106152616 identifikasi formalin pada makanan

5
Identifikasi Formalin pada Makanan A. Tujuan Praktikum Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan formalin pada produk yang diuji dan juga mengetahu konsentrasi dan absorbansinya. B. Landasan Teori Produk pangan dewasa ini semakin baragam bentuknya, baik itu dari segi jenisnya maupun dari segi rasa dan cara pengolahannya. Namun seiring dengan semakin pesatnya teknik pengolahan pangan, penambahan bahan-bahan aditif pada produk pangan sulit untuk dihindari. akibatnya keamanan pangan telah menjadi dasar pemilihan suatu produk pangan yang akan dikonsumsi. Keamanan pangan merupakan hal yang sedang banyak dipelajari, karena manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang ada di dalam makanannya. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan ilmu pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk mengawasi keamanan pangan. Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula usaha untuk menjaga daya tahan suatu bahan sehingga banyak muncul bahan- bahan pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pangan. Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuh bahan-bahan pangan dan yang non pangan. Formalin merupakan salah satu pengawet non pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan. Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin memiliki kemampuan yang sangat baik ketika mengawetkan makanan, namun walau daya awetnya sangat luar biasa, formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang- undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah

Upload: long-ayu

Post on 29-Nov-2015

83 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anfar

TRANSCRIPT

Page 1: 106152616 Identifikasi Formalin Pada Makanan

Identifikasi Formalin pada Makanan

A. Tujuan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kandungan

formalin pada produk yang diuji dan juga mengetahu konsentrasi dan

absorbansinya.

B. Landasan Teori

Produk pangan dewasa ini semakin baragam bentuknya, baik itu dari segi

jenisnya maupun dari segi rasa dan cara pengolahannya. Namun seiring dengan

semakin pesatnya teknik pengolahan pangan, penambahan bahan-bahan aditif

pada produk pangan sulit untuk dihindari. akibatnya keamanan pangan telah

menjadi dasar pemilihan suatu produk pangan yang akan dikonsumsi.

Keamanan pangan merupakan hal yang sedang banyak dipelajari, karena

manusia semakin sadar akan pentingnya sumber makanan dan kandungan yang

ada di dalam makanannya. Hal ini terjadi karena adanya kemajuan ilmu

pengetahuan serta kemajuan teknologi, sehingga diperlukan suatu cara untuk

mengawasi keamanan pangan. Dalam proses keamanan pangan, dikenal pula

usaha untuk menjaga daya tahan suatu bahan sehingga banyak muncul bahan-

bahan pengawet yang bertujuan untuk memperpanjang masa simpan suatu

bahan pangan. Namun dalam praktiknya di masyarakat, masih banyak yang

belum memahami perbedaan penggunaan bahan pengawet untuh bahan-bahan

pangan dan yang non pangan. Formalin merupakan salah satu pengawet non

pangan yang sekarang banyak digunakan untuk mengawetkan makanan.

Formalin adalah nama dagang dari campuran formaldehid, metanol dan

air. Formalin yang beredar di pasaran mempunyai kadar formaldehid yang

bervariasi, antara 20% - 40%. Formalin memiliki kemampuan yang sangat baik

ketika mengawetkan makanan, namun walau daya awetnya sangat luar biasa,

formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa undang-

undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah

Page 2: 106152616 Identifikasi Formalin Pada Makanan

Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988, Peraturan Menteri Kesehatan No.

1168/Menkes/PER/X/1999, UU No 7/1996 tentang Pangan dan UU No 8/1999

tentang Perlindungan Konsumen. Hal ini disebabkan oleh bahaya residu yang

ditinggalkannya bersifat karsinogenik bagi tubuh manusia.

Mengingat pentingnya masalah keamanan pangan, maka perlu dilakukan

suatu uji terhadap kandungan racun ataupun zat-zat berbahaya yang terkandung

dalam suatu produk makanan. Pada praktikum ini dilakukan uji terhadap

kandungan formalin pada sampel produk makanan, sehingga dapat diketahui

apakah produk tersebut layak dikonsumsi atau tidak.

Formalin atau Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal),

merupakan aldehida berbentuknya gas dengan rumus kimia H2CO. Formaldehida

awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi

diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Formaldehida bisa dihasilkan dari

pembakaran bahan yang mengandung karbon. Terkandung dalam asap pada

kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi,

formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana

dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali

juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia

(Reuss 2005).

Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi

bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk

dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi

dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini

mengandung beberapa persen metanol untuk membatasi polimerisasinya.

Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.

Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya

aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya. Formaldehida

merupakan elektrofil, bisa dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik

dan sanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena.

Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida bisa mengalami reaksi Cannizzaro,

menghasilkan asam format dan metanol. Formaldehida bisa membentuk trimer

siklik, 1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini

menjadikan sifat-sifat gas formaldehida berbeda dari sifat gas ideal, terutama

pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen

Page 3: 106152616 Identifikasi Formalin Pada Makanan

atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup

serta diisolasi supaya tidak kemasukan udara (Reuss 2005).

Secara industri, formaldehida dibuat dari oksidasi katalitik metanol. Katalis

yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan

molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi yang lebih sering dipakai

(proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250 °C dan

menghasilkan formaldehida, berdasarkan persamaan kimia

2 CH3OH + O2 2 H→ 2CO + 2 H2O.

Katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur

yang lebih tinggi, kira-kira 650 °C. dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia

sekaligus yang menghasilkan formaldehida: satu seperti yang di atas, sedangkan

satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi

CH3OH H→ 2CO + H2.

Bila formaldehida ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format

yang sering ada dalam larutan formaldehida dalam kadar ppm. Di dalam skala

yang lebih kecil, formalin bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara

komersial tidak menguntungkan.

Formaldehida dapat digunakan untuk membasmi sebagian besar bakteri,

sehingga sering digunakan sebagai disinfektan dan juga sebagai bahan

pengawet. Sebagai disinfektan, Formaldehida dikenal juga dengan nama formalin

dan dimanfaatkan sebagai pembersih; lantai, kapal, gudang dan pakaian.

Formaldehida juga dipakai sebagai pengawet dalam vaksinasi. Dalam bidang

medis, larutan formaldehida dipakai untuk mengeringkan kulit, misalnya

mengangkat kutil. Larutan dari formaldehida sering dipakai dalam membalsem

untuk mematikan bakteri serta untuk sementara mengawetkan bangkai.

Dalam industri, formaldehida kebanyakan dipakai dalam produksi polimer

dan rupa-rupa bahan kimia. Jika digabungkan dengan fenol, urea, atau melamina,

formaldehida menghasilkan resin termoset yang keras. Resin ini dipakai untuk

lem permanen, misalnya yang dipakai untuk kayulapis/tripleks atau karpet. Juga

dalam bentuk busa-nya sebagai insulasi. Lebih dari 50% produksi formaldehida

dihabiskan untuk produksi resin formaldehida.

Page 4: 106152616 Identifikasi Formalin Pada Makanan

Untuk mensintesis bahan-bahan kimia, formaldehida dipakai untuk

produksi alkohol polifungsional seperti pentaeritritol, yang dipakai untuk

membuat cat bahan peledak. Turunan formaldehida yang lain adalah metilena

difenil diisosianat, komponen penting dalam cat dan busa poliuretana, serta

heksametilena tetramina, yang dipakai dalam resin fenol-formaldehida untuk

membuat RDX (bahan peledak). Sebagai formalin, larutan senyawa kimia ini

sering digunakan sebagai insektisida serta bahan baku pabrik-pabrik resin plastik

dan bahan peledak (Reuss 2005).

C. Alat dan Bahan

D. Cara Kerja

E. Data Pengamatan

F. Pembahasan

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Formalin merupakan salah satu bahan pengawet yang berbahay jika

digunakan untuk bahan pangan. Setelah melakukan praktikum identifikasi

formalin pada produk perikanan praktikan telah dapat mengetahui kandungan

nilai absorbansi dan konsentrasi (ppm) yang terkandung dalam bahan pangan

tersebut serta adpat mengetahui cara pengujiannya. Nilai absroban selalu

berbansing lurus dengan nilai konsentrasi, sedangkan pada hasil yang diperoleh

konsentrasi formalin terbesar ditemukan pada kerang darah dan konsentrasi

terndah ditemukan pada cumi-cumi.

2. Saran

Pada proses penentuan awal dan pemilihan bahan yang akan diujikan

sebaiknya diberitakan informasinya secara jelas, sehingga asal bahan dan

kemungkinan informasi yang berguna bagi pembaca, dan tidak menimbulkan

Page 5: 106152616 Identifikasi Formalin Pada Makanan

salah persepsi mengenai jenis sampel yang diujikan, tidak semua sampel sejenis

mengandung formalin.

H. Daftar Pustaka

Day R.A and A.L. Underwood. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.

Fahrudin. 2007. Formalin dan Bahayanya bagi Kesehatan. http://www.tribun-

timur.com/view.php?id=47300&jenis=Opini. [27 Oktober 2008].

Instrument. 2000. University of Oslo. http:// www.kjemi .uio.no / Polymerkjemi/

Instruments.htm. [29 Oktober 2008].