eprints.unm.ac.ideprints.unm.ac.id/6628/1/tesis roby.doc · web viewdalam menyelesaikan soal...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek penting bagi pengembangan sumber daya
manusia, pendidikan merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan
membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan atau
kemiskinan. Pendidikan juga diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi
semua orang untuk mempelajari pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat
diperoleh manusia yang produktif. Salah satu hal mendasar dalam dunia pendidikan
adalah bagaimana usaha untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga
memperoleh hasil yang efektif dan efisien. Pendidikan harus diberi makna mendalam
bagi perbaikan, sebagai salah satu instrumen utama pengembangan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu faktor
dari dalam diri siswa maupun dari luar diri siswa. Salah satu kendala dalam
pembelajaran matematika yang dialami oleh siswa yaitu sikap negatif terhadap
bidang studi matematika yang menganggap bidang studi matematika adalah pelajaran
yang sulit dipahami sehingga mereka tidak termotivasi untuk mempelajari
matematika. Oleh sebab itu perlu penerapan metode, strategi dan model yang
bervariasi dalam pembelajaran matematika, sehingga siswa tidak menganggap bahwa
1
2
matematika adalah sesuatu yang perlu ditakuti karena mata pelajaran matematika
sebenarnya menarik dan sangat dekat dengan kehidupan nyata.
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi, salah satu diantaranya adalah proses pemahaman terhadap materi
pelajaran. Model pembelajaran yang dipakai selama ini digunakan adalah
konvensional, belum menggunakan variasi pendekatan pembelajaran yang lain.
Teknik mengajar Jigsaw dapat digunakan dalam beberapa materi pelajaran, seperti
ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa.
Pada SMKN 5 Pinrang hasil belajar siswa khususnya pelajaran matematika
dapat dilihat dari hasil ujian nasional Tahun 2013-2016 seperti pada grafik berikut ini
yang bersumber dari Kurikulum SMKN 5 Pinrang
Gambar 1.1 Hasil Ujian Nasional Matematika SMKN 5 Pinrang
Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat dalam proses
pembelajaran dapat menimbulkan kebosanan atau kejenuhan, kurang memahami
konsep, dan monoton sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar. Oleh karena
3
itu suatu model pembelajaran yang menurut keefektifan seluruh siswa, salah satu
diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka ada
beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana sikap siswa terhadap matematika sesudah menggunakan pembejaran
kooperatif tipe jigsaw?
2. Bagaimana hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan pembejaran
kooperatif tipe jigsaw?
3. Apakah penikatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
lebih besar dari 0,29?
4. Apakah skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw lebih bersar dari 69,9?
5. Apakah skor rata-rata sikap siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw lebih besar dari 2,49?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan informasi tentang sikap siswa terhadap matematika sesudah
menggunakan pembejaran kooperatif tipe jigsaw.
4
2. Untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
menggunakan pembejaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Untuk mendapatkan informasi peningkatan hasil belajar siswa setelah
menggunakan pembejaran kooperatif tipe jigsaw.
4. Untuk mengetahui skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
5. Untuk mengetahui skor rata-rata sikap siswa setelah menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis yaitu:
1. Manfaat teoretis
Temuan-temuan dalam penelitian ini dapat bermanfaat untuk menjadi bahan
dalam memperkaya konsep dan prinsip dalam implementasi model-model
pembelajaran matematika, yang memungkinkan dikembangkan lebih lanjut menjadi
teori guna menambah khsanah keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam
model pembelajaran koperatif.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait sebagai
berikut.
a. Bagi sekolah, sebagai informasi yang sangat berharga dalam rangka perbaikan
pengajaran meningkatnya prestasi belajar matematika siswa.
5
b. Bagi guru, untuk mendorong mereka untuk melihat metode pembelajaran
kooperatif sebagai suatu alternatif menarik dalam memecahkan beberapa
masalah yang dihadapi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Bagi siswa, dapat mengurangi rasa cemas terhadap matematika dan dapat
menumbuhkan sikap saling bekerja sama dan saling menghargai siswa lain yang
berkemampuan dan berlatar belakang berbeda. Dan memungkinkan siswa lebih
bersemangat belajar matematika sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan
meningkat.
d. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman dalam melakukan penelitian tindakan serta memberikan gambaran
kepada peneliti sebagai calon guru tentang keadaan sistem penilaian dalam
pembelajaran di sekolah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pembelajaran Koperatif
Menurut Huda (2015:32) pembelajaran kooperatif mengacu pada metode
pembelajaran dimana siswa bekerja sama dalam kelompok kecil dan saling
membantu dalam belajar. Pembelajaran kooperatif pada umumnya melibatkan
kelompok yang terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pulan
yang menggukan dengan ukuran yang berbeda-beda.
Menurut Isjoni (2011:14) pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis dimana pembelajaran kooperatif
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil
yang tingkat kemampuannya berbeda.
Belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa
berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling
memberikan pendapat (sharing ideas). Selain itu dalam belajar biasanya siswa
dihadapkan pada latihan soal-soal atau pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa dapat bekerja
sama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang dihadapinya. Model
pembelajaran kooperatif, tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami
6
7
konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir kritis, bekerja sama, dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif,
siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif
terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat memotivasi siswa
untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan
kelompok kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam
menuntaskan permasalahan.
2. Pembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah teknik pembelajaran kooperatif di
mana siswa, bukan guru, yang memiliki tanggung jawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran. Tujuan dari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja
tim, ketrampilan belajar kooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam
yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semua
materi sendirian (Huda, 2011:149).
Arti Jigsaw dalam bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka–teki menyusun potongan
gambar. Pembelajaran kooperatif model Jigsaw mengambil pola cara bekerja sebuah
gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan bekerja sama
dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama. (Rusman, 2011:217). Model
pembelajaran Jigsaw adalah model belajar kooperatif yang menitikberatkan pada
kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil. (Rusman, 2011:218).
8
Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw juga diperkenalkan Elliot Aronson
dan para koleganya (Aronson, Blaney, Stephan, Sikes, dan Snapp,1978: Aronson,
Bridgeman dan Geffner, 1978). Model ini adalah strategi belajar kooperatif dimana
setiap siswa menjadi seorang anggota kelompok dalam bidang tertentu. Kemudian
membagi pengetahuannya kepada anggota dalam bidang tertentu. (Isjoni,2011:79)
Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw merupakan pembelajaran yang terdiri
dari tim-tim belajar yang heterogen beranggotakan 4 sampai dengan 5 orang peserta
didik. Materi pembelajaran diberikan kepada peserta didik dalam bentuk teks. Setiap
anggota bertanggung jawab untuk mengajari bagian tersebut kepada anggota tim yang
lain, Huda (2015:118)
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dilandasi oleh pemikiran bahwa kegiatan
belajar hendak mendorong dan membantu peserta didik untuk terlibat membangun
pengetahuan sehingga mencapai pemahaman yang mendalam. Sedangkan menurut
Blaney (dalam Hisyam Zaini 2007:53) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw didesain
untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain. Sehingga dengan demikian iswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan tetapi mereka juga harus siap memberikan dan
mengerjakan materi tersebut pada anggota kelompoknya. Selain didesain untuk
meningkatkan rasa tanggung jawab secara mandiri juga dituntut saling
ketergantungan yang positif atau saling membantu satu sama lain dalam
kelompoknya. Model pembelajaran yang mempunyai karakter seperti ini diharapkan
dapat meninggkatkan hasil belajar siswa.
9
Menurut Sudrajat (2008:17) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu
tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok
yang bertanggung jawab atas penguasaan materi belajar dan mampu mengajarkan
materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Ilustrasi Kelompok Kooperatif tipe Jigsaw:
Para anggota dari kelompok asal yang mendapatkan lembar ahli yang berbeda,
bertemu dengan anggota kelompok ahli yang mendapatkan lembar ahli, serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topic mereka tersebut. Setelah
pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada kelompok
semula (kelompok asal) dan berusaha mengajarkan pada teman sekelompoknya apa
yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di kelompok ahli. Di akhir
pembelajaran, peserta didik diberi evaluasi individu mencakup topik materi yang
telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interpendensi yang diperlukan dengan
tujuan agar dapat mengerjakan soal-soal latihan dengan baik.
Menurut Isjoni (2011:115) bahwa teknik jigsaw adalah guru memperhatikan
skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan
skemata ini agar bahan pelajaran menjadi bermakna, selain itu siswa juga bekerja
sama dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk
mengolah informasi dan meningkatkanketrampilan dan komukasi yang cocok.
Pembentukan kelompok ahli (expert group), setiap anggota yang mendapat
bagian/ subtopik yang sama berkumpulan dengan anggota dari kelompok-kelompok
yang juga mendapat bagian/subtopik tersebut. Kemudian, masing-masing dari
10
kelompok ahli kembali ke kelompoknya yang semula, lalu menjelaskan apa yang
baru dipelajarinya (dari kelompok ahli) kepada rekan-rekan kelompok yang semula
menurut Miftahul Huda (2011:150).
a. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menurut Zaini
(2007:57):
1) Pilih materi yang dapat dibagi menjadi beberapa segmen atau bagian.
2) Bagi siswa mejadi beberapa kelompok sesuai dengan segmen yang ada. Jika
jumlah siswa ada 50 sementara segmen 5, maka masing-masing kelompok
terdiri dari 10 orang. Jika jumlah terlalu banyak bagi lagi menjadi 2, sehingga
setiap kelompok terdiri dari 5 orang setelah proses selesai gabung kembali
kedua kelompok tadi.
3) Setiap kelompok mendapatkan mendapatkan tugas membaca dan memahami
materi yanmg berbeda-beda.
4) Setiap kelompok mengirimkan anggotanya ke kelompok lain untuk
menyampaikan apa yang telah mereka pelajari dikelompok.
5) Kembalikan suasana kelas seperti sedia kala, kemudian tanyakan ada
persoalan-persoalan yang tidak terpecahkan dalam kelompok.
6) Beri siswa pertanyaan untuk mengecek pemahaman siswa. Pengecekan
pemahaman siswa dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
mereka dalam memahami teks.
11
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menjelaskan dan membuat
langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
a. Persiapan:
1) Membuat bahan ajar
Bahan ajar pembelajaran tipe Jigsaw dirancang sedemikian rupa untuk
pembelajaran secara kelompok sebelum menyajikan materi pembelajaran dibuat
lembar ahli yang akan dipelajari oleh peserta didik dalam kelompok kooperatif.
2) Menentukan nilai awal (pre test)
Nilai awal diperoleh dari hasil evaluasi awal peserta didik secara individu
sebelum diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
b. Tahap Pembelajaran
Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil belajar, maka dapat ditempuh
dengan tahapan sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota 4 orang.
2) Siswa bergabung dengan tim/ anggota masing-masing yang telah ditentukan.
3) Guru memberikan pada masing-masing kelompok dengan materi yang
berbeda.
4) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
5) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
sub bab mereka.
12
6) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggota kembali ke kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
7) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
8) Guru memberi evaluasi.
Bagan Pembentukan Kelompok Jigsaw:
Gambar 2.1 Bagan Pembentukan Kelompok
B. Hasil Belajar
Menurut Jihad dan Haris (2013:14) hasil belajar adalah pencapaian bentuk
perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif das
psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu. Menurut
Kelompok
Asal 1
Kelompok
Asal 2
Kelompok
Asal 3
Kelompok
Asal 4
Kelompok
Ahli
1
Kelompok
Ahli
2
Kelompok
Ahli
3
Kelompok
Ahli
4Belajar
Materi 1
Belajar
Materi 2
Belajar
Materi 3
Belajar
Materi 4
13
Purwanto (2014:46) hasil belajar adalah perubahan perilaku siswa akibat belajar,
perubahan perilaku ini disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah
bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Faktor yang datang dari diri
siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang
dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,
sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses
berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir ini
ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi
(Suharsimi Arikunto, 2003: 114-115). Keenam jenjang tersebut adalah: (1)
Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali
tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus- rumus dan lain sebagainya, tanpa
mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman
(comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah
sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri. (3)
Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide
umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan
lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. (4) Analisis (analysis) yakni
kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-
bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian
tersebut. (5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian-
14
bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang baru dan
terstruktur. (6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi
dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom.
C. Sikap Siswa
Menurut Jihad dan Haris (2013:102) Sikap bermula dari perasaan (suka atau
tidak suka) yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon
suatu/objek. Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai guru pandangan hidup yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan.
Sikap terdiri dari tiga komponen yakni, afektif, kognitif dan konaktif.
Komponen afektif adala perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilainya
terhadap suatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan
seseorang mengenai objek. Kompenen konaktif adalah keenderungan untuk
berperilaku atau berbuat denga cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek
sikap.
Secara umum objek sikap yang perlu dinilai dalam proses pembelajaran
berbagai mata pelajaran adalah :
1. Sikap terhadap materi pelajaran
2. Sikap terhadap guru/pengajar
3. Sikap terhadap proses pembelajaran
15
4. Sikap berkaitan dengan nilai atau norma yang berhubungan dengan suatu materi
pelajaran
5. Sikap berhubungan dengan kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan
dengan mata pelajaran.
D. Matriks
Aturan Bilangan Berpangkat, Schiele Dan Suryana (2010:3):
Matriks adalah suatu himpunan bilangan atau variabel yang disusun dalam bentuk
baris dan kolom (lajur) dalam bentuk persegi panjang yang di tempatkan di antara dua
tanda kurung biasa ( ) atau siku [ ]. Baris sebuah matriks adalah susunan bilangan-
bilangan yang mendatar dalam matriks. Kolom sebuah matriks adalah susunan
bilangan-bilangan yang tegak dalam matriks. Suatu matriks dilambangkan dengan
sebuah huruf kapital A, B, C dst. Secara umum matriks dapat ditulis sebagai berikut:
Keterangan :
a = Notasi matriks
ij = Ordo matriks
i = Banyak baris
j = Banyak kolom
16
Contoh Soal 1:
283675
321
33A
2. Jenis-jenis Matriks
1. Matriks Persegi
Yaitu matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom. (m = n)
Contoh :
32
2122A
2. Matriks Baris
Yaitu matriks yang mempunyai elemen satu baris
Contoh : 7531A
3. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang mempunyai elemen satu kolom
Contoh :
531
A
4. Matriks Nol
Yaitu matriks yang seluruh elemennya adalah 0
Contoh :
0000
A 0B
Ordo matriks adalah 3 3
1 adalah elemen baris ke-1 kolom ke-1
5 adalah elemen baris ke-2 kolom ke-1
3 adalah elemen baris ke-1 kolom ke-3
17
5. Matriks Identitas / Satuan
Yaitu matriks bujur sangkar yang elemen pada diagonal utamanya adalah 1 (satu),
sedangkan elemen lainnya 0 (nol).
Contoh :
1001
A
100010001
B
6. Matriks Diagonal
Yaitu matriks bujur sangkar yang semua elemen diluar diagonal utamanya adalah
0 (nol)
Contoh :
1002
A
300020001
B
Matriks sama : matriks A = matriks B, maka elemen yang seletak sama.
dcba
= sdrcqbpasrqp
,,,
7. Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks yang elemen-elemen diagonal utamanya sama,
sedangkan elemen di luar elemen diagonalnya bernilai nol.
Contoh :
4004
A
200020002
B
8. Matriks Segitiga Atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di bawah
diagonal utamanya bernilai nol.
18
Contoh :
600410421
9. Matriks Segitiga Bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya bernilai nol.
454012002
D
3. Kesamaan Matriks
Dua matriks dikatakan sama jika dan hanya jika keduanya memiliki ordo yang
sama dan elemen-elemen yang seletak (bersesuaian) pada kedua matriks tersebut
sama.
Contoh Soal 1:
Diketahui matriks
4321
A
4331
B
4321
C
Tentukan:
a. Apakah matriks A = B?
b. Apakah matriks A = C?
Jawab:
a. Matriks Amatriks B karena ada satu elemen matriks A dan B yang seletak
tidak memiliki nilai yang sama, yaitu 2 ≠ –3.
19
b. Matriks A = matriks B, karena anggota pada matriks A sama dan seletak
dengan anggota pada matriks B
Contoh Soal 2:
Diketahui matriks-matriks berikut.
yxBA
272
4572
. Jika A = B, tentukan nilai x dan y.
Jawab: Dengan menggunakan konsep kesamaan dua matriks maka diperoleh: x = 5 dan 2y = 4
y = 2 Jadi, nilai x = 5 dan y = 2
4. Transpose Matriks
Adalah matriks baru yang merupakan hasil pertukaran baris dan kolom. Tranpose
matriks di notasikan At (dibaca: A transpose). Sehingga tranpose matriks A adalah
At:
Jika
321
321
bbbaaa
A , maka
33
22
11
bababa
At
Jika matriks A berordo m × n maka transpos A memiliki ordo n × m. Secara
Umum bisa dituliskan:
E. Penelitian yang Relevan
Kemandirian belajar merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembelajaran matematika. Hal ini didasarkan bahwa indikator kemandirian belajar
seperti 1) Inisiatif Belajar, 2). Mendiagnosa Kebutuhan Belajar, 3) Menetapkan
, maka
20
Target dan Tujuan Belajar, 4) Memonitor, Mengatur dan Mengontrol, 5) Memandang
Kesulitan Sebagai Tantangan, 6) Memanfaatkan dan Mencari Sumber yang relevan,
7) Memilih dan Menerapkan Strategi Belajar, 8) Mengevaluasi Proses dan Hasil
Belajar dan 9) Self Eficacy (konsep diri) sesuai dan mendukung dengan penerapan
pendekatan berbasis masalah dengan seting kooperaif Tipe Jigsaw. (Sugani,
2013:144). Metode Jigsaw berbantuan CD Pembelajaran dapat meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika materi eksponen.
(Sulistyaningsi dan joko, 2012:330).
F. Hipotesis penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah:
1. Pengaruh hasil belajar siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih
besar dari 0,29
H0 : µg ≤ 0,29 lawan H1 : µg > 0,29
2. Skor rata-rata hasil belajar siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw lebih bersar dari 69,9
H0 : µ ≤ 69,9 lawan H1 : µ > 6,69
3. Skor rata-rata sikap siswa setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw lebih besar dari 2,49
H0 : µ ≤ 2,49 lawan H1 : µ > 2,49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian pre-eksperimen. Dalam
penelitian ini dibutuhkan 1 (satu) kelas untuk dijadikan sampel penelitian. Rancangan
eksperimen yang digunakan adalah one group only pre test-post test design
(Sugiyono, 2012:110)
O1 X O2
Keterangan:
O1 : Pretest, yaitu tes untuk mengukur prenstasi belajar dan siswa
sebelum diajarkan materi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw
X : pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
O2 : Posttest, yaitu tes hasil belajar matematika siswa.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 5 Pinrang.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X TPHP SMKN 5 Pinrang tahun
pelajaran 2016/2017 yang terdiri atas 2 kelas paralel berjumlah 58 siswa dengan
rincian; 28 siswa kelas X TPHP.1, 30 siswa kelas X TPHP.2.
21
22
2. Sampel penelitian
Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada, maka subyek
penelitian tidak mencakup seluruh populasi. Oleh karena itu digunakan sampel
penelitian. Dari jumlah populasi dipilih kelas X TPHP.1 secara Acak (random
sampling) untuk ditetapkan menjadi kelas eksprimen. Kelas eksperimen diberikan
pembelajaran koopertatif tipe jigsaw.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang akan yang diteliti, yaitu:
1. Hasil Belajar
2. Sikap siswa terhadap matematika.
3. Keterlaksaan Pembelajaran.
D. Perangkat dan Instrumen Penelitian
1. Perangkat Penelitian
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam memvalidasi rencana pelaksanaan
pembelajaran adalah aspek tujuan, materi yang disajikan, bahasa dan proses sajian.
Hasil validasi ahli dan praktisi mengenai RPP, dapat diperoleh bahwa nilai Validasi
isi yang diperoleh adalah 0,8, yang berarti bahwa secara umum RPP yang
dikembangkan termasuk dalam kategori sangat valid. Dengan demikian, karena
instrumen tersebut sudah dianggap valid oleh validator, maka RPP ini sudah dapat
23
dipakai dengan sedikit revisi. Walaupun secara keseluruhan aspek maupun masing-
masing aspek sudah memenuhi kriteria kevalidan, namun ada beberapa saran ahli dan
praktisi yang perlu diperhatikan untuk kesempurnaan RPP. Saran tersebut adalah
indikator perlu ditulis secara eksplisit dan beberapa kalimat arahan yang perlu
diperbaiki.
b. Buku Peserta Didik (BPD)
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam memvalidasi buku siswa secara garis
besar adalah format, bahasa, ilustrasi dan kualitas isi. Hasil validasi dari validator
dapat dilihat secara keseluruhan nilai rata-rata total kevalidan buku siswa yang
diperoleh nilai validasi isi adalah 0,9. Dengan kata lain, secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa buku siswa yang telah dirancang termasuk kategori valid untuk
digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dengan demikian, karena perangkat tersebut sudah dianggap valid oleh
validator, maka buku siswa ini sudah dapat dipakai dengan sedikit perubahan.
Walaupun secara keseluruhan aspek maupun masing-masing aspek buku siswa sudah
memenuhi kriteria kevalidan, namun ada beberapa saran ahli dan praktisi yang perlu
diperhatikan untuk kesempurnaan buku siswa adalah uraian materi tidak perlu
sedetail mungkin dan masih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengkonstruksi pengetahuan. Serta layout buku siswa masih perlu diperbaiki pada
beberapa bagian.
24
c. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam memvalidasi lembar kegiatan siswa
secara garis besar adalah aspek materi, bahasa dan konstruksi. Hasil validasi dari ahli
dan praktisi dapat dilihat secara keseluruhan nilai rata-rata total validasi isi yang
diperoleh berdasarkan adalah 0,88. Dengan kata lain, secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa LKPD yang telah disusun termasuk kategori sangat valid untuk
digunakan dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dengan demikian, karena perangkat tersebut sudah dianggap sangat valid
oleh validator, maka LKS ini sudah dapat dipakai dengan banyak revisi. Walaupun
secara keseluruhan aspek maupun masing-masing aspek sudah memenuhi kriteria
kevalidan, namun ada beberapa saran ahli yang perlu diperhatikan untuk
kesempurnaan LKPD. Saran tersebut adalah pada kejelasan arahan pada pertanyaan.
d. Hasil validasi ahli dan praktisi untuk instrumen tes hasil belajar
Dalam menyusun instrumen tes hasil belajar terlebih dahulu dimulai dengan
penyusunan kisi-kisi. Kisi-kisi tes merupakan suatu acuan atau petunjuk yang harus
diikuti oleh setiap penyusunan tes hasil belajar. Kisi-kisi tes hasil belajar disusun
berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran, yang di dalamnya merupakan sebuah
peta penyebaran butir-butir pertanyaan yang sudah dipersiapkan sedemikian rupa
sehingga butir pertanyaan tersebut dapat mengukur dengan tepat tingkat ketercapaian
penguasaan materi seorang siswa berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran. Tes
hasil belajar yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa tes kemampuan siswa
untuk materi matriks dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
25
Tes hasil belajar disusun berdasarkan kisi-kisi tes hasil belajar dalam bentuk
Pilihan ganda. Demikian juga pembahasan tes hasil belajar telah disusun yang
disertai dengan rubrik skor untuk menentukan perolehan skor responden setelah
mengikuti tes.
Aspek-aspek yang diperhatikan dalam memvalidasi instrumen hasil belajar
adalah aspek materi, bahasa dan konstruksi. Hasil validasi ahli dan praktisi mengenai
tes hasil belajar dapat dilihat secara keseluruhan nilai validasi isi yang diperoleh
adalah 0,9. Dengan kata lain, secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa insrumen
yang telah dirancang tersebut, termasuk kategori valid untuk digunakan dalam
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Dengan demikian, karena instrumen tersebut sudah dianggap valid oleh
validator, maka tes hasil belajar ini dapat dipakai dengan sedikit revisi. Walaupun
secara keseluruhan aspek maupun masing-masing aspek sudah memenuhi kriteria
kevalidan, namun ada beberapa saran ahli dan praktisi yang perlu diperhatikan untuk
kesempurnaan tes hasil belajar yaitu beberapa kalimat pada pertanyaan yang perlu
diperjelas dan harus ada pembahasan hasil belajar yang disertai dengan rubrik
penilaian.
e. Hasil Validasi angket sikap Siswa
Dalam menyusun instrumen sikap siswa terlebih dahulu dimulai dengan
penyusunan kisi-kisi. Kisi-kisi angket merupakan suatu acuan atau petunjuk yang
harus diikuti oleh setiap penyusunan angket sikap siswa. Hasil validasi ahli dan
praktisi mengenai tes hasil belajar dapat dilihat secara keseluruhan nilai validasi isi
26
yang diperoleh adalah 0,75. Dengan kata lain, secara keseluruhan dapat dikatakan
bahwa insrumen yang telah dirancang tersebut, termasuk kategori valid untuk
digunakan setelah melakukan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Tes
Tes yang dimaksud disini adalah tes hasil belajar matematika materi Matrik.
Tes ini kembangkan dalam bentuk pilihan ganda sesuai dengan materi matriks. Tes
ini digunakan untuk pretest (kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw) dan posttest (tes hasil belajar siswa setelah pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw).
Tes ini disusun dengan memperhatikan isi dan proses kognitif yang harus
dilakukan siswa untuk menyelesaikan item tes. Aspek kognitif yang digunakan
mengacu pada tiga taksonomi Bloom yaitu: (C1) Ingatan/ Pengetahuan (Knowledge),
(C2) Pemahaman (Comprehension), dan (C3) Aplikasi (Application). Tes ini
dikembangkan dari materi barisan dan deret dalam bentuk pilihan ganda
b. Kuesioner Sikap
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner skala sikap model Likert
modifikasi Agung untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran Matematika.
Skala penilaian yang digunakan adalah: 1 = Sangat Tidak Setuju, 2 = Tidak Setuju, 3
= Setuju, dan 4 = Sangat Setuju.
27
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen yang
telah disusun dan divalidasi. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan
adalah sebagai berikut.
1. Data prestasi belajar diperoleh menggunakan tes yang diberikan sebanyak dua
kali yaitu tes sebelum dan tes setelah implementasi model pembelajaran
koperatif tipe Jigsaw.
2. Data sikap siswa diperoleh melalui kuesioner yang diberikan sebanyak satu kali
setelah implementasi model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw.
3. Data keterlaksanaan perangkat pembelajaran dilaksanakan dengan mengisi
lembar observasi yang diisi setiap pertemuan.
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisis data dilakukan berdasarkan jenis data yang diperoleh, yaitu
sebagai berikut.
1. Analisis Deskriptif
a. Data keterlaksanaan pembelajaran
Tabel 3.1 Rubrik Pemberian Skor Terhadap Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
No Skor Keterangan1 0 Tidak terlaksana2 1 Tidak baik3 2 Kurang baik4 3 Cukup baik5 4 Baik
28
Adapun pengkategorian keterlaksanaan perangkat pembelajaran digunakan
kategori pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Kategori Nilai Tingkat Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
No Skor Kategori
1 0,00 0,50 Tidak terlaksana dengan baik
2 0,50 1,50 Kurang terlaksana
3 1,50 < 2,50 Cukup terlaksana
4 2,50 < 3,50 Terlaksana dengan baik
5 3,50 < 4,50 Terlaksana dengan sangat baik
Keterangan:
= rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
Kriteria keterlaksanaan perangkat pembelajaran tercapai apabila minimal
berada pada kategori terlaksana dengan baik.
b. Data hasil tes prestasi belajar.
Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik digunakan tes hasil belajar.
Dalam menentukan ketuntasan belajar peserta didik dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
(Trianto.2010:242)
29
Keterangan : KB = Ketuntasan belajar
T = Jumlah skor yang diperoleh peserta didik
Tt = Jumlah skor total
Data mengenai tes hasil belajar dianalisis secara kuantitatif. Untuk analisis
data secara kuantitatif digunakan statistik deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan
hasil belajar peserta didik setelah dilakukan pembelajaran berbasis inkuiri
terbimbing. Kemampuan peserta didik dapat dikelompokkan dalam lima skala
berdasarkan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh departemen pendidikan
dan kebudayaan yaitu:
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Matematika Siswa
Interval Skor Kategori
85 – 100 Sangat Tinggi
65 – 84 Tinggi
55 – 64 Sedang
35 – 54 Rendah
0 – 34 Sangat rendah
Berdasarkan dari hasil MGPM Matematika SMKN 5 Pinrang maka siswa
yang dinyatakan tuntas apabila mempunyai nilai lebih dari 69,9 (KKM 70). Kriteria
hasil belajar matematika terpenuhi ketika ketuntasan klasikal seluruh siswa minimal
75%.
c. Data sikap siswa
30
Data hasil kuesioner dianalisis secara kuantitatif. Hasil analisis data
dikelompokkan berdasarkan kategori yang dikemukakan oleh Mardapi (2012: 162)
sebagai berikut.
Tabel 3.4 Kategori Sikap Siswa
No Skor Kategori
1 Rendah 1,0 ≤ < 1,5
2 Sedang 1,5 ≤ < 2,5
3 Tinggi 2,5 ≤ < 3,5
4 Sangat Tinggi 3,5 ≤ < 4,0
Keterangan:
= rata-rata keterlaksanaan pembelajaran
Kriteria sikap siswa tercapai setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw apabila minimal berada pada kategori tinggi.
d. Analisis perbedaan Hasil Belajar Siswa
Analisis yang digunakan untuk menetukan berdasarkan gain score, yaitu:
menggunakan selisih post-test dan pre-test. Gain score didapatkan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
(g) = 𝑋 2− 𝑋 1 𝑋 𝑚𝑎𝑘𝑠−𝑋1
Keterangan:
X1 = pre test
31
X2 = post test
X maks = nilai maksimal
Tabel 3.5 Kategori Gain Score
No Skor Kategori
1 Rendah (g) ≥ 0,72 Sedang 0,3 ≤ (g) < 0,73 Tinggi (g) < 0,3
2. Analisis Inferensial
Teknik analisis data dengan statistik inferensial digunakan analisis statistik
parametrik yaitu untuk keperluan pengujian hipotesis penelitian. Untuk pengujian
hipotesis digunakan statistik parametrik dengan uji-t satu sampel. Uji-t satu sampel
dilakukan karena data perbedaan skor pretest dan posttest dari hasil penelitian
berdistribusi normal.
Untuk melihat signifikansi perbedaan perbedaan antara skor pretest dan skor
posttest digunakan uji-t dengan taraf signifikansi untuk menguji hipotesis digunakan
α = 0,05. Kriteria pengambilan keputusan adalah terima H0 jika taraf signifikansi
p ≥ 0,05, tetapi tolak H0 jika taraf signifikansi p memiliki harga-harga lain.
Ukuran yang digunakan pada pretest dan posttest menurut ekivalensi
persentil. Dengan demikian nilai hasil belajar siswa tertinggi yang mungkin adalah
32
100. Untuk membantu perhitungan analisis data, yang diolah dengan statistik
deskriptif dan statistik inferensial, digunakan program aplikasi Analisis Statistik
menggunakan aplikasi komputer.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik subyek
penelitian tentang keterlaksanaan pembelajaran, hasil belajar matematika siswa dan
sikap siswa setelah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi matriks, analisis
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Deskriptif keterlaksanaan pembelajaran
Tujuan utama analisis data keterlaksanaan perangkat pembelajaran adalah
untuk melihat sejauh mana tingkat keterlaksanaan perangkat dalam proses
pembelajaran. Dalam mengobservasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran,
peneliti dibantu oleh dua orang pengamat.
Berdasarkan hasil analisis data observasi pengamat tentang keterlaksanaan
perangkat pembelajaran dari empat kali pertemuan dapat dilihat pada lampiran.
Rekapitulasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut:
33
34
Tabel 4.1 Rekapitulasi Keterlaksanaan Perangkat Pembelajaran
No Aspek yang diamati x Kategori
1
2
3
4
Sintaks
Sistem Sosial
Prinsip Reaksi
Sistem Pendukung
3,58
3,11
3,65
3,12
Terlaksana dengan sangat baik
Terlaksana dengan baik
Terlaksana dengan sangat baik
Terlaksana dengan baik
Rata-rata Total 3,36 Terlaksana dengan baik
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa keterlaksanaan perangkat
pembelajaran berada pada rata-rata 3,36. Hal ini menunjukkan bahwa semua
komponen yang diamati pada pelaksanaan perangkat pembelajaran koopertif tipe
jigsaw berada pada kategori terlaksana dengan baik.
b. Deskripsi hasil belajar siswa pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Data hasil posttest materi matriks siswa kelas X TPHP SMKN 5 Pinrang
sebelum mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, disajikan secara lengkap
dalam tabel dibawah ini. Selanjutnya data hasil prettest tersebut disajikan pada hasil
analisis sebagai berikut:
Tabel 4.2 Statistik Skor Tes Hasil Belajar Siswa
StatistikNilai Statistik
Pretest Posttest GainUkuran Sampel 25 25 25
Skor Ideal 100 100 1Skor Tertinggi 52 96 0,92Skor Terendah 8 56 0,31Rentang Skor 44 40 0,61
Skor Rata-rata 28,67 78,50 0,70Standar Deviasi 13,45 11,17 0,13
35
Pada tabel 4.2 terlihat bahwa skor rata-rata pretest adalah 28,67 dengan
standar deviasi 13,45. Nilai tertingginya adalah 52 dan nilai terendahnya adalah 8.
Sedangkan skor rata-rata posttest adalah 78,50 dengan standar deviasi 11,17. Nilai
tertingginya adalah 92 dan nilai terendahnya adalah 56. Terlihat bahwa standar
deviasi posttest lebih besar daripada standar deviasi pretest artinya data lebih
beragam pada saat posttest dibandingkan dengan pretest. Skor rata-rata perubahan
hasil belajar siswa adalah 0,70. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor
terendah 0,31 sampai dengan skor tertinggi 0,92 dengan rentang skor 0,61. Secara
deskriptif dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa menjadi lebih baik setelah
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berlaku di kelas X
TPHP SMKN 5 Pinrang yakni 70, digunakan untuk menentukan tingkat pencapaian
ketuntasan hasil belajar siswa maka banyaknya siswa yang tuntas dan tidak tuntas
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.3 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Interval
Skor
Kategori
Ketuntasan
Frekuensi Persentase
Pretest Posttest Pretest Posttest
0 – 69 Tidak tuntas 28 5 100% 17,84%
70 – 100 Tuntas 0 23 0 82,16%
Pada tabel 4.2 dan 4.3 terlihat bahwa hasil belajar siswa setelah diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengalami perubahan. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatan yang terjadi pada nilai terendah dari 16 menjadi 48, nilai tertinggi dari
36
52 menjadi 88. Peningkatan hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari peningkatan
persentase siswa yang mencapai ketuntasan, pada tabel 4.2 terlihat dari tidak ada
siswa yang tuntas, setelah diajar dengan menggunakan pembelajaran Kooperatif tipe
Jigsaw menjadi 82,14% (23 orang) siswa yang mencapai ketuntasan dan 17,86% (5
orang) siswa yang tidak tuntas. Sementara, ketuntasan klasikal tercapai bila paling
sedikit 75% siswa setelah diajar di kelas tersebut telah tuntas. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa siswa kelas X TPHP SMKN 5 Pinrang setelah diajar
menggunakan pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, tuntas secara klasikal.
Besarnya perubahan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw yang dihitung dengan rumus gain ternormalisasi dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Koefisien normalisasi
gainKlasifikasi Frekuensi Persentase
g < 0,3 Rendah 0 0%
0,3 g 0,7 Sedang 11 44%
g 0,7 Tinggi 14 56%
Jumlah 25 100%
Berdasarkan tabel 4.4 peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan
model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan santifik sebagian besar
berada pada kategori tinggi yaitu sebanyak 14 orang, dan 11 orang berada dalam
kategori sedang.
37
Berdasarkan nilai rata-rata gain pada tabel 4.2 diperoleh peningkatan hasil
belajar siswa yang dihitung dengan rumus gain ternormalisasi sebesar 0,70. Hal ini
berarti, perubahan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berada dalam kategori tinggi.
c. Deskripsi sikap siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Data hasil sikap siswa dapat dilihat pada lampiran, disajikan pada tabel 4.5.
Data yang diperoleh pada tabel 4.5 diperoleh dari skor rata-rata banyaknya siswa
yang memberikan pendapat terhadap kategori tertentu yang ditanyakan dalam angket
sikap siswa.
Tabel 4.5 Deskripsi Persentase Rata-rata sikap Siswa pada Kelas Eksperimen
Rentang Skor Kategori Frekuensi Persentase
1,0 ≤ < 1,5 Rendah 0 0%
1,5 ≤ < 2,5 Sedang 3 10,71%
2,5 ≤ < 3,5 Tinggi 19 67,86%
3,5 ≤ < 4,0 Sangat Tinggi 6 21,43%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap siswa
dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah tinggi dengan 3 siswa (10,71%)
kategori Sedang, 19 siswa (67,86%) kategori tinggi dan 6 siswa (21,43%) kategori
sangat tinggi. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang telah diuraikan sebelumnya,
tampak bahwa dengan melakukan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa Kelas X TPHP SMKN 5 Pinrang hal ini dapat
38
dilihat dari ketuntasan klasikal dan perbandingan sebelum melaksanakan
pembelajaran. Serta sikap siswa berada pada kategori tinggi.
2. Hasil analisis inferensial
a. Uji-t data gain
Berdasarkan hasil output SPSS uji-t satu sampel untuk nilai gain dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.6 Output SPSS Uji-t Satu Sampel untuk Gain
One-Sample TestTest Value = 0.29
T df Sig. (2-tailed)
Mean Differenc
e
95% Confidence Interval of the
DifferenceLower Upper
N-Gain 11,753 27 ,000 ,40536 ,3346 ,4761
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat dilihat bahwa nilai p sebesar 0,000. Ini
menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti H1 diterima bahwa
rata-rata gain lebih besar dari 0,29 jadi secara inferensial dapat disimpulkan bahwa
terjadi perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttes setelah pembelajaran
koopertatif tipe jigsaw.
b. Uji-t Posttes
Berdasarkan hasil output SPSS uji-t satu sampel untuk nilai posttest dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Output SPSS Uji-t Satu Sampel untuk posttest
Test Value = 69.9T Df Sig. (2-
tailed)Mean
Difference95% Confidence
Interval of the Difference
39
Lower Upper
Post test 4,109 27 ,000 8,67143 4,3414 13,0015
Berdasarkan tabel 4.7 nampak bahwa nilai p sebesar 0,000. Ini menunjukkan
bahwa p < 0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti H1 diterima yaitu rata-rata hasil
belajar matematika siswa lebih dari 69,9. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara
inferensial, rata-rata hasil belajar matematika siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw melebihi KKM.
c. Uji-t Sikap siswa
Berdasarkan hasil output SPSS uji-t satu sampel untuk nilai sikap siswa dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.8 Output SPSS Uji-t Satu Sampel untuk sikap siswa
Test Value = 2.49T df Sig. (2-
tailed)Mean
Difference95% Confidence Interval of
the DifferenceLower Upper
Sikap 26,493 27 ,000 ,88429 ,8158 ,9528
Berdasarkan tabel 4.8 nampak bahwa nilai p sebesar 0,000. Ini menunjukkan
bahwa p < 0,05, sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti H1 diterima yaitu skor rata-rata
hasil sikap siswa terhadap matematika lebih dari 2,49. Jadi dapat disimpulkan bahwa
secara inferensial, skor rata-rata sikap siswa terhadap matematika dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw minimal kategori tinggi.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
40
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah diuraikan pada bagian A, maka
pada bagian pembahasan hasil penelitian meliputi pembahasan hasil analisis
dekriptif.
1. Pembahasan hasil analisis deskriptif
Pembahasan hasil analisis deskriptif akan dibahas tentang keterlaksanaan
pembelajaran, hasil belajar siswa serta sikap siswa. Aspek tersebut sangat
berhubungan satu dengan yang lainnya. Pembahasan aspek tersebut akan diuraikan
sebagai berikut.
a. Keterlaksaan pembelajaran koooperatif tipe jigsaw
keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang digunakan saat permbelajaran
berlangsung. Nilai keterlaksanaan perangkat pembelajaran diambil dari hasil
observasi dua orang pengamat yang telah ditunjuk untuk menilai sejauh mana
perangkat-perangkat tersebut dapat dilaksanakan.
Dari hasil pengamatan keterlaksanaan perangkat pembelajaran berada pada
nilai rata-rata 3,36 dan berada pada kategori terlaksana dengan baik. Hal ini berarti
bahwa perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan telah digunakan dalam
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Sehingga dapat dikatakan bahwa dari perangkat
yang telah dugunakan baik RPP, BPD, LKPD dapat digunakan dalam pembelajaran
pada materi matriks dengan menggunakan pembelajaran koopertif tipe jigsaw.
Perangkat pembelajaran yang digunakan ini dapat mengantar peserta didik untuk
menemukan sendiri pengetahuannya untuk memahami sesuatu sehingga peserta didik
diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuannya.
41
Berdasarkan hasil analisis data keterlaksanaan sintaks pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw pada aspek kesatu, kedua, ketiga, dan keempat berada dalam
kategori baik dan pada aspek kelima berada pada kategori sangat baik. Kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran sudah sesuai dengan harapan. Namun masih ada
aspek dalam sintaks pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan pelaksanaannya
yaitu pada kegiatan awal dalam menyampaikan prosedur pembelajaran.
Suasana kelas secara umum menggambarkan pembelajaran yang berpusat
pada siswa dan siswa terlihat antusias dengan suasana pembelajaran berbasis masalah
dengan pendekatan saintifik. Guru dalam mengelola pembelajaran, lebih banyak
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam mengkonstruksi
pengetahuannya berdasarkan masalah nyata yang dialami oleh siswa itu sendiri.
Peran guru dalam memfasilitasi belajar siswa berimplikasi pada keaktifan siswa
dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didukung oleh Goldin
dalam Djadir (2005) yang menyarankan agar guru menciptakan kondisi lingkungan
pembelajaran yang kondusif, mendorong siswa untuk kreatif memecahkan masalah
dan mendorong siswa untuk mendiskusikan perbedaan-perbedaan pendapat dengan
mengurangi tekanan terhadap respons siswa yang harus tepat.
b. Hasil belajar siswa setelah pembelajaran koperatif tipe Jigsaw pada materi matriks
Hasil analisis data hasil belajar siswa pada materi matriks menunjukkan
bahwa 82,14% siswa mencapai ketuntasan individu ( skor minimal 70). Hal ini
berarti bahwa pembelajaran kooperatif dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai
ketuntasan klasikal serta skor prestasi akademik antara siswa yang berkemampuan
42
tinggi, sedang dan rendah setelah pembelajaran kooperatif memiliki variasi yang
semakin kecil. Sebatas pengalaman peneliti sebagai guru matematika pada subyek
penelitian. Hal ini menguatkan keyakinan peneliti bahwa pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta dapat mencapai ketuntasan belajar.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Slavin (2005), bahwa pembelajaran kooperatif
dapat meningkatkan kemampuan akademik siswa dan variasi skor prestasi akademik
antara siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah setelah pembelajaran
kooperatif semakin kecil. Selain itu, tampak adanya kecenderungan bahwa semakin
baik interaksi siswa di dalam tugas semakin baik prestasi akademik yang diperoleh.
Dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, aktivitas dan interaksi siswa
dalam kelompok dapat meningkat karena salah satu ciri khusus dari pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw ini adalah seetiap siswa yang mewakili kelompoknya untuk
mempelajari materi tertentu kemudian kembali ke kelompok asalnya untuk
menjelaskan materi tersebut. Cara ini menjamin keterlibatan total semua siswa.
Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat tercapai karena
adanya fase pembelajaran yang mendukung dan memfasilitasi perbedaan
kemampuan akademik siswa. Hal ini didukung oleh Slavin (2005) yang menyatakan
bahwa pendekatan konstruktivis dalam pengajaran secara khusus membuat belajar
kooperatif ekstensif, secara teori siswa akan lebih mudah menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka dapat saling mendiskusikannya
dengan temannya.
43
Meskipun siswa belajar bersama dalam kelompok, mereka tidak boleh saling
membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa harus menguasai materi tersebut.
Tanggung jawab individual ini memotivasi siswa melakukan sebuah pekerjaan
tutorial dengan baik dan saling menjelaskan satu sama lain, mengingat satu-satunya
cara tim tesebut berhasil jika seluruh anggota tim telah menuntaskan informasi atau
keterampilan yang sedang dipelajarinya. Karena skor tim didasarkan pada
peningkatan skor mereka yang lalu (kesempatan yang sama untuk berhasil), semua
siswa memiliki peluang menjadi ”bintang” pada suatu minggu tertentu, dengan cara
memperoleh skor diatas skor terdahulu atau dengan mendapatkan skor sempurna.
Skor sempurna selalu menghasilkan poin maksimum tidak memandang berapapun
rata-rata skor terdahulu. Dengan adanya situasi pembelajaran yang dirancang serta
penilaian tersebut maka pembelajaran kooperatif dapat melibatkan semua siswa tanpa
ada yang merasa dirugikan.
2. Pembahasan Analisis Inferensial
Berdasarkan hipotesis penelitian, diperoleh bahwa model pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan saintifik meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
didukung oleh analisis rata-rata posttest siswa, analisis gain ternormalisasi dan
analisis prosentase ketuntasan klasikal siswa. Berdasarkan indikator keefektifan yaitu
1) hasil belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah pendekatan saintifik, 2)
aktivitas siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah dengan
pendekatan saintifik, 3) motivasi siswa setelah diajar dengan pembelajaran berbasis
masalah dengan pendekatan saintifik.
44
Dengan demikian secara umum pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
digunaka digunakan dalam pembelajaran matematika pada siswa SMKN 5 Pinrang.
Hasil penelitian ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Dwi
Sulistiyaningsi dan Iswahyudi Joko dengan judul Peningkatan hasil belajar
matematika melalui pembelajaran metode jigsaw berbantuan CD pembelajaran pada
materi Eksponen pada siswa kelas X.
C. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Pengembangan instrumen dan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini hanya melalui validasi ahli dan tidak dilanjutkan uji coba sebelum
diterapkan pada pembelajaran, sehingga instrumen dan perangkat pembelajaran
hanya valid secara teoretis.
2. Sampel penelitian hanya menggunakan satu kelas eksperimen tanpa kelas
pembanding (kontrol), sehingga faktor lain di luar pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw tidak dapat dikontrol pengaruhnya.
3. Materi matematika yang diajarkan dalam penelitian ini hanya materi matriks
untuk 4 kali pertemuan, sehingga belum menggambarkan keefektifan
pembelajaran kooperatif dalam waktu yang lama.
4. Pembagian kelompok dalam kelas eksperimen, hanya mempertimbangkan
perbedaan kemampuan akademik (tinggi, sedang dan rendah) dan jenis kelamin
dan tidak memperhatikan/ mempertimbangkan faktor siswa aktif. Sehingga ada
45
siswa yang pintar tapi pendiam dapat mempengaruhi interaksi siswa dalam
kelompok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan hasil yang diperoleh
sebagaimana yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka pada bagian ini
disajikan kesimpulan dan saran sebagai implikasi dari hasil yang diperoleh. Adapun
kesimpulan dan saran yang dimaksud diuraikan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
1. Hasil belajar siswa kelas X TPHP SMKN 5 Pinrang setelah melalui pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw pada materi matriks mencapai skor rata-rata 76,50 dari
skor ideal 100. Lima siswa (17,86%) berada pada kategori tidak tuntas dan 23
siswa (82,14%) berada pada kategori tuntas individual. Sehingga hasil belajar
siswa tuntas secara klasikal.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest siswa setelah
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada materi matriks hal ini dapat
dilihat dari analisis Gain score sebesar 0,7 dengan kategori tinggi.
3. Sikap sisawa terhadap terhadap matematika setelah pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw berada pada kategori tinggi dapat dilihat dari analisis 6 siswa kategori
sangat tinggi, 19 siswa kategori tinggi dan 3 siswa kategori rendah
46
47
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka terdapat saran yang
perlu disampaikan sebagai berikut.
1. Pembelajaran matematika dengan model kooperatif tipe Jigsaw perlu
mendapatkan pertimbangan oleh guru matematika sebagai sarana untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada umumnya dan pada pembelajaran matriks
pada khususnya.
2. Guru dapat menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam
memfasilitasi aktivitas siswa dan perbedaan kemampuan akademik siswa (tinggi,
sedang dan rendah) untuk meningkatkan hasil belajar dan ketuntasan hasil belajar
siswa.
3. Bagi peneliti, perlu melakukan penelitian tentang pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw yang menyangkut materi lain dalam matematika dengan
mempertimbangkan/ memperhatikan keterbatasan dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2004. Dasar-dasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: BumiAksara.
Baharuddin, & Wahyuni, E.N. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-ruzz Media
Huda, Miftahul. 2015. Cooperative Learning: Metode, Struktur dan Model Terapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Isjoni. 2011. Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta
Jihat, & Haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo
Mardapi, Djemari. 2012. Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Nuha Medika
Muhibbin, Syah. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulbar, Usman. 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Dengan Memanfaatkan Sistem Sosial Masyarakat. Cakrawala Pendidikan. (Online). Vol.3 (www.journal.uny.ac.id). Diakses 14 Juni 2016.
Purwanto. 2010. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rusman. 2011. Model- Model Pembelajaran. Jogjakarta: Raja Grafindo Persada
Slavin E.R. 2005. Cooverative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Dua
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Schiele. & Suryana. Ringkasan Lengkap Matematika SMK. Jakarta Selatan: Ruang Kata
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengertian Strategi, Metode, Teknik dan Model Pembelajaran. Bandung: Sinar Bandung Algensindo
Sugiandi, A.I. 2013. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Dengan Setting Koopertif Jigsaw Terhadap Kemandirian Belajar Siswa. Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika Siliwangi Bandung. (Online). (www.e-journal.stikipsiwangi.ac.id). Diakses 14 Juni 2016
48
49
Sulistiyaningsih, D. & Joko, I. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Metode Pembelajaran Jigsaw Berbantuan CD Pemerhadap belajaran Materi Eksponen.Seminar Hasil-Hasil Penelitian LPPM Unismuh. (Online). (http//jurnal.unismuh.ac.id). Diakses 14 Juni 2014
Suryabrata. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Zaini, Hisam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
50
LAMPIRAN
51
Lampiran A. 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Pinrang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : X / II ( Genap )
Tahun Ajaran : 2016/2017
Pokok Bahasan : Matriks
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
==========================================================
A. Standar Kompetensi
Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
B. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan macam-macam matriks.
C. Indikator
1. Matriks ditentukan unsur dan notasinya2. Matriks dibedakan menurut jenis dan relasinya.
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Kognitifa. Peserta didik dapat Menjelaskan pengertian matriks, notasi matriks,
baris, kolom, elemen dan ordo matriks b. Peserta didik dapat Membedakan jenis-jenis matriksc. Peserta didik dapat Menjelaskan kesamaan matriksd. Peserta didik dapat Menjelaskan transpose matriks
2. Tujuan Afektifa. Peserta didik dapat menanamkan nilai-nilai karakter yaitu rasa ingin
tahu,saling menolong, kreatif dan kerja kerasb. Peserta didik dapat menumbuhkan sikap interaksi sosial
52
C. Materi Pembelajaran
Macam-macam matriks
D. Model, Pendekatan dan Metode Pembelajaran
1. Model : Kooperatif tipe jigsaw
2. Pendekatan : kontekstual
3. Metode : Diskusi kelompok, pemberian tugas, dan presentasi.
E. Langkah- langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Peserta didik Alokasi Waktu
Pendahuluan 10 menit1. Menyampaikan tujuan dan
motivasi Peserta didik Guru mengucapkan salam,
melihat kesiapan Peserta didik untuk belajar, dan memeriksa kehadiran Peserta didik.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan apersepsi
Guru menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan
Peserta didik menjawab salam, menyiapkan diri untuk belajar, dan memberitahu teman yang tidak hadir.
Peserta didik menyimak guru penjelasan
Peserta didik menyimak penjelasan guru
1 menit
5 menit
4 menit
Kegiatan Inti 75 menit2. Penyampaian Informasi
Guru menyampaikan materi I yaitu pengertian Matriks, Macam-macam matriks, kesamaan matriks dan trasnpos matriks dengan memberikan contoh-contoh kontekstual
3. Mengorganisasikan Peserta didik dalam kelompok Guru membagi Peserta didik
menjadi 8 kelompok asal yang terdiri atas 4 Peserta didik (masyarakat belajar).
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru
Peserta didik membentuk kelompok asal sesuai arahan guru (masyarakat belajar).
Peserta didik berbagi tugas
5 menit
3 menit
2 menit
53
Guru mengarahkan Peserta didik untuk berbagi tugas menjadi anggota kelompok ahli dalam setiap kelompok asal.
4. Membimbing dalam diskusi kelompok . Guru membagi Lembar Kerja
Peserta Didik ( LKPD ) mengenai pengertian matriks, macam-macam matriks, kesamaan matriks dan transpos matriks.
Guru memberikan kesempatan Peserta didik berdiskusi untuk membangun (kontruktivisme) pengetahuan dan menemukan (inkuiri) jawaban LKPD yang diberikan
Guru memantau kerja setiap kelompok dan memberi kesempatan Peserta didik untuk bertanya jika mengalami kesulitan.
Guru meminta para anggota kelompok ahli untuk kembali ke kelompok asal dan berdiskusi untuk membangun (kontruktivisme) pengetahuan yang diperolehnya kepada anggota-anggota kelompok asalnya dan menemukan (inkuiri) jawaban LKPD yang diberikan.
Guru meminta perwakilan Peserta didik dari anggota kelompok asal mempresentasikan jawaban di depan kelas (pemodelan), sedangkan kelompok lain memberikan tanggapannya. Guru memberikan kesempatan Peserta didik untuk bertanya jika ada hal – hal yang kurang dimengerti.
menjadi anggota kelompok ahli di kelompoknya masing-masing.
Peserta didik menerima Lembar Kerja Peserta didik (LKPD) mengenai pengertian matriks, macam-macam matriks, kesamaan matriks dan transpos matriks kepada kelompok ahli.
Peserta didik mulai berdiskusi untuk membangun (kontruktivisme) pengetahuan dan menemukan (inkuiri) jawaban LKPD dalam kelompok ahli.
Peserta didik mengerjakan LKPD dan bertanya apabila ada yang tidak mengerti.
Para anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan berdiskusi untuk membangun (kontruktivisme) pengetahuan yang diperolehnya kepada anggota-anggota kelompok asalnya dan menemukan (inkuiri) jawaban LKPD dalam kelompok asal.
Perwakilan Peserta didik dari anggota kelompok asal mempresentasikan jawaban di depan kelas (pemodelan), sedangkan kelompok lain memberikan tanggapannya. Peserta didik bertanya apabila ada hal- hal yang kurang dimengerti.
Peserta didik mengerjakan
50 menit
54
5. Evaluasi Guru memberikan soal-soal
latihan yang dikerjakan masing- masing individu (penilaian autentik).
Guru memberikan kesempatan kepada Peserta didik untuk bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
6. Pemberian Penghargaan/reward Pemberian skor secara kelompok
dan pemberian reward
soal- soal latihan yang diberikan oleh guru (penilaian autentik).
Peserta didik bertanya apabila ada yang tidak dimengerti.
Kelompok terbaik mendapatkan reward
10 menit
5 menit
Penutup 5 menit Guru membimbing Peserta didik
untuk menyimpulkan pelajaran. Guru meminta Peserta didik
mengemukakan pendapat dari pengalaman belajarnya (refleksi).
Guru meminta Peserta didik untuk mempelajari materi berikutnya.
Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan pelajaran.
Peserta didik mengemukakan pendapat dari pengalaman belajarnya (refleksi).
Peserta didik memperhatikan arahan guru.
2 menit
2 menit
1 menit
F. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat
o Whiteboard
o Spidol
2. Sumber Belajar
o Buku Matematika SMK Kelas X Depertamen Pendidikan dan kebudayaan
G. Penilaian
1. Diketahui matriks A =
026750114382
. Tentukan :
a) Ordo matriks A
b) Elemen kolom ke-4
55
c) Elemen yang terletak pada baris ke-2 dan kolom
ke-3
d) Ordo matriks At dari matriks A
2. Diketahui A =
bca
043 , B =
ab
2036 , dan A = B. Nilai b + c =
…3. Tentukanlah p dan x , jika At = B.
a.
60
18A dan
xp
pB
102
b.
2861
A dan
22
31px
pB
4. Tentukan nilai a danb dari matriks berikut :
a.
155
40340ba
b.
87
86a
c.
123
1103312
ba
Bittoeng, 02 Desember 2016 MengetahuiKepala SMK Neg. 5 Pinrang Guru Mata Pelajaran
Drs. LATUWO, M. Pd ROBY, S.PdNip. 19651231 199102 1 007
56
Lampiran A.2 Buku Peserta Didik (BPD)
MATRIKS
A. PENGERTIAN MATRIKS1. Definisi Matriks
Matriks adalah suatu himpunan bilangan atau variabel yang disusun dalam
bentuk baris dan kolom (lajur) dalam bentuk persegi panjang yang di tempatkan di
antara dua tanda kurung biasa ( ) atau siku [ ].
Baris sebuah matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang mendatar dalam
matriks. Kolom sebuah matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang tegak dalam
matriks. Suatu matriks dilambangkan dengan sebuah huruf kapital A, B, C dst. Secara
umum matriks dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
a = Notasi matriks
ij = Ordo matriks
i = Banyak baris
j = Banyak kolom
Contoh Soal 1:
283675
321
33A
2. Jenis-jenis Matriks1. Matriks Persegi
Ordo matriks adalah 3 31 adalah elemen baris ke-1 kolom ke-15 adalah elemen baris ke-2 kolom ke-13 adalah elemen baris ke-1 kolom ke-3
57
Yaitu matriks yang banyaknya baris sama dengan banyaknya kolom. (m = n)
Contoh :
32
2122A
2. Matriks Baris
Yaitu matriks yang mempunyai elemen satu baris
Contoh : 7531A
3. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang mempunyai elemen satu kolom
Contoh :
531
A
4. Matriks Nol
Yaitu matriks yang seluruh elemennya adalah 0
Contoh :
0000
A 0B
5. Matriks Identitas / Satuan
Yaitu matriks bujur sangkar yang elemen pada diagonal utamanya adalah 1 (satu),
sedangkan elemen lainnya 0 (nol).
Contoh :
1001
A
100010001
B
6. Matriks Diagonal
Yaitu matriks bujur sangkar yang semua elemen diluar diagonal utamanya adalah
0 (nol)
Contoh :
1002
A
300020001
B
58
Matriks sama : matriks A = matriks B, maka elemen yang seletak sama.
dcba
= sdrcqbpasrqp
,,,
7. Matriks Skalar
Matriks Skalar adalah matriks yang elemen-elemen diagonal utamanya
sama, sedangkan elemen di luar elemen diagonalnya bernilai nol.
Contoh :
4004
A
200020002
B
8. Matriks Segitiga Atas
Matriks segitiga atas adalah matriks persegi yang elemen-elemen di
bawah diagonal utamanya bernilai nol.
Contoh :
600410421
9. Matriks Segitiga Bawah
Matriks segitiga bawah adalah matriks persegi yang elemen-elemen di atas
diagonal utamanya bernilai nol.
454012002
D
3. Kesamaan MatriksDua matriks dikatakan sama jika dan hanya jika keduanya memiliki ordo yang
sama dan elemen-elemen yang seletak (bersesuaian) pada kedua matriks tersebut
sama.
59
Contoh Soal 1:
Diketahui matriks
4321
A
4331
B
4321
C
Tentukan:
a. Apakah matriks A = B?
b. Apakah matriks A = C?
Jawab:
c. Matriks Amatriks B karena ada satu elemen matriks A dan B yang seletak
tidak memiliki nilai yang sama, yaitu 2 ≠ –3.
d. Matriks A = matriks B, karena anggota pada matriks A sama dan seletak
dengan anggota pada matriks B
Contoh Soal 2:Diketahui matriks-matriks berikut.
yxBA
272
4572
. Jika A = B, tentukan nilai x dan y.
Jawab: Dengan menggunakan konsep kesamaan dua matriks maka diperoleh: x = 5 dan 2y = 4
y = 2 Jadi, nilai x = 5 dan y = 2
4. Transpose Matriks
Adalah matriks baru yang merupakan hasil pertukaran baris dan kolom. Tranpose
matriks di notasikan At (dibaca: A transpose). Sehingga tranpose matriks A adalah At
Jika
321
321
bbbaaa
A , maka
33
22
11
bababa
At
Jika matriks A berordo m × n maka transpos A memiliki ordo n × m.
60
Secara Umum bisa dituliskan :
Contoh Soal:
1.
41
7222A maka
4712
22tA
2.
162
30632B maka
136026
23tB
, maka
61
Lampiran A. 3 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 PinrangMata Pelajaran : MatematikaKelas : X (sepuluh)Semester : GenapWaktu : 25 Menit
Standar KompetensiMemecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
Kompetensi DasarMendeskripsikan macam-macam matriks.
Indikator1. Matriks ditentukan unsur dan notasinya2. Matriks dibedakan menurut jenis dan relasinya.
Kegiatan Siswa
Diskusikan!
1. Mpok Minah penjual makanan ringan di 4 kantin sekolah . Berikut ini adalah table
banyaknya makanan yang dijual mpok Minah:
Keripik Kacang biskuit
Kantin A 50 50 35
Kantin B 25 50 40
Kantin C 30 60 50
Kantin D 25 70 65
Harga sebungkus keripik Rp 400,00 , kacang Rp 500,00 , dan Biskuit Rp 600,00.
a. Sajikan data tersebut dalam bentuk matriks
b. Tentukan ordonya
62
2. Diberikan matriks-matriks sebagai berikut . Tentukan :
a. Ordo matriks
b. Sebutkan Jenis matriks sesuai dengan ordo
.
3. Dari matriks-matriks berikut mana yang sama ?
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
................................................................
63
B =
C = D =
4.
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
........................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
........................................................................................................
64
5.
a.
b.
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................
65
66
Lampiran B. 1 Lembar Observasi Keterlaksanaan Perangkat
LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PERANGKAT
Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Pinrang Nama Pengamat : ……………...Mata Pelajaran : Matematika Hari/Tanggal : ………………Kelas/Semester : X / II Materi : ………………
Petunjuk
Untuk mengetahui keterlaksanaan perangkat pembelajaran yang telah disusun,
maka peneliti meminta kepada Bapak/Ibu untuk mengamati kegiatan pembelajaran di
kelas dengan memberi tanda centang () pada kolom yang tersedia.
Kriteria keterlaksanaan adalah sebagai berikut:
0 = tidak terlaksana sama sekali
1 = Tidak Baik
2 = Kurang Baik
3 = Cukup Baik
4 = Sangat Baik
Penulis sangat mengharapkan Bapak/Ibu mengisi format ini secara objektif. Atas
kesediaan dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.
Aspek/kriteria yang diamati Hasil Pengamatan Komentar0 1 2 4I. Tahapan Pembelajaran Kooperatif
tipe Jigsaw1. Menyampaikan Tujuan dan
motivasi siswa2. Menyampaikan Informasi3. Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok4. Membimbing dalam diskusi
kelompok
67
5. Evaluasi6. Pemberian penghagaan
II. Sistem Sosial1. Interaksi (komunikasi) multi arah
antara guru dengan peserta didik dan antara sesama peserta didik.
2. Keaktifan peserta didik dalam melakukan pengamatan.
3. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran.
III. Prinsip Reaksi1. Guru menciptakan suasana yang
kondusif untuk pembelajaran dan membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar.
2. Guru meyediakan dan mengelola sumber-sumber belajar yang relevan yang dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran.
3. Guru membimbing peserta didik bekerja dalam kelompok.
4. Guru memberikan penguatan positif.
IV. Sistem Pendukung1. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)2. Buku Peserta Didik (BPD)3. Lembar Kegiatan Peserta
Didik (LKPD)
Pinrang,..……………….20
Pengamat
(………………………………..)
68
Lampiran B.2 Instrumen Tes Hasil Belajar
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar
Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 PinrangMata Pelajaran : MatriksKelas : X (Sepulu)Tahun Pelajaran : 2016/2017
Standa Kompet
ensi
Kompetensi Dasar Indikator No.
Soal Uraian Soal Level Skor
Memecahkan masalah berkaitan dengan konsep matriks
Mendeskripsikan macam-macam matriks
Matriks ditentukan unsur dan notasinya
1,2
1. A= , matirks A
merupakan ...........
a. Matriks Barisb. Matriks kolomc. Matriks nold. Matriks segitigae. Matriks indentitas
JAWABAN = E
2. Matriks berordo
dan matriks berordo
, jika matriks
, maka matriks
berordo ...
a. d.
C1
C2
1
1
69
b. e.
c.
JAWABAN = D
Matriks dibedakan menurut jenis dan relasinya
3,4,5,6,7
1. Diketahui K =
113845
32
cb
a dan L =
11481245326
bjika K =L
maka c adalah . . . a. 16 b. 15 c. 14 d. 13 e. 12
JAWABAN = A
2. Diketahui
37
245524
qqp
maka . . . a. p = 1 dan q = -2b. p = 1 dan q = 2 c. p = -1 dan q = 2d. p = 1 dan q = 8e. p = 5 dan q = 2JAWABAN = E
3. Diketahui matriks A =
C2
C2
C3
1
1
1
70
cb
a324
dan B =
71232
baabc
jika A
= 2Bt maka nilai c = ….
a. 2 b. 3 c. 5 d. 8 e. 10JAWABAN = D
4. Jika A = 4 38 6
x y
dan
matriks B = 4 12
6x y
.
Jika A = B, maka nilai x = ....a. 3 d. 6b. 4 e. 9c. 5
JAWABAN = B5. Transpos dari matriks M
=
adalah ...........
a. d.
b. e.
C2
C3
1
1
71
c.JAWABAN = D
Menyelesaikan operasi matriks
Dua matriks atau lebih ditentukan hasil penjumlahan atau pengurangannya
8,9,10,11,12
1. Diketahui A =
7032
dan B = 1 1
0 2
, nilai A
– 2B adalah …
a. . d. 3 03 0
d. 3 03 0
b. 4 10 5
e. 0 10 3
e. 0 10 3
c. 0 10 5
JAWABAN = A
2. Jika A = 1 32 4
, B =
2 01 3
, dan C =
3 11 2
maka A(B – C)
= ...
a. 5 1410 18
d.
1 22 2
C2
C2
C2
1
1
1
72
b. 5 410 6
e.
7 1010 20
c. 1 162 22
JAWABAN = A
3. Diketahui A = 2 13 2
, B
= 4 32 3
, dan C =
5 14 2
. Nilai A - BC
= ...
a. 4 57 8
d.
131285
b. 4 31 0
e. 4 57 8
c.
JAWABAN = C
4. Jika A = 1 23 4
, B =
2 30 1
, dan C = 5 21 0
,
maka bentuk yang paling sederhana dari (A + C) – (A + B) adalah
C2
C2
1
1
73
a. 5 45 4
d. 3 11 1
3 11 1
b. 4 72 5
e. 7 11 1
7 11 1
c. 4 04 4
JAWABAN = D
5. Jika A =
4321
B =
1032
C =
01
25
makabentuk yang paling sederhana dari
(A+C) – (B+C) adalah . . . .
a.
4545
d.
113
11
b.
5274
e.
1117
c.
4404
JAWABAN = D
74
Dua matriks atau lebih ditentukan hasil kalinya
13,14,15,16,17
1. Jika A = 2 1 34 2 0
,
dan B = 1 13 21 2
, maka
matrik A.B adalah
a. 2 26 6
d. 2 43 43 0
d. 2 43 43 0
b. 4 62 0
e.
6 3 314 7 9
9 5 3
6 3 314 7 9
9 5 3
c. 2 3 34 4 0
JAWABAN = B
2. Jika matriks A = 2 34 5
,
maka A2 adalah
a. 4 916 25
d.
37282116
b. 4 68 10
e. 4 616 25
C2
C2
C2
1
1
1
75
c. 16 2116 25
JAWABAN = D
3. Diketahui bentuk operasi matriks sebagai berikut
4532
yx
=
7
12mak
a nilai 2x+y = a. 8 b. 6 c. 4 d. -4 e. -6JAWABAN = C4. Hasil dari
4321
4321 2
=…
a.
12620
d.
181286
b.
12260
e.
121680
c.
161286
JAWABAN = D
5. Diketahui A = 2 13 2
, B
= 4 32 3
, dan C =
5 14 2
. Nilai AB – C
= ...
a. 4 57 8
d.
C2
C2
1
1
76
131285
b. 4 31 0
e. 4 57 8
c. 5 812 13
JAWABAN = D
Menentukan determinan dan invers
Matriks ditentukan determinannya
18,19,20,21,22
1. Jika A = maka
determinan matriks A adalah ...........b. 26 d. -6 c. -26 e. -16d. 6
JAWABAN = D2. Jika matriks T =
+
, nilai determinan matriks T adalah.....
a. 18 d. -18
b. 8 e. -14
c. 14JAWABAN = A3. Determinan matriks
312221432
sama
dengan...a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e. 2
C2
C2
C2
C2
1
1
1
1
77
JAWABAN = B4. Nilai determinan A =
adalah . . .
a. 7 d.-8
b. -7 e. 6
c. 8
JAWABAN = B
5. Diketahui matriks A =
k142
jika det A = 2,
maka nilai k adalah …. a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 6
JAWABAN = B
C3 1
Matriks ditentukan inversnya
23,24,25
1. Invers matriks
3184
A adalah…
a.
41
41
243
d.
1123
b.
121
41
43
e.
C2 1
78
43
41
21
c.
141
243
JAWABAN = C
2. Invers dari matriks A = 1 43 2
adalah
a. 1 31
4 410
2 413 110
b. 2 413 110
1 314 210
c. 1 31
4 210
JAWABAN = B
3.
3512
A dan
1221
B maka A-
1B =
a.
17112
d.
C2
C3
1
1
79
111
213
b.
8955
e.
111213
c.
111213
JAWABAN = B
TES HASIL BELAJAR
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 5 PINRANGKelas : X (Sepuluh)Mata Pelajaran : MatematikaMateri : MatriksWaktu : 90 menit
Petunjuk
a. Bacalah soal dengan seksama sebelum menjawabnya.
b. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
Soal
1. A= , matirks A merupakan ...........
a. Matriks Barisb. Matriks kolomc. Matriks nol
80
d. Matriks segitigae. Matriks indentitas
2. Matriks berordo dan matriks berordo , jika matriks ,
maka matriks berordo ...
d. d.
e. e.
f.
3. Diketahui K =
113845
32
cb
a dan L =
11481245326
bjika K =L maka c adalah . . .
a. 16 b. 15 c. 14 d. 13 e. 12
4. Diketahui
37
245524
qqp maka . . .
a. p = 1 dan q = -2b. p = 1 dan q = 2 c. p = -1 dan q = 2d. p = 1 dan q = 8e. p = 5 dan q = 2
5. Diketahui matriks A =
cb
a324
dan B =
71232
baabc
jika A = 2Bt maka
nilai c = …. a. 2 b. 3 c. 5 d. 8 e. 10
6.Jika A = 4 38 6
x y
dan matriks B = 4 12
6x y
. Jika A = B, maka nilai x = ....
a. 3 b. 4 c. 5 d. 6 e. 9
81
7.Transpos dari matriks M = adalah ...........
f. d.
g. e.
h.
8. Diketahui A =
7032
dan B = 1 1
0 2
, nilai A – 2B adalah …
a. d. 3 03 0
b. 4 10 5
e. 0 10 3
c. 0 10 5
9. Jika A = 1 32 4
, B =
2 01 3
, dan C =
3 11 2
maka A(B – C) = ...
a. 5 14
10 18
d.
1 22 2
b. 5 4
10 6
e.
7 1010 20
c. 1 162 22
10.Diketahui A = 2 13 2
, B =
4 32 3
, dan C =
5 14 2
. Nilai A - BC = ...
a. 4 57 8
d.
131285
82
b. 4 31 0
e.
4 57 8
c.
11. Jika A = 1 23 4
, B = 2 30 1
, dan C = 5 21 0
, maka bentuk yang paling
sederhana dari (A + C) – (A + B) adalah
a. 5 45 4
d. 3 11 1
b. 4 72 5
e. 7 11 1
c. 4 04 4
12. Jika A =
4321
B =
1032
C =
01
25 makabentuk yang paling sederhana
dari (A+C) – (B+C) adalah . . . .
a.
4545
d.
113
11
b.
5274
e.
1117
c.
4404
13. Jika A = 2 1 34 2 0
, dan B = 1 13 21 2
, maka matrik A.B adalah
83
a. 2 26 6
d. 2 43 43 0
b. 4 62 0
e. 6 3 3
14 7 99 5 3
c. 2 3 34 4 0
14. Jika matriks A = 2 34 5
, maka A2 adalah
a. 4 916 25
d.
37282116
b. 4 68 10
e. 4 616 25
c. 16 2116 25
15. Diketahui bentuk operasi matriks sebagai berikut
4532
yx
=
7
12maka
nilai 2x+y = a. 8 b. 6 c. 4 d. -4 e. -6
16. Hasil dari
4321
4321 2
=…
a.
12620
d.
181286
b.
12260
e.
121680
84
c.
161286
17. Diketahui A =
2 13 2
, B =
4 32 3
, dan C =
5 14 2
. Nilai AB – C = ...
a.
4 57 8
d.
131285
b.
4 31 0
e.
4 57 8
c.
5 812 13
18. Jika A = maka determinan matriks A adalah ...........
a. 26 d. -6 b. -26 e. -16c. 6
19. Jika matriks T = + , nilai determinan matriks T
adalah.....a. 18 d. -18b. 8 e. -14c. 14
2. Determinan matriks
312221432
sama dengan...
a. -2 b. -1 c. 0 d. 1 e. 2
3. Nilai determinan A = adalah . . .
d. 7 d.-8
85
e. -7 e. 6
f. 8
4. Diketahui matriks A =
k142
jika det A = 2, maka nilai k adalah ….
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5 e. 6
5. Invers matriks
3184
A adalah…
a.
41
41
243
d.
1123
b.
121
41
43
e.
43
41
21
c.
141
243
6. Invers dari matriks A = 1 43 2
adalah
a. 1 31
4 410
d. 2 413 110
b. 2 413 110
e. 1 314 210
c. 1 31
4 210
7.
3512
A dan
1221
B maka A-1B =
86
d.
17112
d.
111
213
e.
8955
e.
111213
f.
111213
===================SELAMAT BEKERJA===================
87
Lampiran B.3 Instrumen Sikap Siswa
Kisi-kisi Indikator Angket Sikap
No Dimensi Indikator-indikatorNo Butir Angket
positif negatif
1 Arti penting matematika bagi siswa
Mengetahui manfaat matematika
Memiliki motivasi belajar matematika
Senang belajar matematika
Siswa membutuhkan matematika
1,2
4,5
7
8
3
6
2 Cara belajar matematika
Keseriusan dalam belajar matematika.
Upaya dalam mempelajari matematika.
9,10,11
12,13,1416,17
15
3 Cara guru mengajar Cara membimbing siswa belajar
Komunikasi dengan siswa
18,19,20,21
23,24
22
ANGKET SIKAP MATEMATIKA
88
Nama : .................................
Nis : .................................
Kelas : .................................
Petunjuk:1. Tulislah Nama, No absen, dan kelas pada bagian yang telah disediakan2. Berikut adalah pernyataan dimana anda diminta untuk memberikan jawaban yang
paling sesuai dengan diri anda dengan memberi tanda contreng (√) pada pada kolom yang tersedia dengan keterangan:SS : Sangat SetujuS : SetujuTS : Tidak SetujuTST : Sangat Tidak Setuju
3. Baca setiap pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan4. Setiap jawaban anda adalah benar, oleh karena itu jangan terpengaruh dengan
jawaban teman anda.
No PERNYATAN SS S TS TST
1. Saya mengetahui dengan jelas tujuan belajar matematika dan kegunaannya
2. Belajar matematika dapat menimbulkan sikap disiplin
3.Jika saya tidak mengerti pelajaran matematika, saya tidak berusaha untuk mempelajarinya karena saya tidak mengetahui tujuan mempelajari matematika
4.Bagaimanpun nilai matematika yang saya peroleh, saya berharap dapat bekerja lebih baik pada ulangan matematika yang akan datang
5. Saya selalu mengerjakan tugas-tugas PR yang diberikan
6. Materi pelajaran matematika terasa sangat sulit bagi saya
7.Saya senang belajar matematika karena saya mengetahui kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari
8. Jika menguasai matematika maka dapat dengan mudah menguasai bidang studi lain
9. Bagaimana sukarnnya ulangan matematika yang saya hadapi saya dapat mengerjakannya dengan tenang
89
10. Saya berusaha mengerjakan tugas matematika sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuan saja
11.
Saya merasa rugi bila bolos atau tidak memeperhatikan ketika guru menerangkan karena saya tidak bisa memahami meteri pelajaran berikutnya
12.Jika saya merasa kesulitan dalam belajar matematika, saya tidak segan-segan untuk menanyakan kepada orang lebih mampu dari pada saya
13.Dalam menyelesaikan setiap soal matematika, saya berusaha mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah yang ditanyakan
14. Bagaimana sukarnnya ulangan matematika yang saya hadapi saya dapat mengerjakannya dengan tenang
15.
Dalam menjawab suatu masalah yang sulit, saya tidak pernah berusaha mencari contoh yang sama atau yang lebih sederhana dari permasalahan untuk memperoleh pemahaman ke arah penyelesaian
16.
Dalam menyelesaikan soal matematika, saya menuliskan terlebih dahulu data yang diketahui dan ditanyakan, setelah itu baru masuk pada penyelesaian soal matematika
17.Saya berusaha menyelesaikan permasalahan matematika sesuai dengan langkah-langkah yang sudahdipelajari
18.Saya merasa lebih giat mengikuti pelajaran matematika, karena guru saya menyampaikan tujuan belajar matematika kepada siswa sebelum belajar
19.Guru matematika saya sering menggunakan chart, skema, grafik ketika menerangkan pelajaran matematika
20. Setiap tugas yang dikerjakan siswa selalu diperiksa dan dinilai oleh guru matematika
21.Guru matematika saya memberikan jawaban yang jelas mengenai materi matematika yang ditanyakan oleh siswa
22.
Guru matematika saya lebih sering menggunakan metode ceramah dalam menerangkan pelajaran matematika sehingga membosankan saya menerima pelajaran
23. Guru matematika melibatkan semua siswa dalam
90
kegiatan belajar matematika sehingga semua siswa memperhatikan penjelasan guru
24.Guru matematika bersedia menerangkan kembali pelajaran matematika kepada saya, jika saya bingung mempelajari pelajaran matematika.
25. Guru matematika saya tidak memberikan kesempatan kepada siswanya untuk bertanya.
...Terima Kasih...
91
Lampiran C. 1 Lembar Validasi RPP
FORMAT VALIDASIRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk itu
peneliti meminta Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang
dikembangkan. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom
yang sesuai dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang
nilai sebagai berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
92
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 4
1 Format
a. Kejelasan pembagian tahap-tahap pembelajaran,
kegiatan guru, kegiatan peserta didik dan alokasi
waktu
b. Pengaturan ruang/tata letak
c. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai
2 Bahasa
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kesederhanaan struktur kalimat
c. Kejelasan petunjuk atau arahan
d. Bersifat komunikatif
3 Isi
a. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran
b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
c. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-
langkah kegiatan pembelajaran: awal, inti dan
penutup)
93
d. Kegiatan guru dan kegiatan peserta didik
dirumuskan secara jelas dan operasional
e. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah
tercermin metode dan alokasi waktu pada setiap
tahap)
f. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan.
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
1. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
2. Dapat digunakan dengan banyak revisi
3. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,………..………..20
Validator/Penilai
( ……………………………… )
94
Lampiran C. 2 Lembar Validasi Buku Peserta Didik
FORMAT VALIDASI BUKU PESERTA DIDIK (BPD)
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa buku peserta didik (BPD). Untuk itu peneliti meminta
Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan.
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai
dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang nilai sebagai
berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
95
Lembar Validasi Buku Peserta Didik (BPD)
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 4
1 Format
a. Kejelasan pembagian materi
b. Memiliki daya tarik
c. Sistem penomoran jelas
d. Kesesuaian antara teks dan ilustrasi
e. Jenis dan ukuran huruf
f. Pengaturan ruang (tata letak)
2 Isi Buku
a. Kesesuaian dengan silabus
b. Kebenaran materi/konsep.
c. Kesesuaian urutan materi.
d. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw
e. Penyajian materi dimulai dari yang sederhana ke
yang kompleks atau dari yang konkrit ke yang
abstrak.
f. Mengembangkan/membentuk keterampilan.
3 Bahasa dan Tulisan
96
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kejelasan petunjuk/arahan, komentar dan
penyelesaian masalah sesuai karakteristik
pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
c. Kesederhanaan struktur kalimat
d. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif
4 Ilustrasi
a. Dukungan ilustrasi sesuai keadaan di sekolah
b. Menggambarkan peristiwa sehari-hari
c. Memiliki tampilan yang jelas
d. Mudah dipahami
5 Manfaat/kegunaan Buku
a. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru
dalam pembelajaran.
b. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi peserta
didik dalam pembelajaran.
Nilai rata-rata
PENILAIAN UMUM
97
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,……................…20
Validator/Penilai
( …………...…….............…… )
98
Lampiran C. 3 Lembar Validasi LKPD
FORMAT VALIDASI LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa lembar kegiatan peserta didik (LKPD). Untuk itu
peneliti meminta Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang
dikembangkan. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom
yang sesuai dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang
nilai sebagai berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
99
Lembar Validasi Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD)
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 4
1 Format
a. Sistem penomoran jelas
b. Kejelasan pembagian soal
c. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai
d. Kesesuaian ukuran fisik LKPD dengan
pengaturan ruang/tata letak
e. Kesesuaian ruang/tata letak
f. Teks dan ilustrasi yang seimbang
2 Isi
a. Kebenaran isi/materi
b. Merupakan materi/tugas yang esensial
c. Kesesuaian soal latihan dengan materi dalam
buku peserta didik
d. Urutan penyelesaian setiap soal jelas dan
terstruktur
e. Mendorong peserta didik dalam menemukan dan
menggunakan konsep secara mandiri
f. Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran
100
3 Bahasa
a. Kebenaran tata bahasa (ejaan yang digunakan)
b. Kesesuaian kalimat dengan tingkat
perkembangan peserta didik
c. Kesederhanaan struktur kalimat
d. Kejelasan petunjuk atau arahan
e. Menggunakan bahasa yang komunikatif
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,…………………20
Validator/Penilai
( ……………………………… )
101
Lampiran D. 1 Lembar Observasi Keterlaksaan Perangkat
FORMAT VALIDASI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa lembar observasi keterlaksanaan perangkat
pembelajaran. Untuk itu peneliti meminta Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian
terhadap perangkat yang dikembangkan. Penilaian dilakukan dengan memberi tanda
centang () pada kolom yang sesuai dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan
menggunakan rentang nilai sebagai berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
102
Lembar validasi lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 4
1 Petunjuk
1. Petunjuk lembar pengamatan dinyatakan
dengan jelas.
2. Kriteria penilaian dinyatakan dengan jelas.
2 Cakupan unsur-unsur pembelajaran.
1. Sintaks pembelajaran dinyatakan dengan jelas
2. Interaksi social dinyatakan dengan jelas
3. Prinsip reaksi dinyatakan dengan jelas
4. Sistem pendukung termuat dengan lengkap
3 Bahasa
1. Menggunakan bahasa yang sesuai
2. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami
3. Menggunakan pernyataan yang komunikatif
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
103
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,…………………20
Validator/Penilai
( ……………………………… )
104
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
FORMAT VALIDASITES HASIL BELAJAR
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa tes hasil belajar (THB). Untuk itu peneliti meminta
Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan.
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai
dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang nilai sebagai
berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
105
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 41 Materi
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Sesuai dengan aspek yang diukur
c. Batasan pertanyaan dirumuskan dengan jelas
d. Mencakup materi pelajaran secar representatif
e. Sesuai dengan indikator
2 Konstruksi
a. Petunjuk mengerjakan dinyatakan dengan
jelas
b. Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran
ganda
c. Rumusan pertanyaan menggunakan kalimat
tanya atau perintah yang jelas
3 Bahasa
a. Menggunakan bahasa indonesia yang baik
dan benar
b. Menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti
106
c. Menggunakan istilah/kata-kata yang mudah
dipahami peserta didik
4 Waktu
Kesesuaian waktu dengan tingkat kesukaran
dan banyaknya butir soal
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,……...…...…..…20Validator/Penilai
( ………...……………….…… )
107
Lampiran D. 2 Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
FORMAT VALIDASITES HASIL BELAJAR
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa tes hasil belajar (THB). Untuk itu peneliti meminta
Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan.
Penilaian dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai
dalam matriks uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang nilai sebagai
berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
108
Lembar Validasi Tes Hasil Belajar
No Aspek/kriteria yang dinilaiSkala Penilaian
1 2 3 4
1 Materi
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
b. Sesuai dengan aspek yang diukur
c. Batasan pertanyaan dirumuskan dengan jelas
d. Mencakup materi pelajaran secar representatif
e. Sesuai dengan indikator
2 Konstruksi
a. Petunjuk mengerjakan dinyatakan dengan
jelas
b. Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran
ganda
c. Rumusan pertanyaan menggunakan kalimat
tanya atau perintah yang jelas
3 Bahasa
a. Menggunakan bahasa indonesia yang baik
dan benar
b. Menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti
109
c. Menggunakan istilah/kata-kata yang mudah
dipahami peserta didik
4 Waktu
Kesesuaian waktu dengan tingkat kesukaran
dan banyaknya butir soal
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Makassar,……...…...…..…20
Validator/Penilai
( ………...……………….…… )
110
Lampiran D.3 Lembar Validasi Sikap Siswa
FORMAT VALIDASIANGKET SIKAP SISWA
Petunjuk:
Dalam rangka penyusunan tesis dengan judul “Pengaruh pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw ditinjau dari hasil belajar dan sikap siswa terhadap
matematika pada kelas X TPHP SMK Negeri 5 Pinrang”. Peneliti menggunakan
perangkat pembelajaran berupa sikap siswa. Untuk itu peneliti meminta Bapak/Ibu
untuk memberikan penilaian terhadap perangkat yang dikembangkan. Penilaian
dilakukan dengan memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai dalam matriks
uraian aspek yang dinilai dengan menggunakan rentang nilai sebagai berikut:
1. Tidak baik : 1
2. Kurang baik : 2
3. Baik : 3
4. Baik sekali : 4
Apabila Bapak/Ibu memberikan penilaian ”tidak baik/kurang baik” pada aspek
yang dinilai, kami berharap Bapak/Ibu dapat memberikan komentar/saran pada
lembar validasi instrumen tersebut sebagai revisi/perbaikan. Atas bantuan Bapak/Ibu
kami mengucapkan banyak terima kasih.
111
Lembar Validasi Sikap Siswa
NO.Aspek/kriteria yang dinilai
Skala Penilaian
1 2 3 4
1. Keterkaitan indikator dengan tujuan
2. Kesesuaian pernyataan dengan indikator
3. Kesesuaian antara pernyataan dengan tujuan
4. Bahasa yang digunakan
PENILAIAN UMUM
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
KOMENTAR/SARAN
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
Pinrang,……...…...…..…20
Validator/Penilai
( ………...……………….…… )
112
1 21. Format
a.Kejelasan pembagian tahapan-tahapan pembelajaran, kegiatan guru, kegiatan peserta didik dan alokasi waktu 4 2 B
b. Pengaturan ruang/tata letak 3 3 Dc. jenis dan ukuran huruf yang sesuai 3 3 D
2. Bahasaa. Kebenaran tata bahasa 3 3 Db. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 Dc. Kejelasan petunjuk atau arahan 3 3 Dd. Bersifat komunikatif 3 3 D
3. Isia. Kejelasan perumusan tujuan pembelajaran 3 3 Db. Sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 3 Dc. Kejelasan skenario pembelajaran (langkah-langkah
kegiatan pembelajaran: awal, inti dan penutup) 3 2 B
d. Kegiatan guru dan kegiatan peserta didik dirumuskan secara jelas dan operasional
4 3 D
e. Kerincian skenario pembelajaran (setiap langkah tercermin metode dan alokasi waktu pada setiap tahap) 3 2 B
f. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 3 3 D
D = 10A+B+C+D = 13
VALIDASI ISI = 0.8
ANALISIS HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lampiran E. 1 Analisis hasil validasi RPP
No Aspek yang dinilaiPakar
Relevansi Ket
113
1 21. Format
a. Kejelasan pembagian materi 4 3 Db. Memiliki daya tarik 4 3 Dc. Sistem penomoran jelas 3 3 Dd. Kesesuaian antara teks dan ilustrasi 3 2 Be. Jenis dan ukuran huruf sesuai 3 3 Df. Pengaturan tata ruang 3 3 D
2. Isi bukua. Kesesuaian dengan silabus 3 3 Db. Kebenaran dengan konsep 3 3 Dc. Kesesuaian urutan materi 3 3 Dd. Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran berbasis
inkuiri terbimbing3 3 D
e. Penyajian materi dimulai dari yang sederhana ke yang kompleks atau dari yang konkrit ke yang abstrak
3 2 B
f. Mengembangkan/membentuk keterampilan 3 3 D3. Bahasa dan tulisan.
a. Kebenaran tata bahasa 3 3 Db. Kejelasan petunjuk/arahan, komentar dan penyelesaian
masalah sesuai karakteristik pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing
3 3 D
c. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 Dd. Bahasa yang digunakan bersifat komunikatif 3 3 D
4a. Dukungan ilustrasi sesuai keadaan di sekolah 3 3 Db. Menggambarkan peristiwa sehari-hari 3 3 Dc. Memilik tampilan yang jelas 3 3 Dd. Mudah dipahami 3 3 D
5 Manfaat/kegunaan bukua. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam
pembelajaran.3 3 D
b. Dapat digunakan sebagai pedoman bagi peserta didik dalam pembelajaran
3 3 D
D = 18A+B+C+D = 20
VALIDASI ISI = 0.9
Ket
Ilustrasi
Lampiran E. 2 Analisis hasil validasi BPD
No Aspek yang dinilai RelevansiPakar
ANALISIS HASIL VALIDASI BUKU PESERTA DIDIK (BPD)
114
1 21. Format
a. Sistem penomoran jelas 4 4 Db. Kejelasan pembagian soal 4 2 Bc. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 4 3 Dd. Kesesuaian ukuran fisik LKPD dengan pengaturan
ruang/tata letak4 3 D
e. Kesesuaian ruang/tata letak 4 3 Df. Teks dan illustrasi yang seimbang 3 3 D
2. Isia. Kebenaran isi/materi 3 3 Db. Merupakan materi/tugas yang esensial 3 3 Dc. Kesesuaian soal latihan dengan materi dalam buku
peserta didik 3 2 B
d. Urutan penyelesaian setiap soal jelas dan terstruktur 3 3 De. Mendorong peserta didik dalam menemukan dan
menggunakan konsep secara mandiri 3 3 D
f. Kelayakan sebagai perangkat pembelajaran 3 3 D
3. Bahasaa. Kebenaran tata bahasa (ejaan yang digunakan) 3 3 Db. Kesesuaian kalimat dengan tingkat perkembangan
peserta didik3 3 D
c. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3d. Kejelasan petunjuk atau arahan 3 3 De. Menggunakan bahasa yang komunikatif 4 3 D
D = 14A+B+C+D = 16
VALIDASI ISI = 0.88
ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD)
Lampiran E.3 Analisis hasil validasi LKPD
No Aspek yang dinilai Relevansi KetPakar
115
ValidatorV1 V2
1. Petunjuka. Petunjuk lembar pengamatan dinyatakan dengan jelas 4 4 Db. Kriteria penilaian dinyatakan dengan jelas 4 4 D
2. Cakupan unsur-unsur pembelajarana. Sintaks pembelajaran dinyatakan dengan jelas 3 3 Db. Interaksi sosial dinyatakan dengan jelas 3 3 Dc. Prinsip reaksi dinyatakan dengan jelas 3 3 Dd. Sistem pendukung termuat dengan lengkap 3 3 D
3. Bahasaa. Menggunakan bahasa yang sesuai 3 3 Db. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami 3 3 Dc. Menggunakan pernyataan yang komunikatif 3 3 D
D = 9A+B+C+D = 9
VALIDASI ISI = 1
Lampiran F. 1 Analisis hasil validasi lembar observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran
No Aspek yang dinilai Relevansi Ket
ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR OBSERVASI KETERLAKSANAAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
116
1 21. Materi
a. Soal-soal sesuai dengan tujuan pembelajaran 2 3 Cb. Soal-soal sesuai dengan aspek yang diukur 3 3 Dc. Batasan pertanyaan dirumuskan dengan jelas 3 4 Dd. Mencakup materi pelajaran secara representatif 3 3 De. Sesuai dengan indikator 3 4 D
2. Konstruksia. Petunjuk mengerjakan soal dinyatakan dengan jelas 3 4 Db. Kalimat soal tidak menimbulkan penafsiran ganda 3 3 Dc. Rumusan pertanyaan soal menggunakan kalimat tanya atau
perintah dengan jelas3 3 D
3. Bahasaa. Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 3 3 Db. Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti3 3 D
c. Menggunakan istilah atau kata-kata yang mudah dipahami peserta didik
3 4 D
4a. Kesesuaian waktu dengan tingkat kesukaran dan
banyaknya butir soal 3 4 D
D = 11A+B+C+D = 12
VALIDASI ISI = 0.9
Waktu
Lampiran F.2 Analisis hasil validasi tes hasil belajar
No Aspek yang dinilai Relevansi Ket
ANALISIS HASIL VALIDASI TES HASIL BELAJAR (THB)
Pakar
117
ValidatorV1 V2
1 Keterangan indikator dengan tujuan 4 3 D2 Kesesuaian pernyataan dan indikator 3 2 C3 Kesesuaian antara pernyataan dengan tujuan 3 3 D4 bahasa yang digunkana 3 3 D
D = 3A+B+C+D = 4
VALIDASI ISI = 0.75
Lampiran F. 3 Analisis hasil validasi angket sikap siswa
No Relevansi Ket
ANALISIS HASIL VALIDASI LEMBAR PENILAIAN PESERTA DIDIK (LPPD)
118
Lampiran G.1 Rekapitulasi hasil observasi keterlaksanaan perangkat pembelajaran
P1 P2 RT P1 P2 RT P1 P2 RT P1 P2 RT1
1. Menyampaikan tujuan dan motivasi 4 3 3.5 4 4 4 2 4 3 3 4 3.5 3.52. Menyampaikan informasi 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 3 3.73. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok 4 4 4 4 3 3.5 4 2 3 2 4 3 3.54. membimbing dalam diskusi kelompok 4 3 3.5 4 4 4 4 4 4 2 3 2.5 3.85 evaluasi 4 4 4 4 3 3.5 3 4 3.5 3 3 3 3.76 Pemberian penghargaan 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3.3
Rata-rata aspek sintaks 3.582
1. Interaksi (komunikasi) multi arah antara guru dengan peserta didikdan antara sesama peserta didik. 3 3 3 2 4 3 3 2 2.5 3 4 3.5 2.8
2. Keaktifan peserta didik dalam melakukan pengamatan 4 3 3.5 3 2 2.5 2 4 3 3 3 3 3.03. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara
aktif dalam pembelajaran4 4 4 4 4 4 3 2 2.5 2 4 3 3.5
Rata-rata aspek sistem sosial 3.113
1.Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran danmembangkitkan motivasi peserta didik 4 2 3 4 3 3.5 2 3 2.5 2 4 3 3.5
2.Guru menyediakan dan mengelola sumber-sumber belajar yangrelevan yang dapat mendukung kelancaran proses pembelajaran.
4 4 4 3 4 3.5 4 4 4 2 4 3 3.8
3. Guru membimbing siswa bekerja dalam kelompok 4 3 3.5 3 4 3.5 4 4 4 2 2 2 3.24. Guru memberikan penguatan positif. 4 4 4 3 4 3.5 3 2 2.5 2 2 2 4.0
Rata-rata prinsip reaksi 3.634
1. Silabus 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4.02. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4 4 4 2 4 3 2 3 2.5 2 2 2 3.23. Buku Peserta Didik (BPD) 4 3 3.5 2 2 2 3 3 3 4 4 4 2.84. Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) 3 2 2.5 2 4 3 2 4 3 4 2 3 2.8
Sintaks
Sistem sosial
Pertemuan 4 RT Total
Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3Aspek yang diamati
a. Perangkat Pembelajaran
Prinsip Reaksi
Sistem Pendukung
119
1. Laptop 3 4 3.5 2 3 2.5 2 3 2.5 4 2 3 2.82. LCD 4 3 3.5 4 3 3.5 4 3 3.5 2 4 3 3.53. Alat/bahan sesuai LKPD 2 3 2.5 2 3 2.5 4 2 3 2 2 2 2.7
Rata-rata Sistem pendukung 3.12Rata-rata Total Skor Keterlaksanaan Pembelajaran
Kesimpulan : Rata-rata penilaian kedua pengamat 3,36 berarti keterlaksanaan perangkat pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada kategori terlaksana denga baik
3.36
b. Alat Bantu Pembelajaran
120
Lampiran G.2 Analisis tes hasil belajar pada tes awal (Pre-tes)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 12 482 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9 363 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 9 364 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 8 325 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 8 326 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 12 487 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 248 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 529 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 5 2010 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 4 1611 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4 1612 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 7 2813 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 7 2814 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 11 4415 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 6 2416 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 6 2417 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 11 4418 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 10 4019 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 7 2820 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 4 1621 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 5 2022 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 823 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1224 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 3 1225 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 10 4026 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1227 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 828 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 8
RespondenNo.Soal, Skor perolehan
Skor Nilai
121
Lampiran G.3 Analisis tes hasil belajar pada tes akhir (Post-tes)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24 962 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 23 923 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14 564 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 14 565 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 926 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 19 767 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 16 648 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 24 969 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 19 7610 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 22 8811 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 23 9212 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 19 7613 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 6414 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 7215 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 18 7216 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 22 8817 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 6418 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 7219 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 18 7220 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 20 8021 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 22 8822 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 21 8423 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 21 8424 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 21 8425 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 8026 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 20 8027 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 20 8028 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 19 76
Responde
n
No.Soal, Skor perolehanSkor Nilai
122
Lampiran G.4 Analisis Uji Gain
Pre-tes (S0) Post-tes (S1)1 12 24 12 13 0.92 Tinggi2 9 23 14 16 0.88 Tinggi3 9 14 5 16 0.31 Sedang4 8 14 6 17 0.35 Sedang5 8 23 15 17 0.88 Tinggi6 12 19 7 13 0.54 Sedang7 6 16 10 19 0.53 Sedang8 13 24 11 12 0.92 Tinggi9 5 19 14 20 0.70 Tinggi10 4 22 18 21 0.86 Tinggi11 4 23 19 21 0.90 Tinggi12 7 19 12 18 0.67 Sedang13 7 16 9 18 0.50 Sedang14 11 18 7 14 0.50 Sedang15 6 18 12 19 0.63 Sedang16 6 22 16 19 0.84 Tinggi17 11 16 5 14 0.36 Sedang18 10 18 8 15 0.53 Sedang19 7 18 11 18 0.61 Sedang20 4 20 16 21 0.76 Tinggi21 5 22 17 20 0.85 Tinggi22 2 21 19 23 0.83 Tinggi23 3 21 18 22 0.82 Tinggi24 3 21 18 22 0.82 Tinggi25 10 20 10 15 0.67 Sedang26 3 20 17 22 0.77 Tinggi27 2 20 18 23 0.78 Tinggi28 2 19 17 23 0.74 Tinggi
0.310.920.610.700.18
Rata-rataStandar Deviasi
TerendahTertinggi
Rentang skor
Uji Gain hasil belajar Siswa
KategoriResponden Skor S1-S0 Smaks-S0 Gain (g)
123
Lampiran G.5 Analisis Sikap Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 251 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3.362 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3.483 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3.284 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3.65 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3.566 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 1 3.487 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3.368 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3.529 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3.2810 4 4 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3.2811 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3.2412 4 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3.6813 3 4 3 3 3 2 4 2 2 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.0814 3 4 3 3 4 2 4 2 2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3.1615 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3.3216 3 3 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3.5217 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3.2818 3 2 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3.4419 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3.5620 3 3 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 3.3221 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3.422 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3.623 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3.3224 3 2 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3.225 2 4 4 4 3 1 2 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 3.226 4 3 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3.5627 3 2 3 4 4 1 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 4 4 2.9228 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 4 3.48
Responde
n
No.Soal, Skor perolehanrata-rata
124
Lampiran H.1 Analisis Inferensial Gain
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Gain 28 19,6429 2,79171 ,52758
One-Sample Test
Test Value = 69.9
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Gain -95,259 27 ,000 -50,25714 -51,3397 -49,1746
125
Lampiran H.2 Analisis Inferensial Post-test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Posttes 28 19,6429 2,79171 ,52758
One-Sample Test
Test Value = 69.9
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Postte
s-95,259 27 ,000 -50,25714 -51,3397 -49,1746
126
Lampiran H.3 Analisis Inferensial Sikap siswa
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Sikap Siswa 28 3,3743 ,17662 ,03338
One-Sample Test
Test Value = 2.49
t df Sig. (2-
tailed)
Mean Difference 95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Sikap Siswa 26,493 27 ,000 ,88429 ,8158 ,9528
127
Lampiran I.1 Surat Permohonan Izin Penelitian
128
Lampiran I.2 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
129
Lampiran I.3 Surat keterangan perbaikan tesis
130
RIWAYAT HIDUP
ROBY lahir di Barang pada tanggal 02 April 1984 dari pasangan
Thamrin dan Hj. Janna. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Pendidikan formal dimulai dari Sekolah Dasar Negeri
68 Pinrang dan lulus pada tahun 1996.
Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke MTs DDI Kaballangan dan
lulus pada Tahun 1999. Tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke MAN Pinrang
dan lulus pada Tahun 2002.
Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan pada Jurusan Pendidikan di
Universitas Negeri Makassar dan selesai tahun 2009. Pada tahun 2009 mulai
mengabdi sebagai guru honorer di SMKN 5 Pinrang. Pada tahun 2010 melanjutkan
pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar Program Studi
Pendidikan Fisika.