1213
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Di zaman sekarang ini, energi listrik termasuk kebutuhan paling
vital dalam kehidupan. Semua lapisan penting dalam suatu negara seperti
masyarakat, perkantoran, industri tidak bisa terlepas dari pemanfaatan
energi ini. Di Negara kita, untuk memproduksi listrik dilakukan oleh
bermacam-macam jenis instalasi pembangkit listrik yang sangat rumit.
Salah satunya adalah PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap).
PLTU adalah lembaga pembangkitan energi listrik yang dalam
proses kerjanya memanfaatkan tenaga uap untuk membangkitkan energi
listrik. Jika menerangkan tentang Siklus PLTU, hal pertama yang harus
diketahui adalah bahan baku dari PLTU itu sendiri yakni air, serta bahan
bakar tentunya. Air ini bukan sembarang air. Air yang digunakan dalam
siklus PLTU ini disebut air demin, yakni air yang mempunyai kadar
conductivity (Kemampuan untuk menghantarkan listrik) sebesar 0.2 µs
(mikro siemen). Sebagai perbandingan air mineral yang kita minum
sehari-hari mempunyai kadar conductivity Sekitar 100 – 200 µs.
Untuk mendapatkan air demin ini, setiap unit PLTU biasanya
dilengkapi dengan Desalination Plant dan Demineralization Plant yang
berfungsi untuk memproduksi air demin ini. Jika kita melihat secara
sederhana bagaimana siklus PLTU itu, lihat saja proses memasak air. Air
dimasak hingga menguap dan uap ini lah yang digunakan untuk memutar
turbin dan generator yang nantinya akan menghasilkan energi listrik. Dan
sebelum turbin dan generator tersebut dapat berputar oleh uap, dalam
suatu instalasi PLTU diperlukan satu perangkat komponen / mesin untuk
menghasilkan uap, yaitu Ketel uap (Boiler). Di dalam Instalasi ketel uap
juga terdapat komponen-komponen pembantu lain, salah satu yang paling
1
penting adalah Heater.
Heater merupakan suatu alat penukar kalor yang memanfaatkan
panas gas asap untuk memanaskan udara pembakaran agar didapatkan
proses pembakaran bahan bakar yang sempurna di ruang bakar. Heater
pun terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari fungsinya masing-masing
dalam suatu instalasi. Yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah
penelitian dalam mendesain salah satu dari jenis heater, yaitu Heat
exchanger
Heat exchanger adalah alat yang digunakan untuk mentransfer
panas dari suatu media ke media yang lain yang mempunyai perbedaan
temperatur. Alat ini selain sering dijumpai pada industri yang
menggunakan Ketel Uap (Boiler), kondenser, cooling tower, juga
digunakan dalam peralatan rumah tangga seperti Air Conditioner (AC),
Lemari Es, serta pada radiator kendaraan.
Jika Heat exchanger dapat bekerja dengan baik, maka tentunya sangat
mempengaruhi siklus kerja instalasi secara keseluruhan. Contohnya,
proses kerja yang terjadi pada pada mesin Ketel Uap (Boiler), sangat
diperngaruhi oleh Heater (Heat exchanger) agar proses mengubah air
menjadi uap dapat terjadi. Dan hal yang cukup mempengaruhi efektifitas
serta performa kerja dari Heat exchanger tersebut adalah rancangan atau
desain awal dari Heat exchanger itu sendiri.
Untuk mendapatkan suatu rancangan / desain dari Heat exchanger,
sebelumnya perlu diketahui unsur-unsur terkait yang bekerja dalam Heat
exchanger tersebut nantinya. Karena hal tersebut tentunya akan
mempengaruhi perkiraan-perkiraan yang patut dipertimbangkan dalam
mendesain Heat exchanger. Seperti diantaranya adalah penjelasan
mengenai jenis fluida yang bekerja, besarnya temperatur masuk dan
2
keluar, besarnya tekanan, kapasitas, dan lain sebagainya. Setelah
mengetahui hal tersebut, proses mendesain kemudian dapat dilakukan
dengan memperkirakan berapakah besarnya luas bidang pemanasan
efektif pada Heat exchanger dan penjelasan lain mengenai jenis-jenis
komponen-komponen pendukung di dalamnya.
Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas
dari suatu fluida ke fluida yang lain. Sebagian besar dari industri-industri
yang berkaitan dengan pemprosesan selalu menggunakan alat ini,
sehingga alat penukar kalor ini mempunyai peran yang penting dalam
suatu proses produksi atau operasi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum alat Penukar Panas
Istilah umum yang digunakan untuk alat penukar panas ialah Heat
Exchanger. Hal ini disesuaikan dengan fungsinya sebagai pemindah
panas atau antara cairan dengan gas, melewati suatu dinding pemisah.
Peralatan tersebut dapat dikatakan alat penukar panas. Fungsi alat
penukar panas ialah untuk menaikkan suhu fluida dingin dan menaikkan
suhu fluida panas.
Adapun tujuan dari pertukaran panas didalam suatu proses adalah :
1. Memasukkan atau mendinginkan fluida hingga mencapai
temperatur tertentu yang didinginkan di dalam proses berikutnya.
Misalnya pemanasan reaktan, pendinginan produk pada cooler.
2. Mengubah keadaan fasa fluida
Misalnya kondensasi, destilasi, evaporasi.
Pada alat penukar panas, proses perpindahan panas tersebut
dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung, yaitu :
1. Alat penukar panas yang lansung, ialah dimana fluida panas akan
bercampur dengan fluida dingin secara langsung tanpa adanya
pemisahan dalam suatu bejana atau ruangan tertentu.
2. Alat penukar kalor yang tidak langsung, ialah dimana fluida panas
tidak berhubungan langsung (indirect contact) dengan fluida
dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu mempunyai media
perantara, seperti pipa, pelat atau peralatan jenis lainnya.
4
B. Jenis Alat Penukar Panas
Jenis Alat Penukar Panas yang Sering Dipakai dapat diklafikasikan
mnjadi :
1. Beradasrkan Arah Aliran pada Alat Penukar Panas
Tipe aliran di dalam alat penukar panas ini ada 4 macam aliran yaitu :
- Counter current flow (aliran berlawanan arah)
- Paralel flow/co current flow (aliran searah)
- Cross flow (aliran silang)
- Cross counter flow (aliran silang berlawanan)
2. Berdasarkan Prinsip Kerja
- Surface Exchanger
Perpindahan panas dilakukan melalui batas pemisah dimana aliran
fluidanya tidak bercampur.
- Kontak Langsung
Perpindahan panas terjadi secara kontak langsung antara kedua
fluida.
3. Beradasarkan fungsi alat
- Kondensor
Digunakan untuk mengembunkan uap dengan cara memindahkan
panas latennya ke media pendingin, media pendingin yang biasa
dipakai yaitu air.
- Cooler
Digunakan untuk mendinginkan cairan atau gas dengan
mempergunakan air sebagai media pendingin. Pada umumnya
tidak akan terjadi perubahan fase dari kedua fluida.
- Chiller
Digunakan untuk mendinginkan fluida sampai pada temperatur
sangat rendah. Temperatur pendinginan didalam chiller jauh lebih
rendah bila dibandingkan dengan pendinginan yang dilakukan
5
dengan pendingin air. Media pendinginan yang digunakan adalah
amoniak dan feron.
- Reboiler
alat penukar panas ini bertujuan untuk mendinginkan kembali serta
menguapkan sebagian cairan yang diproses. Media pemanas yang
sering digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang diproses
itu sendiri.
- Boiler
alat untuk merubah fasa air menjadi uap melalui proses transfer
energ atau pemanasan.
- Super heater
Alat penukar panas yang digunakan untuk mengubah uap basah
(saturated steam) menjadi uap kering(superheater steam).
6
BAB III
PEMBAHASAN
A. Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas
Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau
dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas dapat
mengakibatkan terjadinya kenaikan suhu suatu zat dan atau perubahan
tekanan, reaksi kimia dan kelistrikan.
Proses terjadinya perpindahan panas dapat dilakukan secara
langsung, yaitu fluida yang panas akan bercampur secara langsung
dengan fluida dingin tanpa adanya pemisah dan secara tidak langsung,
yaitu bila diantara fluida panas dan fluida dingin tidak berhubungan
langsung tetapi dipisahkan oleh sekat-sekat pemisah.
1. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-molekul yang
saling berdekatan antar yang satu dengan yang lainnya dan tidak diikuti
oleh perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik. Molekul-molekul
benda yang panas bergetar lebih cepat dibandingkan molekul-molekul
benda yang berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran yang cepat
ini, tenaganya dilimpahkan kepada molekul di sekelilingnya sehingga
menyebabkan getaran yang lebih cepat maka akan memberikan panas.
2. Perpindahan Panas Secara Konveksi
Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai dengan
gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
7
3. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui molekul).
Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat ke tempat lainnya (dari
benda panas ke benda yang dingin) dengan pancaran gelombang
elektromagnetik dimana tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi
panas jika terserap oleh benda yang lain.
Gambar 1. Perpindahan Kalor pada Heat Exchanger\
Pada Dasarnya prinsip kerja dari alat penukar kalor yaitu
memindahkan panas dari dua fluida padatemperatur berbeda di mana
transfer panas dapat dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung.
a. Secara kontak langsung
panas yang dipindahkan antara fluida panas dan dinginmelalui
permukaan kontak langsung berarti tidak ada dinding antara kedua
fluida.Transfer panas yang terjadi yaitu melalui interfase / penghubung
antara kedua fluida.Contoh : aliran steam pada kontak langsung yaitu 2
zat cair yang immiscible (tidak dapat bercampur), gas-liquid, dan partikel
padat-kombinasi fluida.
8
b. Secara kontak tak langsung
perpindahan panas terjadi antara fluida panas dandingin melalui
dinding pemisah. Dalam sistem ini, kedua fluida akan mengalir.
Adapun komponen pada pembangkit PLTU di PT. Makassar te’ne yang
mengalamai proses perpindahan panas yaitu :
B. Boiler Pulverize
1. Prinsip Kerja
Sebuah boiler batu bara bubuk adalah energy yang atau utilitas boiler
yang menghasilkan energi panas dengan membakar batu bara bubuk
(juga dikenal sebagai batubara bubuk atau debu batubara karena sehalus
bedak di makeup kosmetik) yang ditiupkan ke dalam tungku.
Gambar 2 Boiler PLTU
9
Ide dasar dari sistem pembakaran menggunakan bahan bakar
bubuk adalah dengan menggunakan volume seluruh tungku untuk
pembakaran bahan bakar padat. Batubara adalah tanah dengan ukuran
butir halus, dicampur dengan udara dan dibakar dalam aliran gas buang.
Biomassa dan bahan lainnya juga dapat ditambahkan ke dalam
campuran. Batubara mengandung bahan mineral yang diubah menjadi
abu selama pembakaran. Abu dihapus sebagai bottom ash dan fly ash.
Bottom ash dihapus di bagian bawah tungku.
Jenis boiler mendominasi industri tenaga listrik, menyediakan uap untuk
menggerakkan turbin besar. Bubuk batu bara menyediakan energi panas
yang memproduksi sekitar 50% dari pasokan listrik dunia.
Konsep batubara pembakaran yang telah ditumbuk menjadi bubuk
halus berasal dari keyakinan bahwa jika batubara dibuat cukup baik, hal
itu akan membakar hampir dengan mudah dan efisien sebagai gas.
Tingkat makan batubara sesuai dengan permintaan boiler dan jumlah
udara yang tersedia untuk pengeringan dan mengangkut bahan bakar
batu bara bubuk dikendalikan oleh komputer. Potongan batu bara yang
hancur antara bola atau rol silinder yang bergerak antara dua trek atau
"ras." The batubara mentah ini kemudian dimasukkan ke dalam pulverizer
bersama dengan udara dipanaskan sampai sekitar 650 derajat F dari
boiler. Sebagai batubara akan dihancurkan oleh aksi bergulir, mengering
udara panas dan pukulan yang digunakan batubara serbuk halus keluar
untuk digunakan sebagai bahan bakar. Batubara bubuk dari pulverizer
secara langsung ditiup ke burner di boiler. Burner mencampur bubuk
batubara dalam suspensi udara dengan tambahan pra-dipanaskan udara
pembakaran dan memaksanya keluar dari nozzle yang sama dalam
tindakan untuk bahan bakar yang dikabutkan oleh injektor bahan bakar di
mobil modern. Dalam kondisi operasi, ada cukup panas di zona
pembakaran untuk membakar semua bahan bakar yang masuk.
10
Boiler terdiri dari dua komponen utama yaitu:
• Ruang bakar sebagai alat untuk mengubah energi kimia menjadi
energi panas.
• Alat penguapan terdiri dari pipa-pipa penguap yang mengubah energi
pembakaran (energi kimia) menjadi energi potensial uap, (energi panas).
2. Konstruksi boiler dari beberapa bagian antara lain :
- Tube Wall
Tube Wall adalah merupakan pipa yang dirangkai membentuk dinding
dan dipasang secara vertikal pada 4 (empat) sisi, sehingga membentuk
ruangan persegi empat yang disebut ruang bakar.
Fungsi tube wall adalah alat pemanas air dengan bidang yang luas
sehingga mempercepat proses penguapan.
- Burner (Alat Pembakaran)
Burner pada boiler dilengkapi dengan Nozzle dan Diffusor udara sehingga
dengan kedua peralatan tersebut terjadi pengabutan bahan bakar dan
udara bercampur untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna.
- Boiler Drum
Boiler drum terbuat dari plat baja yang berbentuk silinder dan dipasang
mendatar di atas rangkaian pipa-pipa pemanas.
Fungsi Boiler Drum adalah untuk menampung air pengisi dan uap basah
dari Tube Wall sekaligus untuk pemisah antara uap dan air.
- Super heater (Pemanas Lanjut)
Super Heataer adalah suatu alat yang kontruksinya merupakan
rangkaian pipa-pipa yang berbentuk spiral diletakkan di bagian atas ruang
pembakaran.
Fungsi dari Super Heater adalah untuk memanaskan uap basah menjadi
uap kering.
· Economizer
11
Economiser adalah suatu alat yang konstruksinya merupakan rangkaian
pipa-pipa yang berbentuk spiral dan dipasang pada saluran gas bekas
yang berfungsi untuk memanaskan air sebelum masuk ke Boiler Drum.
· Air heater (Pemanas Udara)
Air Hetaer adalah suatu alat yang konstruksinya dapat dibuat dari pipa
lurus yang disusun pada saluran gas bekas dan berfungsi untuk
memanaskan udara pembakar.
3. Komponen Pendukung Boiler
Komponen pendukung Boiler terdiri dari : Forced Draft Fan, MFO
Heater, Air Preheat Coil, Air Heater, Burner, Gas Recirculating Fan, Soot
Blower dan Safety Valve.
1. Forced Draft Fan
Alat yang berupa fan (kipas) ini berfungsi untuk memasukkan udara
pembakaran secara paksa ke dalam furnace, terpasang pada bagian
ujung saluran air intake boiler dan digerakkan oleh motor listrik.
2. MFO Heater
MFO Heater merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
bahan bakar berupa MFO dengan tujuan menurunkan viskositas dari
MFO. Hal ini perlu dilakukan karena MFO memiliki viskositas yang relatif
tinggi (satu tingkat di bawah aspal) sehingga sulit untuk teratomisasi di
burner. Dengan proses pemanasan maka viskositas MFO dapat
diturunkan sehingga dapat teratomisasi dengan baik dan menghasilkan
pembakaran yang baik.
3. Air Preheat Coil
Alat yang berfungsi untuk memanaskan udara sebelum memasuki
Air Heater dengan sumber panas berasal dari air Deaerator. Udara yang
akan memasuki Air Heater harus dipanaskan terlebih dulu agar tidak
12
terjadi thermal stress akibat perbedaan suhu yang ekstrim.
4. Air Heater
Air Heater merupakan alat pemanas udara, dimana panas diambil
dari gas buang hasil pembakaran sebelum masuk ke cerobong (stack).
Dengan pemanfaatan gas buang ini, maka dapat menghemat biaya bahan
bakar sehingga bisa meningkatkan efisiensi pembakaran.
Air Heater yang digunakan pada PLTU adalah tipe Ljungstrom. Tipe ini
paling banyak digunakan di dunia karena performa dan ketahanannya
yang telah teruji. Selain itu tipe ini dapat digunakan dalam jangka waktu
yang lama sebelum dilakukan overhaul. Perbaikan dan perawatan berkala
mudah dilakukan pada Air Heater tipe ini karena desainnya yang
sederhana. Air Heater terdiri dari hot end element dan cold end element.
Air Heater yang digunakan di PLTU merupakan Air Heater jenis
Regenerative, yaitu gas sisa pembakaran dilalukan pada sebuah selubung
tertutup untuk memanaskan sebagian dari elemen air heater, dan elemen
yang dipanaskan ini, diputar ke selubung yang lain dimana disini dilalukan
udara yang akan dipanaskan, sehingga terjadi perpindahan panas secara
konduksi.
5. Burner
Alat yang berfungsi untuk membakar campuran antara bahan bakar
(fuel) dengan udara (air) di dalam ruang bakar (furnace) pada boiler.
6. Gas Recirculating Fan
Alat ini berfungsi untuk mengarahkan sebagian flue gas (gas sisa
pembakaran) kembali ke furnace untuk meningkatkan efisiensi boiler.
7. Soot Blower
Sootblower merupakan peralatan tambahan boiler yang berfungsi
untuk membersihkan kotoran yang dihasilkan dari proses pembakaran
yang menempel pada pipa-pipa wall tube, superheater, reheater,
economizer, dan air heater . Tujuannya adalah agar perpindahan panas
tetap berlangsung secara baik dan efektif . Sebagai media pembersih
13
digunakan uap. Suplai uap ini diambil dari primary superheater melalui
suatu pengaturan tekanan PVC yang diset pada tekanan 40 kg/cm 2.
Setiap sootblower dilengkapi dengan poppet valve untuk mengatur
kebutuhan uap sootblower. Katup ini membuka pada saat sootblower
dioperasikan dan menutup kembali saat lance tube dari sootblower
tersebut mundur menuju stop.
Dilihat dari cara kerja/mekanisme pengoperasiannya sootblower
dibagi atas :
Short Retractable Sootblower / Furnace Wall Blower , digunakan
untuk membersihkan pipa-pipa penguap (wall tube) pada daerah
furnace.
Long Retractable Sootblower, digunakan untuk membersihkan
pipa-pipa superheater, dan reheater.
Air Heater Sootblower, digunakan untuk membersihkan elemen-
elemen air Heater.
8. Safety Valve
Safety valve berfungsi sebagai pengaman ketika terjadi tekanan uap
yang berlebih yang dihasilkan oleh boiler. Tekanan berlebih ini dapat
terjadi karena panas boiler yang berlebihanatau adanya penurunan beban
turbine secara drastis.
C. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang berfungsi untuk
mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air. Kondensor terbuat
dari plat baja berbentuk silinder yang diletakkan secara mendatar dan
didalamnya dipasang pipa-pipa pendingin yang terbuat dari kuningan
paduan.
14
Gambar 3 Kondensor
a. Peralatan pada Kondensor
- Ejector
Fungsinya adalah untuk membuat ruangan kondensasi di dalam
kondensor menjadi vaccum (Hampa) sehingga uap bekas dari turbin
mengalir ke ruang kondensor tersebut dengan cepat dan bersinggungan
terhadap pipa-pipa pendingin kondensor yang akhirnya uap tersebut
menjadi air kondensat.
- Pompa Air Kondensat (Condensat Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kondensat dari dalam bak
penampungan (Hotwell) ke tanki air pengisi.
- Pompa Air Pendingin (Cooling Water Pump)
Pompa tersebut untuk memompakan air kedalam kondensor dan lat
pendingin lainnya yang dipompakan dari sungai, laut atau bak
penampungan bagi unit yang menggukan pendingin tertutup.
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17