10. chapter iii 07.doc
TRANSCRIPT
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balandongan yang
beralamat di Jl. Parakansalak Km. 6 Kecamatan Parakansalak Kabupaten
Sukabumi. Sekolah Dasar Negeri 1 Balandongan adalah sekolah yang seatap
dengan SD Negeri 2 Balandongan dan telah berdiri sejak tahun 1974 yang
pada awalnya merupakan salah satu SD Inpres. Peneliti memilih sekolah ini
sebagai lokasi penelitian dengan alasan karena peneliti sudah menjadi bagian
dari tenaga pendidik yang ada di SDN 1 Balandongan sejak tahun 2014
sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan dalam melakukan studi
pendahuluan. Selain itu, lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal.
Sekolah ini terletak tidak jauh dari rumah penduduk, sangat strategis terletak
dipusat pedesaan sehingga sekolah ini memberikan kemudahan bagi para
peserta didik untuk pergi bersekolah. Jumlah siswa secara keselurahan pada
tahun ajaran 2014/2015 adalah 256 yang terbagi ke dalam 6 (enam)
rombongan belajar sedangkan ruangan kelas hanya ada 5 kelas. Maka dari itu
kegiatan pembelajaran kelas II dilaksanakan setelah kelas I selesai. Tenaga
Pendidiknya sebanyak 9 guru yang terdiri dari 6 guru PNS dan 3 guru Non
PNS. Luas tanah bangunan SDN 1 Balandongan secara keseluruhan 554 M2.
37
38
2. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian yang dipilih adalah semua
siswa kelas V yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran
2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 51 siswa, yang teridiri dari 28
orang peremuan dan 23 orang laki-laki. Waktu yang diperlukan peneliti
untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah 3 bulan terhitung
dari 06 April sampai dengan 06 Juni 2015. Tindakan siklus I dan siklus II
dilaksanakan pada tanggal 21 dan 29 April 2015.
B. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action
reseach) yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan atau meningkatkan
praktek-praktek pembelajaran di kelas yang seharusnya dilakukan oleh guru
dalam materi/bahan pelajaran. Desain atau model penelitian tindakan kelas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembankan oleh Stephen
Kemmis dan Robbin Mc Taggart (Ekawarna, 2013:20), mengemukakan bahwa
‘Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi’. Alur
penelitian adaptasi Model Kemmis & Taggart dapat disajikan pada bagan berikut:
39
Bagan3.1Model Action Research Adaptasi Kemmis & Taggart
(Sumber: Ekawarna Hal. 20)
Dalam pelaksanaannya penilitian secara rinci terdiri dari langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan,
pada tahapan ini peneliti harus mempersiapkan beberapa hal diantaranya
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media
pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.
IdentifikasiMasalah
SIKLUS 1Menyusun Rencana
(planning)
Tindakan 1Pelaksanaan Pembelajaran
(action)
Pengamatan / Pengumpulan
Data I (observation)
Refleksi Tindakan Analisis Temuan
(reflection)
SIKLUS 2Menyusun
Rencana Ulang (revised plan)
Tindakan 2Pelaksanaan Pembelajaran
(action)
Pengamatan / Pengumpulan
Data II (observation)
Refleksi Tindakan Analisis Temuan
(reflection)
TUJUAN PEMBELAJARAN TERCAPAI SESUAI TARGET
40
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah kegiatan menerapkan perencanaan yang telah
dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan pada tahap
perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.
3. Observasi
Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan
ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah
mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui
dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.
4. Refleksi
Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan
apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat
diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka
tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari
keseluruhan kegiatan.
C. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas
(Class Action Research). PTK diperkenalkan oleh ahli psikologi soial Amerika
yang bernama Kurt Lewin, menurut pendapatnya (Kunandar, 2008:42)
mengemukan bahwa ‘Penelitian tindakan kelas suatu rangkaian langkah yang
teridiri atas empat tahap: yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi’.
Arikunto (Ekawarna, 2013:5) bahwa ‘PTK merupakan suatu pencermatan
terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja
41
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan’. Sedangkan
menurut John Elliot (Elfanani, 2012:12) yang dimaksud dengan penelitian
tindakan kelas ialah:
‘Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya’. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukanan antara evaluasi diri dari perkembangan professional’.
Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart
(Elfanani, 2012:12) yang mengatakan bahwa ‘PTK adalah suatu bentuk refleksi
diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi
tempat dilakukan praktik-praktik tersebut’.
Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya
penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1
Balandongan. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan
pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Penelitian tindakan kelas
memiliki tujuan seperti yang telah ungkapkan oleh Ekawarna (2013:13) yaitu
sebagai berikut:
1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapianya tujuan pembelajaran yang bermutu.
2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.
3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran yang dikelas agar pembelajaran bermutu.
4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.
5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang
42
dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan atau asumsi.
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri
dari dua siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai
pada setiap siklusnya. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan
perencanaan. Kegiatan yang dilakukan selama tahap perencanaan diantaranya
adalah meminta izin penelitian kepada pihak sekolah, melakukan observasi
terhadap proses pembelajaran yang berlangsung sebelumnya, mengkaji data
hasil nilai mata pelajaran IPA khususnya pembelajaran sifat-sifat cahaya pada
tahun pelajaran sebelumnya dan melakukan refleksi dari hasil observasi awal.
2. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sebagai peneliti
sekaligus mempraktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan
dilakukan pada bulan April 2015 dengan menerapkan model discovery
learning pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan
tindakan dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan yang
dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang
telah direncanakan sebelumnya selama 2 (dua) siklus:
43
a. Siklus I:
1) Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan
persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :
a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model,
dan alat yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan.
c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
d) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk
mengaplikasikan kegiatan eksperimen.
e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu
disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan
instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang
akan disiapkan dan dikembangkan.
f) Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan
siswa selama pembelajaran berlangsung.
g) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.
h) Melaksanakan diskusi dengan observer.
i) Melakukan prates terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal
peserta didik pada materi sifat-sifat cahaya.
j) Memberikan informasi kepada peserta didik agar membawa
peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan siklus I.
44
2) Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang
telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan pembelajaran sifat-sifat cahaya
ini disesuaikan dengan model discovery learning.
3) Pengamatan (Observation)
Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan menggunakan
Observasi non partisipasi yaitu observasi yang dalam pelaksanaannya
tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.
Akan tetapi melibatkan observer sehingga dalam pelaksanaannya
penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1
Balandongan sebagai observer/pengamat. Pengamatan dilakukan pada
saat pembelajaran berlangsung karena untuk mengetahui:
a) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.
b) Aktivitas aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar
c) Kinerja guru dalam mengajar.
d) Respon siswa terhadap proses belajar mengajar.
e) Kemampuan peserta didik saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru.
4) Refleksi (Reflecting)
Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada
siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil
apabila sebagian besar (85% dari peserta didik) mampu memenuhi
aspek indikator kemampuan kerjasama dan lebih dari 85% peserta didik
45
dapat menjawab soal evaluasi dengan benar. Peneliti dan observer
melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil
observasi pada siklus I, apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan
pada siklus I maka dilakukan siklus II sebagai upaya perbaikan
pembelajaran materi sifat-sifat cahaya. Hasil refleksi digunakan sebagai
rekomendasi dan revisi untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan
pembelajaran yang berikutnya.
a. Siklus II
Siklus II dilaksanan apabila pelaksanaan siklus I masih kurang
memuaskan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ditemukannya kekurangan
pada pelaksanaan siklus I dan mencapai target/tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu peneliti harus benar-benar merumuskan serta merencanakan
langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan pada siklus I dapat
diperbaiki. Tahapan kegiatan pada siklus II dapat dijelaskan sebagai beirkut:
1) Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama.
2) Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model discovery
learning berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus pertama.
3) Pengamatan (Observation)
Dibantu oleh observer peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning.
46
4) Refleksi (Reflection)
Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka
peneliti membuat refleksi berupa kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning dalam
meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPA
materi sifat-sifat cahaya.
D. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan data yang otentik dan
sistematis. Untuk mendapatkan data yang otentik dan sistematis tersebut
diperlukan alat pengumpul data yang tepat sesuai dengan permasalahan dalam
penelitian. “Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. (Sugiyono, 2013:148).
Dengan demikian pemilihan instrumen menentukan hasil data yang akan
diperoleh dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini dibedakan menjadi dua, yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung:
1. Instrumen Utama
Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri.
‘Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya’. Nasution (Sugiyono, 2013:306-307).
47
2. Instrumen Pendukung
Selain memusatkan pada manusia sebagai instrumen utama yang paling
berpengaruh dalam pengumpulan data, peneliti juga membutuhkan instrumen
pendukung yang nantinya akan membantu kinerja peneliti dalam penelitiannya.
Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Soal Tes Formatif
Lembar soal merupakan salah satu instrumen pendukung yang
berperan dalam pengukuran tingkat kemampuan dan penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diajarkan, dalam hal ini materi sifat-sifat cahaya.
Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
pilihan ganda sebanyak 20 soal. Dengan penyusunan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi materi yang diteliti.
2) Menyusun kisi-kisi butir soal tes.
b. LKS Kelompok
LKS kelompok yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar
siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi/pengetahuan serta
bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak hanya itu saja, LKS
kelompok dibuat karena pada dasarnya model pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu model discovery learning dalam
pelaksanaannya juga dilakukan melalui kegiatan diskusi bersama kelompok.
48
c. Lembar Panduan Observasi KBM (chek-list)
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa
serta respon siswa selama kegiatan pembelajaran dengan penerapan model
discovery learning berlangsung.
d. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan
wawancara semi tersutruktur yaitu peneliti telah menyiapkan instrumen
penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Kegiatan wawancara
langsung dengan siswa kelas V SD Negeri 1 Balandongan, yang dilakukan
setelah siklus berlangsung. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui bagaimana proses kegiatan siswa selama mengikuti
pembelajaran dan mengetahui penyebab dari siswa yang memperoleh nilai
dibawah KKM yang telah ditetapakan sehingga nantinya dapat dijadikan
perbaikan untuk siklus berikutnya.
e. Dokumentasi
Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari
tempat penelitian, meliputi foto-foto, laporan kegiatan, data yang relevan
dengan penelitian dan sebagainya. Dokumentasi pada penelitian ini,
dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam
proses pembelajaran melalui foto, dokumen yang berupa karya siswa, dan
hasil pembelajaran.
49
E. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN
1. Lembar Soal Tes Formatif
Soal tes formatif yang dimaksud adalah soal evalulasi yang diberikan di
awal dan di akhir proses pembelajaran. Soal yang dikerjakan siswa berupa
soal tes objektif (pilihan ganda) sebanyak 20 soal. Peneliti terlebih dahulu
membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Data
dari hasil tes ini dapat dijadikan sebagai acuan tingkat keberhasilan hasil
belajar siswa dan keberhasilan guru dalam penerapan model discovery
learning. Adapun kisi-kisi penulisan soalnya sebagai berikut:
a. Pohon penyebaran kisi-kisi soal
Bagan 3.1Pohon Penyebaran Kisi-Kisi
(Sumber dari peneliti dan berpedoman dari model taksonomi Bloom)
Pg = 20
7
7
6
Sedang, 35%
Mudah, 35%
Sukar, 30%
Mudah, 30% 2 C1
Sukar, 30% 2 C3
Sedang, 40% 3 C2
Mudah, 30% 2 C1
Sedang, 40% 3 C2
Sukar, 30% 2 C3
Sukar, 33% 2 C3
Mudah, 50% 3C1
Sedang, 17% 1C2
50
b. Penyebaran Soal
Tabel 3.1 Penyebaran Soal Tes Formatif
Aspek Kognitif
Tingkat Kesukaran
RAGAM SOALPILIHAN GANDA
Mudah Sedang Sukar Jumlah
Ingatan C1Mudah 2
7Sedang 3 Sukar 2
Pemahaman C2
Mudah 2
7Sedang 3 Sukar 2
Penerapan C3
Mudah 3
6Sedang 1 Sukar 2
JUMLAH TOTAL 7 7 6 20
c. Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Formatif
Tabel 3.2Kisi-kisi Penulisa Soal Tes Formatif
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan
membuat suatu karya/model.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator SoalRanah
KognitifTingkat kesulitan
No. Soal
Siswa dapat memahami pengertian cahya dan sumber cahaya
C1C1
MudahSedang
716
Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya
C1C2C3C2
MudahMudahMudahSedang
2111520
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat merambat lurus
C3C2
MudahSedang
45
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat menembus benda bening
C1 Sukar 1
51
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat dibiaskan
C3C1
SukarSedang
918
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin datar
C3C3C2
MudahSukar
Sedang
81219
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin cekung
C2C1C1C2
SukarSedangSukarSukar
361017
Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin cembung
C3C2
Sedang Mudah
1314
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Dalam pengisian lembar observasi ini menggunakan skala penilaian
(rating scale) dengan rentang nilai 1 – 5. Observer hanya perlu memberikan
tanda cek () pada kolom yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi lembar
observasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3Kisi-kisi Penulisan Observasi Aktivitas Siswa
Indikator Butir Yang DiamatiSkor
1 2 3 4 5Rasa ingin tahu
Antusias memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik Senang mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model discovery learningAktif dalam mengikuti pembelajaran
Bekerja keras & Tekun
Siswa melakukan percobaan dengan teliti unuk memahami materi pembelajaran
Disiplin Membawa peralatan praktek, Tidak mengganggu, dan mengumpulkan tugas tepat waktu
Percaya diri, Sikap
Berani mengungkapkan pendapat, Menghargai
52
berpikiran terbuka,dan kerjasama
pendapat siswa lain serta saling membantu dalam melakukan percobaan
Jujur Mengisi lembar kerja siswa hasil penelitiannya dan tidak mencontek
JUMLAH NILAI
Keterangan :
Skor 1 = Sangat Kurang, jika 10 siswa melakukannya
Skor 2 = Kurang, jika siswa melakukannya
Skor 3 = Cukup, jika 21-30 siswa melakukannya
Skor 4 = Baik, jika 31-40 siswa melakukannya
Skor 5 = Sangat Baik, 40 siswa melakukannya
3. Lembar Observasi Aktivitas Guru
Dalam pengisian lembar observasi ini observer hanya perlu memberikan
tanda cek () pada kolom yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi lembar
observasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4Kisi-kisi Penulisan Lembar Observasi Aktivitas Guru
NO. KEGIATAN PEMBELAJARAN SKOR
1 2 3 4 5I. TAHAP PENDAHULUAN
1. Guru memotivasi siswa2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran3. Guru menggali pengetahuan awal siswa
(apersepsi)
53
NO. KEGIATAN PEMBELAJARAN SKOR
II. TAHAP KEGIATAN INTI1. Menggali konsepsi awal siswa dengan
memberikan permasalahan mengenai sifat-sifat cahaya (Stimulasi)
2. Guru menyampaikan fokus masalah yang harus dikaji oleh siswa berkenaan denan sifat-sifat cahaya (identifikasi masalah)
3. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok untuk menetukan hipotesis dari permasalahan yang disajikan (identifikasi masalah)
4. Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (Pengumpulan Data)
5. Memberikan pertanyaan arahan sebelum siswa melakukan percobaan (Pengumpulan Data)
6. Guru memberikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok (pemrosesan data)
7. Guru membimbing diskusi kelas (Verifikasi Data)8. Guru mengoreksi kesalahan dan memberikan
penguatan materi (Verifikasi Data)9. Membimbing siswa dalam menyimpulkan seluruh
kegiatan dalam pembelajaran (Generalisasi) III.
1. Guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan penyelidikan/pengamatan
2. Guru membimbing siswa membuat rangkuman materi pembelajaran
3. Memberikan gambaran tentang ketercapaian kompetensi yang diukur dengan hasil evaluasi
JUMLAH NILAI
Keterangan SKOR:
Skor 1 = Tidak dilakukan
Skor 2 = Dilakukan, tapi belum baik
Skor 3 = Dilakukan dengan cukup baik
Skor 4 = Dilakukan baik
Skor 5 = Dilakukan dengan sangat baik
54
4. Lembar Pedoman Wawancara
Adapun instrumen wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah anda merasa senang dalam pembalajaran melalui model
discovery learning?
b. Apakah kamu bertukar pikiran dalam berdiskusi dan memecahkan
masalah?
c. Apakah kamu ikut membantu teman dalam melakukan percobaan
untuk memecahkan masalah?
d. Apakah kamu ikut berpendapat dalam diskusi tersebut?
e. Apa yang menarik dalam pembelajaran dengan menggunakan model
discovery learning?
f. Apa yang menyulitkan anda dalam pembelajaran penemuan tadi?
g. Manfaat apa yang anda peroleh setelah melakukan pembelajaran
dengan penerapan model discovery learning?
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas yaitu
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya maka teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non test (observasi dan
dokumentasi).
1. Tes
55
Menurut Arikunto (2002:127) menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok”. Jadi teknik pengumpulan data dengan tes ini
dimaksudkan untuk menilai hasil belajar yang berkaitan dengan ranah
kognitif yang menunjukan sejauh mana keberhasilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
2. Nontes
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini tidak hanya berupa tes
yang berbentuk uraian ataupun tes objektif, tetapi dilakukan juga penilaian
non tes yaitu sebagai berikut:
a. Observasi
‘Observasi merupakan suatu proses yag kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan’. Sutrisno Hadi (Sugiyono,
2013:203). Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah observasi selektif yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui
kompetensi tertentu yang dicapai siswa. Dalam penelitian ini kompetensi
yang diamati meliputi kompetensi yang dicapai siswa dalam pembelajaran
discovery learning, materi pembelajaran dan pembelajaran siswa dalam
kelompok.
b. Dokumentasi
56
Teknik dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip,
baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen sehubungan
penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan.
c. Wawancara
Menurut Arikunto (2002:132) “wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari
terwawancara”. Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk melengkapi
data observasi. Wawancara yang dilakukan berisi pertanyaan yang diajukan
kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan.
G. ANALISIS DATA
Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah
dirumuskan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan
kuantitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi terhadap siswa dan
guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model discovery learning
yang akan diuraikan secara deskriptif. Data observasi yang telah diperoleh
kemudian dilakukan analisis secara deskriptif, sehingga mampu
memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran yang dilakukan
guru pada saat pembelajaran berlangsung. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada masing-masing aspek.
57
b. Menjumlahkan skor dari skor masing-masing aspek.
c. Menghitung nilai dengan rumus:
1) Rumus untuk menghitung aktivitas siswa:
Keterangan:
NP = Nilai Persen aktivitas siswa yang dicari atau diharapkan.
R = Skor mentah yang diperoleh siswa.
SM = Skor maksimum ideal yang diamati.
100 = Bilangan tetap.
2) Rumus untuk menghitung aktivitas guru:
Keterangan:
NP = Nilai Persen aktivitas guru yang dicari atau diharapkan.
R = Skor mentah yang diperoleh guru.
SM = Skor maksimum ideal yang diamati.
100 = Bilangan tetap.
(Sumber: Purwanto (2009: 102))
d. Konversi nilai tersebut pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Konversi Nilai
Tingkat Keberhasilan Nilai
Amat Baik (A)
Baik (B)
Cukup (C)
58
Kurang (K)
(Sumber: Kemendikbud (2013 : 314))
2. Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk melihat seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-
tahap dalam menganalisis data kuantitatif adalah:
a. Penskoran terhadap jawaban siswa
Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif
peserta didik adalah tes pilihan ganda sehingga tidak ada rumus baku
yang dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor peserta didik. Namun,
peneliti menerapkan kriteria penskoran untuk menentukan skor siswa.
Kriteria penskoran yaitu:
1) Pilihan Ganda (Individu)
Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir
soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir
soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan
menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumus ketuntasan
individual sebagai berikut:
Ket : S = Skor belajar siswa.
R = Banyaknya butir yang dijawab benar.
N = Skor maksimum dari tes.
59
100 = Bilangan tetap.
(Sumber : Poerwanti (Tiffani R. 2013:3)) Kategori nilai hasil belajar pengetahuan siswa dapat dilihat berdasarkan
tabel di bawah ini:
Tabel 3.6Konversi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa
Nilai Skala0-100
Predikat Keterangan
86 – 100 ASangat Baik
81 – 85 A-76 – 80 B+
Baik 71 – 75 B66 – 70 B-61 – 65 C+
Cukup 56 – 60 C51 – 55 C-46 – 50 D+
Kurang 0 - 45 D
(Sumber: Kemendikbud (2013 : 8))
2) Lembar Kerja Siswa (Kelompok)
Penskoran nilai lembear kerja siswa (kelompok) dapat dihitung dengan
rumus pada pilihan ganda di atas, dengan cara setiap butir soal yang
dijawab benar mendapat nilai:
2 = Jika siswa dapat menyimpulkan dengan benar dan tepat.
1 = Jika siswa menjawab kesimpulan, tetapi tidak tepat.
0 = Jika siswa tidak menjawab kesimpulan.
b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik melalui rumus yang
diadaptasi dari Nana Sudjana (2013: 109).
60
Keterangan:
R = Nilai rata-rata peserta didik.
∑ X = Jumlah seluruh nilai peserta didik.
∑ N = Jumlah peserta didik.
c. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik.
Pada penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara
individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat dari
siswa yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 65 dan di bawah 65
dinyatakan belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal
yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa
menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal
digunakan rumus:
Keterangan:
P = Persentase peserta didik yang lulus.
ΣP = Jumlah peserta didik yang lulus.
ΣN = Jumlah seluruh peserta didik.
d. Penghitungan peningkatan presentase dari setiap siklus.
Dalam penelitian ini untuk menghitung peningkatan presentase dari
setiap siklus menggunakan rumus:
61
(Juariah, 2014:46)