1. manajemen syok

Upload: putripurwanthi

Post on 06-Jul-2018

232 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    1/29

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Syok merupakan kondisi medis yang mengancam nyawa, yaitu sindroma

    klinis yang disebabkan oleh adanya penghantaran oksigen yang tidak adekuat

    sehingga memicu perfusi jaringan yang tidak adekuat pula. Perfusi jaringan yang

    tidak adekuat ini menyebabkan terganggunya metabolisme sel atau jaringan serta

    memicu terjadinya kerusakan sel bahkan kegagalan organ. Terdapat empat

    kategori umum syok yaitu syok hipovolemik, syok kardiogenik, syok distributif 

    dan syok obstruktif.1,2

    aktor utama terjadinya syok adalah penurunan volume plasma

    intravaskular. !etika terjadi penurunan volume intravaskular yang hebat maka

    aliran darah yang balik ke jantung akan berkurang, sehingga curah jantung akan

    menurun. "al yang sama juga akan terjadi apabila terdapat gangguan primer di

     jantung. #pabila terdapat kelemahan pada otot$otot jantung dapat mengakibatkan

    kontraktilitasnya tidak sempurna, sehingga tidak dapat mempompa darah dengan

     baik, akibatnya curah jantung menurun. Tekanan tidak optimal untuk memompa

    darah dalam memenuhi kebutuhan oksigen jaringan walaupun volume sirkulasi

    cukup. !edua keadaan tersebut menyebabkan perfusi tidak dapat terpenuhi.2

    Penatalaksanaan pasien syok harus dilakukan secara cermat untuk 

    menghindari kerusakan organ lebih lanjut. Semua pasien harus dinilai jalan nafas,

    sistem pernafasan dan sirkulasinya. %ila hal ini sudah dilakukan dan dalam

    kondisi stabil, lanjutkan evaluasi sistem sirkulasi untuk menilai ada tidaknya

    tanda syok. Pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh khususnya pembuluh

    darah vena untuk mengatasi syok dan menggantikan volume cairan yang hilangakibat perdarahan atau dehidrasi harus diperhatikan. Perfusi organ tergantung

    tekanan perfusi yang tepat, kemudian curah jantung dan resistensi vakuler 

    sistemik. &empertahankan perfusi darah yang memadai pada organ$organ vital

    merupakan tindakan yang penting untuk menyelamatkan jiwa penderita.2

    BAB II

    ISI

    1

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    2/29

    2.1 Definisi

    Syok merupakan suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupiuntuk memenuhi kebutuhan organ$organ di dalam tubuh. "al ini berhubungan

    dengan gangguan sirkulasi yang mengakibatkan tidak adekuatnya perfusi dan

    oksigenasi untuk mempertahankan metabolisme aerobik sel secara normal. Perfusi

     jaringan yang tidak adekuat ini menyebabkan terganggunya metabolisme sel atau

     jaringan serta memicu terjadinya kerusakan sel bahkan kegagalan organ. Syok 

    disebabkan oleh gangguan satu atau lebih dari tiga komponen tekanan darah

    normal yaitu volume darah rendah, disfungsi jantung dan perubahan diameter 

     pembuluh darah.2,'

    Terdapat empat kategori umum syok yaitu syok hipovolemik, syok 

    kardiogenik, syok distributif dan syok obstruktif. Syok hipovolemik   merupakan

    syok yang terjadi karena kehilangan volume intravaskular yang cepat dan masif.

    Pada s yok kardiogenik  terjadi aliran darah yang tidak adekuat karena gangguan

    fungsi jantung yang biasanya disebabkan oleh infark miokardium masif dan

    gangguan irama jantung. Syok distributif   terjadi akibat vasodilatasi yang

     berlebihan dan gangguan distribusi aliran darah. Penyebab tersering syok 

    distributif adalah syok septik. Penyebab lain meliputi syok anafilaksis dan syok 

    neurogenik. Syok obstruktif   terjadi karena impedansi pengisian jantung yang

    adekuat, berupa obstruksi sirkulasi darah dan oksigenasi darah yang tidak adekuat.

    Syok obstruktif sering disebabkan oleh obstruksi sirkulasi sentral misalnya

    embolus paru masif, tamponade perikardium, tension pneumotoraks atau diseksi

    aorta thorakalis.1,2

    2.2 Etiologi

    a. Syok hipovolemik 

    Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat

     berkurangnya volume plasma di intravaskuler. Penyebab syok 

    hipovolemik dapat berupa perdarahan hebat (hemoragik), Sindrom Syok 

    *engue (SS*), trauma dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti

    luka bakar dan diare berat. +amun yang paling sering disebabkan oleh

    2

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    3/29

     perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok 

    hemoragik.1,'

     b. Syok kardiogenik 

    Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena kerusakan

     jantung sehingga jantung tidak dapat memompa sejumlah darah untuk 

    mencukupi aliran ke seluruh tubuh. #da beberapa penyebab syok 

    kardiogenik seperti$ *isfungsi miokardium (gagal memompa) terutama karena

    komplikasi infark miokardium akut.$ Pengisian diastolik ventrikel yang tidak kuat, antara lain

    takiaritmia, tamponade jantung, tension pneumothorak, emboli

     paru dan infark ventrikel kanan.$ -urah jantung yang tidak adekuat, antara lain bradiaritmia,

    regurgitasi mitral atau ruptur septum interventrikel.'

    c. Syok obstruktif 

    Syok obstruktif disebabkan oleh ketidakmampuan pasien dalam

    menghasilkan curah jantung yang cukup, walaupun volume intravaskuler 

    dan kontraktilitas miokardium normal. !eadaan ini dikarenakan aliran

    darah keluar dari ventrikel terobstruksi secara mekanik. Penyebab utama

    obstruksi adalah tamponade pericardium.'

    d. Syok distributif 

    Syok distributif adalah syok yang disebabkan oleh maldistribusi

    volume sirkulasi darah pada tubuh. #da tiga jenis syok distributif yaitu

    syok anafilaktik, syok sepsis dan syok neurogenik.'

    1. Syok anafilaktik 

    Syok anafilaktik adalah kejadian akut yang berpotensi fatal di

    mana terjadi reaksi sistem multiorgan yang disebabkan oleh perilisan

    mediator kimia dari sel mast dan basofil. %anyak pemicu yang

    menyebabkan terjadinya syok anafilaktik. &akanan adalah pemicu

    yang paling umum terutama kacang. Selain makanan, terdapat obat$

    obatan (antibiotik, anestesi lokal, analgesik, opiate, dektran, dan

    media kontras), produk$produk biologis (darah, venom, vaksin,

    ekstrak alergen), pengawet dan at adiktif (metabisulfite, &S/) dan

    lain$lain (lateks dan idiopatik)

    3

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    4/29

    2. Syok sepsis

    Syok sepsis tetap menjadi penyebab utama kesakitan dan

    kematian dalam berbagai kasus. 0nfeksi saluran pernapasan dan

    saluran pencernaan merupakan tempat yang paling sering terjadi

    sepsis, diikuti oleh saluran kemih dan infeksi jaringan lunak. Setiap

    sistem organ cenderung terinfeksi oleh patogen tertentu.

    Syok sepsis disebabkan oleh beberapa hal yaitu bakteri gram

     positif, bakteri gram negatif, parasit dan jamur. +amun, penyebab

     paling sering adalah bakteri. %akteri gram positif adalah organisme

    utama yang menyebabkan sepsis. alu bakteri gram negatif menjadi

     patogen penting yang menyebabkan sepsis berat dan syok sepsis.

    '. Syok neurogenik Syok neurogenik adalah jenis syok distributif dimana terjadi

    suatu keadaan hilangnya tonus otonom secara tiba tiba akibat dari

    cedera tulang belakang. Syok neurogenik disebabkan oleh adanya

    disfungsi sistem saraf otonom dengan disfungsi ganglia simpatis

     paravertebral yang menginervasi segmen torakolumbal , dimana

     bagian ini merupakan persarafan yang berfungsi untuk 

    mempertahankan tonus pembuluh darah perifer. Syok neurogenik 

    disebabkan oleh adanya cedera tulang belakang, anestesi umum atau

    spinal, luka, dan kecemasan. Pasien dengan cedera tulang belakang

     bagian servikal lebih mungkin untuk berkembang menjadi syok 

    neurogenik.

    2.3 Patofisiologi

    Syok merupakan kondisi terganggunya perfusi jaringan. Terdapat beberapa

    faktor yang mempengaruhi perfusi jaringan, yaitu  3

    1. Cardiac output  (curah jantung)

    &erupakan volume darah yang dipompakan oleh jantung dari ventrikel

    kiri maupun ventrikel kanan dalam interval 1 menit. Cardiac output   dapat

    dihitung dengan rumus  stroke volume x heart rate. Sehingga cardiac output 

    dipengaruhi oleh  stroke volume dan denyut jantung dalam 1 menit. Perfusi

     jaringan dipengaruhi oleh cardiac output , jika terdapat penurunan yang

    4

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    5/29

     penyebabnya bisa karena aritmia atau #&0 (acute myokard infark ) maka

    volume darah yang dipompa menuju seluruh tubuh pun akan menurun

    sehingga jaringan di seluruh tubuh mengalami hipoperfusi.

    2. Vascular   perubahan resistensi vascular Tonus vaskular diregulasi oleh

    $ #ktivitas tonus simpatis.

    $ !atekolamin sistemik yang berperan dalam sistem saraf simpatis.

    $  Myogenic factor  yang berperan dalam menjaga aliran darah tetap konstan

    ketika terjadi berbagai macam faktor yang mempengaruhi perfusi.

    $ Substansi yang berperan sebagai vasodilator.

    '. "umoral renin, vasopressin, prostaglandin, kinin, atrial natriuretic factor .

    aktor$faktor yang mempengaruhi mikrosirkulasi yaitu

    $ #danya adhesi platelet dan leukosit pada lesi intravaskuler.

    $ !oagulasi intravaskuler.$ #danya vasokontriksi pada pembuluh darah prekapiler dan postkapiler 

    $ #danya hipoksia yang menyebabkan vasodilatasi artriola  venokontriksi

      kehilangan cairan intravaskuler   meningkatnya permeabilitas

    intrakapiler edema jaringan.

    Terdapat 3 tahapan dalam proses terjadinya syok yang berlangsung secara

     progresif dan berkelanjutan, yaitu 3

    1. 0nisial

    *alam tahap ini terjadi keadaan hipoperfusi yang menyebabkan tidak 

    cukupnya oksigen untuk memberikan suplai terhadap kebutuhan metabolisme

    seluler. !eadaan hipoksia ini menyebabkan terjadinya fermentasi asam laktat

     pada sel. "al ini terjadi "al ini terjadi karena ketika tidak adanya oksigen,

    maka proses masuknya piruvat pada siklus kreb menjadi menurun, sehingga

    terjadi penimbunan piruvat. Piruvat tersebut akan diubah menjadi laktat oleh

    laktat dehidrogenase sehingga terjadi penimbunan laktat yang menyebabkan

    keadaan asidosis laktat. 3

    2. !ompensatori

    Tubuh menjalani mekanisme fisiologis untuk mengembalikan dalam

    kondisi normal meliputi neural, humoral dan biokimia. #sidosis yang terjadi

    5

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    6/29

    dalam tubuh dikompensasi dengan keadaan hiperventilasi dengan tujuan

    untuk mengeluarkan -42 dari dalam tubuh, karena secara tidak langsung

    -42 berperan dalam keseimbangan asam basa dengan cara menurunkan p"

    dalam darah. *engan demikian ketika -42 dikeluarkan melalui hiperventilasi

    dapat menaikkan p" darah didalam tubuh sehingga mengkompensasi asidosis

    yang terjadi. 3

    Pada syok juga terjadi hipotensi yang kemudian pada ambang batas

    tertentu dideteksi oleh baroreseptor yang kemudian tubuh merespon dengan

    menghasilkan norepinefrin dan epinefrin. +orepinefrin berperan dalam

    vasokonstriksi pembuluh darah namun memberikan efek yang ringan pada

     peningkatan denyut jantung. Sedangkan epinefrin memberikan efek secara

    dominan pada peningkatan denyut jantung dan memberikan efek yang ringan

    terhadap vasokonstriksi pembuluh darah. *engan demikian kombinasi efek 

    keduanya dapat berdampak terhadap peningkatan tekanan darah. Selain

    dilepaskan norepinefrin dan epinefrin, 5## (renin angiotensi aldosteron)

     juga teraktivasi dan terjadi juga pelepasan hormon vasopressor atau #*"

    (anti diuretic hormon) yang berperan untuk meningkatkan tekanan darah dan

    mempertahankan cairan didalam tubuh dengan cara menurunkan urine

    output . 3

    '. Progresif  

    !etika syok tidak berhasil ditangani dengan baik, maka syok akan

    mengalami tahap progresif dan mekanisme kompensasi mulai mengalami

    kegagalan. Pada stadium ini, asidosis metabolik semakin parah, otot polos

     pada pembuluh darah mengalami relaksasi sehingga terjadi penimbunan

    darah dalam pembuluh darah. "al ini mengakibatkan peningkatan tekananhidrostatik dikombinasikan dengan lepasnya histamin yang mengakibatkan

     bocornya cairan ke dalam jaringan sekitar. "al ini mengakibatkan konsentrasi

    dan viskositas darah menjadi meningkat dan dapat terjadi penyumbatan

    dalam aliran darah sehingga berakibat terjadinya kematian jaringan.  3

    3. 5efraktori

    Pada stadium ini terjadi kegagalan organ untuk berfungsi dan syok 

    menjadi ireversibel. !ematian otak dan seluler pun berlangsung. Syok 

    6

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    7/29

    menjadi irevesibel karena #TP sudah banyak didegradasi menjadi adenosin

    ketika terjadi kekurangan oksigen dalam sel. #denosin yang terbentuk mudah

    keluar dari sel dan menyebabkan vasodilatasi kapiler. #denosin selanjutnya

    ditransformasi menjadi asam urat yang kemudian diekskresi ginjal. Pada

    tahap ini, pemberian oksigen menjadi sia$ sia karena sudah tidak ada adenosin

    yang dapat difosforilasi menjadi #TP. 3

    Pada syok hipovolemik paling sering disebabkan oleh perdarahan mukosa

    saluran cerna dan trauma berat. Secara klinis syok hipovolemik ditandai oleh

    menurunnya volume cairan intravaskular diikuti dengan penurunan tekanan vena

    sentral, hipotensi arterial dan peningkatan tahanan vaskular sistemik. 5espon yang

    dihasilkan jantung berupa takikardia namun respon ini dapat terjadi minimal pada

    orang tua atau karena pengaruh obat$obatan. /ejala yang ditimbulkan bergantung

     pada tingkat kegawatan syok namun tekanan darah dan diuresis tidak banyak 

    terganggu pada syok hipovolemik yang ringan.  1,2

    Syok kardiogenik merupakan gangguan yang disebabkan oleh penurunan

    curah jantung sistemik pada keadaan volume intravaskular yang cukup yang dapat

    menyebabkan hipoksia jaringan. Proses yang mendasari syok kardiogenik 

    terjadinya depresi kontraktilitas miokard menyebabkan penurunan curah jantung,

    tekanan darah rendah, insufisiensi koroner selanjutnya terjadi penurunan

    kontraktilitas. Syok kardiogenik ditandai dengan gangguan fungsi ventrikel kiri

    yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran

    oksigen ke jaringan. 6ang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan oleh

    infark miokardium akut adalah hilangnya 378 atau lebih jaringan otot pada

    ventrikel kiri. Selain dari kehilangan masif jaringan otot pada ventrikel kiri juga

    ditemukan daerah$daerah nekrosis fokal di seluruh ventrikel. +ekrosis fokal

    diduga akibat dari ketidakseimbangan yang terus$menerus antara kebutuhan dan

    suplai oksigen miokardium. Pembuluh koroner tidak mampu meningkatkan aliran

    darah secara memadai sebagai respon terhadap peningkatan beban kerja dan

    kebutuhan oksigen jantung oleh aktivitas respon kompensatorik seperti

     perangsangan simpatik. ',3

    Sebagai akibat dari proses infark, kontraktilitas ventrikel kiri dan

    kinerjanya menjadi sangat terganggu. 9entrikel kiri gagal bekerja sebagai pompa

    7

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    8/29

    dan tidak mampu menyediakan curah jantung yang memadai untuk 

    mempertahankan perfusi jaringan. /angguan fungsi miokardium yang berat akan

    menyebabkan menurunnya curah jantung dan hipotensi arteria. #kibatnya

    terjadinya asidosis metabolik dan menurunnya perfusi koroner yang lebih lanjut

    mengganggu fungsi ventrikel dan menyebabkan terjadinya aritmia.  '

    Pada umumnya penyebab syok septik adalah infeksi bakteri gram negatif 

    yang berada dalam darah (endotoksin). Syok septik sering diikuti dengan

    hipovolemia dan hipotensi. "al ini dapat disebabkan karena penimbunan cairan di

    sirkulasi mikro, pembentukan pintasan arteriovenus dan penurunan tahapan

    vaskuler sistemik, kebocoran kapiler menyeluruh, depresi fungsi miokardium. 3

    Syok neurogenik disebut juga syok spinal merupakan bentuk dari syok 

    distributif. Syok neurogenik terjadi akibat kegagalan pusat vasomotor karena

    hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh sehingga

    terjadi hipotensi dan terjadi reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan

    terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah splanikus sehingga aliran darah ke

    otak berkurang. 5eaksi vasovagal umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan

    yang panas, terkejut, takut, atau nyeri hebat. Pasien merasa pusing dan biasanya

     jatuh pingsan. Setelah pasien dibaringkan umumnya keadaan berubah menjadi

     baik kembali secara spontan. #danya syok pada trauma kepala harus dicari

     penyebab yang lain. Trauma pada medula spinalis akan menyebabkan hipotensi

    akibat hilangnya tonus simpatis. /ambaran klasik dari syok neurogenik adalah

    hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer. ',3

    Pada syok anafilaktik terjadi reaksi hipersensitivitas tipe cepat (reaksi

    hipersensitivitas tipe 0) yaitu reaksi antara antigen spesifik dan antibodi spesifik 

    (0g:) yang terikat pada sel mast. Sel mast dan basofil akan mengeluarkanmediator yang mempunyai pengaruh pada organ target seperti sistem

    kardiovaskular, traktus respiratorius, gastrointestinalis dan kulit. *i dalam tubuh

    sel yang mengandung histamin dalam jumlah besar adalah sel gaster, trombosit,

    sel mast dan basofil. Pada sel mast dan basofil, histamin disimpan dalam lisosom

    dan dilepaskan melalui degranulasi setelah perangsang yang cukup. "istamin

     bereaksi pada banyak organ target melalui reseptor "1 dan "2. 5eseptor "1

    terdapat terutama pada sel otot polos bronkioli dan vaskular, sedangkan reseptor 

    8

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    9/29

    "2 terdapat pada sel parietal gaster. Pengaruh fisiologik histamin pada manusia

    dapat dilihat pada berbagai organ. "istamin dapat menyebabkan kontraksi otot

     polos bronkus yang menyebabkan bronkokonstriksi. Pada sistem vaskular 

    menyebabkan dilatasi venula kecil, sedangkan pada pembuluh darah yang lebih

     besar menyebabkan konstriksi karena kontraksi otot polos. Perubahan vaskular ini

    menyebabkan respons wheal-flare (triple respons dari ewis) dan bila terjadi sel

    sistemik dapat menimbulkan hipotensi, urtikaria dan angioedema. Pada traktus

    gastrointestinalis histamin meningkatkan sekresi mukosa lambung dan bila

     pelepasan histamin terjadi sistemik maka aktivitas usus polos dapat meningkat

    menyebabkan diare dan hipermotilitas.;

    2.4 Manifestasi Klinis dan Diagnosis

    &anifestasi klinis tergantung pada penyebab syok (kecuali syok 

    neurogenik) yang meliputi',<

    1. Sistem pernafasan nafas cepat dan dangkal.

    2. Sistem sirkulasi ekstremitas pucat, dingin, dan berkeringat dingin, nadi cepat

    dan lemah, tekanan darah turun bila kehilangan darah mencapai '78.

    '. Sistem saraf pusat keadaan mental atau kesadaran penderita bervariasi

    tergantung derajat syok, dimulai dari gelisah, bingung sampai keadaan tidak 

    sadar.

    3. Sistem pencernaan mual, muntah.

    ;. Sistem ginjal produksi urin menurun.

    . 0ndividu dengan syok neurogenik akan memperlihatkan kecepatan denyut

     jantung yang normal atau melambat, tetapi akan hangat dan kering apabilakulitnya diraba.

    2.3.1 Syok "ipovolemik 

    &enurut  Beecher , syok hipovolemik dibagi atas 3 derajat berdasarkan

     perkiraan hilangnya darah  stimated Blood !oss "B!# yang digambarkan pada

    laki$laki dewasa >7 kg %% (tabel 1).3,<

    Tabel 1. *erajat "ipovolemi %erdasarkan :%3,<

    9

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    10/29

    2.3.2 Syok !ardiogenik 

    !egagalan perfusi dan suplai oksigen disebabkan oleh adanya kerusakan

     primer fungsi atau kapasitas pompa jantung untuk mencukupi volume jantung

    semenit, berkaitan dengan terganggunya preload, afterload, kontraktilitas,

    frekuensi ataupun ritme jantung.

    Gambaran klinis syok kardiogenik tampak sama dengan

    gejala klinis syok hipovolemik, disertai adanya disritmia, bising jantng, gallop! "anda a#al iskemi jantng akt yait nyeri dada,

    sesak na$as, dia$oresis, gelisah dan ketaktan, nausea  dan

    vomiting dan ganggan sirklasi lanjt menimblkan berbagai

    dis$ngsi end organ! %dema par diketahi dengan kelhan

    sesak na$as, sianosis sentral, terdapat ronkhi par, krepitasi

    perikardial atapn wheezing! &eberapa tipe penyebab

    kardiogenik syok selain iskemia miokard antara lain'kardiomiopati, aorta stenosis, aorta regrgitasi, stenosis mitral,

    regrgitasi mitral dengan pemeriksaan klinis masing(masing

    sesai tabel!

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    11/29

    &nits of the 'ational (eart, lung, and Blood $nstitute , syok kardiogenik ditandai

    oleh hal $ hal sebagai berikut

    1. Tekanan arteri sistolik @ A7 mm"g atau '7 sampai

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    12/29

    2.3.3 Syok *istributif 

    a. Syok Septik 

    /ejala klinis syok septik tak dapat dilepaskan dari keadaan sepsis

    sendiri yaitu berupa sindroma reaksi inflamasi sistemik (S05S) dimana

    terdapat dua gejala atau lebih 1. Temperatur E'? - atau @ '< -, 2.  (eart 

    rate EA7C=mnt, '. rekuensi nafas E27C=mn atau Pa-42 @ 3,' kPa, 3.

    eukosit E12.777 sel=mm atau @ 3777 sel=mm atauE178 bentuk imatur.

    Syok septik adalah sindroma sepsis disertai hipotensi dan

    gangguan perfusi. Tekanan sistolik @ A7 mm"g atau turun E 37 mm"g

    dari tekanan basal tanpa sebab jelas. Terdapat dua fase sindroma klinis

    yaitu warm syok dan cold syok (tabel ').

    Pertanda awal dari syok septik sering berupa penurunan kesiagaan

    mental dan kebingungan, yang timbul dalam waktu 23 jam atau lebih

    sebelum tekanan darah turun. /ejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran

    darah ke otak. -urahan darah dari jantung memang meningkat, tetapi

     pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah turun. Pernafasan

    menjadi cepat, sehingga paru$paru mengeluarkan karbondioksida yang

     berlebihan dan kadarnya di dalam darah menurun.',

    /ejala awal berupa menggigil hebat, suhu tubuh yang naik sangat

    cepat, kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah dan tekanan

    darah yang turun$naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan

    darah dari jantung meningkat. Pada stadium lanjut, suhu tubuh sering

    turun sampai dibawah normal. Pada stadium lanjut, suhu tubuh sering

    turun sampai dibawah normal. %ila syok memburuk, beberapa organ

    mengalami kegagalan adalah ginjal yang ditandai dengan produksi air 

    kemih berkurang, paru$paru yang ditandai gangguan pernafasan dan

     penurunan kadar oksigen dalam darah serta jantung yaitu penimbunan

    cairan dan pembengkakan.<

      Tabel '. /ejala Syok Septik &enurut ase<

    12

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    13/29

     b. Syok #nafilaktik 

    Syok anafilaktik adalah hipotensi yang merupakan bagian dan

    sindroma klinis reaksi imunologis antibody-mediated   bersifat sistemik.

    /ejala klinis timbul setelah kontak dengan antigen dari beberapa detik 

    sampai beberapa jam dengan manifestasi klinis yang berbeda$beda dalam

     berat ringannya, lama serangan maupun perjalanan penyakitnya (dapat

    mengenai satu sistem atau lebih). Tingkat keparahan klinis tergantung pada

    rute masuknya dan dosis antigen.;

    :fek klinis anafilaktik mengenai sistem pernafasan dan sistem

    sirkulasi. Terjadi edem hipofaring dan laring, konstriksi bronkus dan

     bronkiolus, disertai hipersekresi mukus, dimana semua keadaan ini

    menyebabkan spasme dan obstruksi jalan nafas akut dengan gejala

    dispneu, whee)ing   dan gagal nafas akut. &ediator terpenting syok 

    anafilaksis adalah histamin, menyebabkan vasodilatasi arteriol, dan

     peningkatan permiabilitas vaskuler sehingga terjadi hipotensi. "al ini

    diperberat dengan adanya angioedem yang terjadi di kulit ( flushing , urtika,

    eritema) dan organ visera. Turunnya perfusi koroner akibat hipotensi

    ataupun pacuan reseptor " (histamin) pada arteri koroner juga akan

    menimbulkan spasme arteri dan depresi myokard dengan gejala angina

    dan takikardi.;,<

    :fek substansi mediator primer pada rangkaian konstriksi otot

     polos menyebabkan gangguan sistem gastrointestinal berupa nausea,vomiting, kram abdomen dan diare. Pada sistem renal timbul gejala

    hematuri yang disebabkan proses hemolisis. #kibat syok lebih lanjut

    adalah gangguan perfusi ke SSP menyebabkan turunnya kesadaran.

    #pabila masuk pada fase syok maka akan memberikan gejala seperti syok 

    hipovolemik. !ematian disebabkan oleh keadaan syok ataupun obstruksi

     jalan nafas.;,<

    13

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    14/29

     b. Syok +eurogenik 

    Sering terjadi pada cervical   atau high thoracic spinal cord in*ury.

    "ampir sama dengan syok pada umumnya tetapi pada syok neurogenik 

    terdapat tanda tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat, bahkan

    dapat lebih lambat (bradikardi) kadang disertai dengan adanya defisit

    neurologis berupa Fuadriplegia atau paraplegia. Sedangkan pada keadaan

    lanjut, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat.

    !arena terjadinya pengumpulan darah di dalam arteriol, kapiler dan vena,

    maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.<

    2.5 Manae!en S"o#Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan

    disfungsi organ$multipel dan kematian. Pada semua bentuk syok, manajemen

     jalan nafas dan pernafasan untuk memastikan oksigenasi pasien adalah baik,

    kemudian restorasi cepat dengan infus cairan. Pilihan petama adalah kristaloid

    (5inger laktat=5inger asetat) disusul darah pada syok perdarahan. Pengobatan

    syok sebelumnya didahului dengan penegakan diagnosis etiologi. *iagnosis awal

    etiologi syok adalah essensial, kemudian terapi selanjutnya tergantung

    etiologinya.',

    Tujuan pengelolaan syok adalah mencapai normalisasi parameter 

    hemodinamik melalui resusitasi,dengan tujuan akhir adalah meningkatkan

    hantaran dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan sel. Tata laksana utama

     pengelolaan adalah berdasarkan  Basic !ife Support dan +dvanced life Support,

    kemudian tetapkan diagnosis, batasi kerusakan dan terapi definitif berdasar 

     penyakit yang mendasari syok. #rah utama pengelolaan dimulai dari kontrol jalan

    nafas untuk pemberian ventilasi dan oksigenasi, resusitasi cairan untuk 

    menggantikan volume sirkulasi bagi jenis syok yang membutuhkan (terutama

    hipovolemik) dan pengelolaan hipotensi dan asidemia, serta pemberian obatobat

    inotropik, antiaritmi dan diuretik untuk memperbaiki daya pompa jantung, obat$

    obat vasoaktif untuk perbaikan tonus vaskuler.'

    2.;.1 Syok "ipovolemik 

    14

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    15/29

    Pada hipovolemia, cairan yang hilang berasal dari cairan ekstraseluler 

    (intravaskuler dan interstisium) oleh karena cairan yang hilang adalah cairan

    isotonik. *alam keadaan normal, osmolaritas cairan interstisium dan intravaskuler 

    adalah sama, maka penghitungan cairan yang hilang didasarkan pada persen

     berkurangnya plasma (cairan intravaskular). Tujuan utama adalah restorasi volume

    intravaskuler dengan target optimalkan tekanan darah , nadi, dan perfusi organ.

    %ila hipovolemi telah teratasi baru boleh diberikan vasoaktif agent (dopamine,

    dobutamine).<

    a. Penatalaksanaan Gmum

    1. etakkan pasien pada posisi telentang

    2. %eri oksigen sebanyak ; 17 =menit dengan kanula nasal atau

    sungkup muka

    '. akukan kanulasi vena tepi dengan kateter no.1< atau 13 perkutaneus

    atau vena seksi. !alau perlu jumlah kanulasi vena 2 ' tergantung

     pada tingkat kegawatan syok. !anulasi dapat dilakukan pada

    $ 9ena safena magna.

    $ 9ena basilika. /unakan kateter panjang untuk mancapai dan

    mengukur tekanan vena sentral.

    $ 9ena femoralis.

    !anulasi vena sentral perkutaneus pada syok hipovolemik berat harus

    dicegah karena mungkin vena$vena besar kolaps dan mudah terjadi

    komplikasi pneumotoraks dan atau hematotoraks. !edua komplikasi

    dapat memperberat kondisi pasien bahkan kematian.

    3. %eri infus dengan cairan kristaloid atau koloid. Tujuan utama terapi

    adalah untuk memulihkan curah jantung dan perfusi jaringan secepat

    mungkin. Pada perdarahan kelas 0 dan 00 terapi cairan berupa

    kristaloid sedangkan untuk perdarahan kelas 000 dan 09

    dipertimbangkan untuk transfusi darah.1,2,<

     b. &onitor 5esusitasi

    1. Penentuan resusitasi

    15

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    16/29

    Pemberian cairan parenteral pada resusitasi syok hipovolemik 

    sebaiknya dituntun oleh parameter fisiologik penting dan bukan oleh

    suatu formula. Petunjuk bahwa resusitasi berhasil antara lain Tekanan

    9ena Sentral (T9S) mendekati nilai normal ('$? cm "24), diuresis di

    atas 7,; ml=kg%%=jam, kesadaran membaik, perfusi perifer membaik 

    dan curah jantung meningkat (curah jantung normal H ',; =menit,

    tensi mendekati normal, nadi teraba baik).1,2,<

    $ Tekanan 9ena Sentral (T9S) dan tekanan baji kapiler paru

    (T%!P)

    Pengukuran T9S pada syok hipovolemik mutlak dilakukan untuk 

    menuntun dan mengetahui keberhasilan resusitasi. Pada individu

    sehat, T9S dapat dipakai sebagai ukuran tekanan atrium kiri tidak 

    langsung, kecuali terdapat penyakit kardiorespirasi seperti gagal

     jantung kongestif atau penyakit paru obstruktif menahun. *alam

    hal ini pengukuran tekanan atrium kiri atau T!%P lebih

    mencerminkan keadaan sebenarnya, hanya amat disayangkan

     pengukuran T!%P tidak praktis untuk keadaan gawat darurat. Pada

    syok ringan sampai sedang, nilai T9S sampai 1; cm "24

    umumnya dapat ditoleransi oleh pasien. Tetapi pada syok berat

    yang telah disertai dengan kebocoran endotel kapiler, T9S harus

    dipertahankan pada batas '$? cm "24 karena kelebihan cairan

    intravaskular dapat memperberat edema intertitial terutama pada

     jaringan paru.

    $ *iuresis

    &erupakan indeks aliran darah viseral yang baik terutama alirandarah ginjal. *iuresis harus dipertahankan minimal 7,; ml.kg=jam.

    $ ain$lain

    !eberhasilan resusitasi juga dapat ditunjukkan dengan perbaikan

    tingkat kesadaran dan perfusi perifer. Gntuk itu umumnya

    digunakan indikator klinis termasuk #nalisis /as *arah (#/*),

     pengukuran curah jantung, dan konsumsi oksigen yang hanya

    dapat dilakukan di rumah sakit besar.1,2,<

    16

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    17/29

    2. Tanda$tanda kegagalan resusitasi

    $ T9S dan diuresis yang meningkat di atas normal. "al ini

    menunjukkan kelebihan cairan intra vaskular dan harus segera

    dikurangi.

    $ T9S dan diuresis masih di bawah normal. "al ini menunjukkan

    kekurangan cairan intra vaskular dan perlu ditambah.

    $ T9S meningkat, diuresis menurun. Perlu mengukur T%!P dan

    curah jantung untuk penentuan terapi lebih lanjut.1,2,<

    '. :valuasi terapi

    :valuasi yang penting adalah kontinuitas pengamatan parameter 

    fisiologik sebagaimana yang telah dianjurkan terdahulu. Tambahan

    evaluasi antara lain1,2,<

    $ Pengukuran tekanan darah, frekuensi nadi, dan pernapasan tiap 1;$

    '7 menit.

    $ Pengukuran keseimbangan pemasukan dan pengeluaran cairan.

    0ngat bahwa syok berat atau berlanjut sering disertai nekrosis

    tubular akut dan kegagalan ginjal.

    2.;.2 Syok 4bstruktif 

    5esusitasi volume akan memperbaiki pengisian ventrikel,

    dibutuhkan agen inotropik untuk meningkatkan cardiac output .

    Selanjutnya terapi definif adalah intervensi operatif. Penyebab syok 

    obstruktif harus diidentifikasi dan segera dihilangkan.

    a. Pericardiocentesis atau pericardiotomi untuk tamponade jantung. b. *ekompressi jarum atau pipa thoracostomy atau keduanya pada

     pneumothoraC tension.

    c. *ukungan ventilasi dan jantung, mungkin thrombolisis, dan mungkin

     prosedur radiologi intervensional untuk emboli paru.<

    2.;.' Syok !ardiogenik 

    Tujuan utama adalah memperbaiki fungsi miokardium dan

    sirkulasi. %ila Cardiac utput (-4)*  Blood ressure (%P)*  Sistemic

    Vascular %esistance (S95)+  beri dobutamine ;Ig=kg=min. Pada keadaan

    17

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    18/29

    tekanan darah sangat rendah harus diberikan obat yang berefek inotropik 

    dan vasopresor yaitu nor$ epinephrine.<

    a. 4ptimalkan prabeban dengan infus cairan. Gntuk mencegah kelebihan

    cairan dan udem paru perlu dilakukan monitoring T9S atau T%!P. b. 4ptimalkan kontraktilitas jantung dengan inotropes sesuai keperluan,

    seimbangkan kebutuhan oksigen jantung. *apat dipakai dobutamin,

    amrinone dan obat vasoaktif lain.

    c. Sesuaikan pasca beban untuk memaksimalkan -4. *apat dipakai

    vasokonstriktor bila pasien hipotensi dengan S95 rendah. Pasien syok 

    kardiogenik mungkin membutuhkan vasodilatasi untuk menurunkan

    S95, tahanan pada aliran darah dari jantung yang lemah. *apat

    dipakai nitroprusside dan nitroglycerin.d. *iberikan diuretik bila jantung dekompensasi.

    e. !ateterisasi arteri pulmonal  dianjurkan dipasang untuk penunjuk 

    terapi.

    f. Penyakit jantung yang mendasari harus diidentifikasi dan diobati.

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    19/29

    untuk meningkatkan curah jantung meliputi resusitasi cairan untuk 

    meningkatkan  preload , pemberian inotropik untuk memperbaiki

    kontraktilitas jantung, serta pemberian vasopresor (atau vasodilator) untuk 

    optimalisasi afterload . !onten oksigen arterial dapat ditingkatkan dengan

    transfusi acked %ed Cell   (P5-) dan meningkatkan Sa42 dengan terapi

    oksigen.A

    /ambar 1. #logaritme Penatalaksanaan Syok SepsisA

    2.;.; Syok #nafilaktik 

    Tujuan utama adalah 1. mencegah efek mediator dengan menghambat

    sintesis dan pelepasan mediator serta blokade receptor, 2. &engembalikan fungsi

    organ dan perubahan patofisiologi akibat mediator. Prioritas tindakan utama

    adalah membebaskan jalan nafas dan memelihara ventilasi adekuat akibat adanya

    obstruksi jalan nafas. Tindakan invasif seperti intubasi endotrakeal dan

    cricothyroidotomy  atau tracheostomy  dapat dilakukan. !eadaan hipovolemi

    diatasi dengan cairan koloid atau kristaloid sekaligus memperbaiki keadaan

    asidosis.<

    a. "entikan obat=identifikasi obat yang diduga menyebabkan reaksi

    anafilaksis.

     b. TorniFuet, pasang torniFuet di bagian proksimal daerah masuknya obat

    atau sengatan hewan. longgarkan torniFuet 1$2 menit tiap 17 menit.

    c. Posisi, tidurkan dengan posisi kaki dinaikkan '7$37o. %ila pasien tidak 

    sadar lakukan manuver tripel.

    19

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    20/29

    d. Pemasangan jalur intravena.

    e. "enti nafas=jantung lakukan 5esusitasi Dantung Paru (5DP).

    f. Pemasangan pipa endotrakea=trakeostomi=krikotiotomi.

    g. Persiapan defibrilator.

    h. #drenalin (epinefrin) atau noradrenalin (norepinefrin) dengan dosis

    $ 0ntravena adrenalin '$;ml larutan 117.777 (7,'$7,; mg) 09.

     +oradrenalin 7,1 ml=kg%% larutab 117.777 09.

    $ 0ntramuskular=subkutan adrenalin 7,'$7,; ml larutan 117.777

    (7,'$7,; mg) im=sk. +oradrenalin 7,71 ml=kg%% larutan 11777

    im=sk.*osis ulangan sesuai keperluan, setiap ;$17 menit.

    i. #minofilin

    Gntuk bronkospasme yang tidak dapat diatasi oleh adrenalin. *osis awal ;

    mg=kg%% diberikan selama 1;$27 menit (diencerkan dalam 27 ml

    dekstrosa ;8). *osis pemeliharaan 7,< mg=kg%%=jam.;,<

    2.;.< Terapi -airan

    Secara sederhana, tujuan dari terapi cairan dibagi atas resusitasi untuk 

    mengganti kehilangan cairan akut dan rumatan untuk mengganti

    kebutuhan harian. Gntuk mempertahankan keseimbangan cairan maka

    input cairan harus sama untuk mengganti cairan yang hilang. -airan itu

    termasuk air dan elektrolit. Tujuan terapi cairan bukan untuk 

    kesempurnaan keseimbangan cairan, tetapi penyelamatan jiwa dengan

    menurunkan angka mortalitas.1,2

    Gmumnya terapi cairan yang dapat diberikan berupa cairan kristaloid

    dan koloid atau kombinasi keduanya. -airan kristaloid adalah cairan yang

    mengandung air, elektrolit dan atau gula dengan berbagai campuran.

    -airan ini bisa isotonik, hipotonik, dan hipertonik terhadap cairan plasma.

    Sedangkan cairan koloid yaitu cairan yang berat molekul nya tinggi.1,2,<

    $ai%an #%istaloid

    a. -airan "ipotonik 

    2)

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    21/29

    -airan ini didistribusikan ke ekstraseluler dan intraseluluer.

    4leh karena itu penggunaannya ditujukan kepada kehilangan cairan

    intraseluler seperti pada dehidrasi kronik dan pada kelainan

    keseimbangan elektrolit terutama pada keadaan hipernatremi yang

    disebabkan oleh kehilangan cairan pada diabetes insipidus. -airan ini

    tidak dapat digunakan sebagai cairan resusitasi pada kegawatan.

    -ontohnya deCtrosa ;8.

     b. -airan 0sotonik 

    -airan isotonik terdiri dari cairan garam faali (+a-l 7,A8),

    ringer laktat dan plasmalyte. !etiga jenis cairan ini efektif untuk 

    meningkatkan isi intravaskuler yang adekuat dan diperlukan jumlah

    cairan ini 3C lebih besar dari kehilangannya. -airan ini cukup efektif 

    sebagai cairan resusitasi dan waktu yang diperlukanpun relatif lebih

     pendek dibanding dengan cairan koloid.

    c. -airan "ipertonik 

    -airan ini mengandung natrium yang merupakan ion

    ekstraseluler utama. 4leh karena itu pemberian natrium hipertonik 

    akan menarik cairan intraseluler ke dalam ekstra seluler. Peristiwa ini

    dikenal dengan infus internal. *isamping itu cairan natrium hipertonik 

    mempunyai efek inotropik positif antara lain mevasodilatasi pembuluh

    darah paru dan sistemik. -airan ini bermanfaat untuk luka bakar 

    karena dapat mengurangi edema pada luka bakar, edema perifer dan

    mengurangi jumlah cairan yang dibutuhkan, contohnya +a-l '8.1,2,<

    %eberapa contoh cairan kristaloid1,2,<

    a. 5inger aktat (5)

    arutan yang mengandung konsentrasi +atrium 1'7 m:F=,

    !alium 3 m:F=l, !lorida 17A m:F=l, !alsium ' m:F=l dan aktat 2?

    m:F=. aktat pada larutan ini dimetabolisme di dalam hati dan

    sebagian kecil metabolisme juga terjadi dalam ginjal. &etabolisme ini

    akan terganggu pada penyakit yang menyebabkan gangguan fungsi

    hati. aktat dimetabolisme menjadi piruvat kemudian dikonversi

    menjadi -42 dan "24 (?78 dikatalisis oleh enim piruvat

    21

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    22/29

    dehidrogenase) atau glukosa (278 dikatalisis oleh piruvat

    karboksilase). !edua proses ini akan membentuk "-4'.

    Sejauh ini 5inger aktat masih merupakan terapi pilihan karena

    komposisi elektrolitnya lebih mendekati komposisi elektrolit plasma.

    -airan ini digunakan untuk mengatasi kehilangan cairan ekstra seluler 

    yang akut. -airan ini diberikan pada dehidrasi berat karena diare murni

    dan demam berdarah dengue. Pada keadaan syok, dehidrasi atau *SS

     pemberiannya bisa diguyur.

     b. 5inger #setat

    -airan ini mengandung +atrium 1'7 m:F=l, !lorida 17A

    m:F=l, !alium 3 m:F=l, !alsium ' m:F=l dan #setat 2? m:F=l. -airan

    ini lebih cepat mengoreksi keadaan asidosis metabolik dibandingkan

    5inger aktat, karena asetat dimetabolisir di dalam otot, sedangkan

    laktat di dalam hati. aju metabolisme asetat 2;7 377 m:F=jam,

    sedangkan laktat 177 m:F=jam. #setat akan dimetabolisme menjadi

     bikarbonat dengan cara asetat bergabung dengan ko$enim # untuk 

    membentuk asetil ko$#., reaksi ini dikatalisis oleh asetil ko$# sintetase

    dan mengkonsumsi ion hidrogen dalam prosesnya. -airan ini bisa

    mengganti pemakaian 5inger aktat.

    c. /lukosa ;8, 178 dan 278

    arutan yang berisi *eCtrosa ;7 gr=liter , 177 gr=liter , 277

    gr=liter.A /lukosa ;8 digunakan pada keadaan gagal jantung

    sedangkan /lukosa 178 dan 278 digunakan pada keadaan

    hipoglikemi , gagal ginjal akut dengan anuria dan gagal ginjal akut

    dengan oliguria .d. +a-l 7,A8

    -airan fisiologis ini terdiri dari 1;3 m:F= +atrium dan 1;3

    m:F= !lorida, yang digunakan sebagai cairan pengganti dan

    dianjurkan sebagai awal untuk penatalaksanaan hipovolemia yang

    disertai dengan hiponatremia, hipokloremia atau alkalosis metabolik.

    -airan ini digunakan pada demam berdarah dengue dan renjatan

    kardiogenik juga pada sindrom yang berkaitan dengan kehilangan

    22

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    23/29

    natrium seperti asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal dan

    luka bakar. Pada anak dan bayi sakit penggunaan +a-l biasanya

    dikombinasikan dengan cairan lain, seperti +a-l 7,A8 dengan /lukosa

    ; 8.

    $ai%an Koloid

    Denis$jenis cairan koloid adalah1,2,<

    a. #lbumin

    Terdiri dari 2 jenis yaitu

    1. #lbumin endogen.

    #lbumin endogen merupakan protein utama yang dihasilkan

    dihasilkan di hati dengan berat molekul antara

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    24/29

    harganya pun lebih mahal dibanding dengan kristaloid.? arutan

    ini digunakan pada sindroma nefrotik dan dengue syok sindrom.

    '. ":S ("idroCy :thyl Starch)

    Senyawa kimia sintetis yang menyerupai glikogen. -airan

    ini mengandung partikel dengan berat molekul beragam dan

    merupakan campuran yang sangat heterogen.Tersedia dalam

     bentuk larutan

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    25/29

    efek diuretik ringan. Sebagian kecil dapat menembus membran

    kapiler dan masuk ke ruang intersisial dan sebagian lagi melalui

    sistim limfatik kembali ke intravaskuler.

    Pemberian deCtran untuk resusitasi cairan pada syok dan

    kegawatan menghasilkan perubahan hemodinamik berupa

     peningkatan transpor oksigen. -airan ini digunakan pada penyakit

    sindroma nefrotik dan dengue syok sindrom. !omplikasi antara

    lain payah ginjal akut, reaksi anafilaktik dan gangguan pembekuan

    darah.

    ;. /elatin

    -airan ini banyak digunakan sebagai cairan resusitasi

    terutama pada orang dewasa dan pada bencana alam. Terdapat 2

     bentuk sediaan yaitu

    ( &odified luid /elatin (&/)

    ( Grea %ridged /elatin (G%/)

    !edua cairan ini punya berat molekul ';.777. !edua jenis gelatin

    ini punya efek volume expander   yang baik pada kegawatan.

    !omplikasi yang sering terjadi adalah reaksi anafilaksis.

    Pemilihan cairan sebaiknya berdasarkan atas status hidrasi pasien,

    konsentrasi elektrolit dan kelainan metabolik yang ada. Terapi awal pasien

    hipotensif adalah cairan resusitasi dengan memakai 2 liter larutan isotonis

    5inger aktat.2,<

    Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting untuk syok 

    hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara 09 akan

    memperbaiki volume darah yang bersirkulasi, menurunkan viskositas

    darah, dan meningkatkan alirah darah vena sehingga memperbaiki curah

     jantung. arutan parenteral pada syok hipovolemik diklasifikasi berupa

    cairan kristaloid, koloid, dan darah. -airan kristaloid cukup baik untuk 

    terapi syok hipovolemik. !euntungan cairan kristaloid antara lain mudah

    tersedia, murah, mudah dipakai, tidak menyebabkan reaksi alergi, dan

    sedikit efek samping. !elebihan cairan kristaloid pada pemberian dapat

    25

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    26/29

     berlanjut dengan edema seluruh tubuh sehingga pemakaian berlebih perlu

    dicegah. 2,<

    Pada syok obstruktif manajemen bertujuan untuk menghilangkan

    sumbatan. Pemberian cairan kristaloid isotonik dilakukan untuk 

    mempertahankan volume intravaskular, namun terapi definitifnya adalah

     pembedahan untuk mengatasi obstruksi yang terjadi.1,2

    Pada syok kardiogenik, terapi cairan yang terlalu cepat akan

     berakibat fatal karena akan meningkatkan beban kerja jantung yang

    selanjutnya akan membahayakan sirkulasi. Pada syok distributif, volume

    darah yang bersirkulasi tidak adekuat disebabkan oleh vasodilatasi perifer 

    sehingga terapi cairan tetap diperlukan. #pabila hipotensi tetap terjadi

    walaupun telah dilakukan terapi cairan yang cukup maka dibutuhkan

     pemberian vasopressor.1,2

    Terapi resusitasi cairan dinyatakan berhasil dengan menilai

     perbaikan outcome hemodinamik klinis seperti1,2

    1. P (mean arterial pressure) J

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    27/29

    27

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    28/29

    BAB III

    PENU'UP

    Syok merupakan suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi

    untuk memenuhi kebutuhan organ$organ di dalam tubuh. "al ini berhubungan

    dengan gangguan sirkulasi yang mengakibatkan tidak adekuatnya perfusi dan

    oksigenasi untuk mempertahankan metabolisme aerobik sel secara normal.

    Terdapat empat kategori umum syok yaitu syok hipovolemik, syok 

    kardiogenik, syok distributif dan syok obstruktif. Syok perlu didiagnosa dan

    diterapi secara dini, makin dini diketahui dan diberikan terapinya maka makin

     baik prognosanya.

    Pengenalan dan restorasi yang cepat dari perfusi adalah kunci pencegahan

    disfungsi organ$multipel dan kematian. Tujuan utama pengelolaan syok adalah

    mencapai normalisasi parameter hemodinamik melalui resusitasi dengan tujuan

    akhir adalah meningkatkan hantaran dan penggunaan oksigen oleh jaringan dan

    sel. Pengelolaan syok sesuai dengan kaidah basic life support dan advanced life

     support  dilanjutkan dengan dengan titik penekanan terapi pada karakteristik klinis

    masing$masing syok.

    28

  • 8/17/2019 1. Manajemen Syok

    29/29

    DA('A) PUS'AKA

    1. /utierre /, 5eines "*, Bulf$/utierre &:. -linical review hemorrhagic

    shock. Crit Care. 2773 4ct. ?(;)'>'$?1.2. Bilson &, *avis *P, -oimbra 5. *iagnosis and monitoring of hemorrhagic

    shock during the initial resuscitation of multiple trauma patients a review.  4 

     merg Med . 277' &ay. 23(3)31'$22.

    '. -how D, %aker !, and %igatello &. "ypotension and shock in critical care

    handbook of the &assachusetts, 'th :dited by, ippincott Billiam K

    BilkinsLp.13;1;?.

    3. -andido !.*, 1AA