122756525-kasus-forensik-klinik

18
MAKALAH UJIAN KASUS FORENSIK KLINIK Disusun oleh : NORHAZIRAH BINTI MOHD RASHID 112011256 Penguji : Dr. Wibisana Widiatmaka, SpF

Upload: adiwena-swardhani-rahayu

Post on 03-Jan-2016

52 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: 122756525-kasus-forensik-klinik

MAKALAH UJIAN KASUS

FORENSIK KLINIK

Disusun oleh :

NORHAZIRAH BINTI MOHD RASHID

112011256

Penguji :

Dr. Wibisana Widiatmaka, SpF

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

2013

Page 2: 122756525-kasus-forensik-klinik

ILUSTRASI KASUS

No. Registrasi RSCM : 371-72-81

Waktu pemeriksaan : 4 Januari 2013 pukul 01:00 WIB

Identitas Korban

Nama : Tn. Mustopa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 34 tahun

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Karyawan swasta

Alamat : Jl. Petamburan Rt 012/009 Kel. Petamburan Kec. Tanah Abang,

Jakarta Pusat

Riwayat Medis

Anamnesis

Korban mengatakan, pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 19:00 WIB, saat sedang mengendarai

motor di wilayah Pejompongan, korban didekati oleh lebih dari satu orang pelaku yang tidak

dikenali. Salah satunya mencoba menyerang korban dengan celurit tetapi korban berhasil

mengelak. Tiba-tiba dari belakang seorang pelaku memukul kepala korban dengan besi

sebanyak dua kali dan punggung sebanyak satu kali. Luka pada kepala mengeluarkan darah

dan korban langsung ke rumah sakit angkatan laut untuk dijahit luka-lukanya. Korban tidak

muntah dan pingsan sejak kejadian.

Korban datang ke rumah sakit dengan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

compos mentis, tidak muntah, tidak pusing, tidak pingsan, dan tiada pandangan ganda. Pada

pemeriksaan luka-luka ditemukan luka-luka pada kepala yang telah dirawat dan tidak dapat

ditentukan jenis kekerasannya. Derajat luka pada saat ini tidak dapat ditentukan.

Page 3: 122756525-kasus-forensik-klinik

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan umum : tampak sakit sedang

Kesadaran : compos mentis

Tanda Vital

a) Tekanan darah : 110/80 mmHg

b) Frekuensi nadi : 86x/menit

c) Frekuensi nafas : 16x/menit

Status Lokalis Luka/Cedera

a. Pada belakang kepala sisi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan, dua

puluh satu sentimeter dari atas batas tumbuh rambut bawah terdapat luka yang telah dijahit

besertakan kassa berwarna merah kecoklatan dengan tujuh benang berwarna hitam, tepi dan

dasar luka tidak dapat ditentukan, sepanjang delapan sentimeter.

b. Pada belakang kepala sisi kanan enam sentimeter dari garis pertengahan depan,

sembilan belas sentimeter dari atas batas tumbuh rambut bawah terdapat luka yang telah

dijahit bersertakan kassa berwarna merah kecoklatan dengan tiga simpul benang berwarna

hitam, tepi dan dasar luka tidak dapat ditentukan , sepanjang enam sentimeter.

Pemeriksaan Penunjang

Tidak dilakukan

Tindakan/Pengobatan

Pembuatan Visum et Repertum

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

Page 4: 122756525-kasus-forensik-klinik

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL CIPTO MANGUNKUSUMO

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

P R O J U S T I T I A Jakarta, 4 Januari 2013

VISUM ET REPERTUM

No. 9784/3767281//VR/2013

Yang bertanda tangan di bawah ini dokter NorHazirah Binti Mohd Rashid, dokter pada

Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, atas permintaan tertulis dari

Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang nomor 01/VER/I/2013/SEKTOR TNB tanggal 3

Januari 2013, dengan ini menerangkan bahwa pada tanggal 4 Januari 2013 pukul 01:00 WIB,

bertempat di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo, telah melakukan pemeriksaan terhadap

korban dengan nomor registrasi 371-72-81, yang menurut surat tersebut adalah:-----------------

Nama : Tn. Mustopa--------------------------------------------------------------------

Umur : 34 tahun -------------------------------------------------------------------------

Jenis kelamin : Laki-laki ------------------------------------------------------------------------

Warga Negara : Indonesia------------------------------------------------------------------------

Pekerjaan : Karyawan Swasta--------------------------------------------------------------

Agama : Islam ----------------------------------------------------------------------------

Alamat : Jl.Petamburan Rt 012/009 Kel. Petamburan Kec. Tanah Abang,

Jakarta Pusat----------------------------------------------------------------------

Hasil Pemeriksaan :---------------------------------------------------------------------------------------

1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan tampak sakit sedang---------------

2. Korban mengaku pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu tiga belas pada pukul

sembilam belas waktu Indonesia bagian barat, saat sedang mengendarai motor di

wilayah Pejompongan, korban didekati oleh lebih dari satu orang pelaku yang tidak

dikenali. Salah satunya mencoba menyerang korban dengan celurit tetapi korban

berhasil mengelak. Tiba-tiba dari belakang seorang pelaku memukul kepala korban

No. 9463/3762740/VR/X/2012

Page 5: 122756525-kasus-forensik-klinik

Halaman ke 2 dari 3 halaman

dengan besi sebanyak dua kali dan punggung sebanyak satu kali. Luka pada kepala

mengeluarkan darah dan korban langsung ke rumah sakit angkatan laut untuk dijahit luka-

lukanya. Setelah kejadian korban tidak muntah atau pingsan----------------------------------------

3. Pada korban didapatkan : ------------------------------------------------------------------------

a. Tekanan darah seratus sepuluh per delapan puluh milimeter air raksa------------

b. Frekuensi nadi delapan puluh enam kali per menit----------------------------------

c. Frekuensi pernapasan enam belas kali per menit-------------------------------------

4. Luka-luka:

------------------------------------------------------------------------------------------

a. Pada belakang kepala sisi kanan, lima sentimeter dari garis pertengahan depan,

dua puluh satu sentimeter dari atas batas tumbuh rambut bawah terdapat luka

yang telah dijahit besertakan kassa berwarna merah kecoklatan dengan tujuh

benang berwarna hitam, tepi dan dasar luka tidak dapat ditentukan, sepanjang

delapan sentimeter------------------------------------------------------------------------

b. Pada belakang kepala sisi kanan enam sentimeter dari garis pertengahan

depan, sembilan belas sentimeter dari atas batas tumbuh rambut bawah

terdapat luka yang telah dijahit bersertakan kassa berwarna merah kecoklatan

dengan tiga simpul benang berwarna hitam, tepi dan dasar luka tidak dapat

ditentukan , sepanjang enam sentimeter-----------------------------------------------

5. Korban dipulangkan------------------------------------------------------------------------------

Kesimpulan :

-----------------------------------------------------------------------------------------------

Pada korban laki-laki berumur tiga puluh empat tahun ini ditemukan luka-luka pada kepala yang telah dirawat

dan tidak dapat ditentukan jenis kekerasannya. Derajat luka pada saat ini tidak dapat ditentukan. Evaluasi luka

lebih lanjut menunggu data dari rumah sakit saat pertama tempat korban

dirawat---------------------------------------------------------------------------

Demikian visum et repertum ini dibuat dengan sebenarnya dengan menggunakan kelimuan

yang sebaik-baiknya, meningat sumpah sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara

Pidana--------------------------------------------------------------------------------------------------------

Page 6: 122756525-kasus-forensik-klinik

No. 9463/3762740/VR/X/2012

Halaman ke 3 dari 3 halaman

Dokter pemeriksa,

Dr. NorHazirah Binti Mohd Rashid

NIM 112011253

Page 7: 122756525-kasus-forensik-klinik

PEMBAHASAN UMUM

2.1 Luka

2.1.1 Definisi Luka

Luka adalah suatu keadaan ketidak sinambungan, kerusakan atau hilangnya hubungan

antar jaringan tubuh seperti jaringan lunak, jaringan otot, jaringan pembuluh darah, jaringan

saraf dan tulang. Luka juga didefinisikan sebagai rusaknya jaringan tubuh yang disebabkan

oleh suatu trauma.

2.1.2 Pembagian Luka

Berdasarkan sifat dan penyebabnya, trauma dapat dibedakan menjadi :

a.Trauma mekanik 

•Trauma akibat kekerasan tumpul (luka lecet, luka memar, luka robek dan patah tulang)

•Trauma akibat kekerasan benda tajam (luka tusuk, luka iris, luka bacok)

•Trauma akibat kekerasan senjata api (luka tembak masuk, luka tembak keluar) 

b.Trauma fisik 

•Suhu (suhu panas, suhu dingin)

•Arus listrik (AC/DC)

•Petir 

•Tekanan udara tinggi/rendah

•Radiasi akustik 

c. Trauma kimiawi : trauma akibat korosifitas zat kimia (asam kuat/basa kuat)

2.1.3 Penentuan kwalifikasi luka

Penentuan kwalifikasi luka pada dasarnya untuk memenuhi keinginan undang-undang dalam

hal ini KUHP pasal 351 ayat 1 dan ayat 2, pasal 352 ayat 1, pasal 352 ayat 2, pasal 354 ayat 1

dan pasal 360 ayat 1 dan ayat 2. Dengan demikian penyidik akan mengenal tiga kwalifikasi

luka yaitu:

a) Luka yang tidak mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan

atau jabatan

Page 8: 122756525-kasus-forensik-klinik

b) Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam melakukan pekerjaan atau

jabatan untuk sementara waktu (…hari/…minggu/…bulan)

c) Luka yang dimaksudkan dalam KUHP pasal 90 yaitu:

Penyakit atau luka yang tak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurnaatau

yang dapat mendatangkan bahaya maut

Senantiasa tidak cakap mengerjakan pekerjaan jabatan atau pekerjaan pencaharian

Tidak dapat lagi memakai salah satu panca indera

Mendapat cacat besar 

Lumpuh (kelumpuhan)

Akal (tenaga paham) tidak sempurna lebih lama dari empat minggu

Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan

2.2 Luka tumpulLuka yang terjadi akibat kekerasan benda tumpul dapat berupa memar (kontusio,hematom), l

uka lecet (ekskoriasi, abrasi), dan luka terbuka/robek (vulnus laseratum). Patah tulang juga

dapat terjadi bila kekerasan tumpul yang terjadi sangat hebat.1

2.2.1 Memar

Pada luka memar yang mengalami kerusakan adalah jaringan subkutan sehingga pembuluh-

pembuluh darah kapiler rusak dan pecah sehingga darah meresap ke jaringan sekitarnya.

Disini permukaan kulit tidak selalu mengalami kerusakan. Letak, bentuk dan luas luka memar

dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis

benda penyebab, kondisi dan jenis jaringan, usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit,kerapu

han pembuluh darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diathesishemoragik).Luk

a memar harus dapat dibedakan dengan lebam mayat, perbedaannya adalah sebagai berikut:

Lokasi luka memar disembarang tempat, sedangkan lebam mayat pada bagian tubuh

yang terendah

Luka memar disertai dengan pembengkakan dan tanda-tanda intravital

Bila ditekan atau diiris warna luka memar tidak menghilang, pada lebam mayat warna

menghilang dan jika diiris keluar darah

Umur luka memar secara kasar dapat diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat

timbul memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah 4 sampai

5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning dalam7 hari sampai

10 hari dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari. Perubahan warna tersebut dimulai

Page 9: 122756525-kasus-forensik-klinik

dari tepi dan waktunya dapat bervariasi tergantung derajat dan berbagai faktor yang

mempengaruhinya.2

2.2.2 Luka lecet

Luka lecet adalah suatu kerusakan yang mengenai lapisan atas dari epidermis akibat

kekerasan dengen benda yang mempunyai permukaan kasar, sehingga epidermis

menjaditipis, sebagian atau seluruh lapisannya hilang. Ciri-ciri luka lecet yaitu sebagian

atauseluruh epitel hilang, kemudian permukaan tertutup oleh eksudasi yang akan mongering

(crusta), timbul reaksi radang berupa penimbunan selsel PMN, dan biasanya tidak meninggal

kan jaringan parut. Berdasarkan mekanismenya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai:

1.luka lecet gores ( scratch), diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser

lapisan permukaan kulit di depannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga

dapat menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

2.luka lecet serut ( graze) adalah variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya

dengan permukaan kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak

tumpukan epitel.3

3.luka lecet tekan (impression, impact abrasion) disebabkan oleh penjejakan bendatumpul

pada kulit. Karena kulit adalah jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum

tentu sama dengan bentuk permukaan benda tumpul tersebuttetapi masih memungkinkan

identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya kisi-kisi radiator

mobil, jejas gigitan, dan sebagainya.

4.luka lecet geser (friction abrasion) disebabkan oleh tekanan linier pada kulitdisertai gerakan

bergeser, misalnya pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser

yang terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet geser yang terjadi segera

pasca mati.

PEMBAHASAN KHUSUS

Page 10: 122756525-kasus-forensik-klinik

I. Prosedur Medikolegal

Pada kasus ini, Surat Permintaan Visum (SPV) sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam KUHAP pasal 133 ayat (2), yaitu secara tertulis dengan komponen-komponen sebagai

berikut:

1) Institusi pengirim: Kepolisian Resort Metropolitan Jakarta Pusat Sektor Metro Tanah

Abang

2) Nomor surat: 01/VER/I/2013/SEKTOR TNB

3) Tujuan surat: Kepala Bagian Forensik RSCM

4) Identitas: Nama, umur, jenis kelamin, warga negara, pekerjaan, agama, alamat

5) Dugaan luka: Mengalami pengeroyokan

6) Permintaan penyidik: Pemeriksaan dan pembuatan Visum et Repertum

7) Jabatan pengirim: Inspektur Polisi Dua (IPDA) Kepolisian Sektor Metro Tanah Abang

II. Pemeriksaan Luka

Pada anamnesis korban mengaku pada tanggal tiga Januari tahun dua ribu tiga belas pada

pukul sembilam belas waktu Indonesia bagian barat, saat sedang mengendarai motor di

wilayah Pejompongan, korban didekati oleh lebih dari satu orang pelaku yang tidak dikenali.

Salah satunya mencoba menyerang korban dengan celurit tetapi korban berhasil mengelak.

Tiba-tiba dari belakang, seorang pelaku memukul kepala korban dengan besi sebanyak dua

kali dan punggung sebanyak satu kali. Luka pada kepala mengeluarkan darah dan korban

langsung ke rumah sakit angkatan laut untuk dijahit luka-lukanya.

Korban datang ke rumah sakit dengan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran

compos mentis, tidak muntah, tidak pusing, tidak pingsan, dan tiada pandangan ganda. Pada

pemeriksaan luka-luka ditemukan luka-luka pada kepala yang telah dirawat dan tidak dapat

ditentukan jenis kekerasannya. Derajat luka pada saat ini tidak dapat ditentukan.

Tindakan yang dilakukan pada korban ini adalah pembuatan visum et repertum sesuai dengan

kewajiban dokter untuk kepentingan peradilan sesuai permintaan penyidik dalam surat

permintaan visum.

III. Hukuman pada pelaku

Page 11: 122756525-kasus-forensik-klinik

Dari anamnesis, ditemukan adanya pengeroyokan pada pasien. Oleh karena itu, pelaku

pengeroyokan dapat dikenakan hukuman dengan berdasarkan pada KUHP pasal 170, yaitu

sebagai berikut:

(1) Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan

kekerasan terhadap orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima

tahun enam bulan.

(2) Yang bersalah diancam:

i. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika ia dengan sengaja menghancurkan

barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka;

ii. Dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka

berat;

iii. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan

maut.

Dari hasil pemeriksaan pada luka yang telah dirawat, jenis kekerasan dan derajat luka tidak

dapat ditentukan. Maka, pelaku kasus pengeroyokan dapat dituntut berdasarkan KUHP Pasal

170 yaitu hukuman pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.

IV. Kesimpulan

Pada korban laki-laki berumur tiga puluh empat tahun ini ditemukan luka-luka pada kepala

yang telah dirawat dan tidak dapat ditentukan jenis kekerasannya. Derajat luka pada saat ini

tidak dapat ditentukan. Evaluasi luka lebih lanjut menunggu data dari rumah sakit saat

pertama tempat korban dirawat. Pelaku pengeroyokan dapat dikenakan hukuman dengan

berdasarkan pada KUHP pasal 170.

TINJAUAN PUSTAKA

Page 12: 122756525-kasus-forensik-klinik

1. Budiyanto A, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama, cetakan kedua. Jakarta :

Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997.

2. Peraturan Perundang-undangan Bidang Kedokteran. Edisi pertama, cetakan kedua.

Jakarta : Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994.

3. Staf Pengajar Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Teknik Autopsi Forensik.

Edisi pertama