedangkan untuk pipa dingin sebesar 25

oC.

Palat = πœ‚ Psurya = π‘š c βˆ†π‘‡

0,6 x 1300 = π‘š 4200 x (40-25)

π‘š = 4,6 .10- 3

kg/s

𝑉 = 4,6 mL/s

v = 𝑉 /A = 4,6 / (0.25 πœ‹ 3,52)

v = 0,47 cm/s

Palat = πœ‚ Psurya = π‘š c βˆ†π‘‡

0,6 x 1300 = π‘š 550 x (40-25)

π‘š = 94,5 .10- 3

kg/s

𝑉 = 94,5 L/s

v = 𝑉 /A = 94500 / (0.25 πœ‹ 3,52)

v = 9,8 m/s

βˆ‡2 T = 0 β†’ πœ•2

πœ•β„Ž2T = 0 β†’

πœ•

πœ•β„ŽT = c (konstan)

β†’ T = Tdingin + c h ( T terdistribusi linear)

Tpanas = 25 + 0.75 (40-25)

Tpanas = 36oC

h 0,75 h

40oC

25oC 25

oC

36oC