12.git enterik ukdw

172
Prof DR dr.,J Priyambodo MS Sp MK (K) FK UKDW JOGYAKARTA Microbiology of GASTROINTESTINAL TRACT INFECTIONS KUMAN ENTERIK

Upload: roy-kristian-prasetya

Post on 29-Dec-2015

130 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 12.Git Enterik Ukdw

Prof DR dr.,J Priyambodo MS Sp MK (K)

FK UKDW JOGYAKARTA

Microbiology of

GASTROINTESTINAL TRACT

INFECTIONS

KUMAN ENTERIK

Page 2: 12.Git Enterik Ukdw

BAKTERI GRAM NEGATIF

• Adalah bakteri yang dilakukan dengan pengecatan

gram, tidak tahan alkohol sehingga warna cat

pertama dilunturkan sehingga bakteri akan mengikat

warna kontras sehingga tampak merah

Gram

Page 3: 12.Git Enterik Ukdw

Contoh Pengecatan gram

Gram

negatif

Page 4: 12.Git Enterik Ukdw
Page 5: 12.Git Enterik Ukdw

Gram-positive rods

Gram-negative rods

Gram-positive cocci

Gram-negative cocci

WARNA BAKTERI

Page 6: 12.Git Enterik Ukdw

Bakteri gram, negatif

• Saat ini bakteri gram negatif sebagai penyebab dominan kasus2 infeksi di rumah sakit termasuk penyebab infeksi nosokomial .

• Kebanyakan habitat pada usus manusia maka disebut “enteric bacilli”

• Perlu diperhatikan para klinisi bahwa bakteri gram negatif banyak yg sudah kebal terhadap berbagai antibiotika

• dan sebagai sumber penyebaran kuman yg telah resisten

Page 7: 12.Git Enterik Ukdw
Page 8: 12.Git Enterik Ukdw
Page 9: 12.Git Enterik Ukdw
Page 10: 12.Git Enterik Ukdw

Gram-Negative Rods• Enteric Bacteria

– E. coli

– Salmonella

– Shigella

– Yersinia

– Pseudomonas

– Proteus

– Vibrio cholerae

– Klebsiella pneumoniae

– Acinobacter sp

– Serratia sp

– Helicobacter sp

– Yersinia sp

Page 11: 12.Git Enterik Ukdw

KUMAN ENTERIK

Page 12: 12.Git Enterik Ukdw
Page 13: 12.Git Enterik Ukdw
Page 14: 12.Git Enterik Ukdw

ESCHERICHIA COLI (E. COLI)

• Famili : Enterobacteriaceae

• Genus : Escherichia

• Species : E. Coli

• E.coli adalah kuman perut yang banyak terdapat

/ hidup pada usus, terutama usus besar / kolon,

pada perbatasan antara Ileum dan kolon

• Penentuan adanya indikator E.coli pada air

minum dipakai sebagai bukti pencemaran tinja

manusia atau hewan

Page 15: 12.Git Enterik Ukdw

Morfologi dan sifat-sifat biokimianya.

Kuman ini bentuknya :

• batang pendek

• tidak berspora

• berflagella peritricha

• Memilik fimbrae (pili)

• gerakan dapat aktif / pasif

• sifatnya Gram (-)

• tak bercapsula

• dinding luarnya kadang-kadang hanya sebagai lapisan lendir saja.

• Kuman peragi laktosa,glukosa,sukrosa,maltosa dan manitol membentuk asam dan gas

Page 16: 12.Git Enterik Ukdw
Page 17: 12.Git Enterik Ukdw
Page 18: 12.Git Enterik Ukdw

Sifat-sifat biokimianya :

• Koloninya pada media ENDO warnanya khas, yaitu seperti logam mengkilat, berwarna merah, kehijauan.

• Membentuk asam dan gas pada media glukosa, maltosa, laktosa dan lain-lain gula.

• Pemeriksaan dengan I. M Vi. C = (+), (+), (-), (-).

Page 19: 12.Git Enterik Ukdw

Keadaan patogen

• Selama kuman ini (E.Coli) berada di

dalam usus, tidak berbahaya.

• Tetapi bila sudah keluar dari usus, dan

migrasi ke alat-alat tubuh lainnya, dapat

menyebabkan sakit.

• Meskipun penyelidikan sekarang telah

diketahui bahwa ada pula strain E. Coli

yang patogen. Yang menyebabkan sakit

disini adalah endotoksinnya (enterotoksin).

Page 20: 12.Git Enterik Ukdw

• Selain enterotoksin seperti telah dikatakan tadi, adalah adanya mekanisme lain, yaitu karena adanya penetrasi dan mucosa usus, seperti penetrasi oleh kuman Shigella akibat verotoxin =shigalike toxin.

• Beberapa strain E. Coli menghasilkan enterotoksin yang tahan terhadap panas.

• Enterotoksin yang tahan terhadap panas dapat menyebabkan diare yang ringan, khususnya biasanya pada anak-anak.

• Sedang enterotoksin yang tidak tahan panas, dapat menyebabkan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus, dan menghambat resorbsi natrium.

Page 21: 12.Git Enterik Ukdw

• Lumen usus menjadi teregang oleh karenanya. Akibatnya terjadi hipermotilitas yang eksplosif, yang berakibat terjadinya diare.

• Diare yang timbul biasanya 1-3 hari saja pada kebanyakan kasus.

• Jadi seperti telah disebutkan di atas, kalau

E. Coli keluar dari usus dapat menyebabkan sakit terutama pada tract urinarius pada penderita pria, baik yang di rumah sakit, maupun di luar rumah sakit.

Page 22: 12.Git Enterik Ukdw

• Golongan ini merupakan penyebab sepsis

yang disebabkan oleh kuman-kuman Gram (-).

• Misalnya pada kasus meningitis, yang

diserang biasanya bayi dan neonatal. Jarang

pada orang dewasa.

• Untuk E. Coli ini yang patogen merupakan

penyebab diare akut pada anak-anak di bawah

umur 1 – 2 tahun.

• Dari 80% E. Coli patogen yang menyerang

anak/ bayi tersebut terdapat 20 serotipe

Page 23: 12.Git Enterik Ukdw

Daya tahan kuman :

• Tahan berbulan-bulan dalam tanah dan air.

• Mati dalam 15 – 20 menit pada 60 derajat C.

Guna E. Coli bagi manusia :

• Membentuk vitamin B compleks dan vitamin K.

• Menghambat kuman yang bersifat proteolytik.

• Strain tertentu dari E. coli dapat membentuk

colicin yang bekerjanya sebagai bactericidi

terhadap kuman-kuman Gram (-).

Page 24: 12.Git Enterik Ukdw

Struktur Antigen

Menurut : KAUFFMANN & EWING

• Struktur antigen ada 3 macam :

• Antigen O (somatic antigen) ini lebih dari 150 macam, sifatnya termostabil

• Antigen K (antigen kapsul) lebih dari 100 macam. Sifatnya termolabil menghambat aglutinasi dari antigen O hingga menyebabkan false negatif. Kecuali kalau sudah dirusak lebih dahulu dengan pemanasan, jadi antigen K-nya rusak. Khusus untuk E. Coli adalah antigen K.

• Antigen H (antigen flagelair) lebih dari 50 macam. Sifatnya termostabil, rusak pada pemanasan 100 C –120C.

Page 25: 12.Git Enterik Ukdw

Variabilitas :

• Mempunyai 3 jenis koloni yang merupakan

perubahan bentuk dari satu koloni yang lain,

yaitu : R, S, M (mucoid).

• Yang bersifat patogen adalah koloni jenis S

• Perubahan bentuk dapat terjadi dari :

-Koloni S berubah menjadi koloni M.

-Koloni R berubah menjadi koloni S.

-Koloni M berubah menjadi koloni R

Page 26: 12.Git Enterik Ukdw

26

Mekanisme perolehan gen virulen

bakteri:

DNA Kromosom

DNA Kromosom

Plasmid

Bakteriofag

1. Transfer Gen Virulen:

• Konjugasi

• Transduksi

• Transformasi

E. coli virulen

E. coli avirulen

2. Berubah menjadi Virulen

3. Penyakit enterik:

• Adherens

• Invasif

• Enterotoksin

• Sitotoksik

Page 27: 12.Git Enterik Ukdw

E.COLI

Page 28: 12.Git Enterik Ukdw

PATOGENESIS

1.Gastroenteritis .

• Jenis2 tertentu dapat berakibat fatal

2.Infeksi Saluran Kemih.

• Terjadi sistetitis,pielitis dan pielonefrtitis

• Sering pada wanita,akibat adanya kehamilan

dan pada pria akibat prostat

3.Infeksi piogenik

• Infeksi luka,peritonitis,kolesistitis,dan meningitis

dan dapat terjadi septikemia

Page 29: 12.Git Enterik Ukdw

E.Coli associated diarrheal diseases

Enteropathogenic E.coli (EPEC)

• -Penyebab diare pada bayi trutama pada negara2 yg sedang berkembang.

• -EPEC melekat pada sel mukosa usus halus.

• -terjadi penggundulan mikrovilli.

• -Watery diarrhea,yang self limited

• - Serotipes;O26:H11,O26:NM,O55:H6 dll

Entero toxigenic E.coli (ETEC)

• -Penyebab “Travelers”s diarhea” dan juga diare pada bayi

• -Beberapa strain memproduksi Heat Labile Enterotoxin (LT) dan Heat Stable Enterotoxin (ST)

• -LT antigenik dan bereakasi silang dng enterotoksin V.Cholera

• -Strain yg memproduksi LT dan ST -> diare berat

Page 30: 12.Git Enterik Ukdw

• 3) Enterohemoragic E.coli (EHEC)

• Menghasilkan verotoksin yang dinamai sesuai dengan efek

• sitotoksiknya pada sel vero, suatu sel ginjal dari monyet hijauAfrika.

• EHEC berhubungan dengan kolitis hemorragik, bentukdiare yang berat dengan sindrom uremia hemolitik, suatu penyakitakibat gagal ginjal akut, anemia hemolitik, mikroangiopati dan trombositopenia.

• 4) Enteroinvasive E.coli (EIEC)

• Menimbulkan penyakit yang sangat mirip dengan shigellosis.

• Penyakit terjadi paling sering pada anak-anak di negara sedangberkembang dan pada para wisatawan yang menuju daerahtersebut.

• Strain EIEC bersifat non-laktosa atau melakukan

• fermentasi laktosa dengan lambat serta bersifat tidak dapatbergerak. EIEC menimbulkan penyakit melalui invasinya ke selepitel mukosa usus sehingga menimbulkan necrosis jaringan

Page 31: 12.Git Enterik Ukdw

• 5) Enteroagregatif E.coli (EAEC)

• Menyebabkan diare akut dan kronik pada masyarakat di negara

• berkembang.

• Bakteri ini ditandai dengan pola khas perlekatannya

• pada sel manusia.

• Sangat sedikit yang diketahui mengenai faktor

• virulensi EAEC dan epidemiologi penyakit yang disebabkannya.

• Kuman E.coli yang diisolasi dari infeksi di masyarakat

• biasanya sensitif terhadap obat-obat antimikroba yang digunakan

• untuk organisme gram negatif, meskipun terdapat pula strain-strain

• yang resisten terutama hal tersebut ditemukan pada pasien dengan

• riwayat pengobatan antibiotika sebelumnya (Hawley, 2003).

Page 32: 12.Git Enterik Ukdw
Page 33: 12.Git Enterik Ukdw

Klinis pada anak:• Dapat menyebabkan penyakit-penyakit pada anak-

anak, terutama ialah :

• Infantil diare = Epidemik diare

• Pada bayi dan anak umur 6 bulan dan prematur.

• Summer diare = kolera infantum

• Pada anak umur 2 – 3 tahun, ataupun pada orang

yang kondisi badannya menurun / lemah.

Page 34: 12.Git Enterik Ukdw

Diagnosa Laboratoris :

• Bahan dari penderita, dapat berupa air kemih, feses,

kemudian dikerjakan pengecatan Gram, akan

didapatkan sebagai berikut :

• -batang-batang pendek-pendek

• -Gram (-)

• -Bahan M Endo /M Concey 24 jam 37C

Baca koloni yang seperti logam merah mengkilat

kemudian dilanjutkan ke media gula-gula (lihat

praktikum).

Page 35: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan

• Untuk bayi terhadap diarenya :

• Isolasi bayi yang baru lahir.

• Juga perawatan makanan, minuman yang baik, serta alat-alat yang digunakan untuk makan.

Pengobatan

• Kebanyakan sensitif terhadap sebagian besar antibiotika untuk Enterobacteriacea : Neomycin, Chloramphenicol, Tetracyline dan lain-lain.

• Untuk mengatasi diare yang sampai dehidrasi diberikan cairan elektrolit.

Page 36: 12.Git Enterik Ukdw
Page 37: 12.Git Enterik Ukdw

SALMONELLA TYPHI

Page 38: 12.Git Enterik Ukdw

SALMONELLA SP

• Salmonella Typhi adalah salah satu jenis dari kuman golongan Salmonella ,termasuk pula di sini golongan Salmonella para Typhi A, B dan C yang mempunyai gejala-gejala khas sebagai golongan penyakit Enteric (enteric fever).

• Jenis Salmonella lain, misalnya : Salmonella cholerasuis, akan memberi gejala septichaemia, sedangkan Salmonella Enteritidis, Salmonella typhi murium dan seterusnya akan memberi gejala-gejala gastro intestinal yang agak lain dari golongan tersebut di atas tadi.

Page 39: 12.Git Enterik Ukdw

Genus Salmonella

Diseases : Salmonellosis

• Single species : Salmonella enterica, has 6 subspecies, e.g. subsp I: Salmonellaenterica subsp enterica, divided into serotype / serovars (geographically) →Salmonella enterica subspecies enterica Serotype Typhi, Salmonella enterica subspecies enterica Serotype Enteritidis

Subspecies I isolated from human & warm-blooded animal

Page 40: 12.Git Enterik Ukdw

S.typhi

• In contrast to the nontyphoidal salmonellae, S

typhi enters the host's system primarily through

the distal ileum. S typhi has specialized fimbriae

that adhere to the epithelium over clusters of

lymphoid tissue in the ileum (Peyer patches), the

main relay point for macrophages travelling from

the gut into the lymphatic system. S typhi has a

Vi capsular antigen that masks PAMPs, avoiding

neutrophil-based inflammation. The bacteria then

induce their host macrophages to attract more

macrophages.[5]

Page 41: 12.Git Enterik Ukdw
Page 42: 12.Git Enterik Ukdw

S enterica subspecies enterica

Serotype Typhi

Page 43: 12.Git Enterik Ukdw

Contoh-contoh kuman Salmonella :

• Salmonella typhosa, Salmonella enteritidis.

• Salmonella para typhosa ( = Salmonella para typhi A).

• Salmonella Schottmulleri ( = Salmonella para typhi C) ini virulen.

• Salmonella cholerasuis, Salmonella montevidio.

• Salmonella enatum (pada bebek)

• Salmonella gallinarum (Salmonella pada ayam / unggas)

• Salmonella pullorum (pada anak ayam = pada kutuk)

Page 44: 12.Git Enterik Ukdw

• Jadi jelas infeksi dari kuman-kuman Salmonella yang

disebut Salmonellosis belum tentu disebabkan oleh

kuman Salmonella typhosa saja (typhus Abdominalis),

• tetapi dapat juga disebabkan oleh kuman-kuman

Salmonella jenis lain.

Page 45: 12.Git Enterik Ukdw

Pathogenesis

• The organisms enter via the oral route

– With contaminated food or drink

• The mean infective dose to produce clinical

infection in humans is 105–108 salmonellae

– but perhaps as few as 103 Salmonella Typhi

organisms

• Host factors of resistance to salmonella

infection

– Gastric acidity

– Normal intestinal microbial flora = Colonization

resistance

– Local intestinal immunity

Page 46: 12.Git Enterik Ukdw

Diseases: Salmonellosis

• Salmonellae produce three main types of disease in

humans, but mixed forms are frequent

Page 47: 12.Git Enterik Ukdw

Acute phase, gastroenteritis

Gastroenteritis

Septicemia

- occurs 10-14 days

- lasts 7 days

Typhoid: Pathogenesis

Gall bladder

–shedding, weeks

Page 48: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenitas dan patogenesis.

• Gejala dari infeksi masing-masing kuman Salmonella

yang melalui makanan atau minuman ini dapat

berbeda-beda, tetapi umumnya semua ini dapat kita

kelompok-kelompokkan menjadi 3 macam, golongan

penyakit ialah :

• -Enteric fever (deman enteric), Typhoid dan

paratyphoid.

• -Gastroenteritis (golongan penyakit Gastro

Intestinal).

-Septichaemia

Page 49: 12.Git Enterik Ukdw

Enteric fever (demam enteric)

• Gejala pokok dari jenis penyakit ini adalah “demam”.

Penyebab utamanya karena infeksi yang disebabkan

oleh kuman Salmonella typhosa (typhoid), Salmonella

paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella

Enteritidis disebut paratyphoid.

• Penyakit ini menular melalui makanan / minuman yang

telah dicemari / tercemar oleh kuman-kuman tadi.

Kemudian masuk ke usus, lalu diserap oleh usus

kelenjar-kelenjar limpa.

Page 50: 12.Git Enterik Ukdw

• Dari sini selanjutnya melalui saluran kelenjar limpa

dan ductus thoracicus sampai ke dalam peredaran

darah umum, untuk nanti menginfeksi berbagai

organ-organ tubuh termasuk disini organ usus lagi.

• Sewaktu kuman masuk kelenjar limpa, tidak ada

gejala kira-kira 7 – 14 hari ( = masa tunas )

Page 51: 12.Git Enterik Ukdw

• Setelah masuk peredaran darah, terjadi

bacteriaemia, maka mulailah terjadi gejala-gejala

menggigil, panas tinggi dan lain-lain.

• Oleh karena panasnya yang tinggi penderita

merasakan seperti kedinginan.

• Ini disebabkan suhu tubuh lebih tinggi dari

sekitarnya, dan juga merupakan salah satu reaksi

spontan dari tubuh untuk berusaha menetralkan /

mengurangi panas.

• Maka badan lalu menggigil.

Page 52: 12.Git Enterik Ukdw

• Setelah sampai ke organ-organ termasuk disini usus, maka kuman ini lalu merusak membrana usus, dengan akibat :

• kuman masuk lagi ke peredaran darah.

• Ulcerasi perforasi dan perdarahan usus biasanya penderita meninggal.

• Yang masuk peredaran darah ada yang ke kandung empedu, dan dia tinggal disana. Orang ini merupakan “carrier”.

• Pemeriksaan carier juga dapat emlalui usap erktum

Page 53: 12.Git Enterik Ukdw

• Selama kuman masih di dalam tubuh, akan terjadi kerusakan dari jaringan-jaringan, juga terjadi hiperplasi serta necrosis dari hepar dan lien.

• Maka dari itu pada penderita typhoid, kadang-kadang disertai dengan hepato-spleno megali, yaitu hepar dan liennya membesar. Pada penderita typhoid sering terjadi gejala tak dapat berak (obstipasi), meskipun gejala diare dapat pula mencapai 60 – 70 % dari semua kasus.

Page 54: 12.Git Enterik Ukdw

• Dari perjalanan penyakit tadi, memungkinkan kita untuk mencari jejak dari pada kumannya, sehingga kita dapat mengira-ira bahan apakah yang sebaiknya kita ambil untuk pemeriksaan laboratorium mikrobiologi, supaya kita dapat menemukan kuman yang dikehendaki

• Jadi dari penyakit ini yang merupakan komplikasi yang terberat adalah perforasi dari pada usus serta perdarahan usus.

• Golongan penyakit ini gejalanya yang terutama adalah febris yang tinggi dan lebih lama dari pada golongan penyakit Gastro Intestinal.

Page 55: 12.Git Enterik Ukdw

Golongan penyakit Gastro Intestinal

Penyakit ini sering disebut sebagai ”Penyakit keracunan makanan”. Penyakit ini tidak meluas ke dalam sirkulasi darah, sehingga dapat dikatakan bahwa gejala panas badan sangat variabel (tak tentu).

Penyebab lain adanya infeksi oleh kuman-kuman :

• Salmonella typhi murium

• Salmonella enteritidis (=salmonella cholerasuis) ini kadang-kadang

• Salmonella montevideo

• Salmonella New Porti

• Salmonella Derby, dan seterusnya.

Page 56: 12.Git Enterik Ukdw

Gejala-gejalanya :

• mual-mual, muntah, diare

• sakit perut, karena serangan pada mukosa usus.

• Gejala ini timbul setelah 8 jam sampai 3 hari (masa

tunas). Pemeriksaan kuman-kuman Salmonella

tersebut di atas biasanya dapat ditemukan pada fase

minggu pertama, yang kadang-kadang disertai

sedikit darah atau nanah pada waktu pasien tadi

diare / berak, waktu serangan.

Page 57: 12.Git Enterik Ukdw

Golongan Penyakit Septichaemia

• Penyebab utamanya adalah adanya infeksi dari kuman Salmonella choleraesuis (Salmonella enteritidis).

• Melalui makanan / minuman, langsung menyerang ke dalam sirkulasi darah (septichemia), sedang saluran pencernaan sendiri sering kali tidak mengalami gangguan.

• Organisme tersebar luas, dan cenderung untuk menyebabkan supurasi dimana-mana.

Page 58: 12.Git Enterik Ukdw

• Gejala-gejalanya :

– Panas naik dengan cepat, kemudian naik turun dengan tajam. Ini merupakan gejala yang khas untuk sepsis bagi anak kecil.

– Karena panasnya yang tinggi dan naiknya cepat maka kadang-kadang disertai dengan STUIP = kejang. Biasanya dikira sebagai penyakit demam tanpa sebab atau penyebabnya tidak jelas.

– Perluasan infeksi lebih sering terjadi dibanding dengan golongan Enteric fever.

Page 59: 12.Git Enterik Ukdw

• SALMONELLA TYPHI • Penyakitnya dinamakan Typhoid fever = Typhus

Abdominalis. ’

• Kuman ini disebut pula Elberthela typhi, ini untuk menghormati tuan Elberth, yang menemukan kuman tersebut.

• Untuk mengetahui genusnya, maka dapat dilihat dari sifat-sifat biokimianya, dengan menggunakan media T.S.I. yaitu media terdiri dari :

» Laktosa

» Sukrosa

» Dekstrosa

» FeNH4 (SO4) 3 atau FeNH4 sitrat.

Page 60: 12.Git Enterik Ukdw

• Sebenarnya selain T.S.I. (= Triple Sugar Iron Agar),

masih banyak lagi media-media yang sering digunakan,

misalnya :

» K.I.A.

» S.S.S.

» L.I.A. dan lain-lain lagi.

• Seperti halnya kuman gol. Salmonellae, maka kuman ini

juga mempunyai struktur antigen yang sama.

Page 61: 12.Git Enterik Ukdw

Dikenal ada tiga macam antigen utama di

sini :

• O-antigen = Somatik antigen

• H-antigen = flagelair antigen

• Vi-antigen = merupakan antigen

• envelop / dari kapsul

Page 62: 12.Git Enterik Ukdw

Antigen O (somatik antigen)

• Yaitu bagian dari dinding sel kuman dan resisten terhadap pemanasan yang lama, pada 100C. Terdiri dari polisakarida.

• Jadi antigen O adalah polisakarida yang merupakan suatu antigen permukaan utama dari suatu sel.

Sifat-sifatnya :

• Tahan panas 100C dalam waktu yang lama.

• Tahan terhadap asam dan alkohol yang encer.

• Aglutinasinya berbentuk pasir dan tidak hilang pada penggojogan.

• Reaksinya lambat.

Page 63: 12.Git Enterik Ukdw

• Untuk membuat antigen O maka kuman yang tidak bergerak, misalnya : kuman yang ditambah dengan alkohol dan pemanasan. Antibodi terhadap antigen O, terutaman IgM.

Keterangan :

• Lipopolisakarida dinding sel kuman Gram (-) terdiri atas suatu lipid yang kompleks yang dinamakan Lipid A.

• Pada Lipid A melekat suatu polisakarida yang terdiri atas suatu rentetan inti dan dari ujung satuan-satuan yang berulang. Jadi, kalau lipopolisakarida tadi dipecah, akan terjadi Lipid A dan polisakarida. Ini terjadi kalau kuman tadi dalam keadaan lisis.

Page 64: 12.Git Enterik Ukdw

• Lipopolisakarida sangat beracun untuk binatang-

binatang ini yang disebut andotoksin.

• Sedang semua sifat yang beracun tadi, terdapat pada

lipid A. Polisakaridanya merupakan antigen O.

• Jadi Lipopolisakarida = lipid A + Polisakarida.

Page 65: 12.Git Enterik Ukdw

• Seperti halnya kuman-kuman Gram (-) lainnya Salmonella punya toksin yang terdiri dari Lipopolisakarida (L.P.S.) dan ini disebut : Endotoksin.

• Endotoksin dikeluarkan / keluarnya pada waktu kuman tadi telah mati (lisis). Karena kuman mati, maka lipopolisakaridanya akan pecah menjadi Lipid A dan polisakarida.

Yang beracun sekali adalah lipid A.

• Endotoksin ini menyebabkan demam. Percobaan binatang menunjukkan bahwa penyuntikan endotoksin secara intravena dengan dosis yang besar, akan terjadi kongesti, perdarahan nekrosis pada berbagai alat tubuh.

• Bagian yang sangat dirusak adalah endotel dari pembuluh darah / usus.

Page 66: 12.Git Enterik Ukdw

Antigen H (Flagelair Antigen)

Sifat-sifatnya :

• Termolabil dipanaskan di atas 60C tidak aktif.

• Tak tahan terhadap asam dan alkohol, tetapi tahan terhadap formalin 0,2%. Untuk persiapan tes serologi, maka pada tanaman muda diberi formalin (terutama yang motil). Pemberian formalin dimaksudkan agar flagella menutup badan kumannya, sehingga yang bereaksi hanya H antigennya saja.

• Reaksinya cepat (aglutinasi). Aglutinasinya berbentuk awan / kapas dan hilang waktu digojog.

Page 67: 12.Git Enterik Ukdw

• Dalam satu spesies Salmonella antigen flagella ini dapat ditemukan dalam satu atau kedua bentuk yang dinamakan fase I dan fase II.

• Organisme ini cenderung berubah dari satu fase I ke fase lainnya.

• Hal seperti di atas dinamakan variasi fase. Oleh karena itu antigen H dapat digunakan untuk menentukan variasi dari kumannya. Dengan kata lain dalam satu spesies, kuman dapat mengandung dua H antigen, yaitu :

• a. Spesifik fase (fase I) aglutinogen spesifik.

• b. Group fase (fase II) aglutinogen golongan.

Page 68: 12.Git Enterik Ukdw

Antigen Vi (merupakan antigen envelop)

• Antigen Vi (merupakan antigen envelop / dari capsula, menunjukkan sifat virulensinya).

Sifat-sifatnya :

• Termolabil , rusak oleh pemanasan 60oC dalam satu jam.

• Tak tahan terhadap asam dan alkohol.

• Aglutinasi berwujud granulair.

• Reaksinya lebih cepat

• Terdapat pada bagian yang paling pinggir dari pada kuman.

• Sering merupakan penghambat terjadinya reaksi aglutinasi dari O antigen.

Page 69: 12.Git Enterik Ukdw

Lab Diagnosis

• Specimens– Blood, bone marrow aspiration

– Urine, stool

– Duodenal drainage

• Isolations, Cultures, and Differentiations– Selective, differential media

– Biochemical reactions

• Serological tests– Agglutination test :Widal test (Tube dilution /

slides agglutination test

– Tubex TF

Page 70: 12.Git Enterik Ukdw

• Reaksi-reaksi pemeriksaan serologik terhadap Salmonella.

• Titer antibodi dalam serum penderita ditentukan dengan reaksi aglutinasi dari Widal (Widal reaksi) dengan reaksi aglutinasi dalam serum penderita akan naik titernya pada minggu II – III setelah infeksi.

• Oleh karena itu sebaiknya bahan pemeriksaan serum penderita diambil pada minggu II sesudah infeksi, untuk pemeriksaan serologi ini. Pemeriksaan serologi (Widal Test) ini tidak hanya dikerjakan sekali saja, tetapi seharusnya dikerjakan dua kali, yaitu dengan jarak waktu 7 – 10 hari dari pemeriksaan pertama

Page 71: 12.Git Enterik Ukdw

• Alasan dikerjakan (diperiksa) dua kali ini ialah ada

kemungkinan pada pengambilan pertama titer

antibodinya (aglutinin) naiknya tidak menyolok, jadi

belum berarti.

• Dengan pengambilan yang kedua dan dengan jarak

waktu 7 – 10 hari tadi, diharapkan akan mendapatkan

kenaikan titer yang cukup tinggi. Sehingga diagnosis

penyakitnya akan lebih baik dengan dasar

pemeriksaan serologis ini.

Page 72: 12.Git Enterik Ukdw

• Reaksi Widal berguna untuk :– Membantu diagnosis typhus Abdominalis dan

penyakit para typhus.

– Mengetahui prognose dari penyakitnya.

– Mengetahui ada tidaknya aglutinin dalam serum

penderita.

• Dari hasil Widal ini bisa diambil kesimpulan

bahwa :» Kenaikan titer O (tingginya titer), menunjukkan

masih adanya infeksi yang aktif.

» Tingginya titer H, menunjukkan adanya

kemungkinan-kemungkinan adanya post

vaksinasi atau infeksi telah berlalu.

• Sedang titer VI yang tinggi menunjukkan

bahwa penderita CARIER

Page 73: 12.Git Enterik Ukdw

Epidemiologi

Sumber infeksi

• Sumber infeksi adalah makanan dan minuman yang telah terkontaminasi dengan kuman Salmonella typhosa.

• Air-air yang terkontaminasi dengan tinja dari penderita, sering dapat mengakibatkan epidemi yang eksplosif.

• Air susu dan bahan makanan lain yang tidak termasak dengan baik (es krim, keju dan lain-lain).

• Daging ikan yang hidup di air yang terkontaminasi (kerang-kerangan).

• Telur yang didinginkan / dikeringkan (baik dari ayam itik ataupun unggas lain) yang telah terkontaminasi selama proses pembuatannya.

• Alat-alat yang dipakai oleh si penderita, dan lain-lain.

• Carrier, dan lain-lain.

Page 74: 12.Git Enterik Ukdw

Pembawa kuman (Vektor)• Dapat berupa barang-barang ataupun apa saja yang

telah terkena (terkontaminer), oleh Salmonella typhosa.

• Pembawa kuman yang terutama ialah :

• -serangga

• -lalat

• -kecoa

• -nyamuk

• Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan hewan-hewan lain sebagai pembawa kuman ini.

Page 75: 12.Git Enterik Ukdw

• Gejala klinis penyakit Typhus Abdominalis :

• Lamanya inkubasi : 1 – 2 minggu.

• Terdiri dari 3 tahap

Tahap I (minggu I)

• a. Kuman baru masuk melalui mulut ke

• perut usus diserap ke dalam

• tubuh peredaran darah.

• b. Gejala :

• - kepala sangat pusing dan pening.

• - malaise

• - febris yang bersifat stepnise

• - terdapat bacteriaemia.

Page 76: 12.Git Enterik Ukdw

• Tahap II (minggu II)

• a. Kuman dari peredaran darah kembali ke usus lagi.

• Membuat luka pada usus yang kalau melanjut,

• nantinya akan terjadi perforasi.

• b. Gejala :

• - Panasnya mencapai maksimum

• -Leukopenia

• -Bradycardi relatif, pada kenaikan 1C

• disertai kenaikan denyut nadi.

• -Dalam keadaan normal kenaikan 1C akan

• disertai kenaikan 4 denyut nadi.

• -Pada akhir minggu II, kuman-kuman masuk ke

• dalam organ-organ lainnya, diantaranya Gall

• blader, yang kemudian bersama-sama dengan

• empedu menuju ke usus dikeluarkan

• bersama faeces dan juga ke ginjal keluar

• bersama-sama urine.

Page 77: 12.Git Enterik Ukdw

Tahap III (minggu III)

• Merupakan stadium convalecent.

• Panas mulai menurun, kalau keadaan mulai membaik. Tetapi kalau tak terawat, disini dapat terjadi perforasi dari usus.

• Pasien dapat meninggal dunia karenanya.

Diagnosis :

• Dapat secara patologik klinis/Mikrobiologi klinis

• Dapat secara serologik,/biologi mol misalnya : dengan reaksi Widal./PCR

Reaksi Widal (+) bila :

• -O-aglutinin lebih besar dari 1/50 atau 1/100. sebab O aglutini lebih punya nilai diagnostik dari pada H-aglutinin.

• -H-aglutinin lebih besar dari 1/100, ini kurang / tak representatif oleh karena H-aglutinin hilangnya lama setelah mendapat vaksinasi atau setelah menderita sakit.

Page 78: 12.Git Enterik Ukdw

Widal test

• A test of blood serum that uses an agglutination reaction to

diagnose typhoid fever

– After Fernand Widal (1862–1929), French physician

Page 79: 12.Git Enterik Ukdw

Typhoid Mary

• Mary Mallon, the cook who became known as Typhoid Mary, due to her alarming tendency to spread typhoid fever via the kitchens of 1904 New York City. When she was first suspected to be the cause of the outbreak, she disappeared, becoming the subject of an intense pursuit. Once caught ……

Page 80: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan :

• -Kebersihan makanan

• -Vaksinasi

Pengobatan :

• Simptomatik, kalau panas diberi obat turun panas

• Infus, kalau penderita mengalami dehidrasi.

• Drug of choice-nya : Chloramphenicol

• Istirahat di tempat tidur secara total.

Page 81: 12.Git Enterik Ukdw

KESIMPULAN DI KLINIS

-PENYEBAB DEMAM TYPHOID : SALMONELLA TYPHI

-SIFAT : -TAHAN LINGKUNGAN KERING DAN BEKU-PEKA THD KLORINASI DAN PASTEURISASI-TAHAN BBRP MINGGU DALAM AIR,SAMPAH,

• DAN PAKAIAN.

• -TAHAN THD SAMPAH/SAYURAN MENTAH :

• 1 MINGGU

- MUDAH KEMBANG BIAK DALAM DAGING,

SUSU, DAN TELUR- SAKIT HANYA DIKETEMUKAN PD MANUSIA

-

Page 82: 12.Git Enterik Ukdw
Page 83: 12.Git Enterik Ukdw

PENULARAN DAN PEMBRANTASAN

TYPHOID

PENULARAN DAPAT MELALUI

-MAKANAN DAN AIR MINUM T.U MENGANDUNG

BAHAN ORGANIK.-EKSRETA MANUSIA SAKIT/CARRIER ( TINJA,URINE )

-LEWAT /PERALATAN / LALAT /SERANGGA

PEMBRANTASAN:

1.MENINGKATKAN KEKEBALAN (DAYA TAHANNYA

RELATIF PENDEK).2.MEMPERBAIKI SANITASI 3.PENDIDIKAN KESEHATAN4.MENEMUKAN CARRIER

Page 84: 12.Git Enterik Ukdw

DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID

KLINIS:

DEMAM LEBIH 7 HARI,GANGGUAN PADA SAL CERNAK SEPERTI METEORISMUS,DAN GANGGUAN KESADARAN SEPERTI APATY

LABORATORIS:

PEM.DARAH TEPI :LEKOPENI, ANEMIA ,ANEOSOPILIA

,TROMBOSITOPENI, LIMFOSITOSIS,

LED MENINGKAT

TETAPI SERING PEM DARAH TEPI TIDAK PATOGNOMIS,SEHINGGA PERLU DIKONFIRMASI DNG LAB.MIKROBIOLOGIS.

Page 85: 12.Git Enterik Ukdw

DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID

-PERBENIHAN .

SAMPEL DARI

-BIAKAN DARAH (7-10 HR -> 80% POSITIF.

-ASPIRASI SUNSUM TULANG (HASIL LEBIH POSITIF

DIBANDINGKAN DARI BIAKAN DARAH).

-BIAKAN DARI CAIRAN EMPEDU (CAIRAN DUODENAL)

HASIL POSITIF 77% TAPI SERING SULIT DILAKUKAN.

-BIAKAN TINJA HASIL POSITIF MINGGU KE II-III

-BIAKAN URINE POSITIF SESUDAH MINGGU KE II

-USAP REKTUM DAN URINE DAPAT UNTUK DETEKSI

CARIER TIPOID.

Page 86: 12.Git Enterik Ukdw
Page 87: 12.Git Enterik Ukdw

DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID

SEROLOGI DNG UJI WIDAL

PRINSIP TERJADINYA AGLUTINASI BILA ADA

ANTIBODI DALAM SERUM PENDERITA. YG DIBERI

ANTIGEN SALMONELLA.

REAKSI WIDAL BILA HANYA DIGUNAKAN SEKALI TAK

PUNYA ARTI KLINIS.

MINIMAL DILAKUKAN 3-5 HR STLH INTERVAL SAKIT

ATAU 1-2 MG. DIAGNOSIS.

-Ag O > 1/200

-Ag H (KURANG KHAS )

-Ag Vi (UNTUK CARRIER )

-Ag PARA TYPHI A,B,C.

Page 88: 12.Git Enterik Ukdw

DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID

UJI WIDAL:

DNG CARA TABUNG DAN CARA SLIDE TEST .

(TES KUALITATIF DAN SEMI KUANTITATIF JIKA DILAKUKAN

TITRASI )

-SAAT INI SERING DIGUNAKAN SLIDE TEST DIBANDINGKAN

UJI TABUNG.

-SENSITIFITAS DAN SPESIFISITAS KURANG BAIK SEHINGGA

TIDAK DAPAT DIPAKAI SEBAGAI DIAGNOSIS TUNGGAL.

-NAMUN JIKA ADA KENAIKAN TITER 4 KALI MENYOKONG

DIAGNOSIS .

Page 89: 12.Git Enterik Ukdw

HASIL DIPENGARUHI OLEH:

• -KEKURANGAN GISI.

• -PEMBERIAN VAKSINASI SEBELUMNYA

• -WAKTU TERLALU DINI MEMBERI HASIL POSITIF PALSU.

• -PENGUNAAN IMUNOSUPRESIF/KORTIKOSTEROID

• -REAKSI SILANG DENGAN KUMAN LAIN.

• STATUS IMUNOLOGISNYA JELEK.

• FAKTOR TEKNIS PELAKSANAANNYA.

• -DAN LAIN LAIN

Page 90: 12.Git Enterik Ukdw

DIAGNOSIS DEMAM TYPHOID

PEMERIKSAAN ELISA

• PEMERIKSAAN ANTIGEN THD SALMONELLA MENGGUNAKAN MONOKLONAL ANTIBODI.

• ATAU DETEKSI ANTIBODI IMUNOGLOBULIN LPS SALMONELA DARI SERUM PENDERITA.

PEMERIKSAAN LAIN:

• -LATEX AGLUTINATION TEST (LFT)

• -COUNTER IMUNOLECTROFORESE (CIE)

• -POLYMERASE CHAIN ERACTION (PCR)

• HASILNYA LEBIH BAIK DNG UJI WIDAL TETAPI MAHAL DAN TAK TERJANGKAU.

Page 91: 12.Git Enterik Ukdw
Page 92: 12.Git Enterik Ukdw
Page 93: 12.Git Enterik Ukdw

• SHIGELLA• Famili : Enterobacteriaceae

• Genus : Shigella

• Penyakit disebut : Shigellosis

• Shigella adalah kuman perut yang tidak berflagella, bentuknya batang, sifatnya Gram (-). Beberapa dari kuman ini tidak meragikan Lactosa, dan semua memfermentasikan glukosa / karbohidrat lainnya.

• Yang memfermentasikan karbohidrat, menghasilkan gas, tidak ada yang meragikan salisin kecuali Shagella sonei. Beberapa kuman dapat memfermentasikan manitol, misalnya Sh.boydii, Shigella sonnel, Shigella flexineri. Sedang Shigella disentri tidak.

Page 94: 12.Git Enterik Ukdw

• Golongan Shigella punya 4 group :

– S. Shigae (group A).

– S. Flexneri, S. New Castle dan S. Manchester

(group B).

– S. Boydii (group C)

– S. Sonnei (group D).

• Sedang Group A, --- ada 7 jenis

• Group B, --- ada 12 jenis

• Group C, --- ada 7 jenis

• Group D, --- ada 1 jenis

• ada 27 jenis

Page 95: 12.Git Enterik Ukdw

• Dari Shigella- shigella tadi yang paling berbahaya / virulen dan toksis adalah S. Shigeae.

• Sedang Shigella yang lainnya tidak begitu virulen, ada yang menyebut Pseudo disentri atau basil yang disentri atoxiach.

• Spesies Shigellae yang patogen antara lain :

• Manitolnya negative (-) :

• Shigella disentri (S. Shigae) Group A (tipe 1 – 10)

• Manitolnya positif (+) :

• a. Shigella flexneri (Sh. Paradysenteriae)

• group B (tipe 5 – 6)

• b. Shigella boydii group C (tipe 1 – 15)

• c. Shigella sonnei group D (tipe 1)

Page 96: 12.Git Enterik Ukdw

Koloni

Struktur antigen :

• Biasanya terdapat 1 – 2 somatik antigen

• Minor antigen O-nya tidak spesifik, sebagian besar kuman ini punya antigen O yang juga dimiliki oleh kuman enterik lainnya.

• Tiap-tiap spesies perbedaan antigennya hanya terletak pada jumlahnya.

• Shigella flexneri terdiri dari 8 tipe antigenetik.

• Dalam kultur, kuman-kuman tersebut makin lama makin kehilangan sifat-sifat tipe antigeniknya. Perubahan ini seakan-akan seperti berubahnya sifat-sifat koloni Salmonella dari smooth (S) menjadi Rogh (R).

Antigen dari Shigella berupa lipoprotein karbohidrat.

• Poliven anti serum dapat dibuat dari 4 group Shigella.

• Contoh : tipe 1 dan 2 dari Shigella sonnei dapat dibaut untuk group B anti serum.

Page 97: 12.Git Enterik Ukdw

Menurut EWING :

• Ada cross reaktion antara O antigen pada Shigella.

• Sedang minor O antigen dari 10 serotipe Shigella dikatakan identik dengan O antigen dari strain tertentu dari E. Coli.

Toksin / Racun :

• Berupa Endotoksin yang sangat toksik, dikeluarkan pada waktu kuman tadi mengalami lisis (otolisis). Pada otolisis semua Shigella mengeluarkan antigen somatik yang toksik sekali. Sedang Shigella disentri typi 1 mengeluarkan eksotoksin (sifat neurotoksin).

• Somatik antigen dari Shigella sonnel mempunyai daya immunitas yang baik, sedang toksisitasnya rendah.

• Beberapa strain dari Shigella boydii membentuk antibodi like substance yang dapat mematikan Sh. Fleksneri.

Page 98: 12.Git Enterik Ukdw

• Variabilitas

• Diatas telah dikatakan di dalam kultur kuman-kuman

tersebut semakin kehilangan sifat-sifat typhi

antigeniknya.

• Dengan adanya perubahan-perubahan sifat biokimiawi,

antigenik dan sifat-sifat patogenitas dari Shigella yang

mengalami mutasi (yang disebut mutant), sebenarnya

tersebar dari sifat-sifat induknya yang menurun.

• Variasi dari bentuk smott (S) ke Rough (R) ini biasanya

disebabkan karena kehilangan endotoksinnya.

Page 99: 12.Git Enterik Ukdw

Menurut Aukwright :

• Koloni S (smooth) dapat berubah menjadi koloni R (Rough) dengan sifat-sifat sebagai berikut :

• Koloni S :

• -bulat

• -suspensi dengan saline bersifat homogen

• biasanya bentuk lebih pendek

• Koloni R :

• bentuk lebih panjang

• kasar, lebih besar

• ada perubahan struktur antigen

• cenderung untuk mengadakan aglutinasi spontan. Menurut Boyd :

• Pada Shigella flexneri perubahan koloni S menjadi R tanpa disertai perubahan struktur antigen.

Page 100: 12.Git Enterik Ukdw

• Patogenitas dan patologinya :

• Kebanyakan hidup di usus besar. Penyebab penyakit

disertai baksillair, jadi biasanya penyakit ini terbatas

pada tract Gastro Intestinal.

• Yang mengadakan invasi ke peredaran darah jarang

sekali. Kuman ini menyerang epitel dari mukosa

usus, terjadilah mikro-mikro abses dalam dinding

usus akhir dari ileum.

Page 101: 12.Git Enterik Ukdw

• Penyerangan / pengrusakan kuman ini pada mukosa

usus kadang-kadang terjadi nekrosis dari membrana

mukosa tadi.

• Kemudian dari nekrosis ini akan terjadi ulkerasi-

ulkerasi yang disertai pendarahan.

• Pada tempat ulkerasi tadi terjadi ”pseudo-membran”

yang terdiri dari fibrin-fibrin, leukosit-leukosit sel-sel

yang lepas, juga bakterinya.

• Nanti kalau sudah sembuh akan terjadi jaringan

granulasi dan sisatrik.

Page 102: 12.Git Enterik Ukdw

• Yang menyebabkan sakit perut itu adalah

adanya toksin ini akan mengiritasi mukosa

dinding usus terjadi sakit perut.

• Toksin ini dihasilkan oleh semua Shigella dan

merupakan endotoksin yang dihasilkan oleh

karena adanya auto-lisis dari badan bakteri

sendiri.

Page 103: 12.Git Enterik Ukdw

• Untuk Shigella disentri (Sh. Shigae) dia selain

menghasilkan Endotoksin juga menghasilkan Ekso-

toksin. Neuro toksin, dari shigella disentri mungkin

berhubungan dengan derajat patogenitas / berat

ringannya infeksi dari Shigella shigae ini, dan

menyebabkan gangguan-gangguan syaraf (misalnya

: meningismus, koma) seperti terlihat pada kasus-

kasus yang berat.

• Toksin ini bisa disejajarkan pengaruhnya seperti

Entero toksin pada toksin kolera (harap menengok

hal vibrio kolera).

Page 104: 12.Git Enterik Ukdw

• Perjalanan penyakit ini :

• Masa inkubasinya 1 – 14, hari dengan disertai rasa sakit perut yang mendadak, kram-kram diare dan panas.

• Fasesnya cair bercampur lendir dan darah, pada waktu berak terasa sakit sekali terjadi enesmus (spasmus dari rektal).

• Keadaan tadi dapat sembuh sendiri setelah beberapa hari, hanya perlu diperhatikan pada anak-anak dapat menyebabkan dehidrasi dan aksidosis yang cukup mengkhawatirkan.

• Penderita yang sudah sembuh dapat menjadi Carrier, atau penderita ini dapat pula menderita lagi / kambuh.

Page 105: 12.Git Enterik Ukdw

• Sebenarnya penderita yang telah sembuh tadi akan terbentuk antibody, tetapi antibodi ini ternyata tidak dapat menahan / menanggulangi keadaan reinfeksi yang kedua, dan seterusnya.

• Sedang pemberian vaksinasi dengan kuman disentri yang telah dimatikan akan memacu pembentukan anti-bodi, tetapi tidak bisa mengebalkan penderita secara sempurna. Vaksin-vaksin dari bakteri yang masih hidup sedang dicoba.

• Pada proses imunitas, anti-bodi IgA dalam saluran pencernaan mungkin akan berguna sekali untuk sekedar membatasi meluasnya penyakit infeksi yang kedua.

Page 106: 12.Git Enterik Ukdw

Epidemiologi dan pencegahan penyakit disentri.

• Penularan peyakit ini adalah melalui makanan dan minuman, tangan yang kotor, serta zat-zat / benda-benda yang terkontaminasi oleh kuman ini.

• Kuman-kuman tadi ditularkan atau dibawa oleh lalat/ hewan / serangga lain yang hinggap pada faises penderita.

• Baksil ini di luar usus dapat lekas mati, terutama kalau kena sinar matahari secara langsung, tetapi di dalam tinja kuman ini dapat tahan 2 hari, dalam tanah tahan sampai 7 – 12 hari.

Page 107: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan :

• Hygiene sanitasi yang baik.

• Mengisolasikan penderita dan membunuh kumannya.

• Pemeriksaan secara rutin pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman dari pencemaran.Khusus pada karyawannya ’

Pengobatan :

• Chloramphenicol

• Tetracycline

• Amphicillin

• Trimetroprim / sulfametoksazol.

Page 108: 12.Git Enterik Ukdw

• Keempat obat tersebut di atas biasanya menghambat bagi Shigellae. Tetapi obat-obat termasuk juga sering mengalami kegagalan untuk menghilangkan kumannya dari dalam saluran pencernaan.

• kanamycin

• neomycin sensitif

• Cholestimathe

Catatan :

• Kadang-kadang beberapa strain dari kuman ini resisten terhadap :

• tetracycline

• chloramphenicol

Page 109: 12.Git Enterik Ukdw
Page 110: 12.Git Enterik Ukdw

Vibrio

• Famili : Spirillaceae

• Genus : Vibrio

• Spesies : -V. Cholerae (V.coma)

• -El-Tor

• -Parahemoliticus

Page 111: 12.Git Enterik Ukdw

Familia Vibrionacea

Genus Vibrio

• Aquatic organisms (salt water), optimum pH 7 (tolerate pH 9 but extremely sensitive to acid).

• Serogroup:

* Vibrio cholerae 01 : Biotype Classical V. cholerae & ElTor. Other: V. cholerae 0139

* Atypical/Non toxigenic V. cholerae 01

* Not agglutinating Ag 01 (=NAG/NCV)

Page 112: 12.Git Enterik Ukdw

• Kuman ini biasanya disingkat dengan nama Vibrio. Hidup sebagai spesies-spesies ini yang paling patogen ialah VIBRIO CHOLERAE (dulu dikenal sebagai vibrio koma).

• Catatan sejarah pernah terjadi pandemi sampai 6 kali.

• Tetapi disamping ini ada beberapa lagi yang dapat menyebabkan sakit terhadap kita, sedang yang lainnya adalah bisa kita temukan sebagai flora normal dalam usus manusia.

• Ada pula yang dapat menyebabkan sepsis.

Page 113: 12.Git Enterik Ukdw

• Contoh-contoh kuman vibrio :

• -Vibrio cholerae (= vibrio cholerae biotype cholerae).

• -Vibrio El-Tor (= Vibrio cholerae biotype El-Tor).

• -Vibrio parahemolitins (Vi-par), kuman ini dapat hidup pada

media 7% NaCl Brooth.

• Mengingat bahwa hidup kuman-kuman Vi-par ini kebanyakan diketemukan saprophytic di air-air asin (laut atau danau-danau yang ber air asin) maka perlu kita bedakan dengan Vibrio SALT Requires dan Vibrio Non Aglutinates (= Vibrio NAG). Untuk membedakan kedua kuman ini ialah bila ditanam alam media NaCl Broth 7%, maka hasilnya sebagai berikut :

– Vibrio NAG akan mati.

– vibrio SALT Required = V. NaCl Req. Tetap hidup.

• Kedua vibrio ini ádalah merupakan vibrio saprophytic atau kuman-kuman dari air.

Page 114: 12.Git Enterik Ukdw

Vibrio Cholerae dan Vibrio El-Tor• Kebanyakan vibrio kolera tidak bersifat hemolitik (karena

tidak menghasilkan hemolisin).

• Tetapi ada satu strain vibrio cholerae, ini yang menghasilkan hemolysine sehingga bersifat hemolitik.

• Kuman ini pertama kali diketemukan pada tahun 1905 di Klinik Station Karantina El-Tor (di Semenanjung Sinai, terusan Suer Arabia).

• Tetapi pada waktu itu kurang dianggap berbahaya, kemudian terulang lagi dan ini betul-betul berbahaya, timbulnya di Sulawesi meluas di Asia tahun 1949.

Page 115: 12.Git Enterik Ukdw

• Akhirnya timbul lagi belum lama belakangan ini di India, ini merupakan pandemi, meluas ke Etiopía, Liberia, Guinea, Syria dan Cekoslowakia.

• Dengan kejadian tersebut itulah, maka istilah vibrio kolera dipisahkan menjadi dua, yaitu non hemolitik yaitu vibrio kolera biotipe kolera (vibrio cholera cholerse)

• dan yang mempunyai sifat hemolitik, yaitu V, Cholerae biotipo EL-Tor (Vibrio Cholerae El-Tor = vibrio El-Tor).

Page 116: 12.Git Enterik Ukdw

• Vibrio cholerae tidak dapat hidup pada temperatur

kamar di luar tubuh dan mudah mati dalam beberapa

saat / jam pada fecal, atau temperatur kamar tadi.

• Tetapi dapat hidup pula selama beberapa hari yaitu 4

– 7 hari pada permukaan buah-buahan yang masih

segar dan disimpan di tempat yang dingin (almari

es), juga pada sayur-sayuran.

Page 117: 12.Git Enterik Ukdw

• Morphologi dan sifat-sifat perbeníhan :

– Bentuk batang bengkok (seperti coma)

– Flagella mono tricha / polair

– Tidak membentuk kapusl dan spora

– Gram (-)

– Pada perbenihan kaldu didapatkan selaput pada permukaannya

– Tumbuh subur pada pH basis (pH tinggi) : 8,5 –9,5

– Dengan cepat dibunuh dengan asam

– I.M.Vi.C = (+), (+), (+), (+)

– Media yang dipakai :

• Media cair alkalik peptone (pH = 8,4 – 8,5) pertumbuhan terjadi setelah 6 – 18 jam. Pada permukaannya terlihat selaput yang disebut PELLICLE.

Page 118: 12.Git Enterik Ukdw

• T.C.B.S. = TIO Sulfat Sitrat Bile Salt Sukrosa. Dari biakan ini dapat terjadi langsung slide aglutinasi tes dan tes yang lain.

Sifat-sifat biokimianya :

• Laktosa diragikan lambat

• Sukrosa, glukosa, manitol : diragikan menjadi asam tanpa pembentukan gas.

• Tak membentuk H2 S

• Indol (+)

• Tak memecah urea

Page 119: 12.Git Enterik Ukdw

Susunan antigen :

• Seperti kuman-kuman motil lainnya maka kuman vibrio kolera ini juga dapat bertindak sebagai antigen, yaitu variasi antara antigen O dan H maupun sebagai endotoksin.

• Vibrio kolera mengeluarkan banyak sekali antero-toksin yang sangat beracun yang sekarang sudah dapat diambil dan dijadikan bentuk bahan yang sangat murni.

• Sedang antigen H, tidak bisa sebab antigen H ini tidak spesifik. Antigen O (somatik) menurut Gardner dan Fenkatraman :

• Strain Vibrio dibagi dalam group O1 – O6

• Yang termasuk group O1 bersifat patogen.

Page 120: 12.Git Enterik Ukdw

Menurut Feely

• Pada imunisasi yang aktif dari vibrio cholerae,

ternyata dapat dijumpai juga anti serum terhadap

Brucella yang berlangsung selama 2 tahun.

Menurut Inaba dan Ogawa

• Mereka mengemukakan 2 antigenik tipe yang

disebut : Inaba dan Ogawa antigen. Tipe III yang

disebut Hikoyima, ternyata merupakan campuran

antara Inaba dan Ogawa.

Page 121: 12.Git Enterik Ukdw

• Penemuan ini dibenarkan oleh Borrow, tetapi beliau

memakai nama :

• O antigen A : sesuai dengan Inaba

• O antigen B : sesuai dengan Ogawa

• O antigen C : sesuai dengan Hikoyima

• O antigen K : ditemukan pada semua strain vibrio.

Page 122: 12.Git Enterik Ukdw

Toxin

• Vibrio kolera menghasilkan anterotoksin =

eksotoksin. Enterotoxin,

Sifat-sifatnya :

• -Tidak tahan panas dan asam.

• -Menyebabkan hipersekresi usus halus,

menyebabkan diare yang pasif 20 liter / hari.

• -Bila diberi formalin makan terbentuk toksoid.

• -Dua kali suntikan suspensi vibrio yang telah

dimatikan (0,5 ml dan 1 ml) disuntikkan secara i.m,

dengan jarak waktu 4 – 6 minggu akan terjadi

kekebalan, asal tiap 8 bulan diulang dengan larutan

penyokong (0,5 ml).

Page 123: 12.Git Enterik Ukdw

Pathogenitas dan Pathologinya• Sifat V, kolera tidak infasif. Artinya infeksinya tidak

sampai ke saluran / sirkulasi darah dan seterusnya, tetapi terbatas pada tract intestinalis saja.

• Kuman ini di tract intestinalis mengeluarkan toksin yang menyebabkan sakit pada penderita (endotoksin, enzim-enzim mucinase, enterotoksin).

• Enterotoksin merupakan protein yang labil terhadap panas, mudah diserap oleh ganglion-ganglion saraf, sel-sel epitel usus dan memacu keluarnya cairan intestinal (Hiper sekresi), disertai keluarnya elektrolit-elektrolit cairan tubuh.

Page 124: 12.Git Enterik Ukdw

• Yang memberi khas adanya infeksi V. Cholerae yaitu diare yang encer dan banyak kehilangan elektrolit tubuh.

• Kehilangan ini dapat sampai 10 – 12 liter / hari. Sehingga terjadi dehydrasi, lalu acidosis, kemudian sock dan akhirnya meninggal.

• Klinis sesudah terjadi selama 1 – 4 hari (masa inkubasi) segera terjadi nausea (mual-mual), muntah-muntah, (vomit) dan diare encer dengan kram-kram perut.

• Faecesnya seperti ”Air cucian besar. Didalamnya banyak mengandung sel-sel epitel dan lendir. Angka kematian akibat diare ini dapat mencapai 25 – 50%. Vobrio menghasilkan : Endotoksin, eksotoksin dan mucinose.

Page 125: 12.Git Enterik Ukdw

• Eksotoksin = Choleragen bersifat

• -termolabil

• -ditambah formalin menjadi toksoid.

• -Bersifat antigenik

• Kerjanya :

• Pada dinding pembuluh usus (sel-selnya) hipersekresi kelenjar-kelenjar usus permiabilitas meninggi air keluar (RICE WATER STOOL).

• Penularan : makanan dan minutan yang terkontaminasi.

Page 126: 12.Git Enterik Ukdw

Kekebalan :

• Asam lambung akan memberi pertahanan terhadap

vibrio kolera tetapi hanya sedikit. Kekebalan hanya

untuk beberapa bulan saja (+ 6 bulan), berupa

antibodi vibriocidal (IgM) pada serum setelah infeksi,

tetapi antibody ini dalam darah (sirkulasi) dan dalam

usus tak terbukti.

Page 127: 12.Git Enterik Ukdw

• Vibrio kolera dipisahkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :

• V. Kolera yang non hemolitik yaitu V. Kolera biotype cholerae (V.Cholerae kolera) dan yang mempunyai sifat hemolitik yaitu V. Cholerae biotype El-Tor (V. Cholerae El-Tor = El-Tor).

• El-Tor resisten terhadap obat Polymyxine B, sedang V. Kolera cholerae tidak. Vibrio penyebab penyakit diare yang encer dan masif disertai kehilangan cairan elektrolit tubuh + 1 hari dapat sampai 10 – 12 liter terjadi dehydrasi acidosis akhirnya terjadi shock meninggal dunia

• V. Cholerae mengeluarkan banyak sekali enterotoksin yang sangat beracun, yang menyebabkan hipersekresi dari usus halus, menyebabkan hipersekresi dari usus halus, menyebabkan diare yang masif 20 liter / hari. Faecesnya seperti air cucian beras (RICE WATER STOOL).

Page 128: 12.Git Enterik Ukdw

• Vibrio yang telah dimatikan bila disuntikkan secara imunisasi dapat menimbulkan kekebalan + 6 bulan.

• Vibrio sebenarnya tidak infasif, artinya kumannya tidak menerobos dinding usus, masuk ke dalam peredaran darah, tetapi terbatas di dalam usus saja (Tract intestinallis saja).

• Kekebalan hanya untuk beberapa bulan saja (+ 6 bulan), meskipun antibodi yang terbentuk ”tidak terbukti”, baik di dalam usus maupun di dalam darah.

Page 129: 12.Git Enterik Ukdw

Resistensi kuman :

• pada suhu kamar mati beberapa jam.

• Kuman mati pada suhu 55oC

• Dalam sayur-sayuran, buah-buahan yang lembab,

dapat tahan 4 – 7 hari.

• Disimpan dalam keadaan beku dapat tahan sampai +

4 tahun.

Page 130: 12.Git Enterik Ukdw

Vibrio parahemoliticus :

• penyebab keracunan makanan yang akut

menyebabkan diare yang hebat.

• Sumber penularan bisanya binatang-binatang laut :

ikan dan lain-lain

• Masa inkubasi 8 – 18 jam.

• Catatan : disini yang perlu diperbaiki keseimbangan

elektrolit.

Page 131: 12.Git Enterik Ukdw
Page 132: 12.Git Enterik Ukdw

Source: Tropical Medicine and Parasitology, 1995

Rice-water Stool of Cholera

Page 133: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan :

• sanitasi lingkungan yang baik

• kontrol terhadap vektor

• makan dan minum harus dimasak

• penyuluhan

• sebagai tambahan : vaksinasi

terapi :

• terutama mengatasi dehydrasi (K+ dan HCO)

• antibiotik

Page 134: 12.Git Enterik Ukdw

4. Media selektif– Fungsi membiak kuman yang diinginkan

– Mengandung bahan yg menghambat

pertumbuhan kuman yg tdk diinginkan

• Contoh media untuk kuman enteric,

• mis. Media

SS (Salmonella-Shigella); media WB (Wilson-

Blair)

SS Agar

Page 135: 12.Git Enterik Ukdw

5. Media eksklusif

Media yang daya seleksinya lebih baik

Contoh :

- media TCBS (thiosulphate citrate bile

sucrose) utk Vibrio

Page 136: 12.Git Enterik Ukdw
Page 137: 12.Git Enterik Ukdw

Pseudomonas

• Famili : Pseudomonadaceae

• Genus : Pseudomonas

• Spesies : P. Aeroginosa dan

• seterusnya.

• Famili : Spirilillaceae

• Genus : vibrio

• Species : V. Koma (=V. Kolera)– -El-Tor

– -Parahemoliticus dan

– seterusnya.

Page 138: 12.Git Enterik Ukdw

Klasifikasi IlmiahKingdom : Bacteria

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Pseudomonadales

Famili : Pseudomonadaceae

Genus : Pseudomonas

Spesies :

Page 139: 12.Git Enterik Ukdw

1. Pseudomonas aeruginosa group

P. aeruginosaP. alcaligenesP. anguillisepticaP. argentinensisP. borboriP. citronellolisP. flavescensP. mendocinaP. nitroreducensP. oleovoransP. pseudoalcaligenesP. resinovoransP. straminea

Page 140: 12.Git Enterik Ukdw

2. Pseudomonas chlororaphis group

P. aurantiaca

P. aureofaciens

P. chlororaphis

P. fragi

P. lundensis

P. taetrolens

Page 141: 12.Git Enterik Ukdw

3. Pseudomonas fluorescens group

P. antarcticaP. azotoformansP. blatchfordae' P. brassicacearumP. brenneriP. cedrinaP. corrugataP. fluorescensP. gessardiiP. libanensisP. mandeliiP. marginalisP. mediterraneaP. meridianaP. migulaeP. mucidolensP. orientalisP. panacisP. proteolyticaP. rhodesiaeP. synxanthaP. thivervalensisP. tolaasiiP. veronii

Page 142: 12.Git Enterik Ukdw

4. Pseudomonas pertucinogena group

P. denitrificans

P. pertucinogena

Page 143: 12.Git Enterik Ukdw

5. Pseudomonas putida group

P. cremoricolorata

P. fulva

P. monteilii

P. mosselii

P. oryzihabitans

P. parafulva

P. plecoglossicida

P. putida

Page 144: 12.Git Enterik Ukdw

6. Pseudomonas stutzeri group

P. balearica

P. luteola

P. stutzeri

Page 145: 12.Git Enterik Ukdw

7. Pseudomonas syringae group

P. amygdaliP. avellanaeP. caricapapayaeP. cichoriiP. coronafaciensP. ficuserectaeP. helianthiP. meliaeP. savastanoiP. syringaeP. tomato P. viridiflava

Page 146: 12.Git Enterik Ukdw

Pseudomonas aeruginosa

Bakteri gram negatif

Secara luas dapat ditemukan di alam

Patogen oportunistik

Penyebab utama infeksi pneumonia nosokomial

memproduksi katalase, oksidase, dan amonia dari

arginin

Bakteri ini dapat menggunakan sitrat sebagai sumber

karbonnya

Page 147: 12.Git Enterik Ukdw

• Yang akan dibicarakan di sini adalah : Pseudomonas

AUREGENOSA

• Kuman ini bukan termasuk famili

Enterobacteriaceae, melainkan termasuk famili

Pseudomonadaceae.

• Golongan Pseudomonas terdiri dari + 149 spesies,

dengan 11 spesies tambahan.

Struktur antigen :

Ada 2 (dua) macam antigen :

H antigen

O antigen

Page 148: 12.Git Enterik Ukdw

• Kuman ini menghasilkan pigmen hijau muda / tua, pigmen ini meresap ke dalam medium, oleh karena pigmen tadi larut dalam air.

• Biasanya merupakan penghuni di tanah dan air, sampah dan udara. Kuman ini menyebabkan timbulnya nanah yang kebiru-biruan.

• Menurut Bargey’s Manual 1957, pembagian Ordo Pseudomonadales, kecuali Sub-Ordo tersebut diatas (Vibrionaceae, Pseudomonadaceae, Spirilium) masih termasuk pula disini :

• mitrobacteriaceae

• thiobacteriaceae

• caulobacteriaceae

• methanomonadaceae

• dan lain-lain.

Page 149: 12.Git Enterik Ukdw

Morphologi :

• -bentuk batang pendek, dapat bengkok/ lurus

• -flagella polair mempunyai satu atau lebih flagella.

• -Flagella pada satu ujung atau pada kedua ujung

• -Tidak membentuk spora dan kapsul

• -Bersifat gram (-).

Page 150: 12.Git Enterik Ukdw

Sifat-sifat dalam perbenihan :• tumbuh cepat pada perbenihan buatan, tidak meragikan

laktosa.

• Koloni bulat halus dengan fluoresensi kehijau-hijauan dan bau aromatis yang enak.

• Koloni membentuk pigmen biru kehijau-hijauan (pyocyaneus) yang dapat meresap / berdifusi ke dalam media. Ini oleh karena pigmen tadi larut dalam air dan mempunyai daya anti jasad renik.

• Kalau kuman tadi an-aerob tidak membentuk pigmen.

• Tak memecah urea. Beberapa strain menghemolisekan darah.\

Page 151: 12.Git Enterik Ukdw

Pseudomonas aeruginosa

Morfologi

- Batang, Gram negatif, ukuran 0,6 x 2 μm

- Motil

- Tunggal, berpasangan atau

kadang – kadang dalam bentuk rantai

pendek

- Umumnya memiliki flagel polar

- Tidak berspora

Page 152: 12.Git Enterik Ukdw

Perbenihan Medium selektif adalah Pseudomonas agar

selenite agar

Obligat aerob

Tumbuh pada 37°C-42°C

Oksidase positif

Tidak meragi karbohidrat

Koloni bulat, memproduksi pigmen sifat

water soluble

Jenis pigmen :

Pyocianin → warna biru, tidak fluorescensi

Pyoverdin → warna hijau, fluorescensi

Pyorubin → warna merah

Pyomelanin → warna hitam

Page 153: 12.Git Enterik Ukdw

Sifat biokimianya :

• Yang diperhatikan disini adalah, terjadinya reaksi

indol false (+). Ini terjadi apabila di dalam reaksi

Indol ini dipakai reagen dari Ehrlich.

• Oleh karena itu lebih baik dipakai reagen dari

KOVAG.

• Indol Test-nya (-), memakai reagen kosong.

• Dapat mencairkan gelatin.

• Tidak memecah urea

Page 154: 12.Git Enterik Ukdw

Uji Diagnosis Laboratorium

Pseudomonas aeruginosa dapat mencairkan gelatin dantidak membentuk H2S

Indol negatif ( - ) dan kadang – kadang false indole positif( + ) karena pemakaian reagen erlich yang dapatmemecah urea

Motil positif ( + )

Simon Citrate positif ( + )

Glukosa positif ( + )

Maltosa negatif (-)

Biakan :

Media lempeng agar darah → zona hemolisa sempit

Media Mc.Conkey→tidak meragi laktosa

Page 155: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenesis

Bakteri ini menempel dan membentuk koloni

pada membran mukosa atau kulit, menginfasi

secara local, dan menyebabkan penyakit

sistemik.

Paling sedikit dihasilkan 2 tipe protease yang

menyebabkan lesi hemoragik kulit dan destruksi

jaringan kornea mata.

Page 156: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenesis

Dalam hemolisin dihasilkan fosfolipase dan glikolipid.

Kedua-duanya tidak bersifat letal.

Pada P.aeruginosa pneumonia, fosfolipase

memperkuat penyerbuan organisme dengan

menghancurkan jaringan paru dan menyebabkan

atelestasis dan nekrosis.

Page 157: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenesis

Pada bayi dan orang dengan kondisi lemah,

P.aeruginosa dapat memasuki aliran darah dan

menyebabkan sepsis yang fatal.

Pada kebanyakan infeksi P.aeruginosa, gejala dan

tanda yang muncul tidak spesifik dan berhubungan

dengan organ yang terkena.

Page 158: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenesis

Nekrosis hemoragik kulit sering terjadi padasepsis oleh P.aeruginosa dengan lesi disebutektima gangrenosum, dikelilingi eritema dansering tidak berisi pus.

Proses ini dilakukan oleh pili, enzim, dan toksin.

P.aeruginosa dapat dilihat dari spesimen yang diambil dari lesi ektima dengan pewarnaan gram, dan biakannya positif.

Page 159: 12.Git Enterik Ukdw

Patogenesis

Lipopolisakarida berperan langsung dalam

menyebabkan demam, shock, oliguria,

leukositosis, dan leucopenia.

Kuman dapat menginfeksi traktus urogenitalis,

septikemia, ulkus kornea, gastroenteritis pada

anak – anak, dan meningitis.

Page 160: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan

Pseudomonas aeruginosa merupakan pathogen

nosokomial dan metode untuk mengontrol

infeksinya sama dengan metode yang digunakan

pada pathogen nosokomial lainnya.

Karena pseudomonas tumbuh subur pada

lingkungan basah, perhatian khusus harus ditujukan

pada kasus tenggelam, bak cuci, shower, bak air

panas.

Page 161: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan

Vaksin dari jenis yang tepat diberikan pada pasien

beresiko tinggi dapat memberikan perlindungan

pada sepsis pseudomonas.

Terapi seperti ini telah digunakan pada penderita

leukemia, lika bakar, kistik fibrosis, dan imuno

supresi.

Page 162: 12.Git Enterik Ukdw

Manifestasi klinis

Pneumonia

Infeksi pada luka bakar gangrenosum

Infeksi saluran kemih

Sepsis yang fatal

Meningitis

Ektima

Otitis Eksterna

Keratitis

Page 163: 12.Git Enterik Ukdw

Pengobatan

Infeksi yang berat secara klinis tidak bolehdiobati dengan terapi obat tunggal karena dapatdengan cepat menjadi resisten.

Obat yang aktif melawan P.aeruginosa meliputiaztreonam, imipenem, dan yang golongankuinolon yang baru seperti ciprofloksasin.

Golongan sefalosporin yang baru, sepertisefoperazon dan seftazidim, digunakan sebagaiterapi primer infeksi P.aeruginosa.

Page 164: 12.Git Enterik Ukdw

Pencegahan

Pseudomonas aeruginosa tersebar luas di dunia

dan terdapat di tanah, sampah, air, dan udara.

Penyebaran dari pseudomonas akan meluas

dengan kerja yang ceroboh, pencucian tangan

yang tidak sempurna, cara pemakaian

desinfektan, kateter, serta alat – alat pernafasan

yang kurang disterilkan dengan baik.

Page 165: 12.Git Enterik Ukdw

Metabolisme kuman :

• punya / menghasilkan enzim : catalase, proteinase, creatinase.

• Menghasilkan endotoksin yang kuat.

Penyakit-penyakit yang disebabkan :

• Penyebab penyakit sepsis yang fatal pada bayi dan orang dewasa yang lemah, kuman ini dapat masuk ke dalam darah. Ini banyak terjadi pada penderita Leucemia dan lymphoma yang mendapat obat-obatan antineoplastik atau penyinaran. Juga pada penderita luka bakar yang bakar yang hebat.

• Biasanya merupakan penyebab infeksi tract urogenetalis.

• Septichemia

• Ulcus cornea

• Gastroenteritis pada anak-anak

• Meningitis

• Infeksi nosokomial

Page 166: 12.Git Enterik Ukdw

Bentuk klinis

• Biasanya merupakan penyebab infeksi tract urogenetalis.

• Septichemia

• Ulcus cornea

• Gastroenteritis pada anak-anak

• Meningitis

• Infeksi nosokomial

• Bacteriel endocarditis

Page 167: 12.Git Enterik Ukdw

Klinis

• Infeksi pseudomonas aeruginosa sering pada orang

dengan gangguan sistem pertahanan tubuh

• Mis: -luka bakar,

-degenerasi keganasan,

-terapi imunosupresi,

-radiasi dll

• Dapat menginfeksi semau jaringan tubuh

Page 168: 12.Git Enterik Ukdw

Pengobatan :

Banyak yang telah multiresisten

• Obat-obatan antibiotiknya yang umumnya paling efektif ialah :

• polymixin B

• chloramphenicol

• gentamicin

• Pengobatan pada penderita dengan “High risk”, misalnya leukemia, luka bakar berat, fibrosis sistik dan penekanan proses imun.Infeksi nosokomial Biasanya dapat dilaksanakan dengan memberikan vaksinasi dengan vaksin dari paling sedikit 7 type antigen P. Seroginosa + 10 hari kemudian , kekhususan antigen ini ditentukan oleh Lipopolisakaridanya.

Page 169: 12.Git Enterik Ukdw

Campylobacter sp.

Microaerophilic, non fermentative

“S” shaped Gram-negative (seagull

appearance).

Produce enterotoxin (similar to Vibrio)

& low level of cytotoxin and

endotoxin→

gastroenteritis and extra intestinal

infections.

Page 170: 12.Git Enterik Ukdw

● Gastroenteritis : Mild to severe diarrheae

with blood and pus

● Extra intestinal infections :

• Guillian-Barre Syndrome : linked to

autoimmune response of LPS similar to

human ganglioside.

• Arthritis – Sepsis – haemolytic Uraemic

Syndrome

Page 171: 12.Git Enterik Ukdw

Good nutrition and hygiene can

prevent most diarrhea.

Thank You!

Page 172: 12.Git Enterik Ukdw