· web viewdi era modern sekarang ini, transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan...
TRANSCRIPT
TINJAUAN VIKTIMOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA
TABRAK LARI
( Studi di Wilayah Hukum Polres Lombok Tengah )
JURNAL ILMIAH
Oleh :
ZAENAL ABIDIN
D1A014357
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
2018
TINJAUAN VIKTIMOLOGIS TERHADAP TINDAK PIDANA
TABRAK LARI
( Studi di Wilayah Hukum Polres Lombok Tengah )
Zaenal AbidinD1A014357
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS MATARAM
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaturan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana tabrak lari dan untuk mengetahui pelaksanaan pemberian perlindungan korban tindak pidana tabrak lari di wilayah hukum Kabupaten Lombok Tengah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum empiris, metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual, dan pendekatan sosiologis. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Sumber data yg digunakan di dapat berdasarkan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu dimulai dengan mengkaji norma hukum yang ada kemudian menguraikan, melukiskan dan diterangkan dengan tujuan disamping untuk mengungkapkan kebenaran sekaligus untuk memahami kebenaran tersebut.
Kata kunci : Perlindungan Hukum, Tabrak Lari.
VICTIMOLOGICAL REVIEW OF CRIMINAL MEASURES
HIT AND RUN
(Studies in Central Lombok Police Jurisdiction)ABSTRACT
The purpose of this study is to know the legal protection arrangements against victims of the hit-and-run criminal act and to know the implementation of providing protection for victims of the hit-and-run crime in the Central Lombok Police Jurisdiction. The research method used is empirical law research method, the approach method used is the approach of legislation, conceptual approach, and sociological approach. The types of data used are primary data and secondary data. The data source used is based on library research and field research. The analysis of the data used is qualitative analysis, which starts with reviewing the legal norms that are then described, illustrated and explained with the aim of expressing the truth as well as understanding the truth.
Keywords: Legal Protection, hit-and-run.
I. PENDAHULUAN
Di era modern sekarang ini, transportasi merupakan sarana yang sangat
penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh
persatuan dan kesatuan serta mempengaruhi semua aspek kehidupan berbangsa
dan negara. Pentingnya transportasi tersebut tercermin pada semakin
meningkatnya kebutuhan akan jasa angkutan bagi mobilitas orang serta barang
dari dan ke seluruh pelosok tanah air, bahkan dari dan ke luar negeri. Di samping
itu, transportasi sebagai penunjang, pendorong, dan penggerak bagi pertumbuhan
daerah yang berpotensi namun belum berkembang, dalam upaya peningkatan dan
pemerataan pembangunan serta hasil-hasilnya.1
Setiap tahun jumlah kendaraan yang ada di Indonesia selalu bertambah, itu
disebabkan karena meningkatnya daya beli masyarakat yang ditenggarai oleh
murahnya harga yang di lepas oleh pelaku usaha dibidang otmotif khususnya
kendaraan bermotor.
Menurut Kepala Korps Polisi Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol
Agung Budi Maryoto, populasi kendaraan yang ada di seluruh bagian Nusantara
mencapai 124.348.224 unit. Data itu didapat dari pendaftaran registrasi kendaraan
terhitung sampai Juli 2016. Setiap tahun dikatakan pertumbuhan kendaraan enam
juta unit per tahun. Sebesar 10 – 15 persen kontribusinya datang dari mobil.
1 C.S.T. Kansil dan Christine S.T Kansil, Disiplin Berlalu Lintas Di Jalan Raya, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1995, hlm. 4.
Jumlah yang sangat luar biasa ini sangat memberikan kontribusi dominan dan
menjadi andalan pendapatan asli daerah (PAD) provinsi seluruh Indonesia.2
Banyaknya populasi kendaraan yang ada sekarang ini tentu tidak heran
jika banyak sekali terjadi kasus kecelakaan lalu lintas baik yang menimpa
pengguna kendaraan bermotor itu sendiri maupun yang menimpa pejalan kaki.
Kecelakaan lalu lintas ini disebabkan oleh tiga faktor utama, tiga faktor utama
tersebut adalah faktor manusia itu sendiri ( Human Error ), faktor kedua adalah
faktor kendaraan (Mechanical Failure ), faktor ketiga adalah faktor kondisi jalan.
Selain tiga faktor utama, yaitu manusia, kendaraan, dan faktor jalan, ada
juga faktor lain yang ikut menyebabkan kecelakaan. Faktor-faktor yang berada di
luar tiga faktor utama tersebut antara lain adalah faktor lingkungan dan cuaca
yang juga bisa berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan.3
Kecelakaan lalu lintas ada banyak sekali jenisnya, salah satu diantaranya
adalah tabrak lari. Istilah tabrak lari dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah: peristiwa tabrakan, yang menabrak pergi meninggalkan korbannya.
Tabrak lari juga merupakan tindakan yang mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan
sebagai makhluk yang bermoral. Salah satu dari nilai moral adalah mengenai
pribadi manusia yang bertanggung jawab.
2https://otomotif.kompas.com/read/2016/08/20/103100215/ Anda.Tahu.Populasi.Kendaraan.di.Indonesia. diakses pada hari senin tanggal 9 oktober 2017 pukul 10.15.
3 http://humaspolresbantul.blogspot.co.id/2013/05/faktor-penyebab-kecelakaan-lalu-
lintas.html diakses pada hari senin tanggal 9 oktober 2017 pukul 10.21.
Dalam kenyataannya masih sering terjadi pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas yang membawa korban baik harta benda maupun korban manusia yang
salah satunya bentuk kecelakaan itu yang berupa tabrak lari dimana pelakunya
membiarkan korban dalam keadaan luka atau mati tanpa diberi pertolongan.
Dalam keadaan seperti ini korban tidak bisa berbuat apa-apa dan mengalami
penderitaan akibat kecelakaan ini.
Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Pendekatan perundang-undangan (Statue Approach), merupakan pendekatan yang
mengkaji tentang asas-asas hukum, norma-norma hukum dan peraturan
Perundang-Undangan. Pendekatan konseptual (conceptual Approach), yaitu
pendekatan yang dilakukan dengan mengkaji literatur-literatur yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang dikaji baik yang berasal dari undang-
undang ,dokumen, buku-buku, dan sumber resmi yang berkaitan dengan
penelitian ini. Pendekatan sosiologis (sociological approach), yaitu suatu kegiatan
meneliti dan mengamati suatu peristiwa atau fakta-fakta hukum di lapangan yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Jenis data yang digunakan adalah Data primer yaitu berupa data-data
yang langsung didapatkan dalam penelitian di lapangan, data diperoleh dari hasil
wawancara secara mendalam. Data Sekunder yaitu data yang dipergunakan untuk
melengkapi data primer
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
sebagai berikut : Studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan teknik studi
dokumentasi dengan cara menghimpun dan mengkaji bahan hukum kepustakaan
yang terdiri dari peraturan perundang-undangan dan literatur-literatur yang
berkaitan dengan pendapat para sarjana yang terkait dengan pokok permasalahan
yang dibahas. Wawancara secara langsung dengan responden dan informan untuk
mengumpulkan bahan primer. Responden adalah orang yang memberikan respon
langsung terhadap suatu peristiwa dalam hal ini adalah korban tabrak lari,
sedangkan informan adalah orang yang memberikan informasi terkait pelaksanaan
penegakan hukumnya dalam hal ini adalah kepolisian.
Analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis kualitatif,
yaitu dimulai dengan mengkaji norma hukum yang ada kemudian menguraikan,
melukiskan dan diterangkan dengan tujuan disamping untuk mengungkapkan
kebenaran sekaligus untuk memahami kebenaran tersebut.
II. PEMBAHASAN
Pengaturan Perlindungan Hukum Terhadap Korban Tabrak Lari
Seperti yang sudah dijelaskan di awal Tabrak lari adalah peristiwa
tabrakan yang menabrak meninggalkan korbannya. Perbuatan tersebut merupakan
perbuatan yang keji dan tak bertanggung jawab, perbuatan tersebut sangatlah
merugikan korban dibanyak variabel atau hal.
Tabrak lari juga merupakan tindakan yang mengabaikan nilai-nilai
kemanusiaan sebagai makhluk yang bermoral. Salah satu dari nilai moral adalah
mengenai pribadi manusia yang bertanggung jawab. Mengenai hal ini sikap
tolong-menolong merupakan nilai yang harus di formalkan. Pasalnya selain
menabrak korban, pelaku juga meninggalkannya, mengingat korban merupakan
seseorang yang perlu mendapatkan pertolongan. Disini posisi korban sangatlah
dirugikan terlebih didalam kasus tabrak lari, dalam kasus tabrak lari korban
memiliki beberapa aspek penderitaan berupa : luka fisik, kerugian materi,
kerugian sosial dan psikologis, lamanya penderitaan, dan perhatian korban tindak
pidana
Dalam konteks perlindungan terhadap korban sendiri ada upaya prefentif
yang dilakukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah (melalui aparat
penegak hukumnya), seperti pemberian perlindungan atau pengawasan dari
berbagai ancaman yang dapat membahayakan nyawa korban, pemberian bantuan
medis, maupun hukum secara memadai terhadap korban, yang pada dasarnya itu
merupakan salah satu perwujutan dari perlindungan hukum terhadap korban.
Pengaturan mengenai perlindungan terhadap korban tindak pidana diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan diantaranya : 1. Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28 D, G, I, dan J yang
mengatur menegenai persamaan hak di hadapan hukum dan tidak boleh ada
perlakuan diskriminasi oleh aparat penegak hukum kepada semua warga negara
Indonesia, 2. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana pada Pasal 14c mengatur
mengenai dimungkinkannya terhadap korban tindak pidana untuk mendapatkan
ganti kerugian dari pelaku, terkait dengan kasus tabrak lari bisa diterpkan apabila
pelaku tertangkap, 3. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana pada Pasal 98-
101 mengatur mengenai upaya penggabungan perkara yang dapat di mohonkan
oleh korban tindak pidana yaitu penggabungan gugatan ganti kerugian dan
perkara pidana dalam satu persidangan untuk mempersingkat waktu, 4. Undang-
Undang Nomor 22 yahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan pada Pasal
314 mengatur mengenai jenis pidana tambahan yang dapat dijatuhkan kepada
pelaku kecelakaan lalu lintas yaitu berupa ganti kerugian, 5. Undang-Undang
Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia mengatur
mengenai tugas dan fungsi serta tanggungjawab kepolisian dalam hal
memberikan perlindungan serta menjaga keamanan agar tidak terjadi kejahatan
yang dapat mengganggu keseimbangan kehidupan bermasyarakat, 6. Undang-
Undang Nomor 34 tahun 1964 jo. Peraturan pemerintah Nomor. 18 tahun 1965
tentang ketentuan-ketentuan Pelaksanaan Dana Pertanggungan Kecelakaan Lalu
Lintas Jalan, undang-undang ini mengatur mengenai hak jaminan social berupa
santunan kecelakaan terhadap orang yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas
baik darat, laut, dan udara. Jaminan social di berikan oleh perusahaan yang
ditunjuk oleh undang-undang dalam hal ini adalah PT. Jasa Raharja (Persero).
Jumlah santunan yang di berikan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI
Nomor: KEP.16/PMK.010/2017 tanggal 13 Februari tahun 2017 adalah sebagai
berikut :
No
.
Jenis Santunan Besar Santunan
1. Meninggal dunia Rp. 50.000.000.-
2. Cacat tetap (Maksimal) Rp. 50.000.000.-
3. Perawatan (Maksimal) Rp. 20.000.000.-
4. Penggantian Biaya Penguburan
(tidak mempunyai ahlii waris)
Rp. 4.000.000.-
5. Manfaat Tambahan Penggantian Biaya P3K Rp. 1.000.000,-
6. Manfaat Tambahan Penggantian Biaya
Ambulans
Rp. 500.000,-
Sumber : Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP.16/PMK.010/2017
tanggal 13 Februari tahun 2017.4
Dari tebel diatas bisa dilihat jenis resiko apa saja yang di jaminkan oleh
PT. Jasa Raharja dan berapa jumlah santunan yang diberikan, jumlah santunan
4 Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: KEP.16/PMK.010/2017 tanggal 13 Februari tahun 2017
yang di berikan berdasarkan peraturan menteri keuangan tersebut jauh lebih
banyak dari pada santunan berdasarkan peraturan sebelumnya yang hanya 50%
dari jumlah santunan yang sekarang. Ini merupakan wujud perhatian yang di
berikan pemerintah kepada korban kecelakaan lalu lintas.
Pelaksanaan Pemberian Perlindungan Korban Tabrak Lari di Wilayah
Hukum Polres Lombok Tengah
Perlindungan hukum korban tabrak lari dalam proses pidana sudah ada
pengaturannya dalam beberapa undang-undang akan tetapi sangat jarang terjadi
bahkan hampir tidak pernah di laksanakan, karena pada kasus tabrak lari
pelakunya tidak ada atau sudah melarikan diri sehingga akan sangat sulit untuk
bisa di peroses melalui peroses pidana karena dalam beracara harus ada
pelaku/terdakwa untuk bisa di periksa dalam persidangan. Di wilayah Lombok
Tengah sendiri belum ada kasus tabrak lari yang sampai pada tahap pengadilan
karena kepolisian kesulitan dalam menemukan pelaku tabrak lari.
Korban kecelakaan lalu lintas pada umumnya mendapatkan perlindungan
dari pemerintah melalui lembaga yang sudah ditunjuk oleh undang-undang yaitu
dalam hal ini adalah PT. Jasa Raharja (Persero) untuk memberikan perlindungan
berupa jaminan sosial. Tabrak lari merupakan salah satu bentuk kecelakaan lalu
lintas yang juga termasuk ke dalam lingkup jaminan sosial. Perbedaan
perlindungan korban dalam undang-undang jaminan sosial dengan perlindungan
korban dalam proses pidana adalah terletak pada pelaksanaan pemberian
perlindungannya, pada undang-undang jaminan sosial korban akan serta merta
mendapatkan perlindungan dari perusahaan asuransi (jasa raharja) berupa
santunan tanpa harus melalui proses peradilan, sedangkan kalau melalui proses
pidana korban harus menunggu putusan hakim terlebih dahulu untuk bisa
mendapatkan ganti rugi, apabila belum ada putusan hakim yang berkekuatan
hukum tetap maka korban belum bisa mendapatkan ganti rugi.
Angka kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas khususnya di Kabupaten
Lombok Tengah mengalami pasang surut di setiap bulannya, hal ini sesuai
dengan data yang diperoleh dari Kepolisisan Negara Republik Indonesia Daerah
Nusa Tenggara Barat Resor Lombok Tengah. Total kasus kecelakaan lalu lintas
atau Laka Lantas yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun terhitung sejak bulan
Januari sampai bulan Desember tahun 2017 adalah sebanyak 163 kasus. Dari 163
kasus laka lantas 16 diantaranya adalah tabrak lari, dengan data 9 orang
meninggal dunia, 2 orang mengalami luka berat dan 7 orang mengalami luka
ringan dari keseluruhan kasus tabrak lari berikut adalah perinciannya:
Data Kecelakaan Lalu Lintas Tabrak Lari Tahun 2017 Di Wilayah Hukum
Polres Lombok Tengah :
No. Bulan Jumlah
Laka
Jumlah Korban
Laka Lantas Tabrak
Lari
Kermat
MD LB LR
1 Januari 2 1 0 1 400,000
2 Februari 0 0 0 0 0
3 Maret 0 0 0 0 0
4 April 3 1 0 2 650,000
5 Mei 4 5 0 0 3,700,000
6 Juni 1 1 0 0 200,000
7 Juli 2 0 1 1 900,000
8 Agustus 2 1 1 1 2,500,000
9 September 1 0 0 1 300,000
10 Oktober 0 0 0 0 0
11 November 1 0 0 1 50,000
12 Desember 0 0 0 0 0
Jumlah Total 16 9 2 7 8,700,000
Sumber: Data Laka Lantas Tabrak Lari Polres Lombok Tengah
Tabel di atas menunjukkan jumlah laka lantas tabrak lari pada bulan
januari sebanyak 2 kasus dengan 1 orang korban meninggal dunia dan 1 orang
mengalami luka ringan dengan kerugian materi sebesar Rp. 400.000, pada bulan
februari dan maret tidak ada kasus tabrak lari, bulan april sebanyak 3 kasus, 1
orang meninggal dunia dan 2 orang mengalami luka ringan dengan kerugian
materi sebesar Rp. 650.000, pada bulan mei terjadi 4 kasus, dengan korban 5
orang meninggal dunia yang kerugian materinya sebesar Rp. 3.700.000, bulan
juni terjadi 1 kasus yang menyebabkan 1 orang meninggal dunia dengan kerugian
materi Rp. 200.000, pada bulan juli terjadi 2 kasus dengan 1 orang mengalami
luka ringan dan 1 orang mengalami luka berat yang kerugiannya sebesar Rp.
900.000, bulan agustus terjadi 2 kasus dengan 1 orang meninggal dunia, 1orang
mengalami luka berat dan 1 orang mengalami luka ringan dengan kerugian materi
sebesar Rp. 2.500.000, bulan September terjadi 1 kasus dengan 1 orang korban
mengalami luka ringan yang kerugiannya sebesar Rp. 300.000, bulan oktober
tidak ada kasus tabrak lari, bulan november terjadi 1 kasus dengan 1 orang
korban mengalami luka ringan yang kerugiannya sebesar Rp. 50.000, pada bulan
desember tidak ada kasus tabrak lari. Jadi total jumlah kasu tabrak lari dalam
kurun waktu 1 tahun sebanyak 16 kasus dengan korban meninggal dunia
sebanyak 9 orang, korban luka berat sebanyak 2 orang dan korban luka ringan
sebanyak 7 orang dengan kerugian materi sebesar Rp. 8.700.000.
Berdasarkan data di atas, kasus tabrak lari hampir terjadi setiap bulannya,
dengan jumlah kasus terbanyak adalah pada bulan Mei dengan total 4 kasus
tabrak lari yang kerugiannya mencapai Rp. 3.700.000. ini menjukkan bahwa
tingkat kesadaran hukum berlalu lintas di kalangan masyarakat Lombok Tengah
masih kurang baik dan rasa tanggung jawab masyarakat masih rendah.
Dari data diatas masing-masing korban mendapatkan haknya berupa
santunan kecelakaan dari PT. Jasa Raharja dengan rincian korban meninggal
dunia mendapatkan 50 juta rupiah, korban luka berat mendapatkan santutan uang
sebesar 10 juta rupiah dan biaya perawatan, sedangkan untuk korban luka ringan
mendapatkan sntunan berupa penggantian biaya P3K sebesar 1 juta rupiah dari
pihak Jasa Raharja. Ini menunjukkan peran perusahaan asuransi berjalan dengan
baik walaupun masih banyak korban kecelakaan yang tidak mendapatkan haknya
berupa santunan karena tidak tau-menau terkait masalah hak yang seharusnya
diperoleh apabila menjadi korban kecelakan khususnya kecelakan lalu lintas.
III. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan
mengenai permasalahan yang diangkat sebagai berikut :
Perngaturan perlindungan hukum terhadap korban tindak pidana diatur
dalam beberapa peraturan perundang-undangan yaitu : KUHP pada Pasal 14c,
KUHAP pada Pasal 98-101, Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964 jo. PP Nomor
18 tahun 1965, Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, dan Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu
Lintas Angkutan Jalan.
Pelaksanaan Pemberian Perlindungan Korban Tabrak Lari di Wilayah
Hukum Polres Lombok TengahPemberian perlindungan terhadap korban tabrak
lari dilakukan diluar proses pidana yaitu dilakukan dengan mengupayakan
pemberian hak jaminan sosial dari jasa raharja yang berupa pemberian santunan
untuk korban kecelakaan lalu lintas khususnya tabrak lari. Dengan rincian 4 orang
meninggal dunia yang masing-masing koban mendapat santunan sebesar 50 juta
dan tambahan biaya perawatan, untuk 1 orang korban yang mengalami luka berat
mendapatkan santunan sebesar 10 juta rupiah dan bebas biaya perawatan selama 3
bulan di rumah sakit, sedangkan untuk 3orang korban luka ringan masing-masing
mendapatkan santunan berupa penggantian biaya P3K sebesar 1 juta rupiah.
SARAN
Peraturan Perlindungan : Pemerintah harus lebih memperhatikan lagi
mengenai hak-hak korban mengingat hampir dalam setiap undang undang pidana
yang dilindungi haknya adalah pelaku saja, alangkah lebih baik apabila
pemerintah dalam membuat undang-undang harus juga mencantumkan
kepentingan korban tekait masalah perlindungan hukumnya untuk memberikan
kepastian hukum bagi korban sesuai dengan haknya sebagai warga negara yang
pada dasarnya dilindungi oleh negara.
Pelaksanaan Perlindungan : 1) Pemerintah dalam hal ini juga harus lebih
memperhatikan masalah pengadaan sarana dan prasarana yang dapat
meminimalisir terjadinya kecelakaan lalu lintas dengan memperbaiki jalan-jalan
yang rusak. 2) Kepolisian haruslah bertindak pro aktif dalam memberikan
kemudahan bagi korban yang hendak mengurus persyaratan untuk melakukan
klaim asuransi supaya korban segera mendapatkan haknya. 3) Perusahaan
asuransi dalam hal ini PT. Jasa Raharja harus bertindak aktif dan lebih sering
melakukan sosialisasi secara langsung ke daerah-daerah yang masih minim
perhatian seperti ke desa-desa. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak jasa
raharja membuat masih banyak masyarakat khususnya yang menjadi korban
kecelakaan lalu lintas tidak mendapatkan haknya karena tidak tau-menau masalah
tugas dan fungsi dari jasa raharja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Kansil, C.S.T. dan Christine S.T. Kansil. Disiplin Berlalu Lintas di Jalan Raya. Graha Ilmu , Yogyakarta, 1995.
Peraturan-Peraturan
Indonesia, Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 36/PMK.010/2008 tentang Besar Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5025.
Indonesia, Undang-Undang Nomor 34 Tahun 1964 Tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 138.
Internet
http://humaspolresbantul.blogspot.co.id/2013/05/faktor-penyebab-kecelakaan-lalu-lintas.html
https://otomotif.kompas.com/read/2016/08/20/103100215/Anda.Tahu.Populasi.Kendaraan.di.Indonesia.