137528913-produk-susu dan olahan susu

Upload: m-ikhwanuddin-el-syirazj

Post on 08-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

137528913-Produk-Susu dan olahan susu

TRANSCRIPT

  • PRODUK SUSU

    Susu selain dapat dikonsumsi langsung, juga dapat dikonsumsi dari produk

    olahannya. Bagi orang-orang yang kurang menyukai rasa susu, dapat mengonsumsi susu

    dalam bentuk lain yang rasanya lebih bervariasi. Banyaknya jenis produk olahan susu juga

    dapat mengurangi kejenuhan dalam mengonsumsi susu. Produk olahan susu tersebut di

    antaranya adalah sebagai berikut:

    Produk Susu Fermentasi

    Susu fermentasi merupakan produk olahan susu yang telah difermentasikan dengan

    cara menginokulasikan bakteri (starter) pembentuk asam laktat (LAB). Dalam proses

    fermentasi, laktosa dipecah oleh LAB menjadi asam laktat, diasetil, dan CO2 sehingga

    dihasilkan susu dengan aroma asam, segar, dan mempunyai viskositas yang agak kental.

    Tujuan utama diproduksinya susu fermentasi adalah untuk memperpanjang daya simpan susu

    karena mikroorganisme perusak sulit tumbuh pada suasana asam dan kondisi kental. Secara

    komersial, produk susu fermentasi telah banyak dijual di pasaran seperti yoghurt dan kefir.

    Untuk memproduksi susu fermentasi yang berkualitas harus memenuhi beberapa syarat

    berikut ini :

    a. Bahan baku susu segar harus memenuhi standar kualitas sebagai susu segar menurut

    Standar Nasional Indonesia (SNI).

    b. Peralatan yang akan digunakan dalam proses pengolahan pada susu fermentasi harus

    benar-benar steril. Sterilisasi alat dapat dilakukan dengan cara direbus dalam air

    mendidih atau dibilas dengan air panas.

    c. Lingkungan/ ruangan tempat pengolahan susu fermentasi harus bersih dan meja

    tempat pengolahan harus aseptic.

    d. Pekerja harus bersih, steril, dan higienis. Sebelum menginokulasikan starter, tangan

    pekerja harus dicuci dengan sabun, lalu dikeringkan.

    e. Semua tahap dalam pengolahan susu fermentasi dilakukan secara aseptic.

    Semua produk susu yang mengalami fermentasi, yang dapat melibatkan tidak hanya

    bakteri asam laktat, tetapi juga mikroorganisme lain, misalnya, ragi.Tergantung pada

    mikroorganisme yang terlibat, hasil fermentasi melalui jalur glikolisis dengan membentuk

    asam laktat (homofermentation), melalui jalur fosfat pentosa dengan membentuk asam laktat,

    asam asetat (etanol), dan mungkin CO (heterofermentation) atau melalui kedua jalur.

  • Organisme yang bersifat homofermentatif selalu memiliki fruktosa-bifosfat aldolase,

    tetapi tidak mempunyai glukosa 6-fosfat dehidrogenase dan 6-fosfoglukonat

    dehidrogenase. Namun, organisme heterofermentative memiliki kedua enzim dehidrogenase,

    tetapi tidak mempunyai aldolase. Organisme fakultatif bersifat homofermentatif memiliki

    ketiga enzim dan dapat menggunakan kedua jalur metabolisme. Terlepas dari jenis

    fermentasi, konfigurasi asam laktat yang terbentuk juga tergantung mikroorganisme yang

    terlibat.

    Dalam metabolisme manusia, asam L-laktat dibentuk secara eksklusif dan hanya satu

    dehidrogenase L-laktat yang tersedia. Oleh karena itu, jumlah asupan yang lebih besar dari

    asam D-laktat dapat meningkatkan keasaman dalam darah. Untuk alasan ini, WHO

    merekomendasikan pembatasan asupan asam D-laktat sampai 100 mg per hari per kg berat

    badan. Selain produk utama tersebut, berbagai zat aroma terbentuk dalam proses

    fermentasi. Selain itu, proses proteolitik dan lipolitik terjadi sampai batas tertentu. Selama

    proteolisis, peptida dapat dibentuk yang memiliki aktivitas opiat dan hipotensi, merangsang

    kekebalan atau efek antimikroba.

    1. Sour Milk/Susu Asam

    Susu asam adalah produk yang diperoleh dengan fermentasi susu, yang terjadi baik

    oleh pengasaman spontan yang disebabkan oleh berbagaibakteri asam laktat atau

    penambahan mikroorganisme mesofilik (Lactococcus lactis, L. cremoris, L. diacetylactis,

    Leuconostoc cremoris) susu dipanaskan pada 20oC. Sebagai hasil fermentasi, laktosa berubah

    menjadi asam laktat, yang menggumpalkan kasein pada pH 4-5. Susu asam mengandung 0,5-

    0,9% asam laktat.

    2. Yoghurt

    Produk olahan susu ini sangat baik untuk pencernaan karena mengandung bakteri baik

    yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan. Yoghurt dibuat dengan cara fermentasi

    susu segar dengan bakteriLactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Bakteri-

    bakteri tersebut mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat sehingga yoghurt rasanya

    asam dan segar. Oleh karena itu, biasanya yoghurt dikonsumsi dengan menambahkan sirup

    atau gula.

    Yoghurt mengandung bakteri asam laktat termofilik yang hidup bersama simbiotik

    (Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus). Inkubasi dilakukan pada

  • penambahan 1,5-3% kultur pada 42-45oC selama sekitar 3 jam. Produk akhir memiliki nilai

    pH sekitar 4-4,2 dan mengandung 0,7-1,1% asam laktat. Makanan fungsional termasuk

    yoghurt yang telah diinkubasi dengan probiotik. Probiotik didefinisikan, strain kultur bakteri

    asam laktat, yang telah diisolasi dari usus manusia, misalnya, lactobacilli tertentu dan

    bifidobacteria.

    Berbagai produk menambahkanrasa dengan penambahan buah-buahan dan pasta buah

    pada yoghurt. Penambahan buah atau pasta buah dan gula menghasilkan produk khusus (buah

    yoghurt). Sebuah bagian penting dari aroma yoghurt berasal dari senyawa karbonil, terutama

    asetaldehida dan diacetyl. Selain 1-okten-3-on, 1-nonen-3-on juga telah terdeteksi sebagai

    bau yang penting, yang memiliki ambang bau yang sangat rendah.Produk autoksidasi asam

    linoleat, (E)-2-nonenal, yang dianggap prekursor.

    3. Kefir

    Kefir merupakan produk susu fermentasi yang berasal dari pegunungan kaukasia.

    Dengan menginokulasikan bibit kefir (kefir grains) dalam susu maka susu mengalami

    perubahan secara biokimiawi dan mempunyai ciri spesifik, seperti rasa asam yang segar dan

    mengental serta lebih awet dan dapat disimpan di dalam refrigerator 100oC selama 2

    minggu.Bibit kefir berisi bakteri asam laktat (LAB) dan khamir. Bakteri asam laktat dan

    khamir dalam bibit kefir antara lain Lactobacillus lactis dan Lactobacillus kefirgranum yang

    berperan dalam pembentukan asam laktat. Lactobacillus kefiranofaciens penyebab terjadinya

    penggumpalan sehingga kefir menjadi kental, Leuconostoc (jenis LAB dan khamir)

    pembentuk diasetil, dan Candida kefir sebagai pembentuk etanol dan CO2.

    Komposisi kefir secara umum adalah laktosa 2,88%, protein 3,91%, lemak 2,57% dan etanol

    0,94%. Kefir memiliki karakteristik pH 3,77 4,19 dan derajat keasaman 1% dengan rasa

    asam segar menyengat.

    Kefir bermanfaat bagi kesehatan karena LAB dalam kefir dan susu fermentasi pada

    umumnya bertindak sebagai probiotik yang dapat menekan bakteri pathogen dalam tubuh

    manusia terutama dalam saluran pencernaan. Kefir dapat pula dikonsumsi oleh penderita

    lactose intolerance dan diyakini dapat menurunkan kolesterol serum darah, meningkatkan

    kadar HDL, serta menurunkan nilai LDL dan trigliserida. Beberapa ahli berpendapat bahwa

    LAB dapat menurunkan resiko timbulnya kanker dan tumor saluran pencernaan.

    Kefir dapat dibuat dengan penampilan yang berbeda, yaitu dapat dibuat dari kefirjell dengan

  • tujuan menarik minat konsumen. Kefir dan gelatin juga bermanfaat sebagai bahan pangan

    berserat.

    Kefir dan kumiss yang berkilau, minuman beralkohol berkarbonasi. Mikroorganisme

    kefir termasuk Torul ragi (bertanggung jawab untuk fermentasi alkohol) dan Lactobacillus

    brevis, L. casei, Leuconostoc mesenteroides, Streptococcus Durans, Saccharomyces

    delbrueckii, S. Cerevisiae dan Acetobacter aceti. Kumiss terbuat dari susu kuda atau susu

    kambing yang difermentasi oleh kultur kumiss murni. Kefir mengandung asam laktat (0,5-

    1,0%), alkohol (0,5-2,0%) dan karbon dioksida, dan beberapa produk degradasi kasein akibat

    aksi proteolitik ragi.Kumiss mengandung 1,0-3,0% alkohol. Produk ini mirip dengan yoghurt.

    4. Taette Susu

    Taetteadalah produk susu fermentasi khusus, berbentuk seperti benang, struktur kental

    karena pembentukan zat berlendir pada proses fermentasi dengan suhurendah. Mesofilik

    mikroorganisme (Lactococcus dan Leuconostoc spp.) merupakan mikroorganisme yang

    terlibat dalam proses ini.

    Krim

    Susu biasa dibilang hampir sepenuhnya dihilangkan lemaknya (kadar lemak yang

    tersisa 0,03-0,06%) di dalam kedap udara. Krim kocok mengandung setidaknya 30% lemak

    susu, krim kopi minimal 10% dan butter cream 25-82%.Kemampuan busa dan stabilitas dari

    produk busa krim kocok adalah sifat krim sesuai dengan yang diperlukan.Untuk kualitas

    terbaik krim, peningkatan volume setidaknya hingga 80%. Krimbanyak digunakan dalam

    berbagai bidang, baik konsumsi secara langsung maupun untuk produksi mentega dan es

    krim.

    Butter

    Sebagian besar orang sudah mengenal mentega atau butter, tetapi banyak pula yang

    masih salah dalam mengenali mentega. Orang seringkali keliru menganggap margarin sama

    dengan mentega. Padahal sebenarnya margarin berbeda dengan mentega. Yang membedakan

    antara margarin dengan mentega, yaitu pada bahan dasar yang digunakan. Margarin terbuat

    dari minyak nabati, sedangkan mentega terbuat dari krim susu.

    Mentega adalah emulsi air-dalam-minyak (w / o emulsi) terbuat dari krim dengan fase

    inversi yang terjadi dalam proses pembuatan mentega.

  • Mentega mengandung lemak 81-85%, 14-16% air, 0,5-4,0% padatan bebas lemak dan

    1,2% NaCl dalam produk mentega asin. Mentega merupakan emulsi dengan fasa kontinyu

    lemak susu cair yang terjebak dan mengkristal menjadi butir lemak. Konsistensi Butter

    ditentukan oleh rasio lemak cairan yang bebas dengan lemak yang dipadatkan.

    Komposisi lemak pada mentega sangat tinggi (mencapai 80%) karena mentega terbuat

    dari krim susu atau lemak susu. Cara pembuatan mentega secara garis besar dimulai dengan

    pemisahan krim dari susu menggunakan sentrifugal pada suhu 50-55oC. Kemudian,

    dilanjutkan dengan pemeraman pada suhu 20oC dengan menambahkan starter bakteri.

    Komposisi bakteri yang digunakan bermacam-macam, tetapi yang umum digunakan yaitu

    bakteri Lactococcus lactis ssp. lactis atau L. lactis ssp. cremoris dikombinasikan dengan

    bakteri L. lactis ssp. diacetylactis atau Leuconostoc mesentroides ssp. cremoris. Tahap

    selanjutnya, yaitu proses emulsi lemak dalam air. Pengemulsian dilakukan dalam suatu alat

    yang dinamakan Churning. Pada proses tersebut juga ditambahkan zat tambahan lain seperti

    vitamin, zat antioksidan, garam, dll.

    Mentega sering dikonsumsi sebagai olesan pada roti atau sebagai bahan campuran

    untuk membuat kue.

    Susu Kental

    Susu kental terbuat dari susu dengan pengangkatan sebagian air dan penambahan

    sakarosa, jika perlu (susu kental manis). Susu kental tanpa pemanis tersedia dengan kadar

    lemak sebesar 7,5% atau 10% dan dalam beberapa negara-negara hingga 15%. Proses

    produksidimulai dengan susu kandungan lemak yang diinginkan. Pertama susu dipanaskan,

    selama 120oC selama 3 menit untuk memisahkan albumin, kuman membunuh, dan

    mengurangi bahaya keterlambatan pengentalan. Selanjutnya, dievaporasi dalam vakum

    evaporator kemudian dipanaskan pada 40 hingga 60oC. Pemisahan lemak dicegah dengan

    homogenisasi pada 40-60oC (12,5-25 MPa). Dihasilkan susu evaporasi, dengan padatan 24-

    31% atau lebih, kemudian dituangkan ke dalam lacquer (enamel) yang dilapisi kaleng yang

    terbuat dari lembaran logam putih, dan disterilisasi dalam autoklaf pada 115-120oC selama 20

    menit.

    Sterilisasi kontinyu diikuti dengan kemasan aseptik. Untuk mencegah koagulasi

    selama pemrosesan dan penyimpanan, Na-karbonat, disodium fosfat dan trisodium sitrat

    dimasukkan ke dalam susu kental. Aditif ini memiliki efek ganda: menyesuaikan pH dan

  • konsentrasi ion bebas Ca2+

    , keduanya bertujuan untuk mencegah agregasi kasein. Aditif yang

    digunakan yaitu sebesar 0.2-0.8g/1.

    Dalam produksi susu kental manis, setelah langkah pemanasan (pemanasan waktu

    singkat pada110-130oC), sukrosa ditambahkan ke konsentrasi 45-50% dari berat produk

    akhir. Homogenisasi dan sterilisasi dihilangkan. Untuk menghindari bentuk kasaryang

    disebabkan oleh kristalisasi laktosa, setelah penambahan sukrosa - susu kental didinginkan

    dengan cepat, kemudian ditumbuk sampai halus dengan hidrat -laktosa. Pembibitan

    dilakukan untuk memastikan ukuran kristal laktosa adalah 10 m atau kurang. Karakteristik

    kualitas susu kental adalah tingkat kerusakan panas (degradasi lisin), pencegahan pemisahan

    sebelum tanggal kadaluarsa, tidak adanya laktosa yang mengkristal kasar, serta warna dan

    rasa. Kriteria ini dipengaruhi tidak hanya oleh manajemen proses (perlakuan panas selama

    penguapan dan sterilisasi dan seleksi sesuai suhu homogenisasi dan tekanan), tetapi juga oleh

    sumber susu (pakan) dan kemampuan produsen untuk mempertahankan kondisi higienis.

    Pemutih Kopi

    Pemutih kopi adalah produk yang tersedia dalam bentuk cair, tetapi lebih sering

    dalam bentuk instan kering. Mereka digunakan seperti krim kopi atau susu kental.Berbeda

    dengan produk susu, lemak tumbuhan yang digunakan dalam produksi pemutih

    kopi. Langkah-langkah proses yang paling penting dalam produksi adalah: sebelum

    emulsifikasi pada suhu hingga 90oC, homogenisasi tekanan tinggi, pengeringan, dan

    instanisasi.

    Es Krim

    Bagi yang tidak menyukai rasa susu, es krim bisa menjadi pilihan alternatif pengganti

    susu. Selain karena rasanya yang lezat, ternyata es krim juga bergizi tinggi karena terbuat dari

    susu.

    Bahan utama pembuatan es krim yaitu susu. Adapun bahan lainnya secara umum

    terdiri atas gula, garam, flavor, dan pengemulsi. Cara pembuatannya secara sederhana

    sebagai berikut: semua bahan dicampur sampai homogen, lalu dipasteurisasi pada suhu

    79,4oC selama 25 menit. Kemudian, diaduk secara cepat selama 10 menit, didinginkan secara

    cepat sampai mencapai suhu 4oC, lalu didiamkan selama 3-4 jam. Kemudian, es krim

    dibekukan dalam suatu alat yang dinamakan votator selama 30 menit. Es krim dikemas

  • dalam cup atau dicetak sesuai keinginan, lalu disimpan pada suhu 120oC sampai 150

    oC

    selama 4 jam. Setelah itu, baru es krim siap dikonsumsi.

    Es krim merupakan massa beku yang dapat berisi susu, skim produk susu, krim atau

    mentega, gula, minyak sayur, produk telur, buah dan bahan buah, kopi, kakao, zat aroma dan

    warna makanan disetujui. Kandungan es krim yaitu 10% lemak susu, 11% padatan susu

    bebas lemak, 14% sakarosa, sirup glukosa 2%, 0,3% pengemulsi, pengental 0,3%, dan 62%

    air. Pengental, sebagian besar polisakarida, meningkatkan viskositas dan pengemulsi, untuk

    agregasi selama proses pembekuan.

    Untuk produksi es krim, campuran komponen dipasteurisasi pada suhu tinggi dengan

    waktu singkat (80-85oC, 20-30 s), homogenisasi tekanan tinggi (150-200 bar) dan

    pendinginan pada 5oC. Kemudian ditambahkan air ke dalam campuran (60-100% vol) ketika

    sedang dibekukan pada suhu sampai -10oCdan kemudian mengeras. Freezer yang digunakan

    adalah sistem yang kontinyu dilengkapi dengan pendingin yang menguap pada30oC ke40

    oC.

    Kontrol proses sedemikian rupa sehingga suhu inti dari produksi es krim pada -18oC. Struktur

    Kristal es krim (~ 50 m), gelembung udara (60-150 m), gelembung-gelembung lemak (

  • susu mentah dipasteurisasi pada 18-50oC dalam wadah dengan kultur starter (asam laktat atau

    bakteri asam propionat, cetakan, seperti Penicillium camemberti, P. candidum, P. roqueforti;

    red-kultur, seperti linen Bakteri dengan cocci dan ragi).

    Susu menggumpal menjadi lembut, setengah massa padat, dadih, setelah fermentasi

    asam laktat (pH 4,9-4,6), atau dengan penambahan rennet (pH 6,6-6,3), atau kombinasi

    lain. Protein gel dipotong dadu sambil dipanaskan dan diaduk dengan lembut. Whey

    dikeringkan sementara lemak yang mengandung dadih disineresis. Proses dan kultur starter

    (pH) menentukan sifat dadih. Ketika konsistensi dadih yang diinginkan telah tercapai, dadih

    dan pemisahan whey dicapai baik dengan pengeringan air dadih atau dengan menekan dadih

    sekaligus.

    Massa keju dibentuk dengan ditempatkan dalam sebuah bak garam untuk beberapa

    waktu, dikeringkan, dan kemudian dimatangkan di kamar ber-AC. Pematangan tergantung

    pada komposisi massa keju, terutama kadar air, mikroorganisme dan kondisi eksternal,

    seperti suhu dan kelembaban. Kandungan whey yang tinggi yang menyebabkan peningkatan

    pembentukan asam laktat dan penurunan pH pada awal pematangan. Pada begian luar keju

    memberikan kontribusi pada peningkatan pH dengan dekarboksilasi asam amino.

    Pematangan keju keras terjadi merata di seluruh massa keju. Hasil per 100 kg cairan

    susu adalah 8 kg untuk keju keras dan sampai 12 kg untuk keju lunak.

    Semua bahan keju terdegradasi biokimia untuk berbagai luasan selama

    pemeraman. Laktosaterdegradasi menjadi asam laktat oleh homofermentasi. Dengan adanya

    bakteri asam propionat, asam laktat diubah lebih lanjut menjadi asam propionat dan asetat

    dan CO, menurut reaksi:

    REAKSI

    Rasio propionat menjadi asam asetat dipengaruhi oleh potensial redoks

    keju. Fermentasi asam propionat ditunjukkan pada Gambar. 10.27. Langkah penting reaksi

    reversibel dari suksinil-CoA ke methylmalonylCoA:

    REAKSI

    Katalisis dimediasi oleh adenosyl-B, yang merupakan koenzim untuk transformasi

    dari jenis umum:

  • REAKSI

    Dalam sebagian besar jenis keju, sedikit lipolisis dapat menghasilkan aroma yang

    baik. Lipolisis meningkat dengan homogenisasi susu. Pelepasan asam lemak, mempengaruhi

    aroma keju, yang tergantung pada kekhususan lipase. Selain asam lemak bebas, 2-alkanon

    dan 2-alkanol terbentuk sebagai produk sampingan dari -oksidasi asam lemak.Degradasi

    protein menjadi asam amino terjadi melalui peptida sebagai produk perantara. Tergantung

    pada berbagai keju, 20-40% kasein diubah menjadi turunan protein terlarut, dimana 5-15%

    adalah asam amino. Proteolisis sangat dipengaruhi oleh air dan garam isi keju. Kandungan

    asam amino adalah 2,8-9% dari padatan keju.

    Kasein, Kaseinat, Coprecipitate

    Koagulasi dan pemisahan kasein dari susu ini dimungkinkan dengan souring susu

    melalui fermentasi asam laktat, atau dengan menambahkan asam seperti HCl, H2SO4, asam

    laktat atau H3PO4. Cara lain untuk mencapai koagulasi adalah dengan menambahkan enzim

    proteinase, seperti chymosin dan pepsin. Koagulasi asam dicapai pada 35-50oC dan pH 4,2-

    4,6 (titik isoelektrik kasein adalah pH 4,6-4,7). Kasein endapan keluar sebagai butir kasar dan

    biasanya dipisahkan dalam sedimentasi sentrifugal, dicuci, dan dikeringkan (kering angin

    puyuh). The enzimatik pro-cess melibatkan pemanasan ke 65oC setelah curah hujan di whey.

    Meningkatkan tingkat ion Ca2 +

    (selain susu dari 0,24% CaCl) menyebabkan kasein

    dan whey protein untuk membekukan saat suhu pada suhu 90oC. Bersama koagulasi protein

    juga dapat dicapai dengan panas denaturasi pertama protein whey, kemudian acidifying

    susu. Mencuci diikuti dengan pengeringan dadih memberikan coprecipitate yang berisi

    hingga 96% dari total protein susu. Ketika dispersi kasein, 20-25%, diperlakukan dengan

    alkali [NaOH atau Ca (OH), karbonat alkali atau alkali tanah atau sitrat] pada 80-90oC dan

    pH 6,2-6,7, dan kemudian produk dilarutkan adalah semprot-kering, larut atau mudah

    dispersable produk kasein diperoleh (caseinate, hancur protein susu).

    Kasein dan protein whey juga terkonsentrasi oleh ultrafiltrasi dan reverse

    osmosis. Karena massa molar dari protein whey dan kasein misel di kisaran 103-104 dan 10

    masing-masing, membran dengan diameter pori 5-50 nm yang cocok untuk pemisahan

    protein ini.

    Kasein dan caseinate dimanfaatkan sebagai makanan dan juga memiliki kegunaan

    non-pangan. Dalam pembuatan makanan mereka digunakan untuk pengayaan protein dan /

  • atau untuk mencapai stabilisasi beberapa sifat fisik daging olahan, produk panggang, permen,

    produk sereal, es krim, mencambuk krim, pemutih kopi, dan beberapa produk makanan diet

    dan obat-obatan.

    Nonfood menggunakan melibatkan aplikasi luas kasein / Caseinate sebagai sizing

    (coating) untuk kertas kualitas yang lebih baik (untuk buku-buku dan jurnal, dengan

    permukaan yang cocok untuk pencetakan halus), di bidang manufaktur lem, sebagai jenis lem

    tahan air (caseinate alkali dengan kalsium komponen sebagai pengikat), dalam industri tekstil

    (memperbaiki pewarna, menolak air peresapan), dan untuk cat kasein dan produksi beberapa

    plastik (tombol, keyboard piano, dll).

    Produk Whey

    Whey terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar dalam produksi keju dan

    kasein. Komposisi whey dan whey produk disajikan pada Tabel 10.36.

    Whey dan whey produk yang digunakan dalam pakan ternak, makanan diet (makanan

    bayi), roti, permen, permen, dan minuman.

    Berikut tabel kandungan dari produk susu:

  • Produk Kosmetik Berbahan Susu

    Penggunaan susu kuda Pulau Sumbawa sebagai bahan kosmetik merupakan

    penelitianberkesinambungan. Susu kuda Pulau Sumbawa yang dikombinasikan dengan

    minyak kelapa, tanaman asli Indonesia juga akan menambah kualitas produk-produk

    diversifikasi susu kuda Pulau Sumbawa menjadi produk kosmetik yang semakin berkualitas.

    Kombinasi tersebut mampu membuat kulit terlihat lebih muda, halus dan lembut serta cerah.

    Adanya fermentasi alami dari susu kuda dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat. Dan

    Asam Laktat sangat berfungsi untuk mencerahkan kulit. Sedangkan minyak kelapa

    mengandung beta karoten yang merupakan pro vitamin A, didalam tubuh beta karoten akan

    dirubah menjadi vitamin A, dan vitamin A inilah yang akan menjadi antioksidan yang

  • berperan mensintesis kolagen. Begitu pula pada susu kuda yang mengadung galaktoferin

    sebagai anti mikroba pada kulit, mengandung Vitamin C dan karoten. Tanpa kolagen kulit

    akan berkurang elastisitasnya sehingga tampak keras, kendur, kusam dan tidak segar lagi.

    Manfaat produk-produk diversifikasi susu kuda Pulau Sumbawa antara lain:

    1. Natural SPA Soap ( Rempah, sirih, sereh, madu, pandan, wortel)

    Memberikan perlindungan sepanjang hari dari kuman, bau badan & keringat yang

    berlebihan.

    Memiliki busa yang lembut dan higienis.

    Menstimulasi pertumbuhan struktur kulit

    Komposisi: Susu Kuda, Cocos Nucifera Oil, Natrium Hydroxide, Natrium Karbonat,

    Glyserin, Fragrance, Stearic Acid, Natrium Chloride, Herb.

    2. Liquid Soap-Horse Milk

    Menetralkan pH kulit sehingga cocok untuk semua jenis kulit.

    Mengikat kelebihan minyak pada wajah dan membuat kulit lebih bersih dan segar.

    Membersihkan kulit dari pori-pori yang kotor.

    Antibacterial agent.

    Mampu menghilangkan sel-sel mati pada permukaan kulit

    Komposisi: Susu Kuda, Cocos nucifera, Kalium Hidroxyde, Glyserin, Parfum, Citrat acid,

    Aloe Vera, Fragrance.

    3. Hand Body Lotion-Horse Milk

    Vit A, dan C yang dikenal dengan vitamin-vitamin antioksidan untuk melindungi kulit

    dari efek radikal bebas yang sering dihubungkan dengan penyebab penuaan dini.

    Galaktoferin sebagai antimikroba akan melindungi kulit dari infeksi jamur dan bakteri

    perusak kulit.

    Cepat terserap dan memberikan kelembaban secara berkala dengan hidrasi yang

    teratur sepanjang hari. Komposisi: Susu kuda, Cocos nuciferal, Stearic Acid, Cetyl

    alkohol, Glyserin, Butylated Hydroxytoluen, Aquades, Trietanolamin, Nipagin,

    Nipasol, Lanolin, Parfum.

    Susu memang salah satu andalan produk kosmetik untuk mengembalikan kesegaran kulit.

    Karena di dalam susu terdapat alpha hydroxyl acid (AHA) yang memang berfungsi

  • membantu proses regenerasi yang dilakukan kulit. Saat proses regenerasi kulit berlangsung

    sempurna, kulit akan tampak cerah dan alami.

    Syarat susu yang baik

    Saat masih berada di dalam kelenjar susu, susu dinyatakan steril. Namun, apabila sudah

    terkena udara, susu sudah tidak bisa dijamin kesterilannya. Adapun syarat susu yang baik

    meliputi banyak faktor, seperti warna, rasa, bau, berat jenis, kekentalan, titik beku, titik didih,

    dan tingkat keasaman.

    Warna susu bergantung pada beberapa faktor seperti jenis ternak dan pakannya. Warna susu

    normal biasanya berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putihnya

    merupakan hasil dispersi cahaya dari butiran-butiran lemak, protein, dan mineral yang ada di

    dalam susu. Lemak dan beta karoten yang larut menciptakan warna kuning, sedangkan

    apabila kandungan lemak dalam susu diambil, warna biru akan muncul.

    Susu terasa sedikit manis dan asin (gurih) yang disebabkan adanya kandungan gula laktosa

    dan garam mineral di dalam susu. Rasa susu sendiri mudah sekali berubah bila terkena

    benda-benda tertentu, misalnya makanan ternak penghasil susu, kerja enzim dalam tubuh

    ternak, bahkan wadah tempat menampung susu yang dihasilkan nantinya. Bau susu umumnya

    sedap, namun juga sangat mudah berubah bila terkena faktor di atas.

    Berat jenis air susu adalah 1,028 kg/L.Penetapan berat jenis susu harus dilakukan 3 jam

    setelah susu diperah, sebab berat jenis ini dapat berubah, dipengaruhi oleh perubahan kondisi

    lemak susu ataupun karena gas di dalam susu. Viskositas susu biasanya berkisar antara 1,5

    sampai 2 cP, yang dipengaruhi oleh bahan padat susu, lemak, serta temperatur susu

    Titik beku susu di Indonesia adalah -0,520 C, sedangkan titik didihnya adalah 100,16 C.

    Titik didih dan titik beku ini akan mengalami perubahan apabila dilakukan pemalsuan susu

    dengan penambahan air yang terlalu banyak karena titik didih dan titik beku air yang

    berbeda.

    Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat berada di antara sifat asam dan sifat basa.

    Secara alami pH susu segar berkisar 6,56,7. Bila pH susu lebih rendah dari 6,5, berarti

    terdapat kolostrum ataupun aktivitas bakteri.

    Faktor Penyebab Kerusakan Susu

  • Susu merupakan bahan pangan asal hewan yang tidak tahan lama disimpan dan

    mudah rusak (pershable food) serta merupakan bahan pangan berpotensial mengandung

    bahaya (potentially hazardous food). Menurut Winarno FG (2004), kerusakan bahan pangan

    seperti susu dapat berlangsung dengan cepat. Kerusakan pada susu dapat disebabkan oleh

    faktor-faktor sebagai berikut:

    1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, ragi, dan kapang. Beberapa

    mikroba dapat membentuk lendir, gas, busa, warna yang menyimpang, asam, racun

    dan lain-lain.

    2. Aktivitas enzim-enzim di dalam susu.Enzim yang terdapat pada susu tersebut dapat

    berasal dari mikroba atau sudah ada pada bahan pangan tersebut secara normal.

    Adanya enzim memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi kimia labih cepat tergantung

    dari jenis enzim yang ada, selain itu juga dapat mengakibatkan bermacam-macam

    perubahan pada komposisi susu.

    3. Suhu termasuk suhu pemanasan dan pendinginan.Pemanasan dengan suhu yang

    terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan protein (denaturasi), emulsi lemak, dan

    vitamin, sedangkan susu yang dibekukan akan menyebabkan pecahnya emulsi dan

    lemaknya akan terpisah. Pembekuan juga dapat menyebabkan kerusakan protein susu

    dan menyebabkan penggumpalan.

    4. Kadar air.Kadar air sangat berpengaruh pada daya simpan susu karena air inilah yang

    membantu pertumbuhan mikroba.

    5. Udara terutama oksigen.Oksigen dapat merusak vitamin, warna susu, cita rasa serta

    merupakan pemicu pertumbuhan mikroba aerobik. Susu yang mengandung lamak

    dapat menyebabkan ketengikan karena proses lipoksidase.

    6. Sinar matahari.Susu yang terkena sinar matahari secara langsung dapat berubah cita

    rasanya serta terjadi oksidasi lemak dan perubahan protein.

    7. Jangka waktu penyimpanan.Umumnya waktu penyimpanan susu yang lama akan

    menyebabkan kerusakan yang lebih besar.Mikroorganisme Sebagai Indikator

    Cemaran dalam Susu. Mikroorganisme menggunakan susu sebagai bahan yang sangat

    ideal untuk pertumbuhannya. Mikroorgaisme dalam bahan pangan adalah

    mikroorganisme yang umum ditemukan dalam saluran pencernaan menusia dan

    hewan seperti bakteri koloform. Adanya mikroorganisme indikator di dalam suatu

    makanan menunjukkan telah terjadinya kontaminasi kotoran dan sanitasi yang tidak

    baik terhadap air, makanan, susu, dan produk susu.