1 /pj.09/2011 - pajak.go.id · faksimili kring pajak 525-0208 ;525-1609; 526-2880 573-6088 500200...

3
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKAT Jalan Jenderal Galot Subrclo No. 40-42 Jakarta12190 Website; http:// www.pajaK.go.id Telepon Faksimili Kring Pajak 525-0208 ;525-1609; 526-2880 573-6088 500200 PENGUMUMAN PENG- \1 /PJ.09/2011 TENTANG HIMBAUAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI BENDAHARA PEMERINTAH PADA SATUAN KERJA KEMENTER1AN/LEMBAGA/D1NAS/INSTANSI Bendahara pemerintah memiliki peran strategis dalam sistem administrasi perpajakan Indonesia dan berperan penting dalam mendukung terciptanya kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Dalam rangka mendukung upaya peningkatan kepatuhan bendahara sebagai wajib pajak dan juga meningkatkan kepatuhan wajib pajak lainnya yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban bendahara, maka perlu kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1 . Mengingat tahun anggaran 2011 akan berakhir, kami menghimbau kepada bendahara pada satuan kerja di seluruh Kementerian/Lembaga/Dinas/lnstansi agar segera menyelesaikan kewajiban sebagai bendahara sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagaimana tercantum dalam lampiran. 2 Apabila menghadapi kendala atau masalah agar berkomunikasi dengan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) di masing-masing satuan kerja untuk dapat dicarikan solusinya. 3 . Apabila mengalami kesulitan dalam memahami ketentuan perpajakan yang berlaku agar berkonsultasi dengan Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak tempat bendahara terdaftar/terdekat atau melalui Kring Pajak 500200. 4 . Kuasa Pengguna Anggaran agar mengawasi dan mengingatkan pemenuhan kewajiban perpajakan bendahara pada satuan kerja masing-masing. 5 Jika membutuhkan bantuan buku perpajakan bagi bendahara, Saudara dapat menghubungi Direktorat P2Humas, Subdit Penyuluhan Perpajakan, telepon (021) 525- 0208; 525-1609 extension 51601, 51606. Pengumuman ini hendaknya disebarluaskan. Tembusan: 1 Direktur Jenderal Pajak 2 Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak Ditetapkan di Jakarta i pada tanggal 10 November 2011 A . Direktur. Dedi Rudaedi NIP 195309231976101001

Upload: vantruc

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIADIREKTORAT JENDERAL PAJAK

DIREKTORAT PENYULUHAN PELAYANAN DAN HUBUNGAN MASYARAKATJalan Jenderal Galot Subrclo No. 40-42

Jakarta 12190

Website; http:// www.pajaK.go.id

TeleponFaksimili

Kring Pajak

525-0208 ;525-1609; 526-2880573-6088

500200

PENGUMUMAN

PENG- \1 /PJ.09/2011

TENTANG

HIMBAUAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BAGI BENDAHARA PEMERINTAH

PADA SATUAN KERJA KEMENTER1AN/LEMBAGA/D1NAS/INSTANSI

Bendahara pemerintah memiliki peran strategis dalam sistem administrasi perpajakanIndonesia dan berperan penting dalam mendukung terciptanya kepatuhan wajib pajak dalammemenuhi kewajiban perpajakannya. Dalam rangka mendukung upaya peningkatankepatuhan bendahara sebagai wajib pajak dan juga meningkatkan kepatuhan wajib pajaklainnya yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban bendahara, makaperlu kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:1

. Mengingat tahun anggaran 2011 akan berakhir, kami menghimbau kepada bendaharapada satuan kerja di seluruh Kementerian/Lembaga/Dinas/lnstansi agar segeramenyelesaikan kewajiban sebagai bendahara sesuai dengan ketentuan peraturan yang

berlaku. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagaimana tercantum dalamlampiran.

2. Apabila menghadapi kendala atau masalah agar berkomunikasi dengan Kuasa Pengguna

Anggaran (KPA) di masing-masing satuan kerja untuk dapat dicarikan solusinya.3

. Apabila mengalami kesulitan dalam memahami ketentuan perpajakan yang berlaku agarberkonsultasi dengan Account Representative pada Kantor Pelayanan Pajak tempatbendahara terdaftar/terdekat atau melalui Kring Pajak 500200.

4. Kuasa Pengguna Anggaran agar mengawasi dan mengingatkan pemenuhan kewajiban

perpajakan bendahara pada satuan kerja masing-masing.5

. Jika membutuhkan bantuan buku perpajakan bagi bendahara, Saudara dapatmenghubungi Direktorat P2Humas, Subdit Penyuluhan Perpajakan, telepon (021) 525-0208; 525-1609 extension 51601, 51606.

Pengumuman ini hendaknya disebarluaskan.

Tembusan:

1. Direktur Jenderal Pajak

2. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak

Ditetapkan di Jakartai pada tanggal 10 November 2011

A. Direktur.

Dedi Rudaedi

NIP 195309231976101001

Lampiran PengumumanNomor: Peng- \% /PJ.09/2011Tanggal: |£ November 2011

Hal Renting terkait Kewajiban Perpajakan Bendahara

Berikut beberapa hal penting terkait pelaksanaan kewajiban perpajakan bendahara:

1. Jatuh tempo penyetoran dan pelaporan

No Jenis SPT Jatuh Tempo Pembayaran Jatuh TempoPelaporan

1 PPh Pasal 21/26 Paling lama tanggal 10 bulanberikutnya setelah Masa Pajakberakhir

Paling lama 20 harisetelah Masa Pajakberakhir

2 PPh Pasal 22 Disetor pada hari yang samadengan pelaksanaanpembayaran

Paling lama 14 harisetelah Masa Pajakberakhir

3 PPh Pasal 23/26 Paling lama tanggal 10 bulanberikutnya setelah Masa Pajakberakhir

Paling lama 20 harisetelah Masa Pajakberakhir

4 PPh Pasal 4 ayat (2) Final Paling lama tanggal 10 bulanberikutnya setelah Masa Pajakberakhir

Paling lama 20 harisetelah Masa Pajakberakhir

5 PPN/PPnBM a.Untuk bendahara

pengeluaran sebagaiPemungut PPN, paling lamatanggal 7 (tujuh) bulanberikutnya setelah MasaPajak berakhir;

b. Untuk Pejabat

Penandatangan SuratPerintah Membayar sebagaiPemungut PPN, harus disetorpada hari yang sama denganpelaksanaan pembayarankepada Pengusaha KenaPajak Rekanan Pemerintahmelalui KPPN.

a. Paling lama akhir

bulan berikutnyasetelah Masa Pajakberakhir;

b. Paling lama akhir

bulan berikutnyasetelah Masa Pajakberakhir.

PPh Pasal 21 dan PPN wajib dilaporkan setiap bulan/masa pajak meskipun padabulan/masa pajak tersebut tidak terdapat pemotongan atau pemungutan.

PPh Pasal 22, PPh Pasal 23/26, dan PPh Pasal 4 ayat 2 hanya wajib dilaporkan apabilapada bulan/masa pajak tersebut terdapat pemotongan dan pemungutan.

2.

Sanksi Administrasi

Jenis Sanksi Keterangan

Denda Keterlambatan PenyampaianSPT Masa

PPN Rp.500.000,- Per SPT

PPh Rp.100.000,- Per SPT

Bunga Keterlambatan PembayaranPajak (Masa dan Tahunan)

PPh dan PPN 2% Per bulan dari jumlahpajak terutang

3. Pengenaan tarif lebih tinggi apabila penerima penghasilan tidak memiliki NPWP :

a. Bagi penerima penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 21 yang

bersifat tidak final, tarif yang dikenakan 20% lebih tinggi.b

. Bagi penerima penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 22, tarif yangdikenakan 100% lebih tinggi.

c. Bagi penerima penghasilan yang menjadi objek pemotongan PPh Pasal 23, tarif yang

dikenakan 100% lebih tinggi.

4. Batasan transaksi pengadaan barang yang hams dipungut PPh Pasal 22.

Dikecualikan dari pemungutan Pajak Penghasiian Pasal 22 :a. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak (bendahara) yang jumlahnya paling

banyak Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yangterpecah-pecah;

b. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, pelumas, air

minum/PDAM, dan benda-benda pos.

5. Batasan transaksi pengadaan barang dan jasa yang harus dipungut dan disetor sendiri

PPN dan PPn BM-nya.Bendahara tidak perlu memungut PPN dan PPnBM terhadap :a. Pembayaran untuk penyerahan barang atau jasa yang jumlahnya paling banyak

Rp 1.000.000,- (satu juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah;

b. Pembayaran untuk pembebasan tanah;

c. Pembayararan atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidakdipungut dan atau dibebaskan dari pengenaan PPN;

d. Pembayaran atas penyerahan BBM dan bukan BBM oleh Pertamina;

e. Pembayaran atas rekening telepon;f

. Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaanpenerbangan;

g. Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa yang menurut ketentuanPerundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN.

6. Bendahara sebagai Pemotong atau Pemungut PPh memberikan tanda bukti pemotongan

atau tanda bukti pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dipotong ataudipungut PPh setiap melakukan pemotongan atau pemungutan.

7. Bendahara sebagai Pemotong PPh Pasal 21 atas penghasiian PNS di satuan kerjanya,

memberikan tanda bukti pemotongan paling lama 1 (satu) bulan setelah tahun kalenderberakhir.

8. Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari

libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pembayaran atau penyetoran pajakdapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

9. Pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan di Kantor Pos atau bank yang ditunjuk oleh

Menteri Keuangan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak atau sarana administrasilain yang disamakan dengan Surat Setoran Pajak. Untuk Kode Jenis/Akun Pajak dan KodeJenis Setoran yang harus diisi dalam SSP tersebut dapat dilihat pada Lampiran IIPeraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-38/PJ/2009 tentang Bentuk Formulir SuratSetoran Pajak.

10. Dalam hal pencairan anggaran dengan mekanisme LS maka pemindahbukuan pajak yangdilakukan oleh KPPN merupakan pembayaran dan penyetoran pajak yang terutang, namunSurat Setoran Pajak tetap dipersiapkan oleh bendahara yang bersangkutan.

11. Surat Setoran Pajak atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah divalidasidengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).

12. Bendahara sebagai Pemungut PPN melakukan validasi Faktur Pajak yang diterbitkan olehrekanan.