12.m 1 (pengukuran linier)deff

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri ketelitian dan ketepatan dari hasil pengukuran sangat penting untuk menghasilkan suatu produk yang berkulitas. Dimana pada hasil produksi pada suatu industri manufaktur akan dicek terlebih dahulu sebelum di serahkan kepada konsumen. Proses pengecekan produk itu yang dilihat salah satunya adalah karakteristik geometrik yang diminta oleh konsumen. Salah satu karakteristik geometrik yang dilihat itu adalah dimensi atau ukuran produk itu, untuk mengetahui produk tersebut sesuai atau tidak dengan yang diminta oleh konsumen. Oleh karena itu mahasiswa teknik mesin perlu mengetahui beberapa alat ukur linier dan bagaimana cara melakukan pengukuran linier untuk melihat dimensi atau ukuran suatu benda pada praktikum kali ini. 1.2. Tujuan Praktikum 1. Pengenalan dan penggunaan alat ukur linear. 2. Membandingkan fungsi alat ukur yang satu dengan yang lainnya. 3. Membandingkan hasil pengukuran dari beberapa alat ukur. 1.3. Manfaat

Upload: odie-sani-muharman

Post on 12-Nov-2015

398 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Ini merupakan modul praktikum metrologi untuk jurusan teknik mesin diseluruh Indonesia. Hal ini dapat membantu mahasiswa dengan mudah memahami materi praktikum.

TRANSCRIPT

Laporan Akhir Praktikum Metrologi Industri DEFRI(1110912001)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangDalam dunia industri ketelitian dan ketepatan dari hasil pengukuran sangat penting untuk menghasilkan suatu produk yang berkulitas. Dimana pada hasil produksi pada suatu industri manufaktur akan dicek terlebih dahulu sebelum di serahkan kepada konsumen. Proses pengecekan produk itu yang dilihat salah satunya adalah karakteristik geometrik yang diminta oleh konsumen. Salah satu karakteristik geometrik yang dilihat itu adalah dimensi atau ukuran produk itu, untuk mengetahui produk tersebut sesuai atau tidak dengan yang diminta oleh konsumen.

Oleh karena itu mahasiswa teknik mesin perlu mengetahui beberapa alat ukur linier dan bagaimana cara melakukan pengukuran linier untuk melihat dimensi atau ukuran suatu benda pada praktikum kali ini. 1.2. Tujuan Praktikum1. Pengenalan dan penggunaan alat ukur linear.

2. Membandingkan fungsi alat ukur yang satu dengan yang lainnya.3. Membandingkan hasil pengukuran dari beberapa alat ukur.

1.3. Manfaat

1. Praktikan mampu menggunakan alat ukur linear melaksanakan pengukuran langsung dan membaca hasil pengukuran.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1. Teori ObjekAlat ukur linier merupakan alat ukur yang paling banyak digunakan untuk mengukur dimensi atau toleransi serta bentuk kesalahan pengukuran. Adapun alat ukur yang digunakan pada praktikum ini adalah :1. Mistar Ingsut ( jangka sorong ) 150 mm dan 100 mm.

2. Mikrometer Dimensi Luar (outside micrometers).Beberapa Alat Ukur Linier

1. Mistar ingsut (jangka sorong)Mistar ingsut (jangka sorong) adalah alat ukur dimensi linear atau panjang yang memiliki dua skala yaitu skala utama dan skala nonius. Skala utama adalah skala panjang dan skala nonius adalah skala yang dapat digeser yang berfungsi untuk menaikkan kecermatan pembacaan yang ada pada skala utama.

Mistar ingsut digunakan untuk :

a. Mengukur ketebalan, gerak luar atau diameter luar.b. Mengukur jarak celah atau diameter dalam.c. Mengukur kedalaman.

Gambar A.2.1 Jangka Sorong atau mistar ingsutKeterangan :

1. Rahang ukur pengukuran luar.2. Rahang ukur pengukuran dalam .3. Lidah pengukur kedalaman (depth).4. Skala utama mm.5. Skala utama inchi.6. Skala nonius mm.7. Skala nonius inchi.8. Kunci peluncur (untuk memblok gerakan peluncur sehingga mempermudah pembacaan hasil).Kecermatan jangka sorong ( kecermatan 0,1 mm, 0,05 mm, 0,02 mm.

Kapasitas ukur ( 0 100 mm, 0 150 mm, 0 300 mm, 0 450 mm, sampai dengan 0-2000 mm.

Hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan jangka sorong :

a. Rahang ukur (peluncur) harus dapat meluncur pada batang ukur dengan baik tanpa bergoyang.b. Periksa kedudukan nol serta kesejajaran dari permukaan kedua rahang. Benda ukur sedapat mungkin jangan di ukur hanya dengan menggunakan ujung dari rahang ukur (harus agak ke dalam).c. Posisi rahang ukur harus tegak lurus terhadap permukaan benda ukur.d. Tekanan pengukuran jangan terlampau kuat sehingga memungkinkan terjadinya lendutan rahang ukur ataupun lidah ukur kedalaman. Kecermatan pengukuran tergantung atas penggunaan tekanan yang cukup dan selalu tetap. Hal ini dapat dicapai dengan cara latihan sehingga ujung jari yang menggerakkan peluncur dapat merasakan tekanan pengukuran yang baik.e. Pembacaan skala nonius mungkin dilakukan setelah mistar ukur diangkat dari objek ukur dengan hati-hati. Miringkan jangka sorong ini sehingga bidang skala nonius sejajar dengan bidang pandangan, dengan demikian mempermudah penentuan garis nonius yang menjadi segaris dengan garis skala utama.2. MikrometerMikrometer adalah alat ukur dengan prinsip kerja menggunakan gerak melingkar, skala yang di putar menjadi gerak transversal pada sensornya. Pada mikrometer terdapat sekrup dengan ulir yang teliti sekrup ini dihubungkan dengan spindel dan diputar pada pemutar atau knop diujungnya ulir sekrup dibuat dengan teliti dan mempunyai pitch dengan besar 0,05 mm. Sekrup bergerak sebanyak 0,05 mm setiap putaran.Mikrometer digunakan untuk mengukur :

a. Ketebalan dinding atas .b. Ketebalan alas dari suatu produk.c. Diameter dalam dan luar.

Gambar A.2.2 MikrometerJenis- jenis mikrometer :

1. Mikrometer LuarKapasitas ukur dari mikrometer yang paling kecil adalah sampai 25 mm. Untuk mengatur dimensi luar yang lebih besar dari 25 mm dapat digunakan mikrometer luar yang mempunyai kapasitas 25 mm sampai dengan 50 mm, dari 50 mm sampai dengan 75 mm dan seterusnya sampai dengan 1000 mm yang masing-masing dengan tingkatan ukuran sebesar 25 mm, yang dimaksudkan untuk menjaga ketelitian dari mikrometer.

Gambar A.2.3 Mikrometer Luar2. Mikrometer IndikatorMikrometer indikator adalah gabungan antara mikrometer dengan jam ukur. Sebagian dari rangka mikrometer dipakai sebagai tempat mekanisme penggerak jarum dari jam ukur. Landasan tetap mikrometer dapat bergerak dan berfungsi sebagai sensor. Jarak gerak landasan tetap sangat kecil dengan demikian daerah ukur dari jam ukur sangat terbatas (0,02 mm) akan tetapi mempunyai kecermatan pembacaan yang tinggi (0,001 mm). Mikrometer indikator selain berfungsi sebagai mikrometer luar juga dapat dipakai sebagai kaliber.

Gambar A.2.4 Mikrometer Indikator3. Mikrometer BatasDua buah mikrometer yang disatukan dapat digunakan sebagai kaliber batas bagi benda ukur dengan suatu ukuran dasar tertentu dan daerah toleransi tertentu. Mulut ukur dari mikrometer yang diatas diatur dan dimatikan sehingga sesuai dengan ukuran maksimum sedangkan mulut ukur dari mikrometer yang dibawah sesuai dengan ukuran minimum. Pengaturan jarak kedua mulut ukur dilakukan dengan bantuan alat ukur standar . Benda ukur yang baik harus masuk pada mulut ukur diatas dan tidak masuk pada mulut ukur dibawah.

Gambar A.2.5 Mikrometer Batas4. Mikrometer KedalamanMengukur kedalaman suatu lubang atau permukaan bertingkat, batang ukur dapat diganti untuk mengubah kapasitas ukur.

Gambar A.2.6 Mikrometer KedalamanHal hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan mikrometer :a. Permukaan benda ukur dan mulut mikrometer harus bersih dari kotoran.b. Sebelum dipakai, kedudukan nol dari mikrometer harus diperiksa dengan cara merapatkan mulut ukur dan kemudian putar selinder tetap sampai garis referensi bertemu garis nol.c. Buka mulut ukur sampai sedikit melebihi dimensi objek ukur.d. Pegang benda ukur dengan tangan kiri dan mikrometer dengan tangan kanan.e. Penekanan poros ukur pada benda ukur tidak boleh terlampau keras.BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

A. Pengukuran Diameter dalam dan Kedalaman Lubang1. Benda Ukur Poros bertingkat dengan lubang bertingkat.2. Alat Ukur

Mistar ingsut dengan kecermatan 0,05 mmB. Pengukuran Diameter Luar 1. Benda Ukur

Poros Bertingkat2. Alat Ukur Mistar ingsut dengan kecermatan 0,05 mm Mikrometer dengan kecermatan 0,01 mm3.2. Skema Alat A. Benda Ukur1. Poros Bertingkat

Gambar A.3.1 Objek Ukur Diameter Luar

2. Poros Bertingkat Dengan Lubang Bertingkat

Gambar A.3.2 Objek Ukur Diameter Dalam dan Kedalaman LubangB. Alat Ukur1. Jangka Sorong

Gambar A.3.3 Jangka Sorong2. Mikrometer

Gambar A.3.4 Mikrometer3.3. Prosedur Percobaan

A. Pengukuran Diameter dalam dan Kedalaman Lubang1. Bersihkan objek ukur dari vaseline dengan tissue dan wash bensin.

2. Lakukan Pengukuran di tiap bidang pengukuran A , B, C , dan D poros bertingkat lubang bertingkat sebanyak masing masing 4 kali3. Catatlah hasil pengukuran.

4. Beri vaseline kembali pada objek ukur setelah selesai pengukuran.B. Pengukuran Diameter Luar1. Bersihkan objek ukur dari vaseline dengan tissue dan wash bensin.2. Lakukan Pengukuran pada poros bertingkat sebanyak 4 kali pada tiap tingkatannya menggunakan mikrometer (posisi naik).

3. Lakukan cara yang sama pada arah yang berlawanan (posisi turun).

4. Lakukan tahap 2 dan 3 pada penggunaan mistar ingsut.

5. Catat hasil pengukuran.

6. Beri vaseline kembali pada objek ukur setelah selesai pengukuran.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Tabel Data PercobaanTabel A.4.1 Hasil Pengukuran Diameter Dalam dan Kedalaman LubangAlat UkurKecermatan

Mistar ingsut 10,05 mm

Temperatur Ruangan27 oC

Diameter PengukuranHasil Pengukuran(mm)

A35,5

35,6

35,8

35,6

Rata-rata35,62

Standar deviasi0,122

B30,95

30,7

30,7

30,75

Rata-rata30,775

Standar deviasi0,0142

C21,3

21,35

21,35

21,35

Rata-rata21,33

Standar deviasi0,026

D14,9

14,9

14,8

14,9

Rata-rata14,87

Standar deviasi0,0502

Tabel A.4.2 Hasil Pengukuran Diameter LuarAlat UkurKecermatan (mm)Range Pengukuran (mm)

Mikrometer0,01 mm0 - 50

Mistar Ingsut0,05 mm0 - 200

Temperatur Ruangan27 oC

Diameter PengukuranPosisi Pengukuran 1Posisi Pengukuran 2

Mikrometer (mm)Mistar ingsut (mm)Mikrometer (mm)Mistar ingsut (mm)

127,9528,1527,9528,05

27,9628,1027,9528,1

27,9528,4027,9528,1

27,9728,3027,9528,05

Rata-rata27,9628,2327,9528,075

Standar Deviasi0,005770,13700,028

219,9320,219,9820,2

19,9520,419,9720,3

19,9720,219,9720,25

19,9820,2519,9720,25

Rata-rata19,9620,2619,9720,25

Standar Deviasi0,01280,094600,0408

39,399,79,429,55

9,409,69,419,5

9,419,659,419,4

9,419,69,429,5

Rata-rata9,40259,639,4159,48

Standar Deviasi0,004070,0480,005770,063

4.2 Perhitungan Data

A. Pengukuran Diameter Dalam dan Kedalaman Lubang Alat ukur : mistar ingsut

Kecermatan : 0,05 mm Diameter Pengukuran A Rata rata ()

=

= = 35,62 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,122 mm

Diameter Pengukuran B Rata rata ()

=

= = 30,775 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,0142 mm Diameter Pengukuran C Rata rata ()

=

= = 21,33 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,026 mm

Diameter Pengukuran D Rata rata ()

=

= = 14,87 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,0502 mm B. Pengukuran Diameter luar

Pengukuran diameter 1

a. Posisi 1

Pengukuran dengan micrometerRata rata () =

= = 27,96 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,00577 mm

Pengukuran dengan mistar ingsut Rata rata ()

=

= = 28,23 mm Standar Deviasi (SD)

SD = SD =

= 0,137 mm

b. Posisi 2

Pengukuran dengan mikrometer Rata rata ()

=

= = 27,95 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0 mm

Pengukuran dengan mistar ingsut Rata rata ()

=

= = 28,075 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,028 mm Pengukuran diameter 2

a. Posisi 1

Pengukuran dengan mikrometer Rata rata ()

=

= = 19,96 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,0128 mm Pengukuran dengan mistar ingsut Rata rata ()

=

= = 20,26 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,0946 mmb. Posisi 2

Pengukuran dengan mikrometer Rata rata () =

= = 19,97 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0 mm Pengukuran dengan mistar ingsut Rata rata ()

=

= = 20,25 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,0408 mm

Pengukuran diameter 3

a. Posisi 1

Pengukuran dengan mikrometer Rata rata ()

=

= = 9,4025 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,004074 mm

Pengukuran dengan mistar ingsut

Rata rata ()

=

= 9,63 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,048 mm

b. Posisi 2

Pengukuran dengan mikrometer

Rata rata ()

=

= = 9,415 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,00577 mm

Pengukuran dengan mistar ingsut

Rata rata ()

=

= = 9,48 mm

Standar Deviasi (SD)

SD =

SD = 0,063 mm

4.3 Grafik

Grafik A.4.1 Grafik Posisi vs SD mikrometer

Grafik A.4.2 Grafik Posisi vs SD jangka sorong4.4 Analisa dan PembahasanPerbandingan hasil pengukuran dengan teori

Pada hasil pengkukran diameter luar yaitu pada bagian 1, bagian 2,dan bagian 3 secara teori sebenarnya setiap titik bagian memiliki hasil pengukuran yang sama. Pada pengukuran diameter bagian 1, pada posisi pengukuran 1 menggunakan micrometer diperoleh hasil pengukuran yang hamper sama tiap titiknya ini berarti secara teori hamper mendekati namun pada saat posisi pengukuran 1menggunakan mistar ingsut diperoleh hasil yang bertingkat sehimgga ini tidak mendekati teori. Pengukuran diameter pada bagian 1 posisi pengukuran 2 pada micrometer diperoleh hasil yang sama sehingga hasil ini mendekati teori dan pada mistar ingsut hampir mendekati teori. Pada diameter pengukuran bagian 2 pada posisi pengukuran 1 dengan menggunakan micrometer diperoleh hasil yang bertingkat taip titik sehingga tidak mendekati teori. Sedangkan menggunakan mistar ingsut hampir mendekati teori. Pada posisi pengukuran 2 dengan menggunakan micrometer hasil yang diperoleh sama dengan teori demikian dengan menggunakan mistar ingsut hasil yang diperoleh sama dengan teori pada pengukuran diameter bagian III diperoleh hasil yang mendekati teori baik pada micrometer maupun jangka sorong pada posisi 1 dan posisi 2.

Perbandingan hasil posisi naik dan posisi turun sesuai dengan grafik histerisis yang diperoleh.

Pada pengukuran diameter 1 dengan menggunakan micrometer posisi naik dan posisi turun hampir mendekati sama sedangkan pada mistar ingsut sangat berbeda

Pada pengukuran diameter II dengan menggunakan micrometer hasil posisi naik dan posisi turun sedikit berbeda sehingga terjadi perbandingan yang besar sedangkan pada mistar ingsut tidak terjadi perbedaan posisi nak dan posisi turun yang signifikan. mikrometer posisi naik maupun posisi turun hampir mendekati sama sedangkan pada hasil pengukuran dengan mistar ingsut diperoleh posisi nilai naik dan turun yang hampir sama.

Perbandingan pengukuran menggunakan jangka sorong dan micrometer.

Dengan menggunakan micrometer dapat terlihat ditabel bahwa hasil pengukuran menggunakan micrometer jauh lebih teliti/cermat dibandingkan dengan menggunakan mistar ingsut

Hasil yang diperoleh menggunakan micrometer jauh lebih kecil dibandingkan menggunakan mistar ingsut atau jangka sorong.

Apabila hasil pengukuran menggunakan micrometer dan mistar ingsut dirata-ratakan akan diperoleh hasil yang sama.

Kesalahan pada saat pengukuran

Kesalahan yang mungkin terjadi saat pengukran Yaitu

1. Mungkin kurang telitinya praktikan dalam membaca skala baik pada micrometer maupun mistar ingsut

2. Mungkin terjadinya defleksi pada objek ukur akibat penekanan pada saat mengukur alat ukur terlalu terkunci terlalu kencang

3. Mungkin Posisi yang diukur tidak diset dengan benar

4. Set nol alat ukur mungkin bergeser

5. Mungkin temperature ruangan berpengaruh terhadap alat ukur maupun objek ukur.

BAB VPENUTUP

5.1 KesimpulanPada praktikum pengukuran linear ini dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengukuran dari alat ukur berbeda-beda. Ini dikarenakan setiap alat ukur memiliki kecermatan yang berbeda-beda. Penglaman dalam menggunakan alat ukur sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Dalam praktikum ini hasil pengukuran dengan menggunakan micrometer lebih teliti dari pada menggunakan mistar ingsut sehingga untuk keperluan yang lebih cermat maka alat ukur yang digunakan yang memiliki kecermatan yang baik.

1

2

3

1

2

PAGE Laboratorium Metrologi Industri37

_1463399858.unknown

_1463399890.unknown

_1463399906.unknown

_1463399914.unknown

_1463399918.unknown

_1463399922.unknown

_1463399924.unknown

_1463399926.unknown

_1463399927.unknown

_1463399925.unknown

_1463399923.unknown

_1463399920.unknown

_1463399921.unknown

_1463399919.unknown

_1463399916.unknown

_1463399917.unknown

_1463399915.unknown

_1463399910.unknown

_1463399912.unknown

_1463399913.unknown

_1463399911.unknown

_1463399908.unknown

_1463399909.unknown

_1463399907.unknown

_1463399898.unknown

_1463399902.unknown

_1463399904.unknown

_1463399905.unknown

_1463399903.unknown

_1463399900.unknown

_1463399901.unknown

_1463399899.unknown

_1463399894.unknown

_1463399896.unknown

_1463399897.unknown

_1463399895.unknown

_1463399892.unknown

_1463399893.unknown

_1463399891.unknown

_1463399874.unknown

_1463399882.unknown

_1463399886.unknown

_1463399888.unknown

_1463399889.unknown

_1463399887.unknown

_1463399884.unknown

_1463399885.unknown

_1463399883.unknown

_1463399878.unknown

_1463399880.unknown

_1463399881.unknown

_1463399879.unknown

_1463399876.unknown

_1463399877.unknown

_1463399875.unknown

_1463399866.unknown

_1463399870.unknown

_1463399872.unknown

_1463399873.unknown

_1463399871.unknown

_1463399868.unknown

_1463399869.unknown

_1463399867.unknown

_1463399862.unknown

_1463399864.unknown

_1463399865.unknown

_1463399863.unknown

_1463399860.unknown

_1463399861.unknown

_1463399859.unknown

_1463399842.unknown

_1463399850.unknown

_1463399854.unknown

_1463399856.unknown

_1463399857.unknown

_1463399855.unknown

_1463399852.unknown

_1463399853.unknown

_1463399851.unknown

_1463399846.unknown

_1463399848.unknown

_1463399849.unknown

_1463399847.unknown

_1463399844.unknown

_1463399845.unknown

_1463399843.unknown

_1463399834.unknown

_1463399838.unknown

_1463399840.unknown

_1463399841.unknown

_1463399839.unknown

_1463399836.unknown

_1463399837.unknown

_1463399835.unknown

_1463399830.unknown

_1463399832.unknown

_1463399833.unknown

_1463399831.unknown

_1463399828.unknown

_1463399829.unknown

_1463399827.unknown