109 115 jurnal diah e.m b

Upload: ratna-dewi

Post on 22-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    1/7

    SURYA 109 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN

    DI DESA MUNUNGREJO KECAMATAN NGIMBANG

    KABUPATEN LAMONGAN

    Lilik Mardiana*, Diah Eko Martini**

    ABSTRAK

    Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat inilah terjadi repair neuro-braindan

    kurang lebih 75% hormon pertumbuhan diproduksi. Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi

    perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya harus terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

    terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan

    tersebut adalah dengan pijat bayi. Tujuan penelitian ini untuk bertujuan untuk membuktikan bahwa

    pemijatan dapat meningkatkan kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Desa Munungrejo, Kecamatan

    Ngimbang.

    Desain penelitian menggunakan Pra Eksperimen Design dengan rancangan One Group Pretest-Postest Design. Sampel terdiri dari 18 responden yang dipilih secaraPurposive Sampling. Variabel

    yang diukur dalam penelitian ini adalah kuantitas tidur bayi. Penelitian ini menggunakan uji

    statistikPaired t-test( = 0,05).

    Hasil penelitian menunjukkan kuantitas tidur bayi sesudah dilakukan pemijatan lebih tinggi (13,77

    jam/hari) daripada sebelum pemijatan (12,42 jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar 1,29 jam/

    hari. Hasil uji statistik diperoleh terdapat pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6

    bulan dengan nilai (p= 0,000).

    Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap kuantitas

    tidur bayi. Perlunya peran tenaga kesehatan untuk mengembangkan promosi dan edukasi tentang

    pijat bayi kepada masyarakat khususnya orangtua untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidurbayi

    Kata kunci : Pijat bayi, Kuanti tas Tidur

    PENDAHULUAN

    Tidur merupakan prioritas utama

    bagi bayi, karena pada saat inilah terjadi

    repair neuro-brain dan kurang lebih 75%

    hormon pertumbuhan diproduksi. Oleh

    karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi

    perlu dijaga. Kualitas dan kuantitas tidur

    buah hati dapat dilihat dari cara tidurnya,

    kenyamanan tidur dan pola tidur.

    Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan

    umur dan maturitas otak, maka jumlah total

    tidur yang diperlukan berkurang akan

    diikuti dengan penurunan proporsi Rapid

    Eyes Movement (REM) dan nonREM.

    Tidur adalah salah satu bentuk

    adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Bayi

    usia 0-5 bulan akan menjalani hidup

    barunya dengan 80-90% tidur. Sesaat

    setelah bayi lahir, ia biasanya tidur

    selama 16-20 jam sehari yang dibagi

    menjadi 4-5 periode. Memasuki usia 2 bulan

    bayi mulai lebih banyak tidur malam

    dibanding siang. Seorang bayi yang baru

    lahir sampai kira-kira usia 3 bulan, akan

    menghabiskan waktu tidurnya sekitar 15-17

    jam, dengan pembagian waktu 8 jam untuk

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    2/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 110 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam.

    Semakin usia bayi bertambah, jam

    tidurnya juga semakin berkurang. Pada

    usia 3-6 bulan jumlah tidur siang semakin

    berkurang, kira-kira 3 kali dan terus

    berkurang. Total jumlah waktu tidurberkisar antara 13-15 jam/hari. Pada bayi

    usia 6 bulan pola tidurnya mulai tampak

    mirip dengan orang dewasa (Gola, 2009).

    Menurut hasil penelitian Sekartini

    tahun 2004, yang dilakukan di 5 kota yaitu

    Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan

    Batam dengan jumlah responden 385 orang,

    diperoleh data 51,3% bayi mengalami

    gangguan tidur, 42% jam tidur malamnya

    kurang dari 9 jam, terbangun malam harilebih dari tiga kali dan lama terbangun

    pada malam hari lebih dari satu jam.

    Berdasarkan studi pendahuluan di Desa

    Munungrejo Kecamatan Ngimbang pada

    bulan Oktober 2013, dengan mewawancarai

    6 orangtua bayi yang berusia 3-6 bulan,

    diperoleh data 66,7% mengatakan bahwa

    bayi sulit untuk tidur malam hari, sering

    terbangun pada malam hari lebih dari satu

    jam, total jumlah tidur perhari kurang dari13 jam, dan hanya 33,3% yang hanya

    mempunyai jumlah jam tidur normal dengan

    rata-rata 14 jam perhari. Bayi yang belum

    mempunyai jam tidur yang cukup, keesokan

    harinya seringkali menangis dan rewel.

    Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa

    masih banyak bayi yang belum mempunyai

    jam tidur yang cukup.

    Mengingat akan pentingnya waktu

    tidur bagi perkembangan bayi, maka

    kebutuhan tidurnya harus benar-benar

    terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk

    terhadap perkembangannya. Salah satu cara

    yang dapat digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan tersebut adalah dengan pijatan.

    Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan

    lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya

    konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli,

    2013). Peningkatan kuantitas atau lama tidur

    bayi yang dilakukan pemijatan disebabkan

    oleh adanya peningkatan kadar sekresi

    serotonin yang dihasilkan pada saat

    pemijatan (Roesli, 2013). Menurut Guyton

    (2001), serotonin merupakan zat transmitterutama yang menyertai pembentukan tidur

    dengan menekan aktivitas sistem

    pengaktivasi retikularis maupun aktivitas

    otak lainnya. Menurut Masud (2001),

    serotonin yang disintesis dari asam amino

    tripthophan akan diubah menjadi 5-

    hidroksitriptophan (5HTP) kemudian

    menjadi N-asetil serotonin yang pada

    akhirnya berubah menjadi melatonin.

    Melatonin mempunyai peran dalam tidur danmembuat tidur lebih lama dan lelap pada saat

    malam hari (Pierpoli dan Regerson, 2005).

    Hal ini disebabkan karena melatonin lebih

    banyak diproduksi pada keadaan gelap saat

    cahaya yang masuk ke mata berkurang

    (Masud, 2001).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Desain penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen

    Design dengan rancangan One Group

    Pretest-Postest Design. Sampel pada

    penelitian ini adalah sebagian bayi usia 3-6

    bulan di Desa Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang Kabupaten Lamongan sebanyak

    18 bayi. Teknik sampling yang digunakan

    adalah Non probability dengan teknik

    purposive sampling sesuai dengan kriteria

    inklusi. Pengumpulan data menggunakan

    lembar observasi. Satu hari sebelum

    dilakukan pemijatan peneliti melakukan

    pretest kuantitas tidur bayi kemudian

    keesokan harinya dilakukan pemijatan

    3x/minggu dalam 2 minggu. Satu hari setelah

    pemijatan peneliti melakukan postest

    kuantitas tidur bayi.

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    3/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 111 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    HASIL PENELITIAN

    1. Data umum

    1) Distribusi Umur bayi

    Diagram 1 Distribusi Umur Bayi Umur Di

    Desa Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang, Kabupaten

    Lamongan Tahun 2014Diagram 1 menunjukkan bahwa dari

    17 bayi didapatkan hampir sebagian berumur

    5 bulan sebanyak 6 responden (35,2%), dan

    sebagian kecil berumur 4 bulan sebanyak 3

    responden (17,6 %).

    2) Distribusi Jenis Kelamin bayi

    Diagram 2 Distribusi Responden Menurut

    Umur Di Desa Munungrejo

    KecamatanNgimbang,

    Kabupaten Lamongan Tahun

    2014Diagram 2 menunjukkan bahwa dari

    17 bayi didapatkan sebagian besar berjenis

    kelamin perempuan yaitu sebanyak 9

    responden (53%), dan hampir sebagian

    berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8

    responden (47%).

    3) Distribusi tingkat Pendidikan Ibu bayi

    Diagram 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan

    Ibu Responden Di Desa

    Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang, Kabupaten

    Lamongan Tahun 2014

    Berdasarkan diagram 3 dapat dilihat

    bahwa hampir sebagian pendidikan ibu

    responden adalah SMA sebanyak 6

    responden (35,4%), dan sebagian kecil

    berpendidikan SD dan Sarjana masing-

    masing sebanyak 3 responden (17,6%).

    4) Distribusi Pekerjaan Ibu bayi

    Diagram 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan

    Ibu Responden Di Desa

    Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang, Kabupaten

    Lamongan Tahun 2014.

    Diagram 4 menunjukkan bahwa

    hampir sebagian pekerjaan ibu responden

    adalah wiraswasta sebanyak 6 responden

    (35,3%), dan sebagian kecil adalah ibu rumah

    tangga sebanyak 2 responden (11,8%).

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    4/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 112 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    2. Data Khusus

    1) Kuantitas Tidur Bayi Sebelum dan

    Sesudah Pemijatan

    Gambar 5. Distribusi kuantitas tidur bayi

    sebelum dan sesudah pemijatan

    Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa

    setelah dilakukan pemijatan hampir seluruh

    responden mempunyai kuantitas tidur lebih

    banyak daripada sebelum dilakukan

    pemijatan. Data diatas diperkuat oleh data

    yang berada dalam table dibawah ini.

    Tabel 6. Distribusi Kuantitas Tidur Bayi

    Usia 3-6 Bulan Sebelum dan

    Sesudah Pemijatan Di Desa

    Munungrejo Kecamatan Ngimbang,

    Kabupaten Lamongan Tahun 2014

    Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa

    dari 17 responden sebelum dilakukan

    pemijatan, rerata kuantitas tidur respondenadalah 12.42 jam/hari dan sesudah dilakukan

    pemijatan, rerata kuantitas tidur responden

    adalah jam 13.78 jam/hari.

    Dari hasil uji Paired t-test didapatkan

    nilai p = 0,00 dimana p < 0,05, sehingga H0

    ditolak yang artinya terdapat pengaruh pijat

    bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6

    bulan di Desa Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang.

    PEMBAHASAN

    Penelitian yang dilakukan pada bulanFebruari sampai dengan Maret 2014 seperti

    pada tabel 4.5 diperoleh rerata kuantitas tidur

    bayi sebelum dilakukan pemijatan adalah

    12,42 jam/hari dan sesudah pemijatan adalah

    13,77 jam/hari dengan rerata peningkatan

    1,29 jam. Hasil uji Paired t-testdidapatkan

    bahwa pemijatan pada bayi dapat

    meningkatkan kuantitas tidurnya. Hasil

    penelitian ini sesuai dengan penelitian yang

    dilakukan di Touch Research InstituteAmerika yang menunjukkan bahwa anak-

    anak yang dipijat selama 2x15 menit setiap

    minggunya dalam jangka waktu 4 minggu,

    tidurnya menjadi lebih nyenyak sehingga

    pada waktu bangun konsentrasinya lebih baik

    daripada sebelum diberi pemijatan (Roesli,

    2013).

    Peningkatan kuantitas tidur pada bayi

    yang diberi pemijatan tersebut disebabkan

    oleh adanya peningkatan kadar sekresi

    serotonin yang dihasilkan pada saat

    pemijatan, disamping itu pada pemijatan juga

    terdapat perubahan gelombang otak yaitu

    terjadinya penurunan gelombang alpha dan

    peningkatan gelombang beta serta theta yang

    dapat dilihat melalui penggunaan EEG

    (Elektroensefalografi) (Roesli, 2013).

    Menurut Guyton (2001), serotonin

    merupakan zat transmitter utama yang

    menyertai pembentukan tidur dengan

    menekan aktivitas sistem pengaktivasi

    retikularis maupun aktivitas otak lainnya.

    Menurut Masud (2001), serotonin yang

    disintesis dari asam amino tripthophan akan

    diubah menjadi 5-hidroksitriptophan (5HTP)

    kemudian menjadi N-asetil serotonin yang

    pada akhirnya berubah menjadi melatonin.

    Melatonin mempunyai peran dalam tidur dan

    membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat

    N Min Max Mean

    Kuantitas

    Tidur Pre

    17 10.0

    0

    15.00 12.4206

    Kuantitas

    Tidur Post

    17 11.0

    0

    16.30 13.7765

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    5/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 113 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    malam hari (Pierpoli dan Regerson, 2005).

    Hal ini disebabkan karena melatonin lebih

    banyak diproduksi pada keadaan gelap saat

    cahaya yang masuk ke mata berkurang

    (Masud, 2001).

    Berdasarkan gambar 3.1 hampirseluruh responden sesudah diberikan

    pemijatan rerata kuantitas tidur responden

    mengalami peningkatan. Secara tidak

    langsung, pemijatan pada bayi memberikan

    efek yang positif, salah satunya yakni dapat

    meningkatkan kuantitas tidur bayi.

    Meskipun demikian, ada sebagian kecil

    sebanyak 2 responden (11,8%) yang tidak

    mengalami peningkatan kuantitas tidur, dan

    bahkan ada 1 responden (5,9%) yangmengalami penurunan kuantitas tidur setelah

    diberikan pemijatan, hal ini dikarenakan pada

    saat pengukuran kuantitas tidur, bayi

    mengalami sakit sehingga kondisi ini bisa

    mempengaruhi kuantitas bayi.

    Terdapat beberapa faktor yang ikut

    mempengaruhi kuantitas tidur bayi. Faktor

    tersebut mencakup faktor internal dan faktor

    eksternal. Faktor eksternal diantaranya

    adalah faktor lingkungan. Lingkungan yangramai dan tidak kondusif akan

    mempengaruhi kuantitas tidur bayi tersebut

    (Rini 2010). Pada penelitian ini faktor

    lingkungan tidak dikendalikan secara ketat,

    sehingga menimbulkan pengaruh pula

    terhadap kuantitas tidurnya. Sedangkan

    faktor internal diantaranya adalah kondisi

    kesehatan bayi, pada minggu pertama

    terdapat satu bayi yang mengalami batuk,

    tetapi pemijatan tidak dihentikan karena

    melihat kondisi bayi yang hanya batuk ringan

    dan masih memungkinkan untuk dilakukan

    pemijatan.

    Kebiasaan minum susu sebelum tidur

    juga akan berpengaruh terhadap kuantitas

    dan kualitas tidur bayi. Susu mengandung

    alfa protein yang dapat meningkatkan kadar

    triptophan. Triptophan merupakan prekursor

    dari hormon melatonin dan serotonin yang

    bertugas sebagai penghubung antar syaraf

    (neurotransmitter) serta pengatur kebiasaan

    (neurobehavioral) yang berpengaruh pada

    pola kesadaran, persepsi dan rasa sakit juga

    akan berpengaruh terhadap pola tidur(Widianto, 2006). Pada penelitian ini

    sebagian bayi mempunyai kebiasaan minum

    susu sebelum tidur dan sebagian tidak. Oleh

    karena itu bayi yang sebelum tidur diberikan

    minum susu, tidurnya akan lebih nyenyak

    dan lebih lama dibandingkan yang tidak

    minum susu sebelum tidur. Faktor usia juga

    berpengaruh terhadap kuantitas tidur bayi.

    Semakin bertambah usia maka kuantitas

    tidurnya semakin berkurang. Seorang bayiyang baru lahir sampai kira-kira usia 3 bulan,

    akan menghabiskan waktu tidurnya sekitar

    15-17 jam ada usia 3-6 bulan jumlah tidur

    siang semakin berkurang, kira-kira 3 kali

    dan terus berkurang. Total jumlah waktu

    tidur berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada

    bayi usia 6 bulan pola tidurnya mulai

    tampak mirip dengan orang dewasa (Gola,

    2009).

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan maka peneliti mengambil

    kesimpulan sebagai berikut: Kuantitas tidur

    bayi usia 3-6 bulan sesudah dilakukan

    pemijatan lebih tinggi (rerata 13,77 jam/hari)

    daripada sebelum pemijatan (rerata 12,42

    jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar

    1,29 jam/hari. Sehingga dari data tersebut

    dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh

    pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia

    3-6 bulan di Desa Munungrejo Kecamatan

    Ngimbang Kabupaten Lamongan.

    2.

    Saran

  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    6/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 114 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada

    beberapa upaya yang perlu diperhatikan:

    1) Bagi Profesi Kesehatan

    Petugas kesehatan perlu

    mengembangkan promosi dan edukasi

    tentang pijat bayi kepada masyarakatkhususnya orangtua untuk

    meningkatkan kuantitas dan kualitas

    tidur bayi. Hal ini dapat dilakukan

    dengan cara memberikan penyuluhan

    yang disertai dengan demonstrasi dan

    pemberian leaflet yang dapat

    dilakukan melalui posyandu-posyandu

    oleh petugas kesehatan.

    2) Bagi Masyarakat

    Penelitian ini diharapkan dapatmemotivasi ibu bayi untuk belajar

    tentang pijat bayi sehingga dapat

    melakukan pijatan kepada bayinya

    secara benar.

    3) Bagi Peneliti yang akan datang

    Penelitian selanjutnya sebaiknya

    menggunakan sampel dengan jumlah

    yang lebih besar. Pemberian perlakuan

    pemijatan hendaknya dilakukan oleh

    peneliti sendiri agar pemijatan yangdilakukan dapat sama antara bayi yang

    satu dengan yang lainnya. Penelitian

    selanjutnya dapat dilakukan dengan

    menilai kualitas tidur bayi bukan

    hanya kuantitasnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Atmaji, W. (2005).Kekurangan Alfa Protein

    Akan Hasilkan Generasi Kurang

    Tidur.http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htm,diakses tanggal23 Oktober 2013.

    Brainbridge, N & Health, A. (2001).BabyMassage (Kekuatan MenenangkanDari Sentuhan). Jakarta : DianRakyat

    Conny, Tanjung M.F, Rini Sekartini.Masalah Tidur Pada Anak. SariPediatri ; vol2 (3) : 138-142. 2004

    Eberlein Tamara, (2002). Selamat Tidur,Balitaku:Kiat-Kiat Mengantar Anak

    Anda Tidur. Bandung:Mizan Pustaka

    Field, T.M; Dieter, J.N.I; Hernandez, M.R;Emory E.K; Redzepi, M. (2003).Stable Preterm Infants Gain MoreWeight and Sleep Less After FiveDays of Massage Therapy, Journal

    of Pediatric Psychology. Vol.28 no.6,hal.403- 411.

    Gola, G. (2009). Ayo Bangun! DenganBugar Karena Tidur Yang Benar.Jakarta : Penerbit Hikmah.

    Guyton, A.C. (2001). Fisiologi Manusia danMekanisme Penyakit. Edisi 3.

    Jakarta: EGC.

    Harley, S. (2003). Tangan-Tangan Lembut:Pijatan Sehat Untuk Anak. Jakarta :PT. Elex Media Komputindo.

    Hidayat, A.A. (2007). Metode PenelitianKeperawatan Dan Analisis Data.Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

    Hurlock, E.B. (2002). PsikologiPerkembangan : Suatu Pendekatan

    Sepanjang Rentang Kehidupan. EdisiKelima. Jakarta: Erlangga.

    Masud, I. (2001). Fisiologi:Persepsi KerjaOtak. Malang : UM Press Malang.

    Mindell, Jodi A. Phd. (2010). Berapa Lama

    Si Kecil Membutuhkan Waktu Tidur?http://keluargasehat.wordpress.com/2

    010/05/17/berapa-lama-si-kecil-

    membutuhkan-waktu-tidur-2/.Diakses tanggal 29 Januari 2014

    Notoatmojo, Soekidjo. (2002). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta : PTRineka Cipta

    Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan

    Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan: Pedoman Skripsi,Tesis dan Instrumen Penelitian

    http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htm
  • 7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b

    7/7

    Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo

    Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan

    SURYA 115 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014

    Keperawatan. Jakarta : PT SalembaMedika

    Pierpolli, W; William R. (2005). TheMelatonin Miracle.USA: Simon danSchuster Inc.

    Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku

    Ajar Fundamental KeperawatanKonsep,Proses, Dan Praktik. Edisi 4Volume 1. Jakarta: Buku KedokteranEGC.

    Prasetyono. (2009). Teknik-Teknik TepatMemijat Bayi Sendiri. Yogyakarta:Penerbit DIVA Press.

    Riamelani. (2006). Pijat MengoptimalkanTumbuh Kembang Bayi.

    http://riamelani.multiply.com/journal/item/6. Diakses tanggal 15Nopember 2013

    Roesli, Utami. (2013). Pedoman Pijat Bayi.Edisi Revisi. Jakarta : TrubusAgriwidya.

    Santi, Enindya. (2012). Buku Pintar Pijat

    Bayi Untuk Tumbuh kembangOptimal Sehat dan Cerdas.Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.

    Sekartini, Rini. (2010). Pentingnya PolaTidur Berkualitas Untuk Bayi.http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=92&action+detail. Diakses tanggal

    22 September 2013

    Setiadi, (2007). Konsep Dan Penulisan RisetKeperawatan, Edisi 1. Yogyakarta:Graha Ilmu.

    Sugiyono, (2006). Statitska Untuk Penelitian.

    Bandung: Alfaveta

    Surinah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi

    0-12 Bulan. Jakarta : GramediaPustaka Utama.

    Widodo, Dwi Putro. Taslim, SSoetomenggolo. (2000).

    Perkembangan Normal Tidur PadaAnak Dan Kelainannya. Sari Pediatri; Vol. 2 (3) : 139-145.

    Yudana, I.G.A. (2007). Tidurlah Agar TakHilang Ingatan.http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htm. Diaksestanggal 23 Oktober 2013

    http://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://riamelani.multiply.com/journal/item/6