12959877-laporan-beton-2008

Upload: samuel-rante

Post on 08-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    1/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Beton adalah campuran antara agregat kasar, agregat halus, semen dan air

    serta kadangkadang ditambahkan zatzat additive (admixture) sebagai bahan

    tambahan. Beton merupakan bahan struktur bangunan yang sangat populer dalam

    abad ini karena penggunannya yang sangat luas dalam bidang kontruksi bangunan

    sipil.

    Dipilihnya beton dalam struktur didorong oleh beberapa faktor di antaranya :

    1. Dapat dibentuk sesuai dengan selera kita.

    2. Bahan dasarnya banyak tersedia di permukaan bumi.

    3. Awet dan tahan terhadap cuaca serta api.

    4. Ekonomis.

    Beton dalam penggunaannya dalam bidang kontruksi tidak berdiri sendiri,

    sering digabungkan dengan yang lain seperti baja yang sering disebut dengan beton

    bertulang.

    Beberapa aspek yang dibahas dalam teknologi beton adalah :

    1. Komponenkomponen utama pembentuk beton yang terdiri dari :

    - Semen (Portland cemen ).

    - Bahan isian (Agregat kasar dan halus).

    - Air.

    2. Rencana campuran (Mix Design).

    3. Cara mencampur, menuang dan memelihara beton.

    4. Pengujian kualitas beton.

    Dari uraian di atas jelaslah bahwa perlu diadakan Praktikum Teknologi Beton agar

    mahasiswa dapat mengetahui, memahami, dan merencanakan beton sesuai dengan

    teori dan ketentuan-ketentuan yang telah diterapkan oleh dosen pengajar mata kuliah

    yang bersangkutan.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20081

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    2/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    1.2 Maksud dan Tujuan

    Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum Ilmu Teknologi Beton adalah :

    Sebagai penerapan teori yang telah diberikan dalam kuliah tatap muka.

    Agar mahasiswa mengetahui tata cara dalam menentukan rencana

    campuran beton.

    Agar mahasiswa mampu membuat beton sesuai dengan rencana

    campuran beton yang telah ditetapkan.

    1.2 Ruang Lingkup

    Pelaksanaan Praktikum Teknologi Beton ini meliputi berbagai jenis kegiatan

    yang harus dilaksanakan, antara lain:

    Pemeriksaan kadar air dalam agregat.

    Pemeriksaan kandungan lumpur agregat.

    Pemeriksaan berat jenis agregat dan penyerapan air dalam agregat.

    Pemeriksaan berat satuan volume agregat dan semen.

    Pemeriksaan gradasi pasir dan kerikil.

    Perencanaan campuran beton.

    Proses pencampuran beton.

    Penyimpanan dan perawatan benda uji

    Pengukuran nilai slump.

    Pengujian kuat tekan dan lentur beton.

    Pembuatan beton dalam praktikum Ilmu Teknologi Beton ini, ditentukan agar

    beton yang dibuat memiliki kekuatan 21 MPa dengan nilai slump 60-180 mm.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20082

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    3/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Air

    Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung

    minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat merusak beton atau

    tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum. Air yang digunakan dalam

    pembuatan beton pra-tekan dan beton yang akan ditanami logam almunium (termasuk

    air bebas yang terkandung dalam agregat) tidak boleh mengandung ion klorida dalam

    jumlah yang membahayakan (ACI 318-89:2-2). Untuk perlindungan terhadap korosi,

    konsentrasi ion klorida maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras

    pada umur 28 hari yang dibasilkan dari bahan campuran termasuk air, agregat, bahanbersemen dan bahan campuran tambahan tidak boleh melampaui nilai batas diberikan

    pada Tabel 3.2.

    Tabel Batas Maksimum Ion Klorida

    Jenis Beton Batas (%)

    Beton pra-tekan

    Beton bertulang yang selamanya berhubungan dengan klorida

    Beton bertulang yang selamanya kering atau terlindung dari basah

    Konstruksi beton bertulang lainnya

    0,06

    0,15

    1,00

    0,30

    Sumber: PB 1989:23

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20083

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    4/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    2.2 Semen

    Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam

    pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi

    pasta semen. Jika ditarnbah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika

    digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah

    mengeras akan menjadi beton keras (concrete). Semen yang digunakan untuk

    pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik

    yang diberikan.

    Semen merupakan bahan campuran yang secara kimiawi aktif setelah

    berhubungan dengan air. Agregat tidak memainkan peranan yang penting dalam reaksi

    kimia tersebut, tetapi berfungsi sebagai bahan pengisi mineral yang dapat mencegah

    perubahan-perubahan volume beton setelah pengadukan selesai dan memperbaiki

    keawetan beton yang dihasilkan.

    Pada umumnya, beton mengandung rongga udara sekitar 1% - 2% pasta semen

    (semen dan air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat halus dan agregat kasar)

    sekitar 60% - 75%. Untuk mendapatkan kekuatan yang baik, sifat dan karakteristik

    dari masing-masing bahan penyusun tersebut perlu dipelajari.

    2.2.1 Jenis semen

    Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran dan

    susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:

    a. semen non-hidrolik semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras

    dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama dari semen non-

    hidrolik adalah kapur.

    b. Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras dalam

    air. Contoh semen hidrolik adalah semen pozollan, semen terak, semen alam,

    semen protland, semen portland-pozollan, dll.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20084

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    5/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    2.3 Agregat

    Kandungan agregat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi. Berdasarkan

    pengalaman, komposisi agregat tersebut berkisar 60%-70% dari berat campuran

    beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi, tetapi karena komposisinya yang

    cukup besar, agregat inipun menjadi penting. Karena itu perlu dipelajari karakteristik

    agregat yang akan menentukan sifat mortar atau beton yang akan dihasilkan.

    Agregat yang digunakan dalam campuran beton dapat berupa agregat alam atau

    agregat buatan (artificial aggregates). Secara umum, agregat dapat dibedakan

    berdasarkan ukurannya, yaitu, agregat kasar dan agregat halus. Batasan antara agregat

    halus dan agregat kasar berbeda antara disiplin ilmu yang satu dengan yang lainnya.

    Meskipun demikian, dapat diberikan batasan ukuran antara agregat halus dengan

    agregat kasar yaitu 4,80 mm, (British Standard) atau 4,75 mm (Standar ASTM).

    Agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirnya lebih besar dari 4,80 mm (4,75

    mm) dan agregat halus adalah batuan yang lebih kecil dari 4,80 mm (4,75 mm).

    Agregat dengan ukuran lebih besar dari 4,80 mm dibagi lagi menjadi dua: yang

    berdiameter antara 4,80-40 mm, disebut kerikil beton dan yang lebih dari 40 mm,disebut kerikil kasar.

    Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya berukuran lebih

    kecil dari 40 mm. Agregat yang ukurannya lebih besar dari 40 mm digunakan untuk

    pekerjaan sipil lainnya, misalnya untuk pekerjaan jalan, tanggul-tanggul penahan

    tanah, bronjong, atau bendungan, dan lainnya. Agregat halus biasanya dinamakan

    pasir dan agregat kasar dinamakan kerrikil, spilit, batu pecah, kricak, dan lainnya.

    2.3.1 Pemeriksaan Mutu Agregat & Syarat Mutu Agregat

    Pemeriksaan mutu agregat dimaksudkan untuk mendapatkan bahan

    bahan campuran beton yang memenuhi syarat, sehingga beton yang dihasilkan

    nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Agregat yang digunakan harus memenuhi

    spesifikasi teknik yang telah ditetapkan di dalam kontrak kerja. Jika dilihat dari

    volume agregat dalam campuran beton, agregat memberikan kontribusi yang besar

    terhadap campuran.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20085

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    6/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Agregat normal harus memenuhi syarat mutu sesuai dengan SII.0052-80, "Mutu dan

    Cara Uji Agregat Beton" dan jika tidak tercantum dalam syarat ini harus memenuhi

    syarat ASTM C.33-82, "Standard Spesification for Concrete Aggregates". Agregat

    ringan harus memenuhi syarat yang diberikan oleh ASTM C.330-80, "Spesificatioii

    for Lightweight for Struclural Concrete".

    2.3.1.1Agregat Normal Menurut SII.0052

    2.3.1.1.1 Agregat Halus

    1. Modulus halus butir 1,5 sampai 3,8

    2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron (0,074 mm)

    maksimum 5%.

    3. Kadar zat organik yang terkandung yang ditentukan dengan mencampur

    agregat halus dengan larutan natrium sulfat (NaS04) 3%, jika

    dibandinglcan dengan warna standar/pembanding tidak lebih tua dari pada

    warna standar.

    4. Kekerasan butiran jika dibandingkan dengan kekerasan butir pasir

    pembanding yang berasal dari pasir kwarsa bangka memberikan angka,

    tidak lebih dari 2,20.

    5. Kekekalan (jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur

    maksimum 10%, dan jika di pakai magnesium sulfat, maksimum 15%)

    2.3.1.1.2 Agregat Kasar

    1. Modulus halus butir 6,0 sampai 7,1.

    2. Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil dari 70 mikron (0,074mm)

    maksimum 1%.

    3. Kadar bagian yang lemah jika diuji dengan goresan batang tembaga

    maksimum 5%.

    4. Kekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum

    12%, dan jika dipakai magnesium sulfat bagian yang hancur maksimum

    18%.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20086

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    7/47

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    8/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Ketika diuji dengan uji perbandingan kuat tekan beton yang dibuat

    dengan pasir standar silika hasilnya menunjukan nilai lebih besar dari

    95%. Up kuat tekan sesuai dengan cara ASTM C.87.

    6. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton yang

    berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan dengan

    bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, dimana penggunaan

    semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari 0,6%.

    7. Kekalan jika diuji dengan natrium sulfat bagian yang hancur maksimum

    10%, dan jika dipakai magnesium sulfat, maksimum 15%.

    2.3.1.2.2 Agregat Kasar

    1. Tidak boleh bersifat reaktif terhadap alkali jika dipakai untuk beton yang

    berhubungan dengan basah dan lembab atau yang berhubungan dengan

    bahan yang bersifat reaktif terhadap alkali semen, di mana penggunaan

    semen yang mengandung natrium oksida tidak lebih dari 0,6%.

    2. Sifat fisika yang mencakup kekerasan agregat diuji dengan bejana Los

    Angeles. Batas ijin partikel yang berpengaruh buruk terhadap beton dan

    sifat fisika yang diijinkan untuk agregat kasar. (Limits for Agregat

    Deleterious Substances and Physical Requirement of Coarse Aggregates

    for Concrete)

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20088

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    9/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB III

    PEMERIKSAAN BAHAN

    3.1 Pemeriksaan Kadar Air

    Tanggal : 17 April 2008

    Alat yang digunakan

    1. Timbangan

    2. Cawan

    3. Oven

    Bahan :

    1. Pasir

    2. Kerikil

    Cara kerja :

    1. Cawan ditimbang beratnya kemudian ditimbang bersama bahan uji

    agregat.

    2. Kedua bahan uji yang telah ditimbang dimasukkan kedalam oven (selama

    24 jam).

    3. Setelah 24 jam kita bisa menghitung berat air, berat contoh kering oven,

    dan kadar air.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 20089

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    10/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Pemeriksaan kadar air

    A. Pasir :

    No. Uraian Nomor keranjang

    A

    (gr)

    B

    (gr)

    1 Berat pasir semula

    + cawan

    W1 752 725

    2 Berat pasir oven

    + cawan

    W2 697 677

    3 Prosentase=

    2

    21

    W

    WW X 100%

    7,89 7,09

    Prosentase rata-rata 7,49%

    B. Kerikil :

    No. Uraian Nomor keranjang

    A

    (gr)

    B

    (gr)

    1 Berat kerikil semula+ cawan W1 621 658

    2 Berat kerikil oven

    + cawan

    W2 616 651

    3 Prosentase=

    2

    21

    W

    WW X 100%

    0,81 1,07

    Prosentase rata-rata 0,94%

    Uraian :

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200810

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    11/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Dari pemeriksaan kadar air yang terdapat pada pasir maupun kerikil didapat bahwa

    kadar air rata-rata pada pasir = 7,49% dan kerikil = 0,94%

    3.2 Pemeriksaan Kandungan Lumpur

    Tanggal : 17 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Cawan

    3. Oven

    Bahan :

    1. Pasir Kering Oven.

    2. Kerikil Kering Oven.

    3. Air.

    Cara kerja :

    a. Pasir Kering Oven dimasukkan kedalam gelas ukur, kemudian ditambahkan

    air sesuai batas gelas ukur tersebut. Lalu diaduk sehingga lumpur dari pasir

    tersebut terpisah. Dan menimbulkan endapan antara pasir dan lumpur,

    sehingga dapat dihitung tinggi dari masing-masing endapan.

    b. Kerikil Kering Oven dicuci, hingga air untuk mencuci kerikil tersebut terlihat

    jernih. Kerikil yang telah dicuci kemudian di oven kembali dan ditimbang

    beratnya.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200811

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    12/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Halus :

    No Uraian Keterangan

    1 Tinggi agregat halus + lumpur (H1) 17,8 cm

    2 Tinggi agregat halus (H2) 17,2 cm

    3

    Kadar lumpur = 1

    21

    H

    HH

    X100%

    3,37 %

    Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar :

    No Uraian Keterangan

    (gr)

    1 Berat agregat kasar kering oven (W1) 890

    2 Berat agregat kasar kering oven setelah

    dicuci dan tertahan saringan No.200 (W2)

    874

    3Prosentase =

    1

    21

    W

    WW X 100%

    1,797%

    Prosentase Rata-rata 1,797%

    Uraian :

    Dari hasil pemeriksaan kandungan lumpur agregat halus didapatkan bahwa

    kandungan lumpur pasir adalah sebesar 3,37 %. Hal tersebut menyatakan bahwa

    kandungan lumpur lebih rendah dari kadar lumpur maksimum 5% (SNI 03 2461

    1991 atau ASTM C 33), jadi pasir tersebut layak digunakan untuk bahan campuran

    beton. Sedangkan untuk kandungan lumpur agregat kasar didapatkan bahwakandungan lumpur kerikil adalah 1,797 %. Kerikil tersebut tidak layak digunakan

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200812

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    13/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    untuk bahan campuran beton kerena kandungan lumpur untuk agregat kasar

    maksimum 1 % (SNI 03 2461 1991 atau ASTM C 33). Dengan demikian kerikil

    perlu dicuci kembali untuk mendapatkan hasil kandungan lumpur kurang dari 1%

    3.3 Pemeriksaan Berat Jenis Dan Penyerapan Agregat

    3.3.1 Agregat Halus

    Tanggal : 18 April 2008

    Tempat : Laboratorium beton fakultas teknik UNUD

    Tujuan : Untuk menentukan berat jenis bulk, berat jenis jenuh kering

    permukaan (SSD), berat jenis semu, dan menentukan besarnya

    penyerapan dari agregat halus.

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Piknometer (seberat 18,6 gr)

    3. Gelas ukur

    4. Cawan

    Bahan :

    1. Pasir SSD

    2. Air

    Cara kerja :

    1. Siapkan 500 gram pasir SSD, dimana cara mendapatkan pasir

    SSD adalah dengan membasahi pasir dengan air, lalu

    dijemur/diangin-anginkan. Pasir yang sudah dijemur tersebut

    diuji dengan alat corong kerucut, pasir dalam kondisi SSD

    mempunyai bentuk tetap dengan puncak yang sedikit longsor.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200813

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    14/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    2. Siapkan piknometer ditambah air, hitung beratnya kemudian

    masukkan pasir tadi dan hitung pula beratnya.

    3. Pasir dikeluarkan dari piknometer dan di oven.

    4. Hari berikutnya kita bisa menghitung berat pasir kering oven.

    Setelah itu kita dapat berat jenis bulk, berat jenis SSD, berat jenis

    semu,dan absorpsi.

    Pemeriksaan berat jenis agregat halus

    No. Nama Pemeriksaan Keterangan

    A. Berat contoh pasir SSD 500gr

    B. Berat contoh pasir kering oven 489 gr

    C. Berat piknometer + air (25C) 672 gr

    D. Berat piknometer + pasir SSD + air (25C) 970gr

    E.Berat jenis Bulk = DC

    B

    + 500

    2,42 gr/cm

    F.Berat jenis SSD =

    DC + 500

    500 2,47gr/cm

    G.Berat jenis semu =

    DBC

    B

    +

    2,56 gr/cm

    H.Absorpsi =

    B

    B500100%

    2,25 %

    Kesimpulan :

    - Berat jenis SSD pasir yang diperoleh dari percobaan adalah 2,47 gr/cm3

    - Penyerapan air untuk pasir sebesar 2,25 %

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200814

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    15/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    3.3.2 Agregat Kasar

    Tanggal : 18 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Talam

    3. Keranjang

    Bahan :

    1. Kerikil SSD

    2. Air

    Cara kerja :

    1. Siapkan kerikil kering oven 5 kg, kemudian masukkan kedalam

    air, hitung beratnya didalam air.

    2. Kerikil tadi kemudian dilap sehingga lembab permukaanya

    (SSD) hitung beratnya.

    3. Setelah itu kita bisa mendapatkan berat jenis Bulk, berat jenis

    semu, dan absorpsi.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200815

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    16/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Pemeriksaan berat jenis agregat kasar

    No. Uraian Keranjang

    1. Berat benda uji kering oven (BK) 5000 gr

    2. Berat benda uji SSD (BJ) 5210 gr

    3. Berat benda uji dalam air (BA) 2810 gr

    4.

    Berat jenis Bulk = BABJ

    BK

    2,083gr/cm3

    5.Berat jenis SSD =

    BABJ

    BJ

    2,170 gr/cm3

    6.Berat jenis Semu =

    BABK

    BK

    2,283 gr/cm3

    7.Absorpsi =

    BK

    BKBJ100%

    4,03 %

    Kesimpulan :

    - Berat jenis SSD agregat kasar (kerikil) = 2,170 gr/cm3

    - Penyerapan air / absorpsi untuk kerikil sebesar 4,03 %

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200816

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    17/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    3.4 Pemeriksaan Berat Satuan Volume Agregat dan Semen

    Tanggal : 18 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Tongkat tusuk

    3. Kontainer

    Bahan :

    1. Pasir

    2. Semen Gresik

    3. Kerikil

    Cara kerja :

    1. Hitung berat kontainer dan berat sample.

    2. Kontainer diisi air kemudian ditimbang, didapat volume air.

    3. Masing-masing container diisi kerikil, semen, pasir dan dihitung

    beratnya (tanpa ditusuk-tusuk dengan tongkat), cara ini disebut

    Sovling.

    4. Cara Rodding, cara ini hampir sama dengan diatas, hanya ditambah

    dengan penusukan pada sample dan dihitung beratnya masing-

    masing (tiap sample ditusuk 25 kali pada setiap bagian).

    5. Setelah itu kita bisa dapatkan berat isi sample dan isi rata-rata pada

    dua cara tersebut.

    Hasil yang didapat dengan cara Rodding lebih besar dari pada dengan cara Sovling.

    Hal ini dikarenakan adanya penusukan dengan caraRoddingsehingga menjadi lebih

    padat.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200817

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    18/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Pemeriksaan berat isi agregat halus, agregat kasar, dan semen

    No. Berat Isi Lepas / Sovling Semen Pasir Kerikil

    A. Berat isi container + sample (gr) 9835 9454 9345

    B. Berat container (gr) 3475 3475 3475

    C. Berat sample (gr) 6360 5979 5870

    D. Berat isi container (cm) 4860 4860 4860

    E. Berat isi sample (gr/cm) 1,308 1,230 1,207

    No. Berat Isi Padat /Rodding Semen Pasir Kerikil

    A. Berat container + sample (gr) 10330 10547 9961

    B. Berat container (gr) 3475 3475 3475

    C. Berat sample (gr) 6855 7072 6486

    D. Berat isi container (cm) 4860 4860 4860

    E. Berat isi sample (gr/cm) 1,410 1,455 1,334

    F. Berat isi sample rata-rata 1,359 1,342 1,271

    Hasil pemeriksaan didapat :

    1. Dengan cara Sovling didapat berat isi semen = 1,308gr/cm3, pasir =

    1,230 gr/cm3, kerikil= 1,207 gr/cm3.

    2. Dengan cara Rodding didapat berat isi semen = 1,410 gr/cm3, pasir =

    1,455 gr/cm3, kerikil = 1,334 gr/cm3.

    3. Jadi berat isi rata-rata sample adalah : semen = 1,359 gr/cm3, pasir =

    1,342 gr/cm3, kerikil = 1,271 gr/cm3.

    3.5 Pemeriksaan Gradasi Pasir dan Kerikil

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200818

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    19/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Tanggal : 17 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Ayakan standar

    3. Mesin pengayak

    Bahan :

    1. Pasir Kering Oven

    2. Kerikil Kering Oven

    Cara kerja :

    1. Siapkan ayakan kemudian masukkan agregat yang sudah dioven

    untuk diayak (susunan ayakan disusun dari lubang yang terbesar ke

    lubang yang terkecil). Letakkan pada mesin pengayak selama 15

    menit.

    2. Setelah itu timbang berat agregat yang tertahan pada masing-masing

    lubang ayakan.

    3. Setelah didapatkan beratnya, kita bisa mendapatkan modulus

    Modulus kehalusan pasir (Fm) = jumlah % tertinggal komulatif pada tiap

    ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya berbanding 2 kali lipat

    dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15 mm.

    Fm = Jumlah kumulatif diatas ayakan/100

    Pemeriksaan gradasi pasir

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200819

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    20/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Nomor

    Ayakan

    (mm)

    Bahan Yang Diayak (1000 gr)

    Pasir (gr) Jumlah Pasir

    (%)

    Jumlah Sisa

    Ayakan Rata-rata

    (%)

    Jumlah Yang

    Melalui Ayakan

    (%)

    4,75 133 13.3 13.3 86.7

    2,36 99 9.9 23.2 76.8

    1,18 130 13 36.2 63.8

    0,60 130 13 49.2 50.8

    0,30 128 12.8 62 38

    0,15 164 16.4 78.4 21.6

    0 216 21.6 100 0

    Jumlah 1000 100

    Modulus halus butir (Fm) = 262.3/ 100

    = 2.623

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200820

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    21/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Grafik Pemeriksaan Analisa Gradasi Pasir

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    100

    0,15 0,3 0,6 1,18 2,36 4,75 27,5

    Diameter Lubang Ayakan ( mm )

    Presentaseya

    nglewatayakan

    Batas Min Gradasi

    Hasil Pemeriksaan

    Batas M ax Grada si

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200821

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    22/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Pemeriksaan gradasi kerikil

    Nomor

    Ayakan (mm)

    Bahan Yang Diayak (1000 gr)

    Kerikil (gr) Jumlah

    Kerikil (%)

    Jumlah Sisa

    Ayakan Rata-

    rata (%)

    Jumlah Yang

    Melalui

    Ayakan (%)

    37,50 55 5,5 5,5 94,5

    25,40 68 6,8 12,3 87,7

    19,00 549 54,9 67,2 32,8

    12,50 298 29,8 97 3

    9,50 17 1,7 98,7 1,3

    4,75 13 1,3 100 0

    2,36 - - 100 -

    1,18 - - 100 -

    0,60 - - 100 -

    0,30 - - 100 -

    0,15 - - 100 -

    pan - - - -

    Jumlah 1000 780,7 -

    Modulus halus butir (Fm) = 780,7/ 100

    = 7,807

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200822

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    23/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Grafik Pemeriksaan Analisa Gradasi Kerikil

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0,15 0,30 0,60 1,18 2,36 4,75 9,50 12,50 19,00 25,40 37,50

    Diameter Ayakan ( mm )

    Presen

    taseyanglewatayakan

    Batas M in Gradasi

    Hasil Pemeriksaan

    Batas Ma x Gradasi

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200823

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    24/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB IV

    PERENCANAAN CAMPURAN BETON

    4.1 Data-data Campuran Beton

    Data-data untuk perencanaan campuran beton :

    1. Berat jenis pasir SSD = 2,47 gr/cm

    2. Berat jenis kerikil SSD = 2,170 gr/cm

    3. Berat satuan isi semen = 1,359 gr/cm

    4. Berat satuan isi pasir SSD = 1,342 gr/cm

    5. Berat satuan isi kerikil SSD = 1,271 gr/cm

    6. Modulus halus butir pasir (Fm) = 2.623

    7. Modulus halus butir kerikil (Fm) = 7,807

    8. Mutu beton yang direncanakan (fc) = 21 MPa

    9. Nilai standar deviasi = 6 MPa

    10. Faktor air semen maskimum = 0,60

    11. Slump = 60-180 mm

    12. Kadar semen minimum = 275 Kg/m3

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200824

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    25/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    4.2 Langkah-Langkah Perencanaan Campuran Beton (mix design)

    1. Hitung kuat tekan rata-rata

    Nilai standar deviasi ditetapkan = 6 MPa

    bm = bk + m, dimana m = k x Sd

    = 1,64x 6

    = 9,84

    bm = 21+9,84 = 30,84

    Nilai faktor air semen hitung = 0,65 (grafik 12 SK SNI T-15 1990-03)

    2. Jenis semen (ditetapkan) = Gresik PPC 40 Kg (Type 1)

    3. Jenis agregat :

    - kasar = Batu Campuran

    - halus = Pasir Alami

    4. Nilai slump ditentukan = 60-80 mm

    5. Ukuran maksimum kerikil = 40 mm

    6. Kadar air bebas = 185 Kg/m3(tabel 6 SK SNI T-15 1990-03)

    7. Kadar semen = Kadar air bebas

    f.a.s

    =308 Kg/m3

    8. Kadar semen minimum = 275 Kg/m3

    9. Susunan agregat halus = Zone 2 (grafik 3 s/d 6 SK SNI T-15-1990-30)

    10. Persen agregat halus = 38,52 % (grafik 12 SK SNI T-15-1990-30)

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200825

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    26/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    11. Berat jenis agregat gabungan = 2,389Kg/m3

    12. Berat jenis beton = 2160 Kg/m3

    13. Kadar agregat gabungan = Berat jenis beton (Kadar semen +

    Kadar air bebas)

    = 2160 (185+308)

    = 1667 Kg/m3

    14. Kadar agregat halus = 38,5% x 1667

    = 633,46 Kg/m3

    15. Kadar agregat kasar =1667 633,46

    = 1033,54 Kg/m3

    Komposisi campuran :

    1. Kondisi SSD

    Air = 185 L

    Semen = 308 Kg

    Pasir = 633,46 Kg

    Kerikil = 1033,54 Kg

    Perbandingan :

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 2008

    Air Semen Pasir Kerikil

    185 L 308 kg 633,46 kg 1033,54 kg

    0,60 : 1 : 2,05 : 3,35

    26

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    27/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    2. Kondisi lapangan

    Air = 182,60 L

    Semen = 308 Kg

    Pasir = 666,65 Kg

    Kerikil = 1001,60 Kg

    Perbandingan :

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 2008

    Air Semen Pasir Kerikil

    182,60 L 308 kg 666,65 kg 1001,60 kg

    0,60 : 1 : 2,164 : 3,25

    27

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    28/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB V

    PEMBUATAN CAMPURAN BETON

    5.1 Percobaan Pembuatan Beton

    Dalam percobaan ini digunakan dua buah benda uji, yaitu bentuk kubus dan

    balok, dimana jumlah benda uji berbentuk kubus berjumlah 10 buah dan benda uji

    berbentuk balok berjumlah 1 buah. Cetakan kubus ini berukuran panjang (p) 15 cm,

    lebar (l) 15 cm, dan tinggi (t) 15 cm, sedangkan cetakan balok mempunyai ukuran

    lebar (l) 15 cm, panjang (p) 60 cm dan tinggi (t) 15 cm, Pada saat pencampuran

    dilakukan dua kali pencampuran. Pertama, pencampuran untuk 8 buah kubus, dan

    kedua pencampuran 2 kubus dan 1 balok, sehingga untuk perhitungan proporsi

    campuran dilakukan dua kali.

    Perhitungan proporsi untuk pencampuran sebagai berikut:

    Volume untuk 8 kubus

    V = (8 x 15 x 15 x 15)

    = 27 000 cm3

    = 0,027 m3

    untuk menghindari kekurangan bahan dalam pencampuran, maka volume total benda

    uji di tambah 20 % dari volume awal sehingga volume total benda uji untuk 8

    kubus adalah :

    Vtotal = (Vawal x 20 %) + Vawal

    = (0,027 x 20 %) + 0,027

    = 0,0324 m3

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200828

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    29/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Proporsi pengadukan campuran (kondisi lapangan) untuk benda uji 8 kubus beton :

    * air = 0,0324 x 182,60 = 5,91 kg

    * semen = 0,0324 x 308 = 9,9792 kg

    * pasir = 0,0324 x 666,65 = 21,59 kg

    * kerikil = 0,0324 x 1001,60 = 32,451 kg

    Volume untuk 2 kubus dan 1 balok

    V = (2 x 15 x 15 x 15) + (1 x 60 x 15 x 15)

    = 6750 + 13500

    = 20250 cm3

    = 0,020250 ~ 0,02 m3

    untuk menghindari kekurangan bahan dalam pencampuran, maka volume total benda

    uji di tambah 20 % dari volume awal sehingga volume total benda uji untuk 2

    kubus dan 1 balok adalah :

    Vtotal = (Vawal x 20 %) + Vawal

    = (0,02 x 20 %) + 0,02

    = 0,024 m3

    Proporsi pengadukan campuran untuk benda uji 2 kubus dan 1 balok beton :

    * air = 0,024 x 182,60 = 4,3824 kg

    * semen = 0,024 x 308 = 7,392 kg

    * pasir = 0,024 x 666,65 = 15,99 kg

    * kerikil = 0,024 x 1001,60 = 24,038 kg

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200829

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    30/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    5.2 Proses Pembuatan Beton

    Tanggal : 21 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Timbangan

    2. Ember

    3. Molen (mesin pencampur bahan beton)

    4. Sekop

    Bahan :

    1. Pasir

    2. Kerikil

    3. Semen

    4. Air

    Proses pembuatan beton :

    a. Bahan disiapkan kemudian ditimbang (pasir, kerikil, dan semen)

    sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan jumlah air disesuaikan

    dengan jumlah fas yang dihitung.

    b. Cetakan disiapkan kemudian dilumasi oli agar beton tidak melekat

    pada cetakan nantinya.

    c. Kemudian seluruh bahan dicampur sampai menjadi adonan atau

    adukan yang plastis.

    d. Setelah adonan cukup plastis lalu dikontrol nilai slumpnya.

    e. Setelah didapat nilai slump yang diinginkan maka adonan dimasukkan

    kedalam cetakan beton. Bahan dimasukkan sampai seluruh cetakan

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200830

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    31/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    terisi penuh, diusahakan semampat-mampatnya dalam arti seluruh

    pori terisi bahan, kemudian biarkan didalam ruangan selama 24 jam.

    f. Setelah dibiarkan dalam ruangan selama 24 jam, maka cetakan dibuka.

    g. Kemudian diletakkan kembali diruangan dan ditutup dengan karung

    goni basah sampai berumur 28 hari terhitung mulai dari saat

    dibukanya.

    h. Setelah berumur 28 hari barulah diuji kuat tekan untuk kubus dan kuat

    lentur untuk balok.

    5.3 Penyimpanan Benda Uji

    a. Benda kubus harus dikeluarkan dari cetakan setelah 18 - 24 jam sejak

    pencetakan.

    b. Bersihkan benda uji dari kotoran yang mungkin melekat, kemudian beri

    tanda / kode agar tidak keliru dengan benda uji yang lain dan timbanglah.

    c. Kembalikan benda uji (kubus beton) ke dalam ruangan lembab atau tempat

    penyimpanan yang lain.

    d. Bila pembuatan benda uji dilakukan di lapangan tempat penuangan beton

    dikerjakan, maka setelah benda uji dikeluarkan harus ditutup dengan rapat

    (misalnya dengan kertas kedap air) dan hindarkan dari panas sinar

    matahari langsung.

    5.4 Perawatan Benda Uji

    Pekerjaan perawatan dimaksudkan untuk menjaga agar beton segar selalu lembab,

    sejak adukan beton dipadatkan sampai beton dianggap cukup keras. Kelembaban

    permukaan beton itu harus dijaga untuk menjamin proses hidrasi semen (reaksi

    semen dengan pasir) dapat berlangsung dengan sempurna. Untuk memperoleh

    beton yang kuat dan tidak timbul retak-retak maka diperlukan proses perawatan

    beton yang dilakukan dengan cara menyelimuti permukaan beton dengan karung

    basah kemudian disiram setiap dua hari sekali.

    5.5 Proses Pengujian Kuat Tekan Beton

    Dalam pelaksanaan praktikum beton ini, benda uji beton kubus yang telah

    mencapai umur 28 hari sejak beton yang telah padat dilepaskan dari cetakan akan

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200831

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    32/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    dilakukan pengujian terhadap kuat tekan beton kubus tersebut. Kuat tekan beton

    merupakan nilai yang ditunjukkan dengan jalan menekan benda uji beton melalui

    alat tekan beton, dimana nilai yang didapatkan melalui alat penguji kuat tekan

    tersebut selanjutnya dibagi dengan luas permukaan.

    5.6 Pengukuran Nilai Slump

    Tanggal : 21 April 2008

    Alat yang digunakan :

    1. Beton segar yang diperiksa dibentuk menjadi sebagai kerucutterpancung, dengan diameter dasar 20 cm, diameter bagian atas 10

    cm dan tinggi 30 cm. Untuk membentuk seperti itu diperlukan

    cetakan berbentuk corong yang tanpa tutup di bagian bawah maupun

    bagian atas, dan bentuknya harus baik (sumbu corong harus tegak

    lurus dengan lingkaran bawah maupun lingkaran atas). Bahan plat

    dan cetakan seperti, tergambar

    2. Tongkat pemampat berdiameter 16 mm, panjang 60 cm, dengan

    ujung bulat dan terbuat dari baja tahan karat.

    3. Alas corong kerucut berupa plat tahan karat.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200832

    10 cm

    kerucut terpancung

    30 cm

    20 cm

    cetakan corong uji slump

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    33/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Cara kerja :

    a. Basahi corong cetakan dan kemudian letakkan di tempat rata, basah, tidak

    menyerap air dan ruangan cukup bagi pemegang corong untuk secara kuat

    berdiri pada kedua kaki selama pengisian corong dilakukan.

    b. Corong cetakan diisi dalam 3 (tiga) lapisan masing-masing sekitar 1/3

    volume corong. Setiap lapis beton segar ditusuk dengan batang baja

    diameter 16 mm, panjang 60 cm dan ujungnya dibulatkan sebanyak 25 kali.

    Penusukan harus merata selebar permukaan lapisan dan tidak boleh sampai

    masuk ke dalam lapisan beton sebelumnya.

    c. Setelah lapisan beton segar yang terakhir selesai ditusuk, kemudian beton

    segar dimasukkan lagi kebagian atas dan diratakan sehingga rata dengan sisiatas cetakan.

    d. Setelah ditunggu sekitar 30 detik, kemudian corong ditarik ke atas dengan

    pelan-pelan dan hati-hati sehingga benar-benar tegak ke atas.

    e. Pengukuran nilai slump dilakukan dengan ketelitian sampai 0,5 cm dengan

    meletakkan penggaris / batang baja horizontal di atas beton segar.

    f. Beton yang memiliki perbandingan campuran yang baik, dan mempunyai

    kelecakan yang baik akan menampakkan penurunan bagian atas secara

    perlahan-lahan dan bentuk kerucut semula tidak hilang, seperti tampak pada

    gambar dibawah ini

    Hasil yang di dapat berdasarkan percobaan yang kami lakukan nilai slump

    pertama adalah 4 cm sedangkan yang kedua adalah sebesar 16 cm. Perbedaan nilai

    slump dikarenakan oleh keadaan molen yang masih lembab, dan masih terdapat sisa-

    sisa air dari pada saat pencampuran pertama.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200833

    Penggaris

    Nilai Slump

    Adukan Beton

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    34/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    BAB VI

    PENGUJIAN KEKUATAN BETON

    6.1 Pengujian Kuat Tekan Beton

    Tanggal : 19 Mei 2008

    Alat yang dipakai :

    - Mesin tekan ELE

    - Kaliper

    - Penolok ukur

    - Timbangan

    Bahan :

    - Benda uji berumur 28 hari.

    Jalannya pengujian :

    1. Setelah benda uji berumur 28 hari maka, benda uji di timbang

    beratnya, kemudian dites kuat tekannya. Benda uji diletakkan pada

    tempat yang telah tersedia pada mesin tekan.

    2. Didapat berat dan daya tahan untuk masing-masing benda uji yangtelah dicantumkan pada tabel berikut :

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200834

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    35/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Kubus Berat Kubus

    (Kg)

    Daya Tahan Kubus

    (KN)

    I 7,1 720

    II 7,1 730

    III 7,1 720

    IV 7,1 690

    V 7,5 700

    VI 7,5 740

    VII 7,1 670

    VIII 7 700

    IX 7 370

    X 6,9 390

    Perhitungan kuat tekan beton

    1. Luas permukaan tekan (F)

    F = p x l

    = 150 x 150

    = 22500 mm2

    2. Kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus :

    b =F

    P

    dimana : b = kuat tekan beton (MPa)

    P = daya tahan kubus (N)

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200835

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    36/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    F = luas permukaan tekan (mm2)

    Perhitungan Berat Jenis Beton

    1. Volume kubus beton

    V = 150 x 150 x 150

    = 3375000 mm3

    = 0.003375 m3

    2. Berat jenis kubus beton dihitung dengan cara :

    Bj =Volume

    Berat

    Tabel Hasil Perhitungan Kuat Tekan dan Berat Volume Beton.

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200836

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    37/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Uraian

    Berat Volume Rata-rata adalah 2129,13 Kg/m3

    Kuat tekan rata-rata adalah 27,49 MPa

    Campuran yang digunakan dalam perhitungan adalah campuran beton 1

    (kubus No.1 No 8). Sedangkan untuk campuran beton II (kubus No.9 & No.10)

    tidak digunakan dalam perhitungan karena kuat tekan benda uji rendah yang

    disebabkan oleh kondisi benda uji yang jenuh air.

    Uraian :

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 2008

    Kubus

    Kuat Tekan

    Beton

    (MPa)

    Berat Volume

    Beton

    ( 3mkg

    )

    ( 'bi bn)2

    Campuran

    I

    I 32 2103,70 27,81

    II 32,4 2103,70 53,57

    III 32 2103,70 27,81

    IV 31,6 2103,70 2,37

    V 31 2222,22 -35,19

    VI 32,8 2222,22 79,65

    VII 29,7 2103,70 -114,10

    VIII 31 2074,07 -35,19

    Campuran

    II

    (Tidakdigunakan)

    IX 16,4 2074,07 0

    X 17,3 2044,44 0

    Jumlah 252,50 17037,01 6,72

    Rata-rata 31,56 2129,63 0,84

    37

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    38/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Kuat tekan kubus rata-rata adalah :

    MPa56,31

    8

    317,298,32316,31324,3232

    =

    +++++++=

    Perhitungan nilai standar deviasi (Sd) dihitung dengan rumus :

    Sd =( )

    ( )1

    2''

    n

    bmbi

    Sd =

    ( )37,18

    6,72

    dimana : bi = kuat tekan masing-masing kubus

    bm = kuat tekan rata-rata kubus

    n = 8

    jumlah benda uji 8 = 1,37

    Sehingga nilai Sd didapat : 1,01 MPa

    Perhitungan kuat tekan karekteristik :

    Sdkbmbk .'' =

    01,1.92,156,31' =bk

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200838

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    39/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    dimana : bk' = kuat tekan karakteristik

    bn' = kuat tekan rata-rata kubus

    k = 1,92 ( karena benda uji 8 buah)

    Sd = Standar deviasi

    Didapat kuat tekan kubus rata-rata adalah 29,62 MPa.

    6.2 Pengujian Kuat Lentur Beton

    Tanggal : 19 Mei 2008

    Alat dan bahan

    1. Benda uji berupa balok dengan ukuran 15 x 15 x 60 cm

    2. Mesin tekan ELE

    3. Timbangan

    Cara kerja

    1. Alat dan bahan disiapkan.

    2. Balok diletakkan memanjang diantara dua perletakan dengan diberi

    tekanan ditengah-tengah bentang.

    3. Catat tekanan yang diterima balok pada saat patah.

    Hasil percobaan :

    Beban yang diberikan = 19,5 KN (beton patah)

    Volume balok (V) = 15 x 15 x 60 = 13500 cm

    Berat balok = 29,5 kg = 29500 gr

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200839

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    40/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Berat volume = 0,0218 gr/cm

    Luas penampang (A) = 0,15 x 0,15 = 0,0225 m

    Reaksi Perletakan

    P1 P2

    C A D E B F

    7.5 15 15 15 7,5

    60 cm

    MB = 0

    AV.0,45 P1.0,3 P2. 0,15 = 0

    ` AV.0,45 9,75.0,3 9,75. 0,15 = 0

    AV = 9,75 KN

    BV = 9,75 KN

    Perhitungan bidang Momen :

    Tinjau kiri :

    1. Batang CA (0 ~ 0,075)

    Mx = 0

    2. Batang AD (0,075 ~ 0,225)

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200840

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    41/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    Mx = Av (x 0,075)

    = 9,75 (x 0,075)

    x = 0,075 Mx = 0

    x = 0,225 Mx = 1,4625 KN m

    3. Batang DE (0,225 ~ 0,375)

    Mx = 9,75 (x 0,075) 9,75 (x 0,225)

    x = 0,225 Mx = 1,4625 KN m

    x = 0,30 Mx = 1,4625 KN m

    x = 0,375 Mx = 1,4625 KN m

    Tinjau kanan :

    4. Batang FB (0 ~ 0,075)

    Mx = 0

    5. Batang BE (0,075 ~ 0,225)

    Mx = 9,75 (x 0,075)

    x = 0,075 Mx = 0

    x = 0,225 Mx = 1,4625 KN m

    Inersia penampang :

    Penampang berbentuk segi empat : b = 0,15 m

    h = 0,15 m

    I = 1/12 b. h

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200841

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    42/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    = 1/12 0,15. (0,15)

    = 4,21875 x 10-5 m4

    Y = 0,075 m

    Tegangan / kuat lentur balok :

    lt =I

    YM.

    51021875,4

    075,04625,1

    =x

    x

    = 2666,667 KN/m = 2,7 MPa.

    BAB VII

    PENUTUP

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200842

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    43/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    7.1 Kesimpulan

    1. Dari perhitungan didapatkan kadar air yang terkandung dalam pasir = 7,49

    % dan dalam kerikil = 0,94 %.

    2. Kadar lumpur yang didapat dari perhitungan adalah untuk pasir = 3,37 %

    dan kerikil = 1,797%

    3. Berat jenis SSD agregat halus (pasir) = 2,479 gr/cm dengan penyerapan

    sebesar 2,25 %. Berat jenis agregat kasar (kerikil) = 2,170 gr/cm dengan

    penyerapan sebesar 4,03 %.

    4. Dengan cara Sovling didapat berat isi semen = 1,308gr/cm3

    , pasir = 1,230gr/cm3, kerikil= 1,207 gr/cm3.

    Dengan cara Rodding didapat berat isi semen = 1,410 gr/cm 3, pasir = 1,455

    gr/cm3, kerikil = 1,334 gr/cm3.

    Jadi berat isi rata-rata sample adalah : semen = 1,359 gr/cm3, pasir = 1,342

    gr/cm3, kerikil = 1,271 gr/cm3.

    5. Dari grafik dapat disimpulkan bahwa pasir mendekati dalam grading zone 3.

    Sedangkan kerikil yang digunakan tidak termasuk dalam grafik standar.

    6. Perbandingan campuran beton adalah :

    Semen : Pasir : Kerikil : Air

    1 2,164 3,3,25 0,6

    Total kebutuhan bahan untuk 10 kubus dan 1 balok adalah :

    Air : 10,2924 L

    Semen : 17,3712Kg

    Kerikil : 58,489 Kg

    Pasir : 37,58 Kg

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200843

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    44/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    7. Dari hasil percobaan sesuai dengan kebutuhan bahan didapat nilai Slumpnya

    adalah yang pertama 4 cm dan yang kedua 16 cm.

    8. Kuat tekan rata-rata kubus beton yang didapat adalah 29,62 MPa, pada umur

    28 hari.

    9. Dari pengujian didapat berat volume kubus beton rata-rata adalah

    363,2129 mkg

    .

    10. Dari hasil perhitungan besarnya kuat lentur balok adalah 2,7 MPa

    7.2 Saran

    1. Penggunaan air dibuat sedemikian rupa, agar faktor air semen (fas) yang

    direncanakan / ditentukan tidak dilampaui. Karena jika digunakan air yang

    berlebihan maka dapat mengurangi kuat tekan beton.

    2. Terhadap pelaksanaan pengecoran beton di lapangan agar diperhatikan

    pemadatan / pengerojokan beton secara baik dan sempurna.

    3. Dalam perencanaan campuran beton hendaknya dilakukan seteliti mungkin

    sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang direncanakan.

    LAMPIRAN

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200844

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    45/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    I VI

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200845

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    46/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    II` VII

    III VIII

    IV IX

    V X

    DAFTAR PUSTAKA

    Tugas Pratikum Teknologi Bahan

    Klp I, 200846

  • 8/7/2019 12959877-LAPORAN-BETON-2008

    47/47

    Jurusan Teknik Sipil

    Fakultas Teknik Universitas Udayana

    1. Ir. Tri Mulyono, MT, 2004, Teknologi Beton, Yogyakarta, ANDI Yogyakarta;

    2004.

    2. I. B. Rai Widiarsa, ST, MASc, 2001, Pengantar Praktikum Ilmu Teknologi

    Bahan, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana.

    3. Kelompok 3, 2007, Laporan Teknologi Bahan, Program Studi Teknik Sipil,

    Fakultas Teknik Universitas Udayana.

    4. Kelompok 6, 2002, Laporan Teknologi Bahan, Program Studi Teknik Sipil,

    Fakultas Teknik Universitas Udayana.