penyalagunaan formalin
DESCRIPTION
formalinTRANSCRIPT
Formalin
Definisi
• Formalin adalah larutan yang tidak
berwarna dan baunya sangat menusuk.
Didalam formalin mengandung sekitar 37
persen formaldehid dalam air, biasanya
ditambah methanol hingga 15 persen
sebagai pengawet.
Apa itu Formalin???
• Formalin aldehida dengan rumus kimia H2CO biasanya dalam bentuk cair
• Merupakan larutan yang tidak berwarna dan baunyasangat menusuk
• Mengandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air, biasanya ditambah methanol hingga 15 persen sebagaipengawet
• Formaldehida terbentuk akibatreasi oksidasi katalitik pada metanol ; awalnyadisintesis oleh kimiawan Rusia AleksandrButlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867.
• Nama lain dari formalin adalah Formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene glycols, Methanal, Formoform, Superlysoform, Formaldehyde, dan Formalith
• Berat Molekul Formalin adalah 30,03
• Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif, dapat bereaksi dengan gugus –NH2 dariprotein yang ada pada tubuh membentuksenyawa yang mengendap
Kegunaan formalin
1. Pengawet mayat.
2. Pembasmi lalat dan serangga pengganggu lainnya.
3. Bahan pembuatan sutra sintetis, zat pewarna, cermin, kaca.
4. Pengeras lapisan gelatin dan kertas dalam dunia fotografi.
5. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
6. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
7. Bahan pengawet produk kosmetik dan pengeras kuku.
8. Pencegah korosi untuk sumur minyak.
9. Dalam konsentrasi yang sangat kecil (kurang dari 1%), formalin digunakan sebagai pengawet untuk berbagai barang konsumenseperti pembersih barang rumah tang, cairan pencuci piring , pelembut kulit, perawat sepatu, shampoo, mobil, lilin, danpembersih karpet.
Kegunaan Formalin
Sebagai desinfektan
Formalin dapat mencegah tumbuh dan
berkembangnya mikroba dan jamur, sehingga
banyak dimanfaatkan untuk campuran produk
seperti pasta gigi, bahkan pembuatan vaksin.
Pengawet mayat
Formalin akan mengeluarkan isi sel dan
menggantikannya dengan formaldehida yang lebih
kaku, sehingga tubuh yang diberi formalin dapat
bertahan lebih lama dan tidak mengalami
pembusukan.
Pembasmi lalat dan serangga
Bau khas yang dimiliki formalin membuat lalat dan
serangga tidak akan mendekat, karena bau formalin
sangat menyengat.
Bahan pembuatan sutra sintetis
Bahan pengawet untuk produk kosmetika
Bahaya Formalin !
1. Bahaya utama
Formalin sangat berbahaya bila tertelan dan akibat yang ditimbulkandapat berupa bahaya kanker pada manusia.
2. Bahaya jangka pendek (akut)
Apabila tertelan, mulut, tenggorokan, dan perut terasa terbakar, sakitmenelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi pendarahan, sakitperut yang hebat, sakit kepala, hipotensi (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar hingga koma. Selain itu juga dapat menyebabkan kerusakanhati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal.
3. Bahaya jangka panjang (kronik)
Jika tertelan, akan menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah dan kepala pusing, rasa terbakar pada tenggorokan, penurunansuhu badan dan rasa gatal di dada.
PENYALAHGUNAAN FORMALIN
1. BAHAN PENGAWET MAKANAN
a. Tahu
b. Ayam potong
c. Ikan
d. Mie basah, dll
• a. Tahu
• Tahu yang
bentuknya sangat
kenyal, tidak
mudah hancur,
awet beberapa
hari dan berbau
menyengat
• b. Ayam potong
Ciri-ciri mengandung
formalin
1. Berwarna putih
bersih
2. Pada suhu kamar
bisa awet hingga
beberapa hari
c. Ikan
• Deteksi suatu makanan apakah terdapat
atau terkandung formalin agar
mendapatkan hasil yang akurat memang
sulit. Karena deteksi formalin formalin
secara kualitatif dan kuantitatif secara
akurat hanya dapat dilakukan di
laboratorium dengan menggunakan
pereaksi kimia.
• Tetapi, terdapat beberapa ciri penyalahgunaan formalin pada
pangan dapat diketahui dengan secara kasat mata, walaupun
tidak terlampau khas untuk mengenali pangan berformalin,
namun dapat membantu membedakannya dari ikan segar
yang tanpa formalin. Tepatnya ciri-ciri ikan segar yang
mengandung formalin, diantaranya:
1. Tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (250C).
2. Warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bukan
merah segar dan warna daging ikan putih bersih.
3. Tekstur dsging ikan menjadi kaku dan sedikit sulit untuk
dibelah atau dipotong.
4. Bau menyengat, bau formalin.
5. Tidak adanya lalat ataupun serangga yang
menghinggapi ikan tersebut.
d. Mie basah
• Ciri-ciri :1. Baunya sedikit menyengat
2. Pada suhu ±25°(suhu kamar) bisa tahan hingga 2
hari, sedangkan bila disimpan di dalam pendingan
(suhu 10°) bisa awet hingga lebih dari 15 hari
3. Mie nampak mengkilap seperti dilumuri minyak,
tidak lengket dan sangat kenyal (tak mudah putus)
Contoh Kasus
• Usus Ayam Berformalin :9
Kasus penyalahgunaan formalin kembali terkuak baru-baru ini yakni untuk pengawet usus ayam yang diolah sebagai bahan makanan. Seperti dikutip dari berita di kompas.com (25/11/2010) bahwa polisi telah menangkap oknum yang menjalankan usaha usus ayam berformalin. Produk usus ayam yang diawetkan dengan formalin ini biasa dipasarkan di Pasar Tambora, Jakarta Barat. Mereka memproduksi dan menjalankan aktivitasnya ini di daerah Pamulang.
Pelaku ditangkap karena dalam menjalankan usahanya itu adalah sengaja mencampur formalin dengan air untuk dituangkan ke usus ayam agar awet. Bahan baku usus ayam diperoleh dari rumah pemotongan ayam. Selanjutnya usus dibersihkan dan kemudian direbus, lalu dimasukkan ke dalam bak air yang sudah dicampur formalin. Usus kemudian direndam sehari semalam. Setelah itu usus dibungkus dalam kantong plastik, disimpan di lemari es, dan esoknya siap dijual. Untuk pemrosesan ini relatif hanya diperlukan bahan pengawet formalin saja.
• Bagi konsumen perlu kewaspadaan tinggi dan kepedulian untuk menghindari bahan makan termasuk usus ayam mentah yang diolah dengan menggunakan formalin. Pengenalan ciri-ciri usus yang telah diproses dengan formalin dapat dikenali dengan mudah. Ciri yang umum adalah usus berwarna cerah dan bersih, tidak ada lalat yang mau hinggap di bahan, dapat awet selama beberapa hari serta bau yang agak khas.
Uji Formalin Dalam Makanan
• Secara kualitatif uji formalin dalam makanan dapat dilakukan dalamwaktu yang relatif cepat, yaitu dengan prinsip ada tidaknya reaksiformalin dengan larutan brom: H2SO4 (1:1), bila terjadi warna unguberarti positif.
• Tentu saja formalin yang terdapat di dalam makanan harus di ekstraksi lebih dulu secara benar (berdasarkan Jacob 1958 yang telah dimodifikasi dalam F.G. Winarno, 2008). Meskipun tekniknyaagak kuno, tetapi dapat dilakukan dengan cepat, dalam prakteknya, teknik tersebut memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
• Secara kuantitatif tentu saja dapat dilakuakan denganmenggunakan kurva kalibrasi. Namun karena formalin dilarang, ujikualitatif cukup untuk melakukan tindakan pelarangan danpengusutan, bila uji laboratorium ternyata positif.
Metode-metode Analisis Formalin
1. Uji kualitatif
a. Dengan Fenilhidrazina
Ditimbang 10 gr sampel dipotong kecil-kecil
dimasukkan ke dalam labu destilata ditambahkan
aquadest 100 ml ke dalam labu destilat didestilasi
dan ditampung filtrat dengan menggunakan labu ukur
50 ml diambil 2-3 tetes hasil destilat sampel
ditambahkan 2 tetes Fenilhidrazina hidroklorida, 1 tetes
kalium heksasianoferat (III), dan 5 tetes HCl. Jika
terjadi perubahan warna merah terang (positif
formalin).
b. Dengan asam kromatofat
Dicampur 10 gr sampel dengan 50 ml air dengan cara
menggerusnya dalam lumpang dipindahkan
campuran ke dalam labu destilat dan diasamkan dengan
H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan pendingin
dan didestilasi ditampung hasil destilasi .
Larutan pereaksi asam kromatofat 0,5 % dalam H2SO4
60 % (asam 1,8 dihidroksinaftalen 3,6 disulfonat)
sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml larutan hasil destilasi sambil diaduk.
Dimasukkan tabung reaksi ke dalam penangas air yang
mendidih selama 15 menit diamati perubahan warna
yang terjadi. Adanya HCHO (formalin) ditunjukkan
dengan adanya warna ungu terang sampai ungu tua.
c. Dengan larutan Schiff
ditimbang 10 gram sampel dipotong-potong
dimasukkan ke dalam labu destilat
ditambahkan 50 ml air diasamkan dengan 1
ml H3PO4. Labu destilat dihubungkan dengan
pendingin dan didestilasi. Hasil destilasi di
tampung pada labu ukur 50 ml.
Diambil 1 ml hasil destilat dalam tabung reaksi
ditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat)
lewat dinding ditambahkan 1 ml larutan
Schiff, jika terbentuk warna ungu maka positif
formalin.
2. Uji kuantitatifa. Dengan metode Asidialkalimetri Dipipet 10,0 ml hasil destilat dipindahkan ke
Erlenmeyer ditambahkan campuran 25 ml hydrogen peroksida encer P dan 50 ml natriumhidroksida 0,1 N dipanaskan di atas penangasair hingga pembuihan berhenti di titrasidengan asam klorida 0,1 N menggunakanindikator larutan fenolftalein P. Dilakukan penetapan blanko, dipipet 50,0 ml
NaOH 0,1 N ditambah 2-3 tetes indikatorfenolftalein, dititrasi dengan HCl 0,1 N. dimana 1 ml NaOH 0,1 N = 3,003 mg HCHO.
b. Dengan metode spektrofotometri
1) Asam kromatofat
Dibuat larutan baku induk (konsentrasi 1000 ppm dari formalin 37 %) diencerkan dalam labu takar 100 ml dengan aquadestsampai tanda batas dibuat larutan baku standar.
Larutan pereaksi asam kromatofat 5 ml dimasukkan ke dalamtabung reaksi ditambahkan 1 ml larutan standar formalin sambil diaduk tabung reaksi ditangas selama 15 menit dalampenangas air yang mendidih, angkat, dan didinginkan.
Penetapan kadar formalin sampel
dicampurkan 10 g sampel dengan 50 ml aquadest dengan caradigerus di dalam lumpang didestilat dan diasamkan denganH3PO4, ditampung dengan labu ukur 50 ml. Ditambahkan 5 ml asam kromatofat. diukur absorbansi sampel dan standardengan panjang gelombang 560 nm dan dihitung kadarformalinnya.
2) Larutan Schiff
Diambil 5,0 ml hasil destilatditambahkan 1 ml H2SO4 1:1 (H2SO4 pekat) lewat dinding, ditambahkan 1,0 ml larutanSchiff. Dibaca dengan spektrofotometri.
Dibuat juga blanko serta baku seri. Dengan dicari panjang gelombang optimum, lama waktu kestabilan padaspektrofotometer, dan kurva baku standarformalin.