1008200908331 tesis matematika
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI
GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan
Tahun Pelajaran 2007/2008)
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Mencapai Derajat Magister
Program Studi Pendidikan Sains
Oleh:
R.BEKTI KISWARDIANTA
NIM: S830306004
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2009
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI
GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
(Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan
Tahun Pelajaran 2007/2008)
Disusun oleh:
R.Bekti Kiswardianta
NIM: S830306004
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing:
Dewan Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan
Tanggal
Pembimbing I Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D
Pembimbing II Drs. Haryono, M.Pd
Mengetahui,Ketua Program Pendidikan Sains
Dr. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 130 814 560
………….. …………..
…………..…………..
iii
IMPLEMENTASI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES DENGAN METODE INKUIRI MELALUI KOLABORASI
GURU DAN DOSEN ( TEAM TEACHING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan
Tahun Pelajaran 2007/2008)
Disusun oleh:
R.Bekti Kiswardianta
NIM: S830306004
Telah disetujui oleh Tim Penguji
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua : Dr. Widha Sunarno, M.Pd ………… …………
Sekretaris : Dr. Ashadi ………… …………
Anggota :
1. Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D.
2. Drs. Haryono, M.Pd
…………
…………
…………
…………
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Sains
Dr. Widha Sunarno, M.Pd NIP. 130 814 560
……… ………
Direktur Program Pascasarjana
Prof. Drs.Suranto, M.Sc. Ph.D .
NIP. 131 472 192
………. ………
iv
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
N a m a : R.Bekti Kiswardianta
N I M : S830306004
Menyatakan dengan sesungguhnya Bahwa tesis berjudul " Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008)" adalah betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang
saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta, Nopember 2008
Yang membuat pernyataan,
R.Bekti Kiswardianta
v
HALAMAN MOTTO
MOTTO:
TIADA HIDUP TANPA KEGAGALAN ,KEKALAHAN , DANKEJATUHAN............
AIR SUNGAI MENUJU LAUT MELEWATI JALAN YANG BERLIKU......
BERDIRILAH TEGAK KEMBALI............................. JANGAN MEMANDANG KE BELAKANG , MASA LALU TELAH
BERLALU.................... HIDUP BERJALAN TERUS............................
LANGIT YANG ABADI TETAP TIDAK BERUBAH DAN HIDUP BAGAIKAN BENTUKAN GERAKAN AWAN DI ANGKASA YANG
SELALU BERUBAH-UBAH TIDAK MEMILIKI KETETAPAN DAN TIDAK ABADI . "
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Sederhana Saya Persembahkan Kepada :
Bapak dan ibu almarhum tercinta yang telah
memberikan do’a, dan dorongan yang tiada henti.
Istriku yang selalu memberiku dorongan, Dan semangat
untuk semua kebaikan serta yang selalu menyertakan
doanya untuk keluarga.
Anakku tersayang yaitu Rr Nektara Titan Dian Astri,
R. Andro Zylio Nugraha dan Rr. Myoda Shandara Dian
Astri yang selalu mendo’akan dan memotivasi dalam
studi, terima kasih sayang atas pengertiannya maaf
kalau sering menyita waktu bersama kalian.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa
Ta’ala atas limpahan Rohmah dan KaruniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul " Implementasi Pendekatan Ketrampilan
Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team
Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa (Studi Kasus
Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran
2007/2008)".Tesis ini disusun dalam rangka persyaratan mencapai derajat
Magister Program Studi Pendidikan Sains Program Pasca Sarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Menyadari bahwa penulisan Tesis ini banyak mengalami hambatan,
namun berkat bantuan dari berbagai pihak maka dapat terselesaikan dengan baik.
Untuk itu pada kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Prof. Drs. Suranto, M,Sc.Ph.D selaku Direktur Program Pasca Sarjana
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dr. Widha Sunarno, M.Pd selaku Ketua Program Pendidikan Sains, Pasca
Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Prof. Drs Sutarno, M.Sc.Ph.D selaku pembimbing utama, yang telah
memberi dorongan dan bimbingan.
4. Drs. Haryono, M.Pd. selaku pembimbing II, yang dengan sangat sabar
memberikan masukan, arahan dan bimbingan.
viii
5. Bapak Drs. Eddy Siswanto,M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Takeran Magetan yang telah memberikan ijin untuk penelitian..
6. Bapak Dan Ibu Guru SMP Negeri 1 Takeran Magetan
7. Semoga segala kebaikan bapak dan Ibu akan menjadikan lentera dalam
kehidupan bapak fiddunyaa wal aqhiroh.
Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
memberikan kesempatan, bantuan fasilitas dan do’anya semoga amal
sholehnya membawa kebaikan. Amien.
Penulis menyadari bahwa masih banyak keterbatasan, maka hasil
penelitian ini masih jauh dari sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu
penulis dalam perbaikan dan penyusunan selanjutnya.
Surakarta, Nopember 2008
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT..................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 6
C. Rumusan Masalah................................................................... 7
D. Cara Pemecahan Masalah ....................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS .................................... 9
A. Kajian Teori ............................................................................ 9
1. Teori Belajar .................................................................... 9
a. Teori Belajar Piaget .................................................... 9
b. Teori Belajar Bruner……………………………….. 10
c. Teori Belajar Gagne………………………………… 11
d. Teori Belajar Ausubel ................................................. 12
2. Pendekatan Ketrampilan Proses........................................ 13
3. Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 17
x
a. Bentuk Strategi Mengajar Dengan Pendekatan Inkuiri 20
b. Siklus Pendekatan Inkuiri ......................................... 23
c. Kelebihan Dan Kelemahan Metode Inkuiri .............. 27
4. Metode Mengajar ............................................................. 29
5. Metode Mengajar Beregu ................................................. 31
6. Prestasi Belajar ................................................................. 35
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........... 37
8. Bioteknologi...................................................................... 41
B. Penelitian Yang Releven......................................................... 45
C. Kerangka Berfikir ................................................................... 46
D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 49
A. Tempat Dan Waktu Penelitian............................................... 49
1. Tempat Penelitian ............................................................ 49
2. Waktu Penelitian ............................................................ 49
B. Subyek Penelitian ................................................................... 50
C. Sumber Data .......................................................................... 50
D. Teknik Pengumpulan Data...................................................... 50
E. Uji Coba Instrumen................................................................. 51
F. Tahapan Penelitian.................................................................. 51
G. Analisis Data .......................................................................... 52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 56
A. Hasil Penelitian ………………………………… ................. 56
1. Hasil Penelitian Siklus I. ..................................................... 56
2. Hasil Penelitian Siklus II ..................................................... 62
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 68
BAB V. PENUTUP ................................................................................... 80
A. Kesimpulan ............................................................................ 80
B. Implikasi ................................................................................. 81
1. Teoritis ................................................................................ 81
2. Praktis ................................................................................. 81
xi
C. Saran ...................................................................................... 82
D. Keterbatasan Penelitian........................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84
LAMPIRAN..................................................................................................... 87
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 1. Data Prestasi belajar biologi siswa SMP N 1 Takeran
Magetan dalam 3 tahun terakhir .............................................. 5
TABEL 2 Rencana Penelitian................................................................... 49
TABEL 3 Hasil Tes Kognitif Siklus I....................................................... 59
TABEL 4. Hasil Penilaian Motivasi Siklus I............................................. 59
TABEL 5. Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Siklus I............................ 60
TABEL 6. Hasil Penilaian Aktivitas Siklus I ............................................ 61
TABEL 7 Hasil Tes Kognitif Siklus II ..................................................... 64
TABEL 8. Hasil Penilaian Motivasi Siklus II ........................................... 65
TABEL 9. Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Siklus II .......................... 66
TABEL 10. Hasil Penilaian Aktivitas Siklus II........................................... 67
TABEL 11. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa ......................................... 68
TABEL 12. Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa ...................................... 72
TABEL 13. Rekapitulasi Ketrampilan Belajar Siswa ................................ 74
TABEL 14. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa...................................... 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Hubungan Ilmu-ilmu Dengan Bioteknologi ........................... 42
Gambar 2 Hasil-hasil Dari Bioteknologi / Bioproses ............................... 44
Gambar 3 Siklus Dalam Penelitian Tindakan Kelas ............................... 52
Gambar 4 Histogram Prestasi Belajar Siswa ........................................... 69
Gambar 5 Histogram Ketuntasan Belajar Siswa....................................... 71
Gambar 6 Histogram Motivasi Belajar Siswa ......................................... 72
Gambar 7 Histogram Ketrampilan Belajar Siswa................................... 74
Gambar 8 Histogram aktivitas Belajar Siswa.......................................... 77
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 87
Lampiran 2 Instrumen tes prestasi............................................................... 92
Lampiran 3 Angket motivasi siswa ............................................................. 93
Lampiran 4 Lembar observasi tingkat ketrampilan proses siswa................ 99
Lampiran 5 Rubrik observasi tingkat ketrampilan proses siswa ................. 101
Lampiran 6 Data prestasi belajar siswa sebelum tindakan .......................... 104
Lampiran 7 Data prestasi belajar siswa siklus 1.......................................... 105
Lampiran 8 Data prestasi belajar siswa siklus 1I......................................... 106
Lampiran 9 Data motivasi belajar siswa siklus I ........................................ 107
Lampiran 10 Data motivasi belajar siswa siklus II....................................... 108
Lampiran 11 Data rekapitulasi ketrampilan proses siswa siklus I................ 109
Lampiran 12 Data rekapitulasi ketrampilan proses siswa siklus II .............. 111
Lampiran 13 Data aktivitas siswa siklus I .................................................... 113
Lampiran 14 Data aktivitas siswa siklus II................................................... 115
Lampiran 15 Foto kegiatan penelitian ........................................................... 117
xv
ABSTRAK
R.Bekti Kiswardianta NIM S830306004 Implementasi Pendekatan Ketrampilan Proses Dengan Metode Inkuiri Melalui Kolaborasi Guru Dan Dosen ( Team Teaching) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Kasus Pada Siswa Kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan Tahun Pelajaran 2007/2008) Tesis: Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan empat kegiatan yang dilakukan dalam setiap siklus, meliputi : perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting).
Tujuan dari Penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan melalui implementasi pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri melalui kolaborasi guru sekolah dan dosen
Setting penelitian meliputi tempat penelitian yaitu kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan , sebagai subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri atas 16 laki-laki dan 17 Perempuan. Sumber data diambil dari prestasi belajar siswa berupa nilai tes individual yang diberikan pada akhir pembelajaran, data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil angket tertutup, data ketrampilan proses siswa dengan mengunakan lembar observasi dan data aktivitas siswa dengan mengunakan lembar observasi
Hasil penelitian menunjukkan pada ranah kognitif ( prestasi belajar ) nilai rata- rara kelas naik dari 56,90 sebelum perlakuan menjadi 64,1 pada siklus I dan naik menjadi 71,2 pada siklus II, prosentase ketuntasan klasikal belajar siswa meningkat dari 12 % ( sebelum ) menjadi 42 % ( siklus I )dan 87 % pada siklus II. Pada ranah afektif motivasi belajar siswa meningkat dari siklus I 30 % katagori tinggi menjadi 88 % pada siklus II. Dari data ketrampilan proses juga terdapat kenaikan ketrampilan dari 42 % ( siklus I ) menjadi 94 % ( siklus II ) pada katagori tinggi dan sangat tinggi. keaktivan siswa juga terdapat kenaikan dari 42 % pada siklus I dan 91 % ( siklus II ) pada katagori tinggi
Dari data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapkan pendekatan ketrampilan proses dengan model pembelajaran inkuiri melalui kolaborasi team teching pada pada siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor khususnya pokok bahasan bioteknologi.
Kata Kunci : hasil belajar, team teaching, metode pembelajaran
xvi
ABSTRACT
R. Bekti Kiswardianta, NIM S830306004, The Impelementation of Process Skill Approach under the Inquiry Method by Collaboration (Team Teaching Technique) of Teachers and Lecturers in Effort for Raising the Achievement of the Students of Grade IX, State SMP 1 Takeran, Magetan Term 2007/2008. Thesis: Post Graduate Study Program, Sebelas Maret University, Surakarta.
This research belongs to Class Action Research which covers four activities in every cycle, i.e.: planning, acting, observing and reflecting.
The main objective of this reseacrh is to improve students’ achievement in Biology Class under inquiry learning method by collaborative teaching.
The subjects of the research are students of grade IX, State SMP 1, Takeran, Magetan that consist of 16 male and 17 female students. Source of data covers: the students’ achievement drawn through individual test, the students’ motivation drawn through closed – questionaire, the students’ process skill drawn through observation sheet (field-note) in class observation.
The results of the research show that: 1) the cognitive domain increases from 56.90 to 64.1 in cycle one, then becomes 71.2 in cycle two, while the threshold level imrpoves from 12% before treatment, becomes 42% in cycle one, then 87% in cycle two. 2) The affective domain shows an improvement fromn 30% of students with high motivation in cycle one, becomes 88% in cycle two. 3) The process skill domain also shows development from 42% of students with high skill in cycle one, becomes 94% in cycle two. 4) The students’ activeness shows rise as well from 42% of students with high activeness score in cycle one, becomes 91% in cycle two.
The discussion on the data results in conclusion that the implementation of process skill approach under inquiry method by collaborative teaching technique for the students of Grade IX State SMP 1 Takeran can significantly improve the students learning out-come in the cognitive, affective and psychomotoric domain for the subject of biotechnology.
Key terms: students achievement, team teaching,, learning methods
BAB I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahDi dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa
dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan.
Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-
teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar. Teknik penyajian
pelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang
dipergunakan oleh guru. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran tersebut dapat ditangkap,
dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik, sehingga siswa mampu
memahami materi yang diberikannya sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Inovasi pembelajaran dapat dilakukan melalui peningkatan dan perbaikan
kualitas pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang sesuai merupakan
salah satu alternatif untuk mengatasi berbagai masalah dalam pembelajaran
biologi di kelas. Pembelajaran dengan metode inkuiri merupakan salah satu
alternatif inovasi pembelajaran yang memungkinkan siswa dapat lebih aktif dan
kreatif, dan mandiri. Sehingga dengan penerapan model pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan
kesempatan pada siswa untuk aktif dalam menentukan dan membuat konsep
pengetahuan, meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa, meningkatkan
prestasi belajar siswa, meningkatkan kreativitas berpikir siswa serta lebih
mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Dalam metode ini mengutamakan
keterlibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam mencari, memeriksa dan
merumuskan konsep biologi serta mendorong siswa untuk lebih mengembangkan
kemampuan intelektual dan keterampilan dalam memecahkan masalah.
Penemuan (inquiry) merupakan satu komponen penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi atau pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri (Agus Gerrad Senduk, 2003 : 71).
Tujuan utama inkuiri adalah mengembangkan keterampilan intelektual,
berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah (Dimiyati, 1999 :
173). Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih untuk berpikir kritis. Inkuiri
memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang nyata dan aktif.
Siswa diharapkan dapat menyelidiki mengapa suatu peristiwa dapat terjadi serta
mengumpulkan dan mengolah data secara ilmiah untuk mencari jawabannya.
Implementasi metode ini lebih menekankan pada pencarian (search) pengetahuan
daripada perolehan (acquisition) pengetahuan.
Ditinjau dari segi proses, maka IPA memiliki berbagai ketrampilan sains,
misalnya : (a). mengidentifikasi dan menentukan variabel tetap /bebas dan
variabel berubah/bergayut, (b). menentukan apa yang harus diukur dan diamati,
(c). ketrampilan mengamati penggunaan sebanyak mungkin indera ( tidak hanya
indera penglihat), mengunpilkan fakta yang relevan, mencari kesamaan dan
perbedaan, mengklasifikasikan, (d). ketrampilan dalam menafsirkan hasil
pengamatan seperti mencatat seperti terpisah setiap jenis pengamatan, dan dapat
menghubung-hubungkan hasil pengamatan, (e). ketrampilan menemukan suatu
pola dalam seri pengamatan, dan ketrampilan dalam mencari kesimpulan hasil
pengamatan, (f). ketrampilan dalam meramalkan apa yang akan terjadi
berdasarkan hasil-hasil pengamatan, dan (g). ketrampilan menggunakan
alat/bahan dan mengapa alat/bahan itu digunakan. Selain itu ada ketrampilan
dalam menerapkan konsep, baik penerapan konsep dalam situasi baru,
menggunakan konsep dalam pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang
sedang terjadi, maupun dalam menyusun hipotesis.
Menurut Bruce dalam Conny Semiawan ( 1989 ) ketrampilan proses IPA
mencakup ketrampilan dasar ( basic skill ) sebagai kemampuan yang terendah,
kemudian diikuti ketrampilan proses ( prosesss skill ). Sebagai ketrampilan
tertinggi adalah ketrampilan investigasi ( investigation sklill ). Ketrampilan dasar
mencakup : (a) melakukan pengamatan ( obsevervational skill ), (b) mencatat data
( recording skill ), (c) melakukan pengukuran ( measurement skill ), ( d)
mengimplementasikan prosedur ( prosedural skill ) dan ( e) mengikuti instruksi (
following instructions ). Ketrampilan proses meliputi : (a) menginferensi ( skill of
inference ) dan (b) menyeleksi berbagai cara / prosedur ( selection of procedure ).
Ketrampilan investigasi berupa ketrampilan merencanakan dan melaksanakan
serta melaporkan hasil investigasi Ketrampilan tersebut harus didasari oleh sikap
ilmiah serta sikap antusias, ketekunan, kejujuran.
Mengingat dari perkembangan mental peserta didik SMP / MTs menurut
Piaget dalam Conny Semiawan ( 1989 ) sebagaian besar siswa pada taraf transisi
dari fase konkrit ke fase operasi formal, maka diharapkan sudah mulai dilatih
untuk mulai mampu berfikir abstrak. Oleh karena itu dalam pembelajaran IPA di
SMP perlu diterapkan pendekatan proses ketrampilan yang disesuaikan dengan
tingkatan kelas.
Dalam pelaksanaannya kadang-kadang ada unit pelajaran yang tidak dapat
dijelaskan oleh seorang guru di kelas, sehingga memerlukan bantuan guru yang
lain agar bisa menjelaskan materi tersebut. Dengan demikian terjadi sistem
beregu, mungkin sekali bahkan harus ditangani oleh lebih dari dua orang guru.
(Roestiyah, 2001: 96). Perkembangan dalam bidang psikologi belajar tampaknya
turut pula mewarnai kemunculan sistem baru ini. Diasumsikan bahwa perbedaan
individual para siswa perlu mendapat pelayanan sebagaimana mestinya agar
tercapai pertumbuhan dan perkembangan secara optimal. Oleh sebab itu,
pengajaran beregu (Team Teaching) pada hakekatnya mencoba memadukan
pengajaran individual dengan pengajaran klasikal.
Pendekatan pengajaran tim (Team Teaching) perlu dilakukan karena tidak
ada seorang pengajar yang “all round”. Dengan cara ini peserta didik
mendapatkan pelbagai tinjauan, serta menumbuhkan ketrampilan membanding.
Dalam pengembangan pengajaran melalui tim teaching guru sekolah dapat
melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan dosen LPTK
. Bagi dosen LPTK kolaborasi ini menjadi semakin ”familiar” dengan
lapangan yang merupakan situasi rujukan tugas dari lulusan program yang
dibinanya yaitu sekolah dasar atau menengah, disamping diletakkanya landasan
yang kuat bagi pembentukan reflektivitas dalam pelaksanaan tugas-tugas
keguruan, baik oleh para dosen LPTK dan guru, maupun lulusan LPTK. ( Tim
Pelatihan Proyek PGSM : 2 ).
Pada kolaborasi dosen dan guru yang membentuk tim teaching, pengalaman
dari dosen merupakan masukan yang sangat berharga dalam membina dan
membekali calon guru sekolah dengan contoh-contoh konkrit yang diperoleh
selama melakukan kolaborasi dengan guru di sekolah, sehingga kolaborasi ini
akan saling menguntungkan pihak sekolah maupun LPTK pada umumnya dan
para siswa dan mahasiswa dari sekolah maupun LPTK yang berkolaborasi dalam
pengajaran pada khususnya. Hal ini disebabkan minat dan motivasi untuk
melakukan hal-hal yang baru masih rendah.
Berdasarkan data prestasi siswa SMP N 1 Takeran Magetan menunjukkan
bahwa dalam beberapa tahun terakhir ketuntasan siswa masih di bawah indikator
ketercapaian yaitu dibawah 70 %. seperti terlihat pada data tabel 1.
Tabel 1. Data Prestasi belajar biologi siswa SMP N 1 Takeran
Magetan dalam 3 tahun terakhir
TahunNo Indikator
2005 2006 2007
1 Rata-rata kelas aspek kognitif 55 55,6 56,9
2 Ketuntasan kelas aspek Afektif NA 17 % 18 %
3 Ketuntasan kelas aspek Psikomotorik NA 31,5 % 33 %
Dari pengamatan yang dilakukan oleh guru menunjukkan bahwa pada
dasarnya proses belajar mengajar di kelas IX A di SMP Negeri 1 Takeran sudah
berjalan baik tetapi masih belum optimal, hal ini terlihat dari beberapa aspek yang
dinilai ternyata baru afek kognitif yang sudah dievaluasi dengan baik meskipun
hasilnya rata-rata ketuntasan klasikal masih dibawah 70 %. Dilihat dari hasil
aspek afektif dan psikomotorik pada tahun 2005 belum terarsip dengan baik
karena masih belum digunakan sebagai acuan indikator keberhasilan prestasi
siswa. Dengan latar belakang sosial ekonomi, sebagian orang tua siswa sebagai
petani dengan kondisi ekonomi yang rendah, perhatian dan bimbingan orang tua
sangat jauh dari yang diharapkan, sehingga perlu adanya bimbingan dari guru
untuk lebih memperhatikan. Di kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran dengan jumlah
guru sains yang hanya 1 guru, sedangkan jumlah siswa mencapai 33 siswa
ternyata hal tersebut sangat menyulitkan guru dalam mengkondisikan siswa untuk
belajar dengan optimal, sehingga perlu adanya tambahan pengajar untuk
mengatasinya.
B. Identifikasi Masalah :
1. Prestasi belajar pada aspek kognitif belum mencapai indikator
keberhasilan yang diharapkan .
2. Ranah afektif dan psikomotorik dalam evaluasi kinerja siswa belum
sepenuhnya digunakan dalam evaluasi pembelajaran
3. Dalam proses belajar mengajar pendekatan ketrampilan pemahaman
konsep siswa terhadap mata pelajaran sains belum dapat diterapkan secara
optimal
4. Dengan terbatasnya guru pendamping dalam kegiatan siswa, maka tidak
semua siswa dapat terlayani dalam proses pembelajaran
C. Rumusan Masalah :
1. Bagaimanakah penerapan metode inkuiri melalui pendekatan ketrampilan
proses dapat meningkatan prestasi belajar , motivasi belajar, ketrampilan
dan aktivitas siswa ?
2. Bagaimanakah kolaborasi dosen dan guru dapat meningkatan prestasi
belajar , motivasi belajar, ketrampilan dan aktivitas siswa ?
D. Cara Pemecahan Masalah :
1. Dengan menerapkan metode inkuiri melalui pendekatan ketrampilan
proses dapat digunakan untuk merangsang siswa lebih aktif, kreatif,
dengan motivasi yang tinggi dan mandiri .
2. Dengan ditambahkan tenaga guru atau dosen pendamping diharapkan
dapat meningkatkan memotivasi, aktivitas dan prestasi belajar siswa.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian tindakan ini adalah :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang meliputi prestasi belajar ,
motivasi belajar , ketrampilan dan aktivitas siswa di kelas IX A SMPN 1
Takeran Magetan melalui pendekatan ketrampilan proses dengan metode
inkuiri .
2. Untuk meningkatakan hasil belajar siswa yang meliputi prestasi belajar ,
motivasi belajar , ketrampilan dan aktivitas siswa di kelas IX A SMPN 1
Takeran Magetan melalui kolaborasi antara guru sekolah dan dosen
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :
1. Secara teoritis:
a. Membantu guru mengembangkan ilmu pengetahuan
b. Menerapkan metode-metode pembelajaran yang bermakna
2. Secara Praktis :
a. Guru dapat melakukan inovasi pembelajaran
b. Guru dapat meningkatkan kemampuan reflektifnya dan mampu
memecahkan permasalahan pembelajaran
c. Guru terlatih mengembangkan kurikulum
d. Tercapai peningkatan profesionalisme guru
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Teori Belajar
a. Teori Belajar Piaget
Belajar menurut pandangan kognitif merupakan suatu proses internal
yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan aspek-aspek
kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup pengaturan
stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran. seseorang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Menurut Piaget perkembangan kognitif dipengaruhi oleh tiga proses
dasar, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi. Secara singkat, asimilasi ialah
pemaduan data baru dengan struktur kognitif yang ada, akomodasi ialah
penyesuaian struktur kognitif terhadap situasi baru dan ekulibrasi adalah
penyesuaian kembali yang terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan
akomodasi (Margaret E. Bell Gredler, 1994 : 311). Piaget membagi proses
perkembangan kognitif menjadi beberapa tahapan, dimana pada setiap tahapnya
memiliki ciri dan disesuaikan dengan umurnya. Pada setiap proses perkembangan
ini selalu terjadi proses asimilasi, akomodasi dan kesetimbangan (ekulibrasi).
Menurut Piaget, setiap individu mengalami tingkat perkembangan
intelektual sebagai berikut : (1) Sensori motor ( 0-2 tahun); (2) pra-operasional (2-
7 tahun); (3) operasional konkret (7-11 tahun); (4) operasi formal (11 tahun-ke
atas) (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 152). Piaget berpendapat bahwa proses berpikir
manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap dari berpikir intelektual
konkret ke abstrak berurutan melalui empat tahapan tersebut. (Margaret E. Bell
Gredler, 1994 )
Analisis perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget dapat
digunakan untuk mencocokkan kurikulum terhadap kemampuan siswa.
Pengetahuan dari teori Piaget juga membantu guru untuk menilai tingkat
perkembangan kognitif siswa.
b. Teori Belajar Bruner
Belajar penemuan menurut Bruner sesuai dengan pencarian pengetahuan
secara aktif oleh manusia, dan dengan sendirinya akan memberikan hasil yang
paling baik. Didalam proses belajar, Bruner mementingkan partisipasi aktif dari
tiap siswa, dan mengenal dengan baik adanya perbedaan kemampuan. Siswa
sebaiknya berusaha sendiri dan berpartisipasi aktif dalam memperoleh
pengetahuan dari pengalaman-pengalaman dan eksperimen-eksperimen.
Model belajar penemuan (discovery learning) yang dikembangkan Bruner
beranggapan bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan
secara aktif oleh manusia (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 103). Menurut Bruner
selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, siswa diberi kesempatan untuk
mencari atau menemukan sendiri makna dari segala sesuatu yang dipelajarinya.
Dengan berusaha sendiri dalam mencari pemecahan masalah serta pengetahuan
yang menyertainya dapat menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna.
c. Teori Belajar Gagne
Definisi belajar menurut Gagne (1984) yang dikutip oleh Ratna Wilis
Dahar (1989 : 11) yaitu “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”. Oleh karena itu dalam proses
belajar mengajar biologi yang terpenting adalah pengalaman yang dapat membuat
perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang dapat diamati (observasi l) dan
dapat diukur.
Didasarkan atas model pemrosesan informasi, Gagne mengemukakan
bahwa suatu tindakan belajar atau learning act meliputi delapan fase belajar yang
merupakan kejadian-kejadian eksternal yang dapat distruktur oleh siswa atau
guru, dan setiap fase ini dipasangkan dengan satu proses internal yang terjadi
dalam pikiran siswa. Kedelapan fase tersebut antara lain (Ratna Wilis Dahar, 1989
: 141-143).: 1). Fase motivasi : Motivasi merupakan dorongan atau daya
penggerak yang ada pada diri siswa untuk bertindak atau beraktivitas untuk
mencapai tujuan belajar. Semangat belajar siswa akan lebih kuat dengan adanya
motivasi belajar. 2). Fase pengenalan (apphending phase) :Siswa harus
memperhatikan bagian-bagian esensial dan relevan dari aspek-aspek yang
berhubungan dengan materi pelajaran. 3). Fase perolehan (acquisition
phase):Pada fase ini siswa dikatakan telah siap memperoleh pelajaran jika
memperhatikan informasi yang relevan. Informasi yang diterima siswa tidak
langsung disimpan dalam memori, tetapi diubah menjadi bentuk yang bermakna
yang dihubungkan dengan informasi yang telah ada dalam memori siswa. 4). Fase
retensi; Informasi yang diperoleh siswa harus dipindahkan dari memori jangka
pendek ke memori jangka panjang agar tidak mudah hilang. 5). Fase pemanggilan:
Informasi yang dimiliki siswa dalam memori jangka panjang kemungkinan dapat
hilang. Untuk menghiindari hal tersebut, siswa harus memperhatikan informasi
yang telah diipelajari sebelumnya dengan cara mengelompokkan informasi
menjadi kategori-kategori atau konsep-konsep dan memperhatikan kaitan diantara
konsep-konsep tersebut. 6). Fase generalisasi; Pada fase ini siswa dikatakan
berhasil dalam belajar bila informasi yang diperolehnya dari belajar dapat
digeneralisasikan atau diterapkan ke dalam situasi nyata. Siswa dapat
memecahkan berbagai masalah dengan keterampilan dan pengetahuan yang
dimilikinya. 8). Fase penampilan; Pada fase ini siswa memperlihatkan secara
nyata dari apa yang telah dipelajarinya melalui penampilan yang tampak. 9). Fase
umpan balik; Siswa mendapat kesempatan untuk memperoleh umpan balik dari
apa yang telah dipelajarinya dengan memberikan respon terhadap
penampilannnya. Umpan balik ini diharapkan dapat memberikan reinforsemen
pada siswa.
d. Teori Belajar Ausubel
Menurut Ausubel dalam Ratna Wilis Dahar (1989 : 110-111), belajar
dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi, yaitu : 1). Dimensi pertama
berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa,
melalui penerimaan atau penemuan. Informasi dapat dikomunikasikan pada siswa
baik dalam bentuk belajar penerimaan yang menyajikan informasi itu dalam
bentuk final, maupun dengan bentuk belajar penemuan yang mengharuskan siswa
untuk menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi yang akan diberikan. 2).
Dimensi kedua berhubungan dengan cara bagaimana siswa dapat mengaitkan
informasi pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif tersebut meliputi
fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh
siswa. Siswa menghubungkan atau mengaitkan informasi baru yang diperolehnya
dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, dalam hal ini terjadi belajar
bermakna. Disamping itu pada dimensi kedua ini siswa juga dapat mencoba-coba
menghafalkan informasi baru itu tanpa menghubungkannya dengan pengetahuan
yang telah dimiiliki siswa, dalam hal ini terjadi proses hafalan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar bermakna
pada intinya merupakan proses mengkaitkan informasi baru yang diperoleh siswa
pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif siswa tersebut.
Belajar tidak hanya sekedar proses menghafal semata, tetapi lebih pada
kebermaknaan/memberi manfaat pada siswa.
2. Pendekatan Keterampilan Proses
Dalam proses kegiatan pembelajaran sebaiknya pengembangan konsep
tidak dilepaskan dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri peserta didik.
Konsep di satu pihak serta sikap dan nilai di lain pihak harus disatukaitkan.
Menurut Conny Semiawan ( 1989 : 16) Pembelajaran yang mengembangkan
keterampilan-keterampilan memproseskan perolehan melalui tahapan kemampuan
dasar yang meliputi mengobservasi, membuat hipotesis atau dugaan
sementara, merencanakan eksperimen, mengendalikan variabel, menafsirkan data,
menyusun kesimpulan sementara, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan
dan berproses dalam kerja ilmiah sehingga menjadi roda penggerak penemuan dan
pengembangan fakta dan konsep serta penumbuhan dan pengembangan sikap dan
nilai. Seluruh irama gerak atau tindakan dalam proses kegiatan pembelajaran
seperti ini akan menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran siswa aktif.
Pendekatan inilah sebenarnya yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan
proses dalam pembelajaran sains.
Menurut Miller ( Hand Out LKGI, 1990 : 2 ) yang dimaksud dengan
Pendekatan Keterampilan Proses dalam sains adalah pendekatan dimana dalam
tujuan maupun kegiatan belajarnya menunjukkan adanya keterampilan proses
sains, agar menghasilkan siswa yang berketerampilan sains yang sangat
membantu siswa dalam mengembangkan pengetahuannya. Selanjutnya Bryant
Miller menjelaskan ada tiga keterampilan utama dalam pembelajaran sains yaitu :
a. Keterampilan berfikir ilmiah yang meliputi : 1). Keterampilan
berhipotesis 2). Keterampilan merancang eksperimen 3). Keterampilan menarik
kesimpulan 4). Keterampilan menjelaskan suatu fenomena, 5). Keterampilan
memecahkan masalah dan mengambil keputusan 6 ). Keterampilan mengevaluasi
suatu kejadian
b. Keterampilan praktikal yang meliputi : 1). Keterampilan mengadakan
pengamatan dan pengukuran secara sistematik 2). Keterampilan mengerjakan
eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan kerja, 3
).Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen
c. Keterampilan berkomunikasi yang meliputi : 1). Keterampilan
mengkomunikasikan secara lisan. 2). Keterampilan memahami suatu instruksi,
deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis, 3).
Keterampilan mencari, memilih dan menerapkan suatu pengetahuan dari
kumpulan konsep yang ada
Menurut Suryobroto (1986 : 130), agar pendekatan keterampilan proses
ini dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, guru harus memperhatikan
langkah-langkah pelaksanaan keterampilan proses, serta kelebihan dan
kekurangan pendekatan keterampilan proses sebagai berikut : ( a ). Pemanasan;
tujuan kegiatan ini untuk mengarahkan siswa pada pokok pembelajaran agar siswa
siap, baik secara mental, emosional maupun fisik. Kegiatan ini antara lain dapat
berupa pengulasan langsung pengalaman yang pernah dialami siswa ataupun guru
( b ). Proses pembelajaran; Proses pembelajaran hendaknya selalu mengikutkan
siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan siswa antara
lain : ( 1 ). Pengamatan; tujuan kegiatan ini untuk melakukan pengamatan yang
terarah tentang gejala sehingga mampu membedakan yang sesuaidan yang
tidak sesuai dengan pokok pembelajaran. Yang dimaksud pengamatan di sini
adalah penggunaan indera secara optimal dalam rangka memperoleh informasi
yang memadai ( 2 ). Interpretasi hasil pengamatan; tujuan kegiatan ini untuk
menyimpulkan hasil pengamatan yang telah dilakukan berdasarkan pada pola
hubungan antara hasil pengamatan yang satu dengan yang lainnya. Kesimpulan
tersebut merupakan konsep yang perlu dimanfaatkan. ( 3 ). Peramalan; hasil
interpretasi dari suatu pengamatan kemudian digunakan untuk meramalkan atau
memperkirakan kejadian yang belum diamati yang didasarkan atas hubungan logis
dari hasil pengamatan yang telah diketahui. ( 4 ). Aplikasi konsep; aplikasi konsep
adalah menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru atau dalam
menyelesaikan suatu masalah. ( 5 ). Perencanaan penelitian; penelitian bertitik
tolak dari seperangkat pertanyaan antara lain untuk menguji kebenaran hipotesis
tertentu perlu perencanaan penelitian/penelitian lanjutan dalam bentuk percobaan
lainnya. ( 6 ). Pelaksanaan penelitian; tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa
lebih memahami pengaruh variabel yang satu pada variabel yang lain. Cara
belajar yang mengasyikkan akan terjadi dan kreativitas siswa akan terlatihkan. (
7). Komunikasi; kegiatan ini bertujuan mengkomunikasikan proses dan hasil
penelitian kepada berbagai fihak yang berkepentingan, baik dalam bentuk kata-
kata, grafik, bagan, maupun tabel, secara lisan atau tertulis.
Pendekatan keterampilan proses memiliki kelebihan dibandingkan dengan
pendekatan lainnya yaitu mendidik siswa berbuat sesuatu untuk memahami
materi pelajaran dengan penuh keasyikan, mempelajari, mengalami dan
menemukan sendiri bagaimana memperoleh suatu pengetahuan, merasakan
sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan guru kepadanya, bersikap saling
belajar, gotong-royong, terbuka, menumbuhkan keyakinan atau percaya diri,
mempunyai kebebasan untuk berinisiatif dan berkreatif, pengalaman langsung atas
apa yang diselidiki, bersikap jujur serta mendorong untuk bersikap kritis.
Menurut Miller ( Hand Out LKGI, 1990 : 3 ) kelebihan keterampilan
proses membentuk siswa bersikap mandiri, cepat tanggap, tangkas, dan evaluatif
terhadap segala situasi, meningkatkan kesadaran lingkungan , terampil dan
berkemampuan Selain memiliki sisi kelebihan pendekatan keterampilan proses
memiliki kelemahan yaitu membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mengajarkan satu konsep, pengajaran dapat berjalan lamban, guru hanya berfungsi
sebagai fasilitator, dan pembimbing terhadap apa yang diminta oleh siswa, guru
harus sudah benar benar menyiapkan alat atau bahan apa yang diperlukan dalam
proses pembelajaran.
3. Pembelajaran Inkuiri
Menurut Ami Soewandi (1990:8) kata inkuiri berasal dari kata Inggris
inquiry yang berarti pertanyaan atau penyelidikan. Beberapa ahli memberikan
difinisi untuk pendekatan inkuiri ini , antara lain Piaget yang mendifinisikan
sebagai berikut :
Pendidikan yang menyiapkan situasi bagi anak untuk melakukan eksperimen sendiri, yang dalam arti luas ingin melihat apa yang akan terjadi, ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbol-simbol, mengajukan pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri, kemudian menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain serta membandingkan yang ditemukan dengan yang ditemukan temannya.
Menurut Hassan (1998:22) Inkuiri sebagai metode pembelajaran telah banyak
dikemukakan para ahli misalnya :
a. Metode berfikir induktif dari Hilda Taba, yang berupaya membantu siswa
membangkan berfikir-induktif sejak mengoleksi, mengorganesasi, sampai
memanipulasi data.
b. Metode latihan inkuiri dari J. Richart Suhman yang berupaya membantu
siswa belajar mengorganesasi data, mempertimbangkan hubungan sebab
akibat (cause-and-effec) dan menyusun serta mengetes suatu teori.
c. Metode inkuiri saintifik biologi dari Joseph Schab, yakni upaya
menerapkan langkah-langkah metode penelitian yang biasa dijalankan oleh
seorang biologis dalam proses pembelajaran sains / IPA.
d. Metode inquri studi sosial, dari Byron Massialas & Benyamin Cox, yang
menerapkan langkah-langkah pendekatan Inkuiri sosial yang biasa
dilakukan oleh ilmuwan sosial kedalam proses pembelajaran studi sosial /
IPS.
Menurut Kuslan dan Stone (dalam Ratna Wilis Dahar,1991) proses belajar
mengajar dengan pendekatan inkuiri mempunyai ciri :1). menggunakan
ketrampilan proses IPA. 2). tidak ada keharusan untuk menyelesaikan unit tertentu
dalam suatu waktu tertentu. 3). jawaban atas tugas yang diberikan tidak dijumpai
dalam buku ajar, sebab buku ajar yang digunakan hanya memberi saran untuk
menemukan jawaban, bukan memberi jawaban. 4). Anak didik berhasrat untuk
menemukan masalah. 5). proses belajar berpusat pada pertanyaan mengapa,
bagaimana kita mengetahui dan benarkah kesimpulan kita. 6). masalah yang
ditemukan diarahkan agar dapat dipecahkan oleh siswa. 7). hipotesis dirumuskan
oleh siswa. 8). dengan melakukan eksperimen, siswa mengumpulkan data,
mengadakan pengamatan dan menggunakan sumber-sumber lain. 9). semua hasil
karya dinilai bersama dan dibicarakan adanya hambatan atau kesukaran yang
terjadi. 10). pengujian hipotesa. 11).pengambilan kesimpulan dan memberikan
penjelasan secara ilmiah.
Jadi apabila ditinjau dari proses yang dijalani siswa selama belajar,
pendekatan ini adalah pendekatan seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan.
Proses-proses inkuiri diskemakan sebagai berikut : menemukan masalah -
menyusun hipotesis - merencanakan-penelitian - melaksanakan penelitian untuk
menguji hipotesis-mensintesis pengetahuan-mengembangkan sikap obyektif, ingin
tahu, terbuka , bertanggung jawab.Pendekatan inkuiri lebih mengutamakan
pencarian pengetahuan dari pada memperoleh pengetahuan.
Menurut Kuswanto,(2004:4-8) Pembelajaran berdasarkan inkuiri
merupakan seni penciptaan situsi-situasi sedemikian rupa sehingga siswa
mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi ini siswa berinisiatif untuk
mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan tentang apa
yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau
menentang teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data
eksperimen, merancang dan membangun mode, atau setiap kontribusi dari
kegiatan tersebut di atas.
Situasi-situasi pembelajaran tersebut berciri open-ended, yaitu situasi-situasi
tersebut tidak dimaksudkan untuk menghasilkan satu jawaban “benar”. Meskipun
demikian siswa bekerja dibawah standar yang jelas. Mereka belajar mengamati
secara teliti dan mendalam dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
dijawab, sebagian atau seutuhnya, melalui beberapa tes atau eksplorasi yang
bermakna. terlihat dalam situasi trial dan error, dan mereka belajar untuk
menganalisis dan menalar secara seksama.
Ketrampilan inkuiri dalam pembelajaran ini meliputi mengajukan pertanyaan-
pertanyaan, yaitu pertanyaan yang baik, yang dapat mengantarkan pada pengujian
dan eksplorasi bermakna. Ketrampilan yang lain meliputi pengamatan dan
pengukuran, merumuskan hipotesis dan penafsiran, pembangunan model dan
pengujian model. Dalam pengembangan ketrampilan inkuiri tersebut diperlukan
eksperimen, refleksi dan pengakuan atas kekuatan-kekuatan dan kelemahan-
kelemahan dari metode-metode penyelidikan yang digunakan sendiri.
Ketrampilan inkuiri melibatkan komunikasi karena siswa harus melaporkan hasil-
hasil yang di perolehnya selama bekerja. Di dalam pembelajaran yang berbasis
inkuiri memungkinkan untuk pengintegrasian atas banyak disiplin ilmu, baik
dalam sains sendiri yaitu antara biologi dan fisika , maupun melibatkan kaitan
antara sains dan matematika, ilmu-ilmu sosial dan seni bahasa.
a. Bentuk Strategi mengajar dengan pendekatan inkuri
Didalam kelas pendekatan inkuiri dapat dilaksanakan dalam berbagai cara.
Langkah pertama adalah adanya situasi yang menyediakan stimulus untuk inkuiri.
Adakalanya siswa dapat mencari sendiri situasi itu, akan tetapi guru dapat
membimbing untuk mencarikan situasi tersebut. Demikian juga untuk perumusan
masalah. Beberapa siswa dapat memecahkan masalahnya sendiri hanya dengan
sedikit bimbingan, sedangkan siswa yang lain memerlukan bimbingan yang lebih
intensif. Dalam keadaan tertentu, untuk penarikan kesimpulan, guru telah
menentukan kesimpulan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk lebih
mengarahkan eksperimen yang dilakukan siswa .
Dalam pelaksanaan pendekatan inkuiri ini, pertanyaan guru sangat berperan.
Pada umumnya bentuk pertanyaan meminta agar siswa mengingat kembali apa
yang telah mereka baca, mereka dengar sebelumnya. Pertanyaan jenis ini
merupakan pertanyaan yang mendorong siswa untuk menghafal informasi yang
telah diperoleh. Kegiatan ini adalah tingkat berfikir yang rendah. Dalam
pendekatan inkuiri dianjurkan agar guru mengajukan pertanyaan yang meminta
siswa berfikir dalam tingkat yang lebih tinggi atau pertanyaan yang mengarah
pada pengembangan ketrampilan proses IPA.
Partisipasi penuh siswa dalam kegiatan ini hanya dapat dideteksi guru dengan
pertanyaan-pertanyaan. Selama siswa mengadalkan eksperimen, guru dapat
mengajukan pertanyaan berkualitas, yang dapat membimbing siswa untuk
mengembangkan pikirannya. Pertanyaan yang diajukan pada siswa dapat berupa
pertanyaan yang konvergen atau divergen., atau pertanyaan yang tergolong
ketrampilan proses. Oleh karena pendekatan inkuiri memerlukan ketrampilan
proses IPA, maka pertanyaan lebih banyak diarahkan untuk mengembangkan
ketrampilan proses IPA.
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa mengajar dengan
pendekatan inkuiri diperlukan permasalahan yang akan dipecahkan. Apabila
masalah sudah tersedia maka data-data yang akan digunakan untuk memecahkan
masalah tersebut harus cukup lengkap. Selain itu siswa harus dibekali dengan
ketrampilan untuk melakuakan inkuiri. Ketrampilan yang diperlukan untuk
maksud ini adalah ketrampilan proses IPA. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah kondisi belajar yang memberikan kesempatan pada siswa untuk bersifat
terbuka serta melibatkan diri secara aktif dalam memecahkan masalah. Sebagai
contoh, seorang guru akan membahas pokok bahasan dengan strategi mengajar
pendekatan inkuiri terpimpin.
Menurut Mohamad Nur, (1985) Untuk maksud ini diperlukan beberapa
tahapan yaitu :
1) Pengalaman pendahuluan bagi siswa. Disini siswa di beri kesempatan
mengamati bahan atau media yang akan digunakan untuk eksperimen. Guru
menyiapkan fokus inkuiri serta menentukan strategi. Mula-mula siswa dirangsang
untuk menemukan masalah dengan cara menyajikan media yang sesuai dengan
pokok bahasan, misalnya dengan menunjukkan gambar atau memutar flim.
Setelah itu siswa dihadapkan pada permasalahan yang timbul dan disini timbul
pertanyaan dari siswa dan guru mengarahkan untuk menjadi suatu masalah.
2) Guru menyiapkan data dan membimbing proses. Selama eksperimen
dilakukan oleh siswa, guru dapat bertanya kepada siswa, untuk membimbing agar
siswa menemukan data atau informasi baru dari hasil eksperimennya. Selanjutnya
guru kembali bertanya pada siswa dalam rangka penyusunan laporan hasil
eksperimen serta membimbing untuk menarik kesimpulan dengan disertai
penjelasan ilmiah.
Untuk mengembangkan sikap inkuiri siswa, seyogyanya guru
berusaha menyalurkan kegemaran siswa. Pertanyaan siswa sebaiknya tidak
dijawab langsung akan tetapi justru dibimbing untuk akhirnya siswa menemukan
sendiri jawabannya. Sebaiknya apabila siswa tidak menemukan jawaban yang
memuaskan dirinya maka hal ini akan mematikan keingintahuan siswa tersebut.
b. Siklus Pendekatan inkuiri
Menurut Mohamad Nur, (1985) terdapat 4 fase atau langkah dalam siklus
pembelajaran inkuiri. Siklus inkuiri haruslah merupakan salah satu langkah yang
diterapkan dalam pembelajaran sains terpadu. Siklus inkuiri terdiri dari :
1) Pengamatan / observasi
Observasi atau pengamatan adalah persepsi kita terhadap suatu benda atau
kejadian alam menggunakan kelima indra. Lewat indra kita memperoleh
informasi. Berdasarkan informasi itu kita semakin termotifasi untuk ingin tahu,
kita bertanya berfikir, membuat penafsiran tentang apa yang diamati.
Untuk mendiskripsikan hasil pengamatan secara efekti terdapat empat
panduan yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: a). eskripsikan hanya apa
yang dapat diamati, b). buatlah deskripsi yang singkat. c). gunakan bahasa yang
tepat dan teliti. d). hanya menulis deskripsi hasil pengamatan, bukan inferensi
(penjelasan atas hasil pengamatan ).
2) Bertanya (Question)
Pertanyaan yang perlu diajukan siswa dalam kegiatan ilmiah dapat
dibedakan menjadi 4 macam yaitu bertanya untuk mengungkapkan fakta, bertanya
tentang prosedur, bertanya tentang alasan menggunakan alat/bahan tertentu, serta
pertanyaan untuk merangsang suatu kegiatan ilmiah.
a) Pertanyaan untuk mengungkap fakta. Dalam mengungkap fakta dapat
diajukan pertanyan-pertanyaan yang dimulai dengan kata tanya apa, bagaimana
(bentuknya, rasanya, warnanya, baunya, dsb ), berapa (jumlahnya, ukurannya )
b) Pertanyaan tentang prosedur. Pertanyaan tentang prosedur dimulai
dengan kata-kata bagaimana prosedurnya, apa urutan kegiatan yang dilakukan ?
c) Pertanyaan tentang alasan penggunaan alat/bahan tertentu. Pertanyaan
tentang alasan penggunaan alat/bahan tertentu dimulai dengan kata-kata:mengapa
digunakan? Apa alasannya digunakan ?
d) Pertanyaan untuk merancang kegiatan ilmiah. Mengemukakan suatu
jawaban. Petanyaan yang baik dapat dimodelkan untuk merangsang ketrampilan
proses sains di mana siswa dapat diminta untuk mengamati secara lebih mendalam
dan mendeskripsikan apa yang mereka temukan
Menurut Gallagher dan Aschner (2002) pertanyaan dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu ( 1 ) pertanyaan tingkat rendah berupa pertanyan tertutup yang
menerapkan tingkatan berfikir operasi kognitif / ingatan atau operasi konvergen,
dan meningkatkan, ( 2 ) pertanyaan tingkat tinggi berupa pertanyaan terbuka yang
mengharapkan berfikir operasi berfikir divergen dan opersi berfikir evaluasi.
Secara lebih rinci keempat penggolongan pertanyan menurut Gallagher dan
Aschner sebagai berikut : ( 1 ). Pertanyaan Kognitif ingatan menuntut siuswa
untuk mengingat fakta, rumus-rumus, prosedur, dan informasi penting lainnya.
Pertanyaan ingatan ini membantu siswa mengungkap fakta-fakta sebelum
bergerak ke pemikiran yang lebih tinggi tingkatannya. Pertanyaan ingatan ini juga
membantu melakukan pengamatan dan komunikasi. (2). Pertanyaan berfikir
konvergen menyebabkan siswa menerapkan dan menganalisis informasi.
Pertanyaan konvergen membantu siswa memecahkan masalah dan berguna untuk
melaksanakan ketrampilan dasar sains:mengukur, mengkomunikasikan,
membandingkan, dan mempertentangkan. (3). Pertanyaan berfikir divergen
merangsang siswa untuk berfikir mandiri . Siswa diberi sedikit informasi oleh
guru, kemudian diminta untuk memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada
dengan mengkombinasikan ide-ide asli atau telah diketahui siswa dengan ide-ide
atau penyelesaian baru. Pertanyaan ini menuntut siswa memecahkan masalah
secara kreatif dan melakukan ketrampilan proses terintergrasi (membuat
hipotesis dan melaksanakan eksperimen ). (4). Pertanyaan berfikir evaluasi
menyebabkan siswa memilih, mempertimbangkan, menilai, mengkritik,
mempertahankan, atau memberikan alasan. Proses yang dirangsang oleh
pertanyaan evaluasi meliputi membuat prediksi, membuat kesimpulan, dan
menyusun generalisasi
Bagi siswa kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi,
mengkorfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada
aspek yang belum diketahui. Dalam pembelajaran yang produktif, kegiatan
bertanya berguna untuk : (a). menggali informasi, baik administrasi maupun
akademis. (b). mengecek pemahaman siswa. (c). membangkitkan respon kepada
siswa. (d). mengetahui sejauh mana keingin tahuan siswa. (e). mengetahui hal- hal
yang sudah diketahui siswa. (f). memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang
dikendaki guru. (g). untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan siswa. (
h). untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
Kegiatan bertanya dapat diterapkan pada aktifitas belajar meliputi bertanya
antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa dengan guru,
antara siswa denngan orang lain yang didatangkan di kelas, dsb. Aktifitas bertanya
juga ditemukan ketika siswa berdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui
kesulitan, ketika mengamati, dsb. Kegiatan-kegiatan itu akan menumbuhkan
untuk “bertanya. “
3) Mengajukan dugaan sementara ( Hipotesis)
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah yang diperoleh
dari penalaran deduktif berdasarkan teori atau penalaran induktif dari data yang
ada. Dalam hal ini hipotesis itu dirumuskan secara deduktif, peneliti harus dapat
menunjukkan bahwa pernyataan hipotesisnya itu konsisten dengan teori yang ada.
Peneliti harus menunjukkan teori mana yang dianut dan berdasarkan teori itu
secara deduktif menyatakan hipotesisnya. Dalam hal ini hipotesis itu dirumuskan
secara induktif, peneliti harus dapat menunjukkan bahwa pernyataan hipotesisnya
konsisten dengan data yang ada. Peneliti harus menunjukkan data yang dimiliki
dan berdasarkan data itu secara induktif. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk
pernyataan bukan pertanyaan . Hipotesis dapat dirumuskan dengan penalaran
induktif berdasarkan hasil pengamatan atau dirumuskan dengan penalaran
deduktif berdasarkan teori. Penalaran induktif adalah penalaran yang dilakukan
berdasarkan data atau kasus menjadi pernyataan bersifat umum berupa simpulan
yang dapat berbentuk hipotesis atau teori sementara, Penalaran deduktif adalah
penalaran yang dilakukan berdasarkan teori menuju pernyataan yang bersifat
khusus.
4) Mengumpulkan data ( Data gathering )
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan
dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan
penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah
dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan variabel-
variabel yang ada dalam hipotesis. Data yang diperoleh melalui pengamatan
dengan indera disebut data kualitatif, sedangkan data yang diperoleh dengan
menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan baku tertentu disebut data
kuantitatif.
5) Penyimpulan ( Conclussion )
Menarik kesimpulan terdiri atas mengevaluasi hubungan antara bukti dengan
hipotesis dan menarik suatu kesimpulan (Hassan, 1998 : 24-25)
c. Kelebihan dan kelemahan metode inkuiri
Menurut Ami Soewandi (1990) metode inkuiri memiliki kelebihan dan
kekurangan antara lain :
1) Kelebihan
Di dalam mengajarkan IPA kepada siswa, pendekatan inkuiri mempunyai
beberapa keunggulan. Keunggulan ini dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu:
a) Menurut seorang ahli psikologi yaitu Bruner, pendekatan inkuiri dapat
meningkatkan potensi intelektual anak. Ini disebabkan siswa mencari sendiri
pengalaman baru sehingga dapat memperoleh kepuasan intelektual sebagai hadiah
intrinsik. Pujian guru juga berperan dalam hadiah intrinsik ini. Di samping itu,
informasi yang diperoleh dengan pendekatan inkuiri akan lama tertinggal dalam
ingatan.
b) Belajar dengan pendekatan inkuiri lebih berpusat pada siswa dan melalui
proses ini dapat membentuk dan menggembangkan konsep diri pada siswa.
Dengan demikian para siswa akan bersifat lebih terbuka dalam menghadapi
pengalaman baru serta lebih kreatif.
c) Pendekatan inkuiri dapat mengembangkan bakat karena pendekatan
ini lebih memberikan kebebasan pada siswa.
d) Pendekatan inkuiri lebih banyak memberikan waktu untuk
mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi baru yang diperoleh siswa
sehingga menjadi bermakna.
f) Siswa terhindar dari kebiasaan menghafal.
g) Dapat memberikan pengalaman tidak hanya mempelajari fenomena,
tetapi menemukan bagaimana menggunakan fikiran.
h) Kegiatan belajar mengajar menjadi berfareasi. Hal ini meliputi metode
peralatan dan medianya.
i) Pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lebih lama dalam
ingatan lebih mudah diingat.
2) Kelemahan :
a) Proses belajar mengajar membutuhkan waktu yang lama.
b) Siswa sukar memahami pengertian secara deduktif.
c) Hanya siswa yang pandai yang aktif.
d) Dalam kegiatan proses belajar dengan pendekatan inkuiri terpimpin
tidak mungkin melakukan keseluruhan eksperimen.
4. Metode mengajar
Metode pengajaran merupakan kumpulan prinsip-prinsip yang tersusun untuk
melaksanakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar adalah cara
menyajikan sesuatu bahan pelajaran pada sesuatu mata ajaran dengan langkah-
langkah yang teratur untuk mencapai suatu tujuan agar pembelajaran dapat
tercapai.
Dalam proses belajar mengajar guru tidak harus memakai satu metode saja,
dapat lebih efektif dan efisien. Dalam menguasai banyak teknik (metode) pada
penyajian pelajaran akibatnya guru akan banyak memvariasikan teknik-teknik
penyajian sewaktu mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan
tidak membosankan bagi siswa, serta berhasil guna dan berdaya guna. Bahkan
mungkin dengan pemilihan teknik yang tepat untuk suatu mata pelajaran, maka
hasil belajar siswa dapat efisien dan efektif serta mengena sasarannya. Seorang
guru memerlukan wawasan yang mantap tentang teknik-teknik penyajian yang
merupakan salah satu unsur dalam kemungkinan melakukan strategi belajar
mengajar sesuai dengan tujuan-tujuan belajar yang ingin dicapai.
Menurut Suharto (1997:23) ada beberapa macam metode mengajar : a.
Metode ceramah yaitu suatu cara menyampaikan bahan pelajaran secara kelas di
depan kelompok, bentuk komunikasinya satu arah. b. Metode tanya jawab yaitu
memberikan kesempatan bertanya. Ini mengandung latihan membangkitkan
kemauan/keberanian bertanya. Bentuk komunikasinya dua arah (pengajar-peserta
didik sebagai pengukur sampai seberapa jauh pelajaran itu dipahami peserta didik.
c. Metode diskusi ; metode ini menampilkan kegiatan menanyakan, memberi
komentar dan saran serta jawaban, bentuk komunikasinya adalah banyak arah. d.
Metode tugas; metode pengajaran dengan pemberian tugas kepada peserta didik
dalam bentuk-bentuk seperti : membuat ikhtisar bacaan, mengerjakan pemecahan
terhadap suatu problem dan dianalisa. Untuk mendorong peserta didik menguasai
bahan pelajaran yang disampaikan guru. e. Metode mengajar beregu (Team
Teaching); metode ini dilakukan dengan tujuan membantu siswa agar lebih lancar
terjadinya interaksi mengajar belajar secara kualitatif, juga meringankan guru
sehingga bisa bertanggungjawab bersama terhadap pelajaran yang diberikannya,
dapat saling membantu antara guru, meningkatkan kerja sama, saling mengisi dan
saling memikirkan bersama pengembangan mata pelajarannya. f. Simulasi dan
Permainan; metode pengajaran dimana situasi yang sesungguhnya dipublikasikan
dengan bentuk permainan, bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran diri, rasa
simpati, perubahan sikap dan kepekaan. g. Metode pelajaran berprograma ;
merupakan cara pengembangan belajar sendiri secara bebas untuk memperoleh
pengetahuan seefektif mungkin, cara ini juga mengejar daya guna dan daya hasil
belajar orang perorangan (individual).
5. Metode mengajar beregu (Team Teaching)
Jusuf (1989:52) menyebutkan bahwa,
Metode mengajar beregu adalah suatu pengorganisasian mengajar dimana dua atau lebih dari dua orang guru dengan pembantu-pembantunya merencanakan, menyajikan dan menilai satu atau lebih dari satu bidang mata pelajaran yang diberikan kepada sejumlah murid yang lebih besar daripada kelas konvensional. Penyajian pelajarannya dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, dan perorangan.
Jadi pada hakekatnya metode mengajar beregu ini memanfaatkan potensi dari
semua guru. Guru menjadi kunci keberhasilan setiap sistem pengajaran. Jika
pengajaran dilakukan oleh guru yang memiliki kemampuan professional yang
baik, maka tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan pengajaran akan lebih
memadai dibandingkan dengan guru yang berkualitas rendah. Hal demikian
terjadi juga dalam sistem pengajaran beregu. Guru tidak hanya harus mampu
dalam penguasaan spesialisasi atau bidang studi, tetapi juga harus mampu
mempersiapkan program serta melaksanakan dan menilai kemajuan belajar siswa.
Pengajaran beregu menuntut kemampuan bekerja sama dalam kelompok, saling
menerima dan memberi, toleransi dan saling menghormati satu sama lain (Oemar
Hamalik, 2001:101).
Di dalam perencanaan mengenai suatu bahan pelajaran yang akan
disampaikan kepada siswa, hendaknya para guru yang tergabung dalam regu
pengajar dapat bertukar pendapat gan bertukar pengalaman. Di samping itu, dari
semua guru lainnya yang akan membantu guru tersebut, harus ada pengertian
sehingga dengan rela mau membantu pelaksanaan penyajian bahan-bahan
pelajarannya walaupun mungkin ia harus mengorbankan sebagian dari jam
pelajaran yang seharusnya disediakan bagi mata pelajaran yang harus ia berikan.
Faktor penguasaan bidang studi juga perlu mendapat perhatian. Masalahnya
apakah satu regu guru terdiri atas sekelompok guru dengan berbagai bidang studi
yang sama atau terdiri atas sekelompok guru dengan berbagai bidang. Demikian
pula kondisi fasilitas perlu dipertimbangkan mengingat pelaksanaan kegiatan regu
guru, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaannya bergantung pada
fasilitas sekolah.
Menurut Oemar Hamalik (2001:103) organisasi regu guru harus bersifat
terbuka terhadap pemikiran-pemikiran yang konstruktif dan mengutamakan
tanggung jawab kelompok. Regu guru bersikap terbuka, baik terhadap siswa
maupun terhadap kepala sekolah, komunikasi berjalan dua arah, guna mencapai
tujuan pendidikan sekolah.
Adapun langkah-langkah pengajaran “Team Teaching” adalah : a.
Melakukan validasi kurikulum tentang keterkaitan mata pelajaran. b. dalam satu
rombongan belajar (kelas) ada dua atau tiga orang guru. c. Jika “Team Teaching”
bagi guru/pengajar yang mengajar mata pelajaran yang sama, maka dalam satu
kelas peserta didik dibagi dua bagian, dimana masing-masing guru
bertanggungjawab pada kelompok yang dibimbingnya (ini khusus untuk mata
pelajaran praktek), tetapi jika guru /pengajar dalam satu kelas tidak sama mata
pelajarannya maka tidak perlu dibagi dua kelompok.
Menurut Jusuf (1989:52), ada tiga komponen dalam metode pengajaran
Team Teaching.: 1). danya sejumlah besar murid. 2). adanya beberapa orang guru
(dua atau lebih). 3) adanya orang-orang tertentu dari luar sekolah yang
diikutsertakan karena dipandang sebagai ahli dalam bidang ilmu atau ketrampilan
tertentu.
Menurut Jusuf (1989:52), mengajar beregu (Team Teaching) menuntut
keaktifan kooperatif. antara lain (a). mengajar beregu merupakan kegiatan
kooperatif. Semua anggota regu pengajar harus saling membantu dan bertukar
pengalaman. (b). regu pengajar mungkin saja terdiri dari semua atau sebagian
guru dari sekolah tersebut. (c). setiap anggota regu pengajar subyak (bahan
pelajaran) yang paling ia kuasai. (d). anggota-anggota team pengajar mungkin
terdiri dari guru-guru yang sejenis mata pelajarannya dan mungkin juga terdiri
dari guru-guru yang memiliki keahlian yang berlainan. (e). team pengajar yang
terdiri dari guru-guru yang berlainan keahliannya (berlainan jenis mata
pelajarannya) harus merencanakan bahan-bahan pelajaran yang berisikan topik-
topik yang bersamaan untuk memudahkan korelasi isi bahan pelajaran. (f).
pimpinan team pengajar memainkan peranan yang sangat penting dalam
menciptakan suasana kooperatif diantara para anggota teamnya. Oleh karena itu,
pimpinan tim bukan saja harus seorang organisator yang berwibawa tetapi juga
seorang guru yang sudah cukup banyak pengalamannya di muka kelas.
Menurut Roestiyah (2001:96), kelebihan dan kelemahan metode “Team
Teaching”.
a. Kelebihan : (1).jalan interaksi belajar mengajar akan lebih lancar.
(2).siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan mendalam sebab diberikan
oleh beberapa orang guru. (3).guru lebih ringan tugas mengajarnya. (4). data
pelajaran yang disajikan dengan sistem beregu, pelajaran akan lebih dapat
dipertanggungjawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang guru.
b. Kekurangan/kelemahan : (1). bila seorang guru yang mengajar tidak
mendapatkan giliran mengajar tidak memanfaatkan waktu untuk belajar lebih
lanjut. (2). bila masing-masing anggota team tidak kompak, tidak dapat bekerja
sama dengan baik sehingga tidak dapat berintegrasi.(3). kadang tidak adanya
saling pengertian, pemahaman, kesamaan arah dan pendapat (4). sesama
guru/pengajar saling menguntungkan (ada unsur tidak disiplin dalam waktu). (5).
menuntut ketrampilan yang seimbang antara sesama mengajar.
c. Cara mengatasi : (1). materi yang akan diberikan dipersiapkan sebaik-
baiknya. (2).guru/pengajar perlu menyiapkan diri dengan baik terutama harus
mempunyai gambaran yang jelas tentang materi yang diberikan. (3). masing-
masing guru/pengajar harus bertanggungjawab penuh pada anak didik. (4).teknik
penyajian ini dapat ditingkatkan asal diusahakan adanya fasilitas dan alat-alat agar
siswa dapat berkelompok dengan baik. (5). guru yang termasuk dalam team
sebaiknya harus ada saling pengertian, pemahaman, kesamaan arah dan pendapat;
mereka harus mendapat tugas sesuai dengan keahliannya, dan pembagian tugas itu
diatur sedemikian rupa sehingga bila yang satu mendapat tugas utama yang lain
bisa membantu tugas-tugas lain.(Roestiyah, 2001:97)
6. Prestasi Belajar
Pada dasarnya hasil belajar tidak terlepas dari tujuan belajar karena dari
tujuan belajar inilah hasil belajar akan terwujud. Menurut Syaiful Bahri Djamarah
(2002:13) menyatakan bahwa hasil belajar adalah serangkaian kegiatan untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari perkembangan dan
kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang
disajikan kepada mereka dan nilai-nilai terdapat didalam kurikulum. Dengan
demikian hasil belajar merupakan hasil yang telah dicapai seseorang setelah ia
melakukan kegiatan. Nana Sudjana (2001:3) hasil belajar siswa adalah perubahan
tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotoris.
a. Bidang Kognitif
Bloom dalam Subiyanto (2006:2) mengemukakan bahwa bidang kognitif
berkenaan dengan kemampuan berfikir yang termasuk didalamnya hafalan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan kemampuan mengevaluasi. Lebih rinci
ada enam tingkatan kognitif : 1). pengetahuan (knowledge), kemampuan
mengingat. 2). pemahaman (comprehension), kemampuan memahami 3). aplikasi
(application), kemampuan penerapan. 4).analisis (analysis), kemampuan
menganalisis suatu informasi yang luas menjadi bagian-bagian kecil 4). sintesis
(synthesis), kemampuan mengabungkan beberapa informasi menjadi suatu
kesimpulan 5). evaluasi ( evaluation), kemampuan mempertimbangkan mana
yang baik dan mana yang buruk dan memutuskan untuk mengambil tindakan
tertentu
b. Bidang afektif
Mencakup penilaian yang berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian,
keinginan, penghargaan dan lain-lain manakala siswa dihadapkan pada objek
tertentu. Sikap siswa pada waktu kegiatan belajar mengajar dapat dilihat dalam
hal perhatian terhadap apa yang dijelaskan oleh guru, keinginannya untuk
mendengarkan dan mencatat uraian guru, serta hasratnya untuk bertanya kepada
guru. Sedangkan perasaan lebih suka dan tertarik pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh merupakan minat siswa. Yang mana minat siswa ini
dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa
lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya. Sesuai dengan pendapat Syah
Muhibbin (1999:136) minat belajar siswa berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat siswa ini dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa. Karena seorang siswa
yang menaruh minat besar terhadap mata pelajaran tertentu, maka siswa tersebut
akan memusatkan perhatiannya lebih intensif, yang menyebabkan belajar lebih
giat dan akhirnya mencapai hasil belajar yang optimal.
c. Bidang psikomotoris
Hasil belajar psikomotoris dalam bentuk keterampilan (skill) dan
kemampuan bertindak individu. Aspek psikomotoris terdiri dari : 1). meniru
(perception) 2). menyusun (manipulating). 3). melakukan dengan prosedur
(precition). 4). melakukan dengan baik dan tepat (articulation). 5). melakukan
tindakan secara alami (naturalization)
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Agar fungsi guru sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakukan
dengan baik, maka guru perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
hasil belajar siswa. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bagian,
masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis
a. Faktor Fisiologis ; faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor materi
pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual
siswa. Materi pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar
yang akan dicapai siswa. Karena itu, penting bagi guru untuk mempertimbangkan
kesesuaian materi pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa; juga
melakukan pemisahan materi pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke
tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial,
juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih
efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar pada pagi hari selalu
memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan
sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondusif bagi proses dan
pencapaian hasil belajar yang optimal. Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami
adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware)
maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlengkapan belajar,
alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana
pencapaian tujuan belajar. Karenanya, guru harus memahami dan mampu
mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi
efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar. Faktor fisiologis lainnya yang
berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual siswa
sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan
indra. Siswa yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan
memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.
b. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil
belajar adalah perilaku individu, termasuk perilaku belajar, seperti perhatian,
pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.
1) Perhatian ; tentulah dapat diterima bahwa siswa yang memberikan
perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian
intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
Perhatian intensif siswa ini dapat dieksloitasi sedemikian rupa melalui strategi
pembelajaran tertentu, seperti menyediakan materi pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, menyajikan materi pembelajaran dengan teknik-teknik
yang bervariasi dan kreatif.
2) Pengamatan; pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh siswa
melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan.
Pengamatan merupakan gerbang masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu
siswa, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
3) Ingatan; secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan
berfungsinya ingatan, yakni (a) menerima kesan, (b) menyimpan kesan, dan (c)
memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah ingatan selalu
didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi
kesan. Kecakapan menerima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar.
Melalui kecakapan inilah, siswa mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,
di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan guru. Teknik pembelajaran
yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan
lebih dalam pada siswa. Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan
kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap siswa.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan
psikolog pendidikan, siswa harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama untuk mengingat kembali materi
pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui
pemberian tes setelah satu sub materi pembelajaran selesai. Kemampuan
pengaktifan atau proses produksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah
menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari,
suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu siswa, misalnya
kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian; atau untuk
merespons tantangan-tantangan dunia sekitar. Guru dapat mempertajam
kemampuan siswa dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas.
4) Berfikir ; definisi yang paling umum dari berfikir adalah
berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan
konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian
informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-
perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah
proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut: (a). pembentukan
pengertian, (b). penjalinan pengertian-pengertian, dan (c) .penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam
keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat
yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses
pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya
melemahkannya. Para guru yang memiliki kecenderungan untuk memberikan
penjelasan yang selengkapnya tentang satu materi pembelajaran akan cenderung
melemahkan kemampuan siswa untuk berfikir. Sebaliknya, para guru yang lebih
memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau
konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong siswa didiknya
mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan
menghadirkan tentangan psikologi bagi siswa untuk merumuskan kesimpulan-
kesimpulannya secara mandiri.
5) Motif; motif adalah keadaan dalam diri siswa yang mendorongnya
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari
rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan
satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi
tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri siswa sendiri yang disebut motif
intrinsik. Misalnya, seorang siswa gemar membaca karena dia memang ingin
mengetahui lebih dalam tentang sesuatu. Dalam konteks belajar, motif intrinsik
tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan
motif intrinsik tidak cukup potensial pada siswa, guru perlu menyiasati hadirnya
motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan
suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok siswa. Suasana ini akan
mendorong siswa untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain. Namun
demikian, guru harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah
kepada hal-hal yang negatif.
8. Bioteknologi
Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan makhluk
hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari makhluk hidup
(enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. atau
bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa genetika
secara terpadu, untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan
manusia. .( Materi Pelatihan Terintegrasi,DIKNAS,2004 ). Sedangkan Smith (
1990 ).mengatakan bioteknologi adalah suatu bidang penerapan biosains dan
teknologi yang menyangkut penerapan praktis organisme hidup atau kompone
hidup subsellulernya pada industri jasa dan manufaktur serta pengelolaan
lingkungan. Bioteknologi memanfaatkan bakteri, ragi, kapang, alga,sel tumbuhan
atau sel hewan yang dibiakkan sebagai konstituen berbaai proses industri .Dewasa
ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada biologi semata, tetapi
juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain, seperti biokimia, komputer, biologi
molekular, mikrobiologi, genetika, kimia, matematika, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, bioteknologi adalah ilmu terapan yang menggabungkan
berbagai cabang ilmu dalam proses produksi barang dan jasa. Biokimia
mempelajari struktur kimiawi organisme. Rekayasa genetika adalah aplikasi
genetik dengan mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Pada
gambar 1 menunjukkan hubungan antara berbagai disiplin ilmu dengan
bioteknologi / bioproses.
Smith, , ( 1990 )
Gambar 1. Hubungan ilmu-ilmu dengan bioteknologi
Genetika
BiokimiaRekayasa Teknologi
Rekayasa gentik
Mikrobiologi
Biotek
Ilmu Pangan
Elektronika
Teknik Mekanik
Adapun ciri utama bioteknologi adalah : a). adanya gen biologi berupa
mikroorganisme, tumbuhan atau hewan. b). adanya pendayagunsan secara
teknologi dan industri c). produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan
pemurnian
Bioteknologi secara sederhana sudah dikenal oleh manusia sejak ribuan
tahun yang lalu. Sebagai contoh, di bidang teknologi pangan adalah pembuatan
bir, roti, maupun keju yang sudah dikenal sejak abad ke-19, pemuliaan tanaman
untuk menghasilkan varietas-varietas baru di bidang pertanian, serta pemuliaan
dan reproduksi hewan. Di bidang medis, penerapan bioteknologi di masa lalu
dibuktikan antara lain dengan penemuan vaksin, antibiotik, dan insulin walaupun
masih dalam jumlah yang terbatas akibat proses fermentasi yang tidak sempurna.
Perubahan signifikan terjadi setelah penemuan bioreaktor oleh Louis Pasteur.
Dengan alat ini, produksi antibiotik maupun vaksin dapat dilakukan secara
massal.
Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat, terutama di negara
negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya berbagai macam
teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, rekombinan DNA,
pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan manusia untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit
genetik maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun
AIDS. Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang pangan,
dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan
rekombinan DNA, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup
dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke laut
oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai atau
laut dengan menggunakan bakteri jenis baru. Kemajuan di bidang bioteknologi tak
lepas dari berbagai kontroversi yang melingkupi perkembangan teknologinya.
Sebagai contoh, teknologi kloning dan rekayasa genetika terhadap tanaman
pangan mendapat kecaman dari bermacam-macam golongan.
Gambar 2. Hasil-hasil dai bioteknologi / bioproses
Berdasarkan waktu perkembangan bioteknologi, maka dikenal beberapa
masa atau era dalam bioteknologi yaitu a). Era bioteknologi generasi pertama /
bioteknologi sederhana. Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam
produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan. Contoh:
pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain b). Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.Contoh: (1). produksi bahan kimia:
aseton, asam sitrat (2). pengolahan air limbah
(3). pembuatan kompos c). Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril. Contoh: produksi antibiotik dan hormon d). Era
bioteknologi generasi baru Contoh: produksi insulin, interferon, antibodi
monoklonal
B. Penelitian yang relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Anik Rofaida Lestari ( 2007 )
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara metode
pembelajaran inkuiri bebas termodiikasi (Modified Free Inquiry) dan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) pada materi ekosistem. Siswa
yang belajar melalui antara metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi
memperoleh prestasi belajar biologi yang lebih tinggi dibanding dengan siswa
yang belajar melalui metode pembelajaran inkuiri terbimbing. kelompok siswa
yang diberi metode pembelajaran inkuiri bebas termodifikasi (Modified Free
Inquiry) memiliki nilai rata-rata 60,66 lebih tinggi dari kelompok siswa yang
diberi metode pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry ) memiliki nilai
rata-rata 54,83.
Perbedaan penelitian tersebut diatas dengan penelitian ini adalah pada jenis
penelitian yang digunakan. Jika pada penelitian saudara Anik Rofaida Lestari
merupakan penelitian eksperimen dengan membandingkan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas termodifikasi, sedangkan pada penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas . Perbedaan keduanya terletak pada sampel,
pada penelitian ini tidak menggunakan sampel sedangkan penelitian yang
terdahulu menggunakan sampel.
C. Kerangka Berfikir
Belajar mengajar adalah sesuatu yang cukup rumit karena kegiatan ini bukan
hanya sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh guru, tetapi melibatkan
berbagai kegiatan. Salah satu cara belajar mengajar yang melibatkan berbagai
kegiatan dan tindakan adalah menggunakan pendekatan tertentu dalam upaya
mengembangkan keaktifan belajar yang dilakukan siswa dan guru.
Pendekatan dalam belajar mengajar pada dasarnya adalah melakukan belajar
mengajar yang menekankan pentingnya belajar melalui proses yang dialami untuk
memperoleh pemahaman. Pendekatan ketrampilan proses mempunyai peranan
penting dalam menentukan berhasil tidaknya belajar yang diinginkan. Dengan
adanya metode mengajar yang tidak tepat mengakibatkan pemahaman konsep
siswa menjadi rendah.
Pentingnya pendidikan sains di sekolah terutama pendidikan biologi,
ternyata tidak diimbangi dengan kualitas proses yang memuaskan. Pada umumnya
biologi diajarkan lebih pada pendekatan konsep atau produk berupa hafalan.
Pengajaran biologi lebih banyak bersifat informatif, hanya menekankan pada
penguasaan fakta-fakta dan konsep, selain itu dalam proses pembelajaran sains
terutama biologi masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional diantaranya dengan metode ceramah / pembelajaran langsung. Hal
itu yang menjadikan Biologi tidak menarik, tidak disukai, dan monoton.
Biologi termasuk dalam kelompok disiplin ilmu yang bersifat
eksperimental. Karenanya memerlukan kreatifitas dan imajinasi untuk
mempelajarinya. Di lain pihak, metode inquiri memberikan peluang yang lebih
luas. Dalam konteks ini , diperlukan sejak awal adanya pembelajaran biologi yang
berbasis inquiri, dalam metode pembelajaran yang berbasis inquiri, siswa dapat
kesempatan untuk berlatih mencari, merumuskan, dan memecahkan masalah
dengan menggunakan metode ilmiah. Siswa akan mengajukan asumsi,
merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel percobaan, menganalisa data,
menarik kesimpulan, serta mengkomunikasikan hasil percobaan. Sehingga belajar
dengan pendekatan inquiri lebih berpusat pada siswa dan melalui proses ini dapat
membentuk dan mengembangkan konsep diri pada siswa. Dengan demikian para
siswa akan bersifat lebih terbuka dalam menghadapi pengalaman baru serta lebih
kreatif.
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah :
“ Setelah diterapkan pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri
melalui kolaborasi guru dan dosen ( team teaching) diharapkan prestasi, motivasi,
aktivitas dan ketrampilan siswa Kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan akan
meningkat”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilakukan di kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran Magetan..
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Mei 2008 sampai dengan 30
September 2008
Tabel 2. Rencana Penelitian
Tahun 2008 Bulan ke-No Kegiatan
5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyusunan Proposal
2. Seminar Proposal
3. Pembimbingan Bab I dan II
4. Pembimbingan Bab III
5 Penyusunan Instrumen
6 Melakukan tindakan siklus I
7 Melakukan tindakan siklus II
9 Analisis data
10 Penulisan Laporan (Bab IV
dan V)
11 Ujian Kualifikasi
12 Ujian Tesis
B. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Takeran
dengan jumlah siswa 33 orang yang terdiri atas 16 laki-laki dan 17 Perempuan.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dari siswa dan guru yang meliputi :
1. Data prestasi siswa berupa nilai tes individual yang diberikan pada akhir
pembelajaran.
2. Data motivasi siswa yang diperoleh dari hasil angket tertutup
3. Data kreativitas siswa dengan mengunakan lembar observasi.
4. Data ketrampilan proses siswa dengan mengunakan lembar observasi
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Tes.
Data prestasi siswa diambil dengan menggunakan tes tulis sedangkan
instrumennya menggunakan lembar tes dan dilaksanakan pada akhir
siklus.
2. Angket
Data motivasi belajar siswa diperoleh dengan menggunakan angket,
sedangkan instrumennya menggunakan lembar angket tertutup dengan
penilaian berbentuk skala likert yang berjumlah tiga puluh butir soal.
dilaksanakan pada akhir siklus.
3. Observasi
Data aktifitas dan ketrampilan siswa diperoleh melalui observasi pada
saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi berupa
checklist.
E. Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilaksanakan di SMP Negeri 1 Madiun dengan alasan
sekolah tersebut mempunyai standar yang sama yaitu merupakan Sekolah Standar
Nasional ( SSN ), disamping itu dengan latar belakang letak geografis yang sama
diaman lokasi ke dua sekolahan berada di pinggiran kota sehingga latar belakang
siswa dan orang tua hampir sama .
F. Tahapan Penelitian
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Secara
garis besar pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan melalui siklus-
siklus, dimana pada tiap siklus terdapat 4 tahap, yaitu: 1) Tahap Perencanaan
(Planning), 2) Tahap Pelaksanaan (Acting), 3) Tahap Pengamatan (Observing), 4)
Tahap Refleksi (Reflecting). Apabila dalam satu atau dua suklus belum tercapai
indikator yang digunakan, maka dilanjutkan pada sklus berikutnya sampai
tercapai indikator yang digunakan.
Tahapan siklus yang akan dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas dapat
dijelaskan dengan bagan pada gambar 3
Permasalahan Perencanaan Pelaksanaan
tindakan I tindakan I
SIKLUS I
Refleksi I Pengamatan I
Permasalahan baru Perencanaan Pelaksanaan hasil refleksi I tindakan II tindakan II
SIKLUS II
Refleksi II Pengamatan II
Jika permasalahan dilanjutkan Belum terselesaikan ke siklus selanjutnya
Sumber ( Suhardjono : 2006 : 74 )
Gambar 3: Siklus dalam penelitian tindakan kelas
G. Analisis Data
1. Data Prestasi Siswa
Data prestasi siswa diambil dengan menggunakan tes subyektif dengan
bobot soal sesuai dengan tingkat kesulitan soal. Setelah dilaksanakan tes pada
akhir pembelajaran selanjutnya nilai prestasi yang diperoleh dianalisis. Nilai ini
digunakan untuk menentukan ketuntasan belajar siswa dimana rumus untuk
menentukan ketuntasan belajar individual adalah :
∑ Skor yang diperolehNilai Prestasi Siswa = ∑ Skor Maksimum
Hasil Nilai ketuntatas individual digunakan untuk menghitung ketuntasan
klasikal dengan rumus :
∑ siswa yang tuntas
Ketuntasan Belajar Klasikal = X 100 % ∑ seluruh siswa
( Sumber Diknas : Pedoman Penilaian , 2004 )
Indikator yang akan dicapai adalah indikator individual sesuai SKBM (
Nilai diatas 65 ), dan keteuntasan klasikal 80 %.dari seluruh siswa sudah tuntas
2. Data motivasi siswa, ketrampilan siswa, dan aktivitas siswa.
Data motivasi siswa diambil dengan menggunakan lembar angket tertutup
dengan kriteria jawaban sebagai berikut :
Kriteria untuk pernyataan positif : 5 = sangat setuju, 4 = setuju, 3 = tidak
tahu, 2 = tidak setuju, 1 = sangat tidak setuju
Kriteria untuk pernyataan negatif : 1 = sangat setuju, 2 = setuju, 3 = tidak
tahu, 4 = tidak setuju, 5 = sangat tidak setuju
Data aktivitas dan ketrampilan siswa diambil dengan lembar observasi
dari data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan mengunakan Rumus :
F
P = X 100 % N
Dimana : P = Prosentase
F = Jumlah Skor yang diperoleh
N = Jumlah Skor Maksimum
Setelah dianalisis dengan rumus di atas selanjutnya data dikelompokkan
dalam beberapa katagori :
a. Katagori untuk aspek motivasi siswa :
76 % - 100 % = Motivast sangat tinggi
56 % - 75 % = Motivast tinggi
40 % - 55 % = Motivasi cukup
< 40 % = Motivasi kurang
Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )
Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek motivasi
80 % dari seluruh siswa pada katagori tinggi
a. Katagori aspek aktivitas:
81% – 100 % = Sangat tinggi
61 % - 80 % = Tinggi
41 % - 60 % = Cukup
< 40 % = Kurang
Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )
Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek aktivitas
80 % dari seluruh siswa pada katagori baik
c. Katagori aspek ketrampilan siswa :
81% – 100 % = Sangat tinggi
61 % - 80 % = Tinggi
41 % - 60 % = Cukup
< 40 % = Kurang
Sumber ( Diknas : Pedoman Penilaian, 2004 )
Indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran ini untuk aspek
ketrampilan proses siswa 80 % dari seluruh siswa pada katagori baik baik
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Pertemuan Pertama :
1) Perencanaan
Guru menyiapkan skenario pembelajaran yang meliputi modul, RPP,
LKS, media, lembar observasi siswa, lembar observasi minat siswa, lembar
aktivitas guru dan instrumen penilaian kognitif psikomotor, afektif.
Guru menunjuk siswa untuk mempelajari skenario yang dibuat oleh
guru dua hari sebelum KBM dimulai. Guru memberi penjelasan tentang
kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Materi skenario yang akan
dibahas bio proses peragian yaitu pembuatan tempe. Sehari sebelum KBM setiap
kelompok membuat tempe. Media yang dipersiapkan adalah cara proses
pembuatan tempe. Observer I sudah siap mengamati aktivitas siswa dengan
lembar observasi, observer II sudah siap mengamati aktivitas guru dengan lembar
observasi. Siswa dibagi menjadi 7 kelompok waktu tatap muka 2 x 45 menit, alat
uji tes kognitif, psikomotorik dan afektif.
2) Pelaksanaan
Siswa melakukan praktikum sesuai dengan petunjuk LKS yang ada,
Setiap kelompok melaksanakan praktikum pembuatan tempe Setelah selesai
ketua kelompok menjelaskan hasil pembuatan tempe kepada kelompok lainya ,
kelompok lain dapat mengajukan pertanyaan dan ditanggapi ketua kelompok
dibantu oleh anggota kelompoknya.Kemudian pembahasan hasil inquiri proses
pembuatan tempe. Setelah selesai penampilan siswa, guru memberikan
rangkuman secara umum, kemudian memberikan evaluasi (kuiz).
3) Observasi / Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru untuk menampilkan siswa dengan
menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian afektif sedang hasil evaluai
menggunakan lembar kognitif pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh
observer I, pengamatan aktivitas guru 1 dan guru 2 dilakukan oleh observer.
4) Refleksi
Pada refleksi ini semua data yang diperoleh dianalisis meliputi :
Penilaian kognitif, penilaian psikomotor, penilaian afektif, data ini dianalisis oleh
guru, sedang data aktivitas siswa oleh observer dan data minat siswa dianalisis
oleh guru dan observer.
b. Pertemuan Kedua :
1) Perencanaan
Guru menyiapkan skenario pembelajaran yang meliputi modul, RPP,
LKS, media, lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi minat siswa,
lembar aktivitas guru dan instrumen penilaian kognitif, psikomotor, afektif. Guru
memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
Materi skenario yang dibahas bio proses pembuatan tape.
Observer I sudah siap mengamati aktivitas siswa dengan lembar aktivitas
guru dengan lembar observasi siswa dibagi menjadi 7 kelompok,. Waktu tatap
muka 2 x 45 menit. Alat uji tes kognitif psikomotor afektif. Setelah KBM berakhir
siswa diberi angket lembar minat siswa.
2) Pelaksanaan
Setiap kelompokmembuat tape dari ketela . Setelah selesai, kelompok
lain dapat mengajukan pertanyaan dan ditangapi oleh siswa yang mengerjakan
tape dibanti oleh anggota kelompoknya. Kemudian pembahasan hasil inquiri
proses btape dari ketela pohon. Setelah selesai penampilan siswa, guru
memberikan rangkuman secara umum, kemudian memberikan evaluasi.
3) Observasi / Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru untuk penampilan sisa dengan
menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian afektif. Evaluasi
dilaksanakan selesai KBM, dan dianalisis dalam lembar penilaian
kognitif.Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh observer Setelah selesai
kegiatan siswa diberi angket minat yang diisi oleh setiap peserta, kemudian
direkapitulasi.
(a ) Hasil evaluasi prestasi belajar ( ranah kognitif )
Berdasarkan data hasil evaluasi setelah dilakukan tes tulis pada setiap
siswa tentang materi pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I dapat
diketahui hasilnya pada tabel 3.
Tabel.3 Hasil Tes kognitif Siklus (I)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
≥ 65 19 67,5 % Tuntas
< 65 14 42,5 % Tidak tuntas
Jumlah 33 100 %
Indikator ketercapaian klasikal 80 % Siswa tuntas
Berdasarkan tabel 3 di atas ternyata baru 19 anak ( 67,5 % ) siswa yang
sudah tuntas dalam belajar, sedangkan 14 anak ( 42, 5 % ) belum tuntas. Bila
dibandingkan dengan indikator ketercapaian kelas ( 80 % ) , maka ketuntasana
kelas masih dibawah indikator. Pada siklus I ini indikator ketuntasan belajar
secara komulatif belum tercapai, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
(b ) Penilaian Motivasi / Afektif
Motivasi belajar siswa dengan ketrampilan proses siswa dalam inquiri
diketahui melalui angket. Hasil angket siswa dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Penilaian Motivasi / Afektif Siklus (I)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 1 3 % Sangat Tinggi
56 % - 75 % 9 27 % Tinggi
40 % - 55 % 18 55 % Cukup
< 40 % 2 6 % Kurang
Jumlah 33 100 %
Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi
Dari data di atas ternyata masih 2 anak ( 6 % ) yang nilai motivasi kurang
dan 18 ( 55 % ) Katagori cukup sehingga masih dibawah indikator ketercapaian
yaitu motivasi tinggi ( di atas 80 % ), sedang 10 anak ( 30 % ) sudah pada katagori
tinggi dan sangat tinggi. Untuk itu perlu dilanjutkan pada siklus ke dua karena
masih di bawah indikator
(c ) Penilaian ketrampilan proses ( ranah psikomotorik )
Ketrampilan proses siswa dalam inquiri dievaluasi dengan menggunakan
lembar observasi berbentuk checklist. Hasil dari observasi ketrampilan siswa yang
telah dilakukan dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5.Hasil Penilaian Ketrampilan Proses Psikomotorik (Siklus I)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 2 6 % Sangat Tinggi
56 % - 75 % 12 36 % Tinggi
40 % - 55 % 19 58 % Cukup
< 40 % 0 0 % Kurang
Jumlah 33 100 %
Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi
Dari tabel 5. di atas tentang hasil observasi ketrampilan siswa dalam
inquiri dapat diketahui bahwa dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat
kurang adalah 0 orang dengan prosentase 0%, siswa yang berpredikat cukup
sebanyak 19 orang dengan prosentase 58 %. Jumlah siswa yang mendapatkan
predikat tinggi adalah 12 orang siswa dengan prosentase 36 %, sedangkan siswa
yang berpredikat sangat tinggi sebanyak 2 orang siswa dengan prosentase 6 %.
Pada siklus I ini siswa yang sudah mencapai indikator baik belum mencapai 80%
sehingga perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
(d ) Data aktivitas Siswa
Aktifitas siswa dalam Ketrampilan proses siswa dievaluasi dengan
menggunakan lembar observasi berbentuk checklist. Hasil dari observasi aktifitas
siswa yang telah dilakukan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6 . Hasil penilaian aktivitas Siswa (Siklus I)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 1 3 % Sangat Tinggi
56 % - 75 % 13 39 % Tinggi
40 % - 55 % 16 48 % Cukup
< 40 % 3 9 % Kurang
Jumlah 33 100 %
Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi
Dari tabel 6. tentang hasil observasi aktivitas siswa dapat diketahui bahwa
dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat kurang 3 (9 % ) , cukup 16 siswa
dengan prosentase 48 %, siswa yang berpredikat baik sebanyak 13 orang siswa
dengan prosentase39 ,75%, sedangkan jumlah siswa yang berpredikat sangat baik
hanya 1 orang siswa dengan prosentase 3 %. Hal ini berarti siswa yang mencapai
indikator di atas baik baru 14 orang atau 42 % dari seluruh siswa Pada siklus I ini
jumlah siswa yang sudah mencapai indikator baik belum mencapai 80% dari
seluruh siswa, sehingga perlu dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
4) Refleksi
Adapun permasalahan yang muncul pada saat proses pembelajaran yang
mengakibatkan tidak tercapainya ketuntasan hasil prestasi, keaktifan dan
ketrampilan siswa diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Penjelasan yang diberikan oleh guru terlalu singkat sehingga belum
begitu dipahami oleh siswa.
2) Siswa masih bingung dan belum terbiasa dengan model pembelajaran
yang diterapkan, sehingga mereka cenderung hanya diam dan pasif.
3) Ketika melakukan eksperimen, siswa belum begitu mengerti tentang
prosedur yang harus dilaksanakan dan banyak melakukan kesalahan.
Berdasarkan hasil refleksi dan untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
pada siklus I maka perlu adanya tindakan lanjutan untuk memperbaikinya pada
siklus II.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Pada siklus kedua satu kali pertemuan, guru sudah menyiapkan skenario
pembelajaran yang meliputi modul, RPP, LKS, media, lembar observasi aktivitas
siswa, lembar observasi minat siswa, lembar aktivitas guru dan instrumen
penilaian kognitif, psikomotor, afektif. Pada siklus II direncanakan tindakan yang
merupakan perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan pada siklus I antara lain :
1) Mendorong siswa untuk ikut aktif dan bekerja sama dalam melakukan
eksperimen dan menyelesaikan tugas, sehingga keaktifan siswa dapat
memenuhi indikator yang ditetapkan.
2) Memberikan lebih banyak waktu bagi guru untuk menjelaskan materi
agar lebih mudah dipahami oleh siswa, sehingga prestasi belajarnya
dapat mencapai ketuntasan.
3) Lebih memantau siswa pada saat melakukan eksperimen untuk
membantu siswa yang menemui kesulitan.
Guru memberi penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran. Materi yang digunakan adalah pembuatan brem. Dua minggu
sebelum KBM dimulai setiap kelompok mengerjakan LKS. Pendekatan yang
digunakan inkuiri, melalui pendekatan ketrampilan proses Observer I sudah siap
mengamati aktivitas siswa dengan lembar observasi guru dengan lembar observasi
siswa dibagi 7 kelompok. Waktu tatap muka 2 x 45 menit, alat uji tes kognitif,
psikomotor, afektif.
b. Pelaksanaan
Pembahasan hasil inquiri proses pembuatan brem. Setelah selesai penampilan
siswa, guru memberikan rangkuman secara umum, kemudian memberikan
evaluasi.
c. Observasi / Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh guru untuk menampilkan siswa dengan
menggunakan lembar penilaian psikomotor, penilaian akfektif sedang hasil
evaluasi menggunakan lembar kognitif. Pengamatan aktivitas siswa dilakukan
oleh observer, pengamatan aktivitas ke dua guru dilakukan oleh observer.
Evaluasi dilaksanakan selesai KBM dan dianalisis dalam lembar penilaian
kognitif. Setelah selesai kegiatan siswa diberi angket minat yang diisi oleh setiap
siswa, kemudia direkapitulasi
1) Hasil evaluasi prestasi belajar ( ranah kognitif )
Prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus II sudah mengalami
peningkatan dari siklus I. Hasil tes tulis pada siklus II tentang materi pembelajaran
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7.Hasil Penilaian Tes kognitif Siklus (II)
Nilai Frekuensi Prosentase Katagori
≥ 65 31 94 % Tuntas
< 65 2 6 % Tidak tuntas
Jumlah 33
Indikator ketercapaian klasikal 80 % dari seluruh siswa.tuntas
Berdasarkan pada tabel 7. diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II
sebagian besar siswa (94 %) sudah mencapai ketuntasan belajar dan hanya 2
orang siswa ( 6 %) yang belum mencapai standar ketuntasan belajar.
2) Penilaian Motivasi / Afektif
Dari hasil belajar siswa Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan pada
siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah termotivasi bila dibandingkan
pada siklus I. Hasil Motivasi belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel
8.
Tabel 8. Hasil Penilaian Motivasi / Afektif Siklus (II)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 2 6 % Sangat Tinggi
56 % - 75 % 27 82 % Tinggi
40 % - 55 % 4 12 % Cukup
< 40 % 0 0 Kurang
Jumlah 33
Indikator ketercapaian 80 % siswa masuk katagori tinggi
A.
B. Berdasarkan pada tabel 8. diatas dapat diketahui bahwa pada
siklus II dari 33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat cukup hanya berjumlah 4
orang siswa dengan prosentase 12 %, siswa yang berpredikat tinggi sebanyak 27
orang siswa dengan prosentase 82 % sedangkan siswa yang berpredikat sangat
tinggi berjumlah 2 orang siswa atau 6 %.
3) Penilaian Ketrampilan Proses
Dari hasil observasi ketrampilan siswa mengalami peningkatan yang
cukup signifikan dari siklus I ke siklus II, hal ini menunjukkan bahwa siswa dapat
melakukan eksperimen dengan baik. Hasil observasi ketrampilan siswa pada
siklus II dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9.Hasil Penilaian Psikomotorik pada Praktikum (SiklusI II)
Skor Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 16 48 % Sangat Tinggi
56 % - 75 % 15 46 % Tinggi
40 % - 55 % 2 6% Cukup
< 40 % 0 - Kurang
Jumlah 33
Indikator ketercapaian 80 % siswa pada katagori Tinggi
Berdasarkan pada tabel 9 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II dari
33 siswa hanya 2 orang siswa yang berpredikat cukup dengan prosentase 44 %,
siswa yang berpredikat tinggi berjumlah 15 orang siswa dengan prosentase 45 %
sedangkan sisanya yang berjumlah 16 orang mendapatkan predikat sangat tinggi
dengan prosentase 49 %. Hal ini berarti 94 % dari seluruh siswa sudah mencapai
indikator tinggi
4) Data aktivitas Siswa
Dari hasil observasi, aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan pada
siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah lebih aktif bila dibandingkan
pada siklus I. Hasil observasi aktifitas belajar siswa pada siklus II dapat dilihat
pada tabel 10.
Tabel 10.Rekapitulasi Data aktivitas Siswa (Siklus II)
Nilai Frekuensi Prosentase Katagori
76 % - 100 % 4 12 % Sangat Baik
56 % - 75 % 26 79 % Baik
40 % - 55 % 3 9 % Cukup
< 40 % 0 0 % Kurang
Jumlah 33
Indikator ketercapaian 80 % siswa pada katagori Tinggi
Berdasarkan pada tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II dari
33 siswa, jumlah siswa yang berpredikat cukup hanya berjumlah 3 orang siswa
dengan prosentase 9 %, siswa yang berpredikat baik sebanyak 26 orang siswa
dengan prosentase 79 % sedangkan siswa yang berpredikat sangat baik berjumlah
4 orang siswa dengan prosentase 12 %. Hal ini berarti 91 % dari seluruh siswa
sudah mencapai indikator baik.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi, prestasi belajar telah mengalami peningkatan,
hasil aktifitas telah memenuhi kriteria baik demikian pula hasil ketrampilan siswa,
Guru telah mampu dan maksimal dalam menerapkan metode pembelajaran inkuiri
di kelas, sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Prestasi Belajar Siswa
Hasil analisis data prestasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan
pembelajaran dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Rekapitulasi Prestasi Belajar Siswa
Sesudah penerapan pembelajaran
NoPrestasi belajar
siswa
Sebelum penerapan
pembelajaran Siklus I Siklus II
Indikator Ketuntas
an
Klasikal
1.Nilai terendah 38 45 65
2. Nilai tertinggi80 85 90
3.Nilai rata-rata 56,90 64,1 71,2
4. Persentase ketuntasan belajar siswa
12 % 42 % 87 %
80 % dari selurh
siswa pd katagori tinggi
Hasil analisis data prestasi belajar siswa dapat digambarkan dengan
histogram pads gambar 4.
Gambar 4. Histogram prestasi belajar siswa
Hasil analisis terhadap prestasi belajar siswa menunjukkan bahwa
prestasi belajar siswa dari sebelum penerapan pembelajaran terdapat peningkatan.
Dilihat dari prestasi belajar individual, pada siklus I ada 19 siswa yang belum
tuntas belajarnya. Pada siklus II 2 siswa yang tidak tuntas belajar dibandingkan
dengan sebelum penerapan pembelajaran ternya ada 29 anak yang belum tuntas.
Banyaknya siswa yang tidak tuntas belajar sebelum penerapan inquiri karena
siswa kurang dapat mengikuti proses pembelajaran yang optimal , siswa masih
melakukan aktivitas yang tidak mendukung proses pembelajaran. Aktivitas yang
tidak mendukung proses pembelajaran tersebut antara lain adalah siswa berbicara
atau ribut sendiri dan siswa tidak serius dalam mengikuti pembelajaran seperti
mengganggu kerja siswa yang lainnya.. Pada siklus I terdapat kenaikan rata-rata
kelas dari 56,90 ( sebelum penerapan ) menjadi 64,1 dan ketuntasan belajar
klasikal dari 12 % menjadi 42 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa dengan
penerapan metode belajar inkuiri melalui team teching dengan ketrampilan proses
38
80
5745
85
65 65
90
71
0
20
40
60
80
100
Nilai
Sebelum Siklus I Siklus II
Hasil Prestasi Belajar Siswa
Nilai Terendah
Nilai Tertinggi
Rata-rata
akan meningkatkan prestasi belajar meskipun belum sesuai dengan indikator yang
diinginkan yaitu 80 % untuk ketuntasannya. Dari siklus I ke siklus II mengalami
peningkatan dimana pada siklus I rerata hasil belajar yang dicapai siswa sebesar
64,1 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 42 %. Pada siklus II, rerata prestasi
belajar siswa sebesar 71,2 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 87%. Angka-
angka tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa
terhadap materi atau konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang telah siswa
lakukan.
Peningkatan pemahaman siswa menandakan bahwa terjadi peningkatan
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Peningkatan proses pembelajaran
tersebut dapat diketahui pada saat guru menjelaskan awal materi siswa tampak
tenang, dan ketika melakukan praktikum siswa akan melakukan dengan antusias
apalagi dengan dibantu oleh guru yang lebih dari 1guru . Saat berdiskusi dalam
praktikum siswa tampak lebih tenang bersungguh-sungguh mencari jawaban dan
pada saat salah satu kelompok mempresentasikan kerja sama mereka siswa
terlihat aktif dalam bertukar pikiran serta saat dilaksanakan evaluasi siswa tampak
tenang, serius dan kelihatan tidak merasa kebingungan dalam mengerjakan soal.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa memahami materi/konsep yang diberikan.
Menurut Sudjana (1989), makin tinggi proses belajar yang dilakukan siswa, makin
tinggi pula hasil belajarnya.
0
20
40
60
80
100
Sebelum Siklus I Siklus II
Ketuntasan
Dari ketuntasan belajar dapat dibuat histogram seperti pada gambar 5.
Gambar 5. Histogram ketuntatas belajar siswa
Dengan ditambahnya guru melalui kolaborasi akan menjadikan kelas
lebih terkendali artinya siswa tidak ramai, mempunyai kemudahan dalam bertanya
karena banyak pembimbingnya, disamping itu konsentrasi siswa akan lebih
meningkat . hal ini sesuai dengan pendapat Roestiyah (2001:96), bahwa dalam
metode “Team Teaching”.ada kelebihan yaitu: a). Jalan interaksi belajar mengajar
akan lebih lancar. b ). Siswa akan memperoleh pengetahuan yang luas dan
mendalam sebab diberikan oleh beberapa orang guru. c). Guru lebih ringan tugas
mengajarnya. d). Mata pelajaran yang disajikan dengan sistem beregu, pelajaran
akan lebih dapat dipertanggungjawabkan, karena ditangani oleh beberapa orang
guru.
2. Motivasi Belajar Siswa
Pengambilan data motivasi belajar siswa dilakukan dengan menggunakan
angket berupa lembar angket tertutup yang diberikan pada siswa setelah proses
belajar mengajar. Dari analisis hasil angket dapat diketahui tingkat motivasi
0
20
40
60
80
100
PR
OS
EN
TA
SE
Sebelum Siklus I Siklus II
MOTIVASI SISWA
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
belajar siswa setelah pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team
teaching hasilnya sebagaimana pada tabel 12.
Tabel 12. Rekapitulasi Motivasi belajar siswa
Sesudah penerapan
pembelajaran:No SkorSebelum
penerapan pembelajaran Siklus
ISiklus
II
Indikator Ketuntasan
1. 76 % - 100 % 1 % 3 % 6 %
2. 56 % - 75 % 17 % 27 % 82 %
3. 40 % - 55 % 70 % 55 % 12 %
4. < 40 % 12 % 6 % 0
80 % dari selurh siswa pd katagori
tinggi
Dari data di atas kemudian di buat histogram seperti pada gambar 6.
Gambar 6. Histogram Hasil Analisis Motivasi Belajar Siswa
Hasil analisis motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa motivasi belajar
siswa dari sebelum penerapan pembelajaran 12 % kurang termotivasi , 70 %
termasuk katagori cukup sedangkan yang masuk katagori tinggi dan di atass tinggi
baru 18 % hal ini menunjukkan bahwa respon siswa dalam belajar selama ini
masaih jauh dari harapan karena apabila dalam belajar motivasinya rendah maka
akan berpengaruh pula pada prestasi belajar, hal ini sesuai dengan pendapat
Oemar Hamalik ( 2004:161) yang mengatakan bahwa motivasi memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut : 1). Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan.
Tanpa motivasi tidak akan timbul sesuatu perbuatan. 2). Motivasi berfungsi
sebagai pengarah artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang
diinginkan. 3). Motivasi berfungsi sebagai penggerak artinya besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari data hasil motivasi terlihat adanya peningkatan motivasi yaitu pada
siklus I 3 % sangat tinggi, 27 % tinggi dan yang cukup 55 %, sedangkan yang
kurang 6 %, Sedangkan pada siklus II 6 % sangat tinggi, 82 % tinggi dan yang
cukup 12 %, sedangkan yang kurang 0 % pada siklus II ketuntasan ketercapaian
susdah terpenuhi. Kenaikan motivasi juga ditunjang dengan dorongan dari guru
yang lebih dari 1 ( team teaching ) yang ternyata akan memudahkan siswa
berinteraksi dalam mengatasi kesulitan. Hal ini sesuai dengan pendapat Menurut
Oemar (2001:103) organisasi regu guru harus bersifat terbuka terhadap pemikiran-
pemikiran yang konstruktif dan mengutamakan tanggung jawab kelompok. Regu
guru bersikap terbuka, baik terhadap siswa maupun terhadap kepala sekolah,
komunikasi berjalan dua arah, guna mencapai tujuan pendidikan sekolah.
0
10
20
30
40
50
60
70
PR
OS
EN
TA
SE
Sebelum Siklus I Siklus II
HASIL KETRAMPILAN PROSES
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
3. Analisis Ketrampilan Proses
Dari hasil penelitian dengan menggunakan lembar observasi terlihat data
tabel 13.
Tabel 13. Rekapitulasi Ketrampilan belajar siswa
Sesudah penerapan pembelajaranNo Skor
Sebelum penerapan
pembelajaran Siklus I Siklus II
Indikator Ketuntas
an
1. 76 % - 100 % 3 % 6 % 48 %
2. 56 % - 75 % 30 % 36 % 46 %
3. 40 % - 55 % 67 % 58 % 6 %
4. < 40 % 0 % 0 % 0 %
80 % dari seluruh
siswa pd katagori tinggi
Dari tabel 12 dibuat histogram seperti pada gambar 7.
Gambar 7. Histogram Hasil Analisis Ketrampilan Proses
Dari data penelitian terlihat bahwa dalam pembelajaran keseharian masih
banyak siswa yang belum terampil dalam melakukan eksperimen, hal ini terlihat
dari data sebelum perlakuan 67 % pada katagori cukup, 30 % tinggi dan bartu 3 %
yang sudah terampil, padahal dalam hasil belajar aspek psikomotorik sangat
diperlukan dalam pencapaian indikator hasil belajar disamping aspek afektif dan
kognitif.
Sesudah penerapan pembelajaran dengan metode inquiri melalui team
teaching, nampak kemampuan siswa meningkat pada siklus I 58 % termasuk
katagori cukup, 36 % tinggi dan 6 % sangat tinggi, pada siklus I indikator
ketuntasan belum tercapai sehingga perlu diadakan siklus II. Dari perlakuan pada
siklus II terlihat sebaian besar siswa sudah masuk pada katagori sangat tinggi ( 48
% siswa) dan 46 % masuk katagori tinggi, hal ini menunjukkan bahwa dengan
pembelajaran inquiri melalui team teaching ternyata mampu membantu siswa
dalam meningkatkan pemahaman dan ketrampilan berpikir ilmiah, ketrampilan
praktikal dan ketrampilan berkomunikasi. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam
teori menurut Bryant Miller ( dalam Hand Out LKGI, 1990 : 3 ) kelebihan
keterampilan proses membentuk siswa bersikap mandiri, cepat tanggap, tangkas,
dan evaluatif terhadap segala situasi, meningkatkan kesadaran lingkungan ,
terampil dan berkemampuan
Dengan pembelajaran inquiry akan memacu siswa untuk bisa lebih
mengerti dan dapat mengaplikasikan dalam belajar. Hal ini sesuai dengan teori
dari Joyce (2003), pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencapai dan
menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis,
logis, analitis sehingga dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan percaya
diri. Sedangkan menurut Suchman (1990), pendekatan inkuiri merupakan proses
yang fundamental di bawah pengawasan siswa sendiri, dapat membantu
pertumbuhan konseptual siswa. Siswa dapat membuat konsep dari persepsinya
yang diketahui dan dimengertinya. Siswa membentuk kembali struktur
konseptualnya sehingga sesuai dengan peristiwa yang siswa amati. Disamping itu
dengan metode ini menurut Bruner (1999 alasan pendekatan inkuiri sangat baik
digunakan dalam kegiatan mengajar maka :
a. Siswa dapat banyak kesempatan melakukan sendiri diharapkan
potensi intelektual akan berkembang maksimum.
b. Dorongan belajar yang timbul dari diri sendiri (intrinsic motive) dan
yang timbul dari luar (extrinsic motive) selalu terpelihara dan terjadi
sepanjang siswa belajar.
c. Siswa menemukan konsep atau membantun konsep sendiri.
d. Pengetahuan yang diperoleh akan lebih lama diingat daripada
pengetahuan yang diperoleh dari orang lain atau dari buku-buku
sumber.
4.Aktivitas Belajar Siswa
Pengambilan data aktivitas belajar siswa dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi yang ditujukan pada siswa selama proses belajar mengajar. Dari
analisis hasil observasi dapat diketahui tingkat aktivitas belajar siswa selama
0
20
40
60
80
PR
OS
EN
TA
SE
Sebelum Siklus I Siklus II
HASIL AKTIVITAS SISWA
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team teaching Hasilnya
sebagaimana pada tabel 14.
Tabel 14. Rekapitulasi Aktivitas belajar siswa
Sesudah penerapan pembelajaranNo Skor
Sebelum penerapan
pembelajaran Siklus I Siklus II
Indikator
Ketuntasan
1. 76 % - 100 % 0 % 3 % 12 %
2. 56 % - 75 % 10 % 39 % 79 %
3. 40 % - 55 % 65 % 48 % 9 %
4. < 40 % 25 % 9 % 0 %
80 % dari
seluruh siswa pd katagori tinggi
Dari tabel 13. kemudian dibuat histogram seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Histogram Hasil Analisis aktivitas Belajar Siswa
Dari data terlihat aktivitas siswa selama ini masih kurang aktif hal ini terlihat
baru 65 % pada katagori cukup dan 25 % pada katagori kurang, rendahnya
aktivitas ini disebabkan karena metode pembelajaran masih satu arah dan
keterlibatan siswa pada setiap proses pembelajaran masih rendah. Siswa selama
ini kebanyakan diam dan hanya menunggu perintah dari guru, inisiatif dalam
belajar masih rendah. Aktivitas siswa yang tidak menunjang dalam pembelajaran
diduga disebabkan karena adanya permasalahan dalam belajar siswa, antara lain
kemampuan belajar siswa yang rendah, sikap dan kebiasaan belajar siswa yang
tidak baik, kurangnya kesiapan siswa untuk mengikuti dan menerima
pembelajaran serta kurangnya konsentrasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
Dari hasil penelitian selama penerapan dengan metode inkuiri melalui
ketrampilan proses , terlihat adanya kenaikan aktivitas pada siklus I seabayak 48
% siswa sudah cukup aktif dan hanya tinggal 9 % yang masih kurang, sebanyak
39 % aktivitas siswa sudah tinggi meskipun belum sampai mencapai indikator
ketuntasan sebesar 80 % aktivitas tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dengan
menggunakan metode yang kooperatif ditunjang dengan jumlah guru yang cukup
akan menjadikan siswa terpacu untuk terlibat dalam proses pembelajaran. Pada
siklus ke II terlihat sudah 79 % aktivitas siswa tinggi dan 12 % sangat tinggi
sehingga indikator krtuntasan sudah tercapai. Sesuai dengan pendapat Menurut
Jusuf (1989:52), dimana dalam mengajar beregu (Team Teaching) menuntut
keaktifan kooperatif sehingga dapt memotivasi siswa dengan optimal dan
diharapkan aktivita akan meningkat.
Penerapan pembelajaran yang inovatif dapat mengoptimalkan proses
belajar siswa kelas IX A SMP N 1 Takeran yang diidentifikasikan dengan
meningkatnya keaktifan dan prestasi belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan model pembelajaran dengan ketrampilan proses melalui team
teaching efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan pembahasannya dapat disimpulkan
bahwa
a. Ada peningkatan prestasi belajar , motivasi, aktivitas dan ketrampilan
siswa kelas IX A SMPN 1 Takeran Magetan. setelah melalui penerapan
pendekatan ketrampilan proses dengan metode inkuiri melalui team
teaching
b. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebelum penerapan pembelajaran
adalah 12 % dan setelah penerapan pembelajaran, ketuntasan belajar siswa
mengalami peningkatan dalam setiap siklus yaitu siklus I 42 % dan siklus
II 87 %
c. Ada peningkatan motivasi belajar siswa dari sebelum penerapan
pembelajaran yaitu 18 % dan setelah penerapan pembelajaran , dimana
peningkatan dalam setiap siklus yaitu 30 % pada siklus I dan 88 % pada
siklus II
d. Ada peningkatan aktivitas belajar siswa dari sebelum penerapan
pembelajaran yaitu 10 % dan setelah penerapan pembelajaran , dimana
peningkatan dalam setiap siklus yaitu 42 % pada siklus I dan 91 % pada
siklus II
e. Ada peningkatan ketrampilan belajar siswa dari sebelum penerapan
pembelajaran yaitu 33 % dan setelah penerapan pembelajaran mengalami
peningkatan dalam setiap siklus yaitu 42 % pada siklus I dan 94 % pada
siklus II
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Implikasi teoritis dari penelitian ini adalah :
a. Dengan penerapan metode pembelajaran dengan ketrampilan
proses aspek yang dinilai dalam evaluasi pembelajaran lebih
beragam, dimana ranah afektif dan psikomotorik bisa diukur
dengan baik.
b. Melalui metode inkuiri ternyata siswa akan lebih mudah
memahami materi yang diberikan, karena berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Dengan kolaborasi baik antara guru dan dosen akan memberikan
kontribusi positif dalam proses pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Implikasi praktis dari penelitian ini adalah penerapan metode
pembelajaran inkuiri dapat diterapkan dalam pelaksanaan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan dapat dipakai sebagai sebagai salah
satu model pembelajaran yang sangat efektif khususnya dalam
pembelajaran sains, karena siswa lebih aktif, kreatif, terampil dalam
memecahkan masalah dan keterampilan berpikir tingkat tinggi lebih
berkembang dengan melakukan observasi, kajian berbagai literatur dan
eksperimen baik secara individu maupun kelompok.
C. Saran
1. Untuk Penelitian Lanjut
Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, maka perlu
kiranya diadakan penelitian yang lebih lanjut tentang penerapan
pembelajaran kooperatif dalam ruang lingkup yang lebih luas sehingga
keaktifan dan prestasi belajar siswa dapat diamati lebih teliti.
2. Untuk Penerapan Hasil Penelitian
Agar proses belajar mengajar lebih efektif dan memberikan hasil yang
optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
a. Untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dalam pembelajaran
sehingga dapat diperoleh hasil yang optimal.
b. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya
lebih sering melatih siswa dengan kegiatan penemuan, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan ketrampilan sehingga
siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang
dihadapi.
D. Keterbatasan Penelitian
Hasil dari penelitian ini peneliti menyadari masih banyak kekurangan dan
kesempurnaan. Keterbatasan antara lain :
1. Keterbatasan waktu penelitian
2. Keterbatasan sarana di laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Agus Geread Senduk , Nurhadi dan. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan
Penerapannya Dalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang Press.
Ami Soewandi, J. S. 1990. Wawasan Pendekatan Inquiri. Makalah disajikan
dalam Seminar Pengabdian Masyarakat FPMIPA UNAIR.
Anik Rofaida Lestari.2007; Implementasi Metode Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing (Guided Inquiry) Dan Metode Pembelajaran Inkuiri Bebas
Termodifikasi (Modified Free Inquiry) Terhadap Prestasi Belajar Biologi
Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa . Tesis Program Pasca Sarjana:
UNS
Balai Penataran Guru, 1990. Hand Out LKGI Second Slise, Bandung :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Conny Semiawan, dkk. 1989. Pendekatan Keterampilan Proses, Jakarta : PT
Gramedia
Dimyati Muhammad. 1999. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : BPFE.
Hassan, MH. 1998. Pedoman Guru IPA, Bandung : Rosda Karya.
Ida Bagus Putrayasa. 2007. Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Inkuiri
( htt : www, ialt, edu / kipbipa / paper / I. B. Putrayasa, doc ) Diakses
tanggal 10 Januari 2007.
Jusuf, 1989. Pengantar Pengenalan Metode Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Margaret, Bell. E. 1994. Belajar dan Membelajarkan. Jakarta: PT. Raja Gredler
Grafindo Persada.
Mohamad Nur. 2000. Strategi-Strategi Belajar. Surabaya : University Press –
UNESA
Muhibbin Syah, M. Ed., 1999. Psikologi Belajar. Ciputat : Penerbit : PT. Logos
Wacana Ilmu
Nana. Sudjana 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.
Rosdakarya
Oemar Hamalik, 2001. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA, Bandung: Sinar Baru.
Oemar Hamalik, 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Ratna Wilis Dahar, 1989. Teori-teori Belajar, Jakarta: Erlangga
Roestiyah, N. K, 2001, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Saleh Soegianto. 1986. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Terbuka.
Smith John E., 1990, Prinsip Bioteknologi, Jakarta.:Penerbit PT Gramedia
Suhardjono, 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Suryobroto. B, 1986. Mengenal Metode Pengajaran di Sekolah, Yogyakarta :
Amarta
Subiyanto. 2006. Sistim Penilaian. Disampaikan Pada Workshop KBK Bagi
Guru-Guru Madrasah Ibtidaiyah di Lingkungan Departemen Agama
Kabupaten Madiun Hari Rabu – Jum’at, tanggal 3 – 5 Mei 2000
Syaiful Bahri Djamarah, 1994, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya:
Usaha Nasional.
Syaiful Bahri Djamarah, 1997. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1999, Penelitian Tindakan Kelas ( Classroom
action Research ), Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Dirjrn Pendidikan Tinggi,
______________, 2004 Materi Pelatihan Terintegrasi SAINS Buku 1,
Departemen Pendidikan Nasional , Dirjen DIKDASMEN, Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama
87
Lampiran : 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Mata Pelajaran : IPA(Biologi)
Kelas/Semester : IX/1
Pertemuan Ke- : 27-30
Alokasi Waktu : 8 jam pelajaran
Standar Kompetensi : 2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup.
Alokasi Waktu : 2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi dalam
mendukung kelangsungan hidup manusia melalui
produksi pangan.
Indikator : • Mendata produk-produk bioteknologi konvensional dan
modern di lingkungan sekitar.
• Mengidentifikasi manfaat dan dampak penerapan
bioteknologi sederhana.
• Membuat produk bioteknologi sederhana yang dapat
dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
A. menjelaskan pengertian bioteknologi;
B. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang produk makanan
dan minuman;
C. menjelaskan cara pembuatan makanan yang memanfaatkan jasa
mikroorganisme, misalnya tempe, tapai, dan brem;
88
D. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang kesehatan;
E. memberikan contoh penerapan bioteknologi pada bidang pertanian;
F. menguraikan cara menanam tanaman secara hidroponik;
G. menguraikan cara mengembangbiakkan tanaman dengan metode kultur
jaringan.
II. Materi Pokok
• Manfaat bioteknologi dalam bidang produk pangan.
• Manfaat bioteknologi dalam bidang kesehatan.
• Manfaat bioteknologi dalam bidang pertanian.
• Manfaat bioteknologi dalam bidang peternakan.
• Keuntungan dan kerugian penerapan bioteknologi.
III. Metode Pembelajaran
Metode yang digunakan adalah
A. eksplorasi sumber bacaan yang relevan;
B. diskusi;
C. praktikum.
IV. Langkah-Langkah Pembelajaran
Pertemuan Ke-27
A. Pendahuluan
Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan, ”Apakah yang kalian ketahui
tentang bioteknologi?
B. Kegiatan Inti
1. Siswa diminta menjelaskan pengertian dari bioteknologi.
2. Siswa diminta menyebutkan bakteri yang dimanfaatkan dalam
89
produksi pangan.
3. Siswa diminta menunjukkan cara membuat tapai, tempe, dan nata de
coco.
4. Siswa diminta membuat bagan sederhana yang menjelaskan proses
pembuatan brem dan yoghurt.
C. Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk merangkum tentang macam makanan
yang memanfaatkan proses bioteknologi.
Pertemuan Ke-28
A. Pendahuluan
Guru menyampaikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa misalnya, ”Apakah yang dimasukkan ke dalam tubuh manusia saat
dilakukan imunisasi?”
B. Kegiatan Inti
1. Siswa diminta mendiskusikan cara memperoleh antibiotik.
2. Siswa diminta mendiskusikan fungsi vaksin yang dimasukkan dalam
tubuh.
3. Siswa diminta menjelaskan cara memperoleh bibit unggul.
C. Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk merangkum manfaat bioteknologi pada
bidang kesehatan dan pertanian.
90
Pertemuan Ke-29
A. Pendahuluan
Guru memberi apersepsi dengan pertanyaan, misalnya, ”Dapatkah
tumbuhan hidup tanpa media tanah?”
B. Kegiatan Inti
1. Siswa diminta mendiskusikan media selain tanah yang dapat digunakan
untuk mengembangbiakkan tanaman.
2. Siswa diminta menanam tomat dengan sistem hidroponik. Lihat
3. Siswa diminta menjelaskan manfaat kultur jaringan tumbuhan.
4. Siswa diminta memberikan contoh hewan yang dihasilkan dari proses
perkawinan silang.
C. Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk merangkum keuntungan dan kerugian
penerapan bioteknologi.
Pertemuan Ke-30
A. Pendahuluan
Guru memberikan informasi bahwa akan segera diadakan ulangan harian.
B. Kegiatan Inti
1. Siswa diberi kesempatan untuk membaca materi selama sepuluh
menit.
2. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang telah disediakan guru
sebagai bahan ulangan harian.
91
C. Penutup
Guru mengumpulkan hasil ulangan harian.
V. Sumber/Bahan Pembelajaran
Sumber/bahan pembelajaran berupa
A. Buku Konsep dan Penerapan Sains Biologi 3, Tiga Serangkai, halaman
155-174;
B. Lingkungan sekitar sekolah.
VI. Penilaian
Penilaian meliputi tes tertulis dan kinerja.
Mengetahui, Dilaksanakan, ............................
Kepala Sekolah Guru Biologi
(___________________) (___________________)
NIP. ................................ NIP. ................................
92
Lampiran : 2
INSTRUMEN TES
A. Tes Subyektif
Petunjuk : Jawablah semua pertanyaan di bawah ini .
1. Apakah yang dimaksud dengan bioteknologi? ( bobot 15 )
2. Sebutkan bakteri yang dimanfaatkan pada pembuatan makanan dan
minuman. ( bobot 15 )
3. Jelaskan cara pembuatan tempe ( bobot 15 ).
4. Jelaskan cara pembuatan tape ( bobot 15 )
5. Jelaskan cara pembuatan brem ( bobot 15 )
6.Apakah Manfaat bioteknologi dalam bidang produk pangan ? ( bobot 10 )
7. Apakah Keuntungan dan kerugian penerapan bioteknologi ? ( bobot 15 )
B. Penilaian Kinerja
Penilaian ini dilakukan dengan mengamati seluruh kegiatan siswa satu
per satu.
Hasilnya dicatat untuk dimasukkan dalam tabel penilaian.
Aspek Penilaian
No Nama KemampuanKerja Sama
KemampuanBerdiskusi
HasilKegiatan
Jumlah
93
Lampiran : 3
ANGKET MOTIVASI SISWA
Petunjuk Pengisian1. Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan hati nurani anda !
2. Jawaban anda tidak akan berpengaruh terhadap nilai dan pekerjaan anda.
Pertanyaan :
1. Ketika diberi tugas untuk membuat tempe saya sangat senang.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
2. Menurut sya membuat tempe amat mudah, karena biasa ditemui sehari-hari.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
3. Dengan pengalaman langsung atas apa yang saya selidiki (amati),
menjadikan saya lebih tahu.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
4. Ketika kelompok saya berdiskusi saya merasa tidak nyaman, karena
terlalu ramai.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
94
5. Saya merasa kesulitan apabila tugas yang diberikan guru tidak diterangkan
lebih dahulu
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
6. Apabila tidak bisa mengerjakan tugas maka saya tidak akan menanyakan
pada teman
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
7. Pelajaran yang saya ikuti kali ini sangat menarik, karena berbeda dengan
biasanya.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
8. Saya merasa nyaman bila guru yang mendampingi lebih dari satu karena
mudah untuk bertanya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
9. Saya sangat sulit untuk menjelaskan proses pembuatan tempe, karena
sangat rumit.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
10. Apabila tugas saya tidak selesai maka saya akan membiarkan saja
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
95
11. Dalam megerjakan tugas seringkali saya gagal, maka saya tidak akan
mengulangi lagi tugas itu
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
12. Saya mampu mengerjakan sendiri semua tugas tanpa dibantu teman-teman
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
13. Apabila guru menyalahkan pekerjaan saya, maka saya akan putus asa
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
14. Kegiatan pelajaran biologi saat ini sangat membosankan
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
15. Dalam berdiskusi saya hanya mengikuti pendapat teman karena
pelajarannya saat ini sangat sulit.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
16. Saya akan terus bertanya apabila jawaban guru biologi saya tidak
memuaskan
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
96
17. Guru saya akan memberikan hadiah bila berhasil menyelesaikan tugas
dengan baik
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
18. Apabila saya gagal dalam mengerjakan tugas maka guru saya akan marah-
marah dan menghukum saya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
19. Besok saya akan bolos bila pelajarannya menggunakan metode seperti ini.
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
20. Hasil pekerjaan saya selalu dikoreksi oleh guru dan dikembalikan lagi
pada saya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
21. Saya merasa kecewa apabila guru sering tidak hadir atau terlambat
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
22. Saya merasa terganggu dengan kehadiran guru ketika sedang mengerjakan
tugas
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
97
23. Saya tidak memerlukan teman untuk berdiskusi
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
24. Dalam menyelesaikan tugas saya selalu menurut buku petunjuk / lks
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
25. Buku yang ada dalam LKS sangat sulit saya pahami sehingga saya
mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan tugas
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
26. Pelajaran IPA saat ini membutuhkan ketrampilan yang sangat tinggi
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
27. Dalam menjelaskan pelajaran guru saya sangat tidak kreatif sehingga saya
merasa bosan
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
28. Apabila pekerjaan saya disalahkan teman maka saya akan tetap
mempertahankan jawaban sya
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
98
29. Guru saya selau menunggui dan membantu dalm penelitian ini
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
30. Saya merasa senang apabila dapat mengerjakan tugas dengan baik
a. Sangat setuju c. Tidak setuju
b. Setuju d. Sangat tidak setuju
SELAMAT MENGERJAKAN
99
Lampiran : 4LEMBAR OBSERVASI
TINGKAT KETRAMPILAN PROSES SISWA
NAMA :KELAS :
FREKUENSI SKORNo INDIKATOR PENJABARAN INDIKATOR
1 2 3 41. Keterampilan berhipotesis2. Keterampilan merancang
eksperimen3. Keterampilan menarik
kesimpulan 4. Keterampilan memecahkan
masalah dan mengambil keputusan
A. Keterampilan berfikir ilmiah
5. Keterampilan mengevaluasi suatu kejadian
1. Keterampilan mengadakan pengamatan dan pengukuran secara sistematik
2. Keterampilan mengerjakan eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan kerja
B. Keterampilan praktikal
3. Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen
1. Keterampilan mengkomunikasikan secara lisan
C. Keterampilan berkomunikasi
2. Keterampilan memahami suatu instruksi, deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun tertulis
Keterangan :4 = Baik sekali3 = Baik2 = Cukup1 = Kurang
100
ANALISIS SKOR YANG DIPEROLEH =
F P = X 100 % N
Dimana : P = Prosentase
F = Jumlah Skor yang diperoleh
N = Jumlah Skor Maksimum
Takeran , Agustus 2008Guru Pelajaran
101
Lampiran 5
RUBRIK OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SISWA
Mata Pelajaran : Sains / BiologiKompetensi Dasar :Kelas : IX ASekolah : SMP Negeri 1 Takeran
ASPEK YANG DIAMATIA B C
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2NO NAMA SISWA
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 11 ADI PRATAMA
2 ALFIAN SAPUTRA
3 BAMBANG PRAMUJIANTO
4 BAYU ARYANTONI
5 CINDRA RAHMADIARI
6 DEWI NUR HANIFAH
7 DIAH MEKARSARI
8 DIDIK DWI PRASETYO
9 DIYAH AYUK S
10 DWI LESTARI
11 DWI PRASETYO FEBRIANA
12 DWI RATNANINGTYAS
13 ETIK SUSANTI
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN
15 FEBRI SUGIANTORO
16 HERY SETYAWAN
102
ASPEK YANG DIAMATIA B C
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2NO NAMA SISWA
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 117 HUDAN FAUZI
KARUNIA
18 IBNU KUKUH SAPUTRA
19 IFA IHTIA
20 INDAH SULISTYOWATI
21 KOMBO BAGUS P
22 NAWANG PURBORINI
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI
24 PUPUT DIAN PURNAMA
25 RISKA YUNIANANING T
26 RIZA RIYANTO
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI
28 TRI BANGKIT HIDAYAT
29 TYAS FURI HANDAYANI
30 WAHYU DWI PRATIWI
31 WIDODO EKO SAPUTRO
32 YOGA ARIF ANDREAN
33 YOSSY NURHIDAYATI
JUMLAH
103
Keterangan Aspek :A Keterampilan berfikir ilmiah
A1 : Keterampilan berhipotesisA2 : Keterampilan merancang eksperimenA3 : Keterampilan menarik kesimpulan A4 : Keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusanA5 : Keterampilan mengevaluasi suatu kejadian
B B1 : Keterampilan mengadakan pengamatan dan pengukuran secara sistematikB2 : Keterampilan mengerjakan eksperimen secara mandiri, tangkas dan memperhitungkan keselamatan
kerjaB3 : Keterampilan cepat tanggap bila ada kelainan waktu mengerjakan eksperimen
C C1 : Keterampilan mengkomunikasikan secara lisanC2 : Keterampilan memahami suatu instruksi, deskripsi dan penjelasan, baik dalam bentuk lisan maupun
tertulis
104
LAMPIRAN 6DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A
SEBELUM PENELITIAN
Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal
No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 60 Tidak tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 38 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 55 Tidak tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 58 Tidak tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 75 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 65 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 45 Tidak tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 55 Tidak tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 43 Tidak tuntas10 4128 DWI LESTARI 65 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 60 Tidak tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 55 Tidak tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 55 Tidak tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 57 Tidak tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 57 Tidak tuntas16 4134 HERY SETYAWAN 55 Tidak tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 50 Tidak tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 56 Tidak tuntas19 4137 IFA IHTIA 55 Tidak tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 59 Tidak tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 58 Tidak tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 56 Tidak tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 58 Tidak tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 57 Tidak tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 58 Tidak tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 50 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 58 Tidak tuntas28 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 58 Tidak tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 58 Tidak tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 59 Tidak tuntas31 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 57 Tidak tuntas32 4150 YOGA ARIF ANDREAN 70 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 59 Tidak tuntas
JUMLAH TOTAL 1879 29 4Rata-rata 56,90Prosentase 67,8 % 12,2 %
105
LAMPIRAN 7DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal
No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 70 Tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 45 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 60 Tidak tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 65 Tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 85 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 75 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 55 Tidak tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 65 Tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 56 Tidak tuntas10 4128 DWI LESTARI 70 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 65 Tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 65 Tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 70 Tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 60 Tidak tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 6516 4134 HERY SETYAWAN 60 Tidak tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 55 Tidak tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 59 Tidak tuntas19 4137 IFA IHTIA 60 Tidak tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 65 Tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 65 Tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 60 Tidak tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 60 Tidak tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 65 Tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 66 Tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 59 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 6628 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 63 Tidak tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 64 Tidak tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 6531 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 7032 4150 YOGA ARIF ANDREAN 75 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 68
JUMLAH TOTAL 2116 19 14Rata-rata 64,1Prosentase 67,5 % 42,5 %
106
LAMPIRAN 8.DATA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IX A
SIKLUS 2
Nama Sekolah : SMPN1 Takeran Kelas / Program : IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal
No NO.INDUK NAMA Nilai KETUNTASAN1 4119 ADI PRATAMA 80 Tuntas2 4120 ALFIAN SAPUTRA 60 Tidak tuntas3 4121 BAMBANG PRAMUJIANTO 68 Tuntas4 4122 BAYU ARYANTONI 70 Tuntas5 4123 CINDRA RAHMADIARI 90 Tuntas 6 4124 DEWI NUR HANIFAH 80 Tuntas7 4125 DIAH MEKARSARI 65 Tuntas8 4126 DIDIK DWI PRASETYO 75 Tuntas9 4127 DIYAH AYUK S 65 Tuntas10 4128 DWI LESTARI 75 Tuntas11 4129 DWI PRASETYO FEBRIANA 70 Tuntas12 4130 DWI RATNANINGTYAS 70 Tuntas13 4131 ETIK SUSANTI 70 Tuntas14 4132 FARDHANI RIZKY ARDIAN 80 Tuntas15 4133 FEBRI SUGIANTORO 75 Tuntas16 4134 HERY SETYAWAN 70 Tuntas17 4135 HUDAN FAUZI KARUNIA 60 Tuntas18 4136 IBNU KUKUH SAPUTRA 65 Tuntas19 4137 IFA IHTIA 70 Tuntas20 4138 INDAH SULISTYOWATI 75 Tuntas21 4139 KOMBO BAGUS P 70 Tuntas22 4140 NAWANG PURBORINI 65 Tuntas23 4141 PIPIT CAHYA SAPUTRI 65 Tuntas24 4142 PUPUT DIAN PURNAMA 70 Tuntas25 4143 RISKA YUNIANANING T 75 Tuntas26 4144 RIZA RIYANTO 63 Tidak tuntas27 4145 SITARESMI CHOIRUL PUTRI 74 Tuntas28 4146 TRI BANGKIT HIDAYAT 75 Tuntas29 4147 TYAS FURI HANDAYANI 70 Tuntas30 4148 WAHYU DWI PRATIWI 70 Tuntas31 4149 WIDODO EKO SAPUTRO 75 Tuntas32 4150 YOGA ARIF ANDREAN 70 Tuntas33 4151 YOSSY NURHIDAYATI 75 Tuntas
JUMLAH TOTAL 2350 2 29Rata-rata 71,2Prosentase 6,0 % 87 %
107
LAMPIRAN 9 107
DATA SKOR MOTIVASI SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal
1 2 3 4
1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.6666667 Tinggi
2 ALFIAN SAPUTRA L 20 10 0 0 40 33.3333333 Kurang
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 6 14 8 2 66 55 Cukup
4 BAYU ARYANTONI L 6 5 16 4 80 66.6666667 Tinggi
5 CINDRA RAHMADIARI P 2 2 15 11 95 79.1666667 Sangat Tinggi
6 DEWI NUR HANIFAH P 1 13 12 4 79 65.8333333 Tinggi
7 DIAH MEKARSARI P 7 15 5 3 64 53.3333333 Cukup
8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 17 6 3 68 56.6666667 Tinggi
9 DIYAH AYUK S P 6 14 8 2 66 55 Cukup
10 DWI LESTARI P 11 5 12 2 65 54.1666667 Cukup
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 7 9 11 3 70 58.3333333 Tinggi
12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 12 3 72 60 Tinggi
13 ETIK SUSANTI P 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 9 8 12 1 65 54.1666667 Cukup
15 FEBRI SUGIANTORO L 9 13 7 1 60 50 Cukup
16 HERY SETYAWAN L 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 15 15 0 0 45 37.5 Kurang
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 10 9 9 2 63 52.5 Cukup
19 IFA IHTIA P 14 9 8 1 60 50 Cukup
20 INDAH SULISTYOWATI P 8 4 13 5 75 62.5 Tinggi
21 KOMBO BAGUS P L 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup
22 NAWANG PURBORINI P 9 10 9 2 64 53.3333333 Cukup
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup
25 RISKA YUNIANANING T P 10 9 9 2 63 52.5 Cukup
26 RIZA RIYANTO L 9 8 12 1 65 54.1666667 Cukup
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 8 4 13 5 75 62.5 Tinggi
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup
29 TYAS FURI HANDAYANI P 6 14 8 2 66 55 Cukup
30 WAHYU DWI PRATIWI P 7 12 10 1 65 54.1666667 Cukup
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 10 10 9 1 61 50.8333333 Cukup
32 YOGA ARIF ANDREAN L 7 8 10 5 73 60.8333333 Tinggi
33 YOSSY NURHIDAYATI P 9 9 10 2 65 54.1666667 Cukup
KATAGORI SANGAT TINGGI 1 3%KATAGORI TINGGI 9 ###KATAGORI CUKUP 18 ###
SKOR KATEGORIFREKUENSI SKOR
NO NAMA SISWA L/P JML
KATAGORI KURANG 2 6%
DATA SKOR MOTIVASI SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A
Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap
1 2 3 4
1 ADI PRATAMA L 1 9 9 11 90 75 Tinggi
2 ALFIAN SAPUTRA L 3 7 6 14 91 75.833333 Tinggi
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 1 10 9 10 88 73.333333 Tinggi
4 BAYU ARYANTONI L 4 8 10 16 114 95 Sangat Tinggi
5 CINDRA RAHMADIARI P 1 1 15 12 96 80 Sangat Tinggi
6 DEWI NUR HANIFAH P 1 7 13 9 90 75 Tinggi
7 DIAH MEKARSARI P 2 13 10 5 78 65 Tinggi
8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 10 8 10 86 71.666667 Tinggi
9 DIYAH AYUK S P 1 10 9 10 88 73.333333 Tinggi
10 DWI LESTARI P 3 9 14 4 79 65.833333 Tinggi
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 2 8 17 3 81 67.5 Tinggi
12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 9 12 99 82.5 Sangat Tinggi
13 ETIK SUSANTI P 4 10 15 1 73 60.833333 Tinggi
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 5 18 5 86 71.666667 Tinggi
15 FEBRI SUGIANTORO L 5 10 11 4 74 61.666667 Tinggi
16 HERY SETYAWAN L 3 10 10 7 81 67.5 Tinggi
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 8 11 8 84 70 Tinggi
19 IFA IHTIA P 5 7 12 6 79 65.833333 Tinggi
20 INDAH SULISTYOWATI P 3 6 12 9 87 72.5 Tinggi
21 KOMBO BAGUS P L 4 6 12 8 84 70 Tinggi
22 NAWANG PURBORINI P 4 11 6 9 80 66.666667 Tinggi
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 1 10 13 6 84 70 Tinggi
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 4 8 9 9 83 69.166667 Tinggi
25 RISKA YUNIANANING T P 4 12 7 7 77 64.166667 Tinggi
26 RIZA RIYANTO L 5 10 8 7 77 64.166667 Tinggi
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 5 15 8 89 74.166667 Tinggi
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 4 10 10 6 78 65 Tinggi
29 TYAS FURI HANDAYANI P 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi
30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 14 7 7 79 65.833333 Tinggi
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 6 15 6 84 70 Tinggi
32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 1 14 15 104 86.666667 Sangat Tinggi
33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 5 13 9 88 73.333333 Tinggi
KATAGORI SANGAT TINGGI 4 12%KATAGORI TINGGI 29 88%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%
JUMLAH SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR
LAMPIRAN 10 108
DATA SKOR MOTIVASI SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal
1 2 3 4
1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.666667 Tinggi
2 ALFIAN SAPUTRA L 9 13 7 1 60 50 Cukup
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 9 14 4 79 65.833333 Tinggi
4 BAYU ARYANTONI L 6 5 16 4 80 66.666667 Tinggi
5 CINDRA RAHMADIARI P 2 2 15 11 95 79.166667 Sangat Tinggi
6 DEWI NUR HANIFAH P 1 13 12 4 79 65.833333 Tinggi
7 DIAH MEKARSARI P 7 15 5 3 64 53.333333 Cukup
8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 17 6 3 68 56.666667 Tinggi
9 DIYAH AYUK S P 6 14 8 2 66 55 Cukup
10 DWI LESTARI P 3 8 11 8 84 70 Tinggi
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 7 9 11 3 70 58.333333 Tinggi
12 DWI RATNANINGTYAS P 6 9 12 3 72 60 Tinggi
13 ETIK SUSANTI P 4 10 15 1 73 60.833333 Tinggi
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 5 18 5 86 71.666667 Tinggi
15 FEBRI SUGIANTORO L 5 10 11 4 74 61.666667 Tinggi
16 HERY SETYAWAN L 3 10 10 7 81 67.5 Tinggi
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 10 9 9 2 63 52.5 Cukup
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 8 11 8 84 70 Tinggi
19 IFA IHTIA P 5 7 12 6 79 65.833333 Tinggi
20 INDAH SULISTYOWATI P 3 6 12 9 87 72.5 Tinggi
21 KOMBO BAGUS P L 4 6 12 8 84 70 Tinggi
22 NAWANG PURBORINI P 4 11 6 9 80 66.666667 Tinggi
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 7 12 10 1 65 54.166667 Cukup
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 1 10 13 6 84 70 Tinggi
25 RISKA YUNIANANING T P 4 8 9 9 83 69.166667 Tinggi
26 RIZA RIYANTO L 4 12 7 7 77 64.166667 Tinggi
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 5 10 8 7 77 64.166667 Tinggi
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 2 5 15 8 89 74.166667 Tinggi
29 TYAS FURI HANDAYANI P 2 7 14 7 86 71.666667 Tinggi
30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 14 7 7 79 65.833333 Tinggi
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 6 15 6 84 70 Tinggi
32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 1 14 15 104 86.666667 Sangat Tinggi
33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 5 13 9 88 73.333333 Tinggi
KATAGORI SANGAT TINGGI 2 6%KATAGORI TINGGI 27 82%KATAGORI CUKUP 4 12%
JML SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR
KATAGORI KURANG 0 0%
JUMLAH SKOR MOTIVASI SIKLUS II
Nama Sekolah : Kelas / Program :
Mata Pelajaran : Semester :
1 2 3 4
1 ADI PRATAMA L 0 0 Kurang
2 ALFIAN SAPUTRA L 0 0 Kurang
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 0 0 Kurang
4 BAYU ARYANTONI L 0 0 Kurang
5 CINDRA RAHMADIARI P 0 0 Kurang
6 DEWI NUR HANIFAH P 0 0 Kurang
7 DIAH MEKARSARI P 0 0 Kurang
8 DIDIK DWI PRASETYO L 0 0 Kurang
9 DIYAH AYUK S P 0 0 Kurang
10 DWI LESTARI P 0 0 Kurang
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 0 0 Kurang
12 DWI RATNANINGTYAS P 0 0 Kurang
13 ETIK SUSANTI P 0 0 Kurang
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 0 0 Kurang
15 FEBRI SUGIANTORO L 0 0 Kurang
16 HERY SETYAWAN L 0 0 Kurang
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 0 0 Kurang
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 0 0 Kurang
19 IFA IHTIA P 0 0 Kurang
20 INDAH SULISTYOWATI P 0 0 Kurang
21 KOMBO BAGUS P L 0 0 Kurang
22 NAWANG PURBORINI P 0 0 Kurang
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 0 0 Kurang
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 0 0 Kurang
25 RISKA YUNIANANING T P 0 0 Kurang
26 RIZA RIYANTO L 0 0 Kurang
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 0 0 Kurang
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 0 0 Kurang
29 TYAS FURI HANDAYANI P 0 0 Kurang
30 WAHYU DWI PRATIWI P 0 0 Kurang
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 0 0 Kurang
32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 0 Kurang
33 YOSSY NURHIDAYATI P 0 0 Kurang
PROSENTASE KATAGORI :
TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 5 15%KATAGORI TINGGI 4 12%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%
SKOR KATEGORIFREKUENSI SKOR
NO NAMA SISWA L/P JUMLAH
LAMPIRAN 11 109
REKAPITULASI OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SIKLUS I
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX A
Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester Gasal
ASPEK YANG DIMINATI
A B C
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2
1 ADI PRATAMA L 3 4 2 1 2 3 3 2 4 3 27 67.5 Tinggi
2 ALFIAN SAPUTRA L 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 21 52.5 Cukup
3BAMBANG PRAMUJIANTO
L 4 3 2 2 3 3 3 3 2 1 26 65 Tinggi
4 BAYU ARYANTONI L 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 52.5 Cukup
5 CINDRA RAHMADIARI P 3 2 1 1 2 3 1 4 3 3 23 57.5 Tinggi
6 DEWI NUR HANIFAH P 4 2 3 1 3 3 4 4 3 2 29 72.5 Tinggi
7 DIAH MEKARSARI P 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi
8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 52.5 Cukup
9 DIYAH AYUK S P 2 2 3 2 2 2 3 2 1 3 22 55 Cukup
10 DWI LESTARI P 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2 21 52.5 Cukup
11DWI PRASETYO FEBRIANA
P 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 22 55 Cukup
12 DWI RATNANINGTYAS P 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 24 60 Tinggi
13 ETIK SUSANTI P 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 21 52.5 Cukup
14FARDHANI RIZKY ARDIAN
L 3 1 2 3 3 3 2 3 3 2 25 62.5 Tinggi
15 FEBRI SUGIANTORO L 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 25 62.5 Tinggi
SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH
11016 HERY SETYAWAN L 3 2 2 3 2 2 3 3 1 2 23 57.5 Tinggi
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 21 52.5 Cukup
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 27 67.5 Tinggi
19 IFA IHTIA P 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75 Tinggi
20 INDAH SULISTYOWATI P 2 1 2 2 2 3 3 1 1 2 19 47.5 Cukup
21 KOMBO BAGUS P L 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 22 55 Cukup
22 NAWANG PURBORINI P 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 24 60 Tinggi
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 21 52.5 Cukup
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 2 2 2 3 3 2 1 2 1 21 52.5 Cukup
25 RISKA YUNIANANING T P 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 21 52.5 Cukup
26 RIZA RIYANTO L 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 30 75 Tinggi
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 21 52.5 Cukup
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 22 55 Cukup
29 TYAS FURI HANDAYANI P 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi
30 WAHYU DWI PRATIWI P 3 2 4 3 2 3 2 3 3 3 28 70 Tinggi
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 22 55 Cukup
32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 22 55 Cukup
33 YOSSY NURHIDAYATI P 4 3 3 3 3 4 3 2 2 2 29 72.5 Tinggi
PROSENTASE KATAGORI :
TINGKAT JUMLAHPERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 2 6%KATAGORI TINGGI 12 ###KATAGORI CUKUP 19 ###KATAGORI KURANG 0 0%
JUMLAH SKOR MOTIVASI SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A
Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap
1 2 3 4
1 ADI PRATAMA L 5 10 5 10 80 66.66667
2 ALFIAN SAPUTRA L 2 3 4 5 40 33.33333
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 0 0 0 28 112 93.33333
4 BAYU ARYANTONI L 4 5 2 14 76 63.33333
5 CINDRA RAHMADIARI P 3 5 6 5 51 42.5
6 DEWI NUR HANIFAH P 0 0
7 DIAH MEKARSARI P 0 0
8 DIDIK DWI PRASETYO L 0 0
9 DIYAH AYUK S P 0 0
10 DWI LESTARI P 0 0
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 0 0
12 DWI RATNANINGTYAS P 0 0
13 ETIK SUSANTI P 0 0
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 0 0
15 FEBRI SUGIANTORO L 0 0
16 HERY SETYAWAN L 0 0
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 0 0
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 0 0
19 IFA IHTIA P 0 0
20 INDAH SULISTYOWATI P 0 0
21 KOMBO BAGUS P L 0 0
22 NAWANG PURBORINI P 0 0
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 0 0
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 0 0
25 RISKA YUNIANANING T P 0 0
26 RIZA RIYANTO L 0 0
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 0 0
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 0 0
29 TYAS FURI HANDAYANI P 0 0
30 WAHYU DWI PRATIWI P 0 0
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 0 0
JUMLAH SKORNO NAMA SISWA L/PFREKUENSI SKOR
32 YOGA ARIF ANDREAN L 0 0
33 YOSSY NURHIDAYATI P 0 0
PROSENTASE KATAGORI :
TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT TINGGI 5 15%KATAGORI TINGGI 4 12%KATAGORI CUKUP 0 0%KATAGORI KURANG 0 0%
Tinggi
Kurang
Sangat Tinggi
Tinggi
Cukup
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
Kurang
KATEGORI
Kurang
Kurang
LAMPIRAN 12 111
REKAPITULASI OBSERVASI KETRAMPILAN PROSES SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX A
Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal
ASPEK YANG DIMINATI
A B C
A1 A2 A3 A4 A5 B1 B2 B3 C1 C2
1 ADI PRATAMA L 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 35 87.5 Sangat Tinggi
2 ALFIAN SAPUTRA L 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 30 75 Tinggi
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 31 77.5 Sangat Tinggi
4 BAYU ARYANTONI L 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi
5 CINDRA RAHMADIARI P 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 29 72.5 Tinggi
6 DEWI NUR HANIFAH P 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi
7 DIAH MEKARSARI P 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 31 77.5 Sangat Tinggi
8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi
9 DIYAH AYUK S P 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28 70 Tinggi
10 DWI LESTARI P 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 30 75 Tinggi
12 DWI RATNANINGTYAS P 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 37 92.5 Sangat Tinggi
13 ETIK SUSANTI P 2 4 3 2 3 2 2 2 2 3 25 62.5 Tinggi
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi
15 FEBRI SUGIANTORO L 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 32 80 Sangat Tinggi
SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH
11216 HERY SETYAWAN L 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 34 85 Sangat Tinggi
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 29 72.5 Tinggi
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 2 3 4 3 3 4 3 2 3 4 31 77.5 Sangat Tinggi
19 IFA IHTIA P 4 3 4 4 4 3 4 3 3 2 34 85 Sangat Tinggi
20 INDAH SULISTYOWATI P 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 21 52.5 Cukup
21 KOMBO BAGUS P L 4 3 2 3 3 4 4 3 2 2 30 75 Tinggi
22 NAWANG PURBORINI P 3 2 2 1 3 2 2 2 1 3 21 52.5 Cukup
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 25 62.5 Tinggi
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Tinggi
25 RISKA YUNIANANING T P 4 3 3 3 3 2 3 2 2 4 29 72.5 Tinggi
26 RIZA RIYANTO L 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 33 82.5 Sangat Tinggi
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 3 1 3 2 4 2 3 3 1 1 23 57.5 Tinggi
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 30 75 Tinggi
29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 33 82.5 Sangat Tinggi
30 WAHYU DWI PRATIWI P 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 31 77.5 Sangat Tinggi
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 75 Tinggi
32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 28 70 Tinggi
33 YOSSY NURHIDAYATI P 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 33 82.5 Sangat Tinggi
PROSENTASE KATAGORI :TINGKAT JUMLAH PERSEN
KATAGORI SANGAT TINGGI 16 48%KATAGORI TINGGI 15 45%KATAGORI CUKUP 2 6%KATAGORI KURANG 0 0%
LAMPIRAN 13 113
HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Gasal
SKOR KOMPONEN KERJA
A B C D E
1 ADI PRATAMA L 3 2 1 2 3 11 55 Cukup
2 ALFIAN SAPUTRA L 1 1 2 2 1 7 35 Kurang
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 2 2 2 2 3 11 55 Cukup
4 BAYU ARYANTONI L 3 2 3 2 2 12 60 Baik
5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 3 4 3 17 85 Sangat baik
6 DEWI NUR HANIFAH P 2 3 3 3 3 14 70 Baik
7 DIAH MEKARSARI P 2 1 2 2 2 9 45 Cukup
8 DIDIK DWI PRASETYO L 1 2 2 1 1 7 35 Kurang
9 DIYAH AYUK S P 2 3 3 2 2 12 60 Baik
10 DWI LESTARI P 2 2 3 2 1 10 50 Cukup
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 2 3 14 70 Baik
12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 2 2 2 12 60 Baik
13 ETIK SUSANTI P 2 2 2 3 3 12 60 Baik
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup
15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 2 2 2 12 60 Baik
16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 2 2 11 55 Cukup
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 1 1 2 2 1 7 35 Kurang
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 1 2 2 2 2 9 45 Cukup
19 IFA IHTIA P 2 2 2 2 2 10 50 Cukup
20 INDAH SULISTYOWATI P 1 2 2 2 3 10 50 Cukup
21 KOMBO BAGUS P L 2 3 3 3 3 14 70 Baik
22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 2 2 2 3 2 11 55 Cukup
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 2 2 2 3 3 12 60 Baik
25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 2 2 2 12 60 Baik
26 RIZA RIYANTO L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 2 2 2 11 55 Cukup
29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 2 2 2 2 11 55 Cukup
30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 2 3 14 70 Baik
32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 2 14 70 Baik
33 YOSSY NURHIDAYATI P 2 2 3 2 2 11 55 Cukup
JML SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P
114
KeteranganKomponen Kerja A : Berdiskusi
B :Bertanya dan mengemukakan pendapatC : Mengerjakan tugas
D : Menjawab pertanyaan
E : Interaksi dengan guru
TINGKAT JUMLAH %KATAGORI SANGAT BAIK 1
KATAGORI BAIK13
KATAGORI CUKUP16
KATAGORI KURANG 3
3%
39%
48%9%
HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program : IX A
Mata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap
SKOR KOMPONEN KERJA
A B C D E
1 ADI PRATAMA L 4 3 2 3 3 15 75 Baik
2 ALFIAN SAPUTRA L 4 3 3 2 3 15 75 Baik
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 2 2 3 3 13 65 Baik
4 BAYU ARYANTONI L 3 2 3 2 2 12 60 Baik
5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 3 4 3 17 85 Sangat baik
6 DEWI NUR HANIFAH P 4 3 3 3 3 16 80 Sangat baik
7 DIAH MEKARSARI P 2 3 3 3 2 13 65 Baik
8 DIDIK DWI PRASETYO L 4 3 3 3 3 16 80 Sangat baik
9 DIYAH AYUK S P 3 3 3 2 2 13 65 Baik
10 DWI LESTARI P 2 3 3 2 3 13 65 Baik
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 2 3 2 13 65 Baik
13 ETIK SUSANTI P 3 2 2 3 3 13 65 Baik
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 3 2 3 3 3 14 70 Baik
15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 3 2 2 13 65 Baik
16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 3 3 13 65 Baik
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 3 3 2 2 2 12 60 Baik
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 3 3 3 2 14 70 Baik
19 IFA IHTIA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
20 INDAH SULISTYOWATI P 3 2 3 2 3 13 65 Baik
SKOR KATEGORINO NAMA SISWA L/P JUMLAH
21 KOMBO BAGUS P L 2 3 3 3 3 14 70 Baik
22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 3 4 3 2 15 75 Baik
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 2 2 2 3 3 12 60 Baik
25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 2 2 2 12 60 Baik
26 RIZA RIYANTO L 4 4 3 3 3 17 85 Sangat baik
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 3 2 3 2 2 12 60 Baik
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 3 2 2 12 60 Baik
29 TYAS FURI HANDAYANI P 4 3 4 3 3 17 85 Sangat baik
30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 4 3 2 3 14 70 Baik
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 15 75 Baik
32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik
33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
KeteranganKomponen Kerja A : Pengamatan / observasi
B Bertanya / QuestioningC Mengajukan dugaan / HipotesisD Mengumoulkan data / Data gatheringE : Menarik kesimpulan / Conclussion
TINGKAT JUMLAH PERSENKATAGORI SANGAT BAIK 5
KATAGORI BAIK28
KATAGORI CUKUP0
KATAGORI KURANG 0
15%
85%
0%0%
LAMPIRAN 14 115
HASIL AKTIVITAS SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah :SMPN 1 Takeran Kelas / Program: IX AMata Pelajaran : Sains / Biologi Semester : Genap
SKOR KOMPONEN KERJA
A B C D E
1 ADI PRATAMA L 3 3 3 3 4 16 80 Sangat baik
2 ALFIAN SAPUTRA L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup
3 BAMBANG PRAMUJIANTO L 3 2 3 2 3 13 65 Baik
4 BAYU ARYANTONI L 3 3 3 3 2 14 70 Baik
5 CINDRA RAHMADIARI P 4 3 4 4 3 18 90 Sangat baik
6 DEWI NUR HANIFAH P 3 4 3 3 3 16 80 Sangat baik
7 DIAH MEKARSARI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik
8 DIDIK DWI PRASETYO L 2 2 2 2 2 10 50 Cukup
9 DIYAH AYUK S P 2 3 3 2 2 12 60 Baik
10 DWI LESTARI P 2 2 3 3 2 12 60 Baik
11 DWI PRASETYO FEBRIANA P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
12 DWI RATNANINGTYAS P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
13 ETIK SUSANTI P 3 3 3 3 3 15 75 Baik
14 FARDHANI RIZKY ARDIAN L 3 3 4 3 3 16 80 Sangat baik
15 FEBRI SUGIANTORO L 3 3 3 3 2 14 70 Baik
16 HERY SETYAWAN L 2 2 3 3 2 12 60 Baik
17 HUDAN FAUZI KARUNIA L 2 3 2 2 2 11 55 Cukup
18 IBNU KUKUH SAPUTRA L 3 3 2 3 2 13 65 Baik
19 IFA IHTIA P 3 3 2 3 3 14 70 Baik
20 INDAH SULISTYOWATI P 2 3 3 2 3 13 65 Baik
21 KOMBO BAGUS P L 3 3 3 3 3 15 75 Baik
22 NAWANG PURBORINI P 2 2 3 3 3 13 65 Baik
23 PIPIT CAHYA SAPUTRI P 3 3 2 3 2 13 65 Baik
24 PUPUT DIAN PURNAMA P 3 2 3 3 3 14 70 Baik
25 RISKA YUNIANANING T P 3 3 3 3 2 14 70 Baik
26 RIZA RIYANTO L 3 3 3 2 2 13 65 Baik
27 SITARESMI CHOIRUL PUTRI P 2 2 3 3 2 12 60 Baik
28 TRI BANGKIT HIDAYAT L 3 2 3 2 2 12 60 Baik
29 TYAS FURI HANDAYANI P 3 3 2 3 2 13 65 Baik
30 WAHYU DWI PRATIWI P 2 3 3 3 2 13 65 Baik
31 WIDODO EKO SAPUTRO L 3 3 3 3 3 15 75 Baik
32 YOGA ARIF ANDREAN L 3 3 3 3 3 15 75 Baik
33 YOSSY NURHIDAYATI P 3 3 3 2 3 14 70 Baik
NO NAMA SISWA L/P JML SKOR KATEGORI
116
KeteranganKomponen Kerja A : Berdiskusi
B :Bertanya dan mengemukakan pendapatC : Mengerjakan tugas
D : Menjawab pertanyaan
E : Interaksi dengan guru
TINGKAT JUMLAHPERSENKATAGORI SANGAT BAIK 4
KATAGORI BAIK26
KATAGORI CUKUP3
KATAGORI KURANG 09%0%
12%
79%