11. bedah sesar

6
BEDAH SESAR No. Dokumen No. Revisi Halaman 0 11 (4 lembar) Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Rencana Revisi dr. Akbar Siregar, SpPD Nip. 19700211 200003 1 002 Pengertian Suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada perut dan dinding rahim (segmen bawah rahim = SBR) dengan syarat dalarn keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram Dasar Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan fisik 1. Indikasi Ibu: - Panggul sempit absolut - Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi - Stenosis serviks/vagina - Plasenta previa - DKP (Disproporsi Kepala Panggul) - Ruptura uteri imminen - Perdarahan antepartum banyak oleh karena plasenta previa totalis atau letak rendah di belakang 2. Janin: - Kelainan letak - Gawat janin - Catatan : umumnya seksio Sesaria tak dilakukan, bila janin sudah meninggal, kecuali plasenta previa totalis (PPT) dalam persalinan - Syok, anemia berat (perbaiki dahulu) - Kelainan kongenital, yang membuat persalinan pervaginam tidak memenuhi syarat. Pemeriksaan penunjang 1. Hitung jenis darah 2. Kimia darah SPO CND OBSGYN : BEDAH SESAR 1 BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

Upload: dimasdhea

Post on 17-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

pokja

TRANSCRIPT

BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

BEDAH SESAR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

011 (4 lembar)

Tanggal TerbitDitetapkan

Direktur

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALRencana Revisi

dr. Akbar Siregar, SpPD

Nip. 19700211 200003 1 002

PengertianSuatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada perut dan dinding rahim (segmen bawah rahim = SBR) dengan syarat dalarn keadaan utuh serta berat janin di atas 500 gram

Dasar DiagnosisAnamnesis

Pemeriksaan fisik1. Indikasi Ibu: Panggul sempit absolut Tumor-tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi Stenosis serviks/vagina Plasenta previa DKP (Disproporsi Kepala Panggul) Ruptura uteri imminen Perdarahan antepartum banyak oleh karena plasenta previa totalis atau letak rendah di belakang 2. Janin: Kelainan letak Gawat janin Catatan : umumnya seksio Sesaria tak dilakukan, bila janin sudah meninggal, kecuali plasenta previa totalis (PPT) dalam persalinan Syok, anemia berat (perbaiki dahulu) Kelainan kongenital, yang membuat persalinan pervaginam tidak memenuhi syarat. Pemeriksaan penunjang1. Hitung jenis darah 2. Kimia darah 3. Elektrolit 4. Urinalisa 5. Golongan darah

Diagnosis banding1. Jenis Bedah Sesar 2. Bedah Sesar transperitonialis profunda klasik (korporal) 3. Bedah Sesar trallsperitonialis profunda 4. Bedah Sesar ekstraperitonial (retroperitonealis)

BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

BEDAH SESAR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

011 (4 lembar)

Tanggal TerbitDitetapkan

Direktur

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALRencana Revisi

dr. Akbar Siregar, SpPD

Nip. 19700211 200003 1 002

Rawat inap di rumah sakit

Konsultasi

Penyulit dan potensi masalah

Tindakan1. Elektif (direncanakan) : Tentukan umur kehamilan, HPM, DJJ, gerakan janin, USG Maturitas paru : amniosentesis, pemeriksaan E2, L/S Emergensi: (tanpa melihat keadaan tersebut) 2. Pelaksanaan Pemilihan jenis anestesi Tentukan turunnya kepala Pemilihan jenis irisan abdominal Pemilihan insisi uteri : berdasarkan insisi sebelumnya (reseksio Sesar = bedah Sesar ulang) transversal atau klasik Tutup lapisan yang di insisi Eksplorasi kavum peritonii dan pastikan tidak ada perdarahan dan cidera Bila perlu perbaikan, diperbaiki dan dipikirkan kemungkinan ligasi a. Hipogastrika atau histerektomi

Obat-obatan

Mobilisasi

Makanan dan minuman

Rasa nyaman

Terapi dan penatalaksanaan

Peranan keluarga dan kerabat

Outcome yang diharapkan

Rencana pemulangan

Masa pemulihan

BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

BEDAH SESAR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

011 (4 lembar)

Tanggal TerbitDitetapkan

Direktur

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALRencana Revisi

dr. Akbar Siregar, SpPD

Nip. 19700211 200003 1 002

ReferensiPERTIMBANGAN BEDAH SESAR (PENJELASAN) 1. Hati-hati dalarn menentukan indikasi dan risiko bedah Sesar. Terkecuali dalam keadaan tertentu. Dalam beberapa menit dapat membuat keadaan yang berlainan dalarn outcome, penilaian rasional, risiko-risiko dan alasan-alasan lain terhadap pasien sebelurn rnenda patkan persetujuan pasien secara tertulis. Sebelum bedah Sesar ditentukan secara elektif, rnaturitas janin seharusnya dinilai. Penilaian Ulnur keharnilan dapat berdasarkan HPM, denyut jantung janin dan gerakan janin atau dengan USG pada awal kehamilan Kegagalan ini dilakukan amniosentesis untuk menilai maturitas pam 2. Pemilihan anestesi tergantung beberapa pertimbangan termasuk skill, riwayat anestesi sebelumnya dan reaksi yang terjadi sebelurnnya. Keadaan umum pasien, derajat kepentingan dalarn prosedur ini, dan adanya perut yang penuh. Bedah Sesar ernergensi membutuhkan anestesi umum, untuk memperbaiki prosedur ini diperlukan oksigenasi maksimal, dikontrol tekanan darah dan hemodinarnik. Pasien baring kiri untuk menghindari terjadinya supine hipotensi. Kebanyakan bedah Sesar tanpa indikasi yang penting dapat dilakukan dengan anestesi konduksi. Jika ini tak dapat dilakukan maka infiltrasi lokal mungkin efektif untuk menghindari keadaan toksik dari obat. Pemberian antibiotik profilaksik akan menurunkan morbiditas oleh karena infeksi operasi jika bedah Sesar dilakukan dalam keadaan persalinan.3. Pemilihan insisi abdomen tergantung kecepatan operasi yang dibutuhkan, insisi transversal membuat waktu yang lebih lama. Pertimbangan-pertimbangan lain termasuk abdominal scar, dalam keadaan tertentu dibutuhkan ruangan yang lebih luas untuk menyelamatkan janin. Disamping itu perlu adanya antisipasi kemungkinan insisi uterus yang akan dilakukan. Insisi klasik pada uterus diperlukan insisi median (vertikal). Insisi pfannemstil lebih kuat tidak mudah robek, lebih dapat diterima dan kosmetik lebih baik tapi mengurangi medan operasi. Bila diperlukan bisa diperlebar dengan memotong m. rectus abdominis sebagian/seluruhnya sehingga menjadi insisi Maylard. Penggunaan insisi vertikal untuk orang-orang gemuk, kecuali bila jaringan panniculus mudah diangkat.

BLUD RSUD CUT NYAK DHIEN MEULABOH

BEDAH SESAR

No. DokumenNo. RevisiHalaman

011 (4 lembar)

Tanggal TerbitDitetapkan

Direktur

STANDAR PROSEDUR OPERASIONALRencana Revisi

dr. Akbar Siregar, SpPD

Nip. 19700211 200003 1 002

4. Insisi transversal (SBR) merupakan pilihan pada umumnya. Oleh karena insisi ini akan mengurangi perdarahan. Sebab yang diiris jaringan fibrous yang tipis dar! SBR sehingga dapat ditutup dengan flap vesika urinaria. Untuk menghindari perluasan ke lateral pada a. uterina dengan jalan membuat lengkungan ke atas. Insisi klasik dilakukan bila kasus-kasus SBR tak teregang dan tidak menipis. Untuk letak lintang dengari punggung di bawah atau untuk plasenta previa dengan insersi di depan. Pilihan irisan vertikal bawah (Kroening) bila segmen bawah berkembang baik tapi dapat terjadi pelebaran insisi. Untuk re SC usahakan insisi sama seperti sebelumnya untuk mencegah daerah avaskuler dan jeleknya penyembuhan pada persilangan bekas jaringan perut. 5. Bila kepala sudah masuk jauh ke dalam pelvis pad a partus percobaan gagal, sang at sulit dikerjakan tanpa menimbulkan trauma. Elevasi kepala transvaginal oleh orang-orang terlatih dengan menggunakan tinju sehingga tekanan pad a kepala akan merata. Melakukan hal ini sebaiknya sebelum uterus di insisi. Sebagai alternatif lain digunakan forsep obstetrik yang kecil. 6. Bila terjadi perdarahan ban yak pikirkan ligasi a. iliaca interna, khususnya bila terjadi perluasan insisi uterus dan dijumpai ruptura. Bila SBR sangat tipis dan sulit diperbaiki lakukan histerektomi. Bila mungkin mintakan persetujuan ulang saat operasi. Oleh karena hal ini tidak selalu mungkin. Maka kemungkinan-kemungkinan sebetulnya sudah dijelaskan sebelum operasi. Bila ada kemungkinan-kemungkinan terjadi dehisensi oleh karena ada faktor resiko infeksi gunakan metode Smead-Jones.

SPO CND OBSGYN : BEDAH SESAR 4