1008200908331 tesis matematika

144
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Oleh: R.BEKTI KISWARDIANTA NIM: S830306004 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: ocuaboe

Post on 12-Aug-2015

69 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1008200908331 tesis matematika

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI

GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan

Tahun Pelajaran 2007/2008)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Untuk Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Oleh:

R.BEKTI KISWARDIANTA

NIM: S830306004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: 1008200908331 tesis matematika

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI

GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

(Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan

Tahun Pelajaran 2007/2008)

Disusun oleh:

R.Bekti Kiswardianta

NIM: S830306004

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing:

Dewan Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan

Tanggal

Pembimbing I Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D

Pembimbing II Drs. Haryono, M.Pd

Mengetahui,Ketua Program Pendidikan Sains

Dr. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 130 814 560

………….. …………..

…………..…………..

Page 3: 1008200908331 tesis matematika

iii

IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI

GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan

Tahun Pelajaran 2007/2008)

Disusun oleh:

R.Bekti Kiswardianta

NIM: S830306004

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua : Dr. Widha Sunarno, M.Pd ………… …………

Sekretaris : Dr. Ashadi ………… …………

Anggota :

1. Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D.

2. Drs. Haryono, M.Pd

…………

…………

…………

…………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains

Dr. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 130 814 560

……… ………

Direktur Program Pascasarjana

Prof. Drs.Suranto, M.Sc. Ph.D .

NIP. 131 472 192

………. ………

Page 4: 1008200908331 tesis matematika

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

N a m a : R.Bekti Kiswardianta

N I M : S830306004

Menyatakan dengan sesungguhnya Bahwa tesis berjudul " Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008)" adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang

saya peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Nopember 2008

Yang membuat pernyataan,

R.Bekti Kiswardianta

Page 5: 1008200908331 tesis matematika

v

HALAMAN MOTTO

MOTTO:

TIADA HIDUP TANPA KEGAGALAN ,KEKALAHAN , DANKEJATUHAN............

AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU......

BERDIRILAH TEGAK KEMBALI............................. JANGAN MEMANDANG KE BELAKANG , MASA LALU TELAH

BERLALU.................... HIDUP BERJALAN TERUS............................

LANGIT YANG ABADI TETAP TIDAK BERUBAH DAN HIDUP BAGAIKAN BENTUKAN GERAKAN AWAN DI ANGKASA YANG

SELALU BERUBAH-UBAH TIDAK MEMILIKI KETETAPAN DAN TIDAK ABADI . "

Page 6: 1008200908331 tesis matematika

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Sederhana Saya Persembahkan Kepada :

Bapak dan ibu almarhum tercinta yang telah

memberikan do’a, dan dorongan yang tiada henti.

Istriku yang selalu memberiku dorongan, Dan semangat

untuk semua kebaikan serta yang selalu menyertakan

doanya untuk keluarga.

Anakku tersayang yaitu Rr Nektara Titan Dian Astri,

R. Andro Zylio Nugraha dan Rr. Myoda Shandara Dian

Astri yang selalu mendo’akan dan memotivasi dalam

studi, terima kasih sayang atas pengertiannya maaf

kalau sering menyita waktu bersama kalian.

Page 7: 1008200908331 tesis matematika

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa

Ta’ala atas limpahan Rohmah dan KaruniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis dengan judul " Implementasi Pendekatan Ketrampilan

Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team

Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa (Studi Kasus

Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran

2007/2008)".Tesis ini disusun dalam rangka persyaratan mencapai derajat

Magister Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Menyadari bahwa penulisan Tesis ini banyak mengalami hambatan,

namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka dapat terselesaikan dengan baik.

Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada :

1. Prof. Drs. Suranto, M,Sc.Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Dr. Widha Sunarno, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Sains, Pasca

Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

3. Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D selaku pembimbing utama, yang telah

memberi dorongan dan bimbingan.

4. Drs. Haryono, M.Pd. selaku pembimbing II, yang dengan sangat sabar

memberikan masukan, arahan dan bimbingan.

Page 8: 1008200908331 tesis matematika

viii

5. Bapak Drs. Eddy Siswanto,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Takeran Magetan yang telah memberikan ijin untuk penelitian..

6. Bapak Dan Ibu Guru SMP Negeri 1 Takeran Magetan

7. Semoga segala kebaikan bapak dan Ibu akan menjadikan lentera dalam

kehidupan bapak fiddunyaa wal aqhiroh.

Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah

memberikan kesempatan, bantuan fasilitas dan do’anya semoga amal

sholehnya membawa kebaikan. Amien.

Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan, maka hasil

penelitian ini masih jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh

karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu

penulis dalam perbaikan dan penyusunan selanjutnya.

Surakarta, Nopember 2008

Penulis

Page 9: 1008200908331 tesis matematika

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv

HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

ABSTRAK ...................................................................................................... xiv

ABSTRACT..................................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6

C. Rumusan Masalah................................................................... 7

D. Cara Pemecahan Masalah ....................................................... 7

E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................... 9

A. Kajian Teori ............................................................................ 9

1. Teori Belajar .................................................................... 9

a. Teori Belajar Piaget .................................................... 9

b. Teori Belajar Bruner……………………………….. 10

c. Teori Belajar Gagne………………………………… 11

d. Teori Belajar Ausubel ................................................. 12

2. Pendekatan Ketrampilan Proses........................................ 13

3. Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 17

Page 10: 1008200908331 tesis matematika

x

a. Bentuk Strategi Mengajar Dengan Pendekatan Inkuiri 20

b. Siklus Pendekatan Inkuiri ......................................... 23

c. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri .............. 27

4. Metode Mengajar ............................................................. 29

5. Metode Mengajar Beregu ................................................. 31

6. Prestasi Belajar ................................................................. 35

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 37

8. Bioteknologi...................................................................... 41

B. Penelitian Yang Releven......................................................... 45

C. Kerangka Berfikir ................................................................... 46

D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 48

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 49

A. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................... 49

1. Tempat Penelitian ............................................................ 49

2. Waktu Penelitian ............................................................ 49

B. Subyek Penelitian ................................................................... 50

C. Sumber Data .......................................................................... 50

D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 50

E. Uji Coba Instrumen................................................................. 51

F. Tahapan Penelitian.................................................................. 51

G. Analisis Data .......................................................................... 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 56

A. Hasil Penelitian ………………………………… ................. 56

1. Hasil Penelitian Siklus I. ..................................................... 56

2. Hasil Penelitian Siklus II ..................................................... 62

B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 68

BAB V. PENUTUP ................................................................................... 80

A. Kesimpulan ............................................................................ 80

B. Implikasi ................................................................................. 81

1. Teoritis ................................................................................ 81

2. Praktis ................................................................................. 81

Page 11: 1008200908331 tesis matematika

xi

C. Saran ...................................................................................... 82

D. Keterbatasan Penelitian........................................................... 83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84

LAMPIRAN..................................................................................................... 87

Page 12: 1008200908331 tesis matematika

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1. Data Prestasi belajar biologi siswa SMP N 1 Takeran

Magetan dalam 3 tahun terakhir .............................................. 5

TABEL 2 Rencana Penelitian................................................................... 49

TABEL 3 Hasil Tes Kognitif Siklus I....................................................... 59

TABEL 4. Hasil Penilaian Motivasi Siklus I............................................. 59

TABEL 5. Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Siklus I............................ 60

TABEL 6. Hasil Penilaian Aktivitas Siklus I ............................................ 61

TABEL 7 Hasil Tes Kognitif Siklus II ..................................................... 64

TABEL 8. Hasil Penilaian Motivasi Siklus II ........................................... 65

TABEL 9. Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Siklus II .......................... 66

TABEL 10. Hasil Penilaian Aktivitas Siklus II........................................... 67

TABEL 11. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa ......................................... 68

TABEL 12. Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa ...................................... 72

TABEL 13. Rekapitulasi Ketrampilan Belajar Siswa ................................ 74

TABEL 14. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa...................................... 77

Page 13: 1008200908331 tesis matematika

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Hubungan Ilmu-ilmu Dengan Bioteknologi ........................... 42

Gambar 2 Hasil-hasil Dari Bioteknologi / Bioproses ............................... 44

Gambar 3 Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas ............................... 52

Gambar 4 Histogram Prestasi Belajar Siswa ........................................... 69

Gambar 5 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa....................................... 71

Gambar 6 Histogram Motivasi Belajar Siswa ......................................... 72

Gambar 7 Histogram Ketrampilan Belajar Siswa................................... 74

Gambar 8 Histogram aktivitas Belajar Siswa.......................................... 77

Page 14: 1008200908331 tesis matematika

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 87

Lampiran 2 Instrumen tes prestasi............................................................... 92

Lampiran 3 Angket motivasi siswa ............................................................. 93

Lampiran 4 Lembar observasi tingkat ketrampilan proses siswa................ 99

Lampiran 5 Rubrik observasi tingkat ketrampilan proses siswa ................. 101

Lampiran 6 Data prestasi belajar siswa sebelum tindakan .......................... 104

Lampiran 7 Data prestasi belajar siswa siklus 1.......................................... 105

Lampiran 8 Data prestasi belajar siswa siklus 1I......................................... 106

Lampiran 9 Data motivasi belajar siswa siklus I ........................................ 107

Lampiran 10 Data motivasi belajar siswa siklus II....................................... 108

Lampiran 11 Data rekapitulasi ketrampilan proses siswa siklus I................ 109

Lampiran 12 Data rekapitulasi ketrampilan proses siswa siklus II .............. 111

Lampiran 13 Data aktivitas siswa siklus I .................................................... 113

Lampiran 14 Data aktivitas siswa siklus II................................................... 115

Lampiran 15 Foto kegiatan penelitian ........................................................... 117

Page 15: 1008200908331 tesis matematika

xv

ABSTRAK

R.Bekti Kiswardianta NIM S830306004 Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008) Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan empat kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus, meliputi : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).

Tujuan dari Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan melalui implementasi pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri melalui kolaborasi guru sekolah dan dosen

Setting penelitian meliputi tempat penelitian yaitu kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan , sebagai subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri atas 16 laki-laki dan 17 Perempuan. Sumber data diambil dari prestasi belajar siswa berupa nilai tes individual yang diberikan pada akhir pembelajaran, data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil angket tertutup, data ketrampilan proses siswa dengan mengunakan lembar observasi dan data aktivitas siswa dengan mengunakan lembar observasi

Hasil penelitian menunjukkan pada ranah kognitif ( prestasi belajar ) nilai rata- rara kelas naik dari 56,90 sebelum perlakuan menjadi 64,1 pada siklus I dan naik menjadi 71,2 pada siklus II, prosentase ketuntasan klasikal belajar siswa meningkat dari 12 % ( sebelum ) menjadi 42 % ( siklus I )dan 87 % pada siklus II. Pada ranah afektif motivasi belajar siswa meningkat dari siklus I 30 % katagori tinggi menjadi 88 % pada siklus II. Dari data ketrampilan proses juga terdapat kenaikan ketrampilan dari 42 % ( siklus I ) menjadi 94 % ( siklus II ) pada katagori tinggi dan sangat tinggi. keaktivan siswa juga terdapat kenaikan dari 42 % pada siklus I dan 91 % ( siklus II ) pada katagori tinggi

Dari data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapkan pendekatan ketrampilan proses dengan model pembelajaran inkuiri melalui kolaborasi team teching pada pada siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor khususnya pokok bahasan bioteknologi.

Kata Kunci : hasil belajar, team teaching, metode pembelajaran

Page 16: 1008200908331 tesis matematika

xvi

ABSTRACT

R. Bekti Kiswardianta, NIM S830306004, The Impelementation of Process Skill Approach under the Inquiry Method by Collaboration (Team Teaching Technique) of Teachers and Lecturers in Effort for Raising the Achievement of the Students of Grade IX, State SMP 1 Takeran, Magetan Term 2007/2008. Thesis: Post Graduate Study Program, Sebelas Maret University, Surakarta.

This research belongs to Class Action Research which covers four activities in every cycle, i.e.: planning, acting, observing and reflecting.

The main objective of this reseacrh is to improve students’ achievement in Biology Class under inquiry learning method by collaborative teaching.

The subjects of the research are students of grade IX, State SMP 1, Takeran, Magetan that consist of 16 male and 17 female students. Source of data covers: the students’ achievement drawn through individual test, the students’ motivation drawn through closed – questionaire, the students’ process skill drawn through observation sheet (field-note) in class observation.

The results of the research show that: 1) the cognitive domain increases from 56.90 to 64.1 in cycle one, then becomes 71.2 in cycle two, while the threshold level imrpoves from 12% before treatment, becomes 42% in cycle one, then 87% in cycle two. 2) The affective domain shows an improvement fromn 30% of students with high motivation in cycle one, becomes 88% in cycle two. 3) The process skill domain also shows development from 42% of students with high skill in cycle one, becomes 94% in cycle two. 4) The students’ activeness shows rise as well from 42% of students with high activeness score in cycle one, becomes 91% in cycle two.

The discussion on the data results in conclusion that the implementation of process skill approach under inquiry method by collaborative teaching technique for the students of Grade IX State SMP 1 Takeran can significantly improve the students learning out-come in the cognitive, affective and psychomotoric domain for the subject of biotechnology.

Key terms: students achievement, team teaching,, learning methods

Page 17: 1008200908331 tesis matematika

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahDi dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa

dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.

Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-

teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Teknik penyajian

pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian bahan

pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,

dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, sehingga siswa mampu

memahami materi yang diberikannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

Inovasi pembelajaran dapat dilakukan melalui peningkatan dan perbaikan

kualitas pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai merupakan

salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran

biologi di kelas. Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan salah satu

alternatif inovasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif dan

kreatif, dan mandiri. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran tersebut

diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan

kesempatan pada siswa untuk aktif dalam menentukan dan membuat konsep

pengetahuan, meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, meningkatkan

prestasi belajar siswa, meningkatkan kreativitas berpikir siswa serta lebih

mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Dalam metode ini mengutamakan

Page 18: 1008200908331 tesis matematika

keterlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam mencari, memeriksa dan

merumuskan konsep biologi serta mendorong siswa untuk lebih mengembangkan

kemampuan intelektual dan keterampilan dalam memecahkan masalah.

Penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Agus Gerrad Senduk, 2003 : 71).

Tujuan utama inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual,

berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Dimiyati, 1999 :

173). Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih untuk berpikir kritis. Inkuiri

memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif.

Siswa diharapkan dapat menyelidiki mengapa suatu peristiwa dapat terjadi serta

mengumpulkan dan mengolah data secara ilmiah untuk mencari jawabannya.

Implementasi metode ini lebih menekankan pada pencarian (search) pengetahuan

daripada perolehan (acquisition) pengetahuan.

Ditinjau dari segi proses, maka IPA memiliki berbagai ketrampilan sains,

misalnya : (a). mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap /bebas dan

variabel berubah/bergayut, (b). menentukan apa yang harus diukur dan diamati,

(c). ketrampilan mengamati penggunaan sebanyak mungkin indera ( tidak hanya

indera penglihat), mengunpilkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan

perbedaan, mengklasifikasikan, (d). ketrampilan dalam menafsirkan hasil

pengamatan seperti mencatat seperti terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat

menghubung-hubungkan hasil pengamatan, (e). ketrampilan menemukan suatu

Page 19: 1008200908331 tesis matematika

pola dalam seri pengamatan, dan ketrampilan dalam mencari kesimpulan hasil

pengamatan, (f). ketrampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi

berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan (g). ketrampilan menggunakan

alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu ada ketrampilan

dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru,

menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang

sedang terjadi, maupun dalam menyusun hipotesis.

Menurut Bruce dalam Conny Semiawan ( 1989 ) ketrampilan proses IPA

mencakup ketrampilan dasar ( basic skill ) sebagai kemampuan yang terendah,

kemudian diikuti ketrampilan proses ( prosesss skill ). Sebagai ketrampilan

tertinggi adalah ketrampilan investigasi ( investigation sklill ). Ketrampilan dasar

mencakup : (a) melakukan pengamatan ( obsevervational skill ), (b) mencatat data

( recording skill ), (c) melakukan pengukuran ( measurement skill ), ( d)

mengimplementasikan prosedur ( prosedural skill ) dan ( e) mengikuti instruksi (

following instructions ). Ketrampilan proses meliputi : (a) menginferensi ( skill of

inference ) dan (b) menyeleksi berbagai cara / prosedur ( selection of procedure ).

Ketrampilan investigasi berupa ketrampilan merencanakan dan melaksanakan

serta melaporkan hasil investigasi Ketrampilan tersebut harus didasari oleh sikap

ilmiah serta sikap antusias, ketekunan, kejujuran.

Mengingat dari perkembangan mental peserta didik SMP / MTs menurut

Piaget dalam Conny Semiawan ( 1989 ) sebagaian besar siswa pada taraf transisi

dari fase konkrit ke fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih

untuk mulai mampu berfikir abstrak. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA di

Page 20: 1008200908331 tesis matematika

SMP perlu diterapkan pendekatan proses ketrampilan yang disesuaikan dengan

tingkatan kelas.

Dalam pelaksanaannya kadang-kadang ada unit pelajaran yang tidak dapat

dijelaskan oleh seorang guru di kelas, sehingga memerlukan bantuan guru yang

lain agar bisa menjelaskan materi tersebut. Dengan demikian terjadi sistem

beregu, mungkin sekali bahkan harus ditangani oleh lebih dari dua orang guru.

(Roestiyah, 2001: 96). Perkembangan dalam bidang psikologi belajar tampaknya

turut pula mewarnai kemunculan sistem baru ini. Diasumsikan bahwa perbedaan

individual para siswa perlu mendapat pelayanan sebagaimana mestinya agar

tercapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu,

pengajaran beregu (Team Teaching) pada hakekatnya mencoba memadukan

pengajaran individual dengan pengajaran klasikal.

Pendekatan pengajaran tim (Team Teaching) perlu dilakukan karena tidak

ada seorang pengajar yang “all round”. Dengan cara ini peserta didik

mendapatkan pelbagai tinjauan, serta menumbuhkan ketrampilan membanding.

Dalam pengembangan pengajaran melalui tim teaching guru sekolah dapat

melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan dosen LPTK

. Bagi dosen LPTK kolaborasi ini menjadi semakin ”familiar” dengan

lapangan yang merupakan situasi rujukan tugas dari lulusan program yang

dibinanya yaitu sekolah dasar atau menengah, disamping diletakkanya landasan

yang kuat bagi pembentukan reflektivitas dalam pelaksanaan tugas-tugas

keguruan, baik oleh para dosen LPTK dan guru, maupun lulusan LPTK. ( Tim

Pelatihan Proyek PGSM : 2 ).

Page 21: 1008200908331 tesis matematika

Pada kolaborasi dosen dan guru yang membentuk tim teaching, pengalaman

dari dosen merupakan masukan yang sangat berharga dalam membina dan

membekali calon guru sekolah dengan contoh-contoh konkrit yang diperoleh

selama melakukan kolaborasi dengan guru di sekolah, sehingga kolaborasi ini

akan saling menguntungkan pihak sekolah maupun LPTK pada umumnya dan

para siswa dan mahasiswa dari sekolah maupun LPTK yang berkolaborasi dalam

pengajaran pada khususnya. Hal ini disebabkan minat dan motivasi untuk

melakukan hal-hal yang baru masih rendah.

Berdasarkan data prestasi siswa SMP N 1 Takeran Magetan menunjukkan

bahwa dalam beberapa tahun terakhir ketuntasan siswa masih di bawah indikator

ketercapaian yaitu dibawah 70 %. seperti terlihat pada data tabel 1.

Tabel 1. Data Prestasi belajar biologi siswa SMP N 1 Takeran

Magetan dalam 3 tahun terakhir

TahunNo Indikator

2005 2006 2007

1 Rata-rata kelas aspek kognitif 55 55,6 56,9

2 Ketuntasan kelas aspek Afektif NA 17 % 18 %

3 Ketuntasan kelas aspek Psikomotorik NA 31,5 % 33 %

Dari pengamatan yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa pada

dasarnya proses belajar mengajar di kelas IX A di SMP Negeri 1 Takeran sudah

berjalan baik tetapi masih belum optimal, hal ini terlihat dari beberapa aspek yang

dinilai ternyata baru afek kognitif yang sudah dievaluasi dengan baik meskipun

Page 22: 1008200908331 tesis matematika

hasilnya rata-rata ketuntasan klasikal masih dibawah 70 %. Dilihat dari hasil

aspek afektif dan psikomotorik pada tahun 2005 belum terarsip dengan baik

karena masih belum digunakan sebagai acuan indikator keberhasilan prestasi

siswa. Dengan latar belakang sosial ekonomi, sebagian orang tua siswa sebagai

petani dengan kondisi ekonomi yang rendah, perhatian dan bimbingan orang tua

sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga perlu adanya bimbingan dari guru

untuk lebih memperhatikan. Di kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran dengan jumlah

guru sains yang hanya 1 guru, sedangkan jumlah siswa mencapai 33 siswa

ternyata hal tersebut sangat menyulitkan guru dalam mengkondisikan siswa untuk

belajar dengan optimal, sehingga perlu adanya tambahan pengajar untuk

mengatasinya.

B. Identifikasi Masalah :

1. Prestasi belajar pada aspek kognitif belum mencapai indikator

keberhasilan yang diharapkan .

2. Ranah afektif dan psikomotorik dalam evaluasi kinerja siswa belum

sepenuhnya digunakan dalam evaluasi pembelajaran

3. Dalam proses belajar mengajar pendekatan ketrampilan pemahaman

konsep siswa terhadap mata pelajaran sains belum dapat diterapkan secara

optimal

4. Dengan terbatasnya guru pendamping dalam kegiatan siswa, maka tidak

semua siswa dapat terlayani dalam proses pembelajaran

Page 23: 1008200908331 tesis matematika

C. Rumusan Masalah :

1. Bagaimanakah penerapan metode inkuiri melalui pendekatan ketrampilan

proses dapat meningkatan prestasi belajar , motivasi belajar, ketrampilan

dan aktivitas siswa ?

2. Bagaimanakah kolaborasi dosen dan guru dapat meningkatan prestasi

belajar , motivasi belajar, ketrampilan dan aktivitas siswa ?

D. Cara Pemecahan Masalah :

1. Dengan menerapkan metode inkuiri melalui pendekatan ketrampilan

proses dapat digunakan untuk merangsang siswa lebih aktif, kreatif,

dengan motivasi yang tinggi dan mandiri .

2. Dengan ditambahkan tenaga guru atau dosen pendamping diharapkan

dapat meningkatkan memotivasi, aktivitas dan prestasi belajar siswa.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah :

1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi prestasi belajar ,

motivasi belajar , ketrampilan dan aktivitas siswa di kelas IX A SMPN 1

Takeran Magetan melalui pendekatan ketrampilan proses dengan metode

inkuiri .

2. Untuk meningkatakan hasil belajar siswa yang meliputi prestasi belajar ,

motivasi belajar , ketrampilan dan aktivitas siswa di kelas IX A SMPN 1

Takeran Magetan melalui kolaborasi antara guru sekolah dan dosen

Page 24: 1008200908331 tesis matematika

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Secara teoritis:

a. Membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan

b. Menerapkan metode-metode pembelajaran yang bermakna

2. Secara Praktis :

a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran

b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu

memecahkan permasalahan pembelajaran

c. Guru terlatih mengembangkan kurikulum

d. Tercapai peningkatan profesionalisme guru

Page 25: 1008200908331 tesis matematika

BAB II

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teori

1. Teori Belajar

a. Teori Belajar Piaget

Belajar menurut pandangan kognitif merupakan suatu proses internal

yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek

kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir

yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan

stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah

dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran. seseorang berdasarkan pemahaman dan

pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Menurut Piaget perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses

dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Secara singkat, asimilasi ialah

pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang ada, akomodasi ialah

penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru dan ekulibrasi adalah

penyesuaian kembali yang terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan

akomodasi (Margaret E. Bell Gredler, 1994 : 311). Piaget membagi proses

perkembangan kognitif menjadi beberapa tahapan, dimana pada setiap tahapnya

memiliki ciri dan disesuaikan dengan umurnya. Pada setiap proses perkembangan

ini selalu terjadi proses asimilasi, akomodasi dan kesetimbangan (ekulibrasi).

Page 26: 1008200908331 tesis matematika

Menurut Piaget, setiap individu mengalami tingkat perkembangan

intelektual sebagai berikut : (1) Sensori motor ( 0-2 tahun); (2) pra-operasional (2-

7 tahun); (3) operasional konkret (7-11 tahun); (4) operasi formal (11 tahun-ke

atas) (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 152). Piaget berpendapat bahwa proses berpikir

manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual

konkret ke abstrak berurutan melalui empat tahapan tersebut. (Margaret E. Bell

Gredler, 1994 )

Analisis perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget dapat

digunakan untuk mencocokkan kurikulum terhadap kemampuan siswa.

Pengetahuan dari teori Piaget juga membantu guru untuk menilai tingkat

perkembangan kognitif siswa.

b. Teori Belajar Bruner

Belajar penemuan menurut Bruner sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya akan memberikan hasil yang

paling baik. Didalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari

tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Siswa

sebaiknya berusaha sendiri dan berpartisipasi aktif dalam memperoleh

pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan eksperimen-eksperimen.

Model belajar penemuan (discovery learning) yang dikembangkan Bruner

beranggapan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan

secara aktif oleh manusia (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 103). Menurut Bruner

selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa diberi kesempatan untuk

mencari atau menemukan sendiri makna dari segala sesuatu yang dipelajarinya.

Page 27: 1008200908331 tesis matematika

Dengan berusaha sendiri dalam mencari pemecahan masalah serta pengetahuan

yang menyertainya dapat menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.

c. Teori Belajar Gagne

Definisi belajar menurut Gagne (1984) yang dikutip oleh Ratna Wilis

Dahar (1989 : 11) yaitu “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu dalam proses

belajar mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman yang dapat membuat

perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang dapat diamati (observasi l) dan

dapat diukur.

Didasarkan atas model pemrosesan informasi, Gagne mengemukakan

bahwa suatu tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase belajar yang

merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur oleh siswa atau

guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan satu proses internal yang terjadi

dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut antara lain (Ratna Wilis Dahar, 1989

: 141-143).: 1). Fase motivasi : Motivasi merupakan dorongan atau daya

penggerak yang ada pada diri siswa untuk bertindak atau beraktivitas untuk

mencapai tujuan belajar. Semangat belajar siswa akan lebih kuat dengan adanya

motivasi belajar. 2). Fase pengenalan (apphending phase) :Siswa harus

memperhatikan bagian-bagian esensial dan relevan dari aspek-aspek yang

berhubungan dengan materi pelajaran. 3). Fase perolehan (acquisition

phase):Pada fase ini siswa dikatakan telah siap memperoleh pelajaran jika

memperhatikan informasi yang relevan. Informasi yang diterima siswa tidak

langsung disimpan dalam memori, tetapi diubah menjadi bentuk yang bermakna

Page 28: 1008200908331 tesis matematika

yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. 4). Fase

retensi; Informasi yang diperoleh siswa harus dipindahkan dari memori jangka

pendek ke memori jangka panjang agar tidak mudah hilang. 5). Fase pemanggilan:

Informasi yang dimiliki siswa dalam memori jangka panjang kemungkinan dapat

hilang. Untuk menghiindari hal tersebut, siswa harus memperhatikan informasi

yang telah diipelajari sebelumnya dengan cara mengelompokkan informasi

menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep dan memperhatikan kaitan diantara

konsep-konsep tersebut. 6). Fase generalisasi; Pada fase ini siswa dikatakan

berhasil dalam belajar bila informasi yang diperolehnya dari belajar dapat

digeneralisasikan atau diterapkan ke dalam situasi nyata. Siswa dapat

memecahkan berbagai masalah dengan keterampilan dan pengetahuan yang

dimilikinya. 8). Fase penampilan; Pada fase ini siswa memperlihatkan secara

nyata dari apa yang telah dipelajarinya melalui penampilan yang tampak. 9). Fase

umpan balik; Siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari

apa yang telah dipelajarinya dengan memberikan respon terhadap

penampilannnya. Umpan balik ini diharapkan dapat memberikan reinforsemen

pada siswa.

d. Teori Belajar Ausubel

Menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 110-111), belajar

dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu : 1). Dimensi pertama

berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa,

melalui penerimaan atau penemuan. Informasi dapat dikomunikasikan pada siswa

Page 29: 1008200908331 tesis matematika

baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam

bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa

untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diberikan. 2).

Dimensi kedua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan

informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif tersebut meliputi

fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh

siswa. Siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru yang diperolehnya

dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar

bermakna. Disamping itu pada dimensi kedua ini siswa juga dapat mencoba-coba

menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkannya dengan pengetahuan

yang telah dimiiliki siswa, dalam hal ini terjadi proses hafalan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna

pada intinya merupakan proses mengkaitkan informasi baru yang diperoleh siswa

pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa tersebut.

Belajar tidak hanya sekedar proses menghafal semata, tetapi lebih pada

kebermaknaan/memberi manfaat pada siswa.

2. Pendekatan Keterampilan Proses

Dalam proses kegiatan pembelajaran sebaiknya pengembangan konsep

tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik.

Konsep di satu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus disatukaitkan.

Menurut Conny Semiawan ( 1989 : 16) Pembelajaran yang mengembangkan

keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan melalui tahapan kemampuan

Page 30: 1008200908331 tesis matematika

dasar yang meliputi mengobservasi, membuat hipotesis atau dugaan

sementara, merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel, menafsirkan data,

menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan

dan berproses dalam kerja ilmiah sehingga menjadi roda penggerak penemuan dan

pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan

nilai. Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses kegiatan pembelajaran

seperti ini akan menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran siswa aktif.

Pendekatan inilah sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan

proses dalam pembelajaran sains.

Menurut Miller ( Hand Out LKGI, 1990 : 2 ) yang dimaksud dengan

Pendekatan Keterampilan Proses dalam sains adalah pendekatan dimana dalam

tujuan maupun kegiatan belajarnya menunjukkan adanya keterampilan proses

sains, agar menghasilkan siswa yang berketerampilan sains yang sangat

membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuannya. Selanjutnya Bryant

Miller menjelaskan ada tiga keterampilan utama dalam pembelajaran sains yaitu :

a. Keterampilan berfikir ilmiah yang meliputi : 1). Keterampilan

berhipotesis 2). Keterampilan merancang eksperimen 3). Keterampilan menarik

kesimpulan 4). Keterampilan menjelaskan suatu fenomena, 5). Keterampilan

memecahkan masalah dan mengambil keputusan 6 ). Keterampilan mengevaluasi

suatu kejadian

b. Keterampilan praktikal yang meliputi : 1). Keterampilan mengadakan

pengamatan dan pengukuran secara sistematik 2). Keterampilan mengerjakan

Page 31: 1008200908331 tesis matematika

eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan kerja, 3

).Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen

c. Keterampilan berkomunikasi yang meliputi : 1). Keterampilan

mengkomunikasikan secara lisan. 2). Keterampilan memahami suatu instruksi,

deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, 3).

Keterampilan mencari, memilih dan menerapkan suatu pengetahuan dari

kumpulan konsep yang ada

Menurut Suryobroto (1986 : 130), agar pendekatan keterampilan proses

ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, guru harus memperhatikan

langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses, serta kelebihan dan

kekurangan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut : ( a ). Pemanasan;

tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok pembelajaran agar siswa

siap, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan ini antara lain dapat

berupa pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru

( b ). Proses pembelajaran; Proses pembelajaran hendaknya selalu mengikutkan

siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara

lain : ( 1 ). Pengamatan; tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang

terarah tentang gejala sehingga mampu membedakan yang sesuaidan yang

tidak sesuai dengan pokok pembelajaran. Yang dimaksud pengamatan di sini

adalah penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi

yang memadai ( 2 ). Interpretasi hasil pengamatan; tujuan kegiatan ini untuk

menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola

hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan

Page 32: 1008200908331 tesis matematika

tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan. ( 3 ). Peramalan; hasil

interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan untuk meramalkan atau

memperkirakan kejadian yang belum diamati yang didasarkan atas hubungan logis

dari hasil pengamatan yang telah diketahui. ( 4 ). Aplikasi konsep; aplikasi konsep

adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam

menyelesaikan suatu masalah. ( 5 ). Perencanaan penelitian; penelitian bertitik

tolak dari seperangkat pertanyaan antara lain untuk menguji kebenaran hipotesis

tertentu perlu perencanaan penelitian/penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan

lainnya. ( 6 ). Pelaksanaan penelitian; tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa

lebih memahami pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara

belajar yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatihkan. (

7). Komunikasi; kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil

penelitian kepada berbagai fihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-

kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis.

Pendekatan keterampilan proses memiliki kelebihan dibandingkan dengan

pendekatan lainnya yaitu mendidik siswa berbuat sesuatu untuk memahami

materi pelajaran dengan penuh keasyikan, mempelajari, mengalami dan

menemukan sendiri bagaimana memperoleh suatu pengetahuan, merasakan

sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan guru kepadanya, bersikap saling

belajar, gotong-royong, terbuka, menumbuhkan keyakinan atau percaya diri,

mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan berkreatif, pengalaman langsung atas

apa yang diselidiki, bersikap jujur serta mendorong untuk bersikap kritis.

Page 33: 1008200908331 tesis matematika

Menurut Miller ( Hand Out LKGI, 1990 : 3 ) kelebihan keterampilan

proses membentuk siswa bersikap mandiri, cepat tanggap, tangkas, dan evaluatif

terhadap segala situasi, meningkatkan kesadaran lingkungan , terampil dan

berkemampuan Selain memiliki sisi kelebihan pendekatan keterampilan proses

memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

mengajarkan satu konsep, pengajaran dapat berjalan lamban, guru hanya berfungsi

sebagai fasilitator, dan pembimbing terhadap apa yang diminta oleh siswa, guru

harus sudah benar benar menyiapkan alat atau bahan apa yang diperlukan dalam

proses pembelajaran.

3. Pembelajaran Inkuiri

Menurut Ami Soewandi (1990:8) kata inkuiri berasal dari kata Inggris

inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Beberapa ahli memberikan

difinisi untuk pendekatan inkuiri ini , antara lain Piaget yang mendifinisikan

sebagai berikut :

Pendidikan yang menyiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, yang dalam arti luas ingin melihat apa yang akan terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, kemudian menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain serta membandingkan yang ditemukan dengan yang ditemukan temannya.

Menurut Hassan (1998:22) Inkuiri sebagai metode pembelajaran telah banyak

dikemukakan para ahli misalnya :

a. Metode berfikir induktif dari Hilda Taba, yang berupaya membantu siswa

membangkan berfikir-induktif sejak mengoleksi, mengorganesasi, sampai

memanipulasi data.

Page 34: 1008200908331 tesis matematika

b. Metode latihan inkuiri dari J. Richart Suhman yang berupaya membantu

siswa belajar mengorganesasi data, mempertimbangkan hubungan sebab

akibat (cause-and-effec) dan menyusun serta mengetes suatu teori.

c. Metode inkuiri saintifik biologi dari Joseph Schab, yakni upaya

menerapkan langkah-langkah metode penelitian yang biasa dijalankan oleh

seorang biologis dalam proses pembelajaran sains / IPA.

d. Metode inquri studi sosial, dari Byron Massialas & Benyamin Cox, yang

menerapkan langkah-langkah pendekatan Inkuiri sosial yang biasa

dilakukan oleh ilmuwan sosial kedalam proses pembelajaran studi sosial /

IPS.

Menurut Kuslan dan Stone (dalam Ratna Wilis Dahar,1991) proses belajar

mengajar dengan pendekatan inkuiri mempunyai ciri :1). menggunakan

ketrampilan proses IPA. 2). tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu

dalam suatu waktu tertentu. 3). jawaban atas tugas yang diberikan tidak dijumpai

dalam buku ajar, sebab buku ajar yang digunakan hanya memberi saran untuk

menemukan jawaban, bukan memberi jawaban. 4). Anak didik berhasrat untuk

menemukan masalah. 5). proses belajar berpusat pada pertanyaan mengapa,

bagaimana kita mengetahui dan benarkah kesimpulan kita. 6). masalah yang

ditemukan diarahkan agar dapat dipecahkan oleh siswa. 7). hipotesis dirumuskan

oleh siswa. 8). dengan melakukan eksperimen, siswa mengumpulkan data,

mengadakan pengamatan dan menggunakan sumber-sumber lain. 9). semua hasil

karya dinilai bersama dan dibicarakan adanya hambatan atau kesukaran yang

Page 35: 1008200908331 tesis matematika

terjadi. 10). pengujian hipotesa. 11).pengambilan kesimpulan dan memberikan

penjelasan secara ilmiah.

Jadi apabila ditinjau dari proses yang dijalani siswa selama belajar,

pendekatan ini adalah pendekatan seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan.

Proses-proses inkuiri diskemakan sebagai berikut : menemukan masalah -

menyusun hipotesis - merencanakan-penelitian - melaksanakan penelitian untuk

menguji hipotesis-mensintesis pengetahuan-mengembangkan sikap obyektif, ingin

tahu, terbuka , bertanggung jawab.Pendekatan inkuiri lebih mengutamakan

pencarian pengetahuan dari pada memperoleh pengetahuan.

Menurut Kuswanto,(2004:4-8) Pembelajaran berdasarkan inkuiri

merupakan seni penciptaan situsi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa

mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi ini siswa berinisiatif untuk

mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan tentang apa

yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau

menentang teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data

eksperimen, merancang dan membangun mode, atau setiap kontribusi dari

kegiatan tersebut di atas.

Situasi-situasi pembelajaran tersebut berciri open-ended, yaitu situasi-situasi

tersebut tidak dimaksudkan untuk menghasilkan satu jawaban “benar”. Meskipun

demikian siswa bekerja dibawah standar yang jelas. Mereka belajar mengamati

secara teliti dan mendalam dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

dijawab, sebagian atau seutuhnya, melalui beberapa tes atau eksplorasi yang

Page 36: 1008200908331 tesis matematika

bermakna. terlihat dalam situasi trial dan error, dan mereka belajar untuk

menganalisis dan menalar secara seksama.

Ketrampilan inkuiri dalam pembelajaran ini meliputi mengajukan pertanyaan-

pertanyaan, yaitu pertanyaan yang baik, yang dapat mengantarkan pada pengujian

dan eksplorasi bermakna. Ketrampilan yang lain meliputi pengamatan dan

pengukuran, merumuskan hipotesis dan penafsiran, pembangunan model dan

pengujian model. Dalam pengembangan ketrampilan inkuiri tersebut diperlukan

eksperimen, refleksi dan pengakuan atas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-

kelemahan dari metode-metode penyelidikan yang digunakan sendiri.

Ketrampilan inkuiri melibatkan komunikasi karena siswa harus melaporkan hasil-

hasil yang di perolehnya selama bekerja. Di dalam pembelajaran yang berbasis

inkuiri memungkinkan untuk pengintegrasian atas banyak disiplin ilmu, baik

dalam sains sendiri yaitu antara biologi dan fisika , maupun melibatkan kaitan

antara sains dan matematika, ilmu-ilmu sosial dan seni bahasa.

a. Bentuk Strategi mengajar dengan pendekatan inkuri

Didalam kelas pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan dalam berbagai cara.

Langkah pertama adalah adanya situasi yang menyediakan stimulus untuk inkuiri.

Adakalanya siswa dapat mencari sendiri situasi itu, akan tetapi guru dapat

membimbing untuk mencarikan situasi tersebut. Demikian juga untuk perumusan

masalah. Beberapa siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri hanya dengan

sedikit bimbingan, sedangkan siswa yang lain memerlukan bimbingan yang lebih

intensif. Dalam keadaan tertentu, untuk penarikan kesimpulan, guru telah

Page 37: 1008200908331 tesis matematika

menentukan kesimpulan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk lebih

mengarahkan eksperimen yang dilakukan siswa .

Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri ini, pertanyaan guru sangat berperan.

Pada umumnya bentuk pertanyaan meminta agar siswa mengingat kembali apa

yang telah mereka baca, mereka dengar sebelumnya. Pertanyaan jenis ini

merupakan pertanyaan yang mendorong siswa untuk menghafal informasi yang

telah diperoleh. Kegiatan ini adalah tingkat berfikir yang rendah. Dalam

pendekatan inkuiri dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta

siswa berfikir dalam tingkat yang lebih tinggi atau pertanyaan yang mengarah

pada pengembangan ketrampilan proses IPA.

Partisipasi penuh siswa dalam kegiatan ini hanya dapat dideteksi guru dengan

pertanyaan-pertanyaan. Selama siswa mengadalkan eksperimen, guru dapat

mengajukan pertanyaan berkualitas, yang dapat membimbing siswa untuk

mengembangkan pikirannya. Pertanyaan yang diajukan pada siswa dapat berupa

pertanyaan yang konvergen atau divergen., atau pertanyaan yang tergolong

ketrampilan proses. Oleh karena pendekatan inkuiri memerlukan ketrampilan

proses IPA, maka pertanyaan lebih banyak diarahkan untuk mengembangkan

ketrampilan proses IPA.

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa mengajar dengan

pendekatan inkuiri diperlukan permasalahan yang akan dipecahkan. Apabila

masalah sudah tersedia maka data-data yang akan digunakan untuk memecahkan

masalah tersebut harus cukup lengkap. Selain itu siswa harus dibekali dengan

ketrampilan untuk melakuakan inkuiri. Ketrampilan yang diperlukan untuk

Page 38: 1008200908331 tesis matematika

maksud ini adalah ketrampilan proses IPA. Hal lain yang perlu diperhatikan

adalah kondisi belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bersifat

terbuka serta melibatkan diri secara aktif dalam memecahkan masalah. Sebagai

contoh, seorang guru akan membahas pokok bahasan dengan strategi mengajar

pendekatan inkuiri terpimpin.

Menurut Mohamad Nur, (1985) Untuk maksud ini diperlukan beberapa

tahapan yaitu :

1) Pengalaman pendahuluan bagi siswa. Disini siswa di beri kesempatan

mengamati bahan atau media yang akan digunakan untuk eksperimen. Guru

menyiapkan fokus inkuiri serta menentukan strategi. Mula-mula siswa dirangsang

untuk menemukan masalah dengan cara menyajikan media yang sesuai dengan

pokok bahasan, misalnya dengan menunjukkan gambar atau memutar flim.

Setelah itu siswa dihadapkan pada permasalahan yang timbul dan disini timbul

pertanyaan dari siswa dan guru mengarahkan untuk menjadi suatu masalah.

2) Guru menyiapkan data dan membimbing proses. Selama eksperimen

dilakukan oleh siswa, guru dapat bertanya kepada siswa, untuk membimbing agar

siswa menemukan data atau informasi baru dari hasil eksperimennya. Selanjutnya

guru kembali bertanya pada siswa dalam rangka penyusunan laporan hasil

eksperimen serta membimbing untuk menarik kesimpulan dengan disertai

penjelasan ilmiah.

Untuk mengembangkan sikap inkuiri siswa, seyogyanya guru

berusaha menyalurkan kegemaran siswa. Pertanyaan siswa sebaiknya tidak

dijawab langsung akan tetapi justru dibimbing untuk akhirnya siswa menemukan

Page 39: 1008200908331 tesis matematika

sendiri jawabannya. Sebaiknya apabila siswa tidak menemukan jawaban yang

memuaskan dirinya maka hal ini akan mematikan keingintahuan siswa tersebut.

b. Siklus Pendekatan inkuiri

Menurut Mohamad Nur, (1985) terdapat 4 fase atau langkah dalam siklus

pembelajaran inkuiri. Siklus inkuiri haruslah merupakan salah satu langkah yang

diterapkan dalam pembelajaran sains terpadu. Siklus inkuiri terdiri dari :

1) Pengamatan / observasi

Observasi atau pengamatan adalah persepsi kita terhadap suatu benda atau

kejadian alam menggunakan kelima indra. Lewat indra kita memperoleh

informasi. Berdasarkan informasi itu kita semakin termotifasi untuk ingin tahu,

kita bertanya berfikir, membuat penafsiran tentang apa yang diamati.

Untuk mendiskripsikan hasil pengamatan secara efekti terdapat empat

panduan yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: a). eskripsikan hanya apa

yang dapat diamati, b). buatlah deskripsi yang singkat. c). gunakan bahasa yang

tepat dan teliti. d). hanya menulis deskripsi hasil pengamatan, bukan inferensi

(penjelasan atas hasil pengamatan ).

2) Bertanya (Question)

Pertanyaan yang perlu diajukan siswa dalam kegiatan ilmiah dapat

dibedakan menjadi 4 macam yaitu bertanya untuk mengungkapkan fakta, bertanya

tentang prosedur, bertanya tentang alasan menggunakan alat/bahan tertentu, serta

pertanyaan untuk merangsang suatu kegiatan ilmiah.

Page 40: 1008200908331 tesis matematika

a) Pertanyaan untuk mengungkap fakta. Dalam mengungkap fakta dapat

diajukan pertanyan-pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya apa, bagaimana

(bentuknya, rasanya, warnanya, baunya, dsb ), berapa (jumlahnya, ukurannya )

b) Pertanyaan tentang prosedur. Pertanyaan tentang prosedur dimulai

dengan kata-kata bagaimana prosedurnya, apa urutan kegiatan yang dilakukan ?

c) Pertanyaan tentang alasan penggunaan alat/bahan tertentu. Pertanyaan

tentang alasan penggunaan alat/bahan tertentu dimulai dengan kata-kata:mengapa

digunakan? Apa alasannya digunakan ?

d) Pertanyaan untuk merancang kegiatan ilmiah. Mengemukakan suatu

jawaban. Petanyaan yang baik dapat dimodelkan untuk merangsang ketrampilan

proses sains di mana siswa dapat diminta untuk mengamati secara lebih mendalam

dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan

Menurut Gallagher dan Aschner (2002) pertanyaan dapat dikelompokkan

menjadi dua yaitu ( 1 ) pertanyaan tingkat rendah berupa pertanyan tertutup yang

menerapkan tingkatan berfikir operasi kognitif / ingatan atau operasi konvergen,

dan meningkatkan, ( 2 ) pertanyaan tingkat tinggi berupa pertanyaan terbuka yang

mengharapkan berfikir operasi berfikir divergen dan opersi berfikir evaluasi.

Secara lebih rinci keempat penggolongan pertanyan menurut Gallagher dan

Aschner sebagai berikut : ( 1 ). Pertanyaan Kognitif ingatan menuntut siuswa

untuk mengingat fakta, rumus-rumus, prosedur, dan informasi penting lainnya.

Pertanyaan ingatan ini membantu siswa mengungkap fakta-fakta sebelum

bergerak ke pemikiran yang lebih tinggi tingkatannya. Pertanyaan ingatan ini juga

membantu melakukan pengamatan dan komunikasi. (2). Pertanyaan berfikir

Page 41: 1008200908331 tesis matematika

konvergen menyebabkan siswa menerapkan dan menganalisis informasi.

Pertanyaan konvergen membantu siswa memecahkan masalah dan berguna untuk

melaksanakan ketrampilan dasar sains:mengukur, mengkomunikasikan,

membandingkan, dan mempertentangkan. (3). Pertanyaan berfikir divergen

merangsang siswa untuk berfikir mandiri . Siswa diberi sedikit informasi oleh

guru, kemudian diminta untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada

dengan mengkombinasikan ide-ide asli atau telah diketahui siswa dengan ide-ide

atau penyelesaian baru. Pertanyaan ini menuntut siswa memecahkan masalah

secara kreatif dan melakukan ketrampilan proses terintergrasi (membuat

hipotesis dan melaksanakan eksperimen ). (4). Pertanyaan berfikir evaluasi

menyebabkan siswa memilih, mempertimbangkan, menilai, mengkritik,

mempertahankan, atau memberikan alasan. Proses yang dirangsang oleh

pertanyaan evaluasi meliputi membuat prediksi, membuat kesimpulan, dan

menyusun generalisasi

Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam

melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi,

mengkorfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada

aspek yang belum diketahui. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan

bertanya berguna untuk : (a). menggali informasi, baik administrasi maupun

akademis. (b). mengecek pemahaman siswa. (c). membangkitkan respon kepada

siswa. (d). mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa. (e). mengetahui hal- hal

yang sudah diketahui siswa. (f). memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang

Page 42: 1008200908331 tesis matematika

dikendaki guru. (g). untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan siswa. (

h). untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.

Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada aktifitas belajar meliputi bertanya

antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru,

antara siswa denngan orang lain yang didatangkan di kelas, dsb. Aktifitas bertanya

juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui

kesulitan, ketika mengamati, dsb. Kegiatan-kegiatan itu akan menumbuhkan

untuk “bertanya. “

3) Mengajukan dugaan sementara ( Hipotesis)

Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah yang diperoleh

dari penalaran deduktif berdasarkan teori atau penalaran induktif dari data yang

ada. Dalam hal ini hipotesis itu dirumuskan secara deduktif, peneliti harus dapat

menunjukkan bahwa pernyataan hipotesisnya itu konsisten dengan teori yang ada.

Peneliti harus menunjukkan teori mana yang dianut dan berdasarkan teori itu

secara deduktif menyatakan hipotesisnya. Dalam hal ini hipotesis itu dirumuskan

secara induktif, peneliti harus dapat menunjukkan bahwa pernyataan hipotesisnya

konsisten dengan data yang ada. Peneliti harus menunjukkan data yang dimiliki

dan berdasarkan data itu secara induktif. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk

pernyataan bukan pertanyaan . Hipotesis dapat dirumuskan dengan penalaran

induktif berdasarkan hasil pengamatan atau dirumuskan dengan penalaran

deduktif berdasarkan teori. Penalaran induktif adalah penalaran yang dilakukan

berdasarkan data atau kasus menjadi pernyataan bersifat umum berupa simpulan

Page 43: 1008200908331 tesis matematika

yang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara, Penalaran deduktif adalah

penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan yang bersifat

khusus.

4) Mengumpulkan data ( Data gathering )

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan

dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan

penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah

dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan variabel-

variabel yang ada dalam hipotesis. Data yang diperoleh melalui pengamatan

dengan indera disebut data kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dengan

menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan baku tertentu disebut data

kuantitatif.

5) Penyimpulan ( Conclussion )

Menarik kesimpulan terdiri atas mengevaluasi hubungan antara bukti dengan

hipotesis dan menarik suatu kesimpulan (Hassan, 1998 : 24-25)

c. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri

Menurut Ami Soewandi (1990) metode inkuiri memiliki kelebihan dan

kekurangan antara lain :

Page 44: 1008200908331 tesis matematika

1) Kelebihan

Di dalam mengajarkan IPA kepada siswa, pendekatan inkuiri mempunyai

beberapa keunggulan. Keunggulan ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:

a) Menurut seorang ahli psikologi yaitu Bruner, pendekatan inkuiri dapat

meningkatkan potensi intelektual anak. Ini disebabkan siswa mencari sendiri

pengalaman baru sehingga dapat memperoleh kepuasan intelektual sebagai hadiah

intrinsik. Pujian guru juga berperan dalam hadiah intrinsik ini. Di samping itu,

informasi yang diperoleh dengan pendekatan inkuiri akan lama tertinggal dalam

ingatan.

b) Belajar dengan pendekatan inkuiri lebih berpusat pada siswa dan melalui

proses ini dapat membentuk dan menggembangkan konsep diri pada siswa.

Dengan demikian para siswa akan bersifat lebih terbuka dalam menghadapi

pengalaman baru serta lebih kreatif.

c) Pendekatan inkuiri dapat mengembangkan bakat karena pendekatan

ini lebih memberikan kebebasan pada siswa.

d) Pendekatan inkuiri lebih banyak memberikan waktu untuk

mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi baru yang diperoleh siswa

sehingga menjadi bermakna.

f) Siswa terhindar dari kebiasaan menghafal.

g) Dapat memberikan pengalaman tidak hanya mempelajari fenomena,

tetapi menemukan bagaimana menggunakan fikiran.

h) Kegiatan belajar mengajar menjadi berfareasi. Hal ini meliputi metode

peralatan dan medianya.

Page 45: 1008200908331 tesis matematika

i) Pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lebih lama dalam

ingatan lebih mudah diingat.

2) Kelemahan :

a) Proses belajar mengajar membutuhkan waktu yang lama.

b) Siswa sukar memahami pengertian secara deduktif.

c) Hanya siswa yang pandai yang aktif.

d) Dalam kegiatan proses belajar dengan pendekatan inkuiri terpimpin

tidak mungkin melakukan keseluruhan eksperimen.

4. Metode mengajar

Metode pengajaran merupakan kumpulan prinsip-prinsip yang tersusun untuk

melaksanakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar adalah cara

menyajikan sesuatu bahan pelajaran pada sesuatu mata ajaran dengan langkah-

langkah yang teratur untuk mencapai suatu tujuan agar pembelajaran dapat

tercapai.

Dalam proses belajar mengajar guru tidak harus memakai satu metode saja,

dapat lebih efektif dan efisien. Dalam menguasai banyak teknik (metode) pada

penyajian pelajaran akibatnya guru akan banyak memvariasikan teknik-teknik

penyajian sewaktu mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan

tidak membosankan bagi siswa, serta berhasil guna dan berdaya guna. Bahkan

mungkin dengan pemilihan teknik yang tepat untuk suatu mata pelajaran, maka

hasil belajar siswa dapat efisien dan efektif serta mengena sasarannya. Seorang

guru memerlukan wawasan yang mantap tentang teknik-teknik penyajian yang

Page 46: 1008200908331 tesis matematika

merupakan salah satu unsur dalam kemungkinan melakukan strategi belajar

mengajar sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.

Menurut Suharto (1997:23) ada beberapa macam metode mengajar : a.

Metode ceramah yaitu suatu cara menyampaikan bahan pelajaran secara kelas di

depan kelompok, bentuk komunikasinya satu arah. b. Metode tanya jawab yaitu

memberikan kesempatan bertanya. Ini mengandung latihan membangkitkan

kemauan/keberanian bertanya. Bentuk komunikasinya dua arah (pengajar-peserta

didik sebagai pengukur sampai seberapa jauh pelajaran itu dipahami peserta didik.

c. Metode diskusi ; metode ini menampilkan kegiatan menanyakan, memberi

komentar dan saran serta jawaban, bentuk komunikasinya adalah banyak arah. d.

Metode tugas; metode pengajaran dengan pemberian tugas kepada peserta didik

dalam bentuk-bentuk seperti : membuat ikhtisar bacaan, mengerjakan pemecahan

terhadap suatu problem dan dianalisa. Untuk mendorong peserta didik menguasai

bahan pelajaran yang disampaikan guru. e. Metode mengajar beregu (Team

Teaching); metode ini dilakukan dengan tujuan membantu siswa agar lebih lancar

terjadinya interaksi mengajar belajar secara kualitatif, juga meringankan guru

sehingga bisa bertanggungjawab bersama terhadap pelajaran yang diberikannya,

dapat saling membantu antara guru, meningkatkan kerja sama, saling mengisi dan

saling memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya. f. Simulasi dan

Permainan; metode pengajaran dimana situasi yang sesungguhnya dipublikasikan

dengan bentuk permainan, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran diri, rasa

simpati, perubahan sikap dan kepekaan. g. Metode pelajaran berprograma ;

merupakan cara pengembangan belajar sendiri secara bebas untuk memperoleh

Page 47: 1008200908331 tesis matematika

pengetahuan seefektif mungkin, cara ini juga mengejar daya guna dan daya hasil

belajar orang perorangan (individual).

5. Metode mengajar beregu (Team Teaching)

Jusuf (1989:52) menyebutkan bahwa,

Metode mengajar beregu adalah suatu pengorganisasian mengajar dimana dua atau lebih dari dua orang guru dengan pembantu-pembantunya merencanakan, menyajikan dan menilai satu atau lebih dari satu bidang mata pelajaran yang diberikan kepada sejumlah murid yang lebih besar daripada kelas konvensional. Penyajian pelajarannya dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan.

Jadi pada hakekatnya metode mengajar beregu ini memanfaatkan potensi dari

semua guru. Guru menjadi kunci keberhasilan setiap sistem pengajaran. Jika

pengajaran dilakukan oleh guru yang memiliki kemampuan professional yang

baik, maka tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran akan lebih

memadai dibandingkan dengan guru yang berkualitas rendah. Hal demikian

terjadi juga dalam sistem pengajaran beregu. Guru tidak hanya harus mampu

dalam penguasaan spesialisasi atau bidang studi, tetapi juga harus mampu

mempersiapkan program serta melaksanakan dan menilai kemajuan belajar siswa.

Pengajaran beregu menuntut kemampuan bekerja sama dalam kelompok, saling

menerima dan memberi, toleransi dan saling menghormati satu sama lain (Oemar

Hamalik, 2001:101).

Di dalam perencanaan mengenai suatu bahan pelajaran yang akan

disampaikan kepada siswa, hendaknya para guru yang tergabung dalam regu

pengajar dapat bertukar pendapat gan bertukar pengalaman. Di samping itu, dari

semua guru lainnya yang akan membantu guru tersebut, harus ada pengertian

Page 48: 1008200908331 tesis matematika

sehingga dengan rela mau membantu pelaksanaan penyajian bahan-bahan

pelajarannya walaupun mungkin ia harus mengorbankan sebagian dari jam

pelajaran yang seharusnya disediakan bagi mata pelajaran yang harus ia berikan.

Faktor penguasaan bidang studi juga perlu mendapat perhatian. Masalahnya

apakah satu regu guru terdiri atas sekelompok guru dengan berbagai bidang studi

yang sama atau terdiri atas sekelompok guru dengan berbagai bidang. Demikian

pula kondisi fasilitas perlu dipertimbangkan mengingat pelaksanaan kegiatan regu

guru, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya bergantung pada

fasilitas sekolah.

Menurut Oemar Hamalik (2001:103) organisasi regu guru harus bersifat

terbuka terhadap pemikiran-pemikiran yang konstruktif dan mengutamakan

tanggung jawab kelompok. Regu guru bersikap terbuka, baik terhadap siswa

maupun terhadap kepala sekolah, komunikasi berjalan dua arah, guna mencapai

tujuan pendidikan sekolah.

Adapun langkah-langkah pengajaran “Team Teaching” adalah : a.

Melakukan validasi kurikulum tentang keterkaitan mata pelajaran. b. dalam satu

rombongan belajar (kelas) ada dua atau tiga orang guru. c. Jika “Team Teaching”

bagi guru/pengajar yang mengajar mata pelajaran yang sama, maka dalam satu

kelas peserta didik dibagi dua bagian, dimana masing-masing guru

bertanggungjawab pada kelompok yang dibimbingnya (ini khusus untuk mata

pelajaran praktek), tetapi jika guru /pengajar dalam satu kelas tidak sama mata

pelajarannya maka tidak perlu dibagi dua kelompok.

Page 49: 1008200908331 tesis matematika

Menurut Jusuf (1989:52), ada tiga komponen dalam metode pengajaran

Team Teaching.: 1). danya sejumlah besar murid. 2). adanya beberapa orang guru

(dua atau lebih). 3) adanya orang-orang tertentu dari luar sekolah yang

diikutsertakan karena dipandang sebagai ahli dalam bidang ilmu atau ketrampilan

tertentu.

Menurut Jusuf (1989:52), mengajar beregu (Team Teaching) menuntut

keaktifan kooperatif. antara lain (a). mengajar beregu merupakan kegiatan

kooperatif. Semua anggota regu pengajar harus saling membantu dan bertukar

pengalaman. (b). regu pengajar mungkin saja terdiri dari semua atau sebagian

guru dari sekolah tersebut. (c). setiap anggota regu pengajar subyak (bahan

pelajaran) yang paling ia kuasai. (d). anggota-anggota team pengajar mungkin

terdiri dari guru-guru yang sejenis mata pelajarannya dan mungkin juga terdiri

dari guru-guru yang memiliki keahlian yang berlainan. (e). team pengajar yang

terdiri dari guru-guru yang berlainan keahliannya (berlainan jenis mata

pelajarannya) harus merencanakan bahan-bahan pelajaran yang berisikan topik-

topik yang bersamaan untuk memudahkan korelasi isi bahan pelajaran. (f).

pimpinan team pengajar memainkan peranan yang sangat penting dalam

menciptakan suasana kooperatif diantara para anggota teamnya. Oleh karena itu,

pimpinan tim bukan saja harus seorang organisator yang berwibawa tetapi juga

seorang guru yang sudah cukup banyak pengalamannya di muka kelas.

Page 50: 1008200908331 tesis matematika

Menurut Roestiyah (2001:96), kelebihan dan kelemahan metode “Team

Teaching”.

a. Kelebihan : (1).jalan interaksi belajar mengajar akan lebih lancar.

(2).siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan

oleh beberapa orang guru. (3).guru lebih ringan tugas mengajarnya. (4). data

pelajaran yang disajikan dengan sistem beregu, pelajaran akan lebih dapat

dipertanggungjawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru.

b. Kekurangan/kelemahan : (1). bila seorang guru yang mengajar tidak

mendapatkan giliran mengajar tidak memanfaatkan waktu untuk belajar lebih

lanjut. (2). bila masing-masing anggota team tidak kompak, tidak dapat bekerja

sama dengan baik sehingga tidak dapat berintegrasi.(3). kadang tidak adanya

saling pengertian, pemahaman, kesamaan arah dan pendapat (4). sesama

guru/pengajar saling menguntungkan (ada unsur tidak disiplin dalam waktu). (5).

menuntut ketrampilan yang seimbang antara sesama mengajar.

c. Cara mengatasi : (1). materi yang akan diberikan dipersiapkan sebaik-

baiknya. (2).guru/pengajar perlu menyiapkan diri dengan baik terutama harus

mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang diberikan. (3). masing-

masing guru/pengajar harus bertanggungjawab penuh pada anak didik. (4).teknik

penyajian ini dapat ditingkatkan asal diusahakan adanya fasilitas dan alat-alat agar

siswa dapat berkelompok dengan baik. (5). guru yang termasuk dalam team

sebaiknya harus ada saling pengertian, pemahaman, kesamaan arah dan pendapat;

mereka harus mendapat tugas sesuai dengan keahliannya, dan pembagian tugas itu

Page 51: 1008200908331 tesis matematika

diatur sedemikian rupa sehingga bila yang satu mendapat tugas utama yang lain

bisa membantu tugas-tugas lain.(Roestiyah, 2001:97)

6. Prestasi Belajar

Pada dasarnya hasil belajar tidak terlepas dari tujuan belajar karena dari

tujuan belajar inilah hasil belajar akan terwujud. Menurut Syaiful Bahri Djamarah

(2002:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah serangkaian kegiatan untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perkembangan dan

kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang

disajikan kepada mereka dan nilai-nilai terdapat didalam kurikulum. Dengan

demikian hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah ia

melakukan kegiatan. Nana Sudjana (2001:3) hasil belajar siswa adalah perubahan

tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.

a. Bidang Kognitif

Bloom dalam Subiyanto (2006:2) mengemukakan bahwa bidang kognitif

berkenaan dengan kemampuan berfikir yang termasuk didalamnya hafalan,

pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan kemampuan mengevaluasi. Lebih rinci

ada enam tingkatan kognitif : 1). pengetahuan (knowledge), kemampuan

mengingat. 2). pemahaman (comprehension), kemampuan memahami 3). aplikasi

(application), kemampuan penerapan. 4).analisis (analysis), kemampuan

menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil 4). sintesis

(synthesis), kemampuan mengabungkan beberapa informasi menjadi suatu

kesimpulan 5). evaluasi ( evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana

Page 52: 1008200908331 tesis matematika

yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan

tertentu

b. Bidang afektif

Mencakup penilaian yang berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian,

keinginan, penghargaan dan lain-lain manakala siswa dihadapkan pada objek

tertentu. Sikap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dalam

hal perhatian terhadap apa yang dijelaskan oleh guru, keinginannya untuk

mendengarkan dan mencatat uraian guru, serta hasratnya untuk bertanya kepada

guru. Sedangkan perasaan lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh merupakan minat siswa. Yang mana minat siswa ini

dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Sesuai dengan pendapat Syah

Muhibbin (1999:136) minat belajar siswa berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat siswa ini dapat

mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Karena seorang siswa

yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu, maka siswa tersebut

akan memusatkan perhatiannya lebih intensif, yang menyebabkan belajar lebih

giat dan akhirnya mencapai hasil belajar yang optimal.

c. Bidang psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris dalam bentuk keterampilan (skill) dan

kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotoris terdiri dari : 1). meniru

(perception) 2). menyusun (manipulating). 3). melakukan dengan prosedur

Page 53: 1008200908331 tesis matematika

(precition). 4). melakukan dengan baik dan tepat (articulation). 5). melakukan

tindakan secara alami (naturalization)

7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Agar fungsi guru sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakukan

dengan baik, maka guru perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bagian,

masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis

a. Faktor Fisiologis ; faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor materi

pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual

siswa. Materi pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar

yang akan dicapai siswa. Karena itu, penting bagi guru untuk mempertimbangkan

kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa; juga

melakukan pemisahan materi pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke

tingkat lebih kompeks.

Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial,

juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih

efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar pada pagi hari selalu

memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan

sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondusif bagi proses dan

pencapaian hasil belajar yang optimal. Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami

adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware)

maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlengkapan belajar,

Page 54: 1008200908331 tesis matematika

alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana

pencapaian tujuan belajar. Karenanya, guru harus memahami dan mampu

mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi

efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar. Faktor fisiologis lainnya yang

berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual siswa

sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan

indra. Siswa yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan

memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.

b. Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil

belajar adalah perilaku individu, termasuk perilaku belajar, seperti perhatian,

pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.

1) Perhatian ; tentulah dapat diterima bahwa siswa yang memberikan

perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian

intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.

Perhatian intensif siswa ini dapat dieksloitasi sedemikian rupa melalui strategi

pembelajaran tertentu, seperti menyediakan materi pembelajaran yang sesuai

dengan kebutuhan siswa, menyajikan materi pembelajaran dengan teknik-teknik

yang bervariasi dan kreatif.

2) Pengamatan; pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh siswa

melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan.

Pengamatan merupakan gerbang masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu

siswa, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.

Page 55: 1008200908331 tesis matematika

3) Ingatan; secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan

berfungsinya ingatan, yakni (a) menerima kesan, (b) menyimpan kesan, dan (c)

memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah ingatan selalu

didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi

kesan. Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar.

Melalui kecakapan inilah, siswa mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.

Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,

di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan guru. Teknik pembelajaran

yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan

lebih dalam pada siswa. Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan

kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap siswa.

Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan

psikolog pendidikan, siswa harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam

jangka waktu yang tidak terlalu lama untuk mengingat kembali materi

pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui

pemberian tes setelah satu sub materi pembelajaran selesai. Kemampuan

pengaktifan atau proses produksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah

menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari,

suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu siswa, misalnya

kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian; atau untuk

merespons tantangan-tantangan dunia sekitar. Guru dapat mempertajam

kemampuan siswa dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas.

Page 56: 1008200908331 tesis matematika

4) Berfikir ; definisi yang paling umum dari berfikir adalah

berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan

konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-

perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah

proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut: (a). pembentukan

pengertian, (b). penjalinan pengertian-pengertian, dan (c) .penarikan kesimpulan.

Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam

keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat

yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses

pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya

melemahkannya. Para guru yang memiliki kecenderungan untuk memberikan

penjelasan yang selengkapnya tentang satu materi pembelajaran akan cenderung

melemahkan kemampuan siswa untuk berfikir. Sebaliknya, para guru yang lebih

memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau

konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong siswa didiknya

mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan

menghadirkan tentangan psikologi bagi siswa untuk merumuskan kesimpulan-

kesimpulannya secara mandiri.

5) Motif; motif adalah keadaan dalam diri siswa yang mendorongnya

untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari

rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan

satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi

Page 57: 1008200908331 tesis matematika

tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri siswa sendiri yang disebut motif

intrinsik. Misalnya, seorang siswa gemar membaca karena dia memang ingin

mengetahui lebih dalam tentang sesuatu. Dalam konteks belajar, motif intrinsik

tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan

motif intrinsik tidak cukup potensial pada siswa, guru perlu menyiasati hadirnya

motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan

suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok siswa. Suasana ini akan

mendorong siswa untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain. Namun

demikian, guru harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah

kepada hal-hal yang negatif.

8. Bioteknologi

Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk

hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup

(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. atau

bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika

secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan

manusia. .( Materi Pelatihan Terintegrasi,DIKNAS,2004 ). Sedangkan Smith (

1990 ).mengatakan bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan

teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau kompone

hidup subsellulernya pada industri jasa dan manufaktur serta pengelolaan

lingkungan. Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga,sel tumbuhan

atau sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen berbaai proses industri .Dewasa

Page 58: 1008200908331 tesis matematika

ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi

juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi

molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.

Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan

berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Biokimia

mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi

genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Pada

gambar 1 menunjukkan hubungan antara berbagai disiplin ilmu dengan

bioteknologi / bioproses.

Smith, , ( 1990 )

Gambar 1. Hubungan ilmu-ilmu dengan bioteknologi

Genetika

BiokimiaRekayasa Teknologi

Rekayasa gentik

Mikrobiologi

Biotek

Ilmu Pangan

Elektronika

Teknik Mekanik

Page 59: 1008200908331 tesis matematika

Adapun ciri utama bioteknologi adalah : a). adanya gen biologi berupa

mikroorganisme, tumbuhan atau hewan. b). adanya pendayagunsan secara

teknologi dan industri c). produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan

pemurnian

Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan

tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan

bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman

untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan

dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu

dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun

masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.

Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.

Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara

massal.

Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara

negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam

teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,

pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini

memungkinkan manusia untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit

genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun

AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para

penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau

kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,

Page 60: 1008200908331 tesis matematika

dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan

rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul

karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta

juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan

bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup

dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut

oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau

laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak

lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya.

Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman

pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.

Gambar 2. Hasil-hasil dai bioteknologi / bioproses

Page 61: 1008200908331 tesis matematika

Berdasarkan waktu perkembangan bioteknologi, maka dikenal beberapa

masa atau era dalam bioteknologi yaitu a). Era bioteknologi generasi pertama /

bioteknologi sederhana. Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam

produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan. Contoh:

pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain b). Era bioteknologi generasi kedua.

Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.Contoh: (1). produksi bahan kimia:

aseton, asam sitrat (2). pengolahan air limbah

(3). pembuatan kompos c). Era bioteknologi generasi ketiga.

Proses dalam kondisi steril. Contoh: produksi antibiotik dan hormon d). Era

bioteknologi generasi baru Contoh: produksi insulin, interferon, antibodi

monoklonal

B. Penelitian yang relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Anik Rofaida Lestari ( 2007 )

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode

pembelajaran inkuiri bebas termodiikasi (Modified Free Inquiry) dan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) pada materi ekosistem. Siswa

yang belajar melalui antara metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi

memperoleh prestasi belajar biologi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa

yang belajar melalui metode pembelajaran inkuiri terbimbing. kelompok siswa

yang diberi metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free

Inquiry) memiliki nilai rata-rata 60,66 lebih tinggi dari kelompok siswa yang

diberi metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry ) memiliki nilai

rata-rata 54,83.

Page 62: 1008200908331 tesis matematika

Perbedaan penelitian tersebut diatas dengan penelitian ini adalah pada jenis

penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian saudara Anik Rofaida Lestari

merupakan penelitian eksperimen dengan membandingkan metode pembelajaran

inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, sedangkan pada penelitian ini

merupakan penelitian tindakan kelas . Perbedaan keduanya terletak pada sampel,

pada penelitian ini tidak menggunakan sampel sedangkan penelitian yang

terdahulu menggunakan sampel.

C. Kerangka Berfikir

Belajar mengajar adalah sesuatu yang cukup rumit karena kegiatan ini bukan

hanya sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi melibatkan

berbagai kegiatan. Salah satu cara belajar mengajar yang melibatkan berbagai

kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam upaya

mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan siswa dan guru.

Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan belajar

mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses yang dialami untuk

memperoleh pemahaman. Pendekatan ketrampilan proses mempunyai peranan

penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang diinginkan. Dengan

adanya metode mengajar yang tidak tepat mengakibatkan pemahaman konsep

siswa menjadi rendah.

Pentingnya pendidikan sains di sekolah terutama pendidikan biologi,

ternyata tidak diimbangi dengan kualitas proses yang memuaskan. Pada umumnya

biologi diajarkan lebih pada pendekatan konsep atau produk berupa hafalan.

Page 63: 1008200908331 tesis matematika

Pengajaran biologi lebih banyak bersifat informatif, hanya menekankan pada

penguasaan fakta-fakta dan konsep, selain itu dalam proses pembelajaran sains

terutama biologi masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran

konvensional diantaranya dengan metode ceramah / pembelajaran langsung. Hal

itu yang menjadikan Biologi tidak menarik, tidak disukai, dan monoton.

Biologi termasuk dalam kelompok disiplin ilmu yang bersifat

eksperimental. Karenanya memerlukan kreatifitas dan imajinasi untuk

mempelajarinya. Di lain pihak, metode inquiri memberikan peluang yang lebih

luas. Dalam konteks ini , diperlukan sejak awal adanya pembelajaran biologi yang

berbasis inquiri, dalam metode pembelajaran yang berbasis inquiri, siswa dapat

kesempatan untuk berlatih mencari, merumuskan, dan memecahkan masalah

dengan menggunakan metode ilmiah. Siswa akan mengajukan asumsi,

merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel percobaan, menganalisa data,

menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Sehingga belajar

dengan pendekatan inquiri lebih berpusat pada siswa dan melalui proses ini dapat

membentuk dan mengembangkan konsep diri pada siswa. Dengan demikian para

siswa akan bersifat lebih terbuka dalam menghadapi pengalaman baru serta lebih

kreatif.

Page 64: 1008200908331 tesis matematika

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini

adalah :

“ Setelah diterapkan pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri

melalui kolaborasi guru dan dosen ( team teaching) diharapkan prestasi, motivasi,

aktivitas dan ketrampilan siswa Kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan akan

meningkat”

Page 65: 1008200908331 tesis matematika

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilakukan di kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan..

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Mei 2008 sampai dengan 30

September 2008

Tabel 2. Rencana Penelitian

Tahun 2008 Bulan ke-No Kegiatan

5 6 7 8 9 10 11 12

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal

3. Pembimbingan Bab I dan II

4. Pembimbingan Bab III

5 Penyusunan Instrumen

6 Melakukan tindakan siklus I

7 Melakukan tindakan siklus II

9 Analisis data

10 Penulisan Laporan (Bab IV

dan V)

11 Ujian Kualifikasi

12 Ujian Tesis

Page 66: 1008200908331 tesis matematika

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran

dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri atas 16 laki-laki dan 17 Perempuan.

C. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang

diperoleh secara langsung dari siswa dan guru yang meliputi :

1. Data prestasi siswa berupa nilai tes individual yang diberikan pada akhir

pembelajaran.

2. Data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil angket tertutup

3. Data kreativitas siswa dengan mengunakan lembar observasi.

4. Data ketrampilan proses siswa dengan mengunakan lembar observasi

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes.

Data prestasi siswa diambil dengan menggunakan tes tulis sedangkan

instrumennya menggunakan lembar tes dan dilaksanakan pada akhir

siklus.

2. Angket

Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan menggunakan angket,

sedangkan instrumennya menggunakan lembar angket tertutup dengan

penilaian berbentuk skala likert yang berjumlah tiga puluh butir soal.

dilaksanakan pada akhir siklus.

Page 67: 1008200908331 tesis matematika

3. Observasi

Data aktifitas dan ketrampilan siswa diperoleh melalui observasi pada

saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi berupa

checklist.

E. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 1 Madiun dengan alasan

sekolah tersebut mempunyai standar yang sama yaitu merupakan Sekolah Standar

Nasional ( SSN ), disamping itu dengan latar belakang letak geografis yang sama

diaman lokasi ke dua sekolahan berada di pinggiran kota sehingga latar belakang

siswa dan orang tua hampir sama .

F. Tahapan Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara

garis besar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui siklus-

siklus, dimana pada tiap siklus terdapat 4 tahap, yaitu: 1) Tahap Perencanaan

(Planning), 2) Tahap Pelaksanaan (Acting), 3) Tahap Pengamatan (Observing), 4)

Tahap Refleksi (Reflecting). Apabila dalam satu atau dua suklus belum tercapai

indikator yang digunakan, maka dilanjutkan pada sklus berikutnya sampai

tercapai indikator yang digunakan.

Tahapan siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas dapat

dijelaskan dengan bagan pada gambar 3

Page 68: 1008200908331 tesis matematika

Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan

tindakan I tindakan I

SIKLUS I

Refleksi I Pengamatan I

Permasalahan baru Perencanaan Pelaksanaan hasil refleksi I tindakan II tindakan II

SIKLUS II

Refleksi II Pengamatan II

Jika permasalahan dilanjutkan Belum terselesaikan ke siklus selanjutnya

Sumber ( Suhardjono : 2006 : 74 )

Gambar 3: Siklus dalam penelitian tindakan kelas

G. Analisis Data

1. Data Prestasi Siswa

Data prestasi siswa diambil dengan menggunakan tes subyektif dengan

bobot soal sesuai dengan tingkat kesulitan soal. Setelah dilaksanakan tes pada

akhir pembelajaran selanjutnya nilai prestasi yang diperoleh dianalisis. Nilai ini

digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dimana rumus untuk

menentukan ketuntasan belajar individual adalah :

Page 69: 1008200908331 tesis matematika

∑ Skor yang diperolehNilai Prestasi Siswa = ∑ Skor Maksimum

Hasil Nilai ketuntatas individual digunakan untuk menghitung ketuntasan

klasikal dengan rumus :

∑ siswa yang tuntas

Ketuntasan Belajar Klasikal = X 100 % ∑ seluruh siswa

( Sumber Diknas : Pedoman Penilaian , 2004 )

Indikator yang akan dicapai adalah indikator individual sesuai SKBM (

Nilai diatas 65 ), dan keteuntasan klasikal 80 %.dari seluruh siswa sudah tuntas

2. Data motivasi siswa, ketrampilan siswa, dan aktivitas siswa.

Data motivasi siswa diambil dengan menggunakan lembar angket tertutup

dengan kriteria jawaban sebagai berikut :

Kriteria untuk pernyataan positif : 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = tidak

tahu, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju

Kriteria untuk pernyataan negatif : 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = tidak

tahu, 4 = tidak setuju, 5 = sangat tidak setuju

Data aktivitas dan ketrampilan siswa diambil dengan lembar observasi

dari data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan mengunakan Rumus :

F

P = X 100 % N

Page 70: 1008200908331 tesis matematika

Dimana : P = Prosentase

F = Jumlah Skor yang diperoleh

N = Jumlah Skor Maksimum

Setelah dianalisis dengan rumus di atas selanjutnya data dikelompokkan

dalam beberapa katagori :

a. Katagori untuk aspek motivasi siswa :

76 % - 100 % = Motivast sangat tinggi

56 % - 75 % = Motivast tinggi

40 % - 55 % = Motivasi cukup

< 40 % = Motivasi kurang

Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )

Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek motivasi

80 % dari seluruh siswa pada katagori tinggi

a. Katagori aspek aktivitas:

81% – 100 % = Sangat tinggi

61 % - 80 % = Tinggi

41 % - 60 % = Cukup

< 40 % = Kurang

Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )

Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek aktivitas

80 % dari seluruh siswa pada katagori baik

Page 71: 1008200908331 tesis matematika

c. Katagori aspek ketrampilan siswa :

81% – 100 % = Sangat tinggi

61 % - 80 % = Tinggi

41 % - 60 % = Cukup

< 40 % = Kurang

Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )

Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek

ketrampilan proses siswa 80 % dari seluruh siswa pada katagori baik baik

Page 72: 1008200908331 tesis matematika

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Siklus Pertama

a. Pertemuan Pertama :

1) Perencanaan

Guru menyiapkan skenario pembelajaran yang meliputi modul, RPP,

LKS, media, lembar observasi siswa, lembar observasi minat siswa, lembar

aktivitas guru dan instrumen penilaian kognitif psikomotor, afektif.

Guru menunjuk siswa untuk mempelajari skenario yang dibuat oleh

guru dua hari sebelum KBM dimulai. Guru memberi penjelasan tentang

kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Materi skenario yang akan

dibahas bio proses peragian yaitu pembuatan tempe. Sehari sebelum KBM setiap

kelompok membuat tempe. Media yang dipersiapkan adalah cara proses

pembuatan tempe. Observer I sudah siap mengamati aktivitas siswa dengan

lembar observasi, observer II sudah siap mengamati aktivitas guru dengan lembar

observasi. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok waktu tatap muka 2 x 45 menit, alat

uji tes kognitif, psikomotorik dan afektif.

2) Pelaksanaan

Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk LKS yang ada,

Setiap kelompok melaksanakan praktikum pembuatan tempe Setelah selesai

ketua kelompok menjelaskan hasil pembuatan tempe kepada kelompok lainya ,

Page 73: 1008200908331 tesis matematika

kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan dan ditanggapi ketua kelompok

dibantu oleh anggota kelompoknya.Kemudian pembahasan hasil inquiri proses

pembuatan tempe. Setelah selesai penampilan siswa, guru memberikan

rangkuman secara umum, kemudian memberikan evaluasi (kuiz).

3) Observasi / Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru untuk menampilkan siswa dengan

menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian afektif sedang hasil evaluai

menggunakan lembar kognitif pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh

observer I, pengamatan aktivitas guru 1 dan guru 2 dilakukan oleh observer.

4) Refleksi

Pada refleksi ini semua data yang diperoleh dianalisis meliputi :

Penilaian kognitif, penilaian psikomotor, penilaian afektif, data ini dianalisis oleh

guru, sedang data aktivitas siswa oleh observer dan data minat siswa dianalisis

oleh guru dan observer.

b. Pertemuan Kedua :

1) Perencanaan

Guru menyiapkan skenario pembelajaran yang meliputi modul, RPP,

LKS, media, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi minat siswa,

lembar aktivitas guru dan instrumen penilaian kognitif, psikomotor, afektif. Guru

memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

Materi skenario yang dibahas bio proses pembuatan tape.

Page 74: 1008200908331 tesis matematika

Observer I sudah siap mengamati aktivitas siswa dengan lembar aktivitas

guru dengan lembar observasi siswa dibagi menjadi 7 kelompok,. Waktu tatap

muka 2 x 45 menit. Alat uji tes kognitif psikomotor afektif. Setelah KBM berakhir

siswa diberi angket lembar minat siswa.

2) Pelaksanaan

Setiap kelompokmembuat tape dari ketela . Setelah selesai, kelompok

lain dapat mengajukan pertanyaan dan ditangapi oleh siswa yang mengerjakan

tape dibanti oleh anggota kelompoknya. Kemudian pembahasan hasil inquiri

proses btape dari ketela pohon. Setelah selesai penampilan siswa, guru

memberikan rangkuman secara umum, kemudian memberikan evaluasi.

3) Observasi / Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru untuk penampilan sisa dengan

menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian afektif. Evaluasi

dilaksanakan selesai KBM, dan dianalisis dalam lembar penilaian

kognitif.Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer Setelah selesai

kegiatan siswa diberi angket minat yang diisi oleh setiap peserta, kemudian

direkapitulasi.

(a ) Hasil evaluasi prestasi belajar ( ranah kognitif )

Berdasarkan data hasil evaluasi setelah dilakukan tes tulis pada setiap

siswa tentang materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dapat

diketahui hasilnya pada tabel 3.

Page 75: 1008200908331 tesis matematika

Tabel.3 Hasil Tes kognitif Siklus (I)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

≥ 65 19 67,5 % Tuntas

< 65 14 42,5 % Tidak tuntas

Jumlah 33 100 %

Indikator ketercapaian klasikal 80 % Siswa tuntas

Berdasarkan tabel 3 di atas ternyata baru 19 anak ( 67,5 % ) siswa yang

sudah tuntas dalam belajar, sedangkan 14 anak ( 42, 5 % ) belum tuntas. Bila

dibandingkan dengan indikator ketercapaian kelas ( 80 % ) , maka ketuntasana

kelas masih dibawah indikator. Pada siklus I ini indikator ketuntasan belajar

secara komulatif belum tercapai, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

(b ) Penilaian Motivasi / Afektif

Motivasi belajar siswa dengan ketrampilan proses siswa dalam inquiri

diketahui melalui angket. Hasil angket siswa dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Hasil Penilaian Motivasi / Afektif Siklus (I)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 1 3 % Sangat Tinggi

56 % - 75 % 9 27 % Tinggi

40 % - 55 % 18 55 % Cukup

< 40 % 2 6 % Kurang

Jumlah 33 100 %

Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi

Page 76: 1008200908331 tesis matematika

Dari data di atas ternyata masih 2 anak ( 6 % ) yang nilai motivasi kurang

dan 18 ( 55 % ) Katagori cukup sehingga masih dibawah indikator ketercapaian

yaitu motivasi tinggi ( di atas 80 % ), sedang 10 anak ( 30 % ) sudah pada katagori

tinggi dan sangat tinggi. Untuk itu perlu dilanjutkan pada siklus ke dua karena

masih di bawah indikator

(c ) Penilaian ketrampilan proses ( ranah psikomotorik )

Ketrampilan proses siswa dalam inquiri dievaluasi dengan menggunakan

lembar observasi berbentuk checklist. Hasil dari observasi ketrampilan siswa yang

telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5.Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Psikomotorik (Siklus I)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 2 6 % Sangat Tinggi

56 % - 75 % 12 36 % Tinggi

40 % - 55 % 19 58 % Cukup

< 40 % 0 0 % Kurang

Jumlah 33 100 %

Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi

Dari tabel 5. di atas tentang hasil observasi ketrampilan siswa dalam

inquiri dapat diketahui bahwa dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat

kurang adalah 0 orang dengan prosentase 0%, siswa yang berpredikat cukup

sebanyak 19 orang dengan prosentase 58 %. Jumlah siswa yang mendapatkan

predikat tinggi adalah 12 orang siswa dengan prosentase 36 %, sedangkan siswa

yang berpredikat sangat tinggi sebanyak 2 orang siswa dengan prosentase 6 %.

Page 77: 1008200908331 tesis matematika

Pada siklus I ini siswa yang sudah mencapai indikator baik belum mencapai 80%

sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

(d ) Data aktivitas Siswa

Aktifitas siswa dalam Ketrampilan proses siswa dievaluasi dengan

menggunakan lembar observasi berbentuk checklist. Hasil dari observasi aktifitas

siswa yang telah dilakukan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6 . Hasil penilaian aktivitas Siswa (Siklus I)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 1 3 % Sangat Tinggi

56 % - 75 % 13 39 % Tinggi

40 % - 55 % 16 48 % Cukup

< 40 % 3 9 % Kurang

Jumlah 33 100 %

Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi

Dari tabel 6. tentang hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui bahwa

dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat kurang 3 (9 % ) , cukup 16 siswa

dengan prosentase 48 %, siswa yang berpredikat baik sebanyak 13 orang siswa

dengan prosentase39 ,75%, sedangkan jumlah siswa yang berpredikat sangat baik

hanya 1 orang siswa dengan prosentase 3 %. Hal ini berarti siswa yang mencapai

indikator di atas baik baru 14 orang atau 42 % dari seluruh siswa Pada siklus I ini

jumlah siswa yang sudah mencapai indikator baik belum mencapai 80% dari

seluruh siswa, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.

Page 78: 1008200908331 tesis matematika

4) Refleksi

Adapun permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran yang

mengakibatkan tidak tercapainya ketuntasan hasil prestasi, keaktifan dan

ketrampilan siswa diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Penjelasan yang diberikan oleh guru terlalu singkat sehingga belum

begitu dipahami oleh siswa.

2) Siswa masih bingung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran

yang diterapkan, sehingga mereka cenderung hanya diam dan pasif.

3) Ketika melakukan eksperimen, siswa belum begitu mengerti tentang

prosedur yang harus dilaksanakan dan banyak melakukan kesalahan.

Berdasarkan hasil refleksi dan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan

pada siklus I maka perlu adanya tindakan lanjutan untuk memperbaikinya pada

siklus II.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan

Pada siklus kedua satu kali pertemuan, guru sudah menyiapkan skenario

pembelajaran yang meliputi modul, RPP, LKS, media, lembar observasi aktivitas

siswa, lembar observasi minat siswa, lembar aktivitas guru dan instrumen

penilaian kognitif, psikomotor, afektif. Pada siklus II direncanakan tindakan yang

merupakan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan pada siklus I antara lain :

Page 79: 1008200908331 tesis matematika

1) Mendorong siswa untuk ikut aktif dan bekerja sama dalam melakukan

eksperimen dan menyelesaikan tugas, sehingga keaktifan siswa dapat

memenuhi indikator yang ditetapkan.

2) Memberikan lebih banyak waktu bagi guru untuk menjelaskan materi

agar lebih mudah dipahami oleh siswa, sehingga prestasi belajarnya

dapat mencapai ketuntasan.

3) Lebih memantau siswa pada saat melakukan eksperimen untuk

membantu siswa yang menemui kesulitan.

Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam

pembelajaran. Materi yang digunakan adalah pembuatan brem. Dua minggu

sebelum KBM dimulai setiap kelompok mengerjakan LKS. Pendekatan yang

digunakan inkuiri, melalui pendekatan ketrampilan proses Observer I sudah siap

mengamati aktivitas siswa dengan lembar observasi guru dengan lembar observasi

siswa dibagi 7 kelompok. Waktu tatap muka 2 x 45 menit, alat uji tes kognitif,

psikomotor, afektif.

b. Pelaksanaan

Pembahasan hasil inquiri proses pembuatan brem. Setelah selesai penampilan

siswa, guru memberikan rangkuman secara umum, kemudian memberikan

evaluasi.

c. Observasi / Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh guru untuk menampilkan siswa dengan

menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian akfektif sedang hasil

evaluasi menggunakan lembar kognitif. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan

Page 80: 1008200908331 tesis matematika

oleh observer, pengamatan aktivitas ke dua guru dilakukan oleh observer.

Evaluasi dilaksanakan selesai KBM dan dianalisis dalam lembar penilaian

kognitif. Setelah selesai kegiatan siswa diberi angket minat yang diisi oleh setiap

siswa, kemudia direkapitulasi

1) Hasil evaluasi prestasi belajar ( ranah kognitif )

Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mengalami

peningkatan dari siklus I. Hasil tes tulis pada siklus II tentang materi pembelajaran

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7.Hasil Penilaian Tes kognitif Siklus (II)

Nilai Frekuensi Prosentase Katagori

≥ 65 31 94 % Tuntas

< 65 2 6 % Tidak tuntas

Jumlah 33

Indikator ketercapaian klasikal 80 % dari seluruh siswa.tuntas

Berdasarkan pada tabel 7. diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II

sebagian besar siswa (94 %) sudah mencapai ketuntasan belajar dan hanya 2

orang siswa ( 6 %) yang belum mencapai standar ketuntasan belajar.

2) Penilaian Motivasi / Afektif

Dari hasil belajar siswa Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada

siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah termotivasi bila dibandingkan

Page 81: 1008200908331 tesis matematika

pada siklus I. Hasil Motivasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel

8.

Tabel 8. Hasil Penilaian Motivasi / Afektif Siklus (II)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 2 6 % Sangat Tinggi

56 % - 75 % 27 82 % Tinggi

40 % - 55 % 4 12 % Cukup

< 40 % 0 0 Kurang

Jumlah 33

Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi

A.

B. Berdasarkan pada tabel 8. diatas dapat diketahui bahwa pada

siklus II dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat cukup hanya berjumlah 4

orang siswa dengan prosentase 12 %, siswa yang berpredikat tinggi sebanyak 27

orang siswa dengan prosentase 82 % sedangkan siswa yang berpredikat sangat

tinggi berjumlah 2 orang siswa atau 6 %.

3) Penilaian Ketrampilan Proses

Dari hasil observasi ketrampilan siswa mengalami peningkatan yang

cukup signifikan dari siklus I ke siklus II, hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat

melakukan eksperimen dengan baik. Hasil observasi ketrampilan siswa pada

siklus II dapat dilihat pada tabel 9.

Page 82: 1008200908331 tesis matematika

Tabel 9.Hasil Penilaian Psikomotorik pada Praktikum (SiklusI II)

Skor Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 16 48 % Sangat Tinggi

56 % - 75 % 15 46 % Tinggi

40 % - 55 % 2 6% Cukup

< 40 % 0 - Kurang

Jumlah 33

Indikator ketercapaian 80 % siswa pada katagori Tinggi

Berdasarkan pada tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II dari

33 siswa hanya 2 orang siswa yang berpredikat cukup dengan prosentase 44 %,

siswa yang berpredikat tinggi berjumlah 15 orang siswa dengan prosentase 45 %

sedangkan sisanya yang berjumlah 16 orang mendapatkan predikat sangat tinggi

dengan prosentase 49 %. Hal ini berarti 94 % dari seluruh siswa sudah mencapai

indikator tinggi

4) Data aktivitas Siswa

Dari hasil observasi, aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan pada

siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah lebih aktif bila dibandingkan

pada siklus I. Hasil observasi aktifitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat

pada tabel 10.

Page 83: 1008200908331 tesis matematika

Tabel 10.Rekapitulasi Data aktivitas Siswa (Siklus II)

Nilai Frekuensi Prosentase Katagori

76 % - 100 % 4 12 % Sangat Baik

56 % - 75 % 26 79 % Baik

40 % - 55 % 3 9 % Cukup

< 40 % 0 0 % Kurang

Jumlah 33

Indikator ketercapaian 80 % siswa pada katagori Tinggi

Berdasarkan pada tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II dari

33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat cukup hanya berjumlah 3 orang siswa

dengan prosentase 9 %, siswa yang berpredikat baik sebanyak 26 orang siswa

dengan prosentase 79 % sedangkan siswa yang berpredikat sangat baik berjumlah

4 orang siswa dengan prosentase 12 %. Hal ini berarti 91 % dari seluruh siswa

sudah mencapai indikator baik.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, prestasi belajar telah mengalami peningkatan,

hasil aktifitas telah memenuhi kriteria baik demikian pula hasil ketrampilan siswa,

Guru telah mampu dan maksimal dalam menerapkan metode pembelajaran inkuiri

di kelas, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Page 84: 1008200908331 tesis matematika

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Prestasi Belajar Siswa

Hasil analisis data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan

pembelajaran dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa

Sesudah penerapan pembelajaran

NoPrestasi belajar

siswa

Sebelum penerapan

pembelajaran Siklus I Siklus II

Indikator Ketuntas

an

Klasikal

1.Nilai terendah 38 45 65

2. Nilai tertinggi80 85 90

3.Nilai rata-rata 56,90 64,1 71,2

4. Persentase ketuntasan belajar siswa

12 % 42 % 87 %

80 % dari selurh

siswa pd katagori tinggi

Hasil analisis data prestasi belajar siswa dapat digambarkan dengan

histogram pads gambar 4.

Page 85: 1008200908331 tesis matematika

Gambar 4. Histogram prestasi belajar siswa

Hasil analisis terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa

prestasi belajar siswa dari sebelum penerapan pembelajaran terdapat peningkatan.

Dilihat dari prestasi belajar individual, pada siklus I ada 19 siswa yang belum

tuntas belajarnya. Pada siklus II 2 siswa yang tidak tuntas belajar dibandingkan

dengan sebelum penerapan pembelajaran ternya ada 29 anak yang belum tuntas.

Banyaknya siswa yang tidak tuntas belajar sebelum penerapan inquiri karena

siswa kurang dapat mengikuti proses pembelajaran yang optimal , siswa masih

melakukan aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran. Aktivitas yang

tidak mendukung proses pembelajaran tersebut antara lain adalah siswa berbicara

atau ribut sendiri dan siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran seperti

mengganggu kerja siswa yang lainnya.. Pada siklus I terdapat kenaikan rata-rata

kelas dari 56,90 ( sebelum penerapan ) menjadi 64,1 dan ketuntasan belajar

klasikal dari 12 % menjadi 42 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan

penerapan metode belajar inkuiri melalui team teching dengan ketrampilan proses

38

80

5745

85

65 65

90

71

0

20

40

60

80

100

Nilai

Sebelum Siklus I Siklus II

Hasil Prestasi Belajar Siswa

Nilai Terendah

Nilai Tertinggi

Rata-rata

Page 86: 1008200908331 tesis matematika

akan meningkatkan prestasi belajar meskipun belum sesuai dengan indikator yang

diinginkan yaitu 80 % untuk ketuntasannya. Dari siklus I ke siklus II mengalami

peningkatan dimana pada siklus I rerata hasil belajar yang dicapai siswa sebesar

64,1 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 42 %. Pada siklus II, rerata prestasi

belajar siswa sebesar 71,2 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 87%. Angka-

angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa

terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah siswa

lakukan.

Peningkatan pemahaman siswa menandakan bahwa terjadi peningkatan

proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Peningkatan proses pembelajaran

tersebut dapat diketahui pada saat guru menjelaskan awal materi siswa tampak

tenang, dan ketika melakukan praktikum siswa akan melakukan dengan antusias

apalagi dengan dibantu oleh guru yang lebih dari 1guru . Saat berdiskusi dalam

praktikum siswa tampak lebih tenang bersungguh-sungguh mencari jawaban dan

pada saat salah satu kelompok mempresentasikan kerja sama mereka siswa

terlihat aktif dalam bertukar pikiran serta saat dilaksanakan evaluasi siswa tampak

tenang, serius dan kelihatan tidak merasa kebingungan dalam mengerjakan soal.

Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi/konsep yang diberikan.

Menurut Sudjana (1989), makin tinggi proses belajar yang dilakukan siswa, makin

tinggi pula hasil belajarnya.

Page 87: 1008200908331 tesis matematika

0

20

40

60

80

100

Sebelum Siklus I Siklus II

Ketuntasan

Dari ketuntasan belajar dapat dibuat histogram seperti pada gambar 5.

Gambar 5. Histogram ketuntatas belajar siswa

Dengan ditambahnya guru melalui kolaborasi akan menjadikan kelas

lebih terkendali artinya siswa tidak ramai, mempunyai kemudahan dalam bertanya

karena banyak pembimbingnya, disamping itu konsentrasi siswa akan lebih

meningkat . hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (2001:96), bahwa dalam

metode “Team Teaching”.ada kelebihan yaitu: a). Jalan interaksi belajar mengajar

akan lebih lancar. b ). Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan

mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru. c). Guru lebih ringan tugas

mengajarnya. d). Mata pelajaran yang disajikan dengan sistem beregu, pelajaran

akan lebih dapat dipertanggungjawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang

guru.

2. Motivasi Belajar Siswa

Pengambilan data motivasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan

angket berupa lembar angket tertutup yang diberikan pada siswa setelah proses

belajar mengajar. Dari analisis hasil angket dapat diketahui tingkat motivasi

Page 88: 1008200908331 tesis matematika

0

20

40

60

80

100

PR

OS

EN

TA

SE

Sebelum Siklus I Siklus II

MOTIVASI SISWA

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Kurang

belajar siswa setelah pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team

teaching hasilnya sebagaimana pada tabel 12.

Tabel 12. Rekapitulasi Motivasi belajar siswa

Sesudah penerapan

pembelajaran:No SkorSebelum

penerapan pembelajaran Siklus

ISiklus

II

Indikator Ketuntasan

1. 76 % - 100 % 1 % 3 % 6 %

2. 56 % - 75 % 17 % 27 % 82 %

3. 40 % - 55 % 70 % 55 % 12 %

4. < 40 % 12 % 6 % 0

80 % dari selurh siswa pd katagori

tinggi

Dari data di atas kemudian di buat histogram seperti pada gambar 6.

Gambar 6. Histogram Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa

Page 89: 1008200908331 tesis matematika

Hasil analisis motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa motivasi belajar

siswa dari sebelum penerapan pembelajaran 12 % kurang termotivasi , 70 %

termasuk katagori cukup sedangkan yang masuk katagori tinggi dan di atass tinggi

baru 18 % hal ini menunjukkan bahwa respon siswa dalam belajar selama ini

masaih jauh dari harapan karena apabila dalam belajar motivasinya rendah maka

akan berpengaruh pula pada prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat

Oemar Hamalik ( 2004:161) yang mengatakan bahwa motivasi memiliki beberapa

fungsi sebagai berikut : 1). Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.

Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu perbuatan. 2). Motivasi berfungsi

sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang

diinginkan. 3). Motivasi berfungsi sebagai penggerak artinya besar kecilnya

motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Dari data hasil motivasi terlihat adanya peningkatan motivasi yaitu pada

siklus I 3 % sangat tinggi, 27 % tinggi dan yang cukup 55 %, sedangkan yang

kurang 6 %, Sedangkan pada siklus II 6 % sangat tinggi, 82 % tinggi dan yang

cukup 12 %, sedangkan yang kurang 0 % pada siklus II ketuntasan ketercapaian

susdah terpenuhi. Kenaikan motivasi juga ditunjang dengan dorongan dari guru

yang lebih dari 1 ( team teaching ) yang ternyata akan memudahkan siswa

berinteraksi dalam mengatasi kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut

Oemar (2001:103) organisasi regu guru harus bersifat terbuka terhadap pemikiran-

pemikiran yang konstruktif dan mengutamakan tanggung jawab kelompok. Regu

guru bersikap terbuka, baik terhadap siswa maupun terhadap kepala sekolah,

komunikasi berjalan dua arah, guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.

Page 90: 1008200908331 tesis matematika

0

10

20

30

40

50

60

70

PR

OS

EN

TA

SE

Sebelum Siklus I Siklus II

HASIL KETRAMPILAN PROSES

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Kurang

3. Analisis Ketrampilan Proses

Dari hasil penelitian dengan menggunakan lembar observasi terlihat data

tabel 13.

Tabel 13. Rekapitulasi Ketrampilan belajar siswa

Sesudah penerapan pembelajaranNo Skor

Sebelum penerapan

pembelajaran Siklus I Siklus II

Indikator Ketuntas

an

1. 76 % - 100 % 3 % 6 % 48 %

2. 56 % - 75 % 30 % 36 % 46 %

3. 40 % - 55 % 67 % 58 % 6 %

4. < 40 % 0 % 0 % 0 %

80 % dari seluruh

siswa pd katagori tinggi

Dari tabel 12 dibuat histogram seperti pada gambar 7.

Gambar 7. Histogram Hasil Analisis Ketrampilan Proses

Page 91: 1008200908331 tesis matematika

Dari data penelitian terlihat bahwa dalam pembelajaran keseharian masih

banyak siswa yang belum terampil dalam melakukan eksperimen, hal ini terlihat

dari data sebelum perlakuan 67 % pada katagori cukup, 30 % tinggi dan bartu 3 %

yang sudah terampil, padahal dalam hasil belajar aspek psikomotorik sangat

diperlukan dalam pencapaian indikator hasil belajar disamping aspek afektif dan

kognitif.

Sesudah penerapan pembelajaran dengan metode inquiri melalui team

teaching, nampak kemampuan siswa meningkat pada siklus I 58 % termasuk

katagori cukup, 36 % tinggi dan 6 % sangat tinggi, pada siklus I indikator

ketuntasan belum tercapai sehingga perlu diadakan siklus II. Dari perlakuan pada

siklus II terlihat sebaian besar siswa sudah masuk pada katagori sangat tinggi ( 48

% siswa) dan 46 % masuk katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa dengan

pembelajaran inquiri melalui team teaching ternyata mampu membantu siswa

dalam meningkatkan pemahaman dan ketrampilan berpikir ilmiah, ketrampilan

praktikal dan ketrampilan berkomunikasi. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam

teori menurut Bryant Miller ( dalam Hand Out LKGI, 1990 : 3 ) kelebihan

keterampilan proses membentuk siswa bersikap mandiri, cepat tanggap, tangkas,

dan evaluatif terhadap segala situasi, meningkatkan kesadaran lingkungan ,

terampil dan berkemampuan

Dengan pembelajaran inquiry akan memacu siswa untuk bisa lebih

mengerti dan dapat mengaplikasikan dalam belajar. Hal ini sesuai dengan teori

dari Joyce (2003), pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang

melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencapai dan

Page 92: 1008200908331 tesis matematika

menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,

logis, analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya

diri. Sedangkan menurut Suchman (1990), pendekatan inkuiri merupakan proses

yang fundamental di bawah pengawasan siswa sendiri, dapat membantu

pertumbuhan konseptual siswa. Siswa dapat membuat konsep dari persepsinya

yang diketahui dan dimengertinya. Siswa membentuk kembali struktur

konseptualnya sehingga sesuai dengan peristiwa yang siswa amati. Disamping itu

dengan metode ini menurut Bruner (1999 alasan pendekatan inkuiri sangat baik

digunakan dalam kegiatan mengajar maka :

a. Siswa dapat banyak kesempatan melakukan sendiri diharapkan

potensi intelektual akan berkembang maksimum.

b. Dorongan belajar yang timbul dari diri sendiri (intrinsic motive) dan

yang timbul dari luar (extrinsic motive) selalu terpelihara dan terjadi

sepanjang siswa belajar.

c. Siswa menemukan konsep atau membantun konsep sendiri.

d. Pengetahuan yang diperoleh akan lebih lama diingat daripada

pengetahuan yang diperoleh dari orang lain atau dari buku-buku

sumber.

4.Aktivitas Belajar Siswa

Pengambilan data aktivitas belajar siswa dilakukan dengan menggunakan

lembar observasi yang ditujukan pada siswa selama proses belajar mengajar. Dari

analisis hasil observasi dapat diketahui tingkat aktivitas belajar siswa selama

Page 93: 1008200908331 tesis matematika

0

20

40

60

80

PR

OS

EN

TA

SE

Sebelum Siklus I Siklus II

HASIL AKTIVITAS SISWA

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Kurang

pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team teaching Hasilnya

sebagaimana pada tabel 14.

Tabel 14. Rekapitulasi Aktivitas belajar siswa

Sesudah penerapan pembelajaranNo Skor

Sebelum penerapan

pembelajaran Siklus I Siklus II

Indikator

Ketuntasan

1. 76 % - 100 % 0 % 3 % 12 %

2. 56 % - 75 % 10 % 39 % 79 %

3. 40 % - 55 % 65 % 48 % 9 %

4. < 40 % 25 % 9 % 0 %

80 % dari

seluruh siswa pd katagori tinggi

Dari tabel 13. kemudian dibuat histogram seperti pada gambar 8.

Gambar 8. Histogram Hasil Analisis aktivitas Belajar Siswa

Page 94: 1008200908331 tesis matematika

Dari data terlihat aktivitas siswa selama ini masih kurang aktif hal ini terlihat

baru 65 % pada katagori cukup dan 25 % pada katagori kurang, rendahnya

aktivitas ini disebabkan karena metode pembelajaran masih satu arah dan

keterlibatan siswa pada setiap proses pembelajaran masih rendah. Siswa selama

ini kebanyakan diam dan hanya menunggu perintah dari guru, inisiatif dalam

belajar masih rendah. Aktivitas siswa yang tidak menunjang dalam pembelajaran

diduga disebabkan karena adanya permasalahan dalam belajar siswa, antara lain

kemampuan belajar siswa yang rendah, sikap dan kebiasaan belajar siswa yang

tidak baik, kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti dan menerima

pembelajaran serta kurangnya konsentrasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.

Dari hasil penelitian selama penerapan dengan metode inkuiri melalui

ketrampilan proses , terlihat adanya kenaikan aktivitas pada siklus I seabayak 48

% siswa sudah cukup aktif dan hanya tinggal 9 % yang masih kurang, sebanyak

39 % aktivitas siswa sudah tinggi meskipun belum sampai mencapai indikator

ketuntasan sebesar 80 % aktivitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

menggunakan metode yang kooperatif ditunjang dengan jumlah guru yang cukup

akan menjadikan siswa terpacu untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Pada

siklus ke II terlihat sudah 79 % aktivitas siswa tinggi dan 12 % sangat tinggi

sehingga indikator krtuntasan sudah tercapai. Sesuai dengan pendapat Menurut

Jusuf (1989:52), dimana dalam mengajar beregu (Team Teaching) menuntut

keaktifan kooperatif sehingga dapt memotivasi siswa dengan optimal dan

diharapkan aktivita akan meningkat.

Page 95: 1008200908331 tesis matematika

Penerapan pembelajaran yang inovatif dapat mengoptimalkan proses

belajar siswa kelas IX A SMP N 1 Takeran yang diidentifikasikan dengan

meningkatnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini

menunjukkan model pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team

teaching efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Page 96: 1008200908331 tesis matematika

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dengan pembahasannya dapat disimpulkan

bahwa

a. Ada peningkatan prestasi belajar , motivasi, aktivitas dan ketrampilan

siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan. setelah melalui penerapan

pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri melalui team

teaching

b. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebelum penerapan pembelajaran

adalah 12 % dan setelah penerapan pembelajaran, ketuntasan belajar siswa

mengalami peningkatan dalam setiap siklus yaitu siklus I 42 % dan siklus

II 87 %

c. Ada peningkatan motivasi belajar siswa dari sebelum penerapan

pembelajaran yaitu 18 % dan setelah penerapan pembelajaran , dimana

peningkatan dalam setiap siklus yaitu 30 % pada siklus I dan 88 % pada

siklus II

d. Ada peningkatan aktivitas belajar siswa dari sebelum penerapan

pembelajaran yaitu 10 % dan setelah penerapan pembelajaran , dimana

peningkatan dalam setiap siklus yaitu 42 % pada siklus I dan 91 % pada

siklus II

Page 97: 1008200908331 tesis matematika

e. Ada peningkatan ketrampilan belajar siswa dari sebelum penerapan

pembelajaran yaitu 33 % dan setelah penerapan pembelajaran mengalami

peningkatan dalam setiap siklus yaitu 42 % pada siklus I dan 94 % pada

siklus II

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah :

a. Dengan penerapan metode pembelajaran dengan ketrampilan

proses aspek yang dinilai dalam evaluasi pembelajaran lebih

beragam, dimana ranah afektif dan psikomotorik bisa diukur

dengan baik.

b. Melalui metode inkuiri ternyata siswa akan lebih mudah

memahami materi yang diberikan, karena berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari.

c. Dengan kolaborasi baik antara guru dan dosen akan memberikan

kontribusi positif dalam proses pembelajaran.

2. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dari penelitian ini adalah penerapan metode

pembelajaran inkuiri dapat diterapkan dalam pelaksanaan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) dan dapat dipakai sebagai sebagai salah

satu model pembelajaran yang sangat efektif khususnya dalam

pembelajaran sains, karena siswa lebih aktif, kreatif, terampil dalam

memecahkan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih

Page 98: 1008200908331 tesis matematika

berkembang dengan melakukan observasi, kajian berbagai literatur dan

eksperimen baik secara individu maupun kelompok.

C. Saran

1. Untuk Penelitian Lanjut

Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu

kiranya diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penerapan

pembelajaran kooperatif dalam ruang lingkup yang lebih luas sehingga

keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat diamati lebih teliti.

2. Untuk Penerapan Hasil Penelitian

Agar proses belajar mengajar lebih efektif dan memberikan hasil yang

optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

a. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif memerlukan persiapan

yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau

memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dalam pembelajaran

sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.

b. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya

lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam

taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan

pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan sehingga

siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang

dihadapi.

Page 99: 1008200908331 tesis matematika

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil dari penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan

kesempurnaan. Keterbatasan antara lain :

1. Keterbatasan waktu penelitian

2. Keterbatasan sarana di laboratorium

Page 100: 1008200908331 tesis matematika

DAFTAR PUSTAKA

Agus Geread Senduk , Nurhadi dan. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan

Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Ami Soewandi, J. S. 1990. Wawasan Pendekatan Inquiri. Makalah disajikan

dalam Seminar Pengabdian Masyarakat FPMIPA UNAIR.

Anik Rofaida Lestari.2007; Implementasi Metode Pembelajaran Inkuiri

Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Metode Pembelajaran Inkuiri Bebas

Termodifikasi (Modified Free Inquiry) Terhadap Prestasi Belajar Biologi

Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa . Tesis Program Pasca Sarjana:

UNS

Balai Penataran Guru, 1990. Hand Out LKGI Second Slise, Bandung :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Conny Semiawan, dkk. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta : PT

Gramedia

Dimyati Muhammad. 1999. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : BPFE.

Hassan, MH. 1998. Pedoman Guru IPA, Bandung : Rosda Karya.

Ida Bagus Putrayasa. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Inkuiri

( htt : www, ialt, edu / kipbipa / paper / I. B. Putrayasa, doc ) Diakses

tanggal 10 Januari 2007.

Jusuf, 1989. Pengantar Pengenalan Metode Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Margaret, Bell. E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. Raja Gredler

Grafindo Persada.

Page 101: 1008200908331 tesis matematika

Mohamad Nur. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya : University Press –

UNESA

Muhibbin Syah, M. Ed., 1999. Psikologi Belajar. Ciputat : Penerbit : PT. Logos

Wacana Ilmu

Nana. Sudjana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.

Rosdakarya

Oemar Hamalik, 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan

CBSA, Bandung: Sinar Baru.

Oemar Hamalik, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Ratna Wilis Dahar, 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga

Roestiyah, N. K, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Saleh Soegianto. 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.

Smith John E., 1990, Prinsip Bioteknologi, Jakarta.:Penerbit PT Gramedia

Suhardjono, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara

Suryobroto. B, 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah, Yogyakarta :

Amarta

Subiyanto. 2006. Sistim Penilaian. Disampaikan Pada Workshop KBK Bagi

Guru-Guru Madrasah Ibtidaiyah di Lingkungan Departemen Agama

Kabupaten Madiun Hari Rabu – Jum’at, tanggal 3 – 5 Mei 2000

Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:

Usaha Nasional.

Syaiful Bahri Djamarah, 1997. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Page 102: 1008200908331 tesis matematika

Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom

action Research ), Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Dirjrn Pendidikan Tinggi,

______________, 2004 Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS Buku 1,

Departemen Pendidikan Nasional , Dirjen DIKDASMEN, Direktorat

Pendidikan Lanjutan Pertama

Page 103: 1008200908331 tesis matematika

87

Lampiran : 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : IPA(Biologi)

Kelas/Semester : IX/1

Pertemuan Ke- : 27-30

Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran

Standar Kompetensi : 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.

Alokasi Waktu : 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam

mendukung kelangsungan hidup manusia melalui

produksi pangan.

Indikator : • Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan

modern di lingkungan sekitar.

• Mengidentifikasi manfaat dan dampak penerapan

bioteknologi sederhana.

• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat

dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu

A. menjelaskan pengertian bioteknologi;

B. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang produk makanan

dan minuman;

C. menjelaskan cara pembuatan makanan yang memanfaatkan jasa

mikroorganisme, misalnya tempe, tapai, dan brem;

Page 104: 1008200908331 tesis matematika

88

D. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang kesehatan;

E. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang pertanian;

F. menguraikan cara menanam tanaman secara hidroponik;

G. menguraikan cara mengembangbiakkan tanaman dengan metode kultur

jaringan.

II. Materi Pokok

• Manfaat bioteknologi dalam bidang produk pangan.

• Manfaat bioteknologi dalam bidang kesehatan.

• Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian.

• Manfaat bioteknologi dalam bidang peternakan.

• Keuntungan dan kerugian penerapan bioteknologi.

III. Metode Pembelajaran

Metode yang digunakan adalah

A. eksplorasi sumber bacaan yang relevan;

B. diskusi;

C. praktikum.

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-27

A. Pendahuluan

Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan, ”Apakah yang kalian ketahui

tentang bioteknologi?

B. Kegiatan Inti

1. Siswa diminta menjelaskan pengertian dari bioteknologi.

2. Siswa diminta menyebutkan bakteri yang dimanfaatkan dalam

Page 105: 1008200908331 tesis matematika

89

produksi pangan.

3. Siswa diminta menunjukkan cara membuat tapai, tempe, dan nata de

coco.

4. Siswa diminta membuat bagan sederhana yang menjelaskan proses

pembuatan brem dan yoghurt.

C. Penutup

Guru mengarahkan siswa untuk merangkum tentang macam makanan

yang memanfaatkan proses bioteknologi.

Pertemuan Ke-28

A. Pendahuluan

Guru menyampaikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada

siswa misalnya, ”Apakah yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia saat

dilakukan imunisasi?”

B. Kegiatan Inti

1. Siswa diminta mendiskusikan cara memperoleh antibiotik.

2. Siswa diminta mendiskusikan fungsi vaksin yang dimasukkan dalam

tubuh.

3. Siswa diminta menjelaskan cara memperoleh bibit unggul.

C. Penutup

Guru mengarahkan siswa untuk merangkum manfaat bioteknologi pada

bidang kesehatan dan pertanian.

Page 106: 1008200908331 tesis matematika

90

Pertemuan Ke-29

A. Pendahuluan

Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan, misalnya, ”Dapatkah

tumbuhan hidup tanpa media tanah?”

B. Kegiatan Inti

1. Siswa diminta mendiskusikan media selain tanah yang dapat digunakan

untuk mengembangbiakkan tanaman.

2. Siswa diminta menanam tomat dengan sistem hidroponik. Lihat

3. Siswa diminta menjelaskan manfaat kultur jaringan tumbuhan.

4. Siswa diminta memberikan contoh hewan yang dihasilkan dari proses

perkawinan silang.

C. Penutup

Guru mengarahkan siswa untuk merangkum keuntungan dan kerugian

penerapan bioteknologi.

Pertemuan Ke-30

A. Pendahuluan

Guru memberikan informasi bahwa akan segera diadakan ulangan harian.

B. Kegiatan Inti

1. Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama sepuluh

menit.

2. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang telah disediakan guru

sebagai bahan ulangan harian.

Page 107: 1008200908331 tesis matematika

91

C. Penutup

Guru mengumpulkan hasil ulangan harian.

V. Sumber/Bahan Pembelajaran

Sumber/bahan pembelajaran berupa

A. Buku Konsep dan Penerapan Sains Biologi 3, Tiga Serangkai, halaman

155-174;

B. Lingkungan sekitar sekolah.

VI. Penilaian

Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.

Mengetahui, Dilaksanakan, ............................

Kepala Sekolah Guru Biologi

(___________________) (___________________)

NIP. ................................ NIP. ................................

Page 108: 1008200908331 tesis matematika

92

Lampiran : 2

INSTRUMEN TES

A. Tes Subyektif

Petunjuk : Jawablah semua pertanyaan di bawah ini .

1. Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi? ( bobot 15 )

2. Sebutkan bakteri yang dimanfaatkan pada pembuatan makanan dan

minuman. ( bobot 15 )

3. Jelaskan cara pembuatan tempe ( bobot 15 ).

4. Jelaskan cara pembuatan tape ( bobot 15 )

5. Jelaskan cara pembuatan brem ( bobot 15 )

6.Apakah Manfaat bioteknologi dalam bidang produk pangan ? ( bobot 10 )

7. Apakah Keuntungan dan kerugian penerapan bioteknologi ? ( bobot 15 )

B. Penilaian Kinerja

Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu

per satu.

Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.

Aspek Penilaian

No Nama KemampuanKerja Sama

KemampuanBerdiskusi

HasilKegiatan

Jumlah

Page 109: 1008200908331 tesis matematika

93

Lampiran : 3

ANGKET MOTIVASI SISWA

Petunjuk Pengisian1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan hati nurani anda !

2. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai dan pekerjaan anda.

Pertanyaan :

1. Ketika diberi tugas untuk membuat tempe saya sangat senang.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

2. Menurut sya membuat tempe amat mudah, karena biasa ditemui sehari-hari.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

3. Dengan pengalaman langsung atas apa yang saya selidiki (amati),

menjadikan saya lebih tahu.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

4. Ketika kelompok saya berdiskusi saya merasa tidak nyaman, karena

terlalu ramai.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 110: 1008200908331 tesis matematika

94

5. Saya merasa kesulitan apabila tugas yang diberikan guru tidak diterangkan

lebih dahulu

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

6. Apabila tidak bisa mengerjakan tugas maka saya tidak akan menanyakan

pada teman

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

7. Pelajaran yang saya ikuti kali ini sangat menarik, karena berbeda dengan

biasanya.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

8. Saya merasa nyaman bila guru yang mendampingi lebih dari satu karena

mudah untuk bertanya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

9. Saya sangat sulit untuk menjelaskan proses pembuatan tempe, karena

sangat rumit.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

10. Apabila tugas saya tidak selesai maka saya akan membiarkan saja

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 111: 1008200908331 tesis matematika

95

11. Dalam megerjakan tugas seringkali saya gagal, maka saya tidak akan

mengulangi lagi tugas itu

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

12. Saya mampu mengerjakan sendiri semua tugas tanpa dibantu teman-teman

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

13. Apabila guru menyalahkan pekerjaan saya, maka saya akan putus asa

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

14. Kegiatan pelajaran biologi saat ini sangat membosankan

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

15. Dalam berdiskusi saya hanya mengikuti pendapat teman karena

pelajarannya saat ini sangat sulit.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

16. Saya akan terus bertanya apabila jawaban guru biologi saya tidak

memuaskan

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 112: 1008200908331 tesis matematika

96

17. Guru saya akan memberikan hadiah bila berhasil menyelesaikan tugas

dengan baik

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

18. Apabila saya gagal dalam mengerjakan tugas maka guru saya akan marah-

marah dan menghukum saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

19. Besok saya akan bolos bila pelajarannya menggunakan metode seperti ini.

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

20. Hasil pekerjaan saya selalu dikoreksi oleh guru dan dikembalikan lagi

pada saya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

21. Saya merasa kecewa apabila guru sering tidak hadir atau terlambat

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

22. Saya merasa terganggu dengan kehadiran guru ketika sedang mengerjakan

tugas

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 113: 1008200908331 tesis matematika

97

23. Saya tidak memerlukan teman untuk berdiskusi

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

24. Dalam menyelesaikan tugas saya selalu menurut buku petunjuk / lks

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

25. Buku yang ada dalam LKS sangat sulit saya pahami sehingga saya

mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan tugas

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

26. Pelajaran IPA saat ini membutuhkan ketrampilan yang sangat tinggi

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

27. Dalam menjelaskan pelajaran guru saya sangat tidak kreatif sehingga saya

merasa bosan

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

28. Apabila pekerjaan saya disalahkan teman maka saya akan tetap

mempertahankan jawaban sya

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

Page 114: 1008200908331 tesis matematika

98

29. Guru saya selau menunggui dan membantu dalm penelitian ini

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

30. Saya merasa senang apabila dapat mengerjakan tugas dengan baik

a. Sangat setuju c. Tidak setuju

b. Setuju d. Sangat tidak setuju

SELAMAT MENGERJAKAN

Page 115: 1008200908331 tesis matematika

99

Lampiran : 4LEMBAR OBSERVASI

TINGKAT KETRAMPILAN PROSES SISWA

NAMA :KELAS :

FREKUENSI SKORNo INDIKATOR PENJABARAN INDIKATOR

1 2 3 41. Keterampilan berhipotesis2. Keterampilan merancang

eksperimen3. Keterampilan menarik

kesimpulan 4. Keterampilan memecahkan

masalah dan mengambil keputusan

A. Keterampilan berfikir ilmiah

5. Keterampilan mengevaluasi suatu kejadian

1. Keterampilan mengadakan pengamatan dan pengukuran secara sistematik

2. Keterampilan mengerjakan eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan kerja

B. Keterampilan praktikal

3. Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen

1. Keterampilan mengkomunikasikan secara lisan

C. Keterampilan berkomunikasi

2. Keterampilan memahami suatu instruksi, deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis

Keterangan :4 = Baik sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang

Page 116: 1008200908331 tesis matematika

100

ANALISIS SKOR YANG DIPEROLEH =

F P = X 100 % N

Dimana : P = Prosentase

F = Jumlah Skor yang diperoleh

N = Jumlah Skor Maksimum

Takeran , Agustus 2008Guru Pelajaran

Page 117: 1008200908331 tesis matematika

101

Lampiran 5

RUBRIK OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SISWA

Mata Pelajaran : Sains / BiologiKompetensi Dasar :Kelas : IX ASekolah : SMP Negeri 1 Takeran

ASPEK YANG DIAMATIA B C

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2NO NAMA SISWA

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 ADI PRATAMA

2 ALFIAN SAPUTRA

3 BAMBANG PRAMUJIANTO

4 BAYU ARYANTONI

5 CINDRA RAHMADIARI

6 DEWI NUR HANIFAH

7 DIAH MEKARSARI

8 DIDIK DWI PRASETYO

9 DIYAH AYUK S

10 DWI LESTARI

11 DWI PRASETYO FEBRIANA

12 DWI RATNANINGTYAS

13 ETIK SUSANTI

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN

15 FEBRI SUGIANTORO

16 HERY SETYAWAN

Page 118: 1008200908331 tesis matematika

102

ASPEK YANG DIAMATIA B C

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2NO NAMA SISWA

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 117 HUDAN FAUZI

KARUNIA

18 IBNU KUKUH SAPUTRA

19 IFA IHTIA

20 INDAH SULISTYOWATI

21 KOMBO BAGUS P

22 NAWANG PURBORINI

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI

24 PUPUT DIAN PURNAMA

25 RISKA YUNIANANING T

26 RIZA RIYANTO

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI

28 TRI BANGKIT HIDAYAT

29 TYAS FURI HANDAYANI

30 WAHYU DWI PRATIWI

31 WIDODO EKO SAPUTRO

32 YOGA ARIF ANDREAN

33 YOSSY NURHIDAYATI

JUMLAH

Page 119: 1008200908331 tesis matematika

103

Keterangan Aspek :A Keterampilan berfikir ilmiah

A1 : Keterampilan berhipotesisA2 : Keterampilan merancang eksperimenA3 : Keterampilan menarik kesimpulan A4 : Keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusanA5 : Keterampilan mengevaluasi suatu kejadian

B B1 : Keterampilan mengadakan pengamatan dan pengukuran secara sistematikB2 : Keterampilan mengerjakan eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan

kerjaB3 : Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen

C C1 : Keterampilan mengkomunikasikan secara lisanC2 : Keterampilan memahami suatu instruksi, deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun

tertulis

Page 120: 1008200908331 tesis matematika

104

LAMPIRAN 6DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A

SEBELUM PENELITIAN

Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal

No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 60 Tidak tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 38 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 55 Tidak tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 58 Tidak tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 75 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 65 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 45 Tidak tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 55 Tidak tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 43 Tidak tuntas10 4128 DWI LESTARI 65 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 60 Tidak tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 55 Tidak tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 55 Tidak tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 57 Tidak tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 57 Tidak tuntas16 4134 HERY SETYAWAN 55 Tidak tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 50 Tidak tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 56 Tidak tuntas19 4137 IFA IHTIA 55 Tidak tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 59 Tidak tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 58 Tidak tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 56 Tidak tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 58 Tidak tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 57 Tidak tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 58 Tidak tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 50 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 58 Tidak tuntas28 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 58 Tidak tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 58 Tidak tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 59 Tidak tuntas31 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 57 Tidak tuntas32 4150 YOGA ARIF ANDREAN 70 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 59 Tidak tuntas

JUMLAH TOTAL 1879 29 4Rata-rata 56,90Prosentase 67,8 % 12,2 %

Page 121: 1008200908331 tesis matematika

105

LAMPIRAN 7DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A

SIKLUS 1

Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal

No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 70 Tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 45 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 60 Tidak tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 65 Tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 85 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 75 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 55 Tidak tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 65 Tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 56 Tidak tuntas10 4128 DWI LESTARI 70 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 65 Tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 65 Tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 70 Tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 60 Tidak tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 6516 4134 HERY SETYAWAN 60 Tidak tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 55 Tidak tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 59 Tidak tuntas19 4137 IFA IHTIA 60 Tidak tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 65 Tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 65 Tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 60 Tidak tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 60 Tidak tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 65 Tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 66 Tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 59 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 6628 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 63 Tidak tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 64 Tidak tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 6531 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 7032 4150 YOGA ARIF ANDREAN 75 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 68

JUMLAH TOTAL 2116 19 14Rata-rata 64,1Prosentase 67,5 % 42,5 %

Page 122: 1008200908331 tesis matematika

106

LAMPIRAN 8.DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A

SIKLUS 2

Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal

No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 80 Tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 60 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 68 Tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 70 Tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 90 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 80 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 65 Tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 75 Tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 65 Tuntas10 4128 DWI LESTARI 75 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 70 Tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 70 Tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 70 Tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 80 Tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 75 Tuntas16 4134 HERY SETYAWAN 70 Tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 60 Tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 65 Tuntas19 4137 IFA IHTIA 70 Tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 75 Tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 70 Tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 65 Tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 65 Tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 70 Tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 75 Tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 63 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 74 Tuntas28 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 75 Tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 70 Tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 70 Tuntas31 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 75 Tuntas32 4150 YOGA ARIF ANDREAN 70 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 75 Tuntas

JUMLAH TOTAL 2350 2 29Rata-rata 71,2Prosentase 6,0 % 87 %

Page 123: 1008200908331 tesis matematika

107

Page 124: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 9 107

DATA SKOR MOTIVASI SISWA SIKLUS I

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal

1 2 3 4

1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.6666667 Tinggi

2 ALFIAN SAPUTRA L 20 10 0 0 40 33.3333333 Kurang

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 6 14 8 2 66 55 Cukup

4 BAYU ARYANTONI L 6 5 16 4 80 66.6666667 Tinggi

5 CINDRA RAHMADIARI P 2 2 15 11 95 79.1666667 Sangat Tinggi

6 DEWI NUR HANIFAH P 1 13 12 4 79 65.8333333 Tinggi

7 DIAH MEKARSARI P 7 15 5 3 64 53.3333333 Cukup

8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 17 6 3 68 56.6666667 Tinggi

9 DIYAH AYUK S P 6 14 8 2 66 55 Cukup

10 DWI LESTARI P 11 5 12 2 65 54.1666667 Cukup

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 7 9 11 3 70 58.3333333 Tinggi

12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 12 3 72 60 Tinggi

13 ETIK SUSANTI P 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 9 8 12 1 65 54.1666667 Cukup

15 FEBRI SUGIANTORO L 9 13 7 1 60 50 Cukup

16 HERY SETYAWAN L 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 15 15 0 0 45 37.5 Kurang

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 10 9 9 2 63 52.5 Cukup

19 IFA IHTIA P 14 9 8 1 60 50 Cukup

20 INDAH SULISTYOWATI P 8 4 13 5 75 62.5 Tinggi

21 KOMBO BAGUS P L 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup

22 NAWANG PURBORINI P 9 10 9 2 64 53.3333333 Cukup

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup

25 RISKA YUNIANANING T P 10 9 9 2 63 52.5 Cukup

26 RIZA RIYANTO L 9 8 12 1 65 54.1666667 Cukup

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 8 4 13 5 75 62.5 Tinggi

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup

29 TYAS FURI HANDAYANI P 6 14 8 2 66 55 Cukup

30 WAHYU DWI PRATIWI P 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup

32 YOGA ARIF ANDREAN L 7 8 10 5 73 60.8333333 Tinggi

33 YOSSY NURHIDAYATI P 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup

KATAGORI SANGAT TINGGI 1 3%KATAGORI TINGGI 9 ###KATAGORI CUKUP 18 ###

SKOR KATEGORIFREKUENSI SKOR

NO NAMA SISWA L/P JML

Page 125: 1008200908331 tesis matematika

KATAGORI KURANG 2 6%

Page 126: 1008200908331 tesis matematika

DATA SKOR MOTIVASI SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A

Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap

1 2 3 4

1 ADI PRATAMA L 1 9 9 11 90 75 Tinggi

2 ALFIAN SAPUTRA L 3 7 6 14 91 75.833333 Tinggi

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 1 10 9 10 88 73.333333 Tinggi

4 BAYU ARYANTONI L 4 8 10 16 114 95 Sangat Tinggi

5 CINDRA RAHMADIARI P 1 1 15 12 96 80 Sangat Tinggi

6 DEWI NUR HANIFAH P 1 7 13 9 90 75 Tinggi

7 DIAH MEKARSARI P 2 13 10 5 78 65 Tinggi

8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 10 8 10 86 71.666667 Tinggi

9 DIYAH AYUK S P 1 10 9 10 88 73.333333 Tinggi

10 DWI LESTARI P 3 9 14 4 79 65.833333 Tinggi

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 2 8 17 3 81 67.5 Tinggi

12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 9 12 99 82.5 Sangat Tinggi

13 ETIK SUSANTI P 4 10 15 1 73 60.833333 Tinggi

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 5 18 5 86 71.666667 Tinggi

15 FEBRI SUGIANTORO L 5 10 11 4 74 61.666667 Tinggi

16 HERY SETYAWAN L 3 10 10 7 81 67.5 Tinggi

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 8 11 8 84 70 Tinggi

19 IFA IHTIA P 5 7 12 6 79 65.833333 Tinggi

20 INDAH SULISTYOWATI P 3 6 12 9 87 72.5 Tinggi

21 KOMBO BAGUS P L 4 6 12 8 84 70 Tinggi

22 NAWANG PURBORINI P 4 11 6 9 80 66.666667 Tinggi

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 1 10 13 6 84 70 Tinggi

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 4 8 9 9 83 69.166667 Tinggi

25 RISKA YUNIANANING T P 4 12 7 7 77 64.166667 Tinggi

26 RIZA RIYANTO L 5 10 8 7 77 64.166667 Tinggi

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 5 15 8 89 74.166667 Tinggi

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 4 10 10 6 78 65 Tinggi

29 TYAS FURI HANDAYANI P 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi

30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 14 7 7 79 65.833333 Tinggi

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 6 15 6 84 70 Tinggi

32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 1 14 15 104 86.666667 Sangat Tinggi

33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 5 13 9 88 73.333333 Tinggi

KATAGORI SANGAT TINGGI 4 12%KATAGORI TINGGI 29 88%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%

JUMLAH SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR

Page 127: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 10 108

DATA SKOR MOTIVASI SISWA SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal

1 2 3 4

1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.666667 Tinggi

2 ALFIAN SAPUTRA L 9 13 7 1 60 50 Cukup

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 9 14 4 79 65.833333 Tinggi

4 BAYU ARYANTONI L 6 5 16 4 80 66.666667 Tinggi

5 CINDRA RAHMADIARI P 2 2 15 11 95 79.166667 Sangat Tinggi

6 DEWI NUR HANIFAH P 1 13 12 4 79 65.833333 Tinggi

7 DIAH MEKARSARI P 7 15 5 3 64 53.333333 Cukup

8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 17 6 3 68 56.666667 Tinggi

9 DIYAH AYUK S P 6 14 8 2 66 55 Cukup

10 DWI LESTARI P 3 8 11 8 84 70 Tinggi

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 7 9 11 3 70 58.333333 Tinggi

12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 12 3 72 60 Tinggi

13 ETIK SUSANTI P 4 10 15 1 73 60.833333 Tinggi

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 5 18 5 86 71.666667 Tinggi

15 FEBRI SUGIANTORO L 5 10 11 4 74 61.666667 Tinggi

16 HERY SETYAWAN L 3 10 10 7 81 67.5 Tinggi

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 10 9 9 2 63 52.5 Cukup

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 8 11 8 84 70 Tinggi

19 IFA IHTIA P 5 7 12 6 79 65.833333 Tinggi

20 INDAH SULISTYOWATI P 3 6 12 9 87 72.5 Tinggi

21 KOMBO BAGUS P L 4 6 12 8 84 70 Tinggi

22 NAWANG PURBORINI P 4 11 6 9 80 66.666667 Tinggi

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 7 12 10 1 65 54.166667 Cukup

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 1 10 13 6 84 70 Tinggi

25 RISKA YUNIANANING T P 4 8 9 9 83 69.166667 Tinggi

26 RIZA RIYANTO L 4 12 7 7 77 64.166667 Tinggi

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 5 10 8 7 77 64.166667 Tinggi

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 2 5 15 8 89 74.166667 Tinggi

29 TYAS FURI HANDAYANI P 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi

30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 14 7 7 79 65.833333 Tinggi

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 6 15 6 84 70 Tinggi

32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 1 14 15 104 86.666667 Sangat Tinggi

33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 5 13 9 88 73.333333 Tinggi

KATAGORI SANGAT TINGGI 2 6%KATAGORI TINGGI 27 82%KATAGORI CUKUP 4 12%

JML SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR

Page 128: 1008200908331 tesis matematika

KATAGORI KURANG 0 0%

Page 129: 1008200908331 tesis matematika

JUMLAH SKOR MOTIVASI SIKLUS II

Nama Sekolah : Kelas / Program :

Mata Pelajaran : Semester :

1 2 3 4

1 ADI PRATAMA L 0 0 Kurang

2 ALFIAN SAPUTRA L 0 0 Kurang

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 0 0 Kurang

4 BAYU ARYANTONI L 0 0 Kurang

5 CINDRA RAHMADIARI P 0 0 Kurang

6 DEWI NUR HANIFAH P 0 0 Kurang

7 DIAH MEKARSARI P 0 0 Kurang

8 DIDIK DWI PRASETYO L 0 0 Kurang

9 DIYAH AYUK S P 0 0 Kurang

10 DWI LESTARI P 0 0 Kurang

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 0 0 Kurang

12 DWI RATNANINGTYAS P 0 0 Kurang

13 ETIK SUSANTI P 0 0 Kurang

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 0 0 Kurang

15 FEBRI SUGIANTORO L 0 0 Kurang

16 HERY SETYAWAN L 0 0 Kurang

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 0 0 Kurang

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 0 0 Kurang

19 IFA IHTIA P 0 0 Kurang

20 INDAH SULISTYOWATI P 0 0 Kurang

21 KOMBO BAGUS P L 0 0 Kurang

22 NAWANG PURBORINI P 0 0 Kurang

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 0 0 Kurang

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 0 0 Kurang

25 RISKA YUNIANANING T P 0 0 Kurang

26 RIZA RIYANTO L 0 0 Kurang

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 0 0 Kurang

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 0 0 Kurang

29 TYAS FURI HANDAYANI P 0 0 Kurang

30 WAHYU DWI PRATIWI P 0 0 Kurang

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 0 0 Kurang

32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 0 Kurang

33 YOSSY NURHIDAYATI P 0 0 Kurang

PROSENTASE KATAGORI :

TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 5 15%KATAGORI TINGGI 4 12%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%

SKOR KATEGORIFREKUENSI SKOR

NO NAMA SISWA L/P JUMLAH

Page 130: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 11 109

REKAPITULASI OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SIKLUS I

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX A

Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal

ASPEK YANG DIMINATI

A B C

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2

1 ADI PRATAMA L 3 4 2 1 2 3 3 2 4 3 27 67.5 Tinggi

2 ALFIAN SAPUTRA L 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 21 52.5 Cukup

3BAMBANG PRAMUJIANTO

L 4 3 2 2 3 3 3 3 2 1 26 65 Tinggi

4 BAYU ARYANTONI L 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 52.5 Cukup

5 CINDRA RAHMADIARI P 3 2 1 1 2 3 1 4 3 3 23 57.5 Tinggi

6 DEWI NUR HANIFAH P 4 2 3 1 3 3 4 4 3 2 29 72.5 Tinggi

7 DIAH MEKARSARI P 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi

8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 52.5 Cukup

9 DIYAH AYUK S P 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 22 55 Cukup

10 DWI LESTARI P 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 21 52.5 Cukup

11DWI PRASETYO FEBRIANA

P 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 22 55 Cukup

12 DWI RATNANINGTYAS P 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 24 60 Tinggi

13 ETIK SUSANTI P 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 21 52.5 Cukup

14FARDHANI RIZKY ARDIAN

L 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 25 62.5 Tinggi

15 FEBRI SUGIANTORO L 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 25 62.5 Tinggi

SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH

Page 131: 1008200908331 tesis matematika

11016 HERY SETYAWAN L 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 23 57.5 Tinggi

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21 52.5 Cukup

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 27 67.5 Tinggi

19 IFA IHTIA P 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75 Tinggi

20 INDAH SULISTYOWATI P 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 19 47.5 Cukup

21 KOMBO BAGUS P L 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 55 Cukup

22 NAWANG PURBORINI P 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 24 60 Tinggi

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 21 52.5 Cukup

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 21 52.5 Cukup

25 RISKA YUNIANANING T P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 52.5 Cukup

26 RIZA RIYANTO L 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 30 75 Tinggi

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 21 52.5 Cukup

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 22 55 Cukup

29 TYAS FURI HANDAYANI P 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi

30 WAHYU DWI PRATIWI P 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 28 70 Tinggi

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22 55 Cukup

32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 22 55 Cukup

33 YOSSY NURHIDAYATI P 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 29 72.5 Tinggi

PROSENTASE KATAGORI :

TINGKAT JUMLAHPERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 2 6%KATAGORI TINGGI 12 ###KATAGORI CUKUP 19 ###KATAGORI KURANG 0 0%

Page 132: 1008200908331 tesis matematika

JUMLAH SKOR MOTIVASI SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A

Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap

1 2 3 4

1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.66667

2 ALFIAN SAPUTRA L 2 3 4 5 40 33.33333

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 0 0 0 28 112 93.33333

4 BAYU ARYANTONI L 4 5 2 14 76 63.33333

5 CINDRA RAHMADIARI P 3 5 6 5 51 42.5

6 DEWI NUR HANIFAH P 0 0

7 DIAH MEKARSARI P 0 0

8 DIDIK DWI PRASETYO L 0 0

9 DIYAH AYUK S P 0 0

10 DWI LESTARI P 0 0

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 0 0

12 DWI RATNANINGTYAS P 0 0

13 ETIK SUSANTI P 0 0

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 0 0

15 FEBRI SUGIANTORO L 0 0

16 HERY SETYAWAN L 0 0

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 0 0

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 0 0

19 IFA IHTIA P 0 0

20 INDAH SULISTYOWATI P 0 0

21 KOMBO BAGUS P L 0 0

22 NAWANG PURBORINI P 0 0

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 0 0

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 0 0

25 RISKA YUNIANANING T P 0 0

26 RIZA RIYANTO L 0 0

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 0 0

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 0 0

29 TYAS FURI HANDAYANI P 0 0

30 WAHYU DWI PRATIWI P 0 0

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 0 0

JUMLAH SKORNO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR

Page 133: 1008200908331 tesis matematika

32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 0

33 YOSSY NURHIDAYATI P 0 0

PROSENTASE KATAGORI :

TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 5 15%KATAGORI TINGGI 4 12%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%

Page 134: 1008200908331 tesis matematika

Tinggi

Kurang

Sangat Tinggi

Tinggi

Cukup

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

Kurang

KATEGORI

Page 135: 1008200908331 tesis matematika

Kurang

Kurang

Page 136: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 12 111

REKAPITULASI OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX A

Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal

ASPEK YANG DIMINATI

A B C

A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2

1 ADI PRATAMA L 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35 87.5 Sangat Tinggi

2 ALFIAN SAPUTRA L 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75 Tinggi

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 31 77.5 Sangat Tinggi

4 BAYU ARYANTONI L 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi

5 CINDRA RAHMADIARI P 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 29 72.5 Tinggi

6 DEWI NUR HANIFAH P 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi

7 DIAH MEKARSARI P 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 31 77.5 Sangat Tinggi

8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi

9 DIYAH AYUK S P 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28 70 Tinggi

10 DWI LESTARI P 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 30 75 Tinggi

12 DWI RATNANINGTYAS P 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37 92.5 Sangat Tinggi

13 ETIK SUSANTI P 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 25 62.5 Tinggi

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi

15 FEBRI SUGIANTORO L 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi

SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH

Page 137: 1008200908331 tesis matematika

11216 HERY SETYAWAN L 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 34 85 Sangat Tinggi

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 31 77.5 Sangat Tinggi

19 IFA IHTIA P 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 34 85 Sangat Tinggi

20 INDAH SULISTYOWATI P 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 52.5 Cukup

21 KOMBO BAGUS P L 4 3 2 3 3 4 4 3 2 2 30 75 Tinggi

22 NAWANG PURBORINI P 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 21 52.5 Cukup

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 25 62.5 Tinggi

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Tinggi

25 RISKA YUNIANANING T P 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 29 72.5 Tinggi

26 RIZA RIYANTO L 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 3 1 3 2 4 2 3 3 1 1 23 57.5 Tinggi

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 30 75 Tinggi

29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 33 82.5 Sangat Tinggi

30 WAHYU DWI PRATIWI P 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 31 77.5 Sangat Tinggi

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Tinggi

32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28 70 Tinggi

33 YOSSY NURHIDAYATI P 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 33 82.5 Sangat Tinggi

PROSENTASE KATAGORI :TINGKAT JUMLAH PERSEN

KATAGORI SANGAT TINGGI 16 48%KATAGORI TINGGI 15 45%KATAGORI CUKUP 2 6%KATAGORI KURANG 0 0%

Page 138: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 13 113

HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS I

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal

SKOR KOMPONEN KERJA

A B C D E

1 ADI PRATAMA L 3 2 1 2 3 11 55 Cukup

2 ALFIAN SAPUTRA L 1 1 2 2 1 7 35 Kurang

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 2 2 2 2 3 11 55 Cukup

4 BAYU ARYANTONI L 3 2 3 2 2 12 60 Baik

5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 3 4 3 17 85 Sangat baik

6 DEWI NUR HANIFAH P 2 3 3 3 3 14 70 Baik

7 DIAH MEKARSARI P 2 1 2 2 2 9 45 Cukup

8 DIDIK DWI PRASETYO L 1 2 2 1 1 7 35 Kurang

9 DIYAH AYUK S P 2 3 3 2 2 12 60 Baik

10 DWI LESTARI P 2 2 3 2 1 10 50 Cukup

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 2 3 14 70 Baik

12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 2 2 2 12 60 Baik

13 ETIK SUSANTI P 2 2 2 3 3 12 60 Baik

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup

15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 2 2 2 12 60 Baik

16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 2 2 11 55 Cukup

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 1 1 2 2 1 7 35 Kurang

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 1 2 2 2 2 9 45 Cukup

19 IFA IHTIA P 2 2 2 2 2 10 50 Cukup

20 INDAH SULISTYOWATI P 1 2 2 2 3 10 50 Cukup

21 KOMBO BAGUS P L 2 3 3 3 3 14 70 Baik

22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 2 2 2 3 2 11 55 Cukup

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 2 2 2 3 3 12 60 Baik

25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 2 2 2 12 60 Baik

26 RIZA RIYANTO L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 2 2 2 11 55 Cukup

29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 2 2 2 2 11 55 Cukup

30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 2 3 14 70 Baik

32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 2 14 70 Baik

33 YOSSY NURHIDAYATI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup

JML SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P

Page 139: 1008200908331 tesis matematika
Page 140: 1008200908331 tesis matematika

114

KeteranganKomponen Kerja A : Berdiskusi

B :Bertanya dan mengemukakan pendapatC : Mengerjakan tugas

D : Menjawab pertanyaan

E : Interaksi dengan guru

TINGKAT JUMLAH %KATAGORI SANGAT BAIK 1

KATAGORI BAIK13

KATAGORI CUKUP16

KATAGORI KURANG 3

3%

39%

48%9%

Page 141: 1008200908331 tesis matematika

HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A

Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap

SKOR KOMPONEN KERJA

A B C D E

1 ADI PRATAMA L 4 3 2 3 3 15 75 Baik

2 ALFIAN SAPUTRA L 4 3 3 2 3 15 75 Baik

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 2 2 3 3 13 65 Baik

4 BAYU ARYANTONI L 3 2 3 2 2 12 60 Baik

5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 3 4 3 17 85 Sangat baik

6 DEWI NUR HANIFAH P 4 3 3 3 3 16 80 Sangat baik

7 DIAH MEKARSARI P 2 3 3 3 2 13 65 Baik

8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 3 3 3 3 16 80 Sangat baik

9 DIYAH AYUK S P 3 3 3 2 2 13 65 Baik

10 DWI LESTARI P 2 3 3 2 3 13 65 Baik

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 2 3 2 13 65 Baik

13 ETIK SUSANTI P 3 2 2 3 3 13 65 Baik

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 3 2 3 3 3 14 70 Baik

15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 3 2 2 13 65 Baik

16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 3 3 13 65 Baik

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 3 3 2 2 2 12 60 Baik

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 3 3 3 2 14 70 Baik

19 IFA IHTIA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

20 INDAH SULISTYOWATI P 3 2 3 2 3 13 65 Baik

SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH

Page 142: 1008200908331 tesis matematika

21 KOMBO BAGUS P L 2 3 3 3 3 14 70 Baik

22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 3 4 3 2 15 75 Baik

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 2 2 2 3 3 12 60 Baik

25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 2 2 2 12 60 Baik

26 RIZA RIYANTO L 4 4 3 3 3 17 85 Sangat baik

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 3 2 3 2 2 12 60 Baik

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 3 2 2 12 60 Baik

29 TYAS FURI HANDAYANI P 4 3 4 3 3 17 85 Sangat baik

30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 4 3 2 3 14 70 Baik

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 15 75 Baik

32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik

33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

KeteranganKomponen Kerja A : Pengamatan / observasi

B Bertanya / QuestioningC Mengajukan dugaan / HipotesisD Mengumoulkan data / Data gatheringE : Menarik kesimpulan / Conclussion

TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT BAIK 5

KATAGORI BAIK28

KATAGORI CUKUP0

KATAGORI KURANG 0

15%

85%

0%0%

Page 143: 1008200908331 tesis matematika

LAMPIRAN 14 115

HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS II

Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap

SKOR KOMPONEN KERJA

A B C D E

1 ADI PRATAMA L 3 3 3 3 4 16 80 Sangat baik

2 ALFIAN SAPUTRA L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup

3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 2 3 2 3 13 65 Baik

4 BAYU ARYANTONI L 3 3 3 3 2 14 70 Baik

5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 4 4 3 18 90 Sangat baik

6 DEWI NUR HANIFAH P 3 4 3 3 3 16 80 Sangat baik

7 DIAH MEKARSARI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik

8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup

9 DIYAH AYUK S P 2 3 3 2 2 12 60 Baik

10 DWI LESTARI P 2 2 3 3 2 12 60 Baik

11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

13 ETIK SUSANTI P 3 3 3 3 3 15 75 Baik

14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 3 3 4 3 3 16 80 Sangat baik

15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 3 3 2 14 70 Baik

16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 3 2 12 60 Baik

17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 3 2 2 2 11 55 Cukup

18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 3 2 3 2 13 65 Baik

19 IFA IHTIA P 3 3 2 3 3 14 70 Baik

20 INDAH SULISTYOWATI P 2 3 3 2 3 13 65 Baik

21 KOMBO BAGUS P L 3 3 3 3 3 15 75 Baik

22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik

23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 3 2 3 2 13 65 Baik

24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 2 3 3 3 14 70 Baik

25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 3 3 2 14 70 Baik

26 RIZA RIYANTO L 3 3 3 2 2 13 65 Baik

27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 3 3 2 12 60 Baik

28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 3 2 2 12 60 Baik

29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 3 2 3 2 13 65 Baik

30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 3 3 3 2 13 65 Baik

31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 15 75 Baik

32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik

33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 3 3 2 3 14 70 Baik

NO NAMA SISWA L/P JML SKOR KATEGORI

Page 144: 1008200908331 tesis matematika

116

KeteranganKomponen Kerja A : Berdiskusi

B :Bertanya dan mengemukakan pendapatC : Mengerjakan tugas

D : Menjawab pertanyaan

E : Interaksi dengan guru

TINGKAT JUMLAHPERSENKATAGORI SANGAT BAIK 4

KATAGORI BAIK26

KATAGORI CUKUP3

KATAGORI KURANG 09%0%

12%

79%