ppt kasus 5 forensik

22
KELOMPOK IX

Upload: kiko-ayuzawa

Post on 13-Apr-2018

297 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 1/22

KELOMPOK IX

Page 2: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 2/22

Laporan kasus

Seorang pasien berumur 62 tahun datang ke rumah sakitdengan karsinoma kolon yangtelah terminal. Pasienmasih cukup sadar, berpendidikan cukup tinggi. Iamemahami benarposisi kesehatannya dan keterbatasankemampuan ilmu kedokteran saat ini. Ia jugamemilikipengalaman pahit sewaktu kakaknya menjelangajalnya dirawat di ICU dengan peralatanbermacam-macam tampak sangat menderita, dan alat-alat tersebuttampaknya hanyamemperpanjang penderitaannya saja.Oleh karena itu, ia meminta kepada dokter apabiladiamendekati ajalnya agar menerima terapi yang minimalsaja (tanpa antibiotika, tanpa peralatanICU, dan lain-lain),

dan ia ingin mati dengan tenang dan wajar. Namun, iatetap setujuapabila ia menerima obat-obatan penghilangrasa sakit bila memang dibutuhkan.

Page 3: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 3/22

Mind mapping

Pasien 62 th, dg Ca

Colon

 Aspek hukum

Dampak

hukum

 Aspek etika

Prosedur

tindakan

medis

Prosedur

terapi

Informed

consent

Rekam medis

Page 4: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 4/22

ETIKA PROFESI

KEDOKTERAN Definisi :

Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajaribaik buruk atau benar-salahnya suatu sikapatau perbuatan seseorang individu dilihat dari

mortalitas

Beauchamp and childress ( 1994 )

1. Prinsip otonomi

2. Prinsip beneficence3. Prinsip non – maleficence

4. Prinsip justice

Page 5: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 5/22

 ASPEK ETIKA

Pasal 344 KUHP

Barang siapa merampas nyawa orang lain

atas permintaan orang itu sendiri yang

 jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling

lama dua belas tahun

Page 6: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 6/22

PROSEDUR MEDIKOLEGAL

Persetujuan t indakan medik   Peraturan menteri kesehatan No

585/MenKes/Per/IX/1989 tentang persetujuantindakan medis 

Pasal 1. Pemenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 

Persetujuan tindakan medik/informed consent adalah

persetujuan yang diberikan olehpasien atau keluarganyaatas adsar penjelasan mengenai tindakan medik yangakandilakukan terhadap pasien tersebut;

Tindakan medik adalah suatu tindakan yang akandilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atauterapeutik;

Tindakan invasif adalah tindakan medik yang langsungdapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh;

Dokter adalh dokter umum/spesialis dan doktergigi/dokter gigi spesialis yang bekerjadi rumah sakit,puskesmas, klinik, atau praktek perorangan ataubersama.

Page 7: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 7/22

PROSEDUR

MEDIKOLEGAL Pasal 2. Pemenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989  Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap

pasien harus mendapat persetujuan.

Persetujuan dapat diberi secara bertulis atau lisan

Persetujuan sebagaiman dimaksud ayat (1) diberikan

setelah pasien mendapatinformasi yang adekuat tentangperlunya tindakan medik yang bersangkutan sertarisikoyang dapat ditimbulkannya.

Cara penyampaian dan isi informasi harus disesuaikandengan tingkat pendidikanserta kondisi dan situasi pasien

 

  Pasal 3. Pemenkes No 585/MenKes/Per/IX/1989 

Setiap tindakan medis yang berisiko tinggi harus denganpersetujuan bertulis yangditanda tangani oleh yangberhak memberikan persetujuan.

Page 8: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 8/22

 ASPEK HUKUM

(PERMENKES No.1419/MENKES/PER/2005tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter danDokter Gigi pasal 17) Dokter atau dokter gigidalam memberikan pelayanan tindakan

kedokteran atau kedokteran gigi terlebih dahluharus memberika penjelasan kepada pasiententang tindakan kedokteran yang akandilakukan dan mendapat persetujuan pasien

Pasien berhak menolak tindakan yang

dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiripengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasiyang jelas tentang penyakitnya.

Page 9: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 9/22

 ASPEK HUKUM

Pasien berhak menolak tindakan yang dilakukan terhadapdirinya dan mengakhiri pengobatan serta perawatan atastanggung jawab sendiri sesudah memperoleh informasiyang jelas tentang penyakitnya.

Pemberian obat-obatan juga harus dengan persetujuan

pasien dan bila pasien meminta untuk dihentikanpengobatan, maka terapi harus dihentikan kecuali denganpenghentian terapi akan mengakibatkan keadaan gawatdarurat atau kehilangan nyawa pasien

Dalam Pedoman Penegakkan Disiplin Kedokteran tahun

2008 seorang dokter dapat dikategorikan melakukanbentuk pelanggaran disiplin kedokteran apabila tidakmemberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai(adequate information) kepada pasien atau keluarganyadalam melakukan praktik kedokteran.

Page 10: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 10/22

 ASPEK HUKUM

Dalam praktek kedokteran dikenal dua macam

euthanasia yaitu:

Euthanasia aktif: Ialah tindakan dokter

mempercepat kematian pasien denganmemberikan suntikan ke dalam tubuh pasien

tersebut. Alasan yang lazim dikemukakan

dokter ialah bahwa pengobatan yang diberikan

hanya akan memperpanjang penderitaanpasien, tidak mengurangi keadaan sakitnya

yang memang sudah parah.5 

Page 11: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 11/22

 ASPEK HUKUM

Euthanasia pasif: Tindakan dokter berupa penghentian pengobatan pasien

yang menderita sakit keras, yang secara medis sudahtidak mungkin lagi dapat disembuhkan. Penghentianpemberian obat ini berakibat mempercepat kematian

pasien. Alasan yang lazim dikemukakan ialah karenakeadaan ekonomi pasien yang terbatas, sementara danayang dibutuhkan untuk biaya pengobatan cukup tinggi,sedangkan fungsi pengobatan menurut perhitungan doktersudah tidak efektif lagi.

Tindakan upaya dokter menghentikan pengobatanterhadap pasien yang menurut penelitian medis masihmungkin bisa sembuh. Umumnya alasannya adalahketidakmampuan pasien dari segi ekonomi padahal biayapengobatannya yang dibutuhkan sangat tinggi. 5 

Page 12: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 12/22

Hak Pasien atas Informasi Penyakit

dan Tindakan Medis dari Aspek

Hukum Kedokteran.  Merima pelayanan praktik kedokteran mempunyai

hak mendapatkan penjelasan secara lengkaptentang tindakan medis yang akan diterimanya(Undan-Undang No. 29 tahun 2004 tentang PraktikKedokteran pasal 52). Penjelasan tersebutsekurang-kurangnya mencakup :

Diagnosis dan tata cara tindakan medis

Tujuan tindakan medis yang dilakukan

 Alternatif tindakan lain dan resikonya

Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.

(Pasal 45 ayat 3).

Page 13: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 13/22

REKAM MEDIS

Dalam pelayanan kedokteran/kesehatan,terutama yang dilakukan para dokter baik dirumah sakit maupun praktik pribadi, peranpencatatan rekam medis (RM) sangat pentingdan sangat melekat dengan kegiatanpelayanan tersebut.

Catatan atau rekaman itu menjadi sangatberguna untuk mengingatkan kembali doktertentang keadaan, hasil pemeriksaan, dan

pengobatan yang telah diberikan bila pasiendatang kembali untuk berobat ulang setelahbeberapa hari, beberapa bulan, bahkansetelah beberapa tahun kemudian

Page 14: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 14/22

REKAM MEDIS

Dalam Undang-undang Kesehatan, walaupun tidakada bab yang mengatur tentang rekam medis secarakhusus, secara implisit Undang-undang ini jelasmembutuhkan adanya rekam medis yang bermutusebagai bukti pelaksanaan pelayanan kedokteran/

kesehatan yang berkualitas. Kewajiban dokter untruk membuat rekam medis

dalam pelayanan kesehatan dipertegas dalam UUPKseperti terdapat pada pasal 46: (1). Setiap dokteratau dokter gigi dalam menjalankan praktikkedokteran wajib membuat rekam medis. (2) Rekammedis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harussegera dilengkapi setelah pasien selesai menerimapelayanan kesehatan.

Page 15: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 15/22

REKAM MEDIS

. Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu,dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayananatau tindakan. Selanjutnya dalam pasal 79 diingatkantentang sanksi hukum yang cukup berat, yaitu dendapaling banyak Rp.50.000.000,- bila dokter terbukti sengaja

tidak membuat rekam medis. Dalam Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang

RM, disebut pengertian RM adalah berkas yang berisicatatan dan dokumen tentang identitas pasien,pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lainkepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

 Di rumah sakit didapat dua jenis RM, yaitu:

•  RM untuk pasien rawat jalan

•  RM untuk pasien rawat inap

Page 16: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 16/22

PROSEDUR TINDAKAN

MEDIS Prosedur tindakan medis secara urutannya : 1. Anamnesis

2. Pemeriksaan fisik

  Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan abdomen danrektal

3. Pemeriksaan penunjang   - Pengujian darah samar

  - Darah rutin dan urinalisa

  - Edema barium

  - Kolonoskopi   - Biopsi

  - USG

  - CT-scan

  - Pemeriksaan antigen karsinoembrionik

Page 17: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 17/22

PROSEDUR TINDAKAN

MEDIS4. Penatalaksanaan

Medika mentosa :

Kemoterapi

 Agen biologic

Contoh obat yang digunakan adalah bevacizumab(avastin)

Radoterapi

Terapi simptomatik

Non-medika mentosa : Pembedahan

Diet/pola makan

Page 18: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 18/22

PROSEDUR TINDAKAN

MEDIS

5. Prognosis

Prognosis tergantung dari ada tidaknya

metastasis jauh, yaitu klasifikasi tumor dan tingkatkeganasan sel tumor. Untuk tumor yang terbataspada dinding usus tanpa penyebaran, angkakelangsungan hidup lima tahun adalah 80%, yangmenembus dinding tanpa penyebaran 75%,dengan penyebaran kelenjar 32%, dan denganmetastasis jauh 1%. Bila disertai diferensiasi seltumor buruk, prognosisnya sangat buruk.

Page 19: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 19/22

INFORMED CONSENT

Dalam melakukan tindakan medis pun diperlukan informedconsent. Informed consent adalah suatu proses yang

menunjukkan komunikasi yang efektif antara dokter

dengan pasien, dan bertemunya pemikiran tentang apa

yang akan dan apa yang tidak akan dilakukan terhadap

pasien.

Suatu informed consent harus meliputi :

Dokter harus menjelaskan pada pasien mengenai

tindakan, terapi dan penyakitnya

Pasien harus diberitahu tentang hasil terapi yangdiharapkan dan seberapa besar kemungkinan

keberhasilannya

Pasien harus diberitahu mengenai beberapa alternatif

yang ada dan akibat apabila penyakit tidak di obati

Page 20: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 20/22

PROSEDUR TINDAKAN

TERAPIPerawatan pasien tergantung pada tingkatstaging kanker itu sendiri.

Kalsifikasi stadium kanker usus (karsinomakolon) :

Stadium I : kanker ditemukan didalam dindingkolon.

Stadium II :kanker sudah menyebar kelapisanotot kolon.

Stadium III : kanker telah menyebar kekelenjar-kelenjar limfe.

Stadium IV : kaker telah menyebar keorganlain disekitarnya.

Page 21: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 21/22

PROSEDUR TINDAKAN

TERAPI Terapi akan jauh lebih mudah apabila

kanker dapat dideteksi pada stadium

dini, tetapi jika kanker dideteksi atau

ditemukan pada stadium lanjut, atauditemukan pada stadium dini tetapi tidak

diobati akan jauh lebih sulit untuk dapat

sembuh.

Pengobatan yang sesuai menurut kasus

ini yaitu pengobatan paliatif.

Page 22: PPT Kasus 5 forensik

7/27/2019 PPT Kasus 5 forensik

http://slidepdf.com/reader/full/ppt-kasus-5-forensik 22/22

KESIMPULAN Seorang dokter haruslah memastikan dirinya berada

dalam keadaa yang optimal dengan senantiasamenerapkan etik profesi kedokteran yang berlandaskankosep dasar moral yaitu prinsip otonomi , prinsipbeneficence , prinsip non- maleficence , dan prinsip justice. Suatu tindakan medis terhadap pasien tanpamemperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pasien

tersebut dapat dianggap sebagai penyerangan atas hakorang lain atau melanggar hokum. Namun , euthanasiadari segi hokum yang antaranya dibahas pada pasal 338 ,340 , 344 , 345 , dan 359 , tetap dianggap sebagaiperbuiatan yang dilarang dan tidak dimungkinkandilakukan “ pengakhiran hidup seseorang “ sekalipun ataspermintaan orang itu sendiri . perbuatan tersebut tetapdiklasifikasikan sebagai tindakan pidana , yaitu sebagaiperbuatan yang diancam dengan pidana bagi siapa yangmelanggar larangan tersebut beberapa pasal KUHP yangberkaitan dengan euthanasia