10-1 · 10-2 bab 1 pendahuluan 1.1 latar belakang pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan...

127
10-1

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-1

Page 2: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-2

BAB 1

Pendahuluan

1.1 LATAR BELAKANG

Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa

dekade terakhir telah menjadi magnet yang mampu menarik setiap daerah untuk turut serta

mengembangkannya. Tingginya keinginan pemerintah daerah untuk mengembangkan sektor

kepariwisataan tidak terlepas dari besarnya dampak ikutan (tricle down effect) yang dapat didorong

oleh pertumbuhan sektor pariwisata, selain karena pariwisata dikenal sebagai sektor yang ramah

lingkungan. Saat ini hampir setiap pemerintah daerah menempatkan sektor pariwisata sebagai

salah satu sektor unggulan pembangunan. Pemerintah daerah seolah berlomba untuk

meningkatkan citra dan pendapatan daerahnya masing-masing melalui sektor pariwisata.

Sebagai sektor yang sangat erat kaitannya dengan berbagai sektor lain, pariwisata tidak dapat

berdiri sendiri dalam pelaksanaan pembangunannya. Dukungan berbagai sektor terkait sangat

penting dalam menjamin terselenggaranya pembangunan sektor pariwisata. Selain itu,

pembangunan sektor pariwisata di suatu daerah tidak bisa hanya bergantung kepada upaya yang

dilakukan pemerintah, akan tetapi memerlukan peran serta aktif dari pihak swasta dan masyarakat.

Peran pihak swasta penting dalam kerangka menopang keterbatasan kemampuan pemerintah

untuk membangun berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukung pariwisata lainnyanya.

Sementara itu, peran masyarakat sangat penting agar pembangunan kepariwisataan yang dilakukan

berdampak signifikan terhadap upaya mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara

umum dan mengurangi berbagai dampak negatif yang mungkin ditimbulkan sekecil mungkin.

Di sisi lain, keterikatan sektor pariwisata dengan sektor lain menjadikan pariwisata sebagai sektor

yang dapat menjembatani berbagai kepentingan pembangunan yang seringkali terhambat karena

adanya egosektoral. Posisi pariwisata yang sangat cair menjadikan pariwisata dapat didekati dengan

berbagai cara pendekatan pembangunan sesuai dengan konteks dan potensi daerahnya masing-

masing.

Page 3: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-3

Kabupaten Belitung selama ini dikenal sebagai daerah penghasil timah dengan eksplorasi timah

perusahaan besar maupun pertambangan timah rakyat. Dengan identitas sebagai daerah

pertambangan timah menjadikan Kabupaten Belitung mempunyai karakteristik khusus dalam

membangun relasi antara pariwisata dan pertambangan. Tidak dapat dipungkiri selama ratusan

tahun terakhir timah telah banyak memberikan manfaat bagi Kabupaten Belitung, Namun demikian,

disisi lain tinggalan kerusakan alam yang terjadi di hampir setiap sudut kawasan dan semakin

menurunnya kontribusi sektor pertambangan terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD) menjadikan

Kabupaten Belitung harus berhitung ulang dalam menetapkan prioritas pembangunaannya

kedepan. Sektor pariwisata sebagai industri yang dikenal relatif ramah terhadap lingkungan dan

berkelanjutan merupakan sektor yang diharapkan dapat berkembang lebih baik di kabupaten

Belitung sebagai sektor pembangunan pasca tambang.

Sementara itu, sebagai pintu gerbang masuk ke Pulau Belitung dengan keberadaan pelabuhan

utama dan bandar udara, Kabupaten Belitung mempunyai posisi yang sangat strategis. Letak yang

strategis ini harus mampu ditangkap dan dimanfaatkan secara maksimal agar dapat mendorong

perkembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung. Perkembangan pariwisata yang meningkat

pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pula kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung

secara umum. Jarak Kabupaten Belitung dari Jakarta sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan

mancanegara ke Indonesia yang hanya memerlukan waktu tempuh sekitar 45 menit – satu jam

penerbangan menjadi nilai lebih dari sisi aksesibilitas. Hal ini ditambah dengan semakin

meningkatnya minat berbagai maskapai penerbangan untuk membuka jalur penerbangan ke

Belitung dari berbagai kota besar di Indonesia.

Selain keuntungan geografis dan aksesibilitas yang realtif baik, Kabupaten Belitung juga

diuntungkan dengan adanya momentum “Laskar Pelangi”. Fenomena Laskar Pelangi telah ikut

memperkenalkan Pulau Belitung ke berbagai pelosok nusantara bahkan hingga ke mancanegara

sebagai salah satu pulau yang memiliki keindahan alam yang unik dan luar biasa. Film dan novel

laskar pelangi yang telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa di dunia dapat dijadikan

momentum mendorong berbagai daya tarik wisata yang ada di Kabupaten Belitung agar dapat lebih

dikenal oleh wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Selain itu, momentum ini tentu saja

harus mampu dimanfaatkan dengan cerdas agar citra yang telah terbentuk di masyarakat dapat

dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam upaya pemasaran berbagai produk pariwisata Kabupaten

Belitung.

Berbagai kelebihan potensi pariwisata Kabupaten Belitung di satu sisi telah memunculkan harapan

akan pembangunan sektor pariwisata di masa depan yang lebih baik, namun di sisi lain hal ini

memunculkan potensi permasalahan yang jika tidak diantisipasi akan menghambat proses

Page 4: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-4

pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung kedepan. Salah satu permasalahan tersebut

adalah terbatasnya sumber daya manusia pariwisata berkualitas yang dapat menopang

perkembangan sektor kepariwisataan di Kabupaten Belitung. Peningkatan kapasitas dan kualitas

sumber daya manusia di sektor pariwisata mutlak diperlukan untuk dapat menopang perkembangan

pariwisata yang sangat cepat di Kabupaten Belitung. Sumber daya manusia yang berkualitas yang

berasal dari masyarakat Belitung sendiri secara langsung dapat memberikan manfaat positif bagi

peningkatan kontribusi pariwisata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Belitung.

Selain hal tersebut, potensi permasalahan lain yang mengemuka adalah menyangkut penguasaan

lahan. Besarnya perkembangan pariwisata di Pulau Belitung telah banyak menyedot para pemilik

modal untuk kemudian secara beramai-ramai membali lahan diberbagai penjuru pulau tidak

terkeculai di sekitar daya tarik wisata yang ada. Disatu sisi fenomena ini menunjukan bahwa

Belitung sangat manarik bagi investor, namun disisi lain bila tidak sesuai dengan aturan tata ruang

maka hal ini justeru akan menyulitkan pengembangan berbagai daya tarik wisata yang ada karena

sebagian lahannya telah dikuasai oleh pihak swasta. Oleh karena itu sangat penting membangun

pendekatan pembangunan pariwisata yang tepat dan efektif untuk mengakomodasi berbagai

kepentingan yang ada tanpa mengorbankan keberlanjutan dan esensi pembangunan sektor

pariwisata yang bertujuan untuk mensejahterakan rakyat Kabupaten Belitung.

Pendekatan yang tepat dan efektif dalam upaya pembangunan kepariwisataan suatu daerah dapat

diwujudkan apabila dilakukan dengan perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik

memungkinkan pembangunan kepariwisataan dapat terintegrasi dengan berbagai sektor

pembangunan yang ada. Seperti yang termuat dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan dilakukan berasarkan rencana induk pembangunan

kepariwisataan. Sebagai sebuah dokumen resmi, rencana ini dapat menjadi rujukan bagi

pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung agar lebih terarah dan menghasilkan manfaat

yang maksimal.

Pada tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019. Terbitnya Undang-Undang No.

10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 mendorong perlu

dilakukan telaahan terhadap kesesuaian antara amanat dan arahan pembangunan kepariwisataan

yang termuat dalam dua peraturan perundangan tersebut dengan muatan dalam RIPPDA

Kabupaten Belitung.

Page 5: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-5

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung (Ripparkab Belitung) ini

merupakan penyempurnaan dari RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019, yang telah

disesuaikan dengan arahan Undang-Undang 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan

Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional

Tahun 2010-2025. RiPPARKAB Belitung diharapkan dapat menjadi pedoman bagi seluruh

pemangku kepentingan pariwisata dalam upaya menjadikan Kabupaten Belitung sebagai salah satu

destinasi pariwisata dunia. Lebih jauh, Ripparda yang tersusun ini dalam pelaksanannya dapat

memberikan manfaat optimal bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung.

1.2 TUJUAN DAN SASARAN

1.2.1 Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk menyesuaikan/menyempurnakan kembali kebijakan pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung yang tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata

Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung terdahulu menjadi Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung (Ripparkab Belitung) sesuai dengan perkembangan yang

terjadi, baik dari sisi kebijakan dan regulasi maupun dari sisi sediaan dan permintaan pariwisata.

Selain dokumen rencana, kegiatan ini juga bertujuan menyiapkan rancangan peraturan daerah

tentang Ripparkab Belitung sesuai amanat Undang-Undang No.10 Tahun 2009 tentang

Kepariwisataan.

1.2.2 Sasaran

Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:

1. teridentifikasinya isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;

2. terumuskannya arah pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung yang terdiri dari

prinsip-prinsip, visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan;

3. terumuskannya kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;

4. terumuskannya rencana perwilayahan pariwisata, mencakup rencana struktur perwilayahan

pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, dan rencana kawasan pengembangan

pariwisata Kabupaten Belitung;

5. terumuskannya indikasi program pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung;

6. tersusunnya naskah akademik dan draft rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisatan Kabupaten Belitung.

Page 6: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-6

BAB 10

Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi

10.1 TUJUAN DAN SASARAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk menjamin pelaksanaan

program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dapat berjalan sesuai dengan Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dan memberikan manfaat yang luas bagi daerah

dan masyarakat.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran yang harus dicapai adalah:

1. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

2. Mendapatkan hasil identifikasi dan inventarisasi permasalahan dari aspek teknis maupun

administrasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dalam Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung serta upaya pemecahan yang

akan/telah dilakukan.

3. Mendapatkan hasil evaluasi pencapaian target keluaran pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

4. Tersosialisasikannya hasil pemantauan dan evaluasi kepada seluruh pihak terkait.

10.2 MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Page 7: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-7

Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan pembangunan kepariwisataan dalam

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan dengan tahapan

berikut ini:

1. Penyusunan indikator, tolok ukur, dan target pemantauan dan evaluasi sesuai dengan

karakteristik dan rincian program/kegiatan pembangunan kepariwisataan yang akan dilakukan.

2. Pemantauan terhadap kemajuan setiap tahap pelaksanaan program/kegiatan pembangunan

kepariwisataan tahun anggaran berjalan.

3. Penilaian terhadap kesesuaian target dengan realisasi pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.

4. Pelaporan hasil penilaian terhadap pencapaian target pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.

5. Pelaksanaan evaluasi keunggulan dan kelemahan pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan.

6. Penyelenggaraan sosialisasi hasil pemantauan dan evaluasi program/kegiatan pembangunan

kepariwisataan tahun anggaran berjalan.

10.3 WAKTU PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung diselenggarakan sebagai berikut:

1. Kegiatan pemantauan untuk menjamin konsistensi antara rencana kerja tahunan SKPD dengan

program/kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali pada masa pengajuan dan penetapan

rencana kerja tahunan (bulan Maret – April).

2. Kegiatan pemantauan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rencana

kerja tahun berjalan dilakukan sedikitnya setiap 3 (tiga) bulan sekali.

3. Kegiatan pelaporan hasil pemantauan dan penilaian pencapaian target pelaksanaan program

dan kegiatan dalam rencana kerja tahun berjalan dilakukan 1 (satu) tahun sekali pada akhir

tahun anggaran.

4. Kegiatan evaluasi terhadap implementasi program/kegiatan dalam Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali.

Page 8: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-8

5. Kegiatan sosialisasi hasil pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan 1 (satu) tahun sekali.

10.4 PELAKSANA PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi implementasi Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan oleh:

A. Organisasi Perangkat Daerah di bidang kepariwisataan tingkat kabupaten (saat ini Dinas

Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung) dengan tugas dan tanggung jawab:

1. Membuat matriks penilaian yang memuat program/kegiatan dalam Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, serta target dan Rencana Kerja

Perangkat Daerah (RKPD).

2. Menilai kesesuaian antara RKPD dengan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Kabupaten Belitung.

3. Menetapkan prioritas RKPD Organisasi Perangkat Daerah di bidang kepariwisataan tingkat

kabupaten (saat ini Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Belitung) yang sudah

sesuai dan mendukung terlaksananya Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Kabupaten Belitung.

B. Tim Pemantauan dan Evaluasi Pariwisata

1. Tim Pemantauan dan Evaluasi Pariwisata terdiri dari unsur-unsur:

₋ Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Belitung,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus pendapatan dan

pengelola keuangan dan aset daerah,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kepariwisataan,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang perhubungan,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pertambangan,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pekerjaan

umum,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kelautan dan

perikanan,

Page 9: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-9

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang perindustrian

dan perdagangan,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang usaha mikro,

kecil, dan menengah,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang pertanian,

perkebunan, dan peternakan,

₋ Organisasi perangkat daerah Kabupaten Belitung yang mengurus bidang kehutanan,

₋ Akademisi terkait program/kegiatan pembangunan kepariwisataan yang diajukan.

2. Menyusun kerangka pemantauan dan evaluasi secara umum, serta indikator dan tolok ukur

dari masing-masing kegiatan dan program yang dilaksanakan setiap tahun.

3. Membuat alat pemantauan dan evaluasi sedikitnya berupa: a) matriks rencana kerja dan

kemajuan pekerjaan; b) matriks indikator, tolok ukur, dan pencapaian target; c) pedoman

pelaporan hasil penilaian; d) matriks hasil penilaian dan rekomendasi

perbaikan/peningkatan kinerja Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

4. Menyusun rencana kerja pemantauan dan evaluasi kinerja Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung.

5. Memantau kemajuan pelaksanaan program/kegiatan dalam kinerja Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang dilaksanakan pada tahun berjalan

dan dilakukan sedikitnya 3 (tiga) bulan sekali.

6. Melakukan penilaian terhadap pencapaian target dari masing-masing realisasi

program/kegiatan dalam kinerja Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

Belitung yang dilaksanakan pada tahun berjalan dan dilakukan sedikitnya 3 (tiga) bulan

sekali.

7. Melaporkan hasil penilaian pencapaian program/kegiatan kepada seluruh pemangku

kepentingan pariwisata di Kabupaten Belitung.

8. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kinerja Rencana

Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang dilaksanakan pada tahun

berjalan dan pemanfaatan hasil pembangunan yang dilaksanakan tahun sebelumnya, serta

rekomendasi bagi perbaikan/peningkatan kinerja program dan kegiatan.

Page 10: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

10-10

9. Jika diperlukan, memberikan masukan bagi revisi program dan kegiatan tahun-tahun yang

akan datang setiap 1 (satu) tahun sekali, dan revisi terhadap kinerja Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung setiap 5 (lima) tahun sekali.

Lebih lengkapnya, mekanisme pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program/kegiatan

pembangunan kepariwisataan tahun anggaran berjalan dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Page 11: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-11

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

1 (SATU) TAHUN SEKALI

PENILAIAN TARGET DAN

REALISASI PROGRAM

RENCANA KERJA

PELAPORAN HASIL

PENILAIAN

EVALUASI PELAKSANAAN

PROGRAM DAN KEGIATAN

TIM PEMANTAUAN DAN EVALUASI

PEMANTAUAN

REALISASI

RENCANA KERJA

SOSIALISASI HASIL

PEMANTAUAN DAN

EVALUASI

SEDIKITNYA 3 (TIGA) BULAN SEKALI 1 (SATU) TAHUN SEKALI

MATRIKS INDIKATOR,

TOLOK UKUR

PEMANTAUAN DAN

KONDISI KEMAJUAN

PEKERJAAN

MATRIKS INDIKATOR,

TOLOK UKUR, DAN

PENCAPAIAN TARGET

PEDOMAN PELAPORAN

HASIL PENILAIAN

MATRIKS HASIL PENILAIAN

DAN REKOMENDASI

PERBAIKAN/PENINGKATAN

KINERJA

AK

TO

RK

EG

IAT

AN

AL

AT

WA

KT

U

PENYUSUNAN

INDIKATOR DAN

TOLOK UKUR

PEMANTAUAN

PENYUSUNAN INDIKATOR

DAN TOLOK UKUR

PENCAPAIAN TARGET

PROPOSAL PENGAJUAN

PROGRAM/KEGIATANLAPORAN HASIL PEMANTAUAN

DAN EVALUASI

Gambar 10.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Program/Kegiatan dalam Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung

Lampiran 2. Data Akomodasi

Daftar Hotel dan Wisma di Kabupaten Belitung

Tahun 2012

No

Nama Akomodasi

Klasifikasi

Kamar

Fasilitas

Alamat

Tipe Jumlah Tarif (Rp)

1 Lor In Beach Resort Hotel

Berbintang

Junior Suite 6 2.000.000 Kolam renang,

Malang penyu

Restaurant,

Musro Live

Music, TV

Desa Keciput,

Pantai Tanjung

Tinggi, Kec. Sijuk Deluxe Room 14 1.200.000

2 Hotel Martani Hotel Super VIP 2 385.000 Restaurant, Drug Jl.Yos. Sudarso No.

Page 12: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-12

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No

Nama Akomodasi

Klasifikasi

Kamar

Fasilitas

Alamat

Tipe Jumlah Tarif (Rp)

Berbintang VIP Triple 2 407.000 Store, Laundry

service, room

service, Lobby,

Meeting Room,

Parking area, TV

17. Tanjung

Pandan VIP double 8 330.000

Deluxe 7 286.000

Standard

Room

11

165.000

Ekonomi 1 143.000

Standard

single

1 143.000

3 Gand Pondok Impian Hotel

Berbintang

Suite Room 3 500.000 Restoran, cafe,

karaoke, hall,

room service,

laundry, toko

obat, pemesanan

tiket, area parkir,

TV

Extra bed: Rp.

100.000

Jl. Patimura No.8,

Tanjung Pandan Deluxe Room 16 500.000

Cottage 6 600.000

Pondok Impian 1 Executive A 9 350.000

Executive B 5 300.000

Standar

Room

6 200.000

Pondok Impian 2 Cottage 2 450.000

Executive 5 375.000

Standard 11 225.000

4 Hotel Surya Hotel Non

bintang

Kamar AC 4 80.000 Parabola TV, AC,

Kulkas, TV

Jl. Depati Endek

No.808, Tanjung

Pandan VIP AC 4 150.000

Ekonomi 6 55.000

Standard 11 65.000

5 Wisma Pantai Belitung

Permai

Hotel Non

bintang - - - - Jl. Kemunign,

Pantai Tanjung

Pendam

6 Hotel Citra Hotel Non

bintang Kamar AC 4 95.000 Restoran, wartel,

rental mobil

Jl. Sriwijaya No. 41,

Tanjung Pandan Kamar Non

AC

6 75.000

7 Wisma Dewi Hotel Non

bintang Kamar AC 7 275.000 AC, Restaurant,

TV Parabola,

shower

Jl. Sriwijaya No.

122 RT 14 RW 3,

Tanjung Pandan Kamar Non

AC

5 165.000

8 Hotel ESBE Hotel Non

bintang Kamar AC 8 165.000 AC, TV Jl. Jend. Soedirman

No.23, Tanjung

Pandan Kamar Non

AC

3

110.000

Deluxe 8 220.000

Superior 2 330.000

9 Penginapan Revano Hotel Non

bintang Kamar AC 7 245.000 AC, Laundry

Service, TV

Jl. Kamboja I,

Tanjung Pandan Kamar Non

AC

12

185.000

VIP Room 13 335.000

10 Penginapan Mustika Hotel Non

bintang Kamar AC

Standar

23 150.000 AC, TV, Room

service

Jl. Jend.Soedirman,

Air Pancur, Tanjung

Pandan

12 Hotel Bunga Pantai Hotel Non

bintang Standard

room

5

175.000

AC, Parabola, TV Jl. Patimura, No.25,

Tanjung Pandan

Business

room

5 250.000

13 Tanjung Kelayang

Cottages

Cottage Cottage 7 350.000 Laundry,

Restaurant

Pantai Tanjung

Kelayang,

Kec.Sijuk

14 Hotel Harlika Jaya Hotel Non

bintang

Superior 4 225.000 Restaurant, AC,

Karaoke, Cafe,

laundry service,

room service, tv,

parking area

Jl. Melati No.A 43,

Pantai Tanjung

Pendam Executive

room

2

275.000

Business

room

3

200.000

Standard

room

1 175.000

15 Hotel&Klub Biliton Hotel bintang Suite room 2 2.250.000 Meeting room,

swimming pool,

AC, hot- cold

Jl. Depati Gegedek

No.50, Tanjung

Pandan Deluxe room 9 825.000

Super deluxe 2 1.250.000

Page 13: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-13

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No

Nama Akomodasi

Klasifikasi

Kamar

Fasilitas

Alamat

Tipe Jumlah Tarif (Rp)

Standard

room

11 725.000 shower, bathtub,

minibar, coffee

shop/restaurant,

extra bed Rp

200.000

16 Wisma Mendanau Hotel Non

bintang Executive

room

10

242.000

AC, Shower,

laundry service,

TV

Jl. Siburik Timur

No.51,Tanjung

Pandan Business 12 181.500

Standard

room 1

2

121.000

Standard

room 2

2 99.000

17 Wisma Aditya Hotel Non

bintang Double room 6 250.000 AC, shower,

laundry service,

TV

Jl. Dipenogoro

Twin room 4 250.000

Family room 4 300.000

Single room 8 150.000

18 Penginapan Kezia Non Bintang - - - - Jl. Air Serkuk, Desa

Air Saga, Tanjung

Pandan

19 Grand Hatika Hotel Hotel bintang Executive

suite

3

1.750.000

Restaurant

Kemuning,

Kolam renang,

bar, lounge

Kikarak, spa,

karaoke,

ballroom, room

service, laundry,

meeting room,

extra bed Rp

200.000

Jl. Kemuning A16,

Tanjung Pendam

Executive

room

17

1.200.000

Family room 2 1.200.000

Deluxe room 39 900.000

Grand

superior

40

900.000

Penthouse 1 4.000.000

Superior

room

21 750.000

20 Bahamas Hotel and

Resort

Hotel bintang Presiden

suite

1

1.900.000

Cafe and resto,

room service,

laundry, meeting

room, free wifi,

souvenir shop,

bus armada

Jl. Patimura No.01

Dea Air Saga,

Tanjung Pandan Suite room 4 1.000.000

Deluxe room 7 850.000

Standard

room

61 695.000

21 Ocean Hotel Hotel Non

bintang Deluxe

double

15

250.000

Coffee shop, AC,

extra bed Rp

75.000

Jl. Sijuk 1, Tanjung

Pandan

Deluxe twin 7 350.000

22 Hotel Sarila Hotel Non

bintang Deluxe twin 3 400.000 AC, TV, Minibar,

Telepon,

Hot/cold water

Jl. Sriwijaya,

Tanjung Pandan Deluxe

double

7 400.000

23 Bukit Berahu Cottage Bungalow 2 700.000 Restoran, Kolam

renang, TV

Ds. Tanjung Binga

Sijuk Cottage 5 240.000

24 KJUB Pertim Hotel Non

bintang Kamar AC 5 101.500 Parking area, TV Jl. Kemuning

Tanjung Pandan

(0719) 21659 Kamar Non

AC

8 65.000

25 Prima Hotel Non

bintang Kamar AC

VIP Room

10

6

200.000

400.000

Karaoke Jl. Sijuk Air Merbau

(0719) 25534

26 Pulau Samosir Indah Hotel Non

bintang Kamar Non

AC

10 75.000 Parking area Jl. Dusun Air Raya

Timur III Jl. Raya

Membalong

27 Grand Pelangi Hotel Hotel bintang President

suite

1

1.500.000

Restaurant, AC,

Karaoke, Cafe,

Laundry seervice,

room service, TV,

Parking area

Jl. Pattimura

(0719) 2552

Suite room 6 750.000

Deluxe twin 2 550.000

Superior 2 675.000

Standard

room

30 450.000

28 Alaska Hotel Non Kamar AC 3 150.000 Laundry, shop Jl. Gaparman No.

Page 14: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-14

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No

Nama Akomodasi

Klasifikasi

Kamar

Fasilitas

Alamat

Tipe Jumlah Tarif (Rp)

bintang Kamar Non

AC

4 150.000 49 Desa Lesung

Batang

29 Trijaya Terang Hotel Non

bintang Single 15 200.000 TV, AC Jl. Pattimura Desa

Tanjung Pandan Double 300.000

30 Lux Melati Hotel Non

bintang Superior 11 300.000 AC,TV Jl. Melati, Tanjung

Pandan Deluxe 16 350.000

31 Penginapan Sriwijaya Hotel Non

bintang Rose 9 125.000 AC, TV, Kamar

mandi luar

Jl. Sriwijaya

Tanjung Pandan Tulip 9 150.000

Lili 4 175.000

32 Wisma Pagar Alam Hotel Non

bintang Kamar AC 9 150.000 AC,TV, Minibar Jl. Za Pagar Alam

RT 11RW 06

Tj.Pendam

33 Hotel Central City Hotel Non

bintang

Superior 6 375.000 AC, TV, Restoran Jl. Veteran RT 04

RW 02 Kel. Parit TJ.

Pandan Deluxe 18 325.000

34 Hotel Tamara Hotel Non

bintang

Executive

room

2

700.000

Restoran, room

mservice, WIFI,

TV, hot water,

parkir

Jl. Jendral

Sudirman RT 37

RW 15, Kel.

Pangkal Lalang,

Tanjung Pandan

Deluxe room 16 475.000

Standard

room

30 385.000

35 Aston Hotel Hotel Bintang Standard

room

35

950.000

Restoran, kolam

renang, spa,

meeting room,

ballroom,

laundry, room

service

Jl. Pattimura

Tanjung Pandan,

33414 Superior

room

35

1.140.000

Premier room 16

1.520.000

Deluxe room 96 1.330.000

Junior suite 8 1.900.000

Executive

suite

8

2.850.000

Governor

suite

4

5.700.000

President

suite

1 19.000.000

36 Hotel Megah Hotel Non

bintang

Standard

room

4

300.000

- Jl. Gatot Subroto

Tanjung Pandan

Deluxe room 26 350.0000

Family room 3 600.000

37 Arum Ndalu Cottage Exclusive

Room

10.000.000 Hall, Restoran,

Spa, Gazebo,

bathtub, kolam

Renang,

Jl.Batu Lubang,

Membalong

38 Premium Hotel Hotel Non

Bintang

- 33 - Jl.Sriwijaya

Tanjungpandan

39 Villa Bumi Kedaton Hotel Non

Bintang

- 10 350.000 Jl. Air Saga

Tanjungpandan

Sumber: Belitung Dalam Angka, Tahun 2013; Disparekraf, 2014

Lampiran 5. Data Biro Perjalanan Wisata

Daftar Biro Perjalanan Wisata (BPW) dan Agen Perjalanan Wisata (APW)

di Kabupaten Belitung Tahun 2012

No Nama BPW Telepon Alamat

Page 15: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-15

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama BPW Telepon Alamat

1 Belitung Island Travel

(PT.SASHI ANUGRAH

RAYA)

0719-22890 Il.Kamboja, lorong mendanau No.33 RT 25/10 Desa

pangkallalang, TanjungPandan

2 PT.Ildatu Travelindo 0719-23262 Jl.Jend.Soedirman RT 15/05 Air Raya Barat II, Desa

Perawas, Tanjung Pandan

3 Levi Tour 0719-25235 Jl.Gadjah Mada No.54A, Pangkallalang, Tanjung

Pandan

4 Lotus Tour and Travel 0719-21460 Jl.Sriwijaya No.31, Tanjung Pandan

5 Kasih Karunia (KK

Tour)

0719-23305 Jl.Sriwijaya No.6, Tanjung Pandan

6 Belitung Travel 0719-22365 Jl.Membalong RT 057/19, Dusun Kelekak usang,

desa Perawas, Tanjung Pandan

7 CV.Mitra Mulia Raya 08171401118 Jl.Lettu Mad Daud No.2 RT 17/09, Tanjung Pandan

8 CV.Vavania Smart

Dexia

082184408465 Jl.Pilang Pelataran RT.10/04, Ds. Dukong, Tanjung

Pandan

9 Belitung Adventure 0719-25519 Jl.Gaparman No.2 Kec. Tanjung Pandan

10 CV.Surya Cipta

Mandiri

08127814248 Jl.Veteran RT.43/13, kel.Parit, Tanjung Pandan

11 Laskar BelitungTour

and Travel

23395/081929772777 Jl.Letda Zainuddin Aba No.13 RT.18/04, Kel.Kota,

Tanjung Pandan

12 CV. Karunia 08197843808 Jl.Saidan No.50 RT.13/04 Kel.Parit, Tanjung Pandan

13 Oase Travel 0719-22012 Jl.R.E Martadinata 26, Tanjung Pandan

14 CV.Fitrah 0719-25396 Jl.Air Saga No.10 RT.10/05 Ds.Air Saga, Tanjung

Pandan

15 CV. B Production 081929682010 Jl.Dewi Sartika No.37 RT.01/01, Kel.Kota, Tanjung

Pandan

16 CV. Gading Cakra

Perdana

0719-25308

0719-22129

Jl.Patimura No.4 Ds.Tanjung Pendam, Tanjung

Pandan

17 CV.Gerbang Bintang

Timur

0719-22361 Jl.Kamboja No.33 RT 25/10, Ds. Pangkal Lalang,

Tanjung Pandan

18 Vinny Travel 0719-21547 Jl.Sudirman No.20 RT.13/03, Kel. Kota, Tanjung

Pandan

19 Pantai Timah Hotel &

Travel

Citra hotel & Travel

0719-25532 Jl.Patimura No.24 RT.09/05, Kel.Tanjung Pendam,

Tanjung Pandan

20 deBelitong Tours and

Travel

081368018827 Jl.Jend.Sudirman RT. 05/11, Tanjung Pandan

21 CV.Indowisata prima

Sejahtera

081908047095 Jl.Masda Adi Sucipto Rt.09/03, kel.Parit, Tanjung

Pandan

22 Belitung Exotic Tour &

Travel

085268454036 Jl.Membalong RT 057/19, Dsn. Kelekak usang,

Ds.perawas, Tanjung Pandan

23 Indah belitung Tour 0818845120 Jl.Jend.Sudirman RT.07/03 Ds.Perawas, Tanjung

Pandan

24 El-Mana Tour & Travel 0719-21610 Jl.Letda Zainudin Aba No.15 RT. 11/05 Ds. Pangkal

lalang, Tanjung Pandan

25 CV.Fajar Mandiri 081929743197 Jl.Sudirman RT.35/12 Dsn.Air Raya Timur II, Ds.

Perawas, Tanjung Pandan

26 Dd’Zen 0719-24947 Jl.Telex Raya No.B108,Ds. Lesung Batang, Tanjung

Pandan

27 PT.Belitong Mandiri 0719-25424/24802 Jl.Depati Gegedek No.50 RT.44/14, Kel.parit,

Tanjung Pandan

28 Abet TravelAgent 081367454403 Jl.Kamboja II RT.22/05, kel.Kota, Tanjung Pandan

Page 16: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-16

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama BPW Telepon Alamat

29 Cobila 081368018827 Jl.Air Serkuk RT.33/12, Ds.Air Saga, Tanjung Pandan

30 CV.Putra Laskar

Pelangi

081929007803 Jl.Garuda III No.41, RT.07/02, Aik Pelempang Jaya,

Tanjung Pandan

31 Bayu Travel 0719-23282 Jl.Sriwijaya No.1 RT.15/04, Kel.Kp.Damai,

Tanjungpandan

32 CV.Buana Prima 085244239999 Jl.Merdeka no.21 RT.17/04, kel.Kota, Tanjung

Pandan

33 CV.Rafana 0719-24833 Jl.Jend.Sudirman No.26, RT.12/03, Kel.Kota,

Tanjung Pandan

34 CV.Maju Jaya Abadi 081919989900 Jl.Kamboja III RT.24/10, Kel. Pangkal Lalang,

Tanjung Pandan

35 CV.B-29 0719-25603 Jl.Pelataran Air Ketekok No.29, RT.05/02, Ds.Air

Ketekok, Tanjung Pandan

36 CV.Duta Globalink 0719-25173 Jl.Mat Yasin RT.19/06 Kel.Parit, Tanjung Pandan

37 Panorama Belitung 0719-21121 Jl.Veteran RT.44/14 kel.Parit, Tanjung Pandan

38 CV.Mandiri Sejahtera 0719-22125 Jl.Hayati Mahim RT.32/13 Ds.Pangkalalang, Tanjung

Pandan

39 CV.Sinum Belitung 0719-22363 Jl.Basuki Rahmad RT.44/18, kel.Pangkala Lalang,

Tanjung Pandan

40 CV.Tirta Adelia 087896404452 Jl.Lettu Mad Daud Gg. Takas RT.16/08, Tanjung

Pendam, Tanjung Pandan

41 CV.Citra Adinda 081929751824 Jl.Patimura no.24 Rt.09/05, Kel.Tanjung Pendam,

Tanjung Pandan

42 CV.Ranakey Unite 0719-24625 Jl.Patimura Rt.03/02, Kel. Tanjung Pendam, Tanjung

Pandan

43 CV.Sejahtera Bersama 081927723393 Jl.Kamboja B.71 pelataran AKA kel.Lesung Batang,

Tanjung Pandan

44 CV.Bima Putra Biliton 0719-25219 Jl.Hayati Mahim RT. 32/13, D. Pangkalalang,

Kecamatan Tanjung Pandan

45 CV.Sahabat Sejati 081949492877 Jl.Bintara RT.12/09, Kel.Paal Satu, Tanjung pandan

46 CV. T-5 087878290908 Jl.Air Ketekok RT.14/04,Ds. Aik Ketekok, Tanjung

Pandan

47 CV.Parama 082182178688 Jl.Kerjan RT.03/01, Ds.Air Merbau, Tanjung Pandan

48 CV.Sinar Saudara 081977781375 Jl.Sijuk RT.25/10, Kel.Paal Satu, Tanjung Pandan

49 CV. Gema Pertiwi Jaya 081373540500 Jl.Hayati Mahim RT.32/13 kel.Pangkalalalng,

Tanjung Pandan

50 CV.Belitung Indah 08127174171 Jl.hasyim Idris RT.02/01 Ds. Dukong, Tanjung

Pandan

51 CV.DD Cahaya 082371090003 Jl.Kesehatan RT.02/02 Dsn. Membalong,

Ds.Membalong, Membalong

52 CV.Cafasa 08192507400 Jl.Patimura RT.02/01 Tanjung Pendam, Tanjung

Pandan

53 CV.Swarna Niaga 0719-21737 Jl.Telex Raya RT.03/02 Kel.Lesung batang, Tanjung

Pandan

54 CV. ecky 0719-25426 Jl.Sriwijaya No.14 RT.29/09, Kel.Parit ,Tanjung

Pandan

55 CV.Lysa Zahrawani 0719-23915 Jl.Jend.A.Yani RT.03/12, Kel.Pangkalalang, Tanjung

Pandan

56 CV.Billitone Event

Organizer

0719-25429 Jl.Hayim IdrisGg.Genteng RT.41/17, Kel.Pangkal

Lalang, Tanjung Pandan

57 CV.Belitung Mega

Pratama

081804291448 Jl.KH Ahmad Dahlan RT.25/09, Dsn.Aik Rayak Barat

IV, Ds. Aik Raya, Tanjung Pandan

Page 17: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-17

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama BPW Telepon Alamat

58 CV.Belitung Eksotis 08131990338 Jl. Sijuk RT.21/08, Ds.Aik Merbau, Tanjung Pandan

59 CV.Jya Sejahtera

Makmur

081804293677 Jl.Perumnas RT.07/02, Ds.Aik Pelempang Jaya,

Tanjung Pandan

60 CV. Patria Bersaudara - Jl. Pangeran Dipenogoro No.19 RT.22/09,

Kel.Pangkalalalng, Tanjung Pandan

61 CV.Setia Utama 081929544114 Jl.JendralSudirman RT.10/05, Kel.Lesung batang,

Tanjung Pandan

62 CV.Tiga Anugrah 081933358495 Jl.Kerjan RT.03/01, Ds.Air Merbau, Tanjung Pandan

63 CV.Virta 082306794808 Jl.Jendral Sudirman No.20 RT.13/03, Kel.Kota,

Tanjung Pandan

64 CV.Blue Sky Belitung 085921066998 Jl.Jendral Sudirman RT.18/08, Kel.Lesung Batang,

Tanjung Pandan

65 PT.SIP Tour Indonesia 08932402095 Jl.Gatot Subroto no.12, Tanjung Pandan

66 CV.Mulya Muda

Mandiri

- Jl.Sijuk RT.15/04, Ds.Aik Ketekok, Tanjung Pandan

Sumber: Disparekraf, 2014

Lampiran 3. Daftar Home Stay

Daftar Home Stay di Kabupaten Belitung

Tahun 2014

DESA KECIPUT

No Nama Homestay Alamat Contact Person

1. UNTUNG IRAWAN Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081977876748

2. JUMHADI Jl. H. Sa’I Deramad RT.004/001 08197898590

3. HAIRRUDDIN Jl. Tg.Tinggi RT 07/005 081929720248

4. MUHADI Jl. Tg.Tinggi RT.08/03 081929639148

5. LEO SUHENDAR Jl. Sijuk RT.002/001 081929695367

6. DAHRIN Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929724284

7. MARDIN Jl. Tg. Tinggi RT.12/04 081271812723

8. MEGAWATI Jl. Tg. Kelayang RT.04/02 081929705911

9. JASNATI Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929503815

10. HALIM Jl. Tg.Kelayang RT.06/02 081929712110

11. EDI IRAWAN Jl. Tg. Tinggi RT.11/04 081929787313

12. ZULIADI Jl. Tg. Tinggi RT.11/04 081927644202

Page 18: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-18

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama Homestay Alamat Contact Person

13. MASWAN Jl. Tg. Tinggi RT.10/04

14. * HASRIN Dsn. Kp. Baru RT 009/03 081949195164

15. * RUSWAJI Dsn. Kp. Baru RT 012/04 08170611925

16. * ZULPAN Dsn. Kp. Baru RT 007/03 081949195164

17. * M.ASRI Dsn. Kp. Baru RT 004/02 081927644176

18. * AJUN Dsn. Kp. Baru RT 005/02 081368463375

19. * DEWI Dsn. Kp. Baru RT 007/03 081929794158

20. * DERIS Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

21. * MASWAN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

22. * SAHAT Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

23. *HERIN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

24. *SUKAISIH Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

25. *MINAN Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02 -

26. *SUHARDI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 087896438300

27. *RIZAL Dsn. Tg.Kelayang RT 006/02 -

28. *UDIANTO Dsn. Tg.Kelayang RT 002/01 -

29. *MASYUDIN Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02

30. *YANI Dsn. Tg.Kelayang RT 004/02 -

31. *JANUARDI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

32. *ZULYADI/KOJEK Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

33. *WAHYUDIN Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

34. *YUSNADI Dsn. Tg.Kelayang RT 005/02 -

DESA SIJUK

No Nama Homestay Alamat Contact Person

1. Jasmine ( Junaidi Saie ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -

2. Mawar ( Subarkat ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -

3. Melati ( Halil ) Jl. Sekolah Sijuk RT.03 -

Page 19: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-19

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

4. * JALIL Dsn.Simpang Empat RT 15/08 081929583970

5. *SULAIMAN Dsn.Simpang Empat RT 15/08 081949282344

6. *MARJUNI Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -

7. *TRI Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -

8. *NEK MOK Dsn.Simpang Empat RT 15/08 -

9. *SARINAH RT.01/01 -

10. *SAANI RT.01/01 -

11. *SUAKA RT.02/01 081949364006

12. *HAMDAN RT.03/02 081949158770

13. *SARMAN RT.03/02 -

14. *YOHANA RT.04/02 081977780141

15. *ZAINAB RT.04/02 -

16. *AMIRUDDIN RT.04/02 -

17. *M.LUSIN RT.02/02 -

18. *HENDRIYANI Dsn.Simpang Empat RT.10/05 081949165773

19. *HERIYANTO Dsn.Simpang Empat RT.12/06 -

20. *MASWAN Dsn.Simpang Empat RT.12/06 -

DESA TANJUNG PENDAM

No Nama Homestay Alamat Contact Person

1. IMAM HANAFI Jl. Patimura RT 05 Tanjungpandan -

2. ZULKARNAEN Jl. Patimura RT 02/01 Tanjungpandan -

3. RACHIM YAHYA. S Jl. Saidan RT 05 /03 -

4. MARDI SMOLIK Jl. Patimura RT 02/01 Tanjungpandan -

5. HAMSIAH Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -

Page 20: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-20

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

6. MELINDA Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -

7. SUBASTIAR Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -

8. YULIE. M Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -

9. MARBOAH Jl. Lettu Mad Daud RT.15/08 Khusus Sail

10. MARYANI Jl. Lettu Mad Daud RT.15/08 Khusus Sail

11. BUDIMAN Jl. Patimura RT.03 /02 Khusus Sail

12. HARTATI Jl. Patimura RT.03 /02 Khusus Sail

13. SAID FITRIYONO Jl. Lettu Mad Daud RT.18/09 -

14. RADI PARDIMAN Jl. Patimura RT.09/05 -

DESA TANJUNG BINGA

No Nama Homestay Alamat Contact Person

1. HERMANTO Desa Tanjung Binga -

2. ARMAWATI Desa Tanjung Binga -

3. ARMAN AMAT Desa Tanjung Binga -

4. DJUNAIDI.S Desa Tanjung Binga -

Sumber: Disparekraf, Tahun 2013

Lampiran 6. Data Kegiatan Wisata

Daftar Berbagai Perayaan dan Festival di Kabupaten Belitung

No Kegiatan Tanggal Tempat Keterangan 1 Festival Jeramba Sungai

Padang 30 Januari 2014 Desa Sungai Padang Bentuk rasa syukur

kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan kegembiraan

masyarakat Desa Sungai Padang atas

satu tahun berdirinya

bangunan Jembatan Desa

Sungai Padang yang

menjadi penunjang

perekonomian dan

pengembangan potensi

Desa Sungai Padang

2 Imlek 31 Januari 2014 Kab.Belitung Perayaan Tahun Baru

komunitas Tionghoa

3 Belitung Cap Gomeh

Festival 14 Pebruari

2014 Kab.Belitung

Festival untuk

memeriahkan Cap Gomeh

Page 21: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-21

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

4 Cap Gomeh 15 Pebruari

2014 Kec.Tanjungpandan

Hari ke-15 & hari terakhir

dari masa perayaan imlek

bagi komunitas kaum

migran Tionghoa yang

tinggal di luar Cina

5 Pesta Nelayan Pebruari 2014 Desa Padang Kandis

Ucapan syukur nelayan

Desa Padang Kandis atas

hasil tangkapan ikan,

udang.

6 Acara Ritual Melasti

(Ogoh-ogoh) 28 Maret 2014 Pantai Marina (Sijuk)

Membuang segala

kotoran,kedukaan,

kenestapaan,hal-hal

negatif lainnya yang

dibuang ke laut

7 Hari Raya Nyepi 31 Maret 2014 Ds.Balitung Kec.Sijuk Hari pengendalian diri

dimana pada hari itu umat

Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian

8

Hari Raya

Galungan(Pembuatan

penjor bambu di hias janur

sepanjang kampung)

21 Mei 2014 Dusun Balitung

Kec.Sijuk

Peringatan/Perayaan hari

kebaikan melawan

kejahatan

9 Ceng Beng 05 Maret-05 April

2014 Kec.Tanjungpandan

Sembayang kubur

terhadap para leluhur yang

dilakukan oleh etnis

Tionghoa

10 Pujawali (Piodalan) Pure

Dalem April 2014

Dusun Balitung

Kec.Sijuk

Puncak Purnama

(sembayang bersama

mendoakan seluruh alam

& isinya agar damai dan

selalu dalam keadaan

lestari) 11 Maras Taun April 2014 Kec.Selat Nasik Perwujudan rasa syukur

masyarakat Selat Nasik

setelah melewati masa

panen padi 12 Maras Taun Mei 2014 Kec.Membalong

(Desa Kembiri) Perwujudan rasa syukur

masyarakat Membalong

setelah melewati masa

panen padi 13 Belitong Fair & Pesona

Bahari Expo 2014 19 Juni-22 Juni

2014 Pantai Wisata Tanjung

Pendam Kec.Tanjungpandan

Pameran Potensi

Kabupaten Belitung

14 Pemilihan Bujang Dayang

Belitong 18 - 21 Juni

2014 Kec.Tanjungpandan Pemilihan Duta Wisata

Kab. Belitung yang

diadakan setiap satu

tahun sekali 15 Festival Tradisi Bahari Juni 2014 Kec.Tanjungpandan Kegiatan Kebaharian

(lomba perahu

dayung,pertunjukkan

kesenian tradisi daerah

Belitung) 16 Hari Jadi Kota

Tanjungpandan 1 Juli 2014 Kec.Tanjungpandan Hari Ulang Tahun

Tanjungpandan 17 Muang Jong Agustus 2014 Kec.Tanjungpandan Ritual masyarakat Suku

Sawang dalam rangka

Page 22: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-22

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

memohon perlindungan

agar terhindar dari

bencana pada waktu

melaut. 18 Sail Indonesia 2014 Oktober 2014 Pantai Tanjung

Kelayang (Kec.Sijuk) Rally oleh para Yatcher

dunia dari Darwin

(Australia) menyinggahi

destinasi wisata di

Indonesia termasuk

Kab.Belitung 19 Pujawali (Piodalan) Pure

Puseh Oktober 2014 Dusun Balitung

Kec.Sijuk Puncak Purnama

(sembayang bersama

mendoakan seluruh alam

& isinya agar damai dan selalu

dalam keadaan lestari) 20 Napak Tilas Perjuangan

Rakyat Mendanau Desember 2014 Kec.Selat Nasik Mengenang kembali

Perjuangan Rakyat

Mendanau Sumber: Disparekraf, 2014

Lampiran 4. Data Rumah Makan

Daftar Rumah Makan/Restoran di Kabupaten Belitung

Tahun 2012

No Nama Restoran

atau Rumah Makan

Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa

Makanan dan

Minuman

1 Restoran Kebun

Rindu Kampong

Ds. Batu Itam Km.9

Kecamatan Sijuk

Makanan Khas Belitung Restoran

2 Restoran Pandan

Laut

Jl. Patimura Tanjung

Pandan

Indonesia, Eropa, Seafood Restoran

3 RM. Pribumi Jl. MT Haryono, Tanjung

Pandan

Padang, Indonesia Rumah makan

4 RM. Mak janah Jl. KV Senang, Tanjung

Pandan

Indonesia Rumah makan

5 Restoran Dewi Jl. Sriwijaya, Tanjung

Pandan

Chinese food dan Seafood Restoran

6 Mie Atep Jl.Sriwijaya, Tanjung

Pandan

Mie Belitung Rumah makan

7 Pondok Surya Jl. Bambang Utoyo,

Tanjung Pandan

Seafood, Indonesia Rumah makan

8 RM.Sakato Jl. Depati Gegedek,

Tanjung Pandan

Padang Rumah makan

9 RM.Minang Jaya Jl.Veteran, Tanjung

Pandan

Padang Rumah makan

Page 23: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-23

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama Restoran

atau Rumah Makan

Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa

Makanan dan

Minuman

10 RM. Garuda Jl.Sriwijaya, Tanjung

Pandan

Padang Rumah makan

11 RM. Sari Roso Terminal Tanjung

Pandan

Padang Rumah makan

12 RM. Sederhana Jl.Endek Tanjung

Pandan

Chinese Rumah makan

13 RM. Mabai Tanjung Tinggi, Sijuk Seafood, indonesia Rumah makan

14 Retoran Bukit

Berahu

Tanjung Binga, Sijuk Eropa, Seafood, Indonesia Restoran

15 RM. Sari Laut Jl.Wahab Aziz No.29,

Tanjung Pandan

Indonesia dan Chinese Rumah makan

16 RM. Sinar Baru Jl.Jend. Sudirman,

Tanjung Pandan

Padang, Indonesia Rumah makan

17 Happy Bakery Jl.Veteran, Tanjung

Pandan

Indonesia Restoran

18 Restoran Lor In Ds. Keciput Tanjung

tinggi, Sijuk

Eropa, Seafood, Indonesia Restoran

19 Restoran Dynasty Jl.Dr. Susilo, Tanjung

Pandan

Seafood, Chinese Restoran

20 Kentucky Fried

Chicken (KFC)

Jl.Sriwijaya, Tanjung

Pandan

Ayam Goreng Restoran

21 Restoran Pondok

Kelapa

Jl.Patimura, Tanjung

Pandan

Seafood, Indonesia Restoran

22 Pusat Kuliner

Tanjung Pendam

Pantai Tanjung Pendam Berbagai masakan dan kuliner Rumah makan

23 RM. Brage Jl. Raya Sijuk no.31, Air

Merbau

Seafood, tradisional Belitung Rumah makan

24 RM. Balitong Jl.Mas Daud, Tanjung

Pandan

Makanan Tradisional Belitung

(makan bedulang)

Rumah makan

25 Kelayang Resto Pantai Tanjung

Kelayang

Seafood dan masakan Indonesia Restoran

26 RM Dapur Saung

Ratu

Jl.Jend. Sudirman 23,

Tanjung Pandan

Masakan Jawa, Padang dan

Sunda

Rumah makan

27 BROZIZ Jl. Sriwijaya No. 40,

Tanjungpandan

Pizza, Pasta, Ice Cream Restoran

28 Bakso Mak Long Jl.Gegedek 5 Tanjung

Pandan

Bakso Rumah makan

30 Baleenong Jl.Dipenogoro, Tanjung

Pandan

Padang Rumah makan

31 Pusat Kuliner

Tanjung Tinggi

Pantai Tanjung Tinggi Seafood, Makanan Tradisional

Belitung, aneka minuman

Rumah makan

32 Restoran pondok

Impian

Jl. Pattimura no.8

Tanjung Pandan

Makanan Tradisonal belitung,

makanan Nusantara, aneka

minuman

Restoran

33 Restoran Billiton Jl.Depati Gegedek,

Tanjung Pandan

Aneka makanan nusantara,

aneka minuman

Restoran

34 Lor In Ds. Keciput, Tanjung

Tinggi, Sijuk

Aneka makanan nusantara dan

barat, aneka minuman

Restoran

35 Bukit Berahu Ds. Tanjung Binga, Sijuk Aneka makanan tradisional

Belitung, Nusantara dan aneka

minuman

Restoran

36 Batu Banyak Tanjung Kelayang Sijuk Aneka makanan tradisional Restoran

Page 24: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-24

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

No Nama Restoran

atau Rumah Makan

Alamat Jenis Makanan Bidang Jasa

Makanan dan

Minuman

Belitung, aneka minuman

37 Martani Jl. Yos Sudarso No.17,

Tanjung Pandan

Aneka makanan Nusantara dan

aneka minuman

Restoran

38 Aditya Jl.Dipenogoro, Tanjung

Pandan

Aneka makanan dan minuman Restoran

39 Bahamas Jl. Patimura Air Saga

No.1

Aneka makanan dan minuman Restoran

40 Grand pelangi Jl.Patimura Aneka makanan dan minuman Restoran

41 Central City Jl. Veteran Tanjung

Pandan

Aneka makanan dan minuman Restoran

42 Tamara Jl. Sudirman, Tanjung

Pandan

Aneka makanan dan minuman Restoran

43 Aston Jl. Patimura, Tanjung

Pandan

Aneka makanan nusantara,

barat dan aneka minuman

Restoran

44 Meigah Jl. Gatot Subroto Aneka makanan dan minuman Restoran

Sumber: Disparekraf, 2014 dan data survey, 2014

LAMPIRAN

Page 25: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-25

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

1.3 KELUARAN

Keluaran kegiatan penyusunan Ripparkab Belitung adalah:

1. Dokumen Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung yang terdiri dari

Laporan Pendahuluan, dan Laporan Akhir;

2. Naskah akademik rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung;

3. Draft rancangan peraturan daerah tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Daerah Kabupaten Belitung.

1.4 RUANG LINGKUP

1.4.1 Lingkup Wilayah

Lingkup wilayah kegiatan Penyusunan Ripparkab Belitung ini adalah wilayah administratif

Kabupaten Belitung yang terdiri dari lima kecamatan yaitu Kecamatan Tanjung Pandan, Kecamatan

Sijuk, Kecamatan Badau, Kecamatan Selat Nasik, dan Kecamatan Membalong. Penyusunan

Ripparkab Belitung diarahkan kepada destinasi-destinasi potensial yang ada di wilayah Kabupaten

Belitung dengan tetap memperhatikan keterkaitannya dengan kabupaten lain di dalam wilayah

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya Kabupaten Belitung Timur dan Kabupaten Bangka

Selatan sebagai kabupaten tetangga terdekat yang berada dalam wilayah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Page 26: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-26

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Gambar 1.1. Peta Administrasi Kabupaten Belitung

1.4.2 Lingkup Materi

Ruang lingkup substansi dalam kegiatan penyusunan Ripparkab Belitung ini mengacu kepada

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang mencakup aspek-aspek :

a. pembangunan destinasi pariwisata, meliputi:

- perwilayahan pembangunan destinasi pariwisata;

- pembangunan daya tarik wisata;

- pembangunan aksesibilitas pariwisata;

- pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;

- pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata;

- pengembangan investasi pariwisata.

b. pembangunan industri pariwisata, mencakup:

- penguatan struktur industri pariwisata;

- peningkatan daya saing produk pariwisata;

- pengembangan kemitraan usaha pariwisata;

- penciptaan kredibilitas bisnis; dan

- penerapan tanggung jawab terhadap lingkungan alam dan sosial budaya.

c. pembangunan pemasaran pariwisata, mencakup:

Page 27: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-27

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

- pengembangan pasar wisatawan;

- pengembangan citra pariwisata;

- pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata;

- pengembangan promosi pariwisata.

d. pembangunan kelembagaan kepariwisataan, mencakup:

- penguatan organisasi kepariwisataan;

- pembangunan SDM pariwisata; dan

- penyelenggaraan penelitian dan pengembangan.

1.5 METODOLOGI

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kabupaten Belitung merupakan salah satu destinasi pariwisata yang mulai berkembang pesat dan

dikenal di Indonesia. Perkembangan sektor pariwisata di Kabupaten Belitung didorong oleh dua

faktor utama yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu kualitas daya tarik yang

dimiliki oleh Kabupaten Belitung yang khas dan berbeda dengan daya tarik wisata yang ada di

daerah lain di Indonesia. Sementara itu, faktor eksternal adalah pembuatan dan penayangan film

Laskar Pelangi yang telah memperkenalkan Belitung sebagai sebuah pulau yang cantik dan memiliki

budaya khas yang unik. Kedua faktor inilah paling tidak telah mengantarkan Pulau Belitung yang

salah satu wilayahnya dalah Kabupaten Belitung sebagai salah satu destinasi pariwisata alternatif

yang banyak dikunjungi wisatawan khususnya wisatawan nusantara.

Untuk mengendalikan dan mengarahkan perkembangan kepariwisataan yang sangat pesat,

Kabupaten Belitung memerlukan dokumen rencana pembangunan kepariwisataan yang

komprehensif dan mampu mendorong lebih optimal manfaat yang dapat diberikan dengan

perkembangan pariwisata kepada daerah dan masyarakat, sekaligus mengantisipasi berbagai

dampak negatif yang mungkin timbul. Pemerintah Kabupaten Belitung telah memiliki Rencana Induk

Pengembangan Pariwisata (RIPPPDA) Kabupaten Belitung yang disusun pada tahun 2008, untuk

jangka waktu sepuluh tahun, tetapi perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap dokumen rencana

tersebut dengan berbagai dinamika yang mempengaruhi perkembangan pariwisata di Kabupaten

Belitung. Salah satunya adalah melonjaknya kunjungan wisatawan akibat digemarinya novel

maupun film Laskar Pelangi. Selain itu, Pemerintah juga telah mengeluarkan peraturan

perundangan yang baru di bidang kepariwisataan, yaitu Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Page 28: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-28

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Kedua peraturan perundangan ini

mengamanatkan pembangunan kepariwisataan yang lebih bertanggung jawab, sekaligus

menempatkan Kabupaten Belitung ke posisi yang strategis dalam kepariwisataan nasional.

Agar arahan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung sesuai dengan dinamika

perkembangan pariwisata yang terjadi, perlu dilakukan peninjauan ulang dan penyesuaian terhadap

arahan pembangunan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2008. Produk rencana hasil revisi

RIPPDA Kabupaten Belitung disebut Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

(RIPPARKAB) Belitung, yang akan memuat isu strategis, prinsip pembangunan, visi, misi, tujuan,

kebijakan, strategi pembangunan kepariwisataan, rencana pengembangan perwilayahan pariwisata,

dan indikasi program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan. Kerangka pemikiran penyusunan

dapat dilihat dalam gambar 1.2 sebagai berikut:

Page 29: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-29

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Page 30: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-30

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Kegiatan Penyusunan RIPPARKAB Belitung

1.5.2 Tahapan Penyusunan

Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dilakukan melalui

empat tahapan, yaitu:

1. tahap persiapan, yang terdiri dari kegiatan:

a) pemahaman terhadap kerangka acuan kerja;

b) penyiapan metodologi, rencana kerja rinci, serta penyepakatan tugas dan lingkup pekerjaan

tenaga ahli dalam tim;

c) penyamaan persepsi;

d) pemahaman dan pengenalan spasial dan nonspasial terhadap kebijakan dan kondisi

pembangunan wilayah dan kepariwisataan Kabupaten Belitung.

2. tahap pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder. Data primer diperoleh

melalui wawancara mendalam, penyebaran kuesioner, dan pengamatan lapangan;

3. tahap diagnosis awal yang bertujuan untuk mengkaji isu-isu strategis pembangunan wilayah,

mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung, dan

mengidentifikasi tingkat perkembangan pariwisata Kabupaten Belitung;

4. tahap perumusan arah pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung, terdiri dari prinsip-

prinsip pembangunan kepariwisataan, visi, misi, dan tujuan pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung berdasarkan isu-isu strategis dan tingkat perkembangan pariwisata yang

sudah dirumuskan;

5. tahap analisis, prediksi, proyeksi, dan sintesis terhadap kondisi lingkungan fisik, ekonomi,

sosial, dan budaya yang dapat mempengaruhi pencapaian visi, misi, dan tujuan pembangunan

kepariwisataan. Pada tahap ini akan dihasilkan pula target jumlah wisatawan dengan

mempertimbangkan hasil analisis, prediksi, dan proyeksi;

6. tahap perumusan kebijakan dan strategi pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung,

mencakup aspek pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran pariwisata,

serta kelembagaan kepariwisataan;

7. tahap perumusan rencana pengembangan perwilayahan pariwisata Kabupaten Belitung, terdiri

dari rencana struktur perwilayahan pariwisata, rencana kawasan strategis pariwisata, dan

rencana kawasan pengembangan pariwisata Kabupaetn Belitung;

8. tahap perumusan indikasi program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan Kabupaten

Belitung;

9. tahap perumusan mekanisme pengendalian pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung.

Page 31: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-31

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Setiap tahapan akan melalui proses diskusi dalam suatu forum pertemuan untuk menghasilakan

kesepakatan dan mendapat umpan baik dari seluruh pemangku kepentingan.

Tahapan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung secara

rinci dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut ini:

PERSIAPAN TEKNIS

· Pemahaman kerangka acuan kerja

· Penyiapan metodologi

· Penyiapan rencana kerja rinci

· Penyepakatan tugas dan lingkup

pekerjaan tenaga ahli dalam tim

· Penyamaan persepsi

· Pemahaman dan pengenalan spasial

dan nonspasial terhadap

pembangunan wilayah dan

kepariwisataan Kab. Belitung

PENGUMPULAN DATA

DIAGNOSIS AWAL

· Isu-isu strategis pembangunan Kab.

Belitung

· Isu-isu strategs ipembangunuan

kepariwisataan Kab. Belitung

· Tingkat perkembangan pariwisata

Kab, Belitung

PERUMUSAN VISI DAN MISI

PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN KAB.

BELITUNG

PERUMUSAN TUJUAN

PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

KAB.BELITUNG

ANALISIS, PREDIKSI, DAN

PROYEKSI

SINTESIS

DISKUSI PEMBAHASAN

INTERNAL

FORUM PERTEMUAN/

DISKUSI UNTUK

MENGHASILKAN

KESEPAKATAN DAN

MENDAPAT UMPAN

BALIK DARI PEMANGKU

KEPENTINGAN

DATA DAN ANALISIS

RENCANA

· PRINSIP-PRINSIP

PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

· VISI DAN MISI

· TUJUAN

PEMBANGUNAN

· KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN

· STRATEGI

PEMBANGUNAN

DESTINASI,

INDUSTRI,

PEMASARAN,

KELEMBAGAAN

· RENCANA

PERWILAYAHAN

PARIWISATA

· PROGRAM-

PROGRAM

PEMBANGUNAN

· PENGENDALIAN

PEMBANGUNAN

PERUMUSAN PRINSIP-PRINSIP

PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN KAB.

BELITUNG

PERUMUSAN KEBIJAKAN,

STRATEGI, RENCANA, DAN

PROGRAM

Gambar 1.3 Tahapan penyusunan Ripparkab BELITUNG

Page 32: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-32

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

1.6 JANGKA WAKTU RIPPARKAB BELITUNG

Sesuai dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan

Jangka Panjang. Rencana Pembangunan Jangka Panjang akan berakhir pada tahun 2025, karena

itu Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (Ripparkab) Belitung memiliki periode

perencanaan selama 10 (sepuluh) tahun, yaitu tahun 2015-2025. Ripparkab Belitung dapat

ditinjau kembali dalam 5 (lima) tahun atau pada saat terjadi kondisi khusus yang mempengaruhi

perkembangan pariwisata Kabupaten Belitung secara signifikan.

1.7 SISTEMATIKA LAPORAN

Sistematika Laporan Akhir Penyusunan Ripparkab Belitung sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang latar belakang, tujuan, sasaran, keluaran, ruang

lingkup, metodologi, jangka waktu dan sistematika isi draft laporan akhir studi Ripparkab

Belitung ini.

Bab II Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan,

berisi mengenai amanat penyusunan Rencana induk Pembangunan Kepariwisataan di

daerah termasuk diantaranya penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

ditingkat Kabupaten/Kota, Kepariwisataan Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan

Nasional, Kepariwisataan Belitung dalam strategi pengembangan destinasi unggulan dan

desa wisata di provinsi Kepulauan Bangka Belitung, dan Kepariwisataan Kabupaten

Belitung dalam kebijakan dan pembangunan wilayah Kabupaten Belitung.

Bab III Tinjauan Terhadap Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (Rippda) Kabupaten

Belitung Tahun 2009-2019, berisi kajian terhadap kesesuaian Rippda terdahulu dengan

UU No.10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011; arah pembangunan

kepariwisataan dalam Rippda kabupaten Belitung tahun 2009-2019; Rencana

pengembangan kepariwisataan dan indikasi program pengembangan kepariwisataan.

Page 33: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-33

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Bab IV Kajian Hasil Penelitian Tentang Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi

tentang kajian tehadap dokumen pemetaan tapak kawasan pariwisata kabupaten

Belitung; kajian terhadap dokumen Studi Kelayakan pengembangan Wisata Kolong Eks

Tambang kabupaten Belitung dan Kajian terhadap dokumen Studi Kelayakan Potensi

Wisata Pemanfaatan jasa Lingkungan Kabupaten Belitung.

Bab V Kepariwisataan Kabupaten Belitung, menguraikan tentang kondisi umum Kabupaten

Belitung dalam mendukung pembangunan kepariwisataan, Kabupaten Belitung sebagai

destinasi pariwisata, industri pariwisata Kabupaten Belitung, pasar pariwisata dan upaya

pemasaran pariwisata Kabupaten Belitung, kelembagaan pariwisata yang ada di

kabupaten Belitung, analisis terhadap SWOT kepariwisataan Kabupaten Belitung dan isu-

isu strategis Pembangunan Kepariwisataan Kabuapten Belitung.

Bab VI Arah Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi tentang prinsip

pembangunan kepariwisataan; visi, misi dan tujuan dari pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung.

Bab VII Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi tentang

kebijakan pembangunan kepariwisataan; strategi pembangunan kepariwisataan yang

terdiri dari strategi pembangunan destinasi pariwisata, industri pariwisata, pemasaran

pariwisata dan kelembagaan kepariwisataan.

Bab VIII Rencana Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung, berisi tentang

rencana struktur perwilayahan pariwisata; rencana kawasan pengembangan pariwisata

dan rencana kawasan strategis pariwisata.

Bab IX Indikasi Program dan Kegiatan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung, berisi

tentang program dan kegiatan pembangunan kepariwisataan untuk setiap strategi aspek-

aspek pembangunan kepariwisataan, yaitu strategi pembangunan destinasi pariwisata,

industri pariwisata, pemasaran pariwisata, dan kelembagaan kepariwisataan.

Bab X Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi, berisi tentang tujuan dan sasaran pemantauan

dan evaluasi, mekanisme, waktu pelaksanaan dan pelaksana pemantauan dan evaluasi

terhadap seluruh program dan kegiatan yang telah direncanakan dalam Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Kabuapten Belitung.

Page 34: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-34

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

BAB 2

Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam

Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan

2.1 AMANAT PENYUSUNAN RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

KABUPATEN DAN ARAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DI INDONESIA

Amanat penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten termuat dalam

beberapa peraturan perundangan di tingkat pusat, khususnya pada Undang-Undang No. 10 Tahun

2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota. Arahan pembangunan kepariwisataan di Indonesia juga sudah diatur dalam

beberapa peraturan perundangan, yaitu Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional Tahun 2005-2025, Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dan juga

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.

Hasil kajian terhadap masing-masing peraturan perundangan akan diuraikan di bawah ini.

2.1.1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 menegaskan bahwa Pemerintah Daerah, termasuk di dalamnya

Pemerintah Provinsi, diberi kewenangan untuk menjalankan otonomi seluas-luasnya. Pada Pasal 2,

Ayat (3) dijelaskan bahwa Pemerintah Daerah menjalankan otonomi dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dalam Undang-Undang

tersebut juga dijelaskan peran Gubernur sebagai wakil Pemerintah di daerah.

Formatted: Space After: 12 pt

Formatted: Font: 11 pt

Page 35: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-35

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Undang-Undangno.32 tahun 2004 juga membagi urusan pemerintah ke dalam tiga tingkatan, yaitu

Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Pada pasal 11

ayat (3) Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

pemerintahan daerah terbagi menjadi urusan wajib dan urusan pilihan.Pembagian kewenangan

antara Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam Undang-Undang

No. 32 tahun 2004 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Pembagian Kewenangan Urusan Pemerintahan Berdasarkan

Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH

KABUPATEN/KOTA LINGKUP URUSAN

a) politik luar negeri; b) pertahanan; c) keamanan; d) yustisi; e) moneter dan fiskal nasional; f) agama. (Pasal 10 ayat 3)

Penyelenggaraan urusan

pemerintahan daerah yang bersifat

wajib yang berpedoman pada

standar pelayanan minimal

(Pasal 11 ayat 4)

URUSAN WAJIB

a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

d) penyediaan sarana dan prasarana umum;

e) penanganan bidang kesehatan; f) penyelenggaraan pendidikan dan

alokasi sumber daya manusiapotensial; g) penanggulangan masalah sosial lintas

kabupaten/kota; h) pelayanan bidang ketenagakerjaan

lintas kabupaten/kota; i) fasilitasi pengembangan koperasi,

usaha kecil, dan menengahtermasuk lintas kabupaten/kota;

j) pengendalian lingkungan hidup; k) pelayanan pertanahan termasuk lintas

kabupaten/kota; l) pelayanan kependudukan, dan catatan

sipil; m) pelayanan administrasi umum

pemerintahan; n) pelayanan administrasi penanaman

modal termasuk lintas kabupaten/kota; o) penyelenggaraan pelayanan dasar

lainnya yang belum dapatdilaksanakan oleh kabupaten/kota;

p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturanperundang-undangan.

URUSAN PILIHAN

Urusan pemerintahan yang secara nyata

ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan

URUSAN WAJIB

a) perencanaan dan pengendalian pembangunan;

b) perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;

c) penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;

d) penyediaan sarana dan prasarana umum;

e) penanganan bidang kesehatan; f) penyelenggaraan pendidikan; g) penanggulangan masalah sosial; h) pelayanan bidang ketenagakerjaan; i) fasilitasi pengembangan koperasi,

usaha kecil dan menengah; j) pengendalian lingkungan hidup; k) pelayanan pertanahan; l) pelayanan kependudukan, dan catatan

sipil; m) pelayanan administrasi umum

pemerintahan; n) pelayanan administrasi penanaman

modal; o) penyelenggaraan pelayanan dasar

lainnya; p) urusan wajib lainnya yang diamanatkan

oleh peraturanperundang-undangan.

URUSAN PILIHAN

Urusan pemerintahan yang secara nyata

ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan

kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan

daerah yang bersangkutan.

(Pasal 14 ayat 1 dan 2)

Formatted: Line spacing: 1,5 lines

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Font: 9 pt, Indonesian

Formatted: Font: 9 pt

Page 36: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-36

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

PEMERINTAH PEMERINTAH PROVINSI PEMERINTAH

KABUPATEN/KOTA daerah yang bersangkutan.

(Pasal 13 ayat 1 dan 2)

SKALA URUSAN - SKALA PROVINSI LINTAS KABUPATEN/KOTA

SKALA KABUPATEN/KOTA

PENYELENGGARAAN URUSAN

a) menyelenggarakan sendiri sebagian urusan pemerintahan;

b) melimpahkan sebagian urusan pemerintahan kepada Gubernur selaku wakil Pemerintah; atau

c) menugaskan sebagian urusan kepada pemerintahan daerah dan/atau pemerintahan desa berdasarkan asas tugas pembantuan.

(pasal 10 ayat 5)

Diatur dalam PP No. 38 tahun 2007 Diatur dalam PP No. 38 tahun 2007

Sumber: Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Berdasarkan tabel di atas, pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara Pemerintah

dengan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sudah sangat jelas perbedaannya, khususnya dari

lingkup urusan. Sementara itu, pembagian kewenangan urusan pemerintahan antara Pemerintah

Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota hanya dibedakan dari skala urusan, lingkup urusan

kedua tingkatan pemerintahan tersebut adalah sama. Skala urusan yang menjadi kewenangan

Pemerintah Provinsi adalah skala provinsi dan lintas kabupaten/kota, sedangkan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Kabupaten/Kota adalah urusan skala kabupaten/kota.

Dari tabel di atas juga dapat diketahui bahwa pariwisata tidak termasuk dalam urusan wajib bagi

Pemerintah, Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Kabupaten/Kota. Pariwisata merupakan

urusan pilihan, yaitu urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan

daerah yang bersangkutan. Dengan demikian, pariwisata tidak harus dibangun di setiap provinsi

maupun kabupaten/kota. Jika suatu daerah tidak memiliki potensi pariwisata, tidak perlu

dipaksakan untuk membangun pariwisata.

Kabupaten Belitung memiliki kekayaan alam yang sangat khas berupa pantai berbatu granitsudah

terbukti mampu meningkatkan kunjungan wisatawan. Kekhasan dan keunikan budaya Kabupaten

Belitung yang sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu dan Tionghoa juga tidak kalah menarik dan

pentingnya bagi kepariwisataan Kabupaten Belitung. Oleh karena itu, sektor pariwisata di

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Font: Italic

Page 37: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-37

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Kabupaten Belitung menjadi salah satu urusan pilihan Pemerintah Kabupaten Belitung, bahkan

menjadi andalan dalam pembangunan daerah dan juga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2.1.2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 memuat kebijakan

yang bersifat umum untuk seluruh sektor pembangunan di tingkat nasional.Hal-hal yang mengatur

tentang pembangunan kepariwisataan dalam RPJPN bersifat arahan pembangunan secara umum.

Dalam RPJPN 2005-2025, pembangunan kepariwisataan dilakukan untuk mendukung upaya

memperkuat perekonomian domestik dengan orientasi dan berdaya saing global. Arahan

pembangunan kepariwisataan yang ditetapkan pada RPJPN tersebut mengatur bahwa

kepariwisataan dikembangkan agar mampu mendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan citra

Indonesia, meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal, serta memberikan perluasan

kesempatan kerja. Pengembangan kepariwisataan dilakukan dengan memanfaatkan keragaman

pesona keindahan alam dan potensi nasional sebagai wilayah wisata bahari terluas di dunia secara

arif dan berkelanjutan, serta mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan

budaya bangsa.

2.1.3 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Sebagai bagian dari ruang wilayah provinsi, pembangunan kepariwisataan juga harus

memperhatikan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Dalam Undang-

Undang tersebut, bagian penjelasan, dijelaskan bahwa kawasan pariwisata dalam penataan ruang

merupakan bagian dari kawasan budidaya. Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa kawasan pariwisata

dapat menjadi salah satu dari kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis kabupaten.

Karena pariwisata menjadi salah satu kawasan yang harus diatur dalam penataan ruang, termasuk

penataan ruang kabupaten, maka pembangunan kepariwisataan kabupaten juga harus mengacu

pada kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten. Dalam konteks Kabupaten Belitung,

penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung tentu saja harus

memperhatikan arahan penataan ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung.

2.1.4 Undang-Undang no. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Page 38: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-38

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan menjelaskan bahwa pembangunan

kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh

manfaatserta mampu menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.

Lebih lanjut, pada pasal 6 Undang-Undang tersebut juga menegaskan bahwa pembangunan

kepariwisataan dilakukan berdasarkan asas pembangunan kepariwisataan yang diwujudkan melalui

pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman,

keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Asas-asas

yang harus diacu dalam pembangunan kepariwisataan adalah: a) asas manfaat, b) kekeluargaan, c)

adil dan merata, d) keseimbangan, e) kemandirian, f) kelestarian, g) partisipatif, h) berkelanjutan, i)

demokratis, j) kesetaraan, dan k) kesatuan.

Pembangunan kepariwisataan di Indonesia juga harus mengacu pada tujuan pembangunan dan

prinsip-prinsip penyelenggaraan kepariwisataan agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.

Pada Pasal 3 dijelaskan bahwa kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan

intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan

negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Pasal 4 kemudian menjelaskan bahwa tujuan

pembangunan kepariwisataan di Indonesia adalah:

Page 39: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-39

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

a) meningkatkan pertumbuhan ekonomi;

b) meningkatkan kesejahteraan rakyat;

c) menghapus kemiskinan;

d) mengatasi pengangguran;

e) melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;

f) memajukan kebudayaan;

g) mengangkat citra bangsa;

h) memupuk rasa cinta tanah air;

i) memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan

j) mempererat persahabatan antarbangsa.

Prinsip-prinsip yang harus diacu dalam penyelenggaraan kepariwisataan telah ditetapkan pada

Pasal 5 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009, yaitu:

a) menjunjung tinggi norma agama dan nilai budayasebagai pengejawantahan dari konsep hidup

dalamkeseimbangan hubungan antara manusia dan TuhanYang Maha Esa, hubungan antara

manusia dansesama manusia, dan hubungan antara manusia danlingkungan;

b) menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragamanbudaya, dan kearifan lokal;

c) memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat,keadilan, kesetaraan, dan proporsionalitas;

d) memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;

e) memberdayakan masyarakat setempat;

f) menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah,antara pusat dan daerah yang merupakan

satukesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah,serta keterpaduan antarpemangku

kepentingan;

g) mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dankesepakatan internasional dalam bidang

pariwisata;

h) memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Amanat penetapan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten secara jelas

tercantum pada Pasal 8 Ayat (1) yang menyatakan bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan

berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan, yang terdiri atas Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi,

dan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten/Kota.Pada pasal yang sama juga

dijelaskan bahwa pembangunan kepariwisataan yang dilakukan berdasarkan rencana induk

pembangunan kepariwisataan merupakan bagian integral dari rencana pembangunan jangka

panjang nasional. Lebih lanjut, pada Ayat (3) dijelaskan bahwa Rencana Induk Pembangunan

Page 40: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-40

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Kepariwisataan Kabupaten/Kota diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.Penyusunan

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus dilakukan dengan melibatkan para pemangku

kepentingan(Pasal 8 Ayat 4).

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan harus memuat arahan bagi empat aspek

pembangunan kepariwisataan, yaitu industri pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata,

dan kelembagaan kepariwisataan. Hal terkait aspek industri pariwisata menjelaskan bahwa usaha

pariwisata di Indonesia saat ini dikelompokkan menjadi 13 (tiga belas), yaitu usaha daya tarik

wisata, usaha kawasan pariwisata, usaha jasa transportasi wisata, usaha jasa perjalanan wisata,

usaha jasa makanan dan minuman, usaha penyediaan akomodasi, usaha penyelenggaraan

kegiatan hibutan dan rekreasi, usaha penyelengaraan MICE (Meeting, Incentive, Convention,

Exhibition), usaha jasa informasi pariwisata, usaha jasa konsultan pariwisata, usaha jasa

pramuwisata, usaha jasa wisata tirta, dan usaha spa.

Sementara itu, aspek-aspek yang terkait dengan destinasi pariwisata yang diatur dalam Undang-

Undang adalah penetapan kawasan strategis pariwisata (pasal 12), baik di tingkat nasional,

provinsi, maupun kabupaten/kota.Kawasan strategis pariwisata adalah kawasan yang memiliki

fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai

pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial budaya,

pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Penetapan kawasan strategis pariwisata dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal berikut ini:

a) Sumber daya pariwisata alam dan budaya yang potensial menjadi daya tarik pariwisata.

b) Potensi pasar

c) Lokasi strategis yang berperan menjaga persatuan bangsa dan keutuhan wilayah.

d) Perlindungan terhadap lokasi tertentu yang mempunyai peran strategis dalam menjaga fungsi

dan daya dukung lingkungan hidup.

e) Lokasi strategis yang mempunyai peran dalam usaha pelestarian dan pemanfaatan asset

budaya.

f) Kesiapan dan dukungan masyarakat.

g) Kekhususan dari wilayah.

Kawasan strategis pariwisata dikembangkan dengan tujuan berpartisipasi dalam terciptanya

persatuan dan kesatuan bangsa, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat.Dalam pengembangannya, kawasan strategis pariwisata harus

memperhatikan aspek budaya, sosial, dan agama masyarakat setempat.

Page 41: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-41

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Selain penetapan kawasan strategis pariwisata, aspek destinasi pariwisata yang juga diatur dalam

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 adalah tentang penanaman modal dalam negeri dan modal

asing di bidang kepariwisataan. Pada pasal 10 Undang-Undang tersebut dinyatakan bahwa rencana

induk pembangunan kepariwisataan nasional, provinsi, dan kabupaten/kota harus mampu

mendorong penanaman modal di bidang kepariwisataan.

Pembangunan aspek pemasaran pariwisata yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009

hanyalah yang terkait dengan pembentukan Badan Promosi Pariwisata Indonesia maupun daerah.

Badan Promosi Pariwisata merupakan lembaga swasta yang bersifat mandiri, tetapi

pembentukannya ditetapkan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah.Badan Promosi

Pariwisata berfungsi sebagai: 1) koordinator promosi pariwisata yang dilakukan dunia usaha di

pusat dan daerah; dan 2) mitra kerja Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Pembangunan kelembagaan kepariwisataan dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009

menekankan pada koordinasi strategis lintassektor pada tataran kebijakan, program, dan kebijakan

kepariwisataan (Pasal 33). Koordinasi lintassektor dilakukan pada:

a) Bidang pelayanan kepabeanan, keimigrasian, dan karantina.

b) Bidang keamanan dan ketertiban.

c) Bidang prasarana umum yang mencakup jalan, air bersih, listrik, telekomunikasi, dan kesehatan

lingkungan.

d) Bidang transportasi darat, laut, dan udara.

e) Bidang promosi pariwisata dan kerja sama luar negeri.

2.1.5 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Daerah

Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota merupakan penjabaran dari Undang-Undang No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Pada peraturan pemerintah ini pembagian urusan

pemerintahan diatur dengan lebih rinci per bidang urusan dan per tingkatan pemerintahan,

terutama urusan pemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan dan/atau susunan

pemerintahan.

Pada Pasal 2 Ayat 4 dijelaskan urusan-urusan pemerintahan yang dibagi bersama antartingkatan

dan/atau susunan pemerintahan, termasuk di dalamnya urusan kebudayaan dan kepariwisataan.

Urusan-urusan tersebut adalah:

Page 42: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-42

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Formatted: List Paragraph, Space After: 6 pt,Line spacing: 1,5 lines

Formatted: Font: 10 pt, Indonesian

Page 43: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-43

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

1. pendidikan;

2. kesehatan;

3. pekerjaan umum ;

4. perumahan;

5. penataan ruang;

6. perencanaan pembangunan;

7. perhubungan;

8. lingkungan hidup;

9. pertanahan;

10. kependudukan dan catatan

sipil;

11. pemberdayaan perempuan

dan perlindungan anak;

- keluarga berencana

dankeluarga sejahtera;

12.

11. keluarga berencana dan keluarga

sejahtera;

12.13. sosial;

13.14. ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian;

14.15. koperasi dan usaha kecil dan

menengah;

15.16. penanaman modal;

16.17. kebudayaan dan pariwisata;

17.18. kepemudaan dan olah raga;

18.19. kesatuan bangsa dan politik

dalam negeri;

19.20. otonomi daerah, pemerintahan

umum, administrasikeuangan

daerah, perangkat daerah,

kepegawaian,dan persandian;

20.21. pemberdayaan

masyarakat dan desa;

21.22. statistik;

22.23. kearsipan;

23.24. perpustakaan;

24.25. komunikasi dan

informatika;

25.26. pertanian dan ketahanan

pangan;

26.27. kehutanan;

27.28. energi dan sumber daya

mineral;

28.29. kelautan dan perikanan;

29.30. perdagangan;

30.31. perindustrian

Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2007 juga menjabarkan urusan wajib dan pilihan

yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004 ke dalam bidang-bidang urusan.

Bidang-bidang yang termasuk dalam urusan wajib Pemerintah Daerah Provinsi adalah bidang-bidang

yang berkaitan dengan pelayanan dasar, terdapat 26 bidang urusan wajib, di antaranya pendidikan,

kesehatan, lingkungan hidup, pekerjaan umum, penataan ruang, perencanaan pembangunan,

perumahan, perhubungan, koperasi dan usaha kecil menengah. Sementara itu, bidang-bidang yang

termasuk urusan pilihan, seperti yang juga dijelaskan dalam Undang-Undang No. 32 tahun 24

adalah urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang

bersangkutan. Salah satu urusan yang menjadi urusan pilihan adalah pariwisata.Urusan pilihan

lainnya adalah perikanan dan kelautan, pertanian, kehutanan, energi dan sumber daya mineral,

industri, perdagangan, dan ketransmigrasian.

Khusus untuk urusan bidang kepariwisataan, dalam lampiran Peraturan Pemerintah No. 38 tahun

2007 sudah diatur pembagian urusan bidang kepariwisataan dan kebudayaan, yang pada saat

diterbitkannya Peraturan Pemerintahan ini bidang kepariwisataan masih bergabung dengan bidang

kebudayaan. Pada dasarnya, hampir seluruh jenis urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah

Provinsi hampir sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota, perbedaan hanya terletak pada skala

urusan, yaitu skala provinsi untuk Pemerintah Provinsi dan skala kabupaten/kota untuk Pemerintah

Kabupaten/Kota.

Pemerintah Kabupatenmemilikiperan sebagai pelaksana kebijakan nasional dan provinsi,serta

penetapan kebijakan skala kabupaten. Salah satu kewenangannya adalah menetapkan RIPP

Kabupaten (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten).

Formatted: Font: 9 pt

Formatted Table

Formatted: English (U.S.)

Formatted: Normal, Indent: Left: 0 cm, Don'tadd space between paragraphs of the samestyle, Numbered + Level: 1 + Numbering Style:1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left +Aligned at: 0,63 cm + Indent at: 1,27 cm

Formatted: Font: 9 pt, Indonesian

Formatted: Font: 9 pt

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space After: 0pt, Line spacing: single, Numbered + Level: 1 +Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 0,63 cm + Indentat: 1,27 cm

Formatted: Indonesian

Formatted: Justified

Page 44: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-44

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Formatted: Line spacing: 1,5 lines

Page 45: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-45

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Tabel 2.2 Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam PP No. 38 Tahun 2007 tTentang Pembagian

Urusan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/Kota

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

1. KebijakanBidang Kepariwisataan

1. Kebijakan 1. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan skala kabupaten/kota:

a. RIPP kabupaten/kota.

b. Pelaksanaan kebijakan nasional, provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sistem informasi pariwisata.

c. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam penerapan standarisasi bidang pariwisata.

d. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan pedoman pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

e. Pelaksanaan kebijakan nasional dan provinsi serta penetapan kebijakan dalam pembinaan usaha dan penyelenggaraan usaha pariwisata skala kabupaten/ kota.

f. Penetapan dan pelaksanaan pedoman perencanaan pemasaran skala kabupaten/kota.

g. Penetapan dan pelaksanaan pedoman partisipasi dan penyelenggaraan pameran/event budaya dan pariwisata skala kabupaten/ kota.

h. Penetapan dan pelaksanaan pedoman dan penyelenggaraan widya wisata skala kab./kota.

i. Penetapan dan pelaksanaan pedoman kerjasama pemasaran skala kabupaten/kota.

2. Pemberian izin usaha pariwisata skala kabupaten/ kota.

3. Pelaksanaan kerjasama internasional pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/kota.

4. Pelaksanaan kerjasama pengembangan destinasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

5. Monitoring dan evaluasi pengembangan pariwisata skala kabupaten/kota.

5.

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Normal, Space After: 0 pt, Linespacing: 1,5 lines

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Indonesian

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,51cm, Space After: 6 pt, Line spacing: single,Numbered + Level: 3 + Numbering Style: 1, 2,3, … + Start at: 2 + Alignment: Left + Alignedat: 0 cm + Tab after: 0,76 cm + Indent at: 0,76 cm, Tab stops: Not at 0,76 cm

Page 46: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-46

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

2. Pelaksanaan

Bidang

Kepariwisataan

1. Penyelenggaraan 1. Penyelenggaraan promosi skala kabupaten/kota:

a. Penyelenggaraan widya wisata skala kabupaten/kota serta mengirim dan menerima peserta grup widya wisata.

b. Peserta/penyelenggara pameran/ event, roadshow bekerja sama dengan pemerintah/provinsi.

c. Pengadaan sarana pemasaran skala kabupaten/ kota.

d. Pembentukan perwakilan kantor promosi pariwisata di dalam negeri skala kabupaten/kota.

e. Penyediaan informasi pariwisata ke pusat pelayanan informasi pariwisata provinsi dan pembentukan pusat pelayanan informasi pariwisata skala kabupaten/ kota.

f. Pelaksanaan event promosi di luar negeri dengan koordinasi pemerintah dan provinsi.

2. Pengembangan sistem informasi pemasaran pariwisata skala kabupaten/kota.

3. Penerapan branding pariwisata nasional dan penetapan tagline pariwisata skala kabupaten/ kota.

3.

3. Kebijakan Bidang

Kebudayaan dan

1. Rencana induk pengembangansumber daya kebudayaan dan pariwisata nasional skala

Formatted: Indonesian

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,47cm, Space Before: 6 pt, After: 0 pt, Linespacing: single, Numbered + Level: 1 +Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 2 +Alignment: Left + Aligned at: 0 cm + Tab after: 0,76 cm + Indent at: 0,76 cm, Tab stops: Notat 0,76 cm

Page 47: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-47

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

Pariwisata kabupaten/kota.

2. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota dalam pengembangan sumber daya manusia kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.

3. Pelaksanaan kebijakan nasional/provinsi dan penetapan kebijakan kabupaten/kota penelitian kebudayaan dan pariwisata skala kabupaten/kota.

4. Pelaksanaan rancangan induk penelitian arkeologi nasional oleh kabupaten/kota berkoordinasi dengan Balai Arkeologi.

2.2 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN NASIONAL

Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung merupakan bagian dari kebijakan pembangunan

kepariwisataan nasional. Kebijakan-kebijakan nasional yang mengarahkan pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung untuk mendukung pembangunan kepariwisataan nasional

terdapat pada:

- Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

- Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025;

- Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 79 Tahun 2011 tentang Kunjungan Kapal Wisata

(Yacht) Asing ke Indonesia.

2.2.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN)

RTRW Nasional yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 merupakan

arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara untuk periode perencanaan

2008-2027. Kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah di tingkat nasional mengatur

tentang struktur ruang dan pola ruang nasional.

Dalam kebijakan dan strategi pola ruang nasional, Taman Wisata Alam Perairan Belitung ditetapkan

sebagai kawasan lindung nasional. Kebijakan dan strategi pengembangan Taman Wisata Alam

Perairan Belitung diarahkan pada pengembangan pengelolaan kawasan lindung nasional.

Formatted: Font: 14 pt

Page 48: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-48

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Selain itu, Kawasan Belitung (termasuk di dalamnya Kabupaten Belitung Timur) juga ditetapkan

sebagai kawasan andalan nasional dengan sektor unggulan pertanian, perkebunan, industri, dan

pariwisata. Kawasan andalan nasional adalah kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis

nasional. Nilai strategis nasional adalah kemampuan kawasan untuk memacu pertumbuhan

ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong pemerataan perkembangan wilayah.

Pada RTRWN juga ditetapkan bahwa Kota TanjungpPandang menjadi Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).

Page 49: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-49

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Sumber: http://www.penataanruang.net/taru/Peta/Nasional/pola_RTRWN_07.jpg

Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Wilayah Nasional dalam RTRWN

Formatted: Font: Italic

Page 50: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-50

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

2.21.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS)

RIPPARNAS yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 merupakan

pedoman bagi pembangunan kepariwisataan tingkat nasional berjangka panjang, yaitu 15 tahun.

Dalam RIPPARNAS, kepariwisataan Kabupaten Belitung diatur dalam arahan pembangunan

destinasi pariwisata, khususnya arahan perwilayahan destinasi pariwisata.

Arahan perwilayahan destinasi pariwisata nasional menetapkan Kabupaten Belitung dalam

Destinasi Pariwisata Nasional (DPN) Palembang – BangkaBelitung dan sekitarnya. DPN ini terdiri

dari tiga Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dan dua Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN). KPPN adalah suatu ruang pariwisata yang mencakup luasan area

tertentu sebagai suatu kawasan dengan komponen kepariwisataannya, serta memiliki karakter

atau tema produk pariwisata tertentu yang dominan dan melekat kuat sebagai komponen

pencitraan kawasan tersebut. KSPN adalah kawasan yangmemiliki fungsi utama pariwisata atau

memilikipotensi untuk pengembangan pariwisata nasionalyang mempunyai pengaruh penting

dalam satu ataulebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial danbudaya, pemberdayaan

sumber daya alam, dayadukung lingkungan hidup, serta pertahanan dankeamanan.

Dalam RIPPARNAS, wilayah Kabupaten Belitung ditetapkan sebagai KPPN maupun KSPN.

Wilayah Kabupaten Belitung yang ditetapkan sebagai KPPN adalah wilayah bagian selatan

(Kecamatan Membalong dan sekitarnya) bersama dengan Kawasan Pantai Punai dan sekitarnya

sebagai KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya. Sementara itu, wilayah Kabupaten Belitung yang

ditetapkan sebagai KSPN adalah KSPN Tanjung Kelayang-Belitung dan sekitarnya. Untuk lebih

jelasnya mengenai peta DPN dapat dilihat pada Gambar 2.2berikut ini.

Formatted: Font: 14 pt

Page 51: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-51

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025

Gambar 2.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan sekitarnya

Sumber: Lampiran II Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang RIPPARNAS 2010-2025

Formatted: Font: Italic

Formatted: Font: Italic

Page 52: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-52

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Gambar 2.3 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya

Lebih lanjut, dalam RIPPARNAS disebutkan bahwa pembangunan DPN dan KSPN dilaksanakan

secara bertahap, dengan kriteria prioritas sebagai berikut:

komponen destinasi yang siap untuk dikembangkan;

posisi dan peran efektif sebagai penarik investasi yang strategis;

posisi strategis sebagai simpul penggerak sistemik pembangunan kepariwisataan di wilayah

sekitar baik dalam konteks regional maupun nasional;

potensi kecenderungan produk pariwisata masa depan;

kontribusi yang signifikan dan/atau prospek

positif dalam menarik kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara dalam

waktu yang relatif cepat;

citra yang sudah dikenal secara luas;

kontribusi terhadap pengembangan keragaman produk pariwisata di Indonesia;

keunggulan daya saing internasional.

RIPPARNAS juga mengarahkan strategi pembangunan kepariwisataan di DPN dan KSPN. Strategi-

strategi tersebut masih bersifat umum dan harus dijabarkan ke dalam strategi yang lebih spesifik

untuk masing-masing DPN dan KSPN sesuai dengan fungsi yang harus diemban dalam

pembangunan kepariwisataan. Strategi pembangunan DPN dan KSPN yang termuat dalam

RIPPARNAS adalah:

1) Strategi untuk perencanaan pembangunan DPN dan KSPN meliputi:

a. menyusun rencana induk dan rencana detail Pembangunan DPN dan KSPN;

b. menyusun regulasi tata bangunan dan tata lingkungan DPN dan KSPN.

2) Strategi untuk penegakan regulasi pembangunan DPN dan KSPN dilakukan melalui

monitoring danpengawasan oleh Pemerintah terhadap penerapan rencana detail DPN dan

KSPN

3) Strategi untuk pengendalian implementasi rencana pembangunan DPN dan KSPN dilakukan

melaluipeningkatan koordinasi antara Pemerintah, Pemerintah Daerah, pelaku usaha, dan

masyarakat.

2.2.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Mendukung Kunjungan Kapal Wisata

(Yacht) Asing ke Indonesia

Page 53: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-53

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Indonesia diatur dengan Peraturan Presiden Republik

Indonesia No. 79 Tahun 2011. Peraturan Presiden tersebut diterbitkan dengan tujuan untuk

memberikan kemudahan bagi kapal wisata (yacht) asing yang berkunjung ke Indonesia. Hal ini

dilakukan dalam rangka mengembangkan industri pariwisata bahari di Indonesia dan

meningkatkan perekonomi masyarakat pesisir, pulau-pulau kecil, dan perairan pedalaman.

Pelabuhan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung menjadi salah satu dari 18 pelabuhan yang

ditetapkan dapat memberikan kemudahan pada kapal wisata (yacht) asing yang akan melakukan

kunjungan ke Indonesia. Penetapan ini menjadi strategis bagi kepariwisataan Kabupaten

Belitung karena merupakan peluang yang besar untuk dapat menangkap pasar wisatawan asing

yang berlayar dengan kapal wisata (yacht).

Seperti yang telah ditetapkan pada Peraturan Presiden tersebut, Pelabuhan

Tanjungpandanmerupakan pelabuhan yang memberikan kemudahan bagi kapal wisata (yacht)

asing. Kemudahan-kemudahan yang akan diberikan tersebut adalah kemudahan dalam proses

permohonan dan pemberian Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT),

kepelabuhanan, kepabeanan, keimigrasian, dan karantina.bagi kapal wisata (yacht) asing

beserta awak kapal dan/atau penumpang termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan yang

akan memasuki wilayah perairan Indonesia dalam rangka kunjungan wisata.

Untuk mendukung fungsinya tersebut, Pemerintah akan mengembangkan sistem pemantauan

kapal dalam rangka keselamatan kunjungan kapal wisata (yacht) asing ke Kabupaten Belitung.

Dalam rangka meningkatkan kunjungan kapal wisata tersebut, Pemerintah bersama-sama

dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung

harus menyiapkan dukungan fasilitas bagi kapal wisata (yacht) asing. Dukungan fasilitas tersebut

berupa:

a) penyiapan alur pelayaran kapal wisata (yacht) asing;

b) kemudahan dalam pembangunan marina atau terminal khusus kapal wisata (yacht) asing;

c) pembangunan dermaga;

d) pemasangan sarana bantu navigasi pelayaran;

e) kemudahan untuk fasilitas perawatan dan perbaikan; serta

f) fasilitas dan kemudahan lainnya sesuai kebutuhan.

Penetapan Pelabuhan Tanjungpandan sebagai salah satu pelabuhan bagi kapal wisata (yacht)

asing oleh Pemerintah menjadi tantangan bagi kepariwisataan Kabupaten Belitung untuk

mengembangkan produk pariwisata yang berdaya saing dan menyiapkan sumber daya manusia

yang berkualitas internasional dalam rangka membangun citra yang baik bagi kepariwisataan

Belitung dan kepariwisataan Indonesia.

Page 54: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-54

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Berdasarkan kebijakan perwilayahan destinasi pariwisata yang termuat dalam

RTRWN,danRIPPARNAS, dan Peraturan Presiden tentang Kunjungan Kapal Wisata Asing ke

Indonesia, kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang sangat strategis secara

nasional, yaitu sebagai kawasan pariwisata yang memiliki nilai strategis untuk mendukung

pembangunan kepariwisataan nasional.

Page 55: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-55

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

2008 2010 2011 2012 2013 2014 … 2025 2026 2027 DOKUMEN KEBIJAKAN

NASIONAL

- Wilayah perairan Kabupaten Belitung merupakan bagian dari KAWASAN LINDUNG NASIONAL dan KAWASAN ANDALAN LAUT NASIONAL, yaitu Taman Wisata Alam Perairan Belitung,

- Kawasan budidaya Kabupaten Belitung merupakan bagian dari KAWASAN ANDALAN NASIONAL BELITUNG,

- Kota Tanjungp Pandan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

RTRWN TAHUN 2008-2027

- Wilayah Kabupaten Belitung bagian utara merupakan salah satu KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA NASIONAL (KSPN), yaitu KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, serta

- Wilayah Kabupaten bagian selatan merupakan bagian dari KAWASAN PENGEMBANGAN PARIWISATA NASIONAL (KPPN) Punai – Belitung dan sekitarnya

RIPPARNAS TAHUN 2010-2025

PelabuhanTanjungpandan sebagai pelabuhan kapal wisata (yacht) asing PERPRES NO. 79 TAHUN 2011

Gambar 2.4 Posisi kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam kebijakan kepariwisataan nasional

2.3 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM STRATEGI PENGEMBANGAN

DESTINASI UNGGULAN DAN DESA WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA

BELITUNG

Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

yang dirumuskan untuk tahun perencanaan 2007 –2013 saat ini sudah tidak dapat digunakan

lagi sebagai arahan dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pada tahun 2012, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) menyusun Strategi

Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

menerapkan konsep SMART (Sustainable Management Approach for Regional Tourism) atau

Pendekatan Pengelolaan Berkelanjutan bagi Kepariwisataan Regional.Konsep SMART

merupakan perpaduan antara prinsip-prinsip pembangunan kepariwisataan berkelanjutan

dengan perencanaan kepariwisataan regional.

Formatted Table

Formatted: Font: Not Bold

Formatted: Font: Italic

Formatted: Font: Not Bold

Page 56: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-56

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

BERKELANJUTAN

- Prinsip-prinsip

- Isu-isu

KEPARIWISATAAN REGIONAL

- Prinsip-prinsip

- Isu-isu

KONSEP SMART

(Sustainable Management Approach for

Regional Tourism)

Gambar 2.5 Pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dan kepariwisataan

regional sebagai pembentuk konsep SMART

Konsep SMART menganut prinsip-prinsip berikut ini:

1. Perencanaan kepariwisataan regional harus komprehensif, memandang kepariwisataan

sebagai komponen-komponen yang saling terintegrasi dan terkait satu sama lain

membangun suatu sistem.

2. Perencanaan kepariwisataan regional harus lebih memfokuskan perhatian pada aspek

lingkungan.

3. Perencanaan kepariwisataan regional harus memiliki visi yang jelas dan dapat diterima oleh

seluruh pemangku kepentingan.

4. Implementasi perencanaan kepariwisataan regional harus melibatkan seluruh pemangku

kepentingan dari mulai tahap awal proses perencanaan.

5. Perencanaan kepariwisataan regional bersifat berkelanjutan dan berkesinambungan, artinya

harus berjangka panjang dan harus diikuti oleh perencanaan dalam skala yang lebih detil,

untuk mencapai tujuan pembangunan kepariwisataan secara utuh.

Kerangka pendekatan pembangunan kepariwisataan berkelanjutan dibangun oleh tiga faktor

penting, yaitu integrasi antarsektor, integrasi antarwilayah, serta kesinambungan dan

keberlanjutan; dan juga empat pilar, yaitu lingkungan, sosial budaya, kebijakan/regulasi, dan

ekonomi.Lengkapnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Page 57: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-57

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

LINGKUNGAN

EKONOMISOSIAL

BUDAYA

KEBIJAKAN/

REGULASI

INTEGRASI A

NTARWIL

AYAH INTEGRASI ANTARWILAYAH

INTEGRASI A

NTARWILAYAHINTEGRASI ANTARW

ILAYAH

INTEGRASI A

NTARSEKTOR INTEGRASI ANTARSEKTOR

INTEGRASI A

NTARSEKTORINTEGRASI ANTARSEKTOR

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

KESINAMBUNGAN &

KEBERLANJUTAN

Gambar 2.6 Kerangka dan pilar SMART

Dalam pembangunan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, penerapan konsep

SMART diharapkan dapat:

1. meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap upaya pemulihan kualitas lingkungan di

kawasan-kawasan bekas pertambangan,

2. mengembangkan budaya dan sejarah penambangan timah dan yang terkait yang merupakan

identitas Kepulauan Bangka Belitung,

3. meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian daerah/provinsi dan

masyarakat, serta

4. meningkatkan daya saing kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung di tingkat nasional

maupun internasional.

Target yang akan dicapai dengan penerapan konsep SMART dalam kepariwisataan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.3Target yang Dapat Dicapai dengan Penerapan SMART dalam

Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

REGIONAL

TARGET YANG DAPAT DICAPAI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

LINGKUNGAN Memberikan perlindungan terhadap kawasan lindung alam dan budaya yang memiliki fungsi vital dalam pembangunan provinsi.

Meningkatkan kualitas ekosistem alam melalui pengelolaan pariwisata berbasis konservasi.

Meminimalisasi dampak lingkungan global yang disebabkan oleh pariwisata.

Perlindungan terhadap kawasan lindung hutan dan laut dari pertambangan melalui pengelolaan untuk pariwisata.

Pengembangan pariwisata di kawasan-kawasan bekas pertambangan sebagai upaya memulihkan kerusakan lingkungan.

Pengembangan potensi sumber daya alam

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Page 58: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-58

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

REGIONAL

TARGET YANG DAPAT DICAPAI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Rehabilitasi lingkungan yang rusak akibat pembangunan kepariwisataan skala provinsi.

Rehabilitasi lingkungan dan ekosistem yang rusak akibat pembangunan sektor unggulan provinsi melalui pemanfaatan untuk pariwisata.

Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya alam untuk pariwisata.

khas Kepulauan Bangka Belitung sebagai daya tarik wisata unggulan.

Mitigasi pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan dan berpotensi menimbulkan kerusakan lingkungan oleh pariwisata.

EKONOMI Kepuasan masyarakat terhadap dampak ekonomi yang dirasakannya langsung dari pariwisata.

Kepuasan wisatawan terhadap pariwisata provinsi.

Peningkatan kunjungan wisatawan yang berkualitas secara ekonomi (pengeluaran besar, lama tinggal panjang).

Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap pendapatan provinsi.

Penyediaan lapangan pekerjaan di bidang kepariwisataan.

Pertumbuhan ekonomi sektor lain yang dipacu oleh perkembangan pariwisata provinsi.

Pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal di wilayah provinsi melalui pengembangan kepariwisataan.

Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata dan yang terkait.

Kepuasan masyarakat terhadap pariwisata, dengan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam pengelolaan pariwisata.

Peningkatan jumlah wisatawan yang berkualitas secara ekonomi dan mencapai tingkat kepuasan wisatawan yang tinggi, melalui upaya diversifikasi produk pariwisata dan peningkatan kualitas pelayanan pariwisata.

Peningkatan kontribusi pariwisata terhadap perekonomian provinsi melalui pengembangan destinasi pariwisata unggulan provinsi.

Pembangunan kepariwisataan di wilayah selatan Kepulauan Bangka Belitung sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan investasi di bidang pariwisata

SOSIAL BUDAYA Penguatan identitas budaya provinsi, termasuk di

dalamnya upaya pelestarian dan pengembangan

budaya, termasuk nilai-nilai sejarah.

Pelibatan dan pemberdayaan seluruh pemangku

kepentingan sesuai kapasitasnya dalam pengelolaan

kepariwisataan tingkat provinsi, termasuk

masyarakat.

Perencanaan dan pengambilan keputusan yang

terbuka dan terpadu, termasuk kepada masyarakat.

Penyelenggaraan pariwisata yang saling memahami

dan menghargai antara seluruh

stakeholderpariwisata.

Perlindungan terhadap kesehatan dan kenyamanan

masyarakat dan wisatawan.

Penguatan identitas Kepulauan Bangka

Belitung sebagai penghasil timah di Indonesia

melalui pengembangan potensi budaya dan

sejarah pertimahan sebagai daya tarik wisata

unggulan.

Pengembangan produk pariwisata yang sesuai

dengan norma sosial, budaya, dan agama

yang berlaku di Kepulauan Bangka Belitung.

Peningkatan kapasitas masyarakat di destinasi

pariwisata unggulan provinsi dan nasional

dalam pengembangan kepariwisataan.

Pengembangan potensi budaya yang ada di

masyarakat (kerajinan khas, kesenian,

upacara adat, bahasa, gaya hidup) sebagai

potensi pariwisata.

KEBIJAKAN/REGULASI Jaminan terhadap konsistensi perencanaan

kepariwisataan berjangka panjang (misal RIPPARDA

yang telah diperdakan, kebijakan kepariwisataan

dalam RPJPD, RTRWP, dan lain-lain).

Sinergitas antara program-program pembangunan

kepariwisataan jangka pendek, menengah, dan

panjang.

Integrasi antara kebijakan kepariwisataan dengan

kebijakan pembangunan dan kebijakan sektoral

lainnya di tingkat provinsi.

Penetapan kepariwisataan sebagai sektor

utama pembangunan provinsi.

Peraturan Daerah tentang kepariwisataan dari

mulai perencanaan makro (RIPPARDA,

penyelenggaraan kepariwisataan) sampai

rencana detil (rencana kawasan strategis

pariwisata, pengaturan zonasi untuk kegiatan

wisata).

Kebijakan sektor-sektor pembangunan

diarahkan untuk mendukung pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 59: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-59

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

PILAR TARGET PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

REGIONAL

TARGET YANG DAPAT DICAPAI

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Integrasi antara kebijakan kepariwisataan nasional

dengan kebijakan kepariwisataan provinsi.

Integrasi dan sinergitas antara kebijakan

kepariwisataan di tingkat provinsi dengan tingkat

kabupaten/kota.

Kinerja program-program kepariwisataan yang

diimplementasikan.

Jaminan terhadap penerapan kode etik

kepariwisataan dunia.

Kebijakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian

perkembangan kepariwisataan.

Belitung.

Komitmen kepala daerah (kabupaten/kota)

untuk mendukung pengembangan

kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

Peraturan daerah mengenai tim dan

mekanisme pemantauan, evaluasi, dan

pengendalian perencanaan kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Mengacu pada konsep SMART yang diterapkan dalam pengembangan destinasi unggulan dan

desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,telah dirumuskan enam grand

strategy/strategi dasar berikut ini:

1. perencanaan yang sinergis antara daya tarik wisata geologis, pertambangan, sejarah,

budaya, dan rekreasi pantai sebagai potensi pariwisata unggulan provinsi yang dapat

meningkatkan daya saing pariwisata daerah, memperkuat citra sebagai destinasi pariwisata

budaya dan alam bahari, serta memberikan nilai tambah yang positif bagi identitas provinsi

sebagai wilayah pertambangan timah di Indonesia;

2. perencanaan yang sinergis antara destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan

Bangka Belitung untuk menciptakan keterpaduan pembangunan dan penyebaran

perkembangan pariwisata yang lebih luas;

3. perencanaan multisektor yang sinergis dan terintegrasi dalam mendukung pengembangan

destinasi unggulan dan desa wisata potensial Kepulauan Bangka Belitung menuju destinasi

pariwisata internasional;

4. pengembangan kepariwisataan berbasis konservasi pada destinasi unggulan dan desa

wisata yang berlokasi di dan dekat dengan kawasan lindung alam dan budaya serta kawasan

bekas pertambangan timah dalam rangka perlindungan sumber daya alam dan budaya,

peningkatan kualitas ekosistem alam, serta pemulihan kerusakan lingkungan;

5. pengembangan kepariwisataan di destinasi unggulan dan desa wisata diarahkan untuk

menggerakkan perekonomian masyarakat dan daerah menuju terwujudnya pariwisata

sebagai sektor utama pembangunan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;

6. pemberian peran lebih kepada masyarakat sebagai perencana, pengelola, dan pengendali

pengembangan kepariwisataan Kepulauan Bangka Belitung.

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 60: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-60

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Keenam strategi dasar tersebut dijabarkan ke dalam strategi-strategi yang lebih rinci

berdasarkan aspek-aspek pembangunan kepariwisataan regional yang berkelanjutan. Strategi-

strategi tersebut adalah:a) strategi perwilayahan pariwisata, b) strategi pengembangan produk

pariwisata, c) srategi pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata, d) strategi pengelolaan

lingkungan, e) strategi pengembangan ekonomi, f) strategi pengembangan pemasaran

pariwisata, g) strategi pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan kepariwisataan,

h) strategi pemanfaatan teknologi untuk pengembangan kepariwisataan, serta i) strategi

penguatan budaya untuk mendukung pengembangan kepariwisataan.

Strategi yang secara khusus mengarahkan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung

adalah strategi perwilayahan pariwisata dan strategi pengembangan produk pariwisata. Strategi

perwilayahan pariwisata mengarahkan pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Belitung

sebagai berikut:

- mengembangkanKota Tanjung Ppandan sebagai salah satu pusat pelayanan pariwisata

provinsi;

- mengembangkan Kawasan Tanjung Kelayang sebagai salah satu pusat destinasi unggulan

pariwisata provinsi;

- mengembangkan Desa Wisata Keciput sebagai salah satu pusat cluster desa wisata

potensial provinsi;

- mengembangkan Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya sebagai destinasi primer yang

berfungsi menyebarkan perkembangan pariwisata ke destinasi-destinasi lainnya;

- meningkatkan keterkaitan antara destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata

potensial melalui pengembangan jalur-jalur wisata;

- menetapkan fungsi destinasi unggulan Kawasan Pulau Belitongdan sekitarnya untuk

mendukung : a) peningkatan upaya diversifikasi produk melalui geowisata, b) pengendalian

kegiatan pertambangan timah menuju pengembangan Geopark Nasional;

- menetapkanfungsi cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya untuk mendukung: a)

integrasi potensi desa-desa wisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Tanjung

Kelayang, b) penyebaran manfaat ekonomi pariwisata kepada masyarakat yang lebih luas.

Strategi pengembangan produk pariwisata yang mengarahkan secara spesifik pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung adalah:

- menetapkan tema utama pengembangan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya,

yaitu geowisata, dan tema pendukung adalahrekreasi pantai;

- menetapkan tema pengembangan produk pariwisata Cluster Desa Wisata Belitong dan

sekitarnya, yaitu geowisata;

Page 61: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-61

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

- meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Bandara Hanandjoedin menjadi bandara

internasional untuk memperluas pasar pariwisata;

- meningkatkankapasitas dan kualitas pelayananPelabuhan Tanjungpandan untuk

memperkuat keterkaitan antara Bangka dengan Belitung dan antara Kepulauan Bangka

Belitung dengan sumber pasar utama.

Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

dijabarkan pula pada program-program prioritas. Strategi dan program tersebut sudah mulai

diimplementasikan pada tahun 2013 di lokasi ujicoba yang merupakan destinasi prioritas

pertama dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu

Kawasan Pulau Belitong dan sekitarnya, mencakup wilayah Kabupaten Belitung dan Kabupaten

Belitung Timur.

Page 62: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-62

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012.

Gambar 2.7Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan

Formatted: Font: 10 pt, Italic

Formatted: Font: Italic

Page 63: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-63

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Sumber: Kajian Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Kepulauan Bangka Belitung, 2012.

Gambar 2.8 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Formatted: Font: 10 pt, Italic

Formatted: Font: Italic

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Page 64: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-64

Formatted: Width: Exactly 1,37 cm

Gambar 2.9 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya

Gambar 2.10 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt

Page 65: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-65

Strategi perwilayahan pariwisata yang sudah diimplementasikan adalah pengembangan

jalur wisata untuk mengaitkan antara destinasi unggulan dengan desa wisata. Berdasarkan

karakteristik produk pariwisata dan keterhubungan antara satu daya tarik wisata dengan

daya tarik wisata lain telah dikembangkan tiga jalur wisata di Kawasan Pariwisata Pulau

Belitong dan sekitarnya. Ketiga jalur wisata tersebut dapat dilihat berikut ini.

1. Jalur utara, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata sepanjang

jalur laut maupun darat di utara Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai dari Tanjung

Ppandan di Kabupaten Belitung sampai Desa Lenggang di Kabupaten Belitung Timur.

Gambar 2.11 Jalur wisata utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya

2. Jalur tengah, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata

sepanjang jalan yang berada di jalur tengah Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai dari

Kota TanjungpPandan yang kaya akan bangunan heritage di Kabupaten Belitung

sampai Kota Manggar dengan budaya minum kopinya di Kabupaten Belitung Timur.

Page 66: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-66

Gambar 2.12 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya

3. Jalur selatan, merupakan jalur wisata yang menghubungkan daya tarik wisata

sepanjang jalan yang berada di bagian selatan Pulau Belitong dan sekitarnya, dimulai

dari Pantai Teluk Gembira di Kabupaten Belitung sampai Pantai Punai di Kabupaten

Belitung Timur.

Gambar 2.13 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya

Selain jalur-jalur wisata, pada tahun 2013 juga sudah dilakukan pelaksanaan program-

program prioritas pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata, yaitu:

Page 67: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-67

1. sosialisasi dan sinkronisasi program-program pembangunan di Jalur Wisata Utara

Kawasan Pariwisata Belitong dan sekitarnya,

2. Pelatihan Perencanaan Interpretasi bagi pemandu wisata dan pengelola biro

perjalanan wisata;

3. Pelatihan Pengelolaan Pariwisata Kreatif bagi pengelola daya tarik wisata dan

Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung;

4. Workshop dalam rangka fasilitasi kerja sama antara pengelola daya tarik wisata dan

biro perjalanan wisata.

Berdasarkan kebijakan perwilayahan destinasi pariwisata yang termuat dalam RTRW

Provinsi dan Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang

pentingdalam peta kepariwisataan provinsi, yaitu sebagai pusat pengembangan pariwisata

bahari dan destinasi pariwisata unggulan yang menjadi prioritas utama pengembangan

geowisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Tabel 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Kepariwisataan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

FUNGSI Pusat Pelayanan Pariwisata Provinsi (TanjungpPandan)

Pusat Pengembangan Destinasi Unggulan Provinsi (Tanjung Kelayang)

Pusat Cluster Desa Wisata Provinsi (Desa Wisata Keciput) ARAHAN PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

Geowisata

Rekreasi pantai

Desa wisata

Strategi pengembangan destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung

yang terkait dengan perwilayahan pariwisata, pengembangan produk pariwisata,

pemberdayaan masyarakat dalam pariwisata, pengelolaan lingkungan, pengembangan

ekonomi, pengembangan pemasaran pariwisata, pengembangan sumber daya manusia

dan kelembagaan kepariwisataan, pemanfaatan teknologi untuk pengembangan

kepariwisataan, serta penguatan budaya untuk mendukung pengembangan

kepariwisataan juga harus menjadi acuan dalam pembangunan kepariwisataan di

Kabupaten Belitung. Strategi-strategi tersebut selain yang sudah dijelaskan sebelumnya,

dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Formatted: Line spacing: 1,5 lines

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 68: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-68

Tabel 2.5 Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

ASPEK STRATEGI

1. PERWILAYAHAN PARIWISATA

a) Mengembangkan Kota Pangkalpinang dan Kota Tanjungpandan sebagai pusat pelayanan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

b) Mengembangkan Kota Tua Muntok, Kota Belinyu, Kawasan Namang, Kota Toboali, Pulau Lepar, Kawasan Tanjung Kelayang sebagai pusat-pusat destinasi unggulan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

c) MengembangkanDesa Wisata Tanjung, Desa Wisata Matras, Desa Wisata Rebo, Desa Wisata Namang, Desa Wisata Tanjung Ketapang, Desa Wisata Pasir Putih, dan Desa Wisata Keciput sebagai pusat-pusat cluster desa wisata potensial Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

d) MengembangkanKawasan Pangkalpinang-Mendo Barat-Bangka Tengah, Kawasan Muntok dan sekitarnya, serta Kawasan Pulau Belitung dan sekitarnya sebagai destinasi primer yang berfungsi menyebarkan perkembangan pariwisata ke destinasi-destinasi lainnya.

e) Mengembangkan Kawasan Belinyu-Sungailiat dan sekitarnya, Kawasan Toboali dan sekitarnya, dan Kawasan Gugusan Pulau-Pulau di Selat Gaspar sebagai destinasi sekunder yang berfungsi mendorong pertumbuhan daya tarik wisata dan usaha pariwisata di dalam kawasan.

f) Meningkatkan keterkaitan antara destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata potensial melalui pengembangan jalur-jalur wisata.

g) Penetapan fungsi masing-masing destinasi unggulan dan cluster desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

2. PENGEMBANGAN PRODUK PARIWISATA

a) Penetapan TEMA SPESIFIK untuk masing-masing destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata potensial.

b) Mengembangkan produk pariwisata kreatif berbasis potensi masyarakat sebagai upaya diversifikasi produk pariwisata di destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.

c) Mengembangkan usaha pariwisata yang sesuai dengan karakteristik destinasi pariwisata unggulandan cluster desa wisata.

d) Membangun keterpaduan antara produk pariwisata kreatif masyarakat dengan produk unggulan di destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

e) Meningkatkan aksesibilitas antardestinasi pariwisata melalui perjalanan darat dengan meningkatkan status jalan yang menghubungkan destinasi-destinasi pariwisata unggulan menjadi jalan negara/provinsi dan menyediakan angkutan umum yang mela lui destinasi pariwisata unggulan dan cluster desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.

f) Meningkatkan aksesibilitas menuju daya tarik wisata di dalam destinasi melalui perjalanan darat dengan meningkatkan status jalan menuju daya tarik wisata menjadi jalan kabupaten/kota.

g) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Bandara Depati Amir dan Hanandjoedin menjadi bandara internasional untuk memperluas pasar pariwisata.

h) Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan Pelabuhan Pangkal Balam, Tanjungpandan, dan Pelabuhan Sadai untuk memperkuat keterkaitan antara Bangka dengan Belitung dan antara Kepulauan Bangka Belitung dengan sumber pasar utama.

3. PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PARIWISATA

a) Melaksanakan sosialisasi tentang rencana pengelolaan pariwisata ke masyarakat, secara bertahap, rutin, dan berlanjut,

b) Melaksanakan pendampingan dan pelatihan/penyuluhan bagi masyarakat di berbagai bidang yang dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat lokal.

c) Memberikan insentif/kemudahan bagi masyarakat dalam berbagai hal terkait pengembangan pariwisata perdesaan yang dapat membuka jalan bagi masyarakat untuk terlibat lebih banyak.

d) Menciptakan iklim yang kondusif bagi masyarakat untuk terlibat dalam pengembangan pariwisata, misalnya memberikan rasa aman, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan aparat desa, serta pemangku kepentingan lain yang terlibat.

e) Membentuk semacam badan pengelola untuk mengorganisir masyarakat yang terlibat

Formatted: Line spacing: 1,5 lines

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: Arial Narrow

Comment [S1]: Ini nulisnya disatukan atau

dipisah ya?

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 69: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-69

ASPEK STRATEGI

dalam pengembangan pariwisata di daerahnya. Badan ini bisa sebagai pelindung bagi masyarakat, sekaligus sebagai jembatan antara masyarakat dan pemerintah atau dengan pihak swasta.

4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

a) Mengembangkan pengelolaan pariwisata berbasis konservasi pada Kawasan Pariwisata Muntok dsk, Kawasan Pariwisata Gugusan Pulau di Selat Gaspar, Kawasan Pariwisata Pulau Belitung dsk, Cluster Desa Wisata Muntok dsk, dan Cluster Desa Wisata Belitung dsk sebagai upaya memberikan perlindungan terhadap sumber daya alam dan budaya beserta lingkungannya.

b) Mengembangkan pengelolaan pariwisata di Kawasan Pariwisata Sungailiat-Belinyu, wilayah pesisir Kawasan Pariwisata Pangkalpinang – Mendo Barat – Bangka Tengah, wilayah pesisir Kawasan Pariwisata Toboali dsk, diarahkan untuk memulihkan kualitas lingkungan pascapertambangan, memberikan nilai tambah pada kawasan bekas pertambangan, dan mencegah pembukaan kawasan pertambangan baru di sekitar kawasan pariwisata.

c) Mengembangkan sistem pengelolaan zat-zat buangan yang ramah lingkungan(termasuk hemat energi) oleh usaha pariwisata dan kegiatan wisatawan di destinasi unggulan dan desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.

d) Mengembangkan sistem pengembangan produk pariwisata yang ramah lingkungan (termasuk hemat energi) sebagai upaya efisiensi pemanfaatan sumber daya alam di destinasi unggulan dan desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

e) Menerapkan prinsip-prinsip mitigasi bencana dalam perencanaan dan pengelolaan destinasi pariwisata unggulan dan desa wisata di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

5. PENGEMBANGAN EKONOMI

a) Mengembangkan potensi ekonomi masyarakat di destinasi unggulan dan cluster desa wisata sebagai daya tarik wisata yang berdaya saing dalam rangka meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan menggerakkan perekonomian lokal.

b) Meningkatkan pertumbuhan dan kredibilitas bisnis usaha pariwisata, khususnya di destinasi unggulan dan cluster desa wisata, dan di seluruh wilayah Kepulauan Bangka Belitung pada umumnya.

c) Membangun rantai produksi dan distribusi antara usaha besar dan menengah di bidang pariwisata dengan usaha kecil dan mikro masyarakat yang berkembang di destinasi unggulan dan cluster desa wisata untuk meningkatkan kontribusi pariwisata terhadap pembangunan ekonomi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

d) Meningkatkan peluang investasi pariwisata yang sesuai dengan karakteristik destinasi unggulan dan cluster desa wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

6. PEMASARAN PARIWISATA

a) Pemanfaatan MEDIA JEJARING SOSIAL Facebook, YouTube, Linkedln sebagai media promosi destinasi unggulan dan desa wisata potensial.

b) Pengembangan PASAR PARIWISATA dengan menjadikan komunitas hobi (fotografi, geotrek, pecinta alam, komunitas sejarah, komunitas sepeda, memancing, bird watching, berburu) sebagai target pasar utama destinasi unggulan.

c) PengembanganPROMOSI PARIWISATA KREATIF berbasis teknologi informasi dan komunikasi sesuai dengan target pasar yang dituju.

d) Pengembangan PERIKLANAN yang terintegrasi dan berlanjut melalui kerja sama dengan media elektronik dan media cetak.

e) Pengembangan KERJA SAMA dengan instansi pemerintah yang mengurus pendidikan di seluruh kabupaten/kota di Kepulauan Bangka Belitung dan di Provinsi Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Jawa Barat.

f) Pengembangan KEMITRAAN dengan biro perjalanan wisata dalam rangka perluasan jangkauan pasar wisatawan.

g) Pengembangan PROGRAM-PROGRAM community marketing dengan komunitas hobby.

7. PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN KELEMBAGAAN KEPARIWISATAAN

a) engembangkan regulasi yang konsisten tentang integrasi dalam pengembangan kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Peraturan Daerah.

b) Mengembangkan kelembagaan pengelolaan cluster desa wisata yang berfungsi sebagai koordinator dan pengelola cluster desa wisata di destinasi pariwisata unggulan provinsi.

c) Mengembangkan program pelatihan dan sertifikasi di bidang perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian pariwisata perkotaan, secara rutin, berkala, dan berlanjut,

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 70: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-70

ASPEK STRATEGI

bagi SDM pemerintah dan usaha pariwisata.

d) Mengembangkan program pembinaan dan pendampingan kepada masyarakat mengenai kewirausahaan dan pengelolaan produk pariwisata kreatif.

e) Mengembangkan regulasi untuk melindungi karya kreatif masyarakat dan industri pariwisata sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f) Mengembangkan kerja sama di bidang pariwisata dengan pihak dalam dan luar negeri untuk pengelolaan dan pengembangan kawasan pariwisata.

g) Memperkuat kemitraan antara pemerintah daerah dengan pelaku usaha pariwisata, komunitas hobi, dan institusi lainnya.

h) Membangun kemitraan antara usaha besar dan menengah di bidang pariwisata dengan usaha kecil dan mikro masyarakat yang berkembang di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

i) Mengembangkan mekanisme investasi yang berdaya saing dan bertanggung jawab dalam rangka membangun kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan investasi yang sesuai dengan karakteristik destinasi unggulan dan cluster desa wisata Kepulauan Bangka Belitung.

8. PEMANFAATAN TEKNOLOGI UNTUK PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

a) Mengembangkan basis data dan informasi kepariwisataan berbasis teknologi informasi yang menjangkau seluruh wilayah di destinasi unggulan dan cluster desa wisata dalam rangka penyediaan data bagi identifikasi kebutuhan pembangunan kepariwisataan.

b) Mengembangkan sistem informasi dan komunikasi pariwisata terpadu di destinasi unggulan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, wisatawan, dan investor.

c) Memanfaatkan media sosial dan online (situs web, blog) lainnya bagi promosi destinasi unggulan dan cluster desa wisata yang efektif untuk menjangkau pasar yang lebih luas.

d) Mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan produk pariwisata di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

e) Mengembangkan teknologi interpretasi untuk meningkatkan kualitas produk pariwisata dan apresiasi wisatawan dan masyarakat.

9. PENGUATAN BUDAYA a) Mengembangkan basis data kesejarahan dan kebudayaan Bangka Belitung sebagai upaya penguatan potensi pariwisata sejarah dan budaya.

b) Meningkatkan pemberdayaan sanggar seni dan budaya khas Bangka Belitung untuk mendukung pengembangan destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

c) Mengembangkan desa-desa budaya khas Bangka Belitung sebagai desa wisata berbasis budaya masyarakat.

d) Mengembangkan desa-desa kerajinan khas Bangka Belitung sebagai desa wisata kreatif yang mendukung pengembangan destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

e) Mengembangkan sistem pemeliharaan dan pengelolaan bangunan-bangunan warisan budaya untuk mendukung pengembangan pariwisata sejarah dan budaya di destinasi unggulan dan cluster desa wisata.

2.4 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN DAN

PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN BELITUNG

Dalam pembangunan wilayah Kabupaten Belitung, arahan pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung terdapat pada beberapa kebijakan berikut:

1. Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Tahun 2008-2025;

2. Rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031;

3. Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk.

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 71: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-71

2.4.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung

Kepariwisataan ditempatkan pada posisi yang strategis dalam pembangunan Kabupaten

Belitung, yaitu sebagai salah satu sektor unggulan daerah dalam mencapai visi

”Terwujudnya Kabupaten Belitung yang Mandiri dan Produktif dengan Memanfaatkan

Sumber Daya secara Optimal, Terpadu, dan Berkelanjutan bagi Sebesar-besarnya

Kesejahteraan Masyarakat”. Visi tersebut dijabarkan dalam tiga misi pembangunan, yaitu:

1. memanfaatkan sumber daya alam dan lingkungan, khususnya perikanan dan

pariwisata secara optimal dan berkelanjutan serta mengoptimalkan pembangunan

daerah yang berorientasi pembangunan sarana dan prasarana perhubungan sebagai

penunjang aktivitas ekonomi perikanan dan pariwisata untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat;

2. meningkatkan kualitas hidup dan partisipasi masyarakat serta para stakeholder

lainnya dalam pembangunan daerah;

3. melestarikan sumber daya alam dan lingkungan.

Sektor pariwisata juga menjadi alat dalam mewujudkan tujuan ekonomi pembangunan

Kabupaten Belitung.Tujuan ekonomi tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat Kabupaten Belitung melalui optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan

lingkungan secara berkelanjutan berbasis pada sektor perikanan dan pariwisata yang

didukung ketersediaan fasilitas perhubungan yang memadai. Tujuan pembangunan

tersebut dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran berikut:

- meningkatnya aktivitas dan produktivitas ekonomi yang berbasis sumber daya alam

dan lingkungan Kabupaten Belitung secara optimal, khususnya di sektor perikanan dan

pariwisata dan jasa pelayanan perhubungan;

- meningkatnya kontribusi sektor ekonomi berbasis sumber daya sumber daya alam dan

lingkungan di Kabupaten Belitung, khususnya sektor perikanan dan pariwisata serta

pelayanan perhubungan;

- meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Belitung.

RPJPD Kabupaten Belitung juga menetapkan pariwisata sebagai salah satu prioritas

pembangunan daerah yang pengembangannya ditujukan pada peningkatkan

kesejahteraan masyarakat.Pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung diarahkan

kepada dukungan dan penciptaan sentra-sentra kegiatan perekonomian masyarakat,

investasi, perluasan lapangan kerja dan peningkatan penerimaan daerah sehingga mampu

memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan angka

pengangguran.Pengelolaan kawasan pariwisata dalam jangka panjang diarahkan pada

Formatted: Font: 14 pt

Formatted: Font: 14 pt, Indonesian

Page 72: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-72

upaya pengembangan kawasan terpadu dengan mengandalkan daya tarik wisata alam,

bahari, budaya dan sejarah.

Pariwisata sebagai sektor ekonomi berbasis potensi lokal juga mendapatkan

prioritas dalam pengembangan investasi. RPJPD Kabupaten Belitung mendorong

Pemerintah Kabupaten Belitung untuk berperan dalam penciptaan iklim berinvestasi yang

kondusif, pemberian kemudahan pengurusan dan perizinan serta penyediaan infrastruktur

dan tenaga kerja yang memadai;

Pembangunan jangka panjang daerah Kabupaten Belitung dibagi menjadi empat tahap

pembangunan jangka menengah, yaitu tahap pertama (tahun 2005-2009), tahap kedua

(tahun 2010-2014), tahap ketiga (2015-2020), dan tahap keempat (2012-

2025).Pembangunan kepariwisataan menjadi proritas di setiap tahap pembangunan

jangka menengah, tetapi dengan fokus pembangunan yang berbeda-beda setiap

tahunnya.Fokus pembangunan kepariwisataan di setiap tahap pembangunan jangka

menengah Kabupaten Belitung dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.6 4Fokus Pembangunan Kepariwisataan setiap

Tahap Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Belitung

TAHUN 2005-2009 TAHUN 2010-2014 TAHUN 2015-2020 TAHUN 2021-2025

Peningkatan kualitas promosi pariwisata

- Pengembangan potensi pariwisata

- Peningkatan kualitas sumber daya manusia pariwisata

Pengembangan kualitas

sumber daya manusia

dalam rangka

mendukung percepatan

pembangunan ekonomi

- Kontinuitas pengembangan potensi pariwisata,

- Pengembangan sumber daya manusia berbasis pariwisata

2.4.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung tahun 2011-2031 memang

belum ditetapkan oleh Peraturan Daerah Kabupaten Belitung, walaupun demikian

dokumen rancangannya dapat memberikan gambaran mengenai arahan pemanfaatan

ruang pariwisata di Kabupaten Belitung.Pariwisata merupakan satu dari tiga sektor

unggulan Kabupaten Belitung yang menjadi tujuan penataan ruang Kabupaten Belitung.

Tujuan penataan ruang yang dirumuskan bagi Kabupaten Belitung untuk tahun 2011-2031

adalah:

Formatted: Space Before: 6 pt, After: 6 pt, No bullets or numbering, Don't adjust spacebetween Latin and Asian text, Don't adjust spacebetween Asian text and numbers

Formatted: Font: Franklin Gothic Book, 11 pt

Formatted: Line spacing: 1,5 lines

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted: Font: 14 pt

Page 73: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-73

“Terwujudnya ruang Kabupaten Belitung yang serasi dan lestari dengan memperhatikan

pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing berbasis sektor perikanan, perhubungan, dan

pariwisata”.

Dalam rencana struktur ruang Kabupaten Belitung, Sijuk dan Badau ditetapkan sebagai

Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang pengembangannya diarahkan juga bagi sektor pariwisata.

Bahkan, Sijuk menjadi pusat pertumbuhan penting bagi kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

Rencana pola ruang Kabupaten Belitung mengatur pemanfaatan ruang untuk kawasan

pariwisata. Dalam RTRW disebutkan bahwa kawasan pariwisata ini diperuntukkan bagi

kegiatan yang bersifat pemanfaatan daya tarik wisata maupun kegiatan penyediaan,

pemeliharaan sarana dan prasarana wisata, kegiatan promosi, dan kegiatan lain yang

menunjang kepariwisataan.

Tabel 2.7 5Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung

NO. DAYA TARIK

WISATA LOKASI

JARAK

(KM) ATRAKSI POTENSIAL

A Pantai

1. Pantai Tanjung

Pendam

Desa Tanjung Pendam

Kecamatan Tanjungpandan

0 Pantai dan Sunset

2. Pantai Senilai Desa Terong Kecamatan Sijuk 15 Pantai. Batu Besar, Pulau-Pulau Kecil

3. Pantai Bukit Berahu Desa Tanjung Binga

Kecamatan Sijuk

18 Pantai, Bukit

4. Pantai Tanjung

Binga

Desa Tanjung Binga

Kecamatan Sijuk

18 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau kecil,

Kapal-kapal Nelayan bugis

5. Pantai tanjung

Kelayang

Desa Keciput Kecamatan Sijuk 27 Pantai, Perahu Nelayan, Pulau-pulau

Kecil

6. Pantai Marina Desa Keciput Kecamatan Sijuk 14 Batu KarangPantai, Pulau-pulau, Batu

KarangBatu Karang

7. Pantai Mabai Desa Keciput Kecamatan Sijuk 29 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau Kecil

8. Pantai Tanjung Desa Keciput Kecamatan Sijuk 31 Pantai, Batu-Batu Besar, Pulau-Pulau

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 74: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-74

NO. DAYA TARIK

WISATA LOKASI

JARAK

(KM) ATRAKSI POTENSIAL

Tinggi Kecil

9. Pantai Pedaunan Desa Sijuk Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

37 Pantai

10. Pantai Sengkelik Desa Sijuk Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

31 Pantai

11. Pantai Panyairan Desa Sijuk Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

38 Pantai, Batu-batu Besar

12. Pantai Batu Bedil Desa Sungai Padang

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

_ Pantai

13. Pantai Teluk

Gembira

Desa Padang Kandis

Kecamatan

MembalongKecamatan

Membalong

65 Pantai

14. Pantai Penyabong Desa Mentigi Kecamatan

Membalong

75 Pantai, Batu-batu Besar

15. Pantai Tanjung

Kiras

Desa Mentigi Kecamatan

Membalong

70 Pantai, Batu-batu Besar, dan Pulau

Seliudan Pulau Seliu

16. Pantai Batu Kura Dusun. Batulubang

Kecamatan Membalong

75 Pantai, Batu-batu besar

17. Pantai Pegantungan Desa Pegantungan

Kecamatan Badau

32 Pantai, Perahu Nelayan

18. Pantai Pulau Bayan Desa Sungai Samak

Kecamatan Badau

16 Pantai

19. Pantai Pasir

Panjang

Desa Selat Nasik Kecamatan

Selat Nasik

_ Pantai

B. Pulau-Pulau Kecil

1. Pulau Kera Desa Tanjung Binga

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

_ Pantai

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 75: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-75

NO. DAYA TARIK

WISATA LOKASI

JARAK

(KM) ATRAKSI POTENSIAL

2. Pulau Burung Desa Tanjung Binga

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

2 mil Pantai

3. Pulau Babi Desa Keciput Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

2 mil Pantai

4. Pulau Aji Desa Keciput Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

_ Pantai

5. Pulau Lengkuas Desa. Keciput Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

_ Pantai

6. Pulau Kelayang Desa. Keciput Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

3 mil Pantai

7. Pulau Kambing Desa Sungai Padang

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

_ Pantai

8. Pulau Rengit Desa Pegantungan

Kecamatan BadauKecamatan

Badau

_ Pantai

9. Pulau Naduk Desa Suak Gaul Kecamatan

Selat NasikKecamatan Selat

Nasik

_ Pantai

10. Pulau Batu Dinding Desa Selat Nasik Kecamatan

Selat NasikKecamatan Selat

Nasik

_ Pantai

11. Pulau Kala Moa Desa Keamoa Kecamatan

Selat NasikKecamatan Selat

Nasik

_ Pantai

12. Pulau Lima Desa Selat Nasik Kecamatan

Selat Nasik

_ Pantai

13. Pulau Seliu Desa Seliu Kecamatan

MembalongKecamatan

Membalong

6 mil laut Pantai

14. Pulau Siantu Desa Sungai Padang

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

_ Pantai

15. Pulau Gersik Desa Gersik Kecamatan Selat

NasikKecamatan Selat Nasik

_ Pantai

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 76: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-76

NO. DAYA TARIK

WISATA LOKASI

JARAK

(KM) ATRAKSI POTENSIAL

16. Pulau Kalimangan _ _ Pantai

17. Pulau Sekupuk _ _ Pantai

18. Pulau Sekudang _ _ Pantai

19. Pulau Kampak _ _ Pantai

20. Pulau Katan _ _ Pantai

21. Pulau Babu _ _ Pantai

C. Kolam Renang

1. Kolam Renang

Surya

Desa Air Merbabu Kecamatan

TanjungpandanKecamatan

Tanjung Pandan

_ Kolam Renang

2. Kolam Renang Tirta

Marundang Indah

Marundang Indah

Desa Air Seruk Kecamatan

SijukKecamatan Sijuk

15 Pemandian/Berenang

3. Kolam Renang

Dayang Sri Pinai

Dayang Sri Pinai

Desa Tanjung Pendam

Kecamatan Tanjungpandan

Kecamatan Tanjung Pandan

_ Kolam Renang

4. Kolam Renang Putri

Marini

Putri Marini

Desa Buluh Tumbang

Kecamatan

TanjungpandanKecamatan

Tanjung Pandan

14 Kolam Renang

5. Kolam Renang Suci

Indah

Suci Indah

Desa Sungai Samak

Kecamatan BadauKecamatan

Badau

_ Kolam Renang

6. Pemandian Jerry _ 11 Kolam Pemandian

D. Sungai/ Danau

1. Pulau Rasau Desa Badau Kecamatan

BadauKecamatan Badau

15 Danau

E. Air Terjun

1. Air Terjun Gurok

Beraye

Desa Air Begantungan

Kecamatan BadauKecamatan

30 Air Terjun dan Kolam Pemandian

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 77: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-77

NO. DAYA TARIK

WISATA LOKASI

JARAK

(KM) ATRAKSI POTENSIAL

Beraye Badau

2. Air Terjun Batu

Mentas

Mentas

Desa Badau, Kecamatan

BadauKecamatan Badau

30 Air Terjun

F. Pegunungan

1. Bukit Berahu Desa Tanjung Binga

Kecamatan SijukKecamatan

Sijuk

18 Pantai, Batu Besar, Pulau-pulau Kecil

2. Gungung Tajam

Laki & Bini

Laki & Bini

Desa Air Begantungan

Kecamatan BadauKecamatan

Badau

30 Gunung, Pemandangan

3. Bukit Baginda Desa Mentigi Kecamatan

MembalongKecamatan

Membalong

70 Batu Besar, Panjat Tebing

G. Lain-lain

1. Goa Naek Santen _ Goa

2. Mirabinas _ _

3. Mercusuar Tanjung

Lancar

Lancar

Kecamatan Selat Nasik 6 Pemandangan

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung 2011-2031

Selain lokasi-lokasi peruntukan pariwisata di atas, Kabupaten Belitung juga akan

mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Sijuk dan Kawasan Pariwisata di

Kecamatan Membalong. Lingkup wilayah dan luasan masing-masing kawasan peruntukan

pariwisata dapat dilihat pada tabel dan peta di bawah ini.

Tabel 2.8 6Rencana Kawasan Peruntukan Pariwisata Kabupaten Belitung

NO KAWASAN KECAMATAN DESA LUAS (Ha) %

1. KEK Wisata Sijuk Kec. Sijuk Ds. Sijuk

Ds. Tanjung Binga

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted Table ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 78: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-78

Ds. Keciput

Jumlah 3.908,523 76,943

2. Kawasan Wisata Kec. Membalong Ds. Padang Kandis

Jumlah 1.171,246 23,057

TOTAL 5.079,769 100,000

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung 2011-2031

Selain sebagai KEK Pariwisata Sijuk, Kawasan Pariwisata Sijuk juga menjadi Kawasan

Strategis Kabupaten dengan fungsi pariwisata. KSK Sijuk dengan fungsi pariwisata ini

berpusat di Tanjung Kelayang.

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Right

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted Table

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Right

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Right

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt

Formatted: Right

Formatted: Font: Arial Narrow, 10 pt,Indonesian

Formatted: Font: Italic

Formatted: Font: 11 pt

Formatted: Font: 11 pt

Formatted: Font: 11 pt

Page 79: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

2-79

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031

Gambar 2.14 2KSK Pariwisata Sijuk

KSK KAWASAN PARIWISATA SIJUK

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space Before: 0 pt, Line spacing: single

Formatted: Centered, Indent: Left: 0 cm,Space Before: 0 pt, After: 6 pt, Line spacing: Multiple 1,15 li, Pattern: Clear

Page 80: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-80

RTRW Kabupaten Belitung membagi wilayah pengembangan pariwisata menjadi tiga, yaitu Wilayah

Pengembangan A, B, dan C. Wilayah A merupakan kawasan dengan pengembangan prioritas utama,

sementara wilayah C merupakan kawasan dengan prioritas pengembangan terakhir.

A. Wilayah Pengembangan Pariwisata A

Wilayah Pengembangan Pariwisata (WPP) A merupakan wilayah pengembangan prioritas

pertama.Daya tarik wisata yang termasuk dalam kategori ini adalah daya tarik wisata prioritas

tinggi dan sudah dikenal dunia, berupa peninggalan-peninggalan sejarah pendiri Kabupaten

Belitung dan masa kolonial yang dikombinasikan dengan kekayaan alam hutan, pantai/laut, dan

pulau-pulau kecil. WPP A menjadi prioritas pertama dengan pertimbangan bahwa

pengembangannya akan lebih mudah dilakukan karena promosi dan studi mengenai daya tarik

yang ada sudah banyak tersedia. WPP A mencakup koridor Tanjung Ppandan–Sijuk dengan daya

tarik wisata sebagai berikut:

1. daya tarik wisata utama di TanjungpPandan dan sekitarnya, yaitu Pantai Tanjung Pendam

dan gedung-gedung kuno peninggalan Belanda;

2. daya tarik wisata utama di Sijuk dan sekitarnya, yaitu:

wisata pantai (Pantai Senilai, Bukit Berahu, Pantai dan Permukiman Nelayan Tanjung

Binga, Pantai Marina, Pantai Tanjung Kelayang, Pantai Mabai, Tanjung Tinggi, dan lain-

lain);

wisata pulau (Pulau Kera, Pulau Lengkuas, P. Burung, dan lain-lain);

wisata budaya (situs-situs budaya);

wisata hutan (hutan Konservasi).

B. Wilayah Pengembangan Pariwisata B

WPP B memiliki daya tarik wisata yang lebih beragam, yaitu pantai dan sungai, bahari dan pulau-

pulau kecil, budaya, hutan, pegunungan, dan air terjun. Lingkup wilayah ini meliputi koridor

TanjungpPandan–Badau dengan daya tarik wisata berikut ini:

1. wisata pantai dan sungai (Pantai Penggantungan, Pulau Bayan dan Sungai Securuk),

2. wisatapulau (Pulau Rengit),

3. wisatabudaya (situs-situs budaya dan permukiman Bali),

4. wisatahutan (hutan lindung),

5. wisata pegunungan ( kawasan Gunung Tajam, Laki dan Bini),

6. wisata air terjun (Air Terjun Gurok dan Beraye).

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Space Before: 18 pt

Formatted ...

Formatted: Indent: Left: 0,03 cm, Space After: 0 pt, Numbered + Level: 1 + Numbering Style:A, B, C, … + Start at: 1 + Alignment: Left +Aligned at: 0,49 cm + Tab after: 1,13 cm +Indent at: 1,13 cm, Tab stops: Not at 1,13 cm+ 4,13 cm

Formatted ...

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt

Formatted: List Paragraph, Left, Indent: Left: 0,62 cm, Numbered + Level: 1 + NumberingStyle: 1, 2, 3, … + Start at: 1 + Alignment: Left+ Aligned at: 1,3 cm + Indent at: 1,94 cm

Formatted ...

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt

Formatted: List Paragraph, Left, Indent: Left: 0,62 cm, Hanging: 0,63 cm, Numbered + Level:1 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 1,3 cm + Indentat: 1,94 cm

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted: Indent: Left: 0,66 cm, SpaceBefore: 0 pt

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Formatted ...

Page 81: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-81

C. Wilayah Pengembangan Pariwisata C

Daya tarik wisata yang khas untuk WPP C adalah potensi wisata agrowisata dan

minawisata.Wilayah ini meliputi koridor TanjungpPandan–Badau–Membalong-Selat Nasik

dengan daya tarik wisata utamanya adalah:

1. wisata pantai (Pantai Gembira, Panyabong, Batu Kura, dan lain-lain)

2. wisata pulau (Pulau Seliu)

3. wisata budaya (situs-situs budaya)

4. wisata hutan (hutan lindung)

5. wisata pegunungan (kawasan bukit baginda)

6. wisata agro-mina (kawasan agropolitan dan minapolitan).

Rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung juga akan didukung dengan

penyelenggaraan transportasi wisata. RTRW Kabupaten Belitung menjelaskan bahwaterdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan transportasi wisata,yaitu

ketersediaan kapasitas jalur yang memadai, jaminan keamanan (safety), ketepatan waktu,

kenyamanan perjalanan, dan keamanan (security). RTRW juga mendorong pembangunan

kerjasama yang baik antara Pemerintah Kabupaten Belitung (Dinas Perhubungan dan Dinas

Pariwisata) dan swasta, terutama dengan para pelaku wisata.

Sumber: RTRW Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031

Gambar 2.15 3Wilayah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung

Formatted: Indent: Left: 0 cm, Hanging: 0,64cm, Space Before: 12 pt, After: 0 pt, Numbered+ Level: 1 + Numbering Style: A, B, C, … + Startat: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0,49 cm +Tab after: 1,13 cm + Indent at: 1,13 cm, Tabstops: Not at 1,13 cm + 4,13 cm

Formatted: Indent: Left: 0,66 cm, SpaceBefore: 0 pt

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Indent: Left: 0,72 cm, Hanging: 0,63 cm, Space After: 0 pt, Numbered + Level:2 + Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start at: 1 +Alignment: Left + Aligned at: 1,76 cm + Tabafter: 2,4 cm + Indent at: 2,4 cm, Tab stops:Not at 2,4 cm

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Indent: Left: 0,67 cm

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: Franklin Gothic Book

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 11 pt

Formatted: Centered, Indent: Left: 0,67 cm

Formatted: Centered, Indent: Left: 0 cm,Space Before: 0 pt, After: 6 pt, Line spacing: Multiple 1,15 li, Pattern: Clear

Formatted: Font: (Default) Franklin GothicBook, 10 pt, Bold, Indonesian

Page 82: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-82

2.4.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk

Dalam rangka mewujudkan RPJPD Kabupaten Belitung dan pengembangan kawasan strategis cepat

tumbuh Kabupaten Belitung, Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun Rencana Aksi

Pariwisata Kawasan Sijuk yang merupakan lokasi prioritas dalam pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung. Pengembangan Kawasan Sijuk sebagai kawasan pariwisata unggulan

Kabupaten Belitung juga akan mendukung pengembangan destinasi unggulan provinsi Kawasan

Pulau Belitong dan sekitarnya, serta mendorong fungsi Kawasan Tanjung Kelayang sebagai

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk disusun

untuk tahun perencanaan 2010-2015.

Lokasi-lokasi yang menjadi fokus Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk beserta program dan

kegiatannya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.9 5Fokus Lokasi dan Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk

LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI

Desa Tanjung Binga 1. Pintu gerbang wisata sijuk Gapura pintu gerbang wisata

2. International dive centre Dive centre

3. Pengembangan agribisnis hortikultura

a. Pengembangan buah-buahan

b. Pengembangan lebah madu

c. Penumbuhan pertanian pangan organik

4. Mendukung wisata bahari a. Pendataan peninggalan bawah air

b. Pembangunan sarana & prasarana rumah produksi abon ikan

5. Pengembangan agrowisata a. Penataan kelekak buah durian

b. Pembangunan puskesmas rawat inap plus

Desa Sijuk 1. Pengembangan geowisata a. Pengembangan kawasan geowisata (geological tracking) dan zonasi wilayah

b. Penyusunan informasi geologi pembentukan batuan granit

2. Pengembangan Museum Maritim Perencanaan dan pembangunan Museum

Maritim

3. Pengembangan infrastruktur a. Sistem air bersih

b. Peningkatan /pelebaran jalan

4. Pengembangan fasilitas pendukung

a. Peningkatan kualitas pustu/poskesdes

b. Peningkatan pelayanan restoran

c. Peningkatan kualitas pengawas makanan

d. Peningkatan kualitas makan/minuman

e. Pemasangan lampu jalan

5. Pengembangan sumber daya manusia

Pembinaan sumber daya manusia pariwisata di

homestay, desa wisata, Pokdarwis, PNPM

Formatted: Font: Franklin Gothic MediumCond, 14 pt, Not Bold

Formatted: Justified, Indent: Left: 0 cm, SpaceBefore: 0 pt, After: 6 pt

Formatted: Font: 14 pt

Formatted: Font: Bold

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Page 83: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-83

LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI

pariwisata

Desa Keciput

1. Homestay a. Pembinaan homestay

b. Pembangunan homestay

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

Peningkatan kualitas sumber daya manusia

(Pokdarwis, pemandu wisata, tour travel, desa

wisata, masyarakat)

3. Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan masyarakat dan pos pelayanan teknologi desa (Posyantekdes)

Pembangunan dan pelatihan

4. Infrastruktur a. Peningkatan /pelebaran jalan

b. Pemasangan penunjuk arah destinasi wisata

5. Peningkatan kualitas wisata bahari

a. Pengadaan rumpon

b. Pengadaan jangkar dan pelampung tanda

c. Pengadaan life jacket

6. Pengadaan agribisnis hortikultura Pengembangan buah-buahan

Desa Tanjung Kelayang 1. Pengembangan Kawasan Tanjung Kelayang

a. Master plan Tanjung Kelayang

b. Pembuatan master plan kawasan konservasi

c. Penataan kawasan pariwisata Tanjung Kelayang

2. Wisata damai dan konservasi a. Konservasi

b. Art market dan café strips

c. Transplantasi terumbu karang

d. Peningkatan sumber daya manusia masyarakat dan petugas

e. Sumber air baku dan drainase

3. Pengembangan kawasan hijau/indah/ budaya

Pemanfaatan potensi lokasi strategis

4. Rehabilitasi kawasan perairan utara

a. Transplantasi terumbu karang

b. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

5. Pengembangan kawasan Pulau Lengkuas

Peningkatan kualiatas sarana umumdi Pulau

Lengkuas

6. Infrastruktur dan fasilitas a. Penataan jalan

b. Pengadaan bis pariwisata

c. Pemasangan penunjuk arah destinasi pariwisata

d. Penanganan bencana/ investigasi bencana

Desa Air Selumar 1. Pemanfaatan kawasan hutan produksi air gelarak batu itam

Penataan kawasan hutan produksi air gelarak

batu itam

2. Pembangunan kawasan taman keanekagaraman hayati

a. Penataan kawasan hutan Bukit Paramun

b. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

3. Pengembangan agribisnis hortikultura

Pengembangan lebah madu

Desa Air Seruk 1. Infrastruktur dan fasilitas a. Pembangunan jembatan Air Seruk

b. Pelebaran jalan

c. Pembangunan Poskesdes

2. Pengembangan wisata sejarah Desa Aik Seruk

a. Rehab taman relief perjuangan masyarakat Desa Air Seruk

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Page 84: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-84

LOKASI RENCANA PERUNTUKAN RENCANA AKSI

b. Pembangunan pasar tradisional & kuliner

c. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

Desa Tanjung Tinggi 1. Kawasan wisata aktif a. Art shop

b. Pemanfaatan potensi lokasi strategis

c. Pembangunan sarana prasarana pemerintahan

d. Pemasangan penunjuk arah destinasi wisata

e. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

2. Pengembangan agribisnis hortikultura

Pengembangan buah-buahan

Desa Sungai Padang 1. Pemanfaatan kawasan hutan lindung pantai

Penataan kawasan hutan lindung Pantai Gunung

Kubing & Sungai Padang

2. Peningkatan aksesibilitas wilayah dan pariwisata

Pembangunan jalan

3. Pengembangan kawasan munsang

a. Penataan Kawasan Munsang

b. Peningkatan kualitas jembatan

c. Pengadaan kapal pengawasan (Pokmaswas)

d. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

Desa Pelepak Putih 1. Peningkatan aksesibilitas wilayah Pembangunan jalan

2. Pengembangan sumber daya manusia

a. Peningkatan sumber daya manusia pariwisata

Desa Terong 1. Pengembangan Kerajinan Anyaman untuk mendukung Pariwisata

b. Peningkatan SDM

c. Penguatan modal

d. Pembangunan art shop

e. Peningkatan /pelebaran jalan

2. Pengembangan Agribisnis Hortikultura

Pengembangan buah-buahan.

Desa Batu Itam 1. Pengembangan kerajinan keramik a. Pembangunan UPTD keramik hias

b. Pelatihan peningkatan desain keramik hias

c. Pembangunan art shop keramik hias

d. Pembangunan sarana & prasarana art shop keramik hias

2. Pengembangan agribisnis hortikultura a. Pembangunan grading & packing house hortikultura

b. Pengembangan buah-buahan.

c. Penumbuhan pertanian pangan organikorganic

d. Pengembangan desa wisata potensial

Berdasarkan kebijakan pembangunan jangka panjang Kabupaten Belitung dan Rencana Aksi

Pariwisata Kawasan Sijuk, kepariwisataan memiliki posisi yang pentingdalam peta pembangunan

wilayah Kabupaten Belitung, yaitu sebagai salah satu sektor unggulan pembangunan.Pemerintah

Kabupaten Belitung telah pula berkomitmen untuk pengembangan Kawasan Pariwisata Sijuk

sebagai destinasi pariwisata unggulan Kabupaten Belitung.

Dari hasil kajian terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan kepariwisataan di tingkat nasional,

provinsi, dan Kabupaten Belitung dapat disimpulkan bahwa:

Formatted: Font: Arial Narrow

Formatted Table

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: (Default) Arial Narrow

Formatted: Font: Arial Narrow

Page 85: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-85

1. kepariwisataan Kabupaten Belitung memiliki posisi yang strategis dalam pembangunan

kepariwisataan nasional dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yang diharapkan dapat

memacu pertumbuhan ekonomi kawasan dan wilayah di sekitarnya serta mendorong

pemerataan perkembangan wilayah, sekaligus memberikan perlindungan terhadap sumber

daya alam di perairan Kabupaten Belitung;

2. kepariwisataan Kabupaten Belitung merupakan sektor unggulan pembangunan daerah yang

diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kemiskinan dan

pengangguran di Kabupaten Belitung;

3. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung berprinsip pada pembangunan

berkelanjutan;

4. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung diarahkan pada pengembangan geowisata

sebagai produk utama dan rekreasi pantai sebagai produk pendukungnya, serta

mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada di desa-desa wisata Kabupaten Belitung;

5. pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung jangka menengah (sampai tahun 2015)

akan difokuskan pada bagian utara Kabupaten Belitung (Kawasan Sijuk) sebagai bagian dari

Jalur Wisata Utara Pulau Belitong.

BAB 3

Tinjauan terhadap Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung

Tahun 2009-2019

Pemerintah Kabupaten Belitung telah menyusun RIPPDA Kabupaten Belitung pada tahun 2008.

RIPPDA tersebut disusun untuk jangka waktu perencanaan 10 (sepuluh) tahun, yaitu tahun 2009 –

2019. RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 belum memiliki kekuatan hukum sehingga

dianggap kurang efektif menjadi pedoman pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung.

Selain itu, dua peraturan perundangan yang menjadi payung kebijakan pembangunan di bidang

kepariwisataan telah terbit dan diberlakukan, yaitu Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang

Page 86: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-86

Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk

Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. RIPPDA Kabupaten Belitung yang pada

saat disusunnya masih mengacu pada Undang-Undang Kepariwisataan yang lama, yaitu Undang-

Undang No. 9 tahun 1990, harus ditinjau kembali kesesuaiannya dengan amanat dan arahan dalam

Undang-Undang No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011.

Tinjauan terhadap RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 juga akan dilakukan terhadap

arahan yang sudah dirumuskan untuk kemudian dianalisis kesesuaian dengan perkembangan

kepariwisataan yang terjadi dan arahan kebijakan di tingkat provinsi dan kabupaten yang berlaku

saat ini.

3.1 KESESUAIAN RIPPDA KABUPATEN BELITUNG 2009 – 2019 DENGAN UNDANG-

UNDANG No. 10 TAHUN 2009 DAN PERATURAN PEMERINTAH NO. 50 TAHUN 2011

Tinjauan terhadap kesesuaian arahan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung Tahun 2009-2019 dengan

Undang-Undang Kepariwisatan No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011

tentang RIPPARNAS 2010-2025 terutama dilakukan untuk mengkaji apakah muatan dan arahan

yang terdapat di dalamnya sudah sesuai dengan amanat dan arahan yang ditetapkan oleh kedua

peraturan perundang-undangan tersebut. Kesesuaian dengan amanat dan arahan dalam kedua

peraturan perundangan tersebut sangat penting karena pembangunan kepariwisataan Kabupaten

Belitung juga merupakan bagian dari pembangunan kepariwisataan nasional.

Tabel 3.1 Kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 dengan

Undang-Undang (UU) No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No. 50 Tahun 2011

AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN

BELITUNG 2009-2019

KESIMPULAN

Ruang lingkup

pembangunan ke

pariwisataan

Pasal 7 dan penjelasannya:

a. Industri pariwisata, - pembangunan struktur

- (fungsi, hierarki, dan hubungan) industri pariwisata,

- daya saing produk pariwisata,

- kemitraan usaha pariwisata,

- kredibilitas bisnis, serta - tanggung jawab

terhadap lingkungan alam dan sosial

a. Industri pariwisata (Pasal 41): - penguatan struktur

industri pariwisata; - peningkatan daya

saing produk pariwisata;

- pengembangan kemitraan usaha pariwisata;

- penciptaan kredibilitas bisnis; dan

- pengembangan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Aspek-aspek yang diatur dalam

strategi, kebijaksanaan, dan

rencana:

a. Pengembangan produk pariwisata

b. Pemasaran dan promosi c. Pengembangan aksesibilitas d. Pengembangan prasarana e. Pengembangan usaha f. Spasial g. Kualitas SDM h. Pengaturan dan kelembagaan i. Lingkungan hidup

Ruang lingkup

pembangunan

kepariwisataan dalam

RIPPDA Kabupaten

Belitung Tahun 2009-

2019 HARUS

DISESUAIKAN

dengan UU 10/2009

dan PP 50/2011.

Page 87: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-87

AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN

BELITUNG 2009-2019

KESIMPULAN

budaya. b. Destinasi pariwisata,

- pemberdayaan masyarakat,

- pembangunan daya tarik wisata,

- pembangunan prasarana,

- penyediaan fasilitas umum, serta

- pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan

c. Pemasaran,

- pemasaran pariwisata bersama, terpadu, dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan

- pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun citra Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing.

d. Kelembagaan kepariwisataan,

- pengembangan organisasi Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat,

- pengembangan sumber daya manusia,

- regulasi, serta

- mekanisme operasional di bidang kepariwisataan.

b. Destinasi pariwisata (Pasal 8): - perwilayahan

pembangunan destinasi pariwisata;

- pembangunan daya tarik wisata;

- pembangunan aksesibilitas pariwisata;

- pembangunan prasarana umum, fasilitas umum dan fasilitas pariwisata;

- pemberdayaan masyarakat melalui kepariwisataan;

- pengembangan investasi di bidang pariwisata.

c. Pemasaran pariwisata (Pasal 32):

- pengembangan pasar wisatawan;

- pengembangan citra pariwisata;

- pengembangan kemitraan pemasaran pariwisata;

- pengembangan promosi pariwisata.

a. Kelembagaan kepariwisataan (Pasal 57):

- penguatan organisasi kepariwisataan;

- pembangunan SDM pariwisata; dan

- penyelenggaraan penelitian dan pengembangan

Acuan/pedoman

pembangunan

kepariwisataan

Pasal 8:

Pembangunan

kepariwisataan

kabupaten/kota dilakukan

berdasarkan rencana induk

pembangunan kepariwisataan

kabupaten/kota

Pasal 4:

RIPPARNAS menjadi

pedoman bagi

pembangunan

kepariwisataan nasional.

Rencana Induk Pengembangan

Pariwisata Daerah (RIPPDA)

Kabupaten Belitung

Penamaan rencana

induk DISESUAIKAN

dengan dengan UU

10/2009 dan PP

50/2011

Arahan perwilayahan

pariwisata

Pasal 12-13:

Kawasan strategis pariwisata

kabupaten/kota

Pasal 9 dan lampiran:

- Destinasi pariwisata nasional

- Kawasan strategis pariwisata nasional

Satuan Kawasan Wisata Kabupaten

Belitung:

- Kawasan Wisata Tanjung Pandan dan Badau

Perwilayahan

pariwisata Kabupaten

Belitung HARUS

DISESUAIKAN

dengan UU 10/2009

Page 88: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-88

AMANAT/ARAHAN UU 10/2009 PP 50/2011 RIPPDA KABUPATEN

BELITUNG 2009-2019

KESIMPULAN

- Kawasan pengembangan pariwisata nasional

Di Kabupaten Belitung

terdapat:

- 1 (satu) Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yaitu Kawasan Tanjung Kelayang dan sekitarnya

- 1 (satu) Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional, yaitu Kawasan Punai-Belitung dan sekitarnya

- Kawasan Wisata Sijuk - Kawasan Wisata Membalong

- Kawasan Wisata Nasik-

dan PP 50/2011

Berdasarkan telaahan terhadap kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 dengan

Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50

Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun

2010-2025, maka perlu dilakukan penyesuaian terhadap muatan materi RIPPDA tersebut. Selain

itu, dengan fungsi baru yang sangat strategis di tingkat nasional, arah pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung yang sudah dirumuskan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung harus ditinjau ulang

kesesuaiannya dengan tantangan dan kecenderungan perkembangan pariwisata di Kabupaten

Belitung.

Page 89: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-89

3.2 ARAHAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DALAM RIPPDA KABUPATEN BELITUNG

TAHUN 2009-2019

RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 telah menetapkan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi

pengembangan, kebijakan pengembangan, rencana pengembangan, dan indikasi program

pengembangan pariwisata Kabupaten Belitung.

3.2.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pengembangan Kepariwisataan

Visi pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun

2009-2019 ditetapkan untuk dicapai pada tahun 2018, lebih cepat satu tahun dibandingkan masa

perencanaan RIPPDA. Dalam dokumen RIPPDA Kabupaten Belitung tidak dijelaskan alasan

penetapan tahun pencapaian visi yang lebih cepat satu tahun dari masa perencanaannya. Visi

pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung yang tercantum dalam RIPPDA adalah

“menjadikan Kabupaten Belitung pada tahun 2018 sebagai tujuan wisata andalan berbasis alam

pantai dan aktivitas kebudayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”. Untuk

mewujudkan visi tersebut telah pula dirumuskan empat misi pengembangan kepariwisataan, yaitu:

1. meningkatkan sumber daya manusia;

2. meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana kepariwisataan dan kebudayaan;

3. menggali dan mengembangkan nilai-nilai luhur seni dan budaya yang berwawasan lingkungan;

4. mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peluang berusaha.

Sebagai penjabaran dari misi, Pemerintah Kabupaten Belitung juga telah merumuskan tujuan

pengembangan kepariwisataan yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai pada akhir periode

perencanaan. Tujuan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung adalah “sebagai

pendorong pertumbuhan perekonomian daerah, menciptakan kontribusi PAD, dengan basis wisata

alam dan budaya lokal, serta memperhatikan kelestarian lingkungan”. Tujuan tersebut akan dicapai

dengan merumuskan sasaran pengembangan pariwisata. Sasaran pengembangan pariwisata

Kabupaten Belitung difokuskan pada pengembangan, pengelolaan, dan pemasaran daya tarik

wisata. Komponen-komponen pariwisata lainnya, seperti fasilitas pariwisata, aksesibilitas

pendukung pariwisata, pasar wisatawan, sumber daya manusia, termasuk kelestarian lingkungan

tidak menjadi sasaran pengembangan.

Page 90: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-90

Kotak 1. Sasaran pengembangan kepariwisataan Kabupaten Belitung:

1. terkelolanya secara optimal seluruh objek, daya tarik wisata, dan atraksi wisata; 2. terwujudnya pengembangan seni dan budaya; 3. optimalisasi promosi dan pemasaran objek-objek dan daya tarik wisata Kabupaten Belitung.

i. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan

Dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019, telah pula dirumuskan strategi dan

kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan. Strategi yang dirumuskan merupakan arahan dasar

dan tindakan penting untuk mewujudkan tujuan. Kebijaksanaan didefinisikan sebagai upaya yang

dilakukan untuk melaksanakan strategi pengembangan kepariwisataan. Dengan demikian, seluruh

strategi pengembangan kepariwisataan harus dapat dijabarkan ke dalam kebijaksanaan

pengembangan kepariwisataan.

Tabel 3.2 Aspek-Aspek yang Diatur dalam Strategi dan Kebijaksanaan

Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

1. Strategi pengembangan produk wisata 1. Kebijaksanaan spasial

2. Kebijaksanaan pengembangan produk wisata

2. Strategi pemasaran dan promosi 3. Kebijaksanaan pemasaran dan promosi

3. Strategi pengembangan aksesibilitas 4. Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana 4. Strategi pengembangan prasarana

5. Strategi pengembangan usaha 5. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia

6. Kebijaksanaan pengaturan dan kelembagaan 7. Kebijaksanaan lingkungan hidup

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat aspek yang diatur dalam strategi pengembangan

tetapi belum dijabarkan secara khusus dalam kebijaksanaan, yaitu aspek pengembangan usaha.

Aspek-aspek yang dijabarkan ke dalam kebijaksanaan lebih banyak dibandingkan aspek-aspek

dalam strategi pengembangan kepariwisataan. Aspek-aspek dalam kebijaksanaan yang bukan

merupakan penjabaran dari pelaksanaan strategi pengembangan kepariwisataan adalah lingkungan

hidup.

Hal ini menunjukkan bahwa struktur muatan RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 harus

disempurnakan lagi agar seluruh strategi pengembangan dapat dijabarkan ke dalam kebijaksanaan

pengembangan, dan sebaliknya agar kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan yang

Comment [S2]: ah ini mestinya masuk di Bab 5 (sbg salah satu pertimbangan).. kemaren belon lihat

soale

Page 91: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-91

dirumuskan memiliki posisi yang lebih jelas sebagai upaya untuk mewujudkan strategi

pengembangan dalam mewujudkan visi dan misi pengembangan kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

Page 92: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-92

A. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata

Strategi pengembangan produk pariwisata Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung

tahun 2009-2019 sangat fokus pada pengembangan daya tarik wisata sebagai salah satu

komponen dari produk pariwisata. Strategi pengembangan produk pariwisata diarahkan pada

pengembangan produk pariwisata yang sesuai dengan sasaran pasarnya, yaitu wisatawan asal

Jakarta, penduduk Belitung, dan daerah-daerah lainnya, negara-negara ASEAN, Jepang, Eropa Barat,

dan lainnya. Selain itu, diversifikasi dan penguatan produk pariwisata Kabupaten Belitung juga

menjadi fokus pengembangan, yang diarahkan pada pengembangan event, produk pariwisata

berwawasan lingkungan dan memiliki kekhasan lokal. Pengembangan kawasan pariwisata yang

menyatukan beberapa daya tarik wisata menjadi satu kesatuan wilayah juga merupakan strategi

pengembangan produk wisata Kabupaten Belitung.

Strategi pengembangan produk pariwisata tersebut dijabarkan ke dalam dua aspek kebijaksanaan,

yaitu kebijaksanaan pengembangan produk wisata dan kebijaksanaan spasial. Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya, kebijaksanaan merupakan upaya untuk melaksanakan strategi

pengembangan. Dengan demikian kebijaksanaan harus bersifat lebih teknis untuk dapat

menerapkan strategi pengembangan yang telah dirumuskan. Kebijaksanaan pengembangan produk

wisata yang merupakan penjabaran strategi pengembangan produk wisata dalam RIPPDA

Kabupaten Belitung harus dievaluasi kembali agar dapat menjadi arahan tindak dalam

melaksanaan strategi yang telah dirumuskan.

Tabel 3.3 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata Kabupaten Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

1. Menata dan mengembangkan produk wisata secara teratur sesuai dengan pasar wisatawan, terutama pasar wisatawan nusantara yang berasal dari Jakarta, Belitung, dan daerah-daerah lainnya;

2. mengoptimalkan produk wisata yang mempunyai selling point secara khusus, untuk pasar wisatawan mancanegara, terutama berasal dari negara-negara seperti ASEAN, Jepang, Eropa Barat, dan lainnya;

3. menata event-event pariwisata secara teratur untuk ditingkatkan menjadi event regional dan nasional;

4. usaha penganekaragaman produk/daya tarik wisata; 5. menata dan mengembangkan produk wisata yang

berwawasan lingkungan; 6. menjaga kelokalan dan keaslian, mengatur dan menetapkan

agar setiap objek wisata mempunyai kekhasan sendiri; 7. menggabungkan objek wisata menjadi satu kesatuan

kawasan dan menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan.

A. Kebijaksanaan pengembangan produk wisata 1. Asas keberlanjutan, keserasian, keterjangkauan, dan

kerakyatan merupakan landasan pokok dalam pengembangan produk wisata;

2. pengembangan produk wisata menyangkut aspek perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian yang satu sama lainnya merupakan satu kesatuan terintegrasi;

3. perencanaan pembangunan produk wisata sepenuhnya merupakan tugas dan wewenang Pemerintah Daerah dengan memperhatikan potensi serta aspirasi yang ada pada pihak masyarakat dan swasta;

4. pengelolaan dan pembangunan produk wisata pada dasarnya dapat dilakukan bersama-sama oleh Pemerintah Daerah, swasta, dan masyarakat dengan peranan Pemerintah Daerah adalah sebagai pembina, pemberi kemudahan, pendorong, dan pengendali usaha pariwisata;

5. objek-objek dan daya tarik wisata budaya dan kesenian daerah serta event-event pariwisata masih harus didukung oleh Pemerintah Daerah;

Page 93: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-93

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

6. pengembangan produk wisata terkati dengan berbagai sektor dan wilayah, oleh karena itu dalam pengembangan haruslah selalu memperhatikan keterpaduan antarsektor dan keterpaduan antarwilayah;

7. pengembangan produk wisata diarahkan bagi penguatan identitas daerah yang memunculkan warna pariwisata Kabupaten Belitung yang khas serta memiliki keunikan dan keunggulan daya saing.

B. Kebijaksanaan spasial 1. Untuk kemudahan pembangunan dan pengelolaannya perlu

dilakukan pengelompokan objek dan daya tarik wisata pada Satuan Kawasan Wisata (SKW) (memiliki pusat kegiatan wisata dan keterkaitan jalur wisata);

2. memanfaatkan seoptimal mungkin kedudukan Kabupaten Belitung yang berada di Pulau Belitung;

3. melakukan prioritas pengembangan SKW dengan memperhatikan dampaknya terhadap perkembangan objek dan daya tarik wisata

Arahan tindak yang sudah sangat jelas bagi pelaksanaan strategi pengembangan produk wisata

dilakukan terhadap strategi “menggabungkan objek wisata menjadi satu kesatuan kawasan dan

menyatukan kawasan menjadi satu kesatuan daerah tujuan”. Strategi tersebut dijabarkan ke dalam

kebijaksanaan spasial dengan sangat jelas bahwa penggabungan daya tarik wisata tersebut (istilah

daya tarik wisata saat ini digunakan sebagai pengganti istilah objek wisata, sesuai Undang-Undang

No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan) dilakukan melalui pengembangan satuan kawasan

wisata yang memiliki pusat kegiatan wisata dan mengaitkan daya tarik wisata satu dengan yang

lainnya menjadi jalur wisata, serta menentukan prioritas pengembangan satuan kawasan wisata.

Penyempurnaan terhadap strategi dan kebijaksanaan pengembangan produk pariwisata Kabupaten

Belitung perlu dilakukan melalui penstrukturan kebijaksanaan yang merupakan upaya pelaksanaan

strategi agar dapat lebih mudah dalam menjadi acuan pelaksanaan pembangunan kepariwisataan.

B. Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi

Strategi pemasaran dan promosi pariwisata Kabupaten Belitung dalam RIPPDA Kabupaten Belitung

tahun 2009-2019 ditekankan pada pengembangan informasi, pembangunan citra pariwisata

Kabupaten Belitung sebagai destinasi yang berwawasan lingkungan, dan upaya promosi. Strategi

pemasaran dan promosi pariwisata dijabarkan ke dalam kebijaksanaan pemasaran dan promosi.

Seperti juga pada strategi dan kebijaksanaan pengembangan produk wisata, kebijaksanaan

pemasaran dan promosi harus dievaluasi kembali agar dapat menjadi arahan tindak dalam

melaksanakan strategi yang telah dirumuskan karena bersifat lebih umum dibandingkan strategi

Comment [S3]: Jigana mereka rada lieur ya soal

strategi dan kebijaksanaan

Page 94: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-94

yang telah dirumuskan. Kebijaksanaan yang dirumuskan lebih bersifat membagi peran antara para

pemangku kepentingan dalam pemasaran dan promosi pariwisata.

Tabel 3.4 Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi Kabupaten Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

1. meningkatkan dan mengembangkan sistem informasi dan kualitas promosi yang efektif dan kemudahan wisatawan untuk memperoleh informasi tentang semua produk wisata yang ada dan siap jual;

2. meningkatkan citra produk wisata Kabupaten Belitung agar mampu bersaing dengan daerah-daerah wisata lainnya yang sudah berkembang di Bangka Belitung (dengan dasar keasrian lingkungan ataupun kondisi alam);

3. meningkatkan peran serta biro perjalan di Kota Tanjung Pandan dan daerah sekitarnya untuk menjual produk wisata daerah kabupaten Belitung;

4. meningkatkan sadar wisata di kalangan para pejabat, pengusaha, dan masyaakat agar tumbuh kegiatan wisata yang berwawasan lingkungan.

Kebijaksanaan pemasaram dan promosi

1. untuk meningkatkan usaha pemasaran dan promosi pariwisata, disepakati bahwa Pemerintah Daerah lebih difokuskan kepada peningkatan citra pariwisata Kabupaten Belitung sebagai daerah wisata, sedangkan promosi produk wisata dilaksanakan oleh para pengusaha pariwisata;

2. Pemerintah Daerah bersama-sama dengan pengusaha pariwisata merumuskan langkah-langkah pemasaran dan promosi pariwisata secara terpadu dan terarah dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kabupaten Belitung.

C. Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan Prasarana

Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-

2019 merupakan penjabaran dari dua aspek strategi pengembangan, yaitu strategi pengembangan

aksesibilitas dan strategi pengembangan prasarana. Strategi pengembangan aksesibilitas yang

dirumuskan bersifat lebih teknis dibandingkan kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana

yang terkait dengan aksesibilitas. Selain itu, fokus pengembangan aksesibilitas di strategi diarahkan

pada peningkatan akses ke daya tarik wisata, sedangkan kebijaksanaan menekankan untuk

membangun keterkaitan antara Satuan Kawasan Wisata.

Strategi pengembangan prasarana juga bersifat lebih teknis dibandingkan kebijaksanaan

penyediaan sarana dan prasarana yang mengatur tentang pengembangan prasarana.

Kebijaksanaan yang merupakan penjabaran dari strategi seharusnya bersifat lebih teknis

dibandingkan strategi yang dirumuskan. Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana yang

terkait dengan strategi pengembangan prasarana hanya mengatur pembagian peran antara

pemerintah dan swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana.

Comment [S4]: Tuh kan, mereka memang lieur

ngebedain strategi dan kebijaksanaan

Page 95: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-95

Tabel 3.5 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan Prasarana Kabupaten

Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

A. Strategi pengembangan aksesibilitas 1. meningkatkan akses antara daerah-daerah yang

memiliki potensi wisatawan, khususnya jalur Tanjung Pandan – Mangga;

2. menata sistem penunjuk jalan/rambu-rambu lalu lintas yang mempermudah para wisatawan untuk mencapai objek dan daya tarik wisata yang terdapat di Kabupaten Belitung;

3. terintegrasi dengan sektor yang lain.

B. Strategi pengembangan prasarana 1. perencanaan kebutuhan prasarana pariwisata yang

meliputi: jalan, jembatan, air bersih, listrik, telepon disesuaikan dengan arah perkembangan objek dan daya tarik wisata;

2. pemenuhan kebutuhan prasarana pariwisata secara bertahap diusahakan pada objek-objek dan daya tarik wisata unggulan atau yang sudah berkembang yang seterusnya menyebar ke setiap objek dan daya tarik wisata lainnya;

3. penetapan legalitas kewenangan dan pungutan.

Kebijaksanaan penyediaan sarana dan prasarana

1. pada dasarnya penyediaan sarana dan prasarana pariwisata menjadi tugas pemerintah, sedangkan pengadaan sarana pariwisata dan usaha jasa pariwisata lainnya menjadi tugas swasta;

2. penataan dan peningkatan prasarana pariwisata dilakukan selain sebagai pembuka akses bagi objek wisata tertentu, juga dalam rangka menciptakan keterkaitan (linkage) antar Satuan Kawasan Wisata;

3. penataan dan peningkatan prasarana serta sarana pariwisata dilakukan secara bertahap dimulai dari Satuan Kawasan Wisata unggulan sampai kepada satuan-satuan kawasan wisata lainnya.

Penyempurnaan terhadap strategi dan kebijaksanaan pengembangan sarana dan prasarana

Kabupaten Belitung perlu dilakukan melalui penstrukturan dan perumusan kembali kebijaksanaan

yang yang sesuai dengan strategi pengembangan yang telah dirumuskan agar dapat menjadi acuan

pelaksanaan pembangunan kepariwisataan.

D. Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber Daya Manusia dan

Pengaturan Kelembagaan

Strategi pengembangan usaha pariwisata dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019

dijabarkan ke dalam dua kebijaksanaan, yaitu kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia dan

kebijaksanaan pengaturan kelembagaan. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia merupakan

penjabaran dari strategi: 2) membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya

peningkatan kualitas jasa usaha pariwisata; 3) menumbuhkan dan mengembangkan

profesionalisme; dan 5) pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan. Sementara itu, strategi 1)

mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan memberikan

kemudahan-kemudahan bagi pengusaha yang akan menanamkan modalnya dalam bidang

pariwisata; dijabarkan ke dalam salah satu kebijaksanaan pengembangan kelembagaan, yaitu

Page 96: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-96

“pengaturan kelembagaan diarahkan bagi keluwesan dan kemudahan birokrasi melalui

penyederhanaan perijinan”.

Page 97: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-97

Tabel 3.6 Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber Daya Manusia dan

Pengaturan Kelembagaan Kabupaten Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

1. mewujudkan iklim yang menguntungkan bagi dunia usaha kepariwisataan dan memberikan kemudahan-kemudahaan bagi pengusaha yang akan menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata;

2. membina pengusaha pariwisata menengah dan kecil dalam upaya peningkatan kualitas jasa usaha pariwisata;

3. menumbuhkan dan mengembangkan profesionalisme; 4. bertahap dan konsisten (tahap eksplorasi, pengembangan,

konsolidasi, stagnan); 5. pola pariwisata inti rakyat dan kemitraan.

A. Kebijaksanaan kualitas sumber daya manusia 1. peningkatan kualitas mutu pelayanan jasa usaha pariwisata

melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat;

2. dalam rangka otonomi daerah, peningkatan kualitas sumber daya manusia di lingkungan Pemerintah Daerah merupakan prioritas utama;

3. dalam jangka panjang, upaya pembinaan sumber daya manusia dilakukan sejak dini, yaitu melalui pendidikan formal berupa pendidikan dasar, dengan tujuan menumbuhkembangkan kebanggaan daerah melalui berbagai adat serta budaya daerah;

4. dalam jangka menengah dan jangka pendek, upaya pembinaan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan informal berupa kegiatan pendidikan dan latihan pariwisata yang dilakukan secara terus-menerus, baik di kalangan aparat, dunia usaha, maupun masyarakat;

5. pengembangan pariwisata senantiasa mengikutsertakan masyarakat, terutama masyarakat sekitar objek dan daya tarik wisata.

B. Kebijaksanaan pengaturan kelembagaan 1. pengembangan pariwisata bersifat lintas sektoral dan

multidisiplin, hal tersebut menuntut koordinasi antarinstansi/lembaga dan asosiasi yang langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pembangunan kepariwisataan daerah;

2. pengaturan kelembagaan diarahkan bagi keluwesan dan kemudahan birokrasi melalui penyederhanaan perijinan, peningkatan efisiensi dan efektivitas pembangunan, pengembangan otonomi daerah dalam bidang kepariwisataan, serta peningkatan pendapatan daerah.

Strategi pengembangan usaha secara bertahap dan konsisten belum dijabarkan ke dalam

kebijaksanaan pengembangan pariwisata. Oleh karena itu, perlu dirumuskan kebijaksanaan sebagai

arah tindak dan penjabaran dari strategi pengembangan usaha pariwisata, khususnya strategi

pengembangan usaha secara bertahap dan konsisten.

E. Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup

Strategi pengembangan pariwisata dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 yang

memuat aspek lingkungan hidup di dalamnya adalah strategi pengembangan produk wisata dan

strategi pemasaran dan promosi. Hal ini terkait dengan citra pariwisata yang akan dibangun oleh

Kabupaten Belitung, yaitu produk pariwisata yang mengedepankan keasrian lingkungan dan kondisi

alam. Strategi tersebut dijabarkan ke dalam kebijaksanaan khusus tentang lingkungan hidup, hanya

Page 98: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-98

saja dalam kebijaksanaan tersebut, peraturan perundangan tentang pengelolaan lingkungan hidup

yang diacu masih yang lama, yaitu Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup. Saat ini, sudah ada undang-undang terbaru tentang lingkungan hidup, yaitu

Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Terkait dengan citra pariwisata berwawasan lingkungan yang akan dibangun, perlu dirumuskan

strategi khusus tentang pengelolaan lingkungan hidup yang lebih rinci yang mengacu pada

peraturan perundangan yang baru tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Tabel 3.7 Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung

STRATEGI KEBIJAKSANAAN

A. Strategi pengembangan produk wisata 5. menata dan mengembangkan produk wisata yang

berwawasan lingkungan.

B. Strategi pemasaran dan promosi 2. meningkatkan citra produk wisata Kabupaten Belitung

agar mampu bersaing dengan daerah-daerah wisata

lainnya yang sudah berkembang di Bangka Belitung

dengan dasar keasrian lingkungan ataupun kondisi

alam;

4. meningkatkan sadar wisata di kalangan para pejabat,

pengusaha, dan masyarakat agar tumbuh kegiatan

wisata yang berwawasan lingkungan.

Kebijaksanaan lingkungan hidup

1. pembangunan dan pengembangan pariwisata dilakukan dengan memakai prinsip pembangunan berwawasan lingkungan serta merujuk kepada peraturan perundangan yang berlaku (Undang-Undang No, 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup);

2. pembangunan dan pengembangan usaha sarana pariwisata dan bangunan pariwisata lainnya memperhatikan nilai-nilai arsitektural daerah;

3. lingkungan yang lestari merupakan salah satu sasaran pengembangan pariwisata.

a. RENCANA PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Rencana pengembangan kepariwisataan dalam RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019

merupakan penjabaran dari kebijaksanaan pengembangan kepariwisataan. Rencana

pengembangan kepariwisataan yang dirumuskan terdiri dari:

1. Rencana pembagian dan pengembangan Satuan Kawasan Wisata (SKW),

2. Rencana pengembangan objek dan daya tarik wisata,

3. Rencana pengembangan pemasaran dan promosi,

4. Rencana pengembangan sarana dan prasarana,

5. Rencana peningkatan sumber daya manusia,

6. Rencana pengaturan dan kelembagaan,

7. Rencana pengembangan objek wisata.

Page 99: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-99

Berdasarkan aspek-aspek yang diatur pada rencana pengembangan kepariwisataan, perlu

dilakukan penstrukturan kembali rencana pengembangan dengan kebijaksanaan yang telah

dirumuskan. Aspek-aspek dalam rencana pengembangan pariwisata juga ada yang diatur berulang,

yaitu 2) rencana pengembangan objek dan daya tarik wisata, dan 7) rencana pengembangan objek

wisata. Kedua rencana tersebut sebenarnya dapat digabungkan karena memuat aspek yang sama.

Selain itu, terdapat aspek kebijaksanaan, yaitu lingkungan hidup, yang belum dijabarkan ke dalam

rencana.

Dalam kebijaksanaan pengembangan SKW dinyatakan bahwa SKW harus memiliki pusat kegiatan

wisata, jalur-jalur wisata, dan prioritas pengembangan SKW. Pada rencana pembagian dan

pengembangan SKW hanya ditetapkan pembagian SKW, belum ada arahan penetapan pusat

kegiatan wisata dan pengembangan jalur-jalur wisata. Pembagian SKW Kabupaten Belitung sebagai

berikut: 1) Kawasan Wisata Tanjung Pandan dan Badau, 2) Kawasan Wisata Sijuk, 3) Kawasan

Wisata Membalong, dan 4) Kawasan Wisata Nasik.

Page 100: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

3-100

Gambar 3.1 Peta Satuan Kawasan Wisata Kabupaten Belitung

Page 101: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-101

b. INDIKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN

Indikasi program pengembangan kepariwisataan dijelaskan merupakan penjabaran dari rencana

pengembangan kepariwisataan. Dalam RIPPDA Kabupaten Belitung dijelaskan bahwa rencana

pengembangan kepariwisataan memberikan indikasi kawasan yang menjadi prioritas

pengembangan, serta indikasi program-program yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu

pelaksanaan rencana. Walaupun demikian, indikasi kawasan prioritas tidak menyebutkan kawasan-

kawasan yang menjadi prioritasi, tetapi hanya menjelaskan tentang pengertian dari kawasan

prioritas.

Kawasan prioritas yang dimaksud dalam RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 adalah kawasan

yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

- memiliki bobot/lingkup kepentingan nasional/regional dan mempunyai prioritas tinggi dalam

sektor pariwisata;

- memiliki prospek pengembangan ekonomi tingkat wilayah dan prospek pengembangan investasi

yang baik;

- berindikasi minat investasi oleh pemerintah maupun swasta dalam pengembangan

kawasannya;

- mampu memberikan perlindungan terhadap kondisi lingkungan global.

Indikasi progam pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung dirumuskan dengan kriteria

berikut:

- mengintegrasikan usaha-usaha pengembangan;

- mempertimbangkan potensi dan masalah yang ada;

- konsistensi dengan arahan rencana pariwisata yang telah ditetapkan.

Dalam tabel indikasi program, diuraikan nama indikasi program, lokasi, instansi pelaksanaan, dan

tahapan pelaksanaan. Hanya saja belum dipetakan indikasi program yang dirumuskan merupakan

upaya untuk mewujudkan strategi, kebijaksanaan, atau rencana pengembangan pariwisata yang

mana.

Page 102: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-102

Kotak 2. Rekomendasi Penyempurnaan RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019

Berdasarkan tinjauan terhadap RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019, beberapa rekomendasi yang

diberikan untuk menyempurnakan RIPPDA yang masih berlaku sampai tahun 2019 ini adalah:

1. menyesuaikan muatan RIPPDA Kabupaten Belitung dengan Undang-Undang No. 10 tahun 2009 tentang

Kepariwisataan dan Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025;

2. mempertimbangkan fungsi dua kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung yang telah ditetapkan sebagai

Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), yaitu KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya, dan Kawasan

Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN), yaitu KPPN Punai-Belitung dan sekitarnya, sebagai fungsi yang

harus didukung oleh Kabupaten Belitung dalam pengembangan kepariwisataan saat ini dan di masa yang akan

datang;

3. mengubah nama Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Kabupaten Belitung menjadi

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten (RIPPARKAB) Belitung, sesuai Undang-Undang No.

10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

4. menyesuaikan visi, misi, tujuan, dan sasaran dengan perkembangan kondisi pariwisata yang saat ini terjadi dan

menyepakatinya bersama seluruh pemangku kepentingan;

5. menstrukturkan dan merumuskan kembali muatan RIPPARKAB Belitung agar arahan pengembangan yang

dirumuskan dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah disepakati kembali;

6. dalam menstrukturkan dan merumuskan muatan RIPPARKAB Belitung harus mengacu pada peraturan

perundangan terbaru baik di bidang kepariwisataan maupun yang terkait.

BAB 4

Kajian Hasil Penelitian tentang

Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung

Page 103: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-103

Setelah RIPPDA Kabupaten Belitung tahun 2009-2019 disusun, beberapa penelitian bagi

pengembangan kepariwisataan dilakukan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(Bappeda) Kabupaten Belitung sebagai bentuk tindak lanjut penyusunan RIPPDA Kabupaten

Belitung. Hasil-hasil penelitian tersebut menjadi masukan penting dalam menyempurnakan dan

menyusun RIPPARKAB Belitung, terutama dalam merumuskan arah, kebijakan, dan strategi

pembangunan kepariwisataan. Beberapa penelitian yang akan dikaji adalah:

- Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung, tahun 2010;

- Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung, tahun 2012;

- Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten Belitung, tahun

2013.

Pada bab ini akan dikaji hal-hal penting dari hasil penelitian tersebut yang akan menjadi masukan

dalam perumusan RIPPARKAB Belitung.

4.1 PEMETAAN TAPAK KAWASAN PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG

Penelitian tentang pemetaan tapak kawasan pariwisata dilakukan sebagai tindak lanjut dari

ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Belitung No. 7 Tahun 2001 tentang Tapak Kawasan

Pariwisata yang menetapkan beberapa lokasi sebagai tapak kawasan pariwisata Kabupaten

Belitung. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan arah bagi upaya pengembangan kawasan

pariwisata sehingga memiliki daya tarik wisata yang dapat mendorong pertumbuhan sektor

pariwisata daerah, dengan:

1. mengumpulkan informasi mengenai kondisi umum, fisik lapangan, dan infrastruktur kawasan

pariwisata;

2. mengkaji arahan tapak-tapak kawasan pariwisata ke dalam peta;

3. mengkaji prospek investasi melalui analisis kelayakan usaha yang layak dikembangkan di

kawasan;

4. menyusun rekomendasi dan usulan langkah-langkah terhadap hasil dari penyusunan tapak

kawasan pariwisata Kabupaten Belitung.

Sasaran-sasaran yang hendak dicapai dengan penelitian ini adalah;

1. teridentifikasinya jenis kegiatan rekreasi dan objek wisata yang layak dikembangkan di

Kabupaten Belitung, di mana hal ini terkait dengan perumusan visi, misi, dan tujuan

pengembangan kawasan pariwisata tersebut;

Page 104: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-104

2. terumuskannya pedoman pengembangan tapak kawasan pariwisata melalui tersusunnya

dokumen pemetaan tapak kawasan pariwisata yang nantinya akan berfungsi sebagai alat

pedoman pemerintah bagi kawasan pariwisata tersebut;

3. tersusunnya arah kebijakan, strategi, dan bentuk implementasi program berdasarkan skala

prioritas pengembangan yang akan menjadi pedoman bagi pemerintah daerah dan pihak-pihak

berkepentingan dalam pengembangan tapak kawasan pariwisata.

Hasil akhir dari penelitian ini adalah penentuan tapak kawasan pariwisata di Kabupaten Belitung.

Indikator yang digunakan sebagai faktor evaluasi penentuan tapak kawasan pariwisata adalah: 1)

daya tarik wisata, 2) ketersediaan fasilitas pelayanan pariwisata, 3) aksesibilitas, 4) dampak

ekonomi, 5) dampak sosial budaya, 6) dampak lingkungan. Masing-masing daya tarik wisata diberi

bobot penilaian untuk setiap kriteria, dengan nilai skor sebagai berikut: angka 5 untuk yang memiliki

nilai bagus, 3 untuk yang sedang, dan 1 untuk yang nilai rendah. Berdasarkan hasil penilaian, maka

daya tarik wisata yang terpilih sebagai tapak kawasan pariwisata untuk masing-masing jenis

kawasan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung

NO. KAWASAN PARIWISATA DAYA TARIK WISATA

1. KAWASAN KHUSUS - Pantai Tanjung Kelayang - Pantai Tanjung Tinggi - Pantai Penyairan - Pantai Tanjung Binga

2. KAWASAN KONSERVASI Pantai Bukit Berahu

3. KAWASAN WISATA KOTA Pantai Tanjung Pendam

4. KAWASAN PANTAI BARAT Pantai Penantungan

5. KAWASAN KEPULAUAN

MENDANAU (SELAT NASIK) - Hutan mangrove - Terumbu karang

6. KAWASAN PANTAI SELATAN - Pantai Tanjung Kiras - Pantai Batu Kura/Batu Belobang

7. KAWASAN BATU MENTAS

8. KAWASAN BUKIT

PARAMOUNT

- Bukit Paramount - Taman Wisata Tirta Alam Merundang

Indah

9. KAWASAN BUKIT BATU

GUNUNG BAGINDA

Page 105: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-105

Sumber: Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung, Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2010.

Page 106: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

4-106

Gambar 4.1 Satuan Kawasan Wisata berdasarkan hasil Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung

Page 107: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-107

Setiap kawasan pariwisata kemudian dirumuskan program ruang dan ilustrasi rencana kawasan

tapaknya. Selain itu, bagian akhir dari penelitian ini menyajikan indikasi program tapak pariwisata

Kabupaten Belitung untuk tahun perencanaan 2011-2021. Tabel indikasi program yang dihasilkan

menggambarkan nama program, lokasi, pentahapan waktu pelaksanaan, dan pelaksana program.

Hasil akhir dari kegiatan Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung diharapkan

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan sebagai bahan dalam

perencanaan pengelolaan tapak kawasan pariwisata, serta untuk kepentingan lainnya, terutama

bagi para pelaku usaha di bidang pariwisata dalam melakukan investasi pariwisata di tapak

kawasan pariwisata.

4.2 STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN WISATA KOLONG EKS TAMBANG KABUPATEN

BELITUNG

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2012 di bawah koordinasi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Belitung. Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang

dilaksanakan sejalan dengan upaya Pemerintah Kabupaten Belitung untuk mengamankan dan

melindungi kawasan bekas pertambangan agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan

lingkungannya. Pariwisata sebagai sektor yang ramah lingkungan menjadi salah satu alternatif

pengelolaan kawasan bekas pertambangan agar dapat meningkatkan nilai ekonomis kawasan

tersebut.

Maksud dari kegiatan studi kelayakan ini adalah memberikan gambaran potensi pengembangan

wisata kolong eks tambang sebagai suatu sumber daya alam yang berkaitan erat dengan program

perencanaan pembangunan di bidang ekonomi, khususnya sektor kepariwisataan Kabupaten

Belitung. Selain itu, kegiatan studi ini juga dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan informasi

tematik mengenai potensi pengembangan pariwisata kolong eks tambang agar dapat dimanfaatkan

sebagai bahan tolok ukur mengenai kondisi pengembangan pariwisata di Kabupaten Belitung.

Untuk mencapai maksud tersebut, tujuan yang ditetapkan dari pelaksanaan studi kelayakan ini

adalah:

1. teridentifikasi dan terinventarisasi kawasan-kawasan bekas pertambangan yang memiliki

potensi sejarah, budaya, maupun keindahan alam yang menungkinkan untuk dikelola dan

dimanfaatkan secara sosial dan ekonomis dalam bentuk pemanfaatan dan pengendalian kolong

eks tambang wilayah Kabupaten Belitung;

Page 108: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-108

2. teranalisisnya potensi kawasan-kawasan kolong eks tambang di Kabupaten Belitung sebagai

kawasan pariwisata alam yang bernilai ekonomis;

3. menganalisis faktor-faktor teknis, sosial ekonomi, sosial budaya, dan kebijakan mana yang

mampu meningkatkan nilai ekonomis;

4. tersusunnya strategi pengembangan kawasan kolong eks tambang di Kabupaten Belitung untuk

pemanfaatan pariwista dengan segala potensi yang ada dan kesesuaiannya pemanfaatannya;

5. tersusunnya rencana penataan pengembangan wisata kolong eks tambang prioritas yang

memperhatikan aspek kelestarian, keterpaduan, keragaman, serta karakteristik sosial budaya

kawasan;

6. terumuskannya langkah-langkah strategis dalam pengembangan wisata kolong eks tambang

sehingga menjadi suatu sumber daya alam yang potensial dan bernilai ekonomis;

7. memberikan bahan rekomendasi bagi Pemerintah Kabupaten Belitung dalam rangka menyusun

rancangan kebijakan pemanfaatan wisata kolong eks tambang melalui pemberdayaan

masyarakat.

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan studi kelayakan ini yang terkait dengan substansi kegiatan

terdiri dari 2 (dua) jenis sasaran, yaitu sasaran umum dan sasaran spesifik. Sasaran-sasaran

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2 Sasaran Studi Kelayakan Pengembangan

Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung

NO. JENIS SASARAN URAIAN

1. SASARAN UMUM a) adanya profil potensi kawasan kolong eks tambang untuk dikembangkan sebagai kawasan pariwisata;

b) arahan kebijakan dan strategi pengembangan, pelestarian, dan perlindungan kawasan kolong eks tambang;

c) rencana penataan kawasan; d) indikasi program pengembangan, pemanfaatan, pelestarian, dan

perlindungan terhadap kawasan dan benda-benda bekas pertambangan.

2. SASARAN SPESIFIK a) mengidentifikasi kondisi dan konsep rencana pengembangan wisata kolong eks tambang;

b) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan akses untuk menunjang pariwisata daerah;

c) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan fasilitas penunjang pariwisata daerah;

d) mengidentifikasi kondisi dan konsep pengembangan sumber daya manusia dan kelembagaan.

Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung,

Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2012

Page 109: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-109

Penentuan kolong eks tambang yang menjadi prioritas untuk dikembangkan sebagai daya tarik

wisata dilakukan dengan menacu pada kriteria dan indikator berikut ini:

1. memperhatikan tipologi usia kolong: kolong eks tambang yang menjadi prioritas adalah kolong

yang berumur lebih dari 20 tahun karena kondisi biogeofisik kolong dalam umur tersebut sudah

semakin normal, seperti layaknya sebuah danau atau kolam tua, keanekaragaman hayati

kolong usia ini sudah menyerupai perairan tergenang alami, serta air di kolong ini sudah dapat

dimanfaatkan masyarakat bagi kehidupan sehari-hari;

2. kemudahan akses (tingkat pencapaian): kolong eks tambang yang menjadi prioritas adalah yang

memiliki aksesibilitas atau tingkat pencapaian terhadap pusat pelayanan (ibu kota kecamatan

dan kabupaten) yang mudah karena hal ini akan berpengaruh langsung terhadap

perkembangan pariwisata;

3. air tidak mudah kering: kolong terpilih harus memiliki kondisi air yang tidak mudah kering

walaupun dalam kondisi kemarau panjang;

4. memperhatikan status lahan kehutanan: kolong terpilih tidak berada dalam kawasan hutan

lindung Kabupaten Belitung sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 357/Menhut-

II/2004;

5. cakupan/luasan kolong: kolong terpilih memiliki luasan antara 0 – 60 ha sesuai dengan

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 tentang

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

6. status operasional kolong: kolong terpilih adalah kolong yang secara operasional sudah tidak

ada aktivitas penambangan atau dengan kata lain status operasionalnya sudah tidak aktif

karena jika masih aktif sangat tidak mungkin melakukan pengembangan pariwisata.

Berdasarkan enam kriteria dan indikator tersebut dihasilkan sepuluh kolong eks tambang yang

menjadi prioritas untuk pengembangan pariwisata. Sepuluh kolong tersebut beserta rekomendasi

pengembangannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata

NO. NAMA KOLONG KOORDINAT KELURAHAN KECAMATAN JARAK DARI KOTA

TANJUNG PANDAN

REKOMENDASI

1. Juru Seberang 1 X: 0792537

Y: 9692150

Juru Seberang Tanjung

Pandan

5 – 6 km - Peruntukan wisata air (dayung) - Peruntukan budidaya ikan air

tawar

- Peruntukan sumber air baku

2. Juru Seberang 4 X: 0792299

Y: 9693283

Juru Seberang Tanjung

Pandan

5 – 6 km - Peruntukan wisata air (dayung) - Peruntukan budidaya ikan air

tawar - Peruntukan sumber air baku

Page 110: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-110

NO. NAMA KOLONG KOORDINAT KELURAHAN KECAMATAN JARAK DARI KOTA

TANJUNG PANDAN

REKOMENDASI

- Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound

3. Badau X: 0809579

Y: 9689793

Badau Badau 20,75 km - Peruntukan wisata air - Peruntukan geowisata - Peruntukan sumber air baku

- Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound - Peruntukan areal motor cross

4. Murai 2 X: 0798018

Y: 9697081

Air Rayak Tanjung

Pandan

8 – 9 km - Peruntukan wisata air - Peruntukan geowisata

- Peruntukan sumber air baku

5. Kelekak Usang 2 X: 0799360

Y: 9694341

Perawas Tanjung

Pandan

8 – 10 km - Peruntukan wisata air

- Peruntukan budidaya ikan air tawar

- Peruntukan sumber air baku - Peruntukan camping ground - Peruntukan outbound

6. Aik Kelubi X: 0796690

Y: 9694869

Pangkalalang Tanjung

Pandan

4 km - Peruntukan budidaya ikan air tawar

- Peruntukan geowisata - Sumber air bersih masyarakat

setempat

7. Murai 1 X: 0798185

Y: 9696870

Air Rayak Tanjung

Pandan

8 – 9 km Peruntukan geowisata

8. Perawas 1 X: 0800113

Y: 9694635

Perawas Tanjung

Pandan

8 – 9 km - Peruntukan budidaya ikan air tawar

- Peruntukan areal motor cross

9. Membalong X: 0794529

Y: 9652848

Membalong Membalong 55 km Peruntukan agrowisata

10. Air Selumar (Aik

Balo)

X: 0805963

Y: 9711566

Air Selumar Sijuk 35 km - Peruntukan geowisata - Peruntukan budidaya ikan air

tawar

Sumber: Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung, Laporan Akhir,

Tahun Anggaran 2012

Selain menghasilkan lokasi kolong yang akan dikembangkan untuk pariwisata dan rekomendasi

pengembangannya, studi kelayakan ini juga menghasilkan arahan ruang kolong pada skala tapak

untuk masing-masing kolong terpilih, serta indikasi program pengembangan kolong eks tambang

untuk pariwisata. Indikasi program dibuat untuk masa perencanaan 2013-2023. Dua belas program

yang telah terindikasi dijabarkan ke dalam tabel yang berisikan informasi mengenai nama program,

lokasi, tahapan waktu pelaksanaan, dan instansi pelaksana program. Sebaran lokasi kolong terpilih

dapat dilihat pada gambar di halaman berikut.

Page 111: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-111

Page 112: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-112

Sumber: Dimodifikasi dari Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten Belitung,

Laporan Akhir, Tahun Anggaran 2012.

Gambar 4.2 Peta Sebaran Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata

4.3 STUDI KELAYAKAN POTENSI WISATA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KABUPATEN

BELITUNG

Penelitian Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten Belitung

dilakukan pada tahun 2013 dengan maksud memberikan konsep dan rekomendasi bagi

perencanaan strategis kepariwisataan dalam beberapa hal berikut:

1. memecahkan masalah pengembangan potensi pariwisata di kawasan pariwisata yang sudah

ditetapkan;

2. memfasilitasi/mendukung pengembangan kawasan pariwisata yang berada di dalam kawasan

hutan negara yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Belitung;

3. memicu pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah kawasan pariwisata dengan peningkatan

aksesibilitas dan mobilitas.

Sementara itu, tujuan dari studi kelayakan ini adalah:

1. untuk dapat memberikan keyakinan kepada pemerintah daerah dan pihak terkait lainnya untuk

pengembangan kawasan pariwisata yang sudah ditetapkan;

2. mengidentifikasi kelayakan potensi pariwisata ditinjau dari aspek teknis, finansial, dan

dampaknya terhadap pembangunan infrastruktur, pengembangan ekonomi wilayah, dampak

lingkungan, serta dampak sosial budaya masyarakat;

3. memberikan arah bagi upaya pengembangan kawasan pariwisata sehingga memiliki daya tarik

wisata yang dapat mendorong pertumbuhan sektor pariwisata daerah.

Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaran studi kelayakan ini adalah:

1. teridentifikasinya kebijakan pengembangan potensi pariwisata di wilayah kajian dengan

mengacu pada beberapa kebijakan, meliputi RTRW, Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata,

Rencana Strategis, dan Rencana Strategis Daerah Kabupaten Belitung;

2. teridentifikasinya karakteristik wilayah geografis, lingkungan, sosial, ekonomi, dan budaya di

wilayah kajian;

Page 113: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-113

3. teridentifikasinya pusat-pusat kegiatan serta estimasi besaran kebutuhan pada wilayah-wilayah

potensial di kawasan pariwisata.

Studi kelayakan ini memfokuskan penelitian terhadap dua lokasi, yaitu:

1. Kawasan Pariwisata Air Terjun Gunung Agung dan Gunung Kubing (Gua Nek Santen) Kecamatan

Membalong,

2. Kawasan Pariwisata Sungai Padang (Mangrove), Munsang, Tanjungsiantu, Kecamatan Sijuk.

Analisis kelayakan yang dilakukan terhadap kedua kawasan tersebut mencakup:

1. Kelayakan teknis, dengan variabel penilaian:

- efektivitas: apakah pengembangan kawasan pariwisata akan dapat mencapai tujuan yang

diharapkan?

- ketercukupan (adequacy): apakah semua tujuan/kebutuhan (secara teknis) cukup tercapai?

Semua masalah cukup teratasi?

2. Kelayakan ekonomi dan finansial, dengan variabel:

- efisiensi ekonomis: tingkat pencapaian tujuan dengan sumber daya (dana) yang ada;

- profitabilitas: tingkat keuntungan yang akan dapat diperoleh;

- efektivitas: dapat mencapai tujuan dengan biaya yang minimal.

3. Kelayakan sosial budaya, dengan variabel dampak pariwisata pada kegiatan masyarakat,

pendapatan masyarakat, dan pengurangan pengangguran.

4. Kelayakan politis dan hukum, dengan variabel:

- dapat diterima tidaknya (acceptability) oleh sebagian besar pemeran politik;

- sesuai atau tepat tidaknya (appropriateness) dengan nilai-nilai politis HAM, pemerataan, dan

keadilan;

- merupakan tanggapan terhadap kebutuhan atau bukan (responsiveness) dilihat dari

kelompok sasaran;

- sesuai peraturan perundang-undangan (legalicy) atau tidak.

Hasil penilaian kelayakan ekonomi dan finansial yang dilakukan menunjukkan sebagai berikut:

1. Gunung Kubing: kelayakan ekonomi pengembangan Kawasan Pariwisata Gunung Kubing dan

Gunung Agung memenuhi tingkat investasi karena keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan

pada kawasan pariwisata akan berdampak pada kenaikan pendapatan masyarakat dan

peningkatan Pendapatan Asli Daerah;

Page 114: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-114

2. Sungai Padang: kelayakan ekonomi pengembangan Kawasan Pariwisata Sungai Padang

memenuhi tingkat investasi karena keuntungan dari kegiatan yang dilaksanakan pada kawasan

pariwisata akan berdampak pada kenaikan pendapatan masyarakat.

Selain hasil analisis kelayakan, studi ini juga menghasilkan rekomendasi terhadap strategi dan

rencana pengembangan kedua daya tarik wisata. Rekomendasi tersebut terdiri dari:

1. Rekomendasi strategi dan rencana pengembangan daya tarik wisata:

a) pengembangan produk pariwisata pada Gunung Agung dan Gunung Kubing;

b) pengembangan produk pariwisata Sungai Padang (mangrove);

c) pemasaran daya tarik wisata;

d) pengembangan aksesibilitas menuju kawasan pariwisata;

e) pengembangan usaha dan investasi pariwisata sehingga dapat menguntungkan pihak

pemerintah dan masyarakat setempat.

Rekomendasi pengembangan produk pariwisata masing-masing kawasan sebagai berikut:

KAWASAN GUNUNG KUBING

(Air Terjun Pancor dan Gua Nek Santan)

KAWASAN SUNGAI PADANG

(Mangrove)

Jalur trekking

Penerangan jalan pada rute

Marka trekking

Penambahan tiga shelter pada masing-

masing tujuan trekking

Penyediaan sarana toilet

Gazebo bagi tempat beristirahat pada

kawasan air terjun Pancor puncak

Sarana wisata lainnya, seperti musholla,

parkir

Pengembangan kawasan hutan mangrove

Gazebo untuk melihat hutan mangrove

Penerangan di kawasan wisata mangrove

Tersedianya pondok istirahat

Tersedianya menara pandang

Sarana wisata lainnya, seperti toilet,

musholla, parkir.

2. Rekomendasi strategi dan rencana tapak kawasan pariwisata:

Seriap satuan kawasan wisata terbentuk oleh tiga elemen dasar, yaitu nucleus (inti),

inviolate belt, dan zone of closure;

membuat trayek khusus bagi trekking pendakian ke beberapa kawasan, seperti

perkemahan, air terjun, puncak, ziarah makam, dan trayek pendakian lainnya.

3. Rekomendasi strategi dan rencana penguatan sumber daya manusia dan pemberdayaan

masyarakat:

Pembinaan sejak dini nilai-nilai tradisi, budaya, serta adat setempat melalui pendidikan

formal, misalnya melalui kurikulum pendidikan;

Page 115: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-115

mengupayakan manfaat ekonomi dari pengembangan pariwisata dapat dirasakan oleh

masyarakat di sekitar daya tarik wisata;

penyuluhan kepada kelompok penggerak pariwisata.

4. Rekomendasi strategi dari segi HKM-hutan kemasyarakatan:

pembentukan dan pengembangan kelembagaan kelompok;

permohonan dalam mendapatkan izin;

pembuatan rencana kerja HKM;

pelaksanaan kegiatan pemanfaatan HKM yang berprinsip pada pengelolaan hutan

berkelanjutan;

akses pasar dan modal;

pengembangan usaha kelompok.

Selain rekomendasi terhadap strategi dan rencana pengembangan, studi ini juga menghasilkan

indikasi program pengembangan yang terdiri dari aspek pengembangan, uraian kegiatan, tahapan

waktu pelaksanaan, dan instansi pengelola.

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menjadi dasar pertimbangan dan masukan bagi

penyusunan Ripparkab Belitung, khususnya dalam pengembangan produk pariwisata. Hasil

penelitian merupakan bagian dari upaya mengidentifikasi sumber daya pariwisata yang potensial

dikembangkan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Kabupaten Belitung.

Berbagai strategi maupun indikasi program yang sudah disusun juga dapat dijadikan bahan

masukan untuk mengintegrasikan berbagai upaya yang dilakukan dalam pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung. Ripparkab Belitung sebagai acuan dan panduan bagi

pembangunan kepariwisataan Kabupaten Belitung menjadi media untuk mengintegrasikan dan

mensinergikan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk membangun kepariwisataan Kabupaten

Belitung.

KATA PENGANTAR

Page 116: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-116

Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan Kabupaten Belitung dalam upaya memacu

pertumbuhan perekonomian daerah selain sektor perikanan dan kelautan serta sektor

perhubungan. Pemilihan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan Kabupaten Belitung didasari

atas beragamnya potensi pariwisata yang dimiliki dan besarnya dukungan pemangku kepentingan di

Kabupaten Belitung yang mendorong pembangunan sektor pariwisata.

Dalam kerangka meningkatkan kualitas sektor kepariwisataan di Kabupaten Belitung maka

dibutuhkan sebuah perencanaan pembangunan kepariwisataan yang terintegratif dan

komprehensif. Badan Perencananaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Belitung

bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Institut

Teknologi Bandung dalam hal ini Pusat Perencanaan dan Pengembangan Kepariwisataan (P-P2Par)

Institut Teknologi Bandung melakukan penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan

Daerah (RIPPARDA) dan penyusunan Naskah Akademik rancangan PeraturanDaerah (Perda) tentang

Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Belitung pada tahun

2014.

Laporan Akhir ini disusun dengan memperhatikan struktur penulisan dan pertimbangan akademik

sehingga didapatkan dokumen laporan yang sistematis yang terdiri dari tujuh bab dengan uraian

sebagai berikut: Bab I Pendahuluan; Bab II Kepariwisataan Kabupaten Belitung Dalam Kebijakan

Pembangunan Kepariwisataan; Bab III Tinjauan Terhadap Rippda Terdahulu; Bab IV Kajian Terhadap

Hasil Penelitian Terdahulu; Bab V Kepariwisataan Belitung; Bab VI Arah Pembangunan

kepariwisataan Belitung; Bab VII Kebijakan dan Strategi Pembangunan kepariwisataan dan Bab VIII

Rencana Pengembangan Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung; Bab IX Program dan Indikasi

Kegiatan Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung dan Bab X Mekanisme Pemantauan

dan Evaluasi.

Penyusunan laporan Akhir ini tidak terlepas dari kekurangan sehingga saran dan kritik sangat kami

harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan di masa yang akan datang. Kami juga

mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atas kerjasama, bantuan dan kontribusinya

sehingga laporan pendahuluan ini dapat diselesaikan penyusunannya.

Akhirnya, kami berharap semoga proses perencanaan pembangunan kepariwisataan daerah

Kabupaten Belitung dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi upaya meningkatkan

kualitas kepariwisataan Kabupaten Belitung dimasa yang akan datang.

Bandung, Juli 2014

Tim Penyusun

Page 117: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-117

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1-

1

1.2 Tujuan dan Sasaran .......................................................................................... 1-

4

1.3 Keluaran ........................................................................................................... 1-

5

1.4 Ruang Lingkup .................................................................................................. 1-

5

1.5 Metodologi ........................................................................................................... 1-

6

1.6 Jangka Waktu Ripparkab Belitung ..................................................................... 1-

11

1.7 Sistematika Laporan ......................................................................................... 1-

11

BAB 2 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG DALAM KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

KEPARIWISATAAN

2.1 Amanat Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten

dan Arahan Pembangunan Kepariwisataan di Indonesia ............................... 2-

1

2.1.1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 2-

1

2.1.2 Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 ..................................... 2-

3

2.1.3 Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ........ 2-

4

2.1.4 Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan ......... 2-

4

2.1.5 Peraturan Pemerintah no. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota .................................................................................. 2-

7

Page 118: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-118

2.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan Pembangunan

Kepariwisataan Nasional .................................................................................. 2-

10

2.2.1Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN) ................................................................................ 2-

10

2.2.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) .............................................. 2-

12

2.2.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Mendukung Kunjungan

Kapal Wisata (Yacht) Asing ke Indonesia ............................................ 2-

14

2.3 KepariwisataanKabupaten Belitung

dalamStrategiPengembanganDestinasiUnggulandanDesaWisata di

ProvinsiKepulauan Bangka Belitung ................................................................ 2-16

2.4 Kepariwisataan Kabupaten Belitung Dalam Kebijakan Dan Pembangunan

Wilayah Kabupaten Belitung ............................................................................ 2-

30

2.4.1 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Belitung ....................... 2-

31

2.4.2 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) Kabupaten Belitung Tahun 2011-2031 ................................ 2-

32

2.4.3 Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Rencana Aksi Pariwisata

Kawasan Sijuk ...................................................................................... 2-

38

BAB 3 TINJAUAN TERHADAP RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH

(RIPPDA) KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2009-2019

3.1 Kesesuaian Rippda Kabupaten Belitung 2009 – 2019 dengan Undang-Undang

No. 10 Tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2011 ............ 3-1

3.2 Arahan Pembangunan Kepariwisataan dalam Rippda Kabupaten Belitung Tahun

2009-2019 ........................................................................................................ 3-

4

3.2.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pengembangan Kepariwisataan ...... 3-

4

3.2.2Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Kepariwisataan............... 3-

5

3.3 Rencana Pengembangan Kepariwisataan ....................................................... 3-

11

3.4 Indikasi Program Pengembangan Kepariwisataan.......................................... 3-

14

BAB 4 KAJIAN HASIL PENELITIAN TENTANG PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

KABUPATEN BELITUNG

4.1 Pemetaan Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................... 4-

1

Page 119: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-119

4.2 Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong Eks Tambang Kabupaten

Belitung ............................................................................................................. 4-

4

4.3 Studi Kelayakan Potensi Wisata Pemanfaatan Jasa Lingkungan Kabupaten

Belitung ............................................................................................................. 4-

9

BAB 5 KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG

5.1 Kondisi Umum Kabupaten Belitung Dalam Mendukung Pembangunan

Kepariwisataan ................................................................................................. 5-

1

5.1.1 Wilayah Administrasi Kabupaten Belitung ............................................ 5-

1

5.1.2 Kondisi Fisik Wilayah ............................................................................ 5-

3

5.1.3 Sejarah Belitung sebagai Potensi Pariwisata ....................................... 5-

4

5.1.4 Sumber Daya Geologis sebagai Potensi Pariwisata ............................ 5-

6

5.1.5 Sumber Daya Hayati sebagai Potensi Pariwisata ................................ 5-

9

5.1.6 Potensi Sosial Budaya Masyarakat ...................................................... 5-

10

5.1.7 Potensi Penduduk sebagai Sumber Daya Manusia Pendukug Pariwisata

.............................................................................................................. 5-

12

5.2 Perekonomian dan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................................ 5-

15

5.2.1 Pertumbuhan Ekonomi ......................................................................... 5-

15

5.2.2 Laju Inflasi ............................................................................................. 5-

16

5.2.3 Kontribusi Pariwisata terhadap Perekonomian ................................... 5-

17

5.3 Kabupaten Belitung Sebagai Destinasi Pariwisata ......................................... 5-

18

5.3.1 Potensi Daya Tarik Wisata Kolong Tambang ....................................... 5-

21

5.3.2 Aksesibilitas .......................................................................................... 5-

27

5.3.3 Fasilitas Pariwisata ............................................................................... 5-

33

5.3.4 Fasilitas Umum ...................................................................................... 5-

38

5.3.5 Prasarana Umum .................................................................................. 5-

43

5.3.6 Pemberdayaan Masyarakat .................................................................. 5-

45

Page 120: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-120

5.4 Pasar Pariwisata................................................................................................ 5-

47

5.4.1 Jumlah dan Perkembangan Pasar Wisatawan .................................... 5-

47

5.4.2 Karakteristik Pasar Wisatawan ............................................................. 5-

48

5.5 Kelembagaan Kepariwisataan Kabupaten Belitung ....................................... 5-

57

5.5.1 Asosiasi Pariwisata ................................................................................ 5-

57

5.5.2 Kelembagaan Pemerintah Terkait Pariwisata ...................................... 5-

59

5.5.3 Kelembagaan Lain Terkait Pariwisata .................................................. 5-

62

5.5.4 Organisasi Pariwisata di Lingkungan Masyarakat ............................... 5-

64

5.5.5 Pemetaan Pemangku Kepentingan Kepariwisataan di Kabupaten

Belitung ................................................................................................. 5-

65

5.5.6 Sumber Daya Manusia Pariwisata ....................................................... 5-

72

5.5.7 Lembaga Pendidikan Kepariwisataan ................................................. 5-

72

5.6 Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Tantangan (SWOT) Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung ............................................................... 5-

73

5.7 Isu-Isu Strategis Pembangunan Kepariwisataan ............................................. 5-

74

BAB 6 ARAH PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN BELITUNG

6.1 Prinsip Pembangunan Kepariwisataan ............................................................ 6-

1

6.2 V isi .................................................................................................................... 6-

9

6.3 Misi ................................................................................................................... 6-

12

6.4 Tujuan ............................................................................................................... 6-

13

6.5 Konsep Pembangunan Kepariwisataan ........................................................... 6-

16

BAB 7 KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN

BELITUNG

7.1 Kebijakan Pembangunan Kepariwisataan ....................................................... 7-

1

7.2 Strategi Pembangunan Kepariwisataan .......................................................... 7-

3

7.2.1 Strategi Pembangunan Destinasi Pariwisata ......................................... 7-

3

Page 121: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-121

7.2.2 Strategi Pembangunan Industri Pariwisata............................................ 7-

5

7.2.3 Strategi Pemasaran Pariwisata .............................................................. 7-

6

7.2.4 Strategi Kelembagaan Kepariwisataan .................................................. 7-

8

BAB 8 RENCANA PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN PARIWISATA KABUPATEN BELITUNG

8.1 Rencana Struktur Perwilayahan PariwisataKabupaten................................... 8-

1

8.2 Rencana Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten ............................ 8-

2

8.3 Rencana Kawasan Strategis PariwisataKabupaten ........................................ 8-

6

BAB 9 PROGRAM DAN INDIKASI KEGIATAN PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN

KABUPATEN BELITUNG

BAB 10 MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI

10.1 Tujuan dan Sasaran Pemantauan dan Evaluasi..............................................

10-1

10.2 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi ..........................................................

10-1

10.3 Waktu Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi ..............................................

10-2

10.4 Pelaksana Pemantauan dan Evaluasi ..................................................................

10-2

LAMPIRAN

Page 122: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-122

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Pembagian Kewenangan Urusan Pemerintahan Berdasarkan Undang–

Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .................. 2-2

TABEL 2.2 Kewenangan Pemerintah Provinsi dalam PP No. 38 Tahun 2007

Tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota ....................................................... 2-9

TABEL 2.3 Target yang Dapat Dicapai dengan Penerapan SMART dalam

Pengembangan Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung .. 2-20

TABEL 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan

Kepariwisataan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ............................. 2-29

TABEL2.5 Strategi Pengembangan Destinasi Unggulan dan Desa Wisata Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung ..................................................................... 2-30

TABEL2.6 Fokus Pembangunan Kepariwisataan setiap Tahap Pembangunan

Jangka Menengah Kabupaten Belitung ................................................... 2-34

TABEL 2.7 Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung .................. 2-35

TABEL 2.8 Rencana Kawasan Peruntukan Wisata Kabupaten Belitung .................. 2-38

TABEL 2.9 Fokus Lokasi dan Rencana Aksi Pariwisata Kawasan Sijuk .................... 2-41

TABEL 3.1 Kesesuaian RIPPDA Kabupaten Belitung 2009-2019 denganUndang-

Undang (UU) No. 10 tahun 2009 dan Peraturan Pemerintah (PP) No.

50Tahun 2011 .......................................................................................... 3-2

TABEL 3.2 Aspek-Aspek yang Diatur dalam Strategi dan Kebijaksanaan

Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung...................................... 3-5

TABEL 3.3 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Produk Wisata Kabupaten

Belitung ...................................................................................................... 3-6

TABEL 3.4 Strategi dan Kebijaksanaan Pemasaran dan Promosi Kabupaten

Belitung ...................................................................................................... 3-8

TABEL 3.5 Strategi dan Kebijaksanaan Pengembangan Aksesibilitas dan

Prasarana Kabupaten Belitung ................................................................. 3-9

TABEL 3.6 Strategi Pengembangan Usaha dan Kebijaksanaan Kualitas Sumber

Daya Manusia dan Pengaturan Kelembagaan Kabupaten Belitung ...... 3-10

TABEL 3.7 Strategi dan Kebijaksanaan Terkait Lingkungan Hidup Kabupaten

Belitung ...................................................................................................... 3-11

TABEL 4.1 Tapak Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ..................................... 4-2

TABEL 4.2 Sasaran Studi Kelayakan Pengembangan Wisata Kolong

Eks Tambang Kabupaten Belitung ........................................................... 4-5

TABEL 4.3 Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan Pariwisata ......................... 4-6

TBAEL 5.1 Data Kecamatan Kabupaten Belitung ...................................................... 5-1

TABEL 5.2 Data Klimatologi Kabupaten Belitung Tahun 2012 ................................. 5-4

TABEL5.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012

Berdasarkan Agama .................................................................................. 5-10

TABEL5.4 Jumlah Kejahatan di Kabupaten Belitung Tahun 2009 – 2012 ............. 5-12

TABEL 5.5 Data Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung Tahun 2012...................... 5-13

TABEL 5.6 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung Tahun 2011-2012 ............ 5-16

TABEL 5.7 Daftar Daya Tarik Wisata di Kabupaten Belitung..................................... 5-22

TABEL5.8 Daftar Pelabuhan dan Pelayaran di Kabupaten BelitungTahun 2014 ... 5-28

TABEL 5.9 Rute Penerbangan ke Kabupaten Belitung Tahun 2014 ........................ 5-29

Tabel 5.10 Rute Angkutan Umum Darat di Kabupaten Belitung Tahun 2014 .......... 5-31

Tabel 5.11 Fasilitas Akomodasi di Kabupaten Belitung Tahun 2009 – 2014 .......... 5-34

Tabel 5.12 Fasilitas Makan dan Minum di Kabupaten Belitung Tahun 2014 .......... 5-36

Page 123: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-123

Tabel 5.13 Jumlah Puskesmas di Kabupaten Belitung Tahun 2008 – 2012 ........... 5-38

Tabel 5.14 Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Belitung Tahun 2008 – 2012 ........ 5-39

Tabel 5.15 Jumlah Bank Yang Beroperasi di Kabupaten Belitung

Tahun 2011 – 2012.................................................................................. 5-41

Tabel 5.16 Alamat Bank Pemerintah, Swasta dan ATM yang beroperasi

di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012 ............................................ 5-42

Tabel 5.17 Jumlah Tempat Ibadah di Kabupaten Belitung Tahun 2011 – 2012 ..... 5-43

Tabel 5.18 Data Jumlah Pelanggan dan Jumlah Pemakaian Air PDAM di Kabupaten

Belitung Tahun 2008 – 2012 ................................................................... 5-43

Tabel 5.19 Data Ketersediaan Sarana Komunikasi di Kabupaten Belitung Tahun

2011 ......................................................................................................... 5-44

Tabel 5.20 Data Produksi Listrik PT PLN Wilayah Tanjung Pandan Tahun

2008 – 2012 ............................................................................................. 5-45

Tabel 5.21 Data Pokdarwis di Kabupaten Belitung .................................................... 5-45

Tabel 5.22 Data Desa Penerima PNPM Pariwisata di Kabupaten Belitung .............. 5-46

Tabel 5.23 Profil Wisatawan Nusantara Kabupaten Belitung ................................... 5-49

Tabel 5.24 Karakteristik Perjalanan Wisatawan Nusantara ...................................... 5-51

Tabel 5.25 Persepsi Wisatawan Nusantara

terhadap Kepariwisataan Kabupaten Belitung ....................................... 5-53

Tabel 5.26 Profil Wisatawan Mancanegara Kabupaten Belitung ............................. 5-54

Tabel 5.27 Karakteristik Perjalanan Wisatawan Mancanegara ................................. 5-55

Tabel 5.28 Persepsi Wisatawan Mancanegara

Terhadap Kepariwisataan Kabupaten Belitung ...................................... 5-57

Tabel 5.29 Susunan Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Belitung ................ 5-60

Tabel 5.30 Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kabupaten Belitung...................... 5-65

Tabel 5.31 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pengaruh Pemangku

Kepentingan dalam Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung 5-69

Tabel 5.32 Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pengaruh Pemangku

Kepentingan dalam Pembangunan Kepariwisataan Kabupaten Belitung 5-71

Tabel 5.33 Jumlah Sumber Daya Manusia Pariwisata yang Tersertifikasi Tahun

2011-2013 ................................................................................................ 5-72

Tabel 5.34 Daftar Lembaga Pendidikan Pariwisata di Kabupaten Belitung Tahun

2014 ......................................................................................................... 5-73

Tabel 5.35 Tabel SWOT Kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................... 5-73

Tabel 7.1 Target JumlahKunjunganWisatawanberdasarkanTigaSkenario

PertumbuhanWisatawanKabupaten Belitung .......................................... 7-7

Tabel 8.1 RencanaKawasanPengembanganPariwisataKabupaten Belitung.......... 8-3

Tabel 8.2 RencanaKawasanStrategisPariwisataKabupaten Belitung ..................... 8-7

Tabel 9.1 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan DestinasiPariwisata

Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-2

Tabel 9.2 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan IndustriPariwisata

Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-19

Tabel 9.3 Program danIndikasiKegiatanPemasaranPariwisata

Kabupaten Belitung ................................................................................... 9-23

Tabel 9.4 Program danIndikasiKegiatan Pembangunan Kelembagaan

KepariwisataanKabupaten Belitung ......................................................... 9-27

Page 124: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-124

Page 125: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-125

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Belitung ........ ...................................... 1-5

Gambar 1.2 KerangkaPemikiranKegiatanPenyusunan RIPPARKAB Belitung........ 1-8

Gambar 1.3 TahapanPenyusunan RIPPARKAB Belitung ........................................ 1-10

Gambar 2.1 Peta Pola Ruang Wilayah Nasional dalam RTRWN ............................ 2-13

Gambar 2.2 Peta DPN Palembang-Bangka Belitung dan Sekitarnya ..................... 2-15

Gambar 2.3 Peta KSPN Tanjung Kelayang danSekitarnya ..................................... 2-15

Gambar 2.4 Posisi Kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam Kebijakan

Kepariwisataan Nasional ..................................................................... 2-18

Gambar 2.5 Pembangunan Kepariwisataan Berkelanjutan dan Kepariwisataan

Regional Sebagai Pembentuk Konsep SMART ................................... 2-19

Gambar 2.6 Kerangka dan Pilar SMART .................................................................. 2-20

Gambar 2.7 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan ................................ 2-24

Gambar 2.8 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ....... 2-25

Gambar 2.9 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan Sekitarnya ................. 2-26

Gambar 2.10 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan Sekitarnya ............................ 2-26

Gambar 2.11 Jalur Wisata Utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

Sekitarnya............................................................................................. 2-27

Gambar 2.12 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

Sekitarnya............................................................................................. 2-28

Gambar 2.13 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

Sekitarnya............................................................................................. 2-28

Gambar 2.14 KSK Pariwisata Sijuk ............................................................................ 2-39

Gambar 2.15 Wilayah Pengembangan Pariwisata Kabupaten Belitung .................. 2-41

Gambar 3.1 Peta Satuan Kawasan Wisata Kabupaten Belitung ........................... 3-13

Gambar 3.2 Peta KSPN Tanjung Kelayang dan sekitarnya ................................... 3-3

Gambar 3.3 Posisi kepariwisataan Kabupaten Belitung dalam kebijakan

kepariwisataan nasional ..................................................................... 3-5

Gambar 3.4 Peta Struktur Perwilayahan Destinasi Unggulan ............................... 3-7

Gambar 3.5 Peta Cluster Desa Wisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ...... 3-8

Gambar 3.6 Peta Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan sekitarnya ................. 3-9

Gambar 3.7 Peta Cluster Desa Wisata Belitong dan sekitarnya ........................... 3-9

Gambar 3.8 Jalur wisata utara Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

sekitarnya ............................................................................................. 3-11

Gambar 3.9 Jalur wisata tengah Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

Sekitarnya............................................................................................. 3-11

Gambar 3.10 Jalur wisata selatan Kawasan Pariwisata Pulau Belitong dan

Sekitarnya............................................................................................. 3-12

Gambar 4.1 Satuan Kawasan Wisata berdasarkan hasil Pemetaan Tapak

Kawasan Pariwisata Kabupaten Belitung ........................................... 4-3

Gambar 4.2 Peta Sebaran Kolong Eks Tambang untuk Pengembangan

Pariwisata ............................................................................................. 4-8

Gambar 5.1 Peta wilayah administrasi Kabupaten Belitung .................................. 5-2

Gambar 5.2 Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Belitung Tahun

2008 – 2012 ....................................................................................... 5-13

Gambar 5.3 Perkembangan jumlah potensi sumber daya manusia yang dapat

dimanfaatkan oleh sektor pariwisata ................................................. 5-15

Gambar 5.4 Laju Inflasi Kabupaten Belitung 2005-2012 ..................................... 5-16

Page 126: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-126

Gambar 5.5 Kontribusi pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Belitung tahun

2005-2012 ........................................................................................... 5-17

Gambar 5.6 Sebaran Daya Tarik Wisata Kabupaten Belitung ............................... 5-19

Gambar 5.7 Peta Jaringan Transportasi di kabupaten Belitung ............................ 5-32

Gambar 5.8 Grafik Pertumbuhan Hotel di Kabupaten Belitung ............................ 5-34

Gambar 5.9 Peta Sebaran Akomodasi di Kabupaten Belitung Tahun 2014 ......... 5-35

Gambar 5.10 Perkembangan Jumlah BPW dan APW di Kabupaten Belitung

Tahun 2009 – 2013 ............................................................................ 5-37

Gambar 5.11 Peta Sebaran Fasilitas Kesehatan Di Kabupaten Belitung Tahun

2014 ..................................................................................................... 5-40

Gambar 5.12 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Belitung Tahun

2008 – 2012 ....................................................................................... 5-48

Gambar 5.13 Pemetaan peran pemangku kepentingan dalam pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 5-67

Gambar 6.1 Dasar pertimbangan penentuan prinsip-prinsip pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-2

Gambar 6.2 Dasar pertimbangan perumusan visi pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung ............................................................................. 6-9

Gambar 6.3 Dasar pertimbangan perumusan misi pembangunan kepariwisataan

Kabupaten Belitung ............................................................................. 6-13

Gambar 6.4 Dasar pertimbangan perumusan tujuan pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-14

Gambar 6.5 Keterkaitan antara prinsip, visi, misi, dan tujuan pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 6-16

Gambar 7.1 Dasar pertimbangan perumusan kebijakan pembangunan

kepariwisataan Kabupaten Belitung ................................................... 7-2

Gambar 8.1 Peta RencanaPengembanganPerwilayahanPariwisataKabupaten

Belitung ................................................................................................ 8-2

Gambar 8.2 Peta Perwilayahan Pariwisata Kabupaten Belitung ............................. 8-5

Gambar 10.1 Mekanisme Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan

Program/Kegiatan dalam Rencana Induk Pembangunan

Kepariwisataan Kabupaten Belitung .................................................... 10-5

DAFTAR LAMPIRAN

Page 127: 10-1 · 10-2 BAB 1 Pendahuluan 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan yang perkembangannya sangat cepat beberapa dekade terakhir telah menjadi magnet

1-127

1. Lampiran Daya Tarik Wisata

2. Lampiran Data Akomodasi

3. Lampiran Data Home Stay

4. Lampiran Data Rumah Makan

5. Lampiran Data Biro Perjalanan Wisata

6. Lampiran Data Kegiatan Wisata