1379.pdf

38
LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA PELATIHAN PENGEMBANGAN MATERI-MATERI PENUNJANG PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD SE-KECAMATAN BULELENG Oleh: I.G.A. Lokita Purnamika Utami, SPd., M.Pd (Ketua) NIDN: 0002048301 Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd Anggota) NIDN: 0021048202 Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S (Anggota) NIDN: 0010098201 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha SPK No. 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 mei 2013 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013

Upload: asarotun

Post on 11-Jul-2016

72 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1379.pdf

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

PELATIHAN PENGEMBANGAN MATERI-MATERI PENUNJANG

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SD SE-KECAMATAN BULELENG

Oleh: I.G.A. Lokita Purnamika Utami, SPd., M.Pd (Ketua)

NIDN: 0002048301

Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd Anggota)

NIDN: 0021048202

Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S (Anggota)

NIDN: 0010098201

Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No. 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 mei 2013

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013

Page 2: 1379.pdf

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pelatihan Pengembangan Materi-Materi Penunjang Pembelajaran Bahasa Inggris Sd

Se-Kecamatan Buleleng 2. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap : I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd b. Jenis Kelamin : Perempuan c. NIP : 198304022006042001 d. Disiplin Ilmu : Pendidikan Bahasa Inggris e. Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk I/ IIIB f. Jabatan : Lektor g. Fakultas/Jurusan : Fakultas Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Inggris h. Alamat : Jalan A. Yani no 67 Singaraja i. Telp/Faks/E-mail : 0362 - 21541 j. Alamat Rumah : Jalan Pulau Obi Gang Purnajiwa no 12 k. Telp/Faks/E-mail : 085737677237/-/ [email protected] 3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 orang 4. Lokasi Kegiatan a. Nama Desa :- b. Kecamatan : Buleleng c. Kabupaten/Kota : Buleleng/ Singaraja d. Propinsi : Bali 5. Jumlah biaya kegiatan : Rp 7.500.000 6. Lama Kegiatan : 8 (bulan)

Singaraja, 2 November 2013 Mengetahui Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Putu Kerti Nitiasih, M.A I.G.A. Lokita Purnamika U, S.Pd., M.Pd NIP. 196206261986032002 NIP. 198304022006042001

Mengetahui Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, MS NIP. 195901011984031003

i

Page 3: 1379.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, bahwa berkat rahmatNyalah

laporan pengabdian pada masyarakat yang berjudul Pelatihan Pengembangan Materi-Materi

Penunjang Pembelajaran Bahasa Inggris Sd Se-Kecamatan Buleleng selesai tepat pada

waktunya.

Kepercayaan yang diberikan kepada kami selaku panitia pelaksana merupakan suatu

kehormatan yang sangat besar dan sebagai bukti tidak menyalahgunakan kepercayaan itu

merupakan suatu keharusan bagi kami untuk melaporkan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat:

Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng

pada tahun 2013.

Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan ini masih jauh dari kesempurnaan, banyak

kesalahan dan kekurangan baik sifatnya teknis maupun non-teknis yang perlu diperbaiki untuk

kegiatan serupa mendatang. Untuk itu kami mengharapkan saran dan masukan dari berbagai

pihak yang sifatnya membangun sehingga laporan ini menjadi sempurna.

Pada kesempatan ini pula kami atas nama tim pelaksana mengucapkan terima kasih

kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini:

1. Bapak Ketua LPM Undiksha dan staf yang telah memberikan arahan dan petunjuk

teknis pelaksanaan program P2M ini 2. Ibu Putrini Mahadewi, M.S dan Ibu Nyoman Karina Wedhanti, MPd. Selaku

narasumber pelatihan ini 3. Ketua UPP kecamatan Buleleng yang telah memfasilitasi pelaksanaan P2M ini 4. Guru-guru SD se-Kecamatan Buleleng yang telah berpartisipasi pada pelaksanaan

P2M ini Kami tim pelaksana berharap semoga tujuan baik dari pelaksanaan P2M ini bisa tercapai

dan mampu memberikan manfaat bagi khalayak sasaran yag dituju. Demikianlah kata pengantar

ini kami sampaikan semoga kedepannya Undiksha terus mampu berkontribusi pada kemajuan

ilmu pengetahuan. Undiksha jaya!

Singaraja, 2 November 2013

Tim Pelaksana P2M

ii

Page 4: 1379.pdf

DAFTAR ISI Cover

Halaman pengesahan i

Kata Pengantar ii

Daftar Isi iii

Daftar Gambar iv

Pendahuluan 1

Metode Pelaksanaan 3

Hasil dan Pembahasan 7

Kesimpulan dan saran-saran 23

Lampiran-Lampiran:

a) Surat keterangan dari UPP

b) Lembar Monitoring dari LPM

c) Daftar Hadir

d) Daftar penerima transport

e) Berkas SPJ Keuangan

f) Dokumentasi Kegiatan

iii

Page 5: 1379.pdf

DAFTAR GAMBAR Gambar1 : colouring picture 1 7

Gambar 2: Colouring picture 2 8

Gambar 3: Teka-teki silang parts of the body 8

Gambar 4: contoh draft lagu karya peserta 10

Gambar 5: draft teka-teki silang buatan peserta 11

Gambar 6: kata-kata kunci dari teka-teki silang diatas 11

Gambar 7: permainan ular tangga buata peserta 12

Gambar 8: membuka situs google 15 Gambar 9: memanfaatkan gambar untuk mencari gambar yang dibutuhkan dalam mengembangkan materi penunjang 15 Gambar 10: Menyimpan gambar 16 Gambar 11: Menyimpan gambar yang telah dipilih 16 Gambar 12: belajar mendownload video, langkah #1 17 Gambar 13: belajar mendownload video, langkah #2 18 Gambar 14: belajar mendownload video, langkah #3 18 Gambar 15: belajar mendownload video, langkah #4 19 Gambar 16: belajar mendownload video, langkah #5 19 Gambar 17: belajar mendownload video, langkah #6 20 Gambar 18: belajar mengaplikaskan gambar dan suara pada PPT 20 Gambar 19: peserta memanfaatkan hasil unduhan audio dalam PPT 21 Gambar 20: Memanfaatkan hasil unduhan gambar dalam ppt 21 Gambar 21: Peserta Mengaplikasikan ketrampilan membuat desain PPT dengan bentuk dan warna 22

iv

Page 6: 1379.pdf

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, kemampuan seseorang dalam berbahasa Inggris sangat dibutuhkan untuk

bisa mengakses informasi dan pengetahuan pada literature berbahasa Inggris. Selain itu, kemampuan

berbahasa Inggris sangat bermanfaat agar bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang asing.

Kebutuhan untuk mampu berbahasa Inggris tidak lepas dari dampak bahwa Bahasa Inggris merupakan

bahasa Internasional yang memungkinkan untuk berkomunikasi dengan masyarakat seluruh dunia.

Hal diatas merupakan salah satu pertimbangan pemerintah untuk memasukkan Bahasa Inggris

pada kurikulum sekolah dasar sebagai salah satu bidang studi yang wajib diberikan. Pengenalan Bahasa

asing, menurut banyak ahli bahasa memang lebih baik dilakukan sedini mungkin. Kemampuan anak-anak

untuk menyerap bahasa secara natural sangat mendukung kesuksesan pembelajaran bahasa asing.

Pertimbangan ini pulalah merupakan salah satu faktor untuk memperkenalkan Bahasa Inggris mulai

Sekolah Dasar.

Teknik pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing pada anak-anak, tentunya berbeda

dengan teknik yang diterapkan pada anak-anak yang merupakan penutur Bahasa Inggris. Hal ini perlu

dicermati mengingat berbagai faktor eksternal yang mendukung kesuksesan pembelajaran Bahasa Inggris.

Anak-anak penutur bahasa Inggris mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari lingkungan

yang banyak mengekspos penggunaan Bahasa Inggris secara alami. Pengalaman mereka dalam

berkomunikasi secara alami dengan Bahasa Inggris, memudahkan mereka menambah kosakata serta

pemahaman tentang bagaimana kosakata tertentu digunakan secara kontekstual. Sehingga, guru-guru

Bahasa Inggris disekolah tidak perlu berusaha keras untuk memperkenalkan kosakata pada anak-anak

tersebut.

Berbeda halnya dengan anak-anak yang mempelajari Bahasa Inggris sebagai bahasa asing.

Lingkungan disekeliling mereka tidak menyediakan kesempatan untuk mereka bisa berkomunikasi secara

alami dalam Bahasa Inggris. Hal ini disebabkan karena tidak semua orang disekitar mereka –orang tua,

teman bermain, tetangga, saudara- mampu berbahasa Inggris. Anak-anak tersebut berjuang keras untuk

menghafalkan dan mengingat berbagai kosakata baru yang mereka dapatkan disekolah. Hal diatas

merupakan tantangan bagi guru-guru Bahasa Inggris di sekolah dasar untuk mengajarkan Bahasa Inggris.

Dalam mengajar guru harus mempertimbangkan karakteristik peserta didik agar bisa mengajar

dengan sukses. Pbegitu pula, dalam pengajaran bahasa Inggris yang diterapkan disekolah dasar, guru

haruslah mempertimbangkan karakteristik dari anak-anak. Teknik mengajar anak-anak dan teknik

Page 7: 1379.pdf

mengajar orang dewasa sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan karen dua golongan tersebut memiliki

karakteristik yang berbeda.

Secara alami Anak-anak mempelajari sesuatu tanpa benar-benar menyadari bahwa mereka

belajar. Anak-anak belajar dari bermain, dari lingkungan, dari berbagai aktivitas yang difasilitasi oleh

guru mereka. Oleh karena itu, guru-guru sekolah dasar tidak bisa mengajar anak-anak seperti mengajar

orang dewasa. Terlebih lagi pada pengajaran Bahasa Inggris yang merupakan bahasa asing.

Guru-guru bahasa Inggris disekolah dasar haruslah menerapkan pembelajaran inovatif dikelas.

Menurut Noor (2001) perubahan kurikulum Bahasa Inggris bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam mempraktikkan Bahasa Inggris. Guru sebagai sumber inovasi pendidikan memegang peranan

yang tidak bisa diabaikan, baik kemampuan menguasai materi yang akan diajarkan maupun mengenai

metodologi mengajarnya. Untuk itu, setiap ada inovasi baru dalam pendidikan, maka yang perlu

mengetahui lebih dahulu adalah guru.

Dengan demikian guru seharusnya mampu berinovasi dalam mendukung proses pembelajaran

siswa. Guru perlu persiapan tentang desain pembelajaran seperti mengumpulkan materi-materi penunjang

pembelajaran dan media yang akan digunakan dikelas, memikirkan tahap-tahap pembelajaran dan

mendesain aktivitas selama pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Akan tetapi, tidak semua guru-guru sekolah dasar memiliki kemampuan profesional seperti yang

disebutkan diatas. Ketidakmampuan ini dilandasi oleh beberapa hal. Menurut Utami (2008) dalam

penelitiannya tentang Profil Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif dalam proses Pembelajaran Bahasa

Inggris oleh guru-guru sekolah dasar di Kota Singaraja yang menemukan bahwa mereka tidak mampu

menerapkan model pembelajaran inovatif karena tidak memiliki waktu yang cukup dalam mempersiapkan

materi-materi penunjang selain yang ada di LKS, kurangnya fasilitas, serta belum mampu menyiapkan

media pendukung. Mereka cenderung untuk mengajar Bahasa inggris dengan mengerjakan buku LKS

Bahasa Inggris yang telah disediakan tanpa mengkombinasikannya dengan materi-materi penunjang

lainnya. Sehingga yang terjadi adalah Guru-guru cenderung memfokuskan pelajaran berdasarkan buku

LKS yang memiliki materi-materi yang terbatas.

Pengajaran bahasa inggris yang hanya mengandalkan LKS saja menyebabkan para siswa kurang

termotivasi untuk belajar bahasa Inggris. Bahkan yang terjadi adalah anak – anak merasa bosan dan

cenderung mencari suatu cara untuk menjawab LKS mereka tanpa benar-benar memahami apa yang

mereka kerjakan. Hal ini disebabkan karena materi-materi penunjang yang inovatif selain LKS tidak

tersedia. Menurut Ardini (2006) murid sangat membutuhkan angin segar dalam model pembelajaran

Page 8: 1379.pdf

yang berinovasi. Guru dan murid sekarang sangatlah haus akan pembelajaran berinovasi kreatif yang

diadaptasi dengan perkembangan zaman.

Berdasarkan pemaparan diatas maka sebuah P2M tentang pengembangan materi penunjang

pembelajaran bahasa inggris untuk mendukung kualitas pembelajaran bahasa inggris di SD se-Kecamatan

Buleleng telah dilaksanakan. Berikut ini adalah paparan laporan kegiatan P2M tersebut.

Page 9: 1379.pdf

II. METODE PELAKSANAAN

2.1. Persiapan Kegiatan

Adapun persiapan kegiatan yang dilakukan dalam rangka kegiatan Pengabdian Pada

Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-

Kecamatan Buleleng,” antara lain:

a. Pada hari Kamis, 18 Juli 2013 pukul 11.30 WITA bertempat di Ruang 1 Jurusan

Pendidikan Bahasa Inggris, panitia pelaksana melaksanakan briefing untuk

membicarakan job description.

b. Pada hari Jumat, 2 Agustus 2013 pukul 09.00 WITA bertempat di Ruang Seminar

Fakultas Bahasa Dan Seni, panitia pelaksana melaksanakan persiapan kegiatan seperti:

memasang baliho, mempersiapkan ATK KIT, dan mengecek daftar presensi.

Perlu disampaika bahwa pelaksana P2M membentuk tim panitia internal yang terdiri dari

panitia inti (pengusul sendiri yang terdiri dari 3 orag dosen) dan 6 orang Field-worker

2.2. Peserta dan Narasumber

Peserta yang mengikuti kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan

Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng pada tahun 2013 adalah

guru bahasa Inggris berjumlah 25 orang yang berasal dari SD se-Kecamatan Buleleng.

Adapun narasumber pada P2M ini adalah 3 orang dosen UNDIKSHA yang masing-masing

dipilih berdasarkan bidang mereka :

1. I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S.Pd., M.Pd adalah ahli dibidang pendidikan bahasa

inggris utamanya dibidang keterampila menulis dan membaca. Ia banyak menulis

penelitian untuk dua keterampilan tersebut. Menulis artikel dan penelitian tentang

pengajaran bahasa Inggris secara umum dan juga pengajaran bahasa inggris untuk

usia dini. Ia bertanggung jawab pada pemaparkan inovasi-inovasi materi penunjang

pembelajaran, tuntutan silabus bahasa inggris untuk tingkat SD, dan mekanisme

pengembangan materi-materi penunjang pembelajaran. Serta akan terlibat penuh

dalam keseluruhan proses praktik mengembangkan materi-materi penunjang

pembelajaran tersebut.

2. Nyoman Karina Wedhanti, S.Pd., M.Pd ahli dibidang Pendidikan Bahasa inggris

utamanya dibidang keterampilan berbicara dan menyimak. Ia akan bertanggung

Page 10: 1379.pdf

jawab pada memimpin diskusi dalam menentukan materi-materi penunjang

pembelajaran yang akan disusun, bentuk-bentuk bagaimana materi tersebut dikemas

dan jadwal kerja mengembangkan materi penunjang pembelajaran tersebut. Dan juga

berkontribusi pada praktik mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran

bahasa inggris ini. Secara umum akan terlibat pada keseluruhan proses.

3. Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd. M.S adalah ahli dibidang teknologi pendidikan.

Mendapatkan gelar master teknologi pendidikan sehingga sangat mumpuni dibidang

tersebut. Ia bertanggung jawab pada praktik mengembangkan materi-materi

penunjang terutama bertanggung jawab pada desain dan layout tampilan materi.

Akan tetapi, secara umum akan terlibat pada keseluruhan proses.

2.3. Pelaksanaan Kegiatan

Secara umum pelaksanaan kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan

Materi Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng pada tahun 2013 dapat

berjalan dengan lancar. Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

I. Seminar I

Hari,tanggal : Sabtu, 3 Agustus 2013

Waktu : 09.00 wita – 14.00 WITA

Tempat : Ruang Seminar Fakultas Bahasa Dan Sen

Adapun susunan kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi Penunjang

Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng dibuka secara resmi oleh

Kepala UPP Kecamatan Buleleng.

2. Pembagian snack oleh panitia pelaksana kepada peserta.

3. Makalah pertama dibawakan oleh IGA. Lokita Purnamika Utami, SPd., MPd dan

Nyoman Karina Wedhanti, S.PD., M.Pd. dengan topik Pengembangan Materi

Penunjang Bahasa Inggris tingkat SD.

4. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (kelompok SD kelas 4, kelas 5 dan kelas 6)

kemudian peserta berlatih mengembangkan materi penunjang sesuai dengan topik

yang tertulis pada lotre yang telah didapat.

Page 11: 1379.pdf

5. Sesi diskusi dibuka.

6. Makan siang oleh peserta.

7. Kegiatan seminar pertama berakhir.

II. Seminar Kedua

Hari,tanggal : Minggu, 4 Agustus 2013

Waktu : 09.00 – 14.00 WITA

Tempat : Ruang Seminar Fakultas Bahasa Dan Seni

Adapun susunan kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat: Pelatihan Pengembangan Materi

Penunjang Bahasa Inggris Tingkat SD Se-Kecamatan Buleleng dimulai.

2. Pembagian snack oleh panitia pelaksana kepada peserta.

3. Makalah pertama dibawakan oleh Luh Putu Putrini Mahadewi, S.Pd., M.S dengan

topik Penggunaan IT sederhana untuk mengembangkan Materi Penunjang Bahasa

Inggris

4. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok (utuk kelompok SD kelas 4, kelas 5 dan kelas

6) dilatih menggunakan IT sederhana dalam mengembangkan materi penunjang

seperti yang sudah dibicarakan pada makalah sebelumnya.

5. Sesi diskusi dibuka.

6. Makan siang oleh peserta.

7. Kegiatan seminar pertama ditutup oleh Ketua Panitia.

Page 12: 1379.pdf

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pelatihan ini peserta diminta untuk berlatih mengembangkan materi-materi

penunjang pembelajaran Bahasa Inggris. Beberapa hal yang dikembangkan seperti guided

conversation, puzzle, lagu, game (permainan), mewarnai gambar (colouring) dan memasangkan

benda (matching things) dikembangkan.

Mengingat betapa pentingnya anak-anak usia sekolah mendapat pembelajaran yang

sesuai dengan usia dan perkembangan kompetensi berbahasa mereka, maka dipandang perlu

untuk melakukan sesuatu untuk mengembangkan materi-materi penunjang pembelajaran bahasa

Inggris yang menyesuaikan dengan usia siswa

3.1. Materi penunjang kelas 4

Untuk guru kelas 4, guru bahasa inggris harus mengembangkan sesuatu yang tidak terlalu

meminta kemampuan kognitif terlalu banyak, tetapi lebih kepada kemampuan afektif dan

psikomotor. Guru bisa mengembangkan materi mewarnai (colouring) dan memasangkan benda

(matching things). Pada pelatihan ini guru mengembangkan materi mewarnai bunga yang

dihubungkan dengan pelajaran tentang colour dan juga number.

Gambar1 : colouring picture 1

Page 13: 1379.pdf

Gambar 2: Colouring picture 2

Sementara untuk kegiatan matching things, kelompok pengajar kelas 4 mencoba berlatih

mengembangkan gambar bagian-bagian tubuh (parts of the body) dan mendesainnya untuk

latihan memasangkan gambar dan nama-nama bagian tubuh. Pada latihan ini matching things ini

dikemas dalam bentuk crossword atau teka-teki silang.

Gambar 3: Teka-teki silang parts of the body

Page 14: 1379.pdf

3.2. Materi Penunjang kelas 5

Guided conversation dan game dilakukan oleh kelompok guru SD kelas 5 yang

beranggotakan 6 orang. Berikut adalah sebuah guided conversation yang dikembangkan pada

pelatihan ini:

Mr. Brown : What would you like to drink?

Lia : Just water please, thanks

Sophie : May I have orange juice?

Mrs. Brown : Yes, here you are

Mr. Brown : Are you enjoying the meal, Lia?

Lia : Yes. It is delicious

Materi ini juga diikuti dengan beberapa pertanyaan ringan seperti:

1.What does Lestari want to drink?

2. What does Sophie want to drink?

Materi ini kemudian dibuatkan power pointnya agar bisa di ditampilkan dengan lebih

menarik. Disini para guru belajar membuat slides power point yang menarik yang melibatkan

ketrampilan memasukkan gambar, dan keterampilan menggunakan slide display yang menarik

Selain itu guru SD kelas 5 juga mengembangkan beberapa lagu bahasa inggris yang

menggunakan irama lagu lain yang cukup populer dikalangan anak-anak. Contoh draft Lagu

tersebut adalah:

Page 15: 1379.pdf

:

Gambar 4: contoh draft lagu karya peserta

Mengapa lagu dipandang sebagai sebuah materi penunjang yang tepat dikembangkan?

Ward (dalam Arnold, 1985) menyatakan bahwa tidak ada satupun manuasia yang tidak

menyenagi lagu. Dengan lagu kita bisa menceriakan kelas bahasa dan dengan lagu dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Lebih lanjut diungkapkan bahwa lewat lagu, siswa bisa

belajar berbagai kosakata baru dalam konteks yang biasanya susah untuk dilupakan.

Nordvall (2001) menekankan akan pentingnya lagu dalam kelas Bahasa Inggris karena

lagu dapat menciptakan atmosfir belajar yang menyenangkan dan mengasyikkan. Bukan hanya

kosakata yang dapat dipelajarti lewat lkagu tetapi juga ghramatika, ejaan dan keterampilan

bahasa seperti membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan (Medine, 2002).

3.3. Materi penunjang kelas 6

Kelompok guru kelas 6 mengembangkan materi kosakata melalui crosswords dengan

pertimbangan bahwa mereka sudah memiliki kemampuan kosakata yang lebih baik dibandingkan

Page 16: 1379.pdf

jenjang juniornya. Crossword ini lebih baik dilakukan secara individual bukan kelompok.

Berikut adalah hasil crossword (atau teka-teki silang yang dibuat)

Gambar 5: draft teka-teki silang buatan peserta

Gambar 6: kata-kata kunci dari teka-teki silang diatas

Page 17: 1379.pdf

Tidak hanya itu game yang sifatnya melibatkan siswa bekerja berkelompok juga

dikembangkan, seperti misalnya game snake and ladder atau permainan ular tangga. Berikut

adalah papan ular tangga yang dikembangkan beserta aturannya permainan tersebut:

Gambar 7: permainan ular tangga buata peserta

Aturan:

1. Setiap pemain memulai dari petak no 1

2. Pada saat gilirannya pemain melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya beberapa

petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.

3. Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga maka bidak tersebut

berhak maju sampai petak yang ditunjukkan puncak tangga

4. Jika bidak pemain berakhir pada ekor ular maka bidak tersebut harus turun sampai petak

yang ditunjukkan kepala ular tersebut

Page 18: 1379.pdf

5. Jika bidak berakhir pada petak yang mengandung pertanyaan dalam bahasa inggris, maka

pemain harus mampu menjawab pertanyaan tersebut dalam bahasa inggris dan diberi

kesempatan untuk melempar dadu sekali lagi jika jawabannya dianggap benar oleh guru.

6. Pemenang dari permainan ini adalah pemenang yang berhasil mencapai petak terakhir

Crosswords dan snake and ladder yang dikembangkan diatas merupakan permainan (games)

yang menyenangkan tapi juga menantang. Berbicara masalah games (permainan), dikatakan oleh Byrne

(dalam Deesri, 2002) bahwa games bukanlah semata-mata kegiatan yang bertujuan mencairkan kebekuan

atau sebagai pengisi waktu. Tujuan games yang utama adalah suatu cara untuk melatih siswa beajar

menggunakan bahasa yang dipelajari. Dengan menggunakan games, siswa akan lebih termotivasi dan

mau belajar. Wright (1983) mengungkapkan bahwa baik anak-anak maupun orang dewasa menikmati

games. Oleh karena itulah guru disarankan untuk memilih games yang tepat untuk membantu

pembelajaran lebih efektif. Avedon (dalam Deesri, 2002) menambahkan bahwa games dianggap sebagai

cara efektif dalam proses pembelajaran karena dengan games bukan hanya dapat meningkatkan motivasi

tetapi siswa akan terlibat sangat optimal dalam aspek kompetisi dari games itu sendiri. Deesri lebih lanjut

mengulas bahwa dengan bermain di dalam kelas, siswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam

menggunakan bahasa oleh karena mereka mempunyai kesempatan menggunakan bahasa sesuai dengan

situasi.

Klein (2005:12) menambahkan bahwa anak-anak biasanya mempunyai motivasi yang

tinggi untuk belajar, sepanjang gurunya memiliki sifat yang inventif dalam memilih aktivitas

yang menarik bagi siswanya, dan guru harus bisa memvariasikan pembelajaran sehingga siswa

tidak mudah bosan. Schindler (2006:8) menambahkan bahwa tujuan pembelajaran Bahasa

Inggris bagi anak-anak hendaknya: (1) mampu membuat anak-anak merasa memiliki kompetensi

dan keberanian, (2) mampu memfasilitasi lingkungan yang aman, menyenangkan dan edukatif,

dan (3) mampu menciptakan pembelajar Bahasa Inggris sepanjang hayat.

Berdasarka hasil pelaksanaan p2m ini dapat dinyatakan bahwa pengembangan materi

penunjang membutuhkan pengetahuan tentang pembelajaran inovatif dan hanya akan bisa

mencapai kesuksesan apabila guru pengajar berani mengambil resiko, berani mengaplikasikan

ide baru dalam mengajar, diberi kesempatan dan waktu yang cukup untuk bereksperimen dengan

teknik, media da materi-materi penunjang pengajaran yang inovatif.

Page 19: 1379.pdf

Selain mengembangkan materi ajar pelatiha ini juga melatih peserta untuk

mengaplikasika IT sederhana kedalam proses pengembangan materi penunjang. Pengembangan

materi pembelajaran Bahasa Inggris dengan memanfaatkan IT untuk mengakses informasi yang

telah ada, merupakan langkah nyata guru dalam menyediakan berbagai sumber belajar yang kaya

informasi bagi peserta didik. Pembicara yatu ni luh Putu Putrini Mahadewi mengemukakan

bahwa terdapat tiga hal penting yang harus diperhatikan guru dalam mengakses dan

memanfaatkan informasi yang tersedia, khususnya informasi di dunia maya (cyber world).

Pertama, materi yang diunduh hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan materi

penunjang. Kedua, legalitas penggunaan informasi yang tersedia agar disesuaikan dengan

peraturan hak cipta (copyright) yang berlaku. Ketiga, ketersediaan fasilitas yang memadai untuk

mengunduh, mengolah dan meyajikan informasi.

Peserta P2M belajar mengunduh, mengolah dan menyajikan informasi hasil unduhan

Peserta juga diperkenalkan beberapa program aplikasi untuk mengunduh informasi, diantaranya:

ListenToYouTube.com untuk mengunduh suara, ClipGrab untuk mengunduh video dan

downloader software lainnya. Mengolah informasi hasil unduhan dapat dilakukan dengan

menggunakan software Photoshop untuk mengolah gambar, software Audacity untuk mengolah

suara, software Windows DVD Maker untuk mengolah video disamping banyak software

lainnya. Menyajikan informasi hasil unduhan dapat dilakukan dengan mengolah hasil unduhan

terlebih dahulu atau secara langsung dapat dimanfaatkan, misalnya disajikan melalui tayangan

slide dengan program presentasiPowerPoint atau dicetak (printed material).

Berikut adalah beberapa gambar yang disajikan dalam presentasi beliau:

Gambar 8: membuka situs google

Page 20: 1379.pdf

Gambar 9: memanfaatkan gambar untuk mencari gambar yang dibutuhkan dalam

mengembangkan materi penunjang

Gambar 10: Menyimpa gambar

Page 21: 1379.pdf

Gambar 11: Menyimpan gambar yang telah dipilih

Gambar 12: belajar mendownload video, langkah #1

Page 22: 1379.pdf

Gambar 13: belajar mendownload video, lankah #2

Gambar 14: belajar mendownload video, langkah #3

Page 23: 1379.pdf

Gambar 15: belajar mendownload video, langkah #4

Gambar 16: belajar mendownload video, langkah #5

Page 24: 1379.pdf

Gambar 17: belajar mendownload video, langkah #6

Gambar 18: belajar mengaplikaskan gambar dan suara pada PPT

Page 25: 1379.pdf

Berdasarkan penjelasan tentang penggunaan IT diatas peserta kemudian dilatih

mengaplikasikan hasil unduhan suara ataupun video pada power point. Berikut adalah hasil-hasil

power point peserta

Gambar 19: peserta memanfaatkan hasil unduhan audio dalam PPT Gambar 20: Memanfaatkan hasil unduhan gambar dalam ppt

Page 26: 1379.pdf

Gambar 21: Peserta Mengaplikasikan ketrampilan membuat desain PPT dengan bentuk dan warna

Peserta pelatihan mengemukakan bahwa mereka begitu awam dengan aplikasi IT.

Padahal penggunaan IT untuk mengunduh dan memanfaatkan informasi yang nantinya

digunakan sebagai sumber dalam mengembangkan materi penunjang sangat perlu diketahui.

Melalui pelatihan ini peserta diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan materi

penunjang Bahasa Inggris dari berbagai sumber informasi untuk memperoleh sajian materi

penunjang yang efektif adalah kunci keberhasilan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai

subject matter expert (SME). Penyediaan materi penunjang yang memadai mendukung

terselenggaranya proses pembelajaran yang kaya akan informasi dan mendukung pemaknaan

materi inti secara lebih luas.

Page 27: 1379.pdf

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Simpulan

Berdasarkan hasil pelatihan ini dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi

penunjang sangat diperlukan untuk memecah kebosanan dari materi yang disampaikan di buku

ajar. Selain itu berlatih mengembangkan materi-materi penunjang akan membuat guru menjadi

lebih kreatif terutama dalam menfaatkan IT. Pelatihan pengembangan materi ini diharapkan

dapat memberi gambaran dan memotivasi guru untuk menggali kemampuan dirinya dalam

berkreatifitas. Banyak hal yang sebenarnya ada dilingkungan bisa digunakan sebagai pemicu ide

untuk mengembangkan materi penunjang yang menyenangkan.

4.2. Saran

Melalui laporan pelatihan ini beberapa saran ingin disampaikan:

1. Kepada Guru Bahasa Inggris SD: untuk lebih kreatif dan mamu membuka diri terhadap

pembaharuan. Guru haruslah menjadi model dan tauladan sehigga hendaknyalah guru

bisa memberikan yang terbaik termasuk dalam mempersiapkan materi-materi penunjang

yang dapat memberi kegairahan pada suasana kelas.

2. Kepada Dinas Pendidikan Buleleng: untuk memberikan perhatian yang lebih baik pada

guru-guru SD, terutama pada inovasi-inovasi yang perlu mereka ketahui. Dinas

pendidikan hendaknya mengambil langkah dan inisiatif untuk bekerjasama dengan

berbagai kalangan akademisi yang mampu menjadi narasumber dan membantu para guru

dalam memacu kualitas mereka.

Page 28: 1379.pdf

LAMPIRAN DOKUMENTASI

GAMBAR 1. REGISTRASI ULANG DAN PEMBAGIAN ATK KIT

GAMBAR 3. SAMBUTAN OLEH KETUA PANITIA

GAMBAR 2. MENYANYIKAN LAGU INDONESIA RAYA

Page 29: 1379.pdf

GAMBAR 4. PEMBUKAAN OLEH KEPALA UPP KECAMATAN BULELENG ATAU YANG MEWAKILI

GAMBAR 5. PEMBAGIAN SNACK OLEH PANITIA PELAKSANA

GAMBAR 6. MAKALAH PERTAMA OLEH NYOMAN KARINA WEDHANTI dan IGA LOKITA PURNAMIKA UTAMI

Page 30: 1379.pdf

Gambar 7: pemaparan oleh I.G.A. Lokita Purnamika Utami, S,Pd ., M.Pd

Gambar 8: Pemaparan oleh Nyoman Karina wedhanti, SPd., M.Pd

Page 31: 1379.pdf

Gambar 9: peserta berdiskusi dalam kelompok kecil

Gambar 10: Peserta bekerja dalam kelompoknya

Page 32: 1379.pdf

GAMBAR 11. DEMONSTRASI OLEH PESERTA:

Gambar 12: Demonstrasi peserta

Gambar 13: Demonstrasi peserta

Page 33: 1379.pdf

GAMBAR 14. SESI DISKUSI

GAMBAR 14. MAKAN SIANG

Page 34: 1379.pdf

GAMBAR 15. REGISTRASI ULANG DAN PEMBAGIAN ATK KIT hari II

Gambar 16: pemaparan Ni Luh Putu Putrini Mahadewi, S.pd., M.S

Page 35: 1379.pdf

Gambar 17: praktek penggunaan IT sederhana, peserta berlatih dengan laptop

Gambar 18: presentasi peserta dalam menggunakan IT sederhana

Page 36: 1379.pdf

GAMBAR 19. DEMONSTRASI OLEH PESERTA

GAMBAR 20. MAKAN SIANG

Page 37: 1379.pdf

DAFTAR PUSTAKA Ardini, Dyah Putri, S.Pd. 2006. Forum guru: Guru dan Murid Haus Model Pembelajaran

Inovatif. Bandung: Pikiran Rakyat Bandung

Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles. An Interactive Approach to Language

Pedagogy. New York: Addison Wesley Longman, Inc.

Chaudron, Craig. 1988. Second Language Classroom: Research on Teaching and Learning.

Cambridge: Cambridge University Press

Dillon. 2009. What is Innovative Teaching. American Education Research Journal Summer

2009 Volume 26, Number 2

David Paul. 2003. Teaching English to Children in Asia. New York: Longman Inc

Deesri, A. 2002. Games in the ESL and EFL Class. The Internet TESL Journal, Vol. III, No. 9.

Klein, M.D. and Chen, D. (2005). Working with children from culturally diverse backgrounds.

New York: Thomson Learning, Inc.

Medine, Suzanne L. 2002. Using Music to Enhance Second Language Acquisition.

Dominguez Hills: California State University. www.truenet.com.br/marcos/how

to use songs.htm-11k.

Nordvall, Karl. 2001. Teaching English through Songs and Chants. Compass Publishing.

www.kotesol.org/conference/2001/abstract2.shtml.

Scott, Wendy A and Yterberg, Lisbeth H. 2000. Teaching English to Children. Hongkong: Longman Asia ELT

Utami, I.G.A. Lokita Purnamika. 2008. Profil Penggunaan Model Pembelajaran Inovatif dalam

proses Pembelajaran Bahasa Inggris oleh guru-guru sekolah dasar di Kota Singaraja.

Laporan Penelitian

Oxford, R. (1990). Learning Strategies: What Every Teacher should know. New York:

Newbury/Harper and Row.

Page 38: 1379.pdf