10-1 · 10-2 bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan...
TRANSCRIPT
10-1
10-2
BAB 1
Pendahuluan
1.1 LATAR BELAKANG
Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa
dekade terakhir telah menjadi magnet yang mampu menarik setiap daerah untuk turut serta
mengembangkannya. Tingginya keinginan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor
kepariwisataan tidak terlepas dari besarnya dampak ikutan (tricle down effect) yang dapat didorong
oleh pertumbuhan sektor pariwisata, selain karena pariwisata dikenal sebagai sektor yang ramah
lingkungan. Saat ini hampir setiap pemerintah daerah menempatkan sektor pariwisata sebagai
salah satu sektor unggulan pembangunan. Pemerintah daerah seolah berlomba untuk
meningkatkan citra dan pendapatan daerahnya masing-masing melalui sektor pariwisata.
Sebagai sektor yang sangat erat kaitannya dengan berbagai sektor lain, pariwisata tidak dapat
berdiri sendiri dalam pelaksanaan pembangunannya. Dukungan berbagai sektor terkait sangat
penting dalam menjamin terselenggaranya pembangunan sektor pariwisata. Selain itu,
pembangunan sektor pariwisata di suatu daerah tidak bisa hanya bergantung kepada upaya yang
dilakukan pemerintah, akan tetapi memerlukan peran serta aktif dari pihak swasta dan masyarakat.
Peran pihak swasta penting dalam kerangka menopang keterbatasan kemampuan pemerintah
untuk membangun berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukung pariwisata lainnyanya.
Sementara itu, peran masyarakat sangat penting agar pembangunan kepariwisataan yang dilakukan
berdampak signifikan terhadap upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara
umum dan mengurangi berbagai dampak negatif yang mungkin ditimbulkan sekecil mungkin.
Di sisi lain, keterikatan sektor pariwisata dengan sektor lain menjadikan pariwisata sebagai sektor
yang dapat menjembatani berbagai kepentingan pembangunan yang seringkali terhambat karena
adanya egosektoral. Posisi pariwisata yang sangat cair menjadikan pariwisata dapat didekati dengan
berbagai cara pendekatan pembangunan sesuai dengan konteks dan potensi daerahnya masing-
masing.
10-3
Kabupaten Belitung selama ini dikenal sebagai daerah penghasil timah dengan eksplorasi timah
perusahaan besar maupun pertambangan timah rakyat. Dengan identitas sebagai daerah
pertambangan timah menjadikan Kabupaten Belitung mempunyai karakteristik khusus dalam
membangun relasi antara pariwisata dan pertambangan. Tidak dapat dipungkiri selama ratusan
tahun terakhir timah telah banyak memberikan manfaat bagi Kabupaten Belitung, Namun demikian,
disisi lain tinggalan kerusakan alam yang terjadi di hampir setiap sudut kawasan dan semakin
menurunnya kontribusi sektor pertambangan terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD) menjadikan
Kabupaten Belitung harus berhitung ulang dalam menetapkan prioritas pembangunaannya
kedepan. Sektor pariwisata sebagai industri yang dikenal relatif ramah terhadap lingkungan dan
berkelanjutan merupakan sektor yang diharapkan dapat berkembang lebih baik di kabupaten
Belitung sebagai sektor pembangunan pasca tambang.
Sementara itu, sebagai pintu gerbang masuk ke Pulau Belitung dengan keberadaan pelabuhan
utama dan bandar udara, Kabupaten Belitung mempunyai posisi yang sangat strategis. Letak yang
strategis ini harus mampu ditangkap dan dimanfaatkan secara maksimal agar dapat mendorong
perkembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung. Perkembangan pariwisata yang meningkat
pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung
secara umum. Jarak Kabupaten Belitung dari Jakarta sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan
mancanegara ke Indonesia yang hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit – satu jam
penerbangan menjadi nilai lebih dari sisi aksesibilitas. Hal ini ditambah dengan semakin
meningkatnya minat berbagai maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan ke
Belitung dari berbagai kota besar di Indonesia.
Selain keuntungan geografis dan aksesibilitas yang realtif baik, Kabupaten Belitung juga
diuntungkan dengan adanya momentum “Laskar Pelangi”. Fenomena Laskar Pelangi telah ikut
memperkenalkan Pulau Belitung ke berbagai pelosok nusantara bahkan hingga ke mancanegara
sebagai salah satu pulau yang memiliki keindahan alam yang unik dan luar biasa. Film dan novel
laskar pelangi yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia dapat dijadikan
momentum mendorong berbagai daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Belitung agar dapat lebih
dikenal oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Selain itu, momentum ini tentu saja
harus mampu dimanfaatkan dengan cerdas agar citra yang telah terbentuk di masyarakat dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam upaya pemasaran berbagai produk pariwisata Kabupaten
Belitung.
Berbagai kelebihan potensi pariwisata Kabupaten Belitung di satu sisi telah memunculkan harapan
akan pembangunan sektor pariwisata di masa depan yang lebih baik, namun di sisi lain hal ini
memunculkan potensi permasalahan yang jika tidak diantisipasi akan menghambat proses
10-4
pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung kedepan. Salah satu permasalahan tersebut
adalah terbatasnya sumber daya manusia pariwisata berkualitas yang dapat menopang
perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Belitung. Peningkatan kapasitas dan kualitas
sumber daya manusia di sektor pariwisata mutlak diperlukan untuk dapat menopang perkembangan
pariwisata yang sangat cepat di Kabupaten Belitung. Sumber daya manusia yang berkualitas yang
berasal dari masyarakat Belitung sendiri secara langsung dapat memberikan manfaat positif bagi
peningkatan kontribusi pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Belitung.
Selain hal tersebut, potensi permasalahan lain yang mengemuka adalah menyangkut penguasaan
lahan. Besarnya perkembangan pariwisata di Pulau Belitung telah banyak menyedot para pemilik
modal untuk kemudian secara beramai-ramai membali lahan diberbagai penjuru pulau tidak
terkeculai di sekitar daya tarik wisata yang ada. Disatu sisi fenomena ini menunjukan bahwa
Belitung sangat manarik bagi investor, namun disisi lain bila tidak sesuai dengan aturan tata ruang
maka hal ini justeru akan menyulitkan pengembangan berbagai daya tarik wisata yang ada karena
sebagian lahannya telah dikuasai oleh pihak swasta. Oleh karena itu sangat penting membangun
pendekatan pembangunan pariwisata yang tepat dan efektif untuk mengakomodasi berbagai
kepentingan yang ada tanpa mengorbankan keberlanjutan dan esensi pembangunan sektor
pariwisata yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Kabupaten Belitung.
Pendekatan yang tepat dan efektif dalam upaya pembangunan kepariwisataan suatu daerah dapat
diwujudkan apabila dilakukan dengan perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik
memungkinkan pembangunan kepariwisataan dapat terintegrasi dengan berbagai sektor
pembangunan yang ada. Seperti yang termuat dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan berasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan. Sebagai sebuah dokumen resmi, rencana ini dapat menjadi rujukan bagi
pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung agar lebih terarah dan menghasilkan manfaat
yang maksimal.
Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019. Terbitnya Undang-Undang No.
10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 mendorong perlu
dilakukan telaahan terhadap kesesuaian antara amanat dan arahan pembangunan kepariwisataan
yang termuat dalam dua peraturan perundangan tersebut dengan muatan dalam RIPPDA
Kabupaten Belitung.
10-5
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung (Ripparkab Belitung) ini
merupakan penyempurnaan dari RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019, yang telah
disesuaikan dengan arahan Undang-Undang 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan
Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
Tahun 2010-2025. RiPPARKAB Belitung diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh
pemangku kepentingan pariwisata dalam upaya menjadikan Kabupaten Belitung sebagai salah satu
destinasi pariwisata dunia. Lebih jauh, Ripparda yang tersusun ini dalam pelaksanannya dapat
memberikan manfaat optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung.
1.2 TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1 Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk menyesuaikan/menyempurnakan kembali kebijakan pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata
Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung terdahulu menjadi Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung (Ripparkab Belitung) sesuai dengan perkembangan yang
terjadi, baik dari sisi kebijakan dan regulasi maupun dari sisi sediaan dan permintaan pariwisata.
Selain dokumen rencana, kegiatan ini juga bertujuan menyiapkan rancangan peraturan daerah
tentang Ripparkab Belitung sesuai amanat Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan.
1.2.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:
1. teridentifikasinya isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;
2. terumuskannya arah pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung yang terdiri dari
prinsip-prinsip, visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan;
3. terumuskannya kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;
4. terumuskannya rencana perwilayahan pariwisata, mencakup rencana struktur perwilayahan
pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, dan rencana kawasan pengembangan
pariwisata Kabupaten Belitung;
5. terumuskannya indikasi program pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;
6. tersusunnya naskah akademik dan draft rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisatan Kabupaten Belitung.
10-6
BAB 10
Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi
10.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk menjamin pelaksanaan
program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dapat berjalan sesuai dengan Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dan memberikan manfaat yang luas bagi daerah
dan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:
1. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
2. Mendapatkan hasil identifikasi dan inventarisasi permasalahan dari aspek teknis maupun
administrasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dalam Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung serta upaya pemecahan yang
akan/telah dilakukan.
3. Mendapatkan hasil evaluasi pencapaian target keluaran pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
4. Tersosialisasikannya hasil pemantauan dan evaluasi kepada seluruh pihak terkait.
10.2 MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI
10-7
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dalam
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan dengan tahapan
berikut ini:
1. Penyusunan indikator, tolok ukur, dan target pemantauan dan evaluasi sesuai dengan
karakteristik dan rincian program/kegiatan pembangunan kepariwisataan yang akan dilakukan.
2. Pemantauan terhadap kemajuan setiap tahap pelaksanaan program/kegiatan pembangunan
kepariwisataan tahun anggaran berjalan.
3. Penilaian terhadap kesesuaian target dengan realisasi pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.
4. Pelaporan hasil penilaian terhadap pencapaian target pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.
5. Pelaksanaan evaluasi keunggulan dan kelemahan pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.
6. Penyelenggaraan sosialisasi hasil pemantauan dan evaluasi program/kegiatan pembangunan
kepariwisataan tahun anggaran berjalan.
10.3 WAKTU PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung diselenggarakan sebagai berikut:
1. Kegiatan pemantauan untuk menjamin konsistensi antara rencana kerja tahunan SKPD dengan
program/kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali pada masa pengajuan dan penetapan
rencana kerja tahunan (bulan Maret – April).
2. Kegiatan pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana
kerja tahun berjalan dilakukan sedikitnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.
3. Kegiatan pelaporan hasil pemantauan dan penilaian pencapaian target pelaksanaan program
dan kegiatan dalam rencana kerja tahun berjalan dilakukan 1 (satu) tahun sekali pada akhir
tahun anggaran.
4. Kegiatan evaluasi terhadap implementasi program/kegiatan dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
10-8
5. Kegiatan sosialisasi hasil pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali.
10.4 PELAKSANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan oleh:
A. Organisasi Perangkat Daerah di bidang kepariwisataan tingkat kabupaten (saat ini Dinas
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung) dengan tugas dan tanggung jawab:
1. Membuat matriks penilaian yang memuat program/kegiatan dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, serta target dan Rencana Kerja
Perangkat Daerah (RKPD).
2. Menilai kesesuaian antara RKPD dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Belitung.
3. Menetapkan prioritas RKPD Organisasi Perangkat Daerah di bidang kepariwisataan tingkat
kabupaten (saat ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung) yang sudah
sesuai dan mendukung terlaksananya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Kabupaten Belitung.
B. Tim Pemantauan dan Evaluasi Pariwisata
1. Tim Pemantauan dan Evaluasi Pariwisata terdiri dari unsur-unsur:
₋ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Belitung,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus pendapatan dan
pengelola keuangan dan aset daerah,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kepariwisataan,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang perhubungan,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pertambangan,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pekerjaan
umum,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kelautan dan
perikanan,
10-9
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang perindustrian
dan perdagangan,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang usaha mikro,
kecil, dan menengah,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pertanian,
perkebunan, dan peternakan,
₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kehutanan,
₋ Akademisi terkait program/kegiatan pembangunan kepariwisataan yang diajukan.
2. Menyusun kerangka pemantauan dan evaluasi secara umum, serta indikator dan tolok ukur
dari masing-masing kegiatan dan program yang dilaksanakan setiap tahun.
3. Membuat alat pemantauan dan evaluasi sedikitnya berupa: a) matriks rencana kerja dan
kemajuan pekerjaan; b) matriks indikator, tolok ukur, dan pencapaian target; c) pedoman
pelaporan hasil penilaian; d) matriks hasil penilaian dan rekomendasi
perbaikan/peningkatan kinerja Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
4. Menyusun rencana kerja pemantauan dan evaluasi kinerja Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung.
5. Memantau kemajuan pelaksanaan program/kegiatan dalam kinerja Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang dilaksanakan pada tahun berjalan
dan dilakukan sedikitnya 3 (tiga) bulan sekali.
6. Melakukan penilaian terhadap pencapaian target dari masing-masing realisasi
program/kegiatan dalam kinerja Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung yang dilaksanakan pada tahun berjalan dan dilakukan sedikitnya 3 (tiga) bulan
sekali.
7. Melaporkan hasil penilaian pencapaian program/kegiatan kepada seluruh pemangku
kepentingan pariwisata di Kabupaten Belitung.
8. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kinerja Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang dilaksanakan pada tahun
berjalan dan pemanfaatan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun sebelumnya, serta
rekomendasi bagi perbaikan/peningkatan kinerja program dan kegiatan.
10-10
9. Jika diperlukan, memberikan masukan bagi revisi program dan kegiatan tahun-tahun yang
akan datang setiap 1 (satu) tahun sekali, dan revisi terhadap kinerja Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung setiap 5 (lima) tahun sekali.
Lebih lengkapnya, mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan
pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan dapat dilihat pada diagram berikut ini.
2-11
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
1 (SATU) TAHUN SEKALI
PENILAIAN TARGET DAN
REALISASI PROGRAM
RENCANA KERJA
PELAPORAN HASIL
PENILAIAN
EVALUASI PELAKSANAAN
PROGRAM DAN KEGIATAN
TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI
PEMANTAUAN
REALISASI
RENCANA KERJA
SOSIALISASI HASIL
PEMANTAUAN DAN
EVALUASI
SEDIKITNYA 3 (TIGA) BULAN SEKALI 1 (SATU) TAHUN SEKALI
MATRIKS INDIKATOR,
TOLOK UKUR
PEMANTAUAN DAN
KONDISI KEMAJUAN
PEKERJAAN
MATRIKS INDIKATOR,
TOLOK UKUR, DAN
PENCAPAIAN TARGET
PEDOMAN PELAPORAN
HASIL PENILAIAN
MATRIKS HASIL PENILAIAN
DAN REKOMENDASI
PERBAIKAN/PENINGKATAN
KINERJA
AK
TO
RK
EG
IAT
AN
AL
AT
WA
KT
U
PENYUSUNAN
INDIKATOR DAN
TOLOK UKUR
PEMANTAUAN
PENYUSUNAN INDIKATOR
DAN TOLOK UKUR
PENCAPAIAN TARGET
PROPOSAL PENGAJUAN
PROGRAM/KEGIATANLAPORAN HASIL PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
Gambar 10.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung
Lampiran 2. Data Akomodasi
Daftar Hotel dan Wisma di Kabupaten Belitung
Tahun 2012
No
Nama Akomodasi
Klasifikasi
Kamar
Fasilitas
Alamat
Tipe Jumlah Tarif (Rp)
1 Lor In Beach Resort Hotel
Berbintang
Junior Suite 6 2.000.000 Kolam renang,
Malang penyu
Restaurant,
Musro Live
Music, TV
Desa Keciput,
Pantai Tanjung
Tinggi, Kec. Sijuk Deluxe Room 14 1.200.000
2 Hotel Martani Hotel Super VIP 2 385.000 Restaurant, Drug Jl.Yos. Sudarso No.
2-12
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No
Nama Akomodasi
Klasifikasi
Kamar
Fasilitas
Alamat
Tipe Jumlah Tarif (Rp)
Berbintang VIP Triple 2 407.000 Store, Laundry
service, room
service, Lobby,
Meeting Room,
Parking area, TV
17. Tanjung
Pandan VIP double 8 330.000
Deluxe 7 286.000
Standard
Room
11
165.000
Ekonomi 1 143.000
Standard
single
1 143.000
3 Gand Pondok Impian Hotel
Berbintang
Suite Room 3 500.000 Restoran, cafe,
karaoke, hall,
room service,
laundry, toko
obat, pemesanan
tiket, area parkir,
TV
Extra bed: Rp.
100.000
Jl. Patimura No.8,
Tanjung Pandan Deluxe Room 16 500.000
Cottage 6 600.000
Pondok Impian 1 Executive A 9 350.000
Executive B 5 300.000
Standar
Room
6 200.000
Pondok Impian 2 Cottage 2 450.000
Executive 5 375.000
Standard 11 225.000
4 Hotel Surya Hotel Non
bintang
Kamar AC 4 80.000 Parabola TV, AC,
Kulkas, TV
Jl. Depati Endek
No.808, Tanjung
Pandan VIP AC 4 150.000
Ekonomi 6 55.000
Standard 11 65.000
5 Wisma Pantai Belitung
Permai
Hotel Non
bintang - - - - Jl. Kemunign,
Pantai Tanjung
Pendam
6 Hotel Citra Hotel Non
bintang Kamar AC 4 95.000 Restoran, wartel,
rental mobil
Jl. Sriwijaya No. 41,
Tanjung Pandan Kamar Non
AC
6 75.000
7 Wisma Dewi Hotel Non
bintang Kamar AC 7 275.000 AC, Restaurant,
TV Parabola,
shower
Jl. Sriwijaya No.
122 RT 14 RW 3,
Tanjung Pandan Kamar Non
AC
5 165.000
8 Hotel ESBE Hotel Non
bintang Kamar AC 8 165.000 AC, TV Jl. Jend. Soedirman
No.23, Tanjung
Pandan Kamar Non
AC
3
110.000
Deluxe 8 220.000
Superior 2 330.000
9 Penginapan Revano Hotel Non
bintang Kamar AC 7 245.000 AC, Laundry
Service, TV
Jl. Kamboja I,
Tanjung Pandan Kamar Non
AC
12
185.000
VIP Room 13 335.000
10 Penginapan Mustika Hotel Non
bintang Kamar AC
Standar
23 150.000 AC, TV, Room
service
Jl. Jend.Soedirman,
Air Pancur, Tanjung
Pandan
12 Hotel Bunga Pantai Hotel Non
bintang Standard
room
5
175.000
AC, Parabola, TV Jl. Patimura, No.25,
Tanjung Pandan
Business
room
5 250.000
13 Tanjung Kelayang
Cottages
Cottage Cottage 7 350.000 Laundry,
Restaurant
Pantai Tanjung
Kelayang,
Kec.Sijuk
14 Hotel Harlika Jaya Hotel Non
bintang
Superior 4 225.000 Restaurant, AC,
Karaoke, Cafe,
laundry service,
room service, tv,
parking area
Jl. Melati No.A 43,
Pantai Tanjung
Pendam Executive
room
2
275.000
Business
room
3
200.000
Standard
room
1 175.000
15 Hotel&Klub Biliton Hotel bintang Suite room 2 2.250.000 Meeting room,
swimming pool,
AC, hot- cold
Jl. Depati Gegedek
No.50, Tanjung
Pandan Deluxe room 9 825.000
Super deluxe 2 1.250.000
2-13
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No
Nama Akomodasi
Klasifikasi
Kamar
Fasilitas
Alamat
Tipe Jumlah Tarif (Rp)
Standard
room
11 725.000 shower, bathtub,
minibar, coffee
shop/restaurant,
extra bed Rp
200.000
16 Wisma Mendanau Hotel Non
bintang Executive
room
10
242.000
AC, Shower,
laundry service,
TV
Jl. Siburik Timur
No.51,Tanjung
Pandan Business 12 181.500
Standard
room 1
2
121.000
Standard
room 2
2 99.000
17 Wisma Aditya Hotel Non
bintang Double room 6 250.000 AC, shower,
laundry service,
TV
Jl. Dipenogoro
Twin room 4 250.000
Family room 4 300.000
Single room 8 150.000
18 Penginapan Kezia Non Bintang - - - - Jl. Air Serkuk, Desa
Air Saga, Tanjung
Pandan
19 Grand Hatika Hotel Hotel bintang Executive
suite
3
1.750.000
Restaurant
Kemuning,
Kolam renang,
bar, lounge
Kikarak, spa,
karaoke,
ballroom, room
service, laundry,
meeting room,
extra bed Rp
200.000
Jl. Kemuning A16,
Tanjung Pendam
Executive
room
17
1.200.000
Family room 2 1.200.000
Deluxe room 39 900.000
Grand
superior
40
900.000
Penthouse 1 4.000.000
Superior
room
21 750.000
20 Bahamas Hotel and
Resort
Hotel bintang Presiden
suite
1
1.900.000
Cafe and resto,
room service,
laundry, meeting
room, free wifi,
souvenir shop,
bus armada
Jl. Patimura No.01
Dea Air Saga,
Tanjung Pandan Suite room 4 1.000.000
Deluxe room 7 850.000
Standard
room
61 695.000
21 Ocean Hotel Hotel Non
bintang Deluxe
double
15
250.000
Coffee shop, AC,
extra bed Rp
75.000
Jl. Sijuk 1, Tanjung
Pandan
Deluxe twin 7 350.000
22 Hotel Sarila Hotel Non
bintang Deluxe twin 3 400.000 AC, TV, Minibar,
Telepon,
Hot/cold water
Jl. Sriwijaya,
Tanjung Pandan Deluxe
double
7 400.000
23 Bukit Berahu Cottage Bungalow 2 700.000 Restoran, Kolam
renang, TV
Ds. Tanjung Binga
Sijuk Cottage 5 240.000
24 KJUB Pertim Hotel Non
bintang Kamar AC 5 101.500 Parking area, TV Jl. Kemuning
Tanjung Pandan
(0719) 21659 Kamar Non
AC
8 65.000
25 Prima Hotel Non
bintang Kamar AC
VIP Room
10
6
200.000
400.000
Karaoke Jl. Sijuk Air Merbau
(0719) 25534
26 Pulau Samosir Indah Hotel Non
bintang Kamar Non
AC
10 75.000 Parking area Jl. Dusun Air Raya
Timur III Jl. Raya
Membalong
27 Grand Pelangi Hotel Hotel bintang President
suite
1
1.500.000
Restaurant, AC,
Karaoke, Cafe,
Laundry seervice,
room service, TV,
Parking area
Jl. Pattimura
(0719) 2552
Suite room 6 750.000
Deluxe twin 2 550.000
Superior 2 675.000
Standard
room
30 450.000
28 Alaska Hotel Non Kamar AC 3 150.000 Laundry, shop Jl. Gaparman No.
2-14
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No
Nama Akomodasi
Klasifikasi
Kamar
Fasilitas
Alamat
Tipe Jumlah Tarif (Rp)
bintang Kamar Non
AC
4 150.000 49 Desa Lesung
Batang
29 Trijaya Terang Hotel Non
bintang Single 15 200.000 TV, AC Jl. Pattimura Desa
Tanjung Pandan Double 300.000
30 Lux Melati Hotel Non
bintang Superior 11 300.000 AC,TV Jl. Melati, Tanjung
Pandan Deluxe 16 350.000
31 Penginapan Sriwijaya Hotel Non
bintang Rose 9 125.000 AC, TV, Kamar
mandi luar
Jl. Sriwijaya
Tanjung Pandan Tulip 9 150.000
Lili 4 175.000
32 Wisma Pagar Alam Hotel Non
bintang Kamar AC 9 150.000 AC,TV, Minibar Jl. Za Pagar Alam
RT 11RW 06
Tj.Pendam
33 Hotel Central City Hotel Non
bintang
Superior 6 375.000 AC, TV, Restoran Jl. Veteran RT 04
RW 02 Kel. Parit TJ.
Pandan Deluxe 18 325.000
34 Hotel Tamara Hotel Non
bintang
Executive
room
2
700.000
Restoran, room
mservice, WIFI,
TV, hot water,
parkir
Jl. Jendral
Sudirman RT 37
RW 15, Kel.
Pangkal Lalang,
Tanjung Pandan
Deluxe room 16 475.000
Standard
room
30 385.000
35 Aston Hotel Hotel Bintang Standard
room
35
950.000
Restoran, kolam
renang, spa,
meeting room,
ballroom,
laundry, room
service
Jl. Pattimura
Tanjung Pandan,
33414 Superior
room
35
1.140.000
Premier room 16
1.520.000
Deluxe room 96 1.330.000
Junior suite 8 1.900.000
Executive
suite
8
2.850.000
Governor
suite
4
5.700.000
President
suite
1 19.000.000
36 Hotel Megah Hotel Non
bintang
Standard
room
4
300.000
- Jl. Gatot Subroto
Tanjung Pandan
Deluxe room 26 350.0000
Family room 3 600.000
37 Arum Ndalu Cottage Exclusive
Room
10.000.000 Hall, Restoran,
Spa, Gazebo,
bathtub, kolam
Renang,
Jl.Batu Lubang,
Membalong
38 Premium Hotel Hotel Non
Bintang
- 33 - Jl.Sriwijaya
Tanjungpandan
39 Villa Bumi Kedaton Hotel Non
Bintang
- 10 350.000 Jl. Air Saga
Tanjungpandan
Sumber: Belitung Dalam Angka, Tahun 2013; Disparekraf, 2014
Lampiran 5. Data Biro Perjalanan Wisata
Daftar Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW)
di Kabupaten Belitung Tahun 2012
No Nama BPW Telepon Alamat
2-15
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama BPW Telepon Alamat
1 Belitung Island Travel
(PT.SASHI ANUGRAH
RAYA)
0719-22890 Il.Kamboja, lorong mendanau No.33 RT 25/10 Desa
pangkallalang, TanjungPandan
2 PT.Ildatu Travelindo 0719-23262 Jl.Jend.Soedirman RT 15/05 Air Raya Barat II, Desa
Perawas, Tanjung Pandan
3 Levi Tour 0719-25235 Jl.Gadjah Mada No.54A, Pangkallalang, Tanjung
Pandan
4 Lotus Tour and Travel 0719-21460 Jl.Sriwijaya No.31, Tanjung Pandan
5 Kasih Karunia (KK
Tour)
0719-23305 Jl.Sriwijaya No.6, Tanjung Pandan
6 Belitung Travel 0719-22365 Jl.Membalong RT 057/19, Dusun Kelekak usang,
desa Perawas, Tanjung Pandan
7 CV.Mitra Mulia Raya 08171401118 Jl.Lettu Mad Daud No.2 RT 17/09, Tanjung Pandan
8 CV.Vavania Smart
Dexia
082184408465 Jl.Pilang Pelataran RT.10/04, Ds. Dukong, Tanjung
Pandan
9 Belitung Adventure 0719-25519 Jl.Gaparman No.2 Kec. Tanjung Pandan
10 CV.Surya Cipta
Mandiri
08127814248 Jl.Veteran RT.43/13, kel.Parit, Tanjung Pandan
11 Laskar BelitungTour
and Travel
23395/081929772777 Jl.Letda Zainuddin Aba No.13 RT.18/04, Kel.Kota,
Tanjung Pandan
12 CV. Karunia 08197843808 Jl.Saidan No.50 RT.13/04 Kel.Parit, Tanjung Pandan
13 Oase Travel 0719-22012 Jl.R.E Martadinata 26, Tanjung Pandan
14 CV.Fitrah 0719-25396 Jl.Air Saga No.10 RT.10/05 Ds.Air Saga, Tanjung
Pandan
15 CV. B Production 081929682010 Jl.Dewi Sartika No.37 RT.01/01, Kel.Kota, Tanjung
Pandan
16 CV. Gading Cakra
Perdana
0719-25308
0719-22129
Jl.Patimura No.4 Ds.Tanjung Pendam, Tanjung
Pandan
17 CV.Gerbang Bintang
Timur
0719-22361 Jl.Kamboja No.33 RT 25/10, Ds. Pangkal Lalang,
Tanjung Pandan
18 Vinny Travel 0719-21547 Jl.Sudirman No.20 RT.13/03, Kel. Kota, Tanjung
Pandan
19 Pantai Timah Hotel &
Travel
Citra hotel & Travel
0719-25532 Jl.Patimura No.24 RT.09/05, Kel.Tanjung Pendam,
Tanjung Pandan
20 deBelitong Tours and
Travel
081368018827 Jl.Jend.Sudirman RT. 05/11, Tanjung Pandan
21 CV.Indowisata prima
Sejahtera
081908047095 Jl.Masda Adi Sucipto Rt.09/03, kel.Parit, Tanjung
Pandan
22 Belitung Exotic Tour &
Travel
085268454036 Jl.Membalong RT 057/19, Dsn. Kelekak usang,
Ds.perawas, Tanjung Pandan
23 Indah belitung Tour 0818845120 Jl.Jend.Sudirman RT.07/03 Ds.Perawas, Tanjung
Pandan
24 El-Mana Tour & Travel 0719-21610 Jl.Letda Zainudin Aba No.15 RT. 11/05 Ds. Pangkal
lalang, Tanjung Pandan
25 CV.Fajar Mandiri 081929743197 Jl.Sudirman RT.35/12 Dsn.Air Raya Timur II, Ds.
Perawas, Tanjung Pandan
26 Dd’Zen 0719-24947 Jl.Telex Raya No.B108,Ds. Lesung Batang, Tanjung
Pandan
27 PT.Belitong Mandiri 0719-25424/24802 Jl.Depati Gegedek No.50 RT.44/14, Kel.parit,
Tanjung Pandan
28 Abet TravelAgent 081367454403 Jl.Kamboja II RT.22/05, kel.Kota, Tanjung Pandan
2-16
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama BPW Telepon Alamat
29 Cobila 081368018827 Jl.Air Serkuk RT.33/12, Ds.Air Saga, Tanjung Pandan
30 CV.Putra Laskar
Pelangi
081929007803 Jl.Garuda III No.41, RT.07/02, Aik Pelempang Jaya,
Tanjung Pandan
31 Bayu Travel 0719-23282 Jl.Sriwijaya No.1 RT.15/04, Kel.Kp.Damai,
Tanjungpandan
32 CV.Buana Prima 085244239999 Jl.Merdeka no.21 RT.17/04, kel.Kota, Tanjung
Pandan
33 CV.Rafana 0719-24833 Jl.Jend.Sudirman No.26, RT.12/03, Kel.Kota,
Tanjung Pandan
34 CV.Maju Jaya Abadi 081919989900 Jl.Kamboja III RT.24/10, Kel. Pangkal Lalang,
Tanjung Pandan
35 CV.B-29 0719-25603 Jl.Pelataran Air Ketekok No.29, RT.05/02, Ds.Air
Ketekok, Tanjung Pandan
36 CV.Duta Globalink 0719-25173 Jl.Mat Yasin RT.19/06 Kel.Parit, Tanjung Pandan
37 Panorama Belitung 0719-21121 Jl.Veteran RT.44/14 kel.Parit, Tanjung Pandan
38 CV.Mandiri Sejahtera 0719-22125 Jl.Hayati Mahim RT.32/13 Ds.Pangkalalang, Tanjung
Pandan
39 CV.Sinum Belitung 0719-22363 Jl.Basuki Rahmad RT.44/18, kel.Pangkala Lalang,
Tanjung Pandan
40 CV.Tirta Adelia 087896404452 Jl.Lettu Mad Daud Gg. Takas RT.16/08, Tanjung
Pendam, Tanjung Pandan
41 CV.Citra Adinda 081929751824 Jl.Patimura no.24 Rt.09/05, Kel.Tanjung Pendam,
Tanjung Pandan
42 CV.Ranakey Unite 0719-24625 Jl.Patimura Rt.03/02, Kel. Tanjung Pendam, Tanjung
Pandan
43 CV.Sejahtera Bersama 081927723393 Jl.Kamboja B.71 pelataran AKA kel.Lesung Batang,
Tanjung Pandan
44 CV.Bima Putra Biliton 0719-25219 Jl.Hayati Mahim RT. 32/13, D. Pangkalalang,
Kecamatan Tanjung Pandan
45 CV.Sahabat Sejati 081949492877 Jl.Bintara RT.12/09, Kel.Paal Satu, Tanjung pandan
46 CV. T-5 087878290908 Jl.Air Ketekok RT.14/04,Ds. Aik Ketekok, Tanjung
Pandan
47 CV.Parama 082182178688 Jl.Kerjan RT.03/01, Ds.Air Merbau, Tanjung Pandan
48 CV.Sinar Saudara 081977781375 Jl.Sijuk RT.25/10, Kel.Paal Satu, Tanjung Pandan
49 CV. Gema Pertiwi Jaya 081373540500 Jl.Hayati Mahim RT.32/13 kel.Pangkalalalng,
Tanjung Pandan
50 CV.Belitung Indah 08127174171 Jl.hasyim Idris RT.02/01 Ds. Dukong, Tanjung
Pandan
51 CV.DD Cahaya 082371090003 Jl.Kesehatan RT.02/02 Dsn. Membalong,
Ds.Membalong, Membalong
52 CV.Cafasa 08192507400 Jl.Patimura RT.02/01 Tanjung Pendam, Tanjung
Pandan
53 CV.Swarna Niaga 0719-21737 Jl.Telex Raya RT.03/02 Kel.Lesung batang, Tanjung
Pandan
54 CV. ecky 0719-25426 Jl.Sriwijaya No.14 RT.29/09, Kel.Parit ,Tanjung
Pandan
55 CV.Lysa Zahrawani 0719-23915 Jl.Jend.A.Yani RT.03/12, Kel.Pangkalalang, Tanjung
Pandan
56 CV.Billitone Event
Organizer
0719-25429 Jl.Hayim IdrisGg.Genteng RT.41/17, Kel.Pangkal
Lalang, Tanjung Pandan
57 CV.Belitung Mega
Pratama
081804291448 Jl.KH Ahmad Dahlan RT.25/09, Dsn.Aik Rayak Barat
IV, Ds. Aik Raya, Tanjung Pandan
2-17
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama BPW Telepon Alamat
58 CV.Belitung Eksotis 08131990338 Jl. Sijuk RT.21/08, Ds.Aik Merbau, Tanjung Pandan
59 CV.Jya Sejahtera
Makmur
081804293677 Jl.Perumnas RT.07/02, Ds.Aik Pelempang Jaya,
Tanjung Pandan
60 CV. Patria Bersaudara - Jl. Pangeran Dipenogoro No.19 RT.22/09,
Kel.Pangkalalalng, Tanjung Pandan
61 CV.Setia Utama 081929544114 Jl.JendralSudirman RT.10/05, Kel.Lesung batang,
Tanjung Pandan
62 CV.Tiga Anugrah 081933358495 Jl.Kerjan RT.03/01, Ds.Air Merbau, Tanjung Pandan
63 CV.Virta 082306794808 Jl.Jendral Sudirman No.20 RT.13/03, Kel.Kota,
Tanjung Pandan
64 CV.Blue Sky Belitung 085921066998 Jl.Jendral Sudirman RT.18/08, Kel.Lesung Batang,
Tanjung Pandan
65 PT.SIP Tour Indonesia 08932402095 Jl.Gatot Subroto no.12, Tanjung Pandan
66 CV.Mulya Muda
Mandiri
- Jl.Sijuk RT.15/04, Ds.Aik Ketekok, Tanjung Pandan
Sumber: Disparekraf, 2014
Lampiran 3. Daftar Home Stay
Daftar Home Stay di Kabupaten Belitung
Tahun 2014
DESA KECIPUT
No Nama Homestay Alamat Contact Person
1. UNTUNG IRAWAN Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081977876748
2. JUMHADI Jl. H. Sa’I Deramad RT.004/001 08197898590
3. HAIRRUDDIN Jl. Tg.Tinggi RT 07/005 081929720248
4. MUHADI Jl. Tg.Tinggi RT.08/03 081929639148
5. LEO SUHENDAR Jl. Sijuk RT.002/001 081929695367
6. DAHRIN Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929724284
7. MARDIN Jl. Tg. Tinggi RT.12/04 081271812723
8. MEGAWATI Jl. Tg. Kelayang RT.04/02 081929705911
9. JASNATI Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929503815
10. HALIM Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929712110
11. EDI IRAWAN Jl. Tg. Tinggi RT.11/04 081929787313
12. ZULIADI Jl. Tg. Tinggi RT.11/04 081927644202
2-18
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama Homestay Alamat Contact Person
13. MASWAN Jl. Tg. Tinggi RT.10/04
14. * HASRIN Dsn. Kp. Baru RT 009/03 081949195164
15. * RUSWAJI Dsn. Kp. Baru RT 012/04 08170611925
16. * ZULPAN Dsn. Kp. Baru RT 007/03 081949195164
17. * M.ASRI Dsn. Kp. Baru RT 004/02 081927644176
18. * AJUN Dsn. Kp. Baru RT 005/02 081368463375
19. * DEWI Dsn. Kp. Baru RT 007/03 081929794158
20. * DERIS Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
21. * MASWAN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
22. * SAHAT Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
23. *HERIN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
24. *SUKAISIH Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
25. *MINAN Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02 -
26. *SUHARDI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 087896438300
27. *RIZAL Dsn. Tg.Kelayang RT 006/02 -
28. *UDIANTO Dsn. Tg.Kelayang RT 002/01 -
29. *MASYUDIN Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02
30. *YANI Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02 -
31. *JANUARDI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
32. *ZULYADI/KOJEK Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
33. *WAHYUDIN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
34. *YUSNADI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -
DESA SIJUK
No Nama Homestay Alamat Contact Person
1. Jasmine ( Junaidi Saie ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -
2. Mawar ( Subarkat ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -
3. Melati ( Halil ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -
2-19
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
4. * JALIL Dsn.Simpang Empat RT 15/08 081929583970
5. *SULAIMAN Dsn.Simpang Empat RT 15/08 081949282344
6. *MARJUNI Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -
7. *TRI Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -
8. *NEK MOK Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -
9. *SARINAH RT.01/01 -
10. *SAANI RT.01/01 -
11. *SUAKA RT.02/01 081949364006
12. *HAMDAN RT.03/02 081949158770
13. *SARMAN RT.03/02 -
14. *YOHANA RT.04/02 081977780141
15. *ZAINAB RT.04/02 -
16. *AMIRUDDIN RT.04/02 -
17. *M.LUSIN RT.02/02 -
18. *HENDRIYANI Dsn.Simpang Empat RT.10/05 081949165773
19. *HERIYANTO Dsn.Simpang Empat RT.12/06 -
20. *MASWAN Dsn.Simpang Empat RT.12/06 -
DESA TANJUNG PENDAM
No Nama Homestay Alamat Contact Person
1. IMAM HANAFI Jl. Patimura RT 05 Tanjungpandan -
2. ZULKARNAEN Jl. Patimura RT 02/01 Tanjungpandan -
3. RACHIM YAHYA. S Jl. Saidan RT 05 /03 -
4. MARDI SMOLIK Jl. Patimura RT 02/01 Tanjungpandan -
5. HAMSIAH Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -
2-20
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
6. MELINDA Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -
7. SUBASTIAR Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -
8. YULIE. M Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -
9. MARBOAH Jl. Lettu Mad Daud RT.15/08 Khusus Sail
10. MARYANI Jl. Lettu Mad Daud RT.15/08 Khusus Sail
11. BUDIMAN Jl. Patimura RT.03 /02 Khusus Sail
12. HARTATI Jl. Patimura RT.03 /02 Khusus Sail
13. SAID FITRIYONO Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -
14. RADI PARDIMAN Jl. Patimura RT.09/05 -
DESA TANJUNG BINGA
No Nama Homestay Alamat Contact Person
1. HERMANTO Desa Tanjung Binga -
2. ARMAWATI Desa Tanjung Binga -
3. ARMAN AMAT Desa Tanjung Binga -
4. DJUNAIDI.S Desa Tanjung Binga -
Sumber: Disparekraf, Tahun 2013
Lampiran 6. Data Kegiatan Wisata
Daftar Berbagai Perayaan dan Festival di Kabupaten Belitung
No Kegiatan Tanggal Tempat Keterangan 1 Festival Jeramba Sungai
Padang 30 Januari 2014 Desa Sungai Padang Bentuk rasa syukur
kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan kegembiraan
masyarakat Desa Sungai Padang atas
satu tahun berdirinya
bangunan Jembatan Desa
Sungai Padang yang
menjadi penunjang
perekonomian dan
pengembangan potensi
Desa Sungai Padang
2 Imlek 31 Januari 2014 Kab.Belitung Perayaan Tahun Baru
komunitas Tionghoa
3 Belitung Cap Gomeh
Festival 14 Pebruari
2014 Kab.Belitung
Festival untuk
memeriahkan Cap Gomeh
2-21
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
4 Cap Gomeh 15 Pebruari
2014 Kec.Tanjungpandan
Hari ke-15 & hari terakhir
dari masa perayaan imlek
bagi komunitas kaum
migran Tionghoa yang
tinggal di luar Cina
5 Pesta Nelayan Pebruari 2014 Desa Padang Kandis
Ucapan syukur nelayan
Desa Padang Kandis atas
hasil tangkapan ikan,
udang.
6 Acara Ritual Melasti
(Ogoh-ogoh) 28 Maret 2014 Pantai Marina (Sijuk)
Membuang segala
kotoran,kedukaan,
kenestapaan,hal-hal
negatif lainnya yang
dibuang ke laut
7 Hari Raya Nyepi 31 Maret 2014 Ds.Balitung Kec.Sijuk Hari pengendalian diri
dimana pada hari itu umat
Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian
8
Hari Raya
Galungan(Pembuatan
penjor bambu di hias janur
sepanjang kampung)
21 Mei 2014 Dusun Balitung
Kec.Sijuk
Peringatan/Perayaan hari
kebaikan melawan
kejahatan
9 Ceng Beng 05 Maret-05 April
2014 Kec.Tanjungpandan
Sembayang kubur
terhadap para leluhur yang
dilakukan oleh etnis
Tionghoa
10 Pujawali (Piodalan) Pure
Dalem April 2014
Dusun Balitung
Kec.Sijuk
Puncak Purnama
(sembayang bersama
mendoakan seluruh alam
& isinya agar damai dan
selalu dalam keadaan
lestari) 11 Maras Taun April 2014 Kec.Selat Nasik Perwujudan rasa syukur
masyarakat Selat Nasik
setelah melewati masa
panen padi 12 Maras Taun Mei 2014 Kec.Membalong
(Desa Kembiri) Perwujudan rasa syukur
masyarakat Membalong
setelah melewati masa
panen padi 13 Belitong Fair & Pesona
Bahari Expo 2014 19 Juni-22 Juni
2014 Pantai Wisata Tanjung
Pendam Kec.Tanjungpandan
Pameran Potensi
Kabupaten Belitung
14 Pemilihan Bujang Dayang
Belitong 18 - 21 Juni
2014 Kec.Tanjungpandan Pemilihan Duta Wisata
Kab. Belitung yang
diadakan setiap satu
tahun sekali 15 Festival Tradisi Bahari Juni 2014 Kec.Tanjungpandan Kegiatan Kebaharian
(lomba perahu
dayung,pertunjukkan
kesenian tradisi daerah
Belitung) 16 Hari Jadi Kota
Tanjungpandan 1 Juli 2014 Kec.Tanjungpandan Hari Ulang Tahun
Tanjungpandan 17 Muang Jong Agustus 2014 Kec.Tanjungpandan Ritual masyarakat Suku
Sawang dalam rangka
2-22
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
memohon perlindungan
agar terhindar dari
bencana pada waktu
melaut. 18 Sail Indonesia 2014 Oktober 2014 Pantai Tanjung
Kelayang (Kec.Sijuk) Rally oleh para Yatcher
dunia dari Darwin
(Australia) menyinggahi
destinasi wisata di
Indonesia termasuk
Kab.Belitung 19 Pujawali (Piodalan) Pure
Puseh Oktober 2014 Dusun Balitung
Kec.Sijuk Puncak Purnama
(sembayang bersama
mendoakan seluruh alam
& isinya agar damai dan selalu
dalam keadaan lestari) 20 Napak Tilas Perjuangan
Rakyat Mendanau Desember 2014 Kec.Selat Nasik Mengenang kembali
Perjuangan Rakyat
Mendanau Sumber: Disparekraf, 2014
Lampiran 4. Data Rumah Makan
Daftar Rumah Makan/Restoran di Kabupaten Belitung
Tahun 2012
No Nama Restoran
atau Rumah Makan
Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa
Makanan dan
Minuman
1 Restoran Kebun
Rindu Kampong
Ds. Batu Itam Km.9
Kecamatan Sijuk
Makanan Khas Belitung Restoran
2 Restoran Pandan
Laut
Jl. Patimura Tanjung
Pandan
Indonesia, Eropa, Seafood Restoran
3 RM. Pribumi Jl. MT Haryono, Tanjung
Pandan
Padang, Indonesia Rumah makan
4 RM. Mak janah Jl. KV Senang, Tanjung
Pandan
Indonesia Rumah makan
5 Restoran Dewi Jl. Sriwijaya, Tanjung
Pandan
Chinese food dan Seafood Restoran
6 Mie Atep Jl.Sriwijaya, Tanjung
Pandan
Mie Belitung Rumah makan
7 Pondok Surya Jl. Bambang Utoyo,
Tanjung Pandan
Seafood, Indonesia Rumah makan
8 RM.Sakato Jl. Depati Gegedek,
Tanjung Pandan
Padang Rumah makan
9 RM.Minang Jaya Jl.Veteran, Tanjung
Pandan
Padang Rumah makan
2-23
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama Restoran
atau Rumah Makan
Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa
Makanan dan
Minuman
10 RM. Garuda Jl.Sriwijaya, Tanjung
Pandan
Padang Rumah makan
11 RM. Sari Roso Terminal Tanjung
Pandan
Padang Rumah makan
12 RM. Sederhana Jl.Endek Tanjung
Pandan
Chinese Rumah makan
13 RM. Mabai Tanjung Tinggi, Sijuk Seafood, indonesia Rumah makan
14 Retoran Bukit
Berahu
Tanjung Binga, Sijuk Eropa, Seafood, Indonesia Restoran
15 RM. Sari Laut Jl.Wahab Aziz No.29,
Tanjung Pandan
Indonesia dan Chinese Rumah makan
16 RM. Sinar Baru Jl.Jend. Sudirman,
Tanjung Pandan
Padang, Indonesia Rumah makan
17 Happy Bakery Jl.Veteran, Tanjung
Pandan
Indonesia Restoran
18 Restoran Lor In Ds. Keciput Tanjung
tinggi, Sijuk
Eropa, Seafood, Indonesia Restoran
19 Restoran Dynasty Jl.Dr. Susilo, Tanjung
Pandan
Seafood, Chinese Restoran
20 Kentucky Fried
Chicken (KFC)
Jl.Sriwijaya, Tanjung
Pandan
Ayam Goreng Restoran
21 Restoran Pondok
Kelapa
Jl.Patimura, Tanjung
Pandan
Seafood, Indonesia Restoran
22 Pusat Kuliner
Tanjung Pendam
Pantai Tanjung Pendam Berbagai masakan dan kuliner Rumah makan
23 RM. Brage Jl. Raya Sijuk no.31, Air
Merbau
Seafood, tradisional Belitung Rumah makan
24 RM. Balitong Jl.Mas Daud, Tanjung
Pandan
Makanan Tradisional Belitung
(makan bedulang)
Rumah makan
25 Kelayang Resto Pantai Tanjung
Kelayang
Seafood dan masakan Indonesia Restoran
26 RM Dapur Saung
Ratu
Jl.Jend. Sudirman 23,
Tanjung Pandan
Masakan Jawa, Padang dan
Sunda
Rumah makan
27 BROZIZ Jl. Sriwijaya No. 40,
Tanjungpandan
Pizza, Pasta, Ice Cream Restoran
28 Bakso Mak Long Jl.Gegedek 5 Tanjung
Pandan
Bakso Rumah makan
30 Baleenong Jl.Dipenogoro, Tanjung
Pandan
Padang Rumah makan
31 Pusat Kuliner
Tanjung Tinggi
Pantai Tanjung Tinggi Seafood, Makanan Tradisional
Belitung, aneka minuman
Rumah makan
32 Restoran pondok
Impian
Jl. Pattimura no.8
Tanjung Pandan
Makanan Tradisonal belitung,
makanan Nusantara, aneka
minuman
Restoran
33 Restoran Billiton Jl.Depati Gegedek,
Tanjung Pandan
Aneka makanan nusantara,
aneka minuman
Restoran
34 Lor In Ds. Keciput, Tanjung
Tinggi, Sijuk
Aneka makanan nusantara dan
barat, aneka minuman
Restoran
35 Bukit Berahu Ds. Tanjung Binga, Sijuk Aneka makanan tradisional
Belitung, Nusantara dan aneka
minuman
Restoran
36 Batu Banyak Tanjung Kelayang Sijuk Aneka makanan tradisional Restoran
2-24
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
No Nama Restoran
atau Rumah Makan
Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa
Makanan dan
Minuman
Belitung, aneka minuman
37 Martani Jl. Yos Sudarso No.17,
Tanjung Pandan
Aneka makanan Nusantara dan
aneka minuman
Restoran
38 Aditya Jl.Dipenogoro, Tanjung
Pandan
Aneka makanan dan minuman Restoran
39 Bahamas Jl. Patimura Air Saga
No.1
Aneka makanan dan minuman Restoran
40 Grand pelangi Jl.Patimura Aneka makanan dan minuman Restoran
41 Central City Jl. Veteran Tanjung
Pandan
Aneka makanan dan minuman Restoran
42 Tamara Jl. Sudirman, Tanjung
Pandan
Aneka makanan dan minuman Restoran
43 Aston Jl. Patimura, Tanjung
Pandan
Aneka makanan nusantara,
barat dan aneka minuman
Restoran
44 Meigah Jl. Gatot Subroto Aneka makanan dan minuman Restoran
Sumber: Disparekraf, 2014 dan data survey, 2014
LAMPIRAN
2-25
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
1.3 KELUARAN
Keluaran kegiatan penyusunan Ripparkab Belitung adalah:
1. Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang terdiri dari
Laporan Pendahuluan, dan Laporan Akhir;
2. Naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung;
3. Draft rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah Kabupaten Belitung.
1.4 RUANG LINGKUP
1.4.1 Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah kegiatan Penyusunan Ripparkab Belitung ini adalah wilayah administratif
Kabupaten Belitung yang terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Pandan, Kecamatan
Sijuk, Kecamatan Badau, Kecamatan Selat Nasik, dan Kecamatan Membalong. Penyusunan
Ripparkab Belitung diarahkan kepada destinasi-destinasi potensial yang ada di wilayah Kabupaten
Belitung dengan tetap memperhatikan keterkaitannya dengan kabupaten lain di dalam wilayah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Belitung Timur dan Kabupaten Bangka
Selatan sebagai kabupaten tetangga terdekat yang berada dalam wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
2-26
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Belitung
1.4.2 Lingkup Materi
Ruang lingkup substansi dalam kegiatan penyusunan Ripparkab Belitung ini mengacu kepada
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang mencakup aspek-aspek :
a. pembangunan destinasi pariwisata, meliputi:
- perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata;
- pembangunan daya tarik wisata;
- pembangunan aksesibilitas pariwisata;
- pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;
- pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata;
- pengembangan investasi pariwisata.
b. pembangunan industri pariwisata, mencakup:
- penguatan struktur industri pariwisata;
- peningkatan daya saing produk pariwisata;
- pengembangan kemitraan usaha pariwisata;
- penciptaan kredibilitas bisnis; dan
- penerapan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya.
c. pembangunan pemasaran pariwisata, mencakup:
2-27
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
- pengembangan pasar wisatawan;
- pengembangan citra pariwisata;
- pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata;
- pengembangan promosi pariwisata.
d. pembangunan kelembagaan kepariwisataan, mencakup:
- penguatan organisasi kepariwisataan;
- pembangunan SDM pariwisata; dan
- penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.
1.5 METODOLOGI
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Kabupaten Belitung merupakan salah satu destinasi pariwisata yang mulai berkembang pesat dan
dikenal di Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Belitung didorong oleh dua
faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu kualitas daya tarik yang
dimiliki oleh Kabupaten Belitung yang khas dan berbeda dengan daya tarik wisata yang ada di
daerah lain di Indonesia. Sementara itu, faktor eksternal adalah pembuatan dan penayangan film
Laskar Pelangi yang telah memperkenalkan Belitung sebagai sebuah pulau yang cantik dan memiliki
budaya khas yang unik. Kedua faktor inilah paling tidak telah mengantarkan Pulau Belitung yang
salah satu wilayahnya dalah Kabupaten Belitung sebagai salah satu destinasi pariwisata alternatif
yang banyak dikunjungi wisatawan khususnya wisatawan nusantara.
Untuk mengendalikan dan mengarahkan perkembangan kepariwisataan yang sangat pesat,
Kabupaten Belitung memerlukan dokumen rencana pembangunan kepariwisataan yang
komprehensif dan mampu mendorong lebih optimal manfaat yang dapat diberikan dengan
perkembangan pariwisata kepada daerah dan masyarakat, sekaligus mengantisipasi berbagai
dampak negatif yang mungkin timbul. Pemerintah Kabupaten Belitung telah memiliki Rencana Induk
Pengembangan Pariwisata (RIPPPDA) Kabupaten Belitung yang disusun pada tahun 2008, untuk
jangka waktu sepuluh tahun, tetapi perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap dokumen rencana
tersebut dengan berbagai dinamika yang mempengaruhi perkembangan pariwisata di Kabupaten
Belitung. Salah satunya adalah melonjaknya kunjungan wisatawan akibat digemarinya novel
maupun film Laskar Pelangi. Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan
perundangan yang baru di bidang kepariwisataan, yaitu Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang
2-28
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Kedua peraturan perundangan ini
mengamanatkan pembangunan kepariwisataan yang lebih bertanggung jawab, sekaligus
menempatkan Kabupaten Belitung ke posisi yang strategis dalam kepariwisataan nasional.
Agar arahan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung sesuai dengan dinamika
perkembangan pariwisata yang terjadi, perlu dilakukan peninjauan ulang dan penyesuaian terhadap
arahan pembangunan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2008. Produk rencana hasil revisi
RIPPDA Kabupaten Belitung disebut Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
(RIPPARKAB) Belitung, yang akan memuat isu strategis, prinsip pembangunan, visi, misi, tujuan,
kebijakan, strategi pembangunan kepariwisataan, rencana pengembangan perwilayahan pariwisata,
dan indikasi program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan. Kerangka pemikiran penyusunan
dapat dilihat dalam gambar 1.2 sebagai berikut:
2-29
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
2-30
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan Penyusunan RIPPARKAB Belitung
1.5.2 Tahapan Penyusunan
Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan melalui
empat tahapan, yaitu:
1. tahap persiapan, yang terdiri dari kegiatan:
a) pemahaman terhadap kerangka acuan kerja;
b) penyiapan metodologi, rencana kerja rinci, serta penyepakatan tugas dan lingkup pekerjaan
tenaga ahli dalam tim;
c) penyamaan persepsi;
d) pemahaman dan pengenalan spasial dan nonspasial terhadap kebijakan dan kondisi
pembangunan wilayah dan kepariwisataan Kabupaten Belitung.
2. tahap pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara mendalam, penyebaran kuesioner, dan pengamatan lapangan;
3. tahap diagnosis awal yang bertujuan untuk mengkaji isu-isu strategis pembangunan wilayah,
mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung, dan
mengidentifikasi tingkat perkembangan pariwisata Kabupaten Belitung;
4. tahap perumusan arah pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung, terdiri dari prinsip-
prinsip pembangunan kepariwisataan, visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung berdasarkan isu-isu strategis dan tingkat perkembangan pariwisata yang
sudah dirumuskan;
5. tahap analisis, prediksi, proyeksi, dan sintesis terhadap kondisi lingkungan fisik, ekonomi,
sosial, dan budaya yang dapat mempengaruhi pencapaian visi, misi, dan tujuan pembangunan
kepariwisataan. Pada tahap ini akan dihasilkan pula target jumlah wisatawan dengan
mempertimbangkan hasil analisis, prediksi, dan proyeksi;
6. tahap perumusan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung,
mencakup aspek pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata,
serta kelembagaan kepariwisataan;
7. tahap perumusan rencana pengembangan perwilayahan pariwisata Kabupaten Belitung, terdiri
dari rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, dan
rencana kawasan pengembangan pariwisata Kabupaetn Belitung;
8. tahap perumusan indikasi program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan Kabupaten
Belitung;
9. tahap perumusan mekanisme pengendalian pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung.
2-31
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Setiap tahapan akan melalui proses diskusi dalam suatu forum pertemuan untuk menghasilakan
kesepakatan dan mendapat umpan baik dari seluruh pemangku kepentingan.
Tahapan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung secara
rinci dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut ini:
PERSIAPAN TEKNIS
· Pemahaman kerangka acuan kerja
· Penyiapan metodologi
· Penyiapan rencana kerja rinci
· Penyepakatan tugas dan lingkup
pekerjaan tenaga ahli dalam tim
· Penyamaan persepsi
· Pemahaman dan pengenalan spasial
dan nonspasial terhadap
pembangunan wilayah dan
kepariwisataan Kab. Belitung
PENGUMPULAN DATA
DIAGNOSIS AWAL
· Isu-isu strategis pembangunan Kab.
Belitung
· Isu-isu strategs ipembangunuan
kepariwisataan Kab. Belitung
· Tingkat perkembangan pariwisata
Kab, Belitung
PERUMUSAN VISI DAN MISI
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KAB.
BELITUNG
PERUMUSAN TUJUAN
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
KAB.BELITUNG
ANALISIS, PREDIKSI, DAN
PROYEKSI
SINTESIS
DISKUSI PEMBAHASAN
INTERNAL
FORUM PERTEMUAN/
DISKUSI UNTUK
MENGHASILKAN
KESEPAKATAN DAN
MENDAPAT UMPAN
BALIK DARI PEMANGKU
KEPENTINGAN
DATA DAN ANALISIS
RENCANA
· PRINSIP-PRINSIP
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
· VISI DAN MISI
· TUJUAN
PEMBANGUNAN
· KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN
· STRATEGI
PEMBANGUNAN
DESTINASI,
INDUSTRI,
PEMASARAN,
KELEMBAGAAN
· RENCANA
PERWILAYAHAN
PARIWISATA
· PROGRAM-
PROGRAM
PEMBANGUNAN
· PENGENDALIAN
PEMBANGUNAN
PERUMUSAN PRINSIP-PRINSIP
PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN KAB.
BELITUNG
PERUMUSAN KEBIJAKAN,
STRATEGI, RENCANA, DAN
PROGRAM
Gambar 1.3 Tahapan penyusunan Ripparkab BELITUNG
2-32
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
1.6 JANGKA WAKTU RIPPARKAB BELITUNG
Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan
Jangka Panjang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang akan berakhir pada tahun 2025, karena
itu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Belitung memiliki periode
perencanaan selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu tahun 2015-2025. Ripparkab Belitung dapat
ditinjau kembali dalam 5 (lima) tahun atau pada saat terjadi kondisi khusus yang mempengaruhi
perkembangan pariwisata Kabupaten Belitung secara signifikan.
1.7 SISTEMATIKA LAPORAN
Sistematika Laporan Akhir Penyusunan Ripparkab Belitung sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran, ruang
lingkup, metodologi, jangka waktu dan sistematika isi draft laporan akhir studi Ripparkab
Belitung ini.
Bab II Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan,
berisi mengenai amanat penyusunan Rencana induk Pembangunan Kepariwisataan di
daerah termasuk diantaranya penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
ditingkat Kabupaten/Kota, Kepariwisataan Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan
Nasional, Kepariwisataan Belitung dalam strategi pengembangan destinasi unggulan dan
desa wisata di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepariwisataan Kabupaten
Belitung dalam kebijakan dan pembangunan wilayah Kabupaten Belitung.
Bab III Tinjauan Terhadap Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda) Kabupaten
Belitung Tahun 2009-2019, berisi kajian terhadap kesesuaian Rippda terdahulu dengan
UU No.10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011; arah pembangunan
kepariwisataan dalam Rippda kabupaten Belitung tahun 2009-2019; Rencana
pengembangan kepariwisataan dan indikasi program pengembangan kepariwisataan.
2-33
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Bab IV Kajian Hasil Penelitian Tentang Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi
tentang kajian tehadap dokumen pemetaan tapak kawasan pariwisata kabupaten
Belitung; kajian terhadap dokumen Studi Kelayakan pengembangan Wisata Kolong Eks
Tambang kabupaten Belitung dan Kajian terhadap dokumen Studi Kelayakan Potensi
Wisata Pemanfaatan jasa Lingkungan Kabupaten Belitung.
Bab V Kepariwisataan Kabupaten Belitung, menguraikan tentang kondisi umum Kabupaten
Belitung dalam mendukung pembangunan kepariwisataan, Kabupaten Belitung sebagai
destinasi pariwisata, industri pariwisata Kabupaten Belitung, pasar pariwisata dan upaya
pemasaran pariwisata Kabupaten Belitung, kelembagaan pariwisata yang ada di
kabupaten Belitung, analisis terhadap SWOT kepariwisataan Kabupaten Belitung dan isu-
isu strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabuapten Belitung.
Bab VI Arah Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi tentang prinsip
pembangunan kepariwisataan; visi, misi dan tujuan dari pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung.
Bab VII Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi tentang
kebijakan pembangunan kepariwisataan; strategi pembangunan kepariwisataan yang
terdiri dari strategi pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran
pariwisata dan kelembagaan kepariwisataan.
Bab VIII Rencana Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung, berisi tentang
rencana struktur perwilayahan pariwisata; rencana kawasan pengembangan pariwisata
dan rencana kawasan strategis pariwisata.
Bab IX Indikasi Program dan Kegiatan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi
tentang program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan untuk setiap strategi aspek-
aspek pembangunan kepariwisataan, yaitu strategi pembangunan destinasi pariwisata,
industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.
Bab X Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi, berisi tentang tujuan dan sasaran pemantauan
dan evaluasi, mekanisme, waktu pelaksanaan dan pelaksana pemantauan dan evaluasi
terhadap seluruh program dan kegiatan yang telah direncanakan dalam Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Kabuapten Belitung.
2-34
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
BAB 2
Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam
Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan
2.1 AMANAT PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN DAN ARAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA
Amanat penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten termuat dalam
beberapa peraturan perundangan di tingkat pusat, khususnya pada Undang-Undang No. 10 Tahun
2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota. Arahan pembangunan kepariwisataan di Indonesia juga sudah diatur dalam
beberapa peraturan perundangan, yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan juga
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Hasil kajian terhadap masing-masing peraturan perundangan akan diuraikan di bawah ini.
2.1.1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya
Pemerintah Provinsi, diberi kewenangan untuk menjalankan otonomi seluas-luasnya. Pada Pasal 2,
Ayat (3) dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah menjalankan otonomi dengan tujuan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dalam Undang-Undang
tersebut juga dijelaskan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah.
Formatted: Space After: 12 pt
Formatted: Font: 11 pt
2-35
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Undang-Undangno.32 tahun 2004 juga membagi urusan pemerintah ke dalam tiga tingkatan, yaitu
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Pada pasal 11
ayat (3) Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
pemerintahan daerah terbagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan.Pembagian kewenangan
antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Undang-Undang
No. 32 tahun 2004 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Pembagian Kewenangan Urusan Pemerintahan Berdasarkan
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA LINGKUP URUSAN
a) politik luar negeri; b) pertahanan; c) keamanan; d) yustisi; e) moneter dan fiskal nasional; f) agama. (Pasal 10 ayat 3)
Penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah yang bersifat
wajib yang berpedoman pada
standar pelayanan minimal
(Pasal 11 ayat 4)
URUSAN WAJIB
a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d) penyediaan sarana dan prasarana umum;
e) penanganan bidang kesehatan; f) penyelenggaraan pendidikan dan
alokasi sumber daya manusiapotensial; g) penanggulangan masalah sosial lintas
kabupaten/kota; h) pelayanan bidang ketenagakerjaan
lintas kabupaten/kota; i) fasilitasi pengembangan koperasi,
usaha kecil, dan menengahtermasuk lintas kabupaten/kota;
j) pengendalian lingkungan hidup; k) pelayanan pertanahan termasuk lintas
kabupaten/kota; l) pelayanan kependudukan, dan catatan
sipil; m) pelayanan administrasi umum
pemerintahan; n) pelayanan administrasi penanaman
modal termasuk lintas kabupaten/kota; o) penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya yang belum dapatdilaksanakan oleh kabupaten/kota;
p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturanperundang-undangan.
URUSAN PILIHAN
Urusan pemerintahan yang secara nyata
ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan
URUSAN WAJIB
a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;
b) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
d) penyediaan sarana dan prasarana umum;
e) penanganan bidang kesehatan; f) penyelenggaraan pendidikan; g) penanggulangan masalah sosial; h) pelayanan bidang ketenagakerjaan; i) fasilitasi pengembangan koperasi,
usaha kecil dan menengah; j) pengendalian lingkungan hidup; k) pelayanan pertanahan; l) pelayanan kependudukan, dan catatan
sipil; m) pelayanan administrasi umum
pemerintahan; n) pelayanan administrasi penanaman
modal; o) penyelenggaraan pelayanan dasar
lainnya; p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan
oleh peraturanperundang-undangan.
URUSAN PILIHAN
Urusan pemerintahan yang secara nyata
ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan.
(Pasal 14 ayat 1 dan 2)
Formatted: Line spacing: 1,5 lines
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Font: 9 pt, Indonesian
Formatted: Font: 9 pt
2-36
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH
KABUPATEN/KOTA daerah yang bersangkutan.
(Pasal 13 ayat 1 dan 2)
SKALA URUSAN - SKALA PROVINSI LINTAS KABUPATEN/KOTA
SKALA KABUPATEN/KOTA
PENYELENGGARAAN URUSAN
a) menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;
b) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; atau
c) menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.
(pasal 10 ayat 5)
Diatur dalam PP No. 38 tahun 2007 Diatur dalam PP No. 38 tahun 2007
Sumber: Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
Berdasarkan tabel di atas, pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara Pemerintah
dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah sangat jelas perbedaannya, khususnya dari
lingkup urusan. Sementara itu, pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara Pemerintah
Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota hanya dibedakan dari skala urusan, lingkup urusan
kedua tingkatan pemerintahan tersebut adalah sama. Skala urusan yang menjadi kewenangan
Pemerintah Provinsi adalah skala provinsi dan lintas kabupaten/kota, sedangkan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah urusan skala kabupaten/kota.
Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa pariwisata tidak termasuk dalam urusan wajib bagi
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Pariwisata merupakan
urusan pilihan, yaitu urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan
daerah yang bersangkutan. Dengan demikian, pariwisata tidak harus dibangun di setiap provinsi
maupun kabupaten/kota. Jika suatu daerah tidak memiliki potensi pariwisata, tidak perlu
dipaksakan untuk membangun pariwisata.
Kabupaten Belitung memiliki kekayaan alam yang sangat khas berupa pantai berbatu granitsudah
terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Kekhasan dan keunikan budaya Kabupaten
Belitung yang sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Tionghoa juga tidak kalah menarik dan
pentingnya bagi kepariwisataan Kabupaten Belitung. Oleh karena itu, sektor pariwisata di
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Font: Italic
2-37
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Kabupaten Belitung menjadi salah satu urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Belitung, bahkan
menjadi andalan dalam pembangunan daerah dan juga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2.1.2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 memuat kebijakan
yang bersifat umum untuk seluruh sektor pembangunan di tingkat nasional.Hal-hal yang mengatur
tentang pembangunan kepariwisataan dalam RPJPN bersifat arahan pembangunan secara umum.
Dalam RPJPN 2005-2025, pembangunan kepariwisataan dilakukan untuk mendukung upaya
memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global. Arahan
pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan pada RPJPN tersebut mengatur bahwa
kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra
Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan
kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan dilakukan dengan memanfaatkan keragaman
pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas di dunia secara
arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan
budaya bangsa.
2.1.3 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Sebagai bagian dari ruang wilayah provinsi, pembangunan kepariwisataan juga harus
memperhatikan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam Undang-
Undang tersebut, bagian penjelasan, dijelaskan bahwa kawasan pariwisata dalam penataan ruang
merupakan bagian dari kawasan budidaya. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa kawasan pariwisata
dapat menjadi salah satu dari kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten.
Karena pariwisata menjadi salah satu kawasan yang harus diatur dalam penataan ruang, termasuk
penataan ruang kabupaten, maka pembangunan kepariwisataan kabupaten juga harus mengacu
pada kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten. Dalam konteks Kabupaten Belitung,
penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung tentu saja harus
memperhatikan arahan penataan ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung.
2.1.4 Undang-Undang no. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
2-38
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan
kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh
manfaatserta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.
Lebih lanjut, pada pasal 6 Undang-Undang tersebut juga menegaskan bahwa pembangunan
kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas pembangunan kepariwisataan yang diwujudkan melalui
pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,
keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Asas-asas
yang harus diacu dalam pembangunan kepariwisataan adalah: a) asas manfaat, b) kekeluargaan, c)
adil dan merata, d) keseimbangan, e) kemandirian, f) kelestarian, g) partisipatif, h) berkelanjutan, i)
demokratis, j) kesetaraan, dan k) kesatuan.
Pembangunan kepariwisataan di Indonesia juga harus mengacu pada tujuan pembangunan dan
prinsip-prinsip penyelenggaraan kepariwisataan agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Pada Pasal 3 dijelaskan bahwa kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan
intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan
negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pasal 4 kemudian menjelaskan bahwa tujuan
pembangunan kepariwisataan di Indonesia adalah:
2-39
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b) meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c) menghapus kemiskinan;
d) mengatasi pengangguran;
e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f) memajukan kebudayaan;
g) mengangkat citra bangsa;
h) memupuk rasa cinta tanah air;
i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j) mempererat persahabatan antarbangsa.
Prinsip-prinsip yang harus diacu dalam penyelenggaraan kepariwisataan telah ditetapkan pada
Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, yaitu:
a) menjunjung tinggi norma agama dan nilai budayasebagai pengejawantahan dari konsep hidup
dalamkeseimbangan hubungan antara manusia dan TuhanYang Maha Esa, hubungan antara
manusia dansesama manusia, dan hubungan antara manusia danlingkungan;
b) menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragamanbudaya, dan kearifan lokal;
c) memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat,keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;
d) memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e) memberdayakan masyarakat setempat;
f) menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah,antara pusat dan daerah yang merupakan
satukesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah,serta keterpaduan antarpemangku
kepentingan;
g) mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dankesepakatan internasional dalam bidang
pariwisata;
h) memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
Amanat penetapan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten secara jelas
tercantum pada Pasal 8 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan
berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan, yang terdiri atas Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi,
dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.Pada pasal yang sama juga
dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan yang dilakukan berdasarkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka
panjang nasional. Lebih lanjut, pada Ayat (3) dijelaskan bahwa Rencana Induk Pembangunan
2-40
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Kepariwisataan Kabupaten/Kota diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.Penyusunan
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus dilakukan dengan melibatkan para pemangku
kepentingan(Pasal 8 Ayat 4).
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus memuat arahan bagi empat aspek
pembangunan kepariwisataan, yaitu industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,
dan kelembagaan kepariwisataan. Hal terkait aspek industri pariwisata menjelaskan bahwa usaha
pariwisata di Indonesia saat ini dikelompokkan menjadi 13 (tiga belas), yaitu usaha daya tarik
wisata, usaha kawasan pariwisata, usaha jasa transportasi wisata, usaha jasa perjalanan wisata,
usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan
kegiatan hibutan dan rekreasi, usaha penyelengaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention,
Exhibition), usaha jasa informasi pariwisata, usaha jasa konsultan pariwisata, usaha jasa
pramuwisata, usaha jasa wisata tirta, dan usaha spa.
Sementara itu, aspek-aspek yang terkait dengan destinasi pariwisata yang diatur dalam Undang-
Undang adalah penetapan kawasan strategis pariwisata (pasal 12), baik di tingkat nasional,
provinsi, maupun kabupaten/kota.Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki
fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai
pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.
Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
a) Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.
b) Potensi pasar
c) Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.
d) Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi
dan daya dukung lingkungan hidup.
e) Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan asset
budaya.
f) Kesiapan dan dukungan masyarakat.
g) Kekhususan dari wilayah.
Kawasan strategis pariwisata dikembangkan dengan tujuan berpartisipasi dalam terciptanya
persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat.Dalam pengembangannya, kawasan strategis pariwisata harus
memperhatikan aspek budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.
2-41
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Selain penetapan kawasan strategis pariwisata, aspek destinasi pariwisata yang juga diatur dalam
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 adalah tentang penanaman modal dalam negeri dan modal
asing di bidang kepariwisataan. Pada pasal 10 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa rencana
induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota harus mampu
mendorong penanaman modal di bidang kepariwisataan.
Pembangunan aspek pemasaran pariwisata yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009
hanyalah yang terkait dengan pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia maupun daerah.
Badan Promosi Pariwisata merupakan lembaga swasta yang bersifat mandiri, tetapi
pembentukannya ditetapkan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.Badan Promosi
Pariwisata berfungsi sebagai: 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di
pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pembangunan kelembagaan kepariwisataan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009
menekankan pada koordinasi strategis lintassektor pada tataran kebijakan, program, dan kebijakan
kepariwisataan (Pasal 33). Koordinasi lintassektor dilakukan pada:
a) Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina.
b) Bidang keamanan dan ketertiban.
c) Bidang prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan
lingkungan.
d) Bidang transportasi darat, laut, dan udara.
e) Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.
2.1.5 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari Undang-Undang No. 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Pada peraturan pemerintah ini pembagian urusan
pemerintahan diatur dengan lebih rinci per bidang urusan dan per tingkatan pemerintahan,
terutama urusan pemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan dan/atau susunan
pemerintahan.
Pada Pasal 2 Ayat 4 dijelaskan urusan-urusan pemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan
dan/atau susunan pemerintahan, termasuk di dalamnya urusan kebudayaan dan kepariwisataan.
Urusan-urusan tersebut adalah:
2-42
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Formatted: List Paragraph, Space After: 6 pt,Line spacing: 1,5 lines
Formatted: Font: 10 pt, Indonesian
2-43
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
1. pendidikan;
2. kesehatan;
3. pekerjaan umum ;
4. perumahan;
5. penataan ruang;
6. perencanaan pembangunan;
7. perhubungan;
8. lingkungan hidup;
9. pertanahan;
10. kependudukan dan catatan
sipil;
11. pemberdayaan perempuan
dan perlindungan anak;
- keluarga berencana
dankeluarga sejahtera;
12.
11. keluarga berencana dan keluarga
sejahtera;
12.13. sosial;
13.14. ketenagakerjaan dan
ketransmigrasian;
14.15. koperasi dan usaha kecil dan
menengah;
15.16. penanaman modal;
16.17. kebudayaan dan pariwisata;
17.18. kepemudaan dan olah raga;
18.19. kesatuan bangsa dan politik
dalam negeri;
19.20. otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasikeuangan
daerah, perangkat daerah,
kepegawaian,dan persandian;
20.21. pemberdayaan
masyarakat dan desa;
21.22. statistik;
22.23. kearsipan;
23.24. perpustakaan;
24.25. komunikasi dan
informatika;
25.26. pertanian dan ketahanan
pangan;
26.27. kehutanan;
27.28. energi dan sumber daya
mineral;
28.29. kelautan dan perikanan;
29.30. perdagangan;
30.31. perindustrian
Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 juga menjabarkan urusan wajib dan pilihan
yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 ke dalam bidang-bidang urusan.
Bidang-bidang yang termasuk dalam urusan wajib Pemerintah Daerah Provinsi adalah bidang-bidang
yang berkaitan dengan pelayanan dasar, terdapat 26 bidang urusan wajib, di antaranya pendidikan,
kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan,
perumahan, perhubungan, koperasi dan usaha kecil menengah. Sementara itu, bidang-bidang yang
termasuk urusan pilihan, seperti yang juga dijelaskan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 24
adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang
bersangkutan. Salah satu urusan yang menjadi urusan pilihan adalah pariwisata.Urusan pilihan
lainnya adalah perikanan dan kelautan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral,
industri, perdagangan, dan ketransmigrasian.
Khusus untuk urusan bidang kepariwisataan, dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 38 tahun
2007 sudah diatur pembagian urusan bidang kepariwisataan dan kebudayaan, yang pada saat
diterbitkannya Peraturan Pemerintahan ini bidang kepariwisataan masih bergabung dengan bidang
kebudayaan. Pada dasarnya, hampir seluruh jenis urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Provinsi hampir sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, perbedaan hanya terletak pada skala
urusan, yaitu skala provinsi untuk Pemerintah Provinsi dan skala kabupaten/kota untuk Pemerintah
Kabupaten/Kota.
Pemerintah Kabupatenmemilikiperan sebagai pelaksana kebijakan nasional dan provinsi,serta
penetapan kebijakan skala kabupaten. Salah satu kewenangannya adalah menetapkan RIPP
Kabupaten (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten).
Formatted: Font: 9 pt
Formatted Table
Formatted: English (U.S.)
Formatted: Normal, Indent: Left: 0 cm, Don'tadd space between paragraphs of the samestyle, Numbered + Level: 1 + Numbering Style:1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +Aligned at: 0,63 cm + Indent at: 1,27 cm
Formatted: Font: 9 pt, Indonesian
Formatted: Font: 9 pt
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space After: 0pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 +Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm + Indentat: 1,27 cm
Formatted: Indonesian
Formatted: Justified
2-44
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Formatted: Line spacing: 1,5 lines
2-45
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Tabel 2.2 Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam PP No. 38 Tahun 2007 tTentang Pembagian
Urusan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
1. KebijakanBidang Kepariwisataan
1. Kebijakan 1. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala kabupaten/kota:
a. RIPP kabupaten/kota.
b. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sistem informasi pariwisata.
c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata.
d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.
e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten/ kota.
f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala kabupaten/kota.
g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala kabupaten/ kota.
h. Penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala kab./kota.
i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/kota.
2. Pemberian izin usaha pariwisata skala kabupaten/ kota.
3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/kota.
4. Pelaksanaan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.
5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala kabupaten/kota.
5.
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Normal, Space After: 0 pt, Linespacing: 1,5 lines
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Indonesian
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,51cm, Space After: 6 pt, Line spacing: single,Numbered + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2,3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Alignedat: 0 cm + Tab after: 0,76 cm + Indent at: 0,76 cm, Tab stops: Not at 0,76 cm
2-46
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
2. Pelaksanaan
Bidang
Kepariwisataan
1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan promosi skala kabupaten/kota:
a. Penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten/kota serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata.
b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi.
c. Pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten/ kota.
d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten/kota.
e. Penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala kabupaten/ kota.
f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan provinsi.
2. Pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala kabupaten/kota.
3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten/ kota.
3.
3. Kebijakan Bidang
Kebudayaan dan
1. Rencana induk pengembangansumber daya kebudayaan dan pariwisata nasional skala
Formatted: Indonesian
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,47cm, Space Before: 6 pt, After: 0 pt, Linespacing: single, Numbered + Level: 1 +Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 2 +Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Tab after: 0,76 cm + Indent at: 0,76 cm, Tab stops: Notat 0,76 cm
2-47
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA
Pariwisata kabupaten/kota.
2. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.
3. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota penelitian kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.
4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten/kota berkoordinasi dengan Balai Arkeologi.
2.2 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN NASIONAL
Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung merupakan bagian dari kebijakan pembangunan
kepariwisataan nasional. Kebijakan-kebijakan nasional yang mengarahkan pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung untuk mendukung pembangunan kepariwisataan nasional
terdapat pada:
- Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
- Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025;
- Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata
(Yacht) Asing ke Indonesia.
2.2.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN)
RTRW Nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 merupakan
arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara untuk periode perencanaan
2008-2027. Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah di tingkat nasional mengatur
tentang struktur ruang dan pola ruang nasional.
Dalam kebijakan dan strategi pola ruang nasional, Taman Wisata Alam Perairan Belitung ditetapkan
sebagai kawasan lindung nasional. Kebijakan dan strategi pengembangan Taman Wisata Alam
Perairan Belitung diarahkan pada pengembangan pengelolaan kawasan lindung nasional.
Formatted: Font: 14 pt
2-48
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Selain itu, Kawasan Belitung (termasuk di dalamnya Kabupaten Belitung Timur) juga ditetapkan
sebagai kawasan andalan nasional dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, dan
pariwisata. Kawasan andalan nasional adalah kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis
nasional. Nilai strategis nasional adalah kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan
ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.
Pada RTRWN juga ditetapkan bahwa Kota TanjungpPandang menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
2-49
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Sumber: http://www.penataanruang.net/taru/Peta/Nasional/pola_RTRWN_07.jpg
Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Wilayah Nasional dalam RTRWN
Formatted: Font: Italic
2-50
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
2.21.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)
RIPPARNAS yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 merupakan
pedoman bagi pembangunan kepariwisataan tingkat nasional berjangka panjang, yaitu 15 tahun.
Dalam RIPPARNAS, kepariwisataan Kabupaten Belitung diatur dalam arahan pembangunan
destinasi pariwisata, khususnya arahan perwilayahan destinasi pariwisata.
Arahan perwilayahan destinasi pariwisata nasional menetapkan Kabupaten Belitung dalam
Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Palembang – BangkaBelitung dan sekitarnya. DPN ini terdiri
dari tiga Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan dua Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional (KSPN). KPPN adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area
tertentu sebagai suatu kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter
atau tema produk pariwisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen
pencitraan kawasan tersebut. KSPN adalah kawasan yangmemiliki fungsi utama pariwisata atau
memilikipotensi untuk pengembangan pariwisata nasionalyang mempunyai pengaruh penting
dalam satu ataulebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial danbudaya, pemberdayaan
sumber daya alam, dayadukung lingkungan hidup, serta pertahanan dankeamanan.
Dalam RIPPARNAS, wilayah Kabupaten Belitung ditetapkan sebagai KPPN maupun KSPN.
Wilayah Kabupaten Belitung yang ditetapkan sebagai KPPN adalah wilayah bagian selatan
(Kecamatan Membalong dan sekitarnya) bersama dengan Kawasan Pantai Punai dan sekitarnya
sebagai KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya. Sementara itu, wilayah Kabupaten Belitung yang
ditetapkan sebagai KSPN adalah KSPN Tanjung Kelayang-Belitung dan sekitarnya. Untuk lebih
jelasnya mengenai peta DPN dapat dilihat pada Gambar 2.2berikut ini.
Formatted: Font: 14 pt
2-51
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025
Gambar 2.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya
Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Italic
2-52
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Gambar 2.3 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya
Lebih lanjut, dalam RIPPARNAS disebutkan bahwa pembangunan DPN dan KSPN dilaksanakan
secara bertahap, dengan kriteria prioritas sebagai berikut:
komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;
posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;
posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik pembangunan kepariwisataan di wilayah
sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;
potensi kecenderungan produk pariwisata masa depan;
kontribusi yang signifikan dan/atau prospek
positif dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dalam
waktu yang relatif cepat;
citra yang sudah dikenal secara luas;
kontribusi terhadap pengembangan keragaman produk pariwisata di Indonesia;
keunggulan daya saing internasional.
RIPPARNAS juga mengarahkan strategi pembangunan kepariwisataan di DPN dan KSPN. Strategi-
strategi tersebut masih bersifat umum dan harus dijabarkan ke dalam strategi yang lebih spesifik
untuk masing-masing DPN dan KSPN sesuai dengan fungsi yang harus diemban dalam
pembangunan kepariwisataan. Strategi pembangunan DPN dan KSPN yang termuat dalam
RIPPARNAS adalah:
1) Strategi untuk perencanaan pembangunan DPN dan KSPN meliputi:
a. menyusun rencana induk dan rencana detail Pembangunan DPN dan KSPN;
b. menyusun regulasi tata bangunan dan tata lingkungan DPN dan KSPN.
2) Strategi untuk penegakan regulasi pembangunan DPN dan KSPN dilakukan melalui
monitoring danpengawasan oleh Pemerintah terhadap penerapan rencana detail DPN dan
KSPN
3) Strategi untuk pengendalian implementasi rencana pembangunan DPN dan KSPN dilakukan
melaluipeningkatan koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, pelaku usaha, dan
masyarakat.
2.2.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Mendukung Kunjungan Kapal Wisata
(Yacht) Asing ke Indonesia
2-53
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden Republik
Indonesia No. 79 Tahun 2011. Peraturan Presiden tersebut diterbitkan dengan tujuan untuk
memberikan kemudahan bagi kapal wisata (yacht) asing yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini
dilakukan dalam rangka mengembangkan industri pariwisata bahari di Indonesia dan
meningkatkan perekonomi masyarakat pesisir, pulau-pulau kecil, dan perairan pedalaman.
Pelabuhan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung menjadi salah satu dari 18 pelabuhan yang
ditetapkan dapat memberikan kemudahan pada kapal wisata (yacht) asing yang akan melakukan
kunjungan ke Indonesia. Penetapan ini menjadi strategis bagi kepariwisataan Kabupaten
Belitung karena merupakan peluang yang besar untuk dapat menangkap pasar wisatawan asing
yang berlayar dengan kapal wisata (yacht).
Seperti yang telah ditetapkan pada Peraturan Presiden tersebut, Pelabuhan
Tanjungpandanmerupakan pelabuhan yang memberikan kemudahan bagi kapal wisata (yacht)
asing. Kemudahan-kemudahan yang akan diberikan tersebut adalah kemudahan dalam proses
permohonan dan pemberian Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT),
kepelabuhanan, kepabeanan, keimigrasian, dan karantina.bagi kapal wisata (yacht) asing
beserta awak kapal dan/atau penumpang termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan yang
akan memasuki wilayah perairan Indonesia dalam rangka kunjungan wisata.
Untuk mendukung fungsinya tersebut, Pemerintah akan mengembangkan sistem pemantauan
kapal dalam rangka keselamatan kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Kabupaten Belitung.
Dalam rangka meningkatkan kunjungan kapal wisata tersebut, Pemerintah bersama-sama
dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung
harus menyiapkan dukungan fasilitas bagi kapal wisata (yacht) asing. Dukungan fasilitas tersebut
berupa:
a) penyiapan alur pelayaran kapal wisata (yacht) asing;
b) kemudahan dalam pembangunan marina atau terminal khusus kapal wisata (yacht) asing;
c) pembangunan dermaga;
d) pemasangan sarana bantu navigasi pelayaran;
e) kemudahan untuk fasilitas perawatan dan perbaikan; serta
f) fasilitas dan kemudahan lainnya sesuai kebutuhan.
Penetapan Pelabuhan Tanjungpandan sebagai salah satu pelabuhan bagi kapal wisata (yacht)
asing oleh Pemerintah menjadi tantangan bagi kepariwisataan Kabupaten Belitung untuk
mengembangkan produk pariwisata yang berdaya saing dan menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas internasional dalam rangka membangun citra yang baik bagi kepariwisataan
Belitung dan kepariwisataan Indonesia.
2-54
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Berdasarkan kebijakan perwilayahan destinasi pariwisata yang termuat dalam
RTRWN,danRIPPARNAS, dan Peraturan Presiden tentang Kunjungan Kapal Wisata Asing ke
Indonesia, kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang sangat strategis secara
nasional, yaitu sebagai kawasan pariwisata yang memiliki nilai strategis untuk mendukung
pembangunan kepariwisataan nasional.
2-55
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
2008 2010 2011 2012 2013 2014 … 2025 2026 2027 DOKUMEN KEBIJAKAN
NASIONAL
- Wilayah perairan Kabupaten Belitung merupakan bagian dari KAWASAN LINDUNG NASIONAL dan KAWASAN ANDALAN LAUT NASIONAL, yaitu Taman Wisata Alam Perairan Belitung,
- Kawasan budidaya Kabupaten Belitung merupakan bagian dari KAWASAN ANDALAN NASIONAL BELITUNG,
- Kota Tanjungp Pandan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
RTRWN TAHUN 2008-2027
- Wilayah Kabupaten Belitung bagian utara merupakan salah satu KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN), yaitu KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, serta
- Wilayah Kabupaten bagian selatan merupakan bagian dari KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN) Punai – Belitung dan sekitarnya
RIPPARNAS TAHUN 2010-2025
PelabuhanTanjungpandan sebagai pelabuhan kapal wisata (yacht) asing PERPRES NO. 79 TAHUN 2011
Gambar 2.4 Posisi kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam kebijakan kepariwisataan nasional
2.3 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN
DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA
BELITUNG
Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
yang dirumuskan untuk tahun perencanaan 2007 –2013 saat ini sudah tidak dapat digunakan
lagi sebagai arahan dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada tahun 2012, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) menyusun Strategi
Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
menerapkan konsep SMART (Sustainable Management Approach for Regional Tourism) atau
Pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan bagi Kepariwisataan Regional.Konsep SMART
merupakan perpaduan antara prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan berkelanjutan
dengan perencanaan kepariwisataan regional.
Formatted Table
Formatted: Font: Not Bold
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: Not Bold
2-56
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
BERKELANJUTAN
- Prinsip-prinsip
- Isu-isu
KEPARIWISATAAN REGIONAL
- Prinsip-prinsip
- Isu-isu
KONSEP SMART
(Sustainable Management Approach for
Regional Tourism)
Gambar 2.5 Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dan kepariwisataan
regional sebagai pembentuk konsep SMART
Konsep SMART menganut prinsip-prinsip berikut ini:
1. Perencanaan kepariwisataan regional harus komprehensif, memandang kepariwisataan
sebagai komponen-komponen yang saling terintegrasi dan terkait satu sama lain
membangun suatu sistem.
2. Perencanaan kepariwisataan regional harus lebih memfokuskan perhatian pada aspek
lingkungan.
3. Perencanaan kepariwisataan regional harus memiliki visi yang jelas dan dapat diterima oleh
seluruh pemangku kepentingan.
4. Implementasi perencanaan kepariwisataan regional harus melibatkan seluruh pemangku
kepentingan dari mulai tahap awal proses perencanaan.
5. Perencanaan kepariwisataan regional bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan, artinya
harus berjangka panjang dan harus diikuti oleh perencanaan dalam skala yang lebih detil,
untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan secara utuh.
Kerangka pendekatan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dibangun oleh tiga faktor
penting, yaitu integrasi antarsektor, integrasi antarwilayah, serta kesinambungan dan
keberlanjutan; dan juga empat pilar, yaitu lingkungan, sosial budaya, kebijakan/regulasi, dan
ekonomi.Lengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2-57
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
LINGKUNGAN
EKONOMISOSIAL
BUDAYA
KEBIJAKAN/
REGULASI
INTEGRASI A
NTARWIL
AYAH INTEGRASI ANTARWILAYAH
INTEGRASI A
NTARWILAYAHINTEGRASI ANTARW
ILAYAH
INTEGRASI A
NTARSEKTOR INTEGRASI ANTARSEKTOR
INTEGRASI A
NTARSEKTORINTEGRASI ANTARSEKTOR
KESINAMBUNGAN &
KEBERLANJUTAN
KESINAMBUNGAN &
KEBERLANJUTAN
KESINAMBUNGAN &
KEBERLANJUTAN
KESINAMBUNGAN &
KEBERLANJUTAN
Gambar 2.6 Kerangka dan pilar SMART
Dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penerapan konsep
SMART diharapkan dapat:
1. meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap upaya pemulihan kualitas lingkungan di
kawasan-kawasan bekas pertambangan,
2. mengembangkan budaya dan sejarah penambangan timah dan yang terkait yang merupakan
identitas Kepulauan Bangka Belitung,
3. meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian daerah/provinsi dan
masyarakat, serta
4. meningkatkan daya saing kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung di tingkat nasional
maupun internasional.
Target yang akan dicapai dengan penerapan konsep SMART dalam kepariwisataan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.3Target yang Dapat Dicapai dengan Penerapan SMART dalam
Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
REGIONAL
TARGET YANG DAPAT DICAPAI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
LINGKUNGAN Memberikan perlindungan terhadap kawasan lindung alam dan budaya yang memiliki fungsi vital dalam pembangunan provinsi.
Meningkatkan kualitas ekosistem alam melalui pengelolaan pariwisata berbasis konservasi.
Meminimalisasi dampak lingkungan global yang disebabkan oleh pariwisata.
Perlindungan terhadap kawasan lindung hutan dan laut dari pertambangan melalui pengelolaan untuk pariwisata.
Pengembangan pariwisata di kawasan-kawasan bekas pertambangan sebagai upaya memulihkan kerusakan lingkungan.
Pengembangan potensi sumber daya alam
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
2-58
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
REGIONAL
TARGET YANG DAPAT DICAPAI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Rehabilitasi lingkungan yang rusak akibat pembangunan kepariwisataan skala provinsi.
Rehabilitasi lingkungan dan ekosistem yang rusak akibat pembangunan sektor unggulan provinsi melalui pemanfaatan untuk pariwisata.
Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya alam untuk pariwisata.
khas Kepulauan Bangka Belitung sebagai daya tarik wisata unggulan.
Mitigasi pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan oleh pariwisata.
EKONOMI Kepuasan masyarakat terhadap dampak ekonomi yang dirasakannya langsung dari pariwisata.
Kepuasan wisatawan terhadap pariwisata provinsi.
Peningkatan kunjungan wisatawan yang berkualitas secara ekonomi (pengeluaran besar, lama tinggal panjang).
Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap pendapatan provinsi.
Penyediaan lapangan pekerjaan di bidang kepariwisataan.
Pertumbuhan ekonomi sektor lain yang dipacu oleh perkembangan pariwisata provinsi.
Pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal di wilayah provinsi melalui pengembangan kepariwisataan.
Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata dan yang terkait.
Kepuasan masyarakat terhadap pariwisata, dengan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.
Peningkatan jumlah wisatawan yang berkualitas secara ekonomi dan mencapai tingkat kepuasan wisatawan yang tinggi, melalui upaya diversifikasi produk pariwisata dan peningkatan kualitas pelayanan pariwisata.
Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian provinsi melalui pengembangan destinasi pariwisata unggulan provinsi.
Pembangunan kepariwisataan di wilayah selatan Kepulauan Bangka Belitung sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata
SOSIAL BUDAYA Penguatan identitas budaya provinsi, termasuk di
dalamnya upaya pelestarian dan pengembangan
budaya, termasuk nilai-nilai sejarah.
Pelibatan dan pemberdayaan seluruh pemangku
kepentingan sesuai kapasitasnya dalam pengelolaan
kepariwisataan tingkat provinsi, termasuk
masyarakat.
Perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terbuka dan terpadu, termasuk kepada masyarakat.
Penyelenggaraan pariwisata yang saling memahami
dan menghargai antara seluruh
stakeholderpariwisata.
Perlindungan terhadap kesehatan dan kenyamanan
masyarakat dan wisatawan.
Penguatan identitas Kepulauan Bangka
Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia
melalui pengembangan potensi budaya dan
sejarah pertimahan sebagai daya tarik wisata
unggulan.
Pengembangan produk pariwisata yang sesuai
dengan norma sosial, budaya, dan agama
yang berlaku di Kepulauan Bangka Belitung.
Peningkatan kapasitas masyarakat di destinasi
pariwisata unggulan provinsi dan nasional
dalam pengembangan kepariwisataan.
Pengembangan potensi budaya yang ada di
masyarakat (kerajinan khas, kesenian,
upacara adat, bahasa, gaya hidup) sebagai
potensi pariwisata.
KEBIJAKAN/REGULASI Jaminan terhadap konsistensi perencanaan
kepariwisataan berjangka panjang (misal RIPPARDA
yang telah diperdakan, kebijakan kepariwisataan
dalam RPJPD, RTRWP, dan lain-lain).
Sinergitas antara program-program pembangunan
kepariwisataan jangka pendek, menengah, dan
panjang.
Integrasi antara kebijakan kepariwisataan dengan
kebijakan pembangunan dan kebijakan sektoral
lainnya di tingkat provinsi.
Penetapan kepariwisataan sebagai sektor
utama pembangunan provinsi.
Peraturan Daerah tentang kepariwisataan dari
mulai perencanaan makro (RIPPARDA,
penyelenggaraan kepariwisataan) sampai
rencana detil (rencana kawasan strategis
pariwisata, pengaturan zonasi untuk kegiatan
wisata).
Kebijakan sektor-sektor pembangunan
diarahkan untuk mendukung pengembangan
kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
2-59
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
REGIONAL
TARGET YANG DAPAT DICAPAI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Integrasi antara kebijakan kepariwisataan nasional
dengan kebijakan kepariwisataan provinsi.
Integrasi dan sinergitas antara kebijakan
kepariwisataan di tingkat provinsi dengan tingkat
kabupaten/kota.
Kinerja program-program kepariwisataan yang
diimplementasikan.
Jaminan terhadap penerapan kode etik
kepariwisataan dunia.
Kebijakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
perkembangan kepariwisataan.
Belitung.
Komitmen kepala daerah (kabupaten/kota)
untuk mendukung pengembangan
kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung.
Peraturan daerah mengenai tim dan
mekanisme pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian perencanaan kepariwisataan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Mengacu pada konsep SMART yang diterapkan dalam pengembangan destinasi unggulan dan
desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,telah dirumuskan enam grand
strategy/strategi dasar berikut ini:
1. perencanaan yang sinergis antara daya tarik wisata geologis, pertambangan, sejarah,
budaya, dan rekreasi pantai sebagai potensi pariwisata unggulan provinsi yang dapat
meningkatkan daya saing pariwisata daerah, memperkuat citra sebagai destinasi pariwisata
budaya dan alam bahari, serta memberikan nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi
sebagai wilayah pertambangan timah di Indonesia;
2. perencanaan yang sinergis antara destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan
Bangka Belitung untuk menciptakan keterpaduan pembangunan dan penyebaran
perkembangan pariwisata yang lebih luas;
3. perencanaan multisektor yang sinergis dan terintegrasi dalam mendukung pengembangan
destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka Belitung menuju destinasi
pariwisata internasional;
4. pengembangan kepariwisataan berbasis konservasi pada destinasi unggulan dan desa
wisata yang berlokasi di dan dekat dengan kawasan lindung alam dan budaya serta kawasan
bekas pertambangan timah dalam rangka perlindungan sumber daya alam dan budaya,
peningkatan kualitas ekosistem alam, serta pemulihan kerusakan lingkungan;
5. pengembangan kepariwisataan di destinasi unggulan dan desa wisata diarahkan untuk
menggerakkan perekonomian masyarakat dan daerah menuju terwujudnya pariwisata
sebagai sektor utama pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
6. pemberian peran lebih kepada masyarakat sebagai perencana, pengelola, dan pengendali
pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
2-60
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Keenam strategi dasar tersebut dijabarkan ke dalam strategi-strategi yang lebih rinci
berdasarkan aspek-aspek pembangunan kepariwisataan regional yang berkelanjutan. Strategi-
strategi tersebut adalah:a) strategi perwilayahan pariwisata, b) strategi pengembangan produk
pariwisata, c) srategi pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata, d) strategi pengelolaan
lingkungan, e) strategi pengembangan ekonomi, f) strategi pengembangan pemasaran
pariwisata, g) strategi pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan kepariwisataan,
h) strategi pemanfaatan teknologi untuk pengembangan kepariwisataan, serta i) strategi
penguatan budaya untuk mendukung pengembangan kepariwisataan.
Strategi yang secara khusus mengarahkan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung
adalah strategi perwilayahan pariwisata dan strategi pengembangan produk pariwisata. Strategi
perwilayahan pariwisata mengarahkan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung
sebagai berikut:
- mengembangkanKota Tanjung Ppandan sebagai salah satu pusat pelayanan pariwisata
provinsi;
- mengembangkan Kawasan Tanjung Kelayang sebagai salah satu pusat destinasi unggulan
pariwisata provinsi;
- mengembangkan Desa Wisata Keciput sebagai salah satu pusat cluster desa wisata
potensial provinsi;
- mengembangkan Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya sebagai destinasi primer yang
berfungsi menyebarkan perkembangan pariwisata ke destinasi-destinasi lainnya;
- meningkatkan keterkaitan antara destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata
potensial melalui pengembangan jalur-jalur wisata;
- menetapkan fungsi destinasi unggulan Kawasan Pulau Belitongdan sekitarnya untuk
mendukung : a) peningkatan upaya diversifikasi produk melalui geowisata, b) pengendalian
kegiatan pertambangan timah menuju pengembangan Geopark Nasional;
- menetapkanfungsi cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya untuk mendukung: a)
integrasi potensi desa-desa wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Tanjung
Kelayang, b) penyebaran manfaat ekonomi pariwisata kepada masyarakat yang lebih luas.
Strategi pengembangan produk pariwisata yang mengarahkan secara spesifik pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung adalah:
- menetapkan tema utama pengembangan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya,
yaitu geowisata, dan tema pendukung adalahrekreasi pantai;
- menetapkan tema pengembangan produk pariwisata Cluster Desa Wisata Belitong dan
sekitarnya, yaitu geowisata;
2-61
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
- meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Bandara Hanandjoedin menjadi bandara
internasional untuk memperluas pasar pariwisata;
- meningkatkankapasitas dan kualitas pelayananPelabuhan Tanjungpandan untuk
memperkuat keterkaitan antara Bangka dengan Belitung dan antara Kepulauan Bangka
Belitung dengan sumber pasar utama.
Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
dijabarkan pula pada program-program prioritas. Strategi dan program tersebut sudah mulai
diimplementasikan pada tahun 2013 di lokasi ujicoba yang merupakan destinasi prioritas
pertama dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu
Kawasan Pulau Belitong dan sekitarnya, mencakup wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten
Belitung Timur.
2-62
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012.
Gambar 2.7Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan
Formatted: Font: 10 pt, Italic
Formatted: Font: Italic
2-63
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012.
Gambar 2.8 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Formatted: Font: 10 pt, Italic
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
2-64
Formatted: Width: Exactly 1,37 cm
Gambar 2.9 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya
Gambar 2.10 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt
2-65
Strategi perwilayahan pariwisata yang sudah diimplementasikan adalah pengembangan
jalur wisata untuk mengaitkan antara destinasi unggulan dengan desa wisata. Berdasarkan
karakteristik produk pariwisata dan keterhubungan antara satu daya tarik wisata dengan
daya tarik wisata lain telah dikembangkan tiga jalur wisata di Kawasan Pariwisata Pulau
Belitong dan sekitarnya. Ketiga jalur wisata tersebut dapat dilihat berikut ini.
1. Jalur utara, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata sepanjang
jalur laut maupun darat di utara Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai dari Tanjung
Ppandan di Kabupaten Belitung sampai Desa Lenggang di Kabupaten Belitung Timur.
Gambar 2.11 Jalur wisata utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya
2. Jalur tengah, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata
sepanjang jalan yang berada di jalur tengah Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai dari
Kota TanjungpPandan yang kaya akan bangunan heritage di Kabupaten Belitung
sampai Kota Manggar dengan budaya minum kopinya di Kabupaten Belitung Timur.
2-66
Gambar 2.12 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya
3. Jalur selatan, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata
sepanjang jalan yang berada di bagian selatan Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai
dari Pantai Teluk Gembira di Kabupaten Belitung sampai Pantai Punai di Kabupaten
Belitung Timur.
Gambar 2.13 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya
Selain jalur-jalur wisata, pada tahun 2013 juga sudah dilakukan pelaksanaan program-
program prioritas pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata, yaitu:
2-67
1. sosialisasi dan sinkronisasi program-program pembangunan di Jalur Wisata Utara
Kawasan Pariwisata Belitong dan sekitarnya,
2. Pelatihan Perencanaan Interpretasi bagi pemandu wisata dan pengelola biro
perjalanan wisata;
3. Pelatihan Pengelolaan Pariwisata Kreatif bagi pengelola daya tarik wisata dan
Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung;
4. Workshop dalam rangka fasilitasi kerja sama antara pengelola daya tarik wisata dan
biro perjalanan wisata.
Berdasarkan kebijakan perwilayahan destinasi pariwisata yang termuat dalam RTRW
Provinsi dan Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung, kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang
pentingdalam peta kepariwisataan provinsi, yaitu sebagai pusat pengembangan pariwisata
bahari dan destinasi pariwisata unggulan yang menjadi prioritas utama pengembangan
geowisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Tabel 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
FUNGSI Pusat Pelayanan Pariwisata Provinsi (TanjungpPandan)
Pusat Pengembangan Destinasi Unggulan Provinsi (Tanjung Kelayang)
Pusat Cluster Desa Wisata Provinsi (Desa Wisata Keciput) ARAHAN PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA
Geowisata
Rekreasi pantai
Desa wisata
Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung
yang terkait dengan perwilayahan pariwisata, pengembangan produk pariwisata,
pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata, pengelolaan lingkungan, pengembangan
ekonomi, pengembangan pemasaran pariwisata, pengembangan sumber daya manusia
dan kelembagaan kepariwisataan, pemanfaatan teknologi untuk pengembangan
kepariwisataan, serta penguatan budaya untuk mendukung pengembangan
kepariwisataan juga harus menjadi acuan dalam pembangunan kepariwisataan di
Kabupaten Belitung. Strategi-strategi tersebut selain yang sudah dijelaskan sebelumnya,
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Formatted: Line spacing: 1,5 lines
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
2-68
Tabel 2.5 Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
ASPEK STRATEGI
1. PERWILAYAHAN PARIWISATA
a) Mengembangkan Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjungpandan sebagai pusat pelayanan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
b) Mengembangkan Kota Tua Muntok, Kota Belinyu, Kawasan Namang, Kota Toboali, Pulau Lepar, Kawasan Tanjung Kelayang sebagai pusat-pusat destinasi unggulan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
c) MengembangkanDesa Wisata Tanjung, Desa Wisata Matras, Desa Wisata Rebo, Desa Wisata Namang, Desa Wisata Tanjung Ketapang, Desa Wisata Pasir Putih, dan Desa Wisata Keciput sebagai pusat-pusat cluster desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
d) MengembangkanKawasan Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah, Kawasan Muntok dan sekitarnya, serta Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya sebagai destinasi primer yang berfungsi menyebarkan perkembangan pariwisata ke destinasi-destinasi lainnya.
e) Mengembangkan Kawasan Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, Kawasan Toboali dan sekitarnya, dan Kawasan Gugusan Pulau-Pulau di Selat Gaspar sebagai destinasi sekunder yang berfungsi mendorong pertumbuhan daya tarik wisata dan usaha pariwisata di dalam kawasan.
f) Meningkatkan keterkaitan antara destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata potensial melalui pengembangan jalur-jalur wisata.
g) Penetapan fungsi masing-masing destinasi unggulan dan cluster desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
2. PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA
a) Penetapan TEMA SPESIFIK untuk masing-masing destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata potensial.
b) Mengembangkan produk pariwisata kreatif berbasis potensi masyarakat sebagai upaya diversifikasi produk pariwisata di destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.
c) Mengembangkan usaha pariwisata yang sesuai dengan karakteristik destinasi pariwisata unggulandan cluster desa wisata.
d) Membangun keterpaduan antara produk pariwisata kreatif masyarakat dengan produk unggulan di destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
e) Meningkatkan aksesibilitas antardestinasi pariwisata melalui perjalanan darat dengan meningkatkan status jalan yang menghubungkan destinasi-destinasi pariwisata unggulan menjadi jalan negara/provinsi dan menyediakan angkutan umum yang mela lui destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.
f) Meningkatkan aksesibilitas menuju daya tarik wisata di dalam destinasi melalui perjalanan darat dengan meningkatkan status jalan menuju daya tarik wisata menjadi jalan kabupaten/kota.
g) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Bandara Depati Amir dan Hanandjoedin menjadi bandara internasional untuk memperluas pasar pariwisata.
h) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Pelabuhan Pangkal Balam, Tanjungpandan, dan Pelabuhan Sadai untuk memperkuat keterkaitan antara Bangka dengan Belitung dan antara Kepulauan Bangka Belitung dengan sumber pasar utama.
3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PARIWISATA
a) Melaksanakan sosialisasi tentang rencana pengelolaan pariwisata ke masyarakat, secara bertahap, rutin, dan berlanjut,
b) Melaksanakan pendampingan dan pelatihan/penyuluhan bagi masyarakat di berbagai bidang yang dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal.
c) Memberikan insentif/kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai hal terkait pengembangan pariwisata perdesaan yang dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk terlibat lebih banyak.
d) Menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata, misalnya memberikan rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan aparat desa, serta pemangku kepentingan lain yang terlibat.
e) Membentuk semacam badan pengelola untuk mengorganisir masyarakat yang terlibat
Formatted: Line spacing: 1,5 lines
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: Arial Narrow
Comment [S1]: Ini nulisnya disatukan atau
dipisah ya?
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
2-69
ASPEK STRATEGI
dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Badan ini bisa sebagai pelindung bagi masyarakat, sekaligus sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah atau dengan pihak swasta.
4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
a) Mengembangkan pengelolaan pariwisata berbasis konservasi pada Kawasan Pariwisata Muntok dsk, Kawasan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar, Kawasan Pariwisata Pulau Belitung dsk, Cluster Desa Wisata Muntok dsk, dan Cluster Desa Wisata Belitung dsk sebagai upaya memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya beserta lingkungannya.
b) Mengembangkan pengelolaan pariwisata di Kawasan Pariwisata Sungailiat-Belinyu, wilayah pesisir Kawasan Pariwisata Pangkalpinang – Mendo Barat – Bangka Tengah, wilayah pesisir Kawasan Pariwisata Toboali dsk, diarahkan untuk memulihkan kualitas lingkungan pascapertambangan, memberikan nilai tambah pada kawasan bekas pertambangan, dan mencegah pembukaan kawasan pertambangan baru di sekitar kawasan pariwisata.
c) Mengembangkan sistem pengelolaan zat-zat buangan yang ramah lingkungan(termasuk hemat energi) oleh usaha pariwisata dan kegiatan wisatawan di destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.
d) Mengembangkan sistem pengembangan produk pariwisata yang ramah lingkungan (termasuk hemat energi) sebagai upaya efisiensi pemanfaatan sumber daya alam di destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
e) Menerapkan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam perencanaan dan pengelolaan destinasi pariwisata unggulan dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
5. PENGEMBANGAN EKONOMI
a) Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di destinasi unggulan dan cluster desa wisata sebagai daya tarik wisata yang berdaya saing dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan menggerakkan perekonomian lokal.
b) Meningkatkan pertumbuhan dan kredibilitas bisnis usaha pariwisata, khususnya di destinasi unggulan dan cluster desa wisata, dan di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.
c) Membangun rantai produksi dan distribusi antara usaha besar dan menengah di bidang pariwisata dengan usaha kecil dan mikro masyarakat yang berkembang di destinasi unggulan dan cluster desa wisata untuk meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
d) Meningkatkan peluang investasi pariwisata yang sesuai dengan karakteristik destinasi unggulan dan cluster desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
6. PEMASARAN PARIWISATA
a) Pemanfaatan MEDIA JEJARING SOSIAL Facebook, YouTube, Linkedln sebagai media promosi destinasi unggulan dan desa wisata potensial.
b) Pengembangan PASAR PARIWISATA dengan menjadikan komunitas hobi (fotografi, geotrek, pecinta alam, komunitas sejarah, komunitas sepeda, memancing, bird watching, berburu) sebagai target pasar utama destinasi unggulan.
c) PengembanganPROMOSI PARIWISATA KREATIF berbasis teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan target pasar yang dituju.
d) Pengembangan PERIKLANAN yang terintegrasi dan berlanjut melalui kerja sama dengan media elektronik dan media cetak.
e) Pengembangan KERJA SAMA dengan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan di seluruh kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung dan di Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.
f) Pengembangan KEMITRAAN dengan biro perjalanan wisata dalam rangka perluasan jangkauan pasar wisatawan.
g) Pengembangan PROGRAM-PROGRAM community marketing dengan komunitas hobby.
7. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN
a) engembangkan regulasi yang konsisten tentang integrasi dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Peraturan Daerah.
b) Mengembangkan kelembagaan pengelolaan cluster desa wisata yang berfungsi sebagai koordinator dan pengelola cluster desa wisata di destinasi pariwisata unggulan provinsi.
c) Mengembangkan program pelatihan dan sertifikasi di bidang perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pariwisata perkotaan, secara rutin, berkala, dan berlanjut,
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
2-70
ASPEK STRATEGI
bagi SDM pemerintah dan usaha pariwisata.
d) Mengembangkan program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat mengenai kewirausahaan dan pengelolaan produk pariwisata kreatif.
e) Mengembangkan regulasi untuk melindungi karya kreatif masyarakat dan industri pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f) Mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata dengan pihak dalam dan luar negeri untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan pariwisata.
g) Memperkuat kemitraan antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha pariwisata, komunitas hobi, dan institusi lainnya.
h) Membangun kemitraan antara usaha besar dan menengah di bidang pariwisata dengan usaha kecil dan mikro masyarakat yang berkembang di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.
i) Mengembangkan mekanisme investasi yang berdaya saing dan bertanggung jawab dalam rangka membangun kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan investasi yang sesuai dengan karakteristik destinasi unggulan dan cluster desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.
8. PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN
a) Mengembangkan basis data dan informasi kepariwisataan berbasis teknologi informasi yang menjangkau seluruh wilayah di destinasi unggulan dan cluster desa wisata dalam rangka penyediaan data bagi identifikasi kebutuhan pembangunan kepariwisataan.
b) Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi pariwisata terpadu di destinasi unggulan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, wisatawan, dan investor.
c) Memanfaatkan media sosial dan online (situs web, blog) lainnya bagi promosi destinasi unggulan dan cluster desa wisata yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
d) Mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan produk pariwisata di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.
e) Mengembangkan teknologi interpretasi untuk meningkatkan kualitas produk pariwisata dan apresiasi wisatawan dan masyarakat.
9. PENGUATAN BUDAYA a) Mengembangkan basis data kesejarahan dan kebudayaan Bangka Belitung sebagai upaya penguatan potensi pariwisata sejarah dan budaya.
b) Meningkatkan pemberdayaan sanggar seni dan budaya khas Bangka Belitung untuk mendukung pengembangan destinasi unggulan dan cluster desa wisata.
c) Mengembangkan desa-desa budaya khas Bangka Belitung sebagai desa wisata berbasis budaya masyarakat.
d) Mengembangkan desa-desa kerajinan khas Bangka Belitung sebagai desa wisata kreatif yang mendukung pengembangan destinasi unggulan dan cluster desa wisata.
e) Mengembangkan sistem pemeliharaan dan pengelolaan bangunan-bangunan warisan budaya untuk mendukung pengembangan pariwisata sejarah dan budaya di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.
2.4 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN DAN
PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BELITUNG
Dalam pembangunan wilayah Kabupaten Belitung, arahan pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung terdapat pada beberapa kebijakan berikut:
1. Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Tahun 2008-2025;
2. Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031;
3. Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk.
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
2-71
2.4.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung
Kepariwisataan ditempatkan pada posisi yang strategis dalam pembangunan Kabupaten
Belitung, yaitu sebagai salah satu sektor unggulan daerah dalam mencapai visi
”Terwujudnya Kabupaten Belitung yang Mandiri dan Produktif dengan Memanfaatkan
Sumber Daya secara Optimal, Terpadu, dan Berkelanjutan bagi Sebesar-besarnya
Kesejahteraan Masyarakat”. Visi tersebut dijabarkan dalam tiga misi pembangunan, yaitu:
1. memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan, khususnya perikanan dan
pariwisata secara optimal dan berkelanjutan serta mengoptimalkan pembangunan
daerah yang berorientasi pembangunan sarana dan prasarana perhubungan sebagai
penunjang aktivitas ekonomi perikanan dan pariwisata untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat;
2. meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi masyarakat serta para stakeholder
lainnya dalam pembangunan daerah;
3. melestarikan sumber daya alam dan lingkungan.
Sektor pariwisata juga menjadi alat dalam mewujudkan tujuan ekonomi pembangunan
Kabupaten Belitung.Tujuan ekonomi tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Belitung melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan
lingkungan secara berkelanjutan berbasis pada sektor perikanan dan pariwisata yang
didukung ketersediaan fasilitas perhubungan yang memadai. Tujuan pembangunan
tersebut dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran berikut:
- meningkatnya aktivitas dan produktivitas ekonomi yang berbasis sumber daya alam
dan lingkungan Kabupaten Belitung secara optimal, khususnya di sektor perikanan dan
pariwisata dan jasa pelayanan perhubungan;
- meningkatnya kontribusi sektor ekonomi berbasis sumber daya sumber daya alam dan
lingkungan di Kabupaten Belitung, khususnya sektor perikanan dan pariwisata serta
pelayanan perhubungan;
- meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung.
RPJPD Kabupaten Belitung juga menetapkan pariwisata sebagai salah satu prioritas
pembangunan daerah yang pengembangannya ditujukan pada peningkatkan
kesejahteraan masyarakat.Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung diarahkan
kepada dukungan dan penciptaan sentra-sentra kegiatan perekonomian masyarakat,
investasi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan penerimaan daerah sehingga mampu
memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan angka
pengangguran.Pengelolaan kawasan pariwisata dalam jangka panjang diarahkan pada
Formatted: Font: 14 pt
Formatted: Font: 14 pt, Indonesian
2-72
upaya pengembangan kawasan terpadu dengan mengandalkan daya tarik wisata alam,
bahari, budaya dan sejarah.
Pariwisata sebagai sektor ekonomi berbasis potensi lokal juga mendapatkan
prioritas dalam pengembangan investasi. RPJPD Kabupaten Belitung mendorong
Pemerintah Kabupaten Belitung untuk berperan dalam penciptaan iklim berinvestasi yang
kondusif, pemberian kemudahan pengurusan dan perizinan serta penyediaan infrastruktur
dan tenaga kerja yang memadai;
Pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Belitung dibagi menjadi empat tahap
pembangunan jangka menengah, yaitu tahap pertama (tahun 2005-2009), tahap kedua
(tahun 2010-2014), tahap ketiga (2015-2020), dan tahap keempat (2012-
2025).Pembangunan kepariwisataan menjadi proritas di setiap tahap pembangunan
jangka menengah, tetapi dengan fokus pembangunan yang berbeda-beda setiap
tahunnya.Fokus pembangunan kepariwisataan di setiap tahap pembangunan jangka
menengah Kabupaten Belitung dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.6 4Fokus Pembangunan Kepariwisataan setiap
Tahap Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Belitung
TAHUN 2005-2009 TAHUN 2010-2014 TAHUN 2015-2020 TAHUN 2021-2025
Peningkatan kualitas promosi pariwisata
- Pengembangan potensi pariwisata
- Peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata
Pengembangan kualitas
sumber daya manusia
dalam rangka
mendukung percepatan
pembangunan ekonomi
- Kontinuitas pengembangan potensi pariwisata,
- Pengembangan sumber daya manusia berbasis pariwisata
2.4.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung tahun 2011-2031 memang
belum ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Belitung, walaupun demikian
dokumen rancangannya dapat memberikan gambaran mengenai arahan pemanfaatan
ruang pariwisata di Kabupaten Belitung.Pariwisata merupakan satu dari tiga sektor
unggulan Kabupaten Belitung yang menjadi tujuan penataan ruang Kabupaten Belitung.
Tujuan penataan ruang yang dirumuskan bagi Kabupaten Belitung untuk tahun 2011-2031
adalah:
Formatted: Space Before: 6 pt, After: 6 pt, No bullets or numbering, Don't adjust spacebetween Latin and Asian text, Don't adjust spacebetween Asian text and numbers
Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt
Formatted: Line spacing: 1,5 lines
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted: Font: 14 pt
2-73
“Terwujudnya ruang Kabupaten Belitung yang serasi dan lestari dengan memperhatikan
pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing berbasis sektor perikanan, perhubungan, dan
pariwisata”.
Dalam rencana struktur ruang Kabupaten Belitung, Sijuk dan Badau ditetapkan sebagai
Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang pengembangannya diarahkan juga bagi sektor pariwisata.
Bahkan, Sijuk menjadi pusat pertumbuhan penting bagi kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
Rencana pola ruang Kabupaten Belitung mengatur pemanfaatan ruang untuk kawasan
pariwisata. Dalam RTRW disebutkan bahwa kawasan pariwisata ini diperuntukkan bagi
kegiatan yang bersifat pemanfaatan daya tarik wisata maupun kegiatan penyediaan,
pemeliharaan sarana dan prasarana wisata, kegiatan promosi, dan kegiatan lain yang
menunjang kepariwisataan.
Tabel 2.7 5Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung
NO. DAYA TARIK
WISATA LOKASI
JARAK
(KM) ATRAKSI POTENSIAL
A Pantai
1. Pantai Tanjung
Pendam
Desa Tanjung Pendam
Kecamatan Tanjungpandan
0 Pantai dan Sunset
2. Pantai Senilai Desa Terong Kecamatan Sijuk 15 Pantai. Batu Besar, Pulau-Pulau Kecil
3. Pantai Bukit Berahu Desa Tanjung Binga
Kecamatan Sijuk
18 Pantai, Bukit
4. Pantai Tanjung
Binga
Desa Tanjung Binga
Kecamatan Sijuk
18 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau kecil,
Kapal-kapal Nelayan bugis
5. Pantai tanjung
Kelayang
Desa Keciput Kecamatan Sijuk 27 Pantai, Perahu Nelayan, Pulau-pulau
Kecil
6. Pantai Marina Desa Keciput Kecamatan Sijuk 14 Batu KarangPantai, Pulau-pulau, Batu
KarangBatu Karang
7. Pantai Mabai Desa Keciput Kecamatan Sijuk 29 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau Kecil
8. Pantai Tanjung Desa Keciput Kecamatan Sijuk 31 Pantai, Batu-Batu Besar, Pulau-Pulau
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
2-74
NO. DAYA TARIK
WISATA LOKASI
JARAK
(KM) ATRAKSI POTENSIAL
Tinggi Kecil
9. Pantai Pedaunan Desa Sijuk Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
37 Pantai
10. Pantai Sengkelik Desa Sijuk Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
31 Pantai
11. Pantai Panyairan Desa Sijuk Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
38 Pantai, Batu-batu Besar
12. Pantai Batu Bedil Desa Sungai Padang
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
_ Pantai
13. Pantai Teluk
Gembira
Desa Padang Kandis
Kecamatan
MembalongKecamatan
Membalong
65 Pantai
14. Pantai Penyabong Desa Mentigi Kecamatan
Membalong
75 Pantai, Batu-batu Besar
15. Pantai Tanjung
Kiras
Desa Mentigi Kecamatan
Membalong
70 Pantai, Batu-batu Besar, dan Pulau
Seliudan Pulau Seliu
16. Pantai Batu Kura Dusun. Batulubang
Kecamatan Membalong
75 Pantai, Batu-batu besar
17. Pantai Pegantungan Desa Pegantungan
Kecamatan Badau
32 Pantai, Perahu Nelayan
18. Pantai Pulau Bayan Desa Sungai Samak
Kecamatan Badau
16 Pantai
19. Pantai Pasir
Panjang
Desa Selat Nasik Kecamatan
Selat Nasik
_ Pantai
B. Pulau-Pulau Kecil
1. Pulau Kera Desa Tanjung Binga
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
_ Pantai
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
2-75
NO. DAYA TARIK
WISATA LOKASI
JARAK
(KM) ATRAKSI POTENSIAL
2. Pulau Burung Desa Tanjung Binga
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
2 mil Pantai
3. Pulau Babi Desa Keciput Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
2 mil Pantai
4. Pulau Aji Desa Keciput Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
_ Pantai
5. Pulau Lengkuas Desa. Keciput Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
_ Pantai
6. Pulau Kelayang Desa. Keciput Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
3 mil Pantai
7. Pulau Kambing Desa Sungai Padang
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
_ Pantai
8. Pulau Rengit Desa Pegantungan
Kecamatan BadauKecamatan
Badau
_ Pantai
9. Pulau Naduk Desa Suak Gaul Kecamatan
Selat NasikKecamatan Selat
Nasik
_ Pantai
10. Pulau Batu Dinding Desa Selat Nasik Kecamatan
Selat NasikKecamatan Selat
Nasik
_ Pantai
11. Pulau Kala Moa Desa Keamoa Kecamatan
Selat NasikKecamatan Selat
Nasik
_ Pantai
12. Pulau Lima Desa Selat Nasik Kecamatan
Selat Nasik
_ Pantai
13. Pulau Seliu Desa Seliu Kecamatan
MembalongKecamatan
Membalong
6 mil laut Pantai
14. Pulau Siantu Desa Sungai Padang
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
_ Pantai
15. Pulau Gersik Desa Gersik Kecamatan Selat
NasikKecamatan Selat Nasik
_ Pantai
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
2-76
NO. DAYA TARIK
WISATA LOKASI
JARAK
(KM) ATRAKSI POTENSIAL
16. Pulau Kalimangan _ _ Pantai
17. Pulau Sekupuk _ _ Pantai
18. Pulau Sekudang _ _ Pantai
19. Pulau Kampak _ _ Pantai
20. Pulau Katan _ _ Pantai
21. Pulau Babu _ _ Pantai
C. Kolam Renang
1. Kolam Renang
Surya
Desa Air Merbabu Kecamatan
TanjungpandanKecamatan
Tanjung Pandan
_ Kolam Renang
2. Kolam Renang Tirta
Marundang Indah
Marundang Indah
Desa Air Seruk Kecamatan
SijukKecamatan Sijuk
15 Pemandian/Berenang
3. Kolam Renang
Dayang Sri Pinai
Dayang Sri Pinai
Desa Tanjung Pendam
Kecamatan Tanjungpandan
Kecamatan Tanjung Pandan
_ Kolam Renang
4. Kolam Renang Putri
Marini
Putri Marini
Desa Buluh Tumbang
Kecamatan
TanjungpandanKecamatan
Tanjung Pandan
14 Kolam Renang
5. Kolam Renang Suci
Indah
Suci Indah
Desa Sungai Samak
Kecamatan BadauKecamatan
Badau
_ Kolam Renang
6. Pemandian Jerry _ 11 Kolam Pemandian
D. Sungai/ Danau
1. Pulau Rasau Desa Badau Kecamatan
BadauKecamatan Badau
15 Danau
E. Air Terjun
1. Air Terjun Gurok
Beraye
Desa Air Begantungan
Kecamatan BadauKecamatan
30 Air Terjun dan Kolam Pemandian
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
2-77
NO. DAYA TARIK
WISATA LOKASI
JARAK
(KM) ATRAKSI POTENSIAL
Beraye Badau
2. Air Terjun Batu
Mentas
Mentas
Desa Badau, Kecamatan
BadauKecamatan Badau
30 Air Terjun
F. Pegunungan
1. Bukit Berahu Desa Tanjung Binga
Kecamatan SijukKecamatan
Sijuk
18 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau Kecil
2. Gungung Tajam
Laki & Bini
Laki & Bini
Desa Air Begantungan
Kecamatan BadauKecamatan
Badau
30 Gunung, Pemandangan
3. Bukit Baginda Desa Mentigi Kecamatan
MembalongKecamatan
Membalong
70 Batu Besar, Panjat Tebing
G. Lain-lain
1. Goa Naek Santen _ Goa
2. Mirabinas _ _
3. Mercusuar Tanjung
Lancar
Lancar
Kecamatan Selat Nasik 6 Pemandangan
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung 2011-2031
Selain lokasi-lokasi peruntukan pariwisata di atas, Kabupaten Belitung juga akan
mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Sijuk dan Kawasan Pariwisata di
Kecamatan Membalong. Lingkup wilayah dan luasan masing-masing kawasan peruntukan
pariwisata dapat dilihat pada tabel dan peta di bawah ini.
Tabel 2.8 6Rencana Kawasan Peruntukan Pariwisata Kabupaten Belitung
NO KAWASAN KECAMATAN DESA LUAS (Ha) %
1. KEK Wisata Sijuk Kec. Sijuk Ds. Sijuk
Ds. Tanjung Binga
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted Table ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
2-78
Ds. Keciput
Jumlah 3.908,523 76,943
2. Kawasan Wisata Kec. Membalong Ds. Padang Kandis
Jumlah 1.171,246 23,057
TOTAL 5.079,769 100,000
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung 2011-2031
Selain sebagai KEK Pariwisata Sijuk, Kawasan Pariwisata Sijuk juga menjadi Kawasan
Strategis Kabupaten dengan fungsi pariwisata. KSK Sijuk dengan fungsi pariwisata ini
berpusat di Tanjung Kelayang.
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Right
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted Table
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Right
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Right
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt
Formatted: Right
Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian
Formatted: Font: Italic
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Font: 11 pt
Formatted: Font: 11 pt
2-79
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031
Gambar 2.14 2KSK Pariwisata Sijuk
KSK KAWASAN PARIWISATA SIJUK
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space Before: 0 pt, Line spacing: single
Formatted: Centered, Indent: Left: 0 cm,Space Before: 0 pt, After: 6 pt, Line spacing: Multiple 1,15 li, Pattern: Clear
3-80
RTRW Kabupaten Belitung membagi wilayah pengembangan pariwisata menjadi tiga, yaitu Wilayah
Pengembangan A, B, dan C. Wilayah A merupakan kawasan dengan pengembangan prioritas utama,
sementara wilayah C merupakan kawasan dengan prioritas pengembangan terakhir.
A. Wilayah Pengembangan Pariwisata A
Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) A merupakan wilayah pengembangan prioritas
pertama.Daya tarik wisata yang termasuk dalam kategori ini adalah daya tarik wisata prioritas
tinggi dan sudah dikenal dunia, berupa peninggalan-peninggalan sejarah pendiri Kabupaten
Belitung dan masa kolonial yang dikombinasikan dengan kekayaan alam hutan, pantai/laut, dan
pulau-pulau kecil. WPP A menjadi prioritas pertama dengan pertimbangan bahwa
pengembangannya akan lebih mudah dilakukan karena promosi dan studi mengenai daya tarik
yang ada sudah banyak tersedia. WPP A mencakup koridor Tanjung Ppandan–Sijuk dengan daya
tarik wisata sebagai berikut:
1. daya tarik wisata utama di TanjungpPandan dan sekitarnya, yaitu Pantai Tanjung Pendam
dan gedung-gedung kuno peninggalan Belanda;
2. daya tarik wisata utama di Sijuk dan sekitarnya, yaitu:
wisata pantai (Pantai Senilai, Bukit Berahu, Pantai dan Permukiman Nelayan Tanjung
Binga, Pantai Marina, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Tanjung Tinggi, dan lain-
lain);
wisata pulau (Pulau Kera, Pulau Lengkuas, P. Burung, dan lain-lain);
wisata budaya (situs-situs budaya);
wisata hutan (hutan Konservasi).
B. Wilayah Pengembangan Pariwisata B
WPP B memiliki daya tarik wisata yang lebih beragam, yaitu pantai dan sungai, bahari dan pulau-
pulau kecil, budaya, hutan, pegunungan, dan air terjun. Lingkup wilayah ini meliputi koridor
TanjungpPandan–Badau dengan daya tarik wisata berikut ini:
1. wisata pantai dan sungai (Pantai Penggantungan, Pulau Bayan dan Sungai Securuk),
2. wisatapulau (Pulau Rengit),
3. wisatabudaya (situs-situs budaya dan permukiman Bali),
4. wisatahutan (hutan lindung),
5. wisata pegunungan ( kawasan Gunung Tajam, Laki dan Bini),
6. wisata air terjun (Air Terjun Gurok dan Beraye).
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space Before: 18 pt
Formatted ...
Formatted: Indent: Left: 0,03 cm, Space After: 0 pt, Numbered + Level: 1 + Numbering Style:A, B, C, … + Start at: 1 + Alignment: Left +Aligned at: 0,49 cm + Tab after: 1,13 cm +Indent at: 1,13 cm, Tab stops: Not at 1,13 cm+ 4,13 cm
Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt
Formatted: List Paragraph, Left, Indent: Left: 0,62 cm, Numbered + Level: 1 + NumberingStyle: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left+ Aligned at: 1,3 cm + Indent at: 1,94 cm
Formatted ...
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt
Formatted: List Paragraph, Left, Indent: Left: 0,62 cm, Hanging: 0,63 cm, Numbered + Level:1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 1,3 cm + Indentat: 1,94 cm
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted: Indent: Left: 0,66 cm, SpaceBefore: 0 pt
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
Formatted ...
3-81
C. Wilayah Pengembangan Pariwisata C
Daya tarik wisata yang khas untuk WPP C adalah potensi wisata agrowisata dan
minawisata.Wilayah ini meliputi koridor TanjungpPandan–Badau–Membalong-Selat Nasik
dengan daya tarik wisata utamanya adalah:
1. wisata pantai (Pantai Gembira, Panyabong, Batu Kura, dan lain-lain)
2. wisata pulau (Pulau Seliu)
3. wisata budaya (situs-situs budaya)
4. wisata hutan (hutan lindung)
5. wisata pegunungan (kawasan bukit baginda)
6. wisata agro-mina (kawasan agropolitan dan minapolitan).
Rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung juga akan didukung dengan
penyelenggaraan transportasi wisata. RTRW Kabupaten Belitung menjelaskan bahwaterdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan transportasi wisata,yaitu
ketersediaan kapasitas jalur yang memadai, jaminan keamanan (safety), ketepatan waktu,
kenyamanan perjalanan, dan keamanan (security). RTRW juga mendorong pembangunan
kerjasama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Belitung (Dinas Perhubungan dan Dinas
Pariwisata) dan swasta, terutama dengan para pelaku wisata.
Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031
Gambar 2.15 3Wilayah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung
Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,64cm, Space Before: 12 pt, After: 0 pt, Numbered+ Level: 1 + Numbering Style: A, B, C, … + Startat: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0,49 cm +Tab after: 1,13 cm + Indent at: 1,13 cm, Tabstops: Not at 1,13 cm + 4,13 cm
Formatted: Indent: Left: 0,66 cm, SpaceBefore: 0 pt
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Indent: Left: 0,72 cm, Hanging: 0,63 cm, Space After: 0 pt, Numbered + Level:2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 1,76 cm + Tabafter: 2,4 cm + Indent at: 2,4 cm, Tab stops:Not at 2,4 cm
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Indent: Left: 0,67 cm
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: Franklin Gothic Book
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt
Formatted: Centered, Indent: Left: 0,67 cm
Formatted: Centered, Indent: Left: 0 cm,Space Before: 0 pt, After: 6 pt, Line spacing: Multiple 1,15 li, Pattern: Clear
Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt, Bold, Indonesian
3-82
2.4.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk
Dalam rangka mewujudkan RPJPD Kabupaten Belitung dan pengembangan kawasan strategis cepat
tumbuh Kabupaten Belitung, Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun Rencana Aksi
Pariwisata Kawasan Sijuk yang merupakan lokasi prioritas dalam pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung. Pengembangan Kawasan Sijuk sebagai kawasan pariwisata unggulan
Kabupaten Belitung juga akan mendukung pengembangan destinasi unggulan provinsi Kawasan
Pulau Belitong dan sekitarnya, serta mendorong fungsi Kawasan Tanjung Kelayang sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk disusun
untuk tahun perencanaan 2010-2015.
Lokasi-lokasi yang menjadi fokus Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk beserta program dan
kegiatannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.9 5Fokus Lokasi dan Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk
LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI
Desa Tanjung Binga 1. Pintu gerbang wisata sijuk Gapura pintu gerbang wisata
2. International dive centre Dive centre
3. Pengembangan agribisnis hortikultura
a. Pengembangan buah-buahan
b. Pengembangan lebah madu
c. Penumbuhan pertanian pangan organik
4. Mendukung wisata bahari a. Pendataan peninggalan bawah air
b. Pembangunan sarana & prasarana rumah produksi abon ikan
5. Pengembangan agrowisata a. Penataan kelekak buah durian
b. Pembangunan puskesmas rawat inap plus
Desa Sijuk 1. Pengembangan geowisata a. Pengembangan kawasan geowisata (geological tracking) dan zonasi wilayah
b. Penyusunan informasi geologi pembentukan batuan granit
2. Pengembangan Museum Maritim Perencanaan dan pembangunan Museum
Maritim
3. Pengembangan infrastruktur a. Sistem air bersih
b. Peningkatan /pelebaran jalan
4. Pengembangan fasilitas pendukung
a. Peningkatan kualitas pustu/poskesdes
b. Peningkatan pelayanan restoran
c. Peningkatan kualitas pengawas makanan
d. Peningkatan kualitas makan/minuman
e. Pemasangan lampu jalan
5. Pengembangan sumber daya manusia
Pembinaan sumber daya manusia pariwisata di
homestay, desa wisata, Pokdarwis, PNPM
Formatted: Font: Franklin Gothic MediumCond, 14 pt, Not Bold
Formatted: Justified, Indent: Left: 0 cm, SpaceBefore: 0 pt, After: 6 pt
Formatted: Font: 14 pt
Formatted: Font: Bold
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
3-83
LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI
pariwisata
Desa Keciput
1. Homestay a. Pembinaan homestay
b. Pembangunan homestay
2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Peningkatan kualitas sumber daya manusia
(Pokdarwis, pemandu wisata, tour travel, desa
wisata, masyarakat)
3. Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan masyarakat dan pos pelayanan teknologi desa (Posyantekdes)
Pembangunan dan pelatihan
4. Infrastruktur a. Peningkatan /pelebaran jalan
b. Pemasangan penunjuk arah destinasi wisata
5. Peningkatan kualitas wisata bahari
a. Pengadaan rumpon
b. Pengadaan jangkar dan pelampung tanda
c. Pengadaan life jacket
6. Pengadaan agribisnis hortikultura Pengembangan buah-buahan
Desa Tanjung Kelayang 1. Pengembangan Kawasan Tanjung Kelayang
a. Master plan Tanjung Kelayang
b. Pembuatan master plan kawasan konservasi
c. Penataan kawasan pariwisata Tanjung Kelayang
2. Wisata damai dan konservasi a. Konservasi
b. Art market dan café strips
c. Transplantasi terumbu karang
d. Peningkatan sumber daya manusia masyarakat dan petugas
e. Sumber air baku dan drainase
3. Pengembangan kawasan hijau/indah/ budaya
Pemanfaatan potensi lokasi strategis
4. Rehabilitasi kawasan perairan utara
a. Transplantasi terumbu karang
b. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
5. Pengembangan kawasan Pulau Lengkuas
Peningkatan kualiatas sarana umumdi Pulau
Lengkuas
6. Infrastruktur dan fasilitas a. Penataan jalan
b. Pengadaan bis pariwisata
c. Pemasangan penunjuk arah destinasi pariwisata
d. Penanganan bencana/ investigasi bencana
Desa Air Selumar 1. Pemanfaatan kawasan hutan produksi air gelarak batu itam
Penataan kawasan hutan produksi air gelarak
batu itam
2. Pembangunan kawasan taman keanekagaraman hayati
a. Penataan kawasan hutan Bukit Paramun
b. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
3. Pengembangan agribisnis hortikultura
Pengembangan lebah madu
Desa Air Seruk 1. Infrastruktur dan fasilitas a. Pembangunan jembatan Air Seruk
b. Pelebaran jalan
c. Pembangunan Poskesdes
2. Pengembangan wisata sejarah Desa Aik Seruk
a. Rehab taman relief perjuangan masyarakat Desa Air Seruk
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
3-84
LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI
b. Pembangunan pasar tradisional & kuliner
c. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
Desa Tanjung Tinggi 1. Kawasan wisata aktif a. Art shop
b. Pemanfaatan potensi lokasi strategis
c. Pembangunan sarana prasarana pemerintahan
d. Pemasangan penunjuk arah destinasi wisata
e. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
2. Pengembangan agribisnis hortikultura
Pengembangan buah-buahan
Desa Sungai Padang 1. Pemanfaatan kawasan hutan lindung pantai
Penataan kawasan hutan lindung Pantai Gunung
Kubing & Sungai Padang
2. Peningkatan aksesibilitas wilayah dan pariwisata
Pembangunan jalan
3. Pengembangan kawasan munsang
a. Penataan Kawasan Munsang
b. Peningkatan kualitas jembatan
c. Pengadaan kapal pengawasan (Pokmaswas)
d. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
Desa Pelepak Putih 1. Peningkatan aksesibilitas wilayah Pembangunan jalan
2. Pengembangan sumber daya manusia
a. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata
Desa Terong 1. Pengembangan Kerajinan Anyaman untuk mendukung Pariwisata
b. Peningkatan SDM
c. Penguatan modal
d. Pembangunan art shop
e. Peningkatan /pelebaran jalan
2. Pengembangan Agribisnis Hortikultura
Pengembangan buah-buahan.
Desa Batu Itam 1. Pengembangan kerajinan keramik a. Pembangunan UPTD keramik hias
b. Pelatihan peningkatan desain keramik hias
c. Pembangunan art shop keramik hias
d. Pembangunan sarana & prasarana art shop keramik hias
2. Pengembangan agribisnis hortikultura a. Pembangunan grading & packing house hortikultura
b. Pengembangan buah-buahan.
c. Penumbuhan pertanian pangan organikorganic
d. Pengembangan desa wisata potensial
Berdasarkan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Belitung dan Rencana Aksi
Pariwisata Kawasan Sijuk, kepariwisataan memiliki posisi yang pentingdalam peta pembangunan
wilayah Kabupaten Belitung, yaitu sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan.Pemerintah
Kabupaten Belitung telah pula berkomitmen untuk pengembangan Kawasan Pariwisata Sijuk
sebagai destinasi pariwisata unggulan Kabupaten Belitung.
Dari hasil kajian terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan kepariwisataan di tingkat nasional,
provinsi, dan Kabupaten Belitung dapat disimpulkan bahwa:
Formatted: Font: Arial Narrow
Formatted Table
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: (Default) Arial Narrow
Formatted: Font: Arial Narrow
3-85
1. kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan
kepariwisataan nasional dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diharapkan dapat
memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong
pemerataan perkembangan wilayah, sekaligus memberikan perlindungan terhadap sumber
daya alam di perairan Kabupaten Belitung;
2. kepariwisataan Kabupaten Belitung merupakan sektor unggulan pembangunan daerah yang
diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan
pengangguran di Kabupaten Belitung;
3. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung berprinsip pada pembangunan
berkelanjutan;
4. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung diarahkan pada pengembangan geowisata
sebagai produk utama dan rekreasi pantai sebagai produk pendukungnya, serta
mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada di desa-desa wisata Kabupaten Belitung;
5. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung jangka menengah (sampai tahun 2015)
akan difokuskan pada bagian utara Kabupaten Belitung (Kawasan Sijuk) sebagai bagian dari
Jalur Wisata Utara Pulau Belitong.
BAB 3
Tinjauan terhadap Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung
Tahun 2009-2019
Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun RIPPDA Kabupaten Belitung pada tahun 2008.
RIPPDA tersebut disusun untuk jangka waktu perencanaan 10 (sepuluh) tahun, yaitu tahun 2009 –
2019. RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 belum memiliki kekuatan hukum sehingga
dianggap kurang efektif menjadi pedoman pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung.
Selain itu, dua peraturan perundangan yang menjadi payung kebijakan pembangunan di bidang
kepariwisataan telah terbit dan diberlakukan, yaitu Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang
3-86
Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. RIPPDA Kabupaten Belitung yang pada
saat disusunnya masih mengacu pada Undang-Undang Kepariwisataan yang lama, yaitu Undang-
Undang No. 9 tahun 1990, harus ditinjau kembali kesesuaiannya dengan amanat dan arahan dalam
Undang-Undang No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011.
Tinjauan terhadap RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 juga akan dilakukan terhadap
arahan yang sudah dirumuskan untuk kemudian dianalisis kesesuaian dengan perkembangan
kepariwisataan yang terjadi dan arahan kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten yang berlaku
saat ini.
3.1 KESESUAIAN RIPPDA KABUPATEN BELITUNG 2009 – 2019 DENGAN UNDANG-
UNDANG No. 10 TAHUN 2009 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 50 TAHUN 2011
Tinjauan terhadap kesesuaian arahan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019 dengan
Undang-Undang Kepariwisatan No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011
tentang RIPPARNAS 2010-2025 terutama dilakukan untuk mengkaji apakah muatan dan arahan
yang terdapat di dalamnya sudah sesuai dengan amanat dan arahan yang ditetapkan oleh kedua
peraturan perundang-undangan tersebut. Kesesuaian dengan amanat dan arahan dalam kedua
peraturan perundangan tersebut sangat penting karena pembangunan kepariwisataan Kabupaten
Belitung juga merupakan bagian dari pembangunan kepariwisataan nasional.
Tabel 3.1 Kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 dengan
Undang-Undang (UU) No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2011
AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN
BELITUNG 2009-2019
KESIMPULAN
Ruang lingkup
pembangunan ke
pariwisataan
Pasal 7 dan penjelasannya:
a. Industri pariwisata, - pembangunan struktur
- (fungsi, hierarki, dan hubungan) industri pariwisata,
- daya saing produk pariwisata,
- kemitraan usaha pariwisata,
- kredibilitas bisnis, serta - tanggung jawab
terhadap lingkungan alam dan sosial
a. Industri pariwisata (Pasal 41): - penguatan struktur
industri pariwisata; - peningkatan daya
saing produk pariwisata;
- pengembangan kemitraan usaha pariwisata;
- penciptaan kredibilitas bisnis; dan
- pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Aspek-aspek yang diatur dalam
strategi, kebijaksanaan, dan
rencana:
a. Pengembangan produk pariwisata
b. Pemasaran dan promosi c. Pengembangan aksesibilitas d. Pengembangan prasarana e. Pengembangan usaha f. Spasial g. Kualitas SDM h. Pengaturan dan kelembagaan i. Lingkungan hidup
Ruang lingkup
pembangunan
kepariwisataan dalam
RIPPDA Kabupaten
Belitung Tahun 2009-
2019 HARUS
DISESUAIKAN
dengan UU 10/2009
dan PP 50/2011.
3-87
AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN
BELITUNG 2009-2019
KESIMPULAN
budaya. b. Destinasi pariwisata,
- pemberdayaan masyarakat,
- pembangunan daya tarik wisata,
- pembangunan prasarana,
- penyediaan fasilitas umum, serta
- pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan
c. Pemasaran,
- pemasaran pariwisata bersama, terpadu, dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
- pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.
d. Kelembagaan kepariwisataan,
- pengembangan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat,
- pengembangan sumber daya manusia,
- regulasi, serta
- mekanisme operasional di bidang kepariwisataan.
b. Destinasi pariwisata (Pasal 8): - perwilayahan
pembangunan destinasi pariwisata;
- pembangunan daya tarik wisata;
- pembangunan aksesibilitas pariwisata;
- pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;
- pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan;
- pengembangan investasi di bidang pariwisata.
c. Pemasaran pariwisata (Pasal 32):
- pengembangan pasar wisatawan;
- pengembangan citra pariwisata;
- pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata;
- pengembangan promosi pariwisata.
a. Kelembagaan kepariwisataan (Pasal 57):
- penguatan organisasi kepariwisataan;
- pembangunan SDM pariwisata; dan
- penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
Acuan/pedoman
pembangunan
kepariwisataan
Pasal 8:
Pembangunan
kepariwisataan
kabupaten/kota dilakukan
berdasarkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan
kabupaten/kota
Pasal 4:
RIPPARNAS menjadi
pedoman bagi
pembangunan
kepariwisataan nasional.
Rencana Induk Pengembangan
Pariwisata Daerah (RIPPDA)
Kabupaten Belitung
Penamaan rencana
induk DISESUAIKAN
dengan dengan UU
10/2009 dan PP
50/2011
Arahan perwilayahan
pariwisata
Pasal 12-13:
Kawasan strategis pariwisata
kabupaten/kota
Pasal 9 dan lampiran:
- Destinasi pariwisata nasional
- Kawasan strategis pariwisata nasional
Satuan Kawasan Wisata Kabupaten
Belitung:
- Kawasan Wisata Tanjung Pandan dan Badau
Perwilayahan
pariwisata Kabupaten
Belitung HARUS
DISESUAIKAN
dengan UU 10/2009
3-88
AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN
BELITUNG 2009-2019
KESIMPULAN
- Kawasan pengembangan pariwisata nasional
Di Kabupaten Belitung
terdapat:
- 1 (satu) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yaitu Kawasan Tanjung Kelayang dan sekitarnya
- 1 (satu) Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional, yaitu Kawasan Punai-Belitung dan sekitarnya
- Kawasan Wisata Sijuk - Kawasan Wisata Membalong
- Kawasan Wisata Nasik-
dan PP 50/2011
Berdasarkan telaahan terhadap kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 dengan
Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun
2010-2025, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap muatan materi RIPPDA tersebut. Selain
itu, dengan fungsi baru yang sangat strategis di tingkat nasional, arah pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung yang sudah dirumuskan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung harus ditinjau ulang
kesesuaiannya dengan tantangan dan kecenderungan perkembangan pariwisata di Kabupaten
Belitung.
3-89
3.2 ARAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DALAM RIPPDA KABUPATEN BELITUNG
TAHUN 2009-2019
RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi
pengembangan, kebijakan pengembangan, rencana pengembangan, dan indikasi program
pengembangan pariwisata Kabupaten Belitung.
3.2.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pengembangan Kepariwisataan
Visi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun
2009-2019 ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2018, lebih cepat satu tahun dibandingkan masa
perencanaan RIPPDA. Dalam dokumen RIPPDA Kabupaten Belitung tidak dijelaskan alasan
penetapan tahun pencapaian visi yang lebih cepat satu tahun dari masa perencanaannya. Visi
pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung yang tercantum dalam RIPPDA adalah
“menjadikan Kabupaten Belitung pada tahun 2018 sebagai tujuan wisata andalan berbasis alam
pantai dan aktivitas kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Untuk
mewujudkan visi tersebut telah pula dirumuskan empat misi pengembangan kepariwisataan, yaitu:
1. meningkatkan sumber daya manusia;
2. meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kepariwisataan dan kebudayaan;
3. menggali dan mengembangkan nilai-nilai luhur seni dan budaya yang berwawasan lingkungan;
4. mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peluang berusaha.
Sebagai penjabaran dari misi, Pemerintah Kabupaten Belitung juga telah merumuskan tujuan
pengembangan kepariwisataan yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai pada akhir periode
perencanaan. Tujuan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung adalah “sebagai
pendorong pertumbuhan perekonomian daerah, menciptakan kontribusi PAD, dengan basis wisata
alam dan budaya lokal, serta memperhatikan kelestarian lingkungan”. Tujuan tersebut akan dicapai
dengan merumuskan sasaran pengembangan pariwisata. Sasaran pengembangan pariwisata
Kabupaten Belitung difokuskan pada pengembangan, pengelolaan, dan pemasaran daya tarik
wisata. Komponen-komponen pariwisata lainnya, seperti fasilitas pariwisata, aksesibilitas
pendukung pariwisata, pasar wisatawan, sumber daya manusia, termasuk kelestarian lingkungan
tidak menjadi sasaran pengembangan.
3-90
Kotak 1. Sasaran pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung:
1. terkelolanya secara optimal seluruh objek, daya tarik wisata, dan atraksi wisata; 2. terwujudnya pengembangan seni dan budaya; 3. optimalisasi promosi dan pemasaran objek-objek dan daya tarik wisata Kabupaten Belitung.
i. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan
Dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019, telah pula dirumuskan strategi dan
kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan. Strategi yang dirumuskan merupakan arahan dasar
dan tindakan penting untuk mewujudkan tujuan. Kebijaksanaan didefinisikan sebagai upaya yang
dilakukan untuk melaksanakan strategi pengembangan kepariwisataan. Dengan demikian, seluruh
strategi pengembangan kepariwisataan harus dapat dijabarkan ke dalam kebijaksanaan
pengembangan kepariwisataan.
Tabel 3.2 Aspek-Aspek yang Diatur dalam Strategi dan Kebijaksanaan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
1. Strategi pengembangan produk wisata 1. Kebijaksanaan spasial
2. Kebijaksanaan pengembangan produk wisata
2. Strategi pemasaran dan promosi 3. Kebijaksanaan pemasaran dan promosi
3. Strategi pengembangan aksesibilitas 4. Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana 4. Strategi pengembangan prasarana
5. Strategi pengembangan usaha 5. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia
6. Kebijaksanaan pengaturan dan kelembagaan 7. Kebijaksanaan lingkungan hidup
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat aspek yang diatur dalam strategi pengembangan
tetapi belum dijabarkan secara khusus dalam kebijaksanaan, yaitu aspek pengembangan usaha.
Aspek-aspek yang dijabarkan ke dalam kebijaksanaan lebih banyak dibandingkan aspek-aspek
dalam strategi pengembangan kepariwisataan. Aspek-aspek dalam kebijaksanaan yang bukan
merupakan penjabaran dari pelaksanaan strategi pengembangan kepariwisataan adalah lingkungan
hidup.
Hal ini menunjukkan bahwa struktur muatan RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 harus
disempurnakan lagi agar seluruh strategi pengembangan dapat dijabarkan ke dalam kebijaksanaan
pengembangan, dan sebaliknya agar kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan yang
Comment [S2]: ah ini mestinya masuk di Bab 5 (sbg salah satu pertimbangan).. kemaren belon lihat
soale
3-91
dirumuskan memiliki posisi yang lebih jelas sebagai upaya untuk mewujudkan strategi
pengembangan dalam mewujudkan visi dan misi pengembangan kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
3-92
A. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata
Strategi pengembangan produk pariwisata Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung
tahun 2009-2019 sangat fokus pada pengembangan daya tarik wisata sebagai salah satu
komponen dari produk pariwisata. Strategi pengembangan produk pariwisata diarahkan pada
pengembangan produk pariwisata yang sesuai dengan sasaran pasarnya, yaitu wisatawan asal
Jakarta, penduduk Belitung, dan daerah-daerah lainnya, negara-negara ASEAN, Jepang, Eropa Barat,
dan lainnya. Selain itu, diversifikasi dan penguatan produk pariwisata Kabupaten Belitung juga
menjadi fokus pengembangan, yang diarahkan pada pengembangan event, produk pariwisata
berwawasan lingkungan dan memiliki kekhasan lokal. Pengembangan kawasan pariwisata yang
menyatukan beberapa daya tarik wisata menjadi satu kesatuan wilayah juga merupakan strategi
pengembangan produk wisata Kabupaten Belitung.
Strategi pengembangan produk pariwisata tersebut dijabarkan ke dalam dua aspek kebijaksanaan,
yaitu kebijaksanaan pengembangan produk wisata dan kebijaksanaan spasial. Seperti yang sudah
dijelaskan sebelumnya, kebijaksanaan merupakan upaya untuk melaksanakan strategi
pengembangan. Dengan demikian kebijaksanaan harus bersifat lebih teknis untuk dapat
menerapkan strategi pengembangan yang telah dirumuskan. Kebijaksanaan pengembangan produk
wisata yang merupakan penjabaran strategi pengembangan produk wisata dalam RIPPDA
Kabupaten Belitung harus dievaluasi kembali agar dapat menjadi arahan tindak dalam
melaksanaan strategi yang telah dirumuskan.
Tabel 3.3 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata Kabupaten Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
1. Menata dan mengembangkan produk wisata secara teratur sesuai dengan pasar wisatawan, terutama pasar wisatawan nusantara yang berasal dari Jakarta, Belitung, dan daerah-daerah lainnya;
2. mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai selling point secara khusus, untuk pasar wisatawan mancanegara, terutama berasal dari negara-negara seperti ASEAN, Jepang, Eropa Barat, dan lainnya;
3. menata event-event pariwisata secara teratur untuk ditingkatkan menjadi event regional dan nasional;
4. usaha penganekaragaman produk/daya tarik wisata; 5. menata dan mengembangkan produk wisata yang
berwawasan lingkungan; 6. menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan menetapkan
agar setiap objek wisata mempunyai kekhasan sendiri; 7. menggabungkan objek wisata menjadi satu kesatuan
kawasan dan menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan.
A. Kebijaksanaan pengembangan produk wisata 1. Asas keberlanjutan, keserasian, keterjangkauan, dan
kerakyatan merupakan landasan pokok dalam pengembangan produk wisata;
2. pengembangan produk wisata menyangkut aspek perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian yang satu sama lainnya merupakan satu kesatuan terintegrasi;
3. perencanaan pembangunan produk wisata sepenuhnya merupakan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah dengan memperhatikan potensi serta aspirasi yang ada pada pihak masyarakat dan swasta;
4. pengelolaan dan pembangunan produk wisata pada dasarnya dapat dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat dengan peranan Pemerintah Daerah adalah sebagai pembina, pemberi kemudahan, pendorong, dan pengendali usaha pariwisata;
5. objek-objek dan daya tarik wisata budaya dan kesenian daerah serta event-event pariwisata masih harus didukung oleh Pemerintah Daerah;
3-93
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
6. pengembangan produk wisata terkati dengan berbagai sektor dan wilayah, oleh karena itu dalam pengembangan haruslah selalu memperhatikan keterpaduan antarsektor dan keterpaduan antarwilayah;
7. pengembangan produk wisata diarahkan bagi penguatan identitas daerah yang memunculkan warna pariwisata Kabupaten Belitung yang khas serta memiliki keunikan dan keunggulan daya saing.
B. Kebijaksanaan spasial 1. Untuk kemudahan pembangunan dan pengelolaannya perlu
dilakukan pengelompokan objek dan daya tarik wisata pada Satuan Kawasan Wisata (SKW) (memiliki pusat kegiatan wisata dan keterkaitan jalur wisata);
2. memanfaatkan seoptimal mungkin kedudukan Kabupaten Belitung yang berada di Pulau Belitung;
3. melakukan prioritas pengembangan SKW dengan memperhatikan dampaknya terhadap perkembangan objek dan daya tarik wisata
Arahan tindak yang sudah sangat jelas bagi pelaksanaan strategi pengembangan produk wisata
dilakukan terhadap strategi “menggabungkan objek wisata menjadi satu kesatuan kawasan dan
menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan”. Strategi tersebut dijabarkan ke dalam
kebijaksanaan spasial dengan sangat jelas bahwa penggabungan daya tarik wisata tersebut (istilah
daya tarik wisata saat ini digunakan sebagai pengganti istilah objek wisata, sesuai Undang-Undang
No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan) dilakukan melalui pengembangan satuan kawasan
wisata yang memiliki pusat kegiatan wisata dan mengaitkan daya tarik wisata satu dengan yang
lainnya menjadi jalur wisata, serta menentukan prioritas pengembangan satuan kawasan wisata.
Penyempurnaan terhadap strategi dan kebijaksanaan pengembangan produk pariwisata Kabupaten
Belitung perlu dilakukan melalui penstrukturan kebijaksanaan yang merupakan upaya pelaksanaan
strategi agar dapat lebih mudah dalam menjadi acuan pelaksanaan pembangunan kepariwisataan.
B. Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi
Strategi pemasaran dan promosi pariwisata Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung
tahun 2009-2019 ditekankan pada pengembangan informasi, pembangunan citra pariwisata
Kabupaten Belitung sebagai destinasi yang berwawasan lingkungan, dan upaya promosi. Strategi
pemasaran dan promosi pariwisata dijabarkan ke dalam kebijaksanaan pemasaran dan promosi.
Seperti juga pada strategi dan kebijaksanaan pengembangan produk wisata, kebijaksanaan
pemasaran dan promosi harus dievaluasi kembali agar dapat menjadi arahan tindak dalam
melaksanakan strategi yang telah dirumuskan karena bersifat lebih umum dibandingkan strategi
Comment [S3]: Jigana mereka rada lieur ya soal
strategi dan kebijaksanaan
3-94
yang telah dirumuskan. Kebijaksanaan yang dirumuskan lebih bersifat membagi peran antara para
pemangku kepentingan dalam pemasaran dan promosi pariwisata.
Tabel 3.4 Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi Kabupaten Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
1. meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan kualitas promosi yang efektif dan kemudahan wisatawan untuk memperoleh informasi tentang semua produk wisata yang ada dan siap jual;
2. meningkatkan citra produk wisata Kabupaten Belitung agar mampu bersaing dengan daerah-daerah wisata lainnya yang sudah berkembang di Bangka Belitung (dengan dasar keasrian lingkungan ataupun kondisi alam);
3. meningkatkan peran serta biro perjalan di Kota Tanjung Pandan dan daerah sekitarnya untuk menjual produk wisata daerah kabupaten Belitung;
4. meningkatkan sadar wisata di kalangan para pejabat, pengusaha, dan masyaakat agar tumbuh kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan.
Kebijaksanaan pemasaram dan promosi
1. untuk meningkatkan usaha pemasaran dan promosi pariwisata, disepakati bahwa Pemerintah Daerah lebih difokuskan kepada peningkatan citra pariwisata Kabupaten Belitung sebagai daerah wisata, sedangkan promosi produk wisata dilaksanakan oleh para pengusaha pariwisata;
2. Pemerintah Daerah bersama-sama dengan pengusaha pariwisata merumuskan langkah-langkah pemasaran dan promosi pariwisata secara terpadu dan terarah dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung.
C. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan Prasarana
Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-
2019 merupakan penjabaran dari dua aspek strategi pengembangan, yaitu strategi pengembangan
aksesibilitas dan strategi pengembangan prasarana. Strategi pengembangan aksesibilitas yang
dirumuskan bersifat lebih teknis dibandingkan kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana
yang terkait dengan aksesibilitas. Selain itu, fokus pengembangan aksesibilitas di strategi diarahkan
pada peningkatan akses ke daya tarik wisata, sedangkan kebijaksanaan menekankan untuk
membangun keterkaitan antara Satuan Kawasan Wisata.
Strategi pengembangan prasarana juga bersifat lebih teknis dibandingkan kebijaksanaan
penyediaan sarana dan prasarana yang mengatur tentang pengembangan prasarana.
Kebijaksanaan yang merupakan penjabaran dari strategi seharusnya bersifat lebih teknis
dibandingkan strategi yang dirumuskan. Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana yang
terkait dengan strategi pengembangan prasarana hanya mengatur pembagian peran antara
pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana.
Comment [S4]: Tuh kan, mereka memang lieur
ngebedain strategi dan kebijaksanaan
3-95
Tabel 3.5 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan Prasarana Kabupaten
Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
A. Strategi pengembangan aksesibilitas 1. meningkatkan akses antara daerah-daerah yang
memiliki potensi wisatawan, khususnya jalur Tanjung Pandan – Mangga;
2. menata sistem penunjuk jalan/rambu-rambu lalu lintas yang mempermudah para wisatawan untuk mencapai objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Belitung;
3. terintegrasi dengan sektor yang lain.
B. Strategi pengembangan prasarana 1. perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang
meliputi: jalan, jembatan, air bersih, listrik, telepon disesuaikan dengan arah perkembangan objek dan daya tarik wisata;
2. pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata secara bertahap diusahakan pada objek-objek dan daya tarik wisata unggulan atau yang sudah berkembang yang seterusnya menyebar ke setiap objek dan daya tarik wisata lainnya;
3. penetapan legalitas kewenangan dan pungutan.
Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana
1. pada dasarnya penyediaan sarana dan prasarana pariwisata menjadi tugas pemerintah, sedangkan pengadaan sarana pariwisata dan usaha jasa pariwisata lainnya menjadi tugas swasta;
2. penataan dan peningkatan prasarana pariwisata dilakukan selain sebagai pembuka akses bagi objek wisata tertentu, juga dalam rangka menciptakan keterkaitan (linkage) antar Satuan Kawasan Wisata;
3. penataan dan peningkatan prasarana serta sarana pariwisata dilakukan secara bertahap dimulai dari Satuan Kawasan Wisata unggulan sampai kepada satuan-satuan kawasan wisata lainnya.
Penyempurnaan terhadap strategi dan kebijaksanaan pengembangan sarana dan prasarana
Kabupaten Belitung perlu dilakukan melalui penstrukturan dan perumusan kembali kebijaksanaan
yang yang sesuai dengan strategi pengembangan yang telah dirumuskan agar dapat menjadi acuan
pelaksanaan pembangunan kepariwisataan.
D. Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Pengaturan Kelembagaan
Strategi pengembangan usaha pariwisata dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019
dijabarkan ke dalam dua kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia dan
kebijaksanaan pengaturan kelembagaan. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia merupakan
penjabaran dari strategi: 2) membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya
peningkatan kualitas jasa usaha pariwisata; 3) menumbuhkan dan mengembangkan
profesionalisme; dan 5) pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan. Sementara itu, strategi 1)
mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan memberikan
kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan menanamkan modalnya dalam bidang
pariwisata; dijabarkan ke dalam salah satu kebijaksanaan pengembangan kelembagaan, yaitu
3-96
“pengaturan kelembagaan diarahkan bagi keluwesan dan kemudahan birokrasi melalui
penyederhanaan perijinan”.
3-97
Tabel 3.6 Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber Daya Manusia dan
Pengaturan Kelembagaan Kabupaten Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
1. mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan memberikan kemudahan-kemudahaan bagi pengusaha yang akan menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata;
2. membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya peningkatan kualitas jasa usaha pariwisata;
3. menumbuhkan dan mengembangkan profesionalisme; 4. bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi, pengembangan,
konsolidasi, stagnan); 5. pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan.
A. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia 1. peningkatan kualitas mutu pelayanan jasa usaha pariwisata
melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat;
2. dalam rangka otonomi daerah, peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Daerah merupakan prioritas utama;
3. dalam jangka panjang, upaya pembinaan sumber daya manusia dilakukan sejak dini, yaitu melalui pendidikan formal berupa pendidikan dasar, dengan tujuan menumbuhkembangkan kebanggaan daerah melalui berbagai adat serta budaya daerah;
4. dalam jangka menengah dan jangka pendek, upaya pembinaan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan informal berupa kegiatan pendidikan dan latihan pariwisata yang dilakukan secara terus-menerus, baik di kalangan aparat, dunia usaha, maupun masyarakat;
5. pengembangan pariwisata senantiasa mengikutsertakan masyarakat, terutama masyarakat sekitar objek dan daya tarik wisata.
B. Kebijaksanaan pengaturan kelembagaan 1. pengembangan pariwisata bersifat lintas sektoral dan
multidisiplin, hal tersebut menuntut koordinasi antarinstansi/lembaga dan asosiasi yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pembangunan kepariwisataan daerah;
2. pengaturan kelembagaan diarahkan bagi keluwesan dan kemudahan birokrasi melalui penyederhanaan perijinan, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembangunan, pengembangan otonomi daerah dalam bidang kepariwisataan, serta peningkatan pendapatan daerah.
Strategi pengembangan usaha secara bertahap dan konsisten belum dijabarkan ke dalam
kebijaksanaan pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kebijaksanaan sebagai
arah tindak dan penjabaran dari strategi pengembangan usaha pariwisata, khususnya strategi
pengembangan usaha secara bertahap dan konsisten.
E. Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup
Strategi pengembangan pariwisata dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 yang
memuat aspek lingkungan hidup di dalamnya adalah strategi pengembangan produk wisata dan
strategi pemasaran dan promosi. Hal ini terkait dengan citra pariwisata yang akan dibangun oleh
Kabupaten Belitung, yaitu produk pariwisata yang mengedepankan keasrian lingkungan dan kondisi
alam. Strategi tersebut dijabarkan ke dalam kebijaksanaan khusus tentang lingkungan hidup, hanya
3-98
saja dalam kebijaksanaan tersebut, peraturan perundangan tentang pengelolaan lingkungan hidup
yang diacu masih yang lama, yaitu Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Saat ini, sudah ada undang-undang terbaru tentang lingkungan hidup, yaitu
Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Terkait dengan citra pariwisata berwawasan lingkungan yang akan dibangun, perlu dirumuskan
strategi khusus tentang pengelolaan lingkungan hidup yang lebih rinci yang mengacu pada
peraturan perundangan yang baru tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Tabel 3.7 Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung
STRATEGI KEBIJAKSANAAN
A. Strategi pengembangan produk wisata 5. menata dan mengembangkan produk wisata yang
berwawasan lingkungan.
B. Strategi pemasaran dan promosi 2. meningkatkan citra produk wisata Kabupaten Belitung
agar mampu bersaing dengan daerah-daerah wisata
lainnya yang sudah berkembang di Bangka Belitung
dengan dasar keasrian lingkungan ataupun kondisi
alam;
4. meningkatkan sadar wisata di kalangan para pejabat,
pengusaha, dan masyarakat agar tumbuh kegiatan
wisata yang berwawasan lingkungan.
Kebijaksanaan lingkungan hidup
1. pembangunan dan pengembangan pariwisata dilakukan dengan memakai prinsip pembangunan berwawasan lingkungan serta merujuk kepada peraturan perundangan yang berlaku (Undang-Undang No, 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup);
2. pembangunan dan pengembangan usaha sarana pariwisata dan bangunan pariwisata lainnya memperhatikan nilai-nilai arsitektural daerah;
3. lingkungan yang lestari merupakan salah satu sasaran pengembangan pariwisata.
a. RENCANA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN
Rencana pengembangan kepariwisataan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019
merupakan penjabaran dari kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan. Rencana
pengembangan kepariwisataan yang dirumuskan terdiri dari:
1. Rencana pembagian dan pengembangan Satuan Kawasan Wisata (SKW),
2. Rencana pengembangan objek dan daya tarik wisata,
3. Rencana pengembangan pemasaran dan promosi,
4. Rencana pengembangan sarana dan prasarana,
5. Rencana peningkatan sumber daya manusia,
6. Rencana pengaturan dan kelembagaan,
7. Rencana pengembangan objek wisata.
3-99
Berdasarkan aspek-aspek yang diatur pada rencana pengembangan kepariwisataan, perlu
dilakukan penstrukturan kembali rencana pengembangan dengan kebijaksanaan yang telah
dirumuskan. Aspek-aspek dalam rencana pengembangan pariwisata juga ada yang diatur berulang,
yaitu 2) rencana pengembangan objek dan daya tarik wisata, dan 7) rencana pengembangan objek
wisata. Kedua rencana tersebut sebenarnya dapat digabungkan karena memuat aspek yang sama.
Selain itu, terdapat aspek kebijaksanaan, yaitu lingkungan hidup, yang belum dijabarkan ke dalam
rencana.
Dalam kebijaksanaan pengembangan SKW dinyatakan bahwa SKW harus memiliki pusat kegiatan
wisata, jalur-jalur wisata, dan prioritas pengembangan SKW. Pada rencana pembagian dan
pengembangan SKW hanya ditetapkan pembagian SKW, belum ada arahan penetapan pusat
kegiatan wisata dan pengembangan jalur-jalur wisata. Pembagian SKW Kabupaten Belitung sebagai
berikut: 1) Kawasan Wisata Tanjung Pandan dan Badau, 2) Kawasan Wisata Sijuk, 3) Kawasan
Wisata Membalong, dan 4) Kawasan Wisata Nasik.
3-100
Gambar 3.1 Peta Satuan Kawasan Wisata Kabupaten Belitung
4-101
b. INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN
Indikasi program pengembangan kepariwisataan dijelaskan merupakan penjabaran dari rencana
pengembangan kepariwisataan. Dalam RIPPDA Kabupaten Belitung dijelaskan bahwa rencana
pengembangan kepariwisataan memberikan indikasi kawasan yang menjadi prioritas
pengembangan, serta indikasi program-program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu
pelaksanaan rencana. Walaupun demikian, indikasi kawasan prioritas tidak menyebutkan kawasan-
kawasan yang menjadi prioritasi, tetapi hanya menjelaskan tentang pengertian dari kawasan
prioritas.
Kawasan prioritas yang dimaksud dalam RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 adalah kawasan
yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- memiliki bobot/lingkup kepentingan nasional/regional dan mempunyai prioritas tinggi dalam
sektor pariwisata;
- memiliki prospek pengembangan ekonomi tingkat wilayah dan prospek pengembangan investasi
yang baik;
- berindikasi minat investasi oleh pemerintah maupun swasta dalam pengembangan
kawasannya;
- mampu memberikan perlindungan terhadap kondisi lingkungan global.
Indikasi progam pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung dirumuskan dengan kriteria
berikut:
- mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan;
- mempertimbangkan potensi dan masalah yang ada;
- konsistensi dengan arahan rencana pariwisata yang telah ditetapkan.
Dalam tabel indikasi program, diuraikan nama indikasi program, lokasi, instansi pelaksanaan, dan
tahapan pelaksanaan. Hanya saja belum dipetakan indikasi program yang dirumuskan merupakan
upaya untuk mewujudkan strategi, kebijaksanaan, atau rencana pengembangan pariwisata yang
mana.
4-102
Kotak 2. Rekomendasi Penyempurnaan RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019
Berdasarkan tinjauan terhadap RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019, beberapa rekomendasi yang
diberikan untuk menyempurnakan RIPPDA yang masih berlaku sampai tahun 2019 ini adalah:
1. menyesuaikan muatan RIPPDA Kabupaten Belitung dengan Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang
Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025;
2. mempertimbangkan fungsi dua kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung yang telah ditetapkan sebagai
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yaitu KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, dan Kawasan
Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), yaitu KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya, sebagai fungsi yang
harus didukung oleh Kabupaten Belitung dalam pengembangan kepariwisataan saat ini dan di masa yang akan
datang;
3. mengubah nama Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung menjadi
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Belitung, sesuai Undang-Undang No.
10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
4. menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan sasaran dengan perkembangan kondisi pariwisata yang saat ini terjadi dan
menyepakatinya bersama seluruh pemangku kepentingan;
5. menstrukturkan dan merumuskan kembali muatan RIPPARKAB Belitung agar arahan pengembangan yang
dirumuskan dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah disepakati kembali;
6. dalam menstrukturkan dan merumuskan muatan RIPPARKAB Belitung harus mengacu pada peraturan
perundangan terbaru baik di bidang kepariwisataan maupun yang terkait.
BAB 4
Kajian Hasil Penelitian tentang
Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung
4-103
Setelah RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 disusun, beberapa penelitian bagi
pengembangan kepariwisataan dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(Bappeda) Kabupaten Belitung sebagai bentuk tindak lanjut penyusunan RIPPDA Kabupaten
Belitung. Hasil-hasil penelitian tersebut menjadi masukan penting dalam menyempurnakan dan
menyusun RIPPARKAB Belitung, terutama dalam merumuskan arah, kebijakan, dan strategi
pembangunan kepariwisataan. Beberapa penelitian yang akan dikaji adalah:
- Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung, tahun 2010;
- Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung, tahun 2012;
- Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten Belitung, tahun
2013.
Pada bab ini akan dikaji hal-hal penting dari hasil penelitian tersebut yang akan menjadi masukan
dalam perumusan RIPPARKAB Belitung.
4.1 PEMETAAN TAPAK KAWASAN PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG
Penelitian tentang pemetaan tapak kawasan pariwisata dilakukan sebagai tindak lanjut dari
ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 7 Tahun 2001 tentang Tapak Kawasan
Pariwisata yang menetapkan beberapa lokasi sebagai tapak kawasan pariwisata Kabupaten
Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arah bagi upaya pengembangan kawasan
pariwisata sehingga memiliki daya tarik wisata yang dapat mendorong pertumbuhan sektor
pariwisata daerah, dengan:
1. mengumpulkan informasi mengenai kondisi umum, fisik lapangan, dan infrastruktur kawasan
pariwisata;
2. mengkaji arahan tapak-tapak kawasan pariwisata ke dalam peta;
3. mengkaji prospek investasi melalui analisis kelayakan usaha yang layak dikembangkan di
kawasan;
4. menyusun rekomendasi dan usulan langkah-langkah terhadap hasil dari penyusunan tapak
kawasan pariwisata Kabupaten Belitung.
Sasaran-sasaran yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah;
1. teridentifikasinya jenis kegiatan rekreasi dan objek wisata yang layak dikembangkan di
Kabupaten Belitung, di mana hal ini terkait dengan perumusan visi, misi, dan tujuan
pengembangan kawasan pariwisata tersebut;
4-104
2. terumuskannya pedoman pengembangan tapak kawasan pariwisata melalui tersusunnya
dokumen pemetaan tapak kawasan pariwisata yang nantinya akan berfungsi sebagai alat
pedoman pemerintah bagi kawasan pariwisata tersebut;
3. tersusunnya arah kebijakan, strategi, dan bentuk implementasi program berdasarkan skala
prioritas pengembangan yang akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak
berkepentingan dalam pengembangan tapak kawasan pariwisata.
Hasil akhir dari penelitian ini adalah penentuan tapak kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung.
Indikator yang digunakan sebagai faktor evaluasi penentuan tapak kawasan pariwisata adalah: 1)
daya tarik wisata, 2) ketersediaan fasilitas pelayanan pariwisata, 3) aksesibilitas, 4) dampak
ekonomi, 5) dampak sosial budaya, 6) dampak lingkungan. Masing-masing daya tarik wisata diberi
bobot penilaian untuk setiap kriteria, dengan nilai skor sebagai berikut: angka 5 untuk yang memiliki
nilai bagus, 3 untuk yang sedang, dan 1 untuk yang nilai rendah. Berdasarkan hasil penilaian, maka
daya tarik wisata yang terpilih sebagai tapak kawasan pariwisata untuk masing-masing jenis
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung
NO. KAWASAN PARIWISATA DAYA TARIK WISATA
1. KAWASAN KHUSUS - Pantai Tanjung Kelayang - Pantai Tanjung Tinggi - Pantai Penyairan - Pantai Tanjung Binga
2. KAWASAN KONSERVASI Pantai Bukit Berahu
3. KAWASAN WISATA KOTA Pantai Tanjung Pendam
4. KAWASAN PANTAI BARAT Pantai Penantungan
5. KAWASAN KEPULAUAN
MENDANAU (SELAT NASIK) - Hutan mangrove - Terumbu karang
6. KAWASAN PANTAI SELATAN - Pantai Tanjung Kiras - Pantai Batu Kura/Batu Belobang
7. KAWASAN BATU MENTAS
8. KAWASAN BUKIT
PARAMOUNT
- Bukit Paramount - Taman Wisata Tirta Alam Merundang
Indah
9. KAWASAN BUKIT BATU
GUNUNG BAGINDA
4-105
Sumber: Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung, Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2010.
4-106
Gambar 4.1 Satuan Kawasan Wisata berdasarkan hasil Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung
1-107
Setiap kawasan pariwisata kemudian dirumuskan program ruang dan ilustrasi rencana kawasan
tapaknya. Selain itu, bagian akhir dari penelitian ini menyajikan indikasi program tapak pariwisata
Kabupaten Belitung untuk tahun perencanaan 2011-2021. Tabel indikasi program yang dihasilkan
menggambarkan nama program, lokasi, pentahapan waktu pelaksanaan, dan pelaksana program.
Hasil akhir dari kegiatan Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung diharapkan
dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan dalam
perencanaan pengelolaan tapak kawasan pariwisata, serta untuk kepentingan lainnya, terutama
bagi para pelaku usaha di bidang pariwisata dalam melakukan investasi pariwisata di tapak
kawasan pariwisata.
4.2 STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN WISATA KOLONG EKS TAMBANG KABUPATEN
BELITUNG
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Kabupaten Belitung. Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang
dilaksanakan sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mengamankan dan
melindungi kawasan bekas pertambangan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungannya. Pariwisata sebagai sektor yang ramah lingkungan menjadi salah satu alternatif
pengelolaan kawasan bekas pertambangan agar dapat meningkatkan nilai ekonomis kawasan
tersebut.
Maksud dari kegiatan studi kelayakan ini adalah memberikan gambaran potensi pengembangan
wisata kolong eks tambang sebagai suatu sumber daya alam yang berkaitan erat dengan program
perencanaan pembangunan di bidang ekonomi, khususnya sektor kepariwisataan Kabupaten
Belitung. Selain itu, kegiatan studi ini juga dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan informasi
tematik mengenai potensi pengembangan pariwisata kolong eks tambang agar dapat dimanfaatkan
sebagai bahan tolok ukur mengenai kondisi pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung.
Untuk mencapai maksud tersebut, tujuan yang ditetapkan dari pelaksanaan studi kelayakan ini
adalah:
1. teridentifikasi dan terinventarisasi kawasan-kawasan bekas pertambangan yang memiliki
potensi sejarah, budaya, maupun keindahan alam yang menungkinkan untuk dikelola dan
dimanfaatkan secara sosial dan ekonomis dalam bentuk pemanfaatan dan pengendalian kolong
eks tambang wilayah Kabupaten Belitung;
1-108
2. teranalisisnya potensi kawasan-kawasan kolong eks tambang di Kabupaten Belitung sebagai
kawasan pariwisata alam yang bernilai ekonomis;
3. menganalisis faktor-faktor teknis, sosial ekonomi, sosial budaya, dan kebijakan mana yang
mampu meningkatkan nilai ekonomis;
4. tersusunnya strategi pengembangan kawasan kolong eks tambang di Kabupaten Belitung untuk
pemanfaatan pariwista dengan segala potensi yang ada dan kesesuaiannya pemanfaatannya;
5. tersusunnya rencana penataan pengembangan wisata kolong eks tambang prioritas yang
memperhatikan aspek kelestarian, keterpaduan, keragaman, serta karakteristik sosial budaya
kawasan;
6. terumuskannya langkah-langkah strategis dalam pengembangan wisata kolong eks tambang
sehingga menjadi suatu sumber daya alam yang potensial dan bernilai ekonomis;
7. memberikan bahan rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Belitung dalam rangka menyusun
rancangan kebijakan pemanfaatan wisata kolong eks tambang melalui pemberdayaan
masyarakat.
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan studi kelayakan ini yang terkait dengan substansi kegiatan
terdiri dari 2 (dua) jenis sasaran, yaitu sasaran umum dan sasaran spesifik. Sasaran-sasaran
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Sasaran Studi Kelayakan Pengembangan
Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung
NO. JENIS SASARAN URAIAN
1. SASARAN UMUM a) adanya profil potensi kawasan kolong eks tambang untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata;
b) arahan kebijakan dan strategi pengembangan, pelestarian, dan perlindungan kawasan kolong eks tambang;
c) rencana penataan kawasan; d) indikasi program pengembangan, pemanfaatan, pelestarian, dan
perlindungan terhadap kawasan dan benda-benda bekas pertambangan.
2. SASARAN SPESIFIK a) mengidentifikasi kondisi dan konsep rencana pengembangan wisata kolong eks tambang;
b) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan akses untuk menunjang pariwisata daerah;
c) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan fasilitas penunjang pariwisata daerah;
d) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan.
Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung,
Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2012
1-109
Penentuan kolong eks tambang yang menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai daya tarik
wisata dilakukan dengan menacu pada kriteria dan indikator berikut ini:
1. memperhatikan tipologi usia kolong: kolong eks tambang yang menjadi prioritas adalah kolong
yang berumur lebih dari 20 tahun karena kondisi biogeofisik kolong dalam umur tersebut sudah
semakin normal, seperti layaknya sebuah danau atau kolam tua, keanekaragaman hayati
kolong usia ini sudah menyerupai perairan tergenang alami, serta air di kolong ini sudah dapat
dimanfaatkan masyarakat bagi kehidupan sehari-hari;
2. kemudahan akses (tingkat pencapaian): kolong eks tambang yang menjadi prioritas adalah yang
memiliki aksesibilitas atau tingkat pencapaian terhadap pusat pelayanan (ibu kota kecamatan
dan kabupaten) yang mudah karena hal ini akan berpengaruh langsung terhadap
perkembangan pariwisata;
3. air tidak mudah kering: kolong terpilih harus memiliki kondisi air yang tidak mudah kering
walaupun dalam kondisi kemarau panjang;
4. memperhatikan status lahan kehutanan: kolong terpilih tidak berada dalam kawasan hutan
lindung Kabupaten Belitung sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 357/Menhut-
II/2004;
5. cakupan/luasan kolong: kolong terpilih memiliki luasan antara 0 – 60 ha sesuai dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
6. status operasional kolong: kolong terpilih adalah kolong yang secara operasional sudah tidak
ada aktivitas penambangan atau dengan kata lain status operasionalnya sudah tidak aktif
karena jika masih aktif sangat tidak mungkin melakukan pengembangan pariwisata.
Berdasarkan enam kriteria dan indikator tersebut dihasilkan sepuluh kolong eks tambang yang
menjadi prioritas untuk pengembangan pariwisata. Sepuluh kolong tersebut beserta rekomendasi
pengembangannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata
NO. NAMA KOLONG KOORDINAT KELURAHAN KECAMATAN JARAK DARI KOTA
TANJUNG PANDAN
REKOMENDASI
1. Juru Seberang 1 X: 0792537
Y: 9692150
Juru Seberang Tanjung
Pandan
5 – 6 km - Peruntukan wisata air (dayung) - Peruntukan budidaya ikan air
tawar
- Peruntukan sumber air baku
2. Juru Seberang 4 X: 0792299
Y: 9693283
Juru Seberang Tanjung
Pandan
5 – 6 km - Peruntukan wisata air (dayung) - Peruntukan budidaya ikan air
tawar - Peruntukan sumber air baku
1-110
NO. NAMA KOLONG KOORDINAT KELURAHAN KECAMATAN JARAK DARI KOTA
TANJUNG PANDAN
REKOMENDASI
- Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound
3. Badau X: 0809579
Y: 9689793
Badau Badau 20,75 km - Peruntukan wisata air - Peruntukan geowisata - Peruntukan sumber air baku
- Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound - Peruntukan areal motor cross
4. Murai 2 X: 0798018
Y: 9697081
Air Rayak Tanjung
Pandan
8 – 9 km - Peruntukan wisata air - Peruntukan geowisata
- Peruntukan sumber air baku
5. Kelekak Usang 2 X: 0799360
Y: 9694341
Perawas Tanjung
Pandan
8 – 10 km - Peruntukan wisata air
- Peruntukan budidaya ikan air tawar
- Peruntukan sumber air baku - Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound
6. Aik Kelubi X: 0796690
Y: 9694869
Pangkalalang Tanjung
Pandan
4 km - Peruntukan budidaya ikan air tawar
- Peruntukan geowisata - Sumber air bersih masyarakat
setempat
7. Murai 1 X: 0798185
Y: 9696870
Air Rayak Tanjung
Pandan
8 – 9 km Peruntukan geowisata
8. Perawas 1 X: 0800113
Y: 9694635
Perawas Tanjung
Pandan
8 – 9 km - Peruntukan budidaya ikan air tawar
- Peruntukan areal motor cross
9. Membalong X: 0794529
Y: 9652848
Membalong Membalong 55 km Peruntukan agrowisata
10. Air Selumar (Aik
Balo)
X: 0805963
Y: 9711566
Air Selumar Sijuk 35 km - Peruntukan geowisata - Peruntukan budidaya ikan air
tawar
Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung, Laporan Akhir,
Tahun Anggaran 2012
Selain menghasilkan lokasi kolong yang akan dikembangkan untuk pariwisata dan rekomendasi
pengembangannya, studi kelayakan ini juga menghasilkan arahan ruang kolong pada skala tapak
untuk masing-masing kolong terpilih, serta indikasi program pengembangan kolong eks tambang
untuk pariwisata. Indikasi program dibuat untuk masa perencanaan 2013-2023. Dua belas program
yang telah terindikasi dijabarkan ke dalam tabel yang berisikan informasi mengenai nama program,
lokasi, tahapan waktu pelaksanaan, dan instansi pelaksana program. Sebaran lokasi kolong terpilih
dapat dilihat pada gambar di halaman berikut.
1-111
1-112
Sumber: Dimodifikasi dari Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung,
Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2012.
Gambar 4.2 Peta Sebaran Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata
4.3 STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN
BELITUNG
Penelitian Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten Belitung
dilakukan pada tahun 2013 dengan maksud memberikan konsep dan rekomendasi bagi
perencanaan strategis kepariwisataan dalam beberapa hal berikut:
1. memecahkan masalah pengembangan potensi pariwisata di kawasan pariwisata yang sudah
ditetapkan;
2. memfasilitasi/mendukung pengembangan kawasan pariwisata yang berada di dalam kawasan
hutan negara yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung;
3. memicu pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah kawasan pariwisata dengan peningkatan
aksesibilitas dan mobilitas.
Sementara itu, tujuan dari studi kelayakan ini adalah:
1. untuk dapat memberikan keyakinan kepada pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk
pengembangan kawasan pariwisata yang sudah ditetapkan;
2. mengidentifikasi kelayakan potensi pariwisata ditinjau dari aspek teknis, finansial, dan
dampaknya terhadap pembangunan infrastruktur, pengembangan ekonomi wilayah, dampak
lingkungan, serta dampak sosial budaya masyarakat;
3. memberikan arah bagi upaya pengembangan kawasan pariwisata sehingga memiliki daya tarik
wisata yang dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata daerah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran studi kelayakan ini adalah:
1. teridentifikasinya kebijakan pengembangan potensi pariwisata di wilayah kajian dengan
mengacu pada beberapa kebijakan, meliputi RTRW, Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata,
Rencana Strategis, dan Rencana Strategis Daerah Kabupaten Belitung;
2. teridentifikasinya karakteristik wilayah geografis, lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya di
wilayah kajian;
1-113
3. teridentifikasinya pusat-pusat kegiatan serta estimasi besaran kebutuhan pada wilayah-wilayah
potensial di kawasan pariwisata.
Studi kelayakan ini memfokuskan penelitian terhadap dua lokasi, yaitu:
1. Kawasan Pariwisata Air Terjun Gunung Agung dan Gunung Kubing (Gua Nek Santen) Kecamatan
Membalong,
2. Kawasan Pariwisata Sungai Padang (Mangrove), Munsang, Tanjungsiantu, Kecamatan Sijuk.
Analisis kelayakan yang dilakukan terhadap kedua kawasan tersebut mencakup:
1. Kelayakan teknis, dengan variabel penilaian:
- efektivitas: apakah pengembangan kawasan pariwisata akan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan?
- ketercukupan (adequacy): apakah semua tujuan/kebutuhan (secara teknis) cukup tercapai?
Semua masalah cukup teratasi?
2. Kelayakan ekonomi dan finansial, dengan variabel:
- efisiensi ekonomis: tingkat pencapaian tujuan dengan sumber daya (dana) yang ada;
- profitabilitas: tingkat keuntungan yang akan dapat diperoleh;
- efektivitas: dapat mencapai tujuan dengan biaya yang minimal.
3. Kelayakan sosial budaya, dengan variabel dampak pariwisata pada kegiatan masyarakat,
pendapatan masyarakat, dan pengurangan pengangguran.
4. Kelayakan politis dan hukum, dengan variabel:
- dapat diterima tidaknya (acceptability) oleh sebagian besar pemeran politik;
- sesuai atau tepat tidaknya (appropriateness) dengan nilai-nilai politis HAM, pemerataan, dan
keadilan;
- merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness) dilihat dari
kelompok sasaran;
- sesuai peraturan perundang-undangan (legalicy) atau tidak.
Hasil penilaian kelayakan ekonomi dan finansial yang dilakukan menunjukkan sebagai berikut:
1. Gunung Kubing: kelayakan ekonomi pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Kubing dan
Gunung Agung memenuhi tingkat investasi karena keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan
pada kawasan pariwisata akan berdampak pada kenaikan pendapatan masyarakat dan
peningkatan Pendapatan Asli Daerah;
1-114
2. Sungai Padang: kelayakan ekonomi pengembangan Kawasan Pariwisata Sungai Padang
memenuhi tingkat investasi karena keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan pada kawasan
pariwisata akan berdampak pada kenaikan pendapatan masyarakat.
Selain hasil analisis kelayakan, studi ini juga menghasilkan rekomendasi terhadap strategi dan
rencana pengembangan kedua daya tarik wisata. Rekomendasi tersebut terdiri dari:
1. Rekomendasi strategi dan rencana pengembangan daya tarik wisata:
a) pengembangan produk pariwisata pada Gunung Agung dan Gunung Kubing;
b) pengembangan produk pariwisata Sungai Padang (mangrove);
c) pemasaran daya tarik wisata;
d) pengembangan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata;
e) pengembangan usaha dan investasi pariwisata sehingga dapat menguntungkan pihak
pemerintah dan masyarakat setempat.
Rekomendasi pengembangan produk pariwisata masing-masing kawasan sebagai berikut:
KAWASAN GUNUNG KUBING
(Air Terjun Pancor dan Gua Nek Santan)
KAWASAN SUNGAI PADANG
(Mangrove)
Jalur trekking
Penerangan jalan pada rute
Marka trekking
Penambahan tiga shelter pada masing-
masing tujuan trekking
Penyediaan sarana toilet
Gazebo bagi tempat beristirahat pada
kawasan air terjun Pancor puncak
Sarana wisata lainnya, seperti musholla,
parkir
Pengembangan kawasan hutan mangrove
Gazebo untuk melihat hutan mangrove
Penerangan di kawasan wisata mangrove
Tersedianya pondok istirahat
Tersedianya menara pandang
Sarana wisata lainnya, seperti toilet,
musholla, parkir.
2. Rekomendasi strategi dan rencana tapak kawasan pariwisata:
Seriap satuan kawasan wisata terbentuk oleh tiga elemen dasar, yaitu nucleus (inti),
inviolate belt, dan zone of closure;
membuat trayek khusus bagi trekking pendakian ke beberapa kawasan, seperti
perkemahan, air terjun, puncak, ziarah makam, dan trayek pendakian lainnya.
3. Rekomendasi strategi dan rencana penguatan sumber daya manusia dan pemberdayaan
masyarakat:
Pembinaan sejak dini nilai-nilai tradisi, budaya, serta adat setempat melalui pendidikan
formal, misalnya melalui kurikulum pendidikan;
1-115
mengupayakan manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata dapat dirasakan oleh
masyarakat di sekitar daya tarik wisata;
penyuluhan kepada kelompok penggerak pariwisata.
4. Rekomendasi strategi dari segi HKM-hutan kemasyarakatan:
pembentukan dan pengembangan kelembagaan kelompok;
permohonan dalam mendapatkan izin;
pembuatan rencana kerja HKM;
pelaksanaan kegiatan pemanfaatan HKM yang berprinsip pada pengelolaan hutan
berkelanjutan;
akses pasar dan modal;
pengembangan usaha kelompok.
Selain rekomendasi terhadap strategi dan rencana pengembangan, studi ini juga menghasilkan
indikasi program pengembangan yang terdiri dari aspek pengembangan, uraian kegiatan, tahapan
waktu pelaksanaan, dan instansi pengelola.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menjadi dasar pertimbangan dan masukan bagi
penyusunan Ripparkab Belitung, khususnya dalam pengembangan produk pariwisata. Hasil
penelitian merupakan bagian dari upaya mengidentifikasi sumber daya pariwisata yang potensial
dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Kabupaten Belitung.
Berbagai strategi maupun indikasi program yang sudah disusun juga dapat dijadikan bahan
masukan untuk mengintegrasikan berbagai upaya yang dilakukan dalam pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung. Ripparkab Belitung sebagai acuan dan panduan bagi
pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung menjadi media untuk mengintegrasikan dan
mensinergikan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk membangun kepariwisataan Kabupaten
Belitung.
KATA PENGANTAR
1-116
Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Belitung dalam upaya memacu
pertumbuhan perekonomian daerah selain sektor perikanan dan kelautan serta sektor
perhubungan. Pemilihan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan Kabupaten Belitung didasari
atas beragamnya potensi pariwisata yang dimiliki dan besarnya dukungan pemangku kepentingan di
Kabupaten Belitung yang mendorong pembangunan sektor pariwisata.
Dalam kerangka meningkatkan kualitas sektor kepariwisataan di Kabupaten Belitung maka
dibutuhkan sebuah perencanaan pembangunan kepariwisataan yang terintegratif dan
komprehensif. Badan Perencananaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Belitung
bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut
Teknologi Bandung dalam hal ini Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par)
Institut Teknologi Bandung melakukan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Daerah (RIPPARDA) dan penyusunan Naskah Akademik rancangan PeraturanDaerah (Perda) tentang
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Belitung pada tahun
2014.
Laporan Akhir ini disusun dengan memperhatikan struktur penulisan dan pertimbangan akademik
sehingga didapatkan dokumen laporan yang sistematis yang terdiri dari tujuh bab dengan uraian
sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; Bab II Kepariwisataan Kabupaten Belitung Dalam Kebijakan
Pembangunan Kepariwisataan; Bab III Tinjauan Terhadap Rippda Terdahulu; Bab IV Kajian Terhadap
Hasil Penelitian Terdahulu; Bab V Kepariwisataan Belitung; Bab VI Arah Pembangunan
kepariwisataan Belitung; Bab VII Kebijakan dan Strategi Pembangunan kepariwisataan dan Bab VIII
Rencana Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung; Bab IX Program dan Indikasi
Kegiatan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dan Bab X Mekanisme Pemantauan
dan Evaluasi.
Penyusunan laporan Akhir ini tidak terlepas dari kekurangan sehingga saran dan kritik sangat kami
harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas kerjasama, bantuan dan kontribusinya
sehingga laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan penyusunannya.
Akhirnya, kami berharap semoga proses perencanaan pembangunan kepariwisataan daerah
Kabupaten Belitung dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi upaya meningkatkan
kualitas kepariwisataan Kabupaten Belitung dimasa yang akan datang.
Bandung, Juli 2014
Tim Penyusun
1-117
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1-
1
1.2 Tujuan dan Sasaran .......................................................................................... 1-
4
1.3 Keluaran ........................................................................................................... 1-
5
1.4 Ruang Lingkup .................................................................................................. 1-
5
1.5 Metodologi ........................................................................................................... 1-
6
1.6 Jangka Waktu Ripparkab Belitung ..................................................................... 1-
11
1.7 Sistematika Laporan ......................................................................................... 1-
11
BAB 2 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
2.1 Amanat Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten
dan Arahan Pembangunan Kepariwisataan di Indonesia ............................... 2-
1
2.1.1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2-
1
2.1.2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 ..................................... 2-
3
2.1.3 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ........ 2-
4
2.1.4 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ......... 2-
4
2.1.5 Peraturan Pemerintah no. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota .................................................................................. 2-
7
1-118
2.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Pembangunan
Kepariwisataan Nasional .................................................................................. 2-
10
2.2.1Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (RTRWN) ................................................................................ 2-
10
2.2.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) .............................................. 2-
12
2.2.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Mendukung Kunjungan
Kapal Wisata (Yacht) Asing ke Indonesia ............................................ 2-
14
2.3 KepariwisataanKabupaten Belitung
dalamStrategiPengembanganDestinasiUnggulandanDesaWisata di
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung ................................................................ 2-16
2.4 Kepariwisataan Kabupaten Belitung Dalam Kebijakan Dan Pembangunan
Wilayah Kabupaten Belitung ............................................................................ 2-
30
2.4.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung ....................... 2-
31
2.4.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031 ................................ 2-
32
2.4.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Aksi Pariwisata
Kawasan Sijuk ...................................................................................... 2-
38
BAB 3 TINJAUAN TERHADAP RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH
(RIPPDA) KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2009-2019
3.1 Kesesuaian Rippda Kabupaten Belitung 2009 – 2019 dengan Undang-Undang
No. 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 ............ 3-1
3.2 Arahan Pembangunan Kepariwisataan dalam Rippda Kabupaten Belitung Tahun
2009-2019 ........................................................................................................ 3-
4
3.2.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pengembangan Kepariwisataan ...... 3-
4
3.2.2Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan............... 3-
5
3.3 Rencana Pengembangan Kepariwisataan ....................................................... 3-
11
3.4 Indikasi Program Pengembangan Kepariwisataan.......................................... 3-
14
BAB 4 KAJIAN HASIL PENELITIAN TENTANG PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN BELITUNG
4.1 Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................... 4-
1
1-119
4.2 Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten
Belitung ............................................................................................................. 4-
4
4.3 Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten
Belitung ............................................................................................................. 4-
9
BAB 5 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG
5.1 Kondisi Umum Kabupaten Belitung Dalam Mendukung Pembangunan
Kepariwisataan ................................................................................................. 5-
1
5.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Belitung ............................................ 5-
1
5.1.2 Kondisi Fisik Wilayah ............................................................................ 5-
3
5.1.3 Sejarah Belitung sebagai Potensi Pariwisata ....................................... 5-
4
5.1.4 Sumber Daya Geologis sebagai Potensi Pariwisata ............................ 5-
6
5.1.5 Sumber Daya Hayati sebagai Potensi Pariwisata ................................ 5-
9
5.1.6 Potensi Sosial Budaya Masyarakat ...................................................... 5-
10
5.1.7 Potensi Penduduk sebagai Sumber Daya Manusia Pendukug Pariwisata
.............................................................................................................. 5-
12
5.2 Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................................ 5-
15
5.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ......................................................................... 5-
15
5.2.2 Laju Inflasi ............................................................................................. 5-
16
5.2.3 Kontribusi Pariwisata terhadap Perekonomian ................................... 5-
17
5.3 Kabupaten Belitung Sebagai Destinasi Pariwisata ......................................... 5-
18
5.3.1 Potensi Daya Tarik Wisata Kolong Tambang ....................................... 5-
21
5.3.2 Aksesibilitas .......................................................................................... 5-
27
5.3.3 Fasilitas Pariwisata ............................................................................... 5-
33
5.3.4 Fasilitas Umum ...................................................................................... 5-
38
5.3.5 Prasarana Umum .................................................................................. 5-
43
5.3.6 Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. 5-
45
1-120
5.4 Pasar Pariwisata................................................................................................ 5-
47
5.4.1 Jumlah dan Perkembangan Pasar Wisatawan .................................... 5-
47
5.4.2 Karakteristik Pasar Wisatawan ............................................................. 5-
48
5.5 Kelembagaan Kepariwisataan Kabupaten Belitung ....................................... 5-
57
5.5.1 Asosiasi Pariwisata ................................................................................ 5-
57
5.5.2 Kelembagaan Pemerintah Terkait Pariwisata ...................................... 5-
59
5.5.3 Kelembagaan Lain Terkait Pariwisata .................................................. 5-
62
5.5.4 Organisasi Pariwisata di Lingkungan Masyarakat ............................... 5-
64
5.5.5 Pemetaan Pemangku Kepentingan Kepariwisataan di Kabupaten
Belitung ................................................................................................. 5-
65
5.5.6 Sumber Daya Manusia Pariwisata ....................................................... 5-
72
5.5.7 Lembaga Pendidikan Kepariwisataan ................................................. 5-
72
5.6 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT) Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung ............................................................... 5-
73
5.7 Isu-Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan ............................................. 5-
74
BAB 6 ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG
6.1 Prinsip Pembangunan Kepariwisataan ............................................................ 6-
1
6.2 V isi .................................................................................................................... 6-
9
6.3 Misi ................................................................................................................... 6-
12
6.4 Tujuan ............................................................................................................... 6-
13
6.5 Konsep Pembangunan Kepariwisataan ........................................................... 6-
16
BAB 7 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN
BELITUNG
7.1 Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan ....................................................... 7-
1
7.2 Strategi Pembangunan Kepariwisataan .......................................................... 7-
3
7.2.1 Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata ......................................... 7-
3
1-121
7.2.2 Strategi Pembangunan Industri Pariwisata............................................ 7-
5
7.2.3 Strategi Pemasaran Pariwisata .............................................................. 7-
6
7.2.4 Strategi Kelembagaan Kepariwisataan .................................................. 7-
8
BAB 8 RENCANA PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG
8.1 Rencana Struktur Perwilayahan PariwisataKabupaten................................... 8-
1
8.2 Rencana Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten ............................ 8-
2
8.3 Rencana Kawasan Strategis PariwisataKabupaten ........................................ 8-
6
BAB 9 PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN
KABUPATEN BELITUNG
BAB 10 MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI
10.1 Tujuan dan Sasaran Pemantauan dan Evaluasi..............................................
10-1
10.2 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi ..........................................................
10-1
10.3 Waktu Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi ..............................................
10-2
10.4 Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi ..................................................................
10-2
LAMPIRAN
1-122
DAFTAR TABEL
TABEL 2.1 Pembagian Kewenangan Urusan Pemerintahan Berdasarkan Undang–
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .................. 2-2
TABEL 2.2 Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam PP No. 38 Tahun 2007
Tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota ....................................................... 2-9
TABEL 2.3 Target yang Dapat Dicapai dengan Penerapan SMART dalam
Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .. 2-20
TABEL 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan
Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................. 2-29
TABEL2.5 Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung ..................................................................... 2-30
TABEL2.6 Fokus Pembangunan Kepariwisataan setiap Tahap Pembangunan
Jangka Menengah Kabupaten Belitung ................................................... 2-34
TABEL 2.7 Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung .................. 2-35
TABEL 2.8 Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung .................. 2-38
TABEL 2.9 Fokus Lokasi dan Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk .................... 2-41
TABEL 3.1 Kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 denganUndang-
Undang (UU) No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No.
50Tahun 2011 .......................................................................................... 3-2
TABEL 3.2 Aspek-Aspek yang Diatur dalam Strategi dan Kebijaksanaan
Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung...................................... 3-5
TABEL 3.3 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata Kabupaten
Belitung ...................................................................................................... 3-6
TABEL 3.4 Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi Kabupaten
Belitung ...................................................................................................... 3-8
TABEL 3.5 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan
Prasarana Kabupaten Belitung ................................................................. 3-9
TABEL 3.6 Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber
Daya Manusia dan Pengaturan Kelembagaan Kabupaten Belitung ...... 3-10
TABEL 3.7 Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup Kabupaten
Belitung ...................................................................................................... 3-11
TABEL 4.1 Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ..................................... 4-2
TABEL 4.2 Sasaran Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong
Eks Tambang Kabupaten Belitung ........................................................... 4-5
TABEL 4.3 Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata ......................... 4-6
TBAEL 5.1 Data Kecamatan Kabupaten Belitung ...................................................... 5-1
TABEL 5.2 Data Klimatologi Kabupaten Belitung Tahun 2012 ................................. 5-4
TABEL5.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012
Berdasarkan Agama .................................................................................. 5-10
TABEL5.4 Jumlah Kejahatan di Kabupaten Belitung Tahun 2009 – 2012 ............. 5-12
TABEL 5.5 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung Tahun 2012...................... 5-13
TABEL 5.6 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung Tahun 2011-2012 ............ 5-16
TABEL 5.7 Daftar Daya Tarik Wisata di Kabupaten Belitung..................................... 5-22
TABEL5.8 Daftar Pelabuhan dan Pelayaran di Kabupaten BelitungTahun 2014 ... 5-28
TABEL 5.9 Rute Penerbangan ke Kabupaten Belitung Tahun 2014 ........................ 5-29
Tabel 5.10 Rute Angkutan Umum Darat di Kabupaten Belitung Tahun 2014 .......... 5-31
Tabel 5.11 Fasilitas Akomodasi di Kabupaten Belitung Tahun 2009 – 2014 .......... 5-34
Tabel 5.12 Fasilitas Makan dan Minum di Kabupaten Belitung Tahun 2014 .......... 5-36
1-123
Tabel 5.13 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Belitung Tahun 2008 – 2012 ........... 5-38
Tabel 5.14 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Belitung Tahun 2008 – 2012 ........ 5-39
Tabel 5.15 Jumlah Bank Yang Beroperasi di Kabupaten Belitung
Tahun 2011 – 2012.................................................................................. 5-41
Tabel 5.16 Alamat Bank Pemerintah, Swasta dan ATM yang beroperasi
di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012 ............................................ 5-42
Tabel 5.17 Jumlah Tempat Ibadah di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012 ..... 5-43
Tabel 5.18 Data Jumlah Pelanggan dan Jumlah Pemakaian Air PDAM di Kabupaten
Belitung Tahun 2008 – 2012 ................................................................... 5-43
Tabel 5.19 Data Ketersediaan Sarana Komunikasi di Kabupaten Belitung Tahun
2011 ......................................................................................................... 5-44
Tabel 5.20 Data Produksi Listrik PT PLN Wilayah Tanjung Pandan Tahun
2008 – 2012 ............................................................................................. 5-45
Tabel 5.21 Data Pokdarwis di Kabupaten Belitung .................................................... 5-45
Tabel 5.22 Data Desa Penerima PNPM Pariwisata di Kabupaten Belitung .............. 5-46
Tabel 5.23 Profil Wisatawan Nusantara Kabupaten Belitung ................................... 5-49
Tabel 5.24 Karakteristik Perjalanan Wisatawan Nusantara ...................................... 5-51
Tabel 5.25 Persepsi Wisatawan Nusantara
terhadap Kepariwisataan Kabupaten Belitung ....................................... 5-53
Tabel 5.26 Profil Wisatawan Mancanegara Kabupaten Belitung ............................. 5-54
Tabel 5.27 Karakteristik Perjalanan Wisatawan Mancanegara ................................. 5-55
Tabel 5.28 Persepsi Wisatawan Mancanegara
Terhadap Kepariwisataan Kabupaten Belitung ...................................... 5-57
Tabel 5.29 Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Belitung ................ 5-60
Tabel 5.30 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Belitung...................... 5-65
Tabel 5.31 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pengaruh Pemangku
Kepentingan dalam Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung 5-69
Tabel 5.32 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pengaruh Pemangku
Kepentingan dalam Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung 5-71
Tabel 5.33 Jumlah Sumber Daya Manusia Pariwisata yang Tersertifikasi Tahun
2011-2013 ................................................................................................ 5-72
Tabel 5.34 Daftar Lembaga Pendidikan Pariwisata di Kabupaten Belitung Tahun
2014 ......................................................................................................... 5-73
Tabel 5.35 Tabel SWOT Kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................... 5-73
Tabel 7.1 Target JumlahKunjunganWisatawanberdasarkanTigaSkenario
PertumbuhanWisatawanKabupaten Belitung .......................................... 7-7
Tabel 8.1 RencanaKawasanPengembanganPariwisataKabupaten Belitung.......... 8-3
Tabel 8.2 RencanaKawasanStrategisPariwisataKabupaten Belitung ..................... 8-7
Tabel 9.1 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan DestinasiPariwisata
Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-2
Tabel 9.2 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan IndustriPariwisata
Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-19
Tabel 9.3 Program danIndikasiKegiatanPemasaranPariwisata
Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-23
Tabel 9.4 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan Kelembagaan
KepariwisataanKabupaten Belitung ......................................................... 9-27
1-124
1-125
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Belitung ........ ...................................... 1-5
Gambar 1.2 KerangkaPemikiranKegiatanPenyusunan RIPPARKAB Belitung........ 1-8
Gambar 1.3 TahapanPenyusunan RIPPARKAB Belitung ........................................ 1-10
Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Wilayah Nasional dalam RTRWN ............................ 2-13
Gambar 2.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan Sekitarnya ..................... 2-15
Gambar 2.3 Peta KSPN Tanjung Kelayang danSekitarnya ..................................... 2-15
Gambar 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan
Kepariwisataan Nasional ..................................................................... 2-18
Gambar 2.5 Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan dan Kepariwisataan
Regional Sebagai Pembentuk Konsep SMART ................................... 2-19
Gambar 2.6 Kerangka dan Pilar SMART .................................................................. 2-20
Gambar 2.7 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan ................................ 2-24
Gambar 2.8 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....... 2-25
Gambar 2.9 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan Sekitarnya ................. 2-26
Gambar 2.10 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan Sekitarnya ............................ 2-26
Gambar 2.11 Jalur Wisata Utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
Sekitarnya............................................................................................. 2-27
Gambar 2.12 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
Sekitarnya............................................................................................. 2-28
Gambar 2.13 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
Sekitarnya............................................................................................. 2-28
Gambar 2.14 KSK Pariwisata Sijuk ............................................................................ 2-39
Gambar 2.15 Wilayah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung .................. 2-41
Gambar 3.1 Peta Satuan Kawasan Wisata Kabupaten Belitung ........................... 3-13
Gambar 3.2 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya ................................... 3-3
Gambar 3.3 Posisi kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam kebijakan
kepariwisataan nasional ..................................................................... 3-5
Gambar 3.4 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan ............................... 3-7
Gambar 3.5 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...... 3-8
Gambar 3.6 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya ................. 3-9
Gambar 3.7 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya ........................... 3-9
Gambar 3.8 Jalur wisata utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
sekitarnya ............................................................................................. 3-11
Gambar 3.9 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
Sekitarnya............................................................................................. 3-11
Gambar 3.10 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan
Sekitarnya............................................................................................. 3-12
Gambar 4.1 Satuan Kawasan Wisata berdasarkan hasil Pemetaan Tapak
Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................................... 4-3
Gambar 4.2 Peta Sebaran Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan
Pariwisata ............................................................................................. 4-8
Gambar 5.1 Peta wilayah administrasi Kabupaten Belitung .................................. 5-2
Gambar 5.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung Tahun
2008 – 2012 ....................................................................................... 5-13
Gambar 5.3 Perkembangan jumlah potensi sumber daya manusia yang dapat
dimanfaatkan oleh sektor pariwisata ................................................. 5-15
Gambar 5.4 Laju Inflasi Kabupaten Belitung 2005-2012 ..................................... 5-16
1-126
Gambar 5.5 Kontribusi pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Belitung tahun
2005-2012 ........................................................................................... 5-17
Gambar 5.6 Sebaran Daya Tarik Wisata Kabupaten Belitung ............................... 5-19
Gambar 5.7 Peta Jaringan Transportasi di kabupaten Belitung ............................ 5-32
Gambar 5.8 Grafik Pertumbuhan Hotel di Kabupaten Belitung ............................ 5-34
Gambar 5.9 Peta Sebaran Akomodasi di Kabupaten Belitung Tahun 2014 ......... 5-35
Gambar 5.10 Perkembangan Jumlah BPW dan APW di Kabupaten Belitung
Tahun 2009 – 2013 ............................................................................ 5-37
Gambar 5.11 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Belitung Tahun
2014 ..................................................................................................... 5-40
Gambar 5.12 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Belitung Tahun
2008 – 2012 ....................................................................................... 5-48
Gambar 5.13 Pemetaan peran pemangku kepentingan dalam pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 5-67
Gambar 6.1 Dasar pertimbangan penentuan prinsip-prinsip pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-2
Gambar 6.2 Dasar pertimbangan perumusan visi pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung ............................................................................. 6-9
Gambar 6.3 Dasar pertimbangan perumusan misi pembangunan kepariwisataan
Kabupaten Belitung ............................................................................. 6-13
Gambar 6.4 Dasar pertimbangan perumusan tujuan pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-14
Gambar 6.5 Keterkaitan antara prinsip, visi, misi, dan tujuan pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-16
Gambar 7.1 Dasar pertimbangan perumusan kebijakan pembangunan
kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 7-2
Gambar 8.1 Peta RencanaPengembanganPerwilayahanPariwisataKabupaten
Belitung ................................................................................................ 8-2
Gambar 8.2 Peta Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung ............................. 8-5
Gambar 10.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan
Program/Kegiatan dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Belitung .................................................... 10-5
DAFTAR LAMPIRAN
1-127
1. Lampiran Daya Tarik Wisata
2. Lampiran Data Akomodasi
3. Lampiran Data Home Stay
4. Lampiran Data Rumah Makan
5. Lampiran Data Biro Perjalanan Wisata
6. Lampiran Data Kegiatan Wisata