1. tertusuk jarum
DESCRIPTION
1. Tertusuk JarumTRANSCRIPT
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUMATAU BENDA TAJAM
No. DokumenRSK-SPO-PPI-001
No. Revisi00
Halaman½
SPOTanggal Terbit20 Agustus 2015
Ditetapkan,Direktur RS Kartini
dr. Andreas N. Fernandez L , SpPD , MARS
NIK 29111301001 PENGERTIAN Penatalaksanaan tertusuk jarum dan benda tajam adalah salah satu
upaya pencegahan dan pengendalian infeksi terhadap karyawan rumah sakit kartini yang tertusuk benda yang memiliki sudut tajam atau runcing yang menusuk, memotong, melukai kulit seperti jarum suntik, jarum jahit bedah, pisau, skalpel, gunting, atau benang kawat.
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah dalam melakukan penatalaksanaan tertusuk jarum
2. Melindungi petugas kesehatan, petugas kebersihan, pengunjung dari perlukaan dan tertular penyakit seperti hepatitis B, hepatitis C dan HIV.
KEBIJAKAN 1. SK Direktur RS Kartini No 121/SK/DIR/VII/2015 Tentang pedoman pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit Kartini
2. SK Direktur RS Kartini No.................................. tentang Panduan cara menyuntik yang aman
PROSEDUR Penatalaksanaan tertusuk jarum bekas pakai dan benda tajam:1. Pertolongan Pertama
Jangan panik. Penatalaksanaan lokasi terpapar : Segera cuci bagian yang terpapar dengan sabun antiseptik dan bilas dengan air bila terpapar pada daerah membran mukosa dan bilas dengan air/cairan NaCl bila terpapar pada daerah mata
2. Penanganan Lanjutan :Bila terjadi di luar jam kerja segera ke Emergency Room untuk penatalaksanaan selanjutnya dan bila terjadi di jam kerja segera menghubungi team PPI RS Kartini Kupang
3. Laporan dan Pendokumentasian:a. Laporan meliputi : hari, tanggal, jam, dimana, bagaimana
kejadian, bagian mana yang terkena, penyebab, jenis sumber dan jumlah sumber yang mencemari
b. Tentukan status pasien sebagai sumber jarum dan benda tajam (pasien dengan riwayat sakit apa)
PENATALAKSANAAN TERTUSUK JARUM ATAU BENDA TAJAM
No. DokumenRSK-SPO-PPI-001
No. Revisi00
Halaman2/3
c. Tentukan status petugas yang terpapar : Apakah menderita hepatitis B, pernah mendapatkan imunisasi Hepatitis B, sedang hamil/menyusui, jika tidak diketahui sumber paparannya. Petugas yang terpapar diperiksa status HIV, HBV, HCV
d. Bila status pasien bebas HIV, HBV, HCV dan bukan dalam masa inkubasi tidak perlu tindakan khusus untuk petugas, tetapi bila diragukan dapat dilakukan konseling
4. Pemberian Propilaksis Pasca Pajanan : 1) Pasca Pajanan HIV :
a) Apabila Status pasien HIV harus diberikan Prolaksis Pasca Pajanan berupa obat ARV 4 jam setelah paparan, maksimal 48 - 72 jam diberikan selama 28 hari
b) Tes HIV diulang setelah 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan.2) Pasca Pajanan Hepatitis B
a) Jika pernah vaksinasi periksa anti HBs maka apabila Anti HBs (+), titer ≤ 10, lakukan Booster, Anti HBs (+), Titer ≥ 10, lakukan observasi
b) Jika belum pernah vaksinasi maka : Segera vaksinasi sesuai standar Cek HBsAg bulan ke 1, bulan ke 3, bulan ke 6 Jika HbsAg (+), rujuk ke Penyakit Dalam untuk
penanganan lebih lanjut Laporan kerja dilakukan oleh unit kerja tempat terjadinya kecelakaan kepada K3 RS dan Komite PPI RS
UNIT TERKAIT 1. OPD (Out Patient Department)2. IPD (In Patient Department)3. ER (Emergency Room)4. Laboratorium5. OR (Operating Room)6. Farmasi