11 · web viewdi bidang pertambangan usaha-usaha yang akan dilakukan adalah melanjutkan eksplorasi...

32
11. DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

Upload: dangmien

Post on 16-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11. DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

11. DAERAH TINGKAT I JAWA TENGAH

1. Keadaan Daerah dan Penyebaran

Penduduk

Daerah Tingkat I Jawa Tengah meliputi luas 32.360 km2, terdiri dari 35 Daerah Tingkat II termasuk 6 Kotamadya, 492 Kecamatan dan 8.461 desa.

Pola penggunaan tanah menunjukkan bahwa tanah untuk sawah 30,33%, tanah untuk tegalan 22,70%, tanah untuk perkebunan 3,25%, tanah untuk kawasan hutan 19,03%, tanah untuk peka- rangan 16.84%, tanah untuk tambak 7,12% dan sisanya seluas 0,73% dipergunakan untuk lain-lain. Potensi sumber air baik untuk per- tanian maupun untuk kebutuhan masyarakat tersedia dengan adanya sungai-sungai besar, seperti Pemali, Comal, Rambut, Tuntang, Ci- tanduy, Serayu, Luk Ulo, Bogowonto, Progo, Elo, Bengawan Solo dan lain-lain.

Penduduk Jawa Tengah pada tahun 1976 berjumlah 23.723.309 jiwa, dengan demikian kepadatannya adalah 733 jiwa per km2. Jumlah penduduk di tahun 1971 adalah 21.865.263 jiwa, sehingga pertumbuhan penduduk di Jawa Tengah dalam 5 tahun terakhir menunjukkan angka kenaikan rata-rata sebesar 1,64% setiap tahun. Penduduk yang tinggal di perkotaan adalah kira-kira sebesar 11,5% sedangkan penduduk yang tinggal di daerah pedesaan meliputi kira- kira 88,5%. Pada umumnya kepadatan penduduk yang tinggi, yaitu di atas 4.000 jiwa per km2, terdapat hampir disemua Kotamadya, seperti Kotamadya Surakarta

165

dengan angka 9.674 jiwa per km2. kemudian disusul oleh Kotamadya Tegal (8.971), Pekalongan (7.718), Magelang (6.084) dan Salatiga (4.229), sedangkan kepadatan pen- duduk di Kotamadya Semarang, dengan adanya pemekaran wilayah/ daerah dari 49,40 km2 menjadi 99,0 km2,- menurun menjadi rata- rata 2.511 jiwa per km2, walaupun sebagian terbesar penduduknya bermukim di wilayah/daerah yang lama. Kabupaten-kabupaten yang angka kepadatannya di atas 1.000 jiwa per km2 adalah kabupaten

Klaten, Tegal, Kudus dan Sukohardjo, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kabupaten Blora dengan angka kepadatan sebesar 340 jiwa per km2.

2. Kegiatan-kegiatan Pembangunan Selama

Repelita IIIDi bidang pertanian tanaman pangan akan

diusahakan peningkatan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi (perluasan areal). Intensifi- kasi meliputi tanaman padi, palawija terutama jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, sorghum, kacang hijau, ubi jalar, dan sayuran. Untuk menunjang usaha intensifikasi akan ditingkatkan pembinaan Kebun Benih Sentral; Petani Penangkar Benih dan Pedagang Benih, Brigade Proteksi, Unit Pengamatan Hama dan Penyakit dan Balai- balai Penyuluhan Pertanian. Ekstensifikasi akan dilaksanakan dengan pencetakan sawah. Di samping itu akan dilaksanakan usaha diversifi- kasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk tanaman bernilai gizi tinggi.

Pengembangan produksi peternakan akan diusahakan melalui intensifikasi peternakan sapi rakyat dengan cara Panca Usaha Ternak melalui sistem kredit. Untuk mendukung ini akan ditingkatkan pengamanan ternak, pembinaan makanan ternak dan penyuluhan. Di samping itu akan dikembangkan usaha ternak kambing, domba dan ayam melalui sistem kredit dan sistem gaduh. Dalam hubungan ini akan dibangun pusat-pusat pembibitan kambing, domba dan ayam terutama oleh swasta. Di Baturaden pusat pembibitan sapi perah akan lebih ditingkatkan.

Di bidang perikanan kegiatan pembinaan usaha perikanan laut, usaha perikanan di tambak maupun usaha perikanan air tawar akan terus ditingkatkan. Pembinaan, penyuluhan dan latihan-

166

latihan ketrampilan akan dilakukan di sepanjang pantai utara dan sebagian pantai selatan seperti di Cilacap. Fungsi dari Pusat Pengembangan Teknik Penangkapan Ikan di Semarang serta Pusat Pengembangan Budidaya Air Payau di Jepara akan ditingkatkan. Pembinaan usaha perikanan air .tawar akan lebih ditingkatkan melalui pengadaan dan pemanfaatan Balai Benih Ikan dan Balai Benih Udang Galah di Cilacap dan kolam-kolam demonstrasi yang diikuti pula dengan bimbingan,

TABEL 11 -- 1

WAS WILAYAH DAN KEADAAN PENDUDUK DI DAERAHTINGKAT I JAWA TENGAH, 1971 DAN 1976

No. Daerah Tingkat IILuas

Wilayah( Km2 )

JumlahKeca-matan

JumlahDesa

P e n d u d u k

1971 1976Pertumbuh-an rata-rataper tahun

Kepadatanper Km2

th. 1976(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Kodya Magelang 18 2 11 109.938 109.510 0,08 6.0842. ,, Pekalongan 15 2 22 110.865 115.769 0,87 7.7183. ,, Tegal 13 2 10 105.481 116.620 2,03 8.9714. ,, Semarang 335 5 112 / 641.795 916.208 7,38 2.7355. ,, Salatiga 17 1 9 69.668 71.888 0,63 4.2296. ,, Surakarta 45 5 51 413.077 435.315 1,05 9.8947. Kab. Banyumas 1.124 24 328 1.042.911 1.138.068 1,76 1.0128. ,, Purbalingga 827 13 237 584.965 632.519 1,58 7659. ,, Cilacap 2.143 17 215 1.187.427 1.271.079 1,37 59310. ,, Banjarnegara 1.257 18 281 591.587 639.387 1,57 50911. ,, Magelang 1.058 21 368 830.141 883.276 1,25 83512. ,, Temanggung 775 12 288 471.567 518.277 1,91 66913. ,, Wonosobo 934 13 263 517.065 562.249 1,69 60214. ,, Purworejo 1.038 16 494 658.878 680.966 0,66 65615. ,, Kebumen 1.256 22 460 934.830 995.076 1,26 79216. ,, Pekalongan 839 16 298 554.067 604.036 1,74 72017. ,, Pemalang 956 13 216 804.560 862.293 1,40 90218. ,, Tegal 861 18 296 865.641 990.501 0,79 1.04619. ,, Brebes 1.710 16 290 1.046.776 1.148.633 1,87 672

I

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

20. Kab. Semarang 988 15 248 677.267 668.899 -- 0,25 677

21. ,, Kendal 990 17 283 650.773 644.101 - 0,21 651

22. ,, Demak 1.027 14" 247 594.383 612.758 0,61 597

23. ,, Grobogan 1.961 . 18 280 882.666 960.350 1,70 490

24. ,, Pati 1.432. 20 405 842.370 910.464 1,57 636

25. ,, Jepara 950 10 187 591.472 636217 1,47 670

26. ,, Rembang 968 14 294 366.900 403.542 1,92 417

27. ,, Blora 1.923 14 295 620.499 654.558 1,07 340

28. ,, Kudus 422 9 130 446.434 482.765 1,58 1.144

29. ,, Klaten 654 23 401 957.267 1.048.253 1,83 1.603

30. ,, Boyolali 997. 19 267 708.612 755229 1,28 758

31. ,, Sragen 929 20 212 641.879 710.592 2,05 765

32. ,, Sukoharjo 459 12 167 493.651 549328 2,17 1.197

33. ,, Karanganyar 759 17 177 501.895 553.912 1,99 730

34. ,, Wonogiri 1.848 22. 208 893.028 946.723 1,17 512

35. ,, Batang 833 12 246 454.928 493.748 1,65 593

DAERAH TINGKAT I 32.360 492 8.461 21.865.263 23.723.309 1,64 733

penyuluhan dan latihan-latihan ketrampilan. Di samping itu juga akan dilakukan program "ikan murah" dalam rangka peningkatan pendapatan dan peningkatan gizi makanan para petani.

Di bidang produksi perkebunan rakyat akan dilaksanakan pening- katan antara lain melalui usaha intensifikasi cengkeh, kopi, teh, tebu, kapas dan rosella. Tanaman perkebunan lainnya yang akan ditingkat- kan melalui pengadaan bibit adalah kelapa (termasuk kelapa hybrida) dan kapok, sedangkan pembinaan perkebunan swasta akan dilaksana- kan antara lain dengan bimbingan teknis dan peningkatan teknologi dengan pola Kantor Administrasi Perkebunan (KAP).

Di bidang kehutanan akan dilaksanakan reboisasi dan penghijau- an di daerah aliran sungai Pemali Comal, Serayu, Luk Ulo, Jratun- seluna, Bengawan Solo serta perlindungan dan pengawetan alam.

Untuk menunjang pembangunan di bidang pertanian, terutama peningkatan produksi pangan, akan dilakukan pembangunan jaringan irigasi antara lain irigasi Sedeku (Semarang-Demak-Kudus), irigasi Pemali Comal, irigasi Serayu, irigasi Gambarsari-Pesanggrahan, iri- gasi Lalung, irigasi Semarang Barat, irigasi pengembangan wilayah Kedu Selatan, irigasi Jratunseluna, irigasi Kedung Kancil-Ketro Bapang, irigasi sedang kecil, sederhana dan tersier yang tersebar, serta pengembangan air tanah yang tersebar lokasinya. Untuk penanggulangan banjir akan dilaksanakan perbaikan dan pe.ngamanan pengembangan wilayah Bengawan Solo.

Dalam rangka mengusahakan agar harga pangan tetap terjangkau oleh daya beli rakyat, pada musim panen di mana harga berkecenderungan turun

169

di bawah harga dasar, akan dilaksanakan pembelian bahan pangan, sedang di musim paceklik di mana harga berkecenderungan meningkat melebihi harga batas tertinggi, akan dilakukan penjualan bahan pangan di pasaran umum.

Untuk meningkatkan gizi masyarakat, terutama yang tinggal di pedesaan akan ditingkatkan usaha-usaha penyuluhan dan penerangan mengenai makanan yang murah tetapi bernilai gizi tinggi, antara lain melalui kegiatan-kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Kelu- arga). Di samping itu diusahakan untuk mendorong petani dan rumah

tangga yang mempunyai pekarangan luas untuk memanfaatkan pekarangannya untuk menghasilkan bahan pangan yang bernilai gizi tinggi untuk kepentingan keluarga mereka.

Kecuali itu akan ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan penanggulangan kekurangan vitamin A terutama pada anak umur 0 -- 6 tahun, pencegahan dan penanggulangan penyakit gondok endemik, dan pengembangan sistem kewaspadaan (surveilance) pangan dan gizi.

Di bidang industri akan dikembangkan industri menengah dan kecil di areal kawasan industri Cilacap. Untuk industri kecil akan disele- saikan pembangunan unit "Nest Factories". Pengembangan industri menengah dan besar akan diarahkan kepada peningkatan kemampuan berproduksi dan pemasaran serta pencegahan pencemaran lingkungan melalui usaha promosi dan survai.

Dalam rangka pengembangan standardisasi dan pengendaliannya serta peningkatan mutu hasil industri akan ditingkatkan kemampuan Balai Penelitian Kimia di Semarang.

Untuk pengembangan industri kecil dan pedesaan akan dibangun Pusat Pengembangan Industri Kecil di Semarang. Di samping itu akan ditingkatkan Pusat Pelayanan Ukiran Kayu di Jepara, Pusat Pelayanan Pengecoran Logam di Ceper/Klaten, Pusat Pengecoran Logam di Tegal, Pusat Pelayanan dan Promosi Pemasaran Industri Tekstil di Pekajangan (Pekalongan), Unit Percontohan Penggaraman Rakyat di Rembang, peningkatan penanganan industri kapur, bata/ genteng di Semarang, kerajinan pakis di Wonosobo dan kerajinan tembaga di Boyolali serta

170

pengembangan industri-industri lain di be- -berapa daerah yang potensial. Selanjutnya akan dijajagi kemungkinan pembangunan kawasan industri mini di Tegal.

Di bidang pertambangan usaha-usaha yang akan dilakukan adalah melanjutkan eksplorasi endapan pasir besi di pantai selatan, melanjut- kan penyelidikan bahan galian industri, khususnya bahan baku untuk keramik, serta melanjutkan pemetaan dan penyelidikan geologi.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik pembangunan pusat listrik te- naga air di Garung (2 X 14 MW), Sempor (2 MW), Wonogiri (2 x 6,5 MW) dan pusat listrik tenaga uap di Semarang (200 MW) serta pusat listrik tenaga mikro-hidro Wuryantoro (0,5 MW) akan disele- saikan.

Penelitian kelayakan sedang dilakukan untuk membangun PLTA (16 MW) di Wadaslintang dan di samping itu akan dilakukan peneli- tian kelayakan pembangunan PLTA (10 MW) di Jragung.

Jaringan transmisi akan dikembangkan di seluruh Jawa Tengah sepanjang 1.376 kms beserta gardu induknya sebanyak 12 unit de- ngan kapasitas 500 MVA. Pembangunan jaringan transmisi antara Solo dan Madiun diharapkan dapat menghubungkan antara sistem kelistrikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di samping itu pem- bangunan dan perluasan jaringan distribusi tegangan menengah se- panjang 2.369 kms diharapkan dapat menjadi tulang punggung pro- gram listrik masuk desa. Selanjutnya akan dibangun pula jaringan distribusi tegangan rendah sepanjang 6.609 kms yang tersebar di se- luruh kota maupun daerah pedesaan di Jawa Tengah, beserta gardu distribusinya dengan kapasitas 378,1 MVA.

Perencanaan teknis PLTA Mrica 3 X 65 MW akan dilanjutkan dengan pembangunan fisiknya.

Di bidang jalan akan dilaksanakan peningkatan jalan yang meli- puti sekitar 900 km, antara lain Purwodadi — Semarang -- Demak, Wangon batas Yogya, Margoyoso — Solo, Pati — Kayen, penun- -jangan jalan sekitar 600 km antara lain Wirosari — Cepu, Purwo- dadi --- Surakarta, Wonogiri -- Biting. Di bidang penggantian jem- batan akan dilakukan sepanjang 1.800 m.

Kemampuan angkutan kereta api akan ditingkatkan berupa reha- bilitasi rel, penambahan

171

lokomotif dan gerbong, di antaranya pada lintas Semarang --- Cirebon, Kroya -- Solo.

Di bidang perhubungan laut. akan dilakukan perluasan fasilitas pelabuhan Semarang dan melanjutkan rehabilitasi pelabuhan Cilacap dan Tegal, sedangkan fasilitas kepanduan dan keselamatan pelayaran akan terus dilanjutkan.

Pelabuhan udara A. Yani di Semarang akan ditingkatkan untuk mampu menampung pesawat sejenis F-28 penuh, beserta peningkat- an keselamatan penerbangan. Fasilitas penerbangan di pelabuhan udara Adi Sumono (Solo) akan ditingkatkan.

Fasilitas telekomunikasi akan diperluas berupa penambahan tele- pon sebanyak 27.000 sambungan dan perluasan jaringan Sambungan Langsung jarak Jauh untuk memungkinkan hubungan antar kota.

Di bidang pos dan giro akan dibangun 102 buah gedung kantor pos pembantu dan kantor pos tambahan di 102 lokasi dan pendirian 125 bis surat di, kota Semarang serta akan diadakan juga penam- bahan fasilitas pos.

Dalam rangka peningkatan ekspor akan dilakukan pembinaan ke- giatan ekspor melalui penyuluhan kepada perusahaan-perusahaan yang mengekspor antara lain kapuk randu rakyat, minyak atsiri dan rempah-rempah, barang-barang kulit, hasil-hasil karet, barang-barang makanan olahan, pakaian jadi, hasil-hasil kerajinan dan lain-lain.

Untuk penyempurnaan standardisasi dan pengawasan mutu barang ekspor akan dilaksanakan pembinaan dan penyuluhan guna meningkatkan mutu tembakau di Surakarta.

Di bidang perkoperasian pembangunan koperasi di daerah ini akan ditingkatkan dan pada akhir Repelita III diharapkan disemua keca- matan (492 kecamatan) telah terbentuk KUD yang kegiatannya me- liputi bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, kerajin- an rakyat, industri kecil, garam rakyat, penyaluran pupuk dan obat- obatan, jasa alat-alat pertanian dan alat-alat pengolah hasil pertanian, jasa angkutan, jasa

172

listrik pedesaan dan perkreditan. Diharapkan bahwa KUD-KUD tersebut nanti telah memiliki manajer dan badan pemeriksa yang berkemampuan organisasi yang mantap dan keang-gotaan yang aktif.

Untuk mengembangkan pengusaha golongan ekonomi lemah akan dilaksanakan oleh Bank Indonesia suatu proyek Pengembangan peng-usaha Kecil.

Di samping itu di Jawa Tengah telah dibentuk suatu system pro- yek Manajemen Unit yang berusaha mengembangkan potensi peng-.

usaha-pengusaha kecil dengan melancarkan program-program KIK dan KMKP.

Di bidang agama akan diberikan bantuan kepada masyarakat un- tuk pembangunan/rehabilitasi 1.080 tempat ibadah berbagai agama; pembangunan 213 Balai Nikah dan sejumlah Balai Sidang Pengadilan Agama serta pembangunan/perluasan 35 Kantor Agama Kabupaten/ Kotamadya. Demikian pula diusahakan pembangunan atau perluasan sekitar 35 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) serta perbaikan kemba- 1i sejumlah Madrasah Ibtidaiyah Swasta di samping pembangunan/ rehabilitasi sekitar 25 Madrasah Tsanawiyah, 19 Madrasah Aliyah dan 11 buah Pendidikan Guru Agama.

IAIN Walisanga akan terus ditingkatkan sesuai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Selanjutnya penerangan dan bimbingan hidup beragama untuk berbagai kalangan masyarakat khusus akan diting- katkan.

Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan akan dibangun sekitar 1.900 gedung SD barn di samping perbaikan kembali gedung SD Negeri, SD Swasta dan Madrasah Ibtidaiyah Swasta yang me-merlukannya. Daya tampung SLTP akan terus diperluas terutama melalui pembangunan sekitar 103 SMP baru, di samping penambah- an lebih dari 1.370 ruang kelas baru pada SMP yang ada. Demikian pula akan dibangun sekitar 25 gedung SMA baru, di samping penambahan lebih dari 400 ruang kelas baru. Khususnya untuk pendi- dikan teknologi atau kejuruan akan dikembangkan 22 buah STM (3 th/4 th), 28 buah SMEA dan sejumlah sekolah kejuruan lainnya di samping 16 buah SPG.

Di samping itu Universitas-universitas Diponegoro, Sebelas Maret dan Jenderal Sudirman akan terns

173

dikembangkan antara lain di bi- dang Teknologi, Pertanian dan. Kesehatan dan di samping itu di Uni-versitas 11 Maret akan dikembangkan bidang keguruan, sedangkan produktivitas IKIP Semarang akan ditingkatkan dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pendidik sekolah lanjutan umum.

Di bidang kebudayaan akan disusun kebijaksanaan dan pola pengembangan museum di Semarang serta merehabilitasi gedung-gedung

bersejarah (peninggalan tempat kegiatan pahlawan wanita) di Rem- bang dan Jepara yang dapat berfungsi sebagai museum dan pusat kebudayaan.

Di samping itu akan dirintis pemugaran kompleks kepurbakalaan di Prambanan, menyelesaikan pemugaran Candi Borobudur, taman purbakala di Dieng dan Gedong Songo, kompleks Mesjid Menara Kudus serta pemugaran dan pemeliharaan sistem prasejarah di Sangi- ran, sedangkan bantuan akan diberikan untuk memelihara dan me- ngembangkan kesenian daerah seperti Ngesti Pendowo (Semarang) dan Sriwedari (Surakarta).

Selain itu akan digali dan dikembangkan kesenian yang hampir punah seperti berbagai bentuk pedalangan dalam spesialisasi wayang beber wayang golek, wayang krucil dan wayang gedog, seperti pedalangan jemblung dan lain-lain. Demikian pula akan dibina tari topeng dan tari panji. Hasil penggalian yang telah dilak- sanakan dalam Repelita II akan disebar luaskan melalui apre- siasi seni masyarakat, seperti teater rakyat ketoprak dan seba- gainya. Berbagai penelitian bahasa akan dilakukan antara lain penelitian struktur bahasa Jawa dialek Bagelen (Kedu), peneli- tian struktur bahasa Jawa diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian Utara, penelitian pengajaran bahasa Indonesia di SD dan Se- kolah Lanjutan serta pemerataan bahasa Jawa.

Di lapangan kesehatan akan dibangun sekitar 171 buah Puskesmas dan sekitar 543 buah Puskesmas Pembantu. Di samping itu akan di--usahakan peningkatan, perataan serta perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Puskesmas, Puskesmas Pem- bantu dan peningkatan BP dan BKIA menjadi Puskesmas Pembantu. Partisipasi masyarakat dalam usaha-usaha 174

kesehatan akan dikembang- kan melalui PKMD (Pusat Kesehatan Masyarakat Desa), sedangkan pencakupan sekolah-sekolah yang melaksanakan UKS (Usaha Kese- hatan Sekolah) akan ditingkatkan, di samping peningkatan penyu- luhan kesehatan masyarakat dengan pendekatan edukatif melalui Daerah Kerja Intensif Penyuluhan.

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan akan ditempat- kan 59 orang dokter ahli dan 39 buah Rumah Sakit akan dikembang-

kan dengan jalan peningkatan peralatan medis dan non medis, laboratorium serta sarana penunjang lainnya. Di samping itu akan ditingkat- kan pelayanan darurat gawat pada 2 buah Rumah Sakit yang telah ada, peningkatan Rumah Sakit Dr. Kariadi sebagai pusat rujukan dan agar lebih berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan. Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa antara lain peningkatan Rumah Sakit Jiwa Magelang dan Semarang serta peningkatan 10 buah Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru akan diusahakan.

Peningkatan pengawasan obat, makanan dan minuman, obat tradisional, alat kesehatan, narkotika dan bahan-bahan obat berbahaya lain- nya dengan meningkatkan laboratorium pemeriksaan setempat, me- ngadakan pengendalian dan sebagainya.

Selain itu akan ditingkatkan usaha-usaha pencegahan serta pemberantasan penyakit menular, di samping usaha perbaikan gizi mela- lui UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga), usaha pencegahan dan penanggulangan gondok endemik dan kekurangan vitamin A pada anak 0 — 6 tahun, dan pengembangan kewaspadaan pangan dan gizi.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan berbagai kegiatan antara lain ialah bimbingan dan pengembangan swadaya sosial khu- susnya masyarakat yang berpenghasilan rendah di daerah rawan se- perti di Kabupaten Wonosobo, Jepara dan Magelang; melanjut- kan pembangunan Panti Karya Taruna di Kabupaten Semarang serta pengembangan kesejahteraan anak terlantar di luar panti; melanjut- kan pembangunan Panti Rehabilitasi Cacat Mental di Kabupaten Temanggung, Panti Rehabilitasi Cacat Netra di Kabupaten Sragen dan Panti Rehabilitasi Cacat Tubuh di Kabupaten Surakarta serta penyelenggaraan usaha penyantunan

175

para cacat melalui sistem penyantunan di luar panti seperti di Kabupaten Semarang, Rembang, Magelang, Batang, Wonogiri dan Karanganyar; melanjutkan pemba-ngunan Panti Werdha di Ungaran (Kabupaten Semarang) serta me- nyelenggarakan penyantunan terhadap para lanjut usia di luar panti; menyelenggarakan penyantunan terhadap para korban bencana alam dari daerah-daerah yang khronis terkena bencana banjir dan letusan Gunung Merapi untuk selanjutnya disalurkan ke luar .Jawa dalam

rangka transmigrasi; melanjutkan usaha penyantunan terhadap para gelandangan dan pengemis melalui bimbingan sosial, pembinaan men- tal serta latihan ketrampilan pada Panti Rehabilitasi Sosial di Kodya Semarang untuk selanjutnya disalurkan ke luar Jawa dalam rangka transmigrasi; meningkatkan kesejahteran sosial para wanita dari ke- luarga miskin khususnya di beberapa daerah rawan seperti Rembang, Karanganyar, Magelang dan Semarang; membina dan mengembang- kan kesejahteraan para remaja melalui Karang Taruna; dan melanjut- kan usaha-usaha penyantunan terhadap para tuna susila.

Pembangunan di bidang perumahan mencakup kegiatan-kegiatan pembangunan perumahan sederhana serta perumahan inti di kota Semarang dan Surakarta, perintisan pemugaran perumahan desa antara lain di Kabupaten-kabupaten Grobogan, Kendal dan Kudus, perbaikan kampung (KIP) di Semarang dan Surakarta dan perintisan pembuangan sampah di Semarang dan Surakarta, serta perintisan pem-bangunan penyaluran air hujan (drainage) di Semarang.

Sementara itu kegiatan dalam program air bersih akan ditekankan kepada penyelesaian kegiatan yang telah dimulai dalam Repelita II seperti di kota-kota Surakarta, Purwokerto, Cilacap, Tegal, Klaten dan Purwodadi. Di samping itu juga akan diusahakan pelaksanaan program air bersih di 8 kota lainnya.

Di bidang kependudukan dan keluarga berencana selama Repelita III diharapkan akan dapat dicapai sejumlah hampir 3.000.000 pe- serta Baru keluarga berencana dan sejumlah lebih dari 1.568.000 peserta lestari. Untuk mencapai sasaran tersebut akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan :

176

a. Meningkatkan serta mengintensifkan kegiatan penerangan dan motivasi sampai ke pedesaan.

b. Meningkatkan sarana dan pelayanan kontrasepsi sehingga dapat menjangkau daerah sasaran secara luas dan merata dengan mem- perluas jangkauan klinik melalui pelayanan Team Medis Ke-liling.

c. Meningkatkan kegiatan pembinaan terhadap peserta KB agar men- jadi peserta lestari.

d. Mendorong peserta untuk memakai alat kontrasepsi yang lebih mantap.

e. Meningkatkan keikut sertaan dokter praktek swasta serta me-

manfaatkan sarana apotik dalam pembinaan peserta KB.

f. Meningkatkan ketrampilan petugas-petugas kependudukan dan

Keluarga Berencana (KB).g. Mengembangkan Program Perkotaan dengan

melalui penggarapan secara sektoral dan wilayah.h. Meningkatkan keserasian antara usaha-usaha di

bidang Kependudukan, KB dan kebijaksanaan pembangunan lainnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga antara lain dalam tahun pertama Repelita III akan dilaksanakan program terpadu antara program KB dengan Perbaikan Gizi di 500 desa.

Dengan meningkatnya jangkauan program akan diikuti dengan peningkatan sarana penunjang, khususnya di daerah Tingkat II. Di samping itu dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dikembangkan peranan Kelompok Peserta (Perkumpulan Keluarga Sejahtera) dan Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa.

Kecuali itu dalam rangka transmigrasi akan diusahakan untuk mentransmigrasikan 175.000 KK dari Jawa Tengah ke daerah pe- nerima transmigrasi di luar Jawa dan Madura. Daerah-daerah yang diprioritaskan untuk dipindahkan penduduknya adalah: kabupaten-kabupaten/kecamatan-kecamatan/desa-desa yang relatif padat penduduknya, daerah yang terancam bahaya banjir/bencana alam, dae- rah-daerah aliran sungai, dan daerah-daerah kritis.

Dalam rangka pembinaan peradilan dan penegakan hukum akan dilakukan: Pembangunan atau rehabilitasi

177

atau perluasan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sebanyak 37 buah, termasuk pembangunan 3 buah gedung Pengadilan Negeri dan perluasan gedung Pengadilan Tinggi sebanyak 6 buah, tempat sidang akan dibangun di berbagai kota kecil dan pembangunan 25 buah kantor Kejaksaan Negeri.

Di bidang pemasyarakatan akan diusahakan pembangunan atau rehabilitasi 13 buah gedung Lembaga Pemasyarakatan dan penyele- saian sebuah gedung Lembaga Pemasyarakatan yang telah mulai di-

bangun dalam Repelita II, sedangkan dalam rangka pembinaan anak- anak yang melanggar hukum akan dibangun 3 buah kantor Bim- bingan Pemasyarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA).

Selain itu akan ditingkatkan kerjasama dengan Universitas Diponegoro dalam pengembangan yurisprudensi termasuk kasus-kasus hukum adat.

Dalam bidang penerangan dan komunikasi sosial akan dilaksana- kan rehabilitasi stasiun RRI Semarang dan Purwokerto serta meningkatkan kekuatan memancar Stasiun Regional RRI Semarang (10 KW). Di samping itu akan dibangun suatu Museum Media Elektronika di Surakarta. Operasi penerangan akan ditingkatkan untuk lcbih menunjang kegiatan-kegiatan penyuluhan di berbagai bidang seperti antara lain pertanian, keluarga berencana, kesehatan dan pendidikan non formal serta peningkatan peranan wanita. Untuk ini antara lain akan dilakukan dengan membangun Puspenmas-Puspen- mas di kabupaten-kabupaten yang belum memilikinya dan penyebar- an pesawat televisi umum ke desa-desa secara bertahap sesuai dengan jangkauan pemancar TVRI.

Di bidang pers akan diselenggarakan Koran Masuk Desa (KMD) dengan mengikut sertakan secara aktip pers daerah/setempat, sedang- kan pemanfaatan dan mutu pelajaran Monumen Pers Nasional di Surakarta akan ditingkatkan.

Dalam rangka pembangunan daerah, desa dan kota Bantuan Pem- bangunan Daerah Tingkat I selama Repelita III diarahkan untuk :— Penunjangan jalan Propinsi sepanjang lebih dan. 3.000 km.— Eksploitasi dan pemeliharaan pengairan kurang

lebih 749.000 Ha meliputi pemeliharaan bangunan, saluran pembawa, saluran pembuang, tanggul banjir, jalan inspeksi dan lain-lain.

178

— Perbaikan jaringan irigasi lama antara lain irigasi Pekalongan, Semarang, Pati, Surakarta, Kedu dan Banyumas.

Di samping itu bantuan juga diarahkan kepada pembangunan pro- yek yang menunjang proyek sektoral, proyek yang meningkatkan kesejahteraan penduduk daerah miskin, proyek yang menunjang pertanian, proyek prasarana perhubungan untuk membuka daerah

terisolasi, proyek yang menunjang pembangunan desa dan kota (Semarang) serta proyek yang dapat meningkatkan ketrampilan penduduk dan aparatur pemerintah.

Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat II diarahkan untuk pemeliharaan penunjangan, peningkatan jalan Kabupaten dan Kotamadya serta pembuatan jalan baru, pembuatan irigasi sedang kecil serta penggalian saluran tersier, dan juga diarahkan untuk pembangunan fasilitas umum seperti riool, terminal bus, pasar dan lain-lain.

Bantuan Pembangunan Desa diarahkan untuk melengkapi dan meningkatkan prasarana desa yang dibutuhkan dalam rangka meningkat- kan kegiatan kehidupan ekonomi, sosial budaya serta daya tahan masyarakat desa. Proyek-proyek bantuan pembangunan desa disesuai- kan dengan prioritas di desanya masing-masing, dan direncanakan oleh Lembaga Sosial Desa dengan memperhatikan kemampuan warga desa untuk berpartisipasi.

Dalam rangka mengkordinasikan dan menserasikan pelaksanaan kegiatan pengembangan kota akan ditingkatkan/disempurnakan usaha penyusunan rencana kota antara lain Cilacap, Pekalongan, Ungaran, Kebumen.

Guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam rangka rehabilitasi tanah kritis akan dilanjutkan program penghi- jauan dan reboisasi di daerah aliran sungai Solo, Serayu, Pemali Corral, Jratun Seluna, Luk Ulo, Citanduy/Cisanggarung, sedangkan dalam rangka pencegahan banjir serta memelihara debit air untuk pengairan, akan diusahakan peningkatan pengamanan daerah aliran sungai.

Selain itu usaha-usaha penanggulangan pencemaran di daerah perkotaan dan daerah padat industri akan ditingkatkan, di samping pembinaan suaka alam dan

179

hutan-hutan bakau untuk pelestarian plasmanuftah dan perlindungan daerah pesisir.

Di samping berbagai kegiatan pembangunan tersebut di atas, maka dalam rangka kelancaran pelaksanaan pembangunan di daerah akan secara terus menerus diusahakan, penyempurnaan aparatur Pemerin- tah di daerah, termasuk penyederhanaan prosedur dan sistem per- izinan daerah.