kasus forensik patologi

33
NASKAH UJIAN KASUS VISUM ET REPERTUM KEMATIAN AKIBAT TUSUKAN BENDA TAJAM Penguji : Dr. Abdul Mun’im Idries, SpF Oleh : Mimi Suhaini binti Sudin, S.Ked 030.08.309 DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

Upload: akbar-sidiq

Post on 08-Apr-2016

191 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Page 1: Kasus Forensik Patologi

NASKAH UJIAN KASUS

VISUM ET REPERTUM

KEMATIAN AKIBAT TUSUKAN BENDA TAJAM

Penguji :

Dr. Abdul Mun’im Idries, SpF

Oleh :

Mimi Suhaini binti Sudin, S.Ked

030.08.309

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA-RSUPNCM

JAKARTA

PERIODE 21 JANUARI – 1 FEBUARI 2013

Page 2: Kasus Forensik Patologi

Kasus Forensik Patologi

BAB I

ILUSTRASI KASUS

No. Registrasi Forensik : 027/SKII/I/2013

No. Registrasi RSCM : 0081A 0113

Kematian akibat tusukan benda tajam

Identitas Korban:

Nama : Tn Y

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 tahun

Warga Negara : N/A

Pekerjaan : N/A

Agama : N/A

Alamat : N/A

Riwayat :

Mayat korban diterima RSCM pada tanggal 9 Januari 2013, pukul 01.15 WIB, disertai surat

permintaan visum dari Polri Daerah Metro Jaya Resor Metropolitan Jakarta Barat Sektor Metro

Penjaringan, tertanggal 8 Januari 2013, Nomor 01/VER?I/2013/S.Penj.

Dalam surat tersebut dijelaskan bahawa jenazah korban ditemukan meninggal dunia pada hari

Selasa tanggal 08 Januari 2013 sekira pukul 22.30 WIB.

Page 3: Kasus Forensik Patologi

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS INDONESIA

RUMAH SAKIT Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO

Jl. Salemba Raya No.6, Jakarta 10430, Telp (021) 3106976

=====================================================================

Nomor : 027/ SK II/ I/ 2013 Jakarta, 9 Januari 2013Lampiran : ----------------------------------------------------------------------------------------------------Perihal : Hasil pemeriksaan bedah mayat atas mayat Tn. Yanto

PROJUSTITIA

Visum Et Repertum Yang bertanda tangan di bawah ini, Mimi Suhaini, dokter pada Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, atas permintaan tertulis dari Kepala Kepolisian Sektor Metro Penjaringan No Pol.: 01/VER/I/2013/S.Penj tertanggal 8 Januari 2013, maka pada tanggal sembilan Januari tahun dua ribu tiga belas, pukul satu lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di ruang bedah jenazah Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia- Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo telah melakukan pemeriksaan atas jenazah dengan keterangan sebagai berikut: Nama : Yanto-------------------------------------------------------------------------------- Jenis Kelamin : Laki-laki --------------------------------------------------------------------------- Umur : 20 tahun----------------------------------------------------------------------------- Warga Negara : N/A--------------------------------------------------------------------------------- Agama : N/A--------------------------------------------------------------------------------- Pekerjaan : N/A--------------------------------------------------------------------------------- Alamat : N/A---------------------------------------------------------------------------------- Mayat telah diidentifikasi dengan sehelai label yang terbuat dari karton berwarna kuning tanpa materai, bertuliskan terlampir, terikat pada ibu jari kaki kanan.----------------------------------

Hasil Pemeriksaan I.Pemeriksaan Luar------------------------------------------------------------------------------------------ 1. Tutup/bungkus mayat: tidak ada------------------------------------------------------------------------- 2. Perhiasan mayat: Pada pergelangan tangan kiri terpasang satu buah gelang berbahan karet berwarna hitam-------------------------------------------------------------------------------------------------

bersambung ke halaman 2 dari 8 halaman

Page 4: Kasus Forensik Patologi

Mayat berpakaian ………Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I/2013

Halaman ke 2 dari halaman 8

3. Mayat berpakaian sebagai berikut:----------------------------------------------------------------------- a. Satu helai kaos oblong warna biru tua lengan pendek pada bagian depan terdapat sablon bertuliskan “OIE Ship Classic” dan sablon gambar perahu atau kapal. Pada bagian depan sisi kiri tampak gasah. Pada bagian belakang sisi kiri satu sentimeter dari tepi jahitan samping, dua puluh empat sentimeter dari tepi bawah tampak lubang yang jika dirapatkan berbentuk garis melengkung panjang satu sentimeter.Pada bagian belakang sisi kiri tampak basah bermerek G-55 berukuran M.---------------------------------------------------------------------------------------------------- b. Satu buah celana dalam bahan kaos berwarna biru, pada bagian depan sisi kiri dan belakang sisi kiri berlumuran darah tanpa merek dan ukuran.------------------------------------------------------- c. Satu buah celana panjang bahan jeans berwarna hitam. Pada bagian depan terdapat tiga buah kantong tanpa isi dan pada bagian belakang terdapat dua kantong di mana pada salah satu kantong bertuliskan “J.F.Lag”. Pada bagian belakang sisi dalam bertuliskan “Jeans design”, ukuran celana dua puluh lapan. Celana tampak basah.---------------------------------------------------- d. Pada bagian pinggang terpasang ikat pinggang berbahan kain berwarna hitam,hijau,putih dengan kepala ikat pinggang berbahan logam berwarna perak bertuliskan “RIPCOL”.------------4. Benda disamping mayat :tidak ada.-----------------------------------------------------------------------5. Kaku mayat terdapat pada rahang,leher, jari-jari tangan mudah dilawan. Lebam mayat terdapat pada bagian belakang berwarna merah keunguan hilang pada penekanan.-----------------------------6. Mayat adalah seorang laki-laki, bangsa Indonesia berumur kurang lebih dua puluh tahun, kulit sawo matang, gizi sedang, panjang tubuh seratus enam puluh satu sentimeter, berat tubuh empat puluh empat kilogram, zakar disunat.------------------------------------------------------------------------7. Identitas khusus:--------------------------------------------------------------------------------------------- a. Pada batang hidung sisi kiri nol koma lapan sentimeter dari garis pertengahan depan , nol koma lima sentimeter di bawah sudut dalam mata terdapat tahi lalat warna hitam berukuran nol koma tujuh sentimeter kali nol koma empat sentimeter.-------------------------------------------------- b. Pada pelipis kiri, enam koma lima sentimeter dari garis pertengahan depan setinggi sudut luar mata, terdapat tahi lalat hitam tidak menonjol berukuran nol koma tiga sentimeter kali nol koma dua sentimeter.-------------------------------------------------------------------------------------------8. Rambut kepala berwarna hitam, tumbuhnya kurus, panjang tujuh belas sentimeter.Alis mata berwarna hitam, tumbuhnya lebat, panjang nol koma dua sentimeter.Bulu mata berwarna hitam,tumbuhnya lurus, panjangnya nol koma tujuh sentimeter. Kumis berwarna hitam tumbuhnya tipis,panjangnya enam millimeter. Jenggot berwarna hitam,tumbuhnya tipis,panjangnya dua puluh millimeter.----------------------------------------------------------------------9. Mata kamam terbuka tujuh milimeter dan mata kiri terbuka lapan millimeter.Selaput bening kedua mata jernih.Kedua teleng mata bulat dengan garis tengah lima millimeter.Kedua tirai mata berwarna cokelat.Kedua selaput bola mata berwarna putih.Kedua selaput kelopak mata tampak pucat.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------10. Hidung berbentuk sedang. Kedua telinga berbentuk oval. Mulut terbuka sepuluh sentimeter,tidak terjulur dan tidak tergigit.------------------------------------------------------------------

bersambung ke halaman 3 dari 8 halamanGigi geligi……………..

Page 5: Kasus Forensik Patologi

Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I/2013Halaman ke 3 dari halaman 8

11. Gigi geligi lengkap berjumlah dua puluh lapan buah kecuali gigi geraham ketiga pada rahang atas sebelah kiri dan kanan serta pada rahang bawah sebelah kiri dan kanan tidak terdapat.--------12. Dari lubang mulut tidak keluar apa-apa. Dari lubang hidung kanan keluar cairan encer berwarna jernih berbusa.Dari lubang telinga kanan dan kiri tidak keluar apa-apa. Dari lubang kemaluan dan lubang pelepas tidak keluar apa-apa.-------------------------------------------------------13. Luka-luka:--------------------------------------------------------------------------------------------------- 1) Pada punggung sisi kiri enam belas sentimeter dari garis pertengahan belakang, dua puluh sembilan sentimeter dibwah puncak bahu, seratus tiga belas sentimeter diatas tumit terdapat satu buah luka terbuka tepi rata dengan kedua lancip , dasar luka rongga dada bila dirapatkan membentuk garis miring dari depan atas ke belakang bawah panjang lima koma lima sentimeter dikelilingi luka lecet dengan luas dua koma dua sentimeter kali nol koma lima sentimeter.Pada sudut bawah satu koma lima sentimeter dibawah sudut bawah luka terdapat luka lecet kecil meliputi tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter. Pada permukaan kulit area sekitar luka teraba derik udara.---------------------------------------------------------------------------------------------- 2) Pada puncak bahu sisi kiri enam sentimeter dari garis pertengahan belakang terdapat luka lecet gores sepanjang lima koma lima sentimeter yang berjalan dari depan bawah ke belakang atas.--------------------------------------------------------------------------------------------------------------- 3) Pada lengan atas kiri sisi luar empat sentimeter dibawah puncak bahu terdapat luka lecet gores yang berjalan dari depan atas ke belakang bawah sepanjang lima belas koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------- 4) Pada siku kiri sisi luar terdapat satu buah luka lecet berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------- 5) Pada lengan bawah kiri sisi belakang sebelas sentimeter dibawah siku terdapat luka lecet kecil meliputi area seluas satu koma tiga sentimeter kali satu sentimeter disertai memar warna biru berukuran tiga sentimeter kali satu koma tujuh sentimeter.----------------------------------------- 6) Pada siku kanan terdapat luka lecet berukuran nol koma dua sentimeter kali nol koma empat sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------- 7) Pada pinggang sisi kiri tiga belas sentimeter dari garis pertengahan belakang setinggi taju atas belakang tulang usus terdapat luka gores dari depan ke belakang satu koma tujuh sentimeter dikelilingi memar berwarna biru berukuran empat sentimeter kali nol koma dua sentimeter.------- 8) Tepat pada mata kaki kiri bagian luar terdapat luka lecet kecil meliputi area seluas satu koma lima sentimeter kali nol koma tujuh sentimeter.---------------------------------------------------- 9) Tepat pada tumit kaki kiri terdapat luka lecet berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma empat sentimeter.---------------------------------------------------------------------------------------- 10) Pada lipat lutut kiri terdapat dua buah memar berbentuk garis berwarna merah kebiruan masing-masing sepanjang sebelas sentimeter dan tiga koma lima sentimeter.------------------------- 11) Pada bokong kanan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan belakang tujuh sentimeter dibawah taju atas belakang tulang usus terdapat luka lecet gores dengan arah dari kanan atas ke kiri bawah sepanjang tiga sentimeter.------------------------------------------------------------------------14. Patah tulang : tidak ada.-----------------------------------------------------------------------------------

bersambung ke halaman 4 dari 8 halaman

Page 6: Kasus Forensik Patologi

Lain-lain……………………

Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I/2013Halaman ke 4 dari halaman 8

15. Lain-lain :---------------------------------------------------------------------------------------------------- 1) Pada telapak tangan kanan sisi dalam empat sentimeter dibawah pergelangan terdapat beberapa luka lecet gores dengan arah tidak beraturan dengan ukuran terpanjang tiga koma lima sentimeter , terpendek berupa titik meliputi area lima sentimeter kali tiga koma lima sentimeter. 2) Pada punggung tangan kanan segaris dengan ibu jari enam sentimeter dibawah pergelangan terdapat jaringan parut sebesar dua koma empat sentimeter kalo nol koma lima sentimeter.------------------------------------------------------------------------------------------------------- 3) Pada pemeriksaan urin dengan “ABON” didapatkan hasil sebagai berikut:-------------------- a. BAR LOT : BAR 2090009, EXP : 2014-07 (Hasil : negative)--------------------------------- b.BZO LOT :BZO 1120015, EXP : 2013-11 (Hasil : negative)--------------------------------- c. COC LOT : COC 2070047, EXP : 2014-06 (Hasil : negative)--------------------------------- d. MOP LOT: MOP 11200012, EXP : 2013-11 (Hasil : negative)------------------------------- e. PCP LOT : PCP 2070015, EXP : 2014-06 (Hasil : negative)---------------------------------- f. MET LOT : MET 2060004, EXP :2014-04 (Hasil : negative)--------------------------------- g. AMP LOT : AMP 2080006, EXP : 2014-07 (Hasil : negative)-------------------------------- h.THC LOT: THC 2070084, EXP : 2014-07 (Hasil : negative)---------------------------------- 4) Golongan darah A.-----------------------------------------------------------------------------------------II. Pemeriksaan Dalam----------------------------------------------------------------------- 16. Jaringan lemak bawah kulit berwarna kuning, daerah dada setebal tiga milimeter dan daerah perut lapan milimeter. Otot-otot berwarna merah kecoklatan, tipis.-------------------------------------Sekat rongga badan kanan setinggi sela iga empat, kiri setinggi sela iga empat.----------------------Tulang dada dan iga-iga utuh.---------------------------------------------------------------------------------Dalam rongga dada kanan terdapat darah tujuh ratus lima puluh sentimeter kubik, sebelah kiri terdapat darah seribu empat ratus sentimeter kubik. Kandung jantung tampak dua jari dianatara kedua paru, berisi cairan jernih berwarna kuning sebanyak sepuluh sentimeter kubik.--------- 17.Jaringan ikat bawah kulit daerah leher dan otot leher tidak terdapat resapan darah.--- 18.Selaput dinding perut berwarna kelabu mengkilat.Otot dinding perut berwarna merah kecoklatan dan tipis. Dalam rongga perut tidak terdapat cairan.-----------------------------------------19) Batang nadi daerah dada :--------------------------------------------------------------------------------- a. Pada sisi kiri setinggi iga kesepuluh ruas tulang belakang bagian dada tampak terpotong rata, jika dirapatkan berbentuk garis sepanjang satu koma dua sentimeter.----------------------------------b. Pada sisi kanan setinggi iga kesembilan, tampak terpotong,jika dirapatkan berbentuk garis sepanjang satu sentimeter ruas tulang belakang bagian dada.--------------------------------------------c. Seluruhnya dikelilingi resapan darah yang meliputi luas area tujuh belas sentimeter kali sembilan sentimeter.--------------------------------------------------------------------------------------------20.Lidah berwarna coklat pucat, penampang coklat pucat.-----------------------------------------------Tulang lidah utuh.---------------------------------------------------------------------------------------Rawan gondok utuh.--------------------------------------------------------------------------------------Rawan cincin utuh.--------------------------------------------------------------------------------------

bersambung ke halaman 5 dari 8 halaman

Page 7: Kasus Forensik Patologi

Kerongkongan berisi…………………

Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I/ 2013Halaman ke 5 dari halaman 8

Kelenjar gondok berwarna coklat pucat, perabaan kenyal.------------------------------------------Penampang coklat pucat, berat sepuluh gram --------------------------------------------------------------Kelenjar kacangan tidak ditemukan.-------------------------------------------------------------------------Kerongkongan berisi lendir warna putih selaput lender putih. Batang tenggorok berisi lendir warna coklat, selaput lendir putih.----------------------------------------------------------------21.Jantung sebesar satu kali tinju kanan mayat, berwarna coklat , perabaan kenyal, ukuran lingkaran katub serambi kanan sepuluh sentimeter, kiri sembilan sentimeter, pembuluh nadi paru lima sentimeter dan batang nadi lima sentimeter. Tebal otot bilik kanan tiga milimeter dan kiri sepuluh milimeter. Pembuluh nadi jantung tidak mengeras, tidak tersumbal. Sekat jantung, warna coklat homogen, berat dua ratus gram.-----------------------------------------------------------------------22.Paru kanan terdiri atas tiga baga, berwarna merah pucat, perabaan kenyal spon,penampang berwarna merah pucat, pada pemijatan keluar sedikit darah dan busa-busa halus, berat dua ratus tiga puluh gram. Paru kanan baga bawah sisi dalam satu koma lima sentimeter di atas tepi bawah paru tampak terpotong tepi rata jika dirapatkan berbentuk garis sepanjang satu koma dua sentimeter. Luka tersebut berjalan kea rah kanan atas menembus paru kanan baga bawah bagian bawah, jika dirapatkan sepanjang satu koma dua sentimeter. Luka berakhir pada baga bawah paru kanan empat sentimeter dari batas dalam paru kanan sepanjang nol koma tujuh sentimeter, dikelilingi resapan darah meliputi luas area tujuh kali empat sentimeter.Paru kiri terdiri atas dua baga, berwarna merah pucat, perabaan kenyal spons.Penampang berwarna merah pucat pada pemijatan keluar sedikit darah dan busa-busa halus, berat seratus enam puluh gram.Pada permukaan paru kiri baga bawah sisi belakang satu sentimeter di atas tepi bawah paru tampak terpotong tepi rata jika dirapatkan berbentuk garis sepanjang satu sentimeter, dikelilingi resapan darah.-------------------------------------------------------------------------------------------------------------23.Limpa berwarna ungu pucat, permukaan licin, perabaan kenyal. Penampang berwarna ungu pucat, gambaran limpa jelas dan pada pengikisan jaringan terikut, berat satu ratus sepuluh gram. 24.Hati berwarna coklat pucat, permukaan licin , tepi tajam, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat pucat . Gambaran hati jelas, sembilan ratus puluh gram.----------------------------25.Kelenjar empedu berisi cairan encer kuning kehijauan ,selaput lendir seperti beludru, saluran empedu tidak tersumbat.--------------------------------------------------------------------------------26.Kelenjar liur perut berwarna coklat pucat, permukaan berbaga-baga, perabaan kenyal, penampang berwarna coklat pucat, gambaran kelenjar jelas, berat satu ratus gram.----------27.Lambung berisi makanan setengah tercerna berupa nasi, masa lunak warna kuning, selaput lendir coklat pucat, tampak pelebaran pembuluh darah. Usus dua belas jari berisi massa lunak warna putih, selaput lendir berwarna putih pucat. Usus halus berisi masa lunak warna coklat, selaput lendir warna putih pucat. Usus besar berisi tinja kuning kehijauan, selaput lendir warna putih pucat. Seluruh usus tampak pucat---------------------------------------------------------------------28.Kelenjar anak ginjal kanan berbentuk seperti trapezium, warna kuning pucat.Penampang berlapis, berat kurang dari sepuluh gram.Kelenjar anak ginjal kiri berbentuk bulan sabit, warna kuning pucat. Penampang berlapis, berat kurang dari sepuluh gram.-----------------------------------

Page 8: Kasus Forensik Patologi

bersambung ke halaman 6 dari 8 halamanGinjal kanan simpai………….

Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I/2013Halaman ke 6 dari halaman 8

29.Ginjal kanan simpai lemak tipis simpai ginjal mudah mudah dilepas. Permukaan ginjal licin, warna ungu, penampang berwarna ungu pucat. Gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, tampak pelebaran pembuluh darah, saluran kemih, tidak tersumbat, berat sembilan puluh gram. Ginjal kiri simpai lemak tipis, simpai ginjal mudah dilepas. Permukaan ginjal licin, warna ungu pucat, penampang berwarna ungu pucat. Gambaran ginjal jelas, piala ginjal kosong, tampak pelebaran pembuluh darah, saluran kemih tidak tersumbat, berat delapan puluh gram. -------------30. Kandung kemih berisi cairan jernih warna kuning, selaput lendir putih pucat, tampak pelebaran pembuluh darah.------------------------------------------------------------------------------------ 31.Kulit kepala bagian dalam tidak terdapat resapan darah.----------------------------------------------Tulang tengkorang utuh.----------------------------------------------------------------------------------- Selaput keras otak utuh. -----------------------------------------------------------------------------------Selaput lunak otak utuh. Pada bagian depan baga kanan terdapat perdarahan dibawah selaput lunak otak ukuran dua sentimeter kali dua sentimeter.---------------------------------------------------- Otak besar pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah. Pada penampang tampak pelebaran pembuluh darah, batas daerah abu-abu putih jelas.------ ----------------------------------Otak kecil, pada permukaan tampak pelebaran pembuluh darah. Tonjoalan otak kecil kanan dan kiri sama tinggi, tidak menekan batang otak. Pada penampang tampak pelebaran pembuluh darah, batas daerah abu-abu putih jelas.-------------------------------------------------------------------- Batang otak, tampak pelebaran pembuluh darah.Pada penampang tidak tampak bintik perdarahan. Tampak pelebaran pembuluh darah-------------------------------------------------------Bilik otak tidak terdapat darah.kosong.----------------------------------------------------------------------Berat otak satu ribu tiga ratus gram---------------------------------------------------------------32.Saluran luka sebagai berikut :-----------------------------------------------------------------------------a.Sesuai luka pemeriksaan luar nomor satu, dipunggung kiri luka berturut-turut menembus kulit, jaringan dibawah kulit, sela iga ke sepuluh, menebus baga bawah paru kiri sisi belakang,menembus batang nadi , menembus baga bawa paru kanan berjalan ke arah depan kanan atas dan berakhir pada bagian bawah baga bawah paru kanan dengan arah dari kiri bawah belakang ke kanan atas depan depan membentuk sudut enam puluh derajat dengan permukaan kulit dengan panjang saluran luka dua puluh dua sentimeter.------------------------------------------33.Pemeriksaan laboratorium :-----------------------------------------------------------------------------Histologi forensik : diambil otak, jantung, paru, hati, limpa, ginjal dan pankreas untuk pemeriksaan histopatologi forensik.----------------------------------------------------------------

Kesimpulan----------------------------------------------------------------------------------------------------

Pada pemeriksaan mayat laki-laki usia sekitar dua puluh tahun dan bergolongan darah A ini, ditemukan luka terbuka di punggung kiri, terpotongnya paru, batang nadi bagian dada serta perdarahan yang banyak dalam rongga dada akibat kekerasan tajam.

Page 9: Kasus Forensik Patologi

bersambung ke halaman 7 dari 8 halamanSelanjutnya,ditemukan………….

Lanjutan Visum Et Repertum Nomor : 027/SK II/I?2013Halaman ke 8 dari halaman 8

Selanjutnya, ditemukan luka lecet dan memar pada bahu, pinggang, bokong dan anggota gerak akibat kekerasan tumpul, yang secara tersendiri tidak menyebabkan kematian.

Sebab mati orang ini adalah luka tusuk pasda punggung kiri yang menyayat paru kiri, batang nadi bagian dada dan paru kanan sehingga terjadi perdarahan.

Perkiraan saat kematian dua hingga delapan jam sebelum pemeriksaan luar tanggal delapan Januari tahun pukul tujuh belas lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat sampai pukul dua puluh tiga lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat.

Demikian telah saya uraikan dengan sejujur-jujurnya dan menggunakan pengerahuan saya yang sebaik-baiknya, mengingat sumpah jabatan, sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). -----------------------------------------------------------------------------

Jakarta, 9 Januari 2013 Dokter Forensik Dokter pemeriksa

dr. dr.Mimi Suhaini

NIM 03008309

Page 10: Kasus Forensik Patologi

BAB II

PEMBAHASAN UMUM

A. PROSEDUR MEDIKOLEGAL

Dalam kepentingan penegakkan hukum serta keadilan,ilmu kedokteran forensik bermanfaat untuk penyidikan dan peradilan yaitu dalam bentuk keterangan ahli maupun visum et repertum. Menurut pasal 184 KUHAP, alat bukti yang sah yaitu keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk, serta keterangan terdakwa. Menurut pasal tersebut keterangan ahli maupun surat dalam KUHAP adalah sepadan dengan visum et repertum adalah Stb no.350 tahun 1937. Visum et repertum ialah keterangan yang dibuat oleh seorang dokter atas permintaan penyidik yang berwenang, mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuan dan dibawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.

Pembuatan Visum et Repertum pada manusia sebagai korban atau diduga korban tindak pidana dilakukan berdasarkan pasal 133 ayat (1) dan (2) KUHAP, yaitu :

(1) “Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan maupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang menagajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahlinya”.(2) “Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.”

Dengan diterbitkannya SPV tersebut maka permintaan visum sah menurut undang-undang. Dengan demikian, dokter diwajibkan untuk memberikan bantuan pada pihak penyidik menurut pasal 179 KUHAP yaitu : (1) “Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau dokter ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.”(2) “Semua ketentuan tersebut di atas untuk saksi berlaku juga bagi mereka yang memberikan keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa mereka mengucapkan sumpah atau janji akan memberikan keterangan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya menurut pengetahuan dalam bidang keahliannya.”

Penolakan oleh dokter yang bersangkutan dapat dikenai pasal 216 KUHAP : “Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-

Page 11: Kasus Forensik Patologi

halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah” atau pasal 222 KUHP menyangkut ancaman bagi yang menghalangi pemeriksaan guna kepentingan peradilan, “Barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah”. Selain kewajiban sesuai dengan pasal 133 KUHAP, penyidik juga wajib menjelaskan kepada pihak keluarga alasan mengapa mayat harus diautopsi. Hal ini sesuai dengan pasal 134 KUHAP ayat (1) dan (2) yang menyatakan bahwa : (1) “Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk keperluan pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari, penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada keluarga korban.”(2) “Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib menerangkan sejelas-jelasnya tentang maksud dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut.”

Pemeriksaan bedah mayat dilakukan setelah pihak keluarga mengisi formulir tidak keberatan dilakukannya tindakan bedah mayat yang disediakan pihak RSCM. Karena tugas dokter sebagai saksi ahli, dokter harus mencari dan menganalisa hasil penemuannya pada mayat dan dengan data-data tersebut melalui Visum et Reepertum bisa digunakan oleh aparat keadilan sebagai barang bukti untuk menjelaskan lagi situasi sebenarnya yang telah berlaku. Pada kasus ini, penting untuk mencari kemungkinan adanya tindak pidana karena pelaku dapat dijerat melalui pasal 338 KUHP yang berisi “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”. Atau dengan pasal 340 KUHP yang berisi. “Barang siapa sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.”

B. TRAUMATOLOGI

DefinisiLuka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma

benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Didalam melakukan pemeriksaan terhadap orang yang menderita luka akibat kekerasan, pada hakekatnya dokter diwajibkan untuk dapat memberikan kejelasan dari permasalahan jenis luka yang terjadi, jenis kekerasan yang menyebabkan luka, dan kualifikasi luka.

Etiologia. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul, dan senjata api).

Page 12: Kasus Forensik Patologi

b. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir, suhu).c. Luka karena kekerasan kimiawi (asam, basa, logam berat)

Klasifikasi Jenis Luka Berdasarkan Jenis Benda1. Jenis luka akibat kekerasan benda tumpul (blunt force injury)Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat menyebabkan luka yaitu luka lecet, memar dan luka robek atau luka robek atau luka terbuka. Dan bila kekerasan benda tumpul tersebut sedemikian hebatnya dapat pula menyebabkan patah tulang.a.Luka lecet (abrasion):Luka lecet adalah luka yang superficial, kerusakan tubuh terbatas hanya pada lapisan kulit yang paling luar/kulit ari. Walaupun kerusakan yang ditimbulkan minimal sekali, luka lecet mempunyai arti penting di dalam Ilmu Kedokteran Kehakiman, oleh karena dari luka tersebut dapat memberikan banyak hal, misalnya: 1) Petunjuk kemungkinan adanya kerusakan yang hebat pada alat-alat dalam tubuh2) Petunjuk perihal jenis dan bentuk permukaan dari benda tumpul yang menyebabkan luka, seperti : a. Luka lecet tekan pada kasus penjeratan atau penggantungan, akan tampak sebagai suatu luka lecet yang berwarna merah-coklat, perabaan seperti perkamen, lebarnya dapat sesuai dengan alat penjerat dan memberikan gambaran/cetakan yang sesuai dengan bentuk permukaan dari alat penjerat, seperti jalianan tambang atau jalinan ikat pinggang. Luka lecet tekan dalam kasus penjeratan sering juga dinamakan “jejas jerat”, khususnya bila alat penjerat masih tetap berada pada leher korban.b. Di dalam kasus kecelakaan lalu lintas dimana tubuh korban terlindas oleh ban kendaraan, maka luka lecet tekan yang terdapat pada tubuh korban seringkali merupakan cetakan dari ban kendaraan tersebut, khususnya bila ban masih dalam keadaan yang cukup baik, dimana “kembang” dari ban tersebut masih tampak jelas, misalnya berbentuk zig-zag yang sejajar. Dengan demikian di dalam kasus tabrak lari, informasi dari sifat-sifat luka yang terdapat pada tubuh korban sangat bermanfaat di dalam penyidikan.c. Dalam kasus penembakan, yaitu bila moncong senjata menempel pada tubuh korban, akan memberikan gambaran kelainan yang khas yaitu dengan adanya “jejas laras”, yang tidak lain merupakan luka lecet tekan. Bentuk dari jejas laras tersebut dapat memberikan informasi perkiraan dari bentuk moncong senjata yang dipakai untuk menewaskan korban.d. Di dalam kasus penjeratan dengan tangan (manual strangulation), atau yang lebih dikenal dengan istilah pencekikan, maka kuku jari pembunuh dapat menimbulkan luka lecet yang berbentuk garis lengkung atau bulan sabit; dimana dari arah serta lokasi luka tersebut dapat diperkirakan apakah pencekikan tersebut dilakukan dengan tangan kanan, tangan kiri atau keduanya. Di dalam penafsiran perlu hati-hati khususnya bila pada leher korban selain didapatkan luka lecet seperti tadi dijumpai pula alat penjerat; dalam kasus seperti ini pemeriksaan arah lengkungan serta ada tidaknya kuku-kuku yang panjang pada jari-jari korban dapat memberikan kejelasan apakah kasus yang dihadapi itu merupakan kasus bunuh diri atau kasus pembunuhan, setelah dicekik kemudian digantung. 

Page 13: Kasus Forensik Patologi

3) Petunjuk dari arah kekerasan, yang dapat diketahui dari tempat dimana kulit ari yang terkelupas banyak terkumpul pada tepi luka; bila pengumpulan tersebut terdapat di sebelah kanan maka arah kekerasan yang mengenai tubuh korban adalah dari arah kiri ke kanan. Di dalam kasus-kasus pembunuhan dimana tubuh korban diseret maka akan dijumpai pengumpulan kulit ari yang terlepas yang mendekati ke arah tangan, bila tangan korban dipegang; dan akan mendekati ke arah kaki bila kaki korban yang dipegang sewaktu korban diseret.

b. Luka memar (contusion)Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan

yang terjadi sewaktu orang masih hidup, dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul. Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak seringkali tidaka sebanding dengan kekerasan, dalam arti seringkali lebih luas; dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya “memar” ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi.Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah “perdarahan tepi” (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, kendaraan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan.

Hal yang sama misalnya bila seseorang dipukul dengan rotan atau benda yang sejenis, maka akan tampak memar yang memanjang dan sejajar yang membatasi darah yang tidak menunjukkan kelainan; darah antara kedua memar yang sejajar dapat menggambarkan ukuran lebar dari alat pengukur yang mengenai tubuh korban.

c. Luka robek, retak, koyak (laceration)Luka robek atau luka terbuka yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dapat terjadi

bila kekerasan yang terjadi sedemikian kuatnya hingga melampaui elastisitas kulit atau otot, dan lebih dimungkinkan bila arah dari kekerasan tumpul tersebut membentuk sudut dengan permukaan tubuh yang terkena benda tumpul. Dengan demikian bila luka robek tersebut salah satu tepinya terbuka ke kanan misalnya, maka kekerasan atau benda tumpul tersebut datang dari arah kiri; jika membuka ke depan maka kekerasan benda tumpul datang dari arah belakang. Pelukisan yang cermat dari luka terbuka akibat benda tumpul dengan demikian dapat sangat membantu penyidik khususnya sewaktu dilakukannya rekonstruksi; demikian pula sewaktu dokter dijadikan saksi di meja hakim.

Luka robek atau luka terbuka akibat kekerasan benda tumpul dapat dibedakan dengan luka terbuka akibat kekerasan benda tajam, yaitu dari sifat-sifatnya serta hubungan dengan jaringan sekitar luka. Luka robek mempunyai tepi yang tidak teratur, terdapat jembatan-jembatan jaringan yang menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut tampak hancur atau tercabut bila kekerasannya di daerah yang berambut, di sekitar luka robek ssring tampak adanya luka lecet atau luka memar.

Page 14: Kasus Forensik Patologi

Oleh karena luka pada umumnya mendatangkan rasa nyeri yang hebat dan lambat mendatangkan kematian, maka jarang dijumpai kasus bunuh diri dengan membuat luka terbuka dengan benda tumpul.

2. Jenis luka akibat benda tajamBenda-benda yang dapat mengakibatkan luka seperti ini adalah benda yang memiliki sisi

tajam, baik berupa garis maupun runcing, yang bervariasi dari alat-alat seperti golok, pisau, dan sebagainya hingga keeping kaca, gelas, logam, sembilu bahkan tepi kertas atau rumput.

Putusnya atau rusaknya continuitas jaringan karena trauma akibat alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung runcing. Luka akibat benda tajam pada umumnya mudah dibedakan dari luka yang disebabkan oleh benda tumpul dan dari luka tembakan senjata api.

Pada kematian yang disebabkan oleh benda tajam, walaupun tetap harus dipikirkan kemungkinan karena suatu kecelakaan; tetapi pada umumnya karena suatu peristiwa pembunuhan atau peristiwa bunuh diri.a. Luka iris / luka sayat (incised wound)

Adalah luka karena alat yang tepinya tajam dan timbulnya luka oleh karena alat ditekan pada kulit dengan kekuatan relatif ringan kemudian digeserkan sepanjang kulit.

b. Luka tusuk (stab wound)Luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau tumpul yang terjadi

dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Contoh: belati, bayonet, keris, clurit, kikir, tanduk kerbau

Selain itu, pada luka tusuk , sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda penyebabnya, apakah berupa pisau bermata satu atau bermata dua.

c. Luka bacok (chop wound)Adalah luka akibat benda atau alat yang berat dengan mata tajam atau agak tumpul yang

terjadi dengan suatu ayunan disertai tenaga yang cukup besar. Contoh : pedang, clurit, kapak, baling-baling kapal.

d. Luka akibat benda yang mudah pecah (kaca)Kekerasan oleh benda yang mudah pecah (misalnya kaca), dapat mengakibatkan luka-

luka campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk, luka lecet. Pada daerah luka atau sekitarnya biasanya tertinggal fragmen-fragmen dari benda yang

mudah pecah itu. Jika yang menjadi penyebabnya adalah kaca mobil maka luka-luka campuran yang terjadi hanya terdiri atas luka lecet dan luka iris saja, sebab kaca mobil sengaja dirancang sedemikian rupa sehingga jika pecah akan terurai menjadi bagian-bagian kecil.

Petunjuk Deskripsi Luka dan LokasiDalam mendeskripsikan luka terbuka harus mencakup jumlah, lokasi, bentuk, ukuran,

Page 15: Kasus Forensik Patologi

dan sifat luka. Sedangkan untuk luka tertutup, sifat luka tidak perlu dicantumkan dalam pendeskripsian luka. Untuk penulisan deskripsi luka jumlah, lokasi, bentuk, ukuran tidak harus urut tetapi penulisan harus selalu ditulis diakhir kalimat.

Deskripsi luka meliputi :1. Jumlah luka.2. Lokasi luka, meliputi:

a. Lokasi berdasarkan regio anatomiknya. b. Lokasi berdasarkan garis koordinat atau berdasarkan bagian-bagian tertentu dari tubuh.

3. Bentuk luka, meliputi :a. Bentuk sebelum dirapatkanb. Bentuk setelah dirapatkan

4. Ukuran luka, meliputi sebelum dan sesudah dirapatkan ditulis dalam bentuk panjang x lebar x tinggi dalam satuan sentimeter atau milimeter.5. Sifat-sifat luka, meliputi :

a. Daerah pada garis batas luka, meliputi : Batas (tegas atau tidak tegas) Tepi (rata atau tidak rata) Sudut luka (runcing atau tumpul)

b. Daerah di dalam garis batas luka, meliputi: Jembatan jaringan (ada atau tidak ada) Tebing (ada atau tidak ada, jika ada terdiri dari apa)

Dasar lukac. Daerah di sekitar garis batas luka, meliputi :

Memar (ada atau tidak) Lecet (ada atau tidak) Tatoase (ada atau tidak)

Aspek YuridisJika dari sudut medik, luka merupakan kerusakan jaringan (baik disertai atau tidak

disertai diskontinuitas permukaan kulit) akibat trauma maka dari sudut hukum, luka merupakan kelainan yang dapat disebabkan oleh suatu tindak pidana, baik yang bersifat intensional (sengaja), recklessness (ceroboh), atau negligence (kurang hati-hati). Untuk menentukan berat ringannya hukuman perlu ditentukan lebih dahulu berat ringannya luka.

Kebijakan hukum pidana didalam penentuan berat ringannya luka tersebut didasarkan atas pengaruhnya terhadap :- Kesehatan jasmani.- Kesehatan rohani.- Kelangsungan hidup janin di dalam kandungan.- Estetika jasmani

Page 16: Kasus Forensik Patologi

- Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata pencaharian.- Fungsi alat indera

1. Luka ringan.Luka ringan adalah luka yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya.2. Luka sedang.Luka yang mengakibatkan penyakit atau halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya untuk sementara waktu.

3. Luka berat.Luka yang sebagaimana diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, yang terdiri atas:

a. Luka atau penyakit yang tidak dapat diharapkan akan sembuh dengan sempurna. Pengertian tidak akan sembuh dengan sempurna lebih ditujukan pada fungsinya. b. Luka yang dapat mendatangkan bahaya maut. Dapat mendatangkan bahaya maut pengertiannya memiliki potenis untuk menimbulkan kematian, tetapi sesudah diobati dapat sembuh.c. Luka yang menimbulkan rintangan tetap dalam menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencahariannya. Luka yang dari sudut medik tidak membahayakan jiwa, dari sudut hukum dapat dikategorikan sebagai luka berat. Contohnya trauma pada tangan kiri pemain biola atau pada wajah seorang peragawati dapat dikategorikan luka berat jika akibatnya mereka tidak dapat lagi menjalankan pekerjaan tersebut selamanya.d. Kehilangan salah satu dari panca indera. Jika trauma menimbulkan kebutaan satu mata atau kehilangan pendengaran satu telinga, tidak dapat digolongkan kehilangan indera. Meskipun demikian tetap digolongkan sebagai luka berat berdasarkan butir (a) di atas.e. Cacat besar atau kudung.f. Lumpuh.g. Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya. Gangguan daya pikir tidak ahrus berupa kehilangan kesadaran tetapi dapat juga berupa amnesia, disorientasi, anxietas, depresi atau gangguan jiwa lainnya.h. Keguguran atau kematian janin seorang perempuan. Yang dimaksud dengan keguguran ialah keluarnya janin sebelum masa waktunya, yaitu tidak didahului oleh proses sebagaimana umumnya terjadi seorang wanita ketika melahirkan. Sedang, kematian janin mengandung pengertian bahwa janin tidak lagi menunjukkan tanda-tanda hidup. tidak dipersoalkan bayi keluar atau tidak dari perut ibunya.

Kualifikasi LukaPengertian kualifikasi luka disini semata-mata pengertian Ilmu Kedokteran Forensik

sesuai dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Bab XX pasal 351 dan 352 serta Bab IX pasal 90.Pasal 351

Page 17: Kasus Forensik Patologi

(1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.(2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun. (3) Jika mengakibatkan mati, diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.(4) Dengan penganiayaan disamakan sengaja merusak kesehatan.(5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.Pasal 352(1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.(2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Pasal 90Luka berat berarti:(1) Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut(2) Tidak mampu terus-menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencarian;(3) Kehilangan salah satu pancaindera;(4) Mendapat cacat berat;(5) Menderita sakit lumpuh;(6) Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih;(7) Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan.

Page 18: Kasus Forensik Patologi

BAB III

PEMBAHASAN KHUSUS

A. Prosedur MedikolegalProsedur medikolegal pada kasus ini sudah terpenuhi dengan adanya surat

permintaan visum tertulis dari Kepolisian Resot Metropolitan Jakarta Utara bernomor : 01/VER/I/2013/Sektor Metro Penjaringan tertanggal 08 Januari 2013, yang berisi permohonan untuk dilakukan pemeriksaan luar dan pemeriksaan dalam ( bedah jenazah ) terhadap mayat seorang laki-laki berumur 20 tahun yang ditemukan pada tanggal 08 Januari 2013 pada sekira pukul 22.30 WIB.

Pada kasus ini, surat permintaan visum sudah sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam KUHAP pasal 133 ayat (2) yaitu secara tertulis dengan komponen-komponen sebagai berikut :

1.Institusi pengirim : Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Metropolitan Jakarta Utara,Sektor Metro Penjaringan2. Nomor surat : 01/VER/I/2013/S.Penj3.Tujuan surat : KA Rumah Sakit RSCM 4.Identitas : Nama, jenis kelamin,umur6.Permintaan Penyidik : Pemeriksaan luar dan dalam (bedah mayat) dan Pembuatan Visum et Repertum 7.Jabatan pengirim : Atas nama Kapolsek Metro Penjaringan

B. Pemeriksaan Korban Pada tanggal 08 Januari 2013 pukul 22.30 WIB korban telah ditemukan dalam

keadaan sudah mati. Pemeriksaan luar telah dilakukan pada tanggal 09 Januari 2013 pukul 01.15 WIB, dan pemeriksaan dalam telah dilakukan pada tanggal sama, pukul 13.00 WIB.

Pada pemeriksaan mayat ditemukan kaku mayat yang terdapat pada otot rahang, leher, dan kedua lutut yang sukar dilawan. Lebam mayat ditemukan pada belakang tubuh berwarna merah keunguan dan hilang pada penekenan.

Dari hasil pemeriksaan lebam mayat dan kaku mayat dapat diperkirakan waktu kematian adalah antara dua sampai dua belas jam sampai dua belas jam sebelum pemeriksaan luar dilakukan. (tanggal 23 September 2012 pukul 02.50 WIB – 12.50 WIB)C. Luka-luka dan temuan lain1) Pada punggung sisi kiri enam belas sentimeter dari garis pertengahan belakang, dua

puluh sembilan sentimeter dibwah puncak bahu, seratus tiga belas sentimeter diatas tumit terdapat satu buah luka terbuka tepi rata dengan kedua lancip , dasar luka rongga dada

Page 19: Kasus Forensik Patologi

bila dirapatkan membentuk garis miring dari depan atas ke belakang bawah panjang lima koma lima sentimeter dikelilingi luka lecet dengan luas dua koma dua sentimeter kali nol koma lima sentimeter.Pada sudut bawah satu koma lima sentimeter dibawah sudut bawah luka terdapat luka lecet kecil meliputi tiga sentimeter kali satu koma lima sentimeter. Pada permukaan kulit area sekitar luka teraba derik udara. 2) Pada puncak bahu sisi kiri enam sentimeter dari garis pertengahan belakang terdapat luka lecet gores sepanjang lima koma lima sentimeter yang berjalan dari depan bawah ke belakang atas. 3) Pada lengan atas kiri sisi luar empat sentimeter dibawah puncak bahu terdapat luka lecet gores yang berjalan dari depan atas ke belakang bawah sepanjang lima belas koma lima sentimeter. 4) Pada siku kiri sisi luar terdapat satu buah luka lecet berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma lima sentimeter. 5) Pada lengan bawah kiri sisi belakang sebelas sentimeter dibawah siku terdapat luka lecet kecil meliputi area seluas satu koma tiga sentimeter kali satu sentimeter disertai memar warna biru berukuran tiga sentimeter kali satu koma tujuh sentimeter. 6) Pada siku kanan terdapat luka lecet berukuran nol koma dua sentimeter kali nol koma empat sentimeter. 7) Pada pinggang sisi kiri tiga belas sentimeter dari garis pertengahan belakang setinggi taju atas belakang tulang usus terdapat luka gores dari depan ke belakang satu koma tujuh sentimeter dikelilingi memar berwarna biru berukuran empat sentimeter kali nol koma dua sentimeter. 8) Tepat pada mata kaki kiri bagian luar terdapat luka lecet kecil meliputi area seluas satu koma lima sentimeter kali nol koma tujuh sentimeter. 9) Tepat pada tumit kaki kiri terdapat luka lecet berukuran nol koma lima sentimeter kali nol koma empat sentimeter. 10) Pada lipat lutut kiri terdapat dua buah memar berbentuk garis berwarna merah kebiruan masing-masing sepanjang sebelas sentimeter dan tiga koma lima sentimeter. 11) Pada bokong kanan sepuluh sentimeter dari garis pertengahan belakang tujuh sentimeter dibawah taju atas belakang tulang usus terdapat luka lecet gores dengan arah dari kanan atas ke kiri bawah sepanjang tiga sentimeter.

D. Hukuman terhadap PelakuSesuai dengan pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, pelaku dapat diancam

dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun karena menyebabkan mati.Pasal 338 KUHP, “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain,

diancam karena pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.Pasal 340 KUHP, “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana terlebih

dahulu merampas nyawa orang lain, diancam, karena pembunuhan dengan rencana (moord), dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh lima tahun.

E. Kesimpulan

Page 20: Kasus Forensik Patologi

Pada pemeriksaan mayat laki-laki usia dua puluh tahun dan bergolongan darah A ini,. ditemukan luka terbuka di punggung kiri, terpotongnya paru, batang nadi bagian dada serta perdarahan yang banyak dalam rongga dada akibat kekerasan tajam.Selanjutnya, ditemukan luka lecet dan memar pada bahu, pinggang, bokong dan anggota gerak akibat kekerasan tumpul, yang secara tersendiri tidak menyebabkan kematian.Sebab mati orang ini adalah luka tusuk pasda punggung kiri yang menyayat paru kiri, batang nadi bagian dada dan paru kanan sehingga terjadi perdarahan. Perkiraan saat kematian dua hingga delapan jam sebelum pemeriksaan luar tanggal delapan Januari tahun pukul tujuh belas lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat sampai pukul dua puluh tiga lewat lima belas menit Waktu Indonesia bagian Barat.

Pelaku ini dapat dikenai jerat hukum sesuai dengan pasal 351 tentang penganiayaan (ancaman hukuman paling lama dua tahun delapan bulan), atau Pasal 338 KUHP, atau Pasal 340 KUHP.

Page 21: Kasus Forensik Patologi

DAFTAR PUSTAKA

1. Budianto A. Widjiatmaka W, Sudiono S, Mun’im TWA, Sidhi, Hertian S, et al. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1997.

2. Peraturan Perundang-Undangan Bidang Kedokteran. Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Forensik FK UI, 1994.

3. Idris MA, Tjiptomartono AL. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Edisi Revisi. Jakarta : CV Sagung Seto, 2011.