1. pendahuluan 1.1. latar belakang masalah...tiga kali lipat. ervan adi nugroho sebagai presiden...
TRANSCRIPT
1 Universitas Kristen Petra
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan suatu proses melalui individual (dalam kelompok,
organisasi maupun masyarakat) yang merespon dan membuat pesan untuk
beradaptasi dalam lingkungan dan dengan individu lain (Ruben & Steward, 1998,
p.16). Ilmu komunikasi ini juga digunakan dalam marketing communications.
Marketing communications adalah aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran
serta penentu suksesnya pemasaran (Shimp, 2003, p.4). Penggunaan komunikasi
dalam bidang pemasaran adalah untuk meningkatkan hasil akhir pemasaran, yaitu
mendapatkan keuntungan. Tujuan marketing communications dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan komunikasi yang dijalankan demi mencapai tujuan-tujuan pemasaran
(Soemanegara, 2006, p.3). Marketing communications memiliki beberapa sarana.
Sarana-sarana tersebut merupakan face to face selling, public relations, seminar, dan
masih banyak lagi (Brannan, 2001, p. 42). Salah satu sarana tersebut adalah iklan.
Iklan merupakan salah satu media yang umum digunakan sebuah perusahaan
untuk mempromosikan produk pada target konsumennya. Salah satu tujuan utama
dari iklan adalah untuk mengenalkan produk-produk konsumsi dalam jangkauan luas
kepada publik (Dyer, 1986). Dengan adanya media iklan, maka akan mempermudah
perusahaan untuk mengkomunikasikan keunggulan produk yang dimilikinya. Salah
satu media yang masih banyak digunakan hingga sekarang adalah televisi. Adanya
iklan televisi sendiri memperbaiki keterbatasan penyiaran radio dan kebekuan
karakter iklan cetak, memberikan keleluasaan lebih dalam 2 aspek tersebut (Suyanto,
2005).
Di Indonesia sendiri, iklan televisi masih merupakan salah satu media
promosi yang dipercaya oleh masyarakat. Menurut survei yang diadakan oleh Nielsen,
8 dari 10 konsumen di tanah air masih percaya pada iklan televisi. Craig Johnson,
2 Universitas Kristen Petra
Managing Director, Marketing Effectiveness and Reach Portfolio, Nielsen Southeast
Asia, North Asia and Pacific melalui siaran persnya menyatakan bahwa “TV masih
memberikan jangkauan tertinggi yang tidak dapat ditiru, yang dapat mencapai hingga
hingga 85-90 persen” (Delapan Dari 10 Konsumen Indonesia Percaya Iklan TV,
2015). Fakta tersebut menunjukkan bahwa iklan televisi masih menjadi media
promosi yang efektif. Tidak mengejutkan jika masih banyak perusahaan di Indonesia
yang menggunakan iklan televisi sebagai media promosi utamanya.
Menurut Laudon dan Traver (2010) E-Commerce merupakan penggunaan
internet dan World Wide Web (www) untuk melakukan transaksi bisnis (p.8).
Perkembangan E-Commerce di era modern ini cukup pesat, karena transaksi bisnis
dapat dilakukan dengan lebih mudah melalui internet. Banyak negara sudah
menggunakan sistem transaksi bisnis melalui internet, Indonesia merupakan salah
satunya. Emirsya Satar sebagai Dewan Penasihat E-Commerce Indonesia (IdEA)
memprediksi bahwa pada tahun 2020 penjualan E-Commerce akan mencapai Rp.
216,7 Triliun (Fauzi, 2016). Di tahun 2016 pun diprediksi bisnis E-Commerce naik
tiga kali lipat. Ervan Adi Nugroho sebagai Presiden Direktur Paramount Land
menyatakan hal ini didukung oleh 30 persen pengguna internet yang ada di Indonesia
(Bisnis E-Commerce Di Indonesia Di Prediksi Meningkat di 2016, 2016).
Tidak mengejutkan jika pada tahun 2015, Nielsen mencatat iklan layanan E-
Commerce mengalami pertumbuhan pesat sebesar 44% (Lubis, 2016). Angka
pertumbuhan tersebut terbilang Rp. 3,51 Trilliun yang turut menyumbang angka
positif pada belanja iklan di tahun 2015. (Tahun 2015, E-Commerce Menjadi
Kategori Dengan Pertumbuhan Belanja Iklan Tertinggi, 2016). Bahkan tingkat
pertumbuhan belanja iklan ini mengalahkan angka pertumbuhan belanja iklan
kategori rokok kretek sepanjang 2015. Dari data pertumbuhan iklan tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan E-Commerce di Indonesia mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat.
3 Universitas Kristen Petra
Traveloka merupakan Online Travel Agent di Indonesia yang berdiri pada
awal 2012. Didirikan oleh 3 orang, tujuan awal Traveloka adalah untuk
mempermudah proses booking tiket perjalanan. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, Traveloka meluncurkan aplikasi untuk pengguna smartphone pada tahun
2014. Sekarang pengunjung Traveloka setiap harinya mencapai 250.000 juta, baik
pengunjung via desktop atau via aplikasi mobile (Cosseboom, 2015). Traveloka
sendiri menerima 2 penghargaan pada acara “Top Brand Spectacular Moment” yang
diadakan pada 2 Juli 2015 di Hotel Mulia, Jakarta. Penghargaan untuk Traveloka
adalah untuk kategori Online Hotel Reservation dan Online Hotel Agency (Traveloka
Raih 2 “Top Brand Award 2015” Di 2 Kategori Sekaligus, 2015, para. 1).
Traveloka juga termasuk salah satu dari 3 Unicorn di Asia Tenggara dari
Indonesia. Unicorn merupakan startup dengan valuasi mencapai US$ 1 Miliar (Wow,
Tokopedia dan Traveloka Dianggap Unicorn di Asia Tenggara, 2016, para. 1).
Unicorn lain dari Indonesia yang sama-sama memiliki valuasi seharga US$ 1 Miliar
adalah Tokopedia, yang merupakan E-Commerce belanja online. Namun Traveloka
adalah satu-satunya Online Travel Agent dari Indonesia yang menjadi Unicorn Asia
Tenggara. OTA yang lain yang berada di Indonesia seperti Tiket.com, GoIndonesia
dan masih banyak yang lainnya (Yuliani, 2013). Salah satu OTA yang menjadi
saingan ketat Traveloka adalah Tiket.com. Tiket dibentuk pada tahun 2011 dan
mendapat sebanyak 1,1 juta kunjungan melalui halaman desktop-nya pada November
2015. Sedangkan Traveloka mendapatkan 3,7 juta kunjungan di desktop pada tahun
dan bulan yang sama (Prasetyo, 2016). Selain itu ada situs booking hotel Agoda.
Meskipun dalam hal booking hotel, Agoda masih menjadi no.1, namun Traveloka
sendiri juga tidak kalah dalam persaingan pemesanan hotel. Terbukti dalam survei
yang diadakan oleh Nusaresearch terhadap 612 responden, Traveloka keluar sebagai
pemenang dalam Top of Mind dan Brand Awareness (Karimuddin, 2015).
4 Universitas Kristen Petra
Gambar 1.1. Survei yang diadakan Nusaresearch
Sumber: DailySocialid, 2015
Selain pencapaiannya yang luar biasa, Traveloka juga merupakan perusahaan
yang memiliki nilai belanja iklan yang tinggi. Dalam waktu 4 tahun, Traveloka
menjadi perusahaan dengan belanja iklan tertinggi di tahun 2015. Nielsen di
websitenya mencatat Traveloka sebagai salah satu pembelanja iklan tertinggi seharga
Rp697Miliar dan pertumbuhan belanja iklan tahunan yang signifikan yaitu 187%.
(Lubis, 2016, para.4). Sehingga Traveloka menjadi salah satu penyumbang tingkat
pertumbuhan layanan e-commerce yang meningkat 44% di sepanjang tahun 2015.
Tabel 1.1. Daftar Iklan Traveloka
No Iklan Tahun Versi Keterangan
1 November,
2014
Cari tiket
pesawat
Membeli tiket
pesawat via web
Traveloka sudah
termasuk biaya
admin, bensin,
pajak, dll
2 November,
2014
Cari tiket
hotel
Memesan kamar
hotel via web
Traveloka sudah
termasuk biaya
admin, tambahan,
dll.
5 Universitas Kristen Petra
3
Maret,
2015
Pakai
Aplikasi
Traveloka
Booking hotel
memakai aplikasi
Traveloka di
Smartphone
mudah. Tidak
perlu mencetak
tiketnya.
4
April,
2015
Versi
Bungee
Jumping
Booking hotel di
Traveloka makin
mudah dan cepat
tanpa harus
mencetak tiket
5
Mei, 2015 Traveloka
Keindahan
Nusantara
Menepi sejenak
dari keramaian
dan berpetualang
di berbagai
keindahan daerah
di Indonesia
menggunakan
aplikasi
Traveloka
6
Mei, 2015 Traveloka
Edisi
Dikejar
Penjahat
Booking tiket
pesawat melalui
Traveloka
semakin cepat
dan mudah dalam
keadaan terburu-
buru sekalipun
7
Juni, 2015 Traveloka
Ramadhan
Booking hotel
untuk
menyatukan
keluarga saat
lebaran
menggunakan
aplikasi
Traveloka mudah
dan instan.
6 Universitas Kristen Petra
8
September,
2015
Traveloka
Goes To
Malang
Booking aplikasi
Traveloka di
Malang bisa
pesan hotel dan
tiket pesawat
sekaligus
9
November,
2015
Traveloka
makin
banyak
pilihan
hotelnya
Booking hotel
menggunakan
aplikasi traveloka
mudah dan
pilihan hotel
dalam traveloka
makin banyak,
bahkan di manca
negara
10
Desember,
2015
Traveloka
memulai
petualangan
kembali
Berpetualang ke
seluruh nusantara
untuk menikmati
keindahan
Indonesia
menggunakan
aplikasi
Traveloka
11
Desember,
2015
Edisi
Liburan
Tahun Baru
Booking tiket
pesawat saat
tahun baru,
makin banyak
pilihannya
bahkan untuk
keliling dunia
12
Maret,
2016
Traveloka
Adventure
Traveloka
menjadi andalan
sang pengguna
saat booking
hotel di seluruh
Indonesia
7 Universitas Kristen Petra
13
Maret,
2016
Traveloka
Edisi
kejutan
untuk orang
tua
Memberikan
kejutan untuk
orang tua dengan
berkeliling ke
berbagai tempat
kenangan
menggunakan
Traveloka
14
Maret,
2016
Traveloka
Dependable
You
Menggunakan
Traveloka banyak
keuntungannya
seperti same day
hotel booking,
asuransi
keterlambatan,
keamanan
bertransaksi dan
lain-lain.
15
Mei, 2016 Traveloka
Tidur
Nyaman
Lebaran
Kemudian
Memesan Hotel
melalui aplikasi
Traveloka banyak
pilihan, harga
jujur dan bebas
ribet
16
Mei, 2016 Traveloka
dulu,
lebaran
kemudian
Memesan tiket
pesawat melalui
aplikasi
Traveloka banyak
pilihan, harga
jujur dan bebas
ribet
17
Juli, 2016 Traveloka
Indramayu
Booking hotel di
kota kecil
sekalipun sangat
mudah
menggunakan
Traveloka
8 Universitas Kristen Petra
18
Juli, 2016 Traveloka
Pekalongan
Booking hotel di
kota kecil
sekalipun sangat
mudah
menggunakan
Traveloka
19
Juli, 2016 Traveloka
Kudus
Booking hotel di
kota kecil
sekalipun sangat
mudah
menggunakan
Traveloka
20
Agustus,
2016
Traveloka
memorable
travel stories
Berbagai macam
cerita mengenai
Traveling di
berbagai negara
dan semuanya
diawali dengan
Traveloka
21
November,
2016
Liburan
Harus
Tertunda?
Untung
Pakai
Traveloka
Fitur baru
Traveloka yang
mempermudah
pengguna
mengatur ulang
jadwal
penerbangan
22
Maret,
2017
Check-in
Hotel
Tertunda,
Untung
Pakai
Traveloka
Fitur baru
Traveloka yang
membantu
pengguna yang
kesulitan check-
in hotel
Sumber: Olahan Peneliti, 2017
Tabel 1.2. di atas menunjukkan iklan-iklan televisi yang pernah ditampilkan
oleh Traveloka. Awal iklan Traveloka menampilkan bahwa harga memesan di
Traveloka sudah termasuk dengan segala biaya yang harus dibayarkan. Jadi,
memesan di Traveloka tidak perlu dikhawatirkan terkena biaya tambahan. Kemudian
9 Universitas Kristen Petra
Traveloka mulai memperkenalkan aplikasi Traveloka via smartphone. Iklan-iklan
Traveloka berikutnya lebih berpusat pada penggunaan aplikasi smartphone-nya.
Seperti berbagai macam fitur dan nilai plus yang banyak ditampilkan dalam
penggunaan aplikasi ini. Contohnya adalah memesan tiket tanpa harus mencetak
tiketnya saat check-in di bandara maupun hotel. Iklan di Traveloka sendiri juga
menampilkan beberapa kota tertentu. Uniknya, kota-kota tertentu yang ditampilkan
dalam iklannya adalah kota-kota kecil. Bukan layaknya kota-kota besar seperti
ibukota atau tempat wisata besar lainnya. Iklan kota-kota tersebut (Kota Indramayu,
Pekalongan dan Kudus) juga ditampilkan saat bulan Ramadhan. Beberapa iklan juga
menampilkan tempat wisata dan bertualang di seluruh Indonesia secara spesifik.
Tentunya dalam semua iklan tersebut, Traveloka mudah digunakan dimanapun dan
kapan pun. Pengguna Traveloka pun beragam, mulai dari anak muda, orang tua
bahkan orang non-Indonesia sekalipun.
Brand identity mencakup semua ekspresi dari brand dan menjadi hakiki dari
nilai di perusahaan, yang mengingatkan pada nilai-nilai dan sifat perusahaan itu
sendiri (Wheeler, 2013, p.12). Maka dari itu menampilkan brand identity penting
untuk membuat audiens sadar akan brand yang ditampilkan. Traveloka sendiri
merupakan Online Travel Agent yang baru berdiri dari tahun 2012. Dibandingkan
dengan kompetitornya, Traveloka berdiri lebih terlambat. Namun dalam waktu
singkat, dapat menjadi brand yang dikenal dan banyak digunakan oleh masyarakat.
Terlihat dari hasil survei yang menyatakan Traveloka sebagai Top of Mind brand.
Brand identity memberikan kesadaran, meningkatkan perbedaan dan membuat
ide dan arti yang penting diketahui (Wheeler, 2012, p.4). Jadi, brand identity
memiliki peran yang penting dalam menjadikan brand diketahui di mata masyarakat.
Sedangkan marketing communications secara langsung maupun tidak langsung
menginformasikan, mempersuasi dan mengingatkan konsumen tentang produk atau
brand yang dijual (Keller, 2009, p.141). Salah satu sarana marketing communications
adalah iklan. Terdapat hubungan antara fungsi sebuah brand identity yang
ditampilkan melalui iklan, yaitu untuk memperkuat esensi sebuah brand.
10 Universitas Kristen Petra
Menampilkan brand di dalam iklan juga digunakan untuk membedakan sebuah brand
dengan kompetitornya (Landa, 2006, p.176). Penggunaan televisi sebagai media iklan,
disebabkan karena keuntungan yang dimiliki oleh media tersebut. Media televisi
memiliki prospek untuk menjadi desain pesan branding untuk target konsumen. Iklan
televisi digunakan untuk mengekspresikan mood, perasaan, pengalaman atau image
yang membuat sebuah produk terlihat spesial dan unik (Vaid, 2003, p.84). Selain itu,
televisi merupakan medium periklanan yang ampuh karena menggabungkan indera
pengelihatan, suara dan gerak (Lane, 2008, p.259). Sehingga penggunaan iklan
televisi sebagai salah satu media penunjang brand lebih efektif. Traveloka merupakan
E-Commerce dalam kategori Online Travel Agent yang menghabiskan dana paling
besar dalam belanja iklan televisi. Dengan alasan di atas, peneliti memutuskan untuk
memilih Traveloka sebagai fokus penelitian. Banyaknya iklan televisi yang
ditayangkan oleh Traveloka menarik peneliti untuk mengetahui elemen brand identity
yang ditampilkan dalam iklan televisinya.
Peneliti menggunakan penelitian terdahulu sebagai referensi. Penelitian
pertama yang digunakan oleh peneliti adalah “Analisis Isi Pesan Kreatif Iklan Media
Cetak Peraih Medali Emas Penghargaan Bulanan Dalam Forum
Http://www.adsoftheworld.com Periode Oktober 2008 Hingga Maret 2011”. Disusun
oleh Tano Nazoeaggi dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta
tahun 2011. Penelitian ini menceritakan tentang memperoleh penjelasan mengenai
bagaimana pesan kreatif iklan media cetak peraih medali emas kompetisi iklan
bulanan pada sebuah situs forum periklanan http://www.adsoftheworld.com. Hasil
dari penelitian ini adalah iklan komersil memegang peranan besar di tahun 2011
untuk meningkatkan brand awareness. Persamaan dengan penelitian ini adalah
metode yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif dan subjek penelitian yang
digunakan adalah iklan televisi. Perbedaan yang terlihat adalah objek penelitian yang
diteliti yaitu brand awareness dan brand identity. Brand awareness dilihat dari sisi
konsumen sedangkan brand identity merupakan elemen-elemen yang dirancang untuk
11 Universitas Kristen Petra
membangun sebuah brand. Dengan melihat brand identity dapat mengetahui hal-hal
apa saja yang penting dilakukan untuk mencapai brand awareness.
Penelitian kedua berjudul “Penggambaran Brand Identity Tri Indonesia
Dalam Isi Pesan Iklan TVC Tri Indonesia”. Disusun oleh Sastrian Tono dari
Universitas Kristen Petra tahun 2016. Penelitian ini berisikan tentang identitas merek
atau brand identity yang ingin ditampilkan Tri Indonesia melalui isi pesan iklan
televisi Tri Indonesia. Kesimpulan akhir dari penelitian ini adalah terjadi perubahan
isi pesan iklan dari tahun 2011 ke 2015. Tahun 2011 hingga 2012, isi pesan lebih
mengarah kepada telekomunikasi selular dan akses internet yang cepat. Sedangkan
pada tahun 2013 hingga 2015, isi pesan lebih mengarah pada inovatif dan jangkauan
luas yang dimiliki oleh Tri. Persamaan dengan penelitian ini terlihat jelas dari metode
yang digunakan, yaitu analisis isi kualitatif. Objek dan subjek penelitian yang
digunakan juga sama yakni iklan televisi dan brand identity. Perbedaan dengan
penelitian ini adalah jenis penelitiannya, penelitian terdahulu menggunakan metode
kualitatif sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif. Dengan menggunakan
metode kuantitatif dapat mengetahui elemen-elemen brand identity apa saja yang
mucnul di dalam iklan.
Penelitian ketiga yang digunakan peneliti adalah “Penggambaran Brand
Identity dan Kelompok Minoritas Dalam Iklan Superbowl Automobile Pada Tahun
2013”. Penelitian ini disusun oleh Baron Smith dari Universitas Elon pada tahun
2014. Metode yang digunakan Baron Smith adalah analisis isi kualitatif. Dalam
penelitiannya, Baron mengungkapkan bahwa setiap brand memiliki keunikannya
sendiri. Keunikan inilah yang ditampilkan dalam iklan televisi brand tersebut.
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Baron Smith adalah, adanya
penggambaran wanita yang ditampilkan dengan penampilan seksi dan menggoda
dalam iklan automobile. Sedangkan kaum lelaki ditampilkan secara sangat maskulin.
Persamaan dengan penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu yang telah
disebutan, yaitu sama-sama menggunakan brand identity dan iklan televisi sebagai
objek dan subjek penelitian. Perbedaannya adalah dari jenis penelitiannya, yaitu
12 Universitas Kristen Petra
kualitatif dan penelitian terdahulu berfokus pada penggambaran gender perempuan
dalam iklan televisi yang diteliti. Sedangkan penelitian saat ini lebih memfokuskan
pada elemen-elemen brand identity yang membangun sebuah brand.
Membentuk brand identity sangatlah penting untuk dapat bersaing dengan
brand lain. Pada tahun 2015, Traveloka menduduki Top of Mind dalam Online Travel
Agent dan ditetapkan sebagai situs pencarian tiket pesawat no.1 di Indonesia (Amir,
2015). Selain itu Traveloka merupakan OTA yang paling banyak mengeluarkan dana
untuk belanja iklan televisi. Maka dari itu fokus penelitian ini untuk mengetahui
semua aspek yang membentuk Brand Identity yang dimiliki Traveloka melalui iklan
televisinya dari awal hingga akhir. Iklan televisi yang akan diteliti adalah iklan yang
memuat tentang aplikasi smartphone Traveloka. Alasan peneliti adalah karena
penggunaan aplikasi smartphone Traveloka lebih banyak ditampilkan dan memiliki
fitur lebih banyak. Contoh-contoh fitur tersebut adalah “My Ticket” yaitu fitur yang
memudahkan pengguna melihat tiket yang dimiliki tanpa membuka e-mail
(“Traveloka.com Luncurkan Aplikasi Mobile, Duduki Peringkat Nomor 1 di App
Store”, 2014, Agustus). Apalagi Traveloka mengalami peningkatan penjualan
melebihi target setelah peluncuran aplikasinya. Tertulis peningkatan 17.7% dari
Januari ke Juni 2014 untuk penjualan tiket per bulan dan peningkatan booking
sebesar 16% di periode yang sama (“Traveloka.com Luncurkan Aplikasi Mobile,
Duduki Peringkat Nomor 1 di App Store”, 2014, Agustus). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui perkembangan brand identity Traveloka dari peluncuran aplikasi
smartphone pada tahun 2014, hingga iklan yang terbaru. Untuk mengetahui Brand
Identity Traveloka maka digunakan metode penelitian analisis isi kuantitatif. Analisis
isi merupakan sebuah metode penelitian yang digunakan untuk menjawab pertanyaan
mengapa pesan (isi) muncul dalam bentuk tertentu (Eriyanto, 2013, p. 42). Sehingga
metode ini dipilih peneliti untuk mengetahui elemen brand identity apa yang paling
kental dalam iklan televisi Traveloka.
13 Universitas Kristen Petra
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah “Bagaimana Brand Identity Traveloka Melalui Iklan
Televisinya?”
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui brand identity
Traveloka melalui iklan televisinya.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat akademis dalam
menambah pengetahuan mengenai brand identity. Brand identity yang diteliti
melalui metode analisis isi kuantitatif dalam iklan televisi brand tersebut.
1.4.2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam menambah
pengetahuan mengenai penyampaian brand identity dalam iklan
1.5. Batasan Penelitian
Batasan dalam penelitian ini adalah iklan televisi Traveloka sebagai subjek
penelitian, dengan brand identity sebagai objek penelitiannya. Subjek yang diteliti
adalah iklan televisi Traveloka yang menampilkan aplikasi Traveloka via smartphone.
Iklan tersebut berjumlah 20 iklan. Iklan tersebut dipilih karena terjadi peningkatan
penjualan di Traveloka setelah peluncuran aplikasi smartphone. Peneliti akan
menggunakan metode analisis isi untuk menganalisa iklan. Peneliti akan
menggunakan metode analisis isi untuk menganalisa iklan. Penelitian dilakukan
mulai September 2016 hingga Juni 2017.
14 Universitas Kristen Petra
1.6. Sistematika Penulisan
1. Pendahuluan
Bab ini memuat latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan sistematika penulisan.
2. Landasan Teori
Pada bab ini akan dimuat teori-teori yang menunjang dan mempunyai kaitan
dengan permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Teori-teori yang akan
dijelaskan di bab ini adalah Marketing Communications, Brand Identity, Elemen
Brand Identity, Iklan, Iklan Televisi, Elemen iklan dan Analisis Isi.
3. Metode Penelitian
Bab ini akan memuat tentang definisi konseptual, definisi operasional, jenis
penelitian, metode penelitian, subjek dan objek penelitian, jenis sumber data, teknik
pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik penarikan sampel, reliabilitas dan
validitas, dan teknik analisa data.
4. Analisis Data
Bab ini memuat pembahasan masalah yang diangkat oleh peneliti meliputi
deskripsi objek penelitian dan hasil analisis data yang terkumpul
5. Kesimpulan
Bab ini merupakan bab penutup dari penelitian ini. Berisikan kesimpulan hasil
penelitian dan saran peneliti yang berkaitan dengan objek penelitian.