12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/irawan arif nugroho bab ii.pdf · abses ini...

24
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasai 1. Pengertian Imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi adalah suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif, sedangkan istilah vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system imun di dalam tubuh. Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam bentuk, yaitu immunoglobulin yang non spesifik atau gamaglobulin dan immunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi penyakit tertentu (Ranuh, 2008). Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2002). Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005). Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin 11 Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Upload: lyanh

Post on 08-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasai

1. Pengertian

Imunisasi dan vaksinasi seringkali diartikan sama. Imunisasi adalah

suatu pemindahan atau transfer antibody secara pasif, sedangkan istilah

vaksinasi dimaksudkan sebagai pemberian vaksin (antigen) yang dapat

merangsang pembentukan imunitas (antibody) dari system imun di dalam

tubuh. Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua macam

bentuk, yaitu immunoglobulin yang non spesifik atau gamaglobulin dan

immunoglobulin yang spesifik yang berasal dari plasma donor yang sudah

sembuh dari penyakit tertentu atau baru saja mendapatkan vaksinasi

penyakit tertentu (Ranuh, 2008).

Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit serius

yang paling efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2002).

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang

baru lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas

ambang perlindungan. (Depkes RI, 2005).

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga

tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh

mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk

kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin

11

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 2: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

12

tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu

pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen

yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari

vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya (Atikah, 2010).

2. Macam Imunisasi

Menurut Atikah (2010) imunisasi telah dipersiapkan sedemikian

rupa agar tidak menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2

macam, yaitu:

a. Imunisasi aktif

Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah dilemahkan

(vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon spesifik dan

memberikan suatu ingatan terhadap antigen ini, sehingga ketika

terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon.

b. Imunisasi pasif

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara

pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui

suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia

(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui placenta) atau binatang

yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang sudah masuk dalam

tubuh yang terinfeksi.

3. Manfaat

a. Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,

dan kemungkinan cacat atau kematian.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 3: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

13

b. Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan

bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua

yakin bahwa anaknya menjalani masa kanakkanak yang nyaman.

c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa

yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara

(Atikah, 2010).

4. Tujuan

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok

masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari

dunia seperti pada imunisasi cacar variola (Ranuh, 2008).

Menurut Kepmenkes (2005) yang dikutip Atikah (2010) tujuan

umum dari imunisasi adalah menurunkan angka kesakitan dan angka

kematian bayi akibat PD3I. Penyakit yang dimaksud anatara lain Difteri,

Tetanus, Pertusis, Campak, Polio dan TBC, sedangkan untuk tujuan

khusus yaitu sebagai berikut:

a. Tercapainya target Universal Child Immunization (UCI) yaitu

cakupan imunisasi lengkap minumal 80% secara merata di 100%

desa kelurahan pada tahun 2010.

b. Polio liar di Indonesia yang dibuktikan tidak ditemukannya virus

polio liar pada tahun 2008.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 4: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

14

c. Tercapainya Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) artinya

menurunkan kasus tetanus neonatorum sampai tingkat 1 per 1000

kelahiran hidup dalam tsatu tahun pada tahun 2008.

d. Tercapainya Reduksi Campak (RECAM) artinya angka kesakitan

campak pada tahun 2010.

5. Syarat pemberian imunisasi

Paling utama adalah anak yang akan mendapat imunisasi harus

dalam kondisi sehat. Sebab pada prinsipnya imunisasi itu merupakan

pemberian virus dengan memasukkan virus, bakteri, atau bagian dari

bakteri ke dalam tubuh dan kemudian menimbulkan antibodi (Hanum,

2010).

6. Faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada

balita

Green dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis perilaku manusia

dari tingkatan kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh 2 faktor pokok yakni faktor perilaku (behavior causer)

dan faktor dari luar perilaku (non behavior causer). Selanjutnya perilaku

itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 5: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

15

sarana-sarana kesehatan misalnya Puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban, jarak ke sarana pelayanan kesehatan dan

sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors), yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain,

dukungan keluarga dan tokoh masyarakat yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.

Menurut Budioro (2002) bahwa banyak faktor yang

mempengaruhi kelengkapan imunisasi, antara lain :

a. Motivasi

Motivasi adalah suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri

manusia, yang menimbulkan, menggerakkan dan mengorganisasikan

tingkah lakunya. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan secara

sadar dan tidak sadar membuat orang berperilaku untuk mencapai

tujuan yang sesuai kebutuhannya. Diharapkan dengan motivasi yang

besar untuk melengkapi imunisasi dasar bagi bayinya, segala penyakit

dapat dicegah sedini mungkin dan kesehatan bayi dapat terpenuhi.

b. Letak geografis

Daerah yang tersedia sarana transportasi berbeda dengan mereka yang

hidup terpencil. Kemudahan tempat yang strategis dan sarana

transportasi yang lengkap akan mempercepat pelayanan kesehatan.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 6: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

16

c. Lingkungan

Lingkungan adalah segala objek baik berupa benda hidup atau tidak

hidup yang ada disekitar dimana orang berada. Dalam hal ini

lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan untuk melengkapi

imunisasi dimana apabila lingkungan mendukung secara otomatis ibu

akan patuh untuk melengkapi imunisasi pada anaknya. Anggota

keluarga berperan aktif dalam mendukung ibu untuk mendapatkan

imunisasi dasar lengkap bagi bayinya.

d. Sosial ekonomi

Sosial ekonomi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap

tingkah laku seseorang. Keadaan ekonomi keluarga yang baik

diharapkan mampu mencukupi dan menyediakan fasilitas serta

kebutuhan untuk keluarga, sehingga seseorang dengan tingkat sosial

ekonomi tinggi akan berbeda dengan tingkat sosial ekonomi rendah.

Keluarga dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi akan

mengusahakan terpenuhinya imunisasi yang lengkap bagi bayi.

e. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan seluruh kemampuan individu untuk berfikir

secara terarah dan efektif, sehingga orang yang mempunyai

pengetahuan tinggi akan mudah menyerap informasi, saran dan

nasihat.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 7: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

17

f. Pendidikan

Pendidikan merupakan proses kegiatan pada dasarnya melibatkan

tingkah laku individu maupun kelompok. Inti kegiatan pendidikan

adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar

adalah terbentuknya seperangkat tingkah laku, kegiatan dan aktivitas.

Dengan belajar baik secara formal maupun informal, manusia akan

mempunyai pengetahuan, dengan pengetahuan yang diperoleh

seseorang akan mengetahui manfaat dari saran atau nasihat sehingga

akan termotivasi untuk meningkatkan status kesehatan. Pendidikan

yang tinggi terutama ibu akan memberikan gambaran akan pentingnya

menjaga kesehatan terutama bagi bayinya.

Hasil penelitian yang telah dilakukan Ismet (2013) menunjukan

bahwa dari 63 (58.3%) responden yang mendapatkan dukungan dari

keluarga, sebagian besar yaitu sebanyak 43 responden (68.3%) memiliki

balita dengan status imunisasi dasar lengkap dibandingkan dengan

responden yang memiliki balita dengan status imunisasi dasar tidak lengkap.

Pada dasarnya keaktifan ibu dalam program imunisasi tidak lepas dari

pengaruh dukungan keluarga karena salah satu faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh orang lain yang dianggap

penting dalam hal ini diantaranya adalah keluarga

7. Jenis imunisasi

Menurut Andini (2014) bahwa ada 3 jenis vaksinasi atau

imunisasi tambahan untuk anak atau balita yang ibu jarang ketahui, yaitu

sebagai berikut:

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 8: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

18

a. Rotavirus

Di Indonesia, diare menjadi 28% penyebab kematian pada balita.

Tersedia vaksin monovalen (Rotarix) dan pentavalen (Rotareq).

b. Influenza

Rekomendasi IDAI, imunisasi influenza diberikan pada:

- Anak sehat yang berusia 6 bulan – 2 tahun.

- Anak dengan penyakit jantung kronik, asma, diabetes, penyakit

ginjal kronis dan HIV.

- Anak yang tinggal di tempat seperti asrama, panti asuhan, atau

pesantren.

- Orang yang bisa menularkan virus flu pada orang yang berisiko

tinggi, seperti pengasuh anak dan petugas kesehatan.

c. Varisela

Tidak boleh diberikan pada anak yang sedang demam tinggi, hitung

limfosit yang rendah, alergi terhadap neomisin, dan adanya defisiensi

imun seluler.

Menurut Hasuki (2007) dikutip oleh Atikah (2010), ada 5 jenis

imunisasi dasar, yang diwajibkan oleh pemerintah. imunisasi dasar atau

PPI (Program Pengembangan Imunisasi) antara lain :

a. Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin)

1) Tujuan

Imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif

terhadap penyakit tuberculosis (TBC) pada anak

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 9: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

19

2) Kriteria penyakit

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh

myobacterium tuberculosis. Penyebarannya melalui pernafasan

lewat bersin atau batuk. Gejala awal penyakit ini adalah lemah

badan, penurunan berat badan, demam dan keluar keringat pada

malam hari. Gejala selanjutnya adalah batuk terus menerus, nyeri

pada dada dan mungkin batuk darah. Gejala lain tergantung organ

yang diserang. Tuberculosis dapat menyebabkan kelemahan dan

kematian. Seseorang yang terinfeksi myobacterium tuberculosis

tidak selalu menjadi sakit tubercolusis aktif. Beberapa minggu (2-

12 minggu) setelah terinfeksi terjadi respon imunitas selular yang

dapat ditunjukkan dengan uji tuberkulin (Ranuh, 2008).

3) Vaksin

Vaksin TBC mengandung kuman bacillus calmette guerin yang

dibuat dari bibit penyakit atau virus hidup yang sudah

dilemahkan.

4) Waktu pemberian

BCG diberikan pada umur < 3 bulan.

5) Cara dan dosis Pemberian

Pemberian imunisasi ini dilakukan secara Intra Cutan(IC) di

lengan kanan atau paha kanan atas dengan dosi 0,1 ml untuk anak

diatas 1 tahun, pada bayi baru lahir 0,05 ml.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 10: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

20

6) Kontraindikasi

a) Reaksi uji tuberkulin > 5mm

b) Menderita infeksi HIV

c) Menderita gizi buruk

d) Menderita demam tinggi

e) Menderita infeksi kulit yang luas

f) Pernah sakit tubercolusis

g) Leukimia

7) Efek samping

a) Reaksi lokal

1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikkan

timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras.

Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustule (gelembung

berisi nanah), lalu pecah dan menbentuk luka terbuka (ulkus).

Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12

minggu dengan meningkatkan jaringan parut.

b) Reaksi regional

Pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher tanpa

disertai nyeri tekan maupun demam yang akan menghilang

dalam waktu 3-6 bulan.

8) Komplikasi yang mungkin timbul adalah:

Pembentukkan abses (penimbunan nanah) di tempat penyuntikan

karena penyuntikan yang terlalu dalam. Abses ini akan

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 11: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

21

menghilang secara spontan untuk mempercepat penyembuahan,

bila abses telah matang, sebaiknya dilakukan aspirasi (pengisapan

abses dengan jarum) dan bukan disayat.

b. Imunisasi Hepatitis B

1) Tujuan

Imunisasi Hepatitis B bertujuan untuk mendapatka kekebalan aktif

terhadap penyakit Hepatitis B.

2) Kriteria penyakit

Hepatitis B adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis B

yang merusak hati. Penyebaran penyakit ini terutama melalui

suntikan yang tidak aman, dari ibu ke bayi selam proses persalinan,

melalui hubungan seksual. Infeksi pada anak biasanya tidak

menimbulkan gejala. Gejala yang ada adalah merasa lemah,

gangguan perut dan gejala lain seperti flu. Urine menjadi kuning,

kotoran menjadi pucat, warna kuning bisa terkihat pada mata

ataupun kulit. Penyakit ini bisa menjadi kronis dan menimbulkan

Cirrosis hepatic yakni kanker hati dan menimbulkan kematian.

3) Vaksin

Vaksin ini terbuat dari bagian virus Hepatitis B yang dinamakan

HbsAg, yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak

menimbulkan penyakit.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 12: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

22

4) Waktu pemberian

Imunisasi Hepatitis B diberikan sedini mungkin (dalam waktu 12

jam) setelah bayi lahir. Khusus bagi bayi yang lahir dari seorang

ibu pengidap virus hepatitis B, harus dilakukan imunisasi pasif

memakai imunoglobulin khusus antu hepatitis B dalam waktu 24

jam kelahiran. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan

selang waktu 1 bulan antara suntikan Hb 1 dengan Hb 2, serta

selang waktu 5 bulan antara suntikan Hb 2 dengan Hb 3.

5) Cara dan dosis pemberian

Hepatitis B disuntikkan secara Intra Muscular (IM) di daerah paha

luar dengan dosis 0,5 ml.

6) Kontraindikasi

Imunisasi ini tidak dapat diberikan kepada anak yang menderita

penyakit berat. Dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan

tidak akan membahayakan janin. Bahkan akan memberikan

perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu maupun

kepada bayi selama beberapa bulan setelah lahir.

7) Efek samping

Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat

penyuntikkan dan sistematis (demam ringan, lesu, perasaan tidak

enak pada saluran pernafasan). Reaksi ini akan hilang dalam waktu

2 hari.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 13: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

23

c. Imunisasi DPT

1) Tujuan

Imunisasi DPT bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif

dalam waktu yang bersamaan terhadap serangan penyakit difteri,

pertusis, tetanus.

2) Kriteria penyakit

a) Difteri

Adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium

diptheriae. Penyebarannya adalah melalui kontak fisik dan

pernapasan. Gejala awal penyakit ini adalah radang

tenggorokan, hilang nafsu makan, dan demam ringan. Dalam

dua sampai tiga hari timbul selaput putih kebiru-biruan pada

tenggorokan dan tonsil. Difteri dapat menimbulkan komplikasi

berupa gangguan pernapasan yang berakibat kematian.

b) Pertusis

Adalah penyakit pada saluran pernafasan yang dapat disebabkan

oleh bakteri Bordettela pertusis. Penyebarannya melalui tetesan

kecil yang keluar dari batuk dan bersin. Gejalanya adalah pilek,

mata merah, bersin, demam dan batuk ringan yang lama

kelamaan batukmenjadi parah dan menimbulkan batuk

menggigil yang cepat dan keras. Komplikasi pertusis adalah

Pneumonia bacterialis yang dapat menyebabkan kematian.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 14: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

24

c) Tetanus

Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani yang

menghasilkan neurotoksin. Penyebarannya melalui kotoran yang

masuk kedalam luka yang dalam. Gejala awal penyakit ini

adalah kaku otot pada rahang, disetai kaku pada leher, kesulitan

menelan, kaku otot perut, berkeringat dan demam. Gejala

berikutnya adalah kejang yang hebat dan tubuh menjadi kaku.

Komplikasi tetanus adalah patah tulang akibat kejang,

pneumonia dan infeksi yang dapat menimbulkan kematian.

3) Vaksin

Vaksin ini mengandung kuman difteri dan tetanus yang dilemahkan

serta kuman Bordetella pertusi yang dimatikan.

4) Waktu pemberian

Imunisasi DPT diberikan 3 kali usia kurang dari 7 bulan, DPT 1

diberikan pada usia 2 bulan, DPT 2 diberikan pada usia 3 bulan,

DPT 3 diberikan pada usia 4 bulan selang waktu tidak kurang dari

4 minggu. Ulangan booster diberikan 1 tahun setelah DPT 3.

5) Cara dan dosis pemberian

Cara pemberian imunisasi ini DPT adalah melalui injeksi IM.

Suntikan diberikan di paha tengah luar atau subcutan dalam dengan

dosis 0,5 cc.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 15: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

25

6) Kontraindikasi

Imunisasi ini tidak boleh diberikan pada anak riwayat kejang

komplek. Juga tidak boleh diberikan pada anak dengan batuk rejan

dalam tahap awal pada penyakit gangguan kekebalan.

7) Efek Samping

a) Demam ringan

b) Timbul bercak merah atau pembengkakkan

c) Rasa nyeri di tempat penyuntikan selama 1-2 hari.

d. Imunisasi polio

1) Tujuan

Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis.

2) Kriteria penyakit

Adalah penyakit pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh

satu dari tiga virus yang berhubungan yaitu virus polio 1, 2, 3.

Secara klinis penyakit polio adalah dibawah umur 15 tahun yang

menderita lumpuh layu akut. Penyebarannya melalui kotoran

manusia yang terkontaminasi. Kelumpuhan dimulai dengan gejala

demam, nyeri otot dan kelumpuhan terjadi pada minggu pertama

sakit. Kematian bisa tejadi jika otot-otot pernafasan terinfeksi dan

tidak segera ditangani.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 16: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

26

3) Vaksin

Vaksin polio ada dua jenis yaitu :

a) Inactivated polio vaccine (IPV= vaksin salk) mengandung virus

polio yang telah dimatikan dan diberikan melalui suntikan.

b) Oral polio vaccine (OPV= vaksin sabin) mengandung vaksin

hidup yang telah dilemahkan dan diberikan dalam bentuk pil

atau cairan.

4) Waktu pemberian

Imunisasi Polio dasar diberiakan 4 kali dengan interval tidak

kurang dari 4 minggu. Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun

setelah imunisasi polio 4.

5) Cara dan dosis pemberian

Di Indonesia umumnya diberikan vaksin sabin. Vaksin ini

diberikan sebanyak 2 tetes (0,1 ml) langsung ke dalam mulut anak

atau dengan menggunakan sendok yang berisi air gula.

6) Kontraindikasi

Pemberian vaksin imunisasi polio tidak boleh dilakukan pada orang

yang menderita defisiensi imunitas. Tidak ada efek yang berbahaya

yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.

Namun, jika ada keraguan misalnya sedang menderita diare maka

dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 17: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

27

7) Efek samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa

paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang tejadi.

e. Imunisasi Campak

1) Tujuan

Imunisasi campak bertujuan untuk memberikan kekebalan aktif

terhadap penyakit campak.

2) Kriteria penyakit

Adalah penyakit yang disebakan oleh virus measles.

Penyebarannya melalui droplet bersin dan batuk dari penderita.

Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan, batuk,

pilek dan mata merah. Selanjutnya timbul ruam pada muka dan

leher kemudian menyebar ke tubuh dan tangan serta kaki.

Komplikasi campak adalah diare hebat, peradangan pada telinga

dan infeksi saluran nafas (pneumonia).

3) Vaksin

Vaksin dari virus hidup (CAM 70-chick chorioallantonik

membrane) yang dilemahkan ditambah kanamisin sulfat dan

eritromisin berbentuk kering.

4) Waktu pemberian

Imunisasi campak diberikan pada usia 9 bulan oleh karena masih

ada antibodi yang diperoleh dari ibu. Jika ada wabah, imunisasi

bisa diberikan pada usia 6 bulan, diulang 6 bulan kemudian.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 18: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

28

5) Cara dan dosis pemberian

Cara pemberian imunisasi campak adalah melalui injeksi di lengan

kiri atas secara subcutan (SC) dengan dosis 0,5 ml. Sebelum

disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan

pelarut steril yang telah tersedia berisi 5 ml pelarut aquades.

6) Kontraindikasi

Pemberian imunisasi campak tidak boleh diberikan pada orang

yang mengalami immunodefisiensi atau individu yang diduga

menderita gangguan respon imun karena leukimia dan limfoma.

7) Efek samping

a) Demam ringan

b) Diare

c) Ruam atau kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8 hari

setelah vaksinasi.

B. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani

(pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendididkan juga berarti lembaga yang

bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan

organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan

masyarakat (Ihsan, 2005).

Jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar merupakan

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 19: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

29

jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah

anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah berbentuk SD/MI/

sederajat dan SMP/MTs/Sederajat. Pendidikan menengah merupakan jenjang

pendidikan lanjutan pendidikan dasar berbentuk

SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat. Pendidikan tinggi adalah jenjang

pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana,

magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi

(Depdiknas, 2003).

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk

mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Pengetahuan berhubungan erat dengan

tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang. Semakin tinggi tingkat

pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula pengetahuan

orang tersebut. Namun peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan

menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek

positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif

terhadap obyek tersebut (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian Khotimah dan Rusnelly (2010) menunjukan bahwa

proporsi ibu dengan peran serta membawa anaknya untuk diimunisasi yang

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 20: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

30

baik cenderung terdapat pada ibu-ibu yang tingkat pendidikan tinggi (69,8%)

dibandingkan dengan ibu-ibu yang berpendidikan rendah (35,5%).

C. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Dukungan keluarga adalah persepsi seseorang bahwa dirinya menjadi

bagian dari jaringan sosial yang anggotanya saling mendukung (Kuncoro,

2002).

Efek dari Dukungan sosial yang berasal dari keluarga terhadap

kesehatan dan kesejahteraan berfungsi bersamaan. Secara lebih spesifik,

keadaan dukungan sosial yang adekuat terbukti berhubungan dengan

menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit, fungsi kognitif,

fisik dan kesehatan emosi. Di samping itu pengaruh positif dari dukungan

sosial keluarga adalah pada penyesuaian terhadap kejadian dalam

kehidupan yang penuh dengan stres (Friedman, 1998).

Menurut Smet (1994) bahwa dukungan sosial mengacu pada

bantuan emosional, instrumental dan finansial yang diperoleh dari orang

lain. Segi fungsional dukungan sosial mencakup dukungan emosional,

mendorong adanya ungkapan perasaan, pemberian nasehat atau informasi,

pemberian bantuan material. Dukungan sosial terdiri dari informasi atau

nasehat verbal dan/atau nonverbal, bantuan nyata atau tindakan yang

diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan

mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima.

2. Aspek-aspek dukungan sosial keluarga

Menurut House dalam Sarafino (1990) terdapat empat jenis atau

dimensi dukungan sosial yang meliputi:

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 21: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

31

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, kepedulian dan

perhatian terhadap orang yang bersangkutan (misalnya: umpan balik,

penegasan).

b. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan merupakan suatu dukungan atau

bantuan dari keluarga dalam bentuk memberikan umpan balik dan

penghargaan kepada lansia dengan menunjukkan respons positif,

yaitu dorongan atau persetujuan terhadap gagasan/ide atau perasaan

seseorang (Bomar, 2004).

c. Dukungan informasi

Dukungan informasi keluarga merupakan suatu dukungan atau bantuan

yang diberikan keluarga dalam bentuk memberikan saran atau

masukan, nasehat atau arahan, dan memberikan informasi-informasi

penting yang dibutuhkan lansia dalam upaya meningkatkan status

kesehatannya (Bomar, 2004).

d. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental keluarga merupakan suatu dukungan

atau bantuan penuh keluarga dalam bentuk memberikan bantuan

tenaga, dana, maupun menyediakan waktu untuk melayani dan

mendengarkan lansia dalam menyampaikan perasaannya (Bomar,

2004).

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 22: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

32

3. Fungsi-fungsi keluarga

Fungsi keluarga menurut (Friedman et al, 2003) adalah sebagai berikut:

1) Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang

utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapakan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota

keluarga.

2) Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (socializatioan and

socialplacemen function) adalah fungsi mengembangkan dan dan

proses interaksi dalam keluarga. sosialisasi dimulai sejak lahir dan

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

3) Fungsi reproduksi (the reproductive function) adalah fungsi keluarga

untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber

daya manusia.

4) Fungsi ekonomi (the economic function) adalah fungsi keluarga untuk

memenuhi kebutuhan kelurga secara ekonomi dan tepat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan

untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the healt care function)

yaitu untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki pruduktifitas tinggi, serta merawat anggota keluarga

yang mengalami masalah kesehatan

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 23: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

33

D. Kerangka Teori

Keterangan:

-------------- : Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Budioro (2002), Ismet (2013), Notoatmodjo (2003) dan Atikah (2010)

E. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Dukungan keluarga

- Mendukung

- Tidak mendukung

Kelengkapan

imunisasi dasar

Tingkat pendidikan

Dukungan keluarga

Pendidikan

- SD

- SMP

- SMA

- Perguruan tinggi

Tingkat pengetahuan

(Ibu mengerti

pentingnya imunisasi

dasar lengkap untuk

balita

Letak Geografis - Jarak rumah

- Kondisi jalan

Sosial ekonomi

- Status pekerjaan

- Penghasilan Kelengkapan

imunisasi dasar

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015

Page 24: 12 - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/5880/3/Irawan Arif Nugroho BAB II.pdf · Abses ini akan Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan

34

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada balita di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas.

b. Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada balita di Desa Srowot Kecamatan Kalibagor Kabupaten

Banyumas.

Hubungan Tingkat Pendidikan..., Irawan Arif Nugroho, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2015