1. pengujian boraks dan asam borat dalam bahan pangan.pdf

10
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA PENGUJIAN BORAKS DAN ASAM BORAT DALAM BAHAN PANGAN Disusun Oleh : Nama : Fauzia Budi Mariska NIM : 12312241038 Prodi : Pendidikan IPA A 2012 Kelompok : 2a JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Upload: zhiiazhiio

Post on 27-Jan-2016

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS SENYAWA KIMIA

PENGUJIAN BORAKS DAN ASAM BORAT DALAM BAHAN PANGAN

Disusun Oleh :

Nama : Fauzia Budi Mariska

NIM : 12312241038

Prodi : Pendidikan IPA A 2012

Kelompok : 2a

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

A. Judul

Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan

B. Tujuan

Menentukan adanya asam borat (analisis kualitatif) dalam suatu sampel makanan

C. Dasar Teori

1. Boraks

Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB4O7).

Boraks merupakan senyawa kimia berbahaya untuk pangan yang dapat dijumpai

dalam bentuk padat dan jika larut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan

asam borat (H3BO3). Boraks atau asam borat biasa digunakan sebagai bahan pembuat

deterjen, bersifat antiseptik dan mengurangi kesadahan air. Bahan berbahaya ini

haram digunakan untuk makanan (Cahyadi, 2008).

Boraks termasuk kelompok mineral borat yang merupakan senyawa kimia

alami yang tersusun dari atom boron (B) yang merupakan logam berat dan oksigen

(O). Boraks sudah lama digunakan oleh masyarakat dan industri kecil dari pangan

seperti gendar, kerupuk, mie dan bakso. Boraks secara lokal dikenal sebagai air bleng,

atau cetitet, garam bleng atau pijer. Boraks sebetulnya sudah dilarang penggunaannya

oleh pemerintah sejak juli 1978 dan diperkuat lagi dengan SK Menteri Kesehatan RI

No.722/Menkes/Per/Per/IX/1988 (Winarno, 1997).

Asam borat merupakan asam lemah dengan garam alkalinya bersifat basa,

mempunyai bobot molekul 61,83 berbentuk serbuk halus kristal transparan atau

granul putih tak berwarna dan tak berbau serta agak manis. Baik boraks ataupun asam

borat memiliki khasiat antiseptika (zat yang menghambat pertumbuhan dan

perkembangan mikroorganisme). Pemakaiannya dalam obat biasanya dalam salep,

bedak, larutan kompres, obat oles mulut, bahkan juga untuk pencuci mata. Boraks

juga digunakan sebagai bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan antiseptik

kayu (Khamid, 2006).

Asam borat dapat dibuat dengan menambahkan asam sulfat atau klorida pada

boraks. Larutannya dalam air (3%) digunakan sebagai obat cuci mata yang dikenal

sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung

dan salep luka kecil. Tetapi bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada bekas

luka luas, karena beracun bila terserap oleh tubuh (Winarno dan Rahayu, 1994).

Page 3: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

2. Analisis Kualitatif Boraks

Analisis Kualitatif boraks diantaranya adalah uji nyala, uji kertas kurkuma, dan

uji kertas tumerik (Roth, 1988).

a. Uji Nyala

Uji nyala adalah salah satu metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam

makanan terdapat boraks atau tidak. Disebut uji nyala karena sampel yang

digunakan dibakar, kemudian warna nyala dibandingkan dengan warna nyala

boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar menghasilkan nyala api berwarna hijau.

Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna hijau maka sampel dinyatakan

positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan melarutkan senyawa uji

dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian dibakar, warna api hijau

menunjukkan terdapat senyawa boraks (Roth, 1988).

b. Uji warna dengan kertas turmeric

Kertas turmerik adalah kertas saring yang dicelupkan ke dalam larutan turmerik

(kunyit) yang digunakan untuk mengidentifikasi asam borat. Apabila warnanya

sama dengan pada kertas tumerik kontrol positif, maka bahan makanan tersebut

mengandung boraks. Apabila diberi uap ammonia berubah menjadi hijau-biru

yang gelap maka sampel tersebut positif mengandung boraks (Roth, 1988).

c. Uji Warna Kertas Kurkuma

Uji warna kertas kurkuma pada pengujian boraks yaitu sampel ditimbang

sebanyak 50 gram dan di oven pada suhu 1200 C, setelah itu di tambahkan dengan

10 gram kalsium karbonat. Kemudian masukkan ke dalam furnance hingga

menjadi abu selama 6 jam dan dinginkan. Abu kemudian tambahkan 3 ml asam

klorida 10%, celupkan kertas kurkumin. Bila di dalam sampel terdapat boraks,

kertas kurkumin yang berwarna kuning menjadi berwarna merah kecoklatan.

3. Bakso

Bakso merupakan suatu produk gel dari protein daging, baik daging sapi,

ayam, ikan, udang maupun tahu. Bakso dibuat dari daging yang telah digiling dengan

penambahan garam, tapioka, dan bumbu-bumbu, berbentuk bulat seperti kelereng.

Kualitas bakso sangat bervariasi tergantung dari bahan baku dan bahan tambahan

yang digunakan, proporsi daging dengan tepung, serta proses pembuatannya.

(Widyaningsih dan Murtini, 2006 dan Suprapti, 2003).

Salah satu upaya yang dilakukan oleh produsen untuk menghindari kerugian

akibat kerusakan tekstur bakso antara lain berjamur, berlendir, sehingga menimbulkan

Page 4: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

bentuk, warna, rasa dan bau berubah. Oleh sebab itu penambahan pengawet dilakukan

untuk mendapatkan masa simpan bakso menjadi lebih panjang dan tidak menutup

kemungkinan menambahkan zat kimia boraks sebagai pengawet, karena boraks

harganya murah dan boraks berfungsi sebagai pengenyal (Winarno.F.G,1994).

D. Alat dan Bahan

Alat

1. Tang penjepit

2. Pembakar Spritus

3. Mortar dan alu

4. Pipet tetes

5. Korek Api

6. Kaca arloji

Bahan

1. Bakso

2. H2SO4 Pekat

3. Metanol teknis

Page 5: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

E. Prosedur Kerja

1. Uji Kualitatif (Uji sifat fisik/kenampakan)

2. Uji Kualitatif Secara Kimia

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Mengamati sifat fisik/kenampakan bakso yang akan diteliti

Mencatat hasil pengamatan pada tabel data hasil pengamatan

Mengambil dan mengiris bakso menjadi bagian yang kecil

Menyalakan pembakar spritus dan membakar bakso hingga menjadi arang

Meletakkan arang bakso di dalam mortar, dan menghaluskan

Menambahkan beberapa tetes larutan H2SO4 pekat ke dalam arang yang telah

dihaluskan, dan mencampur hingga rata

Menambahkan beberapa tetes methanol ke dalam arang bakso

Membakar dan mengamati nyala lampu yang ditimbulkan dari pembakaran arang

bakso

Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Page 6: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

F. Data Hasil Pengamatan

1. Uji Kualitatif (Uji sifat fisik/kenampakan)

No. Sampel Warna Kekenyalan Bau

1. Bakso A Putih Keruh Kenyal Daging, amis

2. Bakso B Putih Keruh Kenyal Daging, amis

2. Uji Kualitatif Secara Kimia

No. Sampel Warna Api Keterangan Kesimpulan

1. Bakso A Kuning - Tidak mengandung boraks

2. Bakso B Hijau + Mengandung boraks

G. Pembahasan

Percobaan yang berjudul “Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan

Pangan” yang dilakukan pada Hari Rabu, 28 Oktober 2015 di Laboratorium Kimia

Analisis, FMIPA, UNY ini bertujuan untuk menentukan adanya asam borat (analisis

kualitatif) dalam suatu sampel makanan. Sampel makanan yang digunakan oleh praktikan

dalam uji ini adalah bakso. Selain membutuhkan bakso, bahan lain yang digunakan dalam

pengujian ini adalah H2SO4 pekan dan methanol. H2SO4 ini digunakan untuk mengubah

natrium tetraborat menjadi asam borat, sebab dalam uji ini praktikan akan melakukan

pengujiam terhadap adanya asam borat dalam sampel uji. Adapun alat yang digunakan

dalam pengujian ini ialah tang penjepit yang digunakan untuk membakar bakso,

pembakar spritus, korek api, mortar untuk menghaluskan arang hasil pembakaran bakso,

kaca arloji, dan pipet tetes untuk mengambil larutan.

Pada percobaan ini, praktikan melakukan dua uji kualitatif pada sampel bakso.

Pengujian pertama ialah uji kualitatif dengan melakukan uji sifat fisik atau kenampakan.

Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan pada sampel bakso yang akan diuji.

Pengamatan dilakukan pada aspek warna, kekenyalan, dan bau. Berdasarkan pengujian

yang telah praktikan lakukan, pada uji kualitatif sifat fisik atau kenampakan, 2 sampel

bakso yang praktikan gunakan memiliki kenampakan yang hampir sama, yaitu sampel A

berwarna putih keruh, kenyal, dan berbau amis seperti daging, sedangkan sampel B juga

sama yaitu berwarna putih keruh, kenyal, dan berbau amis seperti daging. Namun, tingkat

kekenyalan pada kedua sampel bakso hampir berbeda yaitu sampel B sedikit lebih

kenyal.

Page 7: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

Pengujian kedua yang praktikan lakukan ialah uji kualitatif secara kimia. Uji

kualitatif secara kimia dilakukan dengan melakukan pembakaran pada sampel bakso

hingga bakso menjadi arang. Setelah menjadi arang, sampel bakso diletakkan ke dalam

mortar dan dihaluskan. Setelah itu, arang bakso yang telah halus ditetesi dengan larutan

H2SO4 pekat. Tetesan larutan ini akan membuat natrium tetraborat yang terkandung

dalam bakso berubah menjadi asam borat. Kemudian, setelah tercampur rata, sampel

yang akan di uji ditambahkan dengan beberapa tetes larutan methanol. Setelah itu, sampel

dibakar dan diamatai warna api yang menyala dari hasil pembakaran tersebut.

Salah satu metode pengujian boraks secara kualitatif adalah uji nyala. Uji nyala

ini praktikan lakukan dalam uji kualitatif secara kimia. Uji nyala adalah salah satu

metode pengujian untuk mengetahui apakah dalam makanan terdapat boraks atau tidak.

Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar, kemudian warna nyala

dibandingkan dengan warna nyala boraks asli. Serbuk boraks murni dibakar

menghasilkan nyala api berwarna hijau. Jika sampel yang dibakar menghasilkan warna

hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. Prosedur dilakukan dengan

melarutkan senyawa uji dengan metanol dalam wadah (cawan penguap) kemudian

dibakar. warna api hijau menunjukkan terdapat senyawa boraks dalam sampel (Ponco,

2002).

Hasil pengujian kualitatif secara kimia yang telah praktikan lakukan yaitu, pada

sampel bakso A ketika api dinyalakan pada arang bakso sampel A, warna api yang

terlihat ialah warna kuning ke orangenan, sedangkan pada sampel bakso B ketika api

dinyalakan pada arang bakso sampel B, warna api yang terlihat ialah warna hijau. Seperti

yang terlihat pada gambar dibawah ini, terlihat perbedaan warna api yang mencolok.

Sampel A dengan nyala api kuning

Sampel B dengan nyala api hijau

Berdasarkan kemunculan warna api yang berbeda tersebut, praktikan dapat

menyimpulkan bahwa pada sampel bakso A dengan nyala api kuning, bakso tidak

Page 8: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

mengandung boraks, sedangkan pada sampel bakso B dengan nyala api hijau, bakso

mengandung boraks.

Berdasarkan literatur yang praktikan dapatkan, Asam borat adalah bentuk

perubahan dari boraks yang telah bereaksi dengan asam klorida. Untuk menguji ada

tidaknya asam borat pada makanan dapat menggunakan uji nyala api. Dengan uji ini,

makanan yang mengandung asam borat akan menghasilkan nyala api yang berwarna

hijau. Asam borat akan bereaksi dengan metanol (CH3OH) dengan adanya asam sulfat

(H2SO4) sebagai katalisator, menghasilkan trimetil borat {(CH3O)3B}.

Jika sedikit boraks dicampurkan dengan 1 ml asam sulfat pekat 5 ml methanol

atau etanol (yang pertama lebih disukai karena lebih mudah menguap) dalam sebuah

cawan porselen kecil, dan alcohol ini dinyalakan; alcohol akan terbakar dengan nyala

yang pinggirannya hijau, disebabkan oleh pembentukan metilborat B(OCH3)3 atau etil

borat B(OC2H5)3. Kedua ester ini beracun. Garam tembaga dan barium mungkin

memberi nyala hijau yang serupa. Reaksinya adalah sebagai berikut.

Trimetil borat adalah cairan dengan titik didih rendah dan sangat mudah terbakar.

Warna hijau yang muncul pada api disebabkan karena pemanasan atom boron (B) yang

terdapat di dalamnya.

H. Kesimpulan

Berdasarkan pengujian yang telah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa

sampel bakso B mengandung asam borat dengan ditandai adanya nyala api berwarna

hijau, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel bakso B positif mengandung boraks.

I. Daftar Pustaka

Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:

Bumi Aksara

Depkes RI. 1988. Peraturan Mentri Kesehatan Repulik Indonesia

No.722/Menkes/IX/1988. Jakarta: Tentang Badan Tambahan Makanan.

Khamid, I.R. 2006. Bahaya Boraks Bagi Kesehatan. Jakarta. Penerbit Kompas.

Page 9: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

Maryati, dkk. 2015. Diktat Petunjuk Praktikum Analisis Senyawa Kimia. Yogyakarta:

FMIPA UNY

Ponco D. 2002. Pemeriksaan Boraks pada Bakso di Pasar Perumnas Bekasi. Karya Tulis

Ilmiah. Jakarta : AKK Depkes.Jakarta

Roth, H. J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Widyaningsih DT, Murtini ES. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk

pangan. Surabaya: Trubus Agriarana.

Winarno FG, Rahayu TS. 1994. Bahan Tambahan Untuk Makanan dan Kontaminan.

Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

J. Jawaban Pertanyaan

1. Sifat fisik bakso yang mengandung boraks ialah warna cenderung lebih terang

kekuningan, aroma daging kurang terbau dan terbau bahan kimia, dan kekenyalan

sangat kenyal seperti karet.

2. Fungsi boraks dalam bahan makanan adalah untuk menghambat pertumbuhan

mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki tekstur makanan

sehingga lebih kenyal.

3. Bahaya yang ditimbulkan dari senyawa boraks dalam makanan adalah menyebabkan

gangguan otak, hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam,

anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan

depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan hingga

kematian. Boraks tidak hanya diserap melalui pencernaan, namun juga melalui kulit.

Boraks akan menganggu enzim-enzim metabolisme. Boraks yang terserap dalam

tubuh ini akan disimpan secara kumulatif di dalam hati, otak, dan testes (buah zakar).

4. Analisis kualitatif adanya senyawa boraks dalam sampel makanan yang lebih

sederhana adalah dengan menggunakan kunyit, yaitu dengan cara menyiapkan tusuk

gigi, kunyit, dan makanan yang akan diuji. Tusukkan tusuk gigi pada kunyit,

selanjutnya tusukkan pada makanan yang diuji selama 5 detik. Tusuk gigi akan

berwarna merah apabila makanan mengandung boraks.

Page 10: 1. Pengujian Boraks dan Asam Borat dalam Bahan Pangan.pdf

LAMPIRAN

Sampel bakso Pembakaran sampel bakso

Hasil pembakaran sampel bakso A dengan

api warna kuning

Hasil pembakaran sampel bakso B dengan

api warna hijau