11. daya anti bakteri ekstrak jahe merah

8

Click here to load reader

Upload: priyono-haryono

Post on 11-Aug-2015

272 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

75

DAYA ANTI BAKTERI EKSTRAK JAHE MERAH ( Zingiber officinale Rosc.) DENGANKONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN Aeromonas hydrophila

SECARA IN VITRO

ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF RED GINGER EXTRACT (Zingiber officinale Rosc.) INDIFFERENT CONCENTRATION TO Aeromonas hydrophila WITH IN VITRO METHOD

Irene Retno Kusumawardani, Rahayu Kusdarwati dan Didik Handijatno

Program Studi Budidaya PerairanFakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga

Kampus C Jl. Mulyorejo – Surabaya, 60115 Telp. 031-5992785

Abstract

Unstability of environment condition can cause incidence diseases. Disease which generallyattack the freshwater fish is Motil Aeromonas Septicaemia (MAS) which caused by the attack ofAeromonas hydrophila . This disease can cause mortality in aqu aculture. Control with antibiotic oftengenerate unfavorable impact such as environmental pollution, resistance to bacterium and anaccumulation residue at the host.

This research is trying to find an alternative medicine to threat the MAS disease. Naturalmaterial used in this research is red rhizome ginger ( Zingiber officinale Rosc.). This plant extracted to getactive compound and tested to Aeromonas hydrophila with in vitro.

Purpose of this research was to know the ability of to inhibit and kill potent from red rhizomeginger (Zingiber officinale Rosc.) with the different concentration to growth of Aeromonas hydrophila ,and also to know the minimum concentration of red ginger extract ( Zingiber officinale Rosc.) which caninhibit and kills Aeromonas hydrophila. Research was done on October – November 2006 in BacteriologyLaboratory of Tanjung Perak Fish Quarantine Station in Surabaya.

This research used experimental method, completely randomized design with eleven treatmentsand three times repetitions. Pa rameters were Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and MinimumBactericidal Concentration (MBC). The result of observation is analyzed with probit analysis and F- testand continued with Duncan’s Multiple Range Test.

Result of research showed that red ginger extract have antibacterial activity against Aeromonashydrophila. According to probit analysis, it showed that Aeromonas hydrophila can be killed by extract ofred ginger at MIC (7.971 % or 0.08 g/ml) and MBC (31.849 % or 0.32 g/ml). Beside thatspectrophotometer’s optical density value (OD) showed Aeromonas hydrophila’s growth can be inhibitedat OD 2.569. Result of F-test indicated that among the concentration give different significant influencein inhibiting growth of Aeromonas hydrophila .

Key words : Aeromonas hydrophila , red ginger, in vitro, dilution methods

PendahuluanPeluang mengembangkan perikanan

budidaya untuk memenuhi kebutuhan pasardomestik dan dunia masih sangat besar.Sedangkan tantangan yang akan terus dihadapipasar dunia bagi komoditi perikanan adalahmenyangkut mutu dan sanitasi ( food safety)seperti masalah kandungan antibiotik, bakteripatogen, racun hayati (biotoksin) maupunpestisida

Dalam sistem budidaya perairanbanyak didapati senyawa organik yang berasaldari sisa pakan dan feses mikroorganisme. Halitu menyebabkan penurunan kualitas air yangmerupakan penyebab utama dalam merangsangpertumbuhan plankton yang tak terkendali dan

mikroorganisme penyebab penyakit bakterial,viral, jamur maupun parasiter (Irawan, 2000).

Salah satu penyakit yang dapat timbulpada usaha budidaya air tawar adalah timbulnyabercak merah pada permukaan tubuh ikan yangdikenal sebagai haemorrhagic septicaemia.Penyakit ini disebabkan karena serangan bakteriAeromonas hydrophila yang umumnyamenyerang ikan-ikan air tawar seperti koi, lele,mas, dan nila (Arwan, 2002). Di daerah JawaTengah kematian akibat penyakit ini dapatmencapai 300 ton ikan. Di Kabupaten Kendalpenyakit akibat Aeromonas hydrophila ini dapatmematikan 10 % populasi ikan yangdibudidayakan hingga menyebabkan kerugianRp 7,5 juta lebih (Arwan, 2002).

Page 2: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah .....................

76

Berbagai upaya pencegahan danpengobatan telah dilakukan untukmenanggulangi penyakit ini. Penggunaanantibiotik secara berkelanjutan dan takterkontrol akan dapat menimbulkan resistensibakteri terhadap obat-obatan tersebut.Menyikapi permasalahan tersebut maka perludiupayakan penggunaan obat yang aman untukmengendalikan Aeromonas hydrophila , salahsatunya menggunakan sumber hayati misalnyatumbuh-tumbuhan.

Komponen dari tumbuhan yang dapatbersifat antibakteri antara lain adalah minyakatsiri. Golongan rimpang-rimpangan dengankandungan minyak atsiri tinggi adalah jahemerah (Zingiber officinale Rosc.) dengankandungan minyak atsiri sebesar 2.58 -2.72 %(Tim Lentera, 2002). Dengan adanya senyawaaktif minyak atsiri yang tinggi pada rimpangjahe merah diharapkan dapat digunakan sebagaiobat antibakteri yang aman tanpa menimbulkanresidu yang berdampak negatif bagi konsumensehingga dapat mengontrol pertumbuhan bak teriAeromonas hydrophila pada budidaya ikan-ikanair tawar.

Rumusan masalah pada penelitian iniadalah apakah penggunaan ekstrak jahe merahdengan konsentrasi yang berbeda berpengaruhterhadap pertumbuhan Aeromonas hydrophiladan berapa konsentrasi minimum ekstrak jahemerah yang dapat menghambat dan membunuhAeromonas hydrophila

Tujuan dari penelitian ini adalah untukmengetahui pengaruh ekstrak jahe merahdengan konsentrasi yang berbeda terhadappertumbuhan Aeromonas hydrophila danmengetahui konsentrasi minimum ekstrak jahemerah yang dapat menghambat dan membunuhAeromonas hydrophila.

Penelitian ini diharapkan dapatmemberikan informasi yang bermanfaat tentangaktifitas ekstrak jahe merah sebagai anti bakteriterhadap pertumbuhan Aeromonas hydrophilasecara in vitro. Dari hasil penelitian ini jugaakan diperoleh konsentrasi optimal ekstrak jahemerah sebagai tanaman obat berkhasiat dalampenaggulangan penyakit bakterial di lapangan.

Metodologi PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan

Oktober – Nopember 2006. Penelitianpendahuluan dilakukan di bagian MikrobiologiFakultas Kedokteran Hewan UniversitasAirlangga Surabaya. Penelitian utama bertempatdi Laboratorium Bakteriologi Stasiun KarantinaIkan Kelas I Tanjung Perak Surabaya,Laboratorium Gastroenteritis Tropical DiseaseCentre Universitas Airlangga Surabaya, dan

pembuatan ekstrak jahe merah dilakukan diLaboratorium Fitokimia Fakultas FarmasiUniversitas Airlangga Surabaya.

Bahan penelitian berupa isolat murniAeromonas hydrophila yang diperoleh dariLaboratorium Mikrobiologi FakultasKedokteran Hewan Universitas Airlangga,rimpang jahe merah, TSA (Tripticase SoyaAgar), TSIA (Triple Sugar Iron Agar), NutrienBroth (NB), MR dan VP Broth, medium agardarah (blood agar), medium gula-gula, paperoksidase, H2O2 3%, media O/F, media MIO(Motility Indol Ornithine), media gelatine,media LIA (Lysine Iron Agar), kepingNovobiocin, NaCl fisiologis, Tween 20, McFarland 1, kristal violet, safranin, lugol,aquades, dan alkohol aceton.

Peralatan yang digunakan meliputitabung reaksi, rak tabung reaksi, cawan Petri,pembakar bunsen, ose, mikroskop, object glass,cover glass, autoclave, pipet ukur,pipet tetes,gelas ukur, neraca timbangan, incubator,spektrofotometer, rotary vacum evaporator,pengaduk, erlenmeyer, dan needle.

Penelitian menggunakan metodeeksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap(RAL). Penelitian ini menguji daya antibakteriekstrak rimpang jahe merah ( Zingiber officinaleRosc.) terhadap Aeromonas hydrophila secarain vitro. Uji yang digunakan dalam penelitianini menggunakan metode pengenceran untukmengetahui Minimum Inhibitory Concentration(MIC) dan Minimum BactericidalConcentration (MBC). Penelitian ini dilakukandengan sebelas perlakuan dan tiga kali ulangan(Kusriningrum, 1989).

Alat yang akan digunakan dalampenelitian harus disterilisasikan ke dalamautoclave selama ± 15 menit dengan suhu 121ºC dan tekanan udara 1.5 atm (Frobisher, 1962).

Langkah-langkah pembuatan ekstrakadalah sebagai berikut : Rimpang jahe merahdipilih yang masih segar berwarna kemerah -merahan (jingga), kemudian dicuci bersih dandiangin-anginkan. Jahe merah ditimbangsebanyak 4 kilogram kemudian diiris tipis -tipisdan dikeringkan di bawah sinar matahari secaratidak langsung selama 2 hari. Simplisia inidigiling hingga menjadi serbuk sebanyak 800gram. Hasil gilingan dimaserasi diam selama 3x 24 jam dalam etanol. Kemudian disaring(filtrasi) dengan kertas saring. Hasil filtrasidiuapkan dalam Rotary Vacuum Evaporator 40ºC sampai menjadi pekat (ekstrak). Ekstrakkemudian ditempatkan dalam botol steril danditutup dengan alumunium foil. Hasil ekstraksimurni dianggap sebagai konsentrasi awal 100%.

Page 3: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

77

Sebelum digunakan bakteri dibiakkanterlebih dahulu pada media TSA dalam cawanPetri (Petridish). Untuk lebih meyakinkan jenisbakteri yang akan dipakai dalam penelitian iniyaitu Aeromonas hydrophila , maka dilakukanpembuktian isolat melalui beberapa uji yaitu :uji pewarnaan Gram, TSIA, MIO, Gela tin, MR,VP, LIA, gula-gula, hemolisin, oksidase,katalase, O/F dan resistensi novobiocin.

Metode yang digunakan adalah metodedilusi. Metode ini dilakukan dengan beberapakonsentrasi pengenceran. Larutan ekstrak jahemerah dengan konsentrasi 100 % didapatkandengan mengambil 2 ml larutan ekstrak dan0.15 ml Tween 20 sebagai pelarut. Pengencerankonsentrasi ekstrak jahe merah dilakukandengan cara mengambil 1 ml larutan ekstrakkonsentrasi 100 % dari tabung pertamakemudian ditambah dengan 1 ml NaCl fisiologisuntuk mendapatkan larutan 50 %, selanjutnyadiambil 1 ml dari larutan hasil (50%)dimasukkan dalam tabung reaksi yang baru danditambahkan 1 ml NaCl fisiologis sehinggadiperoleh larutan konsentrasi 25 %, cara yangsama dilakukan untuk mendapatk an hasilpengenceran 12.5 %, 6.25 %, 3.13 %, 1.56 %,0.78 %, dan 0.39 %. Pada pengenceran terakhiryaitu 0.39 % larutan diambil 1 ml kemudiandibuang. Larutan sebagai kontrol positif(ekstrak jahe merah) diisi dengan 1 ml NaClfisiologis dan 1 ml ekstrak jahe merah 100 %,sedangkan kontrol negatif berisi 1 ml stokkuman dan 1 ml NaCl fisiologis. Hasilpengenceran ekstrak jahe merah diulangsebanyak 3 kali ulangan.

Suspensi bakteri yang akan digunakanterlebih dahulu disetarakan dengan larutan McFarland 1. Cara penyetaraannya yaitu : ambil 4 -10 koloni bakteri kemudian tanam pada mediaNutrien Broth (NB) dan diinkubasi 3 -4 jam.Hasilnya disetarakan dengan Mc.Farland 1,sehingga jumlah bakteri yang terdapatdidalamnya setara dengan 10 8 CFU/ml (Jang etal, 1978).

Tahap pelaksanaan uji MIC dimulaidengan penyiapan tabung reaksi yang telahdisterilkan sebanyak 11 buah dan telah diisiekstrak jahe merah yang telah diencerkan sesuaikonsentrasi yang diinginkan. Suspensi kumansebanyak 1 ml kemudian dimasukkan padatabung kesatu hingga ke -10 yang telahdisetarakan dengan Mc.Farland 1. Tabung ke -10adalah kontrol negatif yang berisi 1 ml NaClfisiologis dan 1 ml suspensi kuman. Tabung ke -11 adalah kontrol positif yaitu ekstrak jahemerah yang berisi 1 ml larutan NaCl fisiologisdan 1 ml ekstrak jahe merah. Kemudian seluruhtabung diinkubasi pada suhu 27-28º C selama

24 jam. Setelah 24 jam dilakukan pengamatanseluruh tabung reaksi terhadap kekeruhan mediamenggunakan spektrofotometer dengan panjanggelombang 540 nm dan pengamatan secaravisual.

Setelah dilakukan uji MIC apabilatidak terlihat perbedaan kejernihan nyata dalammedia yang mendekati kontrol positif makadapat dilakukan uji MBC ( MinimumBactericidal Concentration) yaitu denganmengambil 1 ose dari masing-masing tabungyang hasilnya mendekati kontrol positif (jernih)dan diinokulasi pada media agar (TSA) dalampetridish. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 27 -28 º C. Setelah 24 jam diamati adanyapertumbuhan bakteri pada medium TSA.Apabila pada medium agar teramati adanyapertumbuhan bakteri berarti ekstrak jahe merahbersifat bakteriostatik, sedangkan apabila tidakada pertumbuhan bakteri berarti ekstrak jahemerah bersifat bakterisidal.

Parameter uji menggunakan parameterkualitatif dan kuantitatif yaitu data yangdiperoleh dari tingkat kejernihan ekstrak jahemerah pada uji MIC dan konsentrasi terendahpada uji MIC yang dapat menghambat bakteri(bakteriostatik) atau membunuh bakteri(bakterisidal) melalui pengamatan pertumbuhanbakteri di media TSA pada uji MBC.

Hasil penelitian MIC dan MBC secarakualitatif akan dianalisis menggunakan analisisprobit memakai program komputer SPSSsedangkan hasil MIC secara kuantitatif (nilaiOD dari spektrofotometer) diuji dengan uji Fdan dilanjutkan dengan uji berjarak Duncanpada derajat kepercayaan 95 %.

Hasil dan PembahasanHasil

Uji identifikasi yang dilakukan padapenelitian ini yaitu uji pewarnaan Gram dan ujibiokimiawi sehingga dapat meyakinkan bahwaisolat yang digunakan adalah Aeromonashydrophila. Uji biokimiawi tersebut dilakukansebelum penggunaan bakteri untuk uji MIC.Dari hasil uji dapat diketahui bahwa bakteriyang digunakan adalah isolat murni Aeromonashydrophila (Tabel 1).

Pada pengamatan uji MIC secara visualdidapatkan bahwa ekstrak jahe merahmempunyai aktifitas menghambat pertumbuhanAeromonas hydrophila . Hambatan pertumbuhanterjadi pada konsentrasi mulai 6.25 % padaulangan 1 dan 2, sedangkan pada ulangan 3konsentrasi yang sudah mulai menghambatadalah 12.5 %. Setelah dianalisis dengananalisis probit dapat diketahui bahwakonsentrasi minimal ekstrak jahe merah yang

Page 4: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah .....................

78

dapat menghambat pertumbuhan bakteri adalah7.971 % (Tabel 2).

Pada penelitian ini pengukuran tingkatkejernihan juga dilakukan secara kua ntitatifmelalui pembacaan spektrofotometermenggunakan panjang gelombang 540 nmsehingga akan diperoleh nilai kekeruhan atauoptical density (OD). Pada penelitian ini nilai

OD yang mendekati kontrol positif adalahkonsentrasi 100 %, 50 % dan 25 %. Namunbatas nilai yang menunjukkan hambatanpertumbuhan bakteri (kejernihan) tidak dapatdipastikan. Dengan demikian nilai OD dari hasilpembacaan kekeruhan dengan spektrofotometerharus dibandingkan dengan hasil pengamatankekeruhan secara visual.

Tabel 1. Hasil uji biokimiawi bakteri

Uji Biokimiawi HasilOxidaseKatalase

O/FMotilIndol

OrnithinTSIAH2S

GelatinLysin decarboksilase

MRVP

HemolisinArabinosaGlucoseInositolLaktosaMaltosaManitolSucrosaSorbitol

++

fermentatif++-

A/A, gas +-++++

β-hemolisin+ lemah

+--++

+ lemah+ lemah

Keterangan : + = positif A/A = asam/asam- = negatif

Tabel 2. Hasil uji MIC dengan pengamatan kejernihan secara visual

Konsentrasi Ulangan ke -1 Ulangan ke -2 Ulangan ke - 3100% Jernih Jernih Jernih50% Jernih Jernih Jernih25% Jernih Jernih Jernih

12.5% Jernih Jernih Jernih6.25% Jernih Jernih Keruh3.13% Keruh Keruh Keruh1.56% Keruh Keruh Keruh0.78% Keruh Keruh Keruh0.39% Keruh Keruh Keruh

K + Keruh Keruh KeruhK - Keruh Keruh Keruh

Keterangan : jernih = bakteri terhambat pertumbuhannya keruh = bakteri tidak terhambat pertumbuhannya

Page 5: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

79

Tabel 3. Hasil uji MIC dengan pengukuran menggunakan spekrofotometerKonsentrasi Rata-rata nilai OD

100 % 3.971 a

50 % 3.942 ab

25 % 3.612 abc

12.5 % 3.379 cd

6.25 % 2.569 e

3.13 % 2.536 ef

1.56 % 2.529 efg

0.78 % 2.399 efgh

0.39 % 2.060 hi

K+ 3.942K- 0.474

Keterangan : notasi pada superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan yang ny ata (p<0.05)

Berdasarkan hasil perbandingan nilaiOD dan pengamatan secara visual diperolehdata bahwa pada konsentrasi 6.25% (warnatabung mulai jernih pada uji MIC) mempunyainilai OD rata-rata sebesar 2.569 (tabel 2).Sehingga dapat dikatakan bahwa OD yangefektif untuk menghambat pertumbuhan bakterimenggunakan ekstrak jahe merah ini adalahpada nilai OD mulai 2.569 keatas. Hasil analisisdengan uji F dapat diketahui bahwa p < 0.05.Untuk mengetahui perlakuan mana yangmemberikan pengaruh terbaik ma ka dilakukanuji berjarak Duncan. Berdasarkan penghitungandapat diketahui bahwa perlakuan dengankonsentrasi 100 % memberikan pengaruhterbaik yang tidak berbeda nyata dengankonsentrasi 50 % dan 25 % (p > 0.05)(Tabel 3).

Pada uji MBC yaitu setelah inokulasipada media TSA dan diinkubasi selama 24 jampada suhu 27-28o C pada konsentrasi 6.25 %dan 12.5 % ekstrak jahe merah bersifatbakteriostatik. Hal ini dapat dilihat dengan tetapadanya pertumbuhan bakteri yang membentukkoloni-koloni pada media TSA. Sedangkan padakonsentrasi 100 %, 50 % dan 25 % ekstrak jahemerah bersifat bakterisidal yang dibuktikandengan tidak tumbuhnya bakteri pada mediaTSA setelah inkubasi 24 jam pada suhu 27 -28o

C (tabel 4). Berdasarkan penghitungan analisisprobit dapat diketahui bahwa pada konsentrasi31.849 % ekstrak jahe merah sudah dapatmembunuh bakteri sebanyak 99.9 %

Tabel 4. Hasil pengamatan uji MBC

Pertumbuhan Koloni BakteriKonsentrasiUlangan ke -1 Ulangan ke -2 Ulangan ke -3

100 % - - -50 % - - -25 % - - -

12.5 % + + +6.25 % + + +3.13 % + + +1.56 % + + +0.78 % + + +0.39 % + + +

K + - - -K - + + +

Keterangan : (-) = tidak ada pertumbuhan koloni bakteri (+) = ada pertumbuhan koloni bakteri

Page 6: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah .....................

80

PembahasanPada hasil uji MIC dengan pengamatan

secara visual menunjukkan bahwa pada ulanganke-1 dan 2 tabung reaksi jernih pada konsentrasi6.25 % sampai 100 % sedangkan pada ulanganke- 3 tabung reaksi jernih mulai konsentrasi12.5 %. Berdasarkan analisis probit diket ahuibahwa ekstrak jahe merah mampu menghambatbakteri pada konsentrasi 7.971 %. Akinyemi etal (2005) mengatakan bahwa apabila mediumtumbuh bakteri keruh berarti bakteri masihdapat tumbuh sehingga antimikroba dikatakantidak efektif, sedangkan bila medi a jernihartinya obat tersebut efektif dalam menghambatpertumbuhan bakteri. Dengan demikian dapatdiartikan bahwa konsentrasi 100 % sampai7.971 % ekstrak jahe merah bersifatmenghambat bakteri Aeromonas hydrophila.Sedangkan pada konsentrasi 0.39 % sampa idibawah 7.971 % media terlihat keruh yangdapat diartikan ekstrak jehe merah tidak dapatmenghambat pertumbuhan Aeromonashydrophila.

Untuk mengetahui nilai kekeruhan darimasing-masing konsentrasi maka dilakukanpengukuran dengan menggunakansperktrofotometer. Pada pengukuran kekeruhanatau optical density (OD) digunakanspektrofotometer dengan panjang gelombang540 nm. Dari hasil pengukuran diperoleh nilaioptical density (OD) yang mendekati kontrolpositif adalah konsentrasi yang dianggapmampu menghambat pertumbuhan bakteri(Tabel 3). Kontrol positif yang digunakanadalah media berisi ekstrak jahe merah danNaCl fisiologis. Pada penelitian ini nilai ODyang mendekati kontrol positif adalahkonsentrasi 100 %, 50 % dan 25 %. Namunbatas nilai yang menunjukkan hambatanpertumbuhan bakteri (warna jernih) tidak dapatdipastikan. Hal ini dikarenakan nilai OD yangterbaca oleh spektrofotometer adalah nilai ODdari partikel ekstrak jahe merah dan nilai ODdari bakteri. Sehingga semakin rendahkonsentrasi ekstrak jahe merah nilai ODsemakin menurun, padahal dengan menurunnyakonsentrasi ekstrak nilai OD karenapertumbuhan bakteri akan semakin meningkat.Dengan demikian maka hasil pembacaankekeruhan dengan spektrofotometer harusdibandingkan dengan hasil pengamatankekeruhan secara visual.

Dengan membandingkan denganpengamatan secara visual diperoleh data bahwapada konsentrasi 6.25 % (warna tabung mulaijernih pada uji MIC) mempunyai nilai OD rata -rata sebesar 2.569. Sehingga dapat dikatakanbawa OD yang efektif untuk menghambat

pertumbuhan bakteri menggunakan ekstrak jahemerah ini adalah mulai pada nilai OD 2.569keatas. Hal ini dikarenakan pada OD 2.569keatas konsentrasi ekstrak jahe merah semakintinggi yang berarti semakin efektif untukmenghambat atau membunuh Aeromonashydrophilla. Setelah dianalisis dengan uji Fdapat diketahui bahwa p < 0.05. Hal ini berartipemberian ekstrak jahe merah dengankonsentrasi yang berbeda menunjukkan hasilyang berbeda nyata terhadap pertumbuhanAeromonas hydrophila. Untuk mengetahuiperlakuan mana yang memberikan pengaruhterbaik maka dilakukan uji berjarak Duncan.Berdasarkan penghitungan dapat diketahuibahwa perlakuan dengan konsentrasi 100 %memberikan pengaruh terbaik yang tidakberbeda nyata dengan konsentrasi 50 % dan 25%. Tidak adanya perbedaan ini dapatdikarenakan pada dosis 100 % - 25 % tidakterjadi pertumbuhan bakteri pada uji MBCsehingga dosis tersebut memberikan pengaruhyang sama. Dari hasil uji ini juga dapatdihubungkan antara hasil uji MIC dan nilai ODyaitu konsentrasi yang mulai dapat menghambatadalah pada konsentrasi mulai 6.25 % dengannilai OD sebesar 2.569 dan dari seluruhkonsentrasi yang dapat memberikan pengaruhterbaik (menghambat pertumbuhan Aeromonashydrophila) adalah pada konsentrasi 100 %yang tidak berbeda nyata dengan konsentrasi 50% dan 25 % (p>0.05).

Daya bunuh (bakterisidal) ekstrak jahemerah dapat diketahui melalui uji MBC denganmengamati adanya pertumbuhan koloni padamedia TSA setelah diinkubasi pada suh u 27-28o

C selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukanbahwa pada konsentrasi 100 %, 50 % dan 25 %ekstrak jahe merah bersifat bakterisidal yangdibuktikan dengan tidak tumbuhnya bakteripada media TSA. Sedangkan pada konsentrasi6.25 % dan 12.5 % ekstrak jahe merah bersifatbakteriostatik yaitu dapat dilihat dengan tetapadanya pertumbuhan bakteri yang membentukkoloni-koloni pada media TSA. Setelahdianalisis dengan analisis probit padakonsentrasi 31.849 % ekstrak jahe merah dapatmembunuh bakteri sebanya k 99.9 %. Dengandemikian maka dapat diketahui bahwa secara invitro konsentrasi terendah dari jahe merah yangdapat menghambat pertumbuhan Aeromonashydrophila adalah 7.971 % dan bersifatmembunuh Aeromonas hydrophila mulaikonsentrasi 31.849 %.

Berdasarkan hasil penelitian tentangaktivitas jahe merah terhadap Aeromonashydrophila maka dapat dikatakan bahwa ekstrakjahe merah efektif digunakan sebagai obat

Page 7: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Berkala Ilmiah Perikanan Vol. 3 No. 1, April 2008

81

antibakteri. Ekstrak jahe merah dapat dikatakanefektif dalam menghambat dan membunuhAeromonas hydrophila karena adanyamekanisme dari senyawa minyak atsiri.Berdasarkan penjelasan dari Siswandono (1995)pada minyak atsiri dari rimpang jahe merahterdapat zat aktif utama yang memiliki aktifitasantimikroba yaitu linalool, geraniol dan sitral.Linalool dan geraniol merupakan golonganalkohol yaitu linalool adalah golongan alkoholtersier sedangkan geraniol adalah alkoholprimer. Mekanisme golongan alkohol dalammenghambat pertumbuhan mikroba adalahdengan cara denaturasi protein. Bobot molekulalkohol berhubungan dengan kerja antimikroba,yaitu apabila bobot molekul alkohol meningkatmaka kerja antimikroba itu meningkat pula.Sedangkan sitral adalah golongan aldehid.Mekanisme aldehid dalam menghambatpertumbuhan mikroba adalah dengan carainaktivasi beberapa enzim melalui alkilasigugus nukleofil dan denaturasi protein.Sedangkan komponen aktif dalam ekstrak jahemerah menurut Gunawan dkk (1988) antara lainterdiri dari gingerol, 1.8-cineole, 10-dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginin, a-linolenic acid, aspartic, β-sitosterol, caprylicacid, capsaicin, chlorogenis acid, farnesal,farnesene, farnesol, dan unsur pati. Senyawa-senyawa tersebut ternyata memberikanpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri yangdapat diamati dengan melihat kejernihan mediapada uji MIC.

Antibakteri bekerja dengan caramengganggu bagian-bagian yang peka di dalamsel yaitu sintesis dinding sel, fungsi membransitoplasma, sintesis protein, metabolisme asamnukleat dan metabolisme intermediet (Jawetz etal, 1995). Menurut Robinson (1995) efekgingerol terhadap sel bakteri disebabkan olehdenaturasi protein dan juga perusakan membransitoplasma. Terjadinya denaturasi proteinmengakibatkan sel bakteri tidak dapatmelakukan fungsi normalnya sehingga secaratidak langsung akan menghambat pe rtumbuhanbakteri bahkan dapat berakibat mematikan selbakteri.

Pada perusakan membran sitoplasma,ion H+ dari senyawa gingerol akan menyeranggugus fosfat sehingga molekul fosfolipida akanterurai menjadi gliserol, asam karboksilat danasam fosfat. Hal ini mengakibatkan fosfolipidatidak dapat mempertahankan bentuk membransitoplasma, sehingga membran sitoplasma bocordan bakteri akan mengalami hambatanpertumbuhan dan bahkan kematian (Robinson,1995).

Kesimpulan dan SaranKesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang dayaanti bakteri ekstrak jahe merah dengankonsentrasi yang berbeda terhadap Aeromonashydrophila secara in vitro, dapat diambilkesimpulan bahwa ekstrak jahe merahberpengaruh terhadap pertumbuhan Aeromonashydrophila dan Minimum InhibitoryConcentration (MIC) ekstrak jahe merahterhadap Aeromonas hydrophila adalah padakonsentrasi 7.971 % atau 0.08 g ekstrak/mlpelarut. Minimum Bactericidal Concentration(MBC) ekstrak jahe merah terhadap Aeromonashydrophila adalah pada konsentrasi 31.849 %atau 0.32 g ekstrak/ml pelarut.

SaranPerlu dilakukan penelitian lebih lanjut

tentang ekstrak jahe merah secara langsungpada ikan yang terinfeksi Aeromonashydrophila .

Daftar PustakaAkinyemi, K. O., Olukayode O., Chidi E.O.,

Christopher C.I., and Kehinde A. F.2005. Screening of Crude Extract ofSix Medicinal Plants Used in SouthWest Nigerian for Anti-methicilinResistance Staphilococcus aureusActivity. Departement ofMicrobiology. Nigeria. 14p.

Arwan. 2002. Ilmuwan Diminta Temu kan ObatMujarab. www.suaramerdeka.com. 5hal.

Frobisher, M. 1962. Fundamentals ofMicrobiology (Seventh Edition). W.B.Sauders Company. United States ofAmerica. 610p.

Gunawan,D., Soegihardjo, Sri M.,Koesmardiyah. 1988. Seri TanamanObat: Empon-empon dan TanamanZingiberaceae. Perhimpunan PenelitiBahan Obat Alami. Yogyakarta. hal22.

Irawan, A. 2000. Menanggulangi Hama danPenyakit Ikan (Pengendalian,Pencegahan dan Pemberantasan). C.V.Aneka. Solo. 82 hal.

Jang S.S., Biberstein E.L., and D.C. Hirsh.1978. A Diagnostic Manual ofVeterinary Clinical Bacteriology andMycology. Microbiological DiagnosticLaboratory of Veterinary MedicalTeaching Hospital. University ofCalifornia. Davis. 171p.

Page 8: 11. Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah

Daya Anti Bakteri Ekstrak Jahe Merah .....................

82

Jawetz, E., J.L. Melnic, E.A Adelberg, G.F.Brooks, J.S. Butel, L.N. Ornston. 1995.Mikrobiologi Kedokteran (MedicalMicrobiology). Edisi 20. alih BahasaE. Nugroho, R.F. Maulany, I.Setiawan. Penerbit Buku Kedokteran.EGC. Jakarta. 573 hal.

Kusriningrum. 1989. Dasar PerancanganPercobaan dan Rancangan AcakLengkap. Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga. Surabaya. Hal53-92.

Robinson, T. 1995. Kandungan OrganikTumbuhan Tinggi. Penerbit ITB.Bandung. 367 hal.

Siswandono. 1995. Kimia Medisinal. AirlanggaUniversity Press. Surabaya. 279 hal.

Tim Lentera. 2002. Khasiat dan Manfaat JaheMerah si Rimpang Ajaib. AgroMediaPustaka. Jakarta. 88 hal.