139671924-pelabuhan-penyeberangan-sumatera
DESCRIPTION
pelabuhan sumateraTRANSCRIPT
3.1.1. Pulau Sumatera dan Sekitarnya
Pulau Sumatera memiliki luas 443.065,8 km2 dan dilengkapi jaringan jalan sepanjang 10.588,96 km.
Jaringan jalan yang menghubungkannya terdiri atas empat jalur utama yaitu, Lintas Timur, Lintas Tengah,
Lintas Barat, dan Lintas Pantai Timur Sumatera.
Lintas Timur melintasi 6 provinsi di bagian pesisir timur Pulau Sumatera, yaitu Nanggroe Aceh
Darussalam (NAD), Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Riau, Provinsi Jambi, Provinsi Sumatera Selatan,
dan yang terakhir Provinsi Lampung.
Lintas Tengah bermula dari Medan, Sumatera Utara dan berakhir di Pelabuhan Bakauheni, Lampung,
melintasi 5 provinsi.
Lintas Barat melintasi 3 provinsi di Pulau Sumatera yaitu, Sumatera Barat, Provinsi Bengkulu, dan terakhir
Provinsi Lampung. Lintas Pantai Timur merupakan jaringan pengembangan jalan baru yang
pembangunannya belum tuntas dilaksanakan. Jalan ini dibangun untuk mengurangi kepadatan jalan di
Lintas Tengah dengan memecah pengguna jalan yang menuju wilayah timur Sumatera.
Tabel 3. 1. Panjang Jalan Tiap Provinsi di Pulau Sumatra
No Provinsi Panjang (KM) Total
1 Nangroe Aceh Darussalam 1.782,78
10.588,96
2 Sumatera Utara 2.098,09
3 Sumatera Barat 1.200,09
4 Riau 1.126,11
5 Jambi 820,4
6 Bengkulu 736,44
7 Sumatera Selatan 1.290,24
8 Kepulauan Bangka Belitung 530,65
9 Lampung 1.004,16
Sumber: Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 369/KPTS/M/2005 (diolah kembali)
Transportasi penyeberangan di Pulau Sumatera dibutuhkan terutama untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dengan menghubungkan pulau-pulau di sekitar pulau utama dengan kota-kota yang menjadi
pusat layanan (orientasi pergerakan). Kota-kota yang menjadi pusat layanan di Pulau Sumatera ini
adalah:
1. Banda Aceh, Sibolga, Singkil, Tapaktuan, Padang, Bengkulu, Lampung (Lintas Pantai Barat Sumatera).
2. Banda Aceh, Medan, Bagan Siapiapi, Dumai, Pekanbaru, Kuala Tungkal, Palembang, Lampung (Lintas Pantai Timur Sumatera).
3. Batam – Bintan – Lingga Tambelan – Natuna, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (zona Kepulauan Riau) – Tanjung Balai Karimun.
Tabel 3. 2. Lintas Penyeberangan yang Beroperasi di Sumatera
NO Lintasan Jarak (mil)
Nanggroe Aceh Darusalam
1 Sinabang - Labuhan Haji 80
2 Ulee lheue - Balohan 20
3 Singkil - P.Banyak 28
4 Singkil - Sinabang 101
5 Ulee lheue - Lamteng 10
Sumatera Utara
1 Gn.Sitoli - Sibolga 86
2 Sibolga - Teluk Dalam 75
3 Teluk dalam - P. Telo 75
Sumatera Barat
1 Padang - Tua Pejat 84
2 Padang - Siberut 82
3 Padang - Sikakap 80
Riau
1 Sei Seleri - Bengkalis 8
2 Mengkapan - Tj Balai Karimun 70
Kepulauan Riau
1 Tlg Pungkur - Tj.Uban 10
2 Tj Balai - Mengkapan 70
Sumatera Selatan
1 Palembang - Muntok 90
Bangka Belitung
1 Sadai - Tj.Ru 78
2 Muntok - Palembang 90
Bengkulu
1 Pulau Bai - Enggano 40
Lampung
1 Bakauheni - Merak 15
Pelabuhan penyeberangan memiliki fungsi sebagai simpul pelayanan transportasi penyeberangan. Di
Pulau Sumatera terdapat 29 (duapuluh sembilan) pelabuhan penyeberangan. Sebaran pelabuhan
penyeberangan di setiap provinsi dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3. 3. Pelabuhan Penyeberangan yang Beroperasi di Sumatera
No Nama Pelabuhan Pulau Kabupaten Status Keterangan
I. ACEH
1 Balohan We Kota Sabang Operasi
2 Labuhan Haji Sumatra Kab. Aceh Selatan Operasi
3 Lamteng Banyak Kab. Aceh Besar Operasi
4 Pulau Banyak Banyak Kab. Aceh Singkil Operasi
5 Sinabang Simeulue Kab. Simeuleu Operasi
6 Singkil Sumatra Kab. Aceh Singkil Operasi
7 Ulee lhue Sumatra Kab. Aceh Besar Operasi
8 Meulaboh Sumatra Kab. Aceh Barat Rekonstruksi II. SUMATERA UTARA
1 Sibolga Sumatera Kab. Tapanuli Tengah Operasi
2 Gunung Sitoli Nias Kab. Nias OperasiLaut
3 Pulau Telo Telo Kab. Nias Selatan OperasiLaut
4 Teluk Dalam Teluk Dalam Kab. Nias Selatan OperasiLaut
III. SUMATERA BARAT
1 Muara Siberut Siberut Kab. Padang Pariaman Operasi
2 Teluk Bungus Sumatera Kota Padang Operasi
3 Tua pejat Sipora Kab. Kep Mentawai Operasi
4 Pagai Selatan Pagai Selatan
Kab. Kepuluan Mentawai OperasiLaut
5 Sikakap Pagai Utara Kab. Kep Mentawai OperasiLaut
IV. RIAU
1 Air Putih Bengkalis Kab. Bengkalis Operasi
2 Mengkapan Sumatra Kab. Siak Operasi
3 Dumai Sumatera Kota Dumai Siap
4 Pulau Rupat Rupat Kota Dumai Siap
5 Sei Selari Sumatera Kab. Bengkalis Siap
6 Kampung Balak Tebing Tinggi Kab. Meranti Konstruksi
7 Kuala Enok Sumatera Kab. Indragiri Hilir DED
V. BANGKA BELITUNG
1 Muntok Bangka Kab. Bangka Operasi
2 Sadai Bangka Kab. Bangka Selatan Operasi
3 Tanjung Ru Belitung Kab. Belitung Operasi
4 Manggar Belitung Kab.Belitung Timur Siap
VI. BENGKULU
1 Kahyapu Enggano Kab. Bengkulu Selatan Operasi
2 Pulau Baai Sumatera Kota Bengkulu Siap
VII. JAMBI
1 Kuala Tungkal Sumatera Kab. Tanjung Jabung Barat
Konstruksi
VIII. KEPULAUAN RIAU
1 Tanjung Uban Bintan Kab. Kepulauan Riau Operasi
2 Telaga Punggur Batam Kota Batam Operasi
3 Tanjung Balai Karimun Tanjungbalai Kab. Karimun Operasi
4 Dabo (kepri) Singkep Kab. Lingga Konstruksi
5 Pulau Kundur Kundur Kab. Karimun Konstruksi
6 Tanjung Pinang Bintan Kota Tanjung Pinang Konstruksi
7 Matak Matak Anambas DED
8 Pulau Lingga Lingga Kab. Lingga DED
9 Selat Lampah / Natuna Natuna Besar Kab. Natuna DED
10 Tambelan Tambelan Kab. Natuna FS
IX. SUMATERA SELATAN
1 35 Ilir Sumatera Kota Palembang Operasi
2 Tanjung Api Api Sumatera Kab. Banyuasin Siap
X. LAMPUNG
1 Bakauheni Sumatera Kab. Lampung Selatan Operasi
2 Ketapang (Lampung) Sumatera FS
Sumber: Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, Penyeberangan,2010
Pelabuhan penyeberangan di Pulau Sumatera secara umum memiliki fungsi dan peran strategis sebagai
simpul jembatan yang menghubungkan pulau utama dengan pulau di sekitarnya. Karakteristik lintas
penyeberangan yang dominan terjadi di wilayah ini adalah Pola Gugus Kepulauan. Pelabuhan Ulee Lhue
di pulau utama menjadi pusat pergerakan dari Pelabuhan Balohan di Pulau We, dan Pelabuhan Lamteng
0
5
10
15
20
25
OperasiLaut
Operasi
Siap
Konstruksi
Perencanaan
di Pulau Pulo Aceh. Pelabuhan Singkil, Pelabuhan Labuhan Haji dan Pelabuhan Meulaboh di pesisir
barat Provinsi NAD, menjadi pusat pergerakan dari Pelabuhan Sinabang di Pulau Simeuleu dan
Pelabuhan Pulau Banyak di Kepulauan Banyak. Karakteristik sejenis juga ditemukan pada pelabuhan-
pelabuhan di pesisir barat Pulau Sumatera. Pelabuhan Sibolga menjadi pusat pergerakan pelabuhan Gn.
Sitoli di Pulau Nias. Pelabuhan Teluk Bungus di Kota Padang menjadi pusat pergerakan penyeberangan
dari pelabuhan-pelabuhan di Kepulauan Mentawai.
Pelabuhan-pelabuhan penyeberangan yang menjadi pusat pergerakan pada pola layanan gugus pulau di
Sumatera memiliki kapasitas dan kinerja yang lebih tinggi dibandingkan pelabuhan-pelabuhan
penyeberangan di sekitarnya. Tingkat aktifitas turun-naik penumpang dan kendaraan di pelabuhan-
pelabuhan ini akan lebih padat dibandingkan di pelabuhan-pelabuhan sekitarnya. Pelabuhan Ulee Lhuee,
Sibolga, Telaga Punggur, dan Teluk Bungus tercatat memiliki produksi penumpang dan kendaraan yang
lebih besar.
Pelabuhan Bakauheni sebagai simpul jembatan antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa memiliki pola
pelayanan penyeberangan antar pulau. Pelabuhan Bakauheni di Provinsi Lampung memiliki peran yang
sangat strategis dalam mendistribusikan kebutuhan pergerakan masyarakat Sumatera menuju Pulau
Jawa sehingga produksi penumpang dan kendaraan di pelabuhan ini sangat tinggi. Pelabuhan ini memiliki
lima buah dermaga dengan kemampuan kapasitas mencapai 1000 DWT agar dapat menjembatani
kebutuhan pergerakan dari dan menuju Pulau Sumatera.