1.1.14.a.ricky.soehady

14
Jurnal T eknik Sipil ISSN 2302-0253 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 14 Pages pp. 1- 14 1 - V olume 2, No. 2, Mei 2013 ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PADA JALAN T. NYAK ARIEF (STUDI KASUS SIMPANG MESRA-JEMBATAN LAMNYONG) A. Ricky Soehady 1 , Sofyan M.Saleh 2 , Noer Fadhly 2  1)  Magister Tekni k Sipil Pro gram Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2) Fakultas Tekni k Universitas Syiah Kuala   Abs tra ck:  The government of Banda Aceh city has set the ar ea along Jalan T . Nyak Arief as the central offices, the area of trade and services as well as for the informal sector in Qanun No. 4 in 2009 about the Spatial Plan of Banda Aceh city in 2009-2029. Beside that Jalan T.N yak Arief is one of the routes connection Kopelma Darussalam that was the center area of education that made this road was crowded in the apex of the clock time and often occurs the traffic congestion. The aim of this research is measuring the rate on T. Nyak arief’s road service and do an analysis about the condition of the road based on existing spatial pattern, while the whole point of this research is to find out the impact that happened on Jalan T. Nyak arief due to spatial pattern existing to the activities of traffic. The Calculation level services using Highway Capacity  Manual (HCM) 2000 methods to highway multi lanes and highways two lanes. The area of resear ch divided into 4 zones and the level services of the zone 1 to both directions is A, zone 2 to both directions is B, zone 3 to both directions is B and zone 4 is E. Based on the result showed that zone 4 experienced the problems caused by the divergence of typical road, while the volume of vehicles which crosses fourth zone relatively similar. On zone 4 also happen the greatest  generation and pull due to existence of Kopelma Darussalam. The problem in zone 4 insurmountable by doing some things like capacity enhanceme nt of the road,make the alternative roads new or by making use of the alternative roads existing by arrangements traffic management system. K e yw ords : spatial, HCM 2000, the Generation and Attraction Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak lalu lintas yang terjadi akibat pola tata ruang eksisting terhadap kegiatan lalu lintas serta menawarkan alternatif penyelesaian masalah yang terjadi pada Jalan T.Nyak Arief khususnya dari bundaran S impang Mesra-Jembatan Lamnyong. Metode penelitian dilakukan dengan deskriptif analisis, dan deskriptif kuantitatif. Wilayah penelitian dikelompokkan ke dalam 4 zona, dan perhitungan tingkat pelayanan menggunakan metode HCM 2000. Dari hasil penelitian diperoleh, tingkat pelayanan untuk Zona 1 adalah A, Zona 2 adalah B, Zona 3 adalah B, dan Zona 4 adalah E. Permasalahan yang terjadi  pada Zona 4 disebabkan perbedaan typical jalan, dan bukan akibat pola tata ruang eksisting. Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan peningkatan kapasitas jalan khususnya untuk Zona 4,  pembangunan jalan alternatif baru atau dengan memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada dengan manjemen lalu lintas. . Kata Kunci: dampak lalu lintas,HCM 2000,manajemen lalu lintas  PENDAHULUAN Pemerintah Kota Banda Aceh telah menetapkan Jalan T.Nyak Arief sebagai pusat  perdagangan dan jasa, pusat perkantoran dan sebagai ruang untuk sektor informal. Hal ini ditandai dengan terbangunnya berbagai jenis tempat perdagangan sebagai ciri dari kawasan  pusat perdagangan dan jasa. Disepanjang Jalan T.Nyak Arief juga terdapat banyak gedung- gedung perkantoran antara lain terdapat Kantor

Upload: kusmira

Post on 07-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 1/14

Jurnal Teknik Sipil ISSN 2302-0253

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 14 Pages pp. 1- 14

1 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS PADA JALAN T. NYAK

ARIEF

(STUDI KASUS SIMPANG MESRA-JEMBATAN LAMNYONG)

A. Ricky Soehady1, Sofyan M.Saleh

2, Noer Fadhly

1) Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh2)

Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala 

Abstrack:  The government of Banda Aceh city has set the area along Jalan T. Nyak Arief as thecentral offices, the area of trade and services as well as for the informal sector in Qanun No. 4 in

2009 about the Spatial Plan of Banda Aceh city in 2009-2029. Beside that Jalan T.Nyak Arief isone of the routes connection Kopelma Darussalam that was the center area of education that

made this road was crowded in the apex of the clock time and often occurs the traffic congestion.The aim of this research is measuring the rate on T. Nyak arief’s road service and do an analysis

about the condition of the road based on existing spatial pattern, while the whole point of this

research is to find out the impact that happened on Jalan T. Nyak arief due to spatial pattern

existing to the activities of traffic. The Calculation level services using Highway Capacity Manual (HCM) 2000 methods to highway multi lanes and highways two lanes. The area of

research divided into 4 zones and the level services of the zone 1 to both directions is A, zone 2 toboth directions is B, zone 3 to both directions is B and zone 4 is E. Based on the result showed

that zone 4 experienced the problems caused by the divergence of typical road, while the volumeof vehicles which crosses fourth zone relatively similar. On zone 4 also happen the greatest

 generation and pull due to existence of Kopelma Darussalam. The problem in zone 4

insurmountable by doing some things like capacity enhancement of the road,make the alternative

roads new or by making use of the alternative roads existing by arrangements trafficmanagement system.

Keywords : spatial, HCM 2000, the Generation and Attraction

Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dampak lalu lintas yang terjadi akibat pola

tata ruang eksisting terhadap kegiatan lalu lintas serta menawarkan alternatif penyelesaianmasalah yang terjadi pada Jalan T.Nyak Arief khususnya dari bundaran Simpang Mesra-Jembatan

Lamnyong. Metode penelitian dilakukan dengan deskriptif analisis, dan deskriptif kuantitatif.Wilayah penelitian dikelompokkan ke dalam 4 zona, dan perhitungan tingkat pelayanan

menggunakan metode HCM 2000. Dari hasil penelitian diperoleh, tingkat pelayanan untuk Zona

1 adalah A, Zona 2 adalah B, Zona 3 adalah B, dan Zona 4 adalah E. Permasalahan yang terjadi

 pada Zona 4 disebabkan perbedaan typical jalan, dan bukan akibat pola tata ruang eksisting.

Solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan peningkatan kapasitas jalan khususnya untuk Zona 4,

 pembangunan jalan alternatif baru atau dengan memanfaatkan jalan-jalan yang sudah ada denganmanjemen lalu lintas.

Kata Kunci: dampak lalu lintas,HCM 2000,manajemen lalu lintas 

PENDAHULUAN

Pemerintah Kota Banda Aceh telah

menetapkan Jalan T.Nyak Arief sebagai pusat

 perdagangan dan jasa, pusat perkantoran dan

sebagai ruang untuk sektor informal. Hal ini

ditandai dengan terbangunnya berbagai jenis

tempat perdagangan sebagai ciri dari kawasan

 pusat perdagangan dan jasa. Disepanjang Jalan

T.Nyak Arief juga terdapat banyak gedung-

gedung perkantoran antara lain terdapat Kantor

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 2/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 2

Gubernur Aceh, Kantor BKKBN, Kantor

DPKKA, dan banyak kantor lainnya baik kantor

yang bersifat sebagai tempat pelayanan

masyarakat maupun perkantoran swasta. DiJalan T.Nyak Arief juga terdapat tempat wisata

kuliner sebagai wujud dari penentapannya

sebagai ruang untuk sektor informal.

Pembangunan yang dilakukan baik oleh

 pemerintah dan swasta idealnya sejalan dengan

Rencana Tata Ruang Kota Banda Aceh yang

telah ditetapkan dalam Qanun Kota Banda Aceh

 No. 4 Tahun 2009 tentang Tata Ruang Wilayah

Kota Banda Aceh Tahun 2009 –  2029.

Jalan T.Nyak Arief merupakan salah satu

 jalan yang berhubungan langsung dengan

kawasan Komplek Pelajar dan Mahasiswa

(Kopelma) Darussalam. Sejalan dengan

 penetapan Kopelma Darussalam sebagai tempat

kegiatan berbasis akademik, maka sudah

sewajarnya Kopelma menjadi tujuan perjalanan

yang sangat besar di Kota Banda Aceh

dikarenakan di dalam Kopelma Darussalam

terdapat beberapa tempat yang dapat disebut

sebagai pusat kegiatan manusia berskala besar

seperti Universitas Syiah Kuala, Institut Agama

Islam Negeri, Sekolah Tinggi Ilmu Kehutanan

dan beberapa Sekolah baik itu Taman Kanak-

kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah

Pertama, dan Sekolah Menengah Atas. Apabila

ditinjau dari Rencana Tata Ruang Kota Banda

Aceh, Jalan T.Nyak Arief sesuai

 pengembangannya dengan Qanun yang telah

ditetapkan, namun yang menjadi permasalahan

adalah Jalan T.Nyak Arief merupakan jalan

akses utama menuju kawasan Kopelma

Darussalam. Hal ini menjadikan Jalan T.Nyak

Arief sebagai jalan yang sangat padat arus lalu

lintasnya terutama pada waktu pagi dan sore

hari, dimana sering terjadi blocking di

 persimpangan Lamreung. Berdasarkan permasalahan tersebut maka sudah seharusnya

 pemerintah/instansi terkait yang berwenang

membuat Analisis Dampak Lalu Lintas

(Andalalin) kepada pusat kegiatan publik yang

 berskala besar seperti kawasan Kopelma

Darussalam yang memiliki andil yang cukup

 besar terhadap beban lalu lintas yang berujung

 pada penurunan pelayanan jalan di sekitar

kawasan. Andalalin tersebut diharapkan dapat

mendeteksi sedini mungkin gangguan-

gangguan lalu lintas yang akan timbul pada

 jalan di sekitar kawasan Kopelma. Setelah

 potensi dari gangguan dapat dideteksi,

selanjutnya dapat dijadikan dasar dalam

melakukan evaluasi kinerja jalan di sekitar

kawasan tersebut dan dapat menjadi dasar pula

dalam merumuskan solusi-solusi yang dapat

mengatasi seluruh persoalan yang timbul.

Adapun permasalahan yang akan menjadi topik

 pembahasan dalam tulisan ini adalah Jalan

T.Nyak Arief sebagai akses utama menuju

Kopelma Darussalam mengalami kemacetan

 pada waktu pagi dan sore hari yang disebabkan

oleh kapasitas jalan yang terbatas dan

manajemen lalu lintas yang tidak baik terutama

 pada persimpangan.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Analisis Dampak Lalu Lintas

Menurut Tamin (2008), analisis dampak

lalu lintas pada dasarnya merupakan analisis

 pengaruh pengembangan tata guna lahan

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 3/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

terhadap sistem pergerakan arus lalu lintas

disekitarnya yang diakibatkan oleh bangkitan

lalu lintas yang baru, lalu lintas yang beralih,

dan oleh kendaraan yang keluar masuk dari/kelahan tersebut. Tamin (2008) selanjutnya

mengatakan bahwa setiap ruang kegiatan akan

“membangkitkan” pergerakan dan “menarik”

 pergerakan yang intensitasnya tergantung

kepada tata jenis guna lahannya. Bila terdapat

 pembangunan dan pengembangan kawasan baru

maka akan menimbulkan tambahan bangkitan

dan tarikan lalu lintas baru akibat kegiatan

tambahan di dalam dan di sekitar kawasan

tersebut. Karena itulah pengembangan kawasan

 baru dan pengembangannya akan memberikan

 pengaruh langsung terhadap sistem jaringan

 jalan di sekitarnya.

Dikun dan Arief (1993) memberikan

definisi analisis dampak lalu lintas sebagai satu

studi khusus dari dibangunnya suatu fasilitas

gedung dan penggunaan lahan lainnya terhadap

sistem transportasi kota, khususnya jaringan

 jalan disekitar lokasi gedung.

Tamin (2008) menyatakan bahwa tujuan

dan sasaran yang hendak dicapai dari kajian

analisis dampak lalu lintas adalah mengetahui

 berapa besar dampak yang diakibatkan suatu

kegiatan terhadap lalu lintas suatu daerah,

apabila dampak telah diketahui maka langkah

selanjutnya adalah mengkaji berapa besar

 pengaruhnya itu. Oleh karena itu, semua peubah

 penentu yang diperkirakan mempunyai dampak

terhadap lalu lintas harus diperoleh pada tahap

ini. Peubah penentu pada dasarnya terbagi atas

 peubah utama dan peubah penunjang. Peubah

utama yaitu tata guna lahan, sarana dan

 prasarana transportasi, serta kinerja sistem

transportasi. Sedangkan data penunjang

meliputi data tentang masalah kelembagaan dan

 biaya untuk melengkapi informasi dalammengkaji dampak lalu lintas.

Tata Guna Lahan Transportasi

Miro (2002) menyatakan bahwa dari hasil

kajian analisis interaksi antara sistem tata guna

lahan dengan sistem transportasi terlihat bahwa

sistem tata guna lahan yang ditentukan polanya

oleh kebijakan pemerintah suatu wilayah dan

 bagaimana sistem transportasinya melayani

akan memberikan tingkat kemudahan tertentu

 bagi berbagai zona (atau tata guna lahan) yang

ada di wilayah tersebut untuk saling

 berhubungan. Kalau dua buah petak lahan

(zona) mudah dihubungkan, selanjutnya akan

terjadi mobilitas yang tinggi antara petak-petak

lahan tersebut. Itu berarti bahwa tingkat

kemudahan (akses) dapat mempengaruhi

(meningkatkan dan menurunkan) mobilitas.

Black (1981) menyatakan bahwa

aksesibilitas merupakan suatu konsep yang

menggabungkan (mengkombinasikan) sistem

tata guna lahan secara geografis dengan sistem

 jaringan transportasi yang menghubungkannya,

dimana perubahan tata guna lahan yang

menimbulkan zona-zona dan jarak geografis di

suatu wilayah atau kota, akan mudah

dihubungkan oleh penyedia prasarana atau

sarana angkutan.

Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

Tamin (2008) menyatakan bahwa

Bangkitan pergerakan adalah tahapan

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 4/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 4

 pemodelan yang memperkirakan jumlah

 pergerakan yang berasal dari suatu zona tata

guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik

ke suatu tata guna lahan atau zona. Pergerakanlalu lintas merupakan fungsi tata guna lahan

yang menghasilkan pergerakan lalu lintas.

Bangkitan lalu lintas ini mencakup lalu lintas

yang meninggalkan suatu lokasi dan lalu lintas

yang menuju atau tiba ke suatu lokasi.

Hasil keluaran dari perhitungan bangkitan

dan tarikan lalu lintas berupa jumlah kendaraan,

orang, atau angkutan barang persatuan waktu,

misalnya kendaraaan/jam, dapat dengan mudah

dihitung jumlah orang atau kendaraan yang

masuk atau keluar dari suatu luas tanah tertentu

dalam satu hari (satu jam) untuk mendapatkan

tarikan dan bangkitan pergerakan. Bangkitan

dan tarikan tersebut tergantung pada dua aspek

tata guna lahan :

a. 

Jenis tata guna lahan

 b. 

Jumlah aktivitas dan intensitas tata guna

lahan.

Kinerja Jalan 

Tingkat pelayanan (Level Of Service, LOS)

adalah suatu ukuran kualitatif yang menjelaskan

kondisi-kondisi operasional di dalam suatu

aliran lalu lintas dan persepsi dari pengemudi

dan/atau penumpang terhadap kondisi-kondisi

tersebut. Faktor-faktor seperti kecepatan dan

waktu tempuh, kebebasan bermanuver,

 perhentian lalu lintas, dan kemudahan serta

kenyamanan adalah kondisi-kondisi yang

mempengaruhi LOS. Setiap fasilitas dapat

dievaluasi berdasarkan enam tingkat pelayanan,

A sampai F, dimana A merepresentasikan

kondisi operasional terbaik dan F untuk kondisi

opersional terburuk (TRB, 2000).

Jalan Raya Mul ti Laju rUntuk memprediksikan tingkat pelayanan

 jalan raya multi lajur ada tiga tahap yaitu:

1. 

Penentuan kecepatan arus bebas;

2. 

Penyesuaian volume;

3. 

Penentuan tingkat pelayanan.

Gambar 1. Kurva Kecepatan arus dengan

Kriteria LOS untuk Multi Lajur

(Sumber HCM TRB, 2000)

Jalan Raya Dua Lajur

Metodologi menghitung ruas jalan raya

dua lajur dua arah,secara estimasi, ukuran-

ukuran pergerakan lalu lintas di sepanjang suatu

 bagian jalan raya, berdasarkan bentuk

 permukaan, desain geometris, dan kondisi lalu

lintas. Permukaan jalan dapat diklasifikasikan

menjadi permukaan datar dan permukaan naik

turun. Tahap kunci dalam menghitung LOS dari

 jalan raya dua lajur adalah menentukan

kecepatan arus bebas (FFS). 

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 5/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

5 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

Gambar 2. Kriteria LOS (grafik) untuk jalan

raya dua lajur (Sumber HCM TRB, 2000)

Peran Kelembagaan 

Bratton (2007) menyebutkan

 pembangunan jalan atau juga peningkatan

kinerja ruas jalan memerlukan investasi yang

 besar dan mahal, sementara bila ditinjau dari

segi finansial sering tidak layak karena

komponen manfaat ditinjau dari pendapatan

melalui biaya operasional kendaraan maupun

tarif angkutan umum.Tamin (2008) menyebutkan kemacetan

serius merupakan kejadian sehari-hari yang

sering dijumpai di beberapa kota besar di

Indonesia sebagai ciri khusus daerah perkotaan

di negara sedang berkembang. Masalah ini

sebenarnya dapat dipecahkan melalui peran serta

 pemerintah, swasta dan masyarakat, dan

merupakan tanggung jawab bersama. Untuk

menanggulangi masalah ini secara tuntas, jelas

diperlukan penanganan yang serius.

Permasalahan kemacetan disebabkan oleh

 beberapa faktor, antara lain tingginya tingkat

urbanisasi, pesatnya tingkat pertumbuhan

kendaraan dan kepemilikan kendaraan, dan

sistem angkutan perkotaan yang tidak efisien.

Tetapi, yang paling penting adalah tingkat

 pertumbuhan prasarana transportasi tidak bisa

mengejar tingginya tingkat pertumbuhan

kebutuhan akan transportasi. 

METODOLOGI PENELITIAN

Lokasi Penelitian 

Jalan T.Nyak Arief secara administratif

terletak di Kecamatan Syiah Kuala, dimana

 jalan tersebut adalah salah satu akses menuju ke

Kopelma Darussalam. Dalam kaitannya dengan

 perkembangan kota, Kopelma Darussalam

merupakan kawasan yang telah ditetapkansebagai pusat pendidikan. Tinjauan khusus

dalam penelitian ini adalah dari bundaran

simpang mesra sampai dengan jembatan

lamnyong. Pengambilan titik survey sebanyak 9

titik yang dibagi kedalam 4 zona seperti yang

terdapat pada Gambar 3.

Gambar 3. Pembagian Zona

Sumber dan Jenis Data

Data penelitian ini meliputi data primer

dan data skunder. Data primer didapat dengan

melaksanakan survei langsung di lapangan,

yang meliputi :

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 6/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 6

a. 

Survei manajemen lalu lintas kondisi

eksisting, yaitu Survei volume lalu lintas

ruas jalan, survei yang dilakukan adalah

menghitung volume lalu lintas secaraterklasifikasi yang lewat pada ruas jalan.

 b. 

Inventarisasi tata guna lahan, inventarisasi

ini dilakukan untuk melihat peruntukan dan

 potensi penggunaan lahan yang ada di Jalan

T.Nyak Arief.

c. 

Survei jaringan jalan, survei yang dilakukan

adalah melakukan identifikasi terhadap pola

 jaringan yang ada menyangkut dimensi ruas

Jalan T.Nyak Arief.

Sedangkan data sekunder didapat dari

 penelitian-penelitian terdahulu dan dari

instansi-instansi terkait yang meliputi :

Metode Pengolahan dan Analisis Data 

Penelitian dilakukan dengan menggunakan

metode deskriptif kualitatif dan pengolahan

data dilakukan secara kuantitatif. Metode

 pendekatan yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain : 

Analisis Deskr iptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif yang

dilakukan bertujuan untuk menggambarkankondisi lokasi penelitian yaitu Jalan T.Nyak

Arief khususnya dari Bundaran Simpang Mesra

sampai dengan Jembatan Lamnyong (STA

4+309 s/d 5+072). Melalui metode ini

diharapkan dapat diidentifikasi dan dianalisis

objek penelitian melalui uraian, pengertian

ataupun penjelasan-penjelasan yang ada, baik

yang bersifat terukur maupun tidak terukur dari

data-data yang telah didapatkan guna diolah

menjadi informasi yang bermanfaat bagi tahap

selanjutnya.

Tahapan metode ini dilakukan dengan cara :1) Menentukan permasalahan.

2) Melakukan studi literatur.

3) Penetapan lokasi.

4) Studi pendahuluan.

5) Penetapan metode pengumpulan data;

observasi, yang terdiri dari pengambilan

data volume lalu lintas, kecepatan dan jarak

 pengamatan.

6) Analisa data.

7) Hasil; cerita, personal, deskrifsi tebal,

naratif, dapat dibantu tabel frekuensi. Hasil

tersebut berupa suatu kesimpulan untuk

 perbaikan kinerja jalan di daerah itu.

Analisis Deskr iptif Kuantitatif

Metode kuantitatif bertujuan untuk

menentukan antar hubungan variable, menguji

teori dan mencari nilai dari pengamatan yang

dilakukan. Dalam metode kuantitatif, hal yang

dilakukan adalah merumuskan permasalahan,

menentukan konsep dan teori, kemudian

menghitung serta menganalisis data-data yang

telah didapat untuk mendapatkan hasil dan

membuat pembahasan dan kesimpulan dari

hasil yang didapat. Kemudian diberikan saran

yang bertujuan untuk memperbaiki kinerja ruas

 jalan.

  Volume lalu lintas

Volume lalu-lintas yang diperoleh dengan

mencatat semua jenis kendaraan yang melintasi

titik pias pengamatan dalam interval waktu 15

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 7/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

7 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

menit, diolah lagi menjadi volume lalu-lintas

dalam interval waktu satu jam kemudian

diekivalensikan ke dalam Satuan Mobil

Penumpang (SMP), yaitu dengan caramengalikan jumlah tiap-tiap jenis kendaraan

dengan angka ekivalensi dari masing-masing

 jenis kendaraan (EMP).

  Kapasitas jalan 

Untuk mencari nilai kapasitas ditentukan

menurut pias atau arah pengamatan masing-

masing dengan memasukkan faktor-faktor

 penyesuaian sesuai dengan pedoman HCM

2000, untuk keempat wilayah penelitian

kapasitas dasar yang diambil untuk Jalan raya

dua lajur sebesar 3200 kend-penumpang/jam,

sedangkan untuk Jalan raya multi lajur sebesar

2200 kend-penumpang/jam/lajur untuk kondisi

dasar.

  Kinerja jalan

Kinerja jalan ditentukan berdasarkan

tingkat pelayanan (Level Of Service, LOS)

yang didasarkan pada beberapa parameter.

Untuk jalan raya multi lajur parameter untuk

 penentuan LOS nya antara lain kepadatan

maksimum (kend/km/lajur), kecepatan rat-rata

(km/jam), v/c rasio, dan tingkat arus pelayanan

maksimum (kend/jam/lajur).

Tingkat pelayanan (LOS) untuk jalan raya

dua lajur ditentukan tingkat arus padanan

kendaraan penumpang (kend-penumpang/jam),

v/c rasio, total jarak kendaraan-km yang

ditempuh pada ruas analisis selama periode 15

menit puncak (kendaraan-km), total perjalanan

 pada ruas jalan yang dianalisis selama jam

 puncak (kendaraan-km), dan total waktu

tempuh untuk seluruh kendaraan pada ruas jalan

yang dianalisis selama periode 15 menit puncak

(kendaraan-jam). Dalam penelitian ini tingkat pelayanan dihitung berdasarkan zona untuk

memudahkan pengamatan terhadap

keterkaitannya dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh. Untuk

zona 1,2 dan 3 tingkat pelayanan (LOS)

dihitung dengan menggunakan metode HCM

2000 untuk jalan raya multi lajur, sedangkan

untuk zona 4 LOS dihitung dengan

menggunakan metoda HCM 2000 untuk jalan

raya dua lajur. Terdapat beberapa perbedaan

metode antara jalan raya multi lajur dengan

 jalan raya dua lajur sebagaimana yang telah

disampaikan pada Bab II. Namun pada inti

sebenarnya terdapat kesamaan antara metode

 jalan raya multi lajur dengan jalan raya dua

lajur yaitu penentuan kecepatan arus bebas,

 penyesuaian volume dan penentuan tingkat

 pelayanan. Hanya saja teknis penentuan

kecepatan arus bebas dan penyesuaian volume

yang memiliki langkah yang sedikit berbeda

sehingga cara untuk penentuan tingkat

 pelayanannya juga berbeda. Volume lalu lintas

yang digunakan adalah volume lalu lintas

 puncak perjam yaitu volume pada pukul 17.00

WIB  –   18.00 WIB, kecuali untuk zona 1

volume puncak terjadi pada pagi hari yaitu

 pukul 07.00  –   08.00 WIB. Seluruh volume

 puncak satu arah perjam yang tertinggi untuk

tiap zona dibagi dengan nilai PHF sehingga

didapat volume jam puncak rencana untuk satu

arah. Selanjutnya nilai volume puncak satu arah

tertinggi tersebut yang dipakai dalam analisis

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 8/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 8

LOS. Sementara untuk zona 4 volume yang

digunakan adalah volume dua arah tanpa

melakukan pembagian arah maupun pembagian

dengan nilai PHF.

HASIL PEMBAHASAN

Tinjauan Tata Ruang

Jalan T.Nyak Arief di dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh

sama seperti Jalan Daud Beureueh yaitu

 berfungsi sebagai Jalan Arteri Sekunder, artinya

 jalan ini menghubungkan kawasan primerdengan kawasan sekunder kesatu, kawasan

sekunder kesatu dengan kawasan sekunder

kesatu, dan kawasan sekunder kesatu dengan

kawasan sekunder kedua. Sebagai jalan arteri

idealnya memiliki tipe 4/2 D (4 lajur dan 2 arah

dengan median) dengan lebar Right of Way

(ROW) atau Ruang Milik Jalan (Rumija) antara

24 m sampai dengan 30 m.

Jalan T.Nyak Arief telah ditetapkan

sebagai kawasan pusat perdagangan dan jasa di

dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kota Banda Aceh. Hal tersebut dapat terlihat

dengan banyaknya berdiri pertokoan-pertokoan

sebagai ciri dari kawasan pusat perdagangan

dan jasa. Selain sebagai kawasan perdagangan

dan jasa, Jalan T.Nyak Arief juga ditetapkan

sebagai kawasan perkantoran. Kawasan

 perkantoran bertujuan untuk menyediakan lahan

untuk menampung tenaga kerja, dalam wadah

 berupa kantor pemerintahan maupun swasta dan

 perkantoran pelayanan masyarakat. Kawasan

 perkantoran dapat dilihat langsung di sepanjang

Jalan T.Nyak Arief seperti Kantor Gubernur,

Kantor DPKKA, dan beberapa kantor-kantor

yang lain. Khusus untuk wilayah kajian terdapat

 beberapa kantor seperti Badan Pertanahan,

 pustaka wilayah dan kantor Panglima Laot yang

terdapat di kawasan Lamnyong. Disamping ituJalan T.Nyak Arief juga merupakan kawasan

wisata kuliner, dimana terdapat tempat jajanan

ikan bakar yang beroperasi sepanjang waktu.

Tempat jajanan tersebut merupakan ruang untuk

sektor informal yang juga merupakan salah satu

 bagian dari kawasan perdagangan dan jasa.

Pengolahan Data Volume Lalu Lintas

Survey volume lalu lintas dilaksanakan

 pada hari senin tanggal 8 Oktober 2012. Survey

dilaksanakan selama 8 jam dari pukul 07.00

WIB  –   09.00 WIB, 12.00 WIB  –   14.00 WIB,

17.00 WIB  –   19.00 WIB dan 20.00 WIB  –  

22.00 WIB. Perhitungan tingkat pelayanan

(LOS) dengan menggunakan metode HCM

2000 khususnya untuk jalan dua lajur dan jalan

multi lajur tidak mengatur dengan rinci untuk

 jenis kendaraan sepeda motor, sementara itu

 berdasarkan hasil pengamatan mayoritas

kendaraan yang melintasi wilayah kajian adalah

kendaraan berjenis sepeda motor sehingga

harus dilakukan penyesuaian agar dapat

menjelaskan kondisi sebenarnya. Penyesuaian

 perhitungan volume lalu lintas yang dapat

dilakukan adalah dengan mengalikan seluruh

volume untuk sepeda motor dengan nilai emp

yang dipakai dalam MKJI yaitu 0,25 sementara

untuk kendaraan berat tidak dilakukan

 penyesuaian dikarenakan terdapat cara

 perhitungan penyesuaian untuk kendaraan jenis

ini. Perhitungan tingkat pelayanan dengan

menggunakan HCM 2000 dilakukan dengan

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 9/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

9 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

mengakumulasikan seluruh volume kendaraaan

dalam satuan kendaraan penumpang/jam

(pc/h).Berikut ini adalah data rekapitulasi

volume lalu lintas untuk setiap zona.

831

532

413 790

Sumber: Hasil Survey 2012

DARUSSALAM-SP.MESRA

800

782

820

WAKTU

21.00 - 22.00 377

17.00 - 18.00 1723

18.00 - 19.00 1678

20.00 - 21.00 1007

857

847

472

866

08.00 - 09.00 1713

12.00 - 13.00 1480

13.00 - 14.00 1150635

931

660

515

ARUS LALU LINTAS(kend penumpang/jam)

07.00 - 08.00 1756

SP.MESRA -DARUSSALAM

956

WAKTU

20.00 - 21.00 1222

21.00 - 22.00 871

Sumber: Hasil Survey 2012

13.00 - 14.00 1440

17.00 - 18.00 2128

18.00 - 19.00 2012

643 797

1040 1088

07.00 - 08.00 2036

08.00 - 09.00 1941

12.00 - 13.00 1646

1076 865

766 880

ARUS LALU LINTAS

(kend penumpang/jam)

SP.MESRA - DARUSSALAM-

DARUSSALAM SP.MESRA

1120 916

995 1017

608 614

466 405

Sumber: Hasil Survey 2012

18.00 - 19.00 2134

20.00 - 21.00 1222

21.00 - 22.00 1046

12.00 - 13.00 1528

13.00 - 14.00 1346

17.00 - 18.00 21561156 999

(kend penumpang/jam)

07.00 - 08.00 2314

08.00 - 09.00 2298

WAKTUDARUSSALAM SP.MESRA

1368 946

ARUS LALU LINTASSP.MESRA - DARUSSALAM-

1273 1026

826 702

713 633

1109 1125

662 560

541 505

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 10/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No.2, Mei 2013 - 10

Tingkat Pelayanan (Level Of Service)

dan Kesesuaian Ruang

Berikut ini hasil perhitungan LOSdisajikan dalam bentuk tabel untuk masing-

masing zona dengan menggunakan seluruh

rumus dan parameter yang telah tercantum pada

Bab II. Volume lalu lintas yang digunakan

adalah volume lalu lintas puncak perjam yaitu

volume pada pukul 17.00 WIB  –   18.00 WIB,

kecuali untuk zona 1 volume puncak terjadi

 pada pagi hari yaitu pukul 07.00  –  08.00 WIB.

Seluruh volume puncak satu arah perjam yang

tertinggi untuk tiap zona dibagi dengan nilai

PHF sehingga didapat volume jam puncak

rencana untuk satu arah. Selanjutnya nilai

volume puncak satu arah tertinggi tersebut yang

dipakai dalam analisis LOS. Sementara untuk

zona 4 volume yang digunakan adalah volume

dua arah tanpa melakukan pembagian arah

maupun pembagian dengan nilai PHF.

ZONASP.MESRA-

DARUSSALAM

DARUSSALAM-

SP.MESRA

1 A A

2 B B

3 B B

4 E

Penelitian di lapangan memperoleh hasil

 bahwa tidak terdapat ketidaksesuaian antara

 pola tata ruang eksisting dengan peruntukan

lahan pada Jalan T.Nyak Arief. Los F yangterjadi adalah akibat dari perbedaan typical

 jalan sementara volume kendaraan yang

melintasi relatif sama.

Analisis Bangkitan dan Tarikan

Berdasarkan rekapitulasi data Arus Lalu

lintas yang telah disajikan pada Tabel 4.1

sampai Tabel 4.4 terlihat volume tertinggi di

seluruh zona terjadi pada pukul 17.00 WIB  –  

18.00 WIB, kecuali untuk zona 1 pada pukul

08.00  –   09.00 WIB. Arah Simpang Mesra-

Darussalam, Arus kendaraan yang masuk ke

zona 1 sebanyak 866 kendaraan/jam.

Pembebanan yang terjadi pada zona 2 dan zona

1 adalah 174 kendaraan/jam (bangkitan dari

zona 2). Pembebanan yang terjadi pada zona 3

dan zona 2 adalah 116 kendaraan/jam

(bangkitan dari zona 3), dan pembebanan yang

terjadi pada zona 4 dan zona 3 adalah 275

kendaraan/jam (bangkitan dari zona 3),

sedangkan arus kendaraan yang keluar dari

zona 4 adalah 1431 kendaraan/jam.

Arus kendaraan dengan arah Darussalam-

Simpang Mesra berdasarkan data rekapitulasi

1517

13.00 - 14.00 2185

17.00 - 18.00

2854

20.00 - 21.00 1646

WAKTU

Sumber: Hasil Survey 2012

18.00 - 19.00

21.00 - 22.00

12.00 - 13.00 2543

ARUS LALU LINTAS

2875

(kend penumpang/jam)

07.00 - 08.00 2560

08.00 - 09.00 2626

1289 1271

1371 1255

SP.MESRA - DARUSSALAM-

DARUSSALAM SP.MESRA

1175 1368

793 853

796 721

1098 1087

1431 1444

1321 1533

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 11/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

11 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

menunjukkan bahwa arus yang masuk ke zona

4 sebanyak 1444 kendaraan/jam. Pembebanan

yang terjadi pada zona 3 dan zona 4 adalah 445

kendaraan/jam (tarikan dari zona 3), pembebanan yang terjadi pada zona 2 dan zona

3 adalah 89 kendaraan/jam (bangkitan dari zona

2). Pembebanan yang terjadi pada zona 1 dan

zona 2 adalah 231 kendaraan/jam (tarikan zona

2), sedangkan arus kendaraan yang keluar dari

zona 1 adalah 857 kendaraan/jam.

Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Zonayang Bermasalah

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan

terlihat bahwa terdapat permasalahan lalu lintas

 pada zona 4, dimana tingkat pelayanan (LOS)

untuk zona 4 adalah LOS E. Sebagaimana yang

telah disebutkan diatas bahwa sumber

 permasalahan bukanlah akibat pola tata ruang

zona 4, namun akibat dari kondisi eksisting

 jalan yang memiliki perbedaan typical dan

akibat dari persimpangan yang tidak bersinyal

yang terdapat di ujung zona 4. Pengecilan jalan

dari 6 lajur dengan median kepada 2 lajur tanpa

median merupakan penyebab utama kemacetan,

dikarenakan berdasarkan data volume lalu lintas,

kendaran yang melewati seluruh zona tidak jauh

 berbeda, sementara kapasitasnya sangat jauh

 berbeda. Hal tersebut kemudian ditambah lagi

dengan terdapatnya persimpangan Lamreung,

dimana sering terjadi tundaan yang

menyebabkan waktu tempuh menjadi

 bertambah yang berakibat kepada turunnya

tingkat pelayanan jalan.

Kondisi kemacetan terjadi pada waktu

 puncak sore hari disebabkan besarnya

 bangkitan yang diberikan oleh wilayah

Kopelma Darussalam. Dari data volume arus

lalu lintas terlihat pada waktu puncak sore hari

ada 1444 kendaraan yang tercatat melalui zonaini dan mayoritas berasal dari wilayah Kopelma

Darussalam sehingga membuat tingkat

 pelayanan menjadi E. Sementara itu konflik

 pada persimpangan Lamreung terjadi juga

disebabkan oleh banyaknya kendaraan yang

 berbelok dari Jalan T.Nyak Arief arah

Sp.Mesra-Darussalam ke arah Jalan Lamreung

maupun dari arah Jalan Lamreung ke Jalan

T.Nyak Arief arah Sp.Mesra-Darussalam. Hal

ini akan membuat arus dari arah Darussalam-

Sp.Mesra menjadi terhenti sehingga mengalami

tundaan. Pada waktu pagi hari terlihat volume

kendaraan relatif lebih sedikit dibandingkan

dengan kondisi puncak sore hari, hal tersebut

disebabkan oleh sejumlah kendaraan yang

memilih untuk menggunakan jalur alternatif

dengan tidak menggunakan satupun dari

keempat jalur pada zona yang dianalisis. Jalur

alternatif yang digunakan adalah melalui Jalan

Krueng Raya-Jalan Krueng Aceh atau Jalan

Krueng Raya-Kajhu.

Berdasarkan permasalahan diatas ada

 beberapa hal yang dapat dilakukan untuk

menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut.

Solusi jangka panjang yang dapat dilakukan

dengan memperbesar kapasitas jalan eksisting

terutama pada zona 4 dengan melakukan

 pelebaran jalan, atau membuat alternatif jalan

 baru menuju kopelma Darussalam dengan

mempertimbangkan besarnya volume lalu lintas

yang dibangkitkan ataupun tarikan dari

kawasan pendidikan yang berhubungan

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 12/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 12

langsung dengan jalan yang dianalisis. Hasil

 penelitian yang telah dilakukan terdahulu

menyimpulkan bahwa apabila dibangun

 jembatan baru dikawasan Limpok maka akanmengurangi beban yang dialami oleh Jalan

T.Nyak Arief disebabkan sebagian pengendara

akan beralih menggunakan jalur alternatif yang

 baru. Membangun jembatan baru tentu saja

membutuhkan dana yang sangat besar serta

membutuhkan waktu yang relatif lama,

sehingga dibutuhkan solusi cepat yang dapat

menyelesaikan persoalan-persoalan diatas.

Solusi yang paling efektif yang dapat

diaplikasikan langsung adalah dengan

manajemen lalu lintas tanpa melakukan

 peningkatan kapasitas jalan atau membangun

 jalur alternatif lain, yaitu dengan memanfaatkan

 potensi yang ada. Penyelesaian konflik di

Jembatan Lamnyong dapat dilakukan dengan

mebuat median di sepanjang zona 4 sehingga

kendaraan yang keluar dari Lamreung akan

 berputar ke zona 3 untuk kemudian dapat

menuju ke arah Kopelma Darussalam dan

 begitu juga sebaliknya kendaraan yang berasal

dari Jalan T.Nyak Arief yang menuju Lamreung

harus berputar menuju arah Kopelma

Darussalam. Solusi ini dapat dilakukan untuk

mengatasi konflik pada persimpangan namun

 juga tidak akan mengurangi volume lalu lintas

yang menuju ke arah kawasan Kopelma

Darussalam. Penyempitan lajur diperkirakan

masih menjadi permasalahan yang

mengakibatkan tundaan, namun solusi ini

sangat efektif dibandingkan dengan tanpa

median yang dapat menyebabkan kemacetan

 panjang.

Alternatif lain yang dapat dilakukan masih

dalam konteks manajemen lalu lintas adalah

dengan membuat sistem buka-tutup jalan. Jalan

T.Nyak Arief bukan merupakan satu-satunya jalan menuju Kopelma Darussalam, terdapat

 beberapa alternatif jalur untuk menuju Kopelma

antara lain dapat dengan menggunakan Jalan

Krueng Raya-Jalan Krueng Aceh, Jalan Krueng

Raya-Kajhu-Lambaroangan, Ulee Kareng-Cot

Iri-Limpok atau Ulee Kareng-Cot Keueng.

Sistem buka tutup yang dimaksud adalah

dengan menjadikan Jalan T.Nyak Arief sebagai

akses untuk keluar dari kawasan Kopelma

Darussalam pada jam puncak pagi dan sore,

sedangkan untuk jalur masuk pengendara dapat

memanfaatkan seluruh jalan alternatif yang

telah disebutkan diatas. Artinya pada jam-jam

 puncak Jalan T.Nyak Arief berubah menjadi

 jalan satu arah dari Kopelma Darrussalam

menuju arah Simpang Mesra. Seluruh

kendaraan yang menuju ke arah Kopelma

Darussalam tidak diizinkan untuk berbelok ke

kanan di Simpang Mesra namun seluruhnya

diarahkan ke kiri ke arah jalan Krueng Raya-

Jalan Krueng Aceh atau Jalan Krueng Raya-

Kajhu-Lambaroangan. Penelitian lanjutan

sangat dibutuhkan terutama untuk mengkaji

apakah jalur alternatif sanggup melayani

volume kendaraan yang akan melintasi jalur

tersebut. Persoalan yang dihadapi hari ini bukan

karena ketiadaan jalur akses, namun belum

adanya regulasi yang membuat pengendara

dapat menghindari titik kemacetan dengan

memanfaatkan jalur alternatif yang ada.

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 13/14

 Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

13 - Volume 2, No. 2, Mei 2013

Peran Kelembagaan

Menyiapkan sarana dan prasarana

tranportasi juga membutuhkan investasi yang

sangat besar, sehingga dibutuhkan kajianmendalam agar dapat berguna secara maksimal

 bagi masyarakat. Sebagaimana yang telah

disebutkan pada Bab II bahwa pemerintah dapat

melibatkan pihak swasta dalam upaya untuk

menciptakan sistem pelayanan masyarakat yang

lebih baik lagi. Pihak swasta sebagai investor

dalam penyediaan atau peningkatan kapasitas

sarana dan prasarana transportasi. Bentuk

kerjasama BOT ( Build Operate Transfer )

dimungkinkan untuk dilaksanakan dalam

 penyediaan prasarana transportasi berupa

 pembangunan jalan/jembatan alternatif baru

dengan kompensasi atau perjanjian yang saling

menguntungkan dengan pihak investor untuk

menyelesaikan permasalahan yang akan timbul

di masa yang akan datang. Sementara untuk

sarana transportasi umum dapat dilakukan juga

kerja sama dengan pihak swasta dengan

membuka peluang kepada pihak swasta untuk

menjalankan investasi dengan memberikan

subsidi berupa PSO ( Public Service Obligation)

yang bertujuan untuk menyeimbangkan biaya

 produksi dengan harga yang harus dibayar oleh

masyarakat. Pemerintah Kota juga seharusnya

dapat menyediakan IMO ( Infrastructure

 Maintenance and Operation) yang bertujuan

untuk memelihara prasarana jalan raya dan

angkutan umum agar layak dioperasikan secara

 baik. Investasi transportasi massa yang baik

 pengelolaannya akan menghasilkan keuntungan

 bagi masyarakat, swasta dan juga bagi

Pemerintah Kota secara langsung melalui TAC

(Track Access Charges) yang dapat digunakan

kembali sebagai dana pembangunan. Peran serta

seluruh komponen seperti masyarakat, swasta

dan pemerintah akan dapat menyelesaikanseluruh permasalahan yang terjadi baik sekarang

maupun di masa yang akan datang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis

yang telah dilakukan maka dapat diambil

 beberapa kesimpulan sebagai berikut:1.  Dengan menggunakan metode HCM 2000

maka diketahui tingkat pelayanan pada jam

 puncak untuk zona 1 adalah A, zona 2

adalah B, zona 3 adalah B dan zona 4 adalah

E.

2. 

Pada zona 4 Tingkat pelayanan E

disebabkan oleh perubahan typical jalan dari

6/2D menjadi 2/2UD dengan volume yang

melintasi setiap zona relatif sama, dan pada

zona ini terjadi bangkitan dan tarikan

terbesar akibat dari keberadaan kawasan

Kopelma Darussalam.

3. 

Dari analisis terhadap kondisi eksisting tata

ruang dan Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kota Banda aceh terlihat bahwa

keempat zona yang dianalisis masih sesuai

dengan rencana yang telah ditetapkan.

4.  Pembebanan yang terjadi di zona 1,2,3 dan 4

merupakan tarikan dari kawasan Kopelma

Darussalam.

Saran

1. 

Mengatasi persoalan kemacetan di simpang

Lamreung dalam jangka pendek dapat

7/17/2019 1.1.14.a.ricky.soehady

http://slidepdf.com/reader/full/1114arickysoehady 14/14

Jurnal Teknik Sipil

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Volume 2, No. 2, Mei 2013 - 14

dilakukan antara lain dengan manajemen

lalu lintas atau pembuatan median pada zona

4, sehingga tidak terjadi blocking pada

 persimpangan.2.

 

Solusi jangka panjang dapat dilakukan

dengan membangun jalur alternatif menuju

Kopelma Darussalam atau dengan

meningkatkan kualitas transportasi umum

sehingga pengendara akan beralih

meninggalkan kendaraan pribadi.

3. 

Pembangunan yang akan dilaksanakan pada

masa yang akan datang idealnya harus

sejalan dengan Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kota Banda Aceh

sehingga terciptanya keselarasan dan

keteraturan dalam seluruh aspek.

4. 

Penelitian lanjutan sangat dibutuhkan untuk

mengatasi persoalan yang terjadi dengan

menggunakan metode atau model pemilihan

rute (all or nothing ), metode  shock wave,

atau dengan metode sebaran pergerakan

untuk menganalisis kinerja ruas jalan yang

menuju Kopelma Darussalam.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Bratton, D., 2007.  Defining a Standard for

 Particle Swarm Optimization. 

Proceedings of the 2007 IEEE.

Swarm Intelligence Symposium Black, JA danBlunden, W.R., 1984. The Land

Use/Transport System. Australia:

Pergamos Press.

Dikun, S dan Arief, D., 1993. Strategi

 Pemecahan Masalah Luas

 Bangunan dan Lalu Lintas,

Bahan Seminar Universitas Taruma

 Negara.

GTZ, KAS dan Adeksi., 2006. Transportasi

 Kota Dalam Pembengunan Kota yang

 Berkelanjutan. Jakarta.

Khisty, CJ dan Lall, BK., 2005.  Dasar-dasar Rekayasa Transportasi Jilid 1.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Khisty, CJ dan Lall, BK., 2005.  Dasar-dasar

 Rekayasa Transportasi Jilid 2.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Miro. F., 2002.  Perencanaan Transportasi.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Morlok, E. K., 1991.  Pengantar Teknik dan

 Perencanaan Transportasi.  Jakarta:

Erlangga.

Qanun Kota Banda Aceh No. 4 Tahun 2009,

Tentang Tata Ruang Wilayah Kota

Banda Aceh 2009-2029

Tamin. OZ., 2008.  Perencanaan, Permodelan,

& Rekayasa Transportasi. Bandung:

Penerbit ITB.

Tranportation Research Board (TRB). 2000.

 Highway Capacity Manual . National

Research Council. Washington DC.