109 115 jurnal diah e.m b
TRANSCRIPT
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
1/7
SURYA 109 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
PENGARUH PIJAT BAYI TERHADAP KUANTITAS TIDUR BAYI USIA 3-6 BULAN
DI DESA MUNUNGREJO KECAMATAN NGIMBANG
KABUPATEN LAMONGAN
Lilik Mardiana*, Diah Eko Martini**
ABSTRAK
Tidur merupakan prioritas utama bagi bayi, karena pada saat inilah terjadi repair neuro-braindan
kurang lebih 75% hormon pertumbuhan diproduksi. Mengingat akan pentingnya waktu tidur bagi
perkembangan bayi, maka kebutuhan tidurnya harus terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk
terhadap perkembangannya. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut adalah dengan pijat bayi. Tujuan penelitian ini untuk bertujuan untuk membuktikan bahwa
pemijatan dapat meningkatkan kuantitas tidur bayi usia 3-6 bulan di Desa Munungrejo, Kecamatan
Ngimbang.
Desain penelitian menggunakan Pra Eksperimen Design dengan rancangan One Group Pretest-Postest Design. Sampel terdiri dari 18 responden yang dipilih secaraPurposive Sampling. Variabel
yang diukur dalam penelitian ini adalah kuantitas tidur bayi. Penelitian ini menggunakan uji
statistikPaired t-test( = 0,05).
Hasil penelitian menunjukkan kuantitas tidur bayi sesudah dilakukan pemijatan lebih tinggi (13,77
jam/hari) daripada sebelum pemijatan (12,42 jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar 1,29 jam/
hari. Hasil uji statistik diperoleh terdapat pengaruh pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6
bulan dengan nilai (p= 0,000).
Dengan demikian dapat disimpulkan ada pengaruh yang signifikan pijat bayi terhadap kuantitas
tidur bayi. Perlunya peran tenaga kesehatan untuk mengembangkan promosi dan edukasi tentang
pijat bayi kepada masyarakat khususnya orangtua untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas tidurbayi
Kata kunci : Pijat bayi, Kuanti tas Tidur
PENDAHULUAN
Tidur merupakan prioritas utama
bagi bayi, karena pada saat inilah terjadi
repair neuro-brain dan kurang lebih 75%
hormon pertumbuhan diproduksi. Oleh
karenanya, kualitas dan kuantitas tidur bayi
perlu dijaga. Kualitas dan kuantitas tidur
buah hati dapat dilihat dari cara tidurnya,
kenyamanan tidur dan pola tidur.
Perkembangan tidur bayi berkaitan dengan
umur dan maturitas otak, maka jumlah total
tidur yang diperlukan berkurang akan
diikuti dengan penurunan proporsi Rapid
Eyes Movement (REM) dan nonREM.
Tidur adalah salah satu bentuk
adaptasi bayi terhadap lingkungannya. Bayi
usia 0-5 bulan akan menjalani hidup
barunya dengan 80-90% tidur. Sesaat
setelah bayi lahir, ia biasanya tidur
selama 16-20 jam sehari yang dibagi
menjadi 4-5 periode. Memasuki usia 2 bulan
bayi mulai lebih banyak tidur malam
dibanding siang. Seorang bayi yang baru
lahir sampai kira-kira usia 3 bulan, akan
menghabiskan waktu tidurnya sekitar 15-17
jam, dengan pembagian waktu 8 jam untuk
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
2/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 110 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
tidur siang dan 9 jam untuk tidur malam.
Semakin usia bayi bertambah, jam
tidurnya juga semakin berkurang. Pada
usia 3-6 bulan jumlah tidur siang semakin
berkurang, kira-kira 3 kali dan terus
berkurang. Total jumlah waktu tidurberkisar antara 13-15 jam/hari. Pada bayi
usia 6 bulan pola tidurnya mulai tampak
mirip dengan orang dewasa (Gola, 2009).
Menurut hasil penelitian Sekartini
tahun 2004, yang dilakukan di 5 kota yaitu
Jakarta, Bandung, Medan, Palembang dan
Batam dengan jumlah responden 385 orang,
diperoleh data 51,3% bayi mengalami
gangguan tidur, 42% jam tidur malamnya
kurang dari 9 jam, terbangun malam harilebih dari tiga kali dan lama terbangun
pada malam hari lebih dari satu jam.
Berdasarkan studi pendahuluan di Desa
Munungrejo Kecamatan Ngimbang pada
bulan Oktober 2013, dengan mewawancarai
6 orangtua bayi yang berusia 3-6 bulan,
diperoleh data 66,7% mengatakan bahwa
bayi sulit untuk tidur malam hari, sering
terbangun pada malam hari lebih dari satu
jam, total jumlah tidur perhari kurang dari13 jam, dan hanya 33,3% yang hanya
mempunyai jumlah jam tidur normal dengan
rata-rata 14 jam perhari. Bayi yang belum
mempunyai jam tidur yang cukup, keesokan
harinya seringkali menangis dan rewel.
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa
masih banyak bayi yang belum mempunyai
jam tidur yang cukup.
Mengingat akan pentingnya waktu
tidur bagi perkembangan bayi, maka
kebutuhan tidurnya harus benar-benar
terpenuhi agar tidak berpengaruh buruk
terhadap perkembangannya. Salah satu cara
yang dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut adalah dengan pijatan.
Bayi yang dipijat akan dapat tidur dengan
lelap, sedangkan pada waktu bangun, daya
konsentrasinya akan lebih penuh (Roesli,
2013). Peningkatan kuantitas atau lama tidur
bayi yang dilakukan pemijatan disebabkan
oleh adanya peningkatan kadar sekresi
serotonin yang dihasilkan pada saat
pemijatan (Roesli, 2013). Menurut Guyton
(2001), serotonin merupakan zat transmitterutama yang menyertai pembentukan tidur
dengan menekan aktivitas sistem
pengaktivasi retikularis maupun aktivitas
otak lainnya. Menurut Masud (2001),
serotonin yang disintesis dari asam amino
tripthophan akan diubah menjadi 5-
hidroksitriptophan (5HTP) kemudian
menjadi N-asetil serotonin yang pada
akhirnya berubah menjadi melatonin.
Melatonin mempunyai peran dalam tidur danmembuat tidur lebih lama dan lelap pada saat
malam hari (Pierpoli dan Regerson, 2005).
Hal ini disebabkan karena melatonin lebih
banyak diproduksi pada keadaan gelap saat
cahaya yang masuk ke mata berkurang
(Masud, 2001).
METODOLOGI PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakandalam penelitian ini adalah Pra Eksperimen
Design dengan rancangan One Group
Pretest-Postest Design. Sampel pada
penelitian ini adalah sebagian bayi usia 3-6
bulan di Desa Munungrejo Kecamatan
Ngimbang Kabupaten Lamongan sebanyak
18 bayi. Teknik sampling yang digunakan
adalah Non probability dengan teknik
purposive sampling sesuai dengan kriteria
inklusi. Pengumpulan data menggunakan
lembar observasi. Satu hari sebelum
dilakukan pemijatan peneliti melakukan
pretest kuantitas tidur bayi kemudian
keesokan harinya dilakukan pemijatan
3x/minggu dalam 2 minggu. Satu hari setelah
pemijatan peneliti melakukan postest
kuantitas tidur bayi.
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
3/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 111 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
HASIL PENELITIAN
1. Data umum
1) Distribusi Umur bayi
Diagram 1 Distribusi Umur Bayi Umur Di
Desa Munungrejo Kecamatan
Ngimbang, Kabupaten
Lamongan Tahun 2014Diagram 1 menunjukkan bahwa dari
17 bayi didapatkan hampir sebagian berumur
5 bulan sebanyak 6 responden (35,2%), dan
sebagian kecil berumur 4 bulan sebanyak 3
responden (17,6 %).
2) Distribusi Jenis Kelamin bayi
Diagram 2 Distribusi Responden Menurut
Umur Di Desa Munungrejo
KecamatanNgimbang,
Kabupaten Lamongan Tahun
2014Diagram 2 menunjukkan bahwa dari
17 bayi didapatkan sebagian besar berjenis
kelamin perempuan yaitu sebanyak 9
responden (53%), dan hampir sebagian
berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8
responden (47%).
3) Distribusi tingkat Pendidikan Ibu bayi
Diagram 3 Distribusi Frekuensi Pendidikan
Ibu Responden Di Desa
Munungrejo Kecamatan
Ngimbang, Kabupaten
Lamongan Tahun 2014
Berdasarkan diagram 3 dapat dilihat
bahwa hampir sebagian pendidikan ibu
responden adalah SMA sebanyak 6
responden (35,4%), dan sebagian kecil
berpendidikan SD dan Sarjana masing-
masing sebanyak 3 responden (17,6%).
4) Distribusi Pekerjaan Ibu bayi
Diagram 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Ibu Responden Di Desa
Munungrejo Kecamatan
Ngimbang, Kabupaten
Lamongan Tahun 2014.
Diagram 4 menunjukkan bahwa
hampir sebagian pekerjaan ibu responden
adalah wiraswasta sebanyak 6 responden
(35,3%), dan sebagian kecil adalah ibu rumah
tangga sebanyak 2 responden (11,8%).
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
4/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 112 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
2. Data Khusus
1) Kuantitas Tidur Bayi Sebelum dan
Sesudah Pemijatan
Gambar 5. Distribusi kuantitas tidur bayi
sebelum dan sesudah pemijatan
Gambar 5 diatas menunjukkan bahwa
setelah dilakukan pemijatan hampir seluruh
responden mempunyai kuantitas tidur lebih
banyak daripada sebelum dilakukan
pemijatan. Data diatas diperkuat oleh data
yang berada dalam table dibawah ini.
Tabel 6. Distribusi Kuantitas Tidur Bayi
Usia 3-6 Bulan Sebelum dan
Sesudah Pemijatan Di Desa
Munungrejo Kecamatan Ngimbang,
Kabupaten Lamongan Tahun 2014
Tabel 6 diatas menunjukkan bahwa
dari 17 responden sebelum dilakukan
pemijatan, rerata kuantitas tidur respondenadalah 12.42 jam/hari dan sesudah dilakukan
pemijatan, rerata kuantitas tidur responden
adalah jam 13.78 jam/hari.
Dari hasil uji Paired t-test didapatkan
nilai p = 0,00 dimana p < 0,05, sehingga H0
ditolak yang artinya terdapat pengaruh pijat
bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia 3-6
bulan di Desa Munungrejo Kecamatan
Ngimbang.
PEMBAHASAN
Penelitian yang dilakukan pada bulanFebruari sampai dengan Maret 2014 seperti
pada tabel 4.5 diperoleh rerata kuantitas tidur
bayi sebelum dilakukan pemijatan adalah
12,42 jam/hari dan sesudah pemijatan adalah
13,77 jam/hari dengan rerata peningkatan
1,29 jam. Hasil uji Paired t-testdidapatkan
bahwa pemijatan pada bayi dapat
meningkatkan kuantitas tidurnya. Hasil
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan di Touch Research InstituteAmerika yang menunjukkan bahwa anak-
anak yang dipijat selama 2x15 menit setiap
minggunya dalam jangka waktu 4 minggu,
tidurnya menjadi lebih nyenyak sehingga
pada waktu bangun konsentrasinya lebih baik
daripada sebelum diberi pemijatan (Roesli,
2013).
Peningkatan kuantitas tidur pada bayi
yang diberi pemijatan tersebut disebabkan
oleh adanya peningkatan kadar sekresi
serotonin yang dihasilkan pada saat
pemijatan, disamping itu pada pemijatan juga
terdapat perubahan gelombang otak yaitu
terjadinya penurunan gelombang alpha dan
peningkatan gelombang beta serta theta yang
dapat dilihat melalui penggunaan EEG
(Elektroensefalografi) (Roesli, 2013).
Menurut Guyton (2001), serotonin
merupakan zat transmitter utama yang
menyertai pembentukan tidur dengan
menekan aktivitas sistem pengaktivasi
retikularis maupun aktivitas otak lainnya.
Menurut Masud (2001), serotonin yang
disintesis dari asam amino tripthophan akan
diubah menjadi 5-hidroksitriptophan (5HTP)
kemudian menjadi N-asetil serotonin yang
pada akhirnya berubah menjadi melatonin.
Melatonin mempunyai peran dalam tidur dan
membuat tidur lebih lama dan lelap pada saat
N Min Max Mean
Kuantitas
Tidur Pre
17 10.0
0
15.00 12.4206
Kuantitas
Tidur Post
17 11.0
0
16.30 13.7765
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
5/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 113 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
malam hari (Pierpoli dan Regerson, 2005).
Hal ini disebabkan karena melatonin lebih
banyak diproduksi pada keadaan gelap saat
cahaya yang masuk ke mata berkurang
(Masud, 2001).
Berdasarkan gambar 3.1 hampirseluruh responden sesudah diberikan
pemijatan rerata kuantitas tidur responden
mengalami peningkatan. Secara tidak
langsung, pemijatan pada bayi memberikan
efek yang positif, salah satunya yakni dapat
meningkatkan kuantitas tidur bayi.
Meskipun demikian, ada sebagian kecil
sebanyak 2 responden (11,8%) yang tidak
mengalami peningkatan kuantitas tidur, dan
bahkan ada 1 responden (5,9%) yangmengalami penurunan kuantitas tidur setelah
diberikan pemijatan, hal ini dikarenakan pada
saat pengukuran kuantitas tidur, bayi
mengalami sakit sehingga kondisi ini bisa
mempengaruhi kuantitas bayi.
Terdapat beberapa faktor yang ikut
mempengaruhi kuantitas tidur bayi. Faktor
tersebut mencakup faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor eksternal diantaranya
adalah faktor lingkungan. Lingkungan yangramai dan tidak kondusif akan
mempengaruhi kuantitas tidur bayi tersebut
(Rini 2010). Pada penelitian ini faktor
lingkungan tidak dikendalikan secara ketat,
sehingga menimbulkan pengaruh pula
terhadap kuantitas tidurnya. Sedangkan
faktor internal diantaranya adalah kondisi
kesehatan bayi, pada minggu pertama
terdapat satu bayi yang mengalami batuk,
tetapi pemijatan tidak dihentikan karena
melihat kondisi bayi yang hanya batuk ringan
dan masih memungkinkan untuk dilakukan
pemijatan.
Kebiasaan minum susu sebelum tidur
juga akan berpengaruh terhadap kuantitas
dan kualitas tidur bayi. Susu mengandung
alfa protein yang dapat meningkatkan kadar
triptophan. Triptophan merupakan prekursor
dari hormon melatonin dan serotonin yang
bertugas sebagai penghubung antar syaraf
(neurotransmitter) serta pengatur kebiasaan
(neurobehavioral) yang berpengaruh pada
pola kesadaran, persepsi dan rasa sakit juga
akan berpengaruh terhadap pola tidur(Widianto, 2006). Pada penelitian ini
sebagian bayi mempunyai kebiasaan minum
susu sebelum tidur dan sebagian tidak. Oleh
karena itu bayi yang sebelum tidur diberikan
minum susu, tidurnya akan lebih nyenyak
dan lebih lama dibandingkan yang tidak
minum susu sebelum tidur. Faktor usia juga
berpengaruh terhadap kuantitas tidur bayi.
Semakin bertambah usia maka kuantitas
tidurnya semakin berkurang. Seorang bayiyang baru lahir sampai kira-kira usia 3 bulan,
akan menghabiskan waktu tidurnya sekitar
15-17 jam ada usia 3-6 bulan jumlah tidur
siang semakin berkurang, kira-kira 3 kali
dan terus berkurang. Total jumlah waktu
tidur berkisar antara 13-15 jam/hari. Pada
bayi usia 6 bulan pola tidurnya mulai
tampak mirip dengan orang dewasa (Gola,
2009).
PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka peneliti mengambil
kesimpulan sebagai berikut: Kuantitas tidur
bayi usia 3-6 bulan sesudah dilakukan
pemijatan lebih tinggi (rerata 13,77 jam/hari)
daripada sebelum pemijatan (rerata 12,42
jam/hari) dengan rerata peningkatan sebesar
1,29 jam/hari. Sehingga dari data tersebut
dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh
pijat bayi terhadap kuantitas tidur bayi usia
3-6 bulan di Desa Munungrejo Kecamatan
Ngimbang Kabupaten Lamongan.
2.
Saran
-
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
6/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 114 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Berdasarkan kesimpulan diatas maka ada
beberapa upaya yang perlu diperhatikan:
1) Bagi Profesi Kesehatan
Petugas kesehatan perlu
mengembangkan promosi dan edukasi
tentang pijat bayi kepada masyarakatkhususnya orangtua untuk
meningkatkan kuantitas dan kualitas
tidur bayi. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara memberikan penyuluhan
yang disertai dengan demonstrasi dan
pemberian leaflet yang dapat
dilakukan melalui posyandu-posyandu
oleh petugas kesehatan.
2) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapatmemotivasi ibu bayi untuk belajar
tentang pijat bayi sehingga dapat
melakukan pijatan kepada bayinya
secara benar.
3) Bagi Peneliti yang akan datang
Penelitian selanjutnya sebaiknya
menggunakan sampel dengan jumlah
yang lebih besar. Pemberian perlakuan
pemijatan hendaknya dilakukan oleh
peneliti sendiri agar pemijatan yangdilakukan dapat sama antara bayi yang
satu dengan yang lainnya. Penelitian
selanjutnya dapat dilakukan dengan
menilai kualitas tidur bayi bukan
hanya kuantitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaji, W. (2005).Kekurangan Alfa Protein
Akan Hasilkan Generasi Kurang
Tidur.http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htm,diakses tanggal23 Oktober 2013.
Brainbridge, N & Health, A. (2001).BabyMassage (Kekuatan MenenangkanDari Sentuhan). Jakarta : DianRakyat
Conny, Tanjung M.F, Rini Sekartini.Masalah Tidur Pada Anak. SariPediatri ; vol2 (3) : 138-142. 2004
Eberlein Tamara, (2002). Selamat Tidur,Balitaku:Kiat-Kiat Mengantar Anak
Anda Tidur. Bandung:Mizan Pustaka
Field, T.M; Dieter, J.N.I; Hernandez, M.R;Emory E.K; Redzepi, M. (2003).Stable Preterm Infants Gain MoreWeight and Sleep Less After FiveDays of Massage Therapy, Journal
of Pediatric Psychology. Vol.28 no.6,hal.403- 411.
Gola, G. (2009). Ayo Bangun! DenganBugar Karena Tidur Yang Benar.Jakarta : Penerbit Hikmah.
Guyton, A.C. (2001). Fisiologi Manusia danMekanisme Penyakit. Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Harley, S. (2003). Tangan-Tangan Lembut:Pijatan Sehat Untuk Anak. Jakarta :PT. Elex Media Komputindo.
Hidayat, A.A. (2007). Metode PenelitianKeperawatan Dan Analisis Data.Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Hurlock, E.B. (2002). PsikologiPerkembangan : Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. EdisiKelima. Jakarta: Erlangga.
Masud, I. (2001). Fisiologi:Persepsi KerjaOtak. Malang : UM Press Malang.
Mindell, Jodi A. Phd. (2010). Berapa Lama
Si Kecil Membutuhkan Waktu Tidur?http://keluargasehat.wordpress.com/2
010/05/17/berapa-lama-si-kecil-
membutuhkan-waktu-tidur-2/.Diakses tanggal 29 Januari 2014
Notoatmojo, Soekidjo. (2002). MetodologiPenelitian Kesehatan. Jakarta : PTRineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian IlmuKeperawatan: Pedoman Skripsi,Tesis dan Instrumen Penelitian
http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://keluargasehat.wordpress.com/2010/05/17/berapa-lama-si-kecil-membutuhkan-waktu-tidur-2/http://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htmhttp://www.suaramerdeka.com/harian/0509/05ragam4.htm -
7/24/2019 109 115 Jurnal Diah E.M b
7/7
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Munungrejo
Kecamatan Ngimbang Kabupaten Lamongan
SURYA 115 Vol.02, No.XVIII, Juni 2014
Keperawatan. Jakarta : PT SalembaMedika
Pierpolli, W; William R. (2005). TheMelatonin Miracle.USA: Simon danSchuster Inc.
Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Buku
Ajar Fundamental KeperawatanKonsep,Proses, Dan Praktik. Edisi 4Volume 1. Jakarta: Buku KedokteranEGC.
Prasetyono. (2009). Teknik-Teknik TepatMemijat Bayi Sendiri. Yogyakarta:Penerbit DIVA Press.
Riamelani. (2006). Pijat MengoptimalkanTumbuh Kembang Bayi.
http://riamelani.multiply.com/journal/item/6. Diakses tanggal 15Nopember 2013
Roesli, Utami. (2013). Pedoman Pijat Bayi.Edisi Revisi. Jakarta : TrubusAgriwidya.
Santi, Enindya. (2012). Buku Pintar Pijat
Bayi Untuk Tumbuh kembangOptimal Sehat dan Cerdas.Yogyakarta: Pinang Merah Publisher.
Sekartini, Rini. (2010). Pentingnya PolaTidur Berkualitas Untuk Bayi.http://www.mentorhealthcare.com/news.php?nID=92&action+detail. Diakses tanggal
22 September 2013
Setiadi, (2007). Konsep Dan Penulisan RisetKeperawatan, Edisi 1. Yogyakarta:Graha Ilmu.
Sugiyono, (2006). Statitska Untuk Penelitian.
Bandung: Alfaveta
Surinah. (2009). Buku Pintar Merawat Bayi
0-12 Bulan. Jakarta : GramediaPustaka Utama.
Widodo, Dwi Putro. Taslim, SSoetomenggolo. (2000).
Perkembangan Normal Tidur PadaAnak Dan Kelainannya. Sari Pediatri; Vol. 2 (3) : 139-145.
Yudana, I.G.A. (2007). Tidurlah Agar TakHilang Ingatan.http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htm. Diaksestanggal 23 Oktober 2013
http://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://www.kompas.com/kesehatan/news/0303/25/005341.htmhttp://riamelani.multiply.com/journal/item/6http://riamelani.multiply.com/journal/item/6