11025-34802-1-pb

19
EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L.) PADA TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR NASKAH PUBLIKASI Oleh : ULFA ZARA IZZATI I21110054 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015

Upload: indah-wulan-adjah

Post on 18-Feb-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

teknologi

TRANSCRIPT

Page 1: 11025-34802-1-PB

EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SALEP

EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma

malabathricum L.) PADA TIKUS (Rattus norvegicus)

JANTAN GALUR WISTAR

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

ULFA ZARA IZZATI

I21110054

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

Page 2: 11025-34802-1-PB

EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SALEP EKSTRAK

ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L) PADA

TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR

NASKAH PUBLIKASI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

(S.Farm) Pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

Oleh:

ULFA ZARA IZZATI

NIM : I21110054

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

Page 3: 11025-34802-1-PB

ii

NASKAH PUBLIKASI

UJI EFEKTIVITAS SALEP EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI(Melastoma malabathricum L.) TERHADAP PENYEMBUHAN

LUKA BAKAR PADA TIKUS (Rattus norvegicus)JANTAN GALUR WISTAR

Oleh :ULFA ZARA IZZATI

NIM : I211 10 054

Telah Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji SkripsiProgram Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

Universitas TanjungpuraTanggal : 17 Juni 2015

Disetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Andhi Fahrurroji, M.Sc., Apt. M. Andrie, M.Sc., Apt.NIP.1984 0819 2008 121 003 NIP.1981 0508 2008 011 008

Penguji Pertama, Penguji Kedua

Inarah Fajriaty, M.Si., Apt. Rafika Sari, M.Farm., Apt.NIP.1980 0407 2009 122 002 NIP.1984 0116 2008 012 002

Mengetahui,Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Tanjungpura

dr. Arif Wicaksono, M.Biomed.NIP.1983 1030 2008 121 002

Lulus tanggal : 17 Juni 2015No. SK Dekan FK Untan : 2582/UN22.9/DT/2015Tanggal : 22 Juni 2015

Page 4: 11025-34802-1-PB

EFEKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA BAKAR SALEP EKSTRAKETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma malabathricum L) PADA

TIKUS (Rattus norvegicus) JANTAN GALUR WISTAR

Ulfa Zara Izzati1, Andhi Fahrurroji2, Mohammad Andrie3

123 Pharmacy Study Program Faculty of Medicine Tanjungpura [email protected]

ABSTRAK

Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yangdisebabkan kontak dengan sumber panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. Salahsatu bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai penyembuhan luka bakar adalahdaun senggani (Melastoma malabathricum L). Penelitian ini bertujuan untukmengetahui konsentrasi salep ekstrak daun senggani yang memberikan efektivitasterbaik terhadap penyembuhan luka bakar. Ekstraksi daun menggunakan metodemaserasi dengan pelarut etanol. Hasil ekstraksi daun senggani akandiformulasikan dalam bentuk salep dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 7,5%.Tikus yang dibuat luka bakar dioleskan salep ekstrak daun senggani dan dilakukanpengambilan gambar, selanjutnya dikuantifikasi luas luka menggunakan programMacbiophotonic Image J. Hasil data rata-rata persentase kesembuhan luka diujisecara statistik menggunakan Program R versi 2.14.1. package R-Commander.Hasil analisis pada hari ke-14 menunjukkan salep ekstrak etanol daun sengganikonsentrasi 5% memiliki efektivitas penyembuhan luka yang tidak berbedasignifikan dengan konsentrasi 7,5%(p>0,05) dengan sifat fisikokimia salep yangberwana hijau tua, berbau khas, nilai rata-rata daya sebar 8,38 cm2, daya lekat>3600 detik dan pH 5,7. Salep ekstrak etanol daun senggani konsentrasi 5%memiliki potensi penyembuhan luka bakar yang lebih baik jika dibandingkanobat lain seperti Sibro® sebagai kontrol positif.

Kata Kunci : Luka Bakar, Macbiophotonic Image J, Salep Ekstrak EtanolDaun Senggani

Page 5: 11025-34802-1-PB

THE EFFECTIVENESS WOUND HEALING USING ETHANOL LEAFSENGGANI EXTRACT OINTMENT (Melastoma malabathricum L) ON

RATS (Rattus norvegicus) WISTAR MALE STRAIN

Ulfa Zara Izzati1, Andhi Fahrurroji2, Mohammad Andrie3

123 Pharmacy Study Program Faculty of Medicine Tanjungpura [email protected]

ABSTRACT

Burns is a form of the tissue damage or loss caused by contact with thesources of heat, chemicals, electricity and radiation. One of the materials that canbe used as a wound healing leaves senggani (Melastoma malabathricum L). Thisstudy aims to determine the concentration of the leaf extract ointment sengganithat gives the best effectiveness of the wound healing. The leaf’s extraction isusing maceration method by ethanol. Senggani leaf extraction results wereformulated the form of an ointment with a concentration of 2,5%, 5% and7,5%. Rats that were made burns were lubricated by leaf extract ointmentsenggani and taking the picture on it, further quantified the injuries using Image JMacbiophotonic program. The results of the data in average percentage of woundhealing was tested statistically using the program R version 2.14.1. Package R-Commander. Results analysis at day 14 showed that the ointment of senggani leafethanol extract concentrations of 5% has a wound healing efficacy did not differsignificantly with the concentration of 7,5% (p>0,05) with the physicochemicalproperties of the ointment are colored dark green, distinctive smell, the averagevalue of dispersive power was 8,38 cm2, adhesion >3600 seconds and pH5,7. Senggani leaf extract ointment ethanol concentration of 5% has the potentialwound healing better when compared to other drugs such as Sibro® as a positivecontrol.

Key Words : Burns, Macbiophotonic Image J, Ointment Leaf Extract EthanolSenggani

Page 6: 11025-34802-1-PB

PENDAHULUAN

Luka bakar termasukkecelakaan yang sering terjadi dalamkehidupan sehari-hari khususnya dirumah tangga dan yang seringditemukan adalah luka bakar derajatII. Luka bakar adalah bentukkerusakan jaringan yang disebabkankontak dengan sumber panas sepertiapi, air panas, bahan kimia, listrik,dan radiasi. Luka bakar terjadi padakulit, selaput lendir, saluranpernapasan, dan saluran cerna.Gejalanya berupa sakit, bengkak,merah, melepuh karena permeabilitaspembuluh darah meningkat(1)

Tindakan yang dapatdilakukan pada luka bakar adalahdengan memberikan terapi lokaldengan tujuan untuk mendapatkankesembuhan secepat mungkin.Beberapa penelitian mulaidikembangkan untuk pengobatanluka bakar dari bahan alami, salahsatunya adalah senggani (Melastomamalabathricum L.) dari sukuMelastomataceae. Daun sengganimemiliki kandungan senyawa kimiaflavonoid, triterpenoid, tanin,saponin, steroid, glikosida, danfenolik(5). Sedangkan zat aktif yangterkandung pada daun sengganidalam proses penyembuhan lukabakar yaitu flavonoid, tanin, steroid,dan saponin(2)(3).

Untuk mengatasi masalahterhadap penyembuhan luka bakardibutuhkan suatu sediaan yangmempunyai daya penetrasi yang baikdan waktu kontak yang cukup lama.Salah satu sediaan yang dapat dipilihyaitu salep. Formulasi pada sediaansalep akan mempengaruhi jumlahdan kecepatan zat aktif yang dapatdiabsorpsi. Zat aktif dalam sediaan

salep masuk ke dalam basis ataupembawa yang akan membawa obatuntuk kontak dengan permukaankulit. Bahan pembawa yangdigunakan untuk sediaan topikalakan memiliki efek yangmenguntungkan jika dipilih secaratepat. Selain itu pemilihan salepdalam penelitian ini karena ditujukanuntuk kulit dan mukosa pada kulitsehingga mampu melepaskan obatdari dasar salep dan dapatmengabsorpsi obat lebih cepatsehingga dapat memberikan efekterapeutik yang maksimal(4).

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui dosis efektif salepekstrak etanol daun sengganiterhadap penyembuhan luka bakarpada tikus putih jantan galur wistar.

METODOLOGI PENELITIAN

AlatAlat yang digunakan adalah

bejana maserasi, blender (IllinQi fz-10®), timbangan analitik (Precisatipe XB 4200C), pH meter (HannaInstruments HI98107), oven listrik(Modena®), waterbath (MemmertTipe WNB-14®), rotary evaporator(Heidolph Tipe Heizbad Hal-VAP®)dan alat-alat gelas.

Bahan

Bahan yang digunakan adalahdaun senggani (Melastoma folium),kloroform (Merck, No.Batch1.02445.2500), H2SO4 pekat (Merck,No.Batch 1.00431.2500), HCl pekat(Merck, No.Batch 1.00317.2500),asam asetat glasial (Merck, No.Bacth1.00063.1000), asam asetat anhidrat(Merck, No.Batch 2954988), FeCl31% (Merck), No.Batch 1975-77468-

Page 7: 11025-34802-1-PB

690), vaselin kuning, lanolin, danmetil paraben.

Hewan Uji

Hewan uji yang digunakandalam penelitian ini adalah tikusputih jantan galur wistar (Rattusnorvegicus).

Determinasi Tumbuhan

Tumbuhan yang digunakandideterminasi di LaboratoriumBiologi, Jurusan Biologi, FakultasMatematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Tanjungpura,Pontianak.

Ekstraksi Simplisia Daun Senggani

Serbuk simplisia daunsenggani diekstraksi dengan pelarut

etanol 96% teknis secara maserasi.Hasil maserasi dikumpulkan dandisaring. Pemekatan dilakukandengan rotary evaporator hinggadiperoleh ekstrak kental

Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia meliputiuji alkaloid, terpenoid, fenol,flavonoid, saponin dan tanin.

Formulasi Salep Ektrak EtanolDaun Senggani

Salep dibuat ke dalam tigaformulasi dengan variasi dosisekstrak etanol daun senggani dengankonsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Formulasi Salep Fase Ekstrak Etanol Daun Senggani

No. Nama Bahan Formula A Formula B Formula C

1. Ekstrak etanol daunsenggani (g) 2,50 5,00 7,50

2. Lanolin (g) 45,00 45,00 45,003. Metil paraben (g) 0,12 0,12 0,124. Vaselin kuning (g) Add 100 Add 100 Add 100

Pembuatan Salep Ekstrak EtanolDaun Senggani

Pembuatan salep denganekstrak daun senggani diawalidengan penimbangan bahan-bahanyang diperlukan. Kemudiandimasukkan lanolin ke dalamlumpang dan ditambahkan ekstrakdaun senggani konsentrasi 2,5%, 5%dan 7,5% sedikit demi sedikit hinggasemua ekstrak daun sengganibercampur dengan basis. Tambahkanvaselin kuning dan gerus hingga

homogen. Selanjutnya tambahkanmetil paraben dan digerus kembalihingga homogen. Sediaan salepekstrak daun senggani dengan variasikonsentrasi 2,5%, 5% dan 7,5%dimasukkan ke pot salep(5).

Pengukuran Luas Area LukaBakar

Luka bakar pada hewan ujidifoto dengan kamera digital.Masing-masing foto dilakukankuantifikasi dengan menggunakanparameter luas area luka bakar.

Page 8: 11025-34802-1-PB

Kuantifikasi dibantu programkomputer Macbiophotonic image Jsampai diperoleh hasil pengukuranluas area luka. MacbiophotonicImage J merupakan suatuprogram/software yang dapatdigunakan untuk mengkuantifikasiluas, jumlah, dan intensitas suatuobjek penelitian yang diamati.Selanjutnya akan diperoleh besaranangka yang dapat diakuantifikasi dandianalisis(6).

Pengujian Salep Ekstrak EtanolDaun Senggani Terhadap HewanUji

Sebanyak 15 ekor tikus putihjantan galur wistar dibagi menjadi 5kelompok sebanyak masing-masing3 ekor.F1: Diberi sediaan salep ekstrak

etanol daun sengganikonsentrasi 2,5 % (F I)

F2: Diberi sediaan salep ekstraketanol daun sengganikonsentrasi 5 % (F II)

F3: Diberi sediaan salep ekstraketanol daun sengganikonsentrasi 7,5% (F III)

KP: Diberi sediaan salep MEBO(kontrol positif)

KN: Diberi basis salep (kontrolnegatif)

Kulit bagian punggung darihewan uji sebelum dilakukanperlukaan, bulu disekitar punggungdicukur dan dibersihkan denganalkohol 70%. Perlakuan inidilakukan sama terhadap semuahewan uji. Tikus dibuat luka bakarpada bagian punggung menggunakanlempeng logam berukuran 2x2 cmdengan cara lempeng dipanaskan diapi biru selama 3 menit lalu

ditempelkan pada punggung tikusselama 5 detik (7).

Analisis dilakukan dari harike-3 hingga terjadinya penyembuhanluka. Pengamatan dilakukan denganmenghitung perubahan luasluka padasetiap kelompok hewan uji denganprogram Macbiophotonic Image J.Selanjutnya data dianalisismenggunakan program R versi2.14.1. package R-Commander.

Analisis DataAnalisis data evaluasi salep

dan hasil penyembuhan luka bakarsecara keseluruhan yaitu dengan OneWay ANOVA jika parametrik, danKruskal Wallis untuk data yang nonparametrik. Sedangkan untukmengetahui perbandingan nilaisignifikasi efektivitas antarformulasalep pada F1, F2, F3, kontrol negatifdan kontrol positif menggunkanIndependent T test jika datanyaparametrik dan Wilcoxon test untukdata yang non parametrik

Uji Sifat Fisik Sediaan

Organoleptik

Pemeriksaan organoleptikyang dilakukan meliputi tekstur,warna, dan bau yang diamati secaravisual(8).

Daya Sebar

Salep ditimbang sebanyak 0,5g kemudian diletakkan ditengah kacabulat berskala. Di atas salep diletakkan kaca bulat lain atau bahantransparan lain dan pemberatsehingga berat kaca bulat danpemberat 150 g, didiamkan 1 menit,kemudian dicatat diameter

Page 9: 11025-34802-1-PB

penyebarannya. Pengukuran diulangisebanyak 3 kali tiap masing-masingsalep yang diperiksa(8).

Daya Lekat

Pemeriksaan daya lekatdilakukan dengan meletakkan salepsebanyak 0,5 g diatas gelas objekyang telah diketahui luasnya dangelas objek yang lain diletakkan diatas salep tersebut. Kemudianditekan dengan beban 1 kg selama 5menit. Dipasang gelas objek padaalat tes, beban seberat 80 g kemudiandilepaskan dan dicatat waktunyahingga kedua gelas objek initerlepas(8).

pH

Penentuan pH sediaandilakukan dengan menggunakan pHmeter. Alat pH meter dicelupkansecara langsung ke dalam sediankrim. Kemudian dilihat perubahanskala pada pH meter. Angka yangtertera pada skala pH metermerupakan nilai pH dari sediaan(8).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Ekstraksi dan SkriningFitokimia

Simplisia yang digunakansebanyak 500,22 g yang dimaserasidengan etanol 96%. Berat ekstrakyang didapat sebanyak 115,23 gsehingga diperoleh nilai rendemensebesar 23,04%. Hasil uji skriningfitokimia menunjukkan bahwaekstrak etanol daun sengganimemiliki senyawa saponin, steroid,tanin, fenol, flavonoid dan terpenoid.

Hasil Uji Sifat Fisikokimia Sediaan

Pengujian sifat fisikokimiasediaan adalah suatu prosedur yangdigunakan untuk mengetahui kualitassediaan yang diuji meliputi ujiorganoleptis, uji daya sebar, uji dayalekat, serta pH. Hasil uji sediaantertera pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Sifat Fisikokimia Sediaan Salep Ekstrak Etanol DaunSenggani ( ± SD; n = 3)

SS Warna Bau Bentuk Rata-rataDS (cm2) DL (detik) pH

FI Hijau Tua Khas Kental 8,21±0,29 3600,00±0,00 5,80±0,00FII HIjau Tua Khas Kental 8,38±0,29 3600,00±0,00 5,70±0,00FIII Hijau Tua Khas Kental 9,44±0,32 3600,00±0,00 5,60±0,00KP Kuning Tua Khas Kental 5,86±0,25 356,67±1,53 6,50±0,00KN Kuning Muda Khas Kental 5,86±0,25 3600,00±0,00 6,10±0,00Keterangan: SS: sediaan salep, FI: salep ekstrak senggani konsentrasi 2,5%, FII: salep ekstrak

senggani konsentrasi 5%, FIII: salep ekstrak senggani konsentrasi 7,5%; DS: dayasebar, DL: Daya Lekat; KP: Kontrol Positif; KN: Kontrol Negatif

Page 10: 11025-34802-1-PB

Hasil Uji Organoleptik

Pengujian organoleptisbertujuan untuk mengetahuiorganoleptis sediaan yang meliputiwarna, aroma. Hasil pengamatanmenunjukkan bahwa ketiga formulamenghasilkan warna hijau tuadengan bentuk kental serta memilikibau khas. Hasil pengamatan secaraorganoleptis dapat dilihat pada Tabel2.

Hasil Uji Daya Sebar

Uji daya sebar dilakukanuntuk mengetahui kemampuanpenyebaran salep pada kulit.Semakin mudah salep diratakan padakulit maka akan semakinmemperluas area kulit dan absorpsizat aktifnya semakin besar.

Berdasarkan Tabel 2, hasilpengujian menunjukkan adanyaperbedaan pada tiap konsentrasisediaan. Sediaan salep FI memilikidaya sebar yang lebih kecil biladibandingkan dengan sediaan FII danFIII. Hal ini dapat dipengaruhiadanya penambahan ekstrak daunsenggani. Perbedaan daya sebarsuatu sediaan dapat berpengaruhpada kecepatan difusi zat aktif dalammelintasi membran. Semakin luasmembran maka koefisien difusisemakin besar dengan difusi obatakan semakin meningkat(9).

Hasil Uji Daya Lekat

Uji daya lekat bertujuanuntuk mengetahui kemampuansediaan untuk bertahan pada kulitlebih lama.. Adapun hasil uji dayalekat dapat dilihat pada Tabel 2.

Hasil uji daya lekatditunjukkan bahwa sediaan FI, FII,FIII, dan KN dengan KP memilikiperbedaan yang signifikan, dimananilai p<0,05. Hal ini disebabkanperbedaan basis salep. Dimanaformula FI, FII, FIII, dan KN dibuatdari basis vaselin kuning dan lanolinyang memiliki massa lunak danlengket(10). Semakin lama salepmelekat pada kulit maka efek yangditimbulkan juga semakin besar(11).

Hasil Uji pH

Pengujian perubahan pHsalep bertujuan untuk memastikanbahwa sediaan salep yang dibuatmemiliki pH yang sesuai dengan pHfisiologis kulit. Uji pH yangdilakukan dapat dilihat pada Tabel 2.Nilai rata-rata pH salep memilikirentang 5,6±0–6,5±0. Nilai pH yangterlalu rendah dapat menyebabkaniritasi, sedangkan pH terlalu tinggidapat menyebabkan kulit bersisik(12).Berdasarkan Standar NasionalIndonesia rentang pH sediaan topikaladalah 4,5-8. Hal ini menunjukkanbahwa nilai pH sediaan salep masihberada pada rentang yangdiperbolehkan untuk digunakansecara topikal. Peningkatan pH padasetiap sediaan salep dipengaruhi olehadanya penambahan zat aktif.

Hasil Uji Salep Ekstrak EtanolDaun Senggani pada Luka Bakar

Salah satu cara untukmengamati efek penyembuhan lukabakat terhadap objek penelitian yaknidengan cara pengukuran luas areaperlukaan menggunakan programMacbiophotonic Image J. Prinsipkerja dari program Macbiophotonic

Page 11: 11025-34802-1-PB

Image J ini adalah menentukan danmengkuantifikasi luas area perlukaantikus sehingga dari data yangdiperoleh dapat dilakukan suatuanalisis statistik. Sebelum dilakukankuantifikasi Macbiophotonic ImageJ, terlebih dahulu dilakukanpengambilan gambar atau fototerhadap perlukaan tikus pada suatulapak pandang. Selanjutnya hasildata dikuantifikasi menggunakanprogram Macbiophotonic Image J.Hasil data luas luka salep ekstraketanol daun senggani dapat dilihatpada Tabel 3.

Hasil data yang telahdikuantifikasi menggunakan programMacbiophotonic Image J. Kemudian

data dibuat dalam bentuk persen (%)untuk mengetahui persentasepeningkatan kesembuhan luka padahewan uji dapat dilihat pada Tabel 4.

Berdasarkan hasilkuantifikasi kesembuhan luka tikusdapat dikatakan bahwa salep ekstraketanol daun senggani 7,5% memilikiefektivitas penyembuhan luka bakarlebih cepat bila dibandingkan dengansalep ekstrak etanol daun sengganikonsentrasi 2,5% maupun kontrolpositif (KP) dan kontrol negatif(KN). Perbandingan persentase rata-rata penyembuhan luka bakar dapatdilihat pada Gambar 1. Grafikpersentase rata-rata kesembuhan lukatersebut menunjukkan adanya

Tabel 3. Hasil Data Rata-rata Luas Luka (cm2) Salep Ekstrak Etanol DaunSenggani ( ± SD; n= 3)

KonsentrasiSediaan

Rata-rata Luas Luka (cm2)Hari ke-6 Hari ke-9 Hari ke-11

2,5% 3,08±0,15 2,50±0,26 1,72±0,075% 2,63±0,54 0,73±0,25 0,28±0,22

7,5% 1,62±0,16 0,29±0,15 0,05±0,04KP 2,91±0,11 2,23±0,16 1,59±0,22KN 3,17±0,24 2,74±0,21 2,32±0,16

Keterangan : KP: kontrol positif; KN: kontrol negatif; : nilai rata-rata;SD: standar deviasi; n: jumlah pengulangan

Tabel 4. Hasil Data Rata-rata Persentase Kesembuhan Luka Salep EkstrakEtanol Daun Senggani ( ± SD; n= 3)

KonsentrasiSediaan

Rata-rata Persentase (%) Kesembuhan LukaHari ke-6 Hari ke-9 Hari ke-11

2,5% 16,98±1,83 32,87±4,68 53,62±0,455% 26,02±1,21 79,88±3,82 92,77±5,23

7,5% 41,12±1,22 89,63±4,44 98.43±1,37KP 21,32±1,22 39,79±1,68 57,22±4,16KN 10,70±0,87 22,70±0,66 34,64±0,75

Keterangan : KP: kontrol positif; KN: kontrol negatif; : nilai rata-rata;SD: standar deviasi; n: jumlah pengulangan

Page 12: 11025-34802-1-PB

perbedaan penyembuhan luka.Terlihat bahwa perlakuan salepkonsentrasi 7,5% mengalamipenyembuhan luka yang paling cepatbila dibandingkan dengan kelompokperlakuan yang lainnya.

Proses penyembuhan lukaterdiri dari 3 fase yaitu faseinflamasi, fase proliferasi, dan fasepenyembuhan. Fase inflamasi yangditandai dengan adanyapembengkakan, fase proliferasiditandai dengan adanyapembentukan eksudat dan fibroblasyang terlihat seperti kerak padabagian atas luka, dan fasepenyembuhan yang ditandai denganterbentuknya jaringan baru yangberarti luka sudah mengecil atausembuh(13).

Proses inflamasi terjadihingga 3 hari setelah terjadinya luka.Tanpa adanya inflamasi tidak akanterjadi proses penyembuhan luka.Luka akan tetap menjadi sumbernyeri sehingga proses inflamasi dan

penyembuhan luka akan cenderungmenimbulkan nyeri(13). Inflamasiberfungsi untuk mengontrolperdarahan, mencegah masuknyabakteri, menghilangkan kotoran darijaringan yang luka danmempersiapkan proses penyembuhanlanjutan(14). Tahap penyembuhansecara proliferasi yang ditandaidengan pembentukan jaringangranulasi pada luka. Apabila tidakada kontaminasi atau infeksi yangbermakna, fase inflamasiberlangsung pendek. Setelah lukaberhasil dibersihkan dari jaringandimulailah fase proliferasi. Padapenelitian ini diperkirakan faseproliferasi dimulai pada hari ke-3dimana semua kelompok perlakuanmaupun kelompok kontrol telahdimulainya proses penyembuhanluka yang ditandai dengan adanyafibroblas, setelah hari ke-1 dan ke-2diperkirakan mengalami faseinflamasi.

Gambar 1. Grafik Persentase Rata-rata Kesembuhan Luka BakarSalep Ekstrak Etanol Daun Senggani

0

20

40

60

80

100

120

3 6 9 11 12 13 14

Pers

enta

se K

esem

buha

n(%

)

Waktu Penyembuhan Luka (Hari)

f1 f2f3 kpkn

Keterangan :FI = Formula 1 (2,5%)FII = Formula 2 (5%)FIII = Formula 3 (7,5)KP = Kontrol PositifKN = Kontrol Negatif

Page 13: 11025-34802-1-PB

Gambar 2. Perbandingan Gambar Luka Bakar Tikus Hari ke-3, Keterangan:FI: konsentrasi 2,5%; FII: konsentrasi 5,0%; FIII: konsentrasi 7,5%; KP:kontrol positif; KN: kontrol negatif

Pada Gambar 2menunjukkan bahwa luka bakar padatikus sudah berada pada tahapproliferasi. Jaringan granulasimerupakan kombinasi dari elemenseluler termasuk fibroblas dan selinflamasi, yang bersamaan timbulnyadengan kapiler baru. Fibroblasmuncul pertama kali secarabermakna pada hari ke-3 danmencapai puncak pada hari ke-7(15).Sehingga pada hari ke-6, semuakelompok perlakuan dan kelompokkontrol mengalami penyembuhanyang linier.

Pada hari ke-9, fibroblas padakelompok FIII dan FII mulai terlepasdari kulit yang menunjukkan bahwakelompok tersebut telah mencapaipuncak fase proliferasi dan kontraksiluka terjadi secara signifikan sepertipada Gambar 3. Sedangkan

kelompok FI masih terdapatfibroblas yang berarti masih dalamfase proliferasi. Hal ini dikarenakankelompok FI memiliki kandunganekstrak senggani yang lebih kecildibandingkan kelompok FII dan FIIIsehingga proses penyembuhankelompok FI lebih lambat.

Sedangkan kelompok kontrolpositif yang diterapi dengan Sibro®

tidak memperlihatkan hasil berupajaringan parut seperti pada Gambar2. Hal ini dikarenakan Sibro®

mampu membersihkan luka bakarsehingga permukaan luka selalubersih yang berwarna coklat mudakekuningan akibat dari warna saleppada Sibro®, yang menyebabkanpenyembuhan luka oleh Sibro®

tampak bersih.

FI FII FIII

KP KN

Page 14: 11025-34802-1-PB

Gambar 3. Perbandingan Gambar Luka Bakar Tikus Hari ke-9, Keterangan:FI: konsentrasi 2,5%; FII: konsentrasi 5,0%; FIII: konsentrasi 7,5%; KP:kontrol positif; KN: kontrol negatif

Fase ketiga dan terakhiradalah fase remodeling. Fase inimerupakan fase terakhir danterpanjang pada proses penyembuhanluka. Terjadi proses yang dinamisberupa kontraksi luka, danpematangan parut. Selama fase inijaringan baru yang terbentuk akandisusun sedemikian rupa sepertijaringan asalnya(14).

Berdasarkan Gambar 4, padahari ke-14 menunjukkan bahwauntuk kelompok FII dan FIII sudahmemasuki tahap remodeling. Faseakhir penyembuhan luka ini dapatberlangsung selama bertahun-tahun(14). Adapun proses pematangan

ini tiap luka berbeda-beda tergantungpada efek sediaan yang telahdiformulasi dan juga keadaanfisiologi hewan uji. Pada penelitianini, setiap salep menunjukkan waktupenyembuhan yang berbeda-beda,yang berarti setiap fase jugaberlangsung dalam waktu yangberbeda.

Dari penelitian ini didapatkanbahwa salep ekstrak etanol daunsenggani (Melastoma malabathricumL) merupakan salah satu terapi yangmemiliki efektifitas yang lebih baikdibandingkan Sibro® terhadappenyembuhan luka bakar pada tikus

Gambar 4. Perbandingan Gambar Luka Bakar Tikus Hari ke-14, Keterangan:FI: konsentrasi 2,5%; FII: konsentrasi 5,0%; FIII: konsentrasi 7,5%; KP:kontrol positif; KN: kontrol negatif

FI FII FIII

KP KN

FII FIII

Page 15: 11025-34802-1-PB

putih (Rattus norvegicus). Hal inidikarenakan beberapa senyawa yangterdapat di dalam ekstrak etanol daunsenggani mempunyai kemampuandalam mempercepat regenerasijaringan, re-epitelisasi, merangsangfibroblas dan pembentukan kolagenpada kulit yang terkena luka bakarserta memiliki efek antimikroba yangakan menekan mikroorganisme yangbisa memperlambat penyembuhanluka. Diantaranya adalah saponin,tanin, flavonoid, dan steroid(2)(3).

Tanin berfungsi sebagaiastringen yang dapat menyebabkanpenciutan pori-pori kulit,memperkeras kulit, menghentikaneksudat dan pendarahan yang ringan,sehingga mampu menutupi luka danmencegah pendarahan yang biasatimbul pada luka(16). Saponinmemiliki kemampuan sebagaipembersih dan antiseptik yangberfungsi membunuh atau mencegahpertumbuhan mikroorganisme yangbiasa timbul pada luka sehingga lukatidak mengalami infeksi yangberat(2). Flavonoid bersifat sebagaiantiinflamasi, antialergi, mencegahproses oksidasi, dan antioksidan sertaberbagai fungsi lainnya(17). Steroidsebagai antiradang yang mampumencegah kekakuan dan nyeri(2).Walaupun kedua senyawa ini sama-sama bersifat sebagai antiinflamasinamun flavonoid lebih mempercepatpenyembuhan luka bakardibandingkan dengan steroid. Hal inidisebabkan karena kemampuanflavonoid mencegah oksidasi danmenghambat zat yang bersifat racunyang bisa timbul pada luka. Prosespenyembuhan luka yang ditandaidengan penutupan luka oleh eksudatdan pengurangan luas luka darisetiap salep luka bakar berbeda(2).

Penyembuhan lukamembutuhkan proses yang sangatkompleks. Senyawa flavonoid sepertiquersetin dan quersitrin memilikiefek antiinflamasi denganmenghambat sinyal di sel mikrogliasehingga terjadi gangguan induciblenitric oxide synthase (iNOS) danpenurunan kadar nitric oxide (NO).Hal tersebut mengakibatkan efekanalgetik dan neuroprotektif sehinganyeri pada bagian kulit yang terkenatrauma luka bakar berkurang(19).Quersetin dan quersitrin juga dapatmerangsang induksi vascularendothelial cell growth factor(VEGF) dalam proses angiogenesisyang merupakan hal yang sangatpenting pada proses penyembuhanluka bakar karena memiliki fungsiuntuk memfasilitasi growth factorseperti PDGF, EGF, TGF-β, danFGF yang berperan dalam prosespenyembuhan(20).

Quersetin juga bisamemberikan efek toksik terhadapluka jika konsentrasi yang diberikanterlalu tinggi. Vascular endothelialgrowth factor receptor-2 (VEGFR-2)dan reseptor tyrosine kinasemerupakan reseptor VEGF yangsangat penting dalam prosesangiogenesis(20). Ellagic acid yangterkandung dalam senggani dapatmemblok reseptor ini, sehinggamenghambat proses angiogenesis(21).

Golongan flavonoid padadaun senggani juga memiliki efekantioksidan yang dapat melindungijaringan dari lipid peroxidation yangbisa menyebabkan kerusakan dankematian sel pada daerah luka,sehingga kerusakan berlanjut dariluka termal akan terhenti(22). Efekantimikroba dari ekstrak daunsenduduk memiliki manfaat dalam

Page 16: 11025-34802-1-PB

perawatan luka. Selain sebagaiantioksidan dan antiinflamasi,golongan sitosterol dan kaempferoljuga berperan dalam merangsangterbentuknya fibroblast growthfactor (FGF) dan VEGF(7). FGFberfungsi dalam kemotaktikfibroblas, mitogenik sel fibroblas,mitogenik keratinosit, stimulasimigrasi keratinosit, angiogenesis,deposisi matriks dan kontraksi lukaakibat dari terbentuknyamyofibroblast yang mengekspresikansmooth muscle dan vimetrin padatepi luka bakar(45).

Tanin mampu menurunkanpermeailitas kapiler dan mengurangiudem jaringan serta menghindariterbentuknya pus pada permukaanluka akibat invasi patogen yang bisamenghambat penyembuhan. Tanindan saponin berperan dalam migrasidan proliferasi fibroblas pada lukasehingga kontraksi luka akan lebihcepat. Pada tahap awal penyembuhantanin mampu merangsang VEGFdalam proses angiogenesis danberhenti jika penyembuhan lukamasuk pada tahap akhir, sehinggapenyembuhan akan lebih cepatmengalami remodelling(46).

Analisa variansi terhadapperubahan luas luka bakar digunakanuntuk melihat ada tidaknyaperbedaan pengaruh salep uji yaknisalep ekstrak etanol daun sengganikonsentrasi 2,5%, 5%, 7,5%, kontrolpositif, dan kontrol negatif secarastatistik menggunakan uji One WayANOVA yang dibantu denganProgram R versi 2.14.1. package R-Commander yang menunjukkansemua formula memiliki nilaip<0,05.

Untuk melihat kelompokperlakuan mana yang memiliki efekyang sama atau berbeda antara satudengan yang lainnya dilakukananalisis Wilcoxon Test danIndependent T test antarformulapada hari ke-4 hingga hari ke-6.Hasil analisis data menunjukkanbahwa semua kelompok perlakuanjuga memiliki perbedaan yangsignifikan (p<0,05). Dimanapenyembuhan luka paling cepat yaitupada konsentrasi 7,5% (dosis FIII)dengan persentase kesembuhan luka41,21%, dosis FII 26,02%, dosis FI16,98%, kontrol positif 21,32%, dankontrol negatif 10,70%. Sehinggaperubahan luas luka terlihat berbedasatu dengan yang lain atau efek darisetiap salep terlihat berbeda. AnalisisWilcoxon Test dan Independent T testantarformula juga dilakukan padahari ke-14. . Kelompok dosis FIII(konsentrasi 7,5%) memiliki efekpaling besar dibandingkan kelompokdosis FI, FII dan kontrol positifdimana luka bakar pada tikus sudahsembuh hingga 100%. Akan tetapikarena kelompok dosis FII tidakberbeda signifikan dengan kelompokFIII dengan persentase penyembuhan99,70%, maka dapat dikatakanbahwa kelompok dosis FII memilikiefek penyembuhan luka bakar yanglebih efektif dibanding kelompokdosis FIII dengan konsentrasi 5%.Sedangkan persentase kesembuhandosis FI yaitu 85,69%, kontrol positif90,15%, dan kontrol negatif 63,29%.

Page 17: 11025-34802-1-PB

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitianyang telah dilakukan maka dapatdisimpulkan bahwa salep ekstraketanol daun senggani (Melastomamalabathricum L) dengan dosis 5%yang telah diteliti memiliki aktivitaspenyembuhan luka bakar pada tikusjantan galus wistar dengan sifat

fisikokimia salep yang berwana hijautua, berbau khas, nilai rata-rata dayasebar 8,38 cm2, daya lekat >3600detik dan pH 5,7. Serta memilikipotensi lebih besar dalammemberikan penyembuhan lukabakar dibandingkan dengan obat lainseperti Sibro® sebagai kontrol positif.

.

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasyim, N., Pare, K.L.,Junaid, L., Kurniati, A.Formulasi dan Uji EfektivitasGel Luka Bakar EkstrakDaun Cocor Bebek(Kalanchoe pinnata L.) padaKelinci (Oryctalagusconiculus). Majalah Farmasidan Farmakologi. 2012;16(2): Hal 89-94

2. Simanjuntak, M. Ekstraksidan Fraksinasi KomponenEkstrak Daun TumbuhanSenduduk (Melastomamalabathricum. L) sertaPengujian Efek Sediaan KrimTerhadap Penyembuhan LukaBakar. Skripsi. 2008; Hal 1-85.

3. Purnama, D., Masdar, H.,Rahayu, W. PerbandinganPemberian Krim EkstrakEtanol Daun Senduduk(Melastoma malabathricumL), Moist Exposed BurnOintment (MEBO) dan MoistDressing Secara TopikalTerhadap Penyembuhan LukaBakar Derajat II pada Tikusputih (Rattus norvegicus).2013; Hal 1-14.

4. Lachman, L., Lieberman,H.A., Kanig, J.L. Teori danPraktek Farmasi Industri,Edisi III. Diterjemah SitiSuyatmi. Jakarta: UniversitasIndonesia. 1994; Hal. 1095,1098, 1110, 1119.

5. Anief. M. Ilmu MeracikObat. Edisi 6, Yogyakarta:UGM Press. 1998; Hal. 55-62.

6. Hairima., Andrie, M.,Fahrurroji, A. Uji AktivitasSalep Obat Luka Fase AirEkstrak Ikan Toman (Channamicropeltes) pada Tikus PutihJantan Galur Wistar. NaskahPublikasi. 2014; 1-14.

7. Mappa, T., Edy, J.H.,Kojong, N. Formulasi GelEkstrak Daun Sasaladahan(Peperomia pellucida (L.) H.B. K) dan Uji EfektivitasnyaTerhadap Luka Bakar padaKelinci (Oryctolaguscuniculus). Jurnal IlmiahFarmasi. 2013; 2(2): Hal 49-55.

8. Marliana, S.D., Venty, S.,Suyono. Skrining Fitokimiadan Analisis KromatografiLapis Tipis Komponen Kimia

Page 18: 11025-34802-1-PB

Buah Labu Siam (Sechiumedule Jacq. Swartz.) dalamEkstrak Etanol. JurnalBiofarmasi. 2005; 3(1): Hal26-31.

9. Wathoni., Rusdiana. T.,Hutagaol. R. Y., 2009,Formulasi Gel AntioksidanEkstrak Rimpang Lengkuas(Alpinia galanga L.Willd)dengan Menggunakan BasisAqupec 505 HV, Skripsi,Fakultas Farmasi UnuversitasPadjadjaran: Jatinangor.

10. Rowe, R. C., Sheskey,HAL.J., E Quinn, M.Handbook of PharmaceuticalExcipients 5th Edition.American PharmacistsAssociation, PharmaceuticalPress: London., 2006; Hal.378-379

11. Levin, J., Miller, R. 2011. AGuide to the Ingredients andPotential Benefits of Over-the-Counter Cleansers andMoisturizers for RosaceaPatients. J Clin AesthetDermatol., hal 10.

12. Anggraeni, AC. PengaruhBentuk Sediaan Krim, Gel,dan Salep Terhadap PenetrasiAminofilin SebagaiAntiselulit Secara In VitroMenggunakan Sel DifusiFranz. Skripsi. 2008; Hal. 1-18.

13. Triyono, B. PerbedaanTampilan Kolagen Di SekitarLuka Inisiasi Pada TikusWistar Yang Diberi InfiltrasiPenghilang NyeriLevobupivakain Dan YangTidak DiberiLevobupivakain, Tesis,Program Magister Biomedik

Dan PPDS UniversitasDiponegoro: Semarang.,2005; Hal 1-81.

14. Gurtner, G.C. 2007. WoundHealing, Normal andAbnormal. Philadelphia:Lippincott Williams andWilkins. 2007; Hal 15-22.

15. Sudjatmiko. G., Syarif. A. N.,Handayani. S. MenjahitLuka. Jakarta: Sagung Seto.2009; Hal 18.

16. Li, K., Diao, Y., Zhang, H.,Wang, S., Zhang, Z., Yu, B.,et al. Tannin Extracts fromImmature Fruits ofTerminalia chebula FructusRetz. Promote CutaneousWound Healing in Rats.Complementary andAlternative Medicine. 2011;11(86): Hal 1-9

17. Sunilson, A.J., James, J.,Thomas, J., Jayaraj, P.,Varatharajan, R., Muthappan,M. Antibacterial and WoundHealing Activities ofMelastoma malabathricumLinn. Arf. J. Infect. 2008;2(2): Hal 68-73.

18. Kuei Tsung K, et al.inhibiting of nitric oxideproduction by quercetin inendotoxine/cytokine-stimulated microglia. LifeSciences 86 (2010) 315–321.

19. Vinay Kumar, Abul K.Abbas, Nelson Fausto, JonAster. Tissue renewal,regeneration, and repair.Elsevier Inc. 2012.

20. Wang Neng, et al. Ellagicacid, a phenolic compound,exerts anti-angiogenesiseffects via VEGFR-2signaling pathway in breast

Page 19: 11025-34802-1-PB

cancer. Breast Cancer ResTreat (2012) 134:943–955

21. Gomathi KD. Gopinath, M.Rafiuddin Ahmed, R.Jayakumar. Quercetinincorporated collagenmatrices for dermal woundhealing processes in rat.Biomaterials 24 (2003) 2767–2772.

22. Guo S, LA DiPietro. FactorsAffecting Wound Healing. JDent Res: 2010; 89(3).

23. Kun L, Diao Y, Zhang H,Wang S, Zhang Z, Yu B, etal. Tannin extracts fromimmature fruits of Terminaliachebula Fructus Retz.Promote cutaneous woundhealing in rats. BMCComplementary andAlternative Medicine 2011,11:86.