12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/irawan arif nugroho bab ii.pdf · abses ini...
TRANSCRIPT
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Imunisasai
1. Pengertian
Imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi adalah
suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif, sedangkan istilah
vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat
merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system imun di dalam
tubuh. Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam
bentuk, yaitu immunoglobulin yang non spesifik atau gamaglobulin dan
immunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah
sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi
penyakit tertentu (Ranuh, 2008).
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius
yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2002).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang
baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas
ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).
Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja
memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga
tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh
mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk
kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin
11
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
12
tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu
pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen
yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari
vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya (Atikah, 2010).
2. Macam Imunisasi
Menurut Atikah (2010) imunisasi telah dipersiapkan sedemikian
rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2
macam, yaitu:
a. Imunisasi aktif
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan
(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika
terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon.
b. Imunisasi pasif
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara
pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui
suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia
(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam
tubuh yang terinfeksi.
3. Manfaat
a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,
dan kemungkinan cacat atau kematian.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
13
b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya menjalani masa kanakkanak yang nyaman.
c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa
yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara
(Atikah, 2010).
4. Tujuan
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu
pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok
masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari
dunia seperti pada imunisasi cacar variola (Ranuh, 2008).
Menurut Kepmenkes (2005) yang dikutip Atikah (2010) tujuan
umum dari imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian bayi akibat PD3I. Penyakit yang dimaksud anatara lain Difteri,
Tetanus, Pertusis, Campak, Polio dan TBC, sedangkan untuk tujuan
khusus yaitu sebagai berikut:
a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu
cakupan imunisasi lengkap minumal 80% secara merata di 100%
desa kelurahan pada tahun 2010.
b. Polio liar di Indonesia yang dibuktikan tidak ditemukannya virus
polio liar pada tahun 2008.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
14
c. Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) artinya
menurunkan kasus tetanus neonatorum sampai tingkat 1 per 1000
kelahiran hidup dalam tsatu tahun pada tahun 2008.
d. Tercapainya Reduksi Campak (RECAM) artinya angka kesakitan
campak pada tahun 2010.
5. Syarat pemberian imunisasi
Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus
dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan
pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari
bakteri ke dalam tubuh dan kemudian menimbulkan antibodi (Hanum,
2010).
6. Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada
balita
Green dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis perilaku manusia
dari tingkatan kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor perilaku (behavior causer)
dan faktor dari luar perilaku (non behavior causer). Selanjutnya perilaku
itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu :
a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud
dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
15
sarana-sarana kesehatan misalnya Puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, jarak ke sarana pelayanan kesehatan dan
sebagainya.
c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain,
dukungan keluarga dan tokoh masyarakat yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
Menurut Budioro (2002) bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi, antara lain :
a. Motivasi
Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri
manusia, yang menimbulkan, menggerakkan dan mengorganisasikan
tingkah lakunya. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan secara
sadar dan tidak sadar membuat orang berperilaku untuk mencapai
tujuan yang sesuai kebutuhannya. Diharapkan dengan motivasi yang
besar untuk melengkapi imunisasi dasar bagi bayinya, segala penyakit
dapat dicegah sedini mungkin dan kesehatan bayi dapat terpenuhi.
b. Letak geografis
Daerah yang tersedia sarana transportasi berbeda dengan mereka yang
hidup terpencil. Kemudahan tempat yang strategis dan sarana
transportasi yang lengkap akan mempercepat pelayanan kesehatan.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
16
c. Lingkungan
Lingkungan adalah segala objek baik berupa benda hidup atau tidak
hidup yang ada disekitar dimana orang berada. Dalam hal ini
lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan untuk melengkapi
imunisasi dimana apabila lingkungan mendukung secara otomatis ibu
akan patuh untuk melengkapi imunisasi pada anaknya. Anggota
keluarga berperan aktif dalam mendukung ibu untuk mendapatkan
imunisasi dasar lengkap bagi bayinya.
d. Sosial ekonomi
Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga yang baik
diharapkan mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas serta
kebutuhan untuk keluarga, sehingga seseorang dengan tingkat sosial
ekonomi tinggi akan berbeda dengan tingkat sosial ekonomi rendah.
Keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi akan
mengusahakan terpenuhinya imunisasi yang lengkap bagi bayi.
e. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan seluruh kemampuan individu untuk berfikir
secara terarah dan efektif, sehingga orang yang mempunyai
pengetahuan tinggi akan mudah menyerap informasi, saran dan
nasihat.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
17
f. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan
tingkah laku individu maupun kelompok. Inti kegiatan pendidikan
adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar
adalah terbentuknya seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas.
Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan
mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang diperoleh
seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasihat sehingga
akan termotivasi untuk meningkatkan status kesehatan. Pendidikan
yang tinggi terutama ibu akan memberikan gambaran akan pentingnya
menjaga kesehatan terutama bagi bayinya.
Hasil penelitian yang telah dilakukan Ismet (2013) menunjukan
bahwa dari 63 (58.3%) responden yang mendapatkan dukungan dari
keluarga, sebagian besar yaitu sebanyak 43 responden (68.3%) memiliki
balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan
responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap.
Pada dasarnya keaktifan ibu dalam program imunisasi tidak lepas dari
pengaruh dukungan keluarga karena salah satu faktor yang mempengaruhi
pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap
penting dalam hal ini diantaranya adalah keluarga
7. Jenis imunisasi
Menurut Andini (2014) bahwa ada 3 jenis vaksinasi atau
imunisasi tambahan untuk anak atau balita yang ibu jarang ketahui, yaitu
sebagai berikut:
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
18
a. Rotavirus
Di Indonesia, diare menjadi 28% penyebab kematian pada balita.
Tersedia vaksin monovalen (Rotarix) dan pentavalen (Rotareq).
b. Influenza
Rekomendasi IDAI, imunisasi influenza diberikan pada:
- Anak sehat yang berusia 6 bulan – 2 tahun.
- Anak dengan penyakit jantung kronik, asma, diabetes, penyakit
ginjal kronis dan HIV.
- Anak yang tinggal di tempat seperti asrama, panti asuhan, atau
pesantren.
- Orang yang bisa menularkan virus flu pada orang yang berisiko
tinggi, seperti pengasuh anak dan petugas kesehatan.
c. Varisela
Tidak boleh diberikan pada anak yang sedang demam tinggi, hitung
limfosit yang rendah, alergi terhadap neomisin, dan adanya defisiensi
imun seluler.
Menurut Hasuki (2007) dikutip oleh Atikah (2010), ada 5 jenis
imunisasi dasar, yang diwajibkan oleh pemerintah. imunisasi dasar atau
PPI (Program Pengembangan Imunisasi) antara lain :
a. Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)
1) Tujuan
Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
terhadap penyakit tuberculosis (TBC) pada anak
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
19
2) Kriteria penyakit
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
myobacterium tuberculosis. Penyebarannya melalui pernafasan
lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah
badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada
malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri
pada dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain tergantung organ
yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan
kematian. Seseorang yang terinfeksi myobacterium tuberculosis
tidak selalu menjadi sakit tubercolusis aktif. Beberapa minggu (2-
12 minggu) setelah terinfeksi terjadi respon imunitas selular yang
dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Ranuh, 2008).
3) Vaksin
Vaksin TBC mengandung kuman bacillus calmette guerin yang
dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah
dilemahkan.
4) Waktu pemberian
BCG diberikan pada umur < 3 bulan.
5) Cara dan dosis Pemberian
Pemberian imunisasi ini dilakukan secara Intra Cutan(IC) di
lengan kanan atau paha kanan atas dengan dosi 0,1 ml untuk anak
diatas 1 tahun, pada bayi baru lahir 0,05 ml.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
20
6) Kontraindikasi
a) Reaksi uji tuberkulin > 5mm
b) Menderita infeksi HIV
c) Menderita gizi buruk
d) Menderita demam tinggi
e) Menderita infeksi kulit yang luas
f) Pernah sakit tubercolusis
g) Leukimia
7) Efek samping
a) Reaksi lokal
1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikkan
timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras.
Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung
berisi nanah), lalu pecah dan menbentuk luka terbuka (ulkus).
Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12
minggu dengan meningkatkan jaringan parut.
b) Reaksi regional
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher tanpa
disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang
dalam waktu 3-6 bulan.
8) Komplikasi yang mungkin timbul adalah:
Pembentukkan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan
karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
21
menghilang secara spontan untuk mempercepat penyembuahan,
bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan
abses dengan jarum) dan bukan disayat.
b. Imunisasi Hepatitis B
1) Tujuan
Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mendapatka kekebalan aktif
terhadap penyakit Hepatitis B.
2) Kriteria penyakit
Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
yang merusak hati. Penyebaran penyakit ini terutama melalui
suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selam proses persalinan,
melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak
menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah,
gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning,
kotoran menjadi pucat, warna kuning bisa terkihat pada mata
ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan
Cirrosis hepatic yakni kanker hati dan menimbulkan kematian.
3) Vaksin
Vaksin ini terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan
HbsAg, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak
menimbulkan penyakit.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
22
4) Waktu pemberian
Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12
jam) setelah bayi lahir. Khusus bagi bayi yang lahir dari seorang
ibu pengidap virus hepatitis B, harus dilakukan imunisasi pasif
memakai imunoglobulin khusus antu hepatitis B dalam waktu 24
jam kelahiran. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan
selang waktu 1 bulan antara suntikan Hb 1 dengan Hb 2, serta
selang waktu 5 bulan antara suntikan Hb 2 dengan Hb 3.
5) Cara dan dosis pemberian
Hepatitis B disuntikkan secara Intra Muscular (IM) di daerah paha
luar dengan dosis 0,5 ml.
6) Kontraindikasi
Imunisasi ini tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita
penyakit berat. Dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan
tidak akan membahayakan janin. Bahkan akan memberikan
perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun
kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.
7) Efek samping
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat
penyuntikkan dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak
enak pada saluran pernafasan). Reaksi ini akan hilang dalam waktu
2 hari.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
23
c. Imunisasi DPT
1) Tujuan
Imunisasi DPT bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif
dalam waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit difteri,
pertusis, tetanus.
2) Kriteria penyakit
a) Difteri
Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium
diptheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan
pernapasan. Gejala awal penyakit ini adalah radang
tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam
dua sampai tiga hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada
tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi
berupa gangguan pernapasan yang berakibat kematian.
b) Pertusis
Adalah penyakit pada saluran pernafasan yang dapat disebabkan
oleh bakteri Bordettela pertusis. Penyebarannya melalui tetesan
kecil yang keluar dari batuk dan bersin. Gejalanya adalah pilek,
mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama
kelamaan batukmenjadi parah dan menimbulkan batuk
menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah
Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
24
c) Tetanus
Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang
menghasilkan neurotoksin. Penyebarannya melalui kotoran yang
masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit ini
adalah kaku otot pada rahang, disetai kaku pada leher, kesulitan
menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Gejala
berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.
Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang,
pneumonia dan infeksi yang dapat menimbulkan kematian.
3) Vaksin
Vaksin ini mengandung kuman difteri dan tetanus yang dilemahkan
serta kuman Bordetella pertusi yang dimatikan.
4) Waktu pemberian
Imunisasi DPT diberikan 3 kali usia kurang dari 7 bulan, DPT 1
diberikan pada usia 2 bulan, DPT 2 diberikan pada usia 3 bulan,
DPT 3 diberikan pada usia 4 bulan selang waktu tidak kurang dari
4 minggu. Ulangan booster diberikan 1 tahun setelah DPT 3.
5) Cara dan dosis pemberian
Cara pemberian imunisasi ini DPT adalah melalui injeksi IM.
Suntikan diberikan di paha tengah luar atau subcutan dalam dengan
dosis 0,5 cc.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
25
6) Kontraindikasi
Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak riwayat kejang
komplek. Juga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk rejan
dalam tahap awal pada penyakit gangguan kekebalan.
7) Efek Samping
a) Demam ringan
b) Timbul bercak merah atau pembengkakkan
c) Rasa nyeri di tempat penyuntikan selama 1-2 hari.
d. Imunisasi polio
1) Tujuan
Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis.
2) Kriteria penyakit
Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh
satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio 1, 2, 3.
Secara klinis penyakit polio adalah dibawah umur 15 tahun yang
menderita lumpuh layu akut. Penyebarannya melalui kotoran
manusia yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala
demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama
sakit. Kematian bisa tejadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan
tidak segera ditangani.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
26
3) Vaksin
Vaksin polio ada dua jenis yaitu :
a) Inactivated polio vaccine (IPV= vaksin salk) mengandung virus
polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.
b) Oral polio vaccine (OPV= vaksin sabin) mengandung vaksin
hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil
atau cairan.
4) Waktu pemberian
Imunisasi Polio dasar diberiakan 4 kali dengan interval tidak
kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun
setelah imunisasi polio 4.
5) Cara dan dosis pemberian
Di Indonesia umumnya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini
diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke dalam mulut anak
atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.
6) Kontraindikasi
Pemberian vaksin imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang
yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya
yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Namun, jika ada keraguan misalnya sedang menderita diare maka
dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
27
7) Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa
paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang tejadi.
e. Imunisasi Campak
1) Tujuan
Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif
terhadap penyakit campak.
2) Kriteria penyakit
Adalah penyakit yang disebakan oleh virus measles.
Penyebarannya melalui droplet bersin dan batuk dari penderita.
Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan, batuk,
pilek dan mata merah. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan
leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.
Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga
dan infeksi saluran nafas (pneumonia).
3) Vaksin
Vaksin dari virus hidup (CAM 70-chick chorioallantonik
membrane) yang dilemahkan ditambah kanamisin sulfat dan
eritromisin berbentuk kering.
4) Waktu pemberian
Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan oleh karena masih
ada antibodi yang diperoleh dari ibu. Jika ada wabah, imunisasi
bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
28
5) Cara dan dosis pemberian
Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui injeksi di lengan
kiri atas secara subcutan (SC) dengan dosis 0,5 ml. Sebelum
disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia berisi 5 ml pelarut aquades.
6) Kontraindikasi
Pemberian imunisasi campak tidak boleh diberikan pada orang
yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena leukimia dan limfoma.
7) Efek samping
a) Demam ringan
b) Diare
c) Ruam atau kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8 hari
setelah vaksinasi.
B. Tingkat Pendidikan
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan
kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani
(pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendididkan juga berarti lembaga yang
bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan
organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan
masyarakat (Ihsan, 2005).
Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
29
jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah
anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk SD/MI/
sederajat dan SMP/MTs/Sederajat. Pendidikan menengah merupakan jenjang
pendidikan lanjutan pendidikan dasar berbentuk
SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat. Pendidikan tinggi adalah jenjang
pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana,
magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi
(Depdiknas, 2003).
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk
mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran
pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pengetahuan berhubungan erat dengan
tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan
orang tersebut. Namun peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non
formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan
menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek
positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif
terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2003).
Hasil penelitian Khotimah dan Rusnelly (2010) menunjukan bahwa
proporsi ibu dengan peran serta membawa anaknya untuk diimunisasi yang
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
30
baik cenderung terdapat pada ibu-ibu yang tingkat pendidikan tinggi (69,8%)
dibandingkan dengan ibu-ibu yang berpendidikan rendah (35,5%).
C. Dukungan Keluarga
1. Pengertian
Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi
bagian dari jaringan sosial yang anggotanya saling mendukung (Kuncoro,
2002).
Efek dari Dukungan sosial yang berasal dari keluarga terhadap
kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik,
keadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan
menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif,
fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu pengaruh positif dari dukungan
sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam
kehidupan yang penuh dengan stres (Friedman, 1998).
Menurut Smet (1994) bahwa dukungan sosial mengacu pada
bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari orang
lain. Segi fungsional dukungan sosial mencakup dukungan emosional,
mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi,
pemberian bantuan material. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau
nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang
diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan
mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.
2. Aspek-aspek dukungan sosial keluarga
Menurut House dalam Sarafino (1990) terdapat empat jenis atau
dimensi dukungan sosial yang meliputi:
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
31
a. Dukungan emosional
Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan
perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik,
penegasan).
b. Dukungan penghargaan
Dukungan penghargaan merupakan suatu dukungan atau
bantuan dari keluarga dalam bentuk memberikan umpan balik dan
penghargaan kepada lansia dengan menunjukkan respons positif,
yaitu dorongan atau persetujuan terhadap gagasan/ide atau perasaan
seseorang (Bomar, 2004).
c. Dukungan informasi
Dukungan informasi keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan
yang diberikan keluarga dalam bentuk memberikan saran atau
masukan, nasehat atau arahan, dan memberikan informasi-informasi
penting yang dibutuhkan lansia dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya (Bomar, 2004).
d. Dukungan instrumental
Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan
atau bantuan penuh keluarga dalam bentuk memberikan bantuan
tenaga, dana, maupun menyediakan waktu untuk melayani dan
mendengarkan lansia dalam menyampaikan perasaannya (Bomar,
2004).
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
32
3. Fungsi-fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut (Friedman et al, 2003) adalah sebagai berikut:
1) Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang
utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapakan
anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota
keluarga.
2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socializatioan and
socialplacemen function) adalah fungsi mengembangkan dan dan
proses interaksi dalam keluarga. sosialisasi dimulai sejak lahir dan
keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
3) Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi keluarga
untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber
daya manusia.
4) Fungsi ekonomi (the economic function) adalah fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan kelurga secara ekonomi dan tepat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healt care function)
yaitu untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki pruduktifitas tinggi, serta merawat anggota keluarga
yang mengalami masalah kesehatan
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
33
D. Kerangka Teori
Keterangan:
-------------- : Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber: Budioro (2002), Ismet (2013), Notoatmodjo (2003) dan Atikah (2010)
E. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Dukungan keluarga
- Mendukung
- Tidak mendukung
Kelengkapan
imunisasi dasar
Tingkat pendidikan
Dukungan keluarga
Pendidikan
- SD
- SMP
- SMA
- Perguruan tinggi
Tingkat pengetahuan
(Ibu mengerti
pentingnya imunisasi
dasar lengkap untuk
balita
Letak Geografis - Jarak rumah
- Kondisi jalan
Sosial ekonomi
- Status pekerjaan
- Penghasilan Kelengkapan
imunisasi dasar
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015
34
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada balita di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten
Banyumas.
b. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada balita di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten
Banyumas.
Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015