1-spesk umum.irigasi

Upload: meldy-rondo

Post on 19-Jul-2015

1.042 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SPESIFIKASI TEKNIK1. SPESIFIKASI UMUM 1.1. UMUMKontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi atau Hak Cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Kontraktor untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Spesifikasi dari semua barang dan bahan adalah baru (belum dipergunakan), kecuali ditentukan lain dalam Spesifikasi. Rujukan Spesifikasi antara lain Standar Nasional Indonesia (SNI), Japanese Industrial Standard (JIS) dan American Society for Testing and Materials (ASTM).

1.2. LINGKUP PEKERJAANKontraktor harus melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara pekerjaan sesuai dengan Kontrak, Gambar (Tender drawings) dan Spesifikasi atau sesuai petunjuk Direksi. Tata cara pembayaran dilaksanakan sebagai berikut : 1.2.1. Pekerjaan Utama Pekerjaan ini tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bill of Quantities) dan dibayarkan sesuai dengan harga satuan dari masing-masing pekerjaan. Pekerjaan ini umumnya merupakan pekerjaan tetap (permanen) yang meliputi antara lain Mobilisasi, Bangunan Bagi/Sadap, Saluran dan Bangunanbangunan Pelengkap. 1.2.2. Pekerjaan Penunjang Pekerjaan penunjang adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Biaya pelaksanaan pekerjaan ini harus diperhitungkan ke dalam harga kontrak atau dianggap telah terpenuhi oleh pembayaran item pekerjaan lain dalam Kontrak atau sudah termasuk dalam biaya over head kontraktor. Lingkup pekerjaan ini meliputi antara lain dan tidak terbatas pada : (1) Pembuatan jalan sementara dan pemeliharaan jalan yang ada, pembuatan jalan masuk, jalan kerja, jembatan sementara, gorong-gorong, fasilitas pengeringan, dll Fasilitas lapangan seperti kantor Kontraktor, perumahan tenaga kerja, tempat kerja, gudang, laboratorium/uji laboratorium, penyimpanan material, jaringan listrik, papan nama pekerjaan, dll. Pekerjaan survei, pengukuran, penggambaran, pengendalian mutu dan pembuatan laporan, dokumentasi, dll.1-1

(2)

(3)

(4)

Fasilitas penunjang pelaksanaan proyek.. a. Kantor Direksi beserta meja, kursi, kerja dan rapat dan filling kabinet/lemari arsip (biasanya menjadi satu dengan kantor kontraktor di dalam barak kerja atau bisa juga terpisah) b. Fasilitas Engineering 1. Komputer + Printer 2. Fasilitas Telekomunikasi Base Station HT 3. Mobil 4. Sepeda motor : 2 Unit : 2 Unit : 3 Unit : 1 Unit : 2 Unit

Biaya yang diperlukan untuk pengadaan diatas dapat berupa biaya sewa atau biaya pembelian barang. Fasilitas tersebut akan dipergunakan oleh Direksi selama masa kontrak.

1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN1.3.1. Mobilisasi Kegiatan mobilisasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut : Mobilisasi dan demoblisasi Peralatan, Dalam 2 (dua) minggu setelah terbit Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Kontraktor harus mengajukan Jadual Mobilisasi Peralatan kepada Direksi. Mobilisasi harus sesegera mungkin dilaksanakan setelah Jadual Mobilisasi Peralatan disetujui oleh Direksi. Pekerjaan mobilisasi meliputi antara lain kegiatan mobilisisasi dan demobilisasi alat berat. Pembayaran untuk mobilisasi peralatan ditetapkan 80% setelah peralatan berada di lokasi pekerjaan dan 20% pada saat peralatan selesai dipergunakan. Mata pembayaran yang diterapkan untuk seluruh kegiatan tersebut di atas adalah Lumpsum. 1.3.2. Pembuatan Jalan Sementara dan Pemeliharaan Jalan Kontraktor harus merancang dan membuat jalan kerja yang sifatnya sementara sesuai dengan kebutuhan kerja guna mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor dapat menggunakan fasilitas jalan yang sudah ada yaitu jalan desa, jalan kabupaten maupun jalan provinsi dengan terlebih dahulu mengajukan izin kepada pemilik jalan tersebut. Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki kerusakan pemakaian dengan mengembalikan kondisi jalan sesuai dengan kondisi sebelumnya dan bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut. Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan yang ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh dibutuhkan untuk pekerjaan.

1-2

Kontraktor dapat menggunakan tanah yang ada dengan seizin pemilik dan sepengetahuan Direksi. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sesuai dengan Pasal 2.2 harus diperhitungkan dalam harga Kontrak. 1.3.3. Survey Mutual Check Dan Penggambaran 1.3.3.1. Survey Mutual Check Seluruh pengukuran topografi harus merupakan 1 (satu) sistem koordinat yang mengikat pada titik koordinat awal ( BM-0 ) yang ditetapkan oleh Direksi. Direksi akan menyerahkan data koordinat BM tersebut kepada Kontraktor setelah terbit Surat Perintah Mulai Kerja. Kontraktor perlu mendirikan titik-titik referensi tambahan guna memper-lancar pengecekan koordinat BM (Bench Mark) dan CP (Control Point) di lokasi yang diperintahkan atau disetujui oleh Direksi. Dalam segala hal, tiap-tiap tahapan pekerjaan harus didahului dengan pematokan/ uitzet/setting out, pengecekan koordinat (x,y,z) dan dilanjutkan dengan pemasangan profile (bowplank). Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap pelaksanaan pengu-kuran dalam rangka Mutual Check. Pengukuran harus dilaksanakan dibawah pengawasan Direksi dan hasilnya harus disetujui oleh Direksi, sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan. Mutual check dilakukan 3 (tiga) tahapan yaitu tahap awal sebelum pelaksanaan pekerjaan (MC0), tahap pertengahan pada saat progress mencapai 50% (MC-50) dan menjelang akhir pekerjaan dimana tidak ada lagi perubahan volume kontrak (MC100). Gambar hasil pengukuran MC-0, 1 (satu) set rekalkir dan Buku Data Ukur harus segera diserahkan kepada Pengguna Jasa. 1.3.3.2. Penggambaran a. Gambar Kontrak Kontraktor harus menyediakan Gambar Kontrak (Contract Drawings) ukuran A1 sebanyak 6 (enam) set untuk didistribusikan sebagai berikut : - Kantor Kontraktor di Lapangan - Kantor Direksi di Lapangan (1 set)

b. Gambar Pelaksanaan Kontraktor harus menggunakan Gambar Kontrak/Desain sebagai dasar untuk memper-siapkan Gambar Pelaksanaan/Kerja. Gambar Pelaksanaan disiapkan dalam ukuran A1 dengan memperlihatkan detail bangunan, potongan-potongan bangunan secara lengkap, termasuk tata-letak pembesian, rencana pembengkokan, daftar pembesian, tipe beton yang digunakan dan ukuran-ukuran bagian-bagian bangunan secara tepat. Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan disahkan oleh Direksi harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 2 (dua) set dan Konsultan 1 (satu) set. Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan disahkan oleh Direksi. Setiap perubahan dari Gambar Pelaksanaan terlebih dahulu harus dimintakan persetujuan kembali kepada Direksi. Resiko1-3

yang timbul akibat pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi, sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor. c. Gambar Pabrikan Gambar-gambar detail yang dikeluarkan oleh pabrik atau bengkel seperti pintupintu air, diusulkan oleh Kontraktor sesuai dengan Spesifikasi, harus diperiksa terlebih dahulu dan disetujui oleh Direksi. d. Gambar Purnalaksana (As Built Drawings) Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menyediakan 1 (satu) set gambar yang memperlihatkan progress pelaksanaan untuk tiap-tiap bangunan. Lembar-lembar gambar yang telah selesai dilaksanakan dengan benar kemudian dicap SUDAH DILAKSANAKAN. Gambar Purnalaksana (As Built Drawings) harus dibuat di atas kalkir 80 gram yang berkualitas baik bila pekerjaan telah diselesaikan 100 %. Dalam waktu 1 (satu) bulan setelah Serah Terima Pekerjaan I (PHO), Kontraktor harus sudah menyerahkan Gambar Purnalaksana yang sudah disahkan oleh Direksi yang terdiri dari 1 (satu) set Gambar Kalkir lengkap dengan ukuran A1, beserta 1 (satu) set copy blue print dan 3 (tiga) set copy dalam ukuran A3 . 1.3.4. Laporan dan Dokumentasi 1.3.4.1. Laporan Kontraktor harus menyiapkan Program Kegiatan sesuai dengan Jadual Pelaksanaan (Master Schedules) yang telah disetujui Direksi. Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu Bar-chart dan Network planning yang dilengkapi dengan bagan yang mem-perlihatkan kegiatan-kegiatan kritis, serta jadual pelaksanaan dari masing-masing kegiatan : Waktu yang diperlukan untuk tiap-tiap kegiatan, Tanggal kegiatan paling awal, Tanggal kegiatan paling lambat, Kelonggaran waktu, Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

Program kegiatan harus dirancang sesuai dengan waktu efektif dalam periode Kontrak dengan mempertimbangkan kondisi cuaca, waktu yang diperlukan untuk persiapan, persetujuan gambar-gambar, kendala-kendala yang mungkin dijumpai di lapangan, adanya hari libur umum maupum keagamaan. a. Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan Paling lambat tanggal 10 (sepuluh) tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi, Kontraktor harus menyerahkan 5 (lima) buah Laporan Kemajuan Bulanan yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan-bulan sebelumnya. Laporan ini merupakan rekap dari Laporan Mingguan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut:1-4

-

Prosentase kemajuan pekerjaan sesuai dengan hasil Pemeriksaan bersama (opname). Program Kerja dan Rencana kegiatan dalam waktu 2 (dua) bulan ke depan disertai rencana tanggal permulaan dan penyelesaiannya. Daftar personil dan jumlah tenaga kerja. Daftar peralatan yang dioperasikan. Volume bahan yang terpakai dan sisa bahan (stock) yang ada di lapangan. Progress per item pekerjaan untuk tiap-tiap bangunan atau bagian-bagian konstruksi, antara lain : a. Volume pekerjaan pembetonan b. Volume pekerjaan tanah c. Daftar bangunan yang sedang dan telah selesai dikerjakan

-

Progress pembayaran dan rencana tagihan pembayaran bulan berikutnya. Hasil pengujian lapangan dan laboratorium Permasalahan yang dijumpai di lapangan dan Risalah rapat-rapat pelaksanaan.

b. Laporan Harian dan Mingguan Progress pekerjaan per hari harus dilaporkan, diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Laporan harian mencakup progress volume tiap-tiap item pekerjaan untuk tiaptiap bagunan disertai catatan volume bahan yang terpakai, peralatan yang digunakan dan jumlah tenaga kerjanya. Laporan harian dibuat dalam 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi pada hari itu juga dalam 2 (dua) rangkap. Laporan harian ini kemudian direkap menjadi Laporan Mingguan yang diserahkan kepada Direksi pada saat Rapat Mingguan. c. Rapat Bersama Rapat tetap antara Direksi, Konsultan dan Kontraktor diadakan 1 (satu) minggu sekali pada waktu yang disepakati bersama. Maksud dari rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Setiap bulan diadakan rapat bulanan antara Kepala Satker, Direksi dan Kontraktor untuk mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan membahas permasalahan yang dihadapi dan antisipasi permasalahan di bulan berikutnya. 1.3.4.2.Dokumentasi Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan Album Foto berikut keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto pada kondisi sebelum pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai dilaksanakan (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan diusahakan dari posisi yang sama. Oleh karena itu, sebelum pengambilan foto perlu dibuat rencana/denah yang menunjukan lokasi, posisi dari kamera juga arah bidikan yang kemudian diserahkan kepada Direksi untuk disetujui.1-5

Tiap foto berukuran 3R dan diberi catatan sebagai berikut: - Nama dan lokasi Bangunan - Tanggal pengambilan - Tahap pelaksanaan Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-foto pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak, Kontraktor harus menyerahkan Album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk tiap-tiap bagunan atau bagian konstruksi pada kondisi awal (0 %), 50 % dan selesai 100 % dalam satu halaman. Penyerahan dilakukan sebanyak 6 (enam) ganda bersama 1 (satu) set album negatifnya. Tiap album diberi daftar yang berisi keterangan atau tanda untuk memudahkan mengidentifikasi negatif dan cetakannya. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sesuai dengan Pasal 2.2 harus diperhitungkan dalam harga Kontrak. 1.3.5. Pengendalian Mutu Kontraktor harus menyediakan fasilitas pengendalian mutu, laboratorium dan peralatan pengujian di lapangan. Laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk melaksanakan pengujian seperti yang diminta dalam Spesifikasi. Fasilitas pengendalian mutu secara lengkap harus sudah tersedia di lapangan dan dapat dioperasikan dalam waktu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak SPMK atau sebelum pelaksanaan pekerjaan yang menurut Spesifikasi mengharuskan adanya pengujian. Guna menjamin dipenuhinya Spesifikasi maka dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berpedoman pada, antara lain, Quality Control Manual for Civil Works, SSIMP II, September 1995. Jenis dan frekuensi pengujian yang harus dilaksanakan, ditetapkan dalam Lampiran Spesifikasi atau sesuai petunjuk Direksi Peralatan yang harus tersedia di lapangan minimal antara lain : Speedy moisture tester, soil analysis sieve, liquid limit test, standard density test, hydrometer, permeability test, standard compaction test Specific gravity and absorbtion test, sand absorbtion test, oven electric, Slump test, cylinder test, compression test machine, hammer test.

Kontraktor harus menyediakan tenaga ahli laboratorium, tenaga pembantu , bahan dan keperluan lainnya untuk melaksanakan pengujian. Semua pengujian laboratorium terhadap bahan bahan (specimen) harus dilaksanakan menurut arahan dari Direksi. Biaya yang diperlukan untuk pekerjaan pengendalian mutu sesuai dengan Pasal 2.2 harus diperhitungkan dan dimasukkan ke dalam Harga Kontrak. 1.3.6. Lain-lain Pekerjaan Lain-lain adalah semua kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor meskipun tidak tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan ini harus dimasukkan ke dalam1-6

Harga Kontrak, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.2. Pekerjaan lain-lain terdiri dari:

a. Fasilitas Kesehatan Kontraktor harus menyediadan fasilitas kesehatan untuk kepentingan karyawan dan tenaga kerja di lapangan. Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan sehat. b. Asuransi Semua peralatan dan terutama tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diasuransikan. c. Bantuan Pengukuran Direksi Kontraktor harus bekerjasama dengan Direksi dalam melaksanakan pengukuran uitzet/ setting-out sebelum pelaksanaan fisik dan selanjutnya harus dilakukan pengukuran/ pemeriksaan bersama untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan sebagai back-up data tagihan (payment). d. Pekerjaan Sementara Kontraktor bertanggungjawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan pem-bongkaran pekerjaan sementara. Pekerjaan sementara yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor harus diberitahukan dan disetujui oleh Direksi. Semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya adalah tanggungjawab Kontraktor dan harus sudah diperhitungkan dalam Harga Kontrak. Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap kerusakan tanaman atau tanah hasil galian, baik yang menjadi milik Pengguna Jasa atau masyarakat. Kontraktor harus bersedia memberikan ganti rugi terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut. e. Pengeringan dan Pengalihan Sementara Selama proses pelaksanaan konstruksi bendung dan bangunan pelengkapnya, kondisi medan harus benar-benar kering dari air permukaan maupun rembesan air tanah. Kontraktor harus membuat rencana sistem pengeringan (dewatering plan) yang efektif sedemikian hingga areal kerja dijamin kering. Di sekeliling areal bendung harus dibuat parit drainase yang akan mengalirkan air rembesan ke titik pemompaan. Rencana pengeringan disertai perhitungan kebutuhan pompa submersible harus terlebih dahulu diusulkan dan disetujui oleh Direksi. Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi akan meminta Kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan. Kontraktor supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah rencana itu disetujui/diubah atas1-7

petunjuk Direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui. Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan sementara saluran pengairan yang ada supaya dicantumkan dalam volume pekerjaan sesuai dengan kemajuan pekerjaan dan perintah Direksi. f. Kantor Kontraktor, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh Base-camp dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan fasilitas yang penting seperti air bersih, penerangan, saluran pembuang, jalan, gang, tempat parkir, pemagaran, kese-hatan, ruang masak, pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api, dsb. g. Keamanan Kontraktor atas biaya sendiri harus bertanggungjawab terhadap segi keamanan di lingkungan pekerjaan. Tidak ada pembayaran tambahan dalam hal ini, semua biaya harus sudah diperhitungkan dalam Harga Kontrak. h. Pencegahan Kebakaran Kontraktor harus melakukan pencegahan terhadap terjadinya kebakaran di areal pekerjaan dan harus menyediakan segala peralatan pencegahan kebakaran yang cukup dan siap digunakan di seluruh lokasi pekerjaan. Kontraktor bertanggungjawab untuk memadamkan kebakaran yang terjadi di lapangan kerja, termasuk mengamankan peralatan dan tenaga kerja Sub-Kontraktor. i. Hari Kerja dan Jam Kerja Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pada jam kerja pada hari kerja dengan menghormati hari libur Nasional, perayaan resmi dan upacara keagamaan. Bilamana terjadi keadaan mendesak yang mengharuskan pekerjaan berlangsung terus selama perayaan atau hari libur tersebut maka Kontraktor harus membuat pengaturan khusus dengan persetujuan Direksi. Pekerjaan Utama/permanen tidak boleh dilaksanakan pada malam hari, hari Minggu atau hari libur resmi, kecuali pekerjaan tersebut tidak dapat dihentikan tanpa resiko tertentu. Resiko pekerjaan yang dilaksanakan diluar hari kerja dan jam kerja tanpa persetujuan Direksi sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor. j. (a) Gangguan dan Keadaan Darurat Perbaikan Pekerjaan

Selama berlangsungnya pekerjaan, Direksi berwenang dengan perintah tertulis kepada Kontraktor untuk melaksanakan: Penyingkiran atau pembuangan bahan dari lapangan yang menurut penilaian Direksi tidak sesuai dengan Spesifikasi, Perbaikan, pembongkaran atau pelaksanaan ulang dari suatu pekerjaan yang mutunya tidak sesuai dengan Spesifikasi, meskipun sebelumnya telah dilakukan pengujian dan pembayaran atas pekerjaan tersebut,

1-8

Bila Kontraktor lalai melaksanakan perintah tersebut di atas maka Direksi berhak mempekerjakan pihak lain atas beban biaya Kontraktor, dan Direksi berhak menahan pembayaran yang menjadi hak Kontraktor hingga Kontraktor memenuhi kewajibannya sesuai dengan Kontrak. (b) Resiko Pekerjaan Direksi tidak bertanggung-jawab atas akibat apapun yang timbul dari suatu resiko pekerjaan, baik dengan cara pembayaran ganti rugi atau kompensasi lain, termasuk untuk hal hal antara lain sebagai berikut: Cedera atau meninggalnya tenaga kerja, Kerusakan akibat perang atau kerusuhan sosial, Keributan, kekacauan, huru-hara, kecuali yang terjadi di antara pekerja Kontraktor atau Sub-Kontraktornya dan timbul sebagai akibat dari pelaksanaan pekerjaan. k. Papan Nama Pekerjaan

Kontraktor harus membuat, memasang dan memelihara minimal 2 (dua) Papan Nama Pekerjaan untuk setiap Daerah Irigasi. Papan Nama Pekerjaan harus menunjukkan dan memuat nama Pengguna Jasa, pekerjaan, nama Kontraktor dan jumlah hari pelaksanaan. Lokasi pemasangan akan ditunjukkan oleh Direksi. Bila pekerjaan telah selesai dan diserahterimakan, Papan Nama Pekerjaan harus dicabut oleh Kontraktor. l. Pekerjaan Bongkaran

Pelaksanaan bongkaran harus dilakukan seteliti mungkin dengan memperhatikan kondisi dan bagian yang mempunyai keterkaitan dengan bagian yang dibongkar. Harus dijaga faktor kebisingan atau gangguan lainnya, sehingga tidak mengganggu situasi kerja rutin pada bangunan yang bersangkutan. Pembongkaran harus menjamin keamanan dan keselamatan, baik untuk pekerja, pengguna bangunan, peralatan maupun bangunan sendiri. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan pada bagin-bagian lain yang nyata-nyata diakibatkan oleh adanya pekerjaan pembongkaran. Bekas bongkaran yang tidak akan digunakan lagi harus secepatnya disingkirkan dan dibersihkan dari lapangan, sehingga tidak menggaggu lalu lintas pandangan. Pemborong bertanggung jawab atas keamanan barang-barang bongkaran yang akan digunakan lagi.

1-9

1 - 10