14064-14-757653256366

19
MODUL XIV ANALISA DAN SINTESA RANGKAIAN SEKUENSIAL Pada modul ini akan dibahas mengenai analisa dan sintesa rangkaian sekuensial. Proses analisa dan sintesa rangkaian sekuensial ini dilakukan dalam beberapa tahap. 14.1 Analisa Rangkaian Sekuensial Untuk menganalisis rangkaian sekuensial diperlukan: State table (tabel state) menunjukkan input, output, dan perubahan state pada rangkaian sekuensial. State diagram (diagram state) merupakan alternatif cara untuk menunjukkan informasi yang sama. Gambar 1 berikut ini adalah rangkaian sekuensial dengan 2 buah JK flip-flop. Pada rangkaian ini terdapat 1 buah input, X dan 1 buah output, Z. Nilai flip-flop (Q1Q0) adalah dari state, atau memori rangkaian. Output flip-flop pun kembali ke gerbang sebelah kiri. Hal ini sesuai dengan diagram umum rangkaian sekuensial pada gambar 2. Gambar 1 Contoh Rangkaian Sekuensial PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- Trie Maya Kadarina, ST, MT. PERENCANAAN SISTEM DIGITAL 127

Upload: muhammad-yunus-andrian

Post on 25-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

jhcvh

TRANSCRIPT

Page 1: 14064-14-757653256366

MODUL XIV

ANALISA DAN SINTESA RANGKAIAN SEKUENSIAL

Pada modul ini akan dibahas mengenai analisa dan sintesa rangkaian sekuensial.

Proses analisa dan sintesa rangkaian sekuensial ini dilakukan dalam beberapa

tahap.

14.1 Analisa Rangkaian Sekuensial

Untuk menganalisis rangkaian sekuensial diperlukan:

• State table (tabel state) menunjukkan input, output, dan perubahan state

pada rangkaian sekuensial.

• State diagram (diagram state) merupakan alternatif cara untuk menunjukkan

informasi yang sama.

Gambar 1 berikut ini adalah rangkaian sekuensial dengan 2 buah JK flip-flop. Pada

rangkaian ini terdapat 1 buah input, X dan 1 buah output, Z. Nilai flip-flop (Q1Q0)

adalah dari state, atau memori rangkaian. Output flip-flop pun kembali ke gerbang

sebelah kiri. Hal ini sesuai dengan diagram umum rangkaian sekuensial pada

gambar 2.

Gambar 1 Contoh Rangkaian Sekuensial

Combinationalcircuit

I nputs

Memory

OutputsX Z

Q0

Q1

Combinationalcircuit

I nputs

Memory

OutputsCombinationalcircuit

Combinationalcircuit

I nputsI nputs

MemoryMemoryMemory

OutputsOutputsX Z

Q0

Q1

Gambar 2 Diagram Umum Rangkaian Sekuensial

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

127

Page 2: 14064-14-757653256366

Untuk menganalisis rangkaian kombinasional digunakan tabel kebenaran. Sebuah

state table merupakan analogi sekuensial dari tabel kebenaran. Dimana

memperlihatkan input dan state saat itu (current state) di sebelah kiri tabel dan

output dan state selanjutnya (next state) di sebelah kanan. Untuk rangkaian

sekuensial, outputnya tergantung dari input dan juga current state dari flip-flop.

Dalam rangka penentuan output, kita pun perlu menentukan keadaan/state flip-flop

pada siklus clock selanjutnya. Tabel state dasar untuk rangkaian pada gambar 1 di

atas ditunjukkan pada tabel 1 berikut. Ingat bahwa hanya ada 1 input yaitu X dan 1

output Z, dan 2 buah flip-flop Q1Q0. Present state Q1Q0 dan input akan

menentukan next state dan output rangkaian.

Tabel 1 Tabel State Dasar untuk Rangkaian Contoh pada Gambar 1

Present State I nputs Next State OutputsQ1 Q0 X Q1 Q0 Z

0 0 00 0 10 1 00 1 11 0 01 0 11 1 01 1 1

14.1. 1 Menentukan Output

Hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah menentukan output. Output

rangkaian sekuensial pada contoh ini tergantung dari current state – Q0 dan Q1 –

dan input. Dari diagram pada gambar 1, kita dapat melihat bahwa output pada waktu

tertentu (current time) :

Z = Q1Q0X………………………………………….(1)

Dengan demikian tabel statenya menjadi seperti tabel 2 berikut.

Tabel 2 Tabel State untuk Rangkaian Contoh pada Gambar 1

Setelah Ditentukan Output

Present State I nputs Next State OutputsQ1 Q0 X Q1 Q0 Z

0 0 0 00 0 1 00 1 0 00 1 1 01 0 0 01 0 1 01 1 0 01 1 1 1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

128

Page 3: 14064-14-757653256366

14.1.2 Menentukan State Selanjutnya (Next State)

Menentukan next state lebih sulit dibandingkan menentukan output. Untuk

mendapatkannya kita harus mengetahui bagaimana flip-flop berubah. Terdapat

beberapa langkah proses yang harus dilakukan.

Langkah 1: Tentukan persamaan Boolean dari input flip-flop, yaitu bagaimana input

(mis: J & K) untuk flip-flop tergantung pada current state dan input .

Langkah 2: Gunakan persamaan ini untuk menentukan nilai aktual dari input flip-flop

untuk setiap kombinasi yang memungkinkan dari present state dan input,

yaitu mengisi tabel state (dengan kolom tengah baru).

Langkah 3: Gunakan tabel karakteristik atau persamaan flip-flop untuk menentukan

Next state, berdasarkan pada nilai input flip-flop dan present state.

14.1.2.1 Langkah 1: Menentukan Persamaan Input Flip-flop

Dari gambar 1 di atas dapat ditentukan persamaan input flip-flop adalah:

J1 = X’ Q0……………………………………………(2)

K1 = X + Q0……………………………………….….(3)

J0 = X + Q1…………………………………………..(4)

K0 = X’………………………………………………..(5)

Tiap JK flip-flop mempunyai 2 buah input, J dan K. (D dan T flip-flop memiliki 1

input).

14.1.2.2 Langkah 2: Menentukan Nilai Input Flip-flop

Dengan persamaan 2 s/d 5 di atas, kita dapat membuat tabel yang menunjukkan

nilai J1, K1, J0 dan K0 untuk kombinasi yang berbeda dari present state Q1Q0 dan

input X (dapat dilhat pada tabel 3).

Tabel 3 Tabel Input Flip-flop untuk Rangkaian pada Gambar 1

Present State I nputs Flip-flop I nputsQ1 Q0 X J 1 K1 J 0 K0

0 0 0 0 0 0 10 0 1 0 1 1 00 1 0 1 1 0 10 1 1 0 1 1 01 0 0 0 0 1 11 0 1 0 1 1 01 1 0 1 1 1 11 1 1 0 1 1 0

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

129

Page 4: 14064-14-757653256366

14.1.2.3 Langkah 3 : Menentukan State Selanjutnya (Next State)

Terakhir, gunakan tabel atau persamaan karakteristik JK flip-flop untuk menentukan

state selanjutnya (next state) untuk setiap flip-flop, berdasarkan pada present state

dan input.

Persamaan karakteristik umum JK flip-flop adalah:

Q(t+1) = K’Q(t) + JQ’(t)…………………………………..(6)

Dalam rangkaian contoh, kita menggunakan 2 JK flip-flop, sehingga kita harus

mengaplikasikan persamaan ini untuk keduanya:

Q1(t+1) = K1’Q1(t) + J1Q1’(t)……………….…………..(7)

Q0(t+1) = K0’Q0(t) + J0Q0’(t)………………..………….(8)

Selain dengan cara di atas kita pun dapat menentukan next state untuk setiap

kombinasi input/current state secara langsung dari tabel karakteristik. Tabel

karakteristik JK fli-flop ditunjukkan pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4 Tabel Karakteristik JK Flip-flop

J K Q(t+1) Operation

0 0 Q(t) No change0 1 0 Reset1 0 1 Set1 1 Q’(t) Complement

Dengan demikian akan didapatkan nilai state selanjutnya (next state) untuk Q1 dan

Q0, seperti yang ditunjukkan pada tabel 5 berikut.

Tabel 5 Tabel untuk Menentukan Next State untuk Rangkaian pada Gambar 1

Present State I nputs FF I nputs Next StateQ1 Q0 X J 1 K1 J 0 K0 Q1 Q0

0 0 0 0 0 0 1 0 00 0 1 0 1 1 0 0 10 1 0 1 1 0 1 1 00 1 1 0 1 1 0 0 11 0 0 0 0 1 1 1 11 0 1 0 1 1 0 0 11 1 0 1 1 1 1 0 01 1 1 0 1 1 0 0 1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

130

Page 5: 14064-14-757653256366

14.1.3 Mendapatkan Langsung Kolom pada Tabel State

Tabel dimulai dengan Present State dan Input.

• Present State dan Input akan menghasilkan input flip-flop (FF Input).

• Present State dan FF Input menghasilkan Next State, berdasarkan pada tabel

karakteristik flip-flop.

• Present State dan Input menghasilkan Output.

Kita hanya mempedulikan FF Input untuk memperoleh Next State.

Catatan: Output terjadi pada siklus saat ini dan Next State pada siklus selanjutnya.

Dengan demikian akan diperoleh tabel state lengkap untuk rangkaian contoh di atas

seperti yang ditunjukkan pada tabel 6.

Tabel 6 Tabel State Lengkap untuk Rangkaian Contoh pada Gambar 1

Present State I nputs FF I nputs Next State OutputsQ1 Q0 X J 1 K1 J 0 K0 Q1 Q0 Z

0 0 0 0 0 0 1 0 0 00 0 1 0 1 1 0 0 1 00 1 0 1 1 0 1 1 0 00 1 1 0 1 1 0 0 1 01 0 0 0 0 1 1 1 1 01 0 1 0 1 1 0 0 1 01 1 0 1 1 1 1 0 0 01 1 1 0 1 1 0 0 1 1

14.1. 4 Membuat Diagram State

Kita dapat merepresentasikan tabel state dalam bentuk grafik dengan sebuah

diagram state. Diagram ini tergantung pada tabel state rangkaian contoh di atas

(tabel 7). Dengan demikian akan dihasilkan diagram state seperti pada gambar 3

berikut.

Tabel 7 Tabel State untuk Rangkaian Contoh pada Gambar 1

Present State I nputs Next State OutputsQ1 Q0 X Q1 Q0 Z

0 0 0 0 0 00 0 1 0 1 00 1 0 1 0 00 1 1 0 1 01 0 0 1 1 01 0 1 0 1 01 1 0 0 0 01 1 1 0 1 1

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

131

Page 6: 14064-14-757653256366

00 01

1011

1/ 0

0/ 00/ 0

0/ 0

0/ 0 1/ 0

1/ 01/ 1

input output

state

A B

D C

00 01

1011

1/ 0

0/ 00/ 0

0/ 0

0/ 0 1/ 0

1/ 01/ 1

0000 0101

10101111

1/ 01/ 0

0/ 00/ 00/ 00/ 0

0/ 00/ 0

0/ 00/ 0 1/ 01/ 0

1/ 01/ 01/ 11/ 1

input output

state

A B

D C

Gambar 3 Diagram State untuk Rangkaian Contoh pada Gambar 1

Periksa selalu ukuran dari diagram state .

• Jika terdapat n flip-flop, akan ada 2n node dalam diagram.

• Jika terdapat m input, maka tiap node akan memiliki 2m panah keluar dari

setiap state.

Dalam contoh ini, rangkaian memiliki 2 buah flip-flop dengan demikian memiliki 4

buah state atau node. Rangkaian in hanya memiliki 1 buah input, sehingga setiap

node memiliki 2 panah keluar.

14.2 Sintesa Rangkaian Sekuensial

Proses sintesa kebalikan dari proses analisa:

• Pertama kita buat tabel dan diagram state untuk menunjukkan komputasi.

• Kemudian kita buat rangkaian sekuensialnya.

Berikut ini merupakan prosedur sintesa rangkaian sekuensial :

Langkah 1:

Buat tabel state berdasarkan pernyataan masalah (problem statement). Tabel harus

memperlihatkan present state, input, next state dan output. Dapat juga lebih mudah

dibuat diagram state terlebih dahulu kemudian dikonversikan dalam bentuk tabel.

Langkah 2:

Menetapkan kode biner untuk state pada tabel state. Jika terdapat n state, kode

biner memiliki sekurangnya élog2 nù digit, dan rangkaiannya akan memiliki

sekurangnya élog2 nù flip-flop.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

132

Page 7: 14064-14-757653256366

Langkah 3:

Untuk setiap flip-flop dan setiap baris pada tabel state, tentukan nilai input flip-flop

yang diperlukan untuk menghasilkan next state dari present state. Disini kita dapat

menggunakan tabel eksitasi flip-flop.

Langkah 4:

Tentukan persamaan sederhana dari input dan output flip-flop.

Langkah 5:

Buat rangkaiannya!

Sebagai contoh, kita akan merancang rangkaian Sequence Recognizer. Sequence

recognizer adalah jenis rangkaian sekuensial yang mencari pola bit khusus pada

inputnya.

Rangkaian ini hanya memiliki satu input, X.

• Satu bit input disediakan pada setiap siklus clock. Sebagai contoh, diperlukan

20 siklus untuk membaca input 20-bit.

• Merupakan cara yang mudah untuk memasukan input sekuensial yang

panjang.

Terdapat 1 buah output, Z, dimana akan bernilai 1 jika didapatkan pola yang

diinginkan. Contoh: rangkaian mendeteksi pola bit “1001”:

Input: 11100110100100110…

Output: 00000100000100100…

Disini, satu bit input dan output muncul tiap siklus clock. Dengan demikian

memerlukan rangkaian sekuensial karena rangkaian harus mengigat input dari siklus

clock sebelumnya, untuk mengetahui apakah ada pola bit yang cocok atau tidak.

14.2.1 Langkah 1: Membuat Tabel State

Hal terpenting yang harus dipahami adalah bagaimana state digunakan secara tepat

untuk memecahkan masalah yang diberikan.

• Buat tabel state berdasarkan pernyataan masalah. Tabel harus

memperlihatkan present state, input, next state dan output.

• Terkadang lebih mudah untuk membuat diagram state terlebih dahulu

kemudian dikonversikan dalam bentuk tabel.

Ini merupakan langkah yang paling sulit. Setelah kita dapatkan tabel state, prosedur

perancangan selanjutnya adalah sama untuk semua rangkaian sekuensial.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

133

Page 8: 14064-14-757653256366

14.2.1.1 Menentukan State dan Diagram State Dasar

State apa yang dibutuhkan untuk sequence recognizer?

• Input dari siklus clock sebelumnya harus diingat.

• Contoh: jika input sebelumnya adalah 100 dan input saat ini (current input)

adalah 1, maka outputnya harus bernilai 1.

• Secara umum, kita harus mengingat kemunculan dari bagian pola yang

diinginkan- dalam kasus ini, 1, 10, dan 100.

Dimulai dengan diagram state dasar (label input/output) pada gambar 4 dengan

keterangan state pada tabel 8.

A B C D1/ 0 0/ 0 0/ 0

AA BB CC DD1/ 01/ 0 0/ 00/ 0 0/ 00/ 0

Gambar 4 Daigram State Dasar Rangkaian Sequence Recognizer

Tabel 8 Keterangan State

State Artinya

A Belum ada pola yang diinginkan (1001) yang telah dimasukkan. B Telah terlihat bit pertama (1) dari pola yang diinginkan. C Telah terlihat 2 bit pertama (10) dari pola yang diinginkan. D Telah terlihat 3 bit pertama (100) dari pola yang diinginkan.

14.2.1.2 Mendeteksi Kemunculan Overlapping

Apa yang terjadi jika kita ada dalam state D (input ketiga terakhir 100), dan nilai

current input adalah 1? Outputnya harus 1, karena kita menemukan pola yang

diinginkan. Namun demikian, nilai 1 terakhir ini harus dapat menjadi nilai awal bagi

kemunculan pola selanjutnya. Sebagai contoh, 1001001 berisi 2 kemunculan 1001.

Untuk mendeteksi kemunculan pola yang overlapping, nilai next state harus B.

Perhatikan panah pada diagram state (gambar 5) berikut.

A B C D1/ 0 0/ 0 0/ 0

1/ 1

A B C D1/ 0 0/ 0 0/ 0

AA BB CC DD1/ 01/ 0 0/ 00/ 0 0/ 00/ 0

1/ 11/ 1

Gambar 5 Diagram State Mendeteksi Pola Overlapping

14.2.1.3 Melengkapi Diagram State

Hal selanjutnya adalah melengkapi diagram state dengan mengisi panah yang lain.

Ingat bahwa diperlukan 2 buah panah keluar untuk setiap node, untuk mengatasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

134

Page 9: 14064-14-757653256366

kemungkinan dari X=0 dan X=1. Dengan demikian akan didapatkan diagram state

pada gambar 6 di bawah ini.

A B C D1/ 0 0/ 0 0/ 0

1/ 1

0/ 0

0/ 0

1/ 0

1/ 0

A B C D1/ 0 0/ 0 0/ 0

AA BB CC DD1/ 01/ 0 0/ 00/ 0 0/ 00/ 0

1/ 11/ 1

0/ 00/ 0

0/ 00/ 0

1/ 01/ 0

1/ 01/ 0

Gambar 6 Diagram State Rangkaian Sequence Recognizer

14.2.1.4 Membuat Tabel State dari Diagram State

Terakhir buat tabel state dari diagram state di atas. Ingat bagaimana hubungan

panah diagram state dengan baris pada tabel state. Perhatikan gambar 7 berikut.

Dengan demikian akan dihasilkan tabel state seperti yang ditunjukkan pada tabel 9 di

bawah ini.

input/ outputpresent state

next state

input/ outputinput/ outputpresent state

present state

next statenext state

Gambar 7 Hubungan Panah Diagram State dengan Baris Tabel State

Tabel 9 Tabel State Rangkaian Sequence Recognizer

PresentState I nput

NextState Output

A 0 A 0A 1 B 0B 0 C 0B 1 B 0C 0 D 0C 1 B 0D 0 A 0D 1 B 1

14.2.2 Langkah 2: Menetapkan Kode Biner untuk State

Kita memiliki 4 state ABCD, dengan demikian kita memerlukan sekurangnya 2 buah

flip-flop Q1Q0. Hal yang mudah untuk dilakukan adalah merepresentasikan state A

dengan Q1Q0 = 00, B dengan 01, C dengan 10, dan D dengan 11. Penetapan state

ini mempengaruhi kompleksitas dari rangkaian. Isi kolom present state pada tabel di

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

135

Page 10: 14064-14-757653256366

atas diganti dengan nilai kode biner untuk state A, B, C dan D. Sehingga akan

diperoleh tabel state sebagai berikut (tabel 10).

Tabel 10 Tabel State Rangkaian Sequence Recognizer

dengan Present State dalam Kode Biner

PresentState I nput

NextState Output

Q1 Q0 X Q1 Q0 Z

0 0 0 0 0 00 0 1 0 1 00 1 0 1 0 00 1 1 0 1 01 0 0 1 1 01 0 1 0 1 01 1 0 0 0 01 1 1 0 1 1

14.2.3 Langkah 3: Menentukan Nilai Input Flip-flop

Selanjutnya, kita harus mengetahui bagaimana membuat flip-flop berubah dari

present state ke dalam next state yang diinginkan. Hal ini tergantung dari jenis flip-

flop yang kita gunakan. Jika kita gunakan JK Flip-flop. Setiap flip-flip Qi, lihat nilai

present dan next state, dan tentukan berapa seharusnya input Ji dan Ki untuk

membuat state berubah.

Lihat kembali karakteristik tabel JK (tabel 4). Jika present state dari JK flip-flop

adalah 0 dan kita menginginkan nilai next state menjadi 1, maka terdapat 2 pilihan

untuk input JK:

• Kita dapat menggunakan JK=10, untuk secara eksplisit membuat set flip-flop

next state menjadi 1.

• Kita pun dapat menggunakan JK=11, untuk melakukan complement pada

current state 0.

Jadi untuk mengubah dari 0 menjadi 1, kita harus men-set J=1, tetapi K dapat

bernilai 0 atau 1. Dengan cara yang sama, transisi state yang mungkin lainnya dapat

dilakukan dalam dua cara yang berbeda.

Tabel eksitasi (excitation table) menunjukan berapa nilai input flip-flop input yang

diperlukan untuk membuat perubahan state yang diinginkan. Informasinya sama

seperti yang diberikan dalam tabel karakteristik tetapi dipresentasikan dalam arah

kebalikan. Tabel eksitasi JK flip-flop ditunjukkan pada tabel 11.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

136

Page 11: 14064-14-757653256366

Tabel 11 Tabel eksitasi JK flip-flop

Q(t) Q(t+1) J K Operation

0 0 0 x No change/ reset0 1 1 x Set/ complement1 0 x 1 Reset/ complement1 1 x 0 No change/ set

Kita dapat menggunakan tabel eksitasi JK di atas untuk mencari nilai yang benar

untuk setiap input flip-flop, berdasarkan present dan next state. Semua nilai input JK

flip-flop dimasukkan pada kolom tabel 12 berikut.

Tabel 12 Tabel State Rangkaian Sequence Recognizer dengan Input JK Flip-flop

PresentState I nput

NextState Flip flop inputs Output

Q1 Q0 X Q1 Q0 J 1 K1 J 0 K0 Z

0 0 0 0 0 0 x 0 x 00 0 1 0 1 0 x 1 x 00 1 0 1 0 1 x x 1 00 1 1 0 1 0 x x 0 01 0 0 1 1 x 0 1 x 01 0 1 0 1 x 1 1 x 01 1 0 0 0 x 1 x 1 01 1 1 0 1 x 1 x 0 1

14.2.4 Langkah 4: Menentukan Persamaan Input dan Output Flip-flop

Selanjutnya, kita dapat membuat K-map dan menentukan persamaan untuk keempat

input flip-flop, dan juga output Z. Persamaan ini adalah dalam kondisi present state

dan input. Keuntungan dari menggunakan JK flip-flop adalah terdapat banyak kondisi

yang diabaikan (don’t care), dengan demikian persamaannya lebih sederhana.

Sehingga akan didapatkan :

J1 = X’ Q0……………….…………………………….(9)

K1 = X + Q0………………….………………………(10)

J0 = X + Q1………………….……………………….(11)

K0 = X’……………………….………………………..(12)

Z = Q1Q0X…………………………………………..(13)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

137

Page 12: 14064-14-757653256366

14.2.5 Langkah 5: Buat Rangkaian

Terakhir, kita gunakan persamaan yang sederhana tersebut untuk membangun

rangkaian lengkap (gambar 8).

Gambar 8 Diagram Rangkaian Sequence Recognizer dengan JK Flip-flop

14.2.6 Diagram Pewaktuan (Timing Diagram)

Gambar 9 berikut ini adalah contoh diagram pewaktuan dari sequence recognizer.

• Flip-flop Q1Q0 mulai pada kondisi awal, 00.

• Pada tiga tepi clock positif pertama, X bernilai 1, 0, dan 0. Input ini

menyebabkan Q1Q0 untuk berubah, sehingga setelah tepi ketiga nilai Q1Q0

= 11.

• Kemudian ketika X=1, Z menjadi 1, berarti ditemukan 1001.

Output Z tidak perlu berubah pada tepi positif clock, melainkan dapat berubah ketika

X berubah karena Z = Q1Q0X.

CLK

Q1

Q0

X

Z

1 2 3 4

CLK

Q1

Q0

X

Z

1 2 3 4

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

138

Page 13: 14064-14-757653256366

Gambar 9 Diagram Pewaktuan Dari Sequence Recognizer

14.2.7 Membuat Rangkaian dengan D Flip-flop

Bagaimana jika kita menggunakan D flip-flop untuk membangun rangkaian sequence

recognizer/detector ? Kita telah mendapatkan tabel state dan menentukan kode biner

untuk state. Dengan demikian kita mulai dari langkah 3, menentukan nilai input flip-

flop. D flip-flop hanya memiliki satu input, sehingga hanya diperlukan 2 kolom pada

tabel untuk D1 dan D0.

Tabel eksitasi D Flip-flop ditunjukkan pada tabel 13 di bawah ini. Dari tabel eksitasi

ini akan dihasilkan tabel 14 sebagai berikut.

Tabel 13 Tabel Eksitasi D Flip-flop

Q(t) Q(t+1) D Operation

0 0 0 Reset0 1 1 Set1 0 0 Reset1 1 1 Set

Tabel 14 Tabel State Rangkaian Sequence Recognizer dengan Input D Flip-flop

PresentState I nput

NextState

Flip flopinputs Output

Q1 Q0 X Q1 Q0 D1 D0 Z

0 0 0 0 0 0 0 00 0 1 0 1 0 1 00 1 0 1 0 1 0 00 1 1 0 1 0 1 01 0 0 1 1 1 1 01 0 1 0 1 0 1 01 1 0 0 0 0 0 01 1 1 0 1 0 1 1

Langkah selanjutnya (langkah 4) adalah menentukan persamaan input D flip-flop.

Dari K-Map didapatkan:

D1 = Q1 Q0’ X’ + Q1’ Q0 X’…………………………..(14)

D0 = X + Q1 Q0’……………………………………….(15)

Z = Q1 Q0 X……………………………………………(16)

Selanjutnya adalah membuat rangkaian berdasarkan persamaan input dan output

diatas (langkah 5). Diagram rangkaian Sequence Recognizer dengan D flip-flop

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

139

Page 14: 14064-14-757653256366

ditunjukkan pada gambar 10.

Gambar 10 Diagram rangkaian Sequence Recognizer dengan D flip-flop

14.2.8 Perbandingan Realisasi Flip-flop

JK flip-flop baik digunakan karena terdapat banyak nilai yan diabaikan (don’t care)

dalam input flip-flop, yang membuat rangkaian akan menjadi lebih sederhana.

D flip-flop memiliki keuntungan yaitu kita tidak perlu men-set input flip-flop sama

sekali karena nilai Q(t+1) = D. Meskipun demikain, persamaan input D biasanya lebih

kompleks dibandingkan dengan persamaan input JK.

Pada parakteknya, D flip-flop lebih sering digunakan.

– Hanya terdapat 1 buah input untuk setiap flip-flop.

– Tidak ada tabel eksitasi yang perlu dikhawatirkan.

– D flip-flop dapat diimplementasikan dengan perangkat keras yang lebih

sedikit dibandingkan dengan JK flip-flop.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Trie Maya Kadarina, ST, MT.

PERENCANAAN SISTEM DIGITAL

140