kata pengantar - web viewdi tingkat nasional dibentuk pengurus besar yang merupakan badan ......

30
STRUKTUR DAN FUNGSI ABKIN SEBAGAI ORGANISASI PROFESI OLEH : KELOMPOK 6 NAMA : DESI SUCI FITRIANI (114010012) HASRAWATI (114010040) MARFINA (114010001) SUDARNO (114010013) SEMESTER : II PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

Upload: dinhkien

Post on 30-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

STRUKTUR DAN FUNGSI ABKIN

SEBAGAI ORGANISASI PROFESI

OLEH :

KELOMPOK 6

NAMA : DESI SUCI FITRIANI (114010012)

HASRAWATI (114010040)

MARFINA (114010001)

SUDARNO (114010013)

SEMESTER : II

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2015

Page 2: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini bertujuan untuk

memenuhi tugas. Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan mengenai “Struktur dan Fungsi ABKIN sebagai Organisasi

Profesi”. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing yang

telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima

kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk

itu kami mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat

untuk kami dan untuk pembaca.

Baubau, Mei 2015

Penulis

i

Page 3: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................1

C. Tujuan.............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Sejarah dan Perkembangan Profesi Konselor di Indonesia............................3

B. Aturan Dasar/ Anggaran Rumah Tangga ABKIN (Asosiasi Bimbingan Dan Konseling Indonesia)..............................................................................6

C. Kode Etik Profesi..........................................................................................12

BAB III PENUTUP..............................................................................................16

A. Kesimpulan...................................................................................................16

B. Saran.............................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17

ii

Page 4: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini, ada kecenderungan dalam masyarakat untuk menuntut

profesionalisme dalam bekerja. Sedemikian luas kecenderungan ini, sehingga

timbul kesan istilah ini digunakan serampangan tanpa jelas konsepnya. Tidak

jarang seseorang dengan mudah mengatakan bahwa yang penting profesional.

Tetapi ketika ditanyakan tentang apa yang dimaksud dengan profesional, ia tidak

dapat memberikan jawaban yang jelas.

Kata profesionalisme rupanya bukan hanya digunakan untuk pekerjaan

yang telah diakui sebagai suatu profesi, melainkan hampir pada semua pekerjaan.

Dalam bahasa awam, segala pekerjaan (vocation) kemudian disebut sebagai

profesi. Dalam bahasa awam pula, seseorang disebut profesional jika kerjanya

baik, cekatan, dan hasilnya memuaskan.

Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya

bidang pendidikan keguruan. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang keguruan

karena kode etik tersebut dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik

serta apakah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru itu dapat dikatakan

bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman sekarang banyak sekali orang yang

berprofesi sebagai guru menyalahgunakan profesinya untuk merugikan orang

lain, contohnya guru yang tak mampu menyalurkan informasi-informasi yang

berisikan pengetahuan kepada peserta didik yang berdampak pada menurunnya

minat peserta didik untuk mengikuti KBM. Contoh seperti itu, harus segera

diluruskan. Agar nantinya, profesi guru akan berjalan sesuai kode etik seorang

guru yang semestinya sesuai undang-undang yang berlaku.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu :

1. Bagaimana perkembangan profesi ?

1

Page 5: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

2. Apa itu AD/ART ABKIN ?

3. Apa pengertian, fungsi, dasar, dan tujuan kode etik profesi

4. Apa usaha ABKIN dalam mengembangkan profesi

C. Tujuan

1. Dari perumusaan masalah diatas maka, makalah ini memiliki beberapa tujuan

yakni :

2. Untuk mengetahui perkembangan profesi

3. Untuk memahami AD/ART ABKIN

4. Untuk mengetahui pengertian, fungsi, dasar, dan tujuan kode etik profesi

5. Untuk mengetahui usaha ABKIN dalam mengembangkan profesi

2

Page 6: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah dan Perkembangan Profesi Konselor di Indonesia

Pada awal tahun 1960-an, LPTK-LPTK di Indonesia sudah mendirikan

jurusan untuk mewadahi tenaga akademik yang akan membina program studi

yang menyiapkan para konselor. Jurusan tersebut dinamakan Jurusan Pendidikan

dan Penyuluhan. Terdapat 2 program jenjang studi yaitu jenjang Sarjana Muda

dengan masa belajar selama 3 tahun dan jenjang Sarjana dengan masa belajar 5

tahun.

Tahun 1962, para pejabat pendidikan Indonesia melakukan peninjauan ke

Amerika Serikat kemudian terkesan dengan layanan bimbingan dan konseling

yang dilakukan oleh sekolah-sekolah disana. Sehingga ketika para pejabat

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kembali ke tanah air, mereka

mengintruksikan agar dibentuknya layanan dan bimbingan penyuluhan (sekarang

layanan dan bimbingan konseling) di sekolah menengah. Intruksi yang diberikan

diikuti penetapan kriteria seorang konselor yang tidak jelas, disertai beragam

tugas yang melebar. Semisal seorang konselor bertugas seolah sebagai “polisi

sekolah”, bahkan hingga mengkonversi hasil ujian untuk seluruh siswa di suatu

sekolah menjadi suatu skor standar.

Pada tahun 1970, kedua jenjang pendidikan pada dekade tahun 1960-an

dilebur menjadi S-1 dengan masa belajar 4 tahun. Di tahun yang sama mulai ada

para lulusan program Sarjana (lama) di bidang Bimbingan dan Konseling, juga

beberapa tenaga akademik LPTK lulusan perguruan tinggi luar negeri yang

kembali ke tanah air.

Tercantum dalam kurikulum tahun 1975, layanan Bimbingan dan

Konseling menjadi salah satu dari wilayah layanan dalam sistem persekolahan

yang dimulai dari jenjang SD, SMP dan SMA. Adalah menjadi pembelajaran

yang didampingi layanan Manajemen dan Layanan Bimbingan dan Konseling.

Bimbingan dan konseling di jenjang SD belum terwujud sesuai dengan harapan

3

Page 7: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

dan belum ada konselor yang diangkat di SD, terkecuali di sekolah swasta

tertentu. Untuk jenjang sekolah menengah diisi oleh konselor yang

seadanya_semisal para SPG yang di phase out mulai akhir tahun 1989_.Sebagian

dari guru-guru SPG yang tidak diintegrasikan ke lingkungan LPTK sebagai dosen

Program D-II PGSD, kemudian ditempatkan sebagai guru pembimbing, umumnya

di SMA.

Pada tahun 1976, SMK memperoleh aturan yang sama, karenanya

terjadilah kerja sama dengan Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu

Pendidikan IKIP Malang. Di tahun yang sama, Direktorat Jendral Pendidikan

Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan

pelatihan guna penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling untuk guru-

guru SMK yang ditunjuk. Tindak lanjut dari pelatihan tersebut seolah raib karena

pihak sekolah tidak memberikan ruang gerak bagi alumni pelatihan bimbingan

dan konseling sekembalinya mereka ke sekolah masing-masing. Penetapan

jurusan yang telah pasti sejak kelas 1 SMK terealisasi menjadi sedikit terbatas

ruang gerak yang tersisa, misalnya untuk melaksanakan bimbingan karier

terhadap para peserta didik (konseli).

17 Desember 1975, di Malang, didirikan Ikatan Petugas Bimbingan

Indonesia (IPBI) yang menghimpun konselor lulusan Program Sarjana Muda dan

Sarjana yang bertugas di sekolah dan para pendidik konselor yang bertugas di

LPTK, juga para konselor dengan beragam latar belakang pendidikan yang secara

fakta di lapangan bertugas sebagai guru pembimbing.

Ketika ketentuan tentang Akta Mengajar diberlakukan, tidak ada ketentuan

tentang ‘Akta Konselor’. Oleh karena itu, IPBI mencari jalan keluar yang bersifat

ad hoc agar para konselor lulusan program studi Bimbingan dan Konseling dapat

diangkat sebagai PNS, dengan mewajibkan para mahasiswa program S-1

Bimbingan dan Konseling untuk mengambil program minor sehingga dapat

mengajarkan 1 bidang studi.

Ruang gerak bagi layanan bimbingan dan konseling mulai terasa sejak

diberlakukannya kurikulum tahun 1994. Pada saat itu telah diwajibkan bagi

sekolah di Indonesia untuk ada seorang konselor dan ruangnya untuk 150 konseli,

4

Page 8: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

meskipun realisasi hanya pada jenjang pendidikan menengah, dan masih banyak

sekolah dengan keadaan 1 orang konselor dengan ruang kecil serta menghandle

layanan bimbingan dan konseling untuk lebih dari 150 orang konseli.

Pada tahun 1987/1988, Ditjen Dikti melakukan kebijakan untuk

menciutkan jumlah LPTK Penyelenggara Program S-1 Bimbingan dan Konseling

yang berdampak pada jumlah kelulusan yang sangat terbatas. Kondisi tersebut

pun kemudian mengakibatkan semua sekolah menengah mengalih tugaskan guru-

gurunya yang paling bisa dilepas (dispensable) untuk mengemban tugas

melaksanakan layanan bimbingan dan konseling setelah sebelumnya dilatih

melalui Crash Program, lulusan pelatihan tersebut disebut Guru Pembimbing.

Pada tahun 2001, di Lampung, dilaksanakan kongres IPBI dengan salah satu hasil

kongres adalah digantinya nama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)

menjadi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN).

Tahun 2003, diberlakukan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional: ‘Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.’

Di dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat (6), tersebut mengenai

jabatan ‘konselor’, namun tidak ditemukan kelanjutan di dalam pasal-pasal

berikutnya. Dalam pasal 39 ayat (2) menyatakan bahwa: ‘Pendidik merupakan

tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan

pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,

terutama pendidik pada perguruan tinggi.’Walaupun tugas ‘melakukan

pembimbingan’ tercantum sebagai salah satu unsur dari tugas pendidik itu, namun

jelas tugas tersebut merujuk pada tugas guru, maka secara sepihak tidak dapat

ditafsirkan sebagai indikasi tugas konselor.

Sampai dengan sudah diberlakukannya PP nomor 19 tentang Standar

Nasional Pendidikan dan UU nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, tetap

5

Page 9: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

tidak ditemukan pengaturan tentang Konteks Tugas dan Ekspektasi Kinerja

Konselor. Maka ABKIN sebagai organisasi profesi mengisi kevakuman legal ini

dengan menyusun Rujukan Dasar bagi berbagai tahap dan/atau sisi

penyelenggaraan layanan ahli bimbingan dan konseling yang memandirikan

formal di tanah air, dimulai dengan penyusunan sebuah naskah akademik yang

dinamakan Naskah Akademik Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan

Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.

B. ATURAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ABKIN

(ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA)

BAB I

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

(1) Organisasi ini bernama ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING

INDONESIA yang disingkat ABKIN, merupakan perubahan nama dari

Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI).

(2) ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA didirikan untuk

waktu tidak ditentukan lamanya.

(3) Organisasi ini berkedudukan di tempat kedudukan (ketua umum) Pengurus

Besar

BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 2

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) berasaskan Pancasila.

Pasal 3

Tujuan ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA ialah :

(1) Aktif dalam upaya menyukseskan pembangunan nasional, khususnya di

bidang pendidikan dengan jalan memberikan sumbangan pemikiran dan

menunjang pelaksanaan program yang menjadi garis kebijakan pemerintah.

6

Page 10: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

(2) Mengembangkan serta memajukan bimbingan dan konseling sebagai ilmu

dan profesi yang bermartabat dalam rangka mempersiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas tinggi. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga 3 Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia.

(3) Mempertinggi kesadaran, sikap dan kemampuan professional konselor agar

berhasilguna dan berdayaguna dalam menjalankan tugasnya.

BAB III

SIFAT DAN FUNGSI

Pasal 4

ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA bersifat keilmuan,

profesional, dan mandiri.

Pasal 5

Fungsi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia yaitu :

(1) Sebagai wadah persatuan, pembinaan dan pengembangan anggota dalam

upaya mencapai tujuan organisasi.

(2) Sebagai wadah peran serta profesional bimbingan dan konseling dalam

usaha mensukseskan pembangunan nasional.

(3) Sebagai sarana penyalur aspirasi anggota serta sarana komunikasi sosial

timbal balik antar organisasi kemasyarakatan dan pemerintah.

BAB IV

KODE ETIK BIMBINGAN DAN KONSELING

Pasal 6

(1) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia memiliki dan menegakkan Kode

Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia.

(2) Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia tercantum dalam naskah

tersendiri ditetapkan dalam kongres.

7

Page 11: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

BAB V

A T R I B U T

Pasal 7

(1) Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia memiliki atribut organisasi

yang terdiri dari lambang, logo, panji, bendera, mars, dan hymne.

(2) Bentuk dan isi atribut, serta ketentuan penggunaannya diatur dalam peraturan

tersediri.

BAB VI

KEGIATAN DAN USAHA

Pasal 8

a. Untuk dapat melaksanakan fungsi, Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia melaksanakan kegiatan-kegiatan yang meliputi:

b. Penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi dalam bidang bimbingan

dan konseling

c. Peningkatan mutu layanan bimbingan dan konseling

d. Penegakan kode etik bimbingan dan konseling Indonesia

e. Pendidikan dan latihan keterampilan profesional

f. Pengembangan dan pembinaan organisasi

g. Pertemuan organisasi dan pertemuan-pertemuan ilmiah

h. Publikasi dan pengabdian masyarakat

i. Advokasi layanan profesi

(2) Kegiatan-kegiatan organisasi dituangkan dalam program kerja pengurus

Pasal 9

Untuk dapat mencapai tujuan organisasi, Asosiasi Bimbingan dan Konseling

Indonesia melakukan usaha-usaha, yaitu :

(1) Menyelenggarakan rencana dan program kerja organisasi yang mencakup isi

8

Page 12: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

Pasal 8.

(2) Memperkuat kedudukan dan pelayanan bimbingan dan konseling pada

bidang pendidikan dan pengembangan kemanusiaan pada umumnya.

(3) Membina hubungan dengan organisasi profesi dan lembagalembaga lain di

dalam negeri maupun di luar negeri.

BAB VII

SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 10

Susunan organisasi Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia meliputi seluruh

Wilayah Republik Indonesia yang terdiri atas : Organisasi Tingkat Nasional,

Organisasi Tingkat Propinsi, dan Organisasi Tingkat Kabupaten/Kota

Pasal 11

Di tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan

pelaksana organisasi tertinggi yang meliputi wilayah seluruh Indonesia.

Pasal 12

Di tingkat Propinsi dibentuk PENGURUS DAERAH yang merupakan badan

pelaksana organisasi tingkat propinsi, yaitu organisasi daerah yang meliputi

wilayah propinsi.

Pasal 13

Di tingkat Kabupaten/Kota dibentuk PENGURUS CABANG yang merupakan

pelaksana organisasi tingkat cabang, yaitu organisasi cabang yang meliputi

wilayah kabupaten/kota.

Pasal 14

Di tingkat Nasional dibentuk DEWAN AKREDITASI DAN LISENSI.

BAB VIII

K E A N G G O T A A N

Pasal 16

(1) Anggota Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia terdiri atas:

a. Anggota Biasa

9

Page 13: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

b. Anggota Luar Biasa

c. Anggota Kehormatan

(2) Keanggotaan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia untuk Anggota

Biasa diperoleh melalui keanggotaan aktif yang didasarkan pada latar

belakang pendidikan dan jenis jabatan/pekerjaan.

(3) Hak, kewajiban, dan syarat-syarat anggota diatur di dalam Anggaran Rumah

Tangga.

BAB IX

PERTEMUAN ORGANISASI

Pasal 17

(1) Pertemuan organisasi terdiri dari :

a. Kongres

b. Kongres Luar Biasa

c. Konvensi Nasional

d. Rapat Kerja Nasional

e. Konferensi Daerah

f. Rapat Kerja Daerah

g. Konferensi Cabang

h. Rapat Kerja Cabang

(2) Tugas dan wewenang pertemuan organisasi diatur dalam Anggaran Rumah

Tangga

BAB X

KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 18

(1) Kekayaan Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia terdiri atas:

a. Keuangan

b. Perlengkapan

(2) Keuangan organisasi diperoleh melalui iuran anggota, sumbangan yang

tidak mengikat dan usaha-usaha lain yang sah.

10

Page 14: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

(3) Perlengkapan organisasi diperoleh dari penggunaan dana organisasi dan

bantuan pihak lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB XI

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Pasal 19

(1) Perubahan Anggaran Dasar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia

adalah wewenang Kongres.

(2) Kongres sebagaimana yang dimaksud oleh ayat (1) adalah sah apabila

dihadiri utusan dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah pengurus

Daerah yang telah terbentuk.

(3) Perubahan Anggaran Dasar adalah sah apabila disetujui oleh 2/3 (dua

pertiga) dari jumlah peserta yang hadir dalam Kongres.

BAB XII

PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 20

(1) Pembubaran organisasi diputuskan dalam Kongres yang khusus diadakan

untuk itu yang dihadiri utusan dari sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga)

jumlah Pengurus Daerah yang telah terbentuk.

(2) Keputusan pembubaran harus disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua

pertiga) dari jumlah peserta yang hadir.

(3) Dalam hal organisasi dibubarkan, maka kekayaan organisasi dapat

diserahkan kepada badan/lembaga sosial.

Bab XIII

P E N U T U P

Pasal 21

(1) Hal-hal yang belum ditetapkan dalam Anggaran Dasar ini, diatur dalam

Anggaran Rumah Tangga, atau peraturan-peraturan organisasi lainnya.

11

Page 15: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

(2) Anggaran Dasar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia ini berlaku

sejak tanggal ditetapkan oleh Kongres. (DITETAPKAN DI :

SURABAYAPADA TANGGAL : 16 APRIL 2005, PENGURUS BESAR

ASOSIASI BIMBINGAN DAN KONSELING INDONESIA (PB-ABKIN)

2005- 2009)

C. Kode Etik Profesi

1. Pengertian Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan suatu tatanan etika yang telah disepakati oleh

suatu kelompok masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma

sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki sanksi yang agak berat, maka

masuk dalam kategori norma hukum.

Kode Etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,

pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik

merupakan pola aturan atau tata cara sebagai pedoman berperilaku. Tujuan kode

etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau

nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional

2. Fungsi Kode Etik Profesi

Kode etik profesi itu merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai

seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga

hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang

prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik

profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh

dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas

profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat

memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat

memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan

pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan sosial).

12

Page 16: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi

tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat

dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan

yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi dan

perusahaan.

Dalam lingkup TI, kode etik profesinya memuat kajian ilmiah mengenai

prinsip atau norma-norma dalam kaitan dengan hubungan antara professional atau

developer TI dengan klien, antara para professional sendiri, antara organisasi

profesi serta organisasi profesi dengan pemerintah. Salah satu bentuk hubungan

seorang profesional dengan klien (pengguna jasa) misalnya pembuatan sebuah

program aplikasi.

Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal

yang harus ia perhatikan seperti untuk apa program tersebut nantinya digunakan

oleh kliennya atau user, ia dapat menjamin keamanan (security) sistem kerja

program aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem

kerjanya (misalnya: hacker, cracker, dll). Kode etik profesi Informatikawan

merupakan bagian dari etika profesi.

Jika para profesional TI melanggar kode etik, mereka dikenakan sanksi moral,

sanksisosial, dijauhi, di-banned dari pekerjaannya, bahkan mungkin dicopot dari

jabatannya.

3. Dasar Kode Etik Profesi BK

a. Pancasila, mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha

pelayanan terhadap sesama manusia dalam rangka ikut membina warga

negara Indonesia yang bertanggung jawab.

b. Tuntutan profesi, yang mengacu pada kebutuhan dan kebahagiaan klien

sesuai denagn norma-norma yang berlaku.

4.Tujuan Kode Etik Profesi BK

Kode etik profesi BK Indonesia bertujuan :

a. Panduan perilaku berkarakter dan profesional bagi anggota organisasi

dalam memberikan pelayanan BK

13

Page 17: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

b. Membantu anggota organisasi dalam membangun kegiatan pelayanan yang

profesional

c. Mendukung misi organisasi profesi, yaitu ABKIN

d. Landasan dan arah menghadapi permasalahan dari dan mengenai diri

anggota asosiasi

e. Melindungi anggota asosiasi dan sasaran layanan (konseli)

f. Etika organisasi profesi BK adalah kaidah nilai dan moral sebagai rujukan

bagi anggota organisasi melaksanakan tugas atau tanggungjawabnya dalam

layanan BK kepada konseli.

g. Wajib dipatuhi dan diamalkan oleh seluruh jajaran pengurus dan anggota

organisasi tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota.

h. Etika organisasi profesi BK adalah kaidah nilai dan moral sebagai rujukan

bagi anggota organisasi melaksanakan tugas atau tanggungjawabnya dalam

layanan BK kepada konseli.

i. Wajib dipatuhi dan diamalkan oleh seluruh jajaran pengurus dan anggota

organisasi tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota.

D. USAHA ABKIN MENGEMBANGKAN PROFESI

Usaha yang dilakukan ABKIN dalam mengembang profesi antara lain :

a. Menyiapkan pendidikan profesi konselor.

b. Menyusun kompetensi konselor (2001).

c. Menata pendidik profesional konselor(2007).

d. Menyelenggarakan layanan BK dalam jalur pendidikan formal (2007).

Usaha lanjutan yang dilakukan ABKIN, antara lain :

a. Sertifikasi guru bimbingan dan konseling.

b. Rancangan permendiknas tentang pendidikan profesi konselor (2007).

c. Pelantikan lulusan pendidikan profesi konselor (UNP) dan sertifikasi jalur

pendidikan (UNJ).

d. Fasilitasi pengembangan kurikulum BK/profesi (Kaprodi dan pakar BK

serta ABKIN).

e. Pengangkatan guru BK ke Dinas Pendidikan dan Bupati.

14

Page 18: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

f. Masukan terhadap rancangan pedoman pelaksanaan tugas guru dan

pengawas, khusus tentang BK.

g. Beban kerja / jam kerja dan ratio guru BK atau konselor.

h. Partisipasi daalam musibah, khususnya bencana alam.

.

15

Page 19: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

BAB III

PENUTUPA. Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa bimbingan dan konseling

merupakan suatu profesi karena bimbingan dan konseling dapat memenuhi ciri-

ciri atau syarat sebagai profesi yang antara lain yaitu dilaksanakan oleh petugas

yang mempunyai keahlian dan kewenangan, petugas profesi merupakan lulusan

Perguruan Tinggi, merupakan pelayanan kemasyarakatan, diakui oleh masyarakat

dan pemerintah, dalam melaksanakan kegiatan menggunakan teknik/metode

ilmiah, memiliki organisasi profesi, memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran

rumah Tangga (AD/ART), dan memiliki kode etik profesi. Selain itu

pengembangan profesi bimbingan dan konseling ini meliputi standardisasi untuk

kerja professional konselor, standardisasi penyiapan konselor, akreditasi,

stratifikasi dan lisensi, dan pengembangan organisasi profesi.

B. Saran

Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan

kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

16

Page 20: KATA PENGANTAR - Web viewDi tingkat Nasional dibentuk PENGURUS BESAR yang merupakan badan ... mengingat profesi bimbingan dan konseling merupakan usaha pelayanan ... Bandung : CV Ilmu

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Edisi III, hal. 897.

Sjafri Sairin. 2013. Membangun Profesionalisme Muhammadiyah. Yogyakarta: Lembaga Pengembangan Tenaga Profesi [LPTP], hal 37.

Supeno, Hadi. 2001. Potret Guru. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

http:///I:/Welcome to My Blog Let Talk about Guidance and Counseling....Bimbingan Dan Konseling Sebagai Profesi Syarat, Identitas, Sifat Dasar, Wawasan, Dan Kredensialisasi.html

http:///I:/Metamorfosa BIMBINGAN DAN KONSELING SEBAGAI PROFESI.html

Djumhar dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.

Buku Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan, Refika Aditama

Djumhar dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah (Guidance & Counseling). Bandung : CV Ilmu.

Shertzer, B. & Stone, S.C. 1976. Fundamental of Gudance. Boston : HMC

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan Konseling. Cetakan ke dua.

Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia

17