10. chapter iii 07.doc

37
BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balandongan yang beralamat di Jl. Parakansalak Km. 6 Kecamatan Parakansalak Kabupaten Sukabumi. Sekolah Dasar Negeri 1 Balandongan adalah sekolah yang seatap dengan SD Negeri 2 Balandongan dan telah berdiri sejak tahun 1974 yang pada awalnya merupakan salah satu SD Inpres. Peneliti memilih sekolah ini sebagai lokasi penelitian dengan alasan karena peneliti sudah menjadi bagian dari tenaga pendidik yang ada di SDN 1 Balandongan sejak tahun 2014 sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan dalam melakukan studi pendahuluan. Selain itu, lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal. Sekolah ini terletak tidak jauh dari rumah penduduk, sangat strategis terletak dipusat 37

Upload: alby-alyubi

Post on 28-Jan-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10. CHAPTER III 07.doc

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Balandongan yang

beralamat di Jl. Parakansalak Km. 6 Kecamatan Parakansalak Kabupaten

Sukabumi. Sekolah Dasar Negeri 1 Balandongan adalah sekolah yang seatap

dengan SD Negeri 2 Balandongan dan telah berdiri sejak tahun 1974 yang

pada awalnya merupakan salah satu SD Inpres. Peneliti memilih sekolah ini

sebagai lokasi penelitian dengan alasan karena peneliti sudah menjadi bagian

dari tenaga pendidik yang ada di SDN 1 Balandongan sejak tahun 2014

sehingga peneliti tidak mengalami kesulitan dalam melakukan studi

pendahuluan. Selain itu, lokasi sekolah yang dekat dengan tempat tinggal.

Sekolah ini terletak tidak jauh dari rumah penduduk, sangat strategis terletak

dipusat pedesaan sehingga sekolah ini memberikan kemudahan bagi para

peserta didik untuk pergi bersekolah. Jumlah siswa secara keselurahan pada

tahun ajaran 2014/2015 adalah 256 yang terbagi ke dalam 6 (enam)

rombongan belajar sedangkan ruangan kelas hanya ada 5 kelas. Maka dari itu

kegiatan pembelajaran kelas II dilaksanakan setelah kelas I selesai. Tenaga

Pendidiknya sebanyak 9 guru yang terdiri dari 6 guru PNS dan 3 guru Non

PNS. Luas tanah bangunan SDN 1 Balandongan secara keseluruhan 554 M2.

37

Page 2: 10. CHAPTER III 07.doc

38

2. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian yang dipilih adalah semua

siswa kelas V yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran

2014/2015 dengan jumlah siswa sebanyak 51 siswa, yang teridiri dari 28

orang peremuan dan 23 orang laki-laki. Waktu yang diperlukan peneliti

untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas ini adalah 3 bulan terhitung

dari 06 April sampai dengan 06 Juni 2015. Tindakan siklus I dan siklus II

dilaksanakan pada tanggal 21 dan 29 April 2015.

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action

reseach) yang bertujuan untuk mengadakan perbaikan atau meningkatkan

praktek-praktek pembelajaran di kelas yang seharusnya dilakukan oleh guru

dalam materi/bahan pelajaran. Desain atau model penelitian tindakan kelas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikembankan oleh Stephen

Kemmis dan Robbin Mc Taggart (Ekawarna, 2013:20), mengemukakan bahwa

‘Penelitian tindakan dapat dipandang sebagai suatu siklus spiral dari penyusunan

perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi’. Alur

penelitian adaptasi Model Kemmis & Taggart dapat disajikan pada bagan berikut:

Page 3: 10. CHAPTER III 07.doc

39

Bagan3.1Model Action Research Adaptasi Kemmis & Taggart

(Sumber: Ekawarna Hal. 20)

Dalam pelaksanaannya penilitian secara rinci terdiri dari langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam penelitian tindakan kelas tahapan yang pertama perencanaan,

pada tahapan ini peneliti harus mempersiapkan beberapa hal diantaranya

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), instrumen penelitian, media

pembelajaran, bahan ajar, dan aspek-aspek lain yang sekiranya diperlukan.

IdentifikasiMasalah

SIKLUS 1Menyusun Rencana

(planning)

Tindakan 1Pelaksanaan Pembelajaran

(action)

Pengamatan / Pengumpulan

Data I (observation)

Refleksi Tindakan Analisis Temuan

(reflection)

SIKLUS 2Menyusun

Rencana Ulang (revised plan)

Tindakan 2Pelaksanaan Pembelajaran

(action)

Pengamatan / Pengumpulan

Data II (observation)

Refleksi Tindakan Analisis Temuan

(reflection)

TUJUAN PEMBELAJARAN TERCAPAI SESUAI TARGET

Page 4: 10. CHAPTER III 07.doc

40

2. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan adalah kegiatan menerapkan perencanaan yang telah

dibuat, peneliti harus mentaati apa yang telah dirumuskan pada tahap

perencanaan agar hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan.

3. Observasi

Dalam tahap observasi yang melakukannya adalah pengamat, kegiatan

ini berlangsung bersamaan dengan kegiatan pelaksanaan. Tahapan ini adalah

mengamati bagaimana proses pelaksanaan berlangsung, serta mengetahui

dampak apakah yang dihasilkan dari proses pelaksanaan.

4. Refleksi

Tahapan refleksi ini adalah tahapan kita dapat mengetahui kelemahan

apa saja yang terjadi dari proses pelaksanaan, hingga akhirnya dapat

diperbaiki pada siklus selanjutnya, apabila proses siklus sudah selesai maka

tahapan ini bisa dijadikan tahapan untuk menarik kesimpulan dari

keseluruhan kegiatan.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian tindakan kelas

(Class Action Research). PTK diperkenalkan oleh ahli psikologi soial Amerika

yang bernama Kurt Lewin, menurut pendapatnya (Kunandar, 2008:42)

mengemukan bahwa ‘Penelitian tindakan kelas suatu rangkaian langkah yang

teridiri atas empat tahap: yakni perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi’.

Arikunto (Ekawarna, 2013:5) bahwa ‘PTK merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan pembelajaran berupa sebuah tindakan, yang sengaja

Page 5: 10. CHAPTER III 07.doc

41

dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan’. Sedangkan

menurut John Elliot (Elfanani, 2012:12) yang dimaksud dengan penelitian

tindakan kelas ialah:

‘Kajian tentang situasi social dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya’. Seluruh prosesnya, telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukanan antara evaluasi diri dari perkembangan professional’.

Pendapat yang hampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart

(Elfanani, 2012:12) yang mengatakan bahwa ‘PTK adalah suatu bentuk refleksi

diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk

meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi

tempat dilakukan praktik-praktik tersebut’.

Penelitian ini berbasis kolaboratif, sehingga dalam pelaksanaannya

penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1

Balandongan. Peneliti berperan sebagai guru untuk melakukan tindakan

pembelajaran sesuai perencanaan tindakan yang dibuat. Penelitian tindakan kelas

memiliki tujuan seperti yang telah ungkapkan oleh Ekawarna (2013:13) yaitu

sebagai berikut:

1. Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapianya tujuan pembelajaran yang bermutu.

2. Memperbaiki dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

3. Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran yang dikelas agar pembelajaran bermutu.

4. Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang diajarnya.

5. Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (misalnya, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang

Page 6: 10. CHAPTER III 07.doc

42

dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.

6. Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasis penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertumpu pada kesan atau asumsi.

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah dalam bentuk pengkajian siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu

perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Rencana pelaksanaannya terdiri

dari dua siklus dan akan dilakukan sesuai dengan perubahan yang akan dicapai

pada setiap siklusnya. Langkah-langkah yang peneliti laksanakan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan, peneliti terlebih dahulu melakukan

perencanaan. Kegiatan yang dilakukan selama tahap perencanaan diantaranya

adalah meminta izin penelitian kepada pihak sekolah, melakukan observasi

terhadap proses pembelajaran yang berlangsung sebelumnya, mengkaji data

hasil nilai mata pelajaran IPA khususnya pembelajaran sifat-sifat cahaya pada

tahun pelajaran sebelumnya dan melakukan refleksi dari hasil observasi awal.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan langsung oleh penulis sebagai peneliti

sekaligus mempraktikan tindakan dalam pembelajaran di kelas. Pelaksanaan

dilakukan pada bulan April 2015 dengan menerapkan model discovery

learning pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Pelaksanaan

tindakan dalam pembelajaran dilakukan dalam dua siklus. Kegiatan yang

dilakukan dalam tahap ini yaitu melaksanakan rencana pembelajaran yang

telah direncanakan sebelumnya selama 2 (dua) siklus:

Page 7: 10. CHAPTER III 07.doc

43

a. Siklus I:

1) Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan kegiatan pelaksanaan, peneliti melakukan

persiapan perencanaan diantaranya sebagai berikut :

a) Mendiskusikan dengan guru tentang langkah-langkah, model,

dan alat yang akan digunakan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

b) Menyesuaikan rancangan penelitian dengan pokok bahasan.

c) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

d) Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk

mengaplikasikan kegiatan eksperimen.

e) Mempersiapkan perangkat-perangkat pembelajaran yang perlu

disiapkan dan dikembangkan, yaitu: lembaran-lembaran evaluasi dan

instrumen lain berikut kriteria penilaian dan kunci jawaban yang

akan disiapkan dan dikembangkan.

f) Menyusun alat observasi yang digunakan untuk mengamati guru dan

siswa selama pembelajaran berlangsung.

g) Mempersiapkan alat-alat untuk dokumentasi kegiatan pembelajaran.

h) Melaksanakan diskusi dengan observer.

i) Melakukan prates terlebih dahulu untuk mengukur kemampuan awal

peserta didik pada materi sifat-sifat cahaya.

j) Memberikan informasi kepada peserta didik agar membawa

peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan siklus I.

Page 8: 10. CHAPTER III 07.doc

44

2) Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan penelitian dilakukan berdasarkan dengan rencana yang

telah dibuat sebelumnya. Pada kegiatan pembelajaran sifat-sifat cahaya

ini disesuaikan dengan model discovery learning.

3) Pengamatan (Observation)

Dalam penelitian ini pengamatan yang dilakukan menggunakan

Observasi non partisipasi yaitu observasi yang dalam pelaksanaannya

tidak melibatkan peneliti sebagai partisipasi atau kelompok yang diteliti.

Akan tetapi melibatkan observer sehingga dalam pelaksanaannya

penelitian dilakukan melalui kerja sama dengan guru wali kelas V SDN 1

Balandongan sebagai observer/pengamat. Pengamatan dilakukan pada

saat pembelajaran berlangsung karena untuk mengetahui:

a) Situasi belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

b) Aktivitas aktivitas yang terjadi selama proses belajar mengajar

c) Kinerja guru dalam mengajar.

d) Respon siswa terhadap proses belajar mengajar.

e) Kemampuan peserta didik saat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari

guru.

4) Refleksi (Reflecting)

Kegiatan refleksi ini bertujuan memperbaiki pelaksanaan penelitian pada

siklus selanjutnya, penelitian pada siklus pertama dianggap berhasil

apabila sebagian besar (85% dari peserta didik) mampu memenuhi

aspek indikator kemampuan kerjasama dan lebih dari 85% peserta didik

Page 9: 10. CHAPTER III 07.doc

45

dapat menjawab soal evaluasi dengan benar. Peneliti dan observer

melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dan hasil

observasi pada siklus I, apabila ditemukan kelemahan dan kekurangan

pada siklus I maka dilakukan siklus II sebagai upaya perbaikan

pembelajaran materi sifat-sifat cahaya. Hasil refleksi digunakan sebagai

rekomendasi dan revisi untuk perencanaan dan pelaksanaan tindakan

pembelajaran yang berikutnya.

a. Siklus II

Siklus II dilaksanan apabila pelaksanaan siklus I masih kurang

memuaskan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan ditemukannya kekurangan

pada pelaksanaan siklus I dan mencapai target/tujuan yang diharapkan. Oleh

karena itu peneliti harus benar-benar merumuskan serta merencanakan

langkah-langkah yang tepat dan efektif agar kekurangan pada siklus I dapat

diperbaiki. Tahapan kegiatan pada siklus II dapat dijelaskan sebagai beirkut:

1) Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat perencanaan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

2) Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model discovery

learning berdasarkan perencanaan hasil refleksi pada siklus pertama.

3) Pengamatan (Observation)

Dibantu oleh observer peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning.

Page 10: 10. CHAPTER III 07.doc

46

4) Refleksi (Reflection)

Setelah melakukan penelitian tindakan kelas dengan dua siklus maka

peneliti membuat refleksi berupa kesimpulan atas pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan model discovery learning dalam

meningkatkan penguasaan konsep siswa pada mata pelajaran IPA

materi sifat-sifat cahaya.

D. INSTRUMEN PENELITIAN

Dalam penelitian tindakan kelas ini memerlukan data yang otentik dan

sistematis. Untuk mendapatkan data yang otentik dan sistematis tersebut

diperlukan alat pengumpul data yang tepat sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian. “Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan dalam

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. (Sugiyono, 2013:148).

Dengan demikian pemilihan instrumen menentukan hasil data yang akan

diperoleh dalam penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini dibedakan menjadi dua, yaitu instrumen utama dan instrumen pendukung:

1. Instrumen Utama

Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri.

‘Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasanya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya’. Nasution (Sugiyono, 2013:306-307).

Page 11: 10. CHAPTER III 07.doc

47

2. Instrumen Pendukung

Selain memusatkan pada manusia sebagai instrumen utama yang paling

berpengaruh dalam pengumpulan data, peneliti juga membutuhkan instrumen

pendukung yang nantinya akan membantu kinerja peneliti dalam penelitiannya.

Instrumen pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Lembar Soal Tes Formatif

Lembar soal merupakan salah satu instrumen pendukung yang

berperan dalam pengukuran tingkat kemampuan dan penguasaan siswa

terhadap materi yang telah diajarkan, dalam hal ini materi sifat-sifat cahaya.

Adapun bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes

pilihan ganda sebanyak 20 soal. Dengan penyusunan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi materi yang diteliti.

2) Menyusun kisi-kisi butir soal tes.

b. LKS Kelompok

LKS kelompok yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan agar

siswa dapat bekerjasama, bertukar informasi/pengetahuan serta

bersosialisasi dengan teman-temannya. Tidak hanya itu saja, LKS

kelompok dibuat karena pada dasarnya model pembelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu model discovery learning dalam

pelaksanaannya juga dilakukan melalui kegiatan diskusi bersama kelompok.

Page 12: 10. CHAPTER III 07.doc

48

c. Lembar Panduan Observasi KBM (chek-list)

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa

serta respon siswa selama kegiatan pembelajaran dengan penerapan model

discovery learning berlangsung.

d. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan

wawancara semi tersutruktur yaitu peneliti telah menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Kegiatan wawancara

langsung dengan siswa kelas V SD Negeri 1 Balandongan, yang dilakukan

setelah siklus berlangsung. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk

mengetahui bagaimana proses kegiatan siswa selama mengikuti

pembelajaran dan mengetahui penyebab dari siswa yang memperoleh nilai

dibawah KKM yang telah ditetapakan sehingga nantinya dapat dijadikan

perbaikan untuk siklus berikutnya.

e. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi foto-foto, laporan kegiatan, data yang relevan

dengan penelitian dan sebagainya. Dokumentasi pada penelitian ini,

dilakukan untuk mengumpulkan data tentang berbagai peristiwa dalam

proses pembelajaran melalui foto, dokumen yang berupa karya siswa, dan

hasil pembelajaran.

Page 13: 10. CHAPTER III 07.doc

49

E. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

1. Lembar Soal Tes Formatif

Soal tes formatif yang dimaksud adalah soal evalulasi yang diberikan di

awal dan di akhir proses pembelajaran. Soal yang dikerjakan siswa berupa

soal tes objektif (pilihan ganda) sebanyak 20 soal. Peneliti terlebih dahulu

membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pencapaian kompetensi. Data

dari hasil tes ini dapat dijadikan sebagai acuan tingkat keberhasilan hasil

belajar siswa dan keberhasilan guru dalam penerapan model discovery

learning. Adapun kisi-kisi penulisan soalnya sebagai berikut:

a. Pohon penyebaran kisi-kisi soal

Bagan 3.1Pohon Penyebaran Kisi-Kisi

(Sumber dari peneliti dan berpedoman dari model taksonomi Bloom)

Pg = 20

7

7

6

Sedang, 35%

Mudah, 35%

Sukar, 30%

Mudah, 30% 2 C1

Sukar, 30% 2 C3

Sedang, 40% 3 C2

Mudah, 30% 2 C1

Sedang, 40% 3 C2

Sukar, 30% 2 C3

Sukar, 33% 2 C3

Mudah, 50% 3C1

Sedang, 17% 1C2

Page 14: 10. CHAPTER III 07.doc

50

b. Penyebaran Soal

Tabel 3.1 Penyebaran Soal Tes Formatif

Aspek Kognitif

Tingkat Kesukaran

RAGAM SOALPILIHAN GANDA

Mudah Sedang Sukar Jumlah

Ingatan C1Mudah  2    

7Sedang   3   Sukar     2 

Pemahaman C2

Mudah  2    

7Sedang   3   Sukar     2 

Penerapan C3

Mudah  3    

6Sedang   1   Sukar     2 

JUMLAH TOTAL  7 7  6  20

c. Kisi-kisi Penulisan Soal Tes Formatif

Tabel 3.2Kisi-kisi Penulisa Soal Tes Formatif

Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan

membuat suatu karya/model.

Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya

Indikator SoalRanah

KognitifTingkat kesulitan

No. Soal

Siswa dapat memahami pengertian cahya dan sumber cahaya

C1C1

MudahSedang

716

Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat cahaya

C1C2C3C2

MudahMudahMudahSedang

2111520

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat merambat lurus

C3C2

MudahSedang

45

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat menembus benda bening

C1 Sukar 1

Page 15: 10. CHAPTER III 07.doc

51

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya dapat dibiaskan

C3C1

SukarSedang

918

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin datar

C3C3C2

MudahSukar

Sedang

81219

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin cekung

C2C1C1C2

SukarSedangSukarSukar

361017

Siswa dapat mengidentfikasi sifat cahaya pada cermin cembung

C3C2

Sedang Mudah

1314

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Dalam pengisian lembar observasi ini menggunakan skala penilaian

(rating scale) dengan rentang nilai 1 – 5. Observer hanya perlu memberikan

tanda cek () pada kolom yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi lembar

observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3Kisi-kisi Penulisan Observasi Aktivitas Siswa

Indikator Butir Yang DiamatiSkor

1 2 3 4 5Rasa ingin tahu

Antusias memperhatikan dan mengikuti pembelajaran dengan baik Senang mengikuti kegiatan pembelajaran melalui model discovery learningAktif dalam mengikuti pembelajaran

Bekerja keras & Tekun

Siswa melakukan percobaan dengan teliti unuk memahami materi pembelajaran

Disiplin Membawa peralatan praktek, Tidak mengganggu, dan mengumpulkan tugas tepat waktu

Percaya diri, Sikap

Berani mengungkapkan pendapat, Menghargai

Page 16: 10. CHAPTER III 07.doc

52

berpikiran terbuka,dan kerjasama

pendapat siswa lain serta saling membantu dalam melakukan percobaan

Jujur Mengisi lembar kerja siswa hasil penelitiannya dan tidak mencontek

JUMLAH NILAI

Keterangan :

Skor 1 = Sangat Kurang, jika 10 siswa melakukannya

Skor 2 = Kurang, jika siswa melakukannya

Skor 3 = Cukup, jika 21-30 siswa melakukannya

Skor 4 = Baik, jika 31-40 siswa melakukannya

Skor 5 = Sangat Baik, 40 siswa melakukannya

3. Lembar Observasi Aktivitas Guru

Dalam pengisian lembar observasi ini observer hanya perlu memberikan

tanda cek () pada kolom yang telah disediakan. Adapun kisi-kisi lembar

observasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4Kisi-kisi Penulisan Lembar Observasi Aktivitas Guru

NO. KEGIATAN PEMBELAJARAN SKOR

1 2 3 4 5I. TAHAP PENDAHULUAN

1. Guru memotivasi siswa2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran3. Guru menggali pengetahuan awal siswa

(apersepsi)

Page 17: 10. CHAPTER III 07.doc

53

NO. KEGIATAN PEMBELAJARAN SKOR

II. TAHAP KEGIATAN INTI1. Menggali konsepsi awal siswa dengan

memberikan permasalahan mengenai sifat-sifat cahaya (Stimulasi)

2. Guru menyampaikan fokus masalah yang harus dikaji oleh siswa berkenaan denan sifat-sifat cahaya (identifikasi masalah)

3. Guru membimbing siswa untuk berdiskusi dalam kelompok untuk menetukan hipotesis dari permasalahan yang disajikan (identifikasi masalah)

4. Guru membimbing siswa untuk menguji hipotesis yang telah dibuat (Pengumpulan Data)

5. Memberikan pertanyaan arahan sebelum siswa melakukan percobaan (Pengumpulan Data)

6. Guru memberikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok (pemrosesan data)

7. Guru membimbing diskusi kelas (Verifikasi Data)8. Guru mengoreksi kesalahan dan memberikan

penguatan materi (Verifikasi Data)9. Membimbing siswa dalam menyimpulkan seluruh

kegiatan dalam pembelajaran (Generalisasi) III.

1. Guru mengajak siswa mengevaluasi kegiatan penyelidikan/pengamatan

2. Guru membimbing siswa membuat rangkuman materi pembelajaran

3. Memberikan gambaran tentang ketercapaian kompetensi yang diukur dengan hasil evaluasi

JUMLAH NILAI

Keterangan SKOR:

Skor 1 = Tidak dilakukan

Skor 2 = Dilakukan, tapi belum baik

Skor 3 = Dilakukan dengan cukup baik

Skor 4 = Dilakukan baik

Skor 5 = Dilakukan dengan sangat baik

Page 18: 10. CHAPTER III 07.doc

54

4. Lembar Pedoman Wawancara

Adapun instrumen wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Apakah anda merasa senang dalam pembalajaran melalui model

discovery learning?

b. Apakah kamu bertukar pikiran dalam berdiskusi dan memecahkan

masalah?

c. Apakah kamu ikut membantu teman dalam melakukan percobaan

untuk memecahkan masalah?

d. Apakah kamu ikut berpendapat dalam diskusi tersebut?

e. Apa yang menarik dalam pembelajaran dengan menggunakan model

discovery learning?

f. Apa yang menyulitkan anda dalam pembelajaran penemuan tadi?

g. Manfaat apa yang anda peroleh setelah melakukan pembelajaran

dengan penerapan model discovery learning?

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah dijabarkan di atas yaitu

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sifat-sifat cahaya maka teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan non test (observasi dan

dokumentasi).

1. Tes

Page 19: 10. CHAPTER III 07.doc

55

Menurut Arikunto (2002:127) menyatakan bahwa, “Tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok”. Jadi teknik pengumpulan data dengan tes ini

dimaksudkan untuk menilai hasil belajar yang berkaitan dengan ranah

kognitif yang menunjukan sejauh mana keberhasilan guru dalam

melaksanakan pembelajaran.

2. Nontes

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini tidak hanya berupa tes

yang berbentuk uraian ataupun tes objektif, tetapi dilakukan juga penilaian

non tes yaitu sebagai berikut:

a. Observasi

‘Observasi merupakan suatu proses yag kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang

terpenting adalah proses pengamatan dan ingatan’. Sutrisno Hadi (Sugiyono,

2013:203). Observasi yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini

adalah observasi selektif yaitu observasi yang dilakukan untuk mengetahui

kompetensi tertentu yang dicapai siswa. Dalam penelitian ini kompetensi

yang diamati meliputi kompetensi yang dicapai siswa dalam pembelajaran

discovery learning, materi pembelajaran dan pembelajaran siswa dalam

kelompok.

b. Dokumentasi

Page 20: 10. CHAPTER III 07.doc

56

Teknik dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen arsip,

baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen sehubungan

penelitian harus sesuai dengan fokus masalah penelitian dan tujuan.

c. Wawancara

Menurut Arikunto (2002:132) “wawancara adalah sebuah dialog yang

dilakukan pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari

terwawancara”. Pada penelitian ini, wawancara digunakan untuk melengkapi

data observasi. Wawancara yang dilakukan berisi pertanyaan yang diajukan

kepada orang yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan.

G. ANALISIS DATA

Analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang telah

dirumuskan oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif dan

kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif diperoleh dari data hasil observasi terhadap siswa dan

guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui model discovery learning

yang akan diuraikan secara deskriptif. Data observasi yang telah diperoleh

kemudian dilakukan analisis secara deskriptif, sehingga mampu

memberikan gambaran yang jelas tentang pembelajaran yang dilakukan

guru pada saat pembelajaran berlangsung. Adapun langkah-langkahnya

sebagai berikut:

a. Memberikan skor pada masing-masing aspek.

Page 21: 10. CHAPTER III 07.doc

57

b. Menjumlahkan skor dari skor masing-masing aspek.

c. Menghitung nilai dengan rumus:

1) Rumus untuk menghitung aktivitas siswa:

Keterangan:

NP = Nilai Persen aktivitas siswa yang dicari atau diharapkan.

R = Skor mentah yang diperoleh siswa.

SM = Skor maksimum ideal yang diamati.

100 = Bilangan tetap.

2) Rumus untuk menghitung aktivitas guru:

Keterangan:

NP = Nilai Persen aktivitas guru yang dicari atau diharapkan.

R = Skor mentah yang diperoleh guru.

SM = Skor maksimum ideal yang diamati.

100 = Bilangan tetap.

(Sumber: Purwanto (2009: 102))

d. Konversi nilai tersebut pada tabel berikut:

Tabel 3.5 Konversi Nilai

Tingkat Keberhasilan Nilai

Amat Baik (A)

Baik (B)

Cukup (C)

Page 22: 10. CHAPTER III 07.doc

58

Kurang (K)

(Sumber: Kemendikbud (2013 : 314))

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes formatif dan Lembar Kerja Siswa

(LKS) untuk melihat seberapa jauh peningkatan hasil belajar siswa. Tahap-

tahap dalam menganalisis data kuantitatif adalah:

a. Penskoran terhadap jawaban siswa

Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif

peserta didik adalah tes pilihan ganda sehingga tidak ada rumus baku

yang dijadikan sebagai dasar untuk mencari skor peserta didik. Namun,

peneliti menerapkan kriteria penskoran untuk menentukan skor siswa.

Kriteria penskoran yaitu:

1) Pilihan Ganda (Individu)

Penskoran tanpa koreksi, yaitu penskoran dengan cara setiap butir

soal yang dijawab benar mendapat nilai satu (tergantung dari bobot butir

soal), sehingga jumlah skor yang diperoleh peserta didik adalah dengan

menghitung banyaknya butir soal yang dijawab benar. Rumus ketuntasan

individual sebagai berikut:

Ket : S = Skor belajar siswa.

R = Banyaknya butir yang dijawab benar.

N = Skor maksimum dari tes.

Page 23: 10. CHAPTER III 07.doc

59

100 = Bilangan tetap.

(Sumber : Poerwanti (Tiffani R. 2013:3)) Kategori nilai hasil belajar pengetahuan siswa dapat dilihat berdasarkan

tabel di bawah ini:

Tabel 3.6Konversi Nilai Hasil Belajar Pengetahuan Siswa

Nilai Skala0-100

Predikat Keterangan

86 – 100 ASangat Baik

81 – 85 A-76 – 80 B+

Baik 71 – 75 B66 – 70 B-61 – 65 C+

Cukup 56 – 60 C51 – 55 C-46 – 50 D+

Kurang 0 - 45 D

(Sumber: Kemendikbud (2013 : 8))

2) Lembar Kerja Siswa (Kelompok)

Penskoran nilai lembear kerja siswa (kelompok) dapat dihitung dengan

rumus pada pilihan ganda di atas, dengan cara setiap butir soal yang

dijawab benar mendapat nilai:

2 = Jika siswa dapat menyimpulkan dengan benar dan tepat.

1 = Jika siswa menjawab kesimpulan, tetapi tidak tepat.

0 = Jika siswa tidak menjawab kesimpulan.

b. Mencari rata-rata nilai yang diperoleh peserta didik melalui rumus yang

diadaptasi dari Nana Sudjana (2013: 109).

Page 24: 10. CHAPTER III 07.doc

60

Keterangan:

R = Nilai rata-rata peserta didik.

∑ X = Jumlah seluruh nilai peserta didik.

∑ N = Jumlah peserta didik.

c. Menghitung persentase ketuntasan belajar peserta didik.

Pada penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara

individu dan klasikal. Ketuntasan belajar secara individual didapat dari

siswa yang mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 65 dan di bawah 65

dinyatakan belum tuntas. Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal

yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar siswa

menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal

digunakan rumus:

Keterangan:

P = Persentase peserta didik yang lulus.

ΣP = Jumlah peserta didik yang lulus.

ΣN = Jumlah seluruh peserta didik.

d. Penghitungan peningkatan presentase dari setiap siklus.

Dalam penelitian ini untuk menghitung peningkatan presentase dari

setiap siklus menggunakan rumus:

Page 25: 10. CHAPTER III 07.doc

61

(Juariah, 2014:46)