65 64-1-pb

24
Studi Potensi Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan Di Tumpang Malang Oleh: DR. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes. Abstrak Penelitian ini didesain untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model “Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang” dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional dipandang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, mengembangkan perawatan tubuh secara tradisional, dan mengembangkan potensi wisata daerah. Strategi pariwisata tumbuhan obat dan perawatan tubuh secara tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam Pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional (Cross Sectional Observation) yang ingin mengamati suatu fakta (biologis, sosial, dan ritual) dalam satu waktu tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku 1

Upload: toms-platyclados

Post on 02-Aug-2015

170 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: 65 64-1-pb

Studi Potensi Wisata Perawatan Tubuh Secara TradisionalBerbasis Tumbuhan Di Tumpang Malang

Oleh: DR. H. Moch. Agus Krisno Budiyanto, M.Kes.

Abstrak Penelitian ini didesain untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model “Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang” dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional dipandang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, mengembangkan perawatan tubuh secara tradisional, dan mengembangkan potensi wisata daerah. Strategi pariwisata tumbuhan obat dan perawatan tubuh secara tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam Pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional (Cross Sectional Observation) yang ingin mengamati suatu fakta (biologis, sosial, dan ritual) dalam satu waktu tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku Perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Desa Tumpang dan Desa Pulung Dowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. Sampel diambil secara Accidental Sampling. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1) Jenis layanan perawatan tubuh secara tradisional, 2) Pelaku perawatan tubuh secara tradisional, 3) Bahan tumbuhan, 4) Penggunaan bahan bukan tumbuhan, 5) Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional, 6) Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara tradisional, dan 7) Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Survey dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis perawatan tubuh secara tubuh, pelaku perawatan tubuh secara tradisional, dan Identifikasi bahan yang digunakan, 2) Observasi partisipatorik, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pemberian layanan perawatan tubuh secara tradisional, atau proses perawatan tubuh secara tradisional yang dilakukan sendiri pada masing-masing jenis perawatan tubuh secara tradisional (termasuk penggunaan bahan bukan tumbuhan), dan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara secara tradisional di Tumpang Malang, 3) Interview,

1

Page 2: 65 64-1-pb

dilakukan untuk mengetahui penggunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional, konsepsi budaya (tradisi yang menyertai) dan peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif (persentase).Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:1. Perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada

semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Disamping itu dukungan kelembagaan cukup potensial dalam upaya pemberdayaan pemanfaatan tumbuhan obat.

2. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang.

1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia sebagai masyarakat agraris, pada umumnya mempunyai tradisi menggunakan tumbuhan untuk kegiatan ritual, perawatan tubuh, dan pengobatan penyakit yang didapat secara turun menurun. Penggunaan tumbuhan untuk ketiga jenis kegiatan tersebut relatif masih dilakukan secara tradisional yang rendah nilai tambahnya. Penelitian etnobotani, khususnya penelitian tentang potensi wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah dari pemanfaatan tumbuhan untuk perawatan tubuh secara tubuh yang salah satunya adalah dalam bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan.

2

Page 3: 65 64-1-pb

Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang dimaksudkan dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Pemanfaatan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional dipandang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, mengembangkan perawatan tubuh secara tradisional, dan mengembangkan potensi wisata daerah. Strategi pariwisata tumbuhan obat dan perawatan tubuh secara tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam Pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Obat tradisional yang lebih popular disebut jamu merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi tuntutan perawatan tubuh di samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia terutama yang ada di Desa-desa menggunakan jamu sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional bukan suatu hal yang asing lagi. Hal disebabkan karena jamu merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak dahulu kala telah menggunakan jamu untuk perawatan tubuh secara tradisional. Di samping itu juga bahan-bahan untuk pembuatan jamu relatif mudah diperoleh di lingkungan sekitar (Nugroho, 1995). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini sekitar 80% penduduk dunia menggantungkan pemeliharaan kesehatannya pada obat-obat tradisional (IUCN, 1993). Perawatan tubuh secara tradisional merupakan pengetahuan yang khas dan unik yang ada pada suatu komunitas masyarakat tertentu, baik dalam hal cara pembuatan atau peracikan ramuannya maupun bahan-bahan yang digunakan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian umum tersebut di atas, maka penelitian ini dirancang untuk menjawab masalah penelitian, yaitu sebagai berikut.1. Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara secara tradisional berbasis tumbuhan

di Tumpang Malang2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang

Malang3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di

Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang.

4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain sebagainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

3

Page 4: 65 64-1-pb

6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

1.3 Tujuan Penelitian1.3. 1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model “Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang” dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu. Keberadaan Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang Malang diharapkan bermuara kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.3.2 Tujuan khusus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang.

4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain sebagainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek perawatan tubuh secara berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang

1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini berguna untuk menghasilkan data base yang berupa kekayaan lokal berupa perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Data base ini diharapkan dapat digunakan untuk membuat model “Wisata Perawatan Tubuh Secara Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang

4

Page 5: 65 64-1-pb

Malang” dalam upaya ikut mendukung upaya pengembangan kawasan Kabupaten Malang bagian timur sebagai alternatif Kota Wisata pengganti Kota Batu.

1.5 Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional (Cross sectional) yang ingin mengamati suatu fakta (biologis, sosial, dan ritual) dalam satu waktu tertentu. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Tumpang Malang Jawa Timur. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah para pelaku perawatan tubuh secara tradisional yang menggunakan tumbuhan di Desa Tumpang dan Desa Pulung Dowo Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang Jawa Timur. Sampel diambil secara Accidental Sampling. Jumlah sampel dianggap telah mencukupi jika informasi yang digali dari sampel telah jenuh (tidak ada variasi yang mencolok). Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah:1. Jenis layanan perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan

(Perawatan tubuh bayi, perawatan tubuh balita, perawatan tubuh anak-anak, perawatan tubuh remaja, perawatan tubuh orang dewasa, perawatan tubuh manula, perawatan tubuh saat kehamilan, dan perawatan tubuh saat menyusui). Termasuk dalam hal ini adalah jenis organ yang dirawat (misalnya kaki, tangan, kepala, payudara, kemaluan, dan lainnya) dan tujuan perawatan tubuh secara tradisional.

2. Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhan di Tumpang Malang (dokter, mantri kesehatan, perawata, bidan, dukun, orang tua, saudara, suami, isteri, diri sendiri, dan lainnya)

3. Bahan tumbuhan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang. Dalam hal ini juga diteliti tentang produktivitas dan area budidaya tumbuhan obat, termasuk juga upaya konservasi yang dilakukan oleh Masyarakat Tumpang Malang.

4. Penggunaan bahan bukan tumbuhan (termasuk dzikir, doa, minyak wangi, pijatan, tiupan, dan lain segainya) dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

5. Konsepsi budaya yang melatarbelakangi praktek perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang.

6. Peran kelembagaan formal dan nonformal dalam praktek Perawatan tubuh secara di Tumpang Malang

7. Keberadaan bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Survey, dilakukan untuk mengetahui;

a) Jenis-jenis perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhanb) Pelaku perawatan tubuh secara tradisional berbasis tumbuhanc) Identifikasi bahan yang digunakan dalam perawatan tubuh secara tradisional

berbasis tumbuhan5

Page 6: 65 64-1-pb

2. Observasi partisipatorik, dilakukan untuk mengumpulkan data tentang proses pemberian layanan perawatan tubuh secara tradisional, atau proses perawatan tubuh secara tradisional yang dilakukan sendiri pada masing-masing jenis perawatan tubuh secara tradisional (termasuk penggunaan bahan bukan tumbuhan). Observer berada bersama para pengobat atau seseorang (jika melakukan perawatan tubuh sendiri) dalam aktivitasnya sehari-hari dan mendokumentasikan kegiatan tersebut. Observasi partisipatorik juga digunakan untuk mengetahui bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang.

3. Interview, dilakukan untuk mengetahui penggunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional. Interview juga digunakan untuk mengetahui konsepsi budaya (tradisi yang menyertai) dan peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan kuantitatif (persentase).

1.6 Hasil Penelitian Setelah dilakukan kegiatan penelitian, maka didapatkan hasil sebagai berikut ini:Tabel 1 Jenis-jenis praktek perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Jenis Perawatan Tubuh Alasan Tindakan Jml (%)1 Perawatan tubuh Balita

a. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambute. Tali Pusat

Agar muka bersih berseriAgar sehat dan kuatAga terhindar dari penyakitAgar hitam, indah, dan kemilauAgar cepat putus dan sembuh

90,392,551,582,498,6

2 Perawatan tubuh Anak-anaka. Mukab. Badan dan kulitc. Kemaluand. Rambut

Agar bersihAgar sehat dan putihAgar bersihAgar indah berkilau

85,773,566,465,8

3 Perawatan tubuh Remajaa. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambute. Kulit dan kuku

Agar muka cantik dan berseriAgar ramping dan molekAgar terhindar dari keputihanAgar hitam dan berkilauAgar tampak putih dan indah

95,792,870,482,850,6

3 Perawatan tubuh Dewasaa. Mukab. Badanc. Kemaluan

Agar tidak cepat keriputAgar tetap sehat dan kuatAgar terhindar dari keputihan

81,893,281,6

6

Page 7: 65 64-1-pb

d. Rambute. Payudara

Agar tidak cepat berubanAgar tetap montok, besar, dan kencang

85,582,7

4 Perawatan tubuh Manulaa. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambut

Agar tidak terlalu keriputAgar tetap sehatAgar tidak terserang penyakitAgar tetap hitam kelam

65,387,561,746,6

5 Perawatan tubuh saat kehamilana. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambute. Payudaraf. Perut

Agar tidak tampak pucatAgar tidak gemuk dan tetap rampingAgar terhindar dari keputihanAgar tidak rontok setelah melahirkanAgar tetap kencangAgar tidak keriput

83,480,953,791,893,485,7

6 Perawatan tubuh saat menyusuia. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambute. Payudaraf. Perut

Agar tetap cantikAgar tetap ramping, sehat, dan kuatAgar suami tetap lengketAgar tidak rontokAgar tetap kencangAgar tetap kencang dan tidak keriput

75,992,290,257,492,985,5

7 Perawatan tubuh menjelang pernikahana. Mukab. Badanc. Kemaluand. Rambute. Payudara

Agar cantik, indah, dan menawanAgar ramping dan sehatAgar terhindar dari keputihanAgar hitam, indah, dan berkilauAgar menarik dan meransang

97,795,492,986,286,8

Tabel 2 Pelaku perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang MalangNo Pelaku Bagian yang dirawat Jml (%)1 Dukun Bayi Seluruh bagian tubuh, membantu perawatan

tali pusat dan perawatan bayi 60,7

2 Dukun Pijat Seluruh bagian tubuh 83,83 Bidan, Perawat Seluruh bagian tubuh, membantu perawatan

tali pusat dan perawatan bayi30,6

4 Orangtua Muka, rambut, badan, dan kemaluan 85,95 Saudara Kulit dan muka 55,56 Suami Seluruh bagian tubuh 85,7

7

Page 8: 65 64-1-pb

7 Isteri Seluruh bagian tubuh 91,88 Merawat sendiri Seluruh tubuh 95,6

Tabel 3 Pengunaan bahan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Bagian yang Dirawat Tumbuhan yang Digunakan1 Muka Ketimun, jagung muda, kentang, kunyit, tomat,

daun petai cina, air kelapa, jeruk nipis, dan minyak zaitun.

2 Badan Kunyit, katuk, bawang putih lanang, daun asam muda, kesimbukan, meniran, temu ireng, kedawung, kayu manis, jinten ireng, daun kelorak, beluntas, dan asam jawa

3 Kemaluan Kunci pepet, temu ireng, temu lawak, asam kawak, kencur, akar pepaya, ketumbar, kunyit, biji pala, kapulaga, jinten hitam, cengkeh, buah srikaya, jahe, merica putih, kuncup laos, pulosari, daun pepaya, merica hitam, daun kemanggi, daun sirih, kulit pinang, buah delima, benalu cemara, adas pulosari, beluntas, kayu rapet, temu kunci, kunir, dan temulawak.

4 Rambut Limau nipis, kemiri, biji pepaya, air batang pisang, lidah buaya, minyak zaitun, dan jeruk nipis.

5 Kulit Ketan hitam, kunyit, kayu manis, dan daun petai cina.

6 Payudara Asam kawak, bunga melati, bawang merah, daun pepaya, daun ketela pohon, dan bunga turi.

7 Tali Pusat Temu kunci, arang jati, daun widara, dan akar bawang.

Tabel 4 Pengunaan bahan bukan tumbuhan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Bagian yang Dirawat Bahan Bukan Tumbuhan yang Digunakan1 Muka Do’a dan pijatan2 Badan Do’a dan pijatan3 Kemaluan Do’a, minyak wangi, dan pijatan4 Rambut Do’a5 Kulit Do,a

8

Page 9: 65 64-1-pb

6 Payudara Do’a, minyak wangi, dan pijatan7 Tali Pusat Do’a

Tabel 5 Konsepsi budaya dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Bagian yang Dirawat Konsepsi Budaya yang Menyertainya1 Muka Sebagai bentuk syukur nikmat atas karunia Allah

SWT2 Badan Sebagai bentuk syukur nikmat atas karunia Allah

SWT3 Kemaluan Bagi suami-isteri hubungan badan tidak saja

sekedar pemenuhan hubungan seksual tetapi merupakan kegiatan yang disyariatkan oleh Agama Islam. Untuk itu baik isteri maupun suami harus mampu memberikan yang terbaik dalam berhubungan badan. Atas dasar itulah menjadi tradisi bagi beberapa suami untuk minum jamu sehat lelaki, sedangnya bagi isteri sudah menjadi tradisi beberapa isteri minum jamu sehat wanita, dan galian rapet.

4 Rambut Bagi isteri rambut adalah mahkota wanita, sehingga walaupun berjilbab isteri harus mempunyai rambut yang hitam, indah, dan berkilau agar suami senang jika memandangnya.

5 Kulit Sebagai bentuk syukur nikmat tedapat karunia Allah SWT

6 Payudara Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya.

7 Perut Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya.

Tabel 6 Peran kelembagaan dalam perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Lembaga Peran Kelembagaan

9

Page 10: 65 64-1-pb

1 Pemerintah Desa Memberi fasilitas berupa klinik tradisional, memberi penyuluhan perawatan tradisional, dan menyediakan lahan untuk tanaman obat.

2 LKMD Memberi fasilitas berupa klinik tradisional, memberi penyuluhan perawatan tradisional, mengaktifkan POSYANDU untuk pemasyarakatan perawatan tradisional.

3 LSM Memberi penyuluhan perawatan tradisional4 PUISKESMAS Memberi penyuluhan perawatan tradisiona

Tabel 7 Bentuk-bentuk wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Tempat Wisata Bentuk Wisata Perawatan1 Wisata Air Terjun Coban

PelanggiBelum ditemukan

2 Wisata Pemandaian Wendit Tumpang

Belum ditemukan

3 Candi Kidal Belum ditemukan

4 Candi Jajaghu (Jago) Belum ditemukan

Tabel 8 Tempat Wisata yang dapat digunakan sebagai tempat wisata perawatan tubuh secara tradisional di Tumpang Malang

No Tempat Wisata Tempat sebagai Model1 Wisata Air Terjun Coban

PelanggiKlinik perawatan tradisional plus di dalam lokasi wisata

2 Wisata Pemandaian Wendit Tumpang

Klinik perawatan tradisional plus di dalam lokasi wisata

3 Candi Kidal Klinik perawatan tradisional plus di kiri jalan masuk lokasi wisata

4 Candi Jajaghu (Jago) Klinik perawatan tradisional plus di kanan jalan masuk lokasi wisata

Obat tradisional yang lebih popular disebut jamu merupakan kebutuhan pokok dalam memenuhi tuntutan kesehatan di samping obat-obat farmasi. Kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat di Indonesia terutama yang ada di Desa-desa menggunakan jamu sebagai penyembuhan dan perawatan kesehatanya bukan suatu hal yang asing lagi. Hal disebabkan karena jamu merupakan warisan nenek moyang kita yang sejak dahulu kala telah menggunakan jamu untuk perawatan dan

10

Page 11: 65 64-1-pb

pengobatan. Di samping itu juga bahan-bahan untuk pembuatan jamu relatif mudah diperoleh di lingkungan sekitar (Nugroho, 1995). Berdasarkan data World Health Organization (WHO), saat ini sekitar 80% penduduk dunia menggantungkan pemeliharaan kesehatannya pada obat-obat tradisional (IUCN, 1993). Perawatan tradisional merupakan pengetahuan yang khas dan unik yang ada pada suatu komunitas masyarakat tertentu, baik dalam hal cara pembuatan atau peracikan ramuannya maupun bahan-bahan yang digunakan. Menurut Suprana (1991) ramuan obat tradisional hampir semuanya mengandung ramuan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Berdasarkan hasil penelitian seperti tersebut di atas dapat dinyatakan bahwa perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Bagi isteri menjadi suatu kewajiban untuk menyenangkan suami, sehingga jika suami memandang dirinya, maka suaminya akan merasa senang. Menyenangkan suami merupakan suatu ibadah dan tuntutan budaya. Payudara seorang isteri harus tetap besar, montok,dan kencang walaupun saat hamil dan menyusui. Begitu pula kondisi perutnya, setelah melahirkan harus kembali kecil dan kencang serta tidak boleh ada guratan-guratan yang sangat menganggu pemandangan suami. Menurut Sihartatik dan Rahimsyah (1992) ramuan obat kuno yang menggunakan tumbuhan dapat digunakan untuk perawatan tubuh dan kecantikan sebagai berikut: agar bau busuk dari ketiak dan mulut hilang, agar rambut menjadi lembut dan lebih mengkilat, agar rambut menjadi mengkilat dan lebih hitam lagi, agar sperma tidak encer, agar tubuh langsing, padat, dan berisi, agar tubuh menjadi sehat dan segar, agar wanita jadi legit dan peret, buah dada menjadi montok, cantik luar dalam, darah haid terlalu deras, haid tidak menentu, melembutkan wajah dan kulit tangan, melicinkan kulit dan wajah, membersihkan dan menguatkan rambut, membesarkan penis, mengatasi gatal di vagina, mengecilkan vagina, mengharumkan vagina, menghilangkan frigid, menghilangkan noda dan bercak pada wajah, mengobati kemandulan, mengobati lemah syahwat, menyembuhan keputihan, menyempitkan vagina, obat anti jerawat, obat kuat lelaki, dan untuk gadis remaja yang baru datang haid. Menurut Endra (1995) ramuan asli Indonesia yang menggunakan tumbuhan dapat digunakan untuk tindakan perawatan sebagai berikut: bau keringat, bau ketiak, bau mulut , bau tak sedap di saat haid, bisa ulat gatal, bulu alis tebal, bulu mata, darah kotor, gigi berkarat, haid terlambat, haid tidak teratur, hamil muda, hilangkan tanda hitam, impotensi, jerawat, kelelahan, kemandulan, keracunan udang, ketombe, kuat lelaki, kuat wanita, kulit halus, kulit perut keriput, kulit tumit hitam-hitam, luka

11

Page 12: 65 64-1-pb

bakar, luka bakar, luka baru, luka bekas cacar, luka memar, melancarkan ASI, mencegah gumoh, mencegah kelahiran, menghilangkan kebiasaan meliur anak, menghilangkan kutil, muka yang timbul vlek, nafsu makan, panas dalam, payudara bengkak, membesarkan payudara, payudara lembek, payudara mengeras, memontokkan payudara, payudara yang lecet puntingnya, pegel linu, penawar lelah, penawar racun kelabang, penghentian aliran ASI, rambut bayi, rambut beruban, rambut hitam, rambut rontok, saat melahirkan, sakit pinggang, sariawan, sengatan kalajengking, sengatan lebah, sulit buang air besar, tersiram minyak goreng, tersiran air mendidih, dan tertusuk duri. Tumbuhan dapat digunakan secara topikal misalnya penggunaan daun lidah buaya untuk menyuburkan rambut atau mencegah kerontokan. Tumbuhan juga dapat digunakan secara sistemik seperti berbagai tumbuhan yang digunakan untuk meramu jamu galian singset. Variasi perawatan juga nampak pada perawatan kemaluan, mulai dari menjaga stamina tubuh dan mengharumkan vagina. Hal ini dimaksudkan agar terjadi hubungan badan yang seharmonis mungkin. Bagi suami-isteri hubungan badan tidak saja sekedar pemenuhan hubungan seksual tetapi merupakan kegiatan yang disyariatkan oleh Agama Islam. Untuk itu baik isteri maupun suami harus mampu memberikan yang terbaik dalam berhubungan badan. Atas dasar itulah menjadi tradisi bagi sebagian suami untuk minum jamu sehat lelaki, sedangnya bagi isteri sudah menjadi tradisi minum jamu sehat wanita, dan galian rapet Sebagian besar suami, isteri, orangtua melakukan perawatan tubuhnya secara mandiri tetapi untuk perawatan balita, anak-anak, dan remaja masih membutuhkan batuan orang lain (dukun) dan saudara serta tetanga terdekat. Secara umum perawatan tubuh diikuti dengan do’a untuk memohon Berkah dan Ridho Allah SWT dan beberapa perawatan diikuti dengan pijatan serta penggunaan minyak wangi. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang. Klinik perawatan tradisional plus ini dipadukan dengan perawatan modern baik dalam konteks bahan olahannya, teknologinya, maupun pengelolaannya. Pemanfaatan tumbuhan obat untuk perawatan tubuh secara tradisional dipadang sangat strategis dalam rangka konservasi tanah pekarangan, pelestarian tumbuhan obat tradisional sebagai sumberdaya lokal, menambah income keluarga, pengembangan perawatan tubuh secara tradisional, dan pengembangan potensi wisata daerah. Dengan demikian strategi pariwisata tumbuhan obat dalam konteks perawatan tubuh secara tradisional ini akan meningkatkan pendapatan masyarakat. Hal ini disebabkan karena peranan industri pariwisata dalam pembangunan Nasional secara garis besar bercirikan tiga segi, yaitu: (1) segi ekonomis, (2) segi sosial yaitu penciptaan tenaga kerja, serta (3) segi kebudayaan. Kepentingan pariwisata di sini

12

Page 13: 65 64-1-pb

termasuk dalam budidaya, peramuan, penjaja, dan pemanfaatan tumbuhan obat. Budidaya dimaksudkan untuk penyediaan bahan baku obat, peramuan dimaksudkan untuk mempermudah konsumen menggunakan tumbuhan obat sebagai bahan perawatan tubh secara tradisional. Sedangkan penjaja dimaksudkan untuk mempermudah konsumen mendapatkan obat yang dibutuhkan. Sehubungan dengan hal ini maka sangat diperlukan intervensi pihak terkait untuk meningkatkan pengetahuan tentang prinsip pengelolaan pekarangan, peningkatan (promosi) status kesehatan dan pemasukan (income) keluarga. Memanfaatkan pekarangan sebagai tempat penanaman bahan-bahan obat secara tradisional yang berwawasan pariwisata ini perlu dikembangkan karena Indonesia berada pada daerah tropik, yang memungkinkan banyak tumbuhan mempunyai fungsi sebagai bahan perawatan tubuh secara tradisional. Di Indonesia telah tercatat sebanyak 7.557 jenis tumbuhan yang berdasarkan informasi digunakan sebagai obat, walau belum semua dibuktikan secara ilmiah, sedangkan yang sudah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional adalah 233 jenis (Loedin, 1992). Hal tersebut di atas didukung dengan adanya obyek pariwisata di daerah Tumpang. Satu diantaranya yang populer adalah Pemandaian Wendit dengan jumlah kunjungan yang cukup besar, baik kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Pemanfaatan tumbuhan obat untuk Perawatan tubuh secara tradisional dapat menarik wisatawan untuk mengunjugi obyek wisata tertentu, bahka mungkin juga menikmati perawatan tubuh secara tradisional tersebut. Berwisata sambil merawat tubuh merupakan fenomena baru yang perlu dikembangkan dalam kontek pengembangan wisata perawatan tubuh secara tradisional. Setelah melakukan penelitian dan melakukan analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Perawatan tubuh pada masyarakat Tumpang Malang Jawa Timur dilakukan pada semua jejang kehidupan (mulai balita sampai dengan manula) dan juga pada kondisi fisiologis tertentu (seperti pada saat kehamilan, saat menyusui, dan menjelang pernikahan). Organ yang dirawat pada masing jenis perawatan tubuh juga relatif pada jejang kehidupan maupun pada kondisi fisiologis tertentu yaitu perawatan muka, badan, kemaluan, rambut, dan kulit. Jenis perawatan yang paling bervariasi adalah pada saat kehamilan dan menyusui (sampai juga merawat payudara dan perutnya). Hal ini terkait dengan konsepsi budaya yang melatarbelakanginya. Disamping itu dukungan kelembagaan cukup potensial dalam upaya pemberdayaan pemanfaatan tumbuhan obat.

2. Dikarenakan masyarakat Tumpang Malang Jawa mempunyai potensi perawatan tradisional yang dapat dikembangkan sebagai icon wisata, maka diperlukan upaya yang serius, integratif, dan berkesinambungan untuk pemberdayaan potensi perawatan tradisional sebagai icon wisata yang berdimensi medis, ekonomis, sosiologis, dan ekologis salah satunya dengan mendirikan klinik perawatan tradisional plus yang terintegrasi dengan tempat wisata unggulan di Tumpang Malang. Misalnya di Wisata Pemandaian Wendit Tumpang.

13

Page 14: 65 64-1-pb

Daftar Pustaka

Agoes, A., 1982, Sakit dan Penyakit : Suatu Tinjauan Lintas Budaya, Berkala Bioantropologi Indonesia, edisi IV (3). III-62.

Anymous. 1989. Pemanfaatan tanaman obat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Arikunto Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian, PT.Rineka Cipta. Jakarta.Backer.A. 1963. Flora of Java, Noordhof.Gronigen.NedtherlandsBudiyanto MAK. 2002. Metodologi penelitian Biologi Terapan dan. Universitas

Muhammadiyah. Malang.Budiyanto MAK, 2003. Budiyanto MAK, 2003. Ramuan untuk Perawatan Tubuh dan Tradisi yangRamuan untuk Perawatan Tubuh dan Tradisi yang

Menyertainya di Sumenep Madura Jawa TimurMenyertainya di Sumenep Madura Jawa Timur . Malang: Universitas. Malang: Universitas Muhammadiyah MalangMuhammadiyah Malang

Budiyanto MAK, 2003. Budiyanto MAK, 2003. Studi Potensi Wisata Pengobatan Tradisional BerbasisStudi Potensi Wisata Pengobatan Tradisional Berbasis Tumbuhan di Tumpang MalangTumbuhan di Tumpang Malang. Malang: Universitas Muhammadiyah. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.Malang.

Claus EP, Tyler VE, Brady L, 1973. Pharmacognosy. Philadelphia: Lea & Febiger.Dalhar, Shodiq, 1994, Konsepsi Budaya Jawa Tentang Sakit dan Cara

Penanggulangannya, Thesis Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Dalimarta. 2002. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. PT.Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.

Dawam R, 1996. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi. Makalah Semiinar Nasional: Pendidikan dan Kebudyaan, Jakarta.

Dharma AP, 1985. Tanaman Obat Tradisional Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Endra WS, 1995. Obat-obatan Ramuan Asli. Surabaya: Usaha Nasional.Hadiwigeno, S. 1993. Prospek Obat Indonesia. Warta Tuumbuhan Obat

Indonesia. 2 (2): 1.Handayani Lestari. 2001. Pemanfatan Obat Tradisional Untuk Kesehatan USILA.

Medika, JakartaHariyadi. 2001. Khasiat Tanaman Obat Keluarga, Kalamedia. JakartaHendrian & Inggit, Proseding Seminar Nasional Etnobotani III, Pemanfaatan

Tumbuhan Obat Secara tradisional oleh masyarakat Desa Cungrendeng Subang, Kehati, Jakarta

IUCN, 1993. Guidelines on the Conservation of Medicinal Plants. Switzerland.Jatmiko Tri. 2002. Petunjuk Praktikum Inventarisasi Hasil Tanaman. Universitas

Muhammadiyah. MalangKartasapoetra. 2001. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, PT.Rineka Cipta.

Jakarta

14

Page 15: 65 64-1-pb

Loedin, A.A. 1992. Dukungan Riset dan Teknologi bagi Pemantapan Pemanfaatan Obat Tradisional dalam Pelayanan Kesehatan Formal, Warta Tumbuhan Obat Indonesia 1 (4): 3 – 6.

Mardisiswojo S, Rajakmangunsudarso H, 1985. Cabe Puyang Warisan Nenek Moyang I. Jakarta: Balai Pustaka.

Mudakir dan Sholeh, 1996, Perawatan tubuh secara Tradisional secara Islam, Penerbit CV. Bahagia, Pekalongan.

Muhlisah. 2003. Empon-empon budidaya Manfaat. Kanisius, YoyakartaNasir, Moh. 1983. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta

Nugroho HS, 1995. Ramuan Obat Jamu Tradisional. Surabaya: Apollo.Ranupandoyo, Hedjirahman, 1978, Kondisi Psikologis Pedagang Golongan

Ekonomi Lemah, Studi Kasus Kewiraswastaan di DIY, Prisma, No. 9 tahun VII..

Robbins, Stephen, 1993, Organizational Behavior, Prentice Hall Publishing Company, New York.

Saith, Ashwani, 1986, Contrasting Experience in rural Industrialization, The Hague: International Social Studies.

Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gajahmada Universitas Press.

Sastromidjojo Seno.1997. Obat Asli Indonesia. Dian Rakyat, JakartaSingarimbun Masri & Effendi Sofian. 1989. Metode Penelitian Survai. PT. Pustaka

LP3Es Indonesia. JakartaSoerianegara & Indrawan. 1983. Ekologi Hutan Indonesia. Departemen Manejemen

Hutan Fakultas Kehutan Institut Pertanian. BogorSteenis & Bloembergen. 1997. Flora untuk sekolah di Indonesia. PT. Pradnya

Paranita. Jakarta. Sudamila. 1991. Jamu Jawa Asli, Pustaka Sinar Harapan. JakartaSudibyo, 1990. Antrropologi Kesehatan Indonesia dalam Azwar Agoes (Eds),

Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Tanaman Obat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran RGC.

Suhartatik A, Rahimsyah, 1992. Ramuan Obat Kuno. Surabaya: Bintang Usaha Jaya.

Suprana J, 1991. Prospek Pengembangan Industri Jamu. Prosiding Pelestarian Pemanfaatan Tumbuhan Obat dari Hutan Tropis Indonesia.

Sutanto, Agus, 1996, Keusahawanan dan Usaha Kecil di Pedesaan, Populasi, 7 (2), 1996 : 79-90.

Tampobolon OT, 1981. Tumbuhan Obat. Jakarta: Bhatara.Trease GE, 1961. A Textbook of Pharmacognosy. London: Bailliere Tindal And

Cox.Umiyati, Eko S., Rudjiati, Suwondo, Rudiyanti, 1991, Pola Perawatan tubuh secara

Tradisiobnal di Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

15

Page 16: 65 64-1-pb

Yakob, T, 1996, Antropologi Kesehatan, Penerbit Raja Grafindo Press, Jakarta.

16